ANALISA DAN EKSPERIMENTAL PERILAKU TEKUK KOLOM KOMPOSIT BETON-KAYU PANGGOH SEBAGAI PENGGANTI TULANGAN UTAMA Sumihar Risna Pasaribu1 dan Sanci Barus2 1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email:
[email protected] 2 Staff Pengajar Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan Email:
[email protected] ABSTRAK Kolom merupakan komponen struktur yang berfungsi untuk menahan ataupun menyangga beban tekan aksial yang diberi pada ujungnya, serta memegang peranan penting dalam menerima beban tekan aksial dan meneruskannya ke pondasi.Kolom sangat rentan terhadap bahaya tekuk (buckling).Tekuk adalah suatu ragam kegagalan yang diakibatkan oleh ketidakstabilan suatu elemen struktur yang dipengaruhi oleh beban tekuk (beban kritis).Beban tekuk adalah beban yang dapat menyebabkan suatu kolom menekuk.Penelitian mengenai perilaku tekuk ini dilakukan terhadap kolom komposit kayu panggoh-beton, dengan memanfaatkan kayu sebagai alternatif pengganti tulangan.Kayu yang digunakan adalah kayu panggoh karena termasuk tipe kayu kelas I dengan sifatnya yang keras dan memiliki kuat tekan, tarik dan elastisitas yang tinggi.Perencanaan kolom komposit didesain dengan metode kuat batas (ultimate strength design).Kolom komposit dicor dengan mutu beton K-225, dengan dipasang tulangan utama dari kayu panggoh berukuran 2cm x 2cm, sengkang besi polos Ø6mm-125mm, dengan dimensi kolom 10cm x 13cm dan bentang kolom 250cm. Dari hasil pengujian laboratorium didapat Pelastis, Pkritis, dan ultimatenya Ppatah. Dari hasil penelitian ini diharapkan kayu panggoh dapat digunakan sebagai alternatif pengganti tulangan utama pada kolom. Kata kunci :Kolom, Tekuk Euler, Kolom Komposit, Kolom Komposit beton-kayu panggoh, Kuat Tekuk Kolom. ABSTRACT Column is a structural component that serves to hold or support axial compressive load is given at theend, and plays an important role in receiving and forward axial compressive load to the foundation. Column buckling are very vulnerable to hazards.Buckling is a range of failure instability caused by a structural element that is affected by the buckling load (critical load ).Buckling load is the load that can cause a bend coulomn.Research on the bukling behavior of coloumn made of composite wood against panggoh-concrete, using wood as an alternative to reinforcement.Wood used is wood panggoh because the kind class I with its wood is hard and has a compressive strength, tensile, and high elasticity. Planning composite column designed with a powerful method limit (ultimate strength design). Casted composite column with concrete column with concrete quality K-225,with the main reinforcement of wood mounted 2cm x 2cm panggoh, plain iron stirrup Ø6-125mm, with dimension of 10cm x 13cm column and column spans 250cm. From laboratory test results obtained Pelastic, Pcritical, Pultimate for ultimate ocndition. From the result of this study are expected to be used panggoh wood as an alternative to the main reinforcement in column. Keywords
: column, Euler buckling, composite column, panggoh wood-concrete composite column, strong buckling column.
1.
