Sintesis dan Karakterisasi Karbon Nanopori Ampas Tebu (Saccharum Officianarum) dengan Aktivator NaOH melalui Iradiasi Ultrasonik sebagai Bahan Penyimpan Energi Elektrokimia Alfiah Alif, Muhammad Zakir, dan Maming Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanudiin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar 90245 email:
[email protected]
Synthesis and Characterization of Carbon Nanopori Sugarcane Bagasse (Saccharum Officianarum) with NaOH Activator by Ultrasonic Irradiation an Electrochemical Energy Storage Material Alfiah Alif, Muhammad Zakir, and Maming Chemistry Department, Faculty of Mathematics and Natural Science, Hasanuddin University, Perintis Kemerdekaan Street Km. 10 Makassar 90245 email:
[email protected]
Abstrak. Sintesis dan karakterisasi karbon nanopori ampas tebu (Saccharum officianarum) dilakukan dengan penambahan aktivator NaOH 5 M, untuk meminimalisir masalah penyimpanan pada pabrik gula. Sintesis karbon nanopori dilakukan dengan dan tanpa metode iradiasi gelombang ultrasonik untuk mendapatkan karbon nanopori yang baik dan unggul. Karbon aktif ampas tebu dengan proses iradiasi gelombang ultrasonik menunjukkan hasil karakterisasi melalui berbagai instrument. Hasil analisis FTIR (Fourier Transform Infra Red) terjadi peningkatan intensitas yang tajam berupa rentangan –OH pada bilangan gelombang 3419,79 cm-1, vibrasi rentangan C=C dari gugus aromatik pada bilangan gelombang 1606,70 cm -1, dan vibrasi rentangan C=O pada bilangan gelombang 1714,702cm-1. Hasil analisis luas permukaan melalui metode metilen biru dalam kondisi optimum iradiasi gelombang ultrasonik pada suhu 30 oC selama 15 menit yaitu 171,8336 m2/g dan nilai kapasitas penyimpanan energi melalui LCR 745-meter yaitu 1,349x10-5 F/g. Kata Kunci : ampas tebu, karbon aktif, aktivator NaOH, karakterisasi, penyimpanan energi
Abstract. Synthesis and characterization of sugarcane bagasse (Saccharum officianarum) based nanoporous carbon by using the addition NaOH 5 M activator to minimize problems of storage in the sugar mills. Synthesis of nanoporous carbon performed with ultrasonic wave irradiation and without ultrasonic wave irradiation method to obtain good and superior nanoporous carbon. Activated carbon sugarcane bagasse with ultrasonic wave irradiation showed by instrumens. The results analysis of FTIR (Fourier Transform Infra Red) show that raising in the intensity of the sharp form -OH stretch at wave number 3419.79 cm-1, C = C stretch vibration of aromatic group at wave number 1606,70 cm-1, and C = O stretch vibration at wave number 1714,70 cm-1. The results of the analysis of surface area by methylene blue method optimum condition ultrasonic wave irradiation at temperature 30 °C for 15 minutes is 171,8336 m2/g and specific of capacity energy storage by LCR-meter is 1,349x10-5 F/g. Keywords: sugarcane bagasse, activated carbon, NaOH activator, characterization, enery storage 1
gelombang ultrasonik. Efek gelombang
PENDAHULUAN Energi elektrokimia adalah salah satu sumber energi alternatif yang perlu dipertimbangkan dalam menangani krisis energi dunia (Dell dan Rand, 2001). Sistem penyimpanan energi elektrokimia adalah baterai, sel bahan bakar, dan kapasitor
elektrokimia
(Winter
dan
Brodd, 2004). Kapasitor elektrokimia merupakan sistem penyimpanan energi yang
berbahan
karbon
nanopori
(Frackowiak dan Beguin, 2001). Karbon nanopori berasal dari karbon aktif telah luas digunakan sebagai material penyimpanan energi disebabkan luas permukaannya yang besar, stabil,
ultrasonik berasal dari proses kavitasi akustik, yaitu pembentukan gelembung, pertumbuhan gelembung, dan pemecahan gelembung (Suslick, dkk., 1996). Pada penelitian ini, karbon aktif telah dibuat dari bahan ampas tebu melalui karbonisasi, ekstraksi silika, dan aktivasi.
