ISSN: 2407-2680
ANALISA PENERAPAN DISIPLIN KERJA DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA GUNA MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP TERPADU DARUR ROJA’ SRENGAT Triyas Puji Lestari Rony Ika Setiawan STIE Kesuma Negara Blitar Abstrak : Suatu instansi pendidikan dalam mencapai tujuan sangat dipengaruhi oleh peran sumber daya manusia yaitu kinerja para pendidik atau guru yang diukur dari kemampuan berkembang mengikuti perubahan teknologi dan pengetahuan yang begitu cepat. Untuk meningkatkan kinerja guru agar dapat memberikan hasil yang maksimal dalam suatu organisasi instansi perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya diantaranya seperti kedisiplinan seorang guru dan kondisi lingkungan kerja pada saat mereka bekerja. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa penerapan disiplin kerja dan pengelolaan lingkungan kerja untuk meningkatkan kinerja guru dalam suatu instansi pendidikan. Populasi yang diambil adalah 25 orang maka yang digunakan sebagai sampel yaitu 24 orang. Penelitian ini dilakukan di SMP Terpadu Darur Roja’ Srengat dan merupakan jenis penelitian diskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode observasi, dokumentasi, wawancara dan kuesioner sehingga memperoleh hasil bahwa kinerja guru sangat dipengaruhi oleh kedisiplinan dari diri sendiri dalam bekerja dan juga faktor lingkungan dimana seorang guru tersebut bekerja. Penelitian ini dianalisa dengan memberikan kuesioner menggunakan skala likert. Hasil perhitungan kuesioner kemudian dianalisia menggunakan regresi berganda kemudian menghasilkan kesimpulan bahwa penerapan pemberian sanksi yang tepat dan harus dipatuhi kepada setiap guru yang melanggar perlu dijalankan dengan baik dan konsisten. Dari hasil observasi menemukan kebanyakan guru yang belum maksimal dalam mengelola kelas masih kurang sehingga belum tercipta suasana yang kondusif dikelas dan proses pembelajaran yang menyenangkan. Banyak guru yang belum paham dalam memanfaatkan media pendidikan sehingga hasil dalam meyalurkan materi pelajaran kepada siswa belum maksimal, selain itu guru tidak memberikan model metode pembelajaran sehingga terjadi kejenuhan dalam diri siswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.Pengelolaan lingkungan kerja di suatu organisasi instansi pendidikan baik lingkungan kerja fisik maupun lingkungan kerja non fisik harus mengutamakan kenyamanan pegawainya maka kinerja guru akan terlihat perubahannya dengan lebih mengutamakan tanggung jawab dalam menerapkan kemampuannya untuk menghasilkan kinerja yang baik dan maksimal. Kata Kunci : Disiplin Kerja, Lingkungan Kerja, Kinerja. PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu proses membentuk manusia yang berkualitas baik pemikiran maupun sikap. Suatu instansi pendidikan dalam mencapai tujuan sangat dipengaruhi oleh peran sumber daya manusia yaitu kinerja para pendidik atau guru yang diukur dari kemampuan berkembang mengikuti perubahan teknologi dan pengetahuan yang begitu cepat terjadi. Dalam pencapaian tujuan organisasi, seorang pemimpin atau atasan beserta pegawai dituntut harus
403
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 3 (2015) memiliki sikap disiplin kerja yang tinggi untuk bekerja lebih efektif serta didukung dengan kondisi lingkungan kerja yang nyaman, fasilitas teknologi yang memadai dan manajemen kinerja yang baik sehingga dapat mencapai tujuan tersebut. Dalam usaha meningkatkan kinerja guru agar dapat memberikan dampak positif perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya diantaranya, seperti kedisiplinan seorang guru pada saat mereka bekerja dan kondisi lingkungan kerja pada saat mereka bekerja. Peran seorang guru didalam sekolah sangat penting, seorang guru harus profesional dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik dengan cara memperbaiki kedisiplinannya untuk lebih tepat waktu dan cepat tanggap dalam bekerja melalui penguasaan kompetensi dalam menyelesaikan pekerjaan. Selain faktor disiplin kerja, lingkungan kerja tempat seorang guru bekerja juga perlu diperhatikan dalam usaha meningkatkan kinerjanya. Lingkungan kerja suatu instansi pendidikan merupakan kondisi utama dimana para guru membutuhkan lingkungan kerja yang memadai seperti tata ruang kantor yang nyaman, lingkungan yang bersih, suasana kerja yang tenang, hubungan baik antara sesama karyawan serta hubungan antara guru dengan Kepala Sekolah. Kinerja yang tinggi dibutuhkan adanya peningkatan kerja yang optimal dan mampu mengelola potensi sumber daya manusia yang dimiliki oleh guru untuk mencapai tujuan organisasi. Suatu organisasi perlu memperhatikan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kinerja para pegawai. Dalam hal ini diperlukan adanya peran organisasi pendidikan dalam meningkatkan disiplin kerja guru dan menciptakan lingkungan kerja untuk mendorong terciptanya sikap dan tindakan yang profesional dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan bidang dan tanggung jawab masing-masing untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas. Pada pengamatan di SMP Terpadu Darur Roja’ Srengat permasalahan yang terlihat adalah kedisiplinan sebagian guru yang sering terlambat saat masuk kelas, berada diluar kelas pada saat jam mengajar dan datang ke sekolah di waktu jam mengajar saja. Tata ruang kerja guru yang sempit sehingga jumlah guru tidak seimbang dengan luas ruangan menimbulkan keadaan suhu ruangan yang panas dan lembab yang berakibat pada kegiatan bekerja guru di dalam ruangan menjadi kurang nyaman. Ketidakdisiplinan guru dengan kondisi lingkungan kerja yang kurang nyaman dalam penyelesaian pekerjaan terkadang tidak dapat terselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah dan permasalahan yang terjadi maka dapat dirumuskan yaitu “Bagaimana penerapan disiplin kerja dan pengelolaan lingkungan kerja guna meningkatkan kinerja guru di SMP Terpadu Darur Roja’ Srengat?”. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa penerapan disiplin dan pengelolaan lingkungan kerja guna meningkatkan kinerja guru di SMP Terpadu Darur Roja’ Srengat.
