ANALISA ANTRIAN DI TERMINAL KEBERANGKATAN BANDARA SYAMSUDIN NOOR BANJARMASIN
Muhammad Arsyad, Yaula Stellamaris
Abstrak Peningkatan jumlah penumpang pesawat yang terus menerus
mengakibatkan terjadinya
kepadatan di bandara. Salah satu dampak kepadatan di bandara adalah terpengaruhnya tingkat pelayanan di terminal keberangkatan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah mengetahui berapa jumlah loket pelayanan X-Ray dan Check-in di Terminal Keberangkatan minimal harus dibuka dan bagaimana kinerja proses antrian yang terjadi, dan berapa jumlah loket pelayanan minimal harus dibuka agar memenuhi standar Level of Service . Agar memenuhi standar Level of Service, jumlah counter pelayanan X-Ray
yaitu minimal 2 buah counter. Kata Kunci : Bandara, Loket Pelayanan, Terminal Keberangkatan pengguna
PENDAHULUAN Peningkatan pesawat
jumlah yang
penumpang
terus
jasa
penerbangan
akan
layanan transportasi udara yang lancar
menerus
dan efisien.
mengakibatkan terjadinya kepadatan di
Jumlah
bandara. Salah satu dampak kepadatan
Syamsudin
di bandara adalah terpengaruhnya
terakhir
tingkat
yang sangat signifikan, tetapi tidak
pelayanan
di
terminal
penumpang Noor
di
Bandara
beberapa
menunjukkan
tahun
peningkatan
keberangkatan.
diiringi dengan peningkatan sarana dan
Keadaan di terminal keberangkatan
prasarana
bandara yang sering terlihat sekarang
manusia (SDM) yang seimbang. Hal
ini adalah terjadinya antrian yang
ini
panjang dan penumpukan penumpang
penumpukan penumpang pada saat
di depan pemeriksaan X-Ray dan di
proses
Check-in Counter. Hal ini tentu saja
seorang calon penumpang.
bertentangan
dengan
keinginan 40
termasuk
berdampak
menjelang
sumber
pada
daya
terjadinya
keberangkatan
Seorang
calon
penumpang
akan
pemeriksaan X-Ray dan di Check-in
melalui sedikitnya tiga kali antrian.
Counter
Terminal Keberangkatan
Yaitu, pertama pada pemeriksaan X-
Bandara
Ray Gate 1, kemudian antrian di
Banjarmasin.
Syamsudin
Noor
pelayanan check-in dan antrian lagi pada pemeriksaan X-Ray Gate 2
Perumusan Masalah
sebelum
tunggu
Adapun permasalahan yang terjadi
keberangkatan. Hal ini terjadi terutama
adalah berapa jumlah loket pelayanan X-
pada jam padat, misalnya pada pagi
Ray
dan
jadwal
Keberangkatan minimal harus dibuka dan
keberangkatan pesawat pada jam yang
bagaimana kinerja proses antrian yang
hampir bersamaan yang merupakan
terjadi, dan berapa jumlah loket pelayanan
masuk
siang
ruang
hari,
dengan
terdapat 6 (enam) sampai dengan 8 yang
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
duduk rata-rata 200 seat sehingga calon
penumpang
Terminal
Tujuan Penelitian
akan
berangkat dengan kapasitas tempat
jumlah
di
standar Level of Service
Noor. Pada jam padat (peak our)
pesawat
Check-in
minimal harus dibuka agar memenuhi
golden time untuk Bandara Syamsudin
(delapan)
dan
ini
adalah
mengetahui
berapa jumlah loket pelayanan X-Ray dan
yang
Check-in di
melewati X-ray Gate dan melakukan
Terminal
Keberangkatan
minimal harus dibuka dan bagaimana
check-in adalah lebih dari 1000 calon
kinerja proses antrian yang terjadi, dan
penumpang dalam waktu yang hampir
berapa jumlah loket pelayanan minimal
bersamaan
harus dibuka agar memenuhi standar
menyebabkan
terjadi
antrian penumpang di muka pelayanan
Level of Service
X-Ray dan pelayanan Check-in. Perhitungan dan analisa pelayanan penumpang Antrian
menggunakan
(queueing)
dalam
TINJAUAN PUSTAKA
Teori
Teori Antrian
usaha
Pada tahun 1909, seorang insinyur dan
mengenal perilaku pergerakan arus
juga ahli matematika berkebangsaan
lalu lintas manusia yang terjadi pada
Denmark
41
bernama
Agner
Krarup
Erlang mengembangkan model antrian
tertentu menuju suatu tempat
dengan tujuan menentukan jumlah
pelayanan. Besarnya arus lalu
yang optimal dari fasilitas telephone
lintas
switching
dengan tingkat kedatangan (λ)
melayani
permintaan
pengguna jasa telepon. Analisa
antrian
yang
2.
disebut
Tahap II
digunakan
Tahap dimana arus lalu lintas
masalah
mulai bergabung dengan antrian
transportasi. Teori antrian (queueing)
menunggu untuk dilayani. Jadi,
sangat perlu dipelajari dalam usaha
waktu antrian dapat didefinisikan
mengenal perilaku pergerakan arus
sebagai waktu sejak arus lalu
lalu lintas baik manusia ataupun
lintas bergabung dengan antrian
kendaraan
sampai dengan waktu kendaraan
dalam
sering
datang
pemecahan
(Morlok,
1978
dan
Hobbs,1979) Kegiatan
mulai dilayani oleh suatu tempat
pelayanan
menyebabkan
pelayanan.
gangguan pada proses pergerakan arus
3.
lalu lintas sehingga mengakibatkan
Tahap dimana arus lalu lintas
terjadinya antrian, dimana pada suatu
dilayani
kondisi antrian akan mengakibatkan
pelayanan.
