ANALISA KELAYAKAN FINANCIAL PENGOLAHAN LIMBAH SOUR GAS DENGAN ENVIRONMENTAL MANAGEMENT ACCOUNTING Ardana Putri Farahdiansari dan Moses Laksono Singgih Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Email :
[email protected],
[email protected] Abstrak Kegiatan eksplorasi minyak bumi dengan karakteristik struktur sumur dengan kandungan H2S tinggi menyebabkan perusahaan X harus memiliki sistem penanganan khusus sour gas bernama Sulfur Recovery Unit (SRU) untuk menanggulangi dampak lingkungan akibat racun H2S. Sour gas merupakan limbah namun dapat dimanfaatkan sebagai sumber tenaga untuk proses produksi serta menghasilkan sweet gas yang bernilai jual tinggi. Untuk meminimalisir dampak lingkungan maka dilakukan perbaikan pada SRU. Environmental Management Accounting digunakan untuk menganalisis biaya lingkungan pada aliran material proses pengolahan sour gas serta mengetahui kelayakan alternatif investasi perbaikan SRU secara ekonomis. Terdapat dua alternatif perbaikan yang dianalisa yaitu alternatif pertama peningkatan kapasitas SRU dan alternatif kedua peningkatan kapasitas SRU disertai penerapan membrane filter. Pada perhitungan Net Present Value diketahui alternatif pertama memiliki NPV US$ 7.656.400 dan alternatif kedua memiliki US$ 20.061.169. Hasil NPV positif pada kedua alternative menyebabkan perlunya analisis incremental. Analisis incremental menghasilkan IRR sebesar 44,3% yang memberikan pilihan keputusan untuk penerapan alternatif yang lebih mahal yaitu peningkatan kapasitas SRU disertai penerapan membrane filter. Analisa cost-volume-profit yang dilakukan juga menunjukkan bahwa alternatif kedua memberikan BEP lebih baik yaitu 1,23 mscfd dibandingkan alternatif pertama yang memberikan BEP 4,25 mscfd. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi ekonomis alternatif kedua lebih menguntungkan daripada alternatif pertama. Keywords : biaya lingkungan, Environmental Management Accounting, H2S, kelayakan investasi, dampak lingkungan, sour gas, cost-volume-profit, Sulfur Recovery Unit Abstraction Petroleum exploration wells containing H2S cause firm X must have a sour gas handling system named Sulfur Recovery Unit (SRU) to address the environmental impact of toxic H2S. Sour gas is a waste, but can be utilized as a source of energy for production processes and to produce sweet gas with high value. SRU improvement was needed to minimize environmental impact. Environmental Management Accounting (EMA) was used to analyze the environmental costs of material flow processing sour gas. There are two alternatives to be analyzed, the first increase in capacity and the second alternative SRU SRU capacity accompanied by the application of membrane filters. In calculating the Net Present Value NPV of the first alternative is known to U.S. $ 6,939,842 and the second alternative has a U.S. $ 18,142,897. The result of a positive NPV at both alternative causes need for incremental analysis. IRR of the incremental analysis is 53% which gives an alternative choice for the implementation of the more expensive investment or the implementation of SRU capacity increase of the membrane filter. Cost-volume-profit analysis showed that second alternative had sales BEP at 1,23 mscfd which better than first alternative`s BEP at 4,25mscfd. So from economical views, increasing capacity with membrane filter applied was the best plan choice for implementation. Keywords : environmental cost, Environmental Management Accounting, H2S, feasibility analysis, environmental impact, sour gas, cost-volume-profit, Sulfur Recovery Unit
1. Pendahuluan Perusahaan X melakukan kegiatan eksplorasi minyak bumi di Tuban dengan hasil sampingan produksi yaitu sour gas sejumlah 20 mscfd (million standart cubic feet per day, 106 ft3/day) dengan kandungan 1,6% H2S sehingga terdapat unit khusus untuk menghindari bahaya yang akibat H2S pada sour gas. Unit ini adalah Sulfur Recovery Unit (SRU) berkapasitas 12 mscfd yang mampu menetralisir pembuangan gas H2S. Pada kondisi existing, SRU mengolah 4 mscfd sour gas menjadi sumber tenaga listrik untuk kebutuhan perusahaan. Perusahaan menginginkan perbaikan dampak lingkungan dengan menggunakan kapasitas maksimal SRU. Penggunaan kapasitas maksimal menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan biaya operasional lebih besar dalam jangka panjang, namun perusahaan memperoleh sweet gas (gas keluaran SRU yaitu sweet gas B) sebagai pendapatan perusahaan dengan harga US$ 1.517/mscfd. Pendapatan ini dapat ditingkatkan dengan peningkatan kualitas sweet gas B dengan menggunakan teknologi membrane agar diperoleh sweet gas yang lebih bersih dengan harga jual lebih tinggi yaitu mencapai US$ 6.408/mmB (sweet gas A). Environmental Management Accounting dan Financial Planning Pendekatan Environmental Management Accounting (EMA) dilakukan untuk menganalisis aliran proses pengolahan limbah sour gas pada SRU existing serta perhitungan biaya lingkungan selama proses. Pengumpulan dan pengolahan informasi EMA mampu memberikan gambaran biaya dan pendapatan lingkungan. Selanjutnya dengan informasi EMA mengenai biaya pada kondisi existing maka dapat diproyeksikan perubahan biaya yang terjadi apabila terdapat perubahan pada aliran material proses. Proyeksi tersebut menjadi suatu perencanaan finansial (financial planning) yang mampu menggambarkan aliran keuangan pada penerapan alternatif, sehingga selanjutnya dapat dilakukan analisa kelayakan investasi alternatif yang menguntungkan untuk diterapkan perusahaan. Analisis selanjutnya yaitu
