ISSN 2302-0245 pp. 1- 9
Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ANALISA ALIRAN PADA SISI SHELL REBOILER 61-105 C DENGAN MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) Muhammad Ali1, M. Ilham Maulana2, Hamdani Umar3 1)
Departemen Teknik,PT Pupuk Iskandar Muda Aceh Jl. Medan-Banda Aceh, PO Box 21 Krueng Geukueh, Aceh Utara 24354, email:
[email protected] 2,3) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
Abstract: The study was conductedto determine the patternand characteristics of the flow on the shell side reboiler 61-105C, and the temperature distributionin the zone of the estimated flow stagnation at the meeting of hot fluid in letandoutletcold fluid side reboiler shel l61105C.In this research, the approach of using CFD simulation to CO2 stripper reboiler, shell sidesimulation sperformed to analyze the cause of the damage to the tube that is always repeated. Stages in this studywere: field data collection, making Cad Modelling and continued with CFD Modelling of making meshand determine konsisi Konstaphysical demarcation and just continue with the simulation of single phaseandtwo-phase. Fakus simulation is on flow patterns, temperature distributionand corrosion.The simulation results show the high temperature 481.681Kand low speed0.038m/s, tube corrosion region is formed at a distance of 0 to300 mm from the upper tube sheet, and the second phase of the simulation also showed the highestvapor fractionat a distanceof less than300 mm of tube sheet amounted to 0.0266or equal to6.33kg/s, the vapor fraction decreases away from the tube shee tabout 0.25kg/s. Keywords: heat transfer, shell and tube, reboiler, and CFD simulations Abstrak: Penelitian dilakukan untuk mengetahui pola dan karakteristik aliran pada sisi shell reboiler 61-105 C, dan distribusi temperatur pada zona yang diperkirakan ada stagnasi aliran pada pertemuan inlet fluida panas dan outlet fluida dingin sisi shell reboiler 61-105 C.Pada penelitian ini dilakukan pendekatan yaitu simulasi menggunakan CFD terhadap CO2 stripper Reboiler, Simulasi shell side dilakukan untuk menganalisa penyebab kerusakan pada tube yang selalu berulang.Tahapan yang dalam penelitian ini adalah : pengumpulan data lapangan, membuat Cad Modelling dan dilanjutkan dengan CFD Modelling yaitu membuat mesh dan menentukan konsisi sempadan serta konsta fisikal baru dilanjutkan dengan simulasi satu fasa dan dua fasa. Fakus simulasi adalah pada pola aliran, distribusi temperatur dan korosi.Hasil simulasi menunjukkan temperatur tinggi 481,681 K dan kecepatan rendah 0,038 m/s, terbentuk didaerah korosi tube yaitu pada jarak 0 sampai dengan 300 mm dari tubesheet bagian atas, dan dari simulasi 2 fasa juga menunjukkan Fraksi uap tertinggi pada jarak kurang dari 300 mm dari tubesheet sebesar 0,0266 atau sebesar 6,33 kg/s, semakin menjauhi tubesheet fraksi uap berkurang sekitar 0,25 kg/s. Kata kunci : Perpindahan panas, shell and tube, reboiler, simulasi dan CFD
CO2 Stripper Reboiler 61-105 C pada pabrik
aMdea solution dan di sisi Tube Proses Gas
ammonia 2 PT. Pupuk Iskandar Muda adalah
atau LTS Effluent.
salah satu peralatan yang digunakan pada
Pada
rangkaian
proses
produksi
proses produksi yang berfungsi sebagai alat
ammonia
penukar kalor antara dua fluida, disisi shell
untuk menurunkan temperature syngas
Heat Exchanger ini berfungsi
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012
- 1
Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
keluar
dari
LTS
(LTS
effluent),dari
terjadi
ketika
kedua
fluida
mengalir
temperatur 2100C menjadi 1320C yang
dengan berlawanan arah, aliran cross
mengalir
fluida
terjadi ketika salah satu fluida mengalir
aMDEA
secara tegak lurus terhadap fluida yang lain
pendingin
disisi pada
tube,
dengan
sisi
shell 0
solutiondengantemperatur 123,8 C.