Jadi,
waktu
permasalahan baik untuk pengguna
pelayanan
(WP)
dapat
(dalam bentuk waktu antrian) maupun
didefinisikan
sebagai
untuk
sejak dimulainya kendaraan atau
pengelola
(dalam
bentuk
panjang antrian).
Tahap III
oleh
suatu
tempat
waktu
orang dilayani sampai dengan waktu selesai dilayani.
Proses Antrian
4.
Proses terjadinya antrian terdiri
Tahap dimana arus lalu lintas
dari 4 (empat) tahap seperti
meninggalkan tempat pelayanan.
terlihat sebagai berikut :
Gabungan Tahap II dan Tahap
1.
III disebut Sistem Antrian. Jadi,
Tahap I
Tahap IV
Tahap dimana arus lalu lintas
waktu
bergerak
didefinisikan
dengan
kecepatan
42
sistem
antrian sebagai
dapat waktu
sejak
kendaraan
mulai
toll, dll. Semua kedatangan tersebut
dengan
antrian
digambarkan dengan variabel acak
sampai dengan waktu selesai
yang terputus-putus dan nonnegative
dilayani
integer (0, 1, 2, 3, 4, 5, dst). Selama 10
bergabung
(atau
meninggalkan
pelayanan)
menit mobil yang antri di pintu toll bisa 3, 5, 8, dst.
Komponen Antrian
Ciri distribusi poisson:
(Wohl dan Martin, 1967; Morlok,
1.
1978 dan Hobbs, 1979) : a.
c.
Fasilitas pelayanan
2.
menit, maka pernyataan ini benar a.
dilayani (calling population)
b.
kedatangan bisa teratur, bisa juga acak
interval
Jika kedatangan diasumsikan terjadi
sangat
probabilita
yang
kecil
untuk
2
sehingga atau
lebih
dikatakan nol (0).
konstan dan bebas satu sama lain
c.
disebut distribusi probabilitas Poisson
Jumlah penumpang yang datang
pada
ahli matematika dan fisika, Simeon
interval
waktu
bersifat
independen.
Poisson (1781 – 1840), menemukan
d.
sejumlah aplikasi manajerial, seperti
Jumlah penumpang yang datang
pada satu interval tidak tergantung
kedatangan pasien di RS, sambungan central
probabilita bahwa 2 atau lebih
penumpang akan datang dalam waktu
(random).
melalui
seorang
setiap interval
juga tidak terbatas (infinite). Pola
telepon
bahwa
yang sangat kecil dan konstan untuk
akan dilayani bisa terbatas (finite) bisa
rata-rata
probabilita
penumpang datang merupakan angka
Menurut ukurannya, populasi yang
kecepatan
Bila interval waktu diperkecil
misalnya dari 10 menit menjadi 5
Kedatangan populasi yang akan
dengan
kedatangan
sebelumnya
dilayani (calling population) Antrian
jumlah
setiap interval bisa diestimasi dari data
Kedatangan populasi yang akan
b.
Rata-rata
pada interval yang lain.
switching
Jika kedatangan mengikuti Distribusi
system, kedatangan kendaraan di pintu
Poisson,
43
maka
dapat
ditunjukkan
secara matematis bahwa waktu antar
setiap jenis layanan hanya terdapat
kedatangan akan terdistribusi sesuai
satu pemberi layanan.
distribusi eksponensial
iii.Sistem antrian jalur berganda satu tahap (multi channel single server)
Antrian
adalah terdapat satu jenis layanan
Batasan panjang antrian bisa terbatas
dalam sistem antrian tersebut , namun
(limited) bisa juga tidak terbatas (unlimited).
Dalam
kasus
terdapat
batasan
dapat
iv.Sedangkan
menyebabkan
terdapat
Karakteristik fasilitas pelayanan dapat
fisik
dari
sistem
jalur
antrian,
waktu
lebih
dari
satu
pemberi
b. Disiplin Antrian Disiplin antrian mempunyai pengertian tentang bagaimana tata cara kendaraan
pelayanan. a.
antrian
layanan dalam setiap jenis layanan.
dilihat dari tiga hal, yaitu tata letak
disiplin
sistem
lebih dari satu jenis layanan dan
Fasilitas Pelayanan
antrian,
pemberi
(multi channel, multi server) terdapat
batasan telah tercapai.
secara
satu
berganda dengan tahapan berganda
penundaan kedatangan antrian bila
(layout)
dari
layanan.
panjang antrian yang tertentu (definite line-length)
lebih
atau manusia mengantri (Wohl dan
Tata letak
Martin, 1967; Morlok, 1978; dan
Tata letak fisik dari sistem antrian
Hobbs, 1979) terbagi menjadi :
digambarkan dengan jumlah saluran,
i.First In First Out (FIFO) atau First
juga disebut sebagai jumlah pelayan.
Come First Served (FCFS)
i.Sistem antrian jalur tunggal (single
Disiplin antrian FIFO atau FCFS
channel, single server) berarti hanya
sangat sering di bidang transportasi
terdapat satu pemberi layanan serta
dimana orang dan/ atau kendaraan
satu jenis layanan yang diberikan.
yang pertama tiba akan dilayani
ii.Sistem antrian jalur tunggal tahapan
pertama.
berganda (single channel multi server)
ii.First In Last Out (FILO) atau First
berarti terdapat lebih dari satu jenis
Come Last Served (FCLS)
layanan yang diberikan, tetapi dalam
44
Di dalam antrian FILO atau FCLS
melayani bisa dikategorikan sebagai
kendaraan
konstan dan acak.
dan/atau
orang
yang
pertama tiba akan dilayani terakhir.