analisis Cost Volume Profit (CVP) untuk mengetahui posisi Break Even Point (BEP) penjualan sweet gas B dan sweet gas A pada penerapan alternatif perbaikan penggunaan SRU sehingga dapat diperoleh alternatif yang menguntungkan dari segi ekonomis bagi perusahaan namun tetap mampu mengurangi permasalahan akibat limbah sour gas terhadap lingkungan. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana cara untuk menemukan pilihan alternatif perbaikan pengolahan limbah sour gas pada Sulfur Recovery Unit (SRU) yang mampu meminimasi dampak lingkungan dengan pengolahan optimal pada sour gas serta memilih alternatif yang mampu memberikan keuntungan ekonomis bagi perusahaan. Penelitian bertujuan untuk agar peneliti dapat melakukan analisis EMA dan CVP dalam menemukan pilihan yang menguntungkan bagi perusahaan serta dapat meminimasi dampak lingkungan. Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Biaya tanggungan dampak lingkungan menggunakan anggaran biaya sesuai ketentuan (kebijakan) perusahaan. Biaya yang ditanggung perusahaan adalah biaya kesehatan warga yang tinggal di area sekeliling plant. 2. Jenis alternatif perbaikan SRU ditentukan dari pilihan teknis pihak expert dengan mempertimbangkan struktur dan komposisi kontaminan pada limbah sour gas. Asumsi-asumsi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Biaya pengadaan investasi membran filter sesuai dengan biaya dari pihak tender yang dipilih perusahaan. 2. Alternatif perbaikan limbah sour gas diterapkan tidak menimbulkan permasalahan lingkungan atau limbah yang baru. 2. Metodologi Penelitian Metode penelitian disusun sebagai suatu kerangka dalam karya ilmiah. Adapun tahapan penelitian adalah :
2.1 Perumusan Permasalahan Permasalahan yang akan diidentifikasi adalah analisis kelayakan dua alternatif perbaikan pengolahan limbah sour gas pada Sulfur Recovery Unit (SRU) dengan pendekatan Environmental Management Accounting (EMA) untuk mengetahui kontribusi pertimbangan biaya lingkungan dalam pengadaan investasi. Penggunaan tool EMA bertujuan untuk mengetahui proses aliran material dan biaya pada proses yang berhubungan dengan lingkungan dengan tujuan dapat melakukan perbaikan yang menguntungkan baik secara lingkungan maupun secara financial 2.2 Studi Pustaka Tahapan ini bertujuan untuk memahami konsep dan kajian-kajian yang relevan untuk penyelesaian permasalahan yang akan diteliti di perusahaan dan penetapan tujuan. Dalam studi pustaka dilakukan pengkajian terhadap literatur, buku, jurnal dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan. Adapun teori-teori yang dipelajari antara lain adalah konsep EMA serta konsep analisis kelayakan investasi. A.
Environmental Management Accounting (EMA) Konsep Environmental Management Accounting (EMA) merupakan salah satu jenis akuntansi manajemen yang dikembangkan untuk mengidentifikasi biaya-biaya lingkungan pada perusahaan. Konsep EMA lahir dari pengembangan konsep environmental accounting yang memiliki keterbatasan dalam pengolahan informasi biaya lingkungan (environmental cost). EMA merupakan akuntansi manajemen yang dikerjakan pada unit fisik dan moneter (Schaltegger, 2002) yang mampu mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, menghitung, mengelompokkan dan menganalisis informasi lingkungan (fisik dan moneter) untuk mendukung pengambilan keputusan internal dan eksternal.
EMA dalam Penerapan Cleaner Production EMA mampu berperan sebagai pendukung penerapan Cleaner Production sebagai penyedia informasi yang dapat memberikan petunjuk letak perbaikan yang dapat dilakukan dalam tujuan mereduksi dampak lingkungan untuk pencapaian cleaner production B.
Pertimbangan Pemilihan Alternatif Perbaikan Pemilihan alternatif perbaikan yang layak dilakukan dengan perhitungan : a) Net Present Value (NPV) NPV menghitung selisih antara nilai investasi saat ini dengan nilai penerimaan saat ini di masa yang akan datang. Proyek dikatakan layak secara ekonomis jika nilai NPV positif (lebih besar dari nol) di mana : t = tahun proyek n = jumlah tahun atau periode proyek At= aliran kas pada tahun ke-t i = tingkat bunga atau keuntungan yang ditentukan b) Internal Rate of Return IRR adalah tingkat suku bunga yang menyebabkan penerimaan ekuivalen suatu cash flow sama dengan pembayaran ekuivalen cash flow tersebut. (2.2) di mana : t = tahun proyek n = jumlah tahun atau periode proyek At = aliran kas pada tahun ke-t i = IRR c) Incremental Analysis Analisis incremental merupakan evaluasi perbedaan biaya pada alternatif investasi dengan benefit yag diperoleh dari perbedaan biaya tersebut. Higher cost alternatif = lower cost alternatif + differences between them
Analisis dilakukan dengan perhitungan incremental IRR yang menyatakan suatu tingkat bunga yang dihasilkan oleh suatu tambahan (incremental) investasi suatu alternatif bila dibandingkan dengan alternatif lain yang membutuhkan investasi lebih rendah. C.
Analisis Cost-Volume-Profit (CVP) Analisis CVP merupakan teknik untuk mengevaluasi perubahan profit pada volume penjualan, biaya produksi dan harga produk terkait adanya perubahan volume produksi dan perencanaan penjualan output produksi yang dilakukan perusahaan. Persamaan CVP adalah : Profit = Total revenue – Total costs = Total revenue – (Total variable costs + Total fixed costs) = (P x Q) – (VC x Q) - TFC = (P x Q) – TC Keterangan : P = harga jual per unit Q = jumlah produk terjual VC = biaya produksi variabel TFC = biaya produksi fixed 2.3 Pengumpulan Data Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data yang menunjang penelitian, antara lain: 1. Data proses produksi, yang digunakan untuk memahami aliran proses yang terjadi di dalam produksi agar mampu mengidentifikasi limbah sour pada proses produksi 2. Data aliran limbah pada proses produksi, berisi informasi mengenai aliran limbah komposisi dan kuantitas limbah sour gas 3. Data perencanaan teknis perbaikan, berisi informasi mengenai identifikasi titik perbaikan lingkungan dan perencanaan target perbaikan. 4. Pengumpulan informasi past-oriented pada EMA, yaitu: a. Material and Flow Accounting, merupakan informasi mengenai aliran material dan energi pada proses perbaikan penanganan sour gas yang juga memberikan informasi biaya
b.
