PERENCANAAN PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN SEBAGAI UPAYA MENUJU KEMANDIRIAN PANGAN (Studi pada Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Kabupaten Kediri) Alvian Prio Ratmoko Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang e-mail:
[email protected]
Abstract: Development Planning of Crops As An Effort To Food Security (Study on the Strategic Plan (Plan) Kediri District Agricultural Office). Development planning of food crops is an effort to achieve food self-sufficiency so that the planning can give hope to overcome the problem of agriculture. The purpose of this study is to describe and analyze the process of preparation, determination of the Strategic Plan and the food crop development process of Departement of Agriculture Kediri Regency to achieve food self-sufficiency. While the research method used is qualitative method with descriptive approach. The results showed that the strategic planning can be implemented but the results are not optimal because only some areas are able to implement. Some programs less optimal which defined because involvement factors of farmers community are less active in the process of the preparation strategic plan and factor less precisely determine a reference program that will be implemented to the farmers. Keywords: Strategic plan, food corps development Abstrak: Perencanaan Pengembangan Tanaman Pangan Sebagai Upaya Menuju Kemandirian Pangan (Studi Pada Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Kabupaten Kediri). Perencanaan pengembangan tanaman pangan merupakan usaha untuk mencapai kemandirian pangan sehingga dalam perencanaan tersebut dapat memberikan harapan untuk mengatasi persoalan pertanian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis proses penyusunan dan penetapan Renstra serta langkah pengembangan tanaman pangan Dinas Pertanian Kabupaten Kediri untuk mencapai kemandirian pangan. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perencanaan strategis untuk tanaman pangan Kabupaten Kediri dapat diimplementasikan namun langkah strategi kurang optimal dikarenakan hanya beberapa daerah yang masih mampu menjalankannya. Kurang berjalannya beberapa program yang sudah ditetapkan karena faktor keterlibatan masyarakat petani atau Gapoktan yang kurang aktif dalam proses penyusunan Renstra Dinas Pertanian Kab. Kediri dan juga faktor kurang tepatnya menentukan sebuah program acuan yang nantinya diimplementasikan kepada masyarakat petani. Kata kunci: Rencana Strategis, pengembangan tanaman pangan
(2004, h. 1) “Globalization is often seen by
PENDAHULUAN Pada
era
globalisasi
saat
ini
its proponents as facilitating a new idealism
menunjukan bahwa pembangunan disemua
of
economic
aspek sebuah negara sudah menjadi hal yang
transparency,
sangat penting, hal tersebut cukup beralasan
globalisasi merupakan mekanisme yang akan
karena pintu globalisasi akan memberikan
memberi
ruang untuk saling bersaing antara satu
termasuk pada bidang ekonomi, politik, dan
dengan yang lain. Menurut pandangan Kay
kebudayaan, sehingga di setiap negara
ruang
and
openness,
political
global
culture”,
terhadap
keterbukaan
termasuk Indonesia harus bersiap-siap untuk
diharapkan
menghadapi tantangan baru terutama di
daerahnya dengan baik dan mandiri. Salah
sektor yang penting. Salah satu perhatian
satu kewenangan daerah adalah menyusun
khusus
sebuah perencanaannya sendiri, menurut
dari
tantangan
tersebut
adalah
agriculture sector.
daerah
dapat
mengelola
Kumar (2001, h. 2) “the state and regional
Menghadapi
tersebut
plans are to be guided by the national plan
Indonesia yang memiliki sumberdaya alam
objectives and priorities but the variations or
dan potensi yang besar sangat disayangkan
particularities at the different levels are to be
telah melakukan kegiatan impor dibidang
taken care of while maintaining consistency”
pertanian khususnya di sektor penting yaitu
dalam sebuah perencanaan daerah tetap
produksi tanaman pangan. Menurut Warr
harus berpedoman pada perencanaan tingkat
(2005, h. 7) dalam tulisannya menjelaskan
nasional, hal tersebut tidak bersifat kaku
bahwa “Indonesia is a large importer of rice
karena
relative to the world market and seemingly
menggunakan cara atau variasi tata cara dari
possesses a moderate degree of monopsony
pemerintah daerah itu sendiri namun tidak
power. Because the international price is
sebebas-bebasnya
affected by the volume of Indonesian
berpedoman pada tingkat nasional. Sektor
imports, the marginal cost of Indonesia’s
pertanian perencanaan daerah juga perlu
imports exceeds the
mengikuti
membuktikan
persaingan
world price”
bahwa Indonesia
ini
perencanaan
visi
daerah
karena
misi
tetap
harusnya
dari
bisa
juga
Kementrian
menjadi
Pertanian sebagai berikut 1) Mewujudkan
negara yang cukup besar nilai impornya
sistem pertanian berkelanjutan yang efisien,
sehingga
sampai
berbasis iptek, 2) sumberdaya lokal, serta
menentukan harga dari komoditi impor beras
berwawasan lingkungan melalui pendekatan
negara Thailand. Dari fenomena tersebut
sistem agribisnis; 3) Menjadikan petani yang
pemerintah Indonesia ingin meningkatkan
kreatif, inovatif, dan mandiri serta mampu
produktivitas komoditi pangannya melalui
memanfaatkan iptek dan sumberdaya lokal
desentralisasi,
untuk
nilai
diharapkan
impor
tersebut
dengan daerah
desentralisasi
dapat
menompang
kebutuhan pangan nasional.
