ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MASYARAKAT BERINVESTASI SUKUK MELALUI AGEN BANK SYARI’AH (Studi pada Sukuk Ritel seri SR 001 yang Dipasarkan Bank Syari’ah Mandiri Cabang Kudus) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starta Satu (S.1) Dalam Ilmu Syari’ah Jurusan Ekonomi Islam (EI)
Oleh: MOCH CHAMBALI 062411018
FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010
1
2
3
4
DEKALARASI
Dengan
penuh
kejujuran
dan
tanggung
jawab,
penulis
menyatakan bahwa karya ini tidak berisi materi skripsi yang pernah ditulis oleh orang lain. Skripsi ini disusun oleh penulis berdasarkan informasi dari referensi yang dijadikan rujukan.
Semarang, 14 Nopember 2010 Deklarator
Moch Chambali NIM: 062411018
5
MOTTO
ﻭ ﺍﻋﻤﻞ ﻵﺧﺮﺗﻚ ﻛﺄﻧﻚ، ًﺍﻋﻤﻞ ﻟﺪﻧﻴﺎﻙ ﻛﺄﻧﻚ ﺗﻌﻴﺶ ﺃﺑﺪﺍ
{ ﲤﻮﺕ ﻏﺪﺍً } رواﻩ اﺑﻦ ﻗﺘﻴﺒﺔ Bekerjalah Untuk Duniamu Seakan Engkau Hidup Selamanya, Dan Beramallah Untuk Akhiratmu Seakan Kamu Meninggal Esok (Hadist riwayat Ibnu Qutaibah)
6
ABSTRAK Pasar modal Indonesia yang telah merayakan ulang tahunnya ke-30, namun masih sangatlah rendah jumlah investor domestiknya, hanya 600 ribu atau sekitar 0.1% dari jumlah penduduk Indonesia. Disamping itu, perkembangan instrumen investasi tidak banyak perubahannya terlebih obligasi atau sukuk, data statistik BEI mencatat, hingga tahun 2007 jumlah emiten sukuk hanya ada 6 perusahaan saja. Selanjutnya tahun 2008 terjadi krisis global dan BAPEPAM-LK sempat memberlakukan kebijakan suspensi untuk melindungi kepentingan investor. Untuk membangkitkan gairah investasi di Indonesia, tanggal 30 Januari 2009, Pemerintah Republik Indonesia secara resmi mengeluarkan Sukuk ritel berseri SR 001 dengan target penjualan sebesar Rp. 3,4 triliun. SR 001 merupakan instrumen investasi berbasis syari’ah pertama yang ditujukan untuk pasar ritel domestik. Meskipun ditengah kondisi krisis, SR 001 mampu menarik minat masyarakat untuk menanamkan modalnya, selain itu ada kecenderungan positif terhadap perbankan syari’ah sebagai tempat pembelian IPO. Dimana BSM mampu mencapai sukses sebesar 130% dari terget yang ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menganalisa interrelationship antara faktor risiko dan atribut produk Islami yang mempengaruhi minat masyarakat berinvestasi Sukuk SR001, dan 2) untuk mengetahui daya tarik BSM dalam menjual Sukuk SR001 menurut sudut pandangan investor. Kuantitatif dipilah sebagai metode yang digunakan untuk mengurai masalah dengan teknik regrasi linier berganda. Subjek penelitian sebanyak 41 responden, menggunakan teknik convenience random sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen angket tertutup untuk menjaring data risiko investasi (X1) dan atribut instrumen Islami (X2), serta angket tertutup untuk menjaring data Minat Berinvestasi (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara X1 dengan Y sebesar 41,2%, sedangkan X2 dengan Y sebesar 87,9%. Adapun hasil regresi simultan menunjukkan nilai f sebesar 18,576 dengan signifikansi 0,000 atau 0%. Koefisien determinasi R2 = 0,468 Hal ini menunjukkan bahwa 46,8% variasi skor minat berinvestasi ditentukan oleh risiko investasi dan atribut instrumen Islami, persamaan regresinya Y = -1,823 + 0,412X1 + 0,879X2. Alasan utama investor memilih BSM sebagai tempat pembelian sukuk SR 001 dikarenakan BSM memiliki daya tarik dalam hal profesionalisme kerja, terbukti 41,5% responden mengakuinya, kemudian sesuai syari’ah sebesar 29,3%, dan 19,5% adalah kepercayaan dari investro terhadap BSM. Pemerintah harus mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat seadil mungkin, karena investor yakin SR 001 mampu memberikan kemakmuran dengan adil berdasarkan prinsip syari’ah, begitu juga perbankan syari’ah dimana investor telah melihat mampu bekerja profesional dan memberiakn hasil investasi yang optimal sehingga perlu terus meningkatkan cervice quality terhadap nasabahnya. Kata kunci
: risiko investasi, atribut instrumen Islami, minat investasi.
7
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kami persembahkan untuk: Ayahanda
dan
ibunda
tercinta,
H.
Muhtadi
dan
Hj,
Mukaromah (Alm) yang telah berjuang sekuat tenaga dan tak kenal
lelah
demi
mendididik
putra-putrinya
dalam
menggapai kesuksesan, Isteriku
tercinta,
Enik
Normawati,
yang
keberadaannya
menjadi spirit dalam tanggungjawab. Dengan kekuatan cinta dan kasih sayang serta kesetiaan sehingga mampu kami selesaikan skripsi ini, Saudara-saudaraku yang slalu memberikan motivasi dan support, Almameter IAIN Walisongo Semarang Agama Islam, Nusa dan Bangsa Indonesia.
8
KATA PENGANTAR Sujud syukur kami rungkukkan kehadirat Allah SWT yang Maha Mengetahui, Mana Adil, lagi Maha Penyayang berkat melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya. Sehinga kami dapat meyelesaikan penulisan skripsi guna melengkapi persyaratan menyelesaikan studi di Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo. Shalawat serta salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pegangan hidup bagi setiap makhluq untuk sadar dengan ketidak sempurnannnya, dan berusaha untuk berbuat baik bagi masyarakat. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir. Bukan tanpa aral rintangan, banyak proses yang harus dilewati, banyak pula pihak yang turut membantu kelancaran penulisan skripsi ini, kami telah berusaha dengan segala daya dan upaya guna meyelesaikannya. Namun tanpa bantuan dari berbagai pihak lain yang dengan keihlasan hati tentunya karya ini tidak mungkin dapat terwujud. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimaksih kepada mereka yang telah banyak memberi sumbangan kepada penulis dalam rangka menyelesaikan karya ini, mereka adalah : 1.
Bapak Rektor dan Pembantu Rektor Bagian Kemahasiswaan IAIN Walisongo Semarang.
2.
Bapak Dekan, Pembantu Dekan, dan segenap Birokrasi Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang.
3.
Bapak Muhammad Saifullah, S. Ag, M. Ag. Selaku Kepala Program Studi Ekonomi Islam dan pembimbing penulis, yang selalu memberikan motifasi kepada mahasiswanya serta telah memberikan bimbingan yang sangat berharga bagi penulis.
9
4.
Bapak H. Muchamad Fauzi, SE. MM, selaku pembimbing peneliti, telah banyak waktu yang di luangkan serta mendampingi saat beridiskusi tentang pendalaman skripsi, tidak ketinggalan pula terimakasih atas nilai kompre yang telah bapak berikan.
5.
Bapak Rahman El Yunusi, S.E., M.M. yang sabar dan penuh ketulusan dalam meletakkan dasar pengetahuan statistika dan memberi nasehat yang sangat bermanfaat pagi peneliti.
6.
Bapak Ratno Agriyanto, S.Pd, SE. Terima kasih telah menjadi teman curhat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, serta bantuan-bantuan lain yang merepotkan bapak.
7.
Keluarga kami di rumah, terutama bapak, ibu serta saudara-saudara kami dengan kasih sayang dan kesabaran selalu mendampingi dan merestui sarta teman-teman mahasiswa dan aktifis kampus yang telah sudi diskusi bareng dengan peneliti. Dan pihak-pihak yang talah membantu terselesainya laporan.
8.
Buat wadyabala Justisia khususnya 2006, kita telah melalui banyak peristiwa yang menjadikan kita mampu berfikir jernih untuk menyikapi dan merespon fenomena. Senior-senior justisia (Mas Iman, Mas Teddy, Mas Nas, Bang Kopling, Jojo, dan semuanya) terima kasih atas pendampingan dan diskusinya kapan-kapan kita melean lagi.
9.
Temen-temen eL_KEI (Wahyu, Asnal, Nuk, Nuridin, Anwar, Rian, Erfan, Edi) yang telah berjuang bareng dalam menanamkan pengetahuan ke dalam diri kita mengenai ekonomi Islam dan berusaha mewujudkannnya dalam prilaku. Teruslah berjuang untuk membumikan ekonomi Islam.
10. Saudara-saudariku INSIDER 2006. Empat tahun lebih kita lalu bersama menjalani
10
kuliah, senang duka, tawa dan marah kita jalani bersama. Pererat hubungan ini dan kalao ada info pekerjaan jangan lupa mamase yaaa!. 11. Sederek-sedulur beda mpak beda mbok KMKS (Nafis, Hasan, Nila, Farih, dan semua yang tidak tersebutkan) jagalah kehangatan ikatan keluarga kita, kalau keluarga tidak harmonis bagaimana dengan kehidupan kita dengan masyarakat nanti. Jalin terus ikatan keluarga kita. 12. Dan yang terakhir adalah kepada Some One Spesial Cäyängq Enik Normawati yang telah setia mendampingi, menghibur dan menjadi spirit dengan kekuatan cinta dan kasih sayang juga kesetiaan atas terselesainya skripsi ini. Tiada manusia yang sempurna, jauh sebelumnya kami meminta maaf setulus hati kepada semua pihak atas kesalahan yang penulis pernah lakukan. Serta penulis harapkan kritik yang arif serta saran yang konstruktif. Tidak lain supaya di waktu yang akan datang kami dapat menyajikan karya ilmiyah yang lebih baik dari sebelumnya. Akhir kalam, semoga skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya, pihak-pihak yang berkepentingan, serta bagi peneliti khususnya.
Semarang 14 Nopember 2010 Penulis
Moch Chambali
11
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL………………………………………………………. ......
i
NOTA PEMBIMBING…………………………………………………………. ii PENGESAHAN……………………………………............................................ iii DEKLARASI …………………………………………...................…………… iv MOTTO………………………………………………………………………… v ABSTRAK………………………………………………………… ………….. vi PERSEMBAHAN…………………………………….......................…………. vii KATA PENGANTAR …………………………………………….………….. viii DAFTAR ISI…………………………………………………………..……….
xi
DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. xiii DAFTAR GAMBAR ……………..…………………………………………… xiv DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………… xv PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB INDONESIA..……………………… xvi BAB I :
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.......................................................
1
B. Rumusan Masalah.................................................................
12
C. Tujuan Penelitian..................................................................
12
D. Manfaat Penelitian................................................................. 13 E. Sistematika Penulisan Skripsi............................................... 14 BAB II :
BAB III:
BAB IV:
TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Konseptual............................................................
16
B. Kerangka Pikir.......................................................................
35
C. Penelitian Terdahulu..............................................................
35
D. Hipotesis................................................................................
37
E. Definisi Operasional Variabel................................................
37
METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel..............................................................
40
B. Metode Pengumpulan Data....................................................
41
C. Teknik Analisis Data..............................................................
45
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Bank Syari’ah Mandiri................................................
56
B. Analisis Data.........................................................................
72
12
1. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian..............
72
2. Analisis Faktor................................................................
75
a. Kaiser-Meiyer-Olkin (KMO).................................... 76 b. Measure of Sampling Adequancy (MSA).................
77
c. Rotasi Faktor equamax.............................................. 77 3. Uji Asumsi Klasik........................................................... 80 a. Pengujian Normalitas................................................ 80 b. Pengujian Autokorelasi.............................................
81
c. Pengujian Heterokedastisitas..................................... 81 d. Pengujian Multikolinieritas........................................ 82 4. Perhitungan Regresi Linier Berganda.............................. 83 BAB V:
PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................ 95 B. Saran...................................................................................... 98 C. Penutup.................................................................................. 100
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
13
DAFTAR TABEL Tabel. 1 Nama emiten, nilai emisi, dan waktu penerbitan .................................
2
Tabel. 2 Pokok-pokok ketentuan dan Persyaratan Sukuk SR 001...................... 33 Tabel. 3 Jumlah Pembeli Sukuk SR 001 Berdasarkan Wilayah.......................... 34 Tabel. 4 Pengelompokan Profesi Investor Sukuk SR 001................................... 34 Tabel. 5 Definisi Operasional Variabel Penelitian.............................................. 38 Tabel. 6 Pengelompokan Investor Berdasarkan Jenis Kelamin........................... 67 Tabel. 7 Pengelompokan Investor Berdasarkan Usia.......................................... 67 Tabel. 8 Pengelompokan Nasabah Berdasarkan Pendidikan Formal.................. 68 Tabel. 9 Klasifikasi Nasabah Berdasarkan Pekerjaan.......................................... 69 Tabel. 10 Pengelompokan Nasabah Berdasarkan Penghasilan/Bulan................. 69 Tabel. 11 Pengelompokan Nasabah Berdasarkan Sumber Informasi.................. 70 Tabel. 12 Informasi Investor Berdasarkan BSM Menjadi Agen......................... 70 Tabel. 13 Besaran Investasi Pada Sukuk SR 001................................................ 71 Tabel. 14 Alasan Investor Memilih BSM............................................................ 71 Tabel. 15 Sikap Terhadap Risiko......................................................................... 72 Tabel. 16 Validitas dan Reliabilitas Variabel X1 (Risiko Investasi)................... 73 Tabel. 17 Validitas dan Reliabilitas Variabel X2 (Atribut Islami)...................... 74 Tabel. 18 Validitas dan Reliabilitas Variabel Y (Minat Investasi)...................... 75 Tabel. 19 KMO and Bartlett's Test...................................................................... 76 Tabel. 20 KMO and Bartlett's Test...................................................................... 76 Tabel. 21 KMO and Bartlett's Test...................................................................... 77 Tabel. 22 Rotated Component Matrix(a) Variabel X1......................................... 78 Tabel. 23 Rotated Component Matrix(a) Variabel X2......................................... 79 Tabel. 24 Rotated Component Matrix(a) Variabel Y........................................... 79 Tabel. 25 Perhitungan dan Pengujian Koefisien Determinan............................... 83 Tabel. 26 ANOVAb.............................................................................................. 86 Tabel. 27 Perhitungan dan Pengujian koefisien regresi parsial............................ 87 Tabel. 28 Rotated Component Matrix(a) Variabel X2......................................... 90 Tabel. 29 Alasan Investor Memilih BSM............................................................. 91 Tabel. 30 Rangkuman Koefisien Regresi Parsial................................................. 93
14
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Model Perilaku Investor Dalam Menentukan Investasi Menurut Husnan................................................................................................................. 20 Gambar 2 Struktur Perusahaan Bank Syari’ah Mandiri Kudus........................... 64
15
DAFTAR GRAFIK Grafik 1 Pengujian Normalitas ............................................................................ 81 Grafik 2 Pengujian Heterokedastisita................................................................... 82
16
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB INDONESIA Transliterasi yang dipakai dalam Skripsi ini adalah pedoman Transliterasi ArabIndonesia berdasarkan Surat Keputusan bersama Meneri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 22 Jauari 1988. Arab
Latin
Arab
Latin
Arab
Latin
`
Z
q
B
S
K
T
Sy
L
Ts
Sh
M
J
D
N
H
T
W
Kh
Z
H
D
‘
‘
Ż
G
Y
R
F
-
Catatan: 1. Konsonan yang bersyaddah ditulis dengan rangkap Misalnya ; رﺑـﻨـﺎditulis rabbanâ. 2. Vokal panjang (mad) ; Fathah (baris di atas) di tulis â, kasrah (baris di bawah) di tulis î, serta dammah (baris di depan) ditulis dengan û. Misalnya; اﻟـﻘـﺎرﻋـﺔditulis al-qâri‘ah, اﻟﻤــﺴـﺎﻛـﻴـﻦditulis al-masâkîn, اﻟـﻤـﻔـﻠﺤﻮنditulis al-muflihûn. 3. Kata sandang alif + lam ()ال Bila diikuti oleh huruf qamariyah ditulis al, misalnya; اﻟـﻜﺎﻓـﺮونditulis al-kâfirûn. Sedangkan, bila diikuti oleh huruf syamsiyah, huruf lam diganti dengan huruf yang mengikutinya, misalnya ; اﻟـﺮﺟـﺎلditulis ar-rijâl. 4. Ta’ marbûthah () ة. Bila terletak diakhir kalimat, ditulis h, misalnya; اﻟـﺒـﻘـﺮةditulis al-baqarah. Bila ditengah kalimat ditulis t, misalnya; زﻛﺎة اﻟـﻤـﺎلditulis zakât al-mâl, atau ﺳـﻮرة اﻟﻨـﺴـﺎءditulis sûrat al-Nisâ`. 5. Penulisan kata dalam kalimat dilakukan menurut tulisannya, Misalnya; وﻫـﻮ ﺧـﻴـﺮازﻗــﻴﻦditulis wa huwa khair ar-Râziqîn.
17
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Jumlah investor domestik di pasar modal Indonesia yang telah merayakan ulang tahunnya ke-30 masih sangatlah rendah. Jumlah investor domestik, tercermin dari jumlah pemegang rekening Efek dan pemegang unit penyertaan Reksa Dana, hanyalah sekitar 600 ribu atau hanya 0.1% dari jumlah penduduk Nusantara. Bandingkan dengan pemegang rekening di perbankan yang mencapai lebih dari 60 juta rekening. Dibandingkan dengan negara-negara yang lebih maju maupun Negara sekawasan, jumlah investor domestik di pasar modal Indonesia juga jauh tertinggal. Australia memiliki 7 juta investor atau sekitar 25% populasinya, Hongkong memiliki 1.4 juta investor atau sekitar 17.5% populasinya, dan jepang memiliki 4 juta investor atau 8.2% populasinya. Di kawasan asia tenggara, posisi indonesia juga tertinggal. Sebagai contoh, Singapura memiliki 1.23 juta investor atau 30% populasinya dan Malaysia memiliki 3 juta investor atau 12.8% populasinya.1 Terlebih perkembangan pasar sukuk atau obligasi syari’ah, dimana perkembangan pada tahun 2007 jumlah emiten sukuk atau obligasi syari’ah hanya sebanyak 6 lembaga saja. Sebagaimana dijelaskan dalam tabel 1.
1
Laporan Tim Studi Analisa Program Promosi dan Pengenalan Produk Pasar Modal dan Jasa Keuangan oleh Pelaku Industri Jasa Keuangan, Studi Analisa Program Promosi dan Pengenalan Produk Pasar Modal dan Jasa Keuangan oleh Pelaku Industri Jasa Keuangan, 2007, hlm. 1-2
18
Tabel 1. Nama emiten, nilai emisi, dan waktu penerbitan No Nama Emiten Nilai Emisi Waktu Penerbitan 1. PT. Berlian Laju Tanker Tbk Rp 60 Miliar Semester I 2003 2. PT. Bank Bukopin Rp 50 Miliar Semester I 2003 3. PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk Rp 200 Miliar Semester I 2003 4. PT. Bank Syariah Mandiri Rp 200 Miliar Semester II 2003 5. PT. Indofood Tbk Rp 1,5 Triliun Semester II 2003 6. PT. Indosat Tbk Rp 175 Miliar Semester II 2006 Sumber: Bursa Efek Indonesia tahun 2007. Tabel 1 menggambarkan bahwa kontribusi investor domestic dilihat dari banyaknya emiten yang mengembangkan instrument sukuk sangat minim sekali. Bahkan pemerintah Indonesia yang menerapkan system ekonomi Islam dan konvensional belum memanfaatkan instrument ini. Di samping itu, akhir tahun 2008, terjadi krisis subprime mortgage yang merambah secara global. Di Indonesia krisis ini menyerang sektor pasar modal, dimana kondisi pasar modal Indonesia mayoritas investornya berasal dari luar negeri.
BAPEPAM-LK sempat
memberlakukan kebijakan suspensi untuk
melindungi kepentingan investor. Meskipun terjadi ketidakpercayaan masyarakat investor terhadap pasar modal, akan tetapi era globalisasi membawa pengusaha pencari modal masih mengharapkan memperoleh dana dari produk finansial ini serta investor yang menanamkan dananya, karena pasar modal merupakan sendi penggerak perekonomian yang fital, serta pasar modal merupakan lembaga intermediasi yang menghubungkan investor dengan emiten dalam sistem tertentu. Posisi perbankan yang menjadi tonggak kestabilan perekonomian sebuah negara tidak bisa berbuat banyak disebabkan persediaan likuiditas perbankan harus terjaga akibat adanya krisis. Maka berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah dan berbagai pihak agar investor kembali menginvestasikan dananya di pasar modal.