5. a.
b.
selama aliran proses penanganan sour gas Environmental Cost Accounting, merupakan akuntansi biaya lingkungan pada perusahaan yang meliputi proses penanganan sour gas dan biaya pencegahan dampak lingkungan Pengumpulan informasi future-oriented pada EMA, yaitu: Informasi PEMA (Physical Environmental Budgeting), berisi proses perencanaan penetuan usulan alternatif perbaikan teknis pada pengolahan sour gas Informasi MEMA (Monetary Environmental Budgeting), berisi pengumpulan data perencanaan biaya atas alternatif yang terpilih dari perencanaan teknis
2.4 Pengolahan Data Pada tahap ini dilakukan proses pengolahan data yang telah dikumpulkan. 1. Pengolahan informasi physical environmental investment appraisal menjadi sebagai perencanaan pengurangan dampak lingkungan 2. Pengolahan informasi monetary environmental investment appraisal sebagai perencanaan finansial jangka panjang selama umur proyek investasi perbaikan dengan mempertimbangkan fluktuasi harga di masa mendatang. 3. Pengolahan informasi untuk analisis cost-volume-profit sebagai analisis perencanaan profit dan estimasi Break Even Point akibat perubahan volume produksi dan biaya produksi pada alternatif. 4. Studi kelayakan alternatif, merupakan proses memilih alternatif terbaik dari alternatif yang diberikan. 2.5 Analisis dan Interpretasi Data Pada tahap ini dilakukan analisis yang didapatkan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Analisis tersebut meliputi : 1. Analisis cost-volume-profit untuk mengetahui alternatif yang lebih menguntungkan bagi perusahaan dari segi profit. 2. Analisis pada physical environmental investment appraisal meliputi analisis
waste reduction yang dapat dicapai dengan penerapan alternatif 3. Analisis pada monetary environmental investment appraisal meliputi analisis pemilihan alternatif yang paling menguntungkan secara ekonomi. 2.6 Kesimpulan dan Saran Pada tahap terakhir ini akan dilakukan penarikan kesimpulan untuk menjawab tujuan penelitian serta pemberian saran berdasarkan kesimpulan yang didapat. 3. Pengumpulan Data Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data-data yang diperlukan selama penelitian. Data diperoleh dari pengamatan serta data historis perusahaan. a. Data Identifikasi Limbah pada Proses Produksi Identifikasi dimulai dari penentuan titik sumber munculnya limbah sour gas. Limbah sour gas berasal dari sumur eksplorasi bumi yang muncul bersamaan dengan proses pengambilan minyak dari sumur yang menyebabkan tidak dapat dilakukannya upaya pengurangan limbah dari sumber secara langsung. Namun upaya lain dapat dilakukan dengan pengolahan sour gas semaksimal mungkin sehingga tidak ada sisa gas yang dibuang di udara. Upaya ini dapat dilakukan pada unit SRU, di mana pada unit SRU dilakukan pengolahan untuk mengolah sour gas menjadi sweet gas. Sweet gas merupakan gas yang telah dibersihkan dari polutan H2S.Sweet gas dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit tenaga listrik, pembersih H2S pada minyak bumi atau menjadi produk yang berdaya jual.
Proses pada SRU ditargetkan untuk mencapai cleaner production, dengan target: a) Memilih alternatif perbaikan yang efisien dari segi energi dan biaya b) Memilih alternatif perbaikan yang mampu mengolah sour gas dalam jumlah optimal dan mampu mengurangi jumlah sisa limbah yang dibuang ke lingkungan Pengurangan Polusi => Limbah Sour Gas
Proses Pengolahan Sour Gas
H2S removal Proses Pengolahan Sour Gas
SOUR GAS
SWEET GAS
SRU
input
output
Pemilihan Proses yang Efisien Pengolahan Material dalam Jumlah Optimal
Gambar 3.2Target Pencapaian Cleaner Production c. Data Material and Energy Flow Accounting Kondisi Existing Informasi ini berisi mengenai penggunaan biaya selama aliran material dan energi pada proses pengolahan sour gas di SRU. Sumber material : three phase separator Material : 20 mscfd sour gas
16 mscfd Sour Gas
4 mscfd Sour Gas
Listrik (pengolahan 0,5 mscfd)
material loss
Pembuangan di Flare
Proses pada Coalesing Filter
Sweet Gas (0,3 mscfd)
Proses pada Oxidizer
Proses pada Absorber
Listrik (pengolahan 2,7 mscfd)
Proses pada Sweet Gas Scrubber
Proses pada Fuel Gas Treatment
Sweet Gas (4 mscfd)
Sweet Gas (2,7 mscfd)
Chemical Solution (34 gallon) Output Product
Flare sour gas = 16 mscfd
Water Handling
Oil Handling
sour gas = 4 mscfd
Well Pad sour gas = 20 mscfd
Proses pada Filter Press
Sweet Gas (1 mscfd)
Listrik (pengolahan 2,2 mscfd)
Pengiriman sweet gas ke fasilitas lain
Pengiriman listrik ke fasilitas lain
Sulfur Cake (34,5 gallon)
sour gas = 20 mscfd Three phase Separator
Solution (sisa) (34 gallon)
Sulphur (0,5 gallon)
Gas Handling (SRU)
sweet gas = 4 mscfd
Gambar 3.1 Posisi Perbaikan Dampak Lingkungan
Non-Output Product waste
Gambar 3.3 Material and Energy Flow Kondisi Existing
Tabel 3.4 Material and Energy Flow Cost Biaya/ bulan (US$)
Environmental cost/ expenditure 1 Waste and emission treatment Depreciation (flare, filter press, oxidizer) Maintenance and operational material & services Personel 2 Material purchase value of non-product output Sour gas Sweet gas Chemical solution 3 Processing cost of non-product output(SRU) 4 Prevention and environmental management Ganti rugi kesehatan warga Total Environmental expenditures
Biaya/ tahun (US$)
4,722 7,250 1,200
56,667 87,000 14,400
45,300 10,404 56,100 57,065
543,600 124,848 673,200 684,783
16,383 198,424
196,596 2,381,094
Selain itu terdapat juga dana kesehatan yang diberikan kepada penduduk yang tinggal di area sekitar plant. Tabel 3.5 Dana Kesehatan Masyarakat Radius
Usia
0 s.d 200 m 200 s.d 300 m Dewasa 300 s.d 500 m 0 s.d 200 m 200 s.d 300 m Anak 300 s.d 500 m
Jumlah
Dana/ orang Dana Kesehatan (U$D) /tahun (US$)
586 497 642 344 231 360
6,0 5,0 4,0 7,0 6,0 5,0
42.192 29.820 30.816 28.896 16.632 21.600 169.956
Total
d. Penentuan Usulan Alternatif Investasi Fisik Berikut ini adalah usulan perbaikan dari segi teknis yaitu berdasarkan komposisi sour gas dan kemampuan pengolahan SRU.
