PENGARUH VOLUME LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT (LCPKS) TERHADAP TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DAN HUBUNGANNYA DENGAN EFEKTIFITAS PENGGUNAAN KOLAM LIMBAH DI PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT
Azhar Basyir Rantawi Ahdiat Leksi Siregar Abstrak
Instalasi Pengolahan Air Limbah yang kurang efektif akan mengakibatkan pendangkalan atau endapan (TSS) lumpur yang terjadi pada dasar kolam limbah sehingga menyebabkan berkurangnya daya tampung atau efektifitas kolam limbah dan LCPKS tidak terurai semua karena pendangkalan tersebut akan menempati volume kolam limbah sekian persen. Berkurangnya keefektifan kolam limbah tersebut dilihat dari sering meluapnya kolam limbah.Pendangkalan tersebut disebabkan karena hasil Total Suspended Solid yang terkandung di limbah cair tersebut. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah Mengetahui penyebab tingginya hasil limbah cair PMKS, Mengetahui berapa hasil Total Suspended Solid yang terdapat pada LCPKS, Mengetahui berapa ketinggian pendangkalan yang terjadi pada kolam limbah PMKS berdasarkan hasil Total Suspended Solid, Mengetahui bagaimana dampak yang timbul akibat pendangkalan yang terjadi pada kolam limbah tersebut. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2014, metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif analisis. Dimana data yang diperoleh dilapangan dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan dan dilakukan perhitungan kemudian dideskripsikan dan dianalisis. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa penyebab tingginya hasil LCPKS yaitu pemakaian air pada High Speed Separator sebesar 3 ton/jam,Ketinggian pendangkalan yang terjadi pada kolam limbah PMKS berdasarkan hasil Total Suspended Solidyaitu sebesar 2m,Volume kolam yang dibutuhkan agar dapat menampung %LCPKS sebanyak 76.28%, jam olah 19.23 jam, kapasitas pabrik 60.14 ton/jam serta retention time yang diharapkan 92 hari yaitu sebesar 81159.85 ton Kata Kunci : LCPKS, Total Suspended Solid
pembangunan berwawasan lingkungan hidup
PENDAHULUAN
yang dijelaskan pada Peraturan Pemerintah Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit
27/1999 tentang Analisa Mengenai Dampak
(LCPKS) merupakan produk sampingan yang
Lingkungan Hidup.
dihasilkan oleh Pabrik Kelapa Sawit dimana
Salah satu cara penanganan limbah
produk utamanya adalah Crude Palm Oil
cair pabrik kelapa sawit agar dapat memenuhi
(CPO)
ketiga prinsip tersebut yaitu menggunakan
dan
Palm
Kernel
(PK).
Proses
pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit
sistem Instalasi Pengolahan
(LCPKS) perlu dilakukan penanganan khusus
(IPAL) dimana system IPAL diharapkan dapat
karena pembangunan industri kelapa sawit
menurunkan Biochemical Oxygen Demand
harus memiliki tiga prinsip yaitu melindungi
(BOD) LCPKS berkisar 30.000 sampai 40.000
dan
(environmentally
ppmmenjadi 3500 mg/l – 5000 mg/l dengan
sound), layak secara ekonomi (economically
waktu tinggal atau retention time minimal
viable) dan diterima secara sosial (socially
selama 60 hari dengan system multifeeding dan
memperbaiki
alam
acceptable). Hal tersebut sesuai dengan konsep
20
Air
Limbah
pemanfaatan LCPKS pada PMKS untuk Land
pengerukan tersebut kurang efektif karena
Application.
pengerukan tersebut tidak dilakukan pada
Sistem IPAL ini memiliki beberapa
semua kolam, lumpur akan terbentuk lagi dan
kelebihan yaitu dapat menurunkan kadar
mengendap di dasar kolam.
Biochemical Oxygen Demand (BOD),Chemical
Penelitian ini membahas mengenai
Oxygen Demand (COD),Potential of Hydrogen
“Pengaruh Volume Limbah Cair terhadap Total
(pH), dan Total Suspended Solid (TSS) dengan
Suspended
efisiesn sekitar 80% – 90%, lumpur yang
Penggunaan Kolam Limbah di PMKS” dimana
dibuang relatif sedikit dan tidak bersifat
dengan
B3/ramah lingkungan, lumpur yang terbentuk
pendangkalan/lumpur yang terjadi pada dasar
berasal dari bakteri/mikroorganisme yang telah
kolam limbah diharapkan dapat mengatasi
mati. Namun sistem IPAL ini memiliki
masalah tersebut dari dasar permasalahnnya,
kekurangan antara lain perlu dilakukan analisa
mengatasi yang terjadi secara efektif dan
secara berkala untuk Biochemical Oxygen
mencari solusi selain dari pengerukan kolam
Demand (BOD),Chemical Oxygen Demand
limbah.
