ANALISA KADAR TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS), AMONIAK (NH3), SIANIDA (CN-) DAN SULFIDA (S2-) PADA LIMBAH CAIR BAPEDALDASU
KARYA ILMIAH
OLEH MARGARETH ELISA KARINA PURBA 062401024
DEPARTEMEN KIMIA PROGRAM STUDI DIPLOMA-3 KIMIA ANALIS FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 -
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
ANALISA KADAR TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS), AMONIAK (NH3), SIANIDA (CN-) DAN SULFIDA (S2-) PADA LIMBAH CAIR BAPEDALDASU
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
MARGARETH ELISA KARINA PURBA 062401024
DEPARTEMEN KIMIA PROGRAM STUDI DIPLOMA-3 KIMIA ANALIS FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 -
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
PERSETUJUAN
JUDUL
PERSETUJUAN NAMA NOMOR INDUK MAHASISWA DEPARTEMEN FAKULTAS
: ANALISA KADAR TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS),AMONIAK (NH3), SIANIDA (CN-) DAN SULFIDA (S2-) PADA LIMBAH CAIR BAPEDALDASU : KARYA ILMIAH : MARGARETH ELISA KARINA PURBA : 062401024 : KIMIA : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Disetujui di Medan, Juni 2009
Diketahui / Disetujui oleh Departemen Kimia F-MIPA USU
Pembimbing
Dr.Rumondang Bulan,MS NIP : 131 459 466
Dra.Nurhaida Pasaribu,Msi NIP : 131 653 993
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir ini yang berjudul : ANALISA KADAR TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS), AMONIAK (NH3), SIANIDA (CN-) DAN SULFIDA (S2-) PADA LIMBAH CAIR BAPEDALDASU
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri,kecuali beberapa kutipan dari ringkasan masing-masing yang disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2009
Margareth Elisa Karina Purba Nim : 062401024
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
PENGHARGAAN
Puji syukur penulis panjatkan kepada TUHAN YANG MAHA ESA atas berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian Program DIPLOMA-3 KIMIA ANALIS. Dalam penulisan karya ilmiah ini banyak pihak yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada : 1. Kedua Orang Tua penulis,Ayahanda Drs. J.K. Purba dan Ibunda N.L.Pasaribu. Terimakasih buat semangat dan kasih sayang yang orang tua penulis berikan. 2. Bapak De.Eddy Marlianto,MS selaku Dekan F-MIPA USU. 3. Ibu Dr.Rumondang Bulan,MS selaku Ketua Jurusan Kimia F-MIPA USU. 4. Ibu Dra.Nurhaida Pasaribu,Msi selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah banyak memberikan masukan yang berguna dan bermanfaat bagi penulis. 5. Segenap Pemimpin dan Pegawai BAPEDALDASU yang telah memberikan fasilitas kepada penulis untuk melakukan Praktek Kerja Lapangan sebagai bahan dasar penulisan karya ilmiah ini. 6. Buat seluruh keluargaku terimakasih untuk dukungan dan semangat yang diberikan. 7. Buat Edo, Terimakasih buat kasih sayang, semangat dan waktu yang diberikan. 8. Buat seluruh teman-teman KIMIA ANALIS khususnya Stambuk 06 tetap semangat dan berjuang. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis juga mengucapkan terimakasih atas segala kritik dan saran. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Juni 2009 Penulis
Margareth Elisa Karina Purba
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
ABSTRAK
Telah dilakukan analisa kadar Total Suspended Solid (TSS), Amoniak (NH3), Sianida (CN-) dan Sulfida (S2-) dari limbah cair laboratorium BAPEDALDASU. Pemeriksaan kadar Total Suspended Solid, Amoniak, Sianida dan Sulfida dilakukan dengan Spektrophotometer Portable. Dimana panjang gelombang untuk Total Suspended Solid 810 nm, panjang gelombang untuk Amoniak 655 nm, panjang gelombang untuk Sianida 612 nm dan panjang gelombang untuk Sulfida 665 nm. Analisa terhadap limbah cair berdasarkan atas parameter-parameter baku mutu limbah cair yang ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup. Dari hasil analisa yang dilakukan diperoleh kadar Total Suspended Solid pada sampel 1 = 475 mg/L, sampel 2 = 1700 mg/L. Kadar amoniak pada sampel 1 = 0,04 mg/L, sampel 2 = 0,09 mg/L. Kadar sianida pada sampel 1 = 0,029 mg/L, sampel 2 = 0,012 mg/L. Kadar sulfide pada sampel 1 = 0,010 mg/L, sampel 2 = 0,021 mg/L. Apabila dibandingkan kadar parameter limbah hasil analisa dengan parameter baku mutu limbah cair yang ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup, maka air limbah yang di analisa masih berada di bawah kadar mutu limbah cair tersebut.
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
TOTAL RATE ANALYSIS OF SUSPENDED SOLID(TSS), AMMONIA(NH3), CYANIDE(CN-) AND SULFIDE(S2-) AT LIQUID WASTE BAPEDALDASU
ABSTRACT In has be done to analyse Total rate of Suspended Solid ( TSS), Ammonia (NH3), Cyanide (CN-) and Sulfide (S2-) of laboratory liquid waste of BAPEDALDASU. Inspection of Total rate of Suspended Solid, Ammonia, Cyanide and Sulfide done with Spektrophotometer Portable. Where wavelength to be is Total of Suspended Solid 810 nm, wavelength for Ammonia 655 nm, wavelength for Cyanide 612 wavelength and nm for Sulfide 665 nm. Analyse to liquid waste by virtue of standard parameters quality of liquid waste specified by Minister Environment. From result of analysis which is to be obtained by Total rate of Suspended Solid at sampel 1 = 475 mg / L, sampel 2 = 1700 mg / L. Rate Ammonia [at] sampel 1 = 0,04 mg / L, sampel 2 = 0,09 mg / L. Rate Cyanide at sampel 1 = 0,029 mg / L, sampel 2 = 0,012 mg / L. Rate of Sulfide at sampel 1 = 0,010 mg / L, sampel 2 = 0,021 mg / L. If compared to waste parameter rate result of analysis with standard parameter quality of liquid waste specified by Minister Environment, hence waste water which in analysis still under rate quality of liquid waste
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN
ii
PERNYATAAN
iii
PENGHARGAAN
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
1
1.2. Permasalahan
3
1.3. Tujuan
3
1.4. Manfaat
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air
4
2.1.1. Sifat umum air
5
2.1.2. Sumber air
6
2.2. Pencemaran air
7
2.3. Limbah cair
8
2.4. Beberapa parameter limbah cair
10
2.4.1. Total Suspended Solid ( TSS )
10
2.4.2. Amoniak (NH3)
12
2.4.3. Sianida (CN-)
13
2-
2.4.4. Sufida (S )
16
2.5. Analisis Spektrofotometer
18 -
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 3.1. Alat
20
3.1.1. Analisa Total Suspended Solid (TSS)
20
3.1.2. Analisa Amoniak (NH3)
20
3.1.3. Analisa Sianida (CN-)
20
3.1.4. Analisa Sulfida (S2-)
21
3.2. Bahan
21
3.2.1. Analisa Total Suspended Solid (TSS)
21
3.2.2. Analisa Amoniak (NH3)
21
3.2.3. Analisa Sianida (CN-)
21
3.2.4. Analisa Sulfida (S2-)
22
3.3. Prosedur
22
3.3.1. Analisa Total Suspended Solid (TSS)
22
3.3.2. Analisa Amoniak (NH3)
23
3.3.3. Analisa Sianida (CN-)
25
3.3.4. Analisa Sulfida (S2-)
26
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Analisis
28
4.1.1. Penentuan kadar Total Suspended Solid (TSS)
28
4.1.2. Penentuan kadar Amoniak (NH3)
28
4.1.3. Penentuan kadar Sianida (CN-)
28
4.1.4. Penentuan kadar Sulfida (S2-)
29
4.2. Pembahasan
29
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
31
5.2. Saran
32
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN -
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Data Analisa Total Suspended Solid (TSS) Tabel 4.2. Data Analisa Amoniak (NH3) Tabel 4.3. Data Analisa Sianida (CN-) Tabel 4.4. Data Analisa Sulfida (S2-)
26 26 26 27
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Bahan ini dirumuskan sebagai bahan dalam jumlah relatif sedikit tapi mempunyai potensi mencemarkan/merusakkan lingkungan kehidupan dan sumber daya.