Kondisi existing 1,6% H2S 41% CO2
10 mscfd sour gas
16 mscfd sour gas
FLARE
FLARE
Clauss proccess
Sour gas 4 mscfd
1,6% H2S 41% CO2 Sour gas 10 mscfd
10 ppm H2S 25% CO2
SRU Clauss proccess kapasitas = 12 mscfd (penggunaan kapasitas ditingkatkan)
Penerapan alternatif ini juga sesuai dengan target perusahaan untuk meningkatkan jumlah sour gas yang dapat diolah (dari pengolahan 4 mscfd sour gas menjadi pengolahan 10 mscfd sour gas) serta mendapatkan pendapatan dari penjualan 6 mscfd sweet gas. 2. Usulan penggunaan amine gas treating Metode ini merupakan metode pembersihan sour gas, namun tidak cocok digunakan untuk kondisi sour gas pada proses produksi Amine Gas Treating
1,6% H2S 41% CO2
Sour gas
4 mscfd sweet gas
SRU
10 mscfd sweet gas
10 mscfd sour gas SRU
Gambar 3.4 Perbandingan Pembuangan Gas dengan Skenario Perbaikan
SRU
Kemampuan pengolahan : 1% H2S 10% CO2
Sour gas
Clauss proccess kapasitas = 12 mscfd
Amine Gas Treating
10 ppm H2S 25% CO2
SRU Clauss proccess kapasitas = 12 mscfd
Sweet gas
Kemampuan pengolahan : 1% H2S 10% CO2
Gambar 3.6 Penolakan Usulan Skenario Penambahan Amine Gas Treating pada SRU 3. Usulan penggunaan membrane filter dan peningkatan penggunaan kapasitas SRU existing. Membran filter mampu melakukan proses removal pada gas dengan tingkat pembersihan sampai 98% (Stern, 2002) sehingga membrane filter dapat diterapkan sebagai pengolah sweet gas keluaran SRU untuk meningkatkan kualitas SRU existing. 1,6% H2S 41% CO2
4 mscfd sour gas
Sweet gas 10 mscfd
Gambar 3.5 Skenario Alternatif Peningkatan Penggunaan Kapasitas SRU
20 mscfd sour gas
20 mscfd sour gas
Sweet gas 4 mscfd
kapasitas = 12 mscfd
Kondisi Perbaikan
1,6% H2S 41% CO2
1. Usulan peningkatan penggunaan kapasitas SRU existing. Peningkatan kapasitas dibatasi pada level 80% kapasitas maksimum (12 mscfd) dengan pertimbangan peraturan teknis perusahaan yaitu batas maksimum penggunaan vessel-vessel pada SRU. Untuk penggunaan tekanan lebih dari 50 psig maka penggunaan kapasitas vessel dibatasi maksimum 80% sehingga jumlah sour gas yang dapat diolah adalah 10 mscfd.
10 ppm H2S 25% CO2
SRU
Sour gas
SRU Clauss proccess
10 ppm H2S 25% CO2
Membran Filter
Sweet gas
Kemampuan pengolahan : 10% H2S 40% CO2
Gambar 3.7 Skenario Alternatif Penerapan Membran Filter pada SRU
4 ppm H2S 5% CO2 Sweet gas
Penerapan membrane filterpada alternatif peningkatan kapasitas SRU akan memberikan keuntungan berupa peningkatan kualitas sweet gas yang dihasilkan. Dari analisis yang sudah dilakukan maka diperoleh dua macam alternatif yang cocok diterapkan pada kondisi gas pada proses produksi, yaitu: a) Alternatif pertama: Peningkatan kapasitas SRU existing b) Alternatif kedua: Peningkatan kapasitas SRU existing sekaligus penerapan membrane filter
Sumber material : three phase separator Material : 20 mscfd sour gas
10 mscfd Sour Gas
10 mscfd Sour Gas
Listrik (pengolahan 1 mscfd)
material loss
Pembuangan di Flare
Proses pada Coalesing Filter
Proses pada Absorber
Sweet Gas (0,8 mscfd)
Chemical Solution (85 gallon)
Proses pada Oxidizer
Output Product
Solution (sisa) (85 gallon)
Sulphur (1,5 gallon)
Proses pada Filter Press
Listrik (pengolahan 3,7 mscfd)
Proses pada Sweet Gas Scrubber
Proses pada Fuel Gas Treatment
Sweet Gas (10 mscfd)
Sweet Gas (3,7 mscfd)
Sweet Gas (1 mscfd)
Sweet Gas (5 mscfd)
Listrik (pengolahan 2,2 mscfd)
Pengiriman sweet gas ke fasilitas lain
Proses pada Membran Filter
Pengiriman listrik ke fasilitas lain
Sulfur Cake (86,5 gallon) Non-Output Product
Sweet Gas (4,97 mscfd)
waste
Gambar 3.9 Material and Energy Flow Alternatif Kedua f.
