Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 2 AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL DAUN MANGKOKAN (Polyscias scutellaria (Burn.f.)Fosberg)
ANTIOXIDANT ACTIVITY OF MANGKOKAN LEAVES (Polyscias scutellaria (Burn.f.)Fosberg) METHANOLIC EXTRACT Willy Tirza Eden*1, Buanasari2, Shihabuddin2, Nilam Kencana Badahdah2 1 Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Semarang (UNNES) 2 Akademi Farmasi Nusaputera Semarang *Email:
[email protected] ABSTRAK Serangan radikal bebas sangat merisaukan di zaman sekarang. Antioksidan memegang peranan penting dalam kehidupan untuk melindungi dan mengurangi efek negatif dari serangan radikal bebas tersebut. Daun mangkokan (Polyscias scutellaria (Burn.f.)Fosberg) mengandung metabolit sekunder yang potensial sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa aktif dan aktivitas antioksidan dari ekstrak metanol, fraksi kloroform, fraksi n-heksan dan fraksi air daun mangkokan. Penyarian secara maserasi dengan metanol 70%, dilanjutkan fraksinasi menggunakan kloroform, dan n-heksana. Uji fitokimia dilakukan pada ekstrak dan fraksi yang meliputi alkaloid, flavonoid, fenolik dan saponin sehingga diketahui senyawa apa yang terdapat pada daun mangkokan. Ekstrak metanol, fraksi kloroform, fraksi n-heksana, fraksi air daun mangkokan diuji aktivitas antioksidannya menggunakan metode DPPH dan tiosianat. Hasil penelitian menunjukkan fraksi kloroform mempunyai aktivitas antioksidan tertinggi dengan nilai rata – rata IC50 19,58 ppm menggunakan metode DPPH. Sebaliknya, rata - rata persen aktivitas antioksidan tertinggi ditunjukkan oleh fraksi air sebesar 25,78% setelah diinkubasi selama 72 jam menggunakan metode tiosianat. Hal tersebut diduga karena senyawa flavonoid polar yang terdapat pada fraksi air berperan dengan baik melindungi asam linoleat yang bersifat non polar. Sedangkan fraksi kloroform diduga mengandung senyawa flavonoid lebih banyak dan lebih murni dibanding sampel yang lain, sehingga aktivitas penangkapan radikal DPPH tinggi. Kata kunci: antioksidan, mangkokan, DPPH, tiosianat PENDAHULUAN Kerusakan pada sel dan jaringan
radikal bebas (oksidan). Radikal bebas berperan
penting
pada
terjadinya
yang merupakan akar dari sebagian besar
arterosklerosis, penyakit jantung koroner,
penyakit disebabkan oleh spesies kimia yang
stroke, kanker, gagal ginjal, dan proses
sangat aktif dan berbahaya yang disebut
penuaan manusia (Kumalaningsih, 2006;
1126
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 2 Youngson, 2005). Radikal bebas dapat
difeul -1-pikrilkidrazil (DPPH) digunakan
masuk dan terbentuk ke dalam tubuh melalui
untuk menguji aktivitas penangkal radikal
pernafasan karena kondisi lingkungan yang
nitrogen (•N). DPPH memberikan serapan
tidak
berlemak.
kuat pada panjang gelombang 517 nm
Beberapa contoh radikal bebas antara lain
dengan warna violet gelap (Sunarni, 2005).
radikal hidroksil (OH•), radikal superoksida
Metode DPPH merupakan metode yang
(O2•-) dan radikal peroksida lipid (ROO•)
sederhana, cepat, dan mudah untuk skrining
(Kumalaningsih, 2006).
aktivitas
sehat,
dan
makanan
penangkap
radikal
beberapa
Salah satu tumbuhan yang telah di
senyawa, selain itu metode ini terbukti
teliti oleh Tjitrosoepomo (1991) adalah daun
akurat dan praktis (Prakash et al., 2001).
mangkokan, yang mengandung kalsium
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik
oksalat, peroksidase, amigdalin, fosfor, besi,
untuk meneliti aktivitas antioksidan pada
lemak, protein, vitamin A, B1, C, saponin,
ekstrak metanol dan fraksi daun mangkokan
tannin dan flavonoid. Jenis flavonoid yang
(Polyscias
terkandung di dalam daun mangkokan
dengan metode DPPH dan tiosianat.
scutellaria
(Burn.f.)Fosberg)
adalah flavonol (kuersetin, kaempferol dan mirisetin) dan flavon (luteolin dan apigenin)
METODE
yang diduga memiliki aktivitas antioksidan.
