ANALISA PENERAPAN SAK ETAP PADA PT AMAN INVESTAMA PERIODE 2010-2011 Taryani Universitas Bina Nusantara Jalan Salam 3 No. 38-39, Sukabumi Utara - Jakarta Barat 11540 085775961936
[email protected]
ABSTRACT This research was influenced by lacked understanding companies in applying the standards with generally accepted accounting, especially for Accounting standards Financial Entity Without any Public Accountability (SAK ETAP). The purpose of this research is to draw up the application SAK ETAP for entities that generally wanted to apply financial accounting standards. Research method used is descriptive qualitative research. This Research using primary data that is taken directly from Aman Investama corporation which is an entity without any public accountability, which is engaged in agribusiness who still has a status as a term pre-operation. During this time, companies prepare financial statements only for the internal use. Standard that followed in making a report financial is a mixture of PSAK General and non-PSAK. After applying the SAK ETAP considered as accounting standards in the company, it can be concluded that in implementing SAK ETAP there are a few steps that have to be followed entities like : compare accounting treatment that followed by the company with provisions of the SAK ETAP, classify assets, liabilities, and components in equity based on SAK ETAP and apply SAK ETAP in measuring all assets and liabilities are recognized. The accounting principles are in accordance with SAK ETAP should be continued consistently. (T) Keywords: Accounting standards Financial Entity Without any Public Accountability, SAK ETAP, The application SAK ETAP, Financial reporting
1
ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang pahamnya perusahaan dalam menerapkan standar akuntansi yang berlaku umum, khusunya Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Tujuan penelitian ini adalah menyusun penerapan SAK ETAP bagi entitas yang berlaku umum,
ingin menerapkan standar akuntansi keuangan tersebut. Metode penelitian yang
digunakan bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari PT Aman Investama yang merupakan entitas tanpa akuntabilitas publik yang bergerak dalam bidang agribisnis yang masih berstatus pra operasi. Selama ini perusahaan menyusun laporan keuangan hanya untuk digunakan pihak internal. Standar yang diikuti dalam menyusun laporan keuangan adalah campuran antara PSAK Umum dan non-PSAK. Setelah menerapkan SAK ETAP sebagai standar akuntansi pada perusahaan, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam menerapkan SAK ETAP terdapat beberapa langkah yang harus diikuti entitas seperti; membandingkan perlakuan akuntansi yang diikuti oleh perusahaan dengan ketentuan dalam SAK ETAP, mengklasifikasikan aset, kewajiban, dan komponen ekuitas berdasarkan SAK ETAP dan menerapkan SAK ETAP dalam pengukuran seluruh aset dan kewajiban yang diakui. Prinsip akuntansi yang sudah sesuai dengan SAK ETAP harus dilanjutkan secara konsisten.
Kata Kunci: Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik, SAK ETAP, Penerapan SAK ETAP, Pelaporan Keuangan
PENDAHULUAN Dunia usaha akan terus berkembang diikuti dengan semakin berkembangnya teknologi dan informasi, yang akan mempengaruhi pula ketentuan-ketentuan yang mengatur segala aktivitas yang ada agar aktivitas perusahaan berjalan dengan baik. Selain itu, masa yang akan datang adalah masa yang penuh dengan ketidakpastian, maka dari itu setiap perusahaan dituntut 2
agar dapat menghadapi perubahan-perubahan kondisi yang akan terjadi nanti di perusahaan termasuk dalam hal penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Di dalam akuntansi keuangan dikenal adanya standar yang harus dipatuhi dalam pembuatan laporan keuangan. Standar tersebut diperlukan karena banyaknya pengguna laporan keuangan. Jika tidak terdapat standar, perusahaan dapat saja menyajikan laporan keuangan yang mereka miliki sesuai dengan kehendak mereka sendiri. Standar ini mengatur mengenai penyajian dan pengungkapan laporan keuangan agar laporan keuangan yang disusun tersebut dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan dari penyajian dan pengungkapan laporan keuangan di perusahaan ialah untuk membantu manajemen dalam mengendalikan operasional perusahaan dan mengambil keputusan-keputusan bisnis yang tepat. Penyajian dan pengungkapan laporan keuangan tersebut untuk memenuhi ketentuan-ketentuan pemerintah sebagai regulator, pelanggan dan lembaga keuangan seperti Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Rumusan masalah yang diajukan dalam penulisan ini Bagaimana penerapan SAK ETAP swbagai standar penyusunan laporan keuangan perusahaan dan apa pengaruh dari penerapan SAK ETAP pada laporan keuangan perusahaan.
METODE PENELITIAN Pengumpulan data ini didalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan sebagai upaya memahami situasi tertentu dalam bentuk penelitian studi kasus, yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi lembaga atau gejala tertentu. Jenis penelitian kualitatif ini adalah deskriptif, yang selanjutnya disebut sebagai penelitian deksriptif kualitatif, artinya bahwa penelitian ini bermaskud melakukan penyelidikan dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagai mana adanya. Jenis data yang digunakan didalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik sebagai berikut : Riset kepustakaan, merupakan data-data yang dikumpulkan dari buku-buku maupun literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini. Riset lapangan, mengadakan penelitian langsung ke perusahaan yang menjadi lokasi penelitian.