19
Dalam pasar modal, dibedakan antara spekulan dengan pelaku bisnis (investor) dari derajat ketidakpastian yang dihadapinya. Untuk itu perlu dilihat dahulu karakter dari masing-masing investasi dan spekulasi, Pertama, Investor di pasar modal adalah perorangan atau lembaga yang memanfaatkan pasar modal sebagai sarana untuk berinvestasi (yang berindikasi mengharapkan deviden) di perusahaan-perusahaan go publik yang diyakininya baik dan menguntungkan, bukan untuk tujuan mencari capital gain melalui short selling. Mereka mendasari keputusan investasinya pada informasi yang terpercaya tentang faktor-faktor fundamental ekonomi pada perusahaan melalui kajian yang seksama.2 Sementara spekulan bertujuan untuk mendapatkan capital gain yang biasanya dilakukan dengan upaya goreng menggoreng saham serta memanfaatkan fluktuatif dari pergerakan harga saham atau indeks. Sementara MUI melalui Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia no: 40/DSN-MUI/X/2003, tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syari’ah di Bidang Pasar Modal. Mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum. Adapun Efek Syari’ah adalah efek sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal yang akad, pengelolaan perusahaan, maupun cara penerbitannya memenuhi prinsip-prinsip Syari’ah.3
2
Hendy M. Fakhruddin, Istilah Pasar Modal A-Z, Jakarta: Elex Medai Komputindo, 2008,
hlm. 98. 3
Tim Penulis DSN MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Jakarta: PT. Intermasa, ed. 2, cet. 2, 2003, hlm. 263
20
Akar tekstual dalam Islam mengenai ajaran investasi merupakan kegiatan muamalah yang sangat dianjurkan, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki menjadi produktif dan juga mendatangkan manfaat bagi orang lain. Allah SWT dalam al-Quran dengan tegas melarang aktivitas penimbunan terhadap harta yang dimiliki, sebagaimana termaktub dalam surat at-Taubah ayat 34, yaitu:
ﺍﻟﱠﺬِﻳﻦﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠﱠﻪِ ﻭ ﺳﻦ ﻋﻭﻥﺪﺼﺎﻃِﻞِ ﻭﻳﺎﺱِﺑِﺎﻟْﺒﺍﻝَ ﺍﻟﻨﻮﺃَﻣﺄْﻛُﻠُﻮﻥﺎﻥِﻟَﻴﺒﻫﺍﻟﺮﺎﺭِ ﻭﺒﺍﻟْﺄَﺣﺍﻣِﻦ ﻛَﺜِﲑﻮﺍﺇِﻥﻨﺁَﻣﺎﺍﻟﱠﺬِﻳﻦﻬﺎﺃَﻳﻳ {٣٤ : ﺬَﺍﺏٍَﺃﻟِﻴﻢٍ} ﺍﻟﺘﻮﺑﺔﺑِﻌﻢﻫﺮﺸﺒِﻴﻞِ ﺍﻟﻠﱠﻪِﻓَﺒﺎﻓِﻲ ﺳﻔِﻘُﻮﻧَﻬﻨﻟَﺎﻳﺍﻟْﻔِﻀﱠﺔَ ﻭ ﻭﺐ ﺍﻟﺬﱠﻫﻭﻥﻜْﻨِﺰﻳ Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebagian besar dari orangorang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.4 Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan imam at-Tirmiżi, Nabi Muhammad SAW bersabda:
ِﻦﻤﺮِﻭ ﺑ ﻋﻦﺎﺡِ ﻋﺒﻦِ ﺍﻟﺼﻰ ﺑﺜَﻨ ﺍﻟْﻤﻦﻠِﻢٍ ﻋﻣﺴﻦ ﺑﻟِﻴﺪﺎ ﺍﻟْﻮﺛَﻨﺪﻰ ﺣﻮﺳﻣﻦ ﺑﺍﻫِﻴﻢﺮﺎﺇِﺑﺛَﻨﺪﻌِﻴﻞَ ﺣﻤﺇِﺳﻦ ﺑﺪﻤﺤﺎ ﻣﺛَﻨﺪﺣ ﻟَﺎﻓِﻴﻪِ ﻭﺘﱠﺠِﺮﺎﻝٌﻓَﻠْﻴﻣﺎﻟَﻪﺘِﻴﻤﻳﻟِﻲ ﻭﻦَﻓﻘَﺎﻝَﺃَﻟَﺎﻣﺎﺱ ﺍﻟﻨﻄَﺐ ﺧﻠﱠﻢﺳﻪِ ﻭﻠَﻴ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﺻﺒِﻲ ﺍﻟﻨﻩِ ﺃَﻥﺪ ﺟﻦﺃَﺑِﻴﻪِ ﻋﻦﺐٍ ﻋﻴﻌﺷ ُﻗَﺔﺪ ﺍﻟﺼﺘﱠﻰﺗَﺄْﻛُﻠَﻪ ﺣﻛْﻪﺘْﺮﻳ Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa telah menceritakan kepada kami al-Walîd bin Muslim dari al-Mutsanna ibnu as-Shabbâh dari Amru bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya bahwasanya Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam menyampaikan khutbahnya yang berisi: "Siapa saja yang mengurus anak yatim sedangkan anak tersebut memiliki harta, hendaknya dia gunakan untuk berdagang dan tidak membiarkannya habis untuk membayar zakatnya." (Hadist riwayat Tirmiżi no.580 ).5 Juga Hadis riwayat imam Muslim yang berbunyi: 4
al-Qur'an Surat Qs at-Taubah ayat 34, Yayasan Penyelenggara Penerjemah al-Qur'an, alQur'an dan Terjemahnya dengan transliterasi, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1998, hlm. 367 5 Imam Tirmiżi, Sunan at-Tirmiżi, al-Maktabah as-Syâmilah, Bairut,Juz 3, hadist 580, th, hlm. 40
21
, ﻛَﺬَﺍﻣِﻦ ﻭ,ﺮِﻯ ﺍﻟﻘِﺼ ﻣِﻦﺐﺼِﻴﻓَﻨ, ﻭﺁﻟﻪ ﻭﺳﻠّﻢ ﺻﻠﻰ ﺍﻝِ ﺍﺳﻮﺪِ ﺭﻬﻠَﻰ ﻋ ﻋﺎﻧُﺨَﺎﺑِﺮ ﻛُﻨ:َﺎﺑِﺮٍﻗَﺎﻝ ﺟﻦﻋ )ﺭﻭﺍﻩ ﺃﲪﺪ ﻭ.ﺎﻬﻋﺪ ﻭﺍﻵّﻓَﻠْﻴ,ﺎﻩﺎ ﺍﺧﺮِﺛْﻬﺤﺍَﻭﻟِﻴ,ﺎﻬﻋﺭﺰﻓَﻠْﻴﺽ ﺃﺭﻟَﻪ ﻛَﺎﻥﻦﻣ, ﻭﺁﻟﻪ ﻭﺳﻠّﻢ ﺻﻠﻰ ﺍﺒﻰﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﻨ ( ﻭﻟﻘﺼﺮﻯ ﺍﻟﻘﺼﺎﺭﺓ.ﻣﺴﻠﻢ Artinya: Dari Jâbir, dia berkata: Dimasa Rasulullah SAW, kami melakukan sistem Mukhâbarah, kami memperoleh biji yang masih tinggal dalam gabah sesudah digirik, Nabi SAW, bersabda: Barang siapa yang mempunyai tanah, maka hendaklah ditanaminya atau diberikan kepada saudaranya untuk diolah, dan jika dia tidak menghendakinya, hendaklah tanah itu dibiarkan saja. (H.R. Ahmad, Muslim, al-Muntaqah: 381).6 Untuk membangkitkan gairah investasi, pada tanggal 30 Januari 2009, Pemerintah Republik Indonesia secara resmi mengeluarkan Sukuk ritel berseri SR 001 dengan target penjualan sebesar Rp. 3,4 triliun, SR 001 merupakan instrumen investasi berbasis syari’ah yang ditujukan untuk pasar ritel. Padahal melihat kondisi perekonomian dunia saat itu masih belum stabil karena krisis. Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam Mustafa Edwin Nasution berpendapat potensi permintaan instrumen keuangan syari’ah di Indonesia sangat besar. Pertimbangannya berdasarkan jumlah penduduk Muslim mayoritas, pihak emiten yang menawarkan efek syari’ah masih sedikit, dan proporsi produk syari’ah dibandingkan produk konvensional relatif sangat sedikit. Hasil survei pasar (market intelligence) yang dilakukan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Negara Departemen Keuangan memperkirakan pasar Sukuk di Indonesia bisa mencapai Rp 15 triliun. Depkeu juga telah menyiapkan aset jaminan (underlying) atas Sukuk tersebut senilai Rp. 18,8 triliun.7
6
Teuku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Koleksi Hadis-hadis Hukum, Juz 7, Ed. 2, Cet. 3, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2001, hlm. 194. lihat juga dalam kitab Gâyatul Marâm, hadis ke 361, juz.1, hlm. 210. 7 http://www.tempointeraktif.com/hg/topik/masalah/143, data diunduh tanggal 02 April 2009.
22
Terbukti penjualan Sukuk menuai titik cerah, terlebih Bank Mandiri sebagai salah satu agennya telah berhasil menjual SR 001 hingga hari Jum’at, 13 Februari kepada 3.008 investor senilai Rp. 605,6 miliar, ini berarti telah melampaui target penjualan yang telah ditetapkan, yaitu sebesar Rp. 95 miliar atau sekitar 637 persen dari target penjualan. "Bagi Bank Mandiri, pencapaian sementara di dua minggu awal tersebut telah melampaui target. Kami tidak mensia-siakan kepercayaan Depkeu yang telah menunjuk kami sebagai agen penjual. Keseriusan ini karena dukungan 10 Kantor Wilayah yang membawahi 1.004 cabang tersebar di seluruh Nusantara dan jaringan pemasaran yang luas serta staf professional yang semakin mendorong pencapaian tersebut". Inkawan D Jusi, Senior Vice President Wealth Management Bank Mandiri.8 Sebanyak 13 agen penjual Sukuk SR 001 yang telah resmi ditunjuk Departemen Keuangan, mereka adalah Bank Mandiri baik syari’ah maupun konvensional, Danareksa Sekuritas, BNI Sekuritas, CIMB-GK Securities, Citibank NA, HSBC, Relliance Sekuritas, Trimegah Sekuritas, Andalan Artha Advisindo, Anugerah Securindo Indah, Bahana Securities, dan BII.9 Dari sekian agen, PT Bank Mandiri Tbk menjadi agen penjual Sukuk Ritel terbanyak, dengan realisasi terbesar Rp 1,3 triliun. Awalnya hanya ditargetkan di bawah Rp. 200 miliar. Sedangkan untuk kelompok sekuritas, realisasi penjualan terbesar dicapai oleh PT Trimegah Securities Tbk. (TRIM) senilai Rp. 761 miliar dari target awal kurang dari Rp 200 miliar.10
8
http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/ 2009/ 02/ 15/ 265/ 195334/bankmandiri-lampaui-target-penjualan-Sukuk-ritel-seri-SR001.htm. Data diambil tanggal 02 April 2009. 9 Lihat Memorandum Informasi Sukuk Negara Ritel Seri SR 001, Departemen Keuangan Republik Indonesia 2009, hlm. 18 10 http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/02/23/277/195431/bank-mandiriagen-Sukuk-paling-laris/bank-mandiri-agen-Sukuk-paling-laris. Data diambil tanggal 02 April 2009.
23
Patut kita cermati bahwa Bank Syari’ah Mandiri (BSM) dengan notabenenya tergolong masih baru dan trek recodnya masih kalah jauh dengan yang lain, mampu melampaui target penjualan SR 001 senilai Rp. 130 miliar atau 130 persen dari target Rp 100 miliar yang ditetapkan. Untuk mengatasi kelebihan permintaan, BSM telah mengambil langkah dengan mengajukan permohonan upsize ke Departemen Keuangan. Dari data investor Sukuk ritel yang masuk melalui BSM, terlihat bahwa sebagian besar pembeli Sukuk ritel di BSM adalah dalam kategori ritel (individu). Jumlah investor yang masuk mencapai 1.472 orang atau berarti yang membeli SR 001 ini benar-benar dari ritel (perorangan).11 Berawal dari deregulasi 2 Juni 1983 kebijaksanaan moneter berefek terhadap perkembangan dunia perbankan, aktifitas perbankan makin semarak dan terpacu untuk memenangkan persaingan yang semakin kompetitif. Kondisi ini mendorong lembaga-lembaga perbankan berusaha meningkatkan ketrampilan sumber daya manusia, meningkatkan sistem manajemen sarana prasarana, meningkatkan efisiensi, mengembangkan jasa perbankan sesuai dengan kebutuhan serta berusaha mempertahankan eksistensi dan pengembangan diri sesuai dengan tujuan. Semua usaha-usaha
tersebut
diharapkan
mampu
menarik
perhatian
nasabah,
mengembangkan jaringan usaha dan memperluas jaringan operasional agar sektor perbankan mampu memainkan peranan yang lebih luas dalam pengembangan perekonomian Indonesia.12 Kegiatan perbankan syari’ah saat ini semakin luas, terlebih setelah di sahkannya UU perbankan syari’ah no 21 tahun 2008, dimana salah satu pasalnya
11
http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/ 2009/ 02/ 23/ 277/ 195334/ penjualan Sukuk bank syari’ah mandiri tembus 130. Data diambil tanggal 02,04,2009. 12 Radius Prawiro, Pergulatan Indonesia Membangun Ekonomi Pragmatisme dalam Aksi, Jakarta: PT. Primamedia Pustaka, ed. Revisi, 2004, hlm. 335
24
menjelaskan perbankan syari’ah diperbolehkan melakukan kegiatan dalam pasar modal sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Yang dimaksud dengan sesuai ketentuan pasar modal adalah melakukan kegiatan jual beli saham secara langsung di pasar modal, sehingga menjadi agen penjualan sukuk milik pemerintah tidak bertentangan dengan ketentuan.13 Aktivitas perdagangan obligasi oleh perbankan semakin gencar setelah diluncurkannya konsep IDM (Intern Dealer Market), dimana para Dealer bank yang ingin mentransaksikan obligasi (sukuk) pemerintah mengambil posisi sebagai market maker dan berbondong-bondong meramaikan aktivitas perdagangan obligasi (sukuk) pemerintah.14 Kesuksesan Bank Syari’ah Mandiri dalam penjualan Sukuk SR 001 tidak terlepas dari strategi pemasaran yang profesional, dan tidak kalah penting adalah faktor-faktor yang kuat sehingga mempengaruhi minat masyarakat untuk berinvestasi Sukuk SR 001. Menurut Syahyuti, hasil penelitian yang dilakukan Universitas Diponegaoro tahun 2000, menyimpulkan bahwa 48, 3 % dari 1.182 responden menjalin kemitraan antara nasabah dengan bank syari’ah dikarenakan anggapan faktor keharaman bunga sebagai bentuk lain dari riba, produk-produk yang terhindar dari unsur bunga hanya dimiliki perbankan syari’ah, sehingga responden memilihnya.15
13
Undang-undang no. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah. pasal 20, ayat 1, poin e. pasal 24, ayat 1, poin b. 14 Sapto Raharjo, Panduan Investasi Obligasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, cet.4, 2004, hlm. 211. 15 Syahyuti, Review dari Sepuluh Penelitian Tentang Berbankan Syari’ah, 2005, hlm. 6, data dapat diperoleh pada web. www.undip.co.id
25
Adapun suatu alasan mengapa para nasabah umumnya akan memilih bank syari’ah dari pada bank-bank lainnya terletak pada kunci keuntungan kompetitif.16 Juga dilihat dari sistem yang dijalankan bank syari’ah sesuai dengan ajaran Islam, pelayanan dan perlakuan yang diberikan oleh bank syari’ah menjadi alasan nasabah masih berkeinginan untuk meneruskan kemitraannya dengan bank, hal ini disebabkan dunia perbankan syari’ah telah mengalami tingkat kompetisi yang tinggi.17 Pemilihan
masyarakat
terhadap
bank
syari’ah
disebabkan
adanya
keistimewaan-keistimewaan yang membedakan dengan bank konvensional yaitu:18 a. Adanya persamaan ikatan emosional yang kuat antara pemegang saham, pengelola bank, dan nasabahnya. b. Diterapkannya sistem bagi-hasil sebagai pengganti bunga akan menimbulkan akibat-akibat yang positif. c. Terdapat fasilitas kredit kebaikan (Qard al-Hasan) yang bersifat sosial. d. Melekatnya konsep (build in concept) dengan berorientasi pada kebersamaan mendorong investasi, memerangi kemiskinan, membina golongan ekonomi lemah, dan lain-lain. e. Tidak adanya beban biaya di luar kemampuan nasabah. f. Alternatif sistem ekonomi yang berkeadilan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nasabah pengguna bank syari’ah dikategorikan kedalam dua bagian yaitu pengguna yang berlandaskan pada ikatan 16
Ibrahim Warde, Islamic Fiance In the Global Econimy, terjem, Andriyadi Ramli, Islamic Finance Keuangan Islam Dalam Perekonomian Global, cet. 1, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, hlm. 324 17 Ibid, hlm. 340 18 Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait (BAMUI, Takaful, dan Pasar Modal Syari’ah) di Indonesia, ed. revisi, cet. 4, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, hlm. 22-25
26
emosional atau solidaritas dan pengguna yang berasaskan keuntungan atau komersial. Prospektus sukuk (obligasi) menurut Wijaya dapat dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi laku atau tidaknya obligasi (sukuk) pemerintah, meliputi latar belakang penerbitan obligasi pemerintah serta persepsi investor atas risk premium yang terdiri atas tipe penerbit obligasi, issuer’s credit worthiness, jangka waktu jatuh tempo, tingkat besarnya kupon yang diberikan, ada tidaknya opsi yang melekat pada ekuitas, besarnya pajak yang dibebankan, dan terakhir likuiditas dari obligasi. Selain itu, dilihat dari sisi eksternal, kondisi makro ekonomi negara penerbit obligasi juga mempengaruhi keberhasilan penjualan obligasi pemerintah.19 Disamping itu atribut-atribut produk yang melakat, dimana atribut ini muncul kerkenaan dengan timbulnya suatu produk. Atribut produk akan mempengaruhi tingakat pengetahuan konsumen sehinga timbullah prilaku pembelian setelah seorang konsumen mengetahui atribut produk yang akan dibeli. Produk yang sesuai dengan prinsip syari’ah memiliki lima atribut yang melekat yaitu tidak ada transaksi keuangan berbasis bunga (riba), pengenalan pajak religius atau pemebrian sedekah (zakat), pelarangan produksi barang dan jasa yang bertentangan dengan sistem nilai Islam, penghindaran aktifitas yang melibatkan maysir (judi) dan garar (ketidakpastian), dan terakhir penyediaan takaful (asuransi Islam).20 Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk menganalisis permasalahan yang berkaitan dengan “ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MASYARAKAT BERINVESTASI SUKUK MELALUI AGEN BANK 19
Krisna Wijaya dan Djoko Retnadi, Konsolidasi Perbankan Nasional: Dari Rekapitalisasi Menuju Arsitektur Perbankan Indonesia (API), Jakarta: Masyarakat Profesional Madani, cet. 1, 2005, hlm. 14 20 Mervin K. Lewis dan Latifa M. Algaoud, Perbankan Syari’ah Prinsip, Praktik, dan Prospek, terjem, Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, cet. 2, 2005, hlm. 48
27
SYARI’AH” (Studi pada Sukuk Ritel seri SR 001 yang Dipasarkan Bank Syari’ah Mandiri Cabang Kudus). B. Perumusan Masalah Rumusan masalah dan sekaligus menjadi batasan masalah dalam penelitian tersebut penulis rumuskan sabagai berikuti. 1. Apakah faktor risiko dan atribut produk Islami mempengaruhi minat investor berinvestasi Sukuk SR001? 2. Apa daya tarik BSM sehingga investor lebih memilihnya dari pada agen lain dalam membeli sukuk SR001? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah: 1. Untuk menganalisa interrelationship antara faktor risiko dan atribut produk Islami yang mempengaruhi minat masyarakat berinvestasi Sukuk SR001. 2. Untuk mengetahui daya tarik BSM dalam menjual Sukuk SR001 menurut sudut pandangan investor. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini memberikan deskripsi pengembangan kepada dua wilayah yang berbeda, yaitu: 1. Manfaat untuk kebutuhan akademik a) Dapat dijadikan bukti empiris bahwa tidak selamanya teori perilaku pasar menjauhi sektor finansial (pasar modal) yang sedang terkena imbas krisis finansial.
28
b) Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam teori ekonomi Islam, penelitian ini diharapkan dapat menambah atau melengkapi khasanah teori yang telah ada dalam rangka meningkatkan pengembangan layanan perbankan ke depan. c) Bagi peneliti baru, diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan referensi untuk kemungkinan penelitian topik-topik yang berkaitan baik yang bersifat melengkapi ataupun lanjutan. 2. Manfaat untuk kebutuhan praktisi a) Memberikan gambaran deskriptif mengenai realitas lapangan bahwa sektor perbankan sangat potensial sebagai agen penjual instrumen pasar modal. b) Memberikan informasi yang bisa dihandalkan dalam mengambil keputusan pengembangan produk layanan yang dimiliki perbankan saat ini sebagai jawaban atas tantangan era globalisasi. E. Sistematika Penulisan Skripsi Skripsi yang penulis susun ini terdiri dari 5 (lima) bab, dimana masing-masing bab dibagi menjadi beberapa sub bab. Adapun garis besar sistematika skripsi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bagian Awal Pada bagian ini meliputi: halaman judul, nota persetujuan, pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, dan daftar gambar. 2. Bagian Isi
29
Pada bagian ini terdiri dari beberapa bab, yaitu: Bab I : Pendahuluan Bab ini meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II : Landasan Teori Bab ini meliputi: perilaku investor, minat mayarakat, surat berharga syari’ah negara, kerangka pikir, penelitian terdahulu, hipotesis, dan operasional variabel. Bab III: Metodologi Penelitian Bab ini meliputi: pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengambilan data, populasi dan sampel penelitian, uji validitas dan reliabilitas instrumen, dan teknik analisis data. Bab IV: Hasil Riset dan Pembahasan Bab ini meliputi: gambaran umum Bank Syari’ah Mandiri Cabang Kudus, dan analisis data. Bab V : Penutup Bab ini meliputi: kesimpulan, saran, dan penutup. 3. Bagian Akhir Pada bagian ini meliputi,: daftar pustaka, lampiran, daftar riwayat hidup penulis.
30
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Konseptual 1. Perilaku Investor a) Pengertian Investor Pada prinsipnya, dalam setiap kegiatan usaha akan melibatkan dua instrumen yang saling mendukung, mereka adalah pengelola usaha atau perusahaan dan penyedia dana untuk kebutuhan perusahaan. Penyedia dana sering
disebut
sebagai
investor,
mereka
merupakan
pihak
yang
menempatkan kelebihan dananya (surplus of fund) untuk kegiatan investasi di sektor usaha yang halal dan produktif. Investasi syari’ah adalah menanamkan atau menempatkan modal pada kegiatan usaha yang sesuai dengan ketentuan syara’ dan diharapkan dapat mendatangkan keuntungan yang halal di masa mendatang.21 Lebih spesifik lagi bahwa investor merupakan perorangan atau lembaga yang menanamkan dananya pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, dan lain sebagainya.22 Adapun yang dimaksud dengan investor pada sukuk ritel seri SR 001, sebagaimana termaktub dalam Peraturan Pemerintah No.57 tahun 2008, adalah perorangan (individu) Warga Negara Indonesia (WNI) saat peluncuran di pasar perdana dengan ketentuan minimum pemesanan Rp
21 22
Burhanuddin S., Loc. Cit. hlm. 41 Hendy M. Fakhruddin, Loc. Cit. hlm. 98
31
5.000.000,00 dan kelipatannya, serta individual atau korporasi yang membeli pada pasar sekunder.23 Jadi, dapat ditarik benang merah bahwasanya investor obligasi syari’ah (sukuk) adalah perorangan berstatus sebagai Warga Negara Indonesia, telah membeli sukuk SR 001 dengan syarat dan ketentuan yang berlaku, sesuai dengan prinsip syari’ah serta mengharapkan pendapatan yield di masa mendatang. b) Perilaku Investor Perilaku dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam semua aktivitas manusia. Kaitannya dalam perilaku investor dapat dijelaskan bahwa perilaku investor merupakan kegiatankegiatan yang dilakukan oleh investor yang secara langsung terlibat dalam proses berinvestasinya. Gambaran macam-macam perilaku investor di pasar modal yang telah dirumuskan Bailard, Biehl & Kaiser sebagaimana dikutip Hartono, klasifikasi investor yang telah dilakukan lembaga investasi di California mengategorikan 5 macam perilaku investor di pasar modal, kemudian orang mengenal dengan sebutan the Five-Way Model yaitu:24 1) Petualang (Adventurers). Investor yang tergolong pada poin ini umumnya tidak memperdulikan risiko, bahkan cenderung untuk menyukai risiko (Risk Takers). Mereka cenderung untuk tidak
23
Lihat Peraturan Pemerintah No.57 tahun 2008 tentang Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Republik Indonesia. 24 Hartono, Pertimbangan Return Dan Risiko Dalam Keputusan Investasi, Surakarta, 2009, makalah disampaikan saat pengukuhan Prof. Dr. H. Hartono, M.S sebagai Guru Besar Universitas Sebelas Maret Surakarta 5 Maret 2009. makalah dapat di unduh pada web. http://pustaka.uns.ac.id/?menu=news&option=detail&nid=127.
32
memperdulikan nasihat para financial advisors karena berbeda pandangan tentang risiko. 2) Celebrities, perilaku Kelompok ini selalu ingin tampil, menonjol, dan menjadi pusat perhatian. Mereka seringkali tidak terlalu peduli pada perhitungan untung-rugi investasi, asalkan keputusan mereka untuk membeli atau menjual surat berharga dilihat dan didengar oleh orang banyak. Dan mereka tergolong dalam kecenderungan Risk Takers. 3) Perilaku individualists. Perilaku ini terdiri dari orang-orang yang cenderung untuk bekerja sendiri dan tidak peduli pada keputusan investasi orang lain (jadi merupakan kebalikan dari perilaku yang cenderung untuk mengikuti arus). Mereka cenderung menghindari risiko yang tinggi dan tidak keberatan untuk menghadapi risiko yang moderat. 4) Guardians. Pola perilaku investor yang beranggotakan investor “matang”, mereka lebih berpengalaman serta berpengetahuan relatif luas. Cenderung mereka sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi. Ketika mereka didampingi oleh financial advisor, maka pendampingnya itu akan dijadikan teman berdiskusi. Jika ternyata terjadi ”kesalahan” keputusan investasi, kelompok ini cenderung tidak mengkambinghitamkan orang lain, karena merasa telah terlibat langsung dalam proses pemilihan investasi. Mereka yang ada di dalam perilaku kelompok ini pada umumnya lebih bersifat Risk Averse.
33
5) Terakhir adalah perilaku kelompok yang tidak dapat secara tegas dimasukkan ke salah satu dari empat kelompok di muka. The FiveWay Model menyebut mereka sebagai kelompok Straight Arrows, yaitu mereka yang tergabung dalam kelompok ini kadang-kadang bersifat sangat Risk Averse, dan terkadang sebaliknya. Suatu ketika mereka mengambil keputusan atas dasar kepercayaan pada kemampuan diri sendiri seperti halnya kelompok individualists, tetapi pada waktu lain lebih menampakkan Sifat Follow The Crowd. c) Model Perilaku Investor Proses investasi menunjukkan bagaimana pemodal (investor) seharusnya melakukan investasi sekuritas, yaitu sekuritas apa yang akan dipilih, seberapa besar dana yang ditanamkan untuk investasi, dan kapan investasi di lakukan. Maka untuk menganalisis kejelasan investasi maka diperlukan pemodelan terhadap perilaku investor dalam berinvestasi, menurut Husnan modelnya sebagaimana digambarkan pada gambar 1.25 Gambar 1. Model Perilaku Investor Dalam Menentukan Investasi Menurut Husnan
Tujuan Investasi 1. Perolehan Keuntungan 2. Potensi Risiko Banyaknya Investasi Dilakukan 1. Perioritas Saham 2. Perioritas Obligasi 3. Perioritas yang lain
25
Misprice (Harga Salah) 1. Analisis Teknikal 2. Analisis Fundamental Harga Sekuritas Wajar 1. Preferensi Risiko 2. Pola Kebutuhan Kas
Identifikasi Sekuritas Porsi Dana Investasi Pemilihan Banyaknya Sekuritas 1. Preferensi Risiko 2. Pola Kebutuhan Kas 3. Status Pajak 4. Dll.
Merupakan Review Dari Tiga Prosesi Sebelumnya
Penilaian Performance Portofolio 1. Tingkat Keuntungan yang Diterima 2. Porsi Risiko yang Ditanggung
Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Yogyakarta: AMP YKPN, ed. 3, cet. 3, 2003, hlm. 44-45
34
d) Faktor-faktor yang mempengaruhi Investasi Beberapa komponen yang mempengaruhi keuntungan yang diharapkan dari investasi dapat digolongkan menjadi dua faktor, pertama faktor obyektif dan kedua faktor subyektif. Faktor obyektif meliputi teknologi, harga relatif faktor produksi, dan permintaan akan barang-barang pada masa akan datang, sedangkan faktor subyektif adalah pengalaman yang dialami investor baik positif maupun negatif karena bersikap paradoksial. Ketidakpastian dunia telah menciptakan rel tentang aturan yang disebut Rule Of Thumb (aturan main yang berdasarkan pengalaman dan intuisi)26 sering kali berguna sebagai pedoman, karena masa depan dapat diperoyeksi sama dengan hari kemarin. Maka dari itu, investor tidak bisa selamanya menggunakan aturan ini untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang, sehingga penentuan objektifitas dan subjektifitas tidak dapat dinafikan. Faktor penting dalam menentukan pilihan investasi pada instrumen obligasi dilihat dari sisi risiko menurut Rahman adalah:27 1) Default Risk (Risiko gagal bayar). Kesulitan penerbit untuk membayar kupon obligasi, sederhanyanya, penerbitan obligasi digunakan untuk menghasilkan arus kas yang lebih baik bagi penerbit. Namun, jika terjadi situasi yang berlawanan, pembayaran kupon
pemodal
akhirnya
terkena
dampaknya.