Bahan
Metode
yang
digunakan
untuk
Bahan
menguji aktivitas antioksidan peroksida lipid
mangkokan
salah
(Burn.f.)Fosberg)
satunya
tiosianat.
menggunakan
Peroksidasi
adalah
(Polyscias yang
daun
scutellaria diperoleh
dari
merupakan
perkebunan Bawen Kabupaten Semarang
proses yang bersifat kompleks akibat reaksi
dan metanol 70%. Bahan untuk fraksinasi
asam lemak tak jenuh ganda penyusun
ekstrak adalah kloroform dan n-heksana.
fosfolipid membran sel dengan senyawa
Berbagai reagen untuk uji fitokimia sampel,
oksigen reaktif (SOR), yang membentuk
silica gel GF254, berbagai fase gerak dan
hidroperoksida (Robles, et al., 2001). SOR
reagen visualisasi bercak. Bahan uji aktivitas
ialah senyawa turunan oksigen yang lebih
antioksidan meliputi asam linoleat (minyak
reaktif dibandingkan oksigen pada kondisi
wijen), etanol, FeSO4 0,014 M, NH4SCN
dasar
30%, vitamin C, DPPH 80 ppm, metanol p.a
(ground
state)
lipid
metode
utama
(Halliwell
and
Whiteman, 2004). Penangkapan radikal 2,2
dan pembanding flavonoid Rutin. 1127
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 2 ditambahkan 1500 ml metanol 70% sebagai
Alat Alat
dalam
cairan penyari hingga simplisia terendam
penelitian ini adalah blender, seperangkat
seluruhnya. Perendaman dilakukan selama 5
alat gelas, heating mantle, batang pengaduk,
hari kemudian disaring (filtrat I), selanjutnya
kertas saring, cawan poselin, corong pisah,
dilakukan
pipa kapiler, chamber, papan penyemprot,
metanol 70%, lalu disaring (filtrat II).
lampu UV, botol semprot, pipet volume,
Filtrat I dan II dijadikan satu dan didiamkan
micropipette, eppendorf tube, inkubator,
semalam.
kuvet
dengan heating mantle pada suhu 40⁰C
dan
yang
digunakan
spektrofotometer
UV-Vis
remaserasi
Gabungan
dengan
filtrat
(Shimadzu UV-Vis).
sampai diperoleh ekstrak kental.
Penyiapan Simplisia
Fraksinasi
500
ml
dipekatkan
Sampel daun mangkokan dilakukan
Ekstrak metanol ditimbang 5 gram,
sortasi basah kemudiaan ditimbang. Dipilih
ditambahkan ke dalam 100 ml akuadest
daun mangkokan yang masih utuh dan tidak
hangat,
rusak. Daun dicuci dengan menggunakan air
homogen, ditunggu hingga dingin, kemudian
mengalir, setelah itu daun dikeringkan.
dimasukkan
Pengeringan daun dilakukan di bawah sinar
Campuran dipartisi menggunakan 10 ml
matahari dengan ditutup kain hitam. Setelah
kloroform lalu dikocok kuat dan dibiarkan
kering,
sampai terbentuk dua lapisan. Kedua lapisan
simplisia
disortasi
kering,
diaduk
ke
dalam
dalam
Bekker
corong
hingga
pisah.
diserbukkan dan diayak dengan ayakan
tersebut
no.30/40. Simplisia yang digunakan adalah
sebanyak 5 kali), sehingga didapatkan fraksi
simplisia yang lolos pada ayakan no.30 dan
larut kloroform dan fase tak larut kloroform.
tidak lolos pada ayakan no.40. Serbuk
Fase
simplisia selanjutnya diekstraksi dengan
dipartisi menggunakan n-heksan sehingga
metode maserasi.
didapatkan fraksi larut n-heksan dan fraksi
tak
dipisahkan
larut
(dipartisi
kloroform
berulang
selanjutnya
air. Setelah didapat ketiga fraksi tersebut, kemudian masing – masing fraksi diuapkan
Ekstraksi Simplisia
daun
mangkokan
ditimbang kurang lebih 200 gram, kemudian
hingga didapatkan fraksi bebas pelarut (Sarastani et al., 2002).
dimasukan dalam bejana tertutup, lalu 1128
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 2 Uji Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Pengujian ini dilakukan pada sampel
tanaman yang digunakan pada penelitian berasal
dari
tanaman
yang
dimaksud,
ekstrak metanol, fraksi kloroform, fraksi n-
sehingga kemungkinan timbulnya kesalahan
heksana dan fraksi air. Konsentrasi sampel
dalam pengumpulan bahan penelitian dapat
yang digunakan adalah 1 mg/ml dalam
dihindari.
