AIPSSA NEWSLETTER Indonesian Postgraduate Students and Scholars in Western Australia
SAMBUTAN KETUA AIPSSA 2015
Mar 2015
DARI REDAKSI
Selamat datang di Association of Indonesian Postgraduate Students and Scholars in Australia SALAM AIPSSA! (AIPSSA), AIPSSA berusaha untuk bisa menjadi keluarga bagi semua mahasiswa pascasarjana dan para cendekia yang berada di Australia. Kumpulan dari ratusan bahkan ribuan alumni beserta anggota keluarganya yang memiliki talenta, keahlian, dan potensi yang luar biasa dari berbagai bidang keilmuan tersebut apabila memiliki niat baik, bersatu padu, bekerja sama, dan bergotong-royong dapat memiliki manfaat dan dampak yang luar biasa bagi perubahan dan kemajuan masyarakat sekitar dan Negara kita tercinta, Indonesia. Terlebih, jika AIPSSA dengan seluruh elemen organisasi masyarakat yang ada di Australia dan Indonesia bisa saling berkolaborasi dan bekerja sama.
Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih kepada Tuhan YME atas terbitnya Newsletter AIPSSA pertama di tahun 2015.
Penulisan Newsletter AIPSSA kali ini tidak terlepas dari peran serta para anggota AIPSSA. Oleh karena itu, kami atas nama redaksi mengucapkan terima kasih atas waktu yang disediakan untuk mennyumbangkan Dengan demikian, kita berharap bahwa AIPSSA mampu untuk bisa berkontribusi positif dan pikiran untuk AIPSSA. Akhir kata kami mengucapkan selamat berperan aktif serta bermanfaat bagi anggota AIPSSA, komunitas sekitar, dan Negara Indonesia tercinta. membaca dan sampai berjumpa lagi di Newsletter edisi berikutnya. Untuk mewujudkan hal tersebut, terdapat serangkaian program kerja AIPSSA 2015 seperti: pengembangan AIPSSA ke seluruh wilayah Australia, Dialog Kebangsaan, Olahraga dan Seni, Editor AIPSSA Newsletter 2015 Akademik dan Kajian, Kewirausahaan, Traveling, BBQ, Pengembangan Website dan Newsletter, Bantuan Sosial dan Hukum, Bursa Tenaga Kerja, Informasi Akomodasi dan Transportasi serta penguatan Jaringan dan Kerja Sama dengan organisasi masyarakat lainnya.
Tentu saja, kesuksesan program AIPSSA tersebut bukan saja perlu kerja keras dan kesungguhan dari seluruh pengurusnya, tetapi peran serta dan dukungan dari seluruh anggota AIPSSA dan anggota masyarakat lainnya sangatlah penting. Kita sadar, bahwa selain berbagai kelebihannya, para pengurus dan anggota AIPSSA juga memiliki keterbatasan, terutama karena tugas utama mereka adalah untuk belajar dan keluarga. Namun, saya mengajak dan mendorong Bapak/Ibu/Saudara untuk bisa mengelola waktu dan berperan aktif di AIPSSA 2015 karena banyaknya manfaat antara lain: 1. 2. 3. 4. 5.
Sebagai bentuk pengabdian/pelayanan/dharma kepada sang Pencipta dengan melakukan kebaikan-kebaikan di dalamnya sesuai ajaran-Nya. Tempat penempaan kepemimpinan sehingga kita memiliki bekal yang memadai saat nanti berkontribusi kepada negeri, Bumi Pertiwi. Tempat menjalin networking dengan kumpulan para cendekia, calon pemimpin bangsa, dengan talenta yang begitu luar biasa. Tempat mengaktualisasikan diri dan menyalurkan seluruh potensi yang ada pada dirinya. Tempat berkumpul dan bersenang-senang , melepaskan kepenatan dari rutinitas belajar, kerja, dan keluarga.
Saya mengajak kita semua untuk terus-menerus berbuat kebaikan dan bermanfaat bagi sesama, di mana pun kita berada, sekuat tenaga, sesuai dengan kapasitas yang telah dianugerahkan yang Maha Kuasa kepada kita. Selamat bertemu di kegiatan-kegiatan AIPSSA 2015. Semoga bermanfaat. Perth, 1 Januari 2015 Presiden AIPSSA Periode 2015, Moch Abdul Kobir
Berita AIPSSA
Rapat AIPSSA di Pendopo Murdoch University Oleh: Praptono Adhi *)
Rapat pertama pengurus AIPSSA 2015 diselenggarakan di Pendopo Murdoch University, sebuah bangunan berbentuk joglo yang berada di lingkungan kampus Murdoch University. Pendopo ini menandai eratnya hubungan Indonesia dan Australia karena di dalam pendopo ini juga disimpan gamelan dan angklung yang digunakan untuk memperkenalkan musik tradisional Indonesia di Australia. Pendopo ini dipilih oleh Pengurus AIPSSA 2015 sebagai awal perencanaan kegiatan-kegiatan di tahun 2015 ini, sebagai perlambang budaya Indonesia di tanah Australia, dan eratnya kiprah putra-putri Indonesia yang sedang menempuh studi di Australia Rapat dimulai dengan Presiden AIPSSA 2014, Prayudhi Azwar menjelaskan program-program yang telah dijalankan di tahun 2014, dilanjutkan dengan masing-masing divisi pengurus AIPSSA 2015 menerangkan program-program yang direncanakan untuk dijalankan tahun 2015 ini, di antaranya Diskusi Kebangsaaan, kegiatan sosial, tur bersama dan lain -lain. *) Praptono Adhi adalah kandidat PhD di Murdoch University dan wakil ketua Departemen Komunikasi dan Informasi AIPSSA.
Rapat juga ditandai dengan pembagian seragam pengurus AIPSSA berwarna hitam dengan logo AIPSSA dan Garuda Indonesia, kepada semua pengurus. Dilanjutkan dengan foto bersama serah terima secara simbolis pengurus AIPSSA 2014 diwakili Presiden AIPSSA 2014 Prayudhi Azwar, kepada Presiden AIPSSA 2015, Moch. Abdul Kobir dan foto bersama pengurus. Eratkan langkah, mari kita laksanakan program kerja pengurus AIPSSA 2015.
2
3
Kabar AIPSSA
Anjangsana ke Wisma Indonesia: Berkenalan dengan Pak Konjen yang Baru Oleh: Agung W. Subiantoro *)
“Tak kenal maka tak sayang!” Siapa yang tak tahu ungkapan klasik sarat makna ini? ―Jika ingin bisa saling memahami dan berbagi, kenalilah orang atau pihak lain‖, begitu kurang lebih artinya. Semangat mengejawantahkan makna ungkapan itulah yang melatarbelakangi jajaran kabinet AIPSSA periode 2015 bersilaturahim dengan Bapak Ade Padmo Sarwono, Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) wilayah Western Australia pada hari Sabtu, 14 Februari 2015, di Wisma Indonesia, yang berlokasi di Applecross Western Australia. Dikomandoi presiden AIPSSA, Moch. Abdul Kobir, anjangsana yang diikuti beberapa perwakilan kabinet AIPSSA di antaranya: Abid Halim, Agung Subiantoro, Marthina Keke Marentek, Dwi Poedjiastuti, serta Nurmala Elmin Simbolon, ini bertujuan untuk memperkenalkan dan menyukseskan program-program AIPSSA, serta saling mengenal dan menyamakan persepsi antara organisasi AIPSSA dengan pihak KJRI. Di awal pertemuan, Pak Kobir – demikian presiden AIPSSA biasa disapa – mengenalkan dirinya dan diikuti oleh satu per satu anggota kabinet AIPSSA yang hadir. Menyambung perkenalan diri tersebut, Pak Kobir juga menyampaikan catatan kecil tentang kabinet AIPSSA 2015 yang diserahkan kepada Pak Ade. *) Agung W. Subiantoro adalah kandidat PhD in Science Education di Curtin University, Dosen Universitas Negeri Yogyakarta, Menteri Pengembangan Potensi CIMSA, Sekretaris Muhammadiyah Western Australia, dan Sekretaris Jenderal I AIPSSA 2015.
‗Membalas‘ perkenalan Pak Kobir dan kawan-kawan, Pak Ade pun memaparkan siapa dirinya. Konsul Jenderal (Konjen) yang baru ini berstatus pegawai negeri sipil di Kementerian Luar Negeri, yang sebelumnya bertugas di Darwin selama 3 tahun. Pengalamannya sebagai diplomat selama ini telah membuahkan beragam cerita menarik, salah satu di antaranya adalah kasus tertangkapnya orang-orang Indonesia yang berlayar memasuki perairan Australia secara illegal. Interaksi beliau dengan para pelaku membuka tabir menggelikan sekaligus memprihatinkan, karena latar belakang tindakan tersebut sebenarnya, boleh dibilang, bukanlah faktor politik, melainkan hal-hal yang sederhana. Salah satunya adalah mereka ingin mendapatkan layanan kesehatan gigi yang memadai. Hal ini bisa terjadi karena otoritas Australia yang menahan mereka akan melakukan pemeriksaan kesehatan dan jika didapati indikator kesehatan yang tidak baik, pemeriksaan lanjut akan diberlakukan (termasuk untuk kesehatan gigi). Fenomena serupa itulah yang membuka pemikiran beliau ikhwal kesenjangan yang terjadi antara bangsa Indonesia dengan Australia, khususnya dalam hal kualitas sumber daya manusia. Maka, di sela tutur kisah pengalamannya itu, Pak Ade menitipkan beberapa ‗pesan‘ kepada para anggota AIPSSA. Pertama, agar seluruh anggota serta pengurus AIPSSA mampu memanfaatkan kesempatan yang seluas-luasnya selama menempuh pendidikan di Australia ini untuk dapat mempelajari segala aspek keunggulan masyarakat Australia, khususnya dalam hal pendidikan. Kedua, mengupayakan terbangunnya jembatan yang dapat meminimalisasi kesenjangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kerja sama akademik. Ketiga, tetap menciptakan hubungan yang baik dengan masyarakat Australia. Meski belum pernah bertemu sebelumnya, silaturahim yang terjalin di Sabtu sore itu terasa begitu hangat dalam suasana kekeluargaan yang mengalir dan terbuka. Setidaknya, hal ini tampak dari obrolan ringan yang berlanjut di sela makan bersama dengan Pak Ade yang didampingi sang istri, Ibu Dani. Bu Konjen sempat bercerita bagaimana kisah romantika di antara beliau berdua saat terpisah jauh antara Jepang dan Inggris kala masing-masing menempuh studi S2. Tak ayal, cerita ini menambah nikmat hidangan soto panas yang disajikan. Di bagian akhir pertemuan, Pak Ade dan ibu dengan senang hati memenuhi permintaan tim AIPSSA untuk berfoto bersama. Diiringi kesepahaman dan komitmen untuk saling bekerja sama satu sama lain, anjangsana tersebut menjadi gerbang awal memudahkan kabinet AIPSSA 2015 untuk terus berjuang berkontribusi bagi negeri tercinta Indonesia.