404
ISSN: 2407-2680
Kegunaan Penelitian 1. Bagi Peneliti Untuk menambah referensi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang manajemen sumber daya manusia khususnya yang berhubungan dengan penerapan disiplin kerja dan pengelolaan lingkungan kerja guna meningkatkan kinerja guru. 2. Bagi Pihak Instansi Diharapkan untuk dapat memberikan bahan pertimbangan, saran bermanfaat yang berkaitan dengan penerapan disiplin kerja dan pengelolaan lingkungan kerja yang digunakan untuk meningkatkan kinerja guru. 3. Bagi Pihak Akademisi Untuk membantu pembelajaran dan pengaplikasian ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia yang berkaitan dengan penerapan disiplin kerja dan pengelolaan lingkungan kerja guna meningkatkan kinerja guru. LANDASAN TEORI Penelitian Terdahulu Di bawah ini merupakan hasil penelitian terdahulu yang peneliti kumpulkan untuk dapat digunakan sebagai referensi penelitian yaitu sebagai berikut : 1. Lutfiana Sari (2010) melakukan penelitian dengan judul Pentingnya Kedisiplinan Kerja Guna Meningkatkan Kinerja Karyawan Pada CV. Melati Group Srengat Blitar. Kesimpulan yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan kerja guna meningkatkan kinerja karyawan pada CV. Melati Group Blitar yaitu absensi, keterlambatan kerja, kesalahan kerja, tujuan dan kemampuan serta sanksi dan pelanggaran. 2. Erina Yulianti (2010) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Mardi Waluyo Blitar. Kesimpulan yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah terdapat adanya pengaruh yang signifikan antara variabel lingkungan kerja terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Mardi Waluyo Blitar. 3. Siti Badriyah (2011) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kedisiplinan Dan Pengalaman Kerja Terhadap Kinerja Guru Di SMP Negeri 1 Kademangan. Kesimpulan yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah terdapat adanya pengaruh kedisiplinan dan pengalaman kerja secara serentak terhadap kinerja guru di SMP Negeri 1 Kademangan. Kedisiplinan adalah variabel dominan dalam menentukan kinerja guru karena memiliki koefisien lebih tinggi dari pada pengalaman kerja. 4. Siti Supatmi (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kedisiplinan Terhadap Hasil Kerja Karyawan Pada Hotel Herlingga Jaya Blitar. Kesimpulan yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah absensi dan keterlambatan kerja adalah faktor yang merupakan indikator kedisiplinan memiliki hubungan yang kuat dan berlawanan dengan hasil kinerja yang artinya peningkatan absen kerja maupun keterlambatan akan diikuti dengan penurunan kinerja yang berakibat yaitu berpengaruh nyata terhadap hasil kinerja.
405
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 3 (2015) Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Rivai (2005:1) Manajemen Sumber Daya Manusia meliputi beberapa faktor yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Sedangkan menurut Nawawi (2006:50) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah proses mengelola dan mengatur tenaga kerja dengan memperlakukannya manusiawi agar kemampuan yang dimiliki dapat dikelola dengan maksimal sehingga dapat memberikan imbal balik kepada perusahaan. Nawawi juga menyimpulkan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia adalah salah satu cara pmengelola manusia dengan memberikannya penghargaan untuk dapat menghasilkan kinerja yang tinggi dan baik sehingga para tenaga kerja dapat semangat dalam bekerja dan lebih tepat waktu untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan. Dapat disimpulkan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia adalah manajemen yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja dalam sebuah organisasi. Pengaturan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan dan pemberhentian tenaga kerja dengan tujuan untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Disiplin Kerja Menurut Mangkunegara (129:2013) disiplin dalam bekerja dapat diartikan bahwa setiap karyawan sudah melaksanakan fungsi manajemen dalam setiap pekerjaanya ditempat ia bekerja. Sedangkan Menurut Siagian (2006:305) disiplin adalah bentuk pelatihan memperbaiki sikap dan perilaku untuk bekerja secara baik antar karyawan untuk meningkatkan prestasi kerja. Menurut Siagian (2006:305) terdapat dua jenis disiplin, yaitu: 1. Disiplin Prefentif Disiplin prefentif adalah usaha mendorong minat karyawan untuk mematuhi peraturan-peraturan kerja. 2. Disiplin Korektif Disiplin korektif adalah usaha yang mengarah kepada pemberian sanksi langsung oleh pimpinan untuk diteuskan kepada jabatan pimpinan yang lebih tinggi agar menghasilkan suatu keputusan akhir dalam pemberian sanksi. Menurut Fathoni (2006:173) Indikator-indikator kedisiplinan antara lain: a. Tujuan dan kemampuan b. Keteladanan seorang kepemimpinan c. Balas jasa d. Keadilan e. Waskat (Pengawasan Melekat) f. Sanksi hukuman g. Ketegasan h. Hubungan kemanusiaan Dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan merupakan fungsi yang terpenting dari Manajemen Sumber Daya Manusia. Karena semakin baik kedisiplinan yang dilaksanakan dan ditaati dengan konsisten oleh karyawan semakin tinggi maka hasil kerja dan prestasi kerja yang dicapainya semakin baik hasilnya. Kedisiplinan harus diterapkan dan dipatuhi dalam suatu organisasi karena kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam mencapai visi dan misi. 406
ISSN: 2407-2680
Lingkungan Kerja Menurut Nawawi (2006:37) pimpinan dan bawahan di lingkungan sebuah organisasi harus berusaha menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang kondusif agar karyawan bekerja dengan motivasi yang tinggi. Lingkungan kerja dibagi menjadi dua yaitu : 1. Lingkungan kerja fisik. Lingkungan kerja fisik mencakup beberapa faktor seperti ruangan kerja yang luas dan bersih, peralatan kerja yang memadai, ventilasi dan penerangan yang memenuhi persyaratan dan tersedia transportasi untuk melaksanakan tugas diluar ruang kerja. 2. Lingkungan kerja non fisik. Lingkungan kerja non fisik mencakup hubungan kerja antara sesama karyawan dan hubungan dengan pimpinan yang menyenangkan dan saling menghargai masing-masing sehingga timbul rasa nyaman dalam bekerja. Menurut Marimin dalam Nawawi (2006:68) lingkungan kerja merupakan sumber kesempatan maupun hambatan bagi manajemen pengembangan pengelolaan organisasi kerja. Menurut Mangkuprawira dalam Munandar, et. al. (2014:163) lingkungan kerja harus dikelola untuk menciptakan kondisis yang nyaman dan harmonis agar para klaryawan termotivasi untuk menggunakan keahlian dengan maksimal. Adapun indikator dari lingkungan kerja antara lain adalah: 1. Kebersihan tempat kerja. 