e. Pengumpulan Informasi Physical Environmental Budgeting Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi aliran material secara fisik untuk penerapan alternatif. 1. Alternatif pertama: Peningkatan kapasitas SRU existing Secara fisik aliran material alternatif pertama sama dengan kondisi existing, namun terdapat perubahan pada kuantitas material dan energi akibat peningkatan kapasitas. Sumber material : three phase separator Material : 20 mscfd sour gas
10 mscfd Sour Gas
10 mscfd Sour Gas
Listrik (pengolahan 1 mscfd)
material loss
Pembuangan di Flare
Proses pada Coalesing Filter
Proses pada Absorber
Sweet Gas (0,8 mscfd)
Chemical Solution (85 gallon)
Proses pada Oxidizer
Output Product
Listrik (pengolahan 3,2 mscfd)
Proses pada Sweet Gas Scrubber
Proses pada Fuel Gas Treatment
Sweet Gas (10 mscfd)
Sweet Gas (3,2 mscfd)
Pengumpulan Informasi Monetary Environmental Budgeting Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi investasi dan biaya operasional untuk penerapan alternatif 1. Alternatif pertama: Peningkatan kapasitas SRU existing Investasi yang diperlukan untuk penerapan alternatif ini adalah investasi research and development berupa biaya persiapan penerapan alternatif senilai US$ 800.000 yang meliputi biaya riset internal perusahaan, biaya training, biaya workshop tim riset serta biaya persiapan dan start-up alternatif. Berikut ini adalah biaya operasional tahunan dengan adanya penerapan alternative pertama. Tabel 3.6 Budgeting Alternatif Pertama Tahun ke-0 Proyek Environmental cost
Solution (sisa) (85 gallon)
Sulphur (1,5 gallon)
Proses pada Filter Press
Sweet Gas (1 mscfd)
Sweet Gas (5,5 mscfd)
Listrik (pengolahan 2,2 mscfd)
Pengiriman sweet gas ke fasilitas lain
Penjualan
Pengiriman listrik ke fasilitas lain
Sulfur Cake (86,5 gallon) Non-Output Product waste
Gambar 3.8 Material and Energy Flow Alternatif Pertama 2. Alternatif kedua: Peningkatan kapasitas SRU existing sekaligus penerapan membrane filter Secara fisik aliran material alternatif pertama sama dengan aliran material alternatif kedua, namun terdapat penambahan aliran proses pada membrane filter.
1 Waste and emission treatment Depreciation (flare, filter press, oxidizer) Maintenance and operational material & services Personel 2 Material purchase value of non-product output Sour gas Sweet gas Chemical solution 3 Processing cost of non-value product (SRU) 4 Prevention and environmental management Ganti rugi kesehatan warga Total Environmental expenditures 5 Environmental Revenue
Biaya/ bulan Biaya/ tahun (US$) (US$) 11,806 18,125 3,000
141,667 217,500 36,000
45,300 27,744 140,250 125,601
543,600 332,928 1,683,000 1,507,208
16,383 388,208 264,330
196,596 4,658,499 3,171,960
2. Alternatif kedua: Peningkatan kapasitas SRU existing sekaligus penerapan membrane filter Alternatif kedua atau peningkatan kapasitas pada SRU beserta penerapan membrane filter memerlukan dua macam biaya
investasi. Biaya investasi tersebut adalah biaya pengadaan fasilitas membrane filter dan biaya research and development untuk riset internal perusahaan, training, workshop serta biaya persiapan dan uji coba alternatif kedua sebesar U$D 1.200.000. Rincian investasi untuk penerapan alternatif kedua adalah sebagai berikut. Tabel 3.7 Investasi Alternatif Kedua Investment Membrane module cost Installed compressor cost Fixed cost (MC+CC) Base plant cost Project contingency Total Facility Investment
Cost 2,850,000 345,000 3,195,000 3,514,500 702,900 4,217,400
Berikut ini adalah biaya operasional tahunan dengan adanya penerapan alternative kedua. Tabel 3.8 Budgeting Alternatif Kedua Tahun ke-0 Proyek Environmental cost
Biaya/ bulan Biaya/ tahun (US$) (US$)
1 Waste and emission treatment (sulfur cake) Depreciation (flare, filter press, oxidizer) Maintenance and operational material & services Personel 2 Material purchase value of non-product output Sour gas Sweet gas Chemical solution 3 Processing cost of non-value product (SRU&membran) 4 Prevention and environmental management Ganti rugi kesehatan warga Total Environmental expenditures 5 Environmental Revenue
11,806 18,125 3,000
141,667 217,500 36,000
45,300 27,744 140,250 193,846
543,600 332,928 1,683,000 2,326,152
16,383 456,454 961,200
196,596 5,477,443 11,534,400
4. Pengolahan Data a. Physical Investment Appraisal Pada tahap physical investment appraisal dilakukan pengolahan data dampak lingkungan yang terjadi dengan adanya penerapan alternatif.Pada pengolahan data ini dilakukan pembentukan informasi mengenai proporsi material loss untuk membandingkan material loss pada kondisi existing dan penerapan alternatif. Material Loss Existing= = = 80 % Material Loss alternatif pertama = = = 50 % Material Loss alternatif kedua = = = 50,12%
Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa penerapan alternatif memberikan kontribusi pengurangan material sour gas dan sekaligus menunjukkan waste reduction dengan adanya pengurangan sour gas yang dibuang ke udara. b. Perhitungan NPV dan IRR pada Alternatif Berikut iniadalah cashflow dari kedua alternative yang diproyeksikan untuk 10 tahun ke depan (umur proyek) Tabel 3.9 PV Cashflow Alternatif Tahun
Alternatif 1
Alternatif 2
0
(800,000)
(5,417,400)
1
(133,767)
3,703,918
2
1,005,649
2,554,002
3
1,043,812
2,715,228
4
1,084,414
2,888,594
5
1,127,535
3,074,929
6
1,173,239
3,275,103
7
1,221,571
3,490,024
8
1,272,548
3,720,637
9
1,326,156
3,967,921
10
1,382,338
4,232,880
11
2,633,821
3,532,009
1) Pada perhitungan alternative pertama didapatkan hasil sebagai berikut : NPV sebesar US$ 7.656.400 IRR sebesar 70,48% 2) Pada perhitungan alternative kedua didapatkan hasil sebagai berikut : NPV sebesar US$ 20.061.169 IRR ssebesar 57,93% c. Perhitungan Incremental IRR Hasil positif pada perhitungan NPV menyebabkan perlunya perhitungan incremental.