Bahan beracun dan berbahaya banyak dijumpai sehari-hari, baik sebagai keperluan rumah tangga maupun industri yang tersimpan, diproses, diperdagangkan, diangkut dan lain-lain. Insektisida, herbisida, zat pelarut, cairan atau bubuk pembersih deterjen, amoniak, sodium nitrit, gas dalam tabung, zat pewarna, bahan pengawet dan masih banyak lagi untuk menyebutnya satu per satu. Bila ditinjau secara kimia bahanbahan ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Terdapat lima juta jenis bahan kimia telah dikenal dan di antaranya 60.000 jenis sudah dipergunakan dan ribuan jenis lagi bahan kimia baru setiap tahun diperdagangkan.
Sebagai limbah, kehadirannya cukup mengkhawatirkan terutama yang bersumber dari pabrik industri. Bahan beracun dan berbahaya banyak digunakan -
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
sebagai bahan baku industri maupun sebagai penolong. Beracun dan berbahaya dari limbah ditunjukkan oleh sifat fisik dan kimia bahan itu sendiri, baik dari jumlah maupun kualitasnya. Dalam jumlah tertentu dengan kadar tertentu, kehadirannya dapat merusakkan kesehatan bahkan mematikan manusia atau kehidupan lainnya sehingga perlu ditetapkan batas-batas yang diperkenankan dalam lingkungan pada waktu tertentu.
Adanya batasan kadar dan jumlah bahan beracun dan berbahaya pada suatu ruang dan waktu tertentu dikenal dengan istilah nilai ambang batas, yang artinya dalam jumlah demikian masih dapat ditoleransi oleh lingkungan sehingga tidak membahayakan lingkungan ataupun pemakai. Karena itu untuk tiap jenis bahan beracun dan berbahaya telah ditetapkan nilai ambang batasnya.
Tingkat bahaya keracunan yang disebabkan limbah tergantung pada jenis dan karakteristiknya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka waktu relatif singkat tidak memberikan pengaruh yang berarti, tapi dalam jangka panjang cukup fatal bagi lingkungan. Oleh sebab itu pencegahan dan penanggulangan haruslah merumuskan akibat-akibat pada suatu jangka waktu yang cukup jauh. Melihat pada sifat-sifat limbah, karakteristik dan akibat yang ditimbulkan pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang diperlukan langkah pencegahan, penanggulangan dan pengelolaan.(http://www.limbah-industri.com/html.)
Dari uraian diatas maka penulis mengambil judul ANALISA KADAR TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS), AMONIAK (NH3), SIANIDA (CN-) DAN SULFIDA (S2-) PADA LIMBAH CAIR BAPEDALDASU.
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
1.2. Permasalahan
Apakah kadar limbah yaitu kadar Total Suspended Solid (TSS), Amoniak (NH3), Sianida (CN-) dan Sulfida (S2-) yang akan disalurkan ke lingkungan memenuhi standard yang dikeluarkan oleh pemerintah.
1.3. Tujuan
1.
Untuk mengetahui kadar Total Suspended Solid (TSS), Amoniak (NH3), Sianida
(CN-)
dan
Sulfida
(S2-)
dalam
limbah
cair
laboratorium
BAPEDALDASU. 2.
Membandingkan nilai kualitas limbah cair dengan baku mutu limbah industri yang telah ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup.
1.4. Manfaat
Memantau kualitas air pada pembuangan limbah industri dan memberikan informasi kepada perusahaan tentang berapa besar kadar pencemar pada air limbah yang telah dianalisa oleh Laboratorium Air BAPEDALDASU sehingga mutu limbah cair yang dibuang kedalam lingkungan tidak melampaui baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan Menteri Lingkungan Hidup.
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air
Air adalah sumber kehidupan. Air merupakan senyawa sederhana (H2O). Air bersih dan air murni merupakan bahan yang sangat penting dan juga langka dengan berkembangnya IPTEK dan peradaban industri. Sebaliknya dengan berkembangnya IPTEK mutu air pun dapat diperbaiki. Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu sumber daya harus dilindungi agar tetap dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain.
Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, -
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
kerusakan dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara seksama. Peraturan pemerintah No. 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukkannya. Adapun penggolongan air menurut peruntukkannya adalah sebagai berikut : 1. golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu. 2. golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku minum. 3. golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan. 4. golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air. (Effendi, 2003).
2.1.1. Sifat Umum Air
Air memiliki sifat umum fisika juga sifat kimia 1. Sifat Fisika Air - Titik beku 0oC - Massa jenis es (0oC) 0,92 g/cm3 - Massa jenis air (0oC) 1,00 g/cm3 - Panas lebur 80 kal/g - Titik didih 100oC - Panas penguapan 540 kal/g 2. Sifat Kimia Air -
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
- Air dapat terurai oleh pengaruh arus listrik - Air merupakan pelarut yang baik - Air dapat bereaksi dengan basa kuat ataupun dengan asam kuat - Air bereaksi dengan berbagai substansi (Gabriel,2001). 2.1.2. Sumber Air
Air merupakan salah satu dari ketiga komponen yang membentuk bumi. Bumi dilingkupi air sebanyak 70%, sedangkan sisanya 30% berupa daratan. Udara mengandung zat cair atau uap air sebanyak 15 % dari tekanan atmosfer.