2. Penerangan. 3. Suhu udara. 4. Kelengkapan fasilitas kerja. 5. Keamanan lingkungan kerja. 6. Hubungan antara pimpinan dengan bawahan serta antar sesama karyawan. Dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja seorang pegawai sangatlah perlu dikelola dengan baik. Karena lingkungankerja merupakan faktor utama pendukung kinerja seorang meliputi lingkungan yang bersih, nyaman, tidak bising dan memiliki fasilitas perlengkapan dan peralatan yang memadai. Kinerja Menurut Wibowo (2011:7) kinerja berasal dari pengertian kata perfomance yaitu hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja adalah tata cara melakukan pekerjaan dan hasil yang diperoleh dari suatu pekerjaan dalam mengemban suatu tanggung jawab individu dalam penyelesaiannya. Menurut Rivai dan Sagala (2010:548) kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap individu dalam bekerja sebagai prestasi kerja sesuai perananya didalam pekerjaan yang diberikan kepadanya oleh perusahaan tempat dia bekerja. Menurut Nawawi (2006:29) Peran serta para pimpinan dalam meningkatkan kinerja sumber daya manusia dilakukan dengan mengembangkan Kualitas Kehidupan Kerja (K.3) atau Quality of Work Life (QWL) yang positif dalam bekerja di setiap divisi kerja masing-masing individu. Ada dua versi QWL, yaitu : Kinerja merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya organisasi untuk mencapai visi dan misi sebuah organisasi. Indikator kinerja dalam melaksanakan pekerjaan di lingkungan sebuah organisasi instansi, yaitu: 1. Kuantitas hasil kerja yang dipenuhi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. 2. Kualitas hasil kerja yang dipenuhi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. 407
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 3 (2015) 3. Batas waktu untuk mencapai hasil kerja dalam stu periode waktu. 4. Kehadiran dalam kegiatan kerja selama hadir di tempat kerja. 5. Kemampuan bekerja sama dalam sebuah kelompok kerja tau tim. Dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja dalam suatu pekerjaan yang dapat dikatakan berhasil atau memiliki nilai tinggi apabila target kerja diselesaikan tepat waktu. Sebaliknya apabila hasil kerja dalam suatu pekerjaan dikatakan rendah ketika dalam proses penyelesaiannya melebihi jangka waktu yang telah ditentukan. Hubungan Penerapan Disiplin Kerja dan Pengelolaan Lingkungan Kerja Guna Meningkatkan Kinerja Guru Penerapan disiplin kerja dan pengelolaan lingkungan kerja terhadap kinerja guru memiliki hubungan yang sangat penting karena kedisiplinan guru mempengaruhi kinerjanya karena guru yang memiliki disiplin kerja yang tinggi tentu akan melaksanakan tanggung jawab atas pekerjaannya dengan baik dan maksimal tanpa diawasi atau mengulur-ulur waktu sehingga hasil pekerjaannya akan maksimal. Pengelolaan lingkungan kerja yang nyaman dan sehat akan meningkatkan kinerja guru karena para guru akan merasa bahwa dirinya mendapat perlindungan dan kenyamanan dalam bekerja. METODE PENELITIAN Definisi Operasional Variabel 1. Disiplin Kerja (X1) Disiplin yaitu suatu sikap yang harus ditaati guru terhadap peraturan dan perintah organisasi baik secara tertulis maupun tidak tertulis untuk dapat mencapai tujuan dari program kerja yang telah direncanakan organisasi. 2. Lingkungan Kerja (X2) Lingkungan kerja adalah lingkungan yang mengarah pada kondisi fisik dan non fisik ditempat kerja guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab di tempat kerja. 3. Kinerja (Y) Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh para guru dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadannya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan oleh kepala sekolah. Populasi Dan Sampel Populasi adalah keseluruhan dari obyek yang akan diteliti. Sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi yang digunakan sebagai obyek penelitian. SMP Terpadu Darur Roja’ memiliki jumnlah guru dan guru dan staf sebanyak 25 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Probability Sampling. Apabila jumlah populasi yang diambil adalah 25 orang maka yang digunakan sebagai sampel yaitu 24 orang. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian diskriptif kuantitatif yaitu penelitian dengan menggambarkan peristiwa yang dari tempat penelitian berupa catatan dokumen dan data sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan peneliti pada perumusan masalah dengan menganalisa data berupa angka-angka untuk
408
ISSN: 2407-2680
kemudian dijabarkan dengan uraian dalam bentuk pembahasan secara jelas dan terperinci. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah : 1. Observasi Observasi merupakan salah satu metode dengan cara pengamatan secara langsung atau dapat diartikan peneliti mengamati kejadian yang terjadi secara langsung di lapangan untuk memperkuat data dengan melakukan pencatatan secara nyata dan benar. 2. Wawancara Wawancara merupakan salah satu metode dengan cara pengumpulan data melalui proses tanya jawab yaitu dengan memberikan daftar pertanyaan terhadap responden yang dapat memberikan informasi yang akurat atau data-data. 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan salah satu metode dengan cara mengambil data yang diperlukan berupa arsip, foto, gambar, peta, grafik, data struktur organisasi, catatan-catatan bersejarah dan sebagainya. 4. Kuesioner Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan dalam bentuk tertulis yang diberikan kepada responden untuk memperoleh informasi dari data tentang penerapan disiplin kerja dan pengelolaan lingkungan kerja dan kinerja guru. Teknik Analisa Data 1. Memberikan kuesioner kepada responden berupa pernyataan tentang penerapan disiplin kerja, pengelolaan lingkungan kerja dan kinerja guru. 2. Menganalisa data hasil kuesioner dengan menggunakan skala likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur persepsi seseorang tentang keadaan yang terjadi. 3. Hasil perhitungan kuesioner kemudian diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda yang menggunakan rumus : Y = a+b1X1+b2X2 Keterangan: Y = Kinerja a = Konstanta b = Koefisien regresi setiap varibel independen X1 = Disiplin Kerja X2 = Lingkungan Kerja 4. Menghitung korelasi ganda koefisien determinasi (R²). 5. Menguji data menggunakan statistika yaitu dengan Uji F yang merupakan uji koefisien regresi secara bersama-sama untuk mengetahui hubungan signifikan antara variabel dependen dan variabel independen dengan merumuskan hipotesis terlebih dahulu.