menghasilkan
produk
pertanian
berdaya saing tinggi, 4) Mewujudkan usaha pertanian yang terintegrasi secara vertikal
Undang-Undang 32/2004 menjelaskan
dan horizontal guna menumbuhkan usaha
bahwa otonomi daerah sudah dilakukan
ekonomi
untuk mengoptimalkan potensi yang ada di
lapangan kerja di pedesaan, 5) Meningkatkan
Daerah di Indonesia. Dengan memberikan
kualitas kinerja dan pelayanan aparatur
kewenangan
pemerintah bidang pertanian yang amanah
terhadap
daerah
maka
produktif
dan
menciptakan
dan profesional. Visi dan misi tersebut
yang mengacu perencanaan strategisnya,
menjadi salah satu acuan menjadi Rencana
dimana Renstra harus mampu menggali
Strategis
potensi yang masih ada dan memberikan
(Renstra)
disetiap
daerah
Kabupaten dan Kota serta perencanaan
manfaat
pembangunan daerah yang lain. Kewenangan
khususnya
pemerintah daerah dalam menyusun Renstra
(Gapoktan) karena mereka merupakan roda
lewat Dinas Pertanian sendiri lebih bertujuan
penggerak pertanian di Kab. Kediri.
untuk
lebih
memberikan
menggalipotensi manfaat
bidang
yang
yang
lebih
untuk
disektor
pertanian
masyarakat
Berdasarkan
latar
petani
belakang
pertanian
permasalahan yang telah diuraikan di atas,
khususnya disektor tanaman pangan yang
maka rumusan masalah dalam penelitian ini
tetunya sesuai dengan Permendagri No. 54
adalah :
Tahun 2010.
1. Bagaimana Proses penyusunan Renstra
Kabupaten Kediri merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi sumber daya alam dan manusia disektor
Dinas Pertanian Kabupaten Kediri? 2. Bagaimana Proses penetapan Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Kediri?
pertanian yang masih cukup besar, dimana
3. Bagaimana
langkah
pertanian tanaman pangan juga memberikan
tanaman
kontribusi untuk ketersediaan Provinsi Jawa
Kabupaten
Timur. Namun pada awal tahun 2012
kemandirian pangan?
Kabupaten Kediri mengalami penurunan
Dalam penelitian ini bertujuan untuk
pangan
pengembangan
Dinas
Pertanian
untuk
mencapai
Kediri
hasil dari pertanian tanaman pangan hal
mendeskripsikan
tersebut dinilai karena faktor perubahan
bagaimana proses penyusunan dan penetapan
iklim yang cepat dan juga diversifikasi lahan
Renstra
pertanian yang semakin besar sehingga untuk
tanaman pangan sebagai upaya menuju
komoditi utama tanaman pangan seperti padi
kemandirian pangan.
dan jagung mengalami penurunan. Hal inilah
serta
dan
langkah
menganalisis
pengembangan
TINJAUAN PUSTAKA
yang dipandang sebagian pihak termasuk DPRD Kab. Kediri bahwa sektor pertanian kurang memiliki sebuah perencanaan yang cepat menanggulangi persoalan pertanian yang bersifat mendadak. Dari fenomena tersebut memiliki
Dinas
Pertanian
tanggung
Kab.
jawab
Kediri untuk
mengoptimalkan seluruh program kegiatan
Perencanaan
memunculkan
makna
yang berbeda bagi orang yang berbeda. Peremcanaan dapat berartikan suatu kegiatan tertentu yang dikerjakan dengan keahlian tertentu, yang sifatnya cukup rumit, banyak menguras
tenaga
dan
pikiran,
serta
membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Terdapat
banyak
definisi
tentang
bersifat
fleksibel
yang mungkin dihadapi. Perencanaan
tergantung digunalan dibidang ilmu apa,
mengusahakan supaya ketidak pastian
bahkan dalam suatu bidang ilmu pun dapat
dapat dibatasi sedikit mungkin
perencanaan
karena
berbeda di penulis Satu dengan penulis
hambatan-hambatan
c. Perencanaan
dan
resiko-resiko
memberikan
kesempatan
lainnya. Definisi perencanaan secara umum
untuk memilih berbagai alternatif tentang
menurut
cara yang terbaik (the best alternative)
Tarigan
menyebutkan
(2004,
h.
bahwa
3)
yang
“perencanaan
atau
kesempatan
untuk
memilih
merupakan mengetahui dan menganalisis
kombinasi cara yang terbaik (the best
kondisi saat ini meramalkan perkembangan
combination)
berbagai faktor noncontrollable yang relevan memperkirakan menetapkan
faktor-faktor
tujuan
dan
pembatas,
sasaran
yang
diperkirakan dapat tercapai, menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut,
serta
menetapkan
lokasi
dari
d. Dengan
perencanaan
dilakukan
penyusunan skala prioritas. memilih uruturutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya e. Dengan adanya rencana maka akan ada alat
pengukur
atau
tanda
untuk
berbagai kegiatan yang dilaksanakan untuk
mengadakan
pengawasan/evaluasi
mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Selain
(control and evaluation). Tjokroamidjojo
itu Perencanaan dilihat dari segi suatu alat
(1995, h. 9)
atau cara untuk mencapai tujuan dengan
Sedangkan menurut Sjafrizal (2009, h.
lebih baik mendapatkan alasan yang lebih
21) secara umum ada 5 pokok tujuan dan
kuat
fungsi
untuk
melakukan
perencanaan,
dari
perencanaan
diantaranya adalah sebagai berikut:
diantaranya adalah:
a. Dengan adanya perencanaan diharapkan
a. Mendukung
terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya
pedoman
bagi
pelaksanaan
koordinasi
pemangunan
antar
pelaku
pembangunan b. Menjamin
terciptanya
integrasi,
kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada
sinkronisasi dan sinergi antar daerah,
pencapaian tujuan pembangunan
waktu dan fungsi pemerintah, baik pusat
b. Dengan perencanaan maka dilakukan sebuah perkiraan (forcastine) terhadap
maupun daerah c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi
hal-hal dalam hal pelaksanaan yang akan
antara
dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai
pelaksanaan dan pengawasan
potensi-potensi
dan
perkembangan
tetapi
prospek-prospek juga
mengenai
perencanaan,
penganggaran,
d. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan
e. Menjamin
tercapainya
penggunaan
shaping
the
nature
and
direction
of
sumber daya secara efisien, efektif dan
govermental activities, within constitutional
adil
bounds”.