4
5
Dialog Kebangsaan Jilid 5 Dengan Pembicara Dr. Todung Mulya Lubis
Berita AIPSSA *) Joni Safaat Adiansyah adalah kandidat PhD di Curtin University, Wapres IV AIPSSA, Ketua Muhammadiyah WA, dan Menses CIMSA
Dialog Kebangsaan Jilid 5: Pemberantasan Korupsi dalam Serangan
Oleh: Joni Safaat Adiansyah*) Isu korupsi yang saat ini sedang hangat diperbicangkan di tanah air tercinta, Indonesia, diangkat menjadi topik bahasan dalam Dialog Kebangsaan (DK) yang digagas oleh Association of Indonesian Postgraduate Students and Scholars in Australia (AIPSSA) dan Murdoch University Indonesian Student Association (MUISA) yang sekaligus sebagai Ketua Panitia DK. Keprihatinan akan kondisi Indonesia saat ini membawa kedua organisasi ini mencoba membedah apa yang terjadi serta latar belakangnya.
Dialog berlangsung pada hari Rabu, 18 Februari 2015 di Hill Lecture Theatre Murdoch University terselenggara atas dukungan Asian Research Centre (ARC) Murdoch University dan dibuka oleh Presiden AIPSSA Moch. Abdul Kobir. Dalam sambutannya pria yang biasa dipanggil Kobir ini mengatakan bahwa DK adalah merupakan tanggung jawab moral AIPSSA dalam ikut memberikan pemikiran terhadap isu terkini yang terjadi di Indonesia. Kontribusi terhadap Indonesia juga ditekankan oleh Konsul Jenderal (Konjen) Republik Indonesia di Western Australia, Bapak Ade Padmo Sarwono, saat memberikan sambutannya. Lebih lanjut Konjen yang baru beberapa bulan tiba di Perth ini mendorong semua elemen khususnya mahasiswa untuk dapat memanfaatkan kesempatan dan menggali pelajaran dari Australia untuk dapat diterapkan di Indonesia. Rangkaian kata sambutan menghantarkan dimulainya DK yang mengambil tema ‗Pemberantasan Korupsi dalam Serangan‘. Pembicara utama dalam DK kali ini adalah Dr. Todung Mulya Lubis, penggiat anti korupsi dan Hak Asasi Manusia (HAM). Paparan dari pria yang menyelesaikan pendidikan Doktoral di Univesity of California diawali dengan memberikan gambaran akan peringkat Indonesia dalam hal korupsi, data yang disajikan diambil dari Transparency International dan Global Corruption Barometer. Data tersebut menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara terkorup dan untuk tingkat ASEAN Indonesia hanya lebih baik dari Myanmar, Kamboja dan Laos. Lahirnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berhasil menumbuhkan budaya anti korupsi bukan dalam ‗interm of number‘, tetapi jika mengacu dalam sejarah, dimana ratusan bupati, gubernur, walikota, anggota DPR yang dikirim ke penjara dengan keberadaan KPK. Lebih lanjut Bang Todung mengapresiasi keberadaan KPK sebagai pusat perubahan yang punya imbas politik, hukum, dan moral terhadap masyarakat sekeililing. Secara gamblang penggiat anti korupsi ini juga dengan lugas mengatakan bahwa KPK lebih baik daripada kepolisian, kejaksaan dalam memberantas korupsi. Namun demikian, banyak pihak yang merasa ‗gerah‘ dengan keberadaan lembaga anti korupsi ini yang dibuktikan dengan beberapa ‗serangan‘ kepada KPK mulai dari judicial review Undang-Undang (UU) KPK, penarikan penyidik yang dari Kepolisian, hingga ditetapkannya para pimpinan KPK sebagai tersangka. Serangan-serangan tersebut menurut Bang Todung adalah sebagai bentuk upaya pelemahan terhadap lembaga super body ini. KPK diperlukan agar pemberantasan korupsi dilakukan professional dan proper demikian tutup bang Todung mengakhiri paparannya. Sesi Tanya jawab adalah sesi yang tentunya sangat dinanti oleh para peserta dialog apalagi dengan pembicara sekaliber Todung Mulya Lubis, namun keterbatasan waktu mengharuskan Airlangga Pribadi selaku moderator hanya membuka satu sesi tanya jawab yang dimanfaatkan oleh Prayudi Azwar, Achmad Room, Rajaguguk dan Astuti. Satu pertanyaan mengelitik dari peserta tentang darimana pemberantasan korupsi harus dimulai dijawab lugas bang Todung dengan satu istilah grant corruption dimana titik awal pemberantasan korupsi harus dimulai. Terakhir, pria yang kedatangannya di Western Australia atas undangan Murdoch University dalam rangka menerima gelar Doktor Honoris Causa ini menitipkan pesan bahwa kita tetap harus optimis dengan upaya-upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. DK ditutup dengan penyampaian benang merah hasil dialog oleh Joni Adiansyah wakil presiden AIPSSA yang juga bertindak sebagai notulen. Antusiasme peserta DK tercermin dari maraknya Hill Lecture Theatre Murdoch University dan berakhirnya DK jilid 5 merupakan awal dari DK-DK berikutnya sebagai jembatan untuk Indonesia yang lebih baik. Salam AIPSSA. 6
Berita AIPSSA
Merajut Kasih Sayang di Hati, Membangun Prasasti bagi Negeri Welcoming Party BBQ AIPSSA 2015 Oleh: Agung W. Subiantoro*) Sabtu, 25 Februari 2015, pukul 11am. Tidak seperti hari-hari di awal pekan yang menyengat dan membuat banyak berkeringat, cuaca di hari terakhir di bulan kedua itu terasa begitu bersahabat. Dengan suhu cuaca berkisar 31 oC, sejuk bayu yang mengalir di pesisir utara Canning River, tepatnya di satu bagian dari Sir James Mitchell Park, Millpoint, South Perth, membuat hari itu begitu nyaman dan hangat. Kenyamanan dan kehangatan itu pula yang terbias dari suasana perhelatan Welcoming Party BBQ AIPSSA 2015. Ritual tahunan penyambutan mahasiswa postgraduate yang baru sekaligus silaturahim seluruh anggota AIPSSA dan keluarganya ini dimaksudkan untuk mempererat dan menguatkan ikatan emosional baik antar anggota dan keluarganya maupun antara anggota dengan jajaran kabinet AIPSSA 2015. Melalui acara ini, juga diharapkan tumbuhnya semangat berbagi baik pengalaman akademik maupun sosial-budaya antar kolega dan relasi yang hadir.
*) Agung W. Subiantoro adalah kandidat PhD in Science Education di Curtin University, Dosen Universitas Negeri Yogyakarta, Menteri Pengembangan Potensi CIMSA, Sekretaris Muhammadiyah Western Australia, dan Sekretaris Jenderal I AIPSSA 2015.
Welcoming Party BBQ AIPSSA 2015
Meski dipersiapkan hanya dalam kurun waktu kurang dari seminggu, acara gathering ini terbilang sukses dan istimewa. Hal ini setidaknya dapat ditilik dari adanya ‗sentuhan‘ lain dalam rangkaian acara tersebut dibanding dengan kegiatan serupa di tahun-tahun sebelumnya. Dengan semangat untuk saling berbagi rasa, bagian awal acara dimulai dengan sambutan dari Wapres III AIPSSA, Karlia Meitha, tentang berbagai manfaat menjadi anggota dan berbagai rencana kegiatan AIPSSA yang bisa diikuti oleh seluruh anggota di sepanjang tahun 2015.
7
Menjadi lebih seru saat Presiden AIPSSA, Moch. Abdul Kobir maju mengucapkan selamat datang kepada para mahasiswa baru dan mulai mengenalkan para pengurus baru AIPSSA 2015 . Dengan style-nya yang informal Presiden AIPSSA meneriakkan sapaan simbol persatuan dan kebersamaan dalam AIPSSA : ―Selamat siang semuanyaaaaa! Coba saya hitung satu persatu, berapa dan siapa saja anggota AIPSSA yang hadir di sini‖, ujarnya ekspresif. ―Ayo yang dari UWA coba teriakkan Uaaaaaaa! Yang dari Murdoch lantangkan Uooooo! Yang dari ECU jeritkan Euuuuu! Yang dari Curtin pekikkan Uiiiii! Yang semua bersatu dalam gema AIPSSA: Aiaaaaaaaaa! Jadi total yang hadir sekitar 4.759― seloroh Presiden AIPSSA yang dibarengi gelak tawa para anggota AIPSSA.