dan aliran parallel terjadi ketika kedua
Boiler dan reboiler adalah jenis alat
fluida masuk dan keluar dalam arah yang
penukar kalor yang sering mengalami
sama.
korosi akibat kondisi operasional yang
merupakan aliran gabungan dari berbagai
bertekanan tinggi dan temperatur tinggi,
aliran yang digunakan. Selanjutnya untuk
selain itu juga disebabkan oleh sifat korosi
menyangga berkas susunan tube dan
fluida,
mengarahkan aliran pada sisi shell dan
lingkungan,
dan
desain
Sedangkan aliran campura n
(H.Ackerman et al., 1987). CO2Stripper
untuk
Reboiler yang digunakan oleh PT. Pupuk
panas yang terjadi antara dua fluida
Iskandar Muda sering mengalami korosi
tersebut di dipasanglah sekat(Inacio D, at
pada permukaan tube yang berlokasi di
all., 2011).
daerah overheat, yaitu daerah bertemuan
meningkatkan
Seiring
laju
dengan
perpindahan
perkembangan
sisi inlet gas (LTS Solution) dengan sisi
teknologi komputer digital berkecepatan
outlet Amdea solution.
tinggi yang pesat, metode numerik, yaitu:
Berdasarkan data sejarah alat CO2
Computational
Fluid
Dynamics
ikut
stripper reboiler 61-105 C mengalami
terpicu untuk berkembang dengan pesat,
kebocoran. Berdasarkan metode Leak test
dengan demikian penelitian secara numeric
dari sisi shell dengan tekanan 5 kg/cm
semakin intensif dilakukan. Salah satu
ditemukan tube bocor sebanyak 177 tube.
Penelitian yang banyak dilakukan adalah
Lokasi kebocoran tube ditentukan dengan
tentang Fenomena aliran pada sisi shell,
metode individual test terhadap tube yang
baik
bocor yaitu pada bagian atas tube yang
secaranumerik.
berjarak 230-280 mm dari tubesheet.
secara
(Candra
eksperimen
maupun
Damis
W.,
2012)
metode
CFD
untuk
Kebocoran disebabkan oleh korosi lokal
Menggunakan
yang menyerang permukaan atas tube.
menganalisa desain dan redesain alat
Untuk
dar
penukar kalor tipe shell and tube.(Milanda
suatu
P.,2006) meneliti pengaruh termal hidrolik
penelitian yang meliputi fenomen aaliran
dengan model aliran dua fasa pada sisi
fluida didalam shell.Aliran fluida yang
shell ketel reboiler. (Ahmad Syuhada;
mengalir di dalam shell dan tube arahnya
2000). Meneliti karakteristik perpindahan
bisa counter flow, cross flow, parallel
panas (massa) pada saluran persegi empat
maupuncampuran.
berbelokan
permasalahan
2-
mengetahui diatas
penyebab
diperlukan
Arahaliran
counter
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012
tajam
1800
(pengaruh
Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
kemiringan dinding pemisah dan celah
akurat. Hasil simulasi akan dibandingkan
belokan) yang mengatakan bahwa turn
dengan
clearance
dan
peralatan dan sejarah kerusakan peralatan
merupakan
parameter
bilangan
Reynold
dominan
pada
kondisi
original
disain
dari
sebagai validasi.
struktur aliran dan perpindahan panas.
Parameter dan kondisi input yang
Pada penelitian diatas belum mengkaji secara khusus tentang fenomena aliran dan
diberikan adalah sebagai berikut:
perpindahan panas yang terjadi pada sisi shell Reboiler 61-105 C, yang secara langsung
Total Laju massa Amdea solution 236,4 kg/s
menjadi parameter control pada industry
Temperatur inlet Amdea solution 396 K
pupuk. Oleh karena itu penelitian ini khusus
Heat rejection 28714 kW
mempelajari masalah fenomena aliran dan
Porosity 0,13
temperature pada sisi shell dan penyebab
Total heat generation 9600000W/m3
terjadinya korosilokal pada CO2 Stripper
Kecepataninlet 1m/s
Reboiler 61-105 C.