Dengan
strategis
dapat
Dengan memahami konsep perencanaan
begitu
perencanaan
disimpulkan
selanjutnya masuk pada konsep perencanaan
perencanaan
strategis
strategis
perumusan
tindakan-tindakan
hal
ini
menunjang
untuk
meliputi
bahwa kegiatan penting
mengetahui sejauh mana Renstra berjalan
sebagai panduan organisasi serta upaya
sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan.
membangun keterlibatan stakeholder dalam
Perencanaan strategis pada dasarnya
mewujudkan tujuan organisasi. Singkatnya
merupakan salah satu dari sekian banyak
perencanaan strategis tidak menjadi bagian
konsep
dari
perencanaan
dikembangkan.
yang
Perencanaan
telah
pendekatan
politik
dan
birokrasi
merupakan
melainkan harus sudah melekat didalamnya.
sebuah aktivitas yang berorientasi ke depan
Rencana strategis perlu diterapkan oleh
dengan memperkirakan berbagai hal agar
sebuah
aktivitas dimasa depan dapat berjalan sesuai
mendeteksi kondisi yang mungkin tidak baik
dengan yang diharapkan, karena orientasinya
untuk masa depan dan memandu arah
merupakan
dimasa
kebijakan yang sudah ditetapkan. Menurut
sifatnya
merupakan
Conway (2004, h. 8) ada 3 proses tingkatan
atau
mempredeksi
dalam menetukan perencanaan strategis yaitu
pertimbangan-pertimbangan,
strategic thinking, strategic desicion making,
sesuatu
mendatang memperkirakan berdasarkan
yang
ada
rasional, logis, dan dapat dilaksanakan.
organisasi
strategic
planning
untuk
melihat
dimana
atau
dalam
Pendapat mengenai definisi perencanaan
perencanaan strategis akan melalui tiga
strategis dikemukakan oleh beberapa ahli.
tahapan tersebut untuk dapat menselaraskan
Bryson (2007, h. 48) menjelaskan bahwa
apa yang diinginkan dengan apa yang
perencanaan strategis merupakan upaya yang
dilaksanakan.
didisiplinkan untuk membuat keputusan dan
Dengan berbagai desakan kebijakan
tindakan penting yang membentuk dan
pertanian di Indonesia lebih terarah dimana
memandu bagaimana menjadi organisasi, apa
ketersediaan pangan harus dilakukan secara
yang dikerjakan organisasi, dan mengapa
mandiri, pengembangan tanaman pangan
organisasi
harus
mengerjakan
itu.
Sedangkan
dilaksanakan
secara
berintegrasi.
menurut Hughes (1994) dalam Riyadi dan
Pemerintah melalui Kebijakan dan Strategi
Brantakusumah (2004, h. 280) menyatakan
Pangan
bahwa “strategic planning is a dicipline
adanya pengembangan diversifikasi pangan
effort
produce
fundamental
decisions
2010-2014
sudah
menyebutkan
dan memantapkan ketahanan pangan melalui pendekatan yang komprehensif, yaitu :
Berdasarkan pada permasalahan yang
a. Menjamin ketersediaan pangan berbasis produksi dalam negeri b. Peningkatan produktivitas melalui insentif bagi petani modern,
lingkungan
dan
efisien,
ramah
berkelanjutan.
Tim
Peneliti Pangan.
penelitian
ini
menggunakan
deskriptif
dengan
pendekatan
di
penelitian
Indonesia
pengembangan
ini
metode kualitatif,
menggali
data
informasi yang bersifat urian dan tidak bersifat angka. adalah
Hubungan dengan rencana strategis ada
diangkat didalam penelitian ini maka metode
dimana
c. Pertanian
yang
METODE PENELITIAN
peran
Fokus pada penelitian ini stakeholder
internal
dan
eksternal dalam proses penyusunan Renstra Dinas
Pertanian
Kab.
Kediri,
peran
tanaman pangan sebenarnya sudah bersifat
stakeholder dalam penetapan Renstra dan
terbuka, ini dibuktikan dengan diberikan
proses penetapannya, yang terakhir adalah
kewenangann
mengelola
strategi pengembangan tanaman pangan.
sumber dayanya secata mandiri. Namun
Metode pengumpulan data yang digunakan
kurang maksmial pada saat dimana petani
dengan teknik wawancara, observasi dan
sebagai
untuk
dokumentasi. Penggunaan metode tersebut
memberdayakan kemandirian pangan masih
diharapkan akan dapat menghimpun data-
berpikir secara tradisional. Ini menjadi tugas
data yang diperlukan, baik data primer,
dari
maupun
daerah
sasaran
pemerintah
meyakinkan
untuk
kebijakan
setempat
bahwa
bagaimana
program-program
sekunder.