409
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 3 (2015) 6. Pembahasan hasil analisa data sesuai dengan output kemudian di interpretasikan dengan menggunakan teori disiplin kerja, lingkungan kerja dan kinerja. 7. Penarikan kesimpulan dan saran. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian skripsi dengan judul Analisa Penerapan Disiplin Kerja dan Pengelolaan Lingkungan Kerja Guna Meningkatkan Kinerja Guru Di SMP Terpadu Darur Roja’ Srengat dilaksanakan selama 4 bulan yaitu bulan Juni sampai bulan September 2016. Adapun lokasi penelitian ini berlokasi di SMP Terpadu Darur Roja’, Jl. KH. Wahid Hasyim No. 1 Desa Selokajang Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Sejarah Berdirinya SMP Terpadu Darur Roja’ Titik awal berdirinya Pondok Pesantren Darur Roja’ adalah sekitar tahun 1408 H/1978 M. Bermula dari seorang ulama besar, beliau adalah Al’ Alim Al’ Alamah KH. Muhammad Imam Dawami atau yang biasa akrab disebut dengan panggilan Mbah Dawami. Beliau adalah asli kelahiran Ponorogo, tepatnya didesa Joresan Kecamatan Mlarak Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Setelah bertahun-tahun menimba ilmu dari berbagai penjuru tanah air, akhirnya beliau memantapkan hatinya untuk menggali dan membuka lembaran sejarah di Desa Selokajang yang konon dahulu terkenal sangat angker. Sebelumnya beliau pernah menjadi anggota PETA (Pembela Tanah Air) dan pernah memimpin gerakan tersebut ke berbagai daerah diantaranya Madiun, Banyuwangi dan yang terakhir Blitar pada tahun 1959. Dalam kurun waktu 25 tahun pondok pesantren tersebut mengalami perkembangan yang semakin pesat. Kemudian mendirikan lembaga pendidikan formal tingkat dasar yaitu MI Wakhid Hasyim, seiring waktu dan bertambahnya jumlah siswa pada tahun 1992 MI Wakhid Hasyim berubah nama menjadi Sekolah Dasar Islam (SDI) Wakhid Hasyim samapai sekarang jumlah murid mencapai 320 siswa/siswi. Beliau meninggal dunia kembali menghadap Ilahi Robbi tepatnya pada tanggal 15 Shofar 1418 H/1997 M dalam Usia kurang lebih 72 tahun dan dimakamkan disebelah barat Musholla dalam kawasan Pondok Pesantren Darur Roja. Sepeninggal beliau kemudian pondok pesantren tersebut diasuh oleh putra tertua yaitu KH. Noer Hidayatulloh Dawami yang saat itu jumlah santrinya mencapai 86 santri. Lembaga yang terdapat dalam pondok pesantren Darur Roja’ meliputi MHM, TPQ, Askesos, Poskestren, Panti Asuhan, Koperasi dan Divisi usaha lainya, hingga tahun 2009 santri pondok Pesantren Darur Roja’ mencapai 250 santri dan santriwati maka munculah gagasan untuk mendirikan lembaga pendidikan formal tingkat menengah dengan nama SMP Terpadu Darur Roja’ pada tanggal 08 Mei 2010. Awal berdiri SMP mempunyai jumlah murid 20 siswa/siswi hingga sampai sekarang ini berjumlah 120 siswa/siswi. Seiring kebutuhan akan pendidikan untuk tingkat menengah atas maka pada tanggal 07 Mei 2013 didirikanlah SMA Terpadu Darur Roja’ dengan jumlah awal 16 siswa/siswi hingga sekarang mencapai mencapai 80 siswa/siswi. Semuanya siswa/siswi diwajibkan berasrama/mondok. Tidak menutup kemungkinan 410
ISSN: 2407-2680
nantinya dengan banyaknya alumni dan kebutuhan masyarakat akan pendidikan yang lebih baik bernafaskan pesantren akan didirikan lembaga pendidikan tingkat tinggi/perguruan tinggi. Visi SMP Terpadu Darur Roja’ Organisasi instansi pendidikan harus memiliki visi untuk mencapai tujuan. Adapun visi dari SMP Terpadu Darur Roja’ adalah “Terbentuknya generasi islam yang cerdas, terampil, kreatif dan berakhlaqul karimah.” Misi SMP Terpadu Darur Roja’ Selain visi, SMP Terpadu Darur Roja’ juga mempunyai misi. Misi merupakan tahap pemikiran atau usaha yang disusun untuk mencapai tujuan organisasi. Dibawah ini adalah misi SMP Terpadu Darur Roja’ yang dapat dilihat sebagai berikut: 1. Menanamkan keimanan dan ketakwaan peserta didik melalui pelaksanaan program IMTAQ berbasis ajaran Agama Islam. 2. Mengimplementasikan pendidikan melalui Uswah Al Khasanah. 3. Menghasilkan peserta didik yang memahami syariat Islam sebagai pedoman hidup bermasyarakat yang dilandasi akhlakqul karimah. 4. Mengembangkan kebiasaan hidfup sederhana, toleran dan mandiri dikalangan peserta didik melalui program pesantren. 5. Menanamkan budaya hidup bersih dan sehat melalui program UKS. Diskripsi Jabatan Di bawah ini merupakan diskripsi jabatan di SMP Terpadu Darur Roja’ yaitu sebagai berikut : 1. Kepala Sekolah a. Menyusun dan melaksanakan program sekolah, menyusun organisasi kepegawaian guru dan staf serta mengawasi kinerja guru dan mengoptimalkan Sumber Daya Sekolah. b. Mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK) untuk kemudian diterapkan dalam pengembangan SDM melalui pendidikan dan pelatihan dengan mengikuti seminar dan diskusi. c. Mengarahkan, mengkoordinir, mengawasi dan melakukan evaluasi setiap kegiatan program-program sekolah. 2. Kepala Tata Usaha a. Bertanggung jawab kepada kepala sekolah atas kinerja bagian tata usaha. b. Menempatkan staf sesuai jabatannya dan melimpahkan tugas dan tanggung jawab didalam lingkup ketata usahaan. c. Menyusun progam kerja TU 3. Tata Usaha a. Membuat surat keluar dan surat masuk. b. Mengarsipkan surat masuk dan keluar. c. Membuat daftar hadir guru dan karyawan. 4. Waka Kesiswaan a. Bertanggung jawab kepada kepala sekolah atas terselenggaranya pendampingan dan perlindungan siswa. b. Menyelenggarakan kegiatan pembinaan dan ketertiban siswa serta kegiatan kesiswaan. 411
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 3 (2015)
5.
6.
7.
8.
