PENCITRAAN MEDIA MASSA TERHADAP PASANGAN CALON WALIKOTA DAN WAKIL V/ALIKOTA KUPANG PERTODE 2007-20t2
0leh : Yoseph Andreos Guol
ABSTRAC Muss mediu has power. The media's power is based on its ubility in spreading information quickly, ull ut the same time, snd relsted with other medius, which ends up in an imuge chain. The image creationfor an actor or sn event in a period of time develops pablic opinion. A public opinion influences the people in choosing und positioning themselves in an event that's happening ut the current time. It is this way of thinking that occurred during the generul election the elect the mayor und the vice mayor of Kupang for the period 2007-2012.
Key words! media news, political
image, public opinion, people's support, electing mayor and vrce mayor.
baru dalam pemilihan kepala daerah dari sistem representatif ke sistem pemilihan langsungmemiliki akibat lanjutanyang cukup besar. Rakyat pemilih menjadi faktor penentu dominan kemenangan pasangan calon. Walau begitu, keputusan rakyat untuk memilih salah satu pasangan dipengaruhi banyak variabel. Salah satu variabel penting adalah citra pasangan tersebut. Dan fakor ini, sangat ditentukan oleh peran media massa. Hal ini searah dengan asumsi, media massa memiliki kekuatan ampuh dalam mempengaruhi khalayak. I
lfiaradigma
f I
Peran media massa dalam kehidupan
politik sebuah negara digambarkan Harsono Suwardi dalam
lima aspek penting.2 Pertama, daya jangkau (coverage) yang sangat luas dalam menyebarkan informasi politik. Kedua, kemampuan melipatgandakan pesan (multiplier of massage). Ketiga, setiap media dapat mewacanakan sebuah peristiwa politik sesuai dengan pandangan dan kebijakan redaksionalnya. Keempat, dengan fungsi agenda setting yang dimilikinya, media mempunyai kesempatan yang sangat luas untuk meyebarluaskan sebuah berita politik sesuai dengan penyeleksian berita yang dibuatnya. Kelima, pemberitaan peristiwa politik oleh suatu media biasanya berkaitan dengan media lain yang kemudian membentuk rantai infotmasi bagi khalayak (media as lins in other chains). Hal ini berdampak pada pemben-
tukan opini publik. Media massa sebagai cermin atas realitas' yurg berfungsi netral dalam pemberitaan dan hanya sekedar merefleksikan realitas seadanya ke dalam berita tidak berfungsi seutuhnya dalam konteks ini. Sebab t I
1
TeNakilidalamTeoriPelrru.Lihat,WamerJ.SeverindanJamesW.TankardJr,TeoriKomunikasi,Jakana,PrenadaMedia,200l,hal.li4 lbnu tlmad, Kotrtroksi Realitas Politik dalam Media Massa, Jakda, Gmnil, 2004, hal. xv. Lihat Denis McQuiL Teori Komunikdi Suatu Pengantat Jakafra, Erlangga, 1991, hal. 53.
26
VEre.#&M
1, ,rrn proses produksi berita, media sudah dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor individual pem-
:r-r: berita. rutinitas media, organisasi, ekstramedia (sumber berita, sumber penghasilan media, pemerin:ei .t,n pihak bisnis) serta faktor idiologi. a Selain ketidaknetralan yang diakibatkan oleh hal-hal di atas, dewasa isi, semakin disadari, media bukan sekedar alat penyampai informasi tanpa muatan-muatan kepentingan di dalamnya. Media
=r'-.a
-.rta
diyakini selalu mewakili kepentingan tertentu entah itu ekonomi, politik, budaya, idiologi ataupun
rEama.
s
Hal ini berlaku pula dalam pemberitaan politik. Dalam komunikasi politik, media sering kali tidak r.nva bertindak sebagai saluran dalam menyampaikan pesan politik, sering pula sebagai agen politik. Sebagai agen 6 politik, media melakukan proses pengemasan pesan dan proses inilah yang sesungguhnya menvebabkan sebuah peristiwa atau aktor politik memiliki citra tertentu.T Dalam mencipta berita, media -rusa membuat dan memilih simbol-simbol atau label-label politik.8 Hal ini akhirnya membentuk sebuah gambaran mengenai kekuatan aktor politik tertentu.e Fenomena yang tergambar di atas tentu juga berlaku pada saat pemilihan kepala daerah di Kota Kupang. Media massa lokal sadar atau tidak sadar dalam publisitasnya terhadap lima pasang calon tentu memiliki kepentingannya masing-masing. Dengan bahasa yang digunakan oleh seseorang atau sekelompok orang yang tertuang dalam media pada dasarnya mencerminkan world-view individu atau kelompok tersebut. Cara media massa membahasakan peristiwa yang melibatkan kelima pasang calon mencerminkan pandangan media tentang pasangan calon tersebut yang pada akhirnya membentuk citra terlentu.
METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan menemukan citra yang dikembangkan media lokal melalui pemberitaannya terhadap lima paket calon walikota dan wakil walikota Kupang periode 2007-2012; Drs. Alberth FoenayAndreasAgas, SH, MH (ALFA), Jonas Salean, SH, M.Si-Drs. Aleks Ena, M.Si (JONEX), Drs. Jefri Riwu Kore, MM-Drs. Johanis Dae (JERIKO-JODAE), Drs. Daniel Adoe-Drs.Daniel Hurek (DAN-DAN), Drs. Djidon de Haan-Drs. Anton Bele, M.Si (DJIBEL). Sampel penelitian ini adalah straight news pada masa kampanye yang berlangsung dari tanggal 4-7 Mei2007 pada Surat Kabar Harian Pos Kupang dan Harian Pagi Timor Express. Kedua harian ini dipilih karena berlokasi di Kota Kupang, secara intens mempublikasikan pilkada Kota Kupang dan merupakan media cetak harian terbesar di NTT. Teknik sampling yang dipakai adalah conveniece sampling.ro Penelitin ini menggunakan analisis semiotik, khususnya semiotik sosial M.A.K Halliday. Tiga unsur semiotik Halliday. Pertama, medan wacana (field of discourse) yang merujuk pada hal yang terjadi. Apa yang dijadikan wacana oleh pelaku (media massa) mengenai sesuatu yang sedang terjadi di lapangan peristiwa. Kedua, pelibat wacana (tenor of discourse) merujuk pada orang-orang yang dicantumkan dalam teks (berita): sifat orang-orang itu, kedudukan dan peranan mereka. Dengan kata lain, siapa saja yang dikutip dan bagaimana sumber itu digambarkan sifatnya. Ketiga, sarana wacana (mode of discourse) menunjuk pada bagian-bagian yang diperankan oleh bahasa. Bagaimana komunikator (media massa) menggunakan gaya bahasa untuk menggambarkan medan (situasi) dan pelibat (orang yang dikutip).rl
Pamela J. Shoemaker dm Stehen D. Resse dalam Agus Sudibyo, Politrk Media dan Pe(arwgan Wacana, Yogyakana, LKIS, 2001, hal. 7- 13. Herbed J. Gans dalam Agus Sudibyo dkl! Kabar Kabar Kebencian: Prasangka Agama di Media Massa, Yogyakma, ISAI, 2001, hal. 2 yang mendefinisikan
realihs. Eriyanto,Analisis Frming: Konshksi, Ideologi dan Politik Media, Yogyakarta, LKIS, 2004, hal. 23.
Analisa Wacana, PenganlarAnalisa
Teks Media. Yogyakafla, LKIS, 2003, hal. 36-40.
bcrperilaku wajn dm murah senyum. David S- Broder. Brita di Balik Bcrita- Pustaka Sinar Harapan. .lakana. 1996. hal. 55. Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikabr, Pesm dan Media, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2000. ha]. 79-84. Pawito. Peneliiian Komunikasi Kualitatit Hal-. 90-91. LS.W, Wibowo. llal., 138.