PENDAHULUAN Kolom merupakan komponen struktur yang berfungsi untuk menahan ataupun menyangga beban tekan aksial yang diberi pada ujungnya.Kolom memegang peranan utama dalam sistem struktur bangunan karena kolom harus sanggup menahan dan meneruskan beban bangunan dan beban-beban lain ke pondasi. Struktur komposit (Composite) merupakan struktur yang terdiri dari dua material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan sifat gabungan yang lebih baik.Salah satu kelebihan komposit adalah sifatnya yang dapat diatur.Dengan memanfaatkan sifat fisik dan mekanik dari masing-masing bahan sehingga diperoleh komponen yang lebih baik dan mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu bila dibandingkan dengan bahan yang membentuknya.Di samping itu, diharapkan jugakolom komposit yang didesain akan lebih ekonomis dan sanggup memenuhi kekuatan struktur yang diinginkan. Kayu dari pohon aren (bagian batangnya yang mengeras di sebelah luar) dapat dijadikan salah satu alternatif yang dapat menggantikan peranan kayu solid sebagai bahan baku untuk keperluan industri perkayuan, terutama kayu sebagai bahan konstruksi.Karakteristik kekuatan kayu panggoh ini tentunya dapat dimanfaatkan sebagai material komposit untuk menggantikan tulangan baja yang cukup mahal pada kolom komposit.Struktur komposit akan terbentuk akibat interaksi antara komponen-komponen pembentuknya dimana karakteristik dasar masing-masing bahan dimanfaatkan secara optimal.Karakteristik penting yang harus dimiliki oleh struktur beton adalah ketahanan yang tinggi terhadapapi, mudah dibentuk dan murah.Sedangkan karakteristik penting yang diharapkan dimiliki oleh kayu panggoh adalah kekuatan tinggi, modulus elastisitas tinggi, serta daktilitas tinggi. Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kekuatan yang akan dihasilkan kolom komposit kayu panggohbeton. Kolom dapat dikategorikan berdasarkan panjangnya yaitu kolom pendek dan kolom panjang.Kolom pendek adalah jenis kolom yang kegagalannya berupa kegagalan material (ditentukan oleh kekuatan material).Kolom panjang adalah kolom yang kegagalannya ditentukan oleh tekuk (buckling) yang disebabkan oleh ketidakstabilan.Tekuk (buckling) adalah suatu jenis kegagalan yang disebabkan oleh ketidakstabilan suatu elemen struktur yang dipengaruhi oleh aksi beban (beban tekuk). Beban tekuk adalah beban yang dapat menyebabakan suatu kolom menekuk, beban ini disebut Pcr( Pcr = π2EI/L2). Kondisi ujung elemen struktur juga dapat mempengaruhi besarnya beban tekuk yang juga berkaitan dengan panjang kolomnya.Fenomena ini tentu saja juga dialami kolom komposit. Struktur komposit kayu panggoh-beton diuji dengan menjadikan kayu panggoh menjadi tulangan pokok pada campuran beton, serta dipasang sengkang pada tulangan pokoknya. Susunan tulangan dari kayu panggoh yang digunakan sama dengan tulangan baja pada umumnya hanya saja bentuk dan dimensi yang berbeda yaitu persegi. Diharapkan kolom komposit ini akan kuat dalam menahan gaya tekan aksial pada ujungnya sehingga dapat aman dari tekuk (buckling) yang umumnya terjadi pada struktur kolom. Dengan demikian, sistem komposit kayu beton dapat menjadi solusi konstruksi dengan biaya jauh lebih rendah dengan mutu yang baik apabila tekniknya dapat diterima dan dikembangkan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Pengujian physical dan mechanical properties kayu untuk mendapatkan: a. Kadar air b. Berat jenis c. Kuat tekan sejajar serat d. Kuat tarik sejajar serat e. Tegangan lentur ultimate dan elastisitas lentur kayu f. Kuat geser kayu 2. Melakukan analisis perhitungan komposit beton-kayu panggoh. 3. Mendapatkan nilai deformasi dan beban dari hasil eksperimental. 4. Membandingkan hasil analitis tekuk euler dengan hasil eksperimental.
2.
METODE PENELITIAN A. Pengujian Physical dan Mechanical Properties Kayu Panggoh Pengujian dan pemeriksaan yang dilakukan pada kayu tersebut mengacu kepada metode pengujian di Inggris BS 373 (1957) “Metode Pengujian Contoh Kecil Kayu” (Desch, 1981). Pengujian tersebut meliputi: 1. Pemeriksaan kadar air 2. Pemeriksaan berat jenis 3. Pengujian kuat tekan sejajar serat 4. Pengujian kuat tarik sejajar serat 5. Pengujian lentur dan elastisitas 6. Pengujian kuat geser B. Pengujian Kuat Tekan Beton Silinder Pengujian beton dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari beton tersebut yaitu kuat tekan yang akan dipakai pada saat dilakukan pengujian balok beton bertulang dan komposit balok kayu-beton dimana mutu beton yang akan dipakai adalah K-225. Nilai kuat tekan beton dapat dihitung dan diperoleh dengan merata-ratakan nilai kuat tekan semua benda uji.