(COD),Potential of Hydrogen (pH), dan Total
Solid
dengan
menganalisa
ini adalah sebagai berikut:
yang memahami tentang bahan kimia dan
1. Mengetahui
perlu
penambahan
yang
kurang
efektif
penyebab
tingginya
hasil
limbah cair PMKS
nutrisi/suplemen seperti urea/bio active. IPAL
penyebab
Tujuan dari dilakukannya penelitian
Suspended Solid (TSS), perlu dilakukan SDM
biologi,serta
Efektifitas
2. Mengetahui berapa hasil Total Suspended akan
Solid yang terdapat pada LCPKS
mengakibatkan pendangkalan atau endapan
3. Mengetahui
berapa
ketinggian
(TSS) lumpur yang terjadi pada dasar kolam
pendangkalan yang terjadi pada kolam
limbah sehingga menyebabkan berkurangnya
limbah PMKS berdasarkan hasil Total
daya tampung atau efektifitas kolam limbah
Suspended Solid
dan LCPKS tidak terurai semua karena pendangkalan volume
kolam
Berkurangnya
tersebut limbah keefektifan
akan
4. Mengetahui
menempati
sekian
persen.
kolam
limbah
tersebut
dampak
yang
timbul akibat pendangkalan yang terjadi pada kolam limbah tersebut.
tersebut dilihat dari sering meluapnya kolam limbah.Pendangkalan
bagaimana
LANDASAN TEORI
disebabkan
karena hasil Total Suspended Solid yang
Menurut PP 18 Tahun 1999 tentang
terkandung di limbah cair tersebut.
pengelolaan limbah B3, pengertian limbah B3
Solusi yang di lakukan padaPMKS
adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
biasanya melakukan pengerukan pada kolam
mengandung
limbah agar lumpur yang mengendap didasar
beracun
kolam limbah berkurang dan tidak mengurangi
konsentrasinya
keefektifan volume kolam limbah. Tetapi
secara langsung dapat mencemarkan dan/atau
23
bahan
yang
berbahaya
karena dan/atau
sifat
dan/atau dan/atau
jumlahnya,
baik
merusak
lingkungan
hidup
dan/atau
Tabel 1.Baku mutu air limbah untuk industri
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
Parameter
Kadar Maksimum (mg/l)
BOD5
250
Beban Pencemaran Maksimum (kg/ton) 1.5
pengertian limbah B3 sebagaimana yang
COD
500
3.0
tercantum dalam UU No.32 Tahun 2009 Pasal
TSS
300
1.8
1 angka 21 yang menyatakan bahwa “Bahan
Minyak dan
30
0.18
Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya
Lemak
disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau
Amonia Total
20
0.12
komponen lain yang karena sifat, konsentrasi
sebagai (NH3-
,dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
N)
maupun tidak langsung dapat mencemarkan
pH
dan/atau merusak lingkungan hidup,dan/atau
Debit Limbah Maksimum
keangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Pengertian
ini
selaras
dengan
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta
kelangsungan
hidup
manusia
dan
6.0 – 9.0
Sumber:
makhluk hidup lain. Pabrik
Minyak
Kelapa
Sawit
sebanyak
kernel.Sementara
70-75%
adalah
residu
Keputusan
Menteri
Pedoman Syarat Dan Tata Cara Perizinan
30% produk utama berupa 20-23% CPO dan 5sawit
No.KEP-
Lingkungan Hidup No. 29 Tahun 2003 tentang
pengolahan.PMKS hanya menghasilkan 25-
inti
Kepmen LH 51/MENLH/10/1995
Berdasarkan
merupakan industri yang sarat dengan residu
7%
6M3 ton bahan baku
Pemanfaatan
sisanya
Limbah
Cair
dari
Industri
Minyak Sawit pada Tanah di Perkebunan
hasil
Kelapa Sawit dalam pasal 3 dijelaskan syarat –
pengolahan berupa limbah.Berdasarkan mutu
syarat penggunaan limbah sebagai pengganti
limbah tersebut, setiap PKS wajib mengelolah
pupuk mineral pada lahan aplikasi yaitu:
limbah cair tersebut.Dalam pengolahan air limbah itu sendiri, terdapat beberapa parameter kualitas yang digunakan.Menurut Keputusan
a.