Secara garis besar dapat dikatakan air bersumber dari : 1. Laut : air laut 2. Darat : air tanah 3. Udara : air hujan
1.1. Air Laut
Air laut yang dijumpai di dalam alam berupa air laut sebanyak 80%,Zsedangkan sisanya berupa air tanah/daratan, es, salju dan hujan. Air laut turut menentukan iklim dan kehidupan di bumi. Kadar dan komponen unsur di dalam air laut ditentukan sejumlah reaksi kimia fisik dan biokimia yang terjadi di samudera. Air laut mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut sebanyak 3 % dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat sebagai air minum.
1.2. Air Tanah -
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
Air tanah disebut pula air tawar oleh karena tidak asin. Termasuk air permukaan tanah adalah sungai, rawa-rawa, danau, waduk. Air tanah sering dicemati oleh sampah keluarga, kotoran hewan, limbah industri sehingga dalam mengkonsumsi air ini perlu ekstra hati-hati.
1.3. Air Hujan
Dalam keadaan murni air hujan sangat bersih, tetapi karena adanya pengotoran yang disebabkan oleh asap industri dan debu, sehingga air hujan dapat bersifat korosit (karat). (Gabriel,2001)
2.2. Pencemaran Air
Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini, terutama dalam kegiatan industri dan teknologi. Kegiatan industri dan teknologi tidak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Di dalam kegiatan industri dan teknologi, air yang telah digunakan ( air limbah industri) tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan karena dapat menyebabkan pencemaran. Air tersebut harus diolah terlebih dahulu agar mempunyai kualitas yang sama agar mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas air lingkungan. Jadi air limbah industri harus mengalami proses daur ulang sehingga dapat digunakan lagi atau dibuang kembali ke lingkungan tanpa menyebakan pencemaran air lingkungan .
Tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui : -
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
-
Adanya perubahan suhu
-
Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion hidrogen
-
Adanya perubahan warna, bau dan rasa air terlarut
-
Tumbunya endapan, koloid, bahan terlarut
-
Adanya mikroorganisme
-
Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan.
Komponen pencemaran air tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut : -
Bahan buangan padatan
-
Bahan buangan organik
-
Bahan buangan anorganik
-
Bahan buangan olahan bahan makanan
-
Bahan buangan cairan berminyak
-
Bahan buangan zat kimia
-
Bahan buangan berupa panas (Wisnu, 2004)
Menurut Gabriel (2001) akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran air yaitu : a. Terganggunya kehidupan organisme air. b. Pendangkalan dasar perairan. c. Punahnya biota air seperti ikan. d. Menjalarnya wabah penyakit seperti muntaber. e. Banjir akibat tersumbatnya saluran air.(Gabriel 2001)
2.3. Limbah Cair
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
Pengertian limbah menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001. Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat atau konsentrasinya dan jumlahnya baik secara langsung atau tidak langsung akan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk lain. Pencemaran air yang terjadi sekarang ini umumnya ditimbulkan dari air limbah buangan sisa pengolahan industri. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain (bahan pencemar) Kedalam perairan sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu,sehingga air tidak berfungsi sesuai perintukkannya.
Banyaknya limbah cair yang dihasilkan dan kandungan kadar pencemarannya tergantung pada jenis produksi yang dihasilkan. Dampak negatif yang ditimbulkan adanya limbah cair yang ditimbulkan adanya limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan industri dapat berupa gangguan, kerusakan dan bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan masyarakat disekelilingnya sehingga limbah cair tersebut harus diproses terlebih dahulu sebelum dibuang keperairan bebas ( Mahida, 1984).
Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak terpakai lagi, yang merupakan hasil dari berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Dengan semakin bertambah dan meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatanya, maka jumlah air limbah juga mengalami peningkatan. Pada umumnya limbah cair dibuang ke dalam tanah, sungai danau dan laut. Jika jumlah air limbah yang dibuang melebihi kemampuan alam untuk menerima atau menampungnya, maka akan terjadi kerusakan lingkungan. -
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
Dalam kegiatan industri, air limbah akan mengandung zat-zat/kontaminan yang dihasilkan dari sisa bahan baku, sisa pelarut atau bahan aditif, produk terbuang atau gagal, pencucian dan pembilasan peralatan, blowdown beberapa peralatan seperti kettle boiler dan sistem air pendingin, serta sanitary wastes. Agar dapat memenuhi baku mutu, industri harus menerapkan prinsip pengendalin limbah secara cermat dan terpadu baik di dalam proses produksi (in-pipe pollution prevention) dan setelah proses produksi (end-pipe pollution prevention). Pengendalian dalam proses produksi bertujuan untuk meminimalkan volume limbah yang ditimbulkan, juga konsentrasi dan toksisitas kontaminannya. Sedangkan pengendalian setelah proses produksi dimaksudkan untuk menurunkan kadar bahan peencemar sehingga pada akhirnya air tersebut memenuhi baku mutu yang sudah ditetapkan. Namun walaupun begitu, masalah air limbah tidak sesederhana yang dibayangkan karena pengolahan air limbah memerlukan biaya investasi yang besar dan biaya operasi yang tidak sedikit. Untuk itu, pengolahan air limbah harus dilakukan dengan cermat, dimulai dari perencanaan yang teliti, pelaksanaan pembangunan fasilitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau Unit Pengolahan Limbah (UPL) yang benar, serta pengoperasian yang cermat. (http://www.likomedia.or.id)
2.4. Beberapa Parameter Limbah Cair
2.4.1. Total Suspended Solid ( TSS )
Total Suspended Solid (TSS) merupakan zat-zat padat yang berada pada dalam suspensi, dapat dibedakan menurut ukuranya sebagai partikel tersuspensi koloid (partikel -
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
koloid) dan partikel tersuspensi biasa (partikel tersuspensi). Total Suspended Solid (TSS) yaitu jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada didalam air limbah setelah mengalami proses penyaringan dengan membrane berukuran 0,45 μm. Adanya padatan – padatan ini menyebabkan kekeruhan air, padatan ini tidak terlarut dan tidak dapat mengendap secara langsung. Padatan tersuspensi terdiri dari partikel – partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari pada sedimen, seperti bahan – bahan organik tertentu, tanah liat, dan kikisan tanah yang disebabkan terjadinya erosi tanah.
Total Suspended Solid (TSS) yang tinggi menghalangi masuknya sinar matahari kedalam air, sehingga akan mengganggu proses fotosintesis menyebabkan turunnya oksigen terlarut yang dilepas kedalam air oleh tanaman. Jika sinar matahari terhalansi dari dasar tanaman maka tanaman akan berhenti memproduksi oksigen dan akan mati. Total Suspended Solid (TSS) juga menyebabkan penurunan kejernihan dalam air.
Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi, baik yang bersifat anorganik maupun yang organik. Zat anorganik, biasanya biasanya berasalkan lapukan batuan dan logam, sedangkan zat organik dapat berasal dari lapukan tanaman atau hewan. Zat organik dapat menjadi makanan bakteri, sehingga mendukung perkembangbiakannya.
Jumlah padatan tersuspensi dalam air dapat diukur dengan Gravimetri. Seperti halnya padatan terendap, padatan tersuspensi akan mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air sehingga akan mempengaruhi regenerasi oksigen serta fotosintesis.
Materi yang tersuspensi adalah materi yang mempunyai ukuran lebih besar daripada molekul/ion yang terlarut. Dalam air alam ditemui dua kelompok zat, yaitu zat terlarut seperti garam dan molekul organis, dan zat padat tersuspensi dan koloidal -
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
seperti tanah liat, kwarts. Perbedaan pokok antara kedua kelompok zat ini ditentukan melalui ukuran/diameter partikel-partikel. Analisa zat padat dalam air sangat penting bagi penentuan komponen-komponen air secara lengkap, juga untuk perencanaan serta pengawasan proses-proses pengolahan dalam bidang air minum maupun dalam bidang air buangan. (Sumestri, S. dan Alaerts, G, 1984).
2.4.2. Amoniak (NH3)
Analisa terhadap air limbah umumnya berkaitan dengan penetapan unsur nitrogen didalamnya. Penetapan unsur nitrogen dalam air limbah umumnya adalah penetapan terhadap beberapa kelompok nitrogen antara lain amoniak, nitrogen organic dan lainnya.
Dalam air limbah kebanyakan nitrogen pada dasarnya dalam bentuk amoniak dan nitrogen organik. Amoniak dalam air limbah (NH3) dihasilkan dari pembusukan secara bakterial terhadap zat-zat organic pada kondisi anaerobik. Selain hidrogen sulfide, bau busuk yang ditimbulkan pada air limbah disebabkan juga adanya gas amoniak tersebut. Oleh karena itu perubahan zat organik dari kondisi aerobik menjadi anaerobic tidak diinginkan karena menimbulkan bau busuk. Bau air limbah atau air selokan memberikan gambaran yang sah mengenai keadaan. Bau dapat menunjukkan apakah suatu air limbah masih baru atau telah membusuk, air limbah domestik yang masih baru hampir-hampir tidak berbau. Bau-bauan yang busuk, menyerupai bau menunjukkan adanya air limbah yang busuk. Pentingnya bau dalam penentuan kondisi -
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
air limbah dipertinggi pula oleh kenyataan bahwa konsentrasi yang sangat kecil daripada suatu zat tertentu dapat ditelusuri dari baunya. Suatu konsetrasi dari kira-kira 0,037 mg/L amoniak dapat menimbulkan bau amoniak yang sedikit menyengat.
Amoniak bebas disebut juga nitrogen amoniak, dihasilkan dari pembusukan bacterial zat-zat organik. Air limbah yang masih baru secara relatif berkadar amoniak bebas rendah dan berkadar nitrogen organic tinggi. ( Mahida, 1984).
Amoniak (NH3) merupakan senyawa nitrogen yang menjadi NH4+ pada pH rendah dan disebut ammonium. Amoniak sendiri berada dalam keadaan tereduksi (-3). Amoniak dalam air permukaan berasal dari air seni dan tinja juga dari oksidasi zat organis secara mikrobiologis, yang berasal dari air alam atau air buangan industri.
Amoniak berada dimana-mana dari kadar beberapa mg/L pada air permukaan dan air tanah, sampai kira-kira 30 mg/L lebih pada air buangan. Kadar amoniak yang tinggi pada air sungai menunjukkan adanya pencemaran. Rasa amoniak (NH3) kurang enak, sehingga kadar (NH3) harus rendah. Pada air minum kadarnya harus nol dan pada air sungai harus di bawah 0,5 mg/L. Amoniak tersebut dapat dihilangkan sebagai gas melalui aerasi atau reaksi dengan asam hipoklorik HOCl atau kaporit dan sebagainya, hingga menjadi kloramin yang tidak berbahayaatau sampai menjadi nitrogen. (Sumestri, S. dan Alaerts, G, 1984).
2.4.3. Sianida (CN-)
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
Sianida tersebar luas di perairan dan berada dalam bentuk ion sianida (CN-), hidrogen sianida (HCN), dan metalosianida. Keberadaan sianida sangat dipengaruhi oleh pH, suhu, oksigen terlarut, salinitas, dan keberadaan ion lain. Sianida mengalami disosiasi dalam persamaan reaksi :
KCN + H2O H+ + K+ HCN CN- + H+
Sianida yang terdapat diperairan terutama berasal dari limbah industri sehingga sianida dapat menghambat pertukaran oksigen pada makhluk hidup. Sianida dalam bentuk ion mudah terserap oleh bahan-bahan yang tersuspensi maupun oleh sedimen dasar. Sianida bersifat sangat reaktif. Sianida bebas menunjukkan adanya kadar HCN dan CN-. Pada pH yang lebih kecil dari 8, sianida berada dalam bentuk HCN yang dianggap lebih toksik bagi organisme akuatik daripada CN-. Sianida berdampak negatif terhadap makhluk hidup, yakni menganggu fungsi hati, pernafasan, dan menyebabkan kerusakan tulang. (Effendi, 2003).
Sianida adalah senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano ≡N, C dengan atom karbon terikat-tiga ke atom nitrogen. Kelompok CN− dapat ditemukan dalam banyak senyawa. Beberapa adalah gas, dan lainnya adalah padat atau cair, setiap senyawa tersebut dapat melepaskan anion CN− yang sangat beracun. Sianida dapat terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia dan memiliki sifat racun yang sangat kuat dan bekerja dengan cepat. Contohnya adalah HCN (hidrogen sianida) dan KCN (kalium sianida).
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
Kata “sianida” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “biru” yang mengacu pada hidrogen sianida yang disebut Blausäure ("blue acid") di Jerman.
Hidrogen sianida merupakan gas yang tidak berasa dan memiliki bau pahit yang seperti bau almond. Kebanyakan orang dapat mencium baunya, tetapi ada beberapa orang yang karena masalah genetiknya tidak dapat mencium bau HCN. Dalam bentuk cairan, HCN tidak berwarna atau dapat juga berwarna biru pucat pada suhu kamar. HCN bersifat volatile dan mudah terbakar serta dapat berdifusi baik dengan udara dan bahan peledak juga sangat mudah bercampur dengan air sehingga sering digunakan.
Banyak sianida di tanah atau air berasal dari proses industri. Sumber terbesarnya yaitu aliran buangan dari proses pertambangan logam, industri kimia organik, pabrik besi dan baja, serta fasilitas pengolahan air limbah publik. Sebagian kecil sianida dapat ditemukan pada hujan yang membawa garam-garam sianida yang terdapat di jalan.