Tabel 3.11 Pengaruh Peningkatan Biaya Operasional terhadap NPV
Grafik Benefit-Cost 30000000
Peningkatan Biaya Operasional 25000000
Benefit (US$)
20000000
15000000 Alternatif 1 Alternatif 2
10000000 5000000
Personel
Maint.
Chemic.
Polymer
NPV (US$)
78% 86% 94% 98%
48% 53% 58% 60%
32% 35% 38% 40%
44% 48% 53% 55%
10,575,343 3,768,666 (5,984,548) (11,875,275)
1 2 3 4
0 0
2000000
4000000
Perubahan NPV akibat Biaya Operasional
6000000
Cost (US$)
$15,000,000
Gambar 3.9 Grafik Benefit-Cost pada Alternatif Investasi
$10,000,000
US$
$5,000,000
Tabel 3.10 Perhitungan Incremental IRR
$0
Tahun
A2-A1
-$5,000,000
0
(4,617,400)
-$10,000,000
1
3,603,459
-$15,000,000
2
1,365,120
3
1,383,681
4
1,402,431
5
1,421,366
6
1,440,479
7
1,459,764
8
1,479,212
9
1,498,814
10
1,518,558
11
449,285
ΔIRR
44.3%
menjadi nol
2
3
4
Gambar 3.10 Pengaruh Peningkatan Biaya Operasional terhadap NPV 2) Pengaruh akibat perubahan harga jual sweet gas Dilakukan perhitungan pada berbagai angka penurunan harga jual sweet gas untuk mengetahui persentase penurunan harga jual sweet gas yang dapat mengubah NPV menjadi nol, Tabel 3.12 Pengaruh Penurunan Harga Jual Sweet Gas terhadap NPV Penurunan Harga Jual Sweet Gas
NPV
50%
968,096.62
55%
630,052.55
60%
347,496.55
65%
91,835.57
70%
(121,595.46)
Pada perhitungan tersebut diperoleh incremental IRR adalah 44,3%. Karena incremental IRR lebih besar daripada MARR (6.5%) maka keputusan dipilih pada alternatif kedua
NPV 1,200,000.00
1,000,000.00 800,000.00 US$
d. Analisis Sensitivitas Dilakukan estimasi perubahan NPV dengan adanya perubahan keadaan pada penerapan alternatif. 1) Pengaruh akibat peningkatan biaya operasional. Dilakukan perhitungan pada berbagai persentase peningkatan biaya operasional untuk mengetahui persentase peningkatan biaya yang dapat mengubah NPV
NPV
1
600,000.00 NPV
400,000.00 200,000.00
(200,000.00)
50%
55%
60%
65%
70%
Gambar 3.11 Pengaruh Penurunan Harga Jual Sweet Gas terhadap NPV
3) Pengaruh akibat Peningkatan Biaya Operasional disertai Penuruhan Harga Jual Analisis kemungkinan perubahan NPV, dilakukan pula pada penggabungan kondisi penurunan harga jual sweet gas (penurunan 32% sesuai data historis) dan peningkatan biaya operasional tertinggi pada data historis (kondisi peningkatan biaya maintenance 23.84%, chemical solution 15.90%, biaya membrane polymer 21,36% dan biaya personel 39%). Pada kondisi ini diperoleh NPV US$ 1.118.835 4) Analisa terhadap MARR Analisis sensitivitas dilakukan terhadap perubahan tingkat bunga atau MARR (Minimum Attractive Rate of Return) untuk mengetahui tingkat bunga atau pengembalian yang menyebabkan alternatif menjadi tidak layak atau tidak menguntungkan secara ekonomis. Tabel 3.13 Pengaruh Tingkat Bunga pada NPV
Tingkat Bunga
NPV
6,5%
20,061,169
15%
11,577,889
20%
8,507,040
30%
4,587,563
45%
1,479,709
65%
(567,673)
Gambar 3.12 Pengaruh Tingkat Bunga terhadap NPV Dari keseluruhan analisis sensitivitas menunjukkan bahwa alternative kedua relative aman untuk diterapkan.
e. Analisa Cost Volume Profit Berikut ini adalah analisis yang dilakukan terkait volume produksi, biaya produksi dan profit perusahaan. 1) Analisa perubahan biaya rata-rata produksi Analisa dilakukan terkait dengan perubahan volume produksi sweet gas akibat perubahaan penggunaan kapasitas SRU. Tabel 3.14 Perbandingan Penggunaan Output Produksi (Sweet Gas) Pengolahan Penggunaan
Pengolahan Penggunaan
Pengolahan Penggunaan
Kondisi Existing 4 mscfd sweet gas B 4 mscfd kebutuhan internal Alternatif Pertama 10mscfd sweet gas B 4 mscfd kebutuhan internal 0,5 mscfd power (incremental) 5,5 mscfd dijual (sweet gas B) Alternatif Kedua 10mscfd sweet gas B 4 mscfd kebutuhan internal pengolahan menjadi 6 mscfd sweet gas A 1 mscfd power (incremental) 5 mscfd dijual (sweet gas A)
Output pada kondisi existing adalah sweet gas B sejumlah 4 mscfd dengan biaya produksi total adalah U$S 182.041 sehingga biaya (TC) rata-rata untuk produksi sweet gas B per unit adalah US$ 1.517 per mscfd. Sedangkan penerapan alternatif pertama akan menghasilkan output produksi sweet gas B sebesar 10 mscfd dengan total biaya produksi sebesar US$ 371.825. Jadi dengan penerapan alternative akan menurunkan rata-rata biaya produksi sweet gas. 2) Analisa profit perusahaan Berikut ini adalah profit dari penjualan sweet gas B (pada alternative pertama) dan sweet gas A (pada alternative kedua) a. Estimasi profit alternatif pertama TC (total cost) = US$ 1.239/ mscfd untuk penggunaan kapasitas 10 mscfd gas pada SRU P (harga jual) = US$ 1.602/ mscfd Q (quantity) = 5,5 mscfd
Profit = (P x Q) – TC =US$(1.602x5,5x30)–(1.239x5,5x 30) = US$ 264.330 – 204.433 = US$ 59.895 per bulan
Dari perhitungan tersebut diperoleh bahwa BEP alternative pertama adalah penjualan 4,23 mscfd sweet gas B, sedangkan BEP alternative kedua adalah penjualan.
