ANALISA PEMILIHAN RUTE PERJALANAN BELAWAN – SIMPANG POS PADANG BULAN MEDAN (TEKNIK STATED PREFERENCE) Parsaoran Situmeang1, Medis S Surbakti2 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email:
[email protected] 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email:
[email protected] 1
ABSTRAK Masalah dalam pergerakan lalu lintas di kota Medan khususnya pada rute perjalanan Belawan – Simpang Pos Padang Bulan pada jam-jam puncak yang mengakibatkan pengguna transportasi mengalami keterlambatan adalah terjadinya kemacetan dan ketidakseimbangan jaringan jalan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik masyarakat yang beraktivitas dari atau menuju Belawan dan kawasan sekitar Simpang Pos Padang Bulan serta menganalisis preferensi pemilihan rute dari masyarakat tersebut. Penelitian ini dilakukan kepada 68 responden yang memenuhi syarat (valid) melalui kuisioner. Karakteristik yang diperoleh diantaranya: maksud perjalanan hampir seluruhnya untuk bekerja; sebagian besar pengguna ketiga rute adalah responden yang memiliki pengeluaran pada kisaran Rp. 1.000.000,s/d Rp. 2.000.000,- dan Rp. 2.000.000,- s/d Rp. 5.000.000,- setiap bulannya; sebagian besar perjalanan yang dilakukan berasal dari Simpang Pos Padang Bulan atau menuju Belawan; sebagian besar pengguna rute 2 mengemukakan alasan kebiasaan sebagai alasan utama dalam memilih rute perjalanan sedangkan untuk rute 1 dan rute 3 sebagian besar mengemukakan alasan kelancaran sebagai alasan utama dalam memilih rute perjalanan. Hasil regresi Multinomial menunjukkan bahwa variabel travel time dan travel cost secara signifikan berpengaruh terhadap perubahan pilihan rute perjalanan yang dipilih oleh responden. Banyak persepsi masyarakat yang salah dalam pemilihan rute perjalanan. Kata kunci: pemilihan rute, keandalah waktu perjalanan, keandalan biaya perjalanan, logit multinomial
ABSTRACT The problem in the movement of traffic in the city of Medan in particular on the route Belawan - Simpang Pos Padang Bulan at peak hours resulting in delayed transport users is the road network congestion and imbalance. This study aimed to analyze the characteristics of the people who move from or towards Belawan and Neighborhood Simpang Pos Padang Bulan and analyze the route selection preferences of society. This research was conducted to 68 respondents who qualified (valid) through questionnaires. Acquired characteristics such: almost entirely for the purpose of journey to work; most users of the three routes were respondents who had expenditures in the range of Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 2.000.000,- and Rp. 2.000.000, - s/d Rp. 5.000.000,- per month; most of the trips taken from Simpang Pos Padang Bulan or towards Belawan; most users of Route 2 argued habits as the main reason in choosing the route while for the Route 1 and Route 3 mostly smooth argued as the main reason in choosing the route. Multinomial regression results show that variable travel time and travel cost significantly influence the changes in route choice selected by respondents. Many people's perception is wrong in the selection of the route. Key words: route selection, travel time reliability, the reliability of travel costs, multinomial logit
19
PENDAHULUAN Kota Medan sebagai ibukota propinsi Sumatera Utara memiliki perkembangan yang pesat dalam kegiatan ekonomi, sosial, budaya dan kegiatan lainnya. Hal ini ditandai dengan aktivitas penduduk yang relatif tinggi seiring dengan kegiatan perjalanannya. Masalah dalam pergerakan lalu lintas di kota Medan khususnya pada rute perjalanan Belawan – Simpang Pos Padang Bulan pada jam-jam puncak yang mengakibatkan pengguna transportasi mengalami keterlambatan adalah terjadinya kemacetan dan ketidakseimbangan jaringan jalan. Banyak titik-titik kemacetan yang terjadi pada rute perjalanan Belawan – Simpang Pos Padang Bulan di kota Medan, perjalanan yang melalui pusat kota. Ketidakseimbangan jaringan jalan juga terjadi, dimana kapasitas rute perjalanan yang melalui pusat kota lebih besar dari pada rute yang disebelah barat dan timur (melalui jalan toll). Kemacetan lalu lintas akan selalu mengakibatkan dampak negatif, baik