TfHRBA @ru
27
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Medan Wacana: Surat Kabar Harian Pos Kupang (SKHPK) dan Harian Pagi Timor Express (HPTE) SKHPK mengawali penggambaran tentang ALFA dengan mendramatisir keadaan masyarakat Kota
Kupang yang sedang mengalami bencana besar. Bencana itu adalah kemiskinan. Problematika tersebut diakibatkan oleh ketidakutuhan proses reformasi yang dilakukan. Reformasi menjadi ajang sikut-menyikut segelintir orang dalam lingkaran elit politik dan birokrasi untuk mendapatkan kekuasaan. Untuk menyelamatkan Kota Kupang dari situasi ini, dibutuhkan calon pemimpin yang memiliki kemampuan lebih dengan berkualifikasi demokratis, toleran, bersih dari KKN, memiliki kemampuan fisik dan mental untuk mengatasi KKN, memiliki kemampuan untuk menyederhanakan birokrasi, berpengalaman, motivator dan mampu bekerja sama dengan bawahan dan masyarakat. Semua kriteria itu terdapat dalam diri
paketALFA.
Di sisi lain, SKHPK menampilkan Atoin Meto, perkumpulan orang Timor/Dawan pendukung ALFA dengan cara yang berbeda. Makna Atoin Meto diperluas, dari kelompok orang Timor/Dawan menjadi seluruh masyarakat yang menetap di Kota Kupang, tanah Timor. Sementara HPTE menggambarkan paket ALFA secara kontradiktif. Di satu sisi, ALFA berupaya mengubah wajah Kota Kupang dengan melakukan reformasi pelayanan publik, pemberantasan KKN, penyediaan air bersih, penerangan jalan dan pemberian uang pemberdayaan kepada masyarakat kecil tanpa birokrasi yang rumit dan berbelit. Di sisi lain, upaya untuk mendapatkan akses itu dilakukan dengan
menghidupkan kembali semangat kesukuan dengan mengedepankan Atoin Meto dan kelompok orang Manggarai di Kota Kupang sebagai pendukung ALFA. HPTE secara intrinsik menyatakan upaya tersebut tidak sesuai lagi dengan realitas kehidupan masyarakat Kota Kupang yang plural. ALFA tidak cocok memimpin Kota Kupang. HPTE mengakhiri penggambarannya tentang ALFA dengan menyerahkan seluruh perjuangan kon-
trakdiktif itu kepada kehendak Tuhan. SKHPK menggambarkan pertalian JONEX, Partai Golkar dan kebutuhan-keinginan masyarakat Kota Kupang. Diawali dengan kecerdasan Golkar mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan masyarakat Kota Kupang untuk berubah; Golkar kemudian membuka peluang bagi semua bakal calon yang ingin maju dalam pilkada. Golkar mengajukan syarat ketat bagi mereka yang ingin mencalonkan diri. Syarat itu antara lain pengalaman memimpin Kota Kupang, mengasihi semua orang, tulus dan cerdik. Secara sempurna JONEX memenuhi semua persyaratantersebut. Kecakapan Golkar dalam memilih JONEX terbukti akurat ketika dilakukan survei oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI); dukungan masyarakat terhadap JONEX mencapai 59 persen. Dukungan ini sekaligus jawaban terhadap isu miring yang beredar dalam masyarakat bahwa Jonas Salean terlibat korupsi ketika menjabat sebagai Sekda Kota Kupang dan melakukan kecurangan pilkada. Dukungan yang besar inilah yang membuat SKHPK secara implisit meyakini JONEX akan menang dalam pilkada.
IIPTE menggambarkan JONEX serba "besar." deskripsi awal kebesaran JONEX adalah figur Jonas Salean. Jonas Salean digambarkan memiliki andil besar dalam mengarsiteki pembangunan Kota Kupang selama dirinya menjabat sebagai sekretaris daerah (Sekda). Kebesaran JONEX berikutnya yakni didukung
oleh parlai terbesar dalam semua jenjang legislatif mulai dari tingkat Kota Kupang, Provinsi NTT hingga legislatif pusat. Didukung oleh partai terbesar, JONEX memiliki kemampuan finansial yang lebih dari
cukup untuk membiayai seluruh proses pilkada, hal ini terbukti dari kemampuan JONEX mendatangkan artis-artis ibu kota. Kebesaran JONEX juga tercermin dari hasil survei LSI mengenai dukungan masyarakat terhadap calon walikota dan wakil walikota. JONEX mendapatkan mayoritas dukungan masyarakat dengan mengumpulkan 59 persen.
28
VERBAM
Hal besar lain yang dikenakan pada JONEX adalah isu negatif yang menyebar di kalangan akar rumput. Isu tersebut sehubungan dengan keterlibatan Jonas Salean dalam kasus korupsi di Kota Kupang dan indikasi melakukan kecurangan pilkada.
SKHPK mendeskripsikan JERIKO-JODAE sebagai paket istimewa. Keistemewaan itu dilihat dari prestasi mereka di bidang tugas sebelumnya. Jeriko adalah pengusaha sukses sementara Jodae adalah figur birorat yang jujur dan bersih. Keistimewaan JERIKO-JODAE tidak hanya dilihat dari prestasi mereka tetapijuga dari program kerja yang ditawarkan. Program yang ditawarkan baru dan berbeda dari program empat paket lainnya sehingga terkesan program tersebut orisinal dan inovatif. Programnya antara lain: pembangunan yang dimulai dan bertumpu pada masyarakat kecil, sentralisasi fiskal pada kelurahankelurahan, pemberian uang pemberdayaan kepada setiap kelurahan sebesar 200 juta rupiah, peningkatan mutu pendidikan, perbaikan dan peningkatan kualitas kesehatan dan gizi anak, perbaikan nasib nelayan dan penyediaan air bersih serta perbaikan berbagai fasilitas yang ada di kelurahan. Perpaduan kualitas diri dan program kerja membentuk JERIKO-JODAE sebagai paket yang berintegritas, berkewibawaan dan profesional.
SKHPK pun mendeskripsikan JERIKO-JODAE sebagai paket yang berani mengambil resiko guna memajukan Kota Kupang dengan program-program yang mereka tawarkan. Program mereka merupakan terobosan. Terobosan merupakan ciri pemimpin yang memiliki visi, kreativitas dan pemecah kebuntuan status quo dalam pembangunan. Resiko yang ditanggung adalah kegagalan dan penolakan.
HPTE mencitrakan JERIKO-JODAE sebagai paket yang sempurna untuk menduduki jabatan walikota dan wakil walikota Kupang. Kesempumaan itu disebabkan oleh perpaduan karakteristik masingmasing. Jeriko adalah pengusaha sukses yang memiliki pengetahuan memanage perusahaan, memiliki relasi luas baik di dalam maupun luar negeri serta kaya raya. Sedangkan Jodae adalah mantan birokrat yang berpengalaman, jujur dan bersih. Keunggulan masing-masig figur membentuk JERIKO-JODAE sebagai paket sempurnayang memiliki kekuatan dengan unsur: kecerdasan, wawasan, pengalaman, visi, cinta damai, kharisma, disukai rukyat,jujur-bersih, berahlak mulia, merakyat dan berwibawa. HPTE mendeskripsikan kampanye anti korupsi yang dilakukan JERIKO-JODAE semata-mata untuk menjelasterangkan bahwa diri mereka sejak awal bersih dan akan terus demikian bila memimpin Kota Kupang. JERIKO-JODAE tidak bermaksud mendiskreditkan paket lain ketika berkampanye mengeni isu korupsi.