agar dalam kondisi sesulit apapun, kita harus tetap berusaha untuk menuntaskan studi kita
Yang juga tak kalah menariknya adalah pemberian apresiasi bagi rekan mahasiswa postgraduate yang telah lulus dan akan kembali ke tanah air. Pak Bambang Suwarna, Ph.D Curtin University asal Universitas Bengkulu, diminta mewakili rekan-rekan alumni yang lulus di tahun ini untuk berbagi pengalaman dan pesan. Dua hal yang tentunya amat bernilai bagi rekanrekan yang masih meneruskan perjuangan. Intinya, beliau berpesan, agar dalam kondisi sesulit apapun, kita harus tetap berusaha untuk menuntaskan studi kita. Di akhir pesan, bahkan, pria berambut gondrong dikuncir ini berpekik memparodikan semboyan TNI AL dengansemangat, ―Jalesveva Jaya Mahe! Jayalah AIPSSA, Jayalah Garuda , Jayalah Indonesia!‖ Semangat berbagi kebahagiaan itu lantas diteruskan dengan games yang sengaja dipersiapkan tim AIPSSA 2015. Dipandu Abid Halim, Wapres AIPSSA II dan Renny Ringo, Kepala Departemen Pemberdayaan Anggota dan Alumni, permainan tebak kata, misalnya, berhasil mencurahkan suka cita dan gelak tawa di antara keluarga besar AIPSSA yang hadir. Sentuhan lain yang tersaji di ‗perayaan‘ itu adalah adanya layanan pendaftaran anggota AIPSSA secara langsung. Di sela nikmatnya hidangan makan siang dan renyahnya beragam cerita yang terbagi di tengah obrolan antar kolega, antusiasme rekan-rekan mahasiswa postgraduate yang baru untuk mendaftar menjadi anggota AIPSSA pun sangat menggembirakan. Tercatat oleh Bendahara I AIPSSA, Amalia Kusuma Wardhini, 20 anggota baru AIPSSA terdaftar di hari itu. Belum termasuk 13 yang mendaftar di hari hari sebelumnya.Yang menarik, satu di antara pendaftar tersebut adalah Pak Bambang, alumni yang sebelumnya memberi sambutan. Tak hanya mencatatkan dirinya sebagai anggota, beliau pun memberi donasi kepada AIPSSA. “Sekali-sekali seumur hidup gak papa, pak! Untuk AIPSSA!”, begitu tanggapan beliau ketika Sekjen AIPSSA yang menerima donasi mengapresiasi donasinya yang terbilang lumayan besar itu.
8
-
apa yang terjadi di hari Sabtu itu semoga menjadi Sebuah Kisah Klasik untuk Masa Depan bagi keluarga besar AIPSSA dan bangsa Indonesia.
Acara BBQ kali ini memang di-setting dengan acara yang tidak seremonial, rileks, melibatkan banyak orang dengan tugasnya masing-masing, dan sedapat mungkin menghibur dalam suasana penuh kegembiraan. Tak heran, sesi ini relatif singkat dengan acara utama adalah makan-makan yang memang tepat bersamaan waktu makan siang. Kontan saja, setelah MC mempersilakan, berbagai hidangan seperti bakso Warung Ade, daging BBQ, sosis, gulai ayam, rujak, nasi kuning, telur balado teri medan, Beef Lasagna, ayam goreng, oseng sayur, ayam kecap, pastel, cheese cake, klepon, chips, salad, ice creams, berbagai buah segar, dan aneka minuman diserbu dengan antrian yang memanjang sambal diselingi bincang-bincang dan candaan penuh keakraban. Acara BBQ ini berhasil karena adanya temanteman anggota AIPSSA yang memakai sistem share plates/Bring Your Own/pot luck, dukungan penuh Garuda Indonesia, Warung Ade, dan tentu saja tangan dingin Reliana Lumban Toruan Wakil Kepala Departemen Pemberdayaan Anggota dan Alumni, Edi Wiraguna, Rani, dan para mahasiswa baru UWA lainnya yang mempersiapkan. Lebih banyak lagi tangan-tangan ikhlas yang tak terlihat, yang dengan tulus membantu terselenggaranya acara ini dengan suka rela. Ah, semoga semua kebaikan yang mengalir dalam acara tersebut akan berbalas kembali dari arah yang tak terduga-duga dalam jumlah berlipat ganda. Tak berhenti dengan habisnya hidangan, semangat keluarga besar AIPSSA untuk terus mengikuti acara pun tak surut. Pembagian doorprize hasil kerja sama tim AIPSSA dengan Garuda Indonesia dan Warung Bu Ade pun tak kalah semaraknya. Bahkan, General Manger Garuda Indonesia, Bapak Ronald Lumban Tobing beserta Ibu Bintang Lumbang Tobing dan tentu saja, Ibu Nirma Labib larut hadir dalam acara tersebut. Dalam hal ini, jajaran kabinet AIPSSA 2015 secara khusus menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang besar kepada kedua relasi istimewa itu atas dukungannya yang luar biasa. Terakhir, tak lengkap rasanya satu acara disebut istimewa jika tak ada sesi foto bersama. Ingin rasanya, selalu menciptakan kenangan indah dalam lintasan peristiwa hidup kita dengan sahabat-sahabat tercinta. Tak ayal, berbagai pose yang penuh semangat, kebersamaan, atraktif, ekspresif, lucu, penuh tawa, kocak, konyol, dan tak terduga diabadikan dengan indahnya segera menyebar di media sosial yang ada. Tentu saja, karena kelihaian, kepiawaian, dan kerja sama yang terjalin antara fotografer-fotografer kebanggaan AIPSSA, Akhdian Reppawali, Hendrix Setiawan yang ‗Jendral Burenx‘, Kepala Departemen Media dan Komunikasi (DMK) Yusfi Adiansyah, dan Wakil DMK Praptono Adhi Sulistomo, sesi foto bersama ini seperti mengukuhkan ikatan silaturahim keluarga besar cendekia bangsa Indonesia yang hadir saat itu. Bukan menjadi penanda akhir satu acara, foto-foto itu justru kelak menjadi prasasti penting bagi sejarah masing-masing. Meminjam ungkapan band asal Yogyakarta Sheila on 7, apa yang terjadi di hari Sabtu itu semoga menjadi Sebuah Kisah Klasik untuk Masa Depan bagi keluarga besar AIPSSA dan bangsa Indonesia.
9
Berita AIPSSA
Nonton Bareng AIPSSA Chapter UWA Oleh: Renny Ringo *)
Pada tanggal 29 Maret 2015, AIPSSA chapter UWA memfasilitasi kegiatan nonton bareng di Perth‘s Moonlight Cinema (Synergy Parkland). Kegiatan ini merupakan acara fundraising pertama yang dilakukan AIPSSA chapter UWA. Layar tancep ala bule ini mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan dan berhasil menjual 20 tiket. Dengan harga tiket yang lebih murah, peserta bisa mendapatkan tempat duduk strategis tanpa perlu antri. Film yang ditonton pun merupakan film box office yang juga sedang tayang di bioskop, yaitu film Focus yang diperankan oleh Will Smith dan Margot Robbie. Selain untuk rekreasi, acara ini juga merupakan ajang silaturahmi antar anggota dan peserta, dan diharapkan dapat menjadi salah satu program kerja rutin AIPSSA chapter UWA.
*) Renny Ringgo adalah kandidat Master di University of Western Australia dan juga ketua AIPSSA Chapter UWA.
10
Badminton mingguan AIPSSA chapter UWA Sebagai salah satu club baru di UWA, AIPSSA chapter UWA berusaha memfasilitasi kegiatan para postgraduate students. Salah satunya dengan menyelenggarakan kegiatan olahraga mingguan yang paling digemari di Indonesia, Badminton. Kegiatan ini rutin diadakan tiap minggu di UWA Recreation and Fitness Centre selama dua jam. Awalnya kegiatan ini diinisiasi oleh beberapa orang yang tinggal di sekitar wilayah kampus UWA (Nedlands), kemudian dilanjutkan pengelolaannya oleh AIPSSA dengan pendanaan yang bersifat sukarela oleh para peserta. Pendanaan dimaksudkan untuk penyewaan lapangan dan pembelian shuttle cock. Kegiatan ini juga terbuka untuk umum dan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan jasmani, sportivitas, dan juga menjalin silahturahmi.
11
Berita AIPSSA
Penandatanganan MoU Garuda Indonesia—AIPSSA Oleh: Filbert Hilman Juwono *) Pada hari Selasa, 31 Maret 2015, bertempat di aula Konsulat Jenderal Republik Indonesia Perth, diadakan penandatanganan MoU antara Garuda Indonesia, AIPSSA, dan PPIA WA untuk 2015-2016. Acara dimulai pada pukul 11 pagi dan bertindak sebagai pembawa acara adalah Ririn Dwi Fitriani. Turut hadir pada acara tersebut adalah Konsul Jenderal RI Perth Bpk Ade Padmo Sarwono beserta staff KJRI, perwakilan Garuda, perwakilan AIPSSA, dan perwakilan PPIA WA. Kesempatan pertama diberikan kepada Bpk Ade Padmo Sarwono untuk memberikan sambutan. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa Garuda Indonesia sebagai wakil dari pemerintah telah membantu warga negara Indonesia, khususnya mahasiswa dan keluarganya dengan memberikan berbagai kemudahan dan layanan. Selain itu, dengan adanya layanan Garuda Indonesia ke Perth juga telah membantu dan berkontribusi untuk perekonomian WA.