terhadap pengemudinya sendiri maupun ditinjau dari segi ekonomi dan lingkungan. Bagi pengemudi kendaraan, kemacetan akan menimbulkan ketegangan (stress). Selain itu juga akan menimbulkan kerugian berupa kehilangan waktu karena waktu perjalanan yang lama serta bertambahnya biaya operasi kenderaan karena seringnya kendaraan berhenti. Selain itu timbul pula dampak negatif terhadap lingkungan berupa peningkatan polusi udara serta peningkatan gangguan suara kenderaan (kebisingan). Persoalan-persoalan yang terkait ternyata sangat banyak, seperti disiplin lalu lintas, penegakan hukum, sosial ekonomi, tenaga kerja, dan lain sebagainya, sehingga persoalannya menjadi kompleks dan tidak ada satupun solusi tunggal yang dapat diterapkan untuk mengatasi persoalan kemacetan lalu lintas (Frazila, 1998). Berdasarkan latar belakang inilah penulis ingin mengangkat masalah ini kedalam suatu penelitian. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menganalisis karakteristik masyarakat di kota Medan yang beraktivitas dari atau menuju Belawan dan kawasan sekitar Simpang Pos Padang Bulan. 2. Menganalisis preferensi pemilihan rute dari masyarakat tersebut.
METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini dijelaskan dalam bentuk Diagram Alir (Flow Chart) Penelitian, sebagai berikut: Kemacetan Lalu Lintas & Ketidakseimbangan Jaringan Jalan Menganalisis Karakteristik & Preferensi Pemilihan Rute Dari Masyarakat
Mencari & Mengumpulkan Bahan-bahan Literatur
Pengumpulan Data
Peta Jalan & Instansi Terkait
Survei Awal & Kuisioner
Kompilasi & Pengolahan Data
Validasi Dengan Uji Statistik & Uji Sensitivitas
Kesimpulan & Saran
20
Adapun rencana kerja dari penelitian ini diantaranya: a) Mencari dan Mengumpulkan Bahan-bahan Literatur Dilakukan studi pustaka untuk mencari dan mengumpulkan bahan-bahan literatur berupa landasan teori, metode-metode yang akan digunakan dalam pengolahan data maupun dalam melakukan analisa, serta hasilhasil penelitian yang dilakukan sebelumnya dimana memiliki kaitan dan mendukung penelitian itu sendiri. b) Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini didapat melalui survei awal dan melalui penyebaran angket isian (questionare). Dalam perancangan survei awal, kegiatan-kegiatan yang dilakukan mencakup: 1. Penentuan metode survei untuk mendapatkan data-data yang digunakan dalam penelitian, yang diperoleh dari cara sampling yaitu dengan wawancara langsung dan pengisian kuisioner oleh responden. 2. Perancangan desain kuisioner dengan melakukan analisa teknik Stated Preference. Perancangan kuisioner ini dilakukan berdasarkan kondisi exisiting dari pilihan rute untuk kemudian pada proses selanjutnya dilakukan perubahan (baik peningkatan maupun pengurangan) ataupun tidak ada perubahan pada tiap atribut yang ada. Adapun kondisi saat ini (existing) pada pilihan rute yang diteliti, dapat dilihat sebagai berikut: Data primer diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner pada survei penelitian. Data ini didapat melalui 2 cara, yaitu: 1. Pembagian kuisioner pada responden (pengguna rute perjalanan) dimana setiap responden secara langsung mengisi kuisioner. 2. Wawancara langsung kepada pengguna rute perjalanan yang dilakukan oleh surveyor dimana yang mengisi kuisioner adalah surveyor. Teknik penyebaran atau pembagian kuisioner dilakukan dengan cara mendatangi secara langsung pengguna rute perjalanan tersebut. c)
Kompilasi dan Pengolahan Data Pengumpulan data atau survei dilakukan hanya pada tempat yang biasanya menjadi asal dan tujuan responden, seperti: pusat-pusat perbelanjaan, sekolah, perkantoran dan perumahan. Waktu pengamatan diambil pada bulan Juni – Agustus 2012, dimana setiap hari merupakan hari yang sibuk digunakan oleh pengguna rute perjalanan. Pada hasil survei diperoleh 2 data, yaitu: data sosioekonomi dan data stated preference untuk pengguna rute jaringan jalan. Untuk data stated preference dilakukan pengolahan data agar dapat digunakan sebagai data masukan dalam proses analisa, dimana analisa data kualitatif hasil survei dilapangan yang disajikan dalam skala semantic selanjutnya ditransformasikan kedalam skala numeric dengan menggunakan model Multinomial Logit.
