Jurnal Kewirausahaan dan Usaha Kecil Menengah, 1 (2), 68-77 ISSN Print 2477-2836/ISSN Online 2528-6692
AKSESIBILITAS DAN MODAL SOSIAL DALAM MENUNJANG KINERJA INDIVIDUAL PENGUSAHA MIKRO PEDESAAN Sandy Gunawan1 Muhammad Setiawan Kusmulyono1* 1
Universitas Prasetiya Mulya, Jakarta, Indonesia
[email protected]
*
Abstract Accessibility is considered as the challenge of micro enterprises performance in rural areas. Remote and scattered location and natural challenges often reviewed as constrain for the performance in rural areas. But, on the other hand, social capital is perceived to have role in creating the success of the micro enterprises in rural areas. Social capital is considered to have positive impact because it has good connection with the local wisdom in the rural beliefs. Through this research, accessibility and social capital would be seen objectively to assess the impact on micro enterprises individual performance. Individual performance are expected to be determinant factor for the improvement of the micro enterprises in rural areas. Keywords: Accessability, Social Capital, and Performance PENDAHULUAN pedesaan. Tribhuvananda dan Nandeshwar (2011) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa ber kembangnya aktivitas kewirausahaan di pedesaan ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain ling kungan bisnis yang menguntungkan, peluang untuk menghasilkan pendapatan tambahan, afiliasi dalam komunitas, kemampuan untuk mengikuti tren, orien tasi diri, dan tanggung jawab atas keluarga. Penelitian tersebut menunjukkan pentingnya usaha mikro dan kecil untuk memahami faktor-faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pengembangan eko nomi di pedesaan.
Undang-Undang No 6 Tahun 2014 menjadi salah satu faktor penting berkembangnya pembangunan kawasan pedesaan di Indonesia saat ini. Keberadaan undang-undang ini memiliki peran untuk mendorong pengembangan perekonomian di kawasan pedesaan. Salah satu kegiatan yang dapat mendukung pengem bangan perekonomian pedesaan adalah kegiatan kewirausahaan. Menurut Das (2012), pengembangan kewirausahaan sudah dianggap sebagai salah satu strategi untuk menyelesaikan masalah pengangguran dan pengembangan industri yang cepat. Penelitian Singh (2009) menunjukkan bahwa implementasi kewirausahaan dalam sektor usaha kecil merupakan satu-satunya solusi untuk masalah pengangguran dan utilisasi optimal dari sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada serta cara untuk meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat miskin. Hal ini dapat dilakukan karena aktivitas kewirausahaan yang dikembangkan di kawasan pe desaan mampu menyediakan ruang untuk lapangan pekerjaan, peningkatan potensi pendapatan bagi masyarakat, memperluas pasar untuk produk lokal dan membantu revitalisasi ekonomi tradisional.
Penelitian yang dilakukan oleh Gomezelj dan Kusce (2013) menyatakan bahwa dalam mendirikan sebuah usaha, dibutuhkan informasi dan sumber daya eksternal. Penelitian Gomezelj dan Kusce (2013) ini mengidentifikasikan bahwa lingkungan yang berada di sekitar usaha merupakan suatu kumpulan-kumpulan sumber daya, dimana sumber daya yang melimpah tersebut dapat secara signifikan mempengaruhi proses pendirian dan operasi sebuah usaha.
Desa di Indonesia memiliki sumber daya yang Namun, tidak seluruh aktivitas kewirausahaan melimpah. Sesuai dengan penelitian Gomezelj dan dalam rupa usaha skala mikro dan kecil dapat mem Kusce (2013), maka lingkungan yang berada di desa berikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian di Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah 68
LO_Jurnal STIES 2016 VOL. 1 No 2.indd 68
12/14/16 9:53:18 AM
Gunawan: Aksesibilitas dan Modal Sosial
dan dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap operasional usaha. Oleh karena itu, kajian dalam penelitian ini akan mencoba untuk mengidentifikasi peran lingkungan terhadap kinerja usaha mikro dan kecil di pedesaan. Adapun, lingkungan yang dibahas secara khusus dalam penelitian ini adalah lingkungan dalam konteks aksesibilitas lokasi usaha dan modal sosial yang dimiliki oleh pengusaha mikro dan kecil tersebut.
69
adalah faktor lalu lintas, tempat parkir, ekspansi, lingkungan persaingan, dan peraturan pemerintah (Sastrawan, 2015).