Dengan keunggulan-keunggulan di atas, JERIKO-JODAE digambarkan HPTE sebagai paket yang paling disukai dan didukung masyarakat Kota Kupang. Selanjutnya, HPTE menggambarkan JERIKOJODAE memohon doa restu masyarakat atas usaha mereka itu. SKHP mencitrakan DAN-DAN sebagai pemimpin yang memiliki sikap kerakyatan. Sikap kerakyatan itu ditunjukkan mulai dari cara berpakaian DAN-DAN yang sederhana, 'Jins" hingga visi pembangunan mereka yang melihat masyarakat sebagai aset yang harus dilayani. Pelayanan kepada masyarakat, oleh DAN-DAN membutuhkan angga"ran yang sangat besar sehingga pemberantasan korupsi merupakan dasar dari program pelayanan publik mereka. Lawan politik yang terlibat korupsi akan dimejahijaukan tetapi lawan politik yang bersih akan dirangkul guna bersama-sama membangun Kota Kupang. Selain pemberantasn korupsi, DAN-DAN juga akan melakukan penghematan secara besar-besaran dengan cara tidak melakukan perjalanan dinas dan tidak membeli mobil dinas. Anggaran dari hasil penghematan itu akan diarahkan untuk belanja publik bukan belanja aparat. Sikap kerakyatan lain yang ingin dibangun DAN-DAN ketika memimpin Kota Kupang adalah dengan mengadakan coffe morning dua kali dalam sebulan khusus untuk masyarakat kecil sebagai bentuk kedekatan pemimpin dengan rakyatnya.
VHRBA@
29
HPTE mencitrakan DAN-DAN sebagai paket yang harus melewati banyak rintangan terutama akibat intrik dari lawan politik sebelum mereka lolos menjadi calon walikota dan wakil walikota Kupang. Namun DAN-DAN mampu membalikan rintangan-rintangan tersebut menjadi kesempatan untuk menemukan jati diri mereka. Jati diri itu merupakan kekuatan DAN-DAN. Kekuatan DAN-DAN terletak pada tiga kesamaan yang mereka miliki yakni anak desa yang memiliki cita-cita tinggi, memiliki idealisme sebagai basis dasar dalam memimpin serta kesamaafl flama dan makna di balik nama Daniel (Alkitab). Dengan kekuatan kesamaan yang mereka miliki ini, DAN-DAN siap mengatasi tiga masalah besar masyarakat Kota Kupang yakni masalah pendidikan, kesehatan dan air bersih. Selain itu, HPTE juga menggambarkan kontrak politik yang dibuat DAN-DAN dengan pKS dan pKB (partai-partai Islam) yang telah meloloskan mereka menjadi calon walikota dan wakil walikota yang isi kontrak politik itu; akan adarasa aman bagi umat Islam di Kota Kupang.
SKHP mencitrakan DJIBEL sebagai paket yang memiliki dua kekuatan besar yang mendorong pDIp meminang mereka. Kekuatan pertama yang dimiliki DJIBEL adalah kualitas diri mereka. DJIBEL merupakan figur yang bebas dari KKN, jujur, rendah hati, cinta damai, perhatian dan terbuka terhadap masyarakat marginal. Namun yang terpenting, DJIBEL memberikan dan menjadikan diri (hati dan pikiran) sebagai pelayan rakyat. Dan pelayanan itu berbasis kebutuhan rakyat. Kekuatan kedua DJIBEL adalah pengalaman birokrasi mereka. DJIBEL adalah birokrat tulen dan berpengalaman mengatur birokrasi. Kemauan besar DJIBEL melayani ralqatmelalui pintu birokrasi karena mereka ingin memangkas alur birokrasi yang berbelityangmerupakan simbol arogansi kekuasaan. SKHPK melihat DJIBEL sebagai paket yang minus dalam hal harta kekayaan. DJIBEL mengandalkan kekuatan kualitas dan pengalaman.
HPTE mencitrakan DJIBEL sebagai paket paling cerdas, konsisten, nasionalis, santun, menghargai perbedaan, berbudaya, merakyat, bebas korupsi, sederhana, tahu kebutuh an rakyat,beriman dan berpengalaman dalam birokrasi. Kualitas-kualitas inilah yang mendorong PDIP memilih DJIBEL mewakili partai moncong putih itu bertarung dalam pilkada. HPTE menjelaskan dengan kemampuan yang dimiliki DJIBEL dan atas dasar kasih Tuhan DJIBEL akan mampu membangun Kota Kupang jika terpilih nanti. Kualitas yang dimiliki DJIBEL ini pulalah yang mendorong banyak orang ikut kampanye DJIBEL.
Tubel
I
Perbandingan Medan Wacana SURAT KABAR
r ET rl
I
30
HAIIAN Pt}S KUPAN$
ALFA berkualitas demokratis, toleran, bersih dari KKN, punya kemampuan fisik dan mental untuk berantas KKN, punya kemauan untuk menyederhanakan birokrasi, berpengalaman, mampu memotivasi dan bekerja sama dengan masyarakat. Atoin Meto bukan hanya ditujukan bagi warga asal Timor/Dawan saja tetapi melingkupi semua warga Kota Kupang. Makrra Ato in Meto diperluas.
HARIAN PAGI IIM()R TXPTTSS
I
r
Menggambarkan ALFA secara kontra-
diktif. ALFAmau mengubah wajah Kota Kupang dengan melakukan reformasi pelayanan publik, pemberantasan korupsi dan penyediaan air bersih, penerangan jalan, listrik dan pemberian uang pemberdayaan kepada masyarakat kecil tanpa birokrasi yang rumit dan berbelit.
il
Di sisi lain ALFA cenderung menghidupkan semangat kesukuan dengan mengedepankan Atoin Meto yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Kota Kupang yang pluralistik.
VERBAM
SURAT KABAR HARIAN POs KUPAI{G
I I
xl*l
z, o -
JONEX paket terbaik sehingga dipinang Golkar.
HARIAN PAGI TIM(}R T}(PRTSS
JONEX digambarkan serba "besar". M
Salean birokrat tulen. Didukung partai terbesar dalam parlemen baik di tingkat kota, provinsi maupun pusat.
I
Mayoritas masyarakat Kota Kupang (59%) mendukung JONEX berdasarkan survei LSI.
JONEX diterpa isu miring tetapi dibantah olehnya.
I
JONEX mendapat dukungan mayoritas Kota Kupang (59%).Isu negatif
tidak menurunkan pamor JONEX.
I
JONEX akan menang pilkada.
J
Memiliki kemampuan finansial yang besar.
I
I l*l
IT
o o v e EI
Jeriko-Jodae adalah paket istimewa.
I
Istimewa sebab mereka berdua berasal dari latar belakangyang berbeda dan keduanya berprestasi di bidang masing-masing.
I
I
r
It
Keistimewaan Jeriko-Jodae tidak hanya bertumpu pada kualitas diri tetapi juga program yang mereka tawarkan berbeda dan baru dari dari programprogram pasangan lain. Program itu sangat inovatif dan otentik yakni pembangunan yang dimulai dan bertumpu
mantan birokrat yang
I
I
z ?
z 6
Pemberantasan korupsi sebagai dasar
Jeriko-Jodae adalah pasangan sempurna untuk menjadi walikota dan wakil' walikota. Jeriko pengusaha sukses yang memiliki pengetahuan memanage perusahaan, relasi luas di dalam dan luar negeri serta kaya raya. Jodea b
erpen galarrtan,
jujur dan bersih.
pada masyarakat kecil.
I
JONEX diterpa isu negatif yakni korupsi dan melakukan kecurangan pilkada.
I
Jeriko-Jodea saling melengkapi sehingga terbentuk kekuatan yang terdiri dari unsur-unsur : kecerdasan, berwawasan, pengalaman, visi ke depan, cinta damai, berkharisma, disukai rakyat, jujurbersih, berakhlak mulia, merakyat dan berwibawa. Keunggulan Jeriko-Jodae membuat mereka paling disukai dan didukung rakyat.
pelayanan publik.
Dan-Dan melewati masa sulit untuk menjadi calon walikota dart wakil wa-
I I
Dan-Dan memiliki sikap kerakyatan.
likota.
I
Pelayanan bagi rakyat membutuhkan dana yang besar karena itu akan
Dan-Dan adalahpasangan rasional dan tidak pendendam.
I
Dan-Dan menemukan jati diri sekaligus kekuatan mereka dalam intrik politik. Kekuatan mereka adapada kesamaan yang mereka punyai. Dengan itu, mereka akan menyelesaikan masalah Kota Kupang.
f
Kontrak politik dilakukan bersama partai Islam pendukung Dan-Dan.
diadakan penghematan dengan cara
tidak ada perjalanan dinas dan pembelian mobil dinas.