Identifikasi
metanol 70%, kecuali pada uji saponin
tanaman
mangkokan
digunakan sampel utuh tanpa pengenceran
Laboratorium Biologi Farmasi, Fakultas
dan hanya dilakukan pada identifikasi
Farmasi UGM.
menggunakan
reagen
kimia.
Pengujian
Daun
dan
determinasi
dilakukan
mangkokan
segar
di
dicuci
fitokimia dilakukan menggunakan reagen
hingga bersih untuk menghilangkan kotoran
kimia dan secara kromatografi lapis tipis
yang
(KLT) untuk membuktikan adanya senyawa
pengeringan
dengan
aktif alkaloid, flavonoid, saponin, dan fenol
mengurangi
kadar
pad sampel sesuai dengan Depkes RI
Pengeringan
dilakukan
(1995).
pemanasan tidak langsung dengan ditutup Penentuan
dilakukan
aktivitas
antioksidan
menggunakan
metode
menempel,
selanjutnya
dilakukan
dengan air
tujuan
pada
daun.
dengan
cara
kain hitam, agar panas tidak merusak senyawa aktifnya.
penangkapan radikal DPPH (Sunarni, 2005)
Simplisia yang telah kering disortasi,
dan menggunakan metode tiosianat yang
tujuannya untuk memisahkan benda – benda
dimodifikasi sesuai dengan Yen et al.
asing seperti bagian – bagian tanaman yang
(1998).
tidak
dibutuhkan
dan
pengotor
lain,
termasuk daun yang busuk atau berjamur, HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk menghindari kualitas daun kering
Penyiapan Simplisia
yang buruk. Simplisia yang telah disortir
Tanaman
yang
pada
kemudian dihaluskan menggunakan blender
penelitian ini adalah tanaman mangkokan
hingga menjadi serbuk dan disimpan di
(Polyscias
dalam wadah yang bersih, kering dan
scutellaria
digunakan
(Burn.f.)Fosberg),
sedangkan bagian tanaman yang digunakan
terlindung
adalah daun.
kerusakan dan penurunan mutu simplisia.
Determinasi
dilakukan
cahaya
untuk
mencegah
terlebih
dahulu untuk memperoleh kepastian bahwa 1129
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 2 metanol
Ekstraksi dan Fraksinasi
kemudian
difraksinasi
dengan
Metode ekstraksi yang digunakan
berbagai pelarut dan diuapkan hingga
dalam penelitian ini adalah maserasi yang
kering. Rendemen fraksi kloroform, fraksi
mana penyarian zat aktif yang dilakukan
n-heksan dan fraksi air berturut-turut adalah
dengan cara merendam sampel dalam
0,43%; 18,7% dan 49,07%.
pelarut organik pada temperatur ruang dan disimpan terlindung dari cahaya langsung.
Identifikasi Senyawa Aktif Simplisia
Hal ini bertujuan untuk mencegah reaksi
Identifikasi
dilakukan
yang dikatalis cahaya atau perubahan warna.
mengetahui
Prinsip dari ekstraksi ini adalah berdasarkan
metabolit sekunder yang terdapat pada
kelarutan, adanya perbedaan konsentrasi
ekstrak metanol daun mangkokan. Golongan
antara di luar dan di dalam sel menyebabkan
metabolit
adanya pemecahan dinding dan membran
melihat perubahan warna sesuai pereaksi
sel, sehingga metabolit sekunder yang
yang
terdapat di dalam sitoplasma akan terlarut ke
pembentukan busa serta didukung dengan
dalam pelarut organik (Sudjadi, 1986).
teknik kromatografi lapis tipis . Hasil
Maserasi dihentikan ketika terjadi titik
skrining fitokimia pada ekstrak metanol,
keseimbangan konsentrasi atau jenuh.
fraksi kloroform, fraksi n-heksan dan fraksi
Hasil rendemen ekstrak yang didapat
keanekaragaman
untuk
sekunder
digunakan,
dari
ditentukan
jenis
dengan
pengendapan
dan
air daun mangkokan dapat dilihat pada
dari 400 gram sampel yaitu 13,85%. Ekstrak
Tabel 1.