Sianida memasuki udara, air, dan tanah baik dengan proses alami maupun karena proses industri. Keberadaan sianida di udara jauh di bawah ambang batas yang dapat berbahaya. Sianida di udara berbentuk partikel kecil yang halus. Adanya hujan atau salju mengurangi jumlah partikel sianida di dalam udara, namun tidak begitu dengan gas HCN. Waktu paruhnya untuh menghilang dari udara adalah 1-3 tahun. Kebanyakan sianida di air permukaan akan membentuk HCN dan kemudian akan terevaporasi. Meskipun demikian, jumlahnya tetap tidak mencukupi untuk memberikan pengaruh negatif terhadap manusia. Beberapa dari sianida di air tersebut -
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
akan diuraikan menjadi bahan yang tidak berbahaya oleh mikroorganisme atau akan membentuk senyawa kompleks dengan berbagai logam, seperti besi. Seperti halnya di air permukaan, sianida yang berada di tanah juga dapat mengalami proses evaporasi dan penguraian oleh mikroorganisme. Sekarang ini, bahkan telah dideteksi sianida di air tanah, tempat pembuangan limbah industri. Ditemukan pula sianida dalam konsentrasi tinggi di dalam buangan limbah industri, konsentrasi tinggi ini menjadi racun bagi mikroorganisme tanah. Dikarenakan tidak ada lagi mikroorganisme tanah yang dapat menguraikannya, sianida dapat memasuki air tanah di bawahnya. Sianida dapat dibuang dengan adanya : 1. Ikatan dengan endothelial-derived relaxing factor (EDRF) dalam hal ini adalah asam nitrit. 2. Bahan metal seperti emas, molibdenum atau komponen organik seperti hidrokobalamin sangat efektif mengeliminasi sianida dari dalam sel. 3. Albumin dapat merangsang kerja enzim dan menggunakan sulfur untuk mengikat sianida. (http://klikharry.wordpress.com/2006/12/14/sianida)
2.4.4. Sulfida (S2-)
Sulfida merupakan gas asam belerang. Pada air limbah sulfida merupakan hasil pembusukan zat organik berupa hidrogen sulfida (H2S). hidrogen sulfida yang diproduksi
oleh mikroorganisme pembusuk dari zat-zat organik bersifat racun
terhadap ganggang dan mikroorganisme lainnya, tetapi sebaliknya hidrogen sulfida dapat digunakan oleh bakteri fotosintetik sebagai donor elektron/hidrogen untuk
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
mereduksi karbondioksida (CO2). Hasil pembusukan zat-zat organik tersebut menimbulkan bau busuk yang tidak menyenangkan pada lingkungan sekitarnya.
Dalam proses industri, keberadaan sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida sangat menganggu karena dapat menyebabkan kerusakan pada beton-beton dan juga menyebabkan berkaratnya logam-logam (pipa penyaluran). Penetapan sulfida bertujuan untuk menganalisa gas asam belerang dalam air limbah yang terjadi dari proses penguraian zat-zat organik (senyawa belerang) penyebab timbulnya bau busuk pada perairan. ( Mahida, 1984).
Fosfor dan sulfur bergabung langsung di atas 100oC memberikan beberapa sulfida, yang terpenting adalah P4S3, P4S5, P4S7, dan P4S10. setiap senyawaan diperoleh dengan pemansan sejumlah stoikiometri P merah dan sulfur. P4S3 digunakan dalam korek api. Ia larut dalam pelarut organik seperti karbon disulfide dan benzana. Antimon membentuk AS4S3, AS4S4 dengan interaksi langsung. AS2S3 tidak larut dalam air dan asam, namun larut sebagai asam dalam larutan alkali sulfida menghasilkan anion thio.
Sulfur terdapat secara luar di alam sebagai unsur, sebagai H2S dan SO2, dalam bijih sulfida logam dan sebagai sulfat seperti gips dan anhidrit. Sulfur diperoleh dalam skala besar dari gas hidrokarbon alamiah seperti yang ada di Alberta, Kanada yang mengandung sampai 30% H2S, ini dihilangkan melalui interaksi dengan SO2, yang diperoleh dari pembakaran sulfur dalam udara. Sulfurdioksida adalah gas dengan bau yang tajam. Molekulnya angular. Cairan SO2 melarutkan banyak senyawa organik dan
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
anorganik dan digunakan sebagai pelarut dalam reaksi pembuatan.
(Cotton
dan Wilkinson, 1989)
Hidrogen Sulfida (H2S) adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah terbakar dan berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri mengurai bahan organik dalam keadaan oksigen (aktivitas anaerobic), seperti dirawa dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan gas alam. Hidrogen sulfida juga dikenal dengan nama sulfana, gas limbah. IUPAC menerima penamaan hidrogen sulfida dan sulfana, kata terakhir digunakan lebih eksklusif ketika menamakan campuran yang lebih kompleks. Kimiawi hidrogen sulfida merupakan hidrida kovalen yang secara kimia terkait dengan air (H2O) karena oksigen dan sulfur berada dalam golongan yang sama. Hidrogen sulfida merupakan asam lemah, terpisah dalam larutan yang mengandung air menjadi kation hidrogen H+. H2S HS- + H+ Ka = 1.3 x 10-7 mol/L ; pKa = 6.89
Ion sulfida (S2-) dikenal dalam bentuk padatan tetapi tidak didalam larutan oksida. Konstanta disosiasi kedua dari hidrogen sulfida sering dinyatakan sekitar 10-13. (http://www.google.com)
2.5. Analisis Spektrofotometer
Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spectrum -
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan spektrofotometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating maupun celah optis. Pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang diinginkan diperoleh dengan berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu.
Pada fotometer filter, tidak mungkin diperoleh panjang
gelombang yang benar-benar monokromatis, melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu spektorfotometer tersusun dari sumber spectrum tampak yang kontinue, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding.