*) Filbert Hilman Juwono adalah kandidat PhD di University of Western Australia dan Wakil Ketua Departemen Komunikasi dan Informasi AIPSSA
Pada kesempatan kedua, GM Garuda Indonesia Perth, Bpk. Ronald Lumban Tobing menyampaikan bahwa penandatanganan MoU ini perlu sebab telah banyak perubahan sejak penandatanganan MoU beberapa tahun yang lalu, di antaranya meliputi diskon dan harga khusus untuk anggota AIPSSA dan PPIA WA termasuk spouse, intermediate family, dan orang tua, dan juga adanya bagasi tambahan. Selanjutnya Moch. Abdul Kobir selaku Presiden AIPSSA menyampaikan bahwa mendapatkan diskon tiket dari Garuda Indonesia merupakan manfaat menjadi anggota AIPSSA yang paling mudah dijelaskan kepada para anggotanya selain manfaat lain seperti pengembangan diri, dan sebagainya. Namun demikian, beliau juga menambahkan bahwa tanpa adanya diskon pun, warga Indonesia, terlebih para anggota AIPSSA yang memiliki motto ―borne to serve Indonesia‖ tentu ada panggilan jiwa untuk menggunakan Garuda Indonesia karena merupakan maskapai kebanggaan Indonesia, yang telah terbukti sebagai salah satu penerbangan terbaik di dunia. Beliau juga mengapresiasi kerja sama tiga pilar kekuatan bangsa yaitu antara komunitas masyarakat Indonesia dalam hal ini AIPSSA dan PPIA, pemerintah dalam hal ini KJRI, dan pihak swasta/BUMN dalam hal ini Garuda Indonesia. Kerja sama seperti ini harus terus menerus diciptakan dan dilestarikan untuk mempercepat pencapaian kemaslahatan bersama. Terakhir, ketua PPIA WA Vanessa Juliana juga menyampaikan terima kasih kepada Garuda Indonesia dan akan meningkatkan jumlah anggota PPIA WA. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan penandatanganan MoU antara Garuda Indonesia yang diwakili oleh Bpk. Ronald Lumban Tobing, AIPSSA yang diwakili oleh Moch. Abdul Kobir, dan PPIA WA yang diwakili oleh Vanessa Juliana dan disaksikan oleh Bpk. Ade Padmo Sarwono. Hadir pula dalam acara itu perwakilan dari kabinet AIPSSA yaitu Abid Halim (Wapres II), Joni Adiansyah (Wapres IV), Tio Novita Efriani (Sekjen II), Achmad Room Fitrianto (Kepala Departemen Jaringan dan Kerja Sama), Filbert Hilman Juwono (Waka Departemen Komunikasi dan Informasi), Praptono Adhi (Waka Departemen Komunikasi dan Informasi) serta Lay Keke Marthina Marentek (Waka Departemen Olahraga dan Budaya). Acara kemudian dilanjutkan dengan santap siang bersama dan ramah tamah. Pada kesempatan kali ini para peserta juga memberikan kejutan untuk Bpk. Ade Padmo Sarwono yang tengah merayakan ulang tahunnya dengan memberikan sebuah kue ulang tahun dari Garuda Indonesia dan souvenir baju seragam AIPSSA. Setelah acara berakhir, para perwakilan kabinet AIPSSA diterima oleh Konsul Jenderal RI untuk bersama membahas kemungkinan AIPSSA bekerja sama dengan KJRI dan masyarakat luas untuk peringatan 7 Dasa Warsa Dirgahayu Indonesia.
12
(1)
(2)
(3)
(5)
(4)
(6) Keterangan foto (1) Sambutan Bpk Konjen (2) Sambutan GM Garuda Indonesia Perth (3) Sambutan Presiden AIPSSA (4) Sambutan Ketua PPIA WA (5) Serah terima MoU Garuda Indonesia—AIPSSA (6) Foto bersama (7) Foto bersama
(7) 13
Berita AIPSSA
Liputan Informasi Pajak kerja sama AIPSS dengan IA-ITB Oleh: Hendro Fujiono *)
Pada tanggal 27 Maret 2015 telah diselenggarakan kegiatan sesi informasi mengenai ―Kewajiban pajak WNI yang tinggal di luar negeri‖ yang menghadirkan Bapak Ahmad Komara, AK., MA. dan Bapak Gorga Parlaungan, SS., MEc. sebagai pembicara. Kegiatan tersebut merupakan bentuk kerjasama Ikatan Alumni ITB Komisariat Western Australia (IA-ITB WA) dengan Association of Indonesian Postgraduate Students & Scholars in Australia (AIPSSA) untuk memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat Indonesia di Western Australia yang sepenuhnya didukung oleh KJRI Perth.
*) Hendro Fujiono Ketua IA—ITB WA
14
Paparan pertama menjelaskan tentang subjek pajak dalam negeri dan subyek pajak luar negeri. Siapa saja yang termasuk dalam kedua golongan tersebut khususnya warga Indonesia yang bermukim di Perth dan sekitarnnya. Sesi kedua dimulai dengan materi pengisian SPT Tahunan. Disini dijelaskan apa saja yang termasuk obyek kena pajak dan lain sebagainya. Selain itu juga diberikan kesempatan bertanya kepada para peserta.
15
Australinfo
Sisi Lain Australia Day 2015 Oleh: Aditya Nugraha (Liauw Toong Tjiek)*
Australia Day (AD) adalah salah satu Hari Libur Nasional paling meriah di Australia. Setiap tahunnya, AD diperingati setiap tanggal 26 Januari. Namun, bila tanggal 26 Januari jatuh pada akhir minggu (Sabtu atau Minggu) maka hari Senin berikutnya menjadi Hari Libur Nasional (Public Holiday), meski peringatan/perayaan tetap dilakukan pada tanggal 26 Januari. Karena alasan inilah maka tanggal 27 Januari 2014 lalu adalah Hari Libur Nasional di Australia. AD menjadi semacam peringatan akan pendaratan awal kapal-kapal dari Inggris di New South Wales yang saat itu disebut dengan nama New Holland, yang menandai awal dari era kolonisasi benua Australia oleh Inggris. Sedangkan nama Australia sendiri baru diperkenalkan pada tahun 1817 oleh Gubernur Macquarie. Seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan Australia Day 2015 kali ini tidak bisa dilepaskan dari pesta kembang api (fireworks). Beberapa rekan warga Australia mengatakan bahwa pesta kembang api di Perth merupakan yang terbesar di Australia. Paling tidak Lord Mayor Lisa Scaffidi mengklaim hal ini untuk perayaan tahun 2014. Sedangkan Sydney dikenal dengan pesta kembang api terbesar di Australia untuk malam pergantian tahun. *) Aditya Nugraha (Liauw Toong Tjiek) adalah librarian pada Universitas Kristen Petra Surabaya, kandidat PhD dalam bidang Library and Information Science, dan Wakil Kepala Departemen Media dan Komunikasi AIPSSA.
Masyarakat Perth dan sekitarnya memadati berbagai lokasi di sepanjang Swan River untuk mendapatkan posisi yang strategis untuk menikmati sajian visual yang spektakuler ini. Beberapa lokasi favorit adalah di Sir James Mitchell (Millpoint) Park, Langley Park, dan Kings Park. Bahkan, sejumlah warga sudah tiba di lokasi sejak pagi hari dan memasang tenda untuk ‗mempertahankan‘ posisi masing-masing J Kebanyak warga datang beramai-ramai dengan keluarga dan teman-teman. Pemerintah kota Perth dan sekitarnya menyediakan sejumlah bus gratis yang mengangkut warga menuju ke sejumlah lokasi untuk menikmati pesta kembang api ini. Bus-bus berangkat dari sejumlah titik, termasuk stasiun bus dari sejumlah kampus di sekitar Perth.
Sebagian Anggota AIPSSA berkumpul bersama saat Australia Day 2015
16
Hal ini untuk mencegah warga menggunakan kendaraan pribadi (mobil) menuju lokasi acara, yang dapat mengakibatkan kemacetan yang luar biasa, terlebih dengan ditutupnya sejumlah jalan dan ketiadaan area parkir di sejumlah lokasi. Selain dari pengaturan area dan lalu lintas ini, kesiapan pemerintah lokal juga terlihat dengan disediakannya berbagai fasilitas yang dibutuhkan dalam setiap acara yang mendatangkan massa, antara lain fasilitas medis untuk mengantisipasi berbagai hal yang mungkin terjadi, serta pembagian tempat sampah gratis. Tampak pula sejumlah polisi dan tenaga medis yang berpatroli, yang membuat masyarakat lebih tenang dan dapat menikmati keramaian dengan lebih baik. Keluarga besar AIPSSA pun tak mau ketinggalan dengan datang berombongan untuk ikut meramaikan suasana sekaligus menikmatinya. Di samping rombongan utama, sejumlah rekan anggota AIPSSA lainnya berpencar di berbagai lokasi bersama grup masing-masing. Dan seperti biasa, acara ini sekaligus sebagai ajang silaturahim, berbagi makanan kecil, dan saling melepas kangen bagi yang sudah lama tidak bertemu. Tak lupa pula acara wajib, yaitu bernarsis alias berfoto ria J Acara diawali saat langit masih terang dengan atraksi akrobatik udara oleh sejumlah pesawat tempur dan pesawat kecil berbaling-balin. Pesawat-pesawat ini menampilkan berbagai formasi terbang di atas Swan River. Sebuah helikopter juga terlihat terbang mengitari sepanjang Swan River sambal membawa bendera Australia berukuran raksasa. Di bawah warga memanfaatkan pemandangan unik ini untuk berfoto ria sambil mengibarkan bendera-bendera kecil.
Hujan kembang api ini berlangsung selama 30 menit penuh
Sumber: http://www.visitperthcity.com/skyworks/events/city-perth-skyworks-and-laser-show
Acara utama dimulai tepat pukul 20.00 saat langit sudah gelap. Kembang api dengan berbagai ukuran, warna, dan pola ledakan diluncurkan secara sambung menyambung dari berbagai lokasi, baik di tengah Swan River maupun dari tepi sungai termasuk dari atap sejumlah gedung tinggi di kota Perth. Banyak dari kita yang tidak mengetahui bahwa sebenarnya peluncuran kembang api ini disinkronisasikan dengan musik yang bisa didengarkan melalui Mix 94.5 FM. Hujan kembang api ini berlangsung selama 30 menit penuh. Menjelang akhir dari 30 menit tersebut, hujan kembang api makin besar hingga mencapai puncaknya pada sekitar 30 detik terakhir. Puncak peluncuran kembang api itu pun menandai berakhirnya pesta perayaan AD. Yang berbeda tahun 2015 ini adalah tidak adanya pertunjukan laser yang pada tahun-tahun sebelumnya pernah meramaikan suasana AD. Bagi yang penasaran ingin tahun seperti apa pertunjukan laser ini, bisa melihat sejumlah foto di situs City of Perth – Australia Day Skyworks.