Alcacer (2003) dalam penelitiannya mengemu kakan bahwa perusahaan menggunakan strategi pemilihan lokasi didasarkan atas manfaat pengelom pokan yang akan diperoleh serta biaya kompetisi yang akan muncul. Penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas yang memiliki lokasi jauh dari pasar Faktor aksesibilitas lokasi usaha menarik untuk akan cenderung tidak terdampak langsung oleh diteliti agar dapat diketahui pengaruh aksesibilitas persaingan yang ada di pasar (Alcacer, 2003). lokasi terhadap kinerja usaha. Hal ini cukup Penelitian Magribi dan Suharjo (2004) menun signifikan mengingat topografi wilayah pedesaan jukkan bahwa pemahaman yang baik terhadap yang berada di Indonesia cukup beragam dan konsep-konsep akesibilitas, mobilitas penduduk, memiliki jarak rumah yang cukup berjauhan. Faktor potensi pembangunan di pedesaan, kepadatan pen kedua adalah mengenai modal sosial. Keberadaan duduk dan kepadatan aktivitas merupakan landasan modal sosial dapat memberikan kepercayaan dan penting untuk membuat kebijakan untuk peningkatan jejaring yang dapat meningkatkan efisiensi dengan kualitas hidup. memfasilitasi koordinasi dan kerjasama untuk kepentingan komunitas (Putnam, 1993). Melalui penelitian ini diharapkan dapat Modal Sosial ditemukan suatu hubungan antara aksesibilitas lokasi Modal sosial dapat didefinisikan sebagai kemam usaha dan modal sosial dan pengaruhnya terhadap puan masyarakat untuk bekerja bersama, demi kinerja usaha skala mikro dan kecil di pedesaan. mencapai tujuan-tujuan bersama, di dalam berbagai Hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan kelompok (Nugroho dan Setyawan, 2015). Untuk yang berharga dalam mengidentifikasikan faktor- memperlancar usaha, pengusaha mikro perlu faktor penting yang berkontribusi terhadap kinerja memiliki hubungan yang baik dengan setiap elemen usaha mikro dan kecil di pedesaan dan kemudian yang ada di dalam masyarakat. Hubungan yang menyusun program-program produktif untuk dapat baik tersebut tidak hanya dengan keluarga saja, mengembangkannya. akan tetapi juga dengan tetangga, pekerja dan juga pemerintah daerah setempat. TELAAH LITERATUR Hubungan yang baik ini dapat merupakan modal sosial yang dapat memberikan kepercayaan dan Aksesibilitas Usaha jejaring yang dapat meningkatkan efisiensi dengan Menurut Alcacer (2003), strategi pemilihan lokasi memfasilitasi koordinasi dan kerjasama untuk menjadi salah satu sumber keunggulan bersaing kepentingan komunitas (Putnam 1993). Dengan bagi perusahaan. Penelitian Gomezelj dan Kusce modal sosial dapat meningkatkan kemampuan (2013) juga menunjukkan bahwa aksesibilitas masyarakat yang diperoleh dari rasa percaya satu lokasi usaha menjadi salah satu faktor esensial sama lain di dalam masyarakat tersebut (Fukuyama, untuk mengembangkan usaha, baik bagi usaha pe 1995). mula maupun usaha yang telah berjalan. Konteks Dalam memperluas hubungan dengan lapisan akesibilitas lokasi usaha ini disinggung dengan masyarakat, pengusaha mikro harus aktif dalam konteks infrastruktur fisik. Menurut penelitian kegiatan masyarakat seperti dalam organisasi di Sastrawan (2015), faktor yang paling dominan mem dalam desa seperti pengajian ataupun asosiasipengaruhi pemilihan lokasi usaha, khususnya bagi asosiasi yang mendukung. Kegiatan-kegiatan pedagang kaki lima adalah faktor aksesibilitas dan masyarakat ini, ternyata dapat mempererat hubungan visibilitas, hal ini disarankan karena mengacu pada antar mitra. Melalui hubungan sosial yang baik ini, penelitian yang dilakukan di Pantai Penimbangan. pengusaha mikro dapat meningkatkan pengetahuan Adapun, faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan dan keahlian manajerial, lebih mandiri dan inovatif Jurnal Kewirausahaan dan Usaha Kecil Menengah, 1 (2), 68-77
LO_Jurnal STIES 2016 VOL. 1 No 2.indd 69
12/14/16 9:53:18 AM
70
Gunawan: Aksesibilitas dan Modal Sosial
dan lebih berani mengambil resiko dalam suatu situasi yang tidak pasti (Wimba, dkk, 2015).
H1: Aksesibilitas dan modal sosial memiliki penga ruh terhadap kinerja individual pengusaha mikro di pedesaan.
Kinerja Gomezelj dan Kusce (2013) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa karakteristik wirausaha dan lingkungan dari usaha kecil memiliki korelasi hubungan yang kuat dengan kesuksesan wirausaha atau pengusaha tersebut. Namun, secara umum, belum banyak literatur yang memiliki kajian lengkap untuk mendefinisikan kinerja dan kesuksesan dari sebuah usaha kecil. Gomezelj dan Kusce (2013) sendiri mendefinisikan kinerja ke dalam dua hal, kinerja bisnis secara umum dan kinerja individual dari pengusaha tersebut. Penelitian Reijonen dan Komppula (2007) menyatakan bahwa indikator yang paling memungkinkan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi dari usaha kecil adalah kepuasan kerja dan kepuasan konsumen. Oleh karena itu, definisi kinerja dalam penelitian ini lebih diarahkan pada kinerjakinerja pribadi mitra terkait dengan aktivitasnya dalam menjalankan usaha.