Analisis
data
yang
digunakan adalah analisis data interaktif.
pemerintah akan justru akan memberdayakan mereka. Menurut Wibowo (2004, h. 10)
PEMBAHASAN
menjelaskan bahwa ketidaksiapan moral dan
Penyusunan Renstra Dinas Pertanian
institusional di pusat maupun di daerah
Kabupaten Kediri
mengantisipasi era otonomi dalam memanaje
perencanaan
pertanian, kelembagaan, sumberdaya utamanya.
terutama
pembangunan dalam
ketatalaksanaan manusia
aspek
Pengembangan
pertanian
tanaman
pangan merupakan sesuatu hal yang sangat penting
di
zaman
sekarang
hal
ini
maupun
dikarenakan bertambahnya jumlah penduduk
menjadi penyebab
dan mengurangnya lahan pertanian menjadi alasan mengapa pertanian tanaman pangan perlu dikembangkan secara kuantitas dan kualitas. UU No. 32 Tahun 2004 dan Permendagri No 54 Tahun 2010 menjadi
upaya pemerintah untuk mengembangkan
masyarakat.
Peran
potensi daerahnya masing masing, ini sesuai
penyusunan
dokumen
dengan konsep yang diberikan oleh Indrianto
fungsi dan tugas masing-masing namun
(2001, h. 3) tentang otonomi daerah yang
secara khusus memang sebenarnya Dinas
menjelaskan bagaimana pemerintah pusat
Pertanian
memberikan kewenangan kepada daerah
penyusunan dokumen ini, hal tersebut jelas
dalam
karena perencanaan strategis merupakan
rangka
menggali
potensi
untuk
stakeholder renstra
merupakan
dalam memiliki
operator
dalam
kepentingan daerah dan masyarakatnya.
dokumen yang menggambarkan
Bentuk
dari
Dinas Pertanian untuk jangka waktu 5 tahun
daerah
untuk
daerahnya
pemberian
kewenangannya
mengembangkan
adalah
dengan
strategi
potensi
kedepan. Menurut Hughes (1994) dalam
menentukan
Riyadi dan Brantakusumah (2004, h. 280)
dokumen perencanaan daerah yang secara
memang
khusus dalam penelitian ini mengarah pada
planning is a dicipline effort produce
perencanaan strategis Kab Kediri.
fundamental decisions shaping the nature
Proses perumusan rencana strategis (Renstra)
memiliki
dua
aktor
penting
menyatakan
bahwa
“strategic
and direction of govermental activities, within constitutional bounds” yang artinya
didalamnya yaitu internal dan eksternal.
perencanaan
Yang dimaksudkan internal adalah Dinas
menentukan program dari Dinas Pertanian
Pertanian Kab. Kediri yang memang menjadi
kedepannya.
perangkat utama dalam penyusun Renstra,
penyusunan dokumen perencanaan strategis
sedangkan eksternal adalah
kelompok
ini Dinas Pertanian Kab. Kediri berlandaskan
masyarakat, dll. Meskipun internal dan
dengan Permendagri No 54 Tahun 2010. Ada
eksternal memiliki fungsi yang berebeda
dua fokus yang dilakukan oleh Dinas
namun terdapat konteks kesamaan yaitu
Pertanian
untuk menyusun Renstra SKPD Dinas
penyusunan rancangan awal renstra, Dinas
Pertanian Kab. Kediri. Adanya peran dari
Pertanian
eksternal sebagai
salah satu aktor dalam
diperoleh sebelum periode Renstra yang
penyusunan Renstra mendukung asumsi dari
akan datang. Pengumpulan data tersebut
Sjafrizal (2009, h. 21) tentang tujuan dan
diantaranya adalah laporan-laporan yang
fungsi perencanaan pembangunan, dimana
berasal dari tim lapangan yang fungsinya
adanya
pelaku
adalah sebagai seorang yang memonitori
integrasi,
pertanian di Kab. Kediri. Selain itu juga
yang efektif
Penyusunan Renstra memerlukan data yang
dan meningkatkan partisipasi
berasal dari Dokumen perencanaan yang
koordinasi
pembangunan,
terciptanya
penggunaan sumber efesien,
antar
daya
strategis
memang
Dalam
Kab.
Kediri
mengumpulkan
yang
menjalankan
dimana
data
dalam
yang
memiliki tingkatan lebih tinggi contohnya
dalam penyusunan perencanaan strategis
adalah Renstra harus perpedoman pada
memerlukan dua aspek wajib yaitu analisis
RPJPD, RTRWD, dll. hal ini dilakukan agar
mengenai
penjabaran visi dan misi Kepala Daerah
eksternal.
terpilih tidak keluar jalur dari program nasional
hal
ini
disebabkan
informasi
dari
internal
dan
Identifikasi isu dari internal menjadi
Renstra
sesuatu yang penting karena dari Dinas
merupakan strategi yang digunakan untuk
Pertanianlah yang memahami bagaimana
mencapai sasaran yang sudah ditentukan
arah pembangunan pertanian dilakukan,
melalui program-program yang ada.
sehingga aspek internal wajib aktif dalam
Data internal tersebut perumusan isu
artian
menjalankan
apa
yang
sudah
strategis yang berasal dari internal mencakup
ditetapkan dalam Permendargi 54/2010 dan
dokumen-dokumen
khususnya
sebelumnya
seperti
juga
berkomitmen
dengan
Renstra sebelum 2010, RPJPD, RPJMD,
kewajiban menjaga kestabilan pertumbuhan
serta bahan-bahan evaluasi dari program
pertanian tanaman pangan Kab. Kediri.
tahunan
Upaya yang sudah dilakukan oleh Dinas
yang
Pengumpuan
informasi
dilaksanakan. internal
juga
Pertanian
data-data
dilapangan
yang
menjalankan
dikumpulkan
melalui
mencakup berhasil
sudah
sudah
maksimal
berbagai
dengan
kegiatan
yang
petugas
menggali informasi dengan terjun langsung
lapangan yang ada, data tersebut berasal dari
sampai ke elemen paling bawah yang
UPTD setiap kecamatan yang ada di Kab.