b. Estimasi profit alternatif kedua TC (total cost) = US$ 1.575/ mscfd untuk kapasitas 10 mscfd gas pada SRU
5. Analisa dan Interpretasi Data Tahapan ini merupakan proses analisa dari data yang sudah diolah.
P (harga jual) = US$ 6.408/ mscfd Q(quantity)
= 5 mscfd
Profit = (P x Q) – TC = US$ (6.408 x 5 x 30) –(1.575 x 5 x 30) = US$ 961.200 – 236.233 = US$ 724.967 per bulan 3) Analisa Break Even Point (BEP)
Selanjutnya dilakukan perhitungan profit pada kondisi dimana angka penjualan sweet gas B dan sweet gas A bervariasi sementara keseluruhan biaya produksi (pengolahan sweet gas) berjumlah tetap (karena setting fasilitas SRU tidak dapat diubah sehingga harus selalu mengolah jumlah gas sama setiap harinya). Break Even Point Alternatif Pertama 300,000 250,000
US$
200,000 150,000
Revenue
100,000
Biaya Produksi
50,000
5.5 4.5 3.5 2.5 1.5 mscfd mscfd mscfd mscfd mscfd
0
Gambar 3.13 Gambaran Posisi Break Event Point pada Penjualan Sweet Gas B Break Even Point Alternatif Kedua 1,200,000 1,000,000
a. Analisis Identifikasi Limbah dan Penanganan Limbah pada Kondisi Existing Pada penelitian fokus pencapaian cleaner production difokuskan pada permasalahan dampak lingkungan atau permasalahan meminimasi limbah. Karena limbah sour gas ini muncul bersamaan dengan minyak bumi selama proses eksplorasi, sehingga upaya meminimalisir jumlah limbah sour gas adalah pada pengoptimalan proses penanganan sour gas yang terjadi pada unit SRU (Sulfur Recovery Unit). Proses ini dilakukan dengan peningkatan jumlah sour gas yang dapat diolah sehingga sisa sour gas yang dibuang ke udara akan berkurang. Apabila jumlah sour gas yang diolah pada kondisi existing adalah 4 mscfd, maka pada proses perbaikan dilakukan upaya peningkatan pengolahan sour gas sejumlah 10 mscfd. b. Analisis Perencanaan Perbaikan Kondisi Existing Peningkatan pengolahan limbah sour gas tentunya akan membawa konsekuensi pada peningkatan biaya, sehingga untuk menanggung konsekuensi tersebut, pemilihan perbaikan harus dapat memberikan kontribusi pendapatan perusahaan. Dengan demikian masalah lingkungan dapat diatasi dan perusahaan tidak mengalami kerugian secara ekonomis.
US$
800,000 600,000
Revenue
400,000
Biaya Produksi
200,000
5 4 3 2 1 mscfd mscfd mscfd mscfd mscfd
0
Gambar 3.14 Break Event Point Penjualan Sweet Gas A
c. Analisis Material Flow Cost Accounting Pada kondisi existing didapatkan bahwa proporsi material loss adalah 80%. Jumlah material loss besar karena sebagian besar sour gas (16 mscfd) yang sudah terambil dari well pad dan meyebabkan biaya pengambilan (biaya pembelian sour gas) pada akhirnya harus dibuang ke flare karena terbatasnya pengolahan sour gas (4
mscfd) di SRU. Penerapan alternatif perbaikan menyebabkan proporsi material loss berkurang menjadi 50%. Hal ini disebabkan karena jumlah sour gas yang diolah meningkat menjadi 10 mscfd. Perubahan material loss tersebut sekaligus menunjukkan penambahan waste reduction bagi perusahaan. Dengan adanya peningkatan jumlah sour gas yang diolah, maka jumlah sisa gas yang dibuang di udara juga akan semakin berkurang.