P
Gambar 1 Model pengujian benda uji silinder beton C. Perancangan Dudukan Uji Tekuk Modifikasi Alat uji tekuk modifikasi ini terdiri dari dudukan benda uji sebagai tempat benda uji dan alat pemberi beban yaitu jack hydraulic serta dial gauge yang akan diletakkan di tengah benda uji untuk membaca lendutan yang terjadi. Dudukan benda uji dirancang dari profil baja H 250 x 250 x 9 x 14 dengan panjang 290 cm. Sebagai penahan benda uji yang akan diletakkan secara horizontal pada dudukan ini, dirancang dari pelat yang didukung oleh baut. Alat uji tekuk modifikasi ini akan dirancang untuk penggunaan secara horizontal. Sampel yang diuji Jack
Alat uji tekuk modifikasi
Dial
Kolom yang diuji
Gambar 2 Alat uji tekuk ( Buckling Test Machine )
D. Persiapan Pengujian Kolom Kolom didesain dalam 1 model dan diuji secara elastis sampai ultimate. Kayu panggoh akan dijadikan sebagai pengganti tulangan baja, terdiri dari 4 buah dan dipasang sengkang lalu dilakukan pengecoran. Pengujian tekuk kolom dilakukan dengan cara meletakkan kolom pada dudukan benda uji dan dipasang dial gauge di tengah bentang kolom. Kemudian diberi beban statis / ditekan dengan mesin hydraulic jack sampai benda uji runtuh / pecah.
Pengujian dilakukan dengan cara meletakkan kolom komposit di atas 2 tumpuan (sendi-sendi), kemudian diberi beban statik secara konstan dengan menggunakan alat Hydraulic Jack dengan kondisi dimana beton sudah mencapai umur 28 hari sampai benda uji runtuh. Beban P diberikan secara bertahap dan pada tiap tahap pembebanan dicatat deformasi yang terjadi pada titik-titik dimana dial gauge terpasang. Dimensi kolom komposit yang diuji adalah 10 x 13 x 250 cm dan dimensi tulangan kayu panggoh 2 x 2 cm.
P
A
P
A 250 cm
40
Ø6-125 mm Ø 2 cm
dimensi kayu 3x3cm 2 x 2 cm
9 cm 70
150
1 3 c
2 cm
40
150 10 cm
potongan A-A Gambar 3 Kolom komposit beton-kayu panggoh
E. Proses Pengujian Benda Uji Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pengujian tekuk yaitu : a. Kolom harus benar-benar lurus, agar garis tengah bentang juga lurus, dan beban yang bekerja akan tepat pada garis tengah bentang b. Beban harus tepat pada titik berat kolom Kedua hal ini perlu diperhatikan agar tidak terjadi adanya momen akibat eksentrisitas.Pengujian benda uji dilakukan satu demi satu. Dalam proses pengujian benda uji tersebut dilakukan beberapa langkah penelitian, antara lain: 1. Persiapan alat dudukan benda uji 2. Benda uji diletakkan di atas alat dengan posisi lurus dan diletakkan pelat tambahan pada ujungujung benda uji yang pada bagian tengah pelat dilas dengan profil siku, agar benda uji tidak bergeser.
3. Hydraulic jack diletakkan pada salah satu ujung benda uji kolom. 4. Pada bagian tengah bentang benda uji diletakkan dua buah Dial indicator di bagian sisi kanan dan kiri. 5. Setelah semua peralatan pengujian terpasang sesuai dengan yang diinginkan, dilakukan pengujian dengan memberikan beban secara bertahap melalui hydarulic jack kepada benda uji. Setiap pembebanan 500 kg dicatat besarnya lendutan yang terjadi. 6. Pembebanan dilakukan terus sampai kolom mengalami kegagalan dan tidak mampu menahan tekanan lagi. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Physical dan Mechanical Properties Tabel 1 Hasil Penelitian Mechanical Properties (SNI 2002) Jenis Penelitian Hasil Penelitian Kadar Air ( m )
3,876%
Berat Jenis ( G )
0,876
Kuat Tekan Sejajar Serat ( Fc// )
794,748 kg/cm2
Kuat Tarik Sejajar Serat ( Ft//)
624,978 kg/cm2
Kuat Geser Sejajar Serat ( Fv )
111,888 kg/cm2
Elastisitas Lentur Kayu
132900 kg/cm2
Tegangan Lentur Kayu
1366,95 kg/cm2
Maka hasil yang didapat pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya kuat tarik yang besar dan modulus elastisitas kayu kelas I adalah 125000 kg/cm2 maka kayu Panggoh yang telah melewati proses pengujian termasuk jenis kayu kelas I. Kuat acuan kayu yang diperoleh berdasarkan PKKI 1961 pada tabel dibawah ini dapat digunakan untuk perencanaan secara elastis. Perhitungan berdasarkan SNI 2002, untuk kuat acuan kayu berdasarkan tegangan-tegangan izin atau tegangan ultimate yang dibagi safety factor sebesar 2,25 untuk hasil perhitungan PKKI 1961. Menurut ketentuan Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu (PKKI 1961), kuat acuan berdasarkan pemilahan secara mekanis diambil berdasarkan modulus elastisitas lentur. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa menurut ketentuan kuat acuan maka kayu yang digunakan dengan modulus elastisitas 132900 kg/cm2 termasuk kayu dengan kode mutu E15 = 14000 MPa. B. Hasil Pengujian Tekuk Kolom Melalui hasil pengujian tekuk inilah akan dapat melihat Pelastis, Pkritis, serta Ppatah dari kolom sampel. Nilai P dari kolom komposit tersebut dapat diperoleh nilainya setelah kita mengadakan pengujian dan memasukkan hasil pengujiannya ke dalam grafik. Dari grafik akan terlihat deformasi yang terjadi
linear atau tidak. Berikut ini adalah hasil dari pengujian tekuk kolom komposit kayu panggohbeton yang dilakukan di laboratorium. Tabel 2 Hasil pengujian tekuk kolom komposit kayu panggoh-beton No. 1.