Tabel 1. Skrining Fitokimia Daun Mangkokan Jenis Senyawa
Ekstrak Metanol
Fraksi
Fraksi n-Heksan
Fraksi Air
Kloroform Alkaloid
-
-
-
-
Flavonoid
+
++++
+
++
Fenolik
-
-
Saponin
+
++
+++
+
Keterangan : Intensitas sangat kuat (++++), kuat (+++), sedang (++), rendah (+)
1130
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 2 adanya ion tiosianat yang dapat dilihat pada
Aktivitas Antioksidan Tiosianat Pengukuran
aktivitas
antioksidan
Gambar 1. Ion tiosianat tersebut dapat
yang dilakukan dengan metode feritiosianat
dideteksi dan
didasarkan pada terbentuknya peroksida
panjang gelombang 500 nm. Semakin tinggi
lemak yang merupakan hasil oksidasi asam
absorbansi menunjukkan semakin tingginya
linoleat.
akan
jumlah peroksida, yang berarti oksidasi
feri
asam linoleat semakin tinggi (Lestario et al.,
Peroksida
mengoksidasi
ion
lemak fero
ini
menjadi
membentuk kompleks feritiosianat karena
diukur absorbansinya pada
2005).
• ROOH + Fe2+ → ROH + HO + Fe3+ Gambar 1. Reaksi Oksidasi Ion Fero Menjadi Feri
Analisis ekstrak metanol dan ragam jenis fraksi memberikan pengaruh nyata terhadap
aktivitas
komponen lignan, polifenol, dan tokoferol.
Prinsip
Larutan sampel yang berisi etanol
pengujian dengan menggunakan metode
dan asam linoleat kemudian diinkubasi
tiosianat
aktivitas
dalam keadaan gelap pada suhu 36ºC selama
menghambat
24 jam dan 72 jam. Proses oksidasi asam
terbentuknya senyawa-senyawa radikal yang
linoleat dikatalisis oleh cahaya, suhu, pH,
bersifat reaktif. Pada metode tiosianat ini,
oksigen, ion logam dan radikal lipid. Oleh
asam linoleat dimasukkan dalam tabung
karena
Eppendorf yang berisi etanol yang mana
dikondisikan pada suhu tinggi agar dapat
pada penelitian ini sumber asam linoleat
mengkatalisis
yang digunakan berasal dari minyak wijen.
Inkubasi bertujuan agar asam linoleat dalam
adalah
antioksidan
Asam
antioksidan.
karena adanya komponen antioksidan seperti
pengukuran dalam
linoleat
merupakan
asam
sampel
itu,
inkubasi
oksidasi
mengalami
asam
asam
oksidasi,
linoleat
linoleat.
dimana
lemak tak jenuh dengan dua ikatan rangkap
semakin lama waktu inkubasi maka nilai
yang
absorbansi semakin meningkat.
mudah
mengalami
oksidasi
menghasilkan peroksida aktif. Salah satu
Setelah diinkubasi larutan sampel
karakteristik minyak wijen adalah memiliki
ditambahkan larutan FeSO4 dan NH4SCN.
stabilitas oksidatif yang tinggi. Hal ini
Penggunaan larutan tersebut bertujuan agar peroksida ini dapat mengoksidasi ion fero 1131
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 2 (Fe2+)
menjadi
ion
(Fe3+)
feri
yang
Absorbansi
yang
rendah
kemudian bereaksi dengan ion tiosianat
menunjukkan aktivitas antioksidan yang
membentuk
tinggi dikarenakan radikal yang terbentuk
kompleks
feritiosianat
(Fe(SCN)3) yang berwarna merah. Semakin
selama
tinggi intensitas warna merah menunjukkan
produk akhir yang stabil. Radikal yang
bahwa semakin banyak peroksida aktif yang
terbentuk relatif stabil karena resonansi dan
terbentuk. Asam askorbat digunakan sebagai
tidak mudah untuk ikut dalam reaksi
kontrol positif dengan mekanisme kerja
berantai (Nijveldt et al., 2001). Persen
sebagai
aktivitas antioksidan ditunjukkan dengan
antioksidan
sekunder
dalam
peroksidasi
lemak
absorbansi
membentuk
menangkap radikal bebas dan mencegah
penurunan
sampel
terhadap
terjadinya reaksi berantai.