17
Seusai pesta kembang api, ribuan warga meninggalkan lokasi. Sebagian berjalan kaki, tetapi kebanyakan kembali ke lokasi bus-bus yang akan mengantarkan mereka kembali ke titik penjemputan masing-masing. Beberapa hal patut mendapatkan apresiasi. Saat bubaran tak terlihat sama sekali sampah yang berserakan. Terlihat pula ketertiban warga dalam menunggu di antrian yang sangat panjang untuk mencapai bus masing-masing. Terlihat betapa disiplinnya mereka sehingga memudahkan para petugas dalam mengatur keberangkatan bus-bus yang ada di tengah situasi jalan dan lalu lintas yang sangat padat malam itu. Kemacetan di sepanjang perjalanan pulang tak dapat dihindari lagi. Namun, sekali lagi, kemacetan panjang ini tidak sampai memunculkan keributan. Bahkan, suara klakson pun tak terdengar. Semua ini telah berperan penting dalam menciptakan kesan positif dalam merayakan AD, khususnya bagi rekanrekan yang baru kali ini menikmati AD di Australia. Terlepas dari keramaian dan perayaan di atas, mungkin banyak di antara kita yang tidak atau kurang mengetahui bawah setiap tahun AD selalu memunculkan kontroversi. Hal ini terkait dengan masyarakat asli Australia, yaitu masyarakat Aborigin. Penetapan tanggal 26 Januari sebagai AD, yang menandai pendaratan pertama kapal-kapal dari Inggris, bagi masyarakat Aborigin seolah ‗menyingkirkan‘ mereka dari masyarakat Australia; karena bagi mereka kolonisasi Inggris atas benua ini telah merampas tanah masyarakat Aborigin. Bagi mereka, tanggal 26 Januari identik dengan ―Day of Mourning‖, ―Invasion Day‖ atau ―Survival Day‖. Dengan alasan itu pula telah muncul beberapa usulan untuk mengubah AD dengan tanggal lain. Semasa masih menjabat sebagai Perdana Menteri, Kevin Rudd pernah menanggapi negatif usulan tersebut. Ia lebih menekankan pada upaya-upaya rekonsiliasi, seperti halnya Permintaan Maaf Nasional yang pernah disampaikannya secara resmi sebagai Perdana Menteri mewakili Pemerintah Australia kepada masyarakat Aborigin pada tahun 2008; meskipun permintaan maaf tersebut masih terbatas pada kasus ―The Stolen Generation‖. Kiranya perspektif lain akan AD ini makin melengkapi dan memperkaya pemahaman kita akan AD serta pemaknaannya secara lebih komprehensif dan holistik, sehingga AD tidak sekedar perayaan atau pesta kembang api. http://en.wikipedia.org/wiki/Australia_Day http://web.archive.org/web/20080719021903/http://www.australiaday.vic.gov.au/history.asp http://www.watoday.com.au/wa-news/perth-ready-for-biggest-australia-day-fireworks-20140122318uh.html http://en.wikipedia.org/wiki/City_of_Perth_Skyworks http://www.visitperthcity.com/skyworks http://www.smh.com.au/articles/2009/01/25/1232818247982.html http://www.abc.net.au/news/2009-01-26/invasion-day-protests-amid-australia-daydebate/274252 http://en.wikipedia.org/wiki/National_Sorry_Day
BERITA AIPPSA
Bantuan Sosial Kepada Ibu Cessy Triani Salah satu anggota bernama Ibu Cessie (Murdoch University, dulu UWA, beasiswa Dikti) sedang menjalani pengobatan kemo untuk penyakit kanker yang dideritanya. Sesudah proses kemo berakhir (masih beberapa kali), beliau harus menjalani operasi dan rangkaian pengobatan lainnya. Hari Minggu 29 Maret 2015, AIPSSA telah menyampaikan tanda kasih rekan-rekan sekalian kepada teman dan saudara kita Ibu Cessy Triani. Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, dana yang terkumpul untuk disalurkan melalui AIPSSA terhitung mulai 13 Maret 2015 hingga hari ini mencapai AUD $ 3315. Untuk itu kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas bantuan tulus rekan-rekan sekalian baik moril dan materil. Mudah-mudahan Allah SWT membalas budi baik rekan-rekan dengan kebaikan yang berlipat ganda. Bagi yang berkenan berpartisipasi baik bantuan secara nominal maupun kesediaan waktu menunggu sesi perawatan Ibu Cessy dapat menghubungi pengurus AIPSSA.
18
Kolom Poleksosbud
Inovasi, Alternatif, dan Inisiatif Pendanaan Pembangunan Infrastruktur di Indonesia pada Era Presiden Joko Widodo Oleh: Leny Maryouri* dan Moch. Abdul Kobir**
1.Pendahuluan
*) Leny Maryouri adalah Staf Khusus Gubernur Sumatera Selatan, Wakil Ketua Bidang Infrastruktur KADIN Indonesia, kandidat PhD pada Construction Management bidang Infrastructure Financing di Curtin University, Wakil Presiden CIMSA, dan Kepala
Salah satu tantangan utama bagi negara berkembang seperti Indonesia adalah sejauh mana para penyelenggara Negara berkomitmen untuk mengatasi gap dalam pembangunan infrastruktur. Rendahnya investasi di bidang infrastruktur akan berdampak pada rendahnya daya saing dan proses produksi negara tertentu yang berdampak pada terciptanya ketidakadilan dalam distribusi sosial. Infrastruktur merupakan Prioritas Nasional, hal ini disebutkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjangan Nasional (RPJPN) 2005-2025 sebagai salah satu fokus dari prioritas nasional Indonesia. Hal ini didasarkan pada berbagai alasan meliputi: percepatan pertumbuhan ekonomi tidak akan tercapai tanpa difasilitasi oleh infrastruktur nasional, revitalisasi pertanian memerlukan dukungan infrastruktur untuk dapat mengakses pasar komoditas agrikultural, tanpa adanya infrastruktur masyarakat miskin akan terisolasi dari kegiatan perekonomian, masalah lingkungan terkait dengan manajemen air dan banjir, polusi udara dan tanah juga terkait dengan ketiadaan infrastruktur yang memadai. Oleh sebab itu, investasi di bidang infrastruktur menjadi prioritas pembangunan Indonesia melalui peningkatkan kerja sama pendanaan antara pemerintah dan komunitas bisnis. Investasi infrastruktur di Indonesia tertinggal jauh dibandingkan dengan China dan India. Sejak tahun 2009 investasi infrastruktur di India sudah di atas 7 % PDB dan di China sejak tahun 2005 sudah mencapai 9-11 % PDB. Sementara itu, di Indonesia, saat ini, baru mencapai sekitar 4,5-5 % PDB. Dalam rangka mengoptimalkan dukungan pembiayaan infrastruktur, diperlukan kerja sama yang sinergis dan terintegrasi antar semua pelaku sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing. Dalam 100 hari era Presiden Joko Widodo saat ini, banyak hal menarik yang terjadi, baik yang negatif maupun yang positif. Tulisan ini akan mereview sedikit tentang rencana Presiden Joko Widodo untuk membangun infrastruktur yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia serta rekomendasi inisiatif dan alternatif pendanaan pembangunan infrastruktur di Indonesia, sebagai kunci pertumbuhan ekonomi di sebuah wilayah atau Negara (Infrastructure Driven Regional & National Economic Development). 2. Inovasi Pendanaan Infrastruktur di Era Presiden Joko Widodo dan Indikasi Permasalahannya
**) Moch. Abdul Kobir adalah pegawai pada Kementerian Keuangan RI, kandidat PhD dalam bidang Ekonomi di Curtin University, Presiden CIMSA, dan Presiden AIPSSA.
Rencana Presiden Joko Widodo membangun infrastruktur pernah disampaikan di dalam konferensi APEC CEO di Beijing bulan November 2014. Rencananya, tiap pulau besar seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua akan dibangun jaringan rel kereta 1.000 km. Dengan demikian, secara total akan ada 4.000 km dibangun selama 5 tahun, dengan kebutuhan anggaran Rp120 triliun. Juga akan dibanguan tol laut yaitu konektivitas transportasi laut dari ujung Barat Indonesia (Medan) sampai ujung Timur Indonesia (Merauke), sesuai rencana koridor ekonomi pendulum transportasi laut dari Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia (MP3EI).