Aksesibilitas Kinerja Individual Modal Usaha Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Variabel aksesibilitas dalam penelitian ini merupakan variabel bebas pertama (X1) didefinisikan sebagai faktor-faktor terkait aksesibilitas yang dimiliki oleh pengusaha mikro yang bergabung dalam Program Community Development Universitas Prasetiya Mulya.
Variabel modal sosial dalam penelitian ini merupakan variabel bebas kedua (X2) didefinisikan HIPOTESIS sebagai segala hal terkait kepemilikan modal sosial Analisis dalam kajian literatur menunjukkan bahwa oleh pengusaha mikro yang bergabung dalam Pro determinan dalam menumbuhkan kewirausahaan di gram Community Development Universitas Prase desa dapat terdiri dari banyak faktor. Namun, secara tiya Mulya dan memiliki kontribusi terhadap ope garis besar dapat dikelompokkan menjadi faktor rasional usahanya. internal dan eksternal. Faktor internal lebih berasal Variabel kinerja dalam penelitian ini merupakan dari motivasi diri dan hal-hal yang berkaitan dengan variabel terikat pertama (Y1) didefinisikan sebagai kondisi internal dari usaha mikro di desa, sedangkan kemampuan yang dilakukan oleh pengusaha mikro faktor eksternal lebih berkaitan kepada hal-hal yang untuk dapat mencapat target yang telah ditetapkan bersifat di luar dari usaha mikro tersebut. dalam operasional bisnisnya. Dalam penelitian ini, fokus penelitian diarah kan untuk mengidentifikasi faktor eksternal dari usaha mikro di desa dan pengaruhnya terhadap kinerja pengusaha mikro desa tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peran lingkungan dalam menentukan kinerja pengusaha mikro, sehingga hal-hal yang bersifat internal dapat kemudian dimodifikasi untuk memberikan kontribusi kinerja terbaik bagi usaha tersebut. Penelitian ini akan mengambil obyek adalah usaha-usaha mikro yang bergabung dalam Program Community Development Universitas Prasetiya Mulya yang dilaksanakan di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Semester VI seluruh jurusan, mulai dari S1 Accoun ting, S1 Business, S1 Finance, dan S1 Marketing di Sekolah Bisnis dan Ekonomi Universitas Prasetiya Mulya yang telah menyelesaikan tahapan tinggal di desa dalam mata kuliah Community Development. Jumlah populasi dari mahasiswa yang memenuhi syarat adalah 633 mahasiswa. Namun, yang dapat diperoleh sebagai sampel adalah 534 mahasiswa. Penelitian ini menggunakan subjek mahasiswa dikarenakan mahasiswa ini merupakan pendamping dari pengusaha mikro tersebut selama kurang lebih 6 bulan. Durasi pendampingan ini dirasa cukup
Jurnal Kewirausahaan dan Usaha Kecil Menengah, 1 (2), 68-77
LO_Jurnal STIES 2016 VOL. 1 No 2.indd 70
12/14/16 9:53:18 AM
Gunawan: Aksesibilitas dan Modal Sosial
71
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN untuk mengetahui kinerja yang telah dilaksanakan oleh para pengusaha mikro dan pengaruh dari aspek aksesibilitas serta modal sosial terhadap kinerja Profil Responden pengusaha mikro tersebut. Peneliti mencoba untuk memaksimalkan potensi Data dikumpulkan dalam kurun waktu Bulan populasi mahasiswa dalam penelitian ini. Hal ini Agustus hingga September 2016 dan menggunakan dapat dilakukan karena akses terhadap mahasiswa skala Likert dalam kuesioner yang dipergunakan. yang menjadi responden masih dalam batas Skor untuk tiap-tiap item bergerak dari 1 hingga jangkauan. Namun, upaya untuk mendapatkan 5 dengan memperhatikan sifat item sangat tidak seluruh jumlah populasi tidak terpenuhi, sehingga setuju hingga sangat setuju. Sebelum menuju hanya sampel dari populasi yang dapat diperoleh. kesimpulan dan analisis terhadap variabel yang Pendekatan yang dilakukan dalam mengambil diuji, setiap pertanyaan di dalam variabel kuesioner sampel adalah pendekatan kenyamanan, namun yang diujikan terlebih dahulu diuji validitas dan peneliti tetap menjaga keterwakilan dari seluruh reliabilitasnya. Hasil dari uji validitas dan reliabilitas jurusan yang berada di Universitas Prasetiya menghasilkan variabel yang relevan untuk diuji Mulya. Namun jika dilihat dari bobot antar jurusan, dengan menggunakan analisis regresi. jumlahnya tidak merata karena sejak awal, peneliti ingin mencoba melakukan penelitian terhadap keseluruhan populasi.