d. Analisis Monetary Investment Appraisal
Environmental
Analisa keuangan meliputi beberapa aspek yaitu : 1. Studi Kelayakan Investasi Pada perencanaan alternatif pertama dengan rate 6.5% didapatkan NPV positif yaitu US$ 7.656.400 dan IRR 70,74%. Sedangkan pada perencanaan alternatif kedua didapatkan NPV sebesar US$ 20.061.169 dan IRR pada tingkat bunga 57,9%. Karena pada kedua alternatif didapatkan NPV positif maka dilakukan analisis incremental untuk memilih proyek yang sebaiknya diambil. Dari analisis incremental yang dilakukan maka didapatkan incremental IRR adalah 44,3%. Karena incremental IRR lebih besar daripada MARR maka keputusan pemilihan jatuh pada alternatif kedua. 2. Analisis Perubahan NPV Dari perhitungan terhadap kemunkinan perubahan biaya operasional, harga jual sweet gas serta analisa tingkat bunga didapatkan bahwa secara umum perubahan yang terjadi memang tidak mengubah tingkat kelayakan proyek dengan ditunjukkan adanya NPV yang masih positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa alternatif kedua masih aman untuk diterapkan pada perkiraan kondisi yang terburuk pada data historis. 3. Analisa CVP Pada kondisi existing, jenis sweet gas yang diproduksi adalah sweet gas B (keluaran SRU) sejumlah 4 mscfd dengan jumlah biaya produksi per unit adalah U$S 1.517 per mscfd. Penerapan alternatif pertama atau peningkatan kapasitas SRU
akan menyebabkan output produk meningkat yang disertai dengan peningkatan biaya produksi namun mampu memberikan penurunan biaya produksi per unit menjadi sebesar US$ 1.239. Sementara dari segi profit diperoleh bahwa alternatif kedua atau alternatif produksi sweet gas A akan memberikan keuntungan (profit) yang lebih besar bagi perusahaan yaitu mencapai US$ 724.967 per bulan. Sedangkan alternatif pertama atau alternatif produksi sweet gas B hanya memberikan profit sebesar US$ 59.895 per bulan. Hal ini disebabkan harga jual sweet gas A yang lebih tinggi dibandingkan harga jual sweet gas B (harga jual sweet gas A adalah US$ 6.408 per mscfd sementara harga jual sweet gas B 1.602 per mscfd) Pada analisa terakhir yaitu BEP, didapatkan bahwa posisi BEP alternatif pertama adalah berada pada angka penjualan sweet gas B sebesar 4,25 mscfd, sedangkan posisi BEP alternatif kedua adalah penjualan 1.23 mscfd sweet gas A. Dari segi analisis BEP, maka penerapan alternatif kedua lebih aman dibandingkan alternatif pertama, disebabkan posisi BEP alternatif kedua yang lebih rendah daripada alternatif pertama. BEP yang lebih rendah akan menyebabkan target penjualan sweet gas A (pada alternatif kedua) lebih mudah dicapai daripada sweet gas B. Dari keseluruhan analisis tersebut maka diperoleh kesimpulan bahwa alternative kedua (produksi sweet gas A) lebih dipilih untuk diterapkan pada perusahaan dengan tujuan mengurangi dampak lingkungan sekaligus memberikan keuntungan ekonomis bagi perusahaan. 6. Kesimpulan Dari hasil analisis penelitian, maka terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan peneliti, yaitu sebagai berikut : 1. Pengolahan informasi PEMA (Physical Environmental Management Accounting) mampu membantu memberikan pertimbangan pada pemilihan alternatif dengan analisis aliran material proses, yaitu dengan analisa material loss pada material and energy flow. Analisa menunjukkan
bahwa penerapan alternatif menurunkan material loss sehingga sour gas yang terbuang di udara bebas berkurang dari 80% menjadi 50%. 2. Pengolahan informasi MEMA (Monetary Environmental Management Accounting) mampu membantu memberikan pertimbangan pada pemilihan alternatif dengan analisis kelayakan investasi secara ekonomis. Informasi MEMA memberikan gambaran cashflow selama proyek investasi sehingga dapat diketahui bahwa kedua alternatif layak dipilih karena memiliki NPV positif yaitu US$ 7.656.400 untuk alternatif pertama dan US$ 20.061.169 untuk alternatif kedua. Analisis incremental yang dilakukan untuk menguji pemilihan proyek menunjukkan bahwa alternatif kedua lebih dipilih karena diperoleh incremental IRR 44,3 yang lebih besar dari MARR (6,5%). 3. Analisis Cost-Volume-Profit (CVP) menunjukkan bahwa peningkatan kapasitas produksi menyebabkan penurunan biaya produksi per unit sebesar US$ 226 per mscfd. Selain itu adanya peningkatan volume produksi yang disertai peningkatan kualitas gas juga menyebabkan perusahaan berpotensi mendapatkan keuntungan lebih besar dengan posisi volume BEP sebesar 1,23 mscfd. Hal tersebut lebih menguntungkan dibandingkan alternatif pertama yang memberikan BEP sebesar 4,25 mscfd. DAFTAR PUSTAKA Buyung, Mardiyono. (2008). Pemilihan Alternatif Perbaikan untuk Meminimasi Biaya Lingkungan dengan Pendekatan EMA. Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS Carlsson, A.F. Design and Operation of Sour Gas Treating Plants for H2S, CO2, COS and Mercaptans. Separation and Purification Technology 35(2004)142–156 Clement, Robert. (1996). Making Hard Decision. Duxbury Press Dharmappa, H.B, Waste Water and Storm Water Minimisation in a Coal Mine, 3rd Euro Environment Conference on
Business and Sustainable Performance, (2002) Heubach, Daniel, Environmental and Economical Analysis of Material Recycling Loops in Industry, Journal of Cleaner Production, 8(2000)23–34 Jasch, Christine. (2009). Environmental and Flow Cost Accounting. Germany : Springer Jer-Doong, Shain; Jadhav, Raja. High Temperature membran for CO2 and/or H2S Separation. US 7.572.318. Agt.11, 2009 Jer-Doong, Shain; Jadhav, Raja. Membrane Reactor for H2S, CO2 and H2S Separation. US 2007/0240565. Oct.18, 2007 Ken Whitelaw. (2004). ISO 14001 Environmental Systems Handbook. Elsevier Butterworth-Heinemann Lembaran Negara Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang RI No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta Nagl, Gary. Liquid Redox Enhance Claus Process. Sulphur 274. May-June 2001 Newnan, Donald. (2004). Engineering Economics Analysis. Oxford University Press Nur Cahyo, Winda. Pemilihan Alternatif dengan Decision Tree pada Nilai Outcome yang Probabilistik. Teknoin, Volume 13, Nomor 2, Desember 2008. Partowidagdo, W., Peningkatan Produksi, Investasi dan Kemampuan Nasional Hulu Migas, Seminar Migas Nasional, Majalah E&M, Jakarta, 11 Maret 2008 Pujawan, Nyoman. (2004). Ekonomi Teknik. Guna Widya Surabaya Schaltegger, Stefan; Burritt, RL; Jasch, Christine; Bennett, Martin. (2008). Environmental Management Accounting for Cleaner Production. Germany : Springer United Nations Division for Sustainable Development. (2001). Environmental Management Accounting Procedures and Principles. New York : United Nations Wang, Dongliang; Teo, W.K. 22 March 2003. Selective Removal of Trace H2S from Gas Streams Containing CO2 Using Hollow Fibre Membrane Modules/Contractors. Separation and Purification Technology 35(2004)125–131