Beban ( kg ) 0
Pembacaan Dial ( mm) 0
2.
500
0
3. 4. 5.
1000 1500 2000
0.2 0.55 0.85
6.
2500
1.15
7. 8. 9.
3000 3500 4000
1.46 1.58 1.9
10.
4500
2.35
11. 12. 13.
5000 5500 6000
2.5 2.85 3.2
14.
6500
3.55
15.
7000
3.78
16. 17. 18.
7500 8000 8500
4.2 4.55 4.8
19.
9000
5.2
20. 21. 22.
9500 10000 10500
5.55
23.
11000
5.9
24.
11500
6.1
25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
12000 12500 13000 13500 14000 14500 15000 15500 16000 16500
7.75 8.5 9.55 10.85 11.3 12.85 13.35 13.5 13.5
5.7 5.75
7
Dalam pengujian tekuk yang dilakukan di laboratorium diperoleh nilai deformasi. Nilai deformasi yang terjadi diambil dari pembacaan dial. Deformasi yang terjadi disebabkan oleh pemberian beban secara konstan yang diberikan pada sampel. Selama pemberian beban, kolom akan mengalami fenomena tekuk dimana akan terjadi perubahan dari elastis hingga kolom mengalami kegagalan/kehancuran. Dalam pengujian ini kegagalan yang terjadi berupa retak pada ujung kolom yang diberi beban melalui jack hydraulic.Waktu dari kolom mencapai batas elastisnya sampai mengalami kegagalan/kehancuran adalah ± 1 menit 40 detik (100 detik). Dari tabel 2 di atas dapat diperoleh grafik deformasi terhadap beban berikut: 18000
13.5, 16,500 (PATAH) 13.5, 16,500 13, 15,500 13, 15,000 11.3, 14,500 2, 14,000 10, 13,500 9, 13,000 8, 12,500 2, 12,000 5.75, 10,500 6, 6, 11,500 11,000 6, 10,000 6, 9,500 9,000 1,1,8,500 5, 8,000 4, 7,500 4, 7,000 4, 6,500 3, 6,000 3, 5,500 3, 5,000 2, 4,500 2, 4,000 2, 3,500 1, 3,000 1, 2,500 1, 2,000 1, 1,500 0, 1,000 0, 500 0, 0
16000 14000
Beban ( kg )
12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 0
2
4
6 Deformasi 8 (mm) 10
12
14
16
Grafik 1 Grafik pengujian tekuk kolom komposit kayu panggoh-beton
Dari grafik di atas diperoleh Pelastis = 10500 kg dengan deformasi δ = 5,75 mm karena pada titik (5.75 ; 10500) deformasi yang terjadi masih linear dan batang kolom masih dapat kembali ke konfigurasi semula bila beban dihilangkan, sementara pada titik (11.3 ; 14500) deformasi yang terjadi sudah tidak linear dan tampak kolom mulai tidak stabil atau bergoyang. Dengan demikian, titik (11.3; 14500) adalah sebagai batas antara lendutan stabil dan tidak stabil dan merupakan titik kritis maka Pcr = 14500. Titik (13.5 ; 16500) merupakan titik patah dimana pada beban 16500 kg kolom mengalami kegagalan/runtuh, maka Pultimate = 16500 kg. Pelastis merupakan banyaknya beban yang masih bisa diterima oleh kolom. Sifat elastis kolom akan membuat kolom kembali ke bentuknya semula apabila bebannya dilepaskan. Sifat ini disebut sifat elastis suatu bahan. Pelastis = 10500 kg σelastis