memanfaatkan
Kediri, petugas dari lapangan ini menjadi
sebagai monitor disetiap Kecamatan. Data
penting
dengan
tersebut berupa produksi, upaya masyarakat
tanaman
petani, hama, serta pemanfaatan fasilitas
karena
masyarakat
lebih
khususnya
dekat petani
pangan. Hal tersebut sangat membantu
perangkat
daerah
UPTD
pertanian.
proses penyusunan Renstra karena petugas
Sedangkan perumusan isu strategis dari
lapangan inilah yang memonitoring apa yang
eksternal memerlukan bentuk partisipasi
terjadi dimasyarakat petani selama ini.
masyarakat
Kedua hal tersebut menjadi bahan untuk
mendapatkan data informasi juga didapat
menganalisis perencanaan strategis seperti
melalui kerjasama dengan instansi akademisi
apa yang diperlukan di sektor pertanian Kab.
dan LSM. peran serta masyarakat khususnya
Kediri,
masyarakat
hal
ini
selaras dengan
model
namun
petani
bukan
itu
memang
saja,
sangat
perencanaan strategis dari Graham S. Toft
diharapkan untuk sama-sama membangun
(2000) dalam Riyadi dan Brantakusumah
pertanian
(2004, h. 289) yang menyebutkan bahwa
masyarakat
di
Kab tani
Kediri.
peran
serta
dalam
memberikan
kontribusinya diantaranya melalui laporan-
dari para anggotanya khususnya untuk
laporan ke Dinas Pertanian namun laporan
tanaman pangan, belum lagi persoalan
yang masuk didominasi oleh para petani
bagaimana dari para petani kurang konsisten
besar, kadang bukan hanya laporan keluhan
dalam penanaman komoditi pertaniannya
saja yang diterima namun juga ada petani
sehingga pendataan yang ada kurang bisa
yang
untuk
mendukung. Sumber informasi selain dari
mengembangkan tanaman pangannya namun
masyarakat petani adalah partisipasi dari
tetap didampingi oleh pihak Dinas Pertanian,
beberapa universitas untuk bekerjasama dan
untuk
saling
memang
para
berinisiatif
petani kecil
upaya
Dinas
bertukar
informasi,
Pertanian untuk menggali informasi adalah
Brawijaya
dengan terjun kelapangan, masyarakat yang
Muhamadiyah Malang dan IPB (Institut
memiliki keluhan tentang fasilitas maupun
Pertanian Bogor) merupakan universitas
hama bisa melapor ke petugas lapangan
yang dari beberapa periode bekerja sama
setempat.
dengan
Hal
tersebut
menggambarkan
Malang,
Univeritas Universitas
dinas Pertanian Kab.
Kediri
prinsip buttom-up dimana masyarakat paham
terutama mengenai pengembangan tanaman
akan perlunya ikut berpartisipasi karena hal
pangan dan juga pengembangan ekonomis
tersebut
bahan pangan.
merupakan
kebaikan
semua
Hal diatas sesuai dengan
stakeholder. Partisipasi masyarakat selain
pendapat dari Bryson (2007, h. 48)
berbentuk
berbentuk
menjelaskan tentang perencanaan strategis
partisipasinya dalam kegiatan yang bersifat
akan terwujud apabila perencanaan tersebut
formal seperti Musrenbang. Musrenbang
hasil dari kesepakatan stakeholder.
Kab.
laporan
Kediri
juga
dimana
Informasi yang diperoleh dari luar
dapat
instansi pemerintahan ini sangat penting
memberikan informasi dalam segala bentuk
karena selain masyarakat petani menjadi
seperti keinginan maupun keluhan. Namun
aktor dilapangan dalam hal pengelolaan
yang
periode
pertanian mereka juga menjadi masyarakat
Musrenbang data yang diperoleh tidaklah
yang kebutuhan pokok berupa pangan harus
banyak. Dinas Pertanian Kab. Kediri hanya
terpenuhi. Instansi akademisi juga berpern
mendapatkan
dalam
diharapkan
dalam
merupakan bahwa
terjadi
artian
masyarakat
memang
informasi apa
ajang
yang
pada
yang yang
monoton,
pengembangan
informsi
dengan
perwakilan
menerapkan metode-metode yang selama ini
masyarakat tersebut merupakan hal yang
dipelajari bahkan kerjasama tersebut wajib
sama pada Musrenbang periode sebelumnya,
terjalin karena dengan pertukaran informasi
hal ini berkaitan dengan para Gapoktan yang
yang lebih baru maka Dinas Pertanian Kab.
kurang solid dalam hal penjaringan suara
Kediri
akan
lebih
mudah
menentukan
strategi pengembangan tanaman pangan. Soemarno
(2004,
1007-1043)
hasil data dilapangan dan wawancara, semua
paradigma
aktor atau pihak memiliki kewenangannya
pengembangan pertanian yang berkelanjutan
masing masing, diantaranya Bupati sebagai
dipengaruhi oleh sumber daya manusianya,
kepala daerah terpilih memiliki kewenangan
hal
adanya
untuk membuat sebuah visi dan misi dan
partisipasi masyarakat petani maupun kaum
secara terperinci diterjemahkan oleh Dinas
akademisi
Pertanian
menjelaskan
ini
h.