Selanjutnya,
dengan dan tanpa adanya pengaruh gelombang ultrasonik. Metode
FTIR
(Fourier Transform Infrared), LCR-745 meter dan metode metilen biru digunakan untuk pengujian karakteristik karbon aktif ampas tebu dengan dan tanpa pengaruh iradiasi ultrasonik.
mudah terpolarisasi, dan murah. Karbon
METODE PENELITIAN
berpori secara fisik terdiri dari bahan
Bahan
padat yang birisi karbon (matriks) dan rongga kosong (pori) (Yang dkk,. 2008).
dibandingkan
Bahan-bahan
yang
digunakan
dalam penelitian ini yaitu limbah ampas
Karbon aktif dapat dihasilkan dari
tebu, kertas saring whatman 42, larutan
dekomposisi senyawa organik seperti
NaOH 2,5, 5, dan 10 M, HCl 1 N, metilen
amas tebu (Prabowo, 2009). Ampas tebu
biru, Polivinil Alkohol (PVA), natrasol,
dapat digunakan sebagai material awal
H2SO4 1 M dan akuades.
untuk pembuatan karbon nanopori dalam aplikasi kapasitor elektrokimia. (Wei, X., dkk., 2011). Salah
satu
cara
dalam
meningkatkan nilai kapasitansi spesifik adalah
dengan
memanfaatkan
efek
Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tanur (Muffle furnace tipe 6000), Oven (tipe SPNISOSFD), penangas air (Hot plate), pengaduk magnetik (fisher tipe 115), neraca analitik 2
(Shimadzu AW220), FTIR (Shimadzu, IR
yang
Prestige21),
plastik,
kecepatan yang sama dan dibiarkan
Ultrasonik cleaner (Elmasonic S40H),
selama 60 menit. Selanjutnya disaring
LCR-745 meter, ayakan ukuran 100
dengan kertas saring whatman 42. Filtrat
mesh, pompa vakum, statif,
dibuang
sedangkan
desikator, cawan porselin, alat gelas
dihasilkan
kemudian
laboratorium, dan termometer
masing dengan akuades, lalu dikeringkan
labu
semprot
lumpang,
pengadukan
residu dicuci
dengan
yang masing-
dalam oven pada suhu 110 oC hingga
Prosedur
kering. Ketiga karbon hasil ekstraksi
Karbonisasi Ampas
tebu
dicuci
dengan
akuades hingga bersih lalu dikeringkan dibawah sinar matahari dan oven. Ampas tebu yang sudah bersih dan kering dibakar diatas kompor listrik hingga mengarang.
disertai
Kemudian
karbon
hasil
pembakaran dimasukkan ke dalam cawan porselin lalu dibakar kembali dalam tanur
tersebut di uji dengan XRF untuk mendapatkan konsentrasi terbaik NaOH yang mampu membuat karbon menjadi bebas
silika.
disiapkan
Sebagai
karbon
tanpa
pembanding, penambahan
NaOH atau tanpa ekstraksi
dimana
karbon masih mengandung silika. Aktivasi
pada temperatur 350 C selama 1 jam.
Proses
aktivasi
menggunakan
Proses ini akan menghasilkan karbon dari
aktivator NaOH 5 M. Serbuk karbon
ampas tebu. Setelah karbonisasi, karbon
bebas silika yang diperoleh kemudian
yang dihasilkan didinginkan dan disaring
dicampur dengan larutan NaOH. Ditutup
sampai berukuran 100 mesh.
dengan aluminium foil dan direndam selama
Ekstraksi Silika Karbon
24
jam.
Selanjutnya
diberi
perlakuan dengan dan tanpa iradiasi yang
telah
diperoleh
gelombang ultrasonik.
selanjutnya diekstrak silikianya untuk mendapatkan karbon yang bebas silika.
Pencucian,
Sampel karbon ditambahkan natrium
Pendinginan.
hidroksida (NaOH) dengan konsentrasi
Pengeringan,
dan
Setelah proses aktivasi dilakukan,
yang bervariasi 2,5, 5, dan 10 M. Sampel
campuran
kemudian dipanaskan hingga mendidih
diinteraksikan
hasil
proses
dengan
aktivasi gelombang 3
ultrasonik dengan variasi waktu 15 menit o
pada suhu 30 C. Sebagai pembanding,
Penentuan Luas Permukaan dengan Metode Metilen Biru
dilakukan pula tanpa interaksi gelombang ultrasonik.