9.
c. Mengorganisasikan dan mengkoordinasi pelaksanaan Masa Orientasi Siswa (MOS). Waka Kurikulum a. Bertanggung jawab kepada kepala sekolah atas terlaksanannya kegiatan belajar mengajar b. Menentukan proses penyelenggaraan penerimaan siswa baru, pembelajaran siswa dan kelulusan siswa. c. Menyusun kerja bersama Waka Kesiswaan menyelenggarakan (Penerimaan Peserta Didik Baru) PPDB. Waka Sarana Prasarana a. Mengevaluasi pembangunan sekolah. b. Mengevaluasi program kerja sekolah. c. Melaksanaka program kerja dan pembangunan sekolah. Guru a. Bertanggung jawab kepada kepala sekolah atas terlaksananya pembelajaran sesuai kompetensi. b. Menentukan pengelolaan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dan menentukan tingkat pencapaian kompetensi siswa. c. Melaksanakan program pembelajaran meliputi persiapan pembelajaran, proses pembelajaran, menganalisisi hasil evaluasi dan perbaikan serta pengayaan. Wali Kelas a. Pengelolaan kelas b. Penyelenggaraan administrasi kelas yang meliputi denah tempat duduk siswa, papan absensi siswa., daftar pelajaran kelas, daftar piket kelas, buku absensi siswa, buku kegiatran pembelajaran dan buku siswa, tata tertib kelas, membuat catatan khusus tentang siswa. Petugas kebersihan / penjaga sekolah a. Menyiapkan lingkungan sekolah dalam keadaan bersih, indah dan siap digunakan sebelum belajar mengajar dimulai. b. Menjaga keamanan sekolah. c. Membantu kelancaran administrasi sekolah yaitu mengantar surat keluar ke instansi lain.
Jumlah Guru Di bawah ini adalah tabel jumlah guru yang mengajar di SMP Terpadu Darur Roja’ yang nantinya kan menjadi responden sesuai dengan jenis kelamin. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini yaitu sebagai berikut: Tabel 1. Daftar Jumlah Guru Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis No. Jumlah Prosentase Kelamin 1. Laki-laki 16 64% 2. Perempuan 9 36% Jumlah 25 100% Sumber Data: SMP Terpadu Darur Roja’, 2015
412
ISSN: 2407-2680
Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa pelaksanaaan kegiatan belajar mengajar di SMP Terpadu Darur Roja’ didukung oleh 25 orang guru terdiri dari 16 orang (64%) berjenis kelamin laki-laki dan sisanya 9 orang (36%) berjenis kelamin perempuan sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah guru didominasi oleh laki-laki. Jam Kerja Guru SMP Terpadu Darur Roja’ menerapkan jam kerja belajar mengajar guru dimulai dari pukul 07.00 pagi sampai pukul 13.00 siang. Istirahat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada pukul 09.45 sampai dengan pukul 10.00. pada hari senin jam masuk sekolah lebih awal yaitu pukul 06.45 dikarenakan harus menjalankan upacara bendera pada hari senin. Sedangkan pada hari jum’at jam belajar mengajar berakhir pada pukul 11.00 dan istirahat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada pukul 09.00 dan berakhir pada pukul 09.15 dikarenakan harus melaksanakan ibadah sholat Jum’at. Hasil Analisa Data Pada tahap analisa data diperoleh dari hasil penelitian kuesioner, wawancara, dokumentasi dan observasi untuk mendapatkan kesimpulan dari permasalahan yang diteliti. 1. Kuesioner Peneliti menggunakan skala likert untuk penilaian hasil dari kuesioner. Penilaian terhadap setiap pernyataan diberi skor 1 sampai 5 dengan keterangan penilaian Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). a. Penerapan Disiplin Kerja Dari hasil kuesioner dapat diketahui jawaban responden untuk variabel penerapan disiplin kerja diketahui bahwa tingkat kedisiplinan terhadap kinerja guru para responden memberikan penilaian yang dengan rata-rata dari 3,4 dari nilai 4 yang berarti responden netral terhadap penerapan disiplin kerja yang lebih efektif dan tertib dalam pemberian teguran maupun sanksi. Penerapan disipilin kerja pegawai sendiri dapat dilihat dari data absensi dimana masih terdapat banyak guru yang tidak masuk dengan berbagai alasan, bahkan ada juga yang tidak memberikan alasan mengapa tidak masuk. Beberapa guru yang tidak masuk terdapat berbagai alasan seperti karena malas untuk datang tepat waktu selain itu hal teknis seperti kendaraan mogok, ban meletus, kepentingan pribadi, sakit bahkan sedang mengalami musibah kematian. Alasan sakit yang seharusnya ada surat izin dari dokter harus ditepati dalam proses perizinan juga tidak dilampirkan hanya mengajukan izin melalui pesan singkat maupun telepon kepada kepala sekolah dan bagian TU. Dari kejadian tersebut dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan guru dalam penerapannya harus lebih ditingkatkan, tidak kehadiran guru satu kali saja mengakibatkan satu bahkan dua pekerjaan mengajar menjadi terhambat. b. Pengelolaan Lingkungan Kerja Dari Dari hasil kuesioner dapat diketahui jawaban responden untuk variabel pengelolaan lingkungan kerja diketahui bahwa lingkungan tempat kerja guru, para responden memberikan penilaian yang dengan rata-rata dari 4,02 dari nilai 4 yang berarti responden setuju terhadap adanya 413
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 3 (2015) pembenahan pengelolaan lingkungan kerja melalui kelengkapan peralatan kerja dan mengajar serta perlengkapan fasilitas penunjang lainnya. Hal lain yang perlu dicermati yaitu terdapat beberapa fasilitas selain komputer ruang guru yang didapati mengalami kondisi rusak ringan, rusak sedang bahkan rusak berat yang belum dibenahi atau harus diganti baru seperti beberapa komputer yang rusak di Lab.Komputer yang menjadi kendala bagi siswa untuk menjalankan kegiatan praktek karena harus bergabung bersama temannya sehingga pemahaman siswa menjadi kurang. Untuk persoalan lingkungan kerja fisik di SMP Terpadu Darur Roja’ ini faktor tata ruang kantor yang perlu adanya penanganan dan pengelolaan yang khusus karena hanya terdapat 2 ventilasi udara dengan ukuran sangat kecil dan 1 kipas angin serta luas ruangan yang sempit dengan rasio guru yang banyak menjadi tidak seimbang sehingga ruang gerak beserta sirkulasi udara menjadi kendala pada saat para guru berada didalam ruang kantor merasa terganggu kenyamanan guru dalam bekerja. Ruang gerak yang sempit akan berimbas pada kinerja guru dalam bekerja menjadi terganggu karena sirkulasi udara yang terbatas. Padahal seharusnya guru memiliki cukup ruang untuk bisa bekerja dengan nyaman. Untuk persoalan lingkungan