BOD tidak boleh melebihi 5000 ppm,
b.
Nilai pH LCPKS berkisar 6-9,
c.
Dilakukan
Menteri Lingkungan Hidup No. 112 Tahun
pada
lahan
selain
lahan
gambut,
2003, parameter dominan yang ada pada
d.
limbah domestik antara lain adalah BOD, TSS
Dilakukan
pada
lahan
dengan
permeabilitas 1,5 – 15 cm/jam (daya
pH, minyak dan lemak.
serap tanah), e.
Tidak boleh diaplikasikan pada lahan dengan kedalaman air tanah kurang dari 2 meter,
f.
24
Pembuatan sumur pantau.
Limbah
cair
yang
dihasilkan
dapat menghalangi kemampuan produksi zat
pengolahan kelapa sawit sebanyak 120 m3/hari
organik di suatu perairan (Tarigan, 2003).
s 30 ton/jam dengan volume LCPKS 600
Limbah lumpur aktif maupun limbah
m3/hari yangberasal dari air drain (cairan
organik lainnya dapat ditangani dengan proses
buangan dari hasil pengolahan), air kondensat
pencernaan aerobik. Beberapa keuntungan
(air hasil perebusan TBS di perebusan), air
proses pencernaan aerobik antara lain hasil
cucian pabrik (air hasil pembersihan didalam
pencernaan aerobiktidak berbau,bersifat seperti
pabrik), air hydrocyclone atau claybath (cairan
humus,mudah dibuang,dan mudah dikeringkan
hasil pemisahan antara cangkang dan kernel
sebaliknya untuk proses pencernaan anaerobik.
pada stasiun kernel di PKS) dan sebagainya.
Selain itu,pencernaanaerobik lebih mudah
Dengan jumlah air limbah yang diproduksi
dilakukan
tergantung pada sistem pengolahan, kapasitas
dibandingkan pencernaan anaerobik. Beberapa
olah,
kerugian
dan
keadaan
peralatan
klarifikasi.
(Naibaho, 1998)
dan
biayanya
pencernan
lebih
aerobik
murah
adalah
penambahan energi untuk memasok oksigen
Menurut Febijanto (2010), BOD yang
sehingga biaya operasinya lebih maha,tidak
dihasilkan dari hasil pengolahan di kolam
menghasilkan gas metana dan lebih banyak
anaerobic
menghasilkan
hingga
mencapai
5000
mg/l
membutuhkan waktu perombakan(Retention
lumpur
sisa
dibandingkan
pencernaan anaerobik (Said,1996).
Time) selama 60 hari. Sehingga volume yang
Selama proses perombakan bahan
dibutuhkan untuk perombakan anaerobic yaitu
organik (LCPKS yang masih mengandung
dengan rumus sebagai berikut :
minyak dan lemak serta padatan-padatan lainnya) akan berlangsung dalam suasana
Retention Time = Volume Kolam
anaerob yang dibantu oleh bakteri anaerob
/Rasio LCPKS
dan dalam proses tersebut akan terjadi tahapan
terhadap Produksi
4 (empat) proses perombakan, yaitu :
TBS x Kapasitas
a. Proses Hydrolysis
olah/hari x jam
Merupakan tahapan awal dalam
olah/hari
Total Suspended Solid (TSS) adalah
proses dekomposisi bahan organik polimer
semua zat padat atau partikel yang tersuspensi
(dalam bentuk makro seperti protein,
dalam air dan dapat berupa komponen hidup
karbohidrat dan lemak) oleh mikroba atau
(biotik)
seperti
fitoplankton, zooplankton,
bakteri pengurai yang memproduksi enzym
bakteri,
fungi,
ataupun
ekstra seluler (hydrolase) seperti lipase,
komponen
mati
(abiotik) seperti detritus dan partikel-partikel
protease,
anorganik (pasir, lumpur, dan tanah liat). Zat
molekul-molekul yang lebih sederhana
padat
sehingga
tersuspensi
merupakan
berlangsungnya
reaksi-reaksi
heterogen
berfungsi
dan
kimia
sebagai
tempat
dan
mudah
mikroorganisme.
yang bahan
pembentuk endapan yang paling awal dan
25
karbohidrase
dikonsumsi
menjadi
oleh
b. Proses Acidogenesis
dengan konstruksi kayu. Alat ini
Merupakan
tahapan
lanjutan
mampu menurunkan suhu limbah dari 60°C – 40 °C.
setelah proses hydrolisis bahan-bahan organik dari bentuk polimer menjadi monomer-monomer
sederhana
b. Kolam pendingin,yaitu pendinginan
yang
limbah dengan kolam. Pendinginan
selanjutnya akan dirombak lagi menjadi
ini
asam-asam
pengutipan
mudah
menguap
yang
minyak.
dengan Pendinginan
melibatkan bakteri acetogenic (penghasil
didalam kolam dilakukan selama 48
ion hydrogen dari asam tertentu) yang
jam.
ditandai
dengan
meningkatnya
2.