Heat rejection 28714 kW
Temperatur inlet amdea solution 396
METODE PENELITIAN
K
Pada penelitian ini, analisis aliran pada sisi shell CO2Stripper Reboiler 61-
Konstanta Fiskal aMDEA Solution
105 C fokus pada fenomena aliran dan perpindahan panas yang terjadi pada sisi
- Massa jenis 965 kg/m3
shell serta korelasi terhadap timbulnya
- Panasjenis 4228,7 J/kg K
korosi lokal dengan metode CFD dengan
- Konduktivitastermal 0,44 W/m K
menggunakan CFDSof (Program komputer
- Viskositas 0,00058 Pas
berbasis vinite volume). Parameter input berdasarkan data operasional alat yang
Uap aMDEA Solution
diperoleh dari PT. Pupuk Iskandar Muda,
Massa jenis 1,12 kg/m3
Indonesia. Tahapan penelitian dimulai dari
Panasjenis2177,15 J/kg K
Studi
data
Konduktivitastermal 0,0256 W/m K
dilanjutkan
Viskositas 0,000013 Pas
literatur,
lapangan,
pengumpulan
Cad Modelling,
dengan CFD modelling satu fasa dan dua fasa.
Simulasi
dilakukan
dari
tahap
Atur Model
pengaturan jumlah grid, pembagian grid,
Heat Conductivity
dan penyederhaan model tube bundle
Gravity
diasumsikan
media,
Pindah Panas
sehingga akan didapatkan hasil yang
Gravitasi
sebagai
poros
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012
- 3
Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Turbulensi (k-epsilon)
Effluent) dari 210 0C sampai 132 0C dengan
Multi fasa
fluida pendingin campuran air dengan zat
Terikat waktu
kimia
(aMDEA Solution). LTS effluent
mengalir dua pass di sisi tube, sepanjang U HASIL PEMBAHASAN
tube bundle masuk dari header atas dan keluar
Geometri Modelling
dari header bawah sambil melepas panas. Sedangkan aMDEA Solution mengalir satu pass, di dalam shell yang masuk dari bawah dan keluar di atas. Jumlah inlet LTS effluent satu dan aMDEA Solution dua sedangkan jumlah outlet LTS effluent satu dan aMDEA Solution dua. Jumlah U tube 1234 buah
Gambar1. Cad Modelling General Arrangement CO2 Stripper Reboiler 61-105 C
dengan panjang 7000 mm, berdiameter 25,4 mm dan tebal 1.65 mm. Material tube, shell, baffle, dan impingement adalah stainless steel 304 disesuaikan dengan kondisi kerja dan lingkungan. Alat penukar kalor ini didesain sedemikian rupa untuk memperkecil pressure
Gambar 2. Cad ModellingGeometri CO2 Stripper Reboiler 61-105 C
drop di sisi shell dibuktikan dengan pemilihan tipe pitch tube persegi dengan sudut 900, tube pitch 32mm dan diameter outlet shell (26 in) lebih besar dibandingkan inlet shell (16 in). Impingement yang terletak di sisi inlet berfungsi untuk membagi aliran dan pelindung tube. Terdapat 4 baffle berlainan tipe yang berfungsi untuk mengarahkan aliran. Kalor yang dilepaskan LTS effluent diserap oleh
Gambar 3. Geometri Modelling dan Input Parameter
aMDEA Solution sehingga terjadi proses pendidihan dan penguapan (5% dari laju
CO2 stripper reboiler adalah salah satu peralatan
yang
produksi amonia
digunakan pada
proses
massa total). Perpindahan panas kedua fluida ini sebesar 28551.67 kW.
yang digunakan oleh PT
Pupuk Iskandar Muda, Aceh Indonesia. CO2 stripper reboiler adalah alat penukar kalor tipe shell
and tube
yang berfungsi
untuk
menurunkan temperatur campuran gas (LTS 4-
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012
Gambar 4. Pola Aliran Pada Sisi Shell
Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
terjadi sebagai akibat dari stagnasi fluida
Pembahasan Hasil simulasi memperlihatkan aliran
yang disebabkan oleh posisi outlet serta
didalam shell (aMDEA Solution) bergerak
profil
antara
dari dua nozzle inlet bagian bawah menuju
bersiku.