Tabel 1 Profil Responden Jumlah Mahasiswa
Jumlah Responden
Persentase terhadap jumlah mahasiswa di angkatannya
S1 Accounting
58
56
96,55 %
10,50 %
S1 Business
395
313
79,24 %
58,60 %
S1 Finance
68
68
100,00 %
12,70 %
S1 Marketing
112
97
86,60 %
18,20 %
JUMLAH
633
534
100,00 %
100,00 %
Jurusan
Latar belakang utama peneliti untuk menjadi kan seluruh populasi menjadi responden adalah karena mahasiswa pada jurusan-jurusan tersebut bergabung menjadi 1 kelompok dalam kegiatan Community Development yang dilakukan. Hal ini tentunya mengindikasikan adanya interaksi yang rutin dari keseluruhan jurusan, sehingga respon dari masing-masing mahasiswa menjadi sumber data yang valid untuk diteliti. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Persentase dalam Perhitungan Penelitian
nunjukkan informasi awal bahwa terdapat beberapa pernyataan yang tidak mampu menggambarkan secara erat keterkaitannya dengan variabel yang akan diuji. Pada variabel aksesibilitas, dari 6 pernyataan yang disampaikan dalam kuesioner, ternyata hanya 5 yang dapat dipergunakan. Pada variabel modal sosial, dari 7 pernyataan yang disampaikan dalam kuesioner, ternyata hanya 5 yang dapat dipergunakan. Namun, khusus pada variabel kinerja individual usaha mikro pedesaan, kesembilan pernyataan yang disampaikan dalam kuesioner, seluruhnya dapat dipergunakan
Merujuk pada tabel yang menyajikan data hasil uji validitas dan reliabilitas dari penelitian di atas, me Jurnal Kewirausahaan dan Usaha Kecil Menengah, 1 (2), 68-77
LO_Jurnal STIES 2016 VOL. 1 No 2.indd 71
12/14/16 9:53:18 AM
72
Gunawan: Aksesibilitas dan Modal Sosial
Tabel 2 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas No.
Variabel
Muatan Faktor
Aksesibilitas
Cronbach Alpha 0,806
AK 1
Lokasi rumah mitra dekat dari pusat keramaian
0,859
AK 2
Lokasi rumah mitra dekat dari pasar
0,845
AK 3
Lokasi rumah mitra mudah diakses oleh kendaraan roda empat
0,853
AK 4
Lokasi rumah mitra mudah diakses oleh kendaraan roda dua
0,772
AK 6
Mitra memiliki tempat tinggal yang mendukung mitra dalam menjalankan usaha
0,604
Modal Sosial
0,850
MS 1
Mitra memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya (termasuk saudara dan orangtua)
0,781
MS 2
Mitra memiliki hubungan baik dengan tetangganya
0,868
MS 3
Mitra memiliki hubungan baik dengan pekerja
0,811
MS 5
Mitra aktif di organisasi dalam desa (pengajian, dll)
0,583
MS 7
Mitra memiliki keluarga yang mendukung usaha yang diialankan saat ini
0,712
Kinerja Individual Usaha Mikro
0,918
KI 1
Mitra selalu berusaha untuk menyelesaikan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab
0,826
KI 2
Mitra selalu berusaha mencapai target kerja yang ditetapkan oleh Builder
0,827
KI 3
Mitra selalu bekerja sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan
0,783
KI 4
Mitra selalu berusaha menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan
0,824
KI 5
Mitra dapat mengerjakan pekerjaan dengan efektif dan efisien sehingga tidak perlu banyak umpan balik dan instruksi dari Builder
0,736
KI 6
Mitra selalu memberikan gagasan-gagasan untuk kemajuan usaha
0,647
KI 7
Mitra selalu fokus dalam menyelesaikan pekerjaan walaupun tidak ada Buiilder
0,811
KI 8
Mitra selalu berusaha menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari waktunya
0,733
KI 9
Mitra memiliki inisiatif untuk melakukan hal yang positif tanpa diminta
0,811
Jurnal Kewirausahaan dan Usaha Kecil Menengah, 1 (2), 68-77
LO_Jurnal STIES 2016 VOL. 1 No 2.indd 72
12/14/16 9:53:18 AM
Gunawan: Aksesibilitas dan Modal Sosial
Identifikasi awal dari pernyataan yang tidak disertakan dalam perhitungan statistik diperkirakan karena pernyataan tersebut tidak memiliki hubungan yang cukup kuat dengan aspek yang dianalisis. Namun, secara umum, setelah dilakukan uji muatan faktor, seluruh pernyataan yang disajikan dalam tabel di atas telah memenuhi persyaratan uji validitas.