Warna adalah salah satu criteria untuk mengidentifikasi suatu objek. Pada analisis spektrokimia, spectrum radiasi elektromagnetik digunakan untuk menganalisis spesies kimia dan menelaah interaksinya dengan radiasi elektromagnetik. Karena tiap spesies kimia mempunyai tingkat energi radiasi yang berbeda, maka transisi perubahan energinya juga berbeda. (S.M. Khopkar, 2003)
Gangguan-gangguan pada saat pengukuran yang dapat mengganggu hasil analisa adalah :
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
a. Sidik jari, kotoran padat yang melekat kuat pada sel yang digunakan, sehingga dapat menyerap radiasi dari sinar yang dihasilkan. b. Penempatan sel dalam sinar harus ditiru kembali c. Gelembung gas tidak boleh ada dalam lintasan optic, karena dapat mengganggu pada saat pembacaan hasil d. Panjang gelombang, ketidakstabilan pada sirkuit harus diteliti dan diperbaiki. (Underwood, A.L,1980)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat
Analisa Total Suspended Solid (TSS)
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
- Spectrophotometer DR/2010 - Gelas ukur 500 ml - Mesin Blender - Botol aquadest - Kuvet 25 ml
Analisa Amoniak (NH3) - Spectrophotometer DR/2010 - Kuvet 10 ml - Pipet volum - Bola karet - Botol aquadest
Analisa Sianida (CN-)
- Spectrophotometer DR/2010 - Pipet volum 10 ml - Kuvet 10 ml - Gabus karet - Botol aquadest
Analisa Sulfida (S2-)
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
- Spektrophotometer DR/2010 - Kuvet 25 ml - Botol aquadest - Pipet volum
3.2. Bahan
3.2.1. Analisa Total Suspended Solid (TSS) - Sampel limbah cair - Aquadest
3.2.2. Analisa Amoniak (NH3) - Ammonia Salicylate Reagent Powder Pillow - Ammonia Cyanurate Reagent Powder Pillow - Aquadest - Sampel limbah cair 3.2.3. Analisa Sianida (CN-)
- Cyanifer 3 Cyanide Reagent Powder Pillow - Cyanifer 4 Cyanide Reagent Powder Pillow - Cyanifer 5 Cyanide Reagent Powder Pillow - Aquadest - Sampel limbah cair
3.2.4. Analisa Sulfida (S2-) -
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
- Sulfide 1 Reagent - Sulfide 2 Reagent - Aquadest - Sampel limbah cair
3.3. Prosedur
3.3.1. Penentuan Kadar Total Suspended Solid (TSS)
a. Penyediaan Sampel
Sampel yang akan di analisa berupa air limbah. Sampel tersebut diambil langsung dari perusahaan. Sampel diambil dengan cara memasukkan botol aqua kedalam air limbah sampai botol tersebut terisi penuh kemudian botol diangkat ditutup dengan rapat. Setelah sampel diambil, langsung di analisa di laboratorium BAPEDALDASU. Batas penyimpanan 14 hari.
b. Penentuan Kadar Total Suspended Solid (TSS)
- Tekan power pada alat spektrofotometer DR/2010. - Tekan nomor program 630 enter, layar akan menunjukkan dial pada 810 nm. - Putar panjang gelombang hingga pada layar menunjukkan 810 nm. - Tekan enter, layar akan menunjukkan mg/L SUSP.SOLIDS. - Tuangkan sampel yang akan dianalisis dalam beaker glass 500 ml. - Dimasukkan sampel kedalam blender kemudian blender dengan kecepatan tinggi selama 2 menit. -
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
- Tuangkan sampel yang telah diblender kedalam beaker 500 ml. - Pipet 25 ml sampel kedalam kuvet (sebagai sampel). - Pipet 25 ml aquadest kedalam kuvet (sebagai blanko). - Dimasukkan kuvet yang berisi blanko ke dalam spektrofotometer DR/2010, kemudian tutup. - Tekan ZERO, layar akan menampilkan 0. mg/L SUSP.SOLIDS. - Diaduk kuvet yang berisi sampel. - Dimasukkan kuvet yang berisi sampel kedalam spektrofotometer DR/2010, kemudian tutup. - Tekan READ, catat hasil analisa TSS yang akan ditunjuk pada layar.
3.3.2. Penentuan Kadar Amoniak (NH3) a. Penyediaan Sampel
Sampel yang akan di analisa berupa limbah cair. Sampel tersebut diambil langsung dari perusahaan. Sampel diambil dengan cara memasukkan botol aqua kedalam air limbah sampai botol tersebut terisi penuh kemudian botol diangkat ditutup dengan rapat. Setelah sampel diambil, langsung di analisa di laboratorium BAPEDALDASU. Batas penyimpanan sampel 28 hari.
b. Persiapan Reagent Reagent yang dipakai pada penentuan kadar amoniak dalam bentuk baku yaitu sachet yang langsung di beli oleh laboratorium BAPEDALDASU.
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
c. Penentuan Kadar Amoniak (NH3) - Tekan power pada alat spektrofotometer DR/2010. - Tekan nomor program 385 enter, layar akan menunjukkan dial pada 655 nm. - Putar panjang gelombang hingga pada layar menunjukkan 655 nm. - Tekan enter layar akan menunjukkan mg/L NH3-N Salic. - Dimasukkan Cell Riser kedalam spektrofotometer DR/2010 untuk ukuran kuvet 10 ml. - Pipet 10 ml sampel yang akan dianalisa ke dalam kuvet. - Pipet 10 ml aquadest kedalam kuvet (sebagai blanko). - Ditambahkan 1 sachet Ammonia Salicylate Reagent Powder Pillow kedalam sampel dan blanko, dihomogenkan. - Tekan SHIFT TIMER, 3 menit masa reaksi akan dimulai. - Setelah waktu tercapai, tambahkan 1 sachet Ammonia Cyanurate Reagent Powder Pillow kedalam sampel dan blanko, dihomogenkan. - Tekan SHIFT TIMER, 15 menit masa reaksi akan dimulai. - Setelah waktu tercapai , masukkan kuvet yang berisi blanko kedalam Spektrofotometer DR/2010, kemudian tutup. - Tekan ZERO, layar akan menampilkan 0.00 mg/L NH3-N Salic. - Setelah itu, masukkan kuvet yang berisi sampel kedalam Spektrofotometer DR/2010, kemudian tutup. - Tekan READ, catat hasil analisa NH3-N yang akan ditunjuk pada layar.
3.3.3. Penentuan Kadar Sianida (CN-) -
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
a. Penyediaan Sampel
Sampel yang akan di analisa berupa limbah cair. Sampel tersebut diambil langsung dari perusahaan. Sampel diambil dengan cara memasukkan botol aqua kedalam air limbah sampai botol tersebut terisi penuh kemudian botol diangkat ditutup dengan rapat. Setelah sampel diambil, langsung di analisa di laboratorium BAPEDALDASU. Batas penyimpanan sampel 14 hari.
b. Persiapan Reagent Reagent yang dipakai pada penentuan kadar amoniak dalam bentuk baku yaitu sachet yang langsung di beli oleh laboratorium BAPEDALDASU.