Dari beberapa aktor tersebut berdasarkan
bahwa
tentu
relevan
untuk
dengan
bekerjasama
dibidang
tanaman pangan. Proses
Kediri.
sedangkan
kewenangan Bappeda Kabupaten Kediri
Penetapan
Renstra
Dinas
Proses penetapan dokumen Rencana (Renstra)
melibatkan
beberapa
dikarenakan
setiap
apabila disahkan
adalah sebagai evaluator atau pengkaji rancangan akhir dokumen Rencana Strategis
Pertanian Kabupaten Kediri
Strategis
Kab.
yang
disiisun
oleh
Dinas
Dinas
Pertanian
pengkajian
pihak,
hal
ini
Permendagri 54/2010. Dari beberapa aktor
daerah
yang sudah diketahui dan dipahami, maka
perencanaan
harus melalui prosedur
selanjutnya
tersebuat
Pertanian,
adalah
berdasarkan
bagaimana
proses
yang berlaku, dimana prosedur tersebut
perencanaan strategis
tertuang
54/2010.
Setidaknya ada 3 proses yang pokok dalam
Dengan melibatkan banyak pihak maka hal
tahapannya yaitu sebelum proses pembuatan
ini
rancangan
dalam
sesuai
Permendagri
dengan
langkah-langkah
tersebut ditetapkan.
dokumen renstra, pengkajian
penyusunan Renstra menurut Sjafrizal (2009,
yang dilakukan oleh Bappeda Kab. Kediri
h. 290) dimana penetapan yang dilakukan
dan selanjutnya adalah pengesahan. Dari
memerlukan prosedur yang berlaku dan
proses
melibatkan
Permendagri
stakeholder
yang
sudah
tersebut
juga
54/2010
diatur sesuai
dalam dengan
ditentukan melalui UU dan Permendagri.
kewenangan dari aktor yang sudah dibahas
Pihak
sebelumnya.
yang
berkepentingan
dalam tersebut
Ada beberapa fase yang perlu dilakukan
memiliki tugasnya masing-masing sesuai
untuk mengesahkan Renstra SKPD Dinas
kewenangan yang ada. Aktor yang dalam
Pertanian Kab. Kediri. hal yang pertama
penetepan
adalah
dilakukan adalah menjalankan kewajiban
Bupati, Dinas Pertanian Kab. Kediri melalui
Bupati Kediri Haryanti Sutrisno untuk
Satuan Kerjanya dan Bappeda Kab. Kediri.
membuat visi misi untuk masa pemerintahan
menetapkan
dokumen
Renstra
Renstra
diantaranya
5 tahun kedepan. Visi misi yang sudah di buat nantinya perlupersetujuan oleh anggota
DPRD Kab. Kediri hal ini dilakukan karena
untuk pengkajian ulang apakah rancangan
segala bentuk perencanaan pembangunan
tersebut sudah mewakili visi dan misi yang
daerah memerlukan persetujuan dari dewan.
sudah dibentuk, Rancangan yang sudah
Selanjutnya Bupati memberikan arah-arah
disetuji oleh Bupati Kab Kediri nantinya
strateginya secara umum, visi misi yang
disahkan oleh Kepala Dinas Pertanian Kab.
sudah
Kediri.
diberikan
diterjemahkan
secara
langsung oleh Dinas hal ini terkait dengan
Mengenai proses penetapan tersebut
latar belakang Bupati Kab. Kediri ibu
fungsi dari beberapa aktor tersebut nampak
Haryanti Sutrisno yang bukan dari kalangan
begitu jelas dan sesuai dengan Permendagri
pertanian. Rancangan awal sampai dengan
54/2010. Alur yang sudah ditetapkan sesuai
rancangan
melalui
dengan prosedur dan hanya menyisakan
prosedur yang ada dan melibatkan banyak
masalah yang kecil dimana hanya mengenai
stakeholder
dipersiapkan
waktu pengumpulan revisi rancangan akhir
untuk diserahkan kepada Bappeda Kab.
Renstra SKPD Dinas Pertanian Kab. Kediri.
Kediri oleh satuan kerja Dinas Pertanian
beberapa
Kab. Kediri. Didalam pengkajian yang
dokumen Renstra sendiri memiliki tujuan
dilakukan maka proses pengakajian meliputi
yang
semua hal yang berkaitan dengan panduan
perencanaan pembangunan daerah
Permendagri 54/2010, proses selanjutnya
berkualitas dan tepat sasaran. Hal tersebut
adalah
senada
akhir
yang
nantinya
merevisi
disusun
akan
apa
yang
seharusnya
pihak/aktor
sama
dimana
dengan
dalam
ingin
pendapat
penetapan
menciptakan
Riyadi
yang
dan
dibenahi, namun kendala yang ada hanya
Brantakusumah (2004, h. 11-14) mengenai
mencakup waktu yang sudah ditentukan.
aspek perencanaan pembangunan daerah
terkait dengan pengkajian tersebut maka
dimana salah satu aspek penting adalah
selaras prinsip perencanaan itu sendiri yang
legalisasi kebijakan, selain itu juga ada
menyatakan bahwa pentingnya hubungan
lingkungan, ruang dan waktu, potensi dan
top-down adalah untuk menyelaraskan apa
masalah, dan institusi perencana. Proses
yang diinginkan pusat untuk diterjemahkan
penetapan ini diharapkan oleh semua pihak
di perencanaan daerah. Hasil revisi yang
dapat
dilakukan Dinas Pertanian nantinya akan
stakeholder terutama masyarakat.
disahkan oleh Kepala Bappeda dan nantinya akan
diberikan
kembali
kepada
Dinas
Pertanian Kab. Kediri. hasil rancangan akhir yang
sudah
disetujui
oleh
Bappeda
selanjutnya diberikan kepada Bupati Kediri
mengangkat
semua
kepentingan
Langkah Pangan
Pengembangan Dinas
Pertanian
Tanaman Kabupaten
Kediri
mencapai
tujuan
dan
sasaran
tersebut.