HASIL DAN BAHASAN SAK ETAP diperuntukan bagi entitas tanpa akuntabilitas publik, yakni entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan, dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. Pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelola usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. (IAI: 2010) Laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan SAK ETAP menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, dan arus kas perusahaan, serta aktivitas kinerja perusahaan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengguna atas kebutuhan mereka atas informasi tertentu, misalnya diberikan kepada pemilik, penyandang dana, dan bank. 3
Menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu. Pos-pos yang terkait minimal mencakup kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain, persediaan, properti investasi, aset tetap, aset tidak berwujud, utang usaha dan utang lainnya, aset dan kewajiban pajak, kewajiban diestimasi, dan ekuitas. Namun urutan dan format pos tidak ditentukan oleh SAK ETAP. Laporan laba rugi suatu periode menunjukkan kinerja keuangan perusahaan selama periode tertentu. Pos-pos yang terkait minimal mencakup pendapatan, beban, bagian laba atau rugi investasi dengan metode ekuitas, dan laba rugi bersih. Terdapat dua jenis analisa beban, yaitu analisa beban menggunakan sifat beban, serta analisa beban menggunakan fungsi beban. Namun SAK ETAP lebih menunjukkan entitas untuk menggunakan analisa fungsi beban. Laporan perubahan ekuitas menyajikan: laba atau rugi tahun berjalan, pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan, dan rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir periode dari komponen ekuitas. Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan dan praktik tertentu yang diterapkan oleh suatu entitas dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya. Jika SAK ETAP mengatur transaksi, kejadian atau keadaan lainnya secara spesifik, maka entitas harus menerapkan sesuai dengan SAK ETAP. Namun, jika dampak yang ditimbulkan tidak material maka entitas diperbolehkan untuk tidak mengikuti persyaratan dalam SAK ETAP. Jika terdapat transaksi, peristiwa yang tidak diatur spesifik dalam SAK ETAP, maka manajemen dapat menggunakan PSAK-IFRS dalam mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi agar menghasilkan informasi yang relevan bagi pemakai untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi dan andal yaitu dalam laporan keuangan yang pertama Menyajikan laporan keuangan dengan jujur terhadap posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas dari suatu entitas, yang pertama Netral yaitu bebas dari bias, yang kedua Mencerminkan kehati-hatian dan yang ketiga Bersikap lengkap dalam semua hal yang material. Entitas harus menetapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan SAK ETAP. Kebijakan akuntansi yang diterapkan harus konsisten. Perubahan kebijakan akuntansi dapat dilakukan jika diminta oleh SAK ETAP dan atau menghasilkan informasi yang andal dan lebih relevan. (Sugiarto: 2010) Perubahan kebijakan akuntansi dilakukan sesuai persyaratan SAK ETAP dan atau secara retrospektif. Perubahan retrospektif adalah adalah suatu penerapan kebijakan akuntansi baru untuk transaksi, peristiwa, dan kondisi lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan. Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, atau untuk disewakan ke pihak lain untuk tujuan administratif dan dapat digunakan lebih dari satu periode. Suatu benda diakui sebagai aset jika memenuhi prinsip pengakuan. Pada saat perolehan, aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan. Beban penyusutan diakui dalam laporan laba rugi kecuali sebagai bagian perolehan aset. Beban penyusutan dihitung berdasarkan alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan selama umur manfaat. SAK ETAP tidak mengatur tentang nilai sisa. Metode penyusutan yang diperbolehkan oleh SAK ETAP adalah metode garis lurus, saldo menurun dan metode jumlah unit produksi. Metode penyusutan yang digunakan harus mencerminkan ekspektasi pola penggunaan manfaat ekonomi masa depan aset tetap. Aset tetap dihentikan pengakuannya pada 4
saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomi di masa depan yang diekspektasi dari penggunaan atau pelepasannya. SAK ETAP mewajibkan entitas agar mengakui biaya perolehan aset tetap sebagai aset tetap jika ada manfaat ekonomi masa depan dan nilainya dapat diukur dengan andal. SAK ETAP juga mewajibkan entitas untuk mengukur aset tetap setelah pengakuan awal pada biaya perolehan dikurang akumulasi penyusutan. Informasi mengenai aset tetap yang terdiri dari dasar pengukuran, metode penyusutan, umur manfaat, dan akumulasi penyusutan harus diungkapkan oleh entitas, serta mewajibkan entitas untuk mencatat tanah dan bangunan secara terpisah, meskipun tanah dan bangunan itu diperoleh bersamaan. Karena tanah dan bangunan adalah aset yang dapat dipisahkan. Pendapatan dapat diperoleh dari penjualan barang, penyedia jasa, kontrak kontruksi dan penggunan aset oleh pihak lain yang menghasilkan dividen, bunga atau