kerja non fisik yang diterapkan di SMP Terpadu Darur Roja’ selama peneliti melakukan pengamatan yaitu seperti hubungan antara atasan dan bawahan sering terjadi selisih pemahaman. Mempertahankan kebenaran pendapat antara satu orang dengan yang lainnya memang sering terjadi di tempat kerja, merasa paling benar dan bermaksud semua orang mengharuskan menerima pendapatnya memang sulit untuk diperbaiki jika tidak ada kesadaran dari diri sendiri. c. Kinerja Dari hasil kuesioner dapat diketahui jawaban responden untuk variabel kinerja guru diketahui bahwa responden memberikan penilaian yang dengan rata-rata dari 3,6 dari nilai 4 yang berarti responden setuju terhadap susunan kinerja yang harus dikerjakan tepat waktu dan efektif yang masih belum optimal karena banyak guru yang kurang inisiatif untuk membuat susunan bahan mengajar serta masih kurangnya memberikan informasi perkembangan kurikulum mengajar kepada para siswa sehingga banyak siswa yang belum memahami karena materi yang disampaikan sulit untuk dipahami. Kemampuan guru mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) belum maksimal sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang kurang menarik. Selain itu dari hasil observasi menemukan kebanyakan guru yang belum maksimal dalam mengelola kelas masih kurang sehingga belum tercipta suasana yang kondusif dikelas dan proses pembelajaran yang menyenangkan. Banyak guru yang belum maksimal dalam memanfaatkan media pendidikan sehingga hasil dalam meyalurkan materi pelajaran kepada siswa belum maksimal, selain itu guru tidak memberikan model metode pembelajaran sehingga terjadi kejenuhan dalam diri siswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dari data PKG SMP Terpadu Darur Roja periode 2013-2015 banyak guru mengalami kenaikan maupun penurunan kinerja. Perlu dilakukan perbaikan dan pengembangan dalam kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. 414
ISSN: 2407-2680
2. Menghitung Skor Jawaban Setiap Responden Berdasarkan 25 responden yang dijadikan sebagai sampel penelitian dengan menjawab kuesioner kemudian diperinci untuk mendapatkan data nominal jawaban setiap responden. Tabel 2. Rekapitulasi Jawaban Responden Berdasarkan Klasifikasi Variabel No. X1 X2 Y Responden 1. 26 19 25 2. 34 22 32 3. 22 23 27 4. 29 18 29 5. 30 25 29 6. 31 17 29 7. 29 23 31 8. 33 17 37 9. 26 23 28 10. 32 16 33 11. 24 21 25 12. 30 21 28 13. 22 21 25 14. 26 20 32 15. 22 22 26 16. 37 19 37 17. 27 21 30 18. 18 21 22 19. 28 18 28 20. 20 18 21 21. 29 23 33 22. 29 18 33 23. 25 18 26 24. 24 19 29 25. 25 18 25 Jumlah 678 501 720 3. Analisis Regresi Berganda Untuk dapat mengetahui bagaimana kinerja guru apabila penerapan disiplin kerja dan pengelolaan lingkungan kerja meningkat atau menurun maka harus dicari persamaan regresinya dengan mengelola data mentah diatas untuk dianalisa seperti dibawah ini: Y X1 X2
= Kinerja Guru = Penerapan Disiplin Kerja = Pengelolaan Lingkungan Kerja
415
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 3 (2015) Dari perhitungan Analisa Regersi maka diperoleh: ∑Y = 720 ∑X1X2 = 13542 ∑X1 = 678 ∑X1² = 18882 ∑X2 = 501 ∑X2² = 10175 ∑X1Y = 19904 ∑Y² = 21136 ∑X2Y = 14403 Penyelesaian hasil pengolahan data dengan menggunakan tabel penolong untuk menghitung persamaan regresi linier berganda variabel penerapan disiplin kerja dan pengelolaan lingkungan kerja guru untuk selanjutkan dihitung dengan memasukkan ke rumus : Y = a+b1X1+b2X2 Mencari b1 = [(∑X2² x ∑X1Y) – (∑X2Y x ∑X1X2)] [(∑X1² x ∑X2²) – (∑X1X2)²] = [(10175 x 19904) – (14403 x 13542) [(18882 x 10175) – (13542)²] =
7477774 8738586
=
0,86
= 86%
Mencari b2 = [(∑X1² x ∑X2Y) – (∑X1Y x ∑X1X2)] [(∑X1² x ∑X2²) – (∑X1X2)²] = [(18882 x 14403)] – (19904 x 13542)] [(21136 x 10175) - (13542)²] =
392428 1589896
=
0,25
= 25%
Mencari a = [(∑Y) – (b1 X ∑X1) – (b2 X ∑X2)] n = 720 – (0,86 x 678) – (0,25 x 501) 25 = = 416
11,67 25 0,47
= 47%
ISSN: 2407-2680
Dari pengujian analisis linier berganda diperoleh nilai penerapan disiplin kerja terhadap kinerja guru sebesar 0,86. Dapat dikatakan bahwa apabila kedisiplinan dilakukan dengan baik dalam bekerja maka akan berpengaruh pada kinerja dan hasil kerja guru di SMP Terpadu Darur Roja’ menjadi meningkat sebesar 86%. Untuk pengelolaan lingkungan kerja terhadap kinerja guru sebesar 0,25 yang berarti jika pengelolaan lingkungan kerja lebih dikelola dengan maksimal maka kinerja guru akan meningkat sebesar 25%. Sedangkan besar bilai antara penerapan disiplin kerja dan pengelolaan lingkungan kerja terhadap kinerja guru yaitu 0,47 yang berarti jika dalam guru lebih taat dalam menerapan disiplin dalam bekerja seperti mematuji semua peraturan yang sudah disepakati bersama baik secar lisan maupu tulisan dan pengelolaan lingkungan kerja guru yang dikelola dengan baik seperti pembenahan di fasilitas yang kurang, rusak bahkan belum ada maka dipastikan kinerja guru dalam mengajar dan bekerja akan meningkat sebesar 47%. 4. Menghitung korelasi ganda koefisien determinasi (R²) R² = (b1 x ∑X1Y) + (b2 X ∑X2Y) ∑Y² = (0,86 x 19904) + (0,08 x 14403) 21136 = 17177,44 + 1152,24 21136 = 0,86 = 86% Dari hasil perhitungan koefisien determinasi (R²) diperoleh nilai 0,86 atau 86% yang berarti penerapan disiplin dan pengelolaan lingkungan kerja memiliki nilai yang signifikan dan sangat erat berhubungan dengan kinerja guru di SMP Terpadu Darur Roja’, sedangkan 14% dipengaruhi oleh faktor lainnya. 5. Uji F Dibawah ini adalah tabel output ANOVA menggunakan statistika Uji F yang digunakan untuk mengetahui signifikan antara penerapan disiplin kerja, pengelolaan lingkungan kerja terhadap kinerja guru secara bersamaan dengan tingkat signifikansi 0,05. Dari hasil output diperoleh F hitung sebesar 28,577 dan tingkat signifikan 0,000. Pada tabel statistik (F Tabel) tertera apabila tingkat signifikan 0,05 dengan df 2 (n-k-1) atau 25-2-1 = 22 maka hasil yang diperoleh pada F tabel sebesar 3,443. F hitung ˃ F tabel (28,577 ˃ 3,443) dan tingkat signifikan ˂ 0,05 (0,000 ˂ 0,05) maka Ho ditolak dan dapat disimpulkan bahwa penerapan disiplin kerja dan pengelolaan lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru di SMP Terpadu Darur Roja’. Pembahasan Dari hasil analisa data kuesioner penerapan disiplin kerja guru dapat disimpulkan bahwa penerapan disiplin kerja di SMP Terpadu Darur Roja’ perlu diadakannya pembenahan dari setiap guru untuk patuh dan konsisten terhadap 417