tubesheet
dengan
shell
2 nozzle outlet bagian atas melewati tube bunle seperti terlihat pada gambar 3.2, dengan laju aliran massa 236,4 kg/s atau sekitar 1 m/s. Pada sisi inlet terdapat impengement
baffle
yang
berfungsi
menahan aliran dan membagi aliran supaya terdistribusi
secara
merata,
kecepatan
aliran mulai menurun ketika melewati
Gambar 6. Distribusi Temperatur dalam shell
celah-celah U tube bundle rata-rata 0.05 Pada daerah ini juga bertemperatur
m/s, aliran menurun disebabkan area lebih besar dibanding sisi inlet, kecepatan fluida meningkat kembali ketika mendekati sisi outlet sebesar 0,6 m/s, kenaikan kecepatan pada posisi keluar karena fluida memasuki area yang lebih lebih kecil dibandingkan pada area internal shell, dan perbedaan kecepatan sisi inlet dengan outlet karena diameter outlet lebih besar 644 mm dibandingkan diameter inlet 390 mm.
tinggi 481,681 K dan kecepatan rendah 0,0308 m/s, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6. Temperatur tinggi pada daerah ini terjadi akibat persingunggan antara inlet fluida panas dalam tube dengan outlet fluida dingin pada sisi shell. Keterbatasan yang
dimiliki
oleh
perangkat
lunak
menjadikan perubahan fasa yang terjadi pada
fluida
aMDEA
Solution
direpresentasikan dengan nilai temperatur. Hasil
simulasi
temperatur
yang
menunjukkan
sebesar
481,681K
menunjukkan bahwa kalor yang diserap seluruhnya diubah untuk meningkatkan
Gambar 5. Distribusi Kecepatan Aliran
temperatur.
Daerah
aMDEASolution
memiliki
dimana temperatur
tertinggi merepresentasikan bahwa pada Pada daerah dekat tubesheet bagian atas ditunjuk pada gambar 5. kecepatan
daerah tersebut sering mengalami proses pendidihan pada permukaan tube.
relatif lebih rendah dibandingkan daerah lainnya yang dekat dengan tube sheet, yaitu 0,0308 m/s. Rendahnya kecepatan ini Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012
- 5
Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Gambar 7. Korosi Pada Tube (Sumber: PT PIM 2010)
Gambar 7. menunjukkan korosi yang terjadi tidak seragam dan hanya pada bagian tertentu berbentuk seperti coakan yang akan menyebabkan lubang pada tube. Berdasarkan simulasi, daerah yang sering mengalami korosi berada pada temperatur tinggi atau saat larutan aMDEA mulai
Gambar 8. fraksi uap CO2stripper reboiler 61-105 C
mendidih. Pada proses pendidihan terjadi gelembung-gelembung uap yang pecah dan
Fraksi uap tertinggi pada jarak kurang
berulang.
dari 300 mm dari tubesheet sebesar 0,0266
Peristiwa ini menyebabkan gelombang
atau sebesar 6,33 kg/s, semakin menjauhi
kejut yang dapat merusak oxide protective
tubesheet fraksi uap berkurang sekitar 0,25
layer, sehingga permukaan menjadi kasar
kg/s. Fraksi uap cenderung naik-turun,
yang dapat bertindak sebagai tempat
disebabkan oleh adanya sumber kalor yang
nukleasi
akan
menyebabkan fraksi uap naik sedangkan
terbentuk terus menerus pada permukaan
aliran uap menuju outlet menyebabkan
tube
fraksi uap turun. Pada
terbentuk
kembali
bubbles
yang
secara
baru.
kasar
Korosi
sehingga
akan
menyebabkan tube berlubang. Pada lokasi
kondisi terpasang fraksi uap pada outlet
temperatur tinggi dan berkecepatan rendah
sebesar 0,05 atau 11,92 kg/s sedangkan
proses pendidihan sering terjadi yang
pada simulasi fraksi uap pada outlet
direpresentasikan dari fraksi uap yang
sebesar 0,0453 atau 10,80 kg/s. Secara
cenderung dominan pada lokasi tersebut.