73
Pada sisi uji reliabilitas, seluruh variabel yang diuji dalam penelitian ini telah memenuhi syarat dasar reliabilitas, yaitu nilai Cronbach Alpha berada di atas 0,6. Variabel aksesibilitas memiliki nilai Cronbach Alpha sebesar 0,806, variabel modal sosial memiliki nilai 0,850, dan kinerja individual usaha mikro pedesaan dengan nilai 0,918.
Analisis Hasil Tabel 3 Hasil Analisis Regresi Hubungan Antar Variabel
Beta
t-value
Tolerance
VIF
Aksesibilitas à Kinerja Individual Usaha Mikro Pedesaan
-0,036
-0,982
0,961
1,041
Modal Sosial à Kinerja Individual Usaha Mikro Pedesaan
0,580
15,938
0,961
1,041
R
0,574
R2
0,329
Sig
0,000
Adjusted R2
0,327
Hasil analisis regresi linear yang tersaji pada tabel di atas menunjukkan hubungan antara variabel aksesibilitas dan variabel modal sosial dengan variabel kinerja individual pengusaha mikro di pedesaan. Jika diperhatikan pada nilai koefisien determinasi ganda (R2) yang menunjukkan angka 0,329. Angka ini menunjukkan bahwa variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh kedua variabel bebas hanya sebesar 32,9%. Hal ini menunjukkan bahwa 62,5% sisanya dijelaskan oleh variabel lain.
lebih kecil daripada nilai statistik, yaitu 1,96 (nilai signifikansi 95%). Akan tetapi, pada variabel modal sosial, nilai t hasil sebesar 15,938 menunjukkan bahwa variabel ini memiliki pengaruh signifikan karena lebih besar dari nilai t uji sebesar 1,96.
Namun, pada perhitungan nilai t di dalam analisis untuk kedua variabel terdapat perbedaan. Pada nilai variabel aksesibilitas yang bernilai -0,982, hal ini menunjukkan bahwa variabel ini tidak signifikan dalam mempengaruhi variabel kinerja individual pengusaha mikro di pedesaan karena area hasil
modal sosial memiliki pengaruh terhadap kinerja individual pengusaha mikro di pedesaan. Walaupun dalam perhitungan regresi terdapat variabel yang tidak mempengaruhi secara signifikan, tetapi secara keseluruhan, kedua variabel bebas memberikan pe ngaruh terhadap variabel terikat.
Hasil analisis regresi ini juga menunjukkan bahwa variabel modal sosial berkontribusi signifikan terhadap variabel kinerja individual pengusaha mikro di pedesaan sebesar 0,580 kali. Melalui penelusuran nilai rata-rata hasil dari variabel modal Pada sisi nilai signifikansi, nilai 0,000 menun sosial, konsep yang memberi kontribusi paling jukkan bahwa variabel aksesibilitas dan variabel positif terhadap kinerja mitra adalah hubungan mitra modal sosial secara bersama-sama mempengaruhi yang baik dengan keluarganya dan pekerjanya. variabel kinerja individual pengusaha mikro di pe Jika ditinjau kembali dari hipotesis yang desaan dengan tingkat keyakinan 95%. Hal ini dapat diajukan di kerangka awal penelitian, maka dapat dibuktikan dengan nilai signifikansi (0,000) yang disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dapat lebih kecil dari nilai alpha (95%). diterima karena variabel aksesibilitas dan variabel
Jurnal Kewirausahaan dan Usaha Kecil Menengah, 1 (2), 68-77
LO_Jurnal STIES 2016 VOL. 1 No 2.indd 73
12/14/16 9:53:18 AM
74
Gunawan: Aksesibilitas dan Modal Sosial
PEMBAHASAN
usaha. Sedangkan misi dari Program Community Development Prasetiya Mulya adalah sebagai berikut:
Desain penelitian ini pada awalnya adalah untuk dapat membantu Universitas Prasetiya Mulya dalam 1) Meningkatkan kapasitas dan pengetahuan bisnis melakukan evaluasi terhadap Program Commu masyarakat pedesaan. nity Development yang diselenggarakan setiap tahunnya. Program Community Development ini 2) Menstimulasi semangat dan motivasi masyara kat pedesaan untuk menjalankan dan mengem sebenarnya adalah program kuliah kerja nyata ber bangkan usaha. basis kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Universitas Prasetiya Mulya untuk meningkatkan 3) Meningkatkan hubungan kerjasama antara kapasitas dan kemandirian masyarakat desa melalui masyarakat perdesaan, aparatur pemerintah, aktivitas kewirausahaan. dan pelaku usaha di desa. 4) Meningkatkan pedesaan
Gambar 2. Logo Program Community Development (Desk of Comdev Prasetiya Mulya, 2014) Visi dari Program Community Development Prasetiya Mulya adalah untuk mewujudkan desa mandiri yang memiliki keterampilan berwira
Universitas Prasetiya Mulya
pemanfaatan
potensi
lokal
Di dalam Program Community Development, mahasiswa tingkat 3 di Universitas Prasetiya Mulya akan dibentuk menjadi builder (kelompok) yang beranggotakan 7 hingga 8 mahasiswa yang berasal dari multi jurusan, mulai dari S1 Accounting, S1 Business, S1 Finance, dan S1 Marketing. Builder atau kelompok mahasiswa akan dipasangkan dengan mitra usaha yang berasal dari warga desa yang sebelumnya telah melalui proses seleksi. Konsep kerjasama yang dikembangkan dalam Program Community Development ini adalah Kemitraan dan Orang Tua Asuh.