19
Rencana besar tersebut, perlu kita apresiasi. Beliau telah memiliki para Menteri yang kompeten dan para staf ahli yang profesional untuk memikirkan dan melaksanakannya, meskipun masih perlu diperjelas sistem pendanaan dan kebijakan pendukungnya. Metode pendanaan infrastruktur yang sudah berjalan saat ini di Indonesia adalah didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) apabila bersifat Public Service Obligation (PSO) terutama pada pembangunan infrastruktur bersifat sosial yaitu yang tidak layak secara financial, punya kelayakan ekonomi yang kecil, tetapi keberadaan infrastruktur tersebut sangat dibutuhkan masyarakat. Selanjutnya, juga dikenal Project Financing pada proyek infrastruktur yang punya kelayakan finansial dan ekonomi yang dikerjasamakan dengan swasta. Project financing yaitu proyek yang potensi income dalam cash-flow menjadi jaminan (collateral) untuk mendapatkan dana pinjaman dari perbankan komersial untuk investasi, biasanya debt equity ratio sekitar 70%:30%. Pada Era Presiden Joko Widodo saat ini, pembiayaan pembangunan infrastruktur tersebut akan dilakukan oleh BUMN yang akan ditugaskan, dikenalkan inovasi pendanaan infrastruktur dengan Method Sinking Fund ; yaitu BUMN akan diberi Penanaman Modal Pemerintah (PMP) sebagai equity. Berikutnya, BUMN harus sanggup menerbitkan obligasi untuk menarik investasi dari pasar modal. Mekanisme pendanaan yang lebih tepat sebagaimana yang dimaksud Presiden Joko Widodo adalah menggunakan specific purposed bonds yaitu obligasi yang diterbitkan untuk sebuah proyek infrastruktur. Sampai saat ini, dari informasi yang ada, kebijakan menerbitkan obligasi untuk infrastruktur dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih belum ada atau baru dalam proses study. Kebijakan yang relatif sudah lengkap adalah Municipal Bonds, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah. Selanjutnya, yang perlu dipertimbangkan adalah saham swasta / BUMN yang ada di Indonesia. Sampai saat ini, kemampuan swasta/BUMN untuk menjamin penjualan obligasi dalam skala besar sampai dengan Rp100 triliun masih dipertanyakan. Untuk mendapatkan uang sejumlah itu, sampai dengan saat ini baru mungkin dilakukan oleh Kementerian Keuangan dengan penerbitan Obligasi Republik Indonesia (ORI) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang. Berarti, masih memerlukan proses yang panjang. Apabila specific purposed bonds berhasil diterbitkan, selanjutnya perlu kehati-hatian agar tidak semua bonds infrastructure tersebut dibeli oleh pihak asing. Harus ada kebijakan pembatasan penjualan bonds infrastruktur ke asing. Sebaiknya, mencontoh negara Jepang, yang diutamakan untuk membeli obligasi tersebut adalah masyarakat sendiri (prioritized domestic capital markets) sehingga ke depan, hampir semua infrastruktur kunci adalah milik masyarakat Indonesia sendiri. Tantangan terbesar dalam pembangunan infrastruktur adalah pembebasan tanah. Secara teknis, diperlukan survey yang lebih detail untuk memastikan keberhasilannya. Sistem penentuan harga tanah di Indonesia adalah mengikuti harga pasar, bukan mengikuti sistem Tata Guna Lahan sehingga menyulitkan dalam standarisasi penganggaran. Apabila memakai sistem Tata Guna Lahan, maka Pemerintah masih memiliki kontrol karena jika fungsinya sama maka harganya sama. Namun, harga bisa berbeda-beda di tempat yang berbeda jika memakai mekanisme harga pasar. Contohnya, Australia. Negara ini mengacu sistem Tata Guna Lahan. Tanah pertaniah 1 hektar di Queensland, Darwin, dan Perth akan sama harganya karena fungsinya sama sebagai tanah pertanian. Namun, jika memakai harga pasar, harga 1 hektar tanah di Jawa tentu lebih mahal daripada harga tanah di Sumatera maupun Kalimantan. Hal inilah yang menyulitkan Bappenas dalam mengontrol harga tanah untuk pembangunan infrastruktur. Mengutamakan kepastian perolehan lahan sesuai dengan rencana awal adalah hal yang harus diutamakan dalam pembangunan infrastruktur karena sifat tanah yang amortif yang akan naik terus dari tahun ke tahun. Jadi, apabila dalam rencana diperlukan tanah seluas 100 meter, tetapi dibebaskan baru 60 meter, maka sisanya yang 40 meter harganya bisa melonjak drastis. Ujung-ujungnya, investasi yang ditanamkan bisa terbengkalai.
20
Hal yang perlu dihindari dalam membangun infrastruktur adalah ketergantungan pada pihak atau Negara lain. Jangan sampai infrastuktur Indonesia pendanaannya di kuasai oleh Negara tertentu seperti Cina, Jepang, Amerika, atau lainnya. Selain itu, BUMN yang akan ditunjuk membangun infrastruktur perlu diisi para professional, bukan dari kalangan partai karena risiko politiknya terlalu besar. Jika hal itu terjadi, dikhawatirkan penjualan obligasi tidak laku, laku tetapi murah, terjual sedikit dan mahalnya biaya operasional. Bahkan, jika terjadi default, Indonesia tidak dipercaya lagi di pasar modal internasional dan dapat menjadikan Negara mengalami kemunduran dalam bidang ekonomi. Dengan demikian, diperlukan kehati-hatian yang tinggi untuk menciptakan management yang professional dalam mengelola penerbitan obligasi untuk infrastruktur ini. Perlu dipertimbangkan juga bahwa proses realisasi proyek memerlukan beberapa tahapan untuk administrasi. Misalnya, penyusunan Feasibility Study (FS) dan Detail Engineering Design (DED) akan memerlukan waktu satu tahun. Legal Permit dan Analisa Dampak Lingkungan dan lain-lain paling tidak juga 1 tahun. Proses tender perlu waktu 6 bulan. Konstruksi 2-3 tahun. Total waktu diperlukan 4 s.d 5 tahun, jika pembebasan tanah tanpa ada masalah. Yang perlu juga diperhatikan dalam Penanaman Modal Pemerintah (PMP) adalah nilai PMP itu sendiri. Idealnya, akan diperlukan obligasi senilai 4 kali PMP. Apabila nilai PMP 1/10 dari nilai obligasi misalnya, dikhawatirkan tidak bisa produktif dan tidak tepat sasaran. Contohnya, jika PMP Hutama Karya (HK) adalah Rp3,9 triliun apakah memungkinkan untuk HK menerbitkan obligasi senilai Rp120 triliun sebesar nilai investasi yang diperlukan. Selanjutnya, dalam penjualan obligasi, sebaiknya diutamakan domestic capital market, diutamakan masyarakat Indonesia yang membeli obligasi. Dapat diatur bahwa separuh dari obligasi yang diterbitkan adalah untuk menyerap pasar modal domestik untuk memberikan kesempatan pada masyarakat sebagai pemilik proyek infrastruktur. Namun, saat ini telah mulai dijual Obligasi Republik Indonesia (ORI) dengan yield 4-12 % tenor 30 tahun tetapi komposisi pasar modal domestik hanya 4%. Hampir semua dibeli oleh pihak pasar modal asing. Artinya asing lebih banyak yang memiliki surat berharga yang diterbitkan negara. Ini sebenarnya sangat memprihatinkan. Penyebab utama laris manisnya obligasi Indonesia bagi pasar modal asing adalah karena yield yang ditawarkan lebih tinggi dengan tenor yang lebih panjang. Bandingkan dengan obligasi yang diterbitkan pemerintah Australia yang hanya memiliki yield 2.5% dengan tenor 10 tahun atau yield obligasi di Jepang yang hanya 0.25%, di Amerika sekitar 1,5%. Pertanyaan besarnya adalah mengapa pasar modal domestik tidak mampu memborongnya? Apakah kelemahan di pasar modal domestik atau di kebijakan pemerintahnya? Kondisi seperti ini tentu menjadi tantangan berat bagi para pengelola Negara agar setiap keputusannya tidak meninggalkan beban utang bunga yang tidak perlu. Jika hal tersebut terjadi, akan makin menyulitkan bangkitnya ekonomi Indonesia dari generasi ke generasi. Banyak pihak yang menyadari bahwa tingginya yield obligasi Indonesia dibandingkan Negara maju adalah karena risiko berinvestasi di Negara berkembang jauh lebih tinggi. Namun, dengan pengelolaan Negara yang terorganisasi dengan baik dan penuh kehati-hatian, risiko politik dan risiko ketidakpastian lainnya bagi investor dapat dikurangi. Terlebih, Indonesia telah dinilai memiliki potensi ekonomi yang kuat di dunia, tentunya hal ini dapat menjadikan tingkat kepercayaan pasar internasional terhadap Indonesia semakin tinggi, sehingga yield obligasi bisa diturunkan. Dengan demikian, kondisi makro ekonomi Indonesia bisa makin stabil dan tidak terbebani dengan bunga utang jangka panjang yang tinggi. Perlu strategi-strategi yang lebih terarah seperti penyelamatan uang Negara dengan menghindari keluarnya modal ke luar negeri, menutup semua celah kebocoran, dan kebijakan Bank Sentral yang mampu menurunkan tingkat suku bunga untuk masyarakat serendah mungkin, misalnya sampai dengan 5% dengan inflasi yang tetap terkendali.
21
Yang paling mudah dilakukan contohnya adalah pemerintah harus mengambil alih harga komoditas yang paling mempengaruhi harga komoditas lainnya. Kalau di Indonesia adalah harga bahan bakar minyak (BBM). Meskipun masih diperdebatkan, akan lebih baik apabila BBM tidak dilepas ke pasar, tetapi dikontrol kembali oleh Negara dengan harga yang optimal dengan kepastian subsidi yang jelas. Apabila harga BBM jelas dan pada waktu tertentu dengan subsidi yang diatur, maka harga barang-barang lain akan terkontrolsehingga mekanisme pasar barang-barang yang lain akan relatif stabil. Dampak lebih jauhnya, kondisi makro ekonomi akan lebih stabil dan memberikan kepastian investasi. Jika kondisi ekonomi dan politik Indonesia penuh kepastian, maka dipastikan investasi akan mengalir ke Indonesia dengan derasnya. Demikian pula sebaliknya. 3. Rekomendasi Inisiatif dan Alternatif Pembiayaan Investasi Infrastruktur Dalam Kerja Sama Global Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk memenuhi komitmen Indonesia terhadap G20 dalam agenda pembangunan infrastruktur baik di tingkat domestik maupun di tingkat regional maupun global. Di tingkat domestik, pembangunan infrastruktur ini dilaksanakan dalam kerangka implementasi MP3EI. Hal tersebut didukung oleh kebijakan-kebijakan serta melalui program-program yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait dengan upaya penguatan infrastruktur. Pencapaian program infrastruktur ditempuh melalui berbagai lini jalur yang mengkolaborasi berbagai Kementerian terkait dengan bidang pembangunan infrastruktur utama. Pemerintah mendukung peran serta swasta dalam pendanaan investasi infrastruktur. Hal ini dilandasi oleh berbagai peraturan pemerintah mengenai kerjasama public-private partnership melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS). Kebijakan penguatan infrastruktur Indonesia mencakup tidak hanya ranah domestik – infrastruktur intranasional- tapi juga merambah ke dalam konektivitas regional dan internasional yang ditempuh utamanya melalui kerangka kerja ASEAN dan APEC dalam peningkatan ‗connectivity‘. Terlepas dari kebijakan dan program yang telah diimplementasikan, Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan atas pendanaan investasi infrastruktur. Hal ini meliputi diantaranya; kurang jelasnya perundang-undangan skema KPS yang ada sehingga cenderung menghambat pengintegrasian sektor swasta dalam proses pembangunan infrastruktur; minimnya kapasitas institusi terkait baik itu Kementerian perencana maupun Kementerian pelaksana dalam menjalankan kebijakan dan program infrastruktur yang berakibat pada pembatasan ruang gerak sektor pembanguan infrastruktur antara lini nasional maupun di antara lini nasional dan regional. Pendanaan menjadi syarat penting pembangunan infrastruktur, terlebih daya dukung pendanaan publik yang kurang memadai mengartikan dukungan sektor swasta menjadi vital. Oleh sebab itu, diperlukan suatu revolusi perilaku bisnis publik yang efektif dan efisien untuk dapat melibatkan sektor swasta dalam investasi pembangunan infrastruktur Indonesia. Di tingkat regional, Indonesia telah berkomitmen untuk mendukung program pembangunan infrastruktur di negaranegara anggota ASEAN, terutama Cambodia, Myanmar, Laos, dan Vietnam (CMLV). Indonesia berkontribusi dalam menyertakan modal untuk infrastruktur dalam ASEAN Infrastructure Fund (AIF) di tahun 2013 dan 2014 dan mendukung realisasi proyek-proyek infrastruktur konektivitas dalam Initiative for ASEAN Integration (IAI) I dan II; Indonesia juga mendorong APEC untuk lebih efektif dalam mengembangkan kerja sama kongkrit dalam proyek-proyek pembangunan infrastruktur transportasi dan komunikasi. Diharapkan dengan realisasi proyek-proyek ini, kawasan ASEAN dan Asia Pasifik dapat menjadi engine for global growth.