W RBAM
3l
Dalam merekonstruksi fakta-fakta tentang DAN-DAN, SKIIPK menggunakan bahasa eksplisit. DanAdoe dinyatakan sebagai orqng yang tidak pemah telibat korupsi, selamatkan uang ralqtat. Dan Hurek menyatakan "kasih karni yang terbesar ada pada ralEat, ksrena itu ralqat akan mendapat porsi dana lebih besar". Bahasa terbuka yang digunakan SKHPKjuga dilengkapi dengan contoh-contoh. Contoh-contoh yang
diberi SKHPK sebenarnya ingin menjelasterangkan visi-misi DAN-DAN. Dengan mengetengahkan contoh-contoh, isi kampanye DAN-DAN mudah diserap peserta kampanye yang berasal dari berbagai latar belakang.
HPTE cenderung menggunakan bahasa sederhana-terbuka dengan menitikberatkan pada angka-angka ketika menggambarkan DAN-DAN. Angka-angka selalu berurusan dengan masalah kuantitas. Misalnya"Tingkat mutu pendidikan di Kota Kupang dalam dua tahun terakhir ini menurun drastis, di mana posisi Kota Kupang berada di urutan ketiga setelah Kabupaten Sumba Timur dan Kabupaten Manggarai."
Kutipan lain juga menunjukkan angka-angka seperti: mutu pendidikan di NTT untuk tingkat SMA. berada di urutan ke-27, dan tingkat SMP pada urutan ke-25 secara nasional. Sementara standar soal ujian yang dipakai adalah standar C. Deretan angka-angka semakin panjang, oleh HPTE: Rp 350.000, Rp 275.000, Rp 25.000, 265 sumur 15 persen, I miliar pertqma, kedua dan ketiga.
bor dua tahun terakhiri l0 partai yang mendukung,
Penggunaan angka-angka adalah sebuah cara efektif untuk mempersuasif orang.. Secara psikologis orang cenderung menyukai angka-angka apalagi hal itu berhubungan dengan uang, kekayaan dan keuntungan. HPTE menggiring pembaca untuk memahami DAN-DAN melalui angka-angka. Teknik ini menguntungkan DAN-DAN.
SKHPK menggambarkan DJIBEL dengan bahasa simbolik. Penggunaan bahasa simbolik mau mengungkap, apayangtefiadi bukanlah sebuah kebetulan belaka melainkan mewakili peristiwa-peristiwa lain. Peristiwa sekarang memiliki korelasi dengan peristiwa atau hal lain yang membentuk makna tertentu. Penggunaan simbol-simbol dapat dilihat dalam beberapa kutipan ini: nomor urut DJIBEL adalah angka lima. Lima simbol jari manusia yang terbuka. Lima jari yang terbuka adalah simbol pelayanan dan penerimaan. Hargakambing di pasar Rp 300.000 ribu rupiah. Bila pemilih disogok dengan uang Rp 10.000 maka pemilih tersebut lebih rendah dari seekor kambing. Foto merupakan simbol kedekatan antara seseorang dengan orang lain atau peristiwa tertentu. Dengan melihat selembar foto keadaan masyarakat (kecil) Kota Kupang, Megawati Soekarno Putri akan mengingat amanah yang diberikan ayahnya untuk mempeq'uangkan nasib para marhaen di seluruh Indonesia.
Pantun-pantun yang digunakan dalam kampanye DJIBEL merupakan simbol kebudayaan, simbol sastra yang dipakai dan dinikmati masyarakat lampau dan rendahan. Di dalamnya terdapat petuah-petuah hidup sekaligus hiburan pelepas kepenatan dan kesesakan hidup. SKHPK mengangkat simbol pantun ini untuk menjelaskan karakter DJIBEL sebagai paket yang masih memegang budaya masyarakat lama yang mulai hilang namun masih relevan bagi kehidupan bersama. HPTE menggunakan logika sebab akibat ketika menjelaskan kedudukan DJIBEL. Masyarakat Kota Kupang dinilai miskin. Kemiskinan itu diakibatkan oleh pendapatan ekonomi yang rendah, SDM yang rendah, infrastruktur yang belum sepenuhnya mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat, pelayanan publik yang masih berbelit, korupsi merajalel serla penegakan hukum yang buruk. Karenanya, Kota Kupang membutuhkan pemimpin yang kredibel, berpengalaman, jujur, etis dan memiliki kemampuan menyelesaikan berbagai masalah yang ada. PDIP oleh HPTE adalah partai yang berbasis dan peduli terhadap masyarakat kecil. Untuk suksesi pemimpin, PDIP menemukan figur tepat untuk membela dan membawa masyarakt Kota Kupang ke arah yang lebih baik. Paket itu adalah DJIBEL. Karena itu, sepantasnya masyarakat Kota Kupang mendukung DIIBEL karena mereka berasal dari bawah tetapi memiliki kualitas besar guna merubah nasib masyarakat kecil.
38
VHKSAM
SURAT KABAR
I
Modal DJIBELyakni kualitas diri dan pengalaman birokrasi bukan harta-kekayaan.
-l r*I
!
Kualitas diri DJIBEL yakni flgur yang bebas dari KKN, jujur, rendah hati, cinta damai, perhatian dan terbuka terhadap masyarakat yang
E I
(t -t
HARIAN PAGI IIMI}R E}(PRISS
HAfiIAN POS KUPANG
t
DJIBEL adalahpaket paling cerdas, santun, konsisten, nasionalis, hargai perbedaan, berbudaya, merakyat, bebas korupsi, sederhana, tahu kebutuhan r aky at, beriman dan berpengala-
man dalam birokrasi.
terpinggirkan.
I
Terpenting DJIBEL ingin menjadikan diri mereka sebagai pelayan
rakyat. Sumber: Data Primer Penelitian.
2.
Penyampai Wacana: Surat Kabar Harian Pos Kupang (SKHPK) dan Harian Pagi Timor Express (HPTE)
SKHPK menggunakan empat parlai politik pendukung ALFA sebagai sumber berita selain Albeth Foenay dan Andreas Agas. Ketua DPD I Partai Pelopor NTI Ketua DPD I PNBK NTT, Wakil Sekjen DPP PDS, Ketua DPP PDS Bidang Pilkada, Ketua DPP PDS, anggota DPR RI dari PDS, dan Jurkam PPP. Selain para pembesar partai, SKHPK juga mengambil sumber berita dari kelompok etnis Timor dan Manggarai pendukung ALFA.
Aneka ragam sumber-sumber berita yang diangkat SKHPK menunjukkan soliditas dan dukungan banyak pihak kepada ALFA. Pluralitas adalah kekuatan ALFA. HPTE mengambil beberapa pihak sebagai sumber berita untuk mencitrakan ALFA. Sekretaris DPC PPP Kota Kupang, Syafrudin Abbas menjelaskan masalah korupsi dengan bahasa perumpamaan yang mudah dimengerti semua golongan. Wasekjen Pilkada DPP PDS, Ny. Lis Triana Mangunsong, tokoh persuasif yang meyakinkan massa untuk memilih ALFA. Ketua Umum PDS, Ruyandi Hutasoit mengajak masyarakat untuk kritis melihat pasangan calon yang melakukan kecurangan saat pilkada. Anggota DPR RI dari PDS, Ny. Ruth Nina Kedang mengajak masyarakat mendukung ALFA dan berserah kepada Tuhan.
Ketua Persehatian Orang TimoriPOT, Jonathan Nubatonis yang menekankan perlu dipilihnya orang Timor sebagai pemimpin Kota Kupang. Ketua Forum Komunikasi Pembangunan Atoin MetolFKPAM, Salmun Basilisin mengajak masyarakat Kota Kupang memilih orang Timor untuk memimpin Kota Kupang. Alberlh Elias Foenay merupakan figur sentral. Ia dilukiskan sebagai orang yang penuh semangat. Pelukisan ini mencerminkan keinginannya untuk mengubah keadaan.
SKIIPK memenuhi laporannya tentang JONEX dengan menampilkan tokoh-tokoh terkemuka Golkar yang duduk di eksekutif, legislatif, yudikatif, kaum intelektual baik di tingkat kota, provinsi maupun pusat. Superioritas Golkar mempengaruhi JONEX.