Deoling Pond
konsentrasi VFA (Volatile Fatty Acid)
Deoling Pond berfungsi untuk
atau asam-asam mudah menguap dalam
mengutip minyak hingga kadar minyak
larutan.
0.4%. Netralisasi
c. Proses Achetogenesis
3.
Kolam Pembiakan Bakteri
Tahapan selanjutnya adalah proses
Kolam pembiakan bakteri dibuat
perombakan (hydrolisis) senyawa-senyawa
untuk membiakkan bakteri pada awal
unikarbon seperti H2 / CO2 atau HCOOH
pengoperasian kolam pengedalian limbah.
yang
Untuk membiakkan bakteri diperlukan
dikatabolisis
homoacetogenic
oleh
maupun
bakteri senyawa-
kondisi yang optimum dalam hal :
senyawa multikarbon menjadi asam acetat
a. pH netral yaitu 7.0
(CH3COOH).
b. Suhu
d. Proses Methanogenesis
perombakan
secara
30
-
40°C
untuk
bakteri
mesophill, 57 - 60°C untuk bakteri
Tahapan terakhir dalam proses anaerobic
thermophill.
adalah
c. Nutrisi
yang
cukup
mengandung
berlangsungnya proses pembentukan gas
nitrogen dengan posfat.
methane oleh bakteri methanogenic seperti
d. Kedalaman kolam 5 – 6 m.
methanobacillus
e. Ukuran
omelianskii
yang
kolam
diupayakan
dapat
mengkatabolisis asam acetat dan senyawa
menampung limbah 2 hari olah setara
karbon tunggal menjadi gas bio.
400 m3 untuk PKS kapasitas 30 ton
Tahapan – tahapan dalam pengolahan
TBS/Jam.
Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit antara lain : 1.
dikombinasikan
4.
Pendinginan
Kolam Anaerobik Limbah
yang
telah
dinetralkan
Pendinginan dilakukan dua cara,yaitu :
dialirkan ke dalam kolam anaerobic untuk
a. Menara pendingin,yaitu air limbah
diproses.Untuk
mengefektifkan
proses
dengan menggunakan menara,yang
perombakan dalam kolam anaerob maka
kemudian
perlu diperhatikan beberapa faktor:
dibantu
dengan
bak
pendingin. Menara dibuat dari plat stainlessteel
yang tahan karat atau
26
a. Sirkulasi Untuk
Sistem Pengolahan Limbah Cair Kelapa mempertinggi
frekuensi
Sawit
persinggungan antara bakteri dengan
Instalasi
Air
Limbah
substrat maka dilakukan sirkulasi
(IPAL) merupakan suatu unit proses yang
dalam kolam itu sendiri.
bertujuan untuk menurunkan beban pencemar
b. Resirkulasi
c.
Pengolahan
yang terkandung di dalam air limbah sehingga
Resikulasi ialah pemasukan hasil olah
menjadi layak untuk dimanfaatkan atau dilepas
limbah dari kolam dihilir ke kolam
ke lingkungan penerima atau badan penerima.
dihulu
Sistem pengolahan LCPKS ada 2 (dua)
dengan
tujuan
untuk
memperbaiki kondisi substrat dalam
menurut Febijanto (2010), yaitu :
hal pH,nutrisi dan kelarutan.
1. Single feeding
Kandungan Minyak
Merupakan sistem pengolahan limbah
Kandungan Minyak yang masuk
dengan mengalirkan limbah mentah (raw
ke dalam kolam akan mempengaruhi
effluent) hanya ke 1 (satu) kolam saja dan
aktifitas bakteri,yaitu minyak tersebut
selanjutnya dari kolam ini akan dialirkan
berperan sebagai isolasi antara substrat
secara simultan melalui beberapa proses dan
dengan bakteri juga minyak tersebut jika
tahapan tertentu bergantung kepada sistem
bereaksi dengan alkali dapat membentuk
pengendalian
sabun berbusa yang sering mengapung
prinsipnya, pengolahan dengan sistem single
dipermukaan
feeding adalah pengolahan yang bertujuan
kolam
dan
bercampur
yang
digunakan.
