ANALISA PENDAPAT IMÂM MÂLIK TENTANG SYARAT KONTAN DALAM JUAL BELI MATA UANG
SKRIPSI
Oleh: M. ASHBAR ANAM NIM. 242 042 020 Pembimbing I Drs. H. M. MUHSIN Pembimbing II AJI DAMANURI, M.E.I.
Program Studi Mu'amalah
JURUSAN SYARI'AH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PONOROGO 2009 i
NOTA PEMBIMBING
Ponorogo, Hal Kepada
Juni 2009
: Persetujuan Munaqasah Skripsi : Yth. Bapak Ketua Jurusan Syari’ah STAIN Ponorogo
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah secara cermat kami baca/teliti kembali, telah diadakan perbaikan/penyempurnaan sesuai dengan petunjuk dan arahan kami, maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara: Nama
: M. ASHBAR ANAM
NIM
: 242 042 020
Jurusan
: Syariah Mu'amalah
Judul
: ANALISA PENDAPAT IMÂM MÂLIK TENTANG SYARAT KONTAN DALAM JUAL BELI MATA UANG Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang ujian
munaqasah Skripsi Jurusan Syari’ah STAIN Ponorogo, untuk itu kami mengharap agar segera di munaqasahkan. Atas perhatian bapak, kami sampaikan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. PEMBIMBING 1
PEMBIMBING 2
Drs. H. M. MUHSIN NIP: 150 267 265
AJI DAMANURI, M.E.I. NIP: 150 321 629
ii
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PONOROGO
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan pada sidang Munaqasah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo pada : Hari
: Jum'at
Tanggal
: 26 Juni 2009
Dan telah diterima sebagai bagian dari tugas dan persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana dalam ilmu Syari’ah pada: Hari
: Selasa
Tanggal
: 07 Juli 2009 Ponorogo, 15 Juli 2009 Mengesahkan Ketua
Drs. H. A. Rodli Makmun, M.Ag. NIP. 150 237 630 Tim Penguji: 1. Ketua Sidang
: DR. Siti Maryam Yusuf
(
)
2. Sekretaris
: Aji Damanhuri, M.E.I
(
)
3. Penguji I
: Drs. Syaifullah, M.Ag
(
)
4. Penguji II
: Drs. H. M. Muhsin
(
)
iii
iii
MOTTO
. َءCَ َء َوهCَ هMH ِإCًDق ِر ِ َ@ ِرBْ CِD F ُ َهIH Bَأ
∗
Artinya: “Emas dengan perak adalah riba kecuali secara kontan”.
.CًZ[ْ ق َد ِ َ@ َرBْ CِD F ِ َهIH B ْ^ ِ] اDَ ْ_` َ .م. صR ِ لا ُ ْ@U ُ َرVَWXَ
∗∗
Artinya: “Rasulullah SAW melarang dari menjual emas dengan perak secara hutang”.
Abî 'Abdillah Muhammad bin Ismâ'îl bin Ibrâhîm ibn al-Mughîrah bin Bardazibah AlBukhârî, Shahih Bukhârî, Vol I. (tk: Dâr al-Fikr, tt), 98. ∗∗ Imâm Mâlik bin Anâs, Al-Muwaththâ’ (tk: Dar al-Fikr, tt), 410. ∗
iv iv
ABSTRAKSI
M. Ashbar Anam, NIM. 242 042 020, 2009, “Analisa Pendapat Imâm Mâlik Tentang Syarat Kontan Dalam Jual Beli Mata Uang”. Skripsi, Jurusan Syari’ah, Program Studi Mu'amalah, STAIN Ponorogo, 2009 Salah satu dari sekian banyak macam jual beli yang dihukumi secara khusus adalah al-sharf atau jual beli mata uang. Karena dalam jual beli biasa boleh ditangguhkan, tetapi dalam jual beli mata uang, disyaratkan harus tunai. Dan syarat tunai dalam jual beli mata uang ini disepakati oleh para ulama'. Hal ini karena "tunai" dalam jual beli mata uang merupakan salah satu syarat sah dalam jual beli mata uang. Tetapi pada perkembangannya, syarat tunai tadi ternyata ada perbedaan pendapat di kalangan ulama'. Mereka berbeda pendapat dalam hal pengertian tunai, ada yang membolehkan tenggang waktu dan ada yang tidak membolehkan tenggang waktu dalam transaksi penyerahan barang. Ulama' yang tidak membolehkan tenggang waktu dalam transaksi penyerahan barang adalah Imâm Mâlik dan yang membolehkan tenggang waktu adalah Hanafî dan Syâfi’î. Perbedaan dari ketiga ulama tersebut dalam hal pemahaman atau penafsiran terhadap dasar istinbâth hukum yang mereka gunakan. Berangkat dari latar belakang permasalahan di atas, penelitian kepustakaan ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pendapat Imâm Mâlik tentang jual beli mata uang serta dasar istinbâth hukum dan relevansinya terhadap transaksi jual beli mata uang modern. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, dengan metode tersebut penulis berusaha memaparkan data, menganalisa secara tuntas pendapat Imâm Mâlik tentang jual beli mata uang berikut dasar istinbâth hukum serta merelevansikan dengan transaksi jual beli mata uang modern kemudian menarik kesimpulan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendapat Imâm Mâlik tentang jual beli mata uang tidak mendapat bantahan dari ulama lain, tetapi mengenai pengertian tunai ada perbedaan di kalangan ulama yakni Hanafî dan Syâfi’î yang bisa dilihat dari beberapa aspek yakni: 1. Aspek Akad: Mâlik lebih menekankan ijab qabul bersamaan dengan penyerahan barang; Hanafî dan Syâfi’î, penyerahan boleh segera atau terlambat. 