kualitatif
Distribusi fraksi uap sepanjang permukaan
merepresentasikan kondisi sistem karena
tube dekat sisi outlet dapat dilihat pada
beda simulasi hanya 10% dibandingkan
gambar 8.
kondisi terpasang.
simulasi
ini
dapat
Material tube adalah stainless steel 304 yang umum digunakan untuk reboiler karena memiliki komposisi yang tahan korosi di bawah temperatur 5950C jika lebih
tinggi
maka
perlu
dilakukan
pendinginan pada system selama 5 menit 6-
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012
Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
untuk menghindari pembentukan karbid
didaerah yang berdekatan dengan
yang mengurangi kromium padalapisan
tubesheet bagian atas 0,0308 m/s.
pelindung
sehingga
mudah
terserang
korosilokal (H.Ackerman et al., 1987). Pada
sistem
temperature
CO2
Stripper
maksimal
Reboiler
1240C
masih
dibawah temperature kritis 5950C sehingga penyebab korosi bukan karena factor
2.
Distribusi
temperatur
disisi
shell
terlihat dengan jelas, pada bagian atas dari tube bundle terjadi kenaikan temperatur yang cukup signifikan mencapai
461 K dibanding dengan
bagian bawah tube bundle 396 K.
termal. Korosi lokal pada daerah tersebut bukan disebabkan oleh keasaman fluida karena fluida asam umumnya menyebabka
3. Korosi lokal disebabkan oleh stagnasi fluida serta temperatur tinggi sehingga proses pendidihan sering terjadi. Pada
n korosi merata.
proses pendidihan terjadi gelembungKorosi
local
disebabkan
oleh
kerusakan lapisan pelindung (passive film) pada daera htersebut. Pada system ini lokasi korosi terdapat pada daerah yang sering
mengalami
dimana
pada
saat
proses
pendidihan
proses
pendidihan
terbentuk energi yang dapat menyebabkan proses re-oksidasi senyawa pembentuk stainless (C, Mn, P, S, Si ,Cr ,Ni, Mo) (Motooka, T. et al., 2008).
Peristiwa
penelitian
ini
dapat
oxide
Pola dan karakteristik aliran yang terbentuk di sisi shell terlihat tidak terbukti
protective
layer,
sehingga
permukaan menjadi kasar yang dapat bertindak sebagai tempat nukleasi bubbles
baru.
Berdasarkan
hasil
simulasi di atas, penyebab korosi
dengan
kerusakan
korosi
awal
dapat
pada
ditekan
daerah dengan
mengurangi stagnasi pada sisi outlet dekat
disimpulkan sebagai berikut :
merata,
menyebabkan
gelombang kejut yang dapat merusak
Laju hasil
ini
Saran
Simpulan
1.
terbentuk kembali secara berulang.
adalah proses pendidihan.
SIMPULAN DAN SARAN
Dari
gelembung uap yang pecah dan
tidak
seragamnya kecepatan fluida pada titik titik di dalam shell, pada kondisi masuk 0,9 m/s kemudian turun pada daerah tube menjadi 0,55 m/s dan
tube sheet. Untuk pengembangan kedepan disarankan untuk menelitil ebih lanjut dengan cara simulasi mengubah posisi outlet mendekati tube sheet dan membuat fariasi
ukuran
nozzle
outlet
untuk
mendapatkan ukuran yang lebih optimal untuk menaikkan laju aliran di daerah bermasalah. Namun perpindahan jarak Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012
- 7
Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Kecepatan Aliran Terhadap Efektivitas Shell-and-Tube Heat Exchanger.Jurnal Teknik Mesin Vol. 2, No. 2, Oktober 2000: 86 – 90, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra, halaman 86