Pendapat diatas berarti menegaskan bahwa dengan perencanaan yang baik maka tujuan
Pertanian tanaman pangan yang berada
dan sasaran yang sudah ditentukan akan
di Kab. Kediri dengan segala kelebihan dan
lebih mudah tercapai. Kab. Kediri melalui
kekurangannya harus memerikan kontribusi
Dinas Pertaniannya mengembangkan melalui
yang maksimal terlebih untuk masyarakat.
strategi dan program pokok yang ditetapkan
Hal tersebut menjadi tanggung jawab kepala
untuk jangka waktu lima tahun sesuai
daerah yang terpilih bagaimana menentukan
dengan masa jabatan kepala daerah yang
perencanaan yang baik dan tepat sasaran
terpilih. Dinas Pertanian Kediri menenetukan dua
sesuai dengan visi misi yang dibawanya, salah satu mewujudkannya adalah dengan
pokok
menentukan strategi-strategi pembangunan
pertaniannya diantaranya adalah Pembinaan
yang tertuang dalam perencanaan strategis.
dan fasilitasi terhadap aspek on-farm dan off-
Rencanaan strategis sendiri merupakan cara
farm. Aspek on_farm meliputi kegiatan
untuk menjawab isu-isu strategis yang
operasional pertanian yang menitikberatkan
memang perlu mendapatkan perhatian lebih,
pada empat poin yaitu perbaikan dan
dimana
pengadaan fasilitas, pengamanan produksi,
hal
tersebut
mengarah
pada
strategi
untuk
mengembangkan
pengoptimalan sumber daya manusia dan
meningkatkan
sumber daya alamnya khususnya untuk
pertanian, dan pemenuhan data informasi
pengembangan
agar
pertanian. Sedangkan aspek off-farm ada 4
kemandirian pangan dapat terwujud. Hal
poin diantaranya adalah Mendorong dan
tersebut senada dengan pendapat Tarigan
memfasilitasi
yang menyebutkan perencanaan merupakan
usaha agribisnis hulu seperti pembinaan
mengetahui dan menganalisis kondisi saat ini
teknis dan permodalan bergerak dalam
meramalkan perkembangan berbagai faktor
bidang usaha produksi sarana pertanian
noncontrollable
(usaha
memperkirakan
tanaman
pangan
yang
relevan
faktor-faktor
pembatas,
penguasaan
teknologi
berkembangnya
pupuk organik,
usaha
unit-unit
produksi
agnesia hayati, usaha penangkaran benih,
yang
usaha jasa alat mesin pertanian dan bengkel
diperkirakan dapat tercapai, menetapkan
alsintan) serta usaha pertanian yang bergerak
langkah-langkah untuk mencapai tujuan
dalam
tersebut,
Mendorong
menetapkan
tujuan
serta
dan
sasaran
menetapkan
lokasi
dari
berbagai kegiatan yang dilaksanakan untuk
peningkatan
mutu
dan
hasil
segar,
memfasilitasi
berkembangnya unit-unit usaha agribisnis hilir
seperti
pembinaan
teknis
dan
permodalan
terhadap
gapoktan
yang
penguasaan teknolgi pertanian, program data
bergerak dalam bidang usaha pengolahan
dan
informasi
pertanian,
dan
program
hasil pertanian yang menghasilkan produk
pengembangan
agribisnis.
Pada
periode
setengah jadi maupun jadi, memfasilitasi
beberapa tahun ini sesuai dengan data hasil
kemitraan, memfasilitasi untuk bertumbuh
wawancara dilapangan memang didalam hal
dan
pengembangan
berkembangnya
keuangan tingkat
unit-unit
lembaga
lembaga petani guna
tanaman
pangan
Dinas
Pertanian Kab. Kediri lebih berfokus kepada
memperlancar akses permodalan bagi petani.
pengamanan
produksi
Dari strategi yang dicanangkangan oleh
pengembangan
agribisnis.
Dinas Pertanian Kab Kediri tersebut sudah
kurang sesuai dengan pendapat Patrick Webb
mencakup aspek untuk menerapkan prinsip
and Beatrice (2003) dikutip Hanani (2009, h.
antisipatif dan juga mengangkat segala
24)
potensi yang ada, hal tersebut selaras dengan
mencapai ketersediaan pangan dengn jumlah
asumsi dari Riyadi dan Brantakusumah
produksi yang baik maka diperlukan semua
(2004, h. 290) yang menyebutkan bahwa
elemen yang bisa meningkatkan kualitas
perencanaan proses
strategis
perumusan
yang
menyatakan
merupakan
suatu
tanaman pangan
keputusan
yang
kuantitas
yang
dan Hal
juga tersebut
bahwa
dalam
secara kualitas dan diantaranya
mencakup
dilaksanakan untuk periode waktu tertentu
program pokok pengembangan pertanian.
dengan
prinsip-prinsip
Terjemahan dari program pokok tersebut
antisipatif dari kondisi lingkungan strategis
tergambarkan bahwa adanya upaya untuk
guna memelihara eksistensi organisasi tentu
mensosialisasikan
dalam artian organisasi adalah perwakilan
organik, pengembangan bibit unggul serta
dari elemen pemerintah yang fungsinya
pengembangan disektor agribisnis namun
untuk melayani masyarakat.