royalti. Pendapatan diukur pada nilai wajar atas pembayaran diterima atau masih harus diterima setelah diskon dan potongan apabila ada. Pertukaran barang atau jasa yang sejenis dan bernilai sama tidak diakui sebagai penapatan. SAK ETAP juga mewajibkan entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai wajar atas pembayaran yang diterima dan masih harus diterima serta entitas harus mengungkapkan akuntansi mengenai pendapatan yang terdiri dari kebijakan akuntansi terkait, pengakuan pendapatan dan jumlah setiap kategori pendapatan yang diakui. Imbalan kerja adalah semua bentuk imbalan yang diberikan oleh entitas sebagai pertukaran atas jasa yang diberikan oleh pekerja termasuk juga direktur dan manajemen. Imbalan kerja jangka pendek meliputi upah, gaji, iuran jaminan sosial. SAK ETAP mewajibkan entitas mengungkapkan kebijakan akuntansi imbalan kerja apakah termasuk iuran pasti atau imbalan pasti. Selain itu entitas juga wajib mengungkapkan beban imbalan kerja yang diakui setiap periode berjalan. Pajak penghasilan diakui berdasarkan kewajiban pajak periode berjalan dan periode sebelumnya yang belum dibayar. Jika terdapat kelebihan atas pembayaran pajak maka diakui sebagai aset. SAK ETAP tidak mengatur tentang pajak tangguhan. SAK ETAP mewajibkan entitas mengakui, mengukur, dan mengungkapkan kewajiban pajak periode berjalan dan periode sebelumnya yang belum di bayar di dalam laporan laba rugi perusahaan. Laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Namun apabila entitas dapat menggunakan mata uang lain sepanjang memenuhi sebagai mata uang fungsional, hal tersebut diperbolehkan, dengan ketentuan yang pertama Mata uang pencatatan harus sama dengan mata uang pelaporan, yang kedua Mata uang fungsional harus sesuai dengan indicator arus kas, indikator harga jual, indikator biaya. Laporan keuangan harus disajikan kembali jika entitas merubah mata uang pelaporan.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dan pengamatan yang telah disajikan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut, yang pertama PT Aman Investama mampu menerapkan SAK ETAP secara prospektif dan sebelumnya telah menyusun laporan keuangan. Oleh karena itu cara menerapkan SAK ETAP sebagai standar penyusunan laporan keuangan perusahaan adalah dengan Membuat laporan keuangan dengan mengklasifikasikan pos-pos yang terkait dalam penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan ketentuan SAK ETAP, dan Setelah laporan keuangan PT Aman Investama selesai dibuat sesuai dengan ketentuan- ketentuan SAK ETAP, maka diperoleh gambaran yang jelas tentang siklus akuntansi PT Aman Investama serta pemahaman mengenai SAK ETAP dengan lebih baik. Yang kedua Pengaruh dari penerapan SAK ETAP pada laporan 5
keuangan perusahaan PT Aman Investama adalah PT Aman Investama memiliki laporan keuangan yang formal dan dapat diakui standar akuntansinya sehingga dapat digunakan dan dimengerti oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran bahwa perusahaan perlu mempertimbangkan ulang mengenai prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan. Pada prinsip akuntansi PT Aman Investama yang digunakan sekarang, masih terdapat kesalahan pencatatan sehingga membuat laporan keuangan menjadi kurang sesuai dengan standar yang berlaku. REFERENSI Damayanti Dian. 2009. Pengantar Akuntansi (Adaptasi Indonesia). Jakarta: Salemba Empat. Fraser, L. M. (2008). Memahami Laporan Keuangan (edisi 7). Jakarta: PT Indeks. Harahap, S. S. (2010). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan (edisi 4). Jakarta: Rajagrafindo Persada. Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP). http://www.iaiglobal.or.id/referensi/detail.php?catid=&id=56 diakses tanggal 23 Maret 2013. Setyonugroho, T. 2010. Application of Standar Akuntansi untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) in PT Tata Cipta Swara. Tesis S1 Tidak dipublikasikan, Universitas Binus International, Jakarta. Sugiarto, D. P. 2010. Perlakuan Akuntansi Yang Sesuai Dengan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP) Dalam Rangka Untuk Mendukung Kewajaran Laporan Keuangan UD MX Di Surabaya. Tesis S1 Tidak dipublikasikan, Universitas Surabaya, Surabaya. Undang-undang Republik Indonesia no. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Kecil, Mikro dan Menengah. Wahyu Maulani (2010). Pengertian dan Penjelasan Dasar Akuntansi –Definisi, Arti, Fungsi,dan Kegunaan/Belajar Ilmu Akuntansi /Accounting.organisasi.org. http://wahyumaulani.blogdetik.com/. Diakses pada tanggal 24 April 2013. Warren S. Carl James M. Reeve dan Philip E. Fees. 2005. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Weygandt, J. J., D. E. Kieso, and P. D. Kimmel, 2011. Financial Accounting IFRS Edition. New York: John Willey & Sons Inc. Wirahardja, R. I. dan Wahyuni, E. T. 2009. Perbedaan SAK ETAP Dengan PSAK. Majalah Akuntan Indonesia, edisi No.19/Tahun III/Agustus 2009 (h. 35-37). RIWAYAT PENULIS
Taryani, lahir di Sukabumi, 8 Agustus 1992. Penulis menamatkan Pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara, Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi.
6
7