d) Validasi Dengan Uji Statistik Validasi terhadap model dilakukan untuk menguji tingkat kepercayaan terhadap model yang diperoleh, yaitu dengan mengukur kemampuannya dalam mengestimasi utilitas pemilihan rute perjalanan. Ukuran statistik digunakan untuk menentukan sifat penting yang menjadi dasar dalam memahami dan meramalkan perilaku. Analisa dari validasi model digunakan uji statistik dengan bantuan SPSS. e)
Uji Sensitivitas Sensitivitas model dimaksudkan untuk memahami perubahan nilai probabilitas pilihan salah satu rute perjalanan seandainya dilakukan perubahan nilai atributnya secara perlahan-lahan (gradual). Untuk menggambarkan sensitivitas ini dilakukan beberapa perubahan atribut terhadap model pada masing-masing kelompok, yaitu: Biaya perjalanan dikurang atau ditambah. Waktu tempuh perjalanan dikurang atau ditambah.
21
Dalam penelitian ini, atribut biaya perjalanan dan waktu tempuh perjalanan hanya mengalami penambahan didalam perubahan atribut. f)
Kesimpulan dan Saran
Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2002). Ada beberapa tingkat keandalan (reliability) yang bisa dipakai diantaranya 80%, 90%, 95%, dan 100% (Gaspersz, 1991). Stated Preference Stated Preference (SP) merupakan sebuah pendekatan eksperimen kontrol sistem transportasi yang dibuat dengan mengadakan hipotesis situasi perjalanan, yang mengacu pada pendekatan dengan menggunakan pendapat responden dalam menghadapi berbagai pilihan alternatif. Teknik SP menawarkan sebuah teknik untuk menyediakan informasi tentang permintaan dan perilaku perjalanan dengan baik untuk suatu pengeluaran tertentu dengan alasan tertentu. Teknik SP mengacu pada suatu pendekatan yang menyatakan suatu pendekatan yang menggunakan pernyataan mengenai bagaimana responden memberikan respon terhadap situasi yang berbeda atau berubah (Ortuzar dan Willumsen, 2001). Kemampuan penggunaan stated preference terletak pada kebebasan membuat desain eksperimen dalam upaya menemukan variasi yang luas bagi keperluan penelitian. Kemampuan ini harus diimbangi oleh keperluan untuk memastikan bahwa respon yang diberikan cukup realistis. Untuk membangun keseimbangan dalam penggunaan stated preference, dibuat tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Identifikasi atribut kunci dari setiap alternatif dan buat ‘paket’ yang mengandung pilihan, seluruh atribut penting harus direpresentasikan dan pilihan harus dapat diterima dan realistis. 2. Cara di dalam memilih akan disampaikan kepada responden dan responden diperkenankan untuk mengekspresikan apa yang lebih disukainya. Bentuk penyampaian alternatif harus mudah dimengerti, dalam konteks pengalaman responden dan dibatasi. 