Dari arah
program kegiatan ini masih belum optimal
strategi yang ada maka untuk melihat
karena hanya berjalan dibeberapa kawasan di
seberapa besar strategi tersebut diaplikasikan
Kab. Kediri, faktor yang mempengaruhi
adalah dengan melihat program-program
kurang
pokok Dinas Pertanian Kab. Kediri.
dikarenakan faktor ketakutan petani karena
memperhatikan
pengelolaan
berjalannya
program
tanaman
tersebut
Didalam perencanaan strategis (Renstra)
tidak mau ada resiko gagal hal tersebut
terdapat program pokok yang berfungsi
sangat bisa dipahami karena sebagian besar
sebagai
petani memang menggantungkan hidapnya
tahunnya.
acuan
program-program
Program
tersebut
setiap
diataranya
disektor tersebut.
adalah program peningkatan saran dan
Berdasarkan semua program kegiatan
prasarana pertanian, pengamanan produksi,
yang ada di Dinas Pertanian Kab. Kediri
sebenarnya masih menunjukan hal tersebut
pengembangan tanaman pangan berdasarkan
masuk pada perencanaan yang sama dengan
Renstra Dinas Pertanian Kab. Kediri mulai
periode
dari
sebelumnya.
dalam
periode
Langkah
perencanaan
sudah
dilakukan dengan baik namun pada tataran
diharapkan untuk menunjukan kemandirian
penggalian data dan informasi dari eksternal
pangan masih belum yang diharapkan sesuai
masih terdapat kendala seperti partisipasi
dengan
dari masyarakat petani / gapoktan oleh
misi
perencanaan
ini
penyusunan
yang
visi
2011-2014
strategis
Bupati
dan
pembangunan
juga daerah
karena
itu
perlunya
penguatan
sebelumnya. Namun dalam program tersebut
kelembagaan
ada
yang
Pemerintah Daerah. Pada tataran penetapan
menunjukan beberapa perbaikan dimana
Renstra juga sesuai dengan Permendagri
dalam
54/2010
beberapa
program
peningkatan
kegiatan
pertanian
tanaman
pangan dengan lancarnya ketersediaan pupuk maupun
ketersediaan
bibit
dan
juga
yang
sebuah
dimana
disosialisasikan
setiap
dari
stakeholder
melakukan tugas dan fungsinya. Langkah
pengembangan
tanaman
pengelolaan pertanian yang lainnya, akan
pangan yang berdasarkan aspek on-farm dan
tetapi meskipun begitu tetap permasalahan
off-farm dan diterjemahkan di lima program
tetap
maupun
pokok, khusus untuk tanaman pangan dua
administrasi penyaluran bantuan, belum lagi
program pokok yang menjadi prioritas dalam
persoalan pertanian tanaman pangan seperti
hasil capaian sudah mampu mempertahankan
padi dan jagung yang harus tergantung
produksi dari komoditi pangan seperti padi,
dengan
Sedangkan
jagung, palawija, namun dalam program
melalui
kegiatan pengelolaan pertanian organik,
ada
dari
sisi
pihak
regulasi
swasta.
pengembangan
pertanian
pengembangan tanaman pangan organik dan
pengembangan
bibit
juga bibit unggul merupakan pengembangan
pengembangan
agribisnis
yang kurang tepat bagi masyarakat petani
ditingkatkan dan perlu dikaji lagi karena
lokal,
sedikit
masih memberikan kontribusi yang kecil
kurang
dalam
karena
memaksakan
program tersebut dan
juga
pengembangan
unggul
dan
masih
tanaman
juga perlu
pangan.
memperhatikan situasi dan kondisi dari para
Persoalan kemandirian pengelolaan pertanian
petani.
yang masih bergantung dengan bibit dari pihak swasta mengakibatkan kemandirian
KESIMPULAN
pangan Kab. Kediri masih belum bisa Berdasarkan beberapa hal yang telah dijelaskan sebelumnya dalam pembahasan penelitian,
maka
dalam
perencanaan
dicapai. Hal tersebut menggambarkan masih belum berjalannya konsep kerangka dasar dari perencanaan strategis dari Conway
dalam strategic thinking, strategic decission
Tarigan,
Robinson.
2004.
Perencanaan
making, dan strategic planning harus ada
Pembangunan Wilayah, Jakarta; Bumi
keselarasan terutama dalam mengoptimalkan
Aksara.
peran stakeholder.
Tjokroamidjojo,
Bintoro.
1995.
“
Perencanaan Pembangunan”. Jakarta:
DAFTAR PUSTAKA
PT TOKO AGUNG. Conway, M. 2004. Scenario Planning: An Innovative
Approach
to
Strategy
Development, Austalia.
Pangan. Jakarta.
Daerah, Jakarta. Kay, Sean. 2004. Globalization, Power, and Security, USA. Kumar, Arvind, 2001. Encyclopedia of Decentralised Planning And Local SelfNew
Delhi;
Anmol
Publicationts PVT;LDT. Riyadi dan Deddy Supriady Bratakusumah, Perencanaan
Pembangunan
Daerah : Strategi Menggali Potensi Dalam Mewujudkan Otonom Daerah, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sjafrizal. 2009. Teknik Praktis Penyusunan Rencana
Pembangunan
Daerah;
Baduose Media. Soemarno. 2004. “Pembangunan Pertanian dalam
Perspektif
otonomi
Daerah
Perencanaan Pembangunan Pertanian dalam Pembangunan Daerah”. Pusat penerbitan Program Pasca Sarjanan Universitas Brawijaya, Malang. Hal. 1007-1043.
Wibowo,
Rudi.
2004.
Rekonstruksi
Perencanaan Pembangunan (Pertanian)
Indrianto. 2001. Otonomi dan Pembangunan
2004,
in Indonesia: a general equilibrium analysis.
Hanani, Nufil. 2009. Pengertian Ketahanan
Governance,
Warr, Peter. 2005. Food Policy and Poverty
Mendatang, Jakarta.