Selain
tidak
mendapatkan kupon, nilai obligasi dimana penerbitnya gagal
26
Iswardono, Uang dan Bank, Yogyakarta: BPFE, ed. 4, cet. 4, 1996, hlm. 234 Arif Rahman, Pilihan Investasi Paling Mak Nyuss, Yogyakarta: Media Pressindo, cet.1, 2009, hlm. 63-65 27
35
memenuhi kewajibannya akan berdampak langsung pada harga obligasi yang menurun tajam di pasar sekunder. 2) Tingkat Suku Bunga. Adanya sifat korelasi antara obligasi dengan tingkat suku bunga. Ketika suku bunga naik, harga obligasi akan turun, demikian sebaliknya. Oleh karena itu, tingkat suku bunga selalu berlawanan dengan harga obligasi. 3) Risiko Pembelian Kembali (Call Risk). Risiko obligasi ini ditimbulkan karena fitur obligasi yang berjenis feature call, kebiasaan penerbit melakukannya ketika suku bunga turun sehingga lebih rendah dari tingkat pembayaran kupon. Kemudian penerbit akan menggantikan obligasi tersebut dengan kupon yang lebih rendah dari obligasi sebelumnya. 4) Biaya Investasi. Inilah sebagian alasan investasi obligasi tidak menjadi pilihan utama. Hal ini didasarkan harga investasi obligasi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan investasi sekuritas yang lain. Disatu sisi satuan jual beli instrumen ini cukup besar. 5) Pengaruh Deposito. Deposito dan obligasi memiliki banyak kemiripan. Itulah sebabnya instrumen ini memiliki sifat kompetitif. Dimana bisa dilihat ketika bunga obligasi lebih tinggi dari bunga deposito, maka pemodal melepas deposito dan memindahnya ke obligasi. Begitu juga sebaliknya. 6) Risiko Likuiditas. Obligasi tidak semuanya menarik investor untuk membelinya, karena ketika obligasi itu ada masalah atau pasar masih belum paham dengan keberadaan obligasi, maka pemodal mengalami
36
kesulitan untuk melikuidnya menjadi dana. Sehingga bisa timbul aksi jual yang sengaja menekan harga di bawah par. 7) Inflasi. Bunga dan nilai par obligasi yang sifatnya tetap dalam jangka waktu lama, bagi investor obligasi keadaan ini harus disikapi dengan pandai untuk mengonversinya dengan tingkat inflasi. Karena perubahan inflasi yang cenderung naik, mengakibatkan kupon yang diterima investor tidak memberikan hasil di masa yang akan datang. e) Atribut Instrumen Islami. Pasar modal sebagai salah satu kegiatan ekonomi modern dapat dikonversikan ke dalam lembaga keuangan syari’ah, dimana hal itu merupakan bagian dari sistem ekonomi Islam. Prinsip utama lembaga keuangan syari’ah adalah bebas bunga yang tercermin dalam produk-produk yang dihasilkannya. Dalam kaitan pasar modal, produk yang dihasilkan disebut instrumen, yaitu semua surat berharga yang diperdagangkan di bursa dan bentuknya beraneka ragam.28 Instrumen yang telah dinilai DSN MUI memenuhi prinsip syari’ah adalah saham dan obligasi. Model sikap multi atribut dari Fishbein menggambarkan ancangan yang berharga untuk mengetahui hubungan diantara pengetahuan produk yang dimiliki konsumen dan sikap terhadap produk berkenaan dengan ciri atau atribut produk.29 Menurut Kotler, produk meliputi obyek fisik, pelayanan, orang, tempat organisasi dan gagasan.30 Sedangkan atribut produk adalah faktor yang melekat pada suatu produk. Keputusan mengenai atribut produk 28
Burhanuddin S., Loc. Cit. hlm. 47 F. James Engel, Roger D. Blackwell, dan Paul W. Miniard, Perilaku Konsumen, Jakarta: Binarupa Aksara, 1994, hlm: 60 30 Phillip Kotler, Manajemen Pemasaran, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Pearson Education Asia Pte. Ltd. Dan PT Prenhlmlindo, 2000, hlm: 448 29
37
merupakan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar dalam keputusan pembelian. Mowen dalam Rahman menyatakan bahwa tingkat performance produk dapat diukur atau dilihat pada tingkat kepentingannya berdasarkan atribut-atribut kunci yang sudah diidentifikasi oleh konsumen. Oleh karena itu, atribut produk merupakan titik tolak penilaian bagi konsumen tentang terpenuhi atau tidaknya kebutuhan dan keinginan konsumen yang diharapkan dari suatu produk yang sebenarnya, maka dapat diidentifilasikan atribut-atribut yang menyertai suatu produk.31 Atribut-atribut produk yang mencerminkan Islami dari lembaga keuangan syari’ah untuk dijadikan ukuran adalah: produk yang mencirikan menghindari unsur riba, hasil investasi dibagi menurut bagi hasil atau fee (akad persekutuan dan pertukaran), menghindari unsur ketidakpastian (garar), menghindari unsur gambling atau judi (maisir), melakukan investasi yang halal, dan melakukan aktivitas sesuai dengan syari’ah sebagaimana yang disebutkan Iqbal dalam Muhamad.32 f) Persepsi Investor Menurut Kotler, persepsi adalah proses memilih, menata, menafsir stimuli yang dilakukan seseorang agar mempunyai arti tertentu.33 Stimuli
31
Lihat Rahman El Yunusi, Pengaruh Atribut Produk Islam, Komitmen Agama, Kualitas Jasa Dan Kepercayaan Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Nasabah Bank Syari’ah (Pada Bank Muamalat Kota Semarang), paper dipublikasikan pada acara The 9th Annual Conference on Islamic Studies (ACIS), Surakarta, 2-5 November 2009, hlm. 2 32 Muhamad, Dasar-dasar Keuangan Islami, Yogyakarta: Ekonisia, ed. 1, cet. 1, 2004, hlm. 52 33 Ibid, hlm. 198
38
adalah rangsangan fisik, visual dan komunikasi verbal dan non-verbal yang dapat mempengaruhi respon seseorang, Sodik yang dikutip Suwito.34 Persepsi tidak hanya tergantung pada sifat-sifat rangsangan fisik, tetapi juga pada pengalaman dan sikap sekarang dari individu. Pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatannya di masa lampau atau dapat pula dipelajari, sebab dengan belajar seseorang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman yang berbeda-beda, akan membentuk suatu pandangan yang berbeda sehingga menciptakan proses pengamatan dalam perilaku pembelian yang berbeda pula. Makin sedikit pengalaman dalam perilaku pembelian, makin terbatas pula luasan interpretasinya. Dan juga persepsi ini ada hubungannya antara rangsangan dengan medan yang mengelilingi dan kondisi dalam diri seseorang. Di dalam otak manusia, terjadi proses psikologis yang menyebabkan seseorang sadar tentang apa yang dialaminya. Sehingga menurut Walgito, suatu proses psikologis merupakan suatu persepsi jika terdapat karakteristik berikut, yaitu adanya obyek yang dipersepsikan, alat indra (reseptor) dan perhatian.35 Obyek persepsi dapat berada di dalam maupun di luar individu. Jika obyek persepsi berada di dalam individu yang mempersepsi, berarti individu tersebut mempersepsi dirinya sendiri, sehingga ia dapat mengerti dan mengevaluasi keadaan dirinya sendiri. Namun jika persepsi berada di luar individu yang mempersepsi, maka obyek persepsi dapat berupa benda-
34
Arfian Suwito, Pengaruh Sikap Terhadap Merek dan Sikap Terhadap Iklan Pada Minat Beli Konsumen, Skripsi, Surakarta: Universitas Muhammadiyah, Fakultas Ekonomi, 2007, hlm. 11 35 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, ed. 4, Yogyakarta: Andi Offset, 2004, hlm. 89
39
benda, situasi atau manusia sebagaimana di jelaskan Heider dalam Walgito.36 Manusia sebagai makhluk yang diberikan amanah kekhalifahan dengan berbagai macam keistemewaan yang salah satunya adalah proses dan fungsi persepsi yang lebih rumit dan lebih kompleks dibandingkan dengan makhluk Allah lainnya. Dalam bahasa Al Qur'an beberapa proses penciptaan manusia dilengkapi dengan penciptaan fungsi-fungsi pendengaran dan penglihatan. Beberapa ayat yang mengungkapkan hal persepsi antara lain persepsi penginderaan fisik atau non fisik yaitu :37
ﻛُﻢﻠُﻮﺩﻻ ﺟ ﻭﻛُﻢﺎﺭﺼﻻﺃَﺑ ﻭﻜُﻢﻌﻤ ﺳﻜُﻢﻠَﻴ ﻋﺪﻬﺸﻳﺃَﻥﻭﻥﺘَﺘِﺮﺗَﺴﺘُﻢﺎ ﻛُﻨﻣﻭ {٢٢ : } ﺍﻟﻔﺼﻠﺖﻠُﻮﻥﻤﺎﺗَﻌ ﻛَﺜِﲑﺍًﻣِﻤﻠَﻢﻌ ﻻﻳ ﺍﻟﻠﱠﻪﺃَﻥﺘُﻢﻨ ﻇَﻨﻟَﻜِﻦﻭ Artinya : “Dan kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan, dan kulitmu terhadapmu. Bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan". (Qs. al-Fussilat : 22).38 Selama proses memersepsi suatu obyek, individu dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang ada dalam diri individu, seperti pengalaman, perasaan, kemampuan berpikir, kerangka acuan, dan motivasi. Sedangkan faktor eksternal berupa rangsangan itu sendiri dan faktor lingkungan di mana persepsi itu berlangsung. Beberapa definisi persepsi menurut para ahli seperti Krech,
36
Ibid, hlm. 93 Abdul Rahman Shaleh dan Muhbid Abdul Wahab, Psikologi suatu Pengantar dalam Perpektif Islam, Jakarta: Kencana, 2004, hlm. 126 38 Al Qur'an Surat Qs Fhusilat ayat 22, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur'an, Al-Qur'an dan Terjemahnya dengan transliterasi, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1998, hlm. 958 37
40
Hufman, Siegel dan Marconi, serta Hiam dan Schewe yang dikutip Firman Sulistyowati berpendapat sebagai berikut:39 1) Menurut Krech, persepsi merupakan integrasi dari individu dan rangsangan yang diterimanya. Sehingga apa yang dipersepsikan individu dalam suatu saat tertentu tidak hanya dipengaruhi oleh rangsangan yang diterima, namun dipengaruhi juga oleh apa yang ada dalam diri individu tersebut, misalnya pengalaman, perasaan, prasangka, keinginan, sikap dan tujuan. 2) Menurut Hufman, persepsi merupakan proses penyeleksian, pengorganisasian, dan penyampaian data informasi ke dalam sebuah gambaran yang dapat dipahami oleh mental. 3) Menurut Siegel dan Marconi, persepsi merupakan suatu proses dari seseorang dalam menyeleksi, mengorganisir dan menginterpretasikan rangsangan ke dalam sesuatu yang berarti dan koheren dengan dunia. Sehingga orang yang berbeda bisa jadi akan melihat sesuatu yang sama secara berbeda. 4) Menurut Hiam dan Schewe (1994), persepsi adalah proses pemberian arti oleh seseorang atas berbagai rangsangan atau stimulus yang diterimanya, dan dari proses tersebut seseorang mempunyai opini tertentu mengenai apa yang diamatinya. Informasi yang diperoleh dan diproses investor akan membentuk preferensi (pilihan) terhadap suatu obyek. Preferensi akan membentuk sikap investor terhadap suatu obyek, yang pada gilirannya sikap ini seringkali secara langsung akan mempengaruhi apakah investor akan membeli suatu instrumen investasi atau tidak. 2. Minat Masyarakat a) Pengertian Minat Minat dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu gairah, keinginan.40 Minat
39
Lihat Firman Sulistiyowati, Pengaruh Kepuasan Gaji dan Kultur Organisasi Terhadap Persepsi Aparatur Pemerintah Daerah Tentang Tindak Korupsi, Jurnal JAAI, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, Vol. 11, No. 1, 2007, hlm. 50 40 Anton M. Moeliono dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999, hlm. 225
41
adalah kecenderungan seseorang untuk memilih melakukan suatu kegiatan tertentu diantara sejumlah kegiatan lain yang berbeda.41 Minat merupakan kecenderungan afektif seseorang untuk membuat pilihan aktivitas, kondisi-kondisi individual dapat merubah minat seseorang. Sehingga dapat dikatakan minat itu tidak stabil sifatnya.42 Sedangkan menurut Whiteringten minat adalah kecenderungan seseorang untuk memilih dan melakukan suatu kegiatan tertentu diantara sejumlah kegiatan lain yang tersedia.43 Sesuai dengan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat adalah fungsi kejiwaan atau sambutan yang sadar untuk tertarik terhadap suatu obyek baik berupa benda atau yang lain. Selain itu minat dapat timbul karena ada gaya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Minat yang besar terhadap suatu hal merupakan modal yang besar untuk mencapai tujuan yang diminati dalam hal ini berinvestasi terutama di sektor pasar modal. b) Ciri-ciri Minat Menurut pendapat dari Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono disadur Harnanto, ada beberapa ciri-ciri minat yang dapat didefinisikan, antara lain: (1) cara mengikuti aktivitas pada dunia yang diminati; (2) serius tidaknya dalam mengikuti aktifitas.44 Seseorang yang berminat melakukan aktifitas investasi seperti pembelian saham, obligasi, reksadana, atau berinvestasi 41
Saparinah dkk, Psikologi Olahraga Buku Tuntunan, Jakarta: Depdikbud, 1982, hlm.10 Muhaimin, Korelasi Minat Belajar Pendidikan Jasmani terhadap hasil Belajar Pendidikan Jasmani, Semarang: IKIP, 1994, hlm. 4 43 H. C. Whiteringten, Psikologi Pendidikan, terjem, M. Buchari, Jakarta: Aksara Baru, 1982, hlm. 122 44 Harnanto, Survai Minat Siswa SLTP Negeri dan Swasta Kecamatan Bantarkawung Kabupaten BrebesTerhadap Akstra Kulikuler Bola Voli Tahun Ajaran 2004/2005, Skripsi, Semarang: Unversitas Negeri Semarang, Fakultas Ilmu Keolahragaan, 2006, hlm. 8 42
42
melalui pasar uang seperti deposito atau giro tidak akan mengenal putus asa dan tetap menikmati kegiatan tersebut, bahkan dengan sendirinya ia akan mencari informasi seluas mungkin tanpa mengandalkan orang lain. Dorongan yang ada pada diri individu, menggambarkan perlunya perlakuan yang luas, sehingga ciri-ciri terlihat lebih terinci dan jelas sesuai dengan faktor kebutuhan. Oleh karena itu ciri-ciri dan minat seseorang akan menjadi pedoman penyelenggara program aktifitas dalam berinvestasi dan arahnya akan lebih dikategorikan kepada hasil investasi berupa: tingkat pengembalian yang besar, aman, terpercaya, dan domain yang lain. Dengan adanya penggunaan pedoman maka pandangan dan pengembangan program akan sesuai dengan ketepatan masa berinvestasi dalam melakukan aktifitas investasi. Kemudian diharapkan akan muncul dalam pikiran, bahwa pada umumnya seseorang memiliki ragam tentang pengertian berinvestasi sehat dan aman yang perlu diperhatikan. c) Penentuan minat Dalam pelaksanaannya, penentuan minat terdapat beberapa macam ekspresi, yaitu:45 1) Minat yang diekspresikan seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata tertentu. 2) Minat yang diwujudkan seseorang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata, tetapi melalui tindakan atau perbuatan ikut berperan aktif dalam suatu aktifitas.
45
Muhaimin, Loc. Cit, hlm. 10
43
3) Minat yang diinvestasikan seseorang dalam penilaian minat dapat diukur dengan jawaban terhadap berbagai pertanyaan tertentu atau secara berurutan. Pilihan untuk kelompok aktifitas tertentu, susunan pertanyaan ini disebut investasi minat. d) Minat Masyarakat Minat masyarakat dapat diartikan sebagai kecenderungan terhadap sesuatu yang muncul dari dalam individu dan telah menjadi kebiasaan umum dalam lingkungan masyarakat. Yang bisa diukur dengan faktor yang menentukan minat individu. Untuk melihat indikator dari seseorang berminat atau tidak maka dibutuhkan deskripsi yang jelas mengenai keberminatan seseorang, hal ini bisa kita lihat dari keaktifan seseorang dalam mencari informasi, mengidentifikasi semua persoalan yang di minati, menganalisis, dan membuat daftar tabel tentang sesuatu yang di minati hingga penetapan bidang yang diminati. 3. Surat Berharga Syari’ah Negara Surat Berharga Syari’ah Negara selanjutnya disingkat SBSN, atau dapat disebut Sukuk Negara, adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syari’ah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap Aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. Proses pembeliannya berdasarkan akad yaitu perjanjian tertulis yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Terdiri atas akad Ijarah adalah Akad yang satu pihak bertindak sendiri atau melalui
44
wakilnya menyewakan hak atas suatu aset kepada pihak lain berdasarkan harga sewa dan periode sewa yang disepakati. Akad Mudarabah adalah Akad kerja sama antara dua pihak atau lebih, yaitu satu pihak sebagai penyedia modal dan pihak lain sebagai penyedia tenaga dan keahlian, keuntungan dari kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan nisbah yang telah disetujui sebelumnya, sedangkan kerugian yang terjadi akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak penyedia modal, kecuali kerugian disebabkan oleh kelalaian penyedia tenaga dan keahlian. Akad Musyârakah adalah Akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk menggabungkan modal, baik dalam bentuk uang maupun bentuk lainnya, dengan tujuan memperoleh keuntungan, yang akan dibagikan sesuai dengan nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian yang timbul akan ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi modal masing-masing pihak. Terakhir Istishna' adalah Akad jual beli aset berupa obyek pembiayaan antara para pihak di mana spesifikasi, cara dan jangka waktu penyerahan, serta harga aset tersebut ditentukan berdasarkan kesepakatan para pihak.46 Tanggal 30 Januari 2009, pemerintah berdasarkan ketentuan dari departemen keuangan negara mengeluarkan Surat Berharga Syari’ah Negara berseri SR 001 dengan target penjualan sebesar 15 triliun dengan jaminan asset (underlying) negara sebesar 18,8 triliun. Sukuk Negara adalah Surat Berharga Syari’ah Negara (Sukuk) yang diterbitkan pemerintah Republik Indonesia dengan tujuan tertentu, memperluas 46
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syari’ah Negara, pasal 1, ayat 1, 6, 7, 8, dan 9.
45
basis sumber pembiayaan anggaran negara, mendorong pengembangan pasar keuangan syari’ah, menciptakan benchmark di pasar keuangan syari’ah, diversifikasi basis investor, mengembangkan alternatif instrumen investasi, mengoptimalkan pemanfaatan Barang Milik Negara, dan memanfaatkan danadana masyarakat yang belum terjaring oleh sistem perbankan konvensional Keunggulan Sukuk Negara sebagai instrumen investasi diantaranya pertama, aman, artinya mengingat pembayaran pokok dan imbalan sampai dengan jatuh tempo dijamin oleh Negara, kedua, menguntungkan, yaitu pada saat diterbitkan, imbalan atau kupon yang ditawarkan lebih tinggi dibandingkan rata-rata tingkat bunga deposito bank BUMN, tingkat imbalan atau kupon tetap sampai dengan saat jatuh tempo, kupon dibayarkan setiap bulan, ketiga, likuid, dimana sukuk ini dapat diperdagangkan serta berpotensi memperoleh Capital Gain bila Sukuk dijual pada harga yang lebih tinggi daripada harga beli, Sukuk juga dapat dijadikan sebagai agunan atau digadaikan kepada pihak lain (di Bank Mandiri, hingga saat ini penggunaan Sukuk sebagai agunan kredit masih dalam tahap pengembangan), dan terakhir penerbitannya sesuai dengan prinsip syari’ah dan telah mendapatkan fatwa serta opini syari’ah dari Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia Sukuk Ritel Seri SR 001 adalah Sukuk Negara yang ditujukan bagi investor ritel perorangan (individu) Warga Negara Indonesia saat peluncuran di pasar perdana, kemudian dapat diperdagangkan bagi Investor Individual maupun Institusi di Pasar Sekunder.
46
Karakteristik umum bersekala nasional mengenai sukuk RS 00147 sebagaimana diterangkan tebel dibawah ini. Tabel. 2 Pokok-pokok ketentuan dan Persyaratan Sukuk SR 001 Nama Sukuk Kode Sukuk Nominal Penerbitan Kode ISIN Pembayaran Imbalan/Kupon Pertama Pembayaran Imbalan/Kupon Jenis Imbalan/Kupon Frekwensi Pembayaran Imbalan/Kupon Imbalan/Kupon Tanggal Jatuh Tempo Sumber: Departemen Keuangan RI 2009
Sukuk Negara Ritel Seri SR 001 SR 001 Rp 5.556.290.000.000,00 IDJ000003009 Tanggal 25 Maret 2009 Tanggal 25 setiap bulan Tetap Bulanan 12 % per tahun 12 Februari 2012
Adapun jumlah pembeli SR 001 mencapai 14.295 orang, dengan sebaran pemesanan berdasarkan wilayah adalah sebagai berikut: Tabel. 3 Jumlah Pembeli Sukuk SR 001 Berdasarkan Wilayah No a. b.
Wilayah DKI Jakarta Indonesia Bagian Barat Kecuali DKI Jakarta
Pemesanan Miliar Rp
Investor
Persen
Orang
Persen
2.975,085
53,54
5.937
41,53
2.378,700
42,81
7.384
51,65
c.
Indonesia Bagian Tengah
141,010
2,54
630
4,41
d.
Indonesia Bagian Timur
41,495
1,11
344
2,41
5.556,290
100,00
14.295
100,00
Total
Sumber: Departemen Keuangan RI 2009 Sedangkan sebaran investor Sukuk Negara Ritel seri SR 001 berdasarkan kelompok profesi akan dijelaskan tabel dibawah ini:
47
Surat Pengumuman Hasil Penerbitan Sukuk Negara Ritel Seri SR 001 No. Peng00162/BEI.PSU/02-2009, Departemen Keuangan Republik Inonesia.