=
=
= 80,770 kg/cm2
Pkritis adalah kondisi dimana beban yang diberikan terhadap kolom telah mengganggu keseimbangan kolom yang dibebani. Hal ini akan membuat kondisi kolom menjadi tidak stabil dan cenderung akan mengalami patah jika masih diberikan beban terus menerus. = 14500 kg Pkritis
σkritis= = = 111,538 kg/cm2
Ppatah ( Pultimate) adalah kondisi dimana kolom yang di uji telah mulai patah akibat tidak mampu lagi menerima beban tekan yang diberikan. Ppatah = 16500 kg
= = = 126,923 kg/cm2
σpatah
C. Perbandingan Hasil Pengujian di Laboratorium dengan Analisa Teori Euler Mutu beton = K - 225 Elastisitas kayu = 132900 kg/cm2 Kuat tekan beton (f’c) = 0,83 x 22,5 = 18,675 MPa
Elastisitas beton= 4700
= 4700 18,675 = 20310,853 MPa = 203108,53 kg/cm2 Dimensi kayu = 2 cm x 2 cm A kayu = 2 cm x 2 cm = 4 cm2 A kayu total = 4 x 4 cm2 = 16 cm2 a = x + (b-e) = 2 +(2-1) = 3 cm I kayu = 1/12 b x h3 = 1/12 x ( 2 ) x ( 2 )3 = 1,333cm4 I kayu total = 4( I + A( 0,5 x a )2) = 4( 1,333 + 4(0,5 x 3 cm)2) = 41,332 cm4
=
λ
=
Icomp
= (r2) (Acomp) = (1,672) (10 x 13) = 362,557 cm4
=
,
r
= , = 149,7
= 1,67 cm
Ecomp
= Ekayu + 0,2 Ebeton
!"#
= 132900 kg/cm2 + 0,2 x 203108,53 kg/cm2 x = 205257,414 kg/cm2 Pcr
=
.cr
=
$% & , % ', ()/+,- ' , +, = = 11739,630 % % % % $ & , ' , ()/+,= = 90,306 kg/cm2 /% 0,%
kg.
Untuk λ = 149,7 maka ω = 7,614 ( hasil interpolasi ); perhitutangan Pelastis: σ = .1tk// (PKKI 1961) = 353,221 kg/cm2 σ
=
Pelastis
=
Pelastis
=
σelastis
=
2 345 6 345 2
,
78 9:%
=>?@AB@
=
'-;<%
,
,C0 D ;<%
= 6030,829 kg.
= 46,390 kg/cm2
Sedangkan perhitungan Pultimate adalah sebagai berikut: σ = .1tk// (SNI 2002) = 794,748 kg/cm2 Pultimate = Pultimate = σultimate =
6 345 2
0 , C
78 9:%
'-;<%
, E>AB:?A= 0,C D = ;<%
= 13569,378 kg.
= 104,380 kg/cm2
Dari hasil perhitungan penelitian laboratorium dan perhitungan dengan analisa tekuk Euler dapat disimpulkan pada tabel di bawah ini. Tabel 3 Perbandingan Hasil Penelitian dengan Hasil Analisis ( SNI 2002) Hasil Penelitian Pelastis = 10500 kg Pkritis = 14500 kg Ppatah = 16500 kg Laboratorium σelastis = 80,770 kg/cm2 2 σkritis = 111,538 kg/cm σpatah = 126,923 kg/cm2 Hasil Analisis
Pelastis = 6030,829 kg
Pcr = 11739,630 kg. 2
σelastis = 46,390 kg/cm
4.