Sedangkan tingkat pelayanan yang
Antrian ini biasanya terjadi pada
dinyatakan dengan notasi µ adalah
antrian kendaraan pada pelayanan feri,
jumlah kendaraan atau manusia yang
kendaraan yang pertama masuk feri
dapat
akan keluar terakhir.
pelayanan dalam satu satuan waktu
dilayani
tertentu, iii.First Vacant First Served (FVFS)
oleh
biasa
satu
tempat
dinyatakan
dalam
kendaraan/jam atau orang/menit.
Dengan disiplin antrian FVFS ini,
Selain itu dikenal juga notasi (ρ) yang
kendaraan
yang
didefinisikan sebagai nisbah antara
pertama tiba akan dilayani oleh tempat
tingkat kedatangan (λ) dengan tingkat
pelayanan yang pertama kosong. Pada
pelayanan (µ) dengan persyaratan
kasus FVFS ini hanya akan terbentuk 1
bahwa nilai tersebut selalu harus lebih
(satu) antrian tunggal saja, tetapi
kecil dari1.
jumlah tempat pelayanan bisa lebih
Jika
dari 1 (satu).
kedatangan lebih besar dari tingkat
dan/atau
orang
iv.Last In First Out (LIFO)
nilai
ρ>1
berarti
tingkat
pelayanan, maka dapat dipastikan akan
Pada disiplin antrian LIFO, yang
terjadi
antrian
yang
masuk terakhir adalah yang pertama
bertambah panjang.
akan
selalu
keluar. Parameter Antrian c.
Parameter model antrian ditentukan
Waktu Pelayanan
Waktu Pelayanan (WP) adalah waktu
dengan notasi sebagai berikut:
yang dibutuhkan oleh satu tempat
λ
pelayanan untuk dapat melayani satu
jumlah kedatangan persatuan waktu
kendaraan atau satu orang, biasa
(kendaraan/jam) (orang/menit)
dinyatakan
dalam
1/λ
menit/kendaraan
atau
Waktu
yang
satuan menit/orang.
dibutuhkan
kedatangan
untuk
45
= tingkat
kedatangan
/
= rata-rata waktu antar
μ
= tingkat
/
dan pelayanan dinyatakan dengan D
jumlah satuan yang dilayani persatuan
apabila pola sebarannya seragam, dan
waktu
dinyatakan dengan M bila polanya
bila
pelayanan
pelayan
sibuk.
(kendaraan/jam) (orang/menit)
adalah sebaran Poisson (eksponensial
1/μ
negatif).
= rata-rata
waktu yang
dibutuhkan pelayan ρ
1.
= faktor
pelayan
(proporsi
penggunaan waktu
Model
pelayan
dengan
asumsi
kedatangan dan tingkat
ketika sedang sibuk) n
Model antrian D/D/1 tingkat pelayanan
mempunyai pola sebaran seragam, dan
= jumlah
orang
dalam
mempunyai 1 (satu) lajur pelayanan.
sistem (kendaraan atau orang per
2.
satuan waktu)
Model dengan asumsi sebaran Poisson
q
= orang
dalam
antrian
Model antrian M/D/1
untuk
tingkat
kedatangan,
tingkat
(kendaraan atau orang per satuan
pelayanan mempunyai pola sebaran
waktu)
seragam, dan mempunyai 1 (satu) lajur
d
= waktu orang menunggu
pelayanan. Model antrian M/D/1 sering
dalam sistem ( satuan waktu)
digunakan, karena dalam beberapa
w
kasus pergerakan arus lalu lintas,
=
waktu
orang
menunggu
dalam antrian ( satuan waktu)
tingkat
kedatangan
Poisson
lebih
realistis dibandingkan pola seragam. Model Antrian
3.
a.
Model
Disiplin antrian FIFO atau FCFS
Model antrian M/M/1 ini
mengasumsikan bahwa
Model antrian diidentifikasikan dengan
hanya terdapat 1 (satu) lajur pelayanan
3
dengan
(tiga)
nilai
alfanumerik.
Nilai
tingkat
kedatangan
dan
pertama mengindikasikan asumsi pola
pelayanan mempunyai pola sebaran
sebaran
eksponensial-negatif
kedatangan,
nilai
kedua
mengindikasikan asumsi pola sebaran
Poisson).
pelayanan,
4.
sedangkan nilai ketiga
mengindikasikan
jumlah
lajur
pelayanan. Untuk asumsi kedatangan
46
Model antrian M/M/N
(sebaran
Merupakan
pengembangan
model
yaitu harus melalui pemeriksaan di X-
antrian M/M/1, dimana N adalah
Ray Gate sebelum memasuki Terminal
jumlah lajur pelayanan
Keberangkatan dan melaporkan diri di
b.