50 ml larutan metilen biru 300 ppm ditambahkan pada karbon aktif 0,3
Pada kedua sampel dipisahkan
gram kedalam Erlenmeyer dan ditutup
filtrat dan endapan dengan penyaringan.
aluminium foil. Kemudian diaduk dengan
Selanjutnya dicuci dengan HCl 1 N dan
magnetik stirrer selama 30 menit pada
akuades secara berulang-ulang untuk
kecepatan 100 rpm. Setelah itu, disaring
menghilangkan
dan
sisa
kotoran
dan
filtratnya
diukur
dengan
menetralkan karbon aktif. Setelah dicuci,
spektrofotometer uv-vis pada panjang
sampel dikeringkan didalam oven dengan
gelombang 658 nm. Data absorbansi
o
temperatur
110
kemudian
C.
dimasukkan
dengan suhu 350
Karbon
aktif
digunakan untuk menentukan konsentrasi
dalam
tanur
setelah adsorbsi dari kurva kalibrasi, yang
o
C selama ½ jam.
selanjutnya dimasukkan kedalam rumus :
Sampel karbon aktif yang diperoleh disimpan dalam desikator agar karbon
(Co-Ce) x V larutan (L) Xm =
tetap kering. Karakterisasi dan Analisis Karbon
dimana Co = konsentrasi awal Ce = konsentrasi akhir
Aktif Nanopori Ampas Tebu Kedua sampel karbon aktif hasil interkasi
dengan dan tanpa
gelombang
, Massa karbon aktif (g)
ultrasonik
iradiasi
selanjutnya
Xm. N. a S= Mr Keterangan :
dikarakterisasi dengan analisis gugus fungsi, luas permukaan dan kapasitansi
S
= luas permukaan adsorben (m2/g)
spesifik dengan FTIR, metode metilen
N
= bilangan Avogadro (6,022.1023
biru,
mol-1)
dan
memperoleh
LCR-745
meter
karakteristik
nanopori ampas tebu.
untuk karbon
Xm = berat adsorbat teradsorbsi (mg/g) a
= luas permukaan oleh satu molekul
metilen biru (197.10-20 m2)
4
M r = massa molekul relative metilen
dimana
biru (320 g/mol)
dengan
Pembuatan Kapasitor Elektrokimia Hidrogel
disintesis
dua
buah
hidrogel
elektroda yang
karbon
diletakkan
ditengah.
dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
melarutkan 5 gram polimer Polivinil
Preparasi Bahan Ampas Tebu
Alkohol (PVA) kedalam akuades 100 mL
Preparasi bahan baku pembuatan
sehingga diperoleh PVA 5%. Campuran
karbon
tersebut diaduk selama 3 jam dengan
pengeringan. Ampas tebu dicuci dengan
temperatur 50
o
C. Pengadukan dan
pemanasan dilakukan agar larutan
yang
homogen.
diperoleh
meliputi
pencucian
dan
akuades secara berulang dan dilakukan pengeringan
dibawah
sinar
matahari
Campuran
selama 5 jam dalam 2 hari. Untuk
kemudian didiamkan mencapai suhu 25
memaksimalkan pengeringan ampas tebu
o
dilakukan
H2SO4 1 M sebagai sumber elektrolit
selama 15 menit. Selanjutnya ampas tebu
dengan perbandingan (1:1). Setelah itu,
dipotong kecil-kecil untuk mereduksi
ditambahkan
ukurannya
C. PVA 5% kemudian ditambahkan
Penambahan disebabkan
natrasol natrasol sampel
0,5
gram.
yang
sedikit,
dengan
mudah
pemanasan
didalam
oven
terbentuk gel. Campuran yang terbentuk secepat mungkin dituangkan kedalam cetakan.