32
VERBAM:
I.A Medah sebagai Ketua DPD I Partai Golkar NTT memiliki otoritas terhadap rcinx Medah ditampilkan sebagai figur yang tegas, optimis, berwibawa dan memiliki kepercayaan diri. Enggar Lukito dari DPP Golkar, Melkianus Mekeng, Ketua Golkar Sikka; Chris Boro Tokan, intelektual/ akademisi; Ince Sayuna anggota DPRD NTT, Jonas Salean, S.H, M.Si calon Walikota Kupang, Drs. Aleks Ena, M.Si calon Wakil Walikota Kupang, Viktor Laiskodat, S.H Penasehat DPD I Golkar \TT; Jurkam Anwar Pua Geno, S.H adalah nama-nama besar dan dikenal luas masyarakat NTT 1'ang diangkat SKPHK. HPTE menggambarkan JONEX dengan menghadirkan tokoh-tokoh Golkar yang memiliki pengaruh besar dalam kancah politik nasional maupun lokal. HPTE juga menghadirkan tokoh masyarakat Kota Kupang untuk melegitimasi kekuatan JONEX. Dua artis ibu kota yang didatangkan, Delon dan Denada menunjukkan kemampuan finansial JONEX.
Koordinator Wilayah IX Partai Golkar, Engar Lukita melegitimasi JONEX sebagai paket terbaik, karena itu dipilih Golkar. Lukita mewejangi JONEX, jika menang dalam pilkada, JONEX harus mene,eakan supremasi hukum, peningkatan kesehatan dan pemberdayaan ekonomi. Pesan ini merupakan sugesti kepada pembaca bahwa Golkar telah berubah dari partai tunggangan pemerintah menjadi partai pro masyarakat. Ketua DPD I Partai Golkar NTT, I.A.Medah digambarkan sebagai sesepuh Golkar yang sangat yakin JONEX pilihan tepat dan akan menang dalam pilkada.
Anggota DPR RI sekaligus Ketua Penasehat Golkar NTT, Viktor Laiskodat digambarkan sebagai orang yang berpandangan kemenangan identik dengan dukungan partai besar. Pandangan naifketika pe-
milihan pemimpin dilakukan secara langsung oleh masyarakat. Jurkam lainnya yang memiliki nama besar di NTT seperli Abdul Thalib Makarim, Chris Boro Tokan, Ince Sayuna, Suleman Kete, Okto Putyrulan, Paulus Moa, Hendrik Ruwambaku, Umbu Mehang Kunda, Buce Latuperisa, A.M. Fanggidae dan Andreas Adu dimunculkan. Tokoh-tokoh ini ditampilkan guna berefek bagi JONEX sebagai paket berkualitas karena pendukungnya adalah orang-orang berkualitas. JONEX digambarkan sebagai pasangan pemimpin yang optimis kemenangan sudah mereka rengkuh sebab pihaknya memiliki kemampuan, visi kepemimpinan berlandas kasih (keagamaan), didukung partai besar, kuat secara finansial, sefta direstui mayoritas masyarakat Kota Kupang.
SKHPK menampilkan tokoh-tokoh Koalisi Pelangi pendukung paket ini secara jelas, lengkap dengan kedudukan dan isu kampanye yang mereka bawa. Drs. Simon Hayon, Ketua Partai Penegak Demokrasi Indonesia NTT merangkap Bupati Flores Timur mengangkat isu pemimpin yang baik dengan nilai-nilai yang harus dimilikinya. Komar, a\ggota DPR RI mengangkat restu yang diberikan Presiden SBY kepada Jeriko-Jodea serta perubahan yang akan dibawa oleh anak daerah yang berhasil di perantauan. Jeriko berbicara tentang program kerja mereka. Jodea membahas penataan birokrasi. Apolos Djara Boenga, SH, Ketua PPD Kota Kupang menjelaskan kualitas Jeriko-Jodae yang melahirkan Koalisi Pelangi. Fan Andrianus selaku Ketua Partai Demokrat Kota Kupang menjelaskan kemungkinan kemenangan pasangan Jeriko-Jodea. Yosua Moy selaku tim kampanye Jeriko-Jodea berbicara tentang sektor jasa dan perdagangan yang akan dibawa Jeriko-Jodae. Ketua PPDI Kota Kupang, Germanus Wisung, SH memaparkan program kerja yang diusung oleh JERIKO-JODAE. Bastian Dethan tampil dengan leluconnya.
SKHPK sengaja menampilkan tokoh-tokoh ini lengkap dengan jabatan dan perannya dalam kampanye untuk memberikan gambaran, kekompakan, soliditas dan kejelasan tugas dan fungsi masing-masing sebagai tim kampanye. Penggambaran ini dapat dibaca pula, manajemen JERIKO-JODEA sungguh-sungguh dipersiapkan secara matang.
Titik sentral penggambaran HPTE terhadap JERIKO-JODEA adalah figur Jeriko. Jeriko diagungagungkan sebagai tokoh pembaru yang memiliki karisma besar. Walaupun ia selalu menjadi orator terakhir
VHRBAM
33
dalam kampanye, keterakhiran Jeriko merupakan strategi guna menunjukkan pamornya kepada massa Jodea digambarkan HPTE sebagai tokoh pelengkap kehebatan Jeriko.
JODAE, HPTE menampilkan tokoh politik kawakan
NTI
Untuk menggemakan JERIKG
Simon Hayon.
Yang menarik dari penokohan HPTE terhadap JERIKO-JODEA adalah ditampilkannya istri kedu paket. Penggambaran ini sedikit namun bermakna luas. HPTE secara tersamar ingin menyatakan kepada pembaca, JERIKO-JODAE memiliki keluarga yang harmonis. Keharmonisan itu membuktikan JERIKOJODAE berhasil dalam keluarga dan karier. Banyak pemimpin yang berhasil dalam karier namun gagal dalam memimpin keluarga. Dengan kemampuan membangun keluarga yang harmonis, JERIKO-JODAE pun mampu membangun keluarga-keluarga Kota Kupang.
Dengan memfokuskan sumber berita pada Dan Adoe, SKHPK berusaha menegaskan kredibilitas dan kemampuan DAN-DAN. Dari nara sumber yang diangkat, SKIIPK mengetengahkan DAN-DAN mendapat dukungan dari berbagai komponen; baik akademisi, agamawan, partai politik, ormas dan masyarakat umum.
HPTE lebih banyak mengangkat Daniel Adoe dan Daniel Hurek sebagai sumber berita. DAN-DAN digambarkan sebagai dwi tunggal yang saling melengkapi dalam setiap penampilan mereka. Penampilan DAN-DAN selalu merujuk pada penyelesaian masalah. Solusi yang mereka tawarkan pun membumi dan realistis bagi masyarakat kecil. HPTE mengutip pandangan Wakil Ketua Sinode, Pendeta Eben Nuban Timo yang mehandaskan agar masyarakat Kota Kupang memilih pemimpin yang akan selalu mendahulukan kepentingan rakyat bukan kepentingan diri sendiri. Dengan menempatkan Pendeta Eben dalam pemberitaan, secara implisit HPTE mau mengatakan, Pendeta Eben secara pribadi dan institusi mendukung DAN-DAN.