Check-in Counter
Disiplin antrian FVFS
Dalam penggunaan disiplin antrian
Terminal
adalah
FVFS diasumsikan terdapat hanya 1
terdapat
(satu) antrian (lajur tunggal) dimana
penumpang pesawat mengawali dan
kendaraan atau orang yang berada
mengakhiri perjalanannya. Bangunan
pada antrian terdepan akan dilayani
tersebut dilengkapi dengan fasilitas
oleh suatu tempat pelayanan yang
bagi pemrosesan penumpang, baik
pertama kosong (vacant)
untuk yang berangkat maupun yang
di
bangunan
bandara
yang
tempat
para
datang. Prosedur Pelayanan Penumpang di
Salah
Bandar Udara
Terminal adalah bagian pemrosesan
Pengertian Bandar Udara menurut
penumpang, dengan kegiatan utama
Annex 14 dari ICAO (International
yaitu penjualan tiket, lapor-masuk
Civil Aviation Organization) adalah
bagasi,
area tertentu di daratan atau perairan
pengambilan bagasi, serta pelayanan
(termasuk bangunan, instalasi dan
pengawasan federal dan keamanan.
peralatan) yang diperuntukkan baik
Bagian pemrosesan ini masih terbagi
secara
lagi dengan beberapa area menurut
keseluruhan
atau
sebagian
satu
bagian
penting
pemesanan tempat
dari
duduk,
untuk kedatangan, keberangkatan dan
fungsinya masing-masing, yaitu :
pergerakan pesawat.
a)
Security Control.
b)
Check-in
Penumpang
adalah
orang
yang
bepergian dengan pesawat udara dan
bagasi.
tidak tercatat sebagai awak pesawat
c)
udara yang bersangkutan. Setiap calon
Baggage Area.
penumpang
c)
diharuskan
mengikuti
Out
Bond
penumpang
dan
In
dan
Bond
Baggage Claim Area.
prosedur sesuai standar dan ketentuan
Yang disebut X-Ray Gate adalah suatu
yang berlaku di bandara diantaranya
alat yang digunakan dalam prosedur
47
pemeriksaan
barang
dan
orang
API.02/OP.40.3/2009/GMH-B tentang
sebelum masuk ke Check-in Area di
Level of Service Pelayanan X-Ray
Terminal
Terminal
Keberangkatan.
Prosedur
Keberangkatan
Bandara
pemeriksaan menggunakan mesin X-
Syamsudin Noor yaitu panjang antrian
Ray
maksimal 5 (lima) orang penumpang.
dengan
tujuan
untuk
mengidentifikasi adanya benda logam, barang berbahaya atau bahan yang
Pengolahan Data
digunakan untuk melakukan tindakan
a.
melawan hukum.
Pengujian
Edi Sumarno (2001) dalam bukunya
menyeleksi data yang pantas diikutkan
Layanan
Bagasi
dalam perhitungan selanjutnya. Data
check-in
yang tidak pantas akan disebut data
adalah suatu proses layanan terhadap
ekstrim dan selanjutnya dibuang. Suatu
penumpang yang akan mengadakan
data akan dianggap ekstrim jika data
perjalanan
diatas batas kontrol atas atau dibawah
Penumpang
mendefinisikan
dan
layanan
dengan
menggunakan
Uji Keseragaman Data
counter adalah meja layanan tempat
X
penumpang datang untuk melaporkan
Tingkat Pelayanan Check-in
untuk
Xi n
diri sebelum naik pesawat.
Untuk
dilakukan
batas kontrol bawah.
pesawat terbang, sedangkan check-in
a.
ini
N ( Xi 2 ) ( Xi ) 2 N ( N 1)
sesuai
SKEP/77/VI/2005 tentang Persyaratan
BKA = X + 3
Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara.yaitu waktu pelayanan
BKB = X - 3
b. Uji Chi Kuadrat
(service time) adalah 0,91<µ<1,54
Uji
menit per penumpang
menentukan distribusi ini adalah uji
b.
Untuk
pelayanan
X-Ray
akan
dilakukan
untuk
chi kuadrat, dengan ketentuan sebagai
mengacu pada Nota Dinas Manajer Operasi
yang
berikut:
Nomor
48
1)
Ho
=
Waktu
Kedatangan
Antar
eksponensial
=
Kedatangan
dengan rumus F(t) = e x - e-t2/
Antar
Berdistribusi
ii.Menentukan
Eksponensial 2)
frekuensi
harapan untuk selang kelas
Tingkat kepercayaan 99 % dan
dengan rumus
tingkat ketelitian α 1%
ei = F(t) x jumlah data
V = 7 – 1 = 6 2 tabel =
iii.Dengan diketahui nilai oi 0.01;6
dan ei maka suatu ukuran
=16,80 3)
-t1/ x
Waktu Tidak
kelas
Penumpang
Berdistribusi Eksponensial Hi
tiap
deviasi
Kriteria penolakan
antara
frekuensi
amatan dan frekuensi teoritis
Ho = diterima jika 2 hitung <
dapat
2 tabel
dihitung
dengan
menggunakan rumus sebagai
Hi = ditolak jika hitung > 2
berikut :
tabel 2
4)
Perhitungan
Langkah
–
2
2 hitung
(oi ei ) 2 ei
Dimana,
langkah
Oi =
perhitungannya adalah sebagai
ei
berikut: i. Menentukan
=
probabilitas
teoritis F(t) untuk distribusi
49
Frekuensi yang diamati sel ke i = Frekuensi harapan sel ke i
METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian MULAI
STUDI LITERATUR
SURVEY PENDAHULUAN
PENGUMPULAN DATA PRIMER
PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
PENGOLAHAN DATA
METODE DESKRIPTIF KOMPARATIF
METODE ANTRIAN
ANALISA ANTRIAN
SELESAI
ANALISA DATA DAN
survey adalah calon penumpang yang
PEMBAHASAN
melewati pelayanan X-Ray Gate di
Presentasi Data
pintu masuk terminal keberangkatan,
Dalam penelitian ini, pengambilan
penumpang yang check-in di counter
data dilakukan selama 1 (satu) hari
Lion Air dan penumpang yang check-
dengan rentang waktu pengamatan dari
in di counter Garuda Indonesia.
pukul 04.30 – 06.30 WITA. Objek
Analisa
51
Data
pada
Pelayanan
Penumpang di X-Ray Gate
daerah kritis. Karena X2 hitung
a.
lebih kecil dari X2 tabel maka Ho
Tingkat
Kedatangan
Penumpang
diterima
Didapatkan pada waktu itu rata-
disimpulkan bahwa waktu antar
rata
kedatangan
tingkat
kedatangan
penumpang adalah 5,31 detik.