c. Penentuan Kadar Sianida (CN-)
- Tekan power pada alat spektrofotometer DR/2010. - Tekan nomor program 160 enter, layar akan menunjukkan dial pada 612 nm. - Putar panjang gelombang hingga pada layar menunjukkan 612 nm. - Tekan enter, layer akan menunjukkan mg/L CN-. - Dimasukkan Cell Riser kedalam spektrofotometer DR/2010 untuk ukuran kuvet 10 ml. - Pipet 10 ml sampel yang akan dianalisa ke dalam kuvet. - Pipet 10 ml aquadest kedalam kuvet (sebagai blanko). - Ditambahkan 1 sachet Cyanifer 3 Cyanide Reagent Powder Pillow kedalam sampel dan blanko. - Ditutup kuvet, kemudian diaduk selama 30 detik hingga homogen. - Didiamkan selama 30 detik. -
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
- Ditambahkan 1 sachet Cyanifer 4 Cyanide Reagent Powder Pillow kedalam sampel dan blanko. - Ditutup kuvet, kemudian diaduk selama 10 detik hingga homogen. - Ditambahkan 1 sachet Cyanifer 5 Cyanide Reagent Powder Pillow kedalam sampel dan blanko. - Ditutup kuvet, diaduk hingga homogen. - Tekan SHIFT TIMER, 30 menit masa reaksi akan dimulai. - Setelah waktu tercapai, masukkan kuvet yang berisi blanko kedalam Spektrofotometer DR/2010, kemudian tutup. - Tekan ZERO, layar akan menampilkan 0.00 mg/L CN-. - Setelah itu masukkan kuvet yang berisi sampel kedalam Spektrofotometer DR/2010, kemudian tutup. -
Tekan READ, catat hasil analisa CN- yang akan ditunjuk pada layar.
Penentuan Kadar Sulfida (S2-)
a. Penyediaan Sampel
Sampel yang akan di analisa berupa limbah cair. Sampel tersebut diambil langsung dari perusahaan. Sampel diambil dengan cara memasukkan botol aqua kedalam air limbah sampai botol tersebut terisi penuh kemudian botol diangkat -
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
ditutup dengan rapat. Setelah sampel diambil, langsung di analisa di laboratorium BAPEDALDASU. Sampel harus di analisa segera tanpa ada batas penyimpanan.
b. Persiapan Reagent Reagent yang dipakai pada penentuan kadar amoniak dalam bentuk baku yaitu sachet yang langsung di beli oleh laboratorium BAPEDALDASU.
c. Penentuan Kadar Sulfida (S2-)
- Tekan power pada alat spektrofotometer DR/2010. - Tekan nomor program 690 enter, layar akan menunjukkan dial pada 615 nm. - Putar panjang gelombang hingga pada layar menunjukkan 665 nm. - Tekan enter, layar akan menunjukkan mg/L S2-. - Pipet 25 ml sampel kedalam kuvet (sebagai sampel). - Pipet 25 ml aquadest kedalam kuvet (sebagai blanko). - Ditambahkan 1 ml Sulfide 1 Reagent kedalam sampel dan blanko. - Ditambahkan 1 ml Sulfide 2 Reagent kedalam sampel dan blanko. - Tekan SHIFT TIMER, 5 menit masa reaksi akan dimulai. - Setelah waktu tercapai, masukkan kuvet yang berisi blanko kedalam Spektrofotometer DR/2010, kemudian tutup. - Tekan ZERO, layar akan menampilkan 0.000 mg/L S2-. - Setelah itu masukkan kuvet yang berisi sampel kedalam Spektrofotometer DR/2010, kemudian tutup. - Tekan READ, catat hasil analisa S2- yang akan ditunjuk pada layar.
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
4.1. Data Analisis
4.1.1. Penentuan Kadar Total Suspended Solid (TSS) Tabel 4.1. Data Analisa Total Suspended Solid (TSS) Sampel
Pembacaan alat ( mg / L )
Rata-Rata
Pengenceran
Hasil/Rata-Rata (mg/L)
I
II
Sampel 1
18
20
19
25x
475
Sampel 2
90
46
68
25x
1700
4.1.2. Penentuan Kadar Amoniak (NH3) Tabel 4.2. Data Analisa Amoniak (NH3) Sampel
Hasil Pembacaan alat ( mg/L )
Sampel 1
0,04
Sampel 2
0,09
4.1.3. Penentuan Kadar Sianida (CN-) Tabel 4.3. Data Analisa Sianida (CN-) Sampel
Hasil pembacaan alat (mg/L)
Sampel 1
0,029
Sampel 2
0,012
4.1.4. Penentuan Kadar Sulfida (S2-) Tabel 4.4. Data Analisa Sulfida (S2-) Sampel
Hasil pembacaan alat (mg/L)
Sampel 1
0,010
Sampel 2
0,021
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
4.2. Pembahasan
Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap limbah cair yang telah diproses berdasarkan beberapa parameter limbah cair yaitu Total Suspended Solid (TSS), Amoniak (NH3), Sianida (CN-) dan Sulfida (S2-) diperoleh bahwa kandungan bahan pencemarnya masih lebih kecil apabila dibandingkan dengan parameter standart pencemar limbah cair industri yang telah ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup.
Pada pengukuran Total Suspended Solid (TSS), besarnya kadar total suspended solid pada limbah cair telah memenuhi baku mutu limbah cair industri sesuai dengan Kep. 51/MENLH/10/1995. Dimana persyaratan kadar maksimum yang diperoleh untuk total suspended solid adalah 200 mg/liter. Nilai TSS (berupa limbah cair) tidak bersifat toksik, akan tetapi jika berlebihan, terutama TSS dapat meningkatkan nilai kekeruhan yang akan menghambat penetrasi cahaya matahari ke kolom air dan akhirnya berpengaruh terhadap proses fotosintesis di perairan.
Pada pengukuran amoniak diperoleh data yang menunjukkan kadar amoniak sesuai dengan Kep. 51/MENLH/10/1995. Kadar amoniak yang tinggi menunjukkan adanya pencemaran. Rasa NH3 kurang enak, sehingga kadar NH3 harus rendah, pada air limbah kadar NH3 kadarnya harus 1 - 5 mg/L (baku mutu limbah cair industri). Pada air buangan NH3 dapat diolah secara mikrobiologis melalui proses nitrifikasi hingga menjadi nitrit dan nitrat. Reaksinya adalah sebagai berikut :
2 NH4+ + 3 O2 2 NO2- + 4 H+ + 2 H2O + energi
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
Pada pengukuran sianida diperoleh kadar sianida yang sesuai dengan baku mutu limbah cair industri yang ditetapkan oleh Kep. 51/MENLH/10/1995. Sianida terdapat di perairan terutaman berasal dari limbah industri. Sianida bersifat sangat reaktif. Sianida bebas menunjukkan adanya kadar HCN dan CN-. Kadar sianida 0,2 mg/liter sudah mengakibatkan toksisitas akut bagi ikan. Sianida berdampak negatif terhadap makhluk hidup dan juga dapat menghambat pertukaran oksigen pada makhluk hidup.