22
Sementara pada tingkat global, Indonesia perlu terus aktif membawa agenda pembiayaan infrastruktur secara konsisten ke forum G20, dan memperjuangkan dimasukkannya komitmen pembiayaan investasi infrastruktur ini ke dalam mainstream pembahasan agenda G20 ke depan. Indonesia juga terpilih sebagai Ketua bersama Study Group on Financing for Investment, yang memberikan bukti keterlibatan dan partisipasi aktif Indonesia mendorong pertumbuhan ekonomi global yang lebih baik melalui perbaikan kapasitas ekonomi negara berkembang lewat peningkatan pembiayaan infrastruktur. Berdasarkan rule of thumb investasi infrastruktur minimal 5 % dari PDB. Saat ini, total investasi infrastruktur (APBN, APBD, BUMN/BUMD, dan Swasta) hampir 5 % dari PDB. Untuk tahun 2012, total investasi infrastruktur Indonesia sebesar Rp. 385,2 Triliun (4,51 % PDB) dan pada tahun 2013 sebesar Rp. 438,1 Triliun (4,72 %). Idealnya, jika proyek tersebut layak secara ekonomi dan finansial diserahkan penuh kepada pihak swasta, sedangkan BUMN/BUMD mengerjakan yang layak secara ekonomi tetapi tidak layak secara finansial. Sebenarnya, kontribusi Pemerintah, bisa dilakukan melalui pendanaan pembebasan lahan, pembiayaan sebagian konstruksi, dan pemberian Viability Gap Fund (VGF). Dalam prakteknya, pemerintah dapat berperan dan berfungsi dalam pembangunan infrastruktur sebagai berikut: (a) fokus pada pembangunan prasarana dasar, (b) meningkatkan alokasi anggaran infrastruktur, baik dengan mengurangi alokasi subsidi energi, maupun membuat ruang fiskal (fiscal space) yang lebih besar untuk alokasi pembiayaan infrastruktur, (c) mempertajam prioritas infrastruktur, terutama jenis infrastruktur yang memiliki multiplier effect tinggi terhadap peningkatan kegiatan perekonomian, dan (d) meningkatkan efisiensi dengan melakukan penghematan belanja pegawai dan barang untuk menaikkan porsi belanja modal bagi pembangunan infrastruktur. Sedangkan untuk Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN /BUMD) upaya yang dapat dilakukan adalah mobilisasi dana melalui perbankan dan market portfolio antara lain seperti: 1) Melakukan pinjaman langsung dari multi donor internasional (Bank Dunia, ADB, dll) 2) Memanfaatkan dukungan dana dari PT. IIF/PT. SMI 3) Menambah Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) 4) Penerbitan obligasi/infrastructure bond 5) Melalui Initial Public Offering (IPO) di pasar modal 6) Melakukan pinjaman dari Bank Swasta/BUMN/BUMD dan Bank Pembangunan (perlu dikaji kemungkinannya) 7) Memobilisasi penggunaan dana asuransi dan pensiun 8) Kombinasi butir 1-7 serta Property Asset Management-PAM (pengelolaan aset properti di sekitar wilayah infrastruktur yang akan dibangun). PAM dilakukan untuk memperoleh manfaat dari kenaikan land price value yang bisa digunakan untuk pengembalian sebagian investasi infrastruktur. Yang terakhir, upaya yang bisa dilakukan untuk pihak swasta antara lain adalah pembiayaan infrastruktur melalui skema Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS)/Public Private Partnership (PPP) yaitu percepatan peran swasta dalam pembiayaan infrastruktur dengan memanfaatkan dukungan Pemerintah antara lain: Guarantee Fund, Infrastructure Fund, Land Revolving Fund dan Land Capping serta Viability Gap Fund (VGF). Selain itu, pembiayaan infrastruktur untuk kawasan industri/khusus/Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yaitu swasta dapat membangun dan membiayai infrastruktur untuk pemakaian sendiri. Untuk itu, Pemerintah akan memberikan insentif fiscal. 4.Penutup Dengan realisasi berbagai inovasi, alternatif, dan inisiatif dalam pembangunan infrastruktur sebagaimana tersebut di atas serta adanya antisipasi segala permasalahan yang ada, kita yakin dan percaya Indonesia akan mampu mengalami percepatan pembangunan infrastruktur dan perekonomiannya. Pada gilirannya, rakyat dan masyarakat luaslah yang akan menikmati kesejahteraannya.
23
Celoteh Mbak Poedji
Bangga Punya Teman Atheist? By Dwi Poedjiastutie*) Jam 6 sore aku masih asyik didepan komputer melengkapi disertasiku dan sesekali chatting di sosmed, tiba2 pintu diketuk dengan kerasnya oleh seseorang. Bergegas aku membukanya dan orang tersebut memberi tahu ― Apakah kamu tahu instalasi air depan rumahmu bocor?‖ Ketika aku check ternyata betul bocornya sangat serius dan tanpa sadar air hampir menggenangi seluruh halaman depan rumah dan sebagian airnya lari kejalan seperti terjadi banjir. Hatiku menjadi ciut melihat apa yang terjadi karna ada tiga hal yang terlintas dalam benakku saat itu, yaitu sayang melihat air yang jumlah sangat banyak terbuang begitu saja. Kedua, aku merasa tidak enak melihat banyak tetangga yang terkena dampak banjir itu, walaupun itu bukan salahku juga. Ketiga aku agak panik siapa yang harus aku hubungi saat jam tutup kantor seperti ini.
*) Dwi Poedjiastutie adalah kandidat PhD di Curtin University, Wakil Kepala Departemen Kajian dan Akademik AIPSSA, Wamen Pendidikan CIMSA.
Hampir semua orang lokal baik yang sedang berkendara yang melintas didepan rumah turun menanyakan apakah aku sudah menghubungi water emergency? Tetangga kiri-kananpun membantu mengontak water company untuk melaporkan hal tersebut. Belum puas akupun mengontak mereka sendiri dari nomor telp yang aku cari dan mereka menanyakan dengan ramah, ―Apakah anda yang ada di Tuckett street? ― kami sudah mengirim orang kesana? ―Ya, but how long should I wait? I run out water and I need it for pray?‖, walaupun sebenarnya aku bisa bertayamum. ―Tunggu ya? Sebentar lagi mungkin sampai di lokasimu‖, Hari semakin gelap, ketika ada mobil bertuliskan water mendekat kerumah aku merasa agak lega. Beberapa dari pekerja itu mencari penyebab dengan menghentikan sejenak aliran airnya. Otomatis semua keran dalam rumah baik di dapur, kamar mandi tidak bisa terpakai karena airnya di-stop dari pusatnya dan ditinggalkan untuk diperbaiki esok harinya dan hanya diberi tanda seperti police line. Aku berfikir karna hari memang sudah beranjak gelap, mereka tidak mungkin bekerja all out pada malam itu karna kerusakannya begitu parah. Bagaimana dengan besok? Kita butuh mandi sebelum anak2 berangkat sekolah, memasak untuk breakfast, mencuci piring2 kotor dan juga minum? Jam 9 malam baru terlintas dipikiran kami (aku dan suami) untuk membeli air gallon di supermarket karna tidak ada persediaan minum dan at least untuk cuci muka atau wudlu dan sikat gigi sebelum berangkat kerja dan sekolah. Kami baru menyadari bahwa saat jam tersebut semua supermarket sudah tutup. Tak terkecuali IGA Hillview Terrace yang biasanya buka 24 jam kini hanya sampai jam 9.00 malam. Alamat, kami ga minum sampai besok dan belum jelas jam berapa perbaikan akan dimulai. Demi melihat shopkeeper yang baru keluar dari IGA dan bersiap untuk pulang, tak ku sia-siakan kesempatan itu untuk bertanya ―Can you do me a favour, mate?‖
24
―What‘s wrong?‖ ―We need water, we want to buy water from you?‖ Shopkeeper itu mungkin agak takut dan waspada juga jangan2 kita mau merampok tokonya. ―We closed already!‖ ―But we really need water, we don‘t have water for drinking at home cause the water installation was broken and water does not run through the taps at all‖ ―Please?‖Jawabku setengah memaksa. Alhamdulillah setelah berunding beberapa saat kamipun diperbolehkan membeli air dari IGA.Legalah kami at least ada persediaan air minum untuk malam dan pagi besok sebelum perbaikan dimulai.Kami lalu bersiap-siap tidur. Tengah malam kami dikejutkan lagi oleh suara mesin dan terangnya lampu menyinari halaman rumah kami.Mereka ternyata petugas dari water company yang balik lagi untuk memperbaiki instalasi dengan mendatangkan perangkat beratnya.Mereka bekerja malam itu juga dengan pertimbangan agar besok penghuni rumah ini bisa mandi, memasak dan melakukan aktivitas normal dengan air yang biasa kami butuhkan. Subhanalloh…Aku hanya tercenung melihat mereka lewat kaca jendela kamarku. Ini mungkin salah satu yang pernah dikatakan oleh temanku yang bijak bahwa meskipun mereka banyak di cap atheist tapi perilakunya lebih islami. Aku lalu teringat shopkeeper yang bersedia ku ganggu saat toko sudah tutup karna disini tenaga dibayar per-jam dan tetangga-tetangga yang bersedia mengkontak water emergency untukku. Apakah itu bukti bahwa masyarakat disini individualist-atheist? Ketika seorang teman chatting menuliskan pesan ‗Kok bangga punya banyak teman atheist dan hidup dinegara atheist? Sangat gondhok dengan pernyataan temanku, aku mencari referensi atheist. Sosiolog, Dr. Armada Riyanto menulis ― Atheisme terdiri dari term A yang berarti Tidak, dan Teos yang berarti Tuhan. Orang Indonsia menambahi kata ― Percaya‖, sehingga atheisme berarti tidak percaya Tuhan‖.