X
hitung
Kedatangan
dapat
penumpang
berdistribusi eksponensial.
Dari hasil perhitungan diketahui 2
sehingga
Dengan tingkat kedatangan
X-Ray
penumpang
2
berdistribusi
adalah (19,994) < dari X tabel
eksponensial,
dan
waktu
(20,090) berarti X2 hitung terletak
pelayanan
diluar daerah kritis. Karena X2
berdistribusi eksponensial, model
hitung lebih kecil dari x2 tabel
antrian
maka Ho diterima sehingga dapat
adalah (M/M/1)
penumpang
yang
akan
digunakan
disimpulkan bahwa waktu antar kedatangan
penumpang
Analisa
berdistribusi eksponensial.
Data
pada
Penumpang
b. Waktu Pelayanan Penumpang
Pelayanan
di
Check-in
Counter Lion Air
Diperoleh data waktu pelayanan
a.
rata-rata yang dibutuhkan X-Ray
Penumpang
Tingkat
Kedatangan
Gate untuk melayani penumpang
Didapatkan pada waktu itu rata-
adalah
Waktu
rata
standar
penumpang adalah 39,79 detik.
untuk
Dari hasil perhitungan diketahui
pelayanan X-Ray Gate. Didapat
X2 hitung adalah (18,289) < dari
batas kontrol atas sebesar 17,30
X2 tabel (18,475) berarti X2 hitung
dan batas kontrol bawah sebesar -
terletak
4,66.
Karena X2 hitung lebih kecil dari
6,32
pelayanan deviasi
detik.
memiliki
sebesar
Dari
diketahui
3,659
hasil X2
perhitungan
hitung
X2
adalah
tingkat
tabel
diluar
maka
kedatangan
daerah
Ho
kritis.
diterima
(19,733) < dari X2 tabel (20,090)
sehingga
berarti X2 hitung terletak diluar
bahwa waktu antar kedatangan
52
dapat
disimpulkan
penumpang
berdistribusi
antrian
eksponensial
akan
digunakan
adalah (M/M/1).
Analisa a.
yang
Data
pada
Pelayanan
Waktu Pelayanan Penumpang
Penumpang di Check-in Counter
Diperoleh data waktu pelayanan
Garuda Indonesia
rata-rata yang dibutuhkan counter
a.
check-in
Penumpang
untuk
melayani
Tingkat
Kedatangan
penumpang Lion adalah 46,68
Didapatkan pada waktu itu rata-
detik. Waktu pelayanan memiliki
rata
standar deviasi sebesar 26,164.
penumpang adalah 38,93 detik.
Sehingga didapat batas kontrol
Dari hasil perhitungan diketahui
atas sebesar 125,17 dan batas
X2 hitung adalah (15,307) < dari
kontrol bawah sebesar -31,81.
X2 tabel (18,475) berarti X2
Dari hasil perhitungan diketahui
hitung terletak diluar daerah
X2 hitung adalah (17,751) < dari
kritis. Karena X2 hitung lebih
X2 tabel (18,475) berarti X2 hitung
kecil dari X2 tabel maka Ho
terletak
diterima
diluar
daerah
kritis.
Karena X2 hitung lebih kecil dari 2
X
tabel
sehingga
maka dapat
Ho
tingkat
kedatangan
sehingga
dapat
disimpulkan bahwa waktu antar
diterima
kedatangan
disimpulkan
penumpang
berdistribusi eksponensial
bahwa waktu antar kedatangan penumpang
berdistribusi
b.
eksponensial.
Waktu Pelayanan Penumpang Diperoleh data waktu pelayanan
Dari hasil uji pola distribusi di
rata-rata
yang
dibutuhkan
atas dengan tingkat kedatangan
counter check-in untuk melayani
penumpang
penumpang Garuda adalah 52,52
eksponensial,
berdistribusi waktu
detik. Waktu pelayanan memiliki
penumpang
standar deviasi sebesar 27,578.
berdistribusi eksponensial, model
Sehingga didapat batas kontrol
pelayanan
dan
53
atas sebesar 135,26 dan batas
kedatangan dan pelayanan penumpang
kontrol bawah sebesar -30,21
mengikuti
Dari hasil perhitungan diketahui
Sehingga
X2 hitung adalah (15,412) < dari
pelayanan
X2 tabel (18,475) berarti X2
disiplin antrian FIFO dengan model
hitung terletak diluar daerah
antrian M/M/1.
kritis. Karena X2 hitung lebih
Dari
kecil dari X diterima
2
tabel maka Ho
sehingga
dapat
eksponensial.
diketahui
X-Ray
hasil
diketahui
bahwa
menggunakan
pengujian
Waktu
data
Kedatangan
dapat
penumpang pada pelayanan X-Ray
disimpulkan bahwa waktu antar
adalah 5,31 detik per orang, sehingga
kedatangan
dapat ditentukan besarnya Tingkat
penumpang
berdistribusi eksponensial.