3. Strategi sampel harus dilakukan untuk menjamin perolehan data yang representatif. Untuk membuat alternatif hipotesa yang akan disampaikan kepada responden, pengguna stated preference disarankan menggunakan desain eksperimen. Desain eksperimen harus memastikan bahwa kombinasi atribut yang disampaikan kepada responden bervariasi tetapi tidak terkait satu dengan yang lainnya. Tujuannya agar hasil dari efek setiap level atribut atas berbagai tanggapan lebih mudah dipisahkan. Desain pilihan dan penyampaiannya harus berisi tiga tahap, yaitu: 1. Penyeleksian level atribut dan kombinasi susunan setiap alternatif. 2. Desain eksperimen apa yang akan disampaikan mengenai alternatif (presentation of alternative). 3. Persyaratan responden yang akan didapatkan dari jawaban responden (specification of responses). Terdapat 3 (tiga) teknik/cara untuk mengetahui dan mengumpulkan informasi mengenai preferensi responden terhadap alternatif pilihan yang ditawarkan yaitu: 1. Ranking responses: seluruh pilihan pendapat disampaikan kepada responden, kemudian responden diminta untuk merankingnya sehingga merupakan nilai hirarki dari utilitas. 2. Rating techniques: responden mengekspresikan tingkat pilihan terbaiknya dengan menggunakan aturan skala. Biasanya dipakai antara 1 sampai 10 dengan disertakan label spesifik sebagai angka kunci, contoh 1= sangat tidak
22
3.
suka, 5= tidak peduli, 10= sangat disukai. Pilihan terbaik individu yang didapat kemudian diterjemahkan ke dalam skala cardinal. Choice experiment: responden memilih pilihan yang lebih disukainya (preference) dari beberapa alternatif (dua atau lebih) dalam sekumpulan pilihan. Pada akhir kuisioner responden ditawarkan skala semantic (Ortuzar dan Willumsen, 2001).
DATA DAN QUESTIONARE Waktu dan Biaya Perjalanan Minimum Adapun waktu dan biaya perjalanan minimum untuk kondisi saat ini (existing) pada pilihan rute yang diteliti, dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 1 Distribusi biaya perjalanan minimum dan waktu perjalanan minimum rute perjalanan Belawan – Simpang Pos Padang Bulan PILIHAN RUTE PERJALANAN NO
ATRIBUT
1
Biaya Perjalanan Minimum (cost)
2
Waktu Tempuh Perjalanan Minimum (time)
RUTE 1
RUTE 2
RUTE 3
Rp. 9.000,-
Rp. 10.000,-
Rp. 14.000,-
90 menit
90 menit
60 menit
Angka variable cost dan variable time seperti yang dijelaskan pada tabel diatas didapat dari hasil survei pada jam-jam puncak lalu lintas dengan menggunakan kendaraan roda empat (mobil). Berikut ini penjelasan untuk masing-masing atribut: 1. Biaya Perjalanan Minimum Biaya yang harus dikeluarkan untuk pembayaran ongkos transportasi dalam satuan rupiah untuk setiap orang, yang terdiri dari biaya bahan bakar minyak (BBM), dan biaya toll (untuk rute 3 saja) yang mana dalam hal ini yang kita ambil adalah biaya minimum. Jumlah biaya tersebut ditetapkan dari kesimpulan para pengguna jalan yang diwawancara sebelum perancangan desain kuisioner. Notasi parameter atribut: COST 2. Waktu Tempuh Perjalanan Minimum Waktu yang dibutuhkan selama perjalanan dari daerah asal ke daerah tujuan, yang mana dalam hal ini yang diambil adalah waktu minimum. Jumlah waktu tersebut ditetapkan dari kesimpulan para pengguna jalan yang diwawancara