Sumber berita yang dikutip Szu{PK untuk menggambarkan DJIBEL adalah Ketua DPP PDIP NTT, Drs. Frans Lebu Raya; DPP PDIP, Ni Gusti Ayu Djakse, SH; penggiat LSM, Veronika Ata, SH; Jurkam asal ManggaraiBarat, Haji Basho; Drs. Djidon de Haan dan Drs. Anton Bele, M.Si. Frans Lebu Raya memiliki pengaruh besar pada PDIP NTT ketika mencalonkan DJIBEL. Pengaruh ini bukan hanya karena Lebu Raya Ketua DPP PDIP NTT tetapi juga karena dirinya Wakil Gubernur NTT. Dua status inilah yang memberikan Lebu Raya legitimasi menasehati DJIBEL dengan nada yang agak memerintah supaya sungguh-sungguh melayani masyarakat terutama yang kecil. Sementara SKHPK menggunakan tokoh Veronika Ata dan Ni Gusti Ayu Djakse untuk memperjelas keberpihakan DJIBEL kepada masyarakat pinggiran seperti perempuan, penderita AIDS dan anak-anak. SKHPK menggambarkan DJIBEL sebagai pasangan yang memperuntukan hati dan pikiran mereka bagi masyarakat Kota Kupang. Ini merupakan simbol penyerahan diri total DJIBEL bagi masyarakat Kota
Kupang. Laporan HPTE tentang DJIBEL, sumber beritanya didominasi oleh petinggi PDIP. Ketua DPD PDIP Drs. Frans Lebu Raya digambarkan sebagai corong dan ikon perjuangan paket DJIBEL. Lebu Raya merupakan simbol PDIP yang selalu membela dan memperjuangkan hak masyarakat kecil. Karena itu, PDIP mengusung calon pemimpin yang senafas dengan perjuangan partai. Lebu Raya mengatakan, DJIBEL merupakan paket tepat untuk misi PDIP tersebut. DJIBEL bukanlah paket biasa. Mereka berasal dari akar rumput yang memiliki kemampuan luar biasa untuk mempeq'uangkan nasib masyarakat akar
NTI
rumput.
DJIBEL yang turut berkampanye dilukiskan HPTE sebagai paket santun-sederhana yang tidak memaksa masyarakat memilih mereka tetapi mengajak masyarakat secara bersama-sama membangun Kota Kupang. Sebuah tindakan persuasif paling halus agar masyarakat memilih mereka.
34
WffiWffi Wtu
Tubel 2 Perb andingan P enyampai Wacana
SURAT I(ABAR HAftEAN POS KUPANS
I
Menghadirkan empat elemen partai pendukung ALFA. Juga menghadirkan ormas pendukung ALFA yang mayoritas berasal dari Manggarai dan Timor.
lr :I
S
Sumbernya mendetail.
HARIAl TAGI TIM{}R
E)(PRTSS
Alberth Foenay menjadi tokoh sentral.la tokoh yang penuh semangat dan berapi-api. Simbol perubahan.
I
Menghadirkan seluruh elemen dan kader partai pendukung ALFA.
w Menghadirkan kelompok organisasi kemasyarakatan terutama yang berasal dari kelompok Timor dan Manggarai.
W
xrll z o -l
Menampilkan tokoh-tokoh Golkar baik yang duduk di eksekutif, leg-
islatif, yudikati maupun intelekhral. Tokoh masyarakat pun diketengahkan. JONEX mendapat dukungan penuh dari Golkar dan masyarakat kelas atas.
f
I.A Medah tokoh sentral dan memiliki kewewenangan besar atas Golkar dan JONEX.
I
Seluruh kader Golkar baik dari pusat, provinsi maupun kota, tokoh masyarakat dan para artis.
I
Engar Lukita, JONEX pilihan paling tepat dari Golkar untuk memimpin Kota Kupang.
I
I.AMedah, JONEX menang berdasarkan survei LSI.
I
Laiskodat, JONEX menang karena didukung partai besar.
E Semua tim kampanye disebutkan satu persafu namq jabatan dan isu
(l
o -t o \, x EI a
I
Jeriko menjadi titik sentral. Jodae menjadi tokoh pelengkap Jeriko. Sumber berita lain juga pemenuh kesempurnaan ketokohan Jeriko.
I
Kehadiran isteri Jeriko dan Jodae sebagai simbol keluarga harmonis. Jeriko-Jodae mampu memimpin keluarga-keltrar ga Kota Kupang.
kampanye yang mereka bawa.
I
T
Ini menunjukkan kesolidan dan kehebatan manaj emen kampanye yang dimiliki Jeriko-Jodae beserta timnya.
q
=
e = a
I
Tokoh sentral dalam pemberitaan adalah Dan-Dan.
I
Tokoh lain sebagai pelengkap penderita. Tidak diuraikan apa yang dibicarakan. Bila ada hanya sentilan-sentilan kecil. Ada akademisi, tokoh agama, tokoh partai, tokoh msyarakat dan masyarakat umum.
ITERB&
@
t
Sumber berita terfokus pada DanDan sebagai Dwi-Tunggal yang sal-
ing melengkapi.
I
Mendapat dukungan dari tokoh agamayakni Wakil Ketua Sinode GMIT, Pendeta Eben Nuban Timo.
35
SURAT KABAR
f
Frans Lebu Raya menjadi tokoh sentral dalam pemberitaan.
I
Figur lain lebih menekankan ketokohan DJIBEL sebagai calon pemimpin
-l t*l
E :
,at
a
IIANIAN POs KUPANfr
I
IIARIAN PAGI TIMOR TXPRISS
I
Didominisi oleh kader PDIP baik yang berasal dari pusat, provinsi maupun Kota Kupang. Terlihat jelas dal am j abat an-j ab atan mereka.
yang memiliki kepekaan terhadap mereka yang terpinggirkan.
I
Frans Lebu Raya menjadi tokoh sentral dalam kampanye.
DJIBEL sendiri dikatakan siap melayani dengan hati dan pikiran.
I
DJIEBEL adalah figur yang tidak memaksa rakyat tetapi memberi kebebasan masyarakat untuk memilih
pemimpinnya. Sumbq: Data Primer Penelitim
3.
Mode Wacana: Surat Kabar Harian Pos Kupang (SKHPK) dan Harian Pagi Timor Express
(HPrE) Dalam menggambarkan ALFA, SKHPK menggunakan bahasa yang bernada kepastian. Bahasa propaganda untuk mempersuasi publik. Bahasa yang mengatakan bahwa apayangdisampaikan benar adanya dan harus diikuti. Hal ini, ditemukan secara gamblang dalam judul berita seperti:
"Alfa: Reformasi segala
bidang" dan "Tekan angka kemiskinan."
SKHPK dalam mendiskripsikan ALFA cenderung menggunakan bahasa hiperbola dan repitisi yang mengarah ke pendramatisiran situasi. Bahwa masalah yang dihadapi masyarakat Kota Kupang sangat gawatldarurat. Misalnya, sikut-menyikut, curiga-mencurigai, jeratan kemiskinan, rukyat harus dibebaskan, mati kelaparan, dan warisan kemiskinan. SKHPK juga mendeskripsikan secara rinci bagaimana cara ALFA menolong masyarakat Kota Kupang. Dengan menggambarkan bagaimana masyarakat kecil mendapatkan dana bantuan tanpa melewati birokrasi yang berbelit-belit, SKHPK ingin menjelasterangkan, ALFA adalah figur sederhana dan mudah didekati masyarakat terutama mereka yang kecil. ALFA senasib dan bagian dari masyarakat kecil. HPTE cenderung mendramatisir dukungan terhadap ALFA. Hal ini dilukiskan dengan bahasa hiperbola sehingga terkesan membesar-besarkan situasi. Pendramatisiran itu dapat dilihat dalam konotasi-konotasi seperti: puluhan ribu massa ALFA, ajang show of force, pressure kepada publik, teriakan terdengar histeris.
HPTE menggambarkan pasangan ALFA dalam sebuah ironi. Di satu sisi ingin mensejahterakan masyarakat Kota Kupang secara menyeluruh namun di sisi lain masih menonjolkan sisi etnisitas. Penggambaran yang kontradiktif.
Laporan SKHPK tentang JONES dipenuhi dengan kata "penegasan" sebanyak dua belas kali pengulangan. Selain itu, ditambah dengan kata "kepastian/pasti," "yakinlah," "dibuktikan/menjadi buktiimem-
buktikan," "tidak gentar," "tidak ragu-ragu/tidak ragu". Kata-kata di atas selalu diulang-ulang (repitisi) yang menunjuk kesan kesungguhan dan ketegasan.