47
Tabel. 4 Pengelompokan Profesi Investor Sukuk SR 001 No
Profesi
Pemesanan
Miliar Rp Persentase a. Ibu Rumah Tangga 606,210 10,91 b. Wiraswasta 940,530 16,93 c. TNI/Polri 15,420 0,28 d. PNS 629,705 11,33 e. Pegawai Swasta 2.168,260 39,02 f. Lainnya 1.196,165 21,53 Total 5.556,290 100,00 Sumber: Departemen Keuangan RI 2009
Investor Orang 2.432 1.984 60 3.518 3.079 3.222 14.295
Persentase 17,01 13,88 0,42 24,61 21,54 22,54 100,00
48
B. Kerangka Pikir
Deaful Risk Suku Bunga Call Risk Biaya Investasi Deposito Likuiditas Inflasi Minat Investasi Menghindari Riba Hasil Investasi Sewa Menghindari Ketidakpastian Investasi Berkeadilan Transaksi Ridho sama Ridho Aktivitas Sesuai Syari’ah Tidak Zalim dan Menzalimi
C. Penelitian Terdahulu Acuan dasar penelitian ini mendasarkan atas penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, hal ini dimaksudkan untuk kesesuaian model yang dibangun dalam penelitian. Sehingga model yang didapat dapat digunakan untuk menerangkan variabel penelitian. Penelitian Wahyudi Widodo pada skripsinya yang berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Obligasi Korporasi Di Indonesia menyatakan bahwa variabel Tingkan Suku Bunga dan Deposito secara berasama-sama
49
mempunyai pengaruh negatif terhadap permintaan obligasi korporasi di Indonesia.48 Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Eni Setyowati dan Siti Fatimah NH yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi Dalam Negeri Di Jawa Tengah Tahun 1980-2002 menunjukkan hasil berdasarkan estimasi jangka panjang bahwa variabel yang berpengaruh dan signifikan secara statistik adalah variabel suku bunga mempunyai pengaruh yang negatif terhadap investasi dalam negeri.49 Nur Fauziah dan Adistien Fatma Setyarini dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Yield Obligasi Perusahaan (Studi Kasus Pada Industri Perbankan Dan Industri Finansial) menjelaskan bahwa likuiditas perpengaruh positif terhadap yield obligasi, sedangkan call risk (buyback) dan inflasi berpengaruh negatif terhadap yield obligasi.50 Selain faktor risiko yang mempengaruhi minat masyarakat untuk berinvestasi memaliu sukuk, faktor atribut produk yang bernuansakan Islami juga tidak bisa dinafikan. Sebagaimana penelitian Rahman El Yunusi yang berjudul Pengaruh Atribut Produk Islam, Komitmen Agama, Kualitas Jasa Dan Kepercayaan Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Nasabah Bank Syari’ah (Pada Bank Muamalat Kota Semarang) menyimpulkan melalui analisis konfirmatori hasil investasi menurut bagi hasil, menghindari judi dan investasi yang halal merupakan atribut produk menjadikan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh nasabah dan dijadikan
48
Wahyudi Widodo, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Obligasi Korporasi Di Indonesia, Skripsi, Bandar Lampung :Universitas Lampung, 2009 49 Eni Setyowati dan Siti Fatimah NH, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi Dalam Negeri Di Jawa Tengah Tahun 1980-2002, Surakarta: Jurnal Ekonomi Pembangunan, No. 1, Vol. 8, 2007 50 Nur Fauziah & Adistien Fatma Setyarini, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Yield Obligasi Perusahaan (Studi Kasus Pada Industri Perbankan Dan Industri Finansial), Jakarta: Jurnal Siasat Bisnis, No. 9, Vol. 2, 2004
50
dasar dalam keputusan untuk mengadakan hubungandengan Bank Muamalat Cabang Semarang.51 D. Hipotesis 1. Semakin tinggi derajat persepsi investor terhadap keamanan atas risiko pada produk sukuk SR 001, semakin tinggi minat berinvestasi sukuk SR 001. 2. Semakin tinggi derajat kekhasan atribut Islam pada produk sukuk SR 001, semakin tinggi minat berinvestasi sukuk SR 001. E. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel dalam penelitian ini kami akan jelaskan dalam tabel 4 di bawah. Agar tidak terputus maka kami jadikan dalam satu halaman. Tabel. 5 Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel
Risiko Investasi
Atribut Instrumen Islami
51
Indikator Default risk pada sukuk SR 001 Tingkat suku bunga BI Risiko pembelian kembali sukuk SR 001 Biaya investasi sukuk SR 001 Deposito bank umum Risiko likuiditas sukuk SR 001 Tingkat inflasi
Skala Pengukuran
Ordinal 1 s/d 5
Menghindari riba Hasil investasi berupa sewa (halal) Menghindari unsur ketidakpastian Investasi yang adil dalam Ordinal mendistribusikan kemakmuran Transaksi dilakukan atas dasar sama-sama 1 s/d 5 ridho. Aktivitas sesuai Syari’ah Investasi yang tidak menzalimi dan
Rahman El Yunusi, Pengaruh Atribut Produk Islam, Komitmen Agama, Kualitas Jasa Dan Kepercayaan Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Nasabah Bank Syari’ah (Pada Bank Muamalat Kota Semarang), paper dipublikasikan pada acara The 9th Annual Conference on Islamic Studies (ACIS), Surakarta: 2009
51
dizalimi Keaktifan Mencari Informasi Mengidentifikasi persoalan Menganalisis Masalah Minat Membuat tabel investasi Masyarakat Mendiskusikan instrumen investasi Kelengkapan referensi Keinginan untuk berinvestasi lagi Sumber: Data Penelitian diolah
Ordinal 1 s/d 5
52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian merupakan pembahasan konsep teoritik berbagai metoda, kelebihan dan kekurangannya serta dilanjutkan dengan pemilihan motoda yang akan dipilih untuk membedah masalah.52 di dalamnya terdapat dua pendekatan untuk membedah suatu penelitian. Kita mengenalnya dengan istilah kualitatif dan kuantitatif. Secara tradisional terdapat jurang antara kualitatif dengan kuantitatif, dimana masingmasing memiliki paradigma yang berbeda. Menurut layder dalam Julia Brannen, perbedaan itu terletak pada tingkat pembentukan pengetahuan dan proses penelitian.53 Dalam penelitian ini, pendekatan peneliti menggunakan metodologi kuantitatif, kelebihan dari kuantitatif adalah sebagai alat ukur untuk menguji dugaan atau hepotesis dari kualitatif, serta memberikan justifikasi signifikan terhadap temuan penelitian berdasarkan uji statistik.54 Metode yang digunakan dalam penelitian adalah survey, yaitu suatu metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaanpertanyaan kepada responden individu.55 Pertanyaan tersebut bersifat tertutup dan terbuka. 2. Populasi dan Sampel Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari obyek atau unit analisis yang karakteristiknya akan diteliti.56 Target populasi dari penelitian ini adalah
52
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitain Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin, ed. 4, cet. 2, 2002, hlm. 3 53 Julia Brannen, Memadu Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, alih bahasa oleh Huktan Arfawie Kurde dkk, Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan IAIN Antasari, cet. 3, 2002, hlm. 9 54 Ibid, hlm. 38-39 55 Jogiyanto, Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah Dan Pengalaman-Pengalaman, Yogyakarta: BPFE, cet.1, 2004, hlm. 115 56 Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metodologi Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES, ed. Revisi, 1989, hlm. 152.
53
seluruh masyarakat yang telah menginvestikan dananya ke dalam instrumen pasar modal berbentuk Sukuk SR 001 yang telah dikeluarkan pemerintah Republik Indonesia awal tahun 2009. Jumlah populasi dari investor sebanyak 1.472 orang yang masuk melalui outlet- outlet Bank Syari’ah Mandiri yang tersebar di penjuru Nusantara. Sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu, sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya.57 Sehingga sampel memiliki karakteristik yang dianggap mewakili populasi. Untuk menentukan berapa minimal sampel yang dibutuhkan, jika ukuran populasi diketahui, maka dapat digunakan rumus Slovin , yaitu:58
N = 1+Ne
2
Dimana: n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi e = Kelonggaran Ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir. Hasil wawancara dengan Adhi Setiyo Nugroho selaku kepala SDI&U (Sumber Daya Insani dan Umum) Bank Syari’ah Mandiri cabang Kudus, peneliti memperoleh jumlah investor yang masuk melalui kantor cabang Kudus sebanyak 46 investor sukuk SR 001.59 (Data investor lengkap terlampir) Jari jumlah populasi yang telah diketahui dengan jelas, maka penghitungan pengambilan sampel dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
57
Sugiharto dkk, Teknik Sampling, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003, hlm. 2 Husein Umar, Metode Riset Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002, hlm. 141-142 59 Data investor sukuk SR 001 pada BSM cabang Kudus diperoleh pada tanggal 23 Juli 2010 saat peneliti melakukan observasi lapangan. 58
54
46
N = 1+Ne
2
1 + 46 (5%)
2
n = 41, 256 dibulatkan menjadi 41 N = 46 e = 5%2 setara dengan 0,0025
3. Metode Pengumpulan Data 1. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang pengambilannya dilakukan secara langsung dari sumber pertama atau responden oleh seorang peneliti.60 Kelebihan dari data primer yaitu data yang dikumpulkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan peneliti. Adapun kelemahannya terletak pada cara mendapatkan data primer, umumnya relatif sulit dan memerlukan biaya lebih mahal. Metode pengumpulan data primer pada penelitian ini dilakukan dengan metode angket, metode ini mendasarkan pada laporan tentang diri atau self report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. 61 Pelaksanaan metode angket dalam penelitian ini dilaksanakan dengan cara menyebarkan kuesioner pada responden secara langsung, responden diminta memberikan pendapat atau jawaban berupa kuesioner tertutup. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sifatnya tertutup, yaitu jawabannya telah tersedia sehingga responden tinggal memilih jawaban yang diinginkan. Pengukuran kuesioner digunakan skala Likert’s yaitu 60 61
157
Suliyanto, Metode Riset Bisnis, Yogyakarta: CV. Andi Offset, Ed. 1, 2006, hlm. 131 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta, Andi, Offset, ed. 1, cet. 8, jilid 2, 2001, hlm.
55
pengukuran kuesioner berdasarkan tanggapan atau respon seseorang tantang obyek sosial di mana tiap instrumen jawaban mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.62 (Koesioner terlampir) 2. Teknik Pengambilan Sampel Sedangkan teknik yang peneliti gunakan untuk mengambil data dari responden menggunakan teknik convenience random sampling. Artinya adalah teknik pengambilan sampel dengan pendekatan responden yang mudah ditemui dan mau menjadi narasumber, data itulah yang menjadi rujukan peneliti. Hal ini dikarenakan jumlah responden sangat banyak dan tersebar di berbagai penjuru wilayah. Pemilihan metode convenience random sampling dikarenakan metode ini cocok untuk menguji atau mencari ide-ide baru yang bersifat ekploratif.63 3. Uji Validitas dan Reliabilitas Koesioner Keabsahan atau kesahihan suatu hasil penelitian sosial sangat ditentukan oleh alat ukur yang digunakan, apabila alat ukur yang dipakai tidak valid dan tidak
dapat
dipercaya,
hasil
penelitian
yang
diperoleh
tidak
akan
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan dua macam pengujian yaitu test of validity (uji kesahihan) dan test of reliability (uji kehandalan), guna menguji kesungguhan jawaban responden. a) Uji Kesahihan (Test of Validity) Analisis
uji
validitas
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan korelasi Pearson. Teknik untuk menguji validitas instrumen tiap-tiap variabel dilakukan dengan cara mengkorelasikan tiap skor item instrumen dengan total skor dari jumlah item instrumen tersebut. 62 63
Suliyanto, Loc. Cit, hlm. 82-83 Ibid, hlm. 124
56
Indikatornya adalah apabila nilai p (probabilitas) korelasi tersebut signifikan, maka instrumen tersebut valid, sebaliknya apabila tidak signifikan maka item instrumen tersebut tidak valid dan harus di drop. Signifikansi tiap sektor item ditetapkan dengan korelasi product moment melebihi 0,3 atau korelasi product moment lebih besar dari r-tabel (; n-2) dimana n adalah jumlah sampel, dan terakhir nilai signifikan lebih kecil dari .64 Hal ini bertujuan untuk memberikan dukungan bahwa butir-butir pengukuran yang dijadikan indikator konstruk terbukti memiliki validitas isi (content validity) yaitu butir-butir pengukuran tersebut merupakan alat ukur yang mencukup dan representative yang telah sesuai dengan konsep teoritis.65 b) Uji Kehandalan (Test of Reliability) Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis Cronbach Alpha sesuai dengan saran yang diberikan oleh Sekaran.66 Menurut Nunnaly, untuk mengetahui apakah item-item pertanyaan dalam suatu variabel reliabel (andal), maka indikatornya adalah apabila nilai 0,60. Dengan hasil output komputer langsung menunjukkan handal tidaknya variabel yang dipakai dalam penelitian.
64
Ibid, hlm. 149 Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, ed. 3, cet. 2, 2000, hlm. 133 66 Uma Sekaran, Research Methods For Business, 4th Ed, terjem, Kwan Men Yon, Metodologi Penelitian Untuk bisnis, Ed. 4, Buku. 2, Jakarta: Salemba Empat, 2006, hlm. 42 65
57
Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran67 yang membagi tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut : Jika alpha atau r hitung: 1) 0,8-1,0 = Reliabilitas baik 2) 0,6-0,799 = Reliabilitas diterima 3) Kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik Setelah data yang didapat dianggap cukup memadai dari segi validitas dan reliabilitasnya, langkah selanjutnya adalah mengolah data. Seluruh data yang sudah terkumpul ditabulasikan dengan masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini, kemudian baru dianalisis. Mengingat
pengumpulan
data
dilakukan
dengan
menggunakan
kuesioner, kesungguhan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Kuesioner yang telah dikembalikan oleh responden diseleksi terlebih dahulu mengenai kelengkapan pengisian kuesioner. Setelah dilakukan proses seleksi (editing), apabila ada kuesioner yang tidak diisi dengan lengkap ada dua cara alternatif yaitu: (1) jika butir yang tidak terjawab bersifat acak, artinya tidak terpusat pada suatu nomor tertentu, maka untuk mengisi butir yang tidak terisi dengan memberi nilai rata-rata dari semua butir pernyataan yang telah diisi oleh responden; dan (2) jika secara umum responden mengabaikan suatu nomor tertentu, mungkin butir pernyataan tersebut tidak benar, sehingga yang baik adalah membuang butir pernyataan tersebut.68
67
Ibid, hlm. 41 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, ed. 3, cet. 13, 1994, hlm. 194 68
58
4. Teknik Analisis Data Setiap penelitian kuantitatif pasti menggunakan statistik untuk menganalisis data. Statistik itu sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial, sementara statistik inferensial mempunyai dua bagian yaitu parametrik dan nonparametrik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik statistik inferensial nonparametrik yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel berbentuk data ordinal atau nominal dan hasilnya diberlakukan atau dibuat justifikasi untuk populasi.69 1. Analisis Faktor Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Analisis Faktor. Analisis faktor adalah prosedur untuk mengidentifikasi item atau variabel berdasarkan kemiripannya. Kemiripan tersebut ditunjukkan dengan nilai korelasi yang tinggi. Item-item yang memiliki korelasi yang tinggi akan membentuk satu kerumunan faktor. Kebanyakan analisis faktor digunakan untuk mengidentifikasi sejumlah faktor yang relatif kecil yang dapat digunakan untuk menjelaskan sejumlah besar variabel yang saling berhubungan. Sehingga variabel-variabel dalam satu faktor mempunyai korelasi yang tinggi, sedangkan korelasi dengan variabel-variabel pada faktor lain relatif rendah. Untuk memudahkan penelitian, maka digunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 11,5 untuk menganalisanya. Untuk keperluan penelitian ini akan digunakan suatu model instrumen penelitian yang mengukur besaran dari faktor yang sangat berpengaruh di dalam 69
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), Bandung: Alfabeta, Cet.11, 2008, hlm. 206-209
59
mengkonstruksi sebuah faktor penilaian. Dalam hal ini, analisis faktor dapat dipandang sebagai teknik untuk mengidentifikasi kelompok atau cluster suatu variabel dimana korelasi variabel dalam setiap cluster lebih tinggi dari pada korelasi variabel cluster lainnya.70 Spesifikasi instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah suatu bentuk instrumen yang benar-benar valid untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Instrumen tersebut dirancang untuk mengukur maksud dari penilaian yang telah dijelaskan pada definisi variabel sebelumnya. Hasil jawaban kuesioner pada setiap indikator yang menguji korelasi antar variabel atau faktor, akan dijumlahkan dan dibagi sesuai banyaknya indikator antara 2 hingga 4 untuk mengetahui rata-rata dari jumlah jawaban perresponden. Hal ini diasumsikan bahwa antara satu indikator dengan indikator lain dalam satu variabel tidak memiliki hubungan antara satu dengan lainnya dan berdiri sendiri (independen), namun nilai bobot antar indikator di dalamnya memiliki nilai yang sama. Dalam melakukan analisis terdapat langkah-langkah proses dasar dari analisis faktor yaitu sebagai berikut: a) Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis. b) Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan. c) Melakukan proses inti pada analisis faktor, yakni faktoring. d) Melakukan proses Faktor Rotation terhadap faktor yang telah terbentuk.
70
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2005, hlm. 10
60
e) Interprestasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama atas faktor yang terbentuk tersebut. f) Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk telah valid. Selanjutnya Pengujian terhadap variable-variabel yang telah ditentukan atau pengujian seluruh matrik korelasi antar variabel tersebut diukur dengan menggunakan metode test71 yaitu ada dua pendekatan: a) Kaiser-Meiyer-Olkin (KMO). Acuan untuk melakukan pengujian dengan test ini adalah korelasi yang cukup kuat antar independen variabel, yaitu harus lebih besar dari 0.5. KMO merupakan indeks yang membandingkan besarnya koefisien korelasi amatan dengan koefisien parsial. Koefisien korelasi merupakan indikator untuk menunjukkan kekuatan hubungan antar variabel. Adapun koefisien parsial adalah estimasi korelasi antar faktor unik dan seharusnya mendekati nol agar asumsi analisis faktor terpenuhi, yaitu data berasal dari populasi yang berdistribusi normal multivariat. Rumus dari KMO adalah:
Keterangan
rij: Koefisien korelasi sederhana antara variabel i dan variabel j aij: Koefisien korelasi parsial antara variabel i dan variabel j
71
Singgih Santoso, Statistik Multivariant, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2003, hlm. 100
61
Jika jumlah kuadrat koefisien parsial antara pasangan variabel adalah kecil dibandingkan dengan jumlah kuadrat koefisien korelasi, maka ukuran KMO mendekati 1 (satu). Nilai KMO yang kecil mengindikasikan bahwa penggunaan analisa faktor perlu dipertimbangkan. Kaiser mencirikan KMO sebagai berikut: a. Marvelous (0,90) b. Meritorius (0,80) c. Middling (0,70) d. Mediocre (0,60) e. Miserable (0,50) f. Unacceptable (< 0,50) b) Measure of Sampling Adequancy (MSA). Yaitu ukuran kecukupan sampel yang dihitung pada tiap variabel individual. Angka MSA berkisar antara 0 sampai 1. Rumus untuk mengetahui MSA adalah sebagai berikut:
Sedangkan kriteria sesuai dengan berikut ini: Jika Nilai MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpakesalahan oleh variabel lain. Nilai MSA > 0.5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. Sedangkan MSA < 0.5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.
62
c) Rotasi Faktor Setelah data diuji kelayakannya,
maka langkah selanjutnya
menganalisa dengan menggunakan rotasi equamax. Metode equamax berusaha menseleksi jumlah indikator dengan cara memilih indikator yang mempunyai nilai loading besar dengan faktor penilaian. Karena jumlah empat belas faktor telah diketahui, maka yang diseleksi adalah seluruh indikator yang mempunyai nilai loading besar terhadap faktor. Kelebihan dari rotasi equamax adalah merupakan kombinasi dari metode varimax dalam penyederhanaan faktor dan metode quartimax dalam penyederhanaan interpretasi variabel. 2. Analisis Regresi Linier Beganda Indikator yang mempunyai nilai loading besar kemudian dilanjutkan dengan analisis regresi berganda untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut ini. Y = a + b1X1 + b2 X2+e Dimana Y
= Minat Masyarakat
a
= konstansta
X1
= Risiko Investasi
X2
= Atribut Produk Islami
B1,2
= Koefisien Regresi
e
= Error
a) Uji Asusmsi Klasik 1) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
63
normal. Dalam regresi linear disturbance error atau variabel gangguan (ei) berdistribusi secara normal atau acak untuk setiap nilai Xi, mengikuti distribusi normal disekitar rata-rata. Pengujian dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu menggunakan pendekatan statistic dan grafik. Dalam hal ini data diuji dengan pendekatan grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau garis histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.72 2) Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan korelasi antara data urut waktu (time series) atau antara space untuk data cross section. Keberadaan autokorelasi yang signifikan mengakibatkan parameter regresi menjadi tidak konsisten, meskipun tidak biasa. Oleh karena itu, hasil regresi tidak boleh mengandung gejala autokorelasi yang signifikan. Pengujian terhadap adanya fenomena autokorelasi dalam data yang dianalisis dapat dilakukan dengan menggunakan DurbinWatson Test. Jika nilai statistik Durbin-Watson (DW) mendekati 2, maka dapat disimpulkan tidak terjadi autkorelasi yang signifikan.73
72
Imam Ghozali, Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang: UNDIP, 2001, hlm.
110-112 73
Damodar Gujarati, Ekonometrika Dasar, Jakarta: Erlangga, 1995, hlm. 422
64
3) Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah fenomena di mana pada nilai variabel independen tertentu, masing-masing kesalahan (ei) mempunyai nilai 2
varian (σ ) yang tidak sama. Heteroskedastisitas ini mengakibatkan nilai-nilai estimator (koefisien regresi) dari model tersebut tidak efisien meskipun estimator tersebut tidak bias dan konsisten. Pengujian terhadap adanya fenomena heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Spearman's Rank Correlation Test. 4) Uji Multikoleniaritas Multikolinearitas merupakan fenomena adanya korelasi yang sempurna antara satu variabel bebas dengan variabel bebas yang lain. Konsekuensi
praktis
yang
timbul
sebagai
akibat
adanya
multikolinearitas ini adalah kesalahan standar parameter menjadi semakin besar. Hal ini boleh terjadi pada hasil analisis regresi. Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan metode VIF (Variance Inflation Factor). Adapun kriteria yang digunakan dalam pengujian metode VIF ini adalah sebagai berikut: Jika VIFj>10 terjadi multikolinearitas tinggi antara regresor (variabel bebas) j dengan regresor (variabel bebas) yang lain.74 b) Uji T (Regresi Parsial) Uji ini sering disebut dengan ketepatan parameter penduga (estimate), Uji t digunakan untuk menguji apakah pertanyaan hipotesis
74
Ibid, hlm. 425
65
benar.75 Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel penjelas (independen) secara individual dalam menerangkan variabel terikat. Adapun prosedurnya sebagai berikut: 1) Menentukan H0 dan H1 (Hipotesis Nihil dan Hipotesis alternatif); 2) Dengan melihat hasil print out komputer melalui program SPSS for Windows, diketahui nilai thitung dengan nilai signifikansi nilai t; 3) Jika signifikansi nilai t < 0,05 maka ada pengaruh signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat; Jika signifikansi nilai t > 0,05 maka tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat, artinya H0 diterima dan menolak H1, pada tingkat signifikansiα= 5%. Namun bila nilai sig. t > 0,05 dan sig.t < 0,10 maka ada pengaruh yang signifikan pada signifikansi α= 10%. c) Uji F ( Regresi Simultan) Uji F yaitu untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas (independen) terhadap variabel tak bebas (dependen) secara bersamasama. Menurut Kuncoro76 uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Prosedurnya uji F sebagai berikut:
75
Bambang Setiaji, Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif, Surakarta: Program Pasca Sarjana UMS, 2004, hlm. 13 76 Mudrajat Kuncoro, Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi, Yogyakarta: AMP YKPN, cet. 1, 2001, hlm. 98
66
1) Menentukan H0 dan H1 (Hipotesis Nihil dan Hipotesis alternatif); 2) Menentukan level of signifikans (α= 5 % ); 3) Kriteria uji F, dengan melihat hasil print out komputer, jika nilai signifikansi < 1%, maka model dalam analisis sudah tepat (fit), berarti signifikans pada α= 1%. d) Uji Determinasi (R Square) Koefisien Determinasi Menurut Setiaji77 koefisien determinasi (R2) pada intinya digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat. Rumus yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah:
Besarnya R2 dihitung dengan membagi jumlah Yestimasi dikurangi rata-rata kwadrat (sum square) dengan jumlah Y terobsesi dikurangi Y rata-rata kwadarat. Nilai R2 adalah antara 0 sampai dengan 1, bila R2 mendekati 1 maka model yang dipilih mendekati kebenaran.
77
Bambang Setiaji, loc. cit, hlm. 20
67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Gambaran Umum (Profil) Bank Syari’ah Mandiri 1. Sejarah Bank Syari’ah Mandiri Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syari’ah di Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syari’ah atau dengan membuka cabang khusus syari’ah.78 PT. Bank Susila Bakti yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997 - 1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkahlangkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi bank syari’ah dengan suntikan modal dari pemilik. 79
78
Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang perbankan 1998 (Undang-undang nomor 10 tahun 1998), cet. 6, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2007. 79 Bank Syari’ah Mandiri, Laporan Tahunan BSM, Jakarta, 2008, hlm. 5.
68
Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo) ke dalam PT. Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi bank syari’ah (dengan nama Bank Syari’ah Sakinah Mandiri) diambil alih oleh PT. Bank Mandiri (Persero).80 PT. Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti menjadi bank syari’ah, sejalan dengan keinginan PT. Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit syari’ah. Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang nama PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syari’ah Sakinah Mandiri berdasarkan Akta Notaris : Ny. Machrani Moertolo Soenarto. SH, No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8 September 1999 Notaris : Sutjipto, SH nama PT. Bank Syari’ah Sakinah Mandiri diubah menjadi PT. Bank Syari’ah Mandiri. Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah memberikan ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syari’ah kepada PT. Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia telah menyetujui perubahaan nama PT. Bank Susila Bakti menjadi PT. Bank Syari’ah Mandiri.81 Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT. Bank Syari’ah Mandiri. Kelahiran 80 81
Ibid, hlm. 6. Ibid, hlm. 5.
69
Bank Syari’ah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syari’ah di PT. Bank Susila Bakti dan Manajemen PT. Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank syari’ah dilingkungan PT. Bank Mandiri (Persero). PT. Bank Syari’ah Mandiri berkantor pusat di Gedung Bank Syari’ah Mandiri yang terletak di Jl. MH. Thamrin No.5 Jakarta 10340; Telp. (021) 2300509; Homepage:www.syari’ahmandiri.co.id. Bank Syari’ah Mandiri didirikan pada tanggal 25 Oktober 1999 dengan dukungan sekitar 959 karyawan.