sebelum perancangan desain kuisioner. Notasi parameter atribut: TIME Rute Perjalanan Yang Diteliti Adapun rute yang dikaji pada penelitian ini adalah rute yang berawal dari Simpang Pos Padang Bulan (daerah Jamin Ginting Km 7 sebelum masuk ke Ring Road) menuju daerah Belawan maupun sebaliknya, yaitu: Rute 1 Jamin Ginting – Jalan Ngumban Surbakti – Ring Road – Jalan Gagak Hitam – Jalan Helvetia By Pass – Jalan Yos Sudarso – Belawan. Panjang rute ini adalah ± 31 km. Rute 2 Jalan Jamin Ginting – Jalan Iskandar Muda – Jalan Gajah Mada – Jalan S. Parman – Jalan Kap. Maulana Lubis – Jalan Raden Saleh – Jalan Balai Kota – Jalan Putri Hijau – Jalan Yos Sudarso – Belawan. Panjang rute ini adalah ± 27 km. Rute 3
23
Jalan Jamin Ginting – Jalan Pintu Air 1 – Jalan Karya Jasa – Jalan Sukosopan – Jalan Suka Elok – Jalan Asrama 2 – Jalan Sisingamangaraja – Jalan Toll Belmera – Belawan. Panjang rute ini adalah ± 35 km. Questionare Alat interview yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket isian (questionare). Dalam format angket isian yang akan disebarkan, terdapat pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui karakteristik dari masyarakat pengguna rute perjalanan dan pertanyaan-pertanyaan mengenai preferensi pemilihan rute perjalanan dari masyarakat tersebut. Responden mengekspresikan preferensi pemilihan rutenya dengan menggunakan teknik choice dimana tersedia 6 (enam) point skala semantic, yaitu: a. (1) Pasti pilih rute 1 b. (2) Pasti pilih rute 2 c. (3) Pasti pilih rute 3 d. (4) Mungkin pilih rute 1 e. (5) Mungkin pilih rute 2 f. (6) Mungkin pilih rute 3
HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah responden dalam penelitian Multinomial Logit ini ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2002): N = (Z/e)2 (p) (1-p) (1) dengan N = Ukuran sampel, Z = Standar score untuk α yang dipilih, e = Sampling error, p = Proporsi populasi yang diteliti; jika tidak dapat memperkirakan proporsi populasi maka diasumsikan p= 0,5 Sedangkan nilai Z didapat dari rumus sebagai berikut (USU, 2004): Zc = Z(0,5-α/2)
(2)
dengan α = Probabilitas kesalahan (USU, 2004) Untuk menentukan nilai α maka terlebih dahulu harus ditentukan tingkat keandalannya, dan perhitungan nilai α ini dapat digambarkan dalam rumus sebagai berikut (USU, 2004): Koefisien Kepercayaan = 1 – α (3) α = 1 – Koefisien Kepercayaan (4) Dalam penelitian ini, penulis memilih tingkat keandalannya (reliability) sebesar 90%. Nilai sampling error yang digunakan ataupun probabilitas kesalahan adalah sebesar 10% atau 0,1. Maka didapat nilai Z sebagai berikut: Zc= Z(0,5-0,1/2) Zc= Z(0,5-0,05) Zc= Z(0,45) Zc= 1,645 Dimana, nilai Z tersebut dilihat pada tabel Luas Dibawah Lengkungan Normal Standar dari 0 ke Z (Spiegel, 1961) dikutip oleh Sudjana (2002). Perhitungan jumlah sampel: N= (1,645/0,1)2 (0,5) (1-0,5) N= (16,45)2 (0,25) N= 67,65 ≈ 68 Maka, jumlah responden dalam pengisian kuisioner adalah sebesar 68 orang.