2. Aspek syarat: Mâlik, tunai dengan maksud tidak boleh ada tenggang waktu dalam penyerahan barang; Hanafî dan Syâfi’î, tunai dengan maksud boleh ada tenggang waktu dalam penyerahan barang. Mengenai dasar istinbâth hukum Imâm Mâlik terkait syarat kontan dalam jual beli mata uang ini menggunakan hadîts nabi SAW riwayat 'Umar tentang alSharf dengan metode pemahaman menggunakan dalâlah 'ibarat. Sedangkan Hanafî dan Syâfi’î menggunakan dasar istinbâth hukum yang sama dengan Mâlik tetapi memakai dalâlah isyarat. Sedangkan relevansi pendapat Imâm Mâlik tentang syarat tunai dalam jual beli mata uang modern ini dianggap sangat relevan, karena lebih aman dari riba dan meningkatkan mobilitas perekonomian.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................... iii HALAMAN MOTTO ..................................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................... v TRANSLITERASI .......................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................................................... viii ABSTRAKSI ..................................................................................................................... x DAFTAR ISI ..................................................................................................................... xi BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1 B. Penegasan Istilah............................................................................ 6 C. Rumusan Masalah.......................................................................... 8 D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8 E. Kegunaan Studi.............................................................................. 9 F. Metode Penelitian .......................................................................... 9 G. Sistematika Pembahasan ................................................................ 13
BAB II : JUAL BELI MATA UANG DALAM ISLAM A. Pengertian Jual Beli ....................................................................... 15 B. Landasan Hukum ........................................................................... 15 C. Rukun dan Syarat Jual Beli ............................................................ 17 xi ii
D. Resiko Dalam Jual Beli.................................................................. 20 E. Khiyâr............................................................................................ 22 F. Jual Beli Mata Uang Dalam Islam.................................................. 26 G. Pasar Valuta Asing......................................................................... 35 BAB III : PENDAPAT IMÂM MÂLIK TENTANG SYARAT KONTAN DALAM JUAL BELI MATA UANG A. Biografi Imâm Mâlik ..................................................................... 48 B. Wawasan Keilmuwan Imâm Mâlik ................................................ 50 C. Karya-Karya Imâm Mâlik .............................................................. 53 D. Pendapat Imâm Mâlik Tentang Syarat Kontan Dalam Jual Beli Mata Uang ..................................................................................... 54 E. Dasar Istinbâth Hukum Imâm Mâlik Mengenai Syarat Kontan Dalam Jual Beli Mata Uang ........................................................... 61 BAB IV : ANALISA PENDAPAT IMÂM MÂLIK TENTANG SYARAT KONTAN DALAM JUAL BELI MATA UANG A. Analisa Pendapat Imâm Mâlik tentang Syarat Kontan dalam Jual Beli Mata Uang.............................................................................. 66 B. Analisa Dasar Istinbâth Hukum Imâm Mâlik tentang Syarat Kontan dalam Jual Beli Mata Uang................................................ 72 C. Analisa Relevansi Pendapat Imâm Mâlik Terhadap Transaksi Jual Beli Mata Uang Modern ......................................................... 91
xii iii
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................... 96 B. Saran-Saran.................................................................................... 97 DAFTAR PUSTAKA BIOGRAFI PENULIS PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
xiii iv