Kata-kata di atas bermakna: legitimasi, kemampuan serta kepastian JONEX memimpin Kota Kupang. Dapat juga, JONEX memiliki kekuatan, kekuasaan, optimisme dan kepercayaan diri terhadap apa
36
VXKB&@@
yang sedang diperjuangkan . Jtga,yang ditakukan kelompok JONEX tidak keliru. Juga, JONEX dan pembantunya adalah orang-orang jujur dan rasional yang mengatakan dan melakukan sesuatu berdasarkan pertimbangan matang di atas bukti-bukti ril. Hal ini dapat dilihat pada kata-kata "dibuktikan/menjadi bukti/membuktikan". Di sisi lain, penggambaran SKHPK dapat dibaca sebagai arogansi Golkar dan
JONEX.
HpTE menggambarkan JONEX dengan bahasa hiperbola. Terlihat dalam kata-kata berikut: benaromenggila', Golkar merupakan benar 'di-hipnotis', massa makin histeris, propaganda, victory and peace, kekuatan terbanyak, Golkar adalah penguasa terbesar, Golkar merupakan fraksi terbesar".
Kalimat-kalimat superlatif yang dipakai HPTE menghadirkan dua realitas mengenai JONEX. Di satu sisi JONEX didukung partai besar, di sisi lain isu negatif yang beredar di masyarakat akar rumput yang mencoreng nama baik JONEX. HPTE sengaja dengan halus membenturkan dua hal yang sangat kontradiktif ini; Golkar mendukung orang yang ditolak masyarakat.
SKHPK menggunakan beberapa pendekatan kebahasaan ketika memaparkan JERIKO-JODAE. Pertama, SKLIPK menggunakan bahasa implisit-deduktif untuk menjelaskan pemimpin yang baik. Dengan penjelasan Simon Hayon tentang konsep pemimpin yang baik, SKHPK ingin pembaca memahami JERIKO-JODAE dalam konseP itu. Kedua,pendekatan eksplisit-induktif. Paket yang cocok dengan kriteria kepemimpinan adalah JERIKO-JODEA. Ketiga, SKHPK secara lebih terperinci menjelaskan kehebatan dan kualitas JERIKO-JODEA dengan kata-kata seperti: profesional, berpengalaman, integritas diri, paket terbaik dan berkualitas, serta memiliki garansi.
Selanjutnya, SKHPK menggunakan bahasa hiperbola untuk menunjukkan kebolehan dan pengaruh yang dilakukan dan didapat JERIKO-JODAE dari masyarakat. Hal itu terekam dalam kata-kata: "singa panggung", "garang", "berjejal sepanjang lalan", "mengocok perut", "menambah hidup kampanye" dan "antrean panjang kendaraan."
HpTE sering menggunakan gaya hiperbola untuk menunjukkan keunggulan JERIKO-JODAE, sepero'Dengan mempergunakan berbagai jenis akibut, massa terus mengalir bagaikan ti dalam kalimat berikut: air bah menuju ke lapangan Lasitarda Lasiana". Selain itu, untuk mengesankan bahwa paket ini cerdas, HPTE banyak menggunakan kata-kata serapan asing. Ha[ itu, tergambar dalam kata-kata: konsep-konsep, sentralisasi fiskal, flamboyan, kapasitas, tapabilitas, aksebilitas, punisment, reward, konsistensi, menghipnotis, revitalisasi, strategi, efisiensi, dan
intensif. HpTE berupaya menggambarkan kelebihan dan keunggulan JERIKO-JODAE dengan cara mengutip langsung pembicaraan Jeriko dengan dialek Melayu Kupang untuk mengesankan, walau Jeriko cerdas, ia mau mendekati masyarakat (merakyat). "Beta malu kalau curiuang rakyat. Beta bikin malu bapak mamadongdeng basodara kalo beta pancuri uang rakyat," tegas Jeriko dalam dialek Melayu KuPang disambut tepukan dan pekikan
dari
massa
r' yng mengha diri kamVanye" .
Dalam upaya untuk menggambarkan keunggulan JERIKO-JODEA, IIPTE, terjebak dengan opininya sendiri, misalnya tergambar dari kalimat ini: "Wargadatang bukan karena ada aitis ibu kota yang dikontrak panitia. Tapi warga datang untuk mendengarPemaParanberbagaiProgram)eriko-)odea"'t3
r!
Harian Pagi Timor Express, Jmat I I Mei 2007 11 Hrian Pagi Timor Express, Jumat I 8 Mci 2007.
VHRBAqfu
37
Tabel 3
Perbandingan Mode Wacana HARIAN PAGI IIMOR EXPRTSS
SURAT I(ABAR HARIAt'l POS KUPAN6
I.l-
-l
xEI
z,
o rl
W
Bemada kepastian
I I I I
Hiperbola
I I I I
Repetisi
I I I
Dramatisir keadaan
I
Bahasa hiperbola. Bahasa ini bukan ditujukan kepada JONEX tetapi pada aksi para arlis dan tarrggapun massa atas aksi para artis.
I
Bahasa superlatif yang kontradik-. tif. Golkar adalah partai besar yang memilih dan mendukung pasangan
Hiperbola
Ironi
Dramatisir Mendetail
Repetitif Kepastian/keyakinan
Optimisme yang besar Penegasan
"kecil".
I
or*r I
-< -A -
Eg -t
iz= EE -l r*t
Sistematis
Deduktif
I I I
Implisit-eksplisit
f f
Eksplisit
Rinci-mendetail
I I I I
Hiperbola
f
Bahasayang digunakan sederhana dan terbuka.
I
Didominasi oleh angka-angka.
Serapanbahasa asing
Opini media masuk dalam berita Pengutipan dialek Melayu Kupang
Hiperbola
Contoh-contoh
Menggunakan bahasa simbolik.
Logika sebab akibat.
6 rt -
a
VERBA
@ew.
39
CITRADI BALIK BERITA Setiap berita yang diturunkan media, selalu memiliki potensi membentuk citra tertentu walau hanya sekali diberitakan. Citra itu akan sangat kuat diterima publik bila pemberitaannya berulang-ulang. Bila itu terjadi maka akan terbentuk opini publik. Pencitraan SKHPK dilakukan dengan menerapkan jurnalisme profesional yakni dengan menekankan independensi, netralitas dan objektivitas. Jumalisme profesional diejawantahkan dengan penerapan cover both sides dan pemaparan fakta ketimbang selentingan. Isu diangkat untuk mencari kebenaran di balik isu tersebut.
Misalnya, isu primodial (Atoin Meto) yang menimpa ALFA. SKHPK menghadirkan Alberth Foenay untuk menjelaskan persoalan yang sebenarnya. PenjelasanAlberth Foenay menuntaskan isu negatif tersebul Sama halnya dengan isu yang menimpa JONEX-Jonas Salean terlibat dalam kasus korupsi. SKHPK menampilkan Jonas Salean guna menerangkan gosip itu. Dengan berupaya menegakkan profesionalisme jurnalistik, SKFIPK mencitrakan semua pasangan calon secara positif. Kepositifan para calon melayakan mereka dipilih rakyat.
Pola kerja SKHPK dilatari oleh visinya, "Menyampaikan informasi yang benar dan terbaik serta menjadikan SKHPK sebagai pilihan masyarakat NTT." SKHPK memberitakan sesuatu tanpa berusaha condong kepada kelompok tertentu. Hal ini merupakan cara terbaik melayani masyarakat NTT yang plural. Keberpihakan pada kelompok tertentu, memasukan SKHPK dalam lubang kematian. Dalam masyarakat majemuk, netralitas pada kelompok kepentingan dan membela kebenaran menguntungkan secara bisnis. Sebab semua pihak akan menerima media tersebut. Pencitraan positif yang dilakukan SKHPK terhadap lima paket tidak berhubungan langsung dengan dukung-mendukung melainkan akibat sampingan dari upaya besar menegakkan profesionalisme jumalistik. Dukungan itu timbul secara tidak sengaja ketika SKHPK mengedepankan profesionalisme dalam melayani masyarakat NTT secara keseluruhan yang di dalamnya terdapat motivasi keuntungan. Hubungan timbal balik antara kepentingan idil dan kepentingan bisnis kentara di sini. SKHPK membuktikan praktek profesionalisme jumalistik menguntungkan secara idiil pun bisnis apalagi dalam masyarakat majemuk
HPKT cenderung memiliki kepentingan terhadap paket tertenhr. HPTE membingkai paket JERIKOJODEA sebagai pasangan sempurna. HPTE memasukan opini pribadi untuk menjelaskan situasi kampanye JERIKO-JODEA. "Warga datang bukan karena ada artis ibu kota yang dikontrak panitia. Tapi warga datang untuk mendengar pemaparan berbagai program Jeriko-Jodea".