absorbansi blangko minyak wijen yang dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Persen Aktivitas Antioksidan Absorbansi Blangko
Absorbansi Sampel
Wijen
Sampel
% Aktivitas Antioksidan
24 jam
72 jam
24 jam
72 jam
24 jam
72 jam
1,0047
0,8405
0,9337
0,6469
7,07
23,03
0,9872
0,8140
0,9751
0,7380
1,23
9,34
0,9805
0,8092
0,9042
0,6649
7,78
17,83
Fraksi Air
1,1057
0,9353
0,9750
0,6942
11,82
25,78
Vitamin C
1,1818
1,0105
1,1018
0,8921
6,69
11,72
Ekstrak metanol Fraksi
n-
heksan Fraksi Kloroform
Persen penghambatan oksidasi fraksi
persen penghambatan oksidasi. Senyawa
air lebih besar dibanding ekstrak metanol,
flavonoid polar dapat berperan dengan baik
fraksi
dan
melindungi asam linoleat, karena asam
waktu
linoleat bersifat non polar, sehingga fraksi
vitamin
kloroform, C.
fraksi
Semakin
n-heksan lama
penyimpanan maka semakin besar pula 1132
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 2 air yang bersifat polar ternyata lebih mampu
hidrazin dan senyawa bukan radikal yaitu
melindungi asam linoleat.
DPP Hidrazin yang stabil (Pokorni et al., 2001).
Aktivitas
Antioksidan
Dengan
Senyawa 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil dengan
senyawa
aktivitas
membandingkan
nilai
antioksidan IC50
ini
(Inhibitory
Concentration 50) dari ekstrak metanol,
Penangkapan Radikal DPPH
bereaksi
Uji
fraksi kloroform, fraksi n-heksana, fraksi air,
antioksidan
dan flavonoid Rutin yang dapat dilihat pada
melalui pengambilan atom hidrogen dari
Tabel 3. Menurut Ariyanto (2006) suatu
senyawa antioksidan untuk mendapatkan
sampel
pasangan
antioksidan sangat kuat apabila nilai IC50 <
elektron,
yang
mana
akan
menghasilkan bentuk tereduksi difenil pikril
dikatakan
memiliki
aktivitas
50 ppm.
Tabel 3. Rata-Rata Nilai IC50
Sampel
IC50 (ppm)
Ektrak metanol
283,47
Fraksi kloroform
19,58
Fraksi n-heksana
270,32
Fraksi air
715,72
Flavonoid Rutin
714,17
Fraksi kloroform memiliki nilai IC50
flavanon yang mempunyai karakteristik
lebih besar daripada ekstrak metanol, fraksi
kimia lebih baik dari sampel yang lain.
n-heksana, fraksi air dan pembanding Rutin.
Flavonoid dapat juga sebagai salah satu
Pada percobaan KLT menyatakan bahwa
penangkal radikal bebas. Sifat antioksidan
semua
mengandung
dari flavonoid berasal dari kemampuan
flavonoid, diduga pada fraksi kloroform
untuk mentransfer sebuah elektron ke
mengandung
senyawa radikal bebas (Porat et al., 2006).
sampel
positif
senyawa
flavonoid
lebih
banyak dibandingkan ekstrak dan fraksi lainnya.
Jenis
flavonoid
pada
fraksi
kloroform diduga isoflavon, flavonol, dan 1133
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 2 Jilid
SIMPULAN Ekstrak metanol daun mangkokan (Polyscias
scutellaria
IV,
Jakarta
:
Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
(Burn.f.)Fosberg)
Halliwell B. and Whiteman M., 2004,
mengandung flavonoid dan saponin. Fraksi
Measuring Reactive Species and
air memiliki aktivitas antioksidan tertinggi,
Oxidative Damage In Vivo and In
yakni sebesar 23,03% pada waktu inkubasi
Cell Culture : How Should You Do
72 jam. Waktu inkubasi sangat berpengaruh
It and What Do The Results Mean?,
terhadap peningkatan aktivitas antioksidan
British Journal of Pharmacology,
metode
142 (2), 231-255.
tiosianat.