Pada pengukuran sulfida diperoleh besarnya kadar sulfida telah memenuhi baku mutu limbah cair industri menurut Kep. 51/MENLH/10/1995. Apabila suatu sumber air telah terkontaminasi adanya sulfida dan gas H2S, maka air tersebut apabila ditambahkan dengan larutan sulfide, maka warna merah muda akan terbentuk yang kemudian akan berubah menjadi biru. Selain itu ciri-ciri yang telah terkontaminasi adanya gas H2S adalah air tersebut mempunyai bau busuk yang pekat dan warna air tersebut akan menjadi keruh kehitaman.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN -
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
5.1. Kesimpulan
Dari analisa kadar Total Suspended Solid (TSS), Amoniak (NH3), Sianida (CN-), dan Sulfida (S2-) yang dilakukan terhadap sampel, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Diperoleh hasil analisa Total Suspended Solid (TSS), Amoniak (NH3), Sianida (CN-), dan Sulfida (S2-) dari limbah cair laboratorium BAPEDALDASU adalah sebagai berikut : •
Total Suspended Solid (TSS)
: sampel 1 = 475 mg/L sampel 2 = 1700 mg/L
•
Amoniak (NH3)
: sampel 1 = 0,04 mg/L sampel 2 = 0,09 mg/L
•
Sianida (CN-)
: sampel 1 = 0,029 mg/L sampel 2 = 0,012 mg/L
•
Sulfida (S2-)
: sampel 1 = 0,010 mg/L sampel 2 = 0,021 mg/L
2. Dari hasil analisa di atas diketahui bahwa kadar Total Suspended Solid (TSS), Amoniak (NH3), Sianida (CN-), dan Sulfida (S2-) yang diperoleh masih memenuhi baku mutu limbah cair yang ditetapkan oleh pemerintah melalui keputusan Lingkungan Hidup, Kep. 51/MENLH/10/1995. -
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
5.2. Saran
Warna merupakan salah satu gangguan dalam analisa kadar Total Suspended Solid (TSS), Amoniak (NH3), Sianida (CN-), dan Sulfida (S2-). Oleh karena itu, sampel air yang pekat atau berwarna sebaiknya diencerkan terlebih dahulu sebelum penambahan reagent. Hal ini dimaksudkan agar absorbansi sampel air tersebut dapat dibaca oleh alat spektrofotometer.
DAFTAR PUSTAKA
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
Alaerts, G. dan Sri Sumestri, S. 1984. Metoda Penelitian Air. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional. Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Cetakan Pertama. Jakarta: UI – Press. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Gabriel, J.F. 2001. Fisika Lingkungan. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit Hipokrates. http://www.likomedia.or.id/mod.php. http://www.google.com http://klikharry.wordpress.com/2006/12/14/sianida http://www.limbah-industri.com/html Khopkar, S.M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI – Press. Mahida, U.N. 1984. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. Jakarta: Penerbit Rajawali. Underwood, A.L. dan Day, R.A. 1984. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit Erlangga. Wisnu, A.W. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Andi.
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri (Kep. 51/MENLH/10/1995)
No
Parameter
Satuan
Golongan Baku Mutu -
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
Limbah Cair
A 1 2 3 B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
I
II
Fisika Suhu Zat Padat Terlarut Zat Padat Tersuspensi
C mg/liter mg/liter
38 2,000 200
40 4,000 4,000
Kimia pH Besi terlarut Mangan terlarut Barium Tembaga Seng Krom heksavalen Krom total Kadmium Raksa Timbal Stanum Arsen Salenium Nikel Kobalt Sianida Sulfida Fluorida Klorin Bebas Amoniak Bebas Nitrat Nitrit BOD5 COD Senyawa Aktif Biru Metilen
mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter
6-9 5 2 2 2 5 0,1 0,5 0,05 0,002 0,1 2 0,1 0,05 0,2 0,4 0,05 0,05 2 1 1 20 1 50 100 5
6-9 10 5 3 3 10 0,5 1 0,1 0,005 1 3 0,5 0,5 0,5 0,6 0,5 0,1 3 2 5 30 3 150 300 10
0
(Fe) (Mn) (Ba) (Cu) (Zn) (Cr6+) (Cr) (Cd) (Hg) (Pb) (Sn) (As) (Se) (Ni) (Co) (CN) (S) (F) (Cl2) (NH3-N) (NO3-N) (NO2-N)
Lampiran 2. KRITERIA KUALITAS AIR STANDARD KUALITAS AIR LIMBAH
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
PARAMETER
SATUAN
I
II
III
IV
MUTU AIR
BAIK
SEDANG
KURANG
KURANG SEKALI
Fisika Temperatur Residu terlarut Residu
C mg/liter mg/liter
45 1,000 100
45 3,000 200
45 3,000 400
45 50,000 500
Kimia pH Besi Mangan Tembaga Seng Krom heksavalen Kadmium Raksa Total Timbal Arsen Salenium Sianida Sulfida Fluorida Klor Aktif Klorida Sulfat
mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter
5-9 5 0,5 0,5 5 0,1 0,01 0,005 0,1 0,05 0,01 0,02 0,01 1,5 1 600 400
5-9 7 1 2 7 1 0,1 0,01 0,5 0,3 0,05 0,05 0,05 2 2 1,000 600
4,5 - 9,5 9 3 3 10 3 0,5 0,05 1 0,7 0,5 0,5 0,1 3 3 1,500 800
mg/liter
7
-
-
mg/liter
0,5
1
2
5
mg/liter
10
20
30
50
Nitrit
(N) (NH3N) (NO3N) (NO2N)
4,0 - 10 10 5 5 15 5 1 0,1 5 1 1 1 1 5 5 2,000 1,000 80 (Ref.3)
mg/liter
1
2
3
5
Kebutuhan Oksigen
(BOD)
mg/liter
20
100
300
500
(COD)
mg/liter
40
200
500
1,000
mg/liter mg/liter mg/liter mg/liter
0,5 0,002 10 10
1 0,05 30 30
3 0,5 70 70
5 1 100 100
N-Kjeldahl Amoniak Bebas Nitrat
0
(Fe) (Mn) (Cu) (Zn) (Cr (VI) (Cd) (Hg) (Pb) (As) (Se) (CN) (S) (F) (Cl2) (Cl) (SO4)
Biologi kebutuhan Oksigen Kimiawi Senyawa Aktif Biru Metilen Fenol Minyak Nabati Minyak Mineral Radioaktifitas *)
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.
Keterangan : *) Kadar radioaktifitas mengikuti peraturan yang berlaku Sumber : 1. Kriteria dan standard kualitas air nasional, Dir. Penyelidikan Masalah Air, Jakarta Maret 1981 (241 / LA-18/1981) 2. Standard air di M.E.E., Official Journal of the EEC, No. C 214/6 s/d 11, 18/9/75 Directives 3. Berlaku di Perancis
-
Margareth Elisa Karina Purba : Analisa Kadar Total Suspended Solid (Tss), Amoniak (Nh3), Sianida (Cn ) Dan Sulfida 2(S ) Pada Limbah Cair Bapedaldasu, 2009.