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 3 (2015) peraturan kerja yang telah diterapkan oleh kepala sekolah yang telah disepakati bersama. Belum dijalankan sepenuhnya peraturan tentang pegawai yang datang terlambat bahkan tidak masuk bekerja tanpa alasan yang jelas perlu diberlakukannya sanksi hukuman. Diberlakukannya peraturan bagi guru yang tidak masuk harus izin maksimal 2 hari sebelum pelaksanaanya dan apabila sakit harus disertai surat dari dokter. Hal ini perlu diterapkan agar guru lebih meningkatkan kedisiplinannya dalam memperhitungkan kehadirannya tepat waktu dalam bekerja dan dapat mengurangi keterlambatan atau pelanggaran sehinga kegiatan belajar mengajar menjadi kondusif dan tertib. Penerapan pemberian sanksi yang tepat dan harus dipatuhi kepada setiap guru yang melanggar perlu dijalankan dengan baik dan konsisten, karena kedisisplinan merupakan suatu sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan peraturan organisasi baik tertulis maupun tidak tertulis. Dalam penerapannya di SMP Terpadu Darur Roja’ hanya sebagian saja yang ditaati dan diterapkan oleh para guru dan karyawan lainnya. Absensi guru merupakan salah satu alat bukti hadir atau tidak hadirnya guru yang nantinya dapat digunakan dalam penilaian prestasi kerja. Karena guru yang tidak hadir dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar yang berakibat pada menumpuknya materi mengajar sehingga para siswa menjadi sulit untuk memahami akibat materi yang disampaikan harus terselesaikan dalam satu kali pertemuan. Pembenahan di sistem absensi harus diperbaiki karena sebelumnya menggunakan absensi manual dimana terkadang banyak guru yang tidak absen karena terburu-buru atau lupa sehingga menghambat kepala sekolah dalam melaksanakan penilaian kinerja. Perlu digunakan fingerprint agar lebih mudah dan efektif untuk membantu kelancaran absensi pegawai setiap harinya dan memudahkan pengecekan absensi, pengecekan keterlambatan datang dan pulang kerja guru secara jelas. Dari situlah dapat dijadikan acuan dalam penilaian kinerja guru yang akan dilakukan oleh Kepala Sekolah. Kedisiplinan sudah dikatakan baik jika seorang guru datang dan pulang tepat waktu serta mengerjakan pekerjaanya dengan baik dan mematuhi peraturan yang berlaku dalam organisasi instansi tersebut. Pengelolaan lingkungan kerja di suatu organisasi instansi pendidikan baik lingkungan kerja fisik maupun lingkungan kerja non fisik harus mengutamakan kenyamanan pegawainya. Pembenahan di permasalahan hanya tersedianya beberapa fasilitas pendudukung kinerja guru harus segera dibenahi dengan cepat. Ruang kerja guru atau ruang kantor seharusnya diperluas lagi karena disebelah kantor guru terdapat ruang gudang yang kosong dan tidak terpakai. Manajemen pengelolaan tata ruang kerja harus bertindak dalam mengatasi hal ini untuk memberikan kenyamanan ruang gerak guru pada saat berada di kantor. Penanaman tumbuhan bunga dan pepohonan diperlukan selain untuk memberikan keindahan kantor dan luar kelas tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk menyaring udara kotor dan menjadikan udara sejuk yang berimbas pada kenyamanan dalam bekerja dan proses KBM. Selain itu parfum ruangan juga dapat memberikan pemikiran positif bagi siapapun yang masuk ke dalam ruang kerja guru. Pengelolaan lingkungan kerja non fisik merupakan lingkungan yang sangat penting dalam setiap pekerjaan karena lingkungan ini merupakan lingkungan yang memahami hubungan antara kepala sekolah dengan guru serta antar sesama guru. Hubungan yang baik dan selalu mendukung kinerja satu sama lain harus dimiliki oleh setiap guru dengan membuang rasa keegoisan yang dimiliki. Mengadakan acara seperti pertemuan hanya sekedar makan 418
ISSN: 2407-2680
bersama atau perjalanan wisata bersama dapat mempererat proses mengenal kepribadian masing-masing individu. Dalam upaya meningkatkan kinerja guru di SMP Terpadu Darur Roja’ perlu diadakan perencanaan progam kegiatan belajar mengajar dengan tujuan untuk mengetahui kinerja dalam hal kemampuan guru dalam memahami materi yang akan disampaikan kepada siswa. Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) perlu dikelola dengan baik yaitu dengan mewajibkan mengikutsertakan para guru pelatihan dan pendidikan seperti mengikuti musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) maupun workshop yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan. Upaya ini bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan guru lebih luas lagi dalam menyusun RPP dengan metode yang telah disampaikan dalam mengikuti pelatihan. Pengelolaan kelas merupakan salah satu unsur utama tugas dan tanggung jawab guru yang nantinya dapat digunakan sebagai acuan dalam penilaian kinerjanya. Pengelolaan kelas serta penggunakan media belajar dengan metode yang inovatif perlu diterapkan oleh seorang guru karena kejenuhan sering terjadi di dalam kelas saat proses belajar mengajar. Selain kejenuhan, kedisiplinan siswa dalam mentaati peraturan kelas juga harus dievaluasi yaitu dengan cara membangun kerjasama dan disiplin siswa dengan mengetahui pelaksanaan piket kebersihan, ketepatan waktu masuk dan keluar kelas, melakukan absensi setiap akan memulai proses belajar mengajar dan dapat mengatur pengaturan tempat duduk siswa setiap minggunya dengan tujuan suasana belajar selalu berubah sehingga siswa merasa nyaman. Penggunakan metode pembelajaran haruslah sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan dilihat masing-masing, namun yang penting bagi guru masalah menentukan metode manapun yang akan digunakan harus mempunyai tujuan yang jelas dan tentunya harus efektif untuk mencapoai hasil maksimal dalam menggajar dan siswa menjadi paham dengan apa yang disampaikan. Kemampuan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang perlu dipahami guru lainnya di samping pengelolaan kelas adalah penggunakan media belajar yang bisa digunakan untuk menyalurkan materi belajar untuk merangsang pikiran dan perhatian untuk mengetahui kemampuan siswa memahami dan menerapkannya. Kemampuan guru dalam menggunakan media belajar tidak hanya menggunakan media yang sudah tersedia seperti media cetak maupun media elektronik yang dimiliki sekolah. Tetapi kemampuan guru harus lebih ditekankan pada penggunaan objek nyata yang ada di sekitar sekolah untuk lebih memberikan contoh nyata sehingga siswa mudah memahaminya. Dengan demikian kinerja guru akan terlihat perubahannya dengan lebih mengutamakan tanggung jawab dalam menerapkan kemampuannya untuk menghasilkan kinerja yang baik dan maksimal. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil analisa data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan disiplin dan pengelolaan lingkungan kerja guru sangat berguna untuk meningkatkan kinerjannya. Hasil observasi, dokumentasi, wawancara dan pembagian kuesioner yang dilakukan peneliti di SMP Terpadu Darur Roja’ menghasilkan kesimpulan yaitu masih perlu diterapkannya kedisiplinan pada setiap guru. Karena masih terdapatnya guru yang terlambat saat masuk kelas, 419