HPTE mencitrakan DJIBEL sebagai paket yang paling cerdas. ".... keduanya juga merupakan paket yang memiliki kemamptur intelektual yang tinggi, dibandingkan dengan paket yang lain....." Dari kutipan terlihat HPTE mengagungkan pasangan DIIBEL sebagai salah satu pasangan favorit. Berbeda ketika HPTE menjelaskan tiga paket lain. ALFA dicitrakan secara kontradiktif; paket yang ingin mengubah namun chauvenistik. JONEX walau didukungpartai besar namun terlibat banyak skandal. DAN-DAN walau bemuansa positif, kontrak politiknya dengan partai Islam menyentil sisi sensitivitas masyarakat NTT yang mayoritas Kristen
Dukung-mendukung HPTE ini tidak bisa dilepaspisahkan dengan visinya, "Memberikan yang terbaik kepada pembaca dengan memenuhi kebutuhan, keinginan, selera dan minat mereka." HPTE mengedepankan apa yang dimaui publik. Keinginan masyarakat Kota Kupang adalah mendapatkan pemimpin baru yang lebih baik dan tidak bercacat. HPTE memenuhi permintaan khalayak. Paket itu adalah JERIKO-JODEA dan DJIBEL. Harus
40
VHRFA@
dipahami di sini juga, keinginan khalayak banyak kali tidak tercipta dengan sendirinya melainkan diciptakan oleh media dan diterima oleh khalayak sebagai kebutuhannya sendiri. Jadi sebenarnya kebutuhan khalayak dan kebutuhan media saling membaur tanpa ada pemisahan yang jelas. Kecenderungan FIPTE mendukung pasangan JERIKO-JODAE dan DJIBEL dapat juga diakibatkan oleh hubungan personal pekerja media dengan para calon dan juga tekanan psikologis yang dialami pekerja media dalam pembe ritaan.
Hal ini sejalan dengan apayalgdikemukakan oleh Shoemaker dan Resse (Severin & Tankard Jr;2005), isi media sebenamya dipengaruhi oleh lima faktor utama. (l) Pengaruh dari peke{a media secara individu. Latar belakang pendidikan, budaya, agarrra, nilai, politik yang dianut, kepribadian dan peran peran dalam masyarakat sang jurnalis mempengaruhi isi media. (2) Pengaruh rutinitas media. Admosfer ruang redaksi, nilai berita, standar objektivitas, kepercayaan repoter akan sumber berita, struktur penulisan berita, kebutuhan ruang dalam penerbitan dan batas deadline turut pula mempengaruhi isi media.
(3) Pengaruh organisasi terhadap isi media. Tujuan pendirian media yang tertuang dalam kebijakan redaksional media turut mempengaruhi isi media. Apakah tujuan komersil atau idil atau seimbang antara idil dan komersial. (4) Pengaruh dari luar organisasi media. Kelompok-kelompok kepentingan, pemasang iklan, pemerintah dengan UU-nya dan kode etik jurnalistik. (5) Pengaruh ideologi. Hal ini berhubungan dengan kepercayaan, nilai
-
nilai yang dianut oleh masyarakat setempat.
Fenomena menarik lain dari pencitraan HPTE terhadap kelima paket yakni tema keagarriaan selalu dimunculkan. Mulai dari mohon doa restu, menyerahkan kepada kehendak Tuhan, hingga penggunaan ungkapan keagamaan seperti kasih. Tema keagamaan ini memang menarik. Walau I{PTE bukan beraliran agamanamun dalam keseharian aktivitas, media ini memberikan ruang yang sangat besar pada masalah agama terutama dalam rubrik opini. HPTE melihat isu agama selain sebagai isu yang sensitif tetapi juga merupakan temayangdiminati dan laku dijual kepada masyarakat Kota Kupang. Isu agama sengaja atau tidak disengaja dipakai HPTE agar khalayak meminati dan menerima IIPTE.
Hal ini dimotivisir oleh dorongan bisnis. Media melihat dan menciptakan "kebutuhan" yangkemudian dilayaninya sendiri. Di sini, tidak serta merta profesionalisme dibuang. Dengan mengikuti selera khalayak media akan survive.
w,trRBA,@
4t
PENUTUP KesimPulan
1. 2. 3.
hanya dilakukan melalui pemberitaan yang benr Pencitraan yang dilatrrukan oleh media tidak pun sebuah citra dapat terbentuk' Bila pemberilang-ulang tetapi dengan sekali pemberitaan membenflrk opini publik' taan itu dilakukan terus-menerus dapat penuh pembentukan makna simbolis yang di dalamnya Praktek kebahasaan merupakan praktek dengan banYak kePentingan' kepada jumalistik dapat memberikan keuntungan idil dan bisnis Penegakan profesionalisme
mediaapalagiditengahpublikyangheterogen.Khalayakyangheterogenmembutuhkanpempefiimbangan dalam memutuskan sebuah masalah' beritaan yang berimbang untuk dijadikan
4.Penegakkanprofesionlismemediamembuatmediabersifatnetral.Kenetralaninimenjadipetakaketikanrasyarakatdalamsebuahsituasimembutuhkankeberpihakanmedia.Padatitikini publik' media sebenamya tidak berlaku adil bagi
5.
publik membuat media cenderung tidak netral' NaUpaya memenuhi kebutuhan sekelompok media sebenarnya berjalan dalam bila hal itu didorong untuk perutahan sebuah rezim, mun
jalur Yang tePat'
CV Penulis
Nama
:
YosePhAndreas Gual
TTL
:
Merdeka 3 Maret 1980
Pendidikan : Fisip, Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas WidYa Mandira KuPang Tahun 2005 Bergabung dengan Jurusan IKOM Fisip Unwira
42
VHRB*@
KEPUSTAKAAN Broder, D. S. Berita di Balik Befita, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1996.
Eriyanto. Analisis Fruming: Konstruksi,Ideologi dan Politik Medio, Yogtakarta, LKIS, 2004.
Analisa Wacana, Pengantar Analisa
Tbks
Media. Yogtakarta, LKIS, 2003.
Hamad, Ibnu. Konstruksi Reulitas Politik dulam Media Massa, Jakarta, Granit, 2004.
Kriyantono, Rachmat. Tbknik Pruktis Riset Komunikasi, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2006. McQual, Denis. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Jakarta, Erlangga, 1991. Nimmo, Dsn. Komunikasi Politik: Komunikator, Pesun dun Media, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2000.
Parwito. Penelitian Komunikasi Kualilatif, Yogtakarta, LKIS, 2007. Seyerin, W
J.
dan Tankard
Jr J. W Teori Komunikusi, Jakarta, Prenada Media Group, 2001.
Sobur Alex. Semiotiku Komanikssi, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2003.
Analisa
Tel<s
Media: Suata Pengantar Untuk Analisu Wucuna, Analisa Semiotika dan Analisa Fram-
ing, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2001. Stokes, Jane.
How
To
Media und Calturul Studies, Yogtakarta, Bentang, 2007'
Sudibyo, Agus. Politik Media dan Pertarungan Wacana, Yogtakarta, LKIS, 2001. Sudibyo, Agus,
dAJc.
Ksbar - Kabur Kebencian: Prasangka Agama di Media Massa, Yog,takarta, ISAI, 2001.
Wbowo, I.S.W. Dasar
-
Dusar Jurnalistik, Jakarta, LPJA Press, 2006.
Harian Pagi Timor Express, Jumat 11 Mei 2007.
Harian Pagi Timor Express, Jumat, 18 Mei 2007.
VERX&@
43