24
Grafik 1 Distribusi jumlah responden pengguna rute perjalanan Belawan – Simpang Pos Padang Bulan
Berdasarkan asal dan tujuan perjalanan yang dilakukan terlihat bahwa karakteristik perjalanan pengguna ketiga rute perjalanan, sebagian besar melakukan perjalanan dari Simpang Pos Padang Bulan yaitu sebanyak 52 orang atau 76,47%. Grafik 2 Distribusi asal-tujuan perjalanan responden pengguna rute perjalanan Belawan Simpang Pos Padang Bulan
Pengguna terbanyak ketiga rute tersebut adalah responden yang memiliki pengeluaran pada kisaran Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 2.000.000,- dan Rp. 2.000.000,- s/d Rp. 5.000.000,- setiap bulannya, yang masing-masing sebanyak 23 orang dan 29 orang (33,82% dan 42,65%). Grafik 3 Tingkat pengeluaran responden pengguna rute perjalanan Belawan – Simpang Pos Padang Bulan setiap bulannya
Sebagian besar pengguna rute 1 dan rute 3 mengemukakan alasan kelancaran sebagai alasan utama dalam memilih rute perjalanan. Untuk rute 2, sebagian besar pengguna rute tersebut mengemukakan alasan kebiasaan sebagai alasan utama. Grafik 4 Distribusi alasan pemilihan rute perjalanan Belawan – Simpang Pos Padang Bulan
25
Grafik 6 Distribusi maksud perjalanan responden dalam menggunakan rute perjalanan Belawan – Simpang Pos Padang Bulan
Secara umum, umur pengguna rute Belawan – Simpang Pos Padang Bulan yang lebih banyak adalah dibawah 35 tahun yaitu sebanyak 55 orang dari 68 orang (80,88%). Grafik 7 Distribusi umur responden pengguna rute perjalanan Belawan – Simpang Pos Padang Bulan
Karena terdapat 3 pilihan rute, maka dipilih analisis menggunakan Logit Multinomial dengan bantuan SPSS. Dengan 68 responden dan total terdapat 1.836 pilihan data yang diberikan, maka hasil perhitungan SPSS menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel 2 Model Fitting Information Model Fitting Criteria Likelihood Ratio Tests Model
-2 Log Likelihood
Intercept Only Final
Chi-Square df Sig.
4.034E3 .000
4.034E3 18 .000
Dari tabel 2 dijelaskan bahwa korelasi antara dependent dan independent variable memberikan signifikansi yang besar (angka signifikansi yang ditunjukkan adalah 0,000). Tabel 3 Likelihood Ratio Tests Model Fitting Criteria Effect
Likelihood Ratio Tests
-2 Log Likelihood of Reduced Model Chi-Square df Sig. .000a
.000 0
.
Waktu
1.216E3b
1.216E3 2
.000
Biaya
1.691E3b
1.691E3 2
.000
Intercept
Rute Terpilih
.000c
.000 2 1.000
26
Jumlah Pilihan Rute
.000a
.000 0
Umur
.000c
.000 4 1.000
Pengeluaran
.000c
.000 8 1.000
.
Dari tabel 3 dijelaskan bahwa variabel waktu tempuh dan biaya perjalanan secara signifikan memberikan perubahan pengambilan rute pada skenario yang telah disebutkan diatas.
Tabel 4 Parameter Estimates 95% Confidence Interval for Exp(B) Pilihan Rutea
B
Std. Error Wald df Sig. Exp(B)
Lower Bound
Upper Bound
1 Intercept
40.686
Waktu
4.308
3.025E-124
1.826E127
Biaya
-.043
1.301 .001 1 .974
.958
.075
12.281
Rute Terpilih
-.067 1808.346 .000 1 1.000
.935
.000
.b
.
.
. b
Jumlah Pilihan Rute
0c
2.403E4 .000 1 .999 147.310 .001 1 .977 74.319
.
. 0
.
[Umur=< 35]
-.010 2751.353 .000 1 1.000
.990
.000
.
[Umur=> 45]
.009 4192.826 .000 1 1.000
1.009
.000
.b
[Umur=35 - 45]
c
.
.