Kedatangan Penumpang adalah :
Dari hasil uji pola distribusi di
atas
dengan
kedatangan
λ =
tingkat
waktu
1
1 x 60 detik = 5,31
=
X
penumpang 11,30 ≈ 12 penumpang per menit
berdistribusi eksponensial, dan pelayanan
penumpang
Sedangkan
diketahui
Waktu
berdistribusi
eksponensial,
Pelayanan penumpang adalah 6,32
model
yang
detik per orang, sehingga didapat
antrian
akan
digunakan adalah (M/M/1).
besarnya Tingkat Pelayanan adalah :
=
Analisa Antrian pada Pelayanan X-
=
1 x 60 detik = 6,32
9,49 ≈ 10 penumpang per menit
Analisa Antrian pada pelayanan X-
Maka dapat diketahui nilai ρ =
Ray saat ini Pelayanan
1 X
Ray
X-Ray
keberangkatan Noor
distribusi
di
terminal
Bandara
Syamsudin
Banjarmasin
hanya
=
9,49/11,30
= 1,190 > Kinerja antrian yang terjadi adalah :
mengoperasikan 1 (satu) buah loket pelayanan saja serta mempunyai pola
54
Jumlah
–
rata penumpang
rata
Hal ini berarti bahwa hanya dengan 1
dalam
(satu) buah loket pelayanan saja yang beroperasi, maka akan terjadi antrian
antrian
2 ( )
=
q
yang sangat panjang sehingga idealnya =
diperlukan lebih dari satu (>1) loket pelayanan X-Ray.
11,30 2 = - 7,448 9,49(9,49 11,30)
a.
≈ -8 penumpang
Jumlah
rata
Terminal –
=
Menggunakan disiplin antrian FIFO dan mengoperasikan lebih
11,30 9,49 11,30
dari satu (>1) loket pelayanan, maka tingkat kedatangan (λ)
= - 6,257 ≈ -7 penumpang
diasumsikan
Waktu rata – rata menunggu
merata
penumpang dalam antrian
pelayanan.
w
=
=
rata
–
ρ =
= rata
setiap
loket
Sehingga
jika
11,30 N N = 9,49
1
dihasilkan nilai N>1,191 atau
penumpang dalam sistem d =
untuk
secara
pelayanan, maka :
menit = - 39,547 detik Waktu
tersebar
diandaikan terdapat N buah loket
( )
11,30 = - 0,659 9,49(9,49 11,30)
Keberangkatan
minimal harus dibuka rata
penumpang dalam sistem
n =
Jumlah loket pelayanan X-Ray di
minimal sebanyak 2 (dua) buah
1 1 = = 9,49 11,30
loket pelayanan harus dibuka agar tidak terjadi antrian.
0,554 menit = - 33,227 detik
b.
Dengan jumlah loket pelayanan minimal yaitu 2 (dua) buah,
Analisa Antrian pada pelayanan X-
maka dapat diketahui kinerja
Ray optimal
55
proses antrian,
yaitu dengan
menghitung parameter antrian :
2 ( )
=
q
–
rata
penumpang
Ray berdasarkan Level of Service
rata
Mengacu pada Nota Dinas Manajer
dalam
Operasi
=
Level of Service Pelayanan X-Ray Terminal
=
rata
–
Keberangkatan
Bandara
Syamsudin Noor yaitu panjang antrian
1,470 ≈ 2 penumpang Waktu
Nomor
API.02/OP.40.3/2009/GMH-B tentang =
(11,30 / 2) (9,49 (11,30 / 2))
0,260
Analisa Antrian pada pelayanan X-
sistem
n
=
menit = 15,609 detik
= 0,875 ≈ 1 penumpang Jumlah
1
1 = 9,49 11,30
=
(11,30 / 2) 2 9,49(9,49 (11,30 / 2))
=
d
maksimal 5 (lima) orang penumpang.
rata
2 <5 q = ( )
menunggu penumpang dalam antrian
w
=
=
( )
=
(11,30 / N ) 2 <5 9,49(9,49 (11,30 / N ))
(11,30 / 2) 9,49(9,49 (11,30 / 2)) = 0,155 menit = 9,289
11,30
detik
Waktu
2
< 47,45 9,49 – 11,30 N
N rata
penumpang
–
rata 450,3005 – 536,185 –
dalam 127,69 > 0
sistem
N 2
N
56
450,3005N2 – 536,185N – 127,69 > 0
Pelayanan
Check-in
untuk
penerbangan Maskapai Lion Air hanya mengoperasikan 1 (satu) buah loket
Persamaan kuardrat diatas dapat diselesaikan dengan menggunakan persamanaa:
pelayanan saja untuk setiap tujuan penerbangan. serta mempunyai pola kedatangan dan pelayanan penumpang
b b 2 4ac N1,2 = 2a
mengikuti Sehingga
distribusi dapat
eksponensial.
diketahui
bahwa
N1,2
= pelayanan Check-in menggunakan (536,185) (536,185) 2 4(450,3005)(127,69disiplin ) antrian FIFO dengan model 2(450,3005) antrian M/M/1. Dari
N1,2 =
(536,185) (719,368) (900,601)
hasil
diketahui
pengujian
Waktu
data
Kedatangan
penumpang pada pelayanan Check-in adalah 39,68 detik per orang, sehingga
N1 = 1,39 pintu pelayanan X-Ray (memenuhi)
dapat ditentukan besarnya Tingkat Kedatangan Penumpang adalah :
N 2 = -0,203 pintu pelayanan pelayanan X-Ray (tidak memenuhi)
λ =
1
=
X
Sehingga dihasilkan nilai N>1,39 atau dibutuhkan minimal sebanyak 2 (dua)
1 x 60 detik = 39,68
1,51 ≈ 2 penumpang per menit
pintu pelayanan pelayanan X-Ray agar
Sedangkan
diketahui
Waktu
jumlah orang dalam antrian kurang
Pelayanan penumpang adalah 43,17
dari 5 (lima) orang.