tersebut akan mengubah fenomena aliran fluida yang akan mempengaruhi proses pindah panas. Dengan demikian parameter simulasi redesain yang harus dicapai adalah temperature lebih rendah pada daerah kerusakan dan temperatur rata-rata outlet fluida panas mendekati desain original. DAFTAR PUSTAKA A. Indra S., at all., 2012.Analisis Korosi Pendidihan Pada Alat Penukar Kalor Tipe Shell & Tube Dengan Metode CFD Andrew M.J And Master B.I (2005). Three Dimensional Modelling of a Helixchanger heat exchanger using CFD. Journal Heat Transfer Eng. 26, Page 22-31 CandraDamis W.,(2012) : Pengembangan Prosedur Design dan Redesign dengan menggunakan CFD Untuk Alat Penukar Kalorjenis Shell & Tube.Master Thesis PadaFakultasTeknik Program StudiTeknikMesin UI Depok. Chinmay H. Adhvaryu(2008). The Lattice Boltmann Methode for Computational Fluid Dynamics Application. Presented to the Faculty of the Graduate School of Master of Science in Aerospace Engineering The University of Texas at Arlington. Dyah w., L.O. elw wan', Kamaruddin, A' dan A. lndraS. (2003) Analisis Distribusi Suhudan Kecepatan Aliran Udara Dalam Ruang Pengering Bernergi Surya Menggunakan CFD.Bulletin Keteknikan Pertanian IPB Bogor.Vol. 17, No. 1, April 2003, Hal. 69-76 EkadewiAnggrainiHandoyo : Pengaruh Penggunaan Baffle padaShell-andTube Heat Exchanger, Jurnal Teknik Mesin Vol. 3, No. 1, April 2001: 19 – 23, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra, halaman 19 EkadewiAnggrainiHandoko :Pengaruh Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 82012
Ender
Ozden, IlkerTari:Shell side CFD analysis of a small shell-and-tube heat exchanger, Department of Mechanical Engineering, Middle East Technical University, 06531 Ankara, Turkey.
Gaddis D, editor, Standards of the Tubular ExchangerManufakturers Association, Tarrytown (NY) : TEMA Inc.; 2007 H.Ackerman et al., ASM Metals Hand book Volume 13 Corrosion 1987, 9th edition ASM International handbook committee. Incropera P. Frank, Dewitt P. David, Bergman L. Theodore and Lavine S. Andriene. Introduction to Heat Transfer. John Wiley & Sons (Asia) Pte Ltd. 2007 Inacio D. at all., 2011, Simulasi Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas Cross Flow susunan Tube di Kondensortipe Aligned dan Staggared untuk Sistem ORC. Tesis Program PascasarjanaITS Surabaya. Milanda P. at all., 2006. Simulation of The Kettle Reboiler Shell Side ThermalHydraulics With Different Two-phase Flow Models. Thermal Science: Vol. 10 (2006), No. 2, pp. 127-140
Motooka, T. et al., Corrosion Behavior of Stainless Steel in Nitric Acid Solutions Including Neptunium, Zairyo-toKankyo, vol.57, no.12, 2008, p.536541 Prithiviraj M. And Andrew MJ, (1998).Three Dimensional Numerical Simulation of Shell & Tube Heat Exchanger, Part 1 : Foundation and Fluid Mechanics, Numer Heat Transfer. Part A, Appl.33, Page 817-822 Rucer. Munson, Donald F. Young, Theodore H. Okiishi :Fundamentals of Fluid Mechanics. John Wiley & Sons, Inc. Rosenfeld, Moshe, 1994, “ Grid Refinement
Jurnal Teknik Mesin Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Test of Time Periodic Flows overBluff Bodies “, International Journal of Computers & Fluids, Vol. 23, No. 5. S.V. Pantakar, D.B. Spalding. A ., 1974. Calculation Procedur for The Transient and Steady State of ShellTube Heat Exchanger, in : N.F. Afgan, E.O. Schlunder(Eds). Heat Exchanger Design and Theory Source Book, McGrawhill, New York, SardjanNesi’s, (2006) Using Computational Fluid Dynamics in Comabanting Erosion-Corrosion. Jurnal of Chemical Engineering Science 61, page 4086-4097.
Shaik H, Suba Rao R.V, George, dan Khatak H.S. Corrosion Failure of AISI type 304 Stainless Steel in a Fertilizer Plant. Journal of Engineering Failure Analysis 10, 2003, page 329-339. Syuhada A, 2000.Heat (mass) transfer characteristics in rectangular serpentine channels with sharp turn.Dessertation for the Doctor Degree of Engineering, Nagoya University, Japan
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012
- 9