Selanjutnya diletakkan diatas
cawan petri dan dibiarkan kering secara alami selama tiga hari. Pengeringan dilakukan untuk menguapkan pelarut air. Pembuatan elektroda karbon sama
Gambar 1. Ampas tebu yang telah bersih dan kering
halnya dengan hidrogel, hanya saja sebelum penambahan natrosol campuran
Karbonisasi
PVA dan H2SO4 ditambahkan karbon 0,5
Pada
tahap awal
pembakaran
gram. Selanjutnya, kapasitor elektrokimia
dilakukan diatas kompor listrik selama 30
dibuat dengan struktur seperti sandwich,
menit
hingga mengarang. Pembakaran 5
ini mengurai hemiselulosa dan selulosa
karbon aktif lebih besar. Karbon ampas
menjadi
tebu yang hasil ayakan 100 mesh dapat
larutan
mengeluarkan
piroglinat
banyak
asap
dan yang
dilihat pada
Gambar 3.
mengindikasikan bahwa senyawa volatil yang terkandung telah menguap. Tahap selanjutnya,
pembakaran
dilakukan
didalam tanur dengan suhu 350 oC yang terjadi pemutusan ikatan C-O dan C-C. Proses karbonisasi selesai apabila ampas tebu telah sepenuhnya menjadi warna hitam dan sedikit asap yang keluar. Gambar 3. Karbon ampas tebu hasil ayakan 100 mesh Ekstraksi Silika Proses ekstraksi silika 5 gram karbon ampas tebu dicampur dalam 100 ml larutan NaOH 2,5, 5, dan 10 M dengan suhu 95 oC selama 60 menit. Reaksi yang terjadi sebagai berikut: SiO2(s) + 2 NaOH(aq)
Gambar 2. Karbon hasil karbonisasi
→
Na2SiO3(s)
+ H2O(aq)
ampas tebu Setelah proses karbonisasi selesai, karbon dari ampas tebu yang dihasilkan
Data hasil analisis instrumen XRF dapat dilihat pada Tabel 1
digerus dalam lumpang. Selanjutnya, diayak dengan pengayak berukuran 100 mesh
(150
bertujuan
μm). agar
Penghalusan karbon
ini
berukuran
homogen dan ukuran partikel menjadi lebih kecill sehingga luas permukaan 6
Tabel 1 Kandungan unsur dan oksida dalam karbon ampas tebu sebelum dan setelah ekstraksi silika No.
Unsur
Oksida
1 2 3 4 5 6 7
Si Fe K Ca P Mn Ti
SiO2 Fe2O3 K2O CaO P2O5 MnO TiO2
Sebelum Ekstraksi (%) 53,15 29,16 5,01 4,90 3,11 2,52 1,45
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan
bahwa
Ekstraksi 5 M (%) 0 72,53 3,59 10,81 0,83 6,94 4,33
Ekstraksi 10 M (%) 0 72,98 3,42 12,24 1,33 4,99 4,18
keberlangsungan proses difusi ke bagian
besar
pori karbon. Selanjutnya dicuci dan
konsentrasi NaOH yang digunakan pada
dikeringkan di dalam oven selama 3 jam
proses
dengan suhu 110 oC sehingga diperoleh
ekstraksi
semakin
Ekstraksi 2,5 M (%) 10,93 64,08 3,58 9,74 0,94 6,17 3,75
maka
silika
yang
dihasilkan semakin banyak, sehingga
berat 4,25 gram.
menurunkan kadar silika yang terkandung
Karbon
aktif
dalam karbon ampas tebu dan mampu
dilakukan
menghasilkan
pembakaran dalam tanur pada suhu 350
Konsentrasi
karbon silika
bebas 2,5
M
silika. dapat
o
C selama
aktivasi
selanjutnya fisika
dengan
½ jam sehingga diperoleh
menurunkan silika hingga 10,93%, dan
berat 3,38 gram. Perlakuan ini dilakukan
konsentrasi
agar karbon
5
dan
10
M
dapat
aktif yang didapat murni
menghilangkan silika secara sempurna.
hanya mengandung karbon tanpa zat
Oleh sebab konsentrasi yang optimum
pengotor lainnya
digunakan
dalam
menurunkan
kadar
silika pada karbon adalah NaOH 5 M.
Dari hasil berat diatas, perolehan karbon aktif yang dihasilkan semakin rendah. Semakin rendah perolehan massa
Aktivasi
karbon aktif yang dihasilkan maka hasil
Langkah awal dalam pembuatan
reaksi yang terdapat dalam karbon aktif
karbon aktif yaitu larutan aktivator NaOH
yang keluar dari tanur semakin banyak.