Pada
dengan benda – benda yang lain dan
untuk
disebut dengan “scum”.
lingkungan dengan caraanaerobic dan aerobic.
Untuk
mengaktifkan
proses
pembuangan
produk
limbah
ke
Adapun kekurangan dari penggunaan
perombakan maka scum yang terlalu tebal
sistem single feeding adalah sebagai berikut:
diatas permukaan kolam limbah perlu
a. Membutuhkan waktu yang lama untuk
dibuang. Karena scum yang tebal sangat
perombakan hingga memenuhi baku mutu
menyulitkan gas methan yang terbentuk
air yang layak dibuang ke lingkungan,
keluar ke udara terbuka. Juga scum ini
b. Membutuhkan
kolam
yang
banyak,
dapat menghambat pergerakan limbah
sehingga biaya instalasi yang lebih besar
sehingga penyebaran bakteri dan lumpur
bila dibandingan dengan multiple feeding,
aktif dimasukkan tidak merata.
c. Pengaktifan kolam yang lebih lama dan
4. Kedalaman dan Volume Kolam
membutuhkan bakteri yang banyak,
Kedalaman kolam anaerobik tetap harus
dipertahankan
yaitu
d. Kandungan nutrisi dalam limbah akan
dengan
terbuang.
melakukan pengorekan secara terjadwal.
Adapun kelebihan dari penggunaan sistem single feeding adalah sebagai berikut : a. Produk limbah yang dihasilkan dapat langsung dibuang ke lingkungan sehingga
27
tidak
perlu
memikirkan
tentang
b. Dibutuhkan kejelian dalam melihat proses
pengolahan lanjutan, b. Sistem
dekomposisi di dalam kolam IPAL agar
pengaliran
limbah
proses perombakan dapat merata pada
dilakukan
seluruh kolam.
dengan cara dialirkan saja dari satu kolam ke kolam selanjutnya.
METODOLOGI
2. Multiple feeding Merupakan sistem pengolahan limbah
Penelitian dilaksanakan pada bulan
dengan sistem pengenceran (dilution) LCPKS
Januari – Maret 2014 di Pabrik Minyak Kelapa
antara raw effluent (LCPKS segar) dengan
Sawit.
diggest effluent (yang sudah diolah). Dalam pengolahan
menggunakan
Tabel 2. Penggunaan Alat dan Bahan
multi-feeding
No
terdapat 2 (dua) prinsip pengolahan, yaitu:
Nama Alat dan Bahan
a. Perlakuan sebelumnya Pemisahan minyak dengan air serta
1
Stopwatch
2
Paralon
3
Meteran
4
Selang
5
Baju Pelampung
6
Ban
padatan yang terlarut dengan sistem centrifugasi
(dalam
hal
ini
bisa
menggunakan sludge separator, sludge centrifuge, atau decanter). b. Perlakuan pengendalian Perombakan bahan-bahan organik dalam LCPKS segar dengan mencampurkan pada LCPKS yang sudah matang (proses dilution atau pengenceran). Adapun
dari
kelebihan
Multiple
Feding yaitu: a. LCPKS
yang
dihasilkan
mempunyai
potensial nutrisi yang tinggi sebagai
7
substitusi pupuk, b. Rentang waktu proses yang singkat, setiap
8
hari LCPKS dapat diumpan dan juga dialirkan ke lapangan (seluruh kolam IPAL kegiatan bakterinya sudah aktif).
9
Data Dimensi Kolam Limbah
10
Data Analisa Hasil Total Suspended Solid
Adapun kekurangan dari penggunaan sistem Multiple feeding adalah sebagai berikut: a. Terjadinya pendangkalan yang hampir merata pada seluruh kolam IPAL,
28
Data Laporan Produksi bulan Mei (2015) Data Analisa SampleCair (limbah) Laboratorium
Fungsi Untuk menghitungwaktu debit aliran final effluent Untuk mengukur ketinggian final effluent (rasio LCPKS). Untuk mengukur tinggi dan diameter bak reservoir Untuk mengukur level lumpurdan air pada kolam limbah. Untuksafety ketika melakukan pengukuran kedalaman aktual kolamlimbah. Untuk penopang ketika melakukan pengukuran kedalaman aktual kolam limbah. Untuk bahan perhitungan rata-rata LCPKS yang dihasilkan per hari. Untuk referensi hasil analisa Laboratorium. Untuk perhitungan retention time dan volume kolam limbah yang dibutuhkan. Untuk referensi hasil analisa kandungan Total Suspended Solid pada limbah.