Program Community Development
Desa
Kemitraan Builders (Kelompok 7-8 mahasiswa)
Orang Tua Asuh
Mitra Usaha (Warga Desa)
Usaha Mikro dan Kecil
Gambar 3. Model Program Community Development (Desk of Comdev Prasetiya Mulya, 2014)
Jurnal Kewirausahaan dan Usaha Kecil Menengah, 1 (2), 68-77
LO_Jurnal STIES 2016 VOL. 1 No 2.indd 74
12/14/16 9:53:18 AM
Gunawan: Aksesibilitas dan Modal Sosial
Konsep kemitraan mengandung arti bahwa program ini dijalankan dengan cara kemitraan bisnis, sedangkan konsep orang tua asuh mengandung arti bahwa mahasiswa yang tinggal bersama mitra merupakan anak asuh dari mitra usaha tersebut juga. Mitra usaha akan memperoleh pendanaan dari Universitas Prasetiya Mulya melalui perantaraan Builder. Namun, modal usaha ini tidak akan berbentuk uang tunai, melainkan akan berbentuk
• •
• •
investasi dan modal kerja yang dapat langsung dipergunakan untuk menjalankan usaha. Modal usaha ini harus diajukan melalui seleksi proposal usaha, namun tidak memiliki syarat untuk dikembalikan kepada pihak Universitas. Pelaksanaan Program Community Development ini dilaksanakan selama 8 bulan secara intensif, mulai dari persiapan, masa tinggal di desa, hingga masa pendampingan.
PERSIAPAN
LIVE-IN
PENDAMPINGAN
2 bulan
1 bulan
5 bulan
Lelang mitra Menghubungkan mitra dengan kelompok mahasiswa Survey pendahulu Rencana aksi
• • •
75
Implementasi rencana aksi Identifikasi internal bisnis Perbaikan proses bisnis disetiap fungsi
• •
Monitoring dan evaluasi kinerja mitra Membangun komunikasi untuk menjaga motivasi berwirausaha mitra
Gambar 4. Tahapan Pelaksanaan Program Community Development (Desk of Comdev Prasetiya Mulya, 2014)
Untuk keperluan penelitian ini, peneliti meng ambil objek penelitian kepada mitra usaha Program Community Development tahun 2016 yang di selenggarakan di 10 Desa di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
dilaksanakan di Kecamatan Cibeber pada tahun 2014, jumlah mitra usaha yang masih terus melanjutkan usahanya sebesar 50 mitra usaha dari 83 mitra usaha yang pernah dibina, atau sekitar 60,24% dari total jumlah mitra.
1. Desa Peuteuy Condong
Melihat jumlah tersebut, peneliti tertarik untuk mengidentifikasi lebih lanjut kepada mitra usaha Community Development yang masih menjalankan usahanya di tahun 2016 ini. Salah satu aspek yang ingin dilihat adalah aspek aksesibilitas dan modal sosial. Aspek ini dianggap penting karena peneliti ingin melihat seberapa besar dampak dari aspek tersebut terhadap kinerja mitra usaha. Hal ini di lakukan mengingat kondisi lingkungan di pedesaan sangat berbeda jauh dengan kota dan hasil dari penelusuran awal melihat bahwa terdapat beberapa rumah mitra usaha sulit dijangkau dan peneliti ingin melihat seberapa besar dampaknya terhadap kinerja individual mitra usaha.