5 M dicampurkan pada 5 gram karbon
Selanjutnya dikarakterisasi dengan diberi
dan selanjutnya direndam selama 24 jam.
perlakuan dengan dan tanpa iradiasi
Perendaman dilakukan agar menjamin
gelombang ultrasonik. 7
Karakterisasi Karbon Aktif Ampas
elektrokimia tanpa dan dengan iradiasi
Tebu
gelombang ultrasonik. Kedua perlakuan
dengan
dan
tanpa
Iradiasi
ini dilakukan untuk membandingkan hasil
Gelombang Ultrasonik Proses selanjutnya yang dilakukan adalah analisis gugus fungsi, luas permukaan dan kapasitansi
penyimpanan
analisis tanpa dan dengan bantuan iradiasi gelombang ultrasonik.
energi
Analisis Luas Permukaan Karbon Aktif Ampas Tebu dengan dan tanpa Iradiasi Gelombang Ultrasonik Tabel 2. Data Luas Permukaan Karbon Aktif Ampas Tebu dengan dan tanpa Iradiasi Gelombang Ultrasonik Sampel
Karbon aktif ampas tebu (Tanpa Iradiasi) Karbon aktif ampas tebu (Dengan Iradiasi)
Absor bansi
Akhir (ppm)
4,366
22,578125
4,217
21,80208
Awal (ppm) 300
Volume Larutan (L) 0,05
Massa Karbon (g) 0,3
300
0,05
0,3
Hasil analisis luas permukaan melalui
metode
(Na.a) /Mr
46,236 97917
3,706
171,3542
46,466 32
3,706
171,8336
pada karbon yang mempengaruhi luas
biru,
permukaan. Sehingga, semakin banyak
iradiasi
pori yang terbentuk akan memberilkan
ultrasonik memberikan luas permukaan
luas permukaan yang besar. Konno, dkk.,
yang besar dari tanpa perlakukan iradiasi
(2008)
gelombang ultrasonik. Ini disebabkan
mengenai luas permukaan karbon aktif
adanya
mudah
ampas tebu dengan aktivator NaOH yaitu
mengoksidasi atau mengikis permukaan
2971 m2/g melalui metode BET Isotherm
karbon
menunjukkan
pengruh
metilen
S (m2/g)
Xm (mg/g)
perlakuan
aktivator
ampas iradisi
yang
telah
melalukan
penelitian
saat
diberikan
(Brunauer-Emmett-Teler). Nilai ini sangat
ultrasonik,
sehingga
besar
tebu
membentuk pori-pori semakin banyak
jika
permukaan
dibandingkan yang
telah
dengan
luas
diperoleh
yaitu 8
171,8336
m2/g.
Perbedaan
ini
menggunakan adsorbsi gas N2 sedangkan
disebabkan adsorbsi pada masing-masing
metode metilen biru menggunakan adsorbsi
metode,
larutan metilen biru.
dimana
pada
nilai
metode
BET
Analisis Gugus Fungsi Karbon Aktif Ampas Tebu dengan dan tanpa Iradiasi Gelombang Ultrasonik
Gambar 4. Spektrum karbon aktif ampas tebu dengan iradiasi gelombang ultrasonik dan tanpa iradiasi gelombang ultrasonik Dari spektrum diatas
gugus
Analisis
Kapasitansi
Penyimpanan
fungsi pada karbon aktif ampas tebu
Karbon Aktif Ampas Tebu dengan dan
dengan iradiasi gelombang ultrasonik
tanpa Iradiasi Gelombang Ultrasonik
memberikan perubahan spektrum serapan dalam
bentuk
peningkatan
intensitas
serapan, dan terbentuknya serapan baru didaerah bilangan gelombang tertentu. Gugus fungsi yang teridentifikasi pada karbon aktif ampas tebu adalah OH, C-H alifatik (dari CH3 dan CH2 ), ikatan C=O (karbonil), ikatan C-C dan C=C, serta ikatan fenol (C-O).