.
.
[Pengeluaran=< 500000]
-.031 5406.597 .000 1 1.000
.969
.000
.b
[Pengeluaran=> 5000000]
-.008 5554.420 .000 1 1.000
.992
.000
.b
[Pengeluaran=1000000 - 2000000]
-.005 2516.692 .000 1 1.000
.995
.000
.b
[Pengeluaran=2000000 - 5000000]
-.012 2479.438 .000 1 1.000
.988
.000
.b
.
.
.
[Pengeluaran=500000 - 1000000] 2 Intercept
0
c
0
.
.
. 0
. 0
.
19.269
2.363E4 .000 1 .999
Waktu
.623
130.602 .000 1 .996
1.865
1.265E-111
2.751E111
Biaya
-.005
1.142 .000 1 .996
.995
.106
9.327
.015 1669.539 .000 1 1.000
1.015
.000
.b
Rute Terpilih Jumlah Pilihan Rute
c
.
.
.
.
[Umur=< 35]
-.005 2569.003 .000 1 1.000
.995
.000
.b
[Umur=> 45]
.003 3914.371 .000 1 1.000
1.003
.000
.b
[Umur=35 - 45]
0
c
.
.
.
.
-.022 5046.731 .000 1 1.000
.978
.000
.b
[Pengeluaran=> 5000000]
.003 5193.398 .000 1 1.000
1.003
.000
.b
[Pengeluaran=1000000 - 2000000]
-.001 2349.826 .000 1 1.000
.999
.000
.b
[Pengeluaran=2000000 - 5000000]
-.002 2314.147 .000 1 1.000
.998
.000
.b
.
.
.
0
c
.
. 0
[Pengeluaran=< 500000]
[Pengeluaran=500000 - 1000000]
0
.
.
. 0
. 0
.
Dari tabel 4 dijelaskan bahwa variabel umur tidak menjadi suatu variabel yang signifikan saat pelaku perjalanan membuat keputusan kepindahan rute dari rute 1 ke rute 2 maupun ke rute 3 dan sebaliknya.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Variabel travel time dan travel cost secara signifikan berpengaruh terhadap perubahan pilihan rute yang dipilih oleh responden. 2. Umur tidak berpengaruh terhadap pemilihan tiap jenis rute dan perubahan pemilihannya.
27
3. 4.
Kelancaran arus lalu lintas menjadi kebutuhan yang begitu penting untuk beraktivitas bagi pengguna rute Belawan – Simpang Pos Padang Bulan. Banyak persepsi masyarakat yang salah dalam pemilihan rute, dimana rute 1 masih dianggap lebih lancar dari pada rute 3, padahal rute 3 memiliki tingkat kelancaran yang lebih baik dari rute 1.
Saran 1. Sarana dan prasarana jalan harus diperbaiki agar biaya operasional kendaran tidak menjadi faktor yang menghalangi pengguna rute untuk mengganti pilihan rutenya, dimana ini akan memunculkan kemungkinan kemacetan pada salah satu rute perjalanan (ketidakseimbangan volume lalu lintas). 2. Kebijakan pemerintah dalam hal manajemen transportasi perkotaan perlu ditinjau kembali dalam rangka mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan efisien, mampu memadukan transportasi lainnya, menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan nasional dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S., (2002), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta Frazila, R.B., (1998), Tinjauan Perilaku Pemilihan Rute Pada Jaringan Jalan Perkotaan, Simposium FSTP, Bandung Gaspersz, V., (1991), Teknik Penarikan Contoh Untuk Penelitian Survei, Tarsito, Bandung Ortuzar, J.d.D dan Willumsen, L.G., (2001), Modelling Transport Third Edition, John Wiley & Sons, Chicester Sudjana., (2002), Metoda Statistika, Tarsito Bandung Tamin, O.Z., (1997), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, ITB, Bandung USU., (2004), Bahan Ajar: Biostatistika II, USU, Medan
28