Pada
saat
itu
terkumpul
modal
dasar
sebesar
Rp
1.000.000.000.000,00 serta modal yang disetor Rp 358.372.565.000,00.82 Bank Syari’ah Mandiri kini beroperasi dengan 313 buah kantor pelayanan, sembilan kantor cabang diantaranya berada di Jakarta serta 50 kantor cabang tersebar di dua puluh empat provinsi, sisanya adalah kantor cabang pembantu. Selain itu, terdapat pula kantor kas dan 37521 jaringan ATM yang bias diakses di seluruh Indonesia, sebagai hasil kerjasama Bank Syari’ah Mandiri dengan Bank Mandiri (Persero) juga menyediakan jaringan ATM dengan jumlah 118 uni ATM BSM dan 3746 unit ATM Bank Mandiri (Persero). Bank Syari’ah Mandiri berdiri dan mulai beroperasi pada saat kondisi perekonomian dan perbankan kurang kondusif. Meskipun demikian, perusahaan tetap mampu bertahan dan melaksanakan kegiatan operasionalnya termasuk menyalurkan modal bagi para pengusaha dengan baik. Selain itu, kegiatan-kegiatan social pun kerap dilakukannya dalam bentuk kegiatan donor 82
Fenty Rismayanti, “Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan Syariah dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah padaPT Bank Syariah Mandiri Tbk Cabang Bandung”, Skripsi, FE UNPAD, 2005, hlm. 66
70
darah,
pemberian
sumbangan,
sponsorship
kegiatan
ilmiah
dan
lainnya.Walaupun usianya masih tergolong muda, Bank Syari’ah Mandiri telah mencapai prestasi dan kinerja yang cukup membagakan. Peningkatan ini tercermin dari keberhasilan perusahaan menjadi peringkat ke-49 dari 150 bank terbaik di Indonesia berdasarkan rating majalah Infobank 2001.83 PT. Bank Syari’ah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT. Bank Syari’ah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia. 2. Visi, Misi, Prinsip, dan Budaya Perusahaan. a.
Visi.84 Menjadi bank syari’ah terpercaya pilihan mitra usaha.
b.
Misi 1). Menciptakan
suasana
pasar
perbankan
syari’ah
agar
dapat
berkembang dengan mendorong terciptanya syarikat dagang yang terkoordinasi dengan baik. 2). Mencapai pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan melalui sinergi dengan mitra strategis agar menjadi bank syari’ah terkemuka di Indonesia yang mampu meningkatkan nilai bagi para pemegang saham dan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas.
83 84
Ibid, hlm. 66 Ibid, hlm. 67
71
3). Mempekerjakan pegawai yang profesional dan sepenuhnya mengerti operasional perbankan syari’ah. 4). Menunjukkan komitmen terhadap standar kinerja operasional perbankan dengan pemanfaatan teknologi mutakhir, serta memegang teguh prinsip keadilan, keterbukaan dan kehati-hatian. 5). Mengutamakan mobilisasi pendanaan dari golongan masyarakat menengah dan ritel, memperbesar portofolio pembiayaan untuk skala menengah dan kecil, senta mendorong tenwujudnya manajemen zakat, infaq dan sadaqah yang lebih efektif sebagai cerminan kepedulian sosial. 6). Meningkatkan permodalan sendiri dengan mengundang perbankan lain, segenap lapisan masyarakat dan investor asing. c.
Prinsip Operasi Bank Syari’ah.85 Bank Syari’ah menganut prinsip-prinsip sebagai berikut: 1). Prinsip Keadila. Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati bersama antara Bank dan Investor. 2). Prinsip
Kemitraan.
Bank
Syari’ah
menempatkan
investor
penyimpanan dana, investor pengguna dana, maupun Bank pada kedudukan yang sama dan sederajat dengan mitra usaha. Hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, risiko dan keuntungan yang berimbang di antara investor penyimpan dana, investor pengguna dana maupun Bank. Dalam hal ini bank berfungsi sebagai
85
Laporan Bank Syari’ah Mandiri, Loc. Cit, hlm. 9.
72
intermediary
institution
lewat
skim-skim
pembiayaan
yang
dimilikinya. 3). Prinsip Keterbukaan. Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara berkesinambungan, investor dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas manajemen bank. 4). Univeralitas.
Bank
dalam
mendukung
operasionalnya
tidak
membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan agama dalam masyarakat dengan prinsip Islam sebagai rahmatan lil'âlamîn.
d.
Budaya Perusahaan Bank Syari’ah Mandiri sebagai bank yang beroperasi atas dasar prinsip syari’ah Islam menetapkan budaya perusahaan yang mengacu kepada sikap akhlaq al-karîmah (budi pekerti mulia), yang terangkum dalam lima pilar yang disingkat SIFAT, yaitu :86 1). Siddiq (Integritas). Menjaga martabat dengan integritas. Awal dengan niat dan hati tulus, berpikir jernih, bicara benar, sikap terpuji dan perilaku teladan. 2). Istiqâmah (Konsistensi). Konsisten adalah kunci menuju sukses. Pegang teguh komitmen, sikap optimis, pantang menyerah, kesabaran dan percaya diri. 3). Fatânah (Profesionalisme). Profesional adalah gaya kerja kami. Semangat belajar berkelanjutan, cerdas, inovatif, terampil dan adil.
86
Ibid, hlm. 8
73
4). Amânah (Tanggung Jawab). Terpercaya karena penuh tanggung jawab. Menjadi terpercaya, cepat tanggap, obyektif, akurat dan disiplin. 5). Tablig (Kepemimpinan). Kepemimpinan berlandaskan kasih-sayang. Selalu
transparan,
membimbing,
visioner,
komunikatif
dan
memberdayakan.
3. Tujuan dan Strategi Perusahaan. 87 Sesuai misinya menjadi Bank Syari’ah Mandiri terpercaya pilihan mitra usaha, BSM bertekad untuk memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas dan turut serta meningkatkan kesejahteraan di atas landasan ekonomi syari’ah. Tekad tersebut ditegakkan di atas empat prinsip utama (keadilan, kemitraan, keterbukaan, dan universalitas). Adapun maksud universalitas adalah tekad pelayanan pada seluruh golongan masyarakat di Indonesia, tanpa membedakan latar belakang suku, agama, dan ras. Hal itu, lanjutnya, selaras dengan keyakinan bahwa ajaran Islam adalah pembawa rahmat kepada seluruh alam. Strategi yang digunakan Bank Syari’ah Mandiri adalah Aggressive Maintenance Strategy. Dalam peningkatan volume bisnis, hingga saat ini, PT Bank Syari’ah Mandiri terus melakukan perburuan investor baru melalui penyediaan beragam produk dan pelayanan, sosialisasi proaktif, promosi terarah, kegiatan pemasaran serta pelayanan yang lebih prima.
87
Ibid, hlm. 33
74
4. Struktur Organisasi Bank Syari’ah Mandiri.88 Struktur
organisasi
Bank
Syari’ah
Mandiri
(BSM)
senantiasa
menyesuaikan diri dengan perkembangan bisnis dan sekaligus mengantisipasi dinamika lingkungan bisnis. Untuk tujuan itulah maka manajemen BSM melakukan restrukturisasi organisasi. Tujuannya untuk menjadikan organisasi BSM lebih fokus dan efisien. Hal ini dilakukan dengan menyatukan beberapa unit kerja yang memiliki karakteristik yang sama dalam satu direktorat. Adapun struktur organisasi BSM Kudus adalah sebagai berikut: Gambar 2. Struktur Perusahaan Bank Syari’ah Mandiri Kudus KEPALA CABANG
MANAJER MARKETI NG
Funding Officer
MANAJER OPERASIO NAL
Account Officer
Teller
Custumer Service
Admin
D& Cliring
PMS
Sumber : Bank Syari’ah Mandiri Cabang Kudus 5. Nilai-Nilai Perusahaan.89 a. 88
Excellence
Hasil Observasi peneliti dengan Bapak Adhi Setiyo Nugroho (MSI&U BSM Kudus) tanggal 5 Agustus 2010. 89 Laporan Bank Syari’ah Mandiri, Op. Cit, hlm. 4
SDI & Umum
75
Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan. b.
Teamwork Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.
c.
Hummanity Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius.
d.
Integrity Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.
e.
Customer Focus Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan Bank
Syari’ah Mandiri sebagai mitra terpercaya dan menguntungkan. 6. Produk Layanan Jasa Bank Syari’ah Mandiri terkait Sebagai Agen. a.
Pembiayaan Mudarabah Muqayyadah off Balance Sheet
90
Adalah penyaluran dana Mudarabah Muqayyadah dimana Bank bertindak sebagai agen (channelling agent), sehingga Bank tidak menanggung risiko. b.
Reksadana Mandiri Investa Syari’ah Berimbang
91
Adalah reksadana campuran (Mix Fund/Balanced Fund) berbasis instrumen pasar uang, pasar obligasi dan pasar saham dengan ketentuan investasi sesuai Syari’ah. Dikelola, diadministrasikan, disimpan dan didistribusikan (dijual) oleh sinergi 3 (tiga) kekuatan besar, yaitu: PT Mandiri Manajemen Investasi (sebagai manajer investasi dengan dana kelolaan terbesar di Indonesia), Deutsche Bank (sebagai bank kustodi
90 91
Ibid, hlm. 80 Ibid, hlm. 83
76
reksadana terbesar di Indonesia yang sudah berperan aktif sebagai kustodi reksa dana konvensional maupun Syari’ah) dan BSM (sebagai agen penjual).
c. Reksadana Mandiri Investa Atraktif Syari’ah (MITRA Syari’ah) Adalah reksadana syari’ah yang dikeluarkan oleh PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI). Merupakan jenis reksadana saham (equity fund), yaitu wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor) untuk selanjutnya diinvestasikan oleh manajer investasi minimal 80% dalam portofolio Efek Saham Syari’ah. d. Agen Surat Berharga Syari’ah Negara92 Adalah layanan BSM yang menjadi agen penjual surat berharga syari’ah milik Negara, dana perolahan seutuhnya disetorkan kepada kas Negara sehingga BSM tidak memanajemen dana tersebut. 7. Karakteristik investor SR 001 yang masuk melalui BSM Kudus. Dalam penelitian ini telah diperoleh bahwa jumlah investor yang membeli sukuk SR 001 melalui BSM cabang Kudus sebanyak 46 orang. Sebagaimana disebutkan dalam bab 3, bahwa pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin, maka di dapat minimal pengembilan sampel sebanyak 41 orang. Maka dilaksanakan penyebaran kuesioner kepada 41 orang investor di Bank Syari’ah Mandiri cabang Kudus.. Prosentasi sampel adalah 89,13 % dari populasi. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan
92
Browsur BSM tentang sukuk SR 001 tahun 2008
77
mendatangi investor secara langsung di kediamannya. Waktu penyebaran kuesioner berlangsung pada bulan Juli hingga Agustus 2010. Hasil penelitian diketahui karakteristik investor sukuk SR 001 pada Bank Syari’ah Mandiri Cabang Kudus, menjelaskan kaum perempuan mendominasi pembelian SR 001. Sebesar 58,5% lebih banyak dari kaum laki-laki yang hanya sebesar 41,5%. Sebagaimana dijelaskan dalam tabel 6. Tabel. 6 Pengelompokan Investor Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Pria 17 41,5 Wanita 24 58,5 Total 41 100% Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Tabel 6 memperlihatkan sebagian besar investor yang diteliti berjenis kelamin wanita dimana perbedaan diantara keduanya terpaut 7 %. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa baik pria maupun wanita memiliki kebutuhan yang relativ sama terhadap lembaga keuangan. Adapun mayoritas persentase wanita dikarenakan pengambilan sampel dilakukan dengan convenience random sampling. Jadi kebanyakan yang mau mengisi dan menjadi responden adalah kaum wanita. Tabel. 7 Pengelompokan Investor Berdasarkan Usia Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
17-25 Tahun
4
9,8
26-35 Tahun
20
48,8
58,5
36-45 Tahun
17
41,5
100,0
Total
41
100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
9,8
78
Tabel. 7 menunjukkan bahwa mayoritas responden SR 001 tergolong usia produktif. Sebanyak 20 orang yang setara dengan 48,8% berusia 26-35 tahun, memasuki usia tersebut, seseorang dituntut untuk memikirkan masa depan dan tujuan hidup dengan lebih terfokus sehingga mereka akan lebih cermat dalam mengatur alokasi keuangan. Posisi di bawahnya adalah usia 3645 sebesar 41,5% atau 17 orang. Sisanya sebanyak 4 orang berusia 17-25 tahun. Tabel. 8 Pengelompokan Investor Berdasarkan Pendidikan Formal Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
SD/Sederajat
1
2,4
2,4
SMP/Sederajat
1
2,4
4,9
5
12,2
17,1
31
75,6
92,7
3
7,3
100,0
41
100,0
SMA/Sederajat Diploma/Sarjana Megister/Doktor Total
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Sebanyak 31 orang atau 75,6% investor yang diteliti berlatar belakang pendidikan diploma atau Sarjana, hal ini menunjukkan lebih dari setengah sampel yang diperoleh berpendidikan formal akhir Diploma/Sarjana. Kondisi pendidikan ini berpengaruh terhadap pola pikir dan perilaku serta pengetahuan investor. Pendidikan yang tinggi membuka peluang bagi responden untuk menjadi investor berdasarkan motivasi kesadaran akan urgensi perbankan syari’ah bagi kepentingan duniawi dan akhirat mereka.
Tabel. 9 Klasifikasi Investor Berdasarkan Pekerjaan
79
Frequency Valid
Ibu Rumah Tangga Wiraswasta
Percent
Cumulative Percent
5
12,2
12,2
9
22,0
34,1
PNS Lain-lain
25 2
61,0 4,9
95,1 100,0
Total
41
100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Sebesar 61,0 % investor berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil. Dimana seorang PNS sudah berpenghasilan tetap dan mayoritas sudah berkeluarga sehingga mendorong mereka untuk merencanakan keuangan masa depan keluarganya. Hal ini sesuai dengan siaran pers Departemen Keuangan RI mengenai Hasil Penerbitan Sukuk Negara Riter Seri SR 001 Nomor: 25/HMS/2009, yang menyatakan bahwa profesi tertinggi investor yaitu 24,61% adalah PNS. Dilanjutkan dengan Wirasuasta sebesar 22,0% atau 9 orang. Tabel 10 menjelaskan rata-rata penghasilan responden tiap bulan. Tabel. 10 Pengelompokan Investor Berdasarkan Penghasilan/Bulan Frequency Valid
< Rp 1 Jt
Percent
Cumulative Percent
2
4,9
4,9
Rp 1.001.000-Rp 3 Jt
10
24,4
29,3
Rp 3.001.000-Rp 5 Jt
11
26,8
56,1
Rp 5.001.000-Rp 7 Jt
7
17,1
73,2
Rp 7.001.000-Rp 10 Jt
5
12,2
85,4
> Rp 10 Jt
6
14,6
100,0
41
100,0
Total
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Rata-rata pendapatan perbulan responden berkisar Rp 3.001.000,00 – Rp 5.000.000,00 sebanyak 11 orang atau 26,8%, dan Rp 1.001.000,00 – Rp 3.000.000 sebesar 24,4% atau 10 orang. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa
80
kesadaran akan perencanaan keuangan responden telah matang. Di mana investor SR 001 tergolong masyarakat menengah ke atas. Tabel. 11 Pengelompokan Investor Berdasarkan Sumber Informasi Mengenai Sukuk
Valid
Frequency
Percent
Cumulative Percent
Keluarga/teman
22
53,7
53,7
Media elektronik
7
17,1
70,7
Browsur/pamflet/buku
7
17,1
87,8
5
12,2
100,0
41
100,0
Lainnya Total
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Keluarga atau teman merupakan media komunikasi dasar, hal ini terbukti sebesar 53,7% atau 22 orang responden mengenal Sukuk SR 001 dari keluraga dan teman. Sisasnya sebesar 46,3% diperolah dari luar keluarga, diantaranya media elektronik 17,1%, browsur/pamflet/buku sebesar 17,1%, lain-lain sebesar 12,2%. Tabel. 12 Informasi Investor Berdasarkan BSM Menjadi Agen Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Keluarga/teman
16
39,0
39,0
Media elektronik Browsur/pamflet/buku
13 11
31,7 26,8
70,7 97,6
1
2,4
100,0
41
100,0
Lainnya Total
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Tabel di atas menunjukkan 39,0% atau 16 orang responden memberikan informasi bahwa BSM menjadi Agen SR 001. Sedangkan investor yang mengetahui BSM menjadi Agen melalui Media Elektronik sebanyak 13 orang atau 31,7%. Lainnya 26,8% melalui Browsur, Pamflet maupun buku, sisanya 2,4% dari media lain.
81
Tabel. 13 Besaran Investasi Pada Sukuk SR 001 Frequency Valid
Rp 5.000.000
Percent
Cumulative Percent
7
17,1
17,1
Rp 10.000.000-Rp 15 Jt
29
70,7
87,8
Rp 20.000.000-Rp 35 Jt
5
12,2
100,0
41
100,0
Total
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Tabel di atas menunjukkan bahwa 70,7% responden menginvestasikan dananya melalui BSM sebesar 10-15 Juta atau 2 hingga 3 lot. Selanjutnya sebanyak 7 orang atau 17,1% berinvestasi sebesar 5 Juta, dan sisanya 12,2% berinvestasi antara 20 hingga 35 Juta. Tabel. 14 Alasan Investor Memilih BSM Frequency Valid
Profesional
Percent
Cumulative Percent
17
41,5
41,5
Kepercayaan
8
19,5
61,0
Islami/Syari'ah
12
29,3
90,2
Keluarga
1
2,4
92,7
Lainnya Total
3 41
7,3 100,0
100,0
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Tabel 14 menunjukkan bahwa 41,5% responden memilih BSM dikarenakan oleh faktor atau alasan Profesional. Posisi di bawahnya sebesar 29,3% karena faktor BSM bank Islami atau sesuai Syari’ah, dan faktor kepercayaan menjadi alasan investor sebesar 19,5% atau 8 orang responden. Tabel. 15 Sikap Terhadap Risiko
Valid
Berani mengambil risiko
Frequency 5
Percent 12,2
Cumulative Percent 12,2
82
Berani dan diperhatikan
4
9,8
22,0
Percaya diri dan hati-hati
13
31,7
53,7
Hati-hati dan percaya pakar
14
34,1
87,8
5
12,2
100,0
41
100,0
Sikon dan mendengarkan pakar Total
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Tabel 15 memperlihatkan 34,1% investor menyikapi risiko dengan lebih hati-hati dan cenderung percaya terhadap manajer investasi mereka. Kemudian posisi dibawahnya sebanyak 13 investir atau 31,7% menikapinya dengan lebih percaya diri dan masih berhati-hati dalam mengambil langkah investasinya.
B. Analisis Data 1. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian akan dijelaskan pada tabel 16.
Tabel. 16 Validitas dan Reliabilitas Variabel X1 (Risiko Investasi) Item
Koefisien Korelasi
Validitas
Risiko Investasi (X1) 1 2 3 4 5 6 7
0,474 0,528 0,629 0,538 0,500 0,520 0,497
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Variabel
Koefisien Reliabilitas
Reliabilitas
83
Risiko Investasi
0,797
Reliabel
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan tentang variabel X1 atau Risiko Investasi dinyatakan valid. Hal ini terbukti pada angka yang tertera pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Validitas instrument penelitian dikatakan valid apabila nilai korelasi lebih besar dari pada nilai r dalam tabel product-moment. Tabel kritis nilai r product-moment untuk n = 41 atau banyaknya responden 41 orang adalah 0,308. Sementara nilai hasil korelasi item yang paling rendah adalah 0,474. Untuk reliabiliti variabel Risiko Investasi sebesar 0,797 menunjukkan kehandalan instrument diterima. Hal ini senada dengan uma sekaran yang menjelaskan jika alpha atau r hitung = 0,8-1,0 dinyatakan reliabilitas baik; 0,60,799 dikategorikan reliabilitas diterima; atau kurang dari 0,6 maka reliabilitas kurang baik. Tabel. 17 Validitas dan Reliabilitas Variabel X2 (Atribut Islami) Item
Koefisien Korelasi
Validitas
Atribut Islami (X2) 1 2 3 4 5 6 7
0,514 0,684 0,626 0,637 0,368 0,428 0,752
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Variabel
Koefisien Reliabilitas
Reliabilitas
Atribut Islami
0,823
Reliabel
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
84
Hitungan korelasi product-moment dengan nilai tebel r kritis sebesar 0,308 dengan tingkat signifikan 5% memperlihatkan uji validistas variabel Atribut Islami dinyatakan valid dengan hasil hitungan terendah adalah 0,368 dan tertinggi 0,753. Reliabiliti variabel Atribut Islami dengan nilai alpha atau r hitung = 0,823 dinyatakan baik. Sehingga ketika diujikan lagi pada renponden hasilnya juga reliabel.
Tabel. 18 Validitas dan Reliabilitas Variabel Y (Minat Investasi) Item
Koefisien Korelasi
Validitas
Minat Investasi (Y) 1 2 3 4 5 6 7
0,706 0,456 0,517 0,391 0,510 0,559 0,421
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Variabel
Koefisien Reliabilitas
Reliabilitas
Minat Investasi
0,783
Reliabel
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah
85
Pengujian
validitas
instrumen
penelitian
dengan
menggunakan
pendekatan analisis butir menyatakan pertanyaan Y1, Y2, Y3, Y4, Y5, Y6, dan Y7 valid dengan nilai terendah 0,391. Angka ini telah melewati batas minimum sebesar 0,308 dari korelasi product-moment. Sedangkan reliabilitinya variabel Y atau Minat Investasi memperlihatkan hasilnya sebesar 0,783 ini menjelaskan reliabelnya bisa diterima. Dari hasil ketiga variabel yang di teliti. Menunjukkan kesemua pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel, meskipun ada yang reliabelnya dinyatakan diterima. 2. Analisis Faktor Sebelum dilakukan Analisis Faktor terlebih dahulu dilaksanakan pengujian terhadap variable-variabel yang telah ditentukan atau pengujian seluruh matrik korelasi antar variabel tersebut dengan diukur menggunakan metode test yaitu ada dua pendekatan: a. Kaiser-Meiyer-Olkin (KMO). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai KMO untuk variabel Risiko Investasi akan di jelaskan tabel 19. Tabel. 19 KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square Df Sig.
,773 75,253 21 ,000
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Kaiser-Meyer-Olkin untuk variabel Risiko Investasi menunjukkan hasil sebesar 0,773. hasil dapat dinyatakan analisis faktor layak untuk
86
dilanjutkan karena hasilnya labih besar dari ambang batas yaitu 0,50. adapun KMO untuk variabel Atribut Islami akan dijelaskan pada tabel 20. Tabel. 20 KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square Df Sig.
,754 112,977 21 ,000
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah KMO variabel Atribut Islami menghasilkan nilai 0,754 dan dinyatakan dapat dilanjutkan analisis faktornya dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Tabel. 21 KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square Df Sig.
,638 100,395 21 ,000
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Meskipun nilai KMO lebih kecil dibandingkan sebelumnya, namun untuk variabel Minat Investasi masih bisa dinyatakan bahwa analisis faktor layak diteruskan dengan besaran nilainya 0,638 dan signifikansinya 0,000. Jadi dari ketiga variabel yang diteliti dinyatakan layak untuk dianalisis faktor. b. Measure of Sampling Adequancy (MSA). Batas minimum MSA dalam analisis faktor menyatakan nilai MSA > 0,5 maka variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. Untuk mengetahui nilai MSA dapat dilihat juga pada nilai KMO, maka hasilnya untuk variabel X1 adalah 0,773, variabel X2 sebesar 0,754 dan
87
variabel Y dengan nilai 0,638. masing-masing memiliki tingkat signifikan 0,000. sehingga variabel bisa diprediksi. c. Rotasi Faktor equamax. Hasil rotasi equamax untuk pemfaktoran variabel Risiko Investasi akan ditelaskan tabel 22.
Tabel. 22 Rotated Component Matrix(a) Variabel X1 Component
Indikator Variabel X1
1
2
Tidak Ada Risiko Gagal Bayar
,630
Harga Stabil Meskipun Bunga Naik
,812
Tidak Dibeli Dg Sukuk Baru Meski Turun
,798
Biaya Investasi Lebih Murah
,575
Tidak Akan Turun Meski Deposito Naik
,806
Likuid Ketika Dijual
,850
Hasil Lebih Besar Dari Inflasi
,744
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Rotasi menghasilkan pengelompokan Variabel Risiko Investasi menjadi 2 bagian, dan dapat menjelaskan 61,42% terhadap model dalam varabel yang dibentuk, bagian pertama dengan dimensi Harga Stabil Meski Bunga Naik (0,812), Tidak Dibeli Dengan Sukuk Baru Meski Harga Turun (0,798), dan Hasil Lebih Besar Dibanding Inflasi (0,744), disebut dengan indikator Kesetabilan Sukuk SR 001. Adapun bagian kedua, dimensinya adalah Tidak Terdapat Risiko Gagal Bayar (0,630), Tidak Akan Turun
88
Meski Deposito Naik (0,806), dan Likuid Ketika Dijual (0,850) atau indikator Keamanan Sukuk SR 001. Adapun hasil rotasi equamax untuk pemfaktoran variabel Atribut Islami akan ditelaskan tabel 23.
Tabel. 23 Rotated Component Matrix(a) Variabel X2 Component
Indikator Variabel X2
1
2
Tidak Ada Riba
,839
Hasil Investasi Sewa
,703
Tidak Gharar Berkeadilan Dalam Distribusi Kemakmuran Ridho Sama Ridho Operasional Sesuai Syari'ah
,811 ,795
Tidak Zalim Dan Menzalimi
,699 ,774 ,804
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Hasil rotasi untuk variabel X2 juga mebaginya menjadi 2 indikator dan dapat menjelaskan modal yang diteliti sebesar 66,79%, dimana indikator pertama komponennya adalah Tidak Ada Riba (0,839), Hasil Investasi Sewa (0,703), Tidak Gharar (0,811), dan Berkeadilan Dalam Distribusi Kemakmuran (0,795), kemudian disebut dengan Investasi Halal dan Memberikan Kesejahteraan. Sedangkan indikator kedua komponennya adalah Ridho sama ridho (0,699), Opersional Sesuai Syari’ah (0,774), dan Tidak Saling Menzalimi (0,804) yang disebut dengan Ridho Sama ridho. Tabel. 24 Rotated Component Matrix(a) Variabel Y
89
Component
Indikator Variabel Y
1
2
Aktif Mencari Informasi
,834
Identifikasi Masalah
,662
Analisis Masalah
,752
Membuat Tabel Investasi
,754
Diskusi
,711
Menyediakan Referensi
,913
Membeli Kembali
,815
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Dalam rotasi variabel y juga terbagi menjadi 2 indikator dan mampu menjelaskan model sebesar 64,43%. Indikator pertama disebut dengan Merangkum Data Investasi dengan dimensi Aktif Mencari Investasi (0,834), Identifikasi Masalah (0,662), Analisis Masalah (0,752), dan Membuat Tabel investasi (0,754). Sedangkan indikator kedua dengan nama
Pendalaman
Investasi
memiliki
dimensi
Diskusi
(0,711),
Menyediakan Referensi (0,913), dan Membeli Kembali (0,815). Seterlah selesai pemfaktoran maka dilakukan analisis regresi berganda, namun sebelumnya diuji terlebih dahulu dengan asumsi klasik. 3. Uji Asumsi Klasik a. Pengujian Normalitas Dalam regresi linear disturbance error atau variabel gangguan (ei) berdistribusi secara normal atau acak untuk setiap nilai Xi, mengikuti distribusi normal disekitar rata-rata. Grafik 1 tersebut menunjukkan bahwa data (titik-titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas. Lihat grafik dibawah ini.
90
Grafik 1.
Histogram Dependent Variable: YYY 14 12 10 8
Frequency
6 4 Std. Dev = ,97 2
Mean = 0,00 N = 41,00
0 -2,50 -1,50 -,50
,50
-2,00 -1,00 0,00
1,50
1,00
2,50
2,00
3,00
Regression Standardized Residual
b. Pengujian Autokorelasi Hasil perhitungan dengan pendekatan statistik Durbin-Watson Test sebesar 2,304. Jadi bisa dikatakan data tidak terjadi autokorelasi, karena nilainya lebih besar dari dl (Batas Bawah) yaitu 1,39, tidak berada pada posisi diantara dl=1,39 dan du=1,60 dan lebih besar dari du. sebagaimana pendapat dari Kuncoro (2001) yang menyatakan bila nilai DW lebih besar dari batas atas (du) maka koefisien autokorelasi sama dengan nol. Tabel dapat dilihat pada tabel koefisien determinasi. c. Pengujian Heterokedastisitas Dengan menggunakan program SPSS versi 11.5 untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas digunakan grafik scatterplot variabel dependen, grafik tersebut dapat dilihat di bawah ini. Berdasarkan keterangan grafik telihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola
91
tertentu, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Grafik. 2 Scatterplot Dependent Variable: YYY R e g re s s io nS tu d e n tiz e dR e s id u a l
4 3 2 1 0 -1 -2 -3 -3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Predicted Value
d. Pengujian Multikolinieritas Cara untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas salah satunya dengan melihat besarnya nilai toleransi value atau VIF. Apabila nilai VIF lebih kecil dari 0,10 atau lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinieritas, sebaliknya dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas antarvariabel independen apabila nilai VIF berada pada kisaran 0,10 sampai 10. Hasil perhitungan menunjukkan angka VIF dari kedua variabel X bernilai 1,000 untuk variabel Risiko Investasi dan 1,000 untuk Atribut Islami yang berarti tidak terdapat multikolinieritas. Angka VIF dapat dilihat pada grafik uji Ketepatan Parameter Penduga (uji t). Setelah
asumsi
klasik
terpenuhi
selanjutnya
dapat
dilakukan
perhitungan dan pengujian regresi untuk mengukur pengaruh antara variabel independen dengan dependent. 4. Perhitungan Regresi Linier Berganda Berdasarkan jawaban yang diperoleh dari 41 responden yang merupakan investor SR 001 yang melakukan pembelian pada Bank Syari’ah Mandiri
92
cabang Kudus, dilakukan analisis dengan menggunakan metode regresi linier berganda antara Risiko Investasi dan Atribut Islami dengan Minat Berinvestasi oleh Investor. Pengolahan data dilakukan dengan program SPSS for windows versi 11.5. data yang digunakan dianalisis dan disajikan dalam bentuk interpretasi sebagai berikut : Tabel 25 Perhitungan dan Pengujian Koefisien Determinan Model
1
R
R Square
.703(a)
.494
Adjusted
Std. Error of
Durbin-
R Square
the Estimate
Watson
.468
.521
2.304
a Predictors: (Constant), Variabel X1, variabel X2 b Dependent Variabel: Variabel Y Sesuai dengan uraian hipotesis pada bab II, maka Risiko Investasi dan Atribut Produk Islami serta pengaruhnya terhadap Minat menjadi investor dapat diketahui dengan menghitung nilai koefisien regresi. Perhitungan ini menghasilkan koefisien korelasi antara kedua variabel tersebut sebesar 0,703 atau 70,3 %. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa antara variabel Risiko Investasi dan variabel Atribut Produk Islami serta pengaruhnya terhadap Minat menjadi investor terdapat hubungan yang erat dan sifatnya positif atau searah dengan keeratan hubungan 70,3%. Peningkatan atas keamanan terhadap risiko investasi dan meningkatnya kekhasan atribut produk Islami secara keseluruhan akan meningkatkan pula keputusan investor untuk membeli kembali Sukuk. a. Uji R Square (Koefisien Determinasi) Berdasarkan hasil analisis regresi linear (linear regression) yang terdapat dalam lampiran, koefisien determinasi (R2) merupakan koefisien
93
yang dipergunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Dengan menggunakan rumus Adjusted R Square didapatkan koefisien determinasi yang telah disesuaikan antara kedua variabel tersebut sebesar 0,494 atau 49,4%. Artinya variabel minat investasi dapat dijelaskan oleh variabel risiko investasi dan atribut produk Islami sebesar 49,4% sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak masuk dalam model penelitian. Dengan kata lain, kontribusi atau pengaruh variabel independen (Risiko Investasi dan Atribut Produk Islami) terhadap variabel dependent (Minat Berinvestasi) adalah sebesar 49,4 % sedangkan 50,6 % dipengaruhi oleh variabel lain. Hasil temuan dilapangan diketahui bahwa selain model yang diteliti, ternyata faktor pengetahuan investor terhadap instrumen investasi sangat mempengaruhi terhadap minat investasi, hal ini disebabkan masih minimnya pemahaman investor terhadap instrumen investasi di pasar modal, bahkan pemahaman mereka terhadap sukuk SR 001 masih sangat dangkal. Faktor lain yang juga dipandang penting peneliti adalah pengenalan investor terhadap lembaga investasi pasar modal (perusahaan scuritas) hal ini menjadi landasan bagi investor membeli sukuk SR 001 melalui Bank Syari’ah
Mandiri
dikarenakan
ketidakkenalan
investor
terhadap
perusahaan scuritas. Dan terakhir adalah faktor promosi dan iklan dalam dunia investasi di pasar modal. Sebagaimana peran perbankan dalam mengedukasi pasar
94
melalui program promosi dan iklan, sehingga total pemilik rekening di seluruh Indonesia mencapai 60 juta rekening bank. Sedangkan pemegang rekening Efek dan pemegang unit penyertaan Reksa Dana, hanyalah sekitar 600 ribu atau hanya 0.1% dari jumlah penduduk Nusantara. 1). Uji F (Pengujian Secara Simultan Antara Variabel X Dengan Y) Nilai F digunakan untuk pengujian signifikansi koefisien regresi secara keseluruhan. Dengan signifikansi nilai F yang mendekati nol tersebut maka dapat dikatakan bahwa variabel independen yang terkait dengan koefisien regresi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen pengambilan keputusan menjadi investor (Y) yang diteliti. Tabel Analysis of Variance tersebut diolah dengan software SPSS adalah sebagai berikut: Tabel 26 ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 10,086 10,316 20,402
df 2 38 40
Mean Square 5,043 ,271
F 18,576
Sig. ,000a
a. Predictors: (Constant), XXX_2, XXX_1 b. Dependent Variable: YYY
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel X (Risiko Investasi dan Atribut Produk Islami) terhadap variabel Y (Minat Berinvestasi). H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel X (Risiko Investasi dan Atribut Produk Islami) terhadap variabel Y (Minat Berinvestasi). Atau dalam bahasa sederhana hipotesis Statistik uji simultan :
95
Ho : Tidak terdapat pengaruh X1,X2 terhadap Y (Semua βi = 0) H1 : Terdapat pengaruh X1,X2 terhadap Y (Sekurang-kurangnya ada sebuah βi ≠ 0) Berdasarkan tabel Analysis of Variance (ANOVA) diketahui bahwa model yang terbentuk mempunyai nilai F = 18,576 dengan signifikansi 0,000. Pengujian dengan membandingkan Ftabel = 3,24 dengan = 5 % (0,05) Dengan demikian diketahui bahwa Fhitung > Ftabel (18,576 > 3,240), serta nilai signifikansi 0,000 < dari 0,05 (5%) Oleh karena itu bisa dinyatakan bahwa Ho ditolak. Jadi dapat ditarik kesimpulan dari uji ini bahwa secara bersama-sama (simultan) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Risiko Investasi dan Atribut Produk Islami dengan Minat Berinvestasi investor. 2). Menentukan Variabel X (Risiko Investasi dan Atribut Produk Islami) yang Paling Menentukan Variabel Y (Minat Berinvestasi Investor Pada Sukuk SR 001). Koefisien regresi parsial atau uji T digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang pertama yaitu untuk menguji pengaruh Risiko Investasi terhadap Minat Berinvestasi dan untuk mengkaji pengaruh Atribut Produk Islami terhadap Minat Berinvestasi. Perhitungan koefisien regresi parsial untuk mengetahui keberartian pengaruh dari setiap variabel dengan α 5 % dilakukan melalui aplikasi SPSS for windows versi 11.5 Tabel 27 Perhitungan dan Pengujian koefisien regresi parsial
96
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Std. B Error
Model
1
(Constant)
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
-1,823
,919
-1,984
,055
XXX_1
,412
,147
,323
2,804
,008
1,000
1,000
XXX_2
,879
,163
,623
5,401
,000
1,000
1,000
a Dependent Variable: YYY
Ho : Tidak terdapat pengaruh X1 terhadapY; X2 terhadap Y (βi = 0) H1 : Terdapat pengaruh X1 terhadapY; X2 terhadap Y (βi ≠ 0) Dari hasil uji t terhadap koefisien parsial di atas dapat disimpulkan bahwa variabel X2 yaitu Atribut Produk Islami lebih dominan pengaruhnya serta positif terhadap Minat Berinvestasi Sukuk SR 001 dari pada variabel Risiko Investasi. Tingkat signifikansinya sebesar 0,000. Pengujian variabel X1 dengan membandingkan Ttabel = 1,690 dengan = 5 % (0,05) Dengan demikian diketahui bahwa Thitung > Ttabel yaitu 2,804 > 1,690, serta nilai signifikansi 0,008 < 0,05 (5%). Oleh karena itu bisa dinyatakan bahwa Ho ditolak. Dan dikatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara Risiko Investasi dengan Minat Berinvestasi SR 001, tingkat pengaruhnya sebesar 41,2%. Adapun pengujian variabel X2 dengan membandingkan Ttabel = 1,690 dengan = 5 % (0,05) Dengan demikian diketahui bahwa Thitung > Ttabel yaitu 5,401 > 1,690, serta nilai signifikansi 0,000 < 0,05 (5%). Oleh karena itu bisa dinyatakan bahwa Ho ditolak dan menerima H1. Maka dinyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
97
variabel Atribut Produk Islami dengan Minat Berinvestasi SR 001. Dengan tingkat pengaruhnya sebesar 87,9%. Alasan mengapa variabel Risiko Investasi memiliki pengaruh yang signifikan karena responden beranggapan bahwa Sukuk SR 001 milik pemerintah
Indonesia
dianggap
aman,
dimana
investor
telah
mengetahuinya berdasarkan browsur yang di dapat dari BSM. Risiko yang melekat pada SR 001 diklasifikasikan menjadi 2 yaitu pertama risiko pasar (Market Risk) suatu potensi kerugian dimana investor ketika menjualnya di pasar sekunder ketika terjadi kenaikan tingkat suku bunga. Risiko ini tidak akan terjadi karena sampai saat ini tingkat bunga bank yang di patok BI rate cenderung turun. Bahkan tingkat besaran bunga deposito semakin turun seiring dengan menurunnya BI rate, serta pendapatan bagi hasil dan profit margin dari deposito pada bank syari’ah tidak sebesar profit margin atau yield yang dahasilkan sukuk SR 001. Sehingga investor masih memburu investasi yang hasilnya lebih besar dari bunga bank. Terbukti bahwa sesaat setelah pencatatan di Bursa Efek Jakarta harga SR 001 naik sebesar 30 basis Poin atau harganya menjadi 100,30% par dengan volume 55 miliar.93 Kedua
adalah
risiko
likuiditas,
dimana
ketika
investor
membutuhkan dan tunai sehingga menjual SR 001 dengan harga ajar dan dibawah par. Dari sumber berita yang dikutip di atas, terlihat investor tidak mengalami kerugian karena sukuk SR 001 tidak 93
Dwi Tupani, Harga Sukuk ritel Naik Saat Dicatatkan, Jakarta, Media Indonesia, Kamis 26 Februari 2009. berita diperoleh melalui web http://www.mediaindonesia.com/.
98
digolongkan dalam instrumen yang kurang likuid. Karena harga jual di pasar sekunder lebih tinggi dibanding harga parnya serta hasil investasi yang lebih besar dibandingkan bunga deposito bank yang hanya berkisar 6% pertahun serta tingkat bagi hasil dan profit margin dari deposito pada bank syari’ah masih dibawah kupon sukuk SR 001. Adapun alasan variabel Artibut Produk Islami memiliki pengaruh terhadap Minat Berinvestasi SR 001 karena responden beralasan bahwa investasi SR 001 mampu memberikan kemakmuran terhadap masyarakat umum dan hasil investasi yang halal, sebagaimana akan dijelaskan tabel. 28. Tabel. 28 Rotated Component Matrix(a) Variabel X2 Component
Indikator Variabel X2
1
2
Tidak Ada Riba
,839
,016
Hasil Investasi Sewa
,703
,400
Tidak Gharar Berkeadilan Dalam Distribusi Kemakmuran Ridho Sama Ridho Operasional Sesuai Syari'ah
,811 ,795 ,086 ,114
,194 ,228 ,699 ,774
Tidak Zalim Dan Menzalimi
,429
,804
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Indikator hasil investasi yang halal serta memberikan distribusi kemakmuran dari variabel Atribut Produk Islami telah dianggap benar oleh investor, sihingga mereka berminat berinvestasi pada SR 001. Selain itu indikator saling ridho dalam bertransaksi juga melatar belakangi investor dalam menimbulkan minatnya. Patut kita cermati bahwa jumlah emiten sukuk di Indonesia dibandingkan dengan jumlah obligasi konvensional proporsinya tidak
99
seimbang, serta potensi dana yang dapat dijaring melalui instrumen sukuk masih sangat besar, sehingga langkah pemerintah mengeluarkan sukuk SR 001 sangat tepat timingnya untuk menjaring dana dari investor individu dan sukuk SR 001 merupakan SBSN pertama yang menggunakan prinsip syari’ah. b. Daya tarik BSM menurut investor sukuk SR 001 Adapun alasan investor memilih BSM dibandingkan agen yang lain karena kelebihan atau daya tarik yang dimiliki BSM menurut investor adalah profesionalisme serta operasionalnya sesuai syari’ah. Sebagaimana dijelaskan tabel 29. Tabel 29. Alasan Investor Memilih BSM
Valid
Frequency 17
Percent 41,5
Cumulative Percent 41,5
Kepercayaan
8
19,5
61,0
Islami/Syari'ah
12
29,3
90,2
Keluarga
1
2,4
92,7
Lainnya
3
7,3
100,0
41
100,0
Profesional
Total
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Tabel 29 menunjukkan bahwa 41,5% responden memilih BSM dikarenakan oleh faktor atau alasan Profesional. Posisi di bawahnya sebesar 29,3% karena faktor BSM bank Islami atau sesuai Syari’ah, dan faktor kepercayaan menjadi alasan investor sebesar 19,5% atau 8 orang responden. Profesionalisme BSM dalam melayani investor berupa kemudahan dalam menjalani prosedur pembelian sukuk SR 001, dimana prosedur pemesanan pembelian sukuk SR 001 adalah sebagai berikut :
100
1) Menghubungi BSM untuk melayani pemesanan pembelian Sukuk Negara Ritel; 2) Membuka rekening di BSM (jika belum mempunyai rekening) dan rekening surat berharga (jika diperlukan) pada bank kustodian
anggota
Subregistry
atau
Partisipan/Nasabah
Subregistry (untuk sukuk SR 001 bank kustodiannya adalah bank bukopin). 3) Menyetor
dana
Rp5.000.000,00
sesuai (lima
jumlah juta
rupiah)
pembelian,
minimal
dengan
kelipatan
Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke rekening “Sukuk Ritel” pada bank yang ditunjuk oleh BSM. 4) Mengisi dan menandatangani Formulir Pemesanan (FP-01) serta melampirkan fotocopy KTP serta fotocopy bukti transfer dana; 5) Menerima tanda terima bukti pemesanan pembelian dari BSM. 6) Menunggu hasil keputusan penjatahan yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk mengetahui jumlah Sukuk Ritel yang berhasil dimenangkan; 7) Menerima konfirmasi kepemilikan Sukuk Ritel seri SR-001 sesuai dengan jumlah pemesanan pembelian yang berhasil dimenangkan dari BSM. Kemudahan yang diberikan BSM berupa pelaksanaan prosedur tersebut di atas dapat dilakukan di kantor BSM yang tersebar di seluruh Nusantara, jadi investor tidak merasa kerepotan dalam proses pembelian sukuk.94 94
Hasil wawancara dengan ibu Eka Rahmawati Bagian Costumer Cervice BSM Kudus tanggal 01 Agustus 2010.
101
Disamping itu adanya ikatan emosional antar sesama muslim melalui pelaksanaan operasional BSM sesuai syari’ah menjadi backup dalam menumbuhkan keinginan investor untuk membeli sukuk SR 001 melalui BSM. Meskipun tidak dimasukkan dalam model koesioner, namun terlihat bahwa keseharian responden serta mayoritas agama yang dipeluk adalah Islam. Maka dari hasil analisis dan pembahasan di atas, dapat dirumuskan persamaan regresinya sebagai berikut. Tabel 30. Rangkuman Koefisien Regresi Parsial Variabel
Koefisien
T
Sig.
Bebas
Interpretasi Pengaruh
(Constant)
-1.823
-1.984 0.055
X1
0.412
2.804
0.008
Signifikan
X2
0.879
5.401
0.000
Signifikan
Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Komponen persamaan akhir hasil analisis multi regresi yang menyatakan hubungan antara variabel Risiko Investasi dan Atribut Produk Islami terhadap variabel Minat Berinvestasi SR 001 dinyatakan sebagai berikut: Y= -1,823 + 0,412X1 + 0,879X2 Untuk itu dari hasil perhitungan tersebut maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut: berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa paramater koefisien regresinya untuk variabel independen adalah positif, hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara Risiko Investasi dan Atribut Produk Islami terhadap Minat Berinvestasi SR 001, sehingga setiap
102
terjadi peningkatan X akan diikuti pula oleh peningkatan Y. Dengan kata lain semakin investor beranggapan Sukuk aman dari segala risiko investasi maka akan semakin mempengaruhi minat investor dalam berinvestasi, hal ini jumlah investor SR 001 akan mengalami peningkatan seiring niminya risiko investasi. Begitu juga dengan kekhasan atribut produk Islami pada SR 001, dimana semakin tinggi derajat kekhasan atribut produk Islami, maka semakin bertambah pula peningkatan jumlah investor SR 001. Rumusan matematisnya adalah apabila nilai risiko investasi meningkat 1 skor, maka minat berinvestasi sukuk meningkat 0,412 skor, dan apabila atribut instrumen Islami meningkat 1 skor maka minat berinvestasi sukuk meningkat 0,879 skor. Nilai konstanta sebesar -1,823 menunjukkan nilai rata-rata Y apabila X1 dan X2 nol.
103
BAB IV PENUTUP
C.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan dari penelitian analisa faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat berinvestasi sukuk melalui agen perbankan syari’ah, sebagai berikut : 8.
Terdapat pengaruh positif dan signifikat antara risiko investasi dan atribut produk Islami terhadap minat masyarakat untuk berinvestasi, hal ini terbukti dari hasil uji statistiknya, yaitu: a. Hasil
analisa
mendapatkan
nilai
koefisien
regresi,
nilai
ini
menggambarkan bahwa antara variabel X dan Y yaitu (risiko investasi dan atribut produk Islami dengan minat berinvestasi) dengan besar 0,703 atau 70,3 %. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa antara variabel risiko investasi dan variabel atribut produk Islami dengan variabel minat berinvestasi terdapat hubungan yang erat dan sifatnya positif atau searah dengan keeratan hubungan 70,3%. b. Nilai Adjusted R Square didapatkan koefisien determinasi yang telah disesuaikan antara kedua variabel tersebut sebesar 0,468 atau 46,8%. Artinya variabel minat berinvestasi dapat dijelaskan oleh variabel risiko investasi dan atribut produk Islami sebesar 46,8% sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti. Dengan kata lain, kontribusi atau pengaruh variabel independen (risiko investasi dan taribut produk Islami) terhadap variabel dependen (minat berinvestasi) adalah
104
sebesar 46,8% sedangkan 53,2 % dipengaruhi oleh variabel lain di luar model yang diteliti. c. Hasil perhitungan Analysis of Variance (ANOVA) diketahui bahwa model yang terbentuk mempunyai nilai F = 18,576 dengan signifikansi 0,000. Pengujian dengan membandingkan Ftabel = 3,240 dan = 5 % (0,05) dengan demikian diketahui bahwa Fhitung > Ftabel (18,576 > 3,240), serta nilai signifikansi 0,000 < dari 0,05 (5%). Oleh karena itu bisa dinyatakan bahwa Ho ditolak. Jadi dapat ditarik kesimpulan dari uji ini bahwa secara bersama-sama (simultan) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel Risiko Investasi dan Atribut Produk Islami dengan Minat Berinvestasi investor. d. Pengujian variabel X1 dengan membandingkan Ttabel = 1,690 dengan = 5 % (0,05) dengan diketahui bahwa Thitung > Ttabel yaitu 2,804 > 1,690, serta nilai signifikansi 0,008 < 0,05 (5%). Oleh karena itu bisa dinyatakan bahwa Ho ditolak. Dan dikatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara Risiko Investasi dengan Minat Berinvestasi SR 001, tingkat pengaruhnya sebesar 41,2%. Adapun pengujian variabel X2 dengan membandingkan Ttabel = 1,690 dengan = 5 % (0,05) dan diketahui bahwa Thitung > Ttabel yaitu 5,401 < 1,690, serta nilai signifikansi 0,000 < 0,05 (5%). Oleh karena itu bisa dinyatakan bahwa Ho ditolak dan menerima H1. Maka dinyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel Atribut Produk Islami dengan Minat Berinvestasi SR 001. Dengan tingkat pengaruhnya sebesar 87,9%.
105
e. Diketahui alasan mengapa variabel Risiko Investasi memiliki pengaruh yang besar serta signifikan karena responden beranggapan bahwa Sukuk SR 001 milik pemerintah Indonesia dianggap aman oleh investor, dimana klasifikasi risikonya hanya dua yaitu pertama risiko pasar (Market Risk) suatu potensi kerugian dimana investor ketika menjualnya di pasar sekunder ketika terjadi kenaikan tingkat suku bunga. Risiko ini tidak akan terjadi karena sampai saat ini tingkat bunga bank yang di patok BI rate cenderung turun. Sehingga investor masih memburu investasi yang hasilnya lebih besar dari bunga bank. Kedua
adalah
risiko
likuiditas,
dimana
ketika
investor
membutuhkan dan tunai sehingga menjual SR 001 dengan harga ajar dan dibawah par. Dari sumber berita yang dikutip di atas, terlihat investor tidak mengalami kerugian yang seperti ini. Karena harga jual di pasar sekunder lebih tinggi disbanding harga parnya serta hasil investasi yang lebih besar dibandingkan bunga bank yang hanya berkisar 6% pertahun. f. Adapun alasan variabel Artibut Produk Islami memiliki pengaruh terhadap Minat Berinvestasi SR 001 karena responden beralasan bahwa investasi SR 001 mampu memberikan kemakmuran terhadap masyarakat umum dan hasil investasi yang halal. 9.
Diketahui bahwa daya tarik yang dimiliki BSM menurut investor adalah alasan investor memilih BSM dibandingkan agen yang lain karena kinerja pegawai BSM yang profesional serta pelaksanaan operasionalnya sesuai syari’ah. 41,5% responden memilih BSM dikarenakan oleh faktor atau alasan Profesional. Posisi di bawahnya sebesar 29,3% karena faktor BSM
106
bank Islami atau sesuai Syari’ah, dan faktor kepercayaan menjadi alasan investor sebesar 19,5% atau 8 orang responden.
D.
Saran Mengacu pada hasil pengolahan data dan pembahasan, saran-saran yang dapat penulis berikan : 5. Untuk saat ini memang benar bahwa risiko investasi sukuk milik pemerintah tergolong kecil bahkan tidak ada. Hal ini tidak terlepas dari meningkatnya perekanomian Negara yang bergerak positif dan cenderung naik. Indonesia merupakan salah satu dari tiga Negara di kawasan Asia yang sanggup mempertahankan perekonomiannya dikala terjadi krisis keuangan global akhir 2008 lalu. Maka dari itu pemerintah terlebih menteri perekonomian senantiasa mempertahankan dan selalu meningkatkan perekonomia Negara, agar investor pribumi khususnya investor sukuk SR 001 dapat merasakan manfaat investasinya. 6. Keyakinan investor akan penggunaan dana sukuk SR 001 mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyat indonesia mengidentifikasikan bahwa instumen Islami terlebih konsep perekonomian Islam mampu menjawab permasalahan mengenai distribusi kemakmuran bangsa. Sebuah pertanggung jawaban yang tidak hanya tertera pada selembar kertas belaka, melainkan ada hubungan vertikat (pemerintah dengan Tuhan) maupun horisontal (pemerintah dengan investor). Maka dari itu implementasi dari konsep perekonomian berbasis syari’ah harus selalu ditingkatkan dan dikembangkan guna terwujudnya masyarakat yang sejahtera.
107
7. Bank Syari’ah Mandiri diharapkan meningkatkan profesionalismenya dengan berlandaskan ketentuan syari’ah. Karena dua hal inilah yang melatar belakangi investor lebih memilih BSM dibandingkan dengan agen yang lain. Disamping itu BSM merupakan satu-satunya agen SBSN yang landasan operasinya sesuai dengan syari’ah, sehingga kedepan mampu mengawal bank-bank syari’ah lain untuk menjadi agen SBSN. 8. Diharapkan BSM lebih meningkatkan cervice quality terhadap kepuasan nasabahnya, hal ini didasarkan atas penyebaran informasi yang positif akan dilakukan oleh nasabah loyal, dan loyalitas nasabah di peroleh dari cervice quality yang baik dari pihak BSM. 9. Diharapkan agar dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan risiko investasi berbasis syari’ah serta pengenalan ragam atribut produk investasi Islami baik berupa produk-produk yang tergoleng dalam pasar uang (money market) maupun pasar modal (capital market), karena banyak hal yang dapat digali seputar variabel yang diteliti sehingga akan memberikan masukan sekaligus manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan demi perkembangan sektor investasi berbasis syari’ah.
E.
Penutup Dengan mengucap al-hamdu lillahi rabbi al-‘âlamîn, akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini, sehingga penulis bisa menyelesaikan kewajiban sebagai mahasiswa untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S.1). Dengan bentuk, isi, maupun sistematika yang masih belum sempurna, penyusun mengharapkan saran yang
108
arif dan kritik yang konstruktif guna penyempurnaan penulisan skripsi ini. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi yang telah dibuat akan membawa manfaat yang nyata untuk kita semua dalam rangka membangun perekonomian
berbasis
syari’ah
terutama
instrument
investasi
dan
pengembangan layanan perbankan syari’ah sebagai pilar perekonomian bangsa. Amin.
109
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur'an Al-Karim. Yayasan Penyelenggara Penerjemah Al-Qur'an. Al-Qur'an dan Terjemahnya dengan transliterasi. Semarang: PT. Karya Toha Putra. 1998. Azwar, Saifuddin. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. ed. 3. cet. 2. 2000. Bank Syari’ah Mandiri. Laporan Tahunan BSM. Jakarta. 2008. Brannen, Julia. Memadu Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. alih bahasa oleh Huktan Arfawie Kurde dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan IAIN Antasari. cet. 3. 2002. Browsur BSM tentang sukuk SR 001 tahun 2008 El Yunusi, Rahman. Pengaruh Atribut Produk Islam. Komitmen Agama. Kualitas Jasa Dan Kepercayaan Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Nasabah Bank Syari’ah (Pada Bank Muamalat Kota Semarang). paper dipublikasikan pada acara The 9th Annual Conference on Islamic Studies (ACIS). Surakarta: 2-5 November 2009. Engel, F. James, Roger D. Blackwell, dan Paul W. Miniard. Perilaku Konsumen. Jakarta: Binarupa Aksara. 1994. Fakhruddin, Hendy M.. Istilah Pasar Modal A-Z. Jakarta: Elex Medai Komputindo. 2008. Fauziah, Nur dan Adistien Fatma Setyarini. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Yield Obligasi Perusahaan (Studi Kasus Pada Industri Perbankan Dan Industri Finansial). Jakarta: Jurnal Siasat Bisnis. No. 9. Vol. 2. 2004. Ghoyatul Marom. hadis 361. juz.1. Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2005. ____________. Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: UNDIP. 2001. Gujarati, Damodar. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga. 1995. Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta. Andi. Offset. ed. 1. cet. 8. jilid 2. 2001. Harnanto. Survai Minat Siswa SLTP Negeri dan Swasta Kecamatan Bantarkawung Kabupaten BrebesTerhadap Akstra Kulikuler Bola Voli Tahun Ajaran 2004/2005. Skripsi. Semarang: Unversitas Negeri Semarang. Fakultas Ilmu Keolahragaan. 2006.
110
Hartono. Pertimbangan Return Dan Risiko Dalam Keputusan Investasi. Surakarta. 2009. makalah disampaikan saat pengukuhan Prof. Dr. H. Hartono. M.S sebagai Guru Besar Universitas Sebelas Maret Surakarta 5 Maret 2009. makalah dapat di unduh pada web. http://pustaka.uns.ac.id/. Hasbi, Teuku Muhammad Ash-Shiddieqy. Koleksi Hadis-hadis Hukum. Juz 7. Ed. 2. Cet. 3. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra. 2001. http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/ 2009/ 02/ 15/ 265/ 195334/bankmandiri-lampaui-target-penjualan-Sukuk-ritel-seri-SR001.htm. Data diambil tanggal 02 April 2009. http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/ 2009/ 02/ 23/ 277/ 195334/ penjualan Sukuk bank syari’ah mandiri tembus 130. Data diambil tanggal 02.04.2009. http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2009/02/23/277/195431/bankmandiri-agen-Sukuk-paling-laris/bank-mandiri-agen-Sukuk-paling-laris. Data diambil tanggal 02 April 2009. http://www.tempointeraktif.com/hg/topik/masalah/143. data diunduh tanggal 02 April 2009. Husnan, Suad. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: AMP YKPN. ed. 3. cet. 3. 2003. Iswardono. Uang dan Bank. Yogyakarta: BPFE. ed. 4. cet. 4. 1996. Jogiyanto. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah Dan Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE. cet.1. 2004. Koentjaraningrat. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. ed. 3. cet. 13. 1994. Kotler, Phillip. Manajemen Pemasaran. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Pearson Education Asia Pte. Ltd. Dan PT Prenhlmlindo. 2000. Kuncoro, Mudrajat. Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: AMP YKPN. cet. 1. 2001. Laporan Tim Studi Analisa Program Promosi dan Pengenalan Produk Pasar Modal dan Jasa Keuangan oleh Pelaku Industri Jasa Keuangan. Studi Analisa Program Promosi dan Pengenalan Produk Pasar Modal dan Jasa Keuangan oleh Pelaku Industri Jasa Keuangan. 2007 Lewis, Mervin K. dan Latifa M. Algaoud. Perbankan Syari’ah Prinsip. Praktik. dan Prospek. terjem. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta. cet. 2. 2005. Memorandum Informasi Sukuk Negara Ritel Seri SR 001 . Departemen Keuangan Republik Indonesia 2009. Moeliono, Anton M. dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 1999.
111
Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitain Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin. ed. 4. cet. 2. 2002. Muhaimin. Korelasi Minat Belajar Pendidikan Jasmani terhadap hasil Belajar Pendidikan Jasmani. Semarang: IKIP. 1994. Muhamad. Dasar-dasar Keuangan Islami. Yogyakarta: Ekonisia. ed. 1. cet. 1. 2004. Peraturan Pemerintah No.57 tahun 2008 tentang Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Republik Indonesia. Prawiro, Radius. Pergulatan Indonesia Membangun Ekonomi Pragmatisme dalam Aksi. Jakarta: PT. Primamedia Pustaka. ed. Revisi. 2004. Raharjo, Sapto. Panduan Investasi Obligasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. cet.4. 2004. Rahman, Arif. Pilihan Investasi Paling Mak Nyuss. Yogyakarta: Media Pressindo. cet.1. 2009. Redaksi Sinar Grafika. Undang-undang perbankan 1998 (Undang-undang nomor 10 tahun 1998). cet. 6. Jakarta: Sinar Grafika Offset. 2007. Rismayanti, Fenty. “Pengetahuan Konsumen Mengenai Perbankan Syariah dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah padaPT Bank Syariah Mandiri Tbk Cabang Bandung”. Skripsi. FE UNPAD. 2005. Santoso, Singgih. Statistik Multivariant. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 2003. Saparinah dkk. Psikologi Olahraga Buku Tuntunan. Jakarta: Depdikbud. 1982. Sekaran, Uma. Research Methods For Business. 4th Ed. terjem. Kwan Men Yon. Metodologi Penelitian Untuk bisnis. Ed. 4. Buku. 2. Jakarta: Salemba Empat. 2006. Setiaji. Bambang. Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif. Surakarta: Program Pasca Sarjana UMS. 2004. Setyowati, Eni dan Siti Fatimah NH. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Investasi Dalam Negeri Di Jawa Tengah Tahun 1980-2002. Surakarta: Jurnal Ekonomi Pembangunan. No. 1. Vol. 8. 2007 Shaleh, Abdul Rahman dan Muhbid Abdul Wahab. Psikologi suatu Pengantar dalam Perpektif Islam. Jakarta: Kencana. 2004. Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. Metodologi Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. ed. Revisi. 1989. Sugiharto dkk. Teknik Sampling. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2003. Sugiyono. Metodologi Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif. Kualitatif. dan R&D). Bandung: Alfabeta. Cet.11. 2008.
112
Sulistiyowati, Firman. Pengaruh Kepuasan Gaji dan Kultur Organisasi Terhadap Persepsi Aparatur Pemerintah Daerah Tentang Tindak Korupsi. Jurnal JAAI. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Vol. 11. No. 1. 2007. Suliyanto. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Ed. 1. 2006. Sumitro, Warkum. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga Terkait (BAMUI. Takaful. dan Pasar Modal Syari’ah) di Indonesia. ed. revisi. cet. 4. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2004. Surat Pengumuman Hasil Penerbitan Sukuk Negara Ritel Seri SR 001 No. Peng00162/BEI.PSU/02-2009. Departemen Keuangan Republik Inonesia. Suwito, Arfian. Pengaruh Sikap Terhadap Merek dan Sikap Terhadap Iklan Pada Minat Beli Konsumen. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah. Fakultas Ekonomi. 2007. Syahyuti. Review dari Sepuluh Penelitian Tentang Berbankan Syari’ah. 2005.. data dapat diperoleh pada web. www.undip.co.id Tim Penulis DSN MUI. Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional. Jakarta: PT. Intermasa. ed. 2. cet. 2. 2003. Tirmidzi, Imam. Sunan At Tirmidzi. Maktabah Syamilah. Bairut.Juz 3. hadist 580. th. Tupani, Dwi. Harga Sukuk ritel Naik Saat Dicatatkan. Jakarta: Media Indonesia. Kamis 26 Februari 2009. berita diperoleh melalui web http://www.mediaindonesia.com/. Umar, Husein. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2002. Undang-undang no. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah. pasal 20. ayat 1. poin e. pasal 24. ayat 1. poin b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syari’ah Negara. pasal 1. ayat 1. 6. 7. 8. dan 9. Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum. ed. 4. Yogyakarta: Andi Offset. 2004. Warde, Ibrahim. Islamic Fiance In the Global Econimy. terjem. Andriyadi Ramli. Islamic Finance Keuangan Islam Dalam Perekonomian Global. cet. 1. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009. Whiteringten, H. C. Psikologi Pendidikan. terjem. M. Buchari. Jakarta: Aksara Baru. 1982. Widodo, Wahyudi. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Obligasi Korporasi Di Indonesia. Skripsi. Bandar Lampung :Universitas Lampung. 2009. Wijaya. Krisna dan Djoko Retnadi. Konsolidasi Perbankan Nasional: Dari Rekapitalisasi Menuju Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Jakarta: Masyarakat Profesional Madani. cet. 1. 2005.
113
DAFTAR INVESTOR SUKUK SR 001 BSM CABANG KUDUS 2009 NO
NO PORSI
NAMA INVESTOR
1
KCP KUDUS
1100127480
ELICH KUSUMAWATI
SAIFUDDIN
PR
2
KCP KUDUS
1100084253
FAIDLUR ROHMAH
H, ASYIQ
PR
3
KCP KUDUS
1100107479
AHMAD TURAIKHAN
TASYRIFUDDIN
LK
4
KCP KUDUS
1100119819
NUUR CHASANAH
SUMARNO
PR
5
KCP KUDUS
1100118444
NUROCHIM
SUKIARDI
LK
6
KCP KUDUS
1100133382
UTAMI WAHYUNINGSIH
ADIS MANSYUR
PR
7
KCP KUDUS
1100143674
NURUDDIN SAMIN
MOCH AMIN
LK
8
KCP KUDUS
1100147677
KANDIDA
RONJONG
PR
9
KCP KUDUS
1100149354
MASRU'AH
H, NURCHOLIS
PR
10
KCP KUDUS
1100149407
SUNTARI
KOSNOSARMAN
PR
11
KCP KUDUS
1100150333
SOLEMAN
ABDUR ROHMAN
LK
12
KCP KUDUS
1100156105
DJUWENI
MARDJUKI
LK
13
KCP KUDUS
1100156860
MUNIATI
MIRTODIHARJO
PR
14
KCP KUDUS
1100156453
SITI SUBAE'AH
MASBIN
PR
15
KCP KUDUS
1100157327
NOOR FAIS
BADRUN
LK
16
KCP KUDUS
1100157346
SUKARJAN
YATMO REJO
LK
17
KCP KUDUS
1100157392
MUHYIDIN
H, KAMARI
LK
18
KCP KUDUS
1100159694
ABDUL BASIT
SOFWAN
LK
19
KCP KUDUS
1100161397
H, ZUHDI
PR
MEJOBO RT 02/03
20
KCP KUDUS
1100161734
MAJURI
PR
BANGO RT 04/01
21
KCP KUDUS
1100161937
HILAL HAIDAR
SUKAIMI
LK
22
KCP KUDUS
1100161947
AHMAD SAID
H, ABDUR ROHMAN
LK
23
KCP KUDUS
1100161952
NADHIRIN
KASMURI
LK
24
KCP KUDUS
1100161954
ENDANG NURYATI
MATSIRAT
PR
25
KCP KUDUS
1100162394
SUKARSIH
H, AMAT SIKA
PR
ZULAIKHA NUR HIKMAH HANIK PRIHARTININGSIH
BIN/BINTI
JENIS KELAMIN
KANCA
ALAMAT DEMAAN NO 89 RT 03/03 JANGGALAN RT 02/02 TELUK WETAN RT 25/03 WELAHAN JEPARA PERUM PURI BARU BLOK V/8 GROGOL KARANGTENGAH RT 04/02 CEPOGO RT 01/06 BANGSRI RT 03/06 JOGOLOYO RT 02/03 PEGANJARA RT 02/03 UNDAAN LOR RT 06/02 TANJUNG ANYAR RT 08/02 PANCING RT 07/01 KARANGBENER 04/05 GEMIRING KIDUL RT 04/01 WERGU KULON NO 90 RT 04/04 GONDOSARI RT 09/07 TERANGMAS RT 01/03 DUSUN TOMPE RT 02/01
KALITENGAH RT 03/01 WEDING BARAT RT 03/08 KALITENGAH RT 04/01 JL. NURCAHYA NO 86 RT 06/08 HADIPOLO RT 06/01
114
26
KCP KUDUS
1100163349
SURANI
MUZAM
LK
27
KCP KUDUS
1100162593
SAPON, SPD
KAHONO
LK
28
KCP KUDUS
1100163851
AHMAD SUMARNO
SUYOTO
LK
29
KCP KUDUS
1100163904
ALI DZIKRI
SYA'DULLAH
LK
30
KCP KUDUS
1100164046
NASIKUN
KASMUIN
LK
31
KCP KUDUS
1100164058
SRI MARDIYATI
SUMARDI
PR
32
KCP KUDUS
1100164064
MUSYAYAROH
SAMINGUN
PR
33
KCP KUDUS
1100164336
MUSRINAH
MATALI
PR
34 35
KCP KUDUS KCP KUDUS
1100164610 1100164624
SUKANDAR AHMAD
H, DACHWAN SARIMUN
LK LK
36
KCP KUDUS
1100165553
MUNI'AH DRA
ABU HASAN
PR
37
KCP KUDUS
1100165562
ALAINA MAWADDAH
M. MANSUR
PR
38
KCP KUDUS
1100165592
SRI MURWATI
SATIBI
PR
39
KCP KUDUS
1100166145
SYAFAATUN
H, MAHFIDZ
PR
40
KCP KUDUS
1100166456
NAFI'AH
SUMONO
PR
41
KCP KUDUS
1100167084
HAMBALI AHMADI
SUHUD
LK
42
KCP KUDUS
1100167678
43
KCP KUDUS
1100167776
HERNING WIDODO NOOR ALI
44
KCP KUDUS
1100168313
HADI DADANG WIDYOHARTO SUKARSIH USWATUN CHASANAH
45
KCP KUDUS
1100168340
MARYATI
46
KCP KUDUS
1100169907
MUHAMMAD YAHYA
H, MASKUB ABDULLAH ZAINI H, RUSDI SHOLEH
LK PR PR PR LK
MEJOBO RT 10/03 NGALURAN RT 01/07 SAWALAN RT 09/07 PELEMKEREP RT 02/01 GEMIRING LOR RT 02/01 DUKUN RT 03/04 SUMBEREJO RT 01/01 BANJARAN RT 03/05 BAE RT 03/03 PASIR RT 05/02 KP BEGURON RT 03/03 KP SAMPANGAN 2 RT 04/05 KARANGBENER 05/07 TANJUNGREJO RT03/10 KAUMAN RT 05/02 UNDAAN LOR RT 01/04 NGEMBALREJO RT 06/02 WATES RT 02/02 DAMARAN RT 02/02 SINGOCANDI RT 03/05 PANJANG RT 04/01
115
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS SYARI’AH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus III NgaliyanTelp/Fax. (024) 7601291 Semarang 50185
Hal : Permohonan Menjadi Responden Kepada Yth. Bapak/ Ibu/ Sudara/i Investor Sukuk SR 001 pada Bank Syari’ah Mandiri Cabang Kudus Assalamu’alaikum Wr. Wb Dengan hormat. Kami yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Moch Chambali
Status
: Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo
Sehubungan dengan rencana penyelesaian penelitian kami yang berjudul “ANALISA
FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
MINAT
MASYARAKAT BERINVESTASI SUKUK MELALUI AGEN BANK SYARI’AH” (Studi pada Sukuk Ritel seri SR 001 yang Dipasarkan Bank Syari’ah Mandiri Cabang Kudus), kami memohon Bapak/ Ibu/ Sudara/ i berkenan untuk memberikan
tanggapan melalui pengisian kuesioner penelitian yang telah kami siapkan ini. Agar penelitian ini dapat memberikan hasil yang maksimal serta bermanfaat, maka dimohon Bapak/ Ibu/ Sudara/ i mengisi kuesioner ini dengan sejujurnya (apa adanya) dan sampai dengan selesai. Sehubungan dengan hal tersebut, kami memberikan jaminan tentang kerahasiaan responden dan hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah. Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerja samanya, kami ucapkan banyak terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Peneliti
116
Moch Chambali KUESIONER
PETUNJUK PENGISIAN 1. Pilihlah salah satu jawaban pada masing-masing pertanyaan berikut ini dengan melingkari atau memberi tanda silang pada setiap jawaban 2. Pilihan tersebut hendaknya seobjektif mungkin sesuai dengan hati nurani anda. 3. Kuesioner ini dapat digunakan secara optimal bila seluruh pertanyaan terjawab, karena itu mohon diteliti kembali apakah semua pertanyaan sudah terjawab I. DATA RESPONDEN 1. Nama Responden : ………………………………………… 2. Jenis kelamin : a. LK b. PR 3. Usia : a. di bawah 17 tahun d. 36-45 tahun b. 17-25 tahun e. di atas 45 tahun c. 26-35 tahun 4. Pendidikan formal terakhir Anda : a. SD/Sederajat e. Diploma b. SMP/Sederajat f. Sarjana c. SMU/Sederajat g. Magister (S2) d. Doktoral (S3) h. Lain-lain : (sebutkan)..................... 5. Pekerjaan Anda saat ini : a. Ibu Rumah Tangga d. Pegawai Negeri Sipil b. Wiraswasta e. Pegawai Swasta c. TNI/Polri f. Lain-lain : (sebutkan)...................... 6. Rata-rata penghasilan yang Anda terima setiap bulannya : a. di bawah Rp 1.000.000 d. Rp 5.001.000-Rp 7.000.000 b. Rp 1.001.000-Rp 3.000.000 e. Rp 7.001.000-Rp 10.000.000 c. Rp 3.001.000-Rp 5.000.000 f. di atas Rp 10.000.000 7. Dari mana Anda memperoleh informasi mengenai Sukuk (Obligasi) SR 001: a. Keluarga/teman c. Brosur/pamflet/buku b. Media elektronik d. Lain-lain : (sebutkan)............... 8. Dari manakah Anda mengatahui Bank Syariah Mandiri menjual Sukuk (Obligasi) SR 001: a. Keluarga/teman c. Brosur/pamflet/buku b. Media elektronik d. Lain-lain : (sebutkan)............... 9. Berapa besar dana yang Anda investasikan untuk membeli Sukuk (Obligasi) SR 001 : a. Rp 5.000.000 d. Rp 40.000.000-Rp 75.000.000
117
b. Rp 10.000.000-Rp 15.000.000 e. >Rp 80.000.000 c. Rp 20.000.000-Rp 35.000.000 10. Faktor apa yang mempengaruhi Anda memilih Bank Syariah Mandiri sebagai tempat pembelian Sukuk (Obligasi) SR 001 :................................... ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ 11. Bagaimana sikap anda menghadapi dunia investasi yang penuh risiko dan sering berubah-ubah: a. Berani mengambil risiko b. Ingin diperhatikan dan berani mengambil risiko c. Percaya pada diri sendiri dan lebih hati-hati terhadap risiko d. Berhati-hati dalam melangkah dan mendengarkan saran financial advisor e. Melihat situasi yang ada dalam mengambil risiko dan mendengarkan pendapat financial advisor.
II. RISIKO INVESTASI Bagaimana Anda menyikapi risiko yang melekat pada Sukuk (Obligasi) SR 001 sebagai media investasi Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju NO. PERNYATAAN 1. Sukuk (Obligasi) SR 001 tidak terdapat risiko gagal bayar 2. Harga Sukuk (Obligasi) SR 001 di pasar sekunder tetap stabil meskipun Suku bunga Bank Indonesia naik 3. Ketika harga dan kupon turun Sukuk (Obligasi) SR 001 tidak akan diganti dengan Sukuk (Obligasi) yang baru 4. Biaya yang dikelurkan dalam investasi Sukuk (Obligasi) SR 001 lebih murah dibandingkan dengan yang lain 5. Ketika bunga deposito naik maka harga Sukuk (Obligasi) SR 001 tidak akan turun 6. Pasar Sukuk (Obligasi) SR 001 likuid (cepat laku) ketika dijual 7. Hasil investasi Sukuk (Obligasi) SR 001 lebih besar dari inflasi yang ada
STS
TS
KS
S
SS
118
III. ATRIBUT PRODUK SLAMI Sejauh mana variable atribut produk Islami ini mempengaruhi minat Anda dalam memutuskan untuk berinvestasi Sukuk (Obligasi) SR 001 Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju NO. PERNYATAAN 1. Sukuk (Obligasi) SR 001 tidak mengandung unsur riba 2. Hasil investasi Sukuk (Obligasi) SR 001 merupakan imbalan dari sewa (halal) 3. Investasi Sukuk (Obligasi) SR 001 tidak mengandung unsur ketidak pastian (Gharar) 4. Investasi Sukuk (Obligasi) SR 001 merupakan investasi berkeadilan dalam mendistribusikan kemakmuran bangsa 5. Transaksi investasi pada Sukuk (Obligasi) SR 001 dilakukan atas dasar ridho sama ridho. 6. Sistem operasional dari dana yang terkumpul dari Sukuk (Obligasi) SR 001 dijalankan sesuai dengan syari’ah 7. Investasi Sukuk (Obligasi) SR 001 tidak menganduk kezaliman dan tidak dizalimi
STS
TS
KS
S
SS
II. MINAT MASYARAKAT Seberapa besar minat Anda pada Sukuk (Obligasi) SR 001 sebagai media investasi Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju NO.
PERNYATAAN
STS
TS
KS
S
SS
119
1. 2.
3. 4. 5. 6. 7.
Saya aktif mencari informasi terbaru mengenai Sukuk (Obligasi) SR 001 Ketika terjadi masalah seputar Sukuk (Obligasi) SR 001, saya akan mengidentifikasi masalahmasalah tersebut Saya akan melakukan analisis terhadap masalah dari Sukuk (Obligasi) SR 001 Saya sering membuat tabel investasi sebelum mengambil keputusan investasi Saya sering berdiskusi mengenai Sukuk (Obligasi) SR 001 Saya menyediakan referensi mengenai Sukuk (Obligasi) SR 001 Ketika Sukuk (Obligasi) dikeluarkan lagi, saya akan membelinya
Descriptives
120
Descriptive Statistics N Jenis Kelamin Umur Responden Pendidikan Responden Pekerjaan Responden Penghasilan Responden Perolehan Informasi Sukuk Sumber BSM Menjadi Agen Besarnya Investasi Sukuk Faktor memilih BSM Sikap Terhadap Risiko Tidak Ada Risiko Gagal Bayar Harga Stabil Meskipun Bunga Naik Tidak Dibeli Dg Sukuk Baru Meski Turun Biaya Investasi Lebih Murah Tidak Akan Turun Meski Deposito Naik Likuid Ketika Dijual Hasil Lebih Besar Dari Inflasi Tidak Ada Riba Hasil Infestasi Sewa Tidak Gharar Berkeadilan Dalam Distribusi Kemakmuran Ridho Sama Ridho Operasional Sesuai Syari'ah Tidak Zalim Dan Menzalimi Aktif Mencari Informasi Identifikasi Masalah Analisis Masalah Membuat Tabel Investasi Diskusi Menyediakan Referensi Membeli Kembali Valid N (listwise)
41 41 41 41 41
Minimum 1 2 1 1 1
Maximum 2 4 5 6 6
Mean 1,59 3,32 3,83 3,29 3,51
Std. Deviation ,499 ,650 ,704 1,309 1,485
41
1
4
1,88
1,100
41
1
4
1,93
,877
41 41 41
1 1 1
3 5 5
1,95 2,15 3,24
,545 1,216 1,179
41
3
5
4,24
,624
41
3
5
3,95
,590
41
3
5
4,15
,727
41
3
5
4,34
,656
41
3
5
4,17
,667
41
3
5
4,29
,642
41
3
5
4,10
,625
41 41 41
3 3 3
5 5 5
4,27 4,29 4,46
,633 ,642 ,596
41
3
5
4,41
,670
41
3
5
3,78
,725
41
3
5
3,90
,700
41
3
5
3,85
,760
41 41 41 41 41 41 41 41
1 1 1 2 1 2 2
5 5 5 5 5 5 5
3,66 3,83 3,12 3,90 3,32 3,39 3,46
1,039 ,972 1,053 ,944 1,011 ,972 ,951
121
Frequency Table
122
Nama Responden
Valid
ABDUL BASIT AHMAD AHMAD SUMARNO AHMAD TURAIKHAN ALAINA MAWADDAH ALI DZIKRI ELICH KUSUMAWATI ENDANG NURYATI FAIDLUR ROHMAH HADI DADANG WIDYOHARTO HAMBALI AHMADI HANIK PRIHARTININGSIH KANDIDA MARYATI MASRU'AH MUHAMMAD YAHYA MUHYIDIN MUNI'AH DRA MUNIATI MUSRINAH MUSYAYAROH NAFI'AH NOOR FAIS NUROCHIM NURUDDIN SMIN NUUR CHASANAH SAPON, SPD SITI SUBAE'AH SOLEMAN SRI MARDIYATI SRI MURWATI SUKANDAR SUKARJAN SUKARSIH SUNTARI SURANI SYAFAATUN USWATUN CHASANAH UTAMI WAHYUNINGSIH ZULAIKHA NUR HIKMAH Total
Frequency 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Percent 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4
Valid Percent 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4
Cumulative Percent 2,4 4,9 7,3 9,8 12,2 14,6 17,1 19,5 22,0
1
2,4
2,4
24,4
1
2,4
2,4
26,8
1
2,4
2,4
29,3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 41
2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 4,9 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 100,0
2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 4,9 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 2,4 100,0
31,7 34,1 36,6 39,0 41,5 43,9 46,3 48,8 51,2 53,7 56,1 58,5 61,0 63,4 65,9 68,3 70,7 73,2 75,6 78,0 80,5 85,4 87,8 90,2 92,7 95,1 97,6 100,0
123
Jenis Kelamin
Valid
Laki-laki Perempuan Total
Frequency 17 24 41
Percent 41,5 58,5 100,0
Valid Percent 41,5 58,5 100,0
Cumulative Percent 41,5 100,0
Umur Responden
Valid
17-25 Tahun 26-35 Tahun 36-45 Tahun Total
Frequency 4 20 17 41
Percent 9,8 48,8 41,5 100,0
Valid Percent 9,8 48,8 41,5 100,0
Cumulative Percent 9,8 58,5 100,0
Pendidikan Responden
Valid
SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat Diploma/Sarjana Megister/Doktor Total
Frequency 1 1 5 31 3 41
Percent 2,4 2,4 12,2 75,6 7,3 100,0
Valid Percent 2,4 2,4 12,2 75,6 7,3 100,0
Cumulative Percent 2,4 4,9 17,1 92,7 100,0
Pekerjaan Responden
Valid
Ibu Rumah Tangga Wiraswasta PNS Lain-lain Total
Frequency 5 9 25 2 41
Percent 12,2 22,0 61,0 4,9 100,0
Valid Percent 12,2 22,0 61,0 4,9 100,0
Cumulative Percent 12,2 34,1 95,1 100,0
124
Penghasilan Responden
Valid
< Rp 1.000.000 Rp 1.001.000-Rp 3.000.000 Rp 3.001.000-Rp 5.000.000 Rp 5.001.000-Rp 7.000.000 Rp 7.001.000-Rp 10.000.000 > Rp 10.000.000 Total
Frequency 2
Percent 4,9
Valid Percent 4,9
Cumulative Percent 4,9
10
24,4
24,4
29,3
11
26,8
26,8
56,1
7
17,1
17,1
73,2
5
12,2
12,2
85,4
6 41
14,6 100,0
14,6 100,0
100,0
Perolehan Informasi Sukuk
Valid
Keluarga/teman Media elektronik Brosur/pamflet/buku lainnya Total
Frequency 22 7 7 5 41
Percent 53,7 17,1 17,1 12,2 100,0
Valid Percent 53,7 17,1 17,1 12,2 100,0
Cumulative Percent 53,7 70,7 87,8 100,0
Sumber BSM Menjadi Agen
Valid
Keluarga/teman Media elektronik Brosur/pamflet/buku lainnya Total
Frequency 16 13 11 1 41
Percent 39,0 31,7 26,8 2,4 100,0
Valid Percent 39,0 31,7 26,8 2,4 100,0
Cumulative Percent 39,0 70,7 97,6 100,0
Besarnya Investasi Sukuk
Valid
Rp 5.000.000 Rp 10.000.000-Rp 15.000.000 Rp 20.000.000-Rp 35.000.000 Total
Frequency 7
Percent 17,1
Valid Percent 17,1
Cumulative Percent 17,1
29
70,7
70,7
87,8
5
12,2
12,2
100,0
41
100,0
100,0
125
Faktor memilih BSM
Valid
Profesional Kepercayaan Islami/Syari'ah Keluarga Lainnya Total
Frequency 17 8 12 1 3 41
Percent 41,5 19,5 29,3 2,4 7,3 100,0
Valid Percent 41,5 19,5 29,3 2,4 7,3 100,0
Cumulative Percent 41,5 61,0 90,2 92,7 100,0
Sikap Terhadap Risiko
Valid
Berani mengambil risiko Berani dan diperhatikan Percaya diri dan hati-hati Hati-hati dan percaya pakar Sikon dan mendengarkan pakar Total
Frequency 5 4 13
Percent 12,2 9,8 31,7
Valid Percent 12,2 9,8 31,7
Cumulative Percent 12,2 22,0 53,7
14
34,1
34,1
87,8
5
12,2
12,2
100,0
41
100,0
100,0
Tidak Ada Risiko Gagal Bayar
Valid
Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 4 23 14 41
Percent 9,8 56,1 34,1 100,0
Valid Percent 9,8 56,1 34,1 100,0
Cumulative Percent 9,8 65,9 100,0
Harga Stabil Meskipun Bunga Naik
Valid
Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 8 27 6 41
Percent 19,5 65,9 14,6 100,0
Valid Percent 19,5 65,9 14,6 100,0
Cumulative Percent 19,5 85,4 100,0
Tidak Dibeli Dg Sukuk Baru Meski Turun
Valid
Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 8 19 14 41
Percent 19,5 46,3 34,1 100,0
Valid Percent 19,5 46,3 34,1 100,0
Cumulative Percent 19,5 65,9 100,0
126
Biaya Investasi Lebih Murah
Valid
Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 4 19 18 41
Percent 9,8 46,3 43,9 100,0
Valid Percent 9,8 46,3 43,9 100,0
Cumulative Percent 9,8 56,1 100,0
Tidak Akan Turun Meski Deposito Naik
Valid
Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 6 22 13 41
Percent 14,6 53,7 31,7 100,0
Valid Percent 14,6 53,7 31,7 100,0
Cumulative Percent 14,6 68,3 100,0
Likuid Ketika Dijual
Valid
Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 4 21 16 41
Percent 9,8 51,2 39,0 100,0
Valid Percent 9,8 51,2 39,0 100,0
Cumulative Percent 9,8 61,0 100,0
Hasil Lebih Besar Dari Inflasi
Valid
Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 6 25 10 41
Percent 14,6 61,0 24,4 100,0
Valid Percent 14,6 61,0 24,4 100,0
Cumulative Percent 14,6 75,6 100,0
Tidak Ada Riba
Valid
Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 4 22 15 41
Percent 9,8 53,7 36,6 100,0
Valid Percent 9,8 53,7 36,6 100,0
Cumulative Percent 9,8 63,4 100,0
127
Hasil Infestasi Sewa
Valid
Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 4 21 16 41
Percent 9,8 51,2 39,0 100,0
Valid Percent 9,8 51,2 39,0 100,0
Cumulative Percent 9,8 61,0 100,0
Tidak Gharar
Valid
Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 2 18 21 41
Percent 4,9 43,9 51,2 100,0
Valid Percent 4,9 43,9 51,2 100,0
Cumulative Percent 4,9 48,8 100,0
Berkeadilan Dalam Distribusi Kemakmuran
Valid
Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 4 16 21 41
Percent 9,8 39,0 51,2 100,0
Valid Percent 9,8 39,0 51,2 100,0
Cumulative Percent 9,8 48,8 100,0
Ridho Sama Ridho
Valid
Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 16 18 7 41
Percent 39,0 43,9 17,1 100,0
Valid Percent 39,0 43,9 17,1 100,0
Cumulative Percent 39,0 82,9 100,0
Operasional Sesuai Syari'ah
Valid
Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 12 21 8 41
Percent 29,3 51,2 19,5 100,0
Valid Percent 29,3 51,2 19,5 100,0
Cumulative Percent 29,3 80,5 100,0
128
Tidak Zalim Dan Menzalimi
Valid
Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 15 17 9 41
Percent 36,6 41,5 22,0 100,0
Valid Percent 36,6 41,5 22,0 100,0
Cumulative Percent 36,6 78,0 100,0
Aktif Mencari Informasi
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 1 5 10 16 9 41
Percent 2,4 12,2 24,4 39,0 22,0 100,0
Valid Percent 2,4 12,2 24,4 39,0 22,0 100,0
Cumulative Percent 2,4 14,6 39,0 78,0 100,0
Identifikasi Masalah
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 1 3 8 19 10 41
Percent 2,4 7,3 19,5 46,3 24,4 100,0
Valid Percent 2,4 7,3 19,5 46,3 24,4 100,0
Cumulative Percent 2,4 9,8 29,3 75,6 100,0
Analisis Masalah
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 2 10 14 11 4 41
Percent 4,9 24,4 34,1 26,8 9,8 100,0
Valid Percent 4,9 24,4 34,1 26,8 9,8 100,0
Cumulative Percent 4,9 29,3 63,4 90,2 100,0
Membuat Tabel Investasi
Valid
Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 5 5 20 11 41
Percent 12,2 12,2 48,8 26,8 100,0
Valid Percent 12,2 12,2 48,8 26,8 100,0
Cumulative Percent 12,2 24,4 73,2 100,0
129
Diskusi
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 1 8 14 13 5 41
Percent 2,4 19,5 34,1 31,7 12,2 100,0
Valid Percent 2,4 19,5 34,1 31,7 12,2 100,0
Cumulative Percent 2,4 22,0 56,1 87,8 100,0
Menyediakan Referensi
Valid
Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 9 12 15 5 41
Percent 22,0 29,3 36,6 12,2 100,0
Valid Percent 22,0 29,3 36,6 12,2 100,0
Cumulative Percent 22,0 51,2 87,8 100,0
Membeli Kembali
Valid
Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 8 11 17 5 41
Percent 19,5 26,8 41,5 12,2 100,0
Valid Percent 19,5 26,8 41,5 12,2 100,0
Cumulative Percent 19,5 46,3 87,8 100,0
130
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _ R E L I A B I L I T Y A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H
Item-total Statistics
X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_7
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
25,0000 25,2927 25,0976 24,9024 25,0732 24,9512 25,1463
7,3000 7,2622 6,4402 6,9902 7,0695 7,0976 7,2280
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
,4747 ,5285 ,6292 ,5385 ,5001 ,5201 ,4974
,7802 ,7712 ,7501 ,7687 ,7761 ,7722 ,7762
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
41,0
N of Items =
7
,7971
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _
R E L I A B I L I T Y A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H
Item-total Statistics
X2_1 X2_2 X2_3 X2_4 X2_5 X2_6 X2_7
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
24,7073 24,6829 24,5122 24,5610 25,1951 25,0732 25,1220
8,6122 8,0220 8,4061 8,0524 8,8110 8,6695 7,2598
Reliability Coefficients
Corrected ItemTotal Correlation ,5140 ,6847 ,6263 ,6373 ,3689 ,4280 ,7534
Alpha if Item Deleted ,8085 ,7813 ,7923 ,7884 ,8343 ,8234 ,7648
131
N of Cases = Alpha =
41,0
N of Items =
7
,8238
Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** _
R E L I A B I L I T Y A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H
Item-total Statistics
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
21,0244 20,8537 21,5610 20,7805 21,3659 21,2927 21,2195
14,3744 16,4780 15,6024 17,0756 15,8878 15,7622 16,8256
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
,7063 ,4560 ,5179 ,3919 ,5103 ,5595 ,4218
,7145 ,7666 ,7549 ,7779 ,7563 ,7468 ,7727
Reliability Coefficients N of Cases = Alpha =
,7839
41,0
N of Items =
7
132
Factor Analysis KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
,773
Approx. Chi-Square df Sig.
75,253 21 ,000
Communalities Initial Tidak Ada Risiko Gagal Bayar Harga Stabil Meskipun Bunga Naik Tidak Dibeli Dg Sukuk Baru Meski Turun Biaya Investasi Lebih Murah Tidak Akan Turun Meski Deposito Naik Likuid Ketika Dijual Hasil Lebih Besar Dari Inflasi
Extraction
1,000
,470
1,000
,669
1,000
,703
1,000
,477
1,000
,672
1,000
,739
1,000
,571
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Total Variance Explained
Component 1 2 3 4 5 6 7
Total 3,163 1,137 ,824 ,637 ,490 ,386 ,363
Initial Eigenvalues % of Variance Cumulative % 45,181 45,181 16,247 61,428 11,765 73,193 9,105 82,298 7,006 89,304 5,515 94,819 5,181 100,000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Extraction Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulative % 3,163 45,181 45,181 1,137 16,247 61,428
Rotation Total 2,293 2,007
133
Component Matrixa Component 1 2 Tidak Ada Risiko Gagal Bayar Harga Stabil Meskipun Bunga Naik Tidak Dibeli Dg Sukuk Baru Meski Turun Biaya Investasi Lebih Murah Tidak Akan Turun Meski Deposito Naik Likuid Ketika Dijual Hasil Lebih Besar Dari Inflasi
,617
,299
,678
-,457
,771
-,329
,685
-,088
,640
,512
,656
,555
,647
-,390
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 2 components extracted. Rotated Component Matrixa
Tidak Ada Risiko Gagal Bayar Harga Stabil Meskipun Bunga Naik Tidak Dibeli Dg Sukuk Baru Meski Turun Biaya Investasi Lebih Murah Tidak Akan Turun Meski Deposito Naik Likuid Ketika Dijual Hasil Lebih Besar Dari Inflasi
Component 1 2 ,270 ,630 ,812 ,099 ,798 ,257 ,575 ,382 ,148 ,806 ,132 ,850 ,744 ,130
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Equamax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 3 iterations. Component Transformation Matrix Component 1 2
1 ,755 -,655
2 ,655 ,755
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Equamax with Kaiser Normalization.
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
,754 112,977 21 ,000
134
Communalities Tidak Ada Riba Hasil Infestasi Sewa Tidak Gharar Berkeadilan Dalam Distribusi Kemakmuran Ridho Sama Ridho Operasional Sesuai Syari'ah Tidak Zalim Dan Menzalimi
Initial 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
Extraction ,705 ,653 ,696 ,684 ,496 ,612 ,830
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Total Variance Explained
Component 1 2 3 4 5 6 7
Total 3,519 1,157 ,862 ,618 ,340 ,273 ,232
Initial Eigenvalues % of Variance Cumulative % 50,270 50,270 16,522 66,792 12,319 79,111 8,830 87,941 4,857 92,798 3,893 96,692 3,308 100,000
Extraction Method: Principal Component Analysis. Component Matrixa
Tidak Ada Riba Hasil Infestasi Sewa Tidak Gharar Berkeadilan Dalam Distribusi Kemakmuran Ridho Sama Ridho Operasional Sesuai Syari'ah Tidak Zalim Dan Menzalimi
Component 1 2 ,686 -,484 ,803 -,093 ,769 -,323 ,776
-,286
,483
,513
,550
,556
,821
,395
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 2 components extracted.
Extraction Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulative % 3,519 50,270 50,270 1,157 16,522 66,792
Rotation Total 2,693 1,983
135
Rotated Component Matrixa Component 1 2 ,839 ,016 ,703 ,400 ,811 ,194 ,795 ,228 ,086 ,699 ,114 ,774 ,429 ,804
Tidak Ada Riba Hasil Infestasi Sewa Tidak Gharar Berkeadilan Dalam Distribusi Kemakmuran Ridho Sama Ridho Operasional Sesuai Syari'ah Tidak Zalim Dan Menzalimi
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Equamax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 3 iterations. Component Transformation Matrix Component 1 2
1 ,806 -,591
2 ,591 ,806
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Equamax with Kaiser Normalization.
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
,638 100,395 21 ,000
Communalities Aktif Mencari Informasi Identifikasi Masalah Analisis Masalah Membuat Tabel Investasi Diskusi Menyediakan Referensi Membeli Kembali
Initial 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
Extraction ,783 ,472 ,592 ,570 ,575 ,850 ,668
Extraction Method: Principal Component Analysis.
136
Total Variance Explained
Component 1 2 3 4 5 6 7
Total 3,077 1,434 ,822 ,727 ,471 ,282 ,187
Initial Eigenvalues % of Variance Cumulative % 43,954 43,954 20,485 64,438 11,740 76,178 10,385 86,563 6,736 93,299 4,036 97,334 2,666 100,000
Extraction Method: Principal Component Analysis. Component Matrixa
Aktif Mencari Informasi Identifikasi Masalah Analisis Masalah Membuat Tabel Investasi Diskusi Menyediakan Referensi Membeli Kembali
Component 1 2 ,821 ,331 ,618 ,300 ,673 ,374 ,537 ,531 ,667 -,360 ,703 -,596 ,583 -,573
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 2 components extracted. Rotated Component Matrixa
Aktif Mencari Informasi Identifikasi Masalah Analisis Masalah Membuat Tabel Investasi Diskusi Menyediakan Referensi Membeli Kembali
Component 1 2 ,834 ,295 ,662 ,185 ,752 ,165 ,754 -,042 ,262 ,711 ,132 ,913 ,058 ,815
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Equamax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 3 iterations. Component Transformation Matrix Component 1 2
1 ,749 ,662
2 ,662 -,749
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Equamax with Kaiser Normalization.
Extraction Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulative % 3,077 43,954 43,954 1,434 20,485 64,438
Rotation Total 2,356 2,154
137
138
Regression Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered XXX_2, a XXX_1
Variables Removed
Method .
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: YYY b Model Summary
Model 1
Change Statistics Adjusted Std. Error of R Square Durbin-W R R Square R Square the Estimate Change F Change df1 df2 Sig. F Change atson ,703a ,494 ,468 ,521 ,494 18,576 2 38 ,000 2,304
a. Predictors: (Constant), XXX_2, XXX_1 b. Dependent Variable: YYY ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 10,086 10,316 20,402
df 2 38 40
Mean Square 5,043 ,271
F 18,576
Sig. ,000a
t -1,984 2,804 5,401
Sig. ,055 ,008 ,000
a. Predictors: (Constant), XXX_2, XXX_1 b. Dependent Variable: YYY Coefficientsa
Model 1
(Constant) XXX_1 XXX_2
Unstandardized Coefficients B Std. Error -1,823 ,919 ,412 ,147 ,879 ,163
Standardized Coefficients Beta ,323 ,623
a. Dependent Variable: YYY Collinearity Diagnosticsa
Model 1
Dimension 1 2 3
Eigenvalue 2,979 ,016 ,005
a. Dependent Variable: YYY
Condition Index 1,000 13,850 23,910
Variance Proportions (Constant) XXX_1 XXX_2 ,00 ,00 ,00 ,00 ,56 ,44 1,00 ,43 ,56
Collinearity Statistics Tolerance VIF 1,000 1,000
1,000 1,000
139
Casewise Diagnosticsa Case Number 31
Std. Residual 3,234
YYY 5
a. Dependent Variable: YYY Residuals Statisticsa Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance Centered Leverage Value
Minimum 2,46 -2,162
Maximum 4,63 2,159
Mean 3,55 ,000
Std. Deviation ,502 1,000
,090
,213
,136
,036
41
2,28 -1,31 -2,523 -2,665 -1,47 -2,917 ,219 ,000 ,005
4,57 1,69 3,234 3,416 1,88 4,050 5,735 ,450 ,143
3,54 ,00 ,000 ,005 ,01 ,018 1,951 ,036 ,049
,510 ,508 ,975 1,024 ,562 1,104 1,547 ,090 ,039
41 41 41 41 41 41 41 41 41
a. Dependent Variable: YYY
Charts Histogram Dependent Variable: YYY 14 12 10 8
Frequency
6 4 Std. Dev = ,97 2
Mean = 0,00 N = 41,00
0 -2,50 -1,50 -,50
,50
-2,00 -1,00 0,00
1,50
1,00
2,50
2,00
3,00
Regression Standardized Residual
N 41 41
140
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: YYY 1,0
Expected Cum Prob
,8
,5
,3
0,0 0,0
,3
,5
,8
1,0
Observed Cum Prob
Scatterplot Dependent Variable: YYY Regression Studentized Residual
4 3 2 1 0 -1 -2 -3 -3
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
3
141
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Nim Jurusan Fakultas TTL Alamat
: Moch Chambali : 062411018 : Ekonomi Islam : Syari’ah : Kudus, 15 April 1985 : Jetis 02/05 Kaliwungu Kudus
Pendidikan Formal 1. MI. Miftahul Ma’arif Kudus Lulus Tahun 1997 2. MI. Qudsiyyah Kudus Lulus Tahun 2000 3. MTs. Qudsiyyah Kudus Lulus Tahun 2003 4. MA Qudsiyyah Kudus Lulus Tahun 2006 5. IAIN Walisongo Semarang -sampai sekarang. Pendidikan Nonformal 1. Ponpes Dar Al Furqon 1997-2003 2. Sekolah Diniyyah Hidayatul Mubtadi’ian 1995 Pengalaman Organisasi 1. Kepala Divisi Advertising dan Distribusi Jurnal Justisia Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo 2007-2009 2. Ketua eL_KEI (Lingkar Kajian Ekonomi Islam) Fakultas Syari’ah 2008-2009 3. Ketua Panitai OPAK (Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan) BEM IAIN Walisongo 2007-2008. Prestasi Semasa Kuliah 1. Peneliti Mahasiswa Tingkat Regional yang diselenggarakan PPIM (Program Penelitian Inovatif Mahasiswa) oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah 2008. 2. Peneliti Mahasiswa Tingkat Nasional program PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) oleh DP2M Dikti Departemen Pendidikan RI 2009. 3. Workshop Kewirausahaan Tingkat Regional PPIM (Program Penelitian Inovatif Mahasiswa) oleh Dinas Pendidikan Jawa Tengah 2010. Semarang, 14 September 2010 Hormat Kami
Moch Chambali NIM: 062411018
142