detik per orang, sehingga didapat besarnya Tingkat Pelayanan adalah :
Analisa
Antrian
pada
Check-in
=
Counter Lion Air Analisa
Antrian
pada
1
X
Check-in
=
1 x 60 menit = 43,17
1,39 ≈1 penumpang per menit
Counter Lion Air saat ini
57
Maka dapat diketahui nilai ρ =
d =
= 1,51/1,39
1 1 = = 1,39 1,51
8,18 menit = -490,827 detik = 1,088 > 1 (tidak memenuhi syarat)
Kinerja antrian yang terjadi adalah :
Jumlah
–
rata penumpang
rata Analisa
dalam
Check-in
Berarti bahwa hanya dengan 1 (satu)
2 ( )
=
pada
Counter Lion Air optimal
antrian q
Antrian
=
buah
loket
pelayanan
saja
yang
1,512 = - 13,458 1,39(1,39 1,51)
beroperasi, maka akan terjadi antrian
≈ -14 penumpang
dari satu (>1) loket pelayanan Check-
sehingga idealnya diperlukan lebih
in.
Jumlah
rata
–
rata
a.
penumpang dalam sistem
n =
=
Lion Air minimal harus
1,51 (1,39 1,51)
dibuka Menggunakan disiplin antrian
= - 12,370 ≈ -13 penumpang
FIFO dan mengoperasikan lebih
Waktu rata – rata menunggu
dari satu (>1) loket pelayanan, maka tingkat kedatangan (λ)
penumpang dalam antrian
w
=
diasumsikan
( )
1,51 1,39(1,39 1,51)
=
merata
=
-
8,9
Waktu
rata
–
tersebar
untuk
pelayanan.
secara
setiap
loket
Sehingga
jika
diandaikan terdapat N buah loket pelayanan, maka :
menit = -533,997 detik
Jumlah loket pelayanan Check-in
ρ =
rata
penumpang dalam sistem
1
58
1,51 N N = = 1,39
dihasilkan nilai N>1,086 atau
Waktu
minimal sebanyak 2 (dua) buah
penumpang
loket pelayanan harus dibuka
sistem
agar tidak terjadi antrian. b.
d =
Dengan jumlah loket pelayanan
–
rata
rata dalam
1 1 = 1,51 1,39
minimal yaitu 2 (dua) buah,
= 1,578 menit = 94,666
maka dapat diketahui kinerja
detik
proses antrian,
yaitu dengan Analisa
menghitung parameter antrian : q
2 ( )
=
Antrian
pada
Check-in
Counter Lion Air berdasarkan Level =
of Service Diketahui
(1,51 / 2) 2 = 0,649 ≈ 1 1,39(1,39 (1,51 / 2))
Waktu
Pelayanan
penumpang saat ini adalah 43,17 detik per penumpang atau 0,7195 menit per
penumpang
penumpang, sehingga waktu pelayanan
Jumlah rata – rata penumpang
saat ini sudah maksimal.
dalam sistem
n =
=
Analisa
(1,51 / 2) = (1,39 (1,51 / 2))
rata
–
Analisa
=
Check-in
Antrian
pada
Check-in
Counter Reguler Garuda Indonesia rata
menunggu
saat ini
penumpang dalam antrian
w
pada
Counter Reguler Garuda Indonesia
1,193 ≈ 2 penumpang Waktu
Antrian
( )
(1,51 / 2) 1,39(1,39 (1,51 / 2))
=
Diketahui bahwa pelayanan Check-in menggunakan disiplin antrian FIFO
=
dengan model antrian M/M/1. Dari hasil pengujian data diketahui Waktu
0,858
Kedatangan
menit = 51,496 detik
59
penumpang
pada
pelayanan
Check-in adalah 44,43
detik
orang,
per
sehingga
dapat
ditentukan
besarnya
Tingkat
n =
Kedatangan Penumpang adalah : λ =
1
X
diketahui
Waktu rata – rata menunggu
Waktu
w
( )
=
Pelayanan penumpang adalah 49,81
1,35 1,2(1,2 1,35)
detik per orang, sehingga didapat besarnya Tingkat Pelayanan adalah :
7,686menit
1 x 60 menit = = = 49 , 81 X 1
=
= Kinerja antrian yang terjadi adalah : rata
–
penumpang
=
= -461,159
Waktu
rata
–
rata
d =
detik
rata Analisa
dalam
Antrian
pada
Check-in
Counter Reguler Garuda Indonesia
antrian q
-
1 1 = = 1,2 1,35 1,121> 16,856 (tidak menit memenuhi = syarat) -411,349
1,35/1,2
Jumlah
=
penumpang dalam sistem
Maka dapat diketahui nilai ρ =
=
detik
1,2 ≈ 1 penumpang per menit
1,35 =1,2 1,35
penumpang dalam antrian
1,35 ≈ 2 penumpang per menit Sedangkan
=
9,258 ≈ -10 penumpang
1 x 60 detik = 44,43
=
optimal
2 ( )
=
Hal ini berarti bahwa hanya dengan 1 (satu) buah loket pelayanan saja yang
1,35 2 = -10,379 ≈ 1,2(1,2 1,35)
beroperasi, maka akan terjadi antrian sehingga idealnya diperlukan lebih
11 penumpang
dari satu (>1) loket pelayanan Check
Jumlah
rata
–
rata
in
penumpang dalam sistem
60
a.