[1] Pengertian atheisme praktis dalam filsafat ketuhanan adalah orang yang memiliki konsep tentang Tuhan serta percaya pada Tuhan, tetapi dalam praktek hidupnya tidak menjalankan perintah, nasehat, dan hukum Tuhan. Dr.Armada Riyanto, lebih menitikberatkan contoh atheisme praktis pada tindakan kekerasan secara fisik seperti pembunuhan, pembakaran tempat ibadah, dan tindakan kriminal lainnya. Namun tindakan atheisme praktis bukan hanya dalam bentuk kekerasan fisik saja, melainkan juga dalam bentuk ketidakadilan seperti korupsi, kolusi, penomena arogansi yang banyak terjadi di Indonesia. Meskipun bukan tidak masuk dalam kategori sebagai bentuk kekerasan fisik, namun membawa dampak negatif dan ketakutan, ancaman bagi rasa aman semua orang. Apa yang dikatakan oleh Dr. Armanda Riyanto tidak bertentangan sama sekali dengan Alquran terutama dalam surat Al Maidah ayat 104 : Apabila dikatakan kepada mereka: ‖ Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul‖. Mereka menjawab: ―Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati dari bapak-bapak kami mengerjakannya‖. dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak pula mendapat petunjuk?.‖ Kita tidak menyadari bahwa kekerasan yang berulang terjadi di Indonesia merupakan tinggalan2 nenek moyang kita. Beberapa contoh sejak terjungkalnya rezim Orde baru, Indonesia berkali-kali dikejutkan oleh fenomena kekerasan komunal dalam berbagai bentuk. Bentuk vertikal kekerasan komunal yang melibatkan komunitas lokal versus Negara, terjadi di teritorial konflik lama seperti Aceh dan Papua. Bentuk horizontal, di sisi lain, menjadi kekerasan komunal yang merebak ke hampir seluruh penjuru nusantara. Kekerasan komunal dalam skala besar umumnya terjadi di luar pulau Jawa, seperti kasus Ambon (1999-2002), Poso (1998-2001), Sambas (1997, 19992001) dan Sampit (2001). Di Jawa sendiri kekerasan komunal dalam skala kecil terjadi terus menerus. Kasus kekerasan komunal terakhir adalah yang terjadi di Sampang Madura (2012), yang melibatkan dua aliran agama dalam komunitas muslim (Syiah dan Sunni). Kasus ini hanyalah bagian kecil dari kasus kekerasan yang terjadi di Indonesia. Terdapat dua corak utama kekerasan komunal di Indonesia. Pertama yang bercorak agama; dan kedua yang bercorak etnis atau gabungan keduanya.
25
Banyak diantara kita yang beragama karena faktor keturunan yang merasa cukup dan puas dengan perilaku ibadah yang telah diduplikasi secara turun temurun dari lingkungan tempat tinggal kita dan tempat pembelajaran, pengajian, pesantren dan lain-lain. Salah satu contoh, kita beragama islam karena kebetulan kita lahir dari orang tua yang beragama islam dan dalam lingkungan islam. Jikalau kita lahir dari orang tua yang beragama nasrani kemungkinan besar saat ini kita beragama nasrani. Artinya bisa saja kita menganut islam bukan karena kita betul-betul memahami berdasarkan ilmu bahwa islam adalah ad-Dien yang haq dan diridhoi Allah, tetapi karena faktor nenek moyang, yang terjadi adalah Al Quran hanya sekedar menjadi symbol-simbol yang hanya diambil ritual rutinnya walaupun prinsip dan nilainya jauh dari implementasi kehidupan sehari-hari. Hossein Askari, seorang guru besar politik dan bisnis internasional di Universitas George Washington, AS, melakukan sebuah studi yang unik. Berdasarkan hasil penelitiannya, Askari mengatakan, kebanyakan negara Islam atau mayoritas beragama Islam menggunakan agama sebagai instrumen untuk mengendalikan negara. "Kami menggarisbawahi bahwa banyak negara yang mengakui diri Islami tetapi justru kerap berbuat tidak adil, korup, dan terbelakang. Faktanya mereka sama sekali tidak Islami," ujar Askari. Penasaran atas pernyataan temanku, aku mecoba meng-google- bacaan2 yang berhubungan dengan communal violence of ethnic or religion groups in Australia, google tidak memberikan aku artikel pembanding yang memuaskan. Artinya tidak banyak kekerasan berlatar agama dan suku seperti yang terjadi di Indonesia. Askari menambahkan, justru negara-negara Barat yang merefleksikan ajaran Islam, termasuk dalam menghargai dan memperlakukan tetangganya, working ethic yang dirancang sedemikian rupa bagi kepuasan masyarakatnya dan pengembangan perekonomiannya, Satu kekerasan penyanderaan yang dilakukan oleh ……. Di Sydney beberapa waktu yang lalu yang membuat kekhawatiran tentang potensi serangan balas dendam kepada sebagian besar masyarakat Islam yang tinggal di Australia, ditanggapi penduduk lokal dengan memasang hastag ―Ill ride with you‖. Hal ini membuat saya terharu, betapa mereka menunjukan bisa hidup berdampingan dengan siapapun setelah luka yang mereka rasakan atas kehilangan warganya karna ulah individu yang mengatas-namakan agama. Kesimpulannya bahwa atheist itu bukan dilihat darimana orang itu ber-asal, tapi lebih pada perilaku masyarakat atau individu yang sudah mati rasa akan hardikan hati nuraninya sendiri tentang suatu kebenaran hakiki yang telah ditulis dalam wahyu Alloh.. Wallahu a‘lamu bisshowab Reference: http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/06/ingin-tahu-negara-mana-yang-paling-islami-di-dunia.
26
Iklan/Call for articles
PENULISAN BUKU AIPSSA Dear Aipssaers, Salah satu milestone Aipssa 2015 adalah penerbitan buku berjudul "Riset untuk Bangsaku: Persembahan Aipssa untuk HUT ke-70 NKRI." Sekilas tentang buku ini adalah sebagai berikut: Buku ini akan menggambarkan ―state of the art‖ berbagai kajian/riset yang telah dan sedang dijalankan diberbagai universitas di Australia Barat kurun (2011-2015). *Saat ini terdapat lebih dari 160 anggota Aipssa (belum termasuk alumni) yang berpotensi untuk berkontribusi dalam penulisan buku ini. Buku ini akan ditampilkan untuk publik yang bukan ahli di bidangnya dan dimaksudkan dapat membantu pemerintah, masyarakat, dan dunia bisnis di Indonesia untuk memahami dan mengatasi problem berbangsa dan bernegara melalui Indonesia yang semakin bermartabat diberbagai bidang kehidupan. Cakupan topik buku ini akan meliputi bidang kajian/riset baik soft maupun hard science antara lain: Pendidikan, Politik, Ekonomi, Sosial, Enginering, Lingkungan, Kesehatan, Pertanian, Budaya, Hukum, dan Komunikasi, dll. Buku ini akan diterbitkan dan dicetak oleh penerbit dalam bentuk hard copy dan e-book untuk masyarakat, pengambil kebijakan (eksekutif, legislative, yudikatif) dan kalangan bisnis. Launching buku akan dilakukan pada peringatan HUT NKRI. Deadline naskah adalah 31 Mei 2015.
Aturan penulisan: 1. Ditulis dalam Bahasa Indonesia. Jumlah halaman 5-0. 2. Font Times New Roman (TNR) 12 points dan spasi satu-setengah. 3. Penulis atau kontributor dapat membuat tulisan seperti model wawancara imajiner dengan panduan seperti di bawah ini (namun penulis dapat mengembangkan sendiri kisi-kisi pertanyaanya), dan tim editor (akan ditentukan kemudian) yang akan menyelaraskannya. Penulis boleh juga menulis mengalir dengan ritmenya sendiri. a. Apakah kontek masalah yang telah, sedang, atau akan dipecahkan dalam penelitian? b. Apakah fokus riset yang sedang/telah dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut? c. Apa dan seberapa aktual pendekatan dan methodology yang digunakan dalam riset tersebut? d. Jika riset dilakukan di Australia, apakah memungkinkan hasilnya dikembangkan di Indonesia? e. Apakah temuan yang berharga untuk diaplikasikan atau digunakan untuk memahami atau memecahkan permasalahan bangsa saat ini? f. Berdasarkan riset/pemikiran tersebut bagaimana masa depan Indonesia 30 tahun yang akan datang (1 abad NKRI) ( jika memungkinkan untuk prediksi)? g. Apa yang dapat atau harus dilakukan oleh pengambil kebijakan, masyarakat atau dunia bisnis untuk mengadopsi hasil pemikiran/ penelitian tersebut? Kelengkapan lainnya 1. Foto diri (bukan pas foto) 2. Foto riset/problem/kontek yang menjadi fokus tulisan 3. Kategori bidang keilmuan Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang dapat dipahami oleh orang awam (bukan ahli dibidangnya), jika ada