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 2, No. 3 (2015) datang tidak tepat waktu bahkan tidak izin dan sering berada diluar kelas pada saat jam mengajar. Sementara itu untuk pengelolaan lingkungan kerja baik fisik maupun non fisik juga perlu diperhatikan lagi khususnya untuk tata ruang kantor yang dilihat dari sisi luas dan jumlah guru yang menempatinya karena terlihat sangat sempit akibatnya suasanan ruang kerja guru terasa sesak dan panas. Perbaikan atau pergantian peralatan atau fasilitas penunjang kinerja guru juga harus segera ditindak lanjuti untuk memperlancar kinerja. Sedangkan permasalahan lingkungan kerja non fisik merupakan lingkungan kerja yang pada dasarnya harus memiliki kesadaran diri diri sendiri untuk menyesuakian dalam hal berkomunikasi atau berinteraksi dengan sesama guru lainnya yang memiliki karakter berbeda-beda dengan mengesampingkan mempertahankan pendapat dan pemikiran sendiri. Kinerja guru yang belum maksimal dapat terlihat dari pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) perlu belum dilaksanakan dengan baik dan pengelolaan kelas yang masih belum berjalan dengan yang diharapkan. Dari hasil observasi menemukan kebanyakan guru yang belum maksimal dalam mengelola kelas masih kurang sehingga belum tercipta suasana yang kondusif dikelas dan proses pembelajaran yang menyenangkan. Banyak guru yang belum paham dalam memanfaatkan media pendidikan sehingga hasil dalam meyalurkan materi pelajaran kepada siswa sehingga hasilnya belum maksimal, selain itu guru tidak memberikan model metode pembelajaran sehingga terjadi kejenuhan dalam diri siswa saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan disiplin dan pengelelolaan lingkungan kerja guru yang maksimal akan menghasilkan kinerja yang memuaskan. Saran Hasil penelitian yang dilakukan di SMP Terpadu Darur Roja’, peneliti dapat meberikan saran yang nantinya dapat digunakan untuk perbaikan yaitu sebagai berikut: 1. Kepala sekolah harus bertindak tegas dalam hal pemberian sanksi tegas untuk setiap guru yang melanggar aturan jam kerja maupun kedisiplinan yang sudah disetujui bersama baik secara tertulis maupun secara lisan. Dengan diberlakukan dan diterapkannya peraturan yang sudah disepakati dengan pemberian sanksi yang tepat terhadap pelanggaran yang dilakukan maka akan meningkatkan kedisiplinan guru yang lebih baik. 2. Sekolah harus mampu mengelola dan menjaga kondisi lingkungan kerja guru agar dalam bekerja dan proses belajar mengajar menjadi nyaman dan tetap kondusif. Karena lingkungan kerja yang kondusif mampu meningkatkan kinerja guru dengan baik. 3. Selain itu sekolah harus memperhatikan menyesuaikan buku-buku yang digunakan siswa yang terbaru sesuai dengan kurikulum yang diberikan kepada guru untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. 4. Kerukunan antar guru dan pegawai lainnya di lingkungan sekolah sangat dibutuhkan untuk menciptakan suasana yang ramah dan tidak canggung dalam bekerja. 5. Perluasan ruangan kerja guru perlu di usahakan mengingat luas ruangan guru saat ini sangat sempit dan tidak seimbang dengan jumlah guru yang 420
ISSN: 2407-2680
bekerja sehingga sangat sempit dan sesak serta penambahan ventilasi atau penambahan pemaangan kipas angin di ruang guru perlu ditambah agar udara ruangan tidak panas.
DAFTAR PUSTAKA Cahayani, Ati. 2005. Strategi dan Kebijakan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Penerbit PT. Indeks. Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit PT. Rineka Cipta. Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Pertama. Jakarta : Penerbit PT. Rineka Cipta. Mangkunegara, Dr. A.A. Anwar Prabu. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Cetakan Kesebelas. Bandung : Penerbit PT. Remaja Rosdakarya Manullang, M. 2006. Dasar-dasar Manajemen. Cetakan kesembilan belas. Yogyakarta : Penerbit Gadjah Mada University Press. Munandar, Jono M., Kartika, Lindawati., Permanasari, Yusrina., Indrawan, R Dikky., Andrianto, M Syaefudin, dan Siregar, Edward. 2014. Pengantar Manajemen Panduan Komprehensif Pengelolaan Organisasi. Cetakan Pertama. Bogor : Penerbit IPB Press. Nawawi, Hadari. 2006. Evaluasi dan Manajemen Kinerja di Lingkungan Perusahaan dan Industri. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Penerbit Gadjah Mada University Press. Riduwan., Kuncoro, Engkos Achmad. 2012. Cara Mudah Menggunakan Dan Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur). Cetakan Keempat. Bandung : Alfabeta. Rivai, Veithzal. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktik. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. Rivai, Veithzal., dan Basri, Ahmad Fawzi Mohd. 2005. Perfomance Appraisal. Jakarta : Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Rivai, Veithzal., dan Sagala, Ella Jauvani. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktik. Cetakan ketiga. Jakarta : Penerbit Rajawali Pers. Siagian, Sondang P. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan ketiga belas. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Kesembilan belas. Bandung : Alfabeta. Umar, Husein. 2010. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan: Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Cetakan ketiga. Jakarta : Penerbit Rajawali Pers. Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja Edisi Ketiga. Cetakan keempat. Jakarta : Penerbit Rajawali Pers.
421