Metode Penelitian
limbah
dimatikan
agar
hasil
1. Tahap Pengumpulan Data
pengukuran tersebut akurat. Setelah
Metode yang digunakan dalam tahap
mendapat hasil berapa kenaikan hasil
pengumpulan data ini adalah:
limbah cairnya di kalkulasikan dengan
a. Studi Dokumentasi
per jam limbah cair yang di hasilkan
Metode pengumpulan data dengan
berdasarkan kapasitas olah dan jam
metode literatur yaitu pengumpulan
olah pabrik. Pengukuran dilakukan tiga
data-data berdasarkan data tertulis,
kali sehari dimana dua jam setelah
seperti data laporan harian produksi
proses dan selanjutnya setiap satu jam
dan laporan kerja harian stasiun (log
sekali.
sheet),
data
analisa
- Melakukan
laboratorium,
mechinarilist di PMKS.
pengukuran
kedalaman
kolam limbah actual dengan cara
b. Observasi
melakukan pengukuran pada tiga titik
Metode pengumpulan data dengan
(kiri,tengah,dan kanan) menggunakan
metode observasi merupakan teknik
alat manual yaitu ban sebagai alat
pengumpulan
cara
untuk menuju ke tengah kolam dan
melakukan pengamatan dan pengujian
selang sebagai alat untuk pengukur
secara langsung di lapangan.
kedalaman kolam. Selang tersebut
data
dengan
berukuran
2. Tahap Pengolahan Data Awal
limbah dan setelah di celupkan selang
dengan cara mengumpulkan data yang
tersebut di tutup agar hampa udara. Di
telah diperoleh dari metode observasi dan dokumentasi
dilanjutkan
dengan
yang
dalam selang tersebut akan terlihat
kemudian
menginput
selang
tersebut di celupkan ke dalam kolam
Tahap pengolahan data awal dimulai
studi
5m,kemudian
level lumpur dan air kemudian di ukur
data
berapa ketinggian untuk lumpur dan
kedalam komputer dan dikelompokan
air yang terdapat pada kolam limbah
sesuai dengan data yang akan digunakan.
tersebut. Pengukuran kolam limbah di 3. Tahapan Penelitian - Melakukan
lakukan pada setiap kolam anaerob
pengukuran
terhadap
yaitu kolam2 , 3, 4 dan 5 pada sore
panjang dan lebar fat pit. Pengukuran
hari.
debit aliran limbah cair dilakukan
4. Analisa Data
dengan cara mengambil titik awal
Data
yang
diperoleh
dari
hasil
ketinggian hasil limbah cair tersebut di
pengamatan
dalam fat pit kemudian selama tiga
terhadap kesesuaian design dengan daya
menit di lakukan pengukuran kembali
tampung kolam limbah serta pendangkalan
berapa kenaikan hasil limbah cair
yang terjadi pada kolam limbah terhadap hasil
tersebut dengan syarat pompa untuk
Total Suspended Solid (TSS).
mengumpankan
limbah
ke
kolam
29
kemudian
dilakukan
analisis
HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Data Desain Kolam Limbah Terpasang Tabel 5. Desain Kolam Limbah Terpasang
1. Data Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) secara teori 55% - 65% tetapi pada PMKS
ini mempunyai hasil LCPKS lebih
tinggi yaitu 76.28% dapat dilihat dari data dibawah ini : Tabel 3. Data Limbah Cair PMKS