Jumlah loket pelayanan Check-in Garuda Indonesia minimal harus
Jumlah rata – rata penumpang dalam sistem
dibuka
n =
Menggunakan disiplin antrian
dari satu (>1) loket pelayanan,
maka tingkat kedatangan (λ)
merata
tersebar
untuk
pelayanan.
loket
Sehingga
jika
Waktu rata – rata menunggu penumpang dalam antrian
secara
setiap
(1,35 / 2) = (1,2 (1,35 / 2))
1,276 ≈ 2 penumpang
FIFO dan mengoperasikan lebih
diasumsikan
=
w
( )
=
=
(1,35 / 2) = 1,059 menit 1,2(1,2 (1,35 / 2))
diandaikan terdapat N buah loket pelayanan, maka :
= 63,535 detik
1,35 N N ρ = = = 1,2
Waktu rata – rata penumpang dalam sistem
1
d =
dihasilkan nilai N>1,125 atau minimal sebanyak 2 (dua) buah
1 1 = = 1,889 1,2 1,35
menit = 113,345 detik
loket pelayanan harus dibuka
b.
agar tidak terjadi antrian.
Analisa
Dengan jumlah loket pelayanan
Counter Reguler Garuda Indonesia
minimal yaitu 2 (dua) buah,
agar sesuai dengan Level of Service
maka dapat diketahui kinerja
Diketahui
proses antrian,
penumpang saat ini adalah 49,81 detik
yaitu dengan
q
=
pada
Waktu
Check-in
Pelayanan
per penumpang atau 0,83 menit per
menghitung parameter antrian :
2 ( )
Antrian
penumpang, sehingga waktu pelayanan =
saat ini sudah maksimal.
(1,35 / 2) 2 = 0,715 ≈ 1 1,2(1,2 (1,35 / 2)) KESIMPULAN DAN SARAN
penumpang
61
Kesimpulan
counter check-in di Terminal
Berdasarkan hasil dari pembahasan
Keberangkatan
dan
Syamsudin
pengolahan
sebelumnya,
data
maka
pada
dapat
bab ditarik
Sistem
model
5.
antrian
pada
dan
fasilitas
pelayanan X-Ray (ρ=1,190>1),
check-in Lion Air dan Garuda
Check-in
Indonesia di Bandara Syamsudin
(ρ=1,173>1)
Noor
Counter
saat
ini
adalah
Counter
Lion
Air
dan
Check-in
Garuda
Indonesia
(ρ=1,349>1) memenuhi standard.
Prosedur dan fasilitas pelayanan (ρ=1,190>1),
6.
Check-in
Agar memenuhi standar Level of Service,
jumlah
counter
Counter Lion Air (ρ=1,173>1)
pelayanan X-Ray yaitu minimal 2
dan Check-in Counter Garuda
buah counter.
Indonesia belum
(ρ=1,349>1) memenuhi
Sehingga
masih
standard.
dipandang
perhitungan
4.
prosedur
pelayanan X-Ray dan counter
X-Ray
3.
adalah
Dengan jumlah counter minimal maka
FIFO:(M/M/1) 2.
Noor
FIFO:(M/M/2).
beberapa kesimpulan, yaitu: 1.
Bandara
Saran
perlu
kembali
Dalam hal ini penulis memandang
jumlah
bahwa
guna
mengantisipasi
counter pelayanan yang optimum.
kemungkinan penerbangan tertunda
Jumlah counter pelayanan X-Ray
karena sistem, maka sebaiknya dalam
berdasarkan
perhitungan
masalah ini perlu adanya penambahan
antrian yaitu minimal 2 buah
jumlah counter pelayanan beserta alat
counter.
Check-in
– alat pendukung counter, sehingga
Counter Lion Air dan Garuda
penumpang tidak merasa kecewa dan
Indonesia
hasil
tidak perlu menunggu terlalu lama.
perhitungan antrian yaitu minimal
Dan karena waktu pelayanan sudah
2 buah counter.
maksimal, maka disarankan juga untuk
Sistem model antrian yang sesuai
memperhatikan maksimum panjang
pada
hasil
Jumlah
berdasarkan
pelayanan
X-Ray
dan
62
antrian yang dapat diterima demi
P. Siagian, Penelitian Operasi, 1987, Teori dan Praktek, UI – Press.
kepuasan penumpang.
Sedarmayanti, Dra, M.Pd, 1996, Tata Kerja Dan Produktivitas Kerja. DAFTAR PUSTAKA
Tamin Z Ofyar, 2008, Perencanaan, Permodelan, & Rekayasa Transportasi, Bandung, Penerbit ITB
Achmad Moegandi, 1993, Istilah Penerbangan Sipil, Jakarta, Gramedia Pusataka Utama.
__________, 2008, International Air Trasnport Association, Ground Handling Manual.
Aminarno Budi Pradana, Drs, S.Sit, MM, 2001, Manajemen Pengoperasian dan Pelayanan Bandara, Curug Tanggerang, Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia. Edi
__________, 2005, Surat Keputusan Direktorat Jendral Perhubungan Udara, Standar Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara, No. SKEP/77/VI/2005
Sumarno, 2001, Layanan Penumpang dan Bagasi.
UU
Pujo Sutopo, S.Sit, 2007, Airport Slot Coordinator Training, Angkasa Pura I,.
63
No.1 Tahun Penerbangan
2009
tentang