2. Desa Mayak 3. Desa Cipetir 4. Desa Cikondang 5. Desa Cihaur 6. Desa Sukamanah 7. Desa Cimanggu 8. Desa Cisalak 9. Desa Sukamaju 10. Desa Sukaraharja
Hasil perjalananan dalam pengembangan mitra Hasil penelitian menunjukkan bahwa aksesi usaha di lapangan ternyata memberikan hasil yang bilitas ternyata mempengaruhi kinerja individual positif. Sejak Program Community Development ini pengusaha mikro pedesaan atau para mitra usaha Jurnal Kewirausahaan dan Usaha Kecil Menengah, 1 (2), 68-77
LO_Jurnal STIES 2016 VOL. 1 No 2.indd 75
12/14/16 9:53:18 AM
76
Gunawan: Aksesibilitas dan Modal Sosial
Analisis ini dapat diperkuat bahwa mitra-mitra usaha yang menjalankan aktivitasnya dalam Program Community Development Universitas Prasetiya Mulya ternyata banyak merekrut tenaga kerja yang berasal dari tetangganya. Perekrutan tenaga kerja Jika dilihat dari kajian literatur yang dirujuk, ini dilakukan karena mitra usaha membutuhkan konsep yang dipergunakan oleh Sastrawan (2015) peningkatan kapasitas produksi untuk memenuhi dalam penelitiannya, ternyata hasilnya bertolak permintaan. Tentunya, tenaga kerja yang tersedia belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan dan dekat aksesnya adalah tetangganya sendiri. oleh peneliti. Argumentasi sederhana yang dapat Salah satu mitra usaha dalam wawancara pene diajukan adalah dalam penelitian Sastrawan (2015) litian ini menyampaikan bahwa dia saat ini telah tersebut, yang dipergunakan adalah konteks pe memiliki enam tenaga kerja yang terdiri dari dua dagang kaki lima, sedangkan dalam penelitian ini tenaga kerja tetap dan empat tenaga kerja lepasan. menggunakan konteks pengusaha mikro di pedesaan. Seluruh tenaga kerja ini merupakan tetangganya Dalam penelitian Sastrawan (2015) tersebut yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Mitra ini mengidentifikasi bahwa aksesibilitas merupakan mengatakan bahwa dia mampu memberikan honor faktor penting dalam kesuksesan usaha pedagang sebesar Rp 20.000 untuk pekerjaan yang dilakukan kaki lima. Namun, dalam konteks pengusaha mikro para tetangganya tersebut. Tetangganya pun mem pedesaan, simpulan tersebut masih termasuk turut berikan respon positif terhadap kesempatan kerja itu mempengaruhi, namun tidak signifikan. karena dapat membantu suaminya untuk mencari Dalam konteks teori, hal ini menunjukkan bahwa nafkah dan mengisi kekosongan waktu. lingkungan alamiah bisnis turut mempengaruhi Temuan dalam penelitian ini merupakan masu peran aksesibilitas bagi kelancaran dan kesuksesan kan yang sangat berharga dimana ternyata kemam kinerja usaha-usaha yang ada. Bagi pengusaha puan bersosialisasi warga desa yang merupakan mikro pedesaan, yang lebih didominasi oleh bisnis salah satu kearifan lokal yang dimiliki masyarakat berbasis manufaktur atau membuat produknya ternyata mampu memberikan kontribusi positif sendiri, aksesibilitas tidak signifikan berpengaruh bagi warga yang ingin menjalankan usaha. Hal ini terhadap kinerja individual, walaupun dari sisi akses tentunya mengindikasikan bahwa pengusaha mikro di dunia nyata, sering terlihat bahwa rumah-rumah yang berada di pedesaan memiliki modal berharga pengusaha mikro pedesaan cukup jauh terpencil dan non-finansial untuk membangun usahanya. jauh dari keramaian. Bagi Universitas Prasetiya Mulya, hasil pene Namun, penelitian ini membuktikan bahwa litian ini merupakan sebuah kontribusi berharga untuk masalah-masalah terkait aksesibilitas tidak signi menjadikan faktor-faktor seperti aksesibilitas dan fikan mempengaruhi kinerja usaha. Hal ini juga modal sosial sebagai salah satu pertimbangan dalam mengandung arti bahwa mitra usaha dalam Pro memutuskan untuk merekrut mitra usaha dalam gram Community Development Universitas Prase Program Community Development selanjutnya. Bagi tiya Mulya memiliki semangat yang tinggi untuk penggerak usaha mikro lainnya ataupun perguruan berwirausaha dan tidak menjadikan kesulitan tinggi lain, penelitian ini dapat menjadi pemandu akses sebagai hambatannya meraih hasil terbaik di untuk dapat mengidentifikasi kekuatan pengusaha usahanya. mikro terlebih dahulu sebelum memutuskan strategi Pada aspek modal sosial sebagai aspek kedua yang tepat untuk mengembangkannya. ini. Namun, dalam identifikasi nilai t hasil, ternyata hasilnya tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya aksesibilitas ini memiliki pe ngaruh, namun tidak signifikan terhadap kinerja individual pengusaha mikro di pedesaan.
yang diteliti untuk melihat pengaruhnya terhadap kinerja pengusaha mikro di pedesaan, ternyata mem berikan pengaruh yang signifikan, hampir sekitar 58%. Kontribusi terbesar dari aspek ini diperoleh dari dua pernyataan yang memiliki nilai ratarata terbesar dalam variabel ini, yaitu mitra usaha memiliki hubungan yang baik dengan tetangganya dan mitra usaha memiliki hubungan yang baik dengan pekerjanya.