4. Data Dimensi Kolam Limbah Pada Saat Ini. Tabel 6. Data Dimensi Kolam Limbah Pada Saat ini
5. Data Analisa Total Suspended Solid 2.
Tabel 7. Analisa Total Suspended Solid
Data Pemakaian Air pada High Speed
Pengujian
Separator Tabel 4. Pemakaian Air pada High Speed Separator Hari Penambahan Pemakaian Air ke Air HSS (ton/jam) (%) 1 10.37 1.56 2 10.75 1.61 3 11.99 1.80 4 20.10 3.01 5 14.76 2.21 6 10.88 1.63 7 11.57 1.74 8 13.59 2.04 9 19.84 2.98 10 8.91 1.34 11 13.35 2.00 12 13.05 1.96 13 12.19 1.83 14 11.69 1.75 15 10.32 1.55 16 11.74 1.76 17 10.09 1.51
Total Suspended Solid (mg/l)
1
22120 mg/l
2
1735 mg/l
3
37860 mg/l
4
2470 mg/l
Rata – rata
16046.25 mg/l
Perhitungan 1. Hasil Total Suspended Solid terhadap Pendangkalan Kolam Diketahui : Hasil LCPKS/hari = 890 ton/hari = 890.000 liter Total TSS = 16046.25 mg/l
30
Maka Total Hasil TSS/hari
RT
= 10.2 hari
= 16046.25 mg/l x 890.000 liter
Retention Time untuk Kolam no.02 sampai
= 14281163000 mg
05
= 14281163 gram
Diketahui :
= 14281.163 kg
Kapasitas PKS (Tph) : 60 ton/jam
= 14.28 ton / hari
Volume kolam limbah :14.850 M3
Jika TSS/ tahun
LCPKS : 60% to TBS
= TSS/hari x Hari Kerja Efektif
Waktu Olah : 20 jam/hari
=14.28 ton/hari x (362 – 52 – 13) hari/tahun
Sehingga, retention time kolam no. 01
= 4284 ton/tahun (1 ton = 1 M3)
yang dibutuhkan untuk perombakan yaitu :
Dengan jumlah TSS pertahun sebesar 4284
Volume kolam dibutuhkan
ton/tahun maka dapat di ketahui berapa
Olah X 60 % X Tph
pendangkalan yang terjadi di pendangkalan
14850 M3= RT X 20 jam/hari X 60 % X 60
yang terjadi dengan cara sebagai berikut :
Ton/Jam
Volume Kolam
= 30 m x 110 m x y
= RT X Jam
14850 M3
= RT X 720 Ton/hari
RT
=
RT
= 20.6 hari
2
4284 ton
= 2200 m x y
4284 m3
= 2200 m2 x y
Y
= 1.95 m = 2 m
14850 𝑡𝑜𝑛 720 𝑡𝑜𝑛/ℎ𝑎𝑟𝑖
Jadi padatan yang terbentuk atau pendangkalan yang terjadi di kolam yaitu
3. Volume dan Retention Time Kolam Limbah Aktual Terhadap Pendangkalan
2m/tahun. 2. Volume Kolam Limbah dan Retention
Retention time untuk Kolam Limbah no.01
Time Terpasang
Volume kolam actual= RT X Jam Olah X
Retention Time untuk Kolam no.01 Diketahui :
%LCPKS X Tph
Kapasitas PKS (Tph) : 60 ton/jam
35450 M3= RT X 19.23 jam/hari X 76.28% X
Volume kolam limbah : 7.350 M3
60.14 Ton/Jam
LCPKS : 60% to TBS
35450M3= RT X 882 Ton/hari 35.450 𝑡𝑜𝑛 882 𝑡𝑜𝑛/ℎ𝑎𝑟𝑖
Waktu Olah : 20 jam/hari
RT =
Sehingga, retention time kolam no. 01 yang
RT = 3 hari
dibutuhkan untuk perombakan yaitu :
Retention time untuk Kolam Limbah no.02
Volume kolam dibutuhkan
sampai 05
= RT X Jam
Olah X 60 % X Tph 7350 M
3
Volume kolam actual= RT X Jam Olah X
= RT X 20 jam/hari X 60 % X
%LCPKS X Tph
60 Ton/Jam 7350 M RT
3
8250 M3 = RT X 720 Ton/hari =
= RT X 19.23 jam/hari X
76.28% X 60.14 Ton/Jam
7350 𝑡𝑜𝑛 720 𝑡𝑜𝑛/ℎ𝑎𝑟𝑖
8250M3 = RT X 882 Ton/hari
31
8250 𝑡𝑜𝑛
RT = 882 𝑡𝑜𝑛/ℎ𝑎𝑟𝑖 % LCPKS
150,00
RT = 9.4 hari 4. Penggunaan Kolam Limbah yang Efektif Diketahui :
100,00 50,00
Jam Olah
: 19.23 jam/hari
% LCPKS
: 76.28 %
3,01
2,21
2,00
1,83
1,76
1,74
1,61
Kapasitas Olah : 60.14 ton/jam
1,55
1,34
Pemakaian Air (ton)
Retention time : 92 hari Gambar 1. Grafik Pengaruh Pemakaian Air terhadap Hasil LCPKS PMKS
Volume Kolam Efektif = retention time x Jam Olah x TPH x %LCPKS
Grafik diatas dapat disimpulkan bahwa
= 92 hari x 19.23 jam x 60.14 ton/jam x 76.28 %
pemakaian air pada HSS berbanding lurus
= 81159.85 ton (1M3= 1Ton)
dengan hasil LCPKS dimana semakin banyak pemakaian air pada HSS maka semakin tinggi
Volume Kolam Limbah Aktual = 35450 M3= 35450 ton (1M3= 1Ton)
LCPKS yang dihasilkan.