Kapasitor
elektrokimia
dibuat
dengan struktur seperti sandwich, dimana dua
buah
hidrogel ditengah.
elektroda elektrolit
karbon yang
Sehingga,
dengan
diletakkan kapasitor
elektrokimia yang dibuat dengan berat 3,5 gram, diameter 4 cm dan ketebalan 0,7 cm. 9
Gambar 5. Kapasitor elektrokimia terdiri dari dua elektroda karbon nanopori yang mengapit hidrogel elektrolit
Pengukuran
suatu
disebabkan akibat kontak yang tidak baik
kapasitor elektrokimia dari karbon aktif
antara elektroda karbon dan hidrogel,
ampas tebu menggunakan alat LCR-745
sehingga pengukuran menjadi kurang
meter dengan frekuensi 120 Hz. Nilai
akurat. Namun, nilai 5,49 x 10-5 F
kapasitansi karbon aktif ampas tebu tanpa
melebihi hasil yang telah dilakukan oleh
iradiasi gelombang ultrasonik sebesar
Vinda, N. F (2014) mengenai sintesis dan
5,49 x 10-5 F dengan nilai kapasitansi
karakterisasi
spesifik
kapasitas
sebesar
1,56
x10-5
F/g.
Sedangkan nilai kapasitansi karbon aktif ampas tebu dengan iradiasi gelombang ultrasonik sebesar 4,69 x 10-5 F dengan nilai kapasitansi spesifik sebesar 1,34 x 10-5
F/g.
perbedaan
Hasil yang
ini
terhadap
berbasis
nanokomposit TiO2/C dengan LCR 745meter sebesar 1,28 x 10-5 . KESIMPULAN Kesimpulan Intensitas gugus fungsi karbon
menunjukkan
signifikan
superkapasitor
aktif
dengan
iradiasi
meningkat,
gelombang
karbon aktif tanpa iradiasi gelombang
ultrasonik
seperti
gugus
ulrasonik. Karbon aktif tanpa iradiasi
fungsi -OH, C-H alifatik (dari CH3 dan
memiliki nilai kapasitas penyimpanan
CH2 ), ikatan C=O (karbonil), ikatan C-C
energi yang lebih besar daripada karbon
dan C=C, serta ikatan fenol (C-O).
aktif yang diiradisi. Ini kemungkinan 10
Luas permukaan karbon aktif dengan iradiasi gelombang ultrasonik o
Acta Physica-Chimica Sinica, 24 (13-19).
pada kondisi optimum pada suhu 30 C
5. Prabowo, A. L., 2009, Pembuatan
selama 15 menit yaitu 171,8336 m2/g
Karbon Aktif dari Tongkol Jagung
dengan nilai kapasitansi spesifik 1,34 x
serta Aplikasinya untuk Adsorbsi
10-5 F/g, sedangkan luas permukaan
Cu, Pb, dan Amonia, Skripsi,
karbon aktif tanpa iradiasi gelombang
Universitas Indonesia, Depok.
2
ultrasonik yaitu 171,3542 m /g dengan nilai kapasitansi spesifik 1,56 x10-5 F/g,
6. Wei, X., Xiao, Li., Jin Zhou, dan Ping, Z. S., 2011, Nanoporous Carbon Derived from Risk Husk
DAFTAR PUSTAKA
for
1. Dell, R.M., dan Rand, D.A.J.,
Electrochemical
Application, Advanced Materials
2001. Energi storage – a key
Research,
technology
www.scientific.net
for
global
energi
sustainability, J. Power Sources, (100), 2-7.
239-242,
7. Suslick,
K.
"Sonochemistry",
2. Winter, M., dan Brodd, R.J.,
Capacitor
S,
1999,
Science,
247
(1439-1445).
2004., What are batteries, fuel
8. Konno. K., Ohba, Y., Onoe, K.,
cells, and supercapacitors?, Chem.
Yamaguchi, Y., Tanso, 2008,
Rev., (104), 4245-4269.
Microstructure
3. Frackowiak, E., dan Beguin, F.,
and
Electrochemical
double-layer
2001. Carbon materials for the
Capacitance of Cabon Electrodes
electrochemical storage of energi
Prepared
in capacitors, Carbon, (39) 937-
Sugarcane Bagasse, Journal of
950.
Power Sources, 2-7.
4. Yang, J. Liu, J. Chen, X. Hu, Z. Zhao,
G.,
2008,
Carbone
NaOH
Acivaion
of
9. Vinda, N. R., 2014, Sintesis dan Karakterisasi
Superkapasitor
Electrode Material with High
Berbasis Nanokomposit TiO2 /C,
Densities of Energi and Power,
Skripsi,
Universitas
Negeri
Malang, Malang.
11