Namun, peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki banyak batasan yang mungkin dapat disempurnakan pada penelitian-penelitian se lanjutnya. Salah satu batasan ini antara lain bahwa penelitian ini belum mampu menangkap secara rinci implementasi modal sosial secara riil yang dilakukan oleh mitra. Jika konteks implementasi secara riil ini dapat terpenuhi, maka para pengembangan maupun pendamping usaha mikro akan lebih cepat dalam
Jurnal Kewirausahaan dan Usaha Kecil Menengah, 1 (2), 68-77
LO_Jurnal STIES 2016 VOL. 1 No 2.indd 76
12/14/16 9:53:18 AM
Gunawan: Aksesibilitas dan Modal Sosial
menemukan kunci sukses untuk mengembangkan ekonomi pedesaan melalui tangan-tangan para pengusaha mikro ini. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dan hasil analisis yang telah dilakukan, maka beberapa hal yang dapat di simpulkan antara lain: 1. Aksesibilitas memiliki pengaruh terhadap ki nerja individual pengusaha mikro di pedesaan, namun dengan tingkat signifikansi yang tidak terlalu berpengaruh. Hal ini dapat terjadi karena penduduk desa tidak menganggap jarak, lokasi, dan letak rumahnya sebagai hambatan untuk menjalankan usaha. 2. Modal sosial memiliki pengaruh signifikan ter hadap kinerja indivdual pengusaha mikro di pedesaan. Pengaruh ini dikontribusikan oleh besarnya aspek hubungan baik mitra usaha dengan tetangga dan pekerjanya. 3. Konteks antara pedagang kaki lima dan peng usaha mikro memiliki perbedaan mendasar yang membuat beberapa aspek aksesibilitas tidak berjalan optimal. 4. Mata kuliah Community Development perlu mempertimbangkan modal sosial sebagai aspek dalam mengidentifikasi calon mitra usaha selanjutnya di program berikutnya. DAFTAR PUSTAKA Alcacer, J. 2003. Location choices across the value chain: How activity and capability influence agglomeration and competition effects. SSRN. ID 460621 Das, S. K. (2012). Entrepreneurship through micro finance in north east india: A comprehensive review of existing literature. Information Management and Business Review, 4(3), 168184 Fukuyama, F. (1995), Trust, The Social Virtues and the Creation of Prosperity, A Devision of Simon & Schuster New York: Free Press Paperbacks
77
Magribi, L. O. M. dan Suhardjo, A. (2004). Aksesibilitas dan pengaruhnya terhadap pembangunan di perdesaan: Konsep model sustaiinable accessibility pada kawasan perdesaan di propinsi sulawesi tenggara. Jurnal Transportasi, 4(2), 149-160 Nugroho, S. P. dan Setyawan, A. A. (2015), Pemoderasian modal sosial pada pengaruh orientasi entrepreneur terhadap peningkatan kinerja organisasi (studi empiris pada UKM di kota Surakarta). Benefit Jurnal Manajemen dan Bisnis, 19(1), 80-94 Putnam, R. D. (1993). The Prosperous Community : Social Capital and Public Life. The American of Prospect, 13, 35-42 Reijonen, H. dam Komppula, R. 2007. Perception of Success and Its Effect on Small Firm Performance. Journal of Small Business and Enterprise Development, 14(4), 689-701. Sastrawan, I. W. (2015). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi usaha pedagang kaki lima di pantai Penimbangan kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi, 5(1), 8-15. Singh, N. T. (2009). Micro Finance Practices in India: An Overview. International Review of Business Research Papers, 5(5), 131-146 Tribhuvananda, S. dan Nandeshwar, R. L. (2011). Entrepreneurship Development in Rural Communities. Review of Management, 1(2), 34-45 Wimba, . G. A., Budhi, I M. K. S., Yasa, I. G. W. M., dan Saskara, I. A. N. (2015). Effect of Social Capital on Entrepreneurial Orientation and Transaction Cost To Improve Firm Performance In Wooden Craft SMES In Bali Province – Indonesia. International Journal of Economics, Commerce, and Management. Volume III No 10. 240-256 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Gomezelj, D. O. dan Kusce, I.. (2013). The influence of personal and environmental factors on entrepreneur’s performance. Kybernetes, 42(6), 906-927. Jurnal Kewirausahaan dan Usaha Kecil Menengah, 1 (2), 68-77
LO_Jurnal STIES 2016 VOL. 1 No 2.indd 77
12/14/16 9:53:19 AM