Kekurangan Volume Kolam = Volume Kolam Efektif – Volume Kolam
2. Pengaruh Total Suspended Solid terhadap Efektifitas Kolam Limbah.
Aktual = 81159.85 M3 – 35450 M3 = 45709.85 M3
Total Suspended Solid yang terdapat
Penambahan Kolam Limbah
pada LCPKS yaitu sebanyak 4284 ton/tahun
= 45709.85 M3/ Volume kolam Anaerob
dan mengakibatkan pendangkalan pada kolam
= 45709.85 M3 / 14850 M3
limbah setinggi 2 M. Pendangkalan pada
= 3 kolam limbah
kolam limbah akan mempengaruhi efektifitas kolam limbah tersebut (volume dan retention
PEMBAHASAN
time). Pengaruh TotalSuspended Solid terhadap
1. Penyebab Tingginya LCPKS.
efektifitas kolam limbah dapat dilihat dari grafik dibawah ini :
Penyebab tingginya LCPKS adalah pemakaian air pada High Speed Separator dimana kerja mesin ini menggunakan water balance yang berfungsi untuk pencucian mesin tersebut dan untuk umpan air agar dapat mengutip minyak yang terdapat pada sludege. Kapasitas High Speed Separator adalah 15 ton/jam dan penggunaan air pada High Speed Separtor sebesar 3 ton/jam.
32
KESIMPULAN
Grafik PengaruhTotal Suspended Solid terhadap desain kolam limbah terpasang dan aktual Vol
1. Hasil LCPKS pada PMKS adalah sebesar 76.28% penyebab tingginya hasil LCPKS
20000
yaitu pemakaian air pada High Speed 15000
Separator sebesar 3 ton/jam. 2. Hasil Total Suspended Solid dengan rata
10000
dari bulan Januari sampai dengan Maret sebesar 16046.25 mg/l atau 14.28 ton/hari
5000
atau 0 0
20
40
60
80
4284
ton/tahun.
Ketinggian
pendangkalan yang terjadi pada kolam
100
limbah PMKS berdasarkan hasil Total
Desain Kolam Limbah Terpasang
Suspended Solidyaitu sebesar 2m.
Desain Kolam Limbah Aktual
3. Dampak yang ditimbulkan akibat adanya Gambar 2. Grafik Pengaruh Total SuspendedHari Solid terhadap efektifitas kolam limbah
pendangkalan pada kolam limbah yaitu: a. Volume
Kolam
Limbah
yang
Grafik diatas menjelaskan mengenai
seharusnya bisa menampung LCPKS
pengaruh total suspended solid dengan desain
sebanyak 66750 M3 tetapi karena
kolam limbah terpasang dan aktual terhadap
adanya pengdangkalan setinggi 2M
volume dan retention time kolam limbah.
maka volume kolam limbah hanya
Dimana volume dan retention time desain
bisa menampung 39125 M3.
kolam limbah
aktual menjadi
berkurang
b. Retention time kolam limbah yang
volume nya menjadi 39125 M3dan retention
seharusnya diharapkan selama 92 hari
time menjadi 43 hari.Hal ini disebabkan karena
menjadi 43 hari.
semakin jauh tempat pengendapannya, maka kecepatan
aliranya
sehingga
kesempatan
semakin
berkurang,
untuk
mengendap
c. Akibat dari pendangkalan yang terjadi berarti
terdapat
lumpur
yang
mengendap didasar kolam limbah dan
padatan yang ada dalam limbah semakin besar
untuk
penanggulangannya
maka
(Lin, 2001).
diperlukan
3. Penggunaan Efektifitas Kolam Limbah.
terjadwal dimana akan menambah
Dapat dilihat dari perhitungan diatas
pengerukan
secara
cost untuk pengerukan tersebut.
bahwa efektifitas kolam limbah berkurang
4. Volume kolam yang dibutuhkan agar dapat
sebanyak 42033.85 M3 dan akibat dari
menampung %LCPKS sebanyak 76.28%,
pendangkalan tersebut maka perlu dilakukan
jam olah 19.23 jam, kapasitas pabrik 60.14
penambahan kolam sebanyak 3 kolam limbah
ton/jam
dengan volume perkolamnya sebesar 14850
diharapkan 92 hari yaitu sebesar 81159.85
M3 dan total kolam seluruhnya sebesar
ton
81159.85 M3.
33
serta
retention
time
yang