Fraksi
kloroform
mempunyai nilai IC50 terbesar, yakni 19,58
Kumalaningsih, 2006, Antioksidan Alami
ppm. Diduga jenis flavonoid pada fraksi
Terong Belanda (Tamarillo), 16,
kloroform memiliki struktur paling baik
Surabaya : Trubus Agrisarana.
dalam
menangkap
radikal
bebas
dibandingkan flavonoid dari fraksi lainnya.
Lestario, L. N., Rahardjo, S., Tranggano, 2005, Sifat Antioksidatif Ekstrak Buah Duwet (Syzygium cumini). Agritech, 25 (1), 24-31.
DAFTAR PUSTAKA
Nijveldt, R., Nood, E.V., Hoorn, D.E.C.V., Ariyanto,
R.,
2006,
Uji
Aktivitas
Boelens,
Antioksidan, Penentuan Kandungan
Leeuven,
Fenolik dan Flavonoid Total Fraksi
Flavonoids : A Review of Probable
Kloroform dan Fraksi Air Ekstrak
Mechanisms of Action and Potential
Metanolik
(Centella
Application, The American Journal
asiatica L. Urban), Fakultas Farmasi,
of Clinical Nutrition, 74 (4), 418-
Universitas Gadjah Mada (Skripsi).
425.
Pegagan
Astarina, N. W. G., Astuti, K. W.,
P.G.,
Norren,
P.A.M.V.,
K.V., 2001,
Pokorni, J., Yanishlieva, N., Gordon, M.,
Warditiani, N. K., 2013, Skrining
2001,
Fitokimia Ekstrak Metanol Rimpang
Practical Applications, CRC Press,
Bangle (Zingiber purpureum Roxb.),
New York.
Jurnal Farmasi Udayana, 2 (4), 1-7.
Antioxidant
in
Food
:
Porat Y., Abramowitz A., Gazit E., 2006,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Inhibition
1995, Materia Medika Indonesia
Formation
of
Amyloid by
Fibril
Polyphenols: 1134
Media Farmasi Indonesia Vol 11 No 2 Structural Similarity and Aromatic
Susanti, A.D., Ardiana, D., Gumelar, G.P.,
Interactions as a Common Inhibition
Bening, Y.G., 2012, Polaritas Pelarut
Mechanism, Chemical Biology &
Sebagai
Drug Design, 67 (1), 27-37.
Pemilihan Pelarut Untuk Ekstraksi
Prakash, A., Rigelhof, F., Miller E, 2001, Antioxidant
Activity,
Medallion
Laboratories, Minnesota.
Pertimbangan
Minyak
Bekatul
Dari
Varietas
Ketan
(Oriza
glantinosa),
Robles R., Palomino N., Robles A., 2001, Oxidative stress in the neonate, Early Human Development, 65, S75-S81. Sarastani, D., Suwarna T.S., Muchtadi, T.R., Fardiaz, D., Apriyanto, A., 2002,
Dalam
Simposium
Bekatul sativa Nasional
RAPI XI FT UMS ISSN : 14129612. Tjitrosoepomo,
G.,
1991,
Tumbuhan
Taksonomi
Spermatophyta,
Yogyakarta : UGM.
Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan
Yen, G.C., Cheng, H., Duh, P.D., 1998,
Fraksi Ekstrak Biji Atung, Jurnal
Extraction and identification of an
Teknologi dan Industri Pangan, 13
antioxidative component from Jue
(2), 149-156.
Ming Zi (Cassia tora L.), Journal of
Sudjadi, 1986, Metode Pemisahan, UGM Press, Yogyakarta.
Agricultural and Food Chemistry, 46, 820-824.
Sunarni, T., 2005, Aktivitas antioksidan
Youngson, R., 2005, Antioksidan : Manfaat
penangkap radikal bebas beberapa
Vitamin C dan E bagi Kesehatan,
kecambah dari biji tanaman familia
diterjemahkan oleh Susi Purwoko,
papilionaceae,
Jakarta : Arcan.
Jurnal
Farmasi
Indonesia, 2 (2), 53-61.
1135