σcr
Ppatah = 13569,378 kg 2
= 90,306 kg/cm
σpatah =104,380kg/cm2
KESIMPULAN Dari penelitian mengenai perilaku tekuk terhadap kolom komposit beton-kayu panggoh sebagai pengganti tulangan ini, kesimpulan yang diperoleh dari hasil perhitungan secara analisa Euler dan penelitian di laboratorium adalah sebagai berikut: 1. Hasil dari perhitungan secara analitis, beban kritis (Pcr) kolom komposit kayu panggoh-beton adalah 11739,63 kg, dengan σcr = 90,306 kg/cm2. 2. Hasil dari pengujian sampel di laboratorium diperoleh : Pelastis = 10500 kg (10,5 Ton) dengan deformasi (δ) = 5,75 mm dan σelastis = 80,770 kg/cm2 Pcr = 14500 kg (14,5 Ton) dengan deformasi (δ) = 11,3 mm dan σcr = 111,538 kg/cm2 Pultimate = 16500 kg (16,5 Ton) dengan deformasi (δ) = 13,5 mm dan σultimate = 126,923 kg/cm2 3. Perbandingan dalam persen antara Pelastis analitis dengan Pelastis laboratorium adalah Pelastis analisis = 57,436 % Pelastis laboratorium. 4. Perbandingan dalam persen antara Pcr analitis dengan Pcr laboratorium adalah Pcr analisis = 80,963 % Pcr laboratorium.
5. Perbandingan dalam persen antara Pultimate analitis dengan Pultimate laboratorium adalah Pelastis analisis = 82,239 % Pelastis laboratorium. 6. σcranalisis = 90,306 kg/cm2dan σcr laboratorium = 111,538 kg/cm2, sehingga perbandingan antara σcr analisis dengan σcr laboratorium adalah σcr analisis = 80,964 % σcr laboratorium. 5. SARAN Untuk mencegah terjadinya retak pada ujung kolom, maka perlu perkuatan pada ujung kolom dengan merapatkan jarak antar tulangan sengkang pada kolom, karena struktur komposit kayu panggohbeton mengalami kehancuran beton, sedangkan kayu masih dalam keadaan utuh. Jadi mutu beton harus ditingkatkan lagi supaya kekuatan beton dan kayu dapat seimbang. 6. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2002. SK SNI 03-6848-2002: Metode Penguji Berat Jenis Batang Kayu dan Kayu Struktur Bangunan. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan. Anonim. 2002. SK SNI 03-6848-2002: Metode Penguji Kadar Air Kayu. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan. Anonim. 1994. SK SNI 03-3400-1994: Metode Pengujian Kuat Geser Kayu di Laboratorium. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan. Anonim. 1995. SK SNI 03-3959-1995: Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu di Laboratorium. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan. Anonim. 1994. SK SNI 03-3399-1994: Metode Pengujian Kuat Tarik Kayu di Laboratorium. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan. Anonim. 1995. SK SNI 03-3958-1995: Metode Pengujian Kuat Tekan Kayu di Laboratorium. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan. Anonim. 1995. SK SNI 03-3960-1995: Metode Pengujian Modulus Elastisitas Lentur Kayu Di Laboratorium. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan. Anonim. 2002. SK SNI 03-2847-2002: Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Jakarta: Badan Standar Nasional. Anonim.2002. Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI NI-5). Jakarta: Badan Standar Nasional. Anggraini, Vivi. 2013. Perilaku Balok Komposit Kayu Panggoh – Beton Dengan Diisi Kayu Panggoh di Dalam Balok Beton (Eksperimen). Medan: Fakultas Teknik USU. Apriana, Indri. 2011. Perhitungan Beban dan Tegangan Kritis Pada Kolom Komposit Baja – Beton (Studi Literature). Medan: Fakultas Teknik USU. Frick, Heinz. 1982. Ilmu Konstruksi Bangunan Kayu. Yogyakarta: Kanisius. Iswanto, Apri Heri. 2009. Jurnal: Aren (Arenga Pinnata). Medan: Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian USU. Keliat, Siska Monika. 2009. Analisis Tekuk Kolom Konstruksi Kayu Dengan Menggunakan Pelat Kopel. Medan: Fakultas Teknik USU. Laboratorium Beton, Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara. 2009. Panduan Praktikum Bahan Rekayasa. Medan. Mc Cormac, Jack C. 2004. Desain Beton Bertulang Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Schodek, Daniel L. 1999. Struktur.Jakarta : Erlangga. Sihombing, Gabe S. Sutarti. 2013. Perilaku Balok Beton Bertulang Dengan Tulangan Kayu Panggoh ( Eksperimental ).Medan : Fakultas Teknik USU. Yap, K.H Felix. 1965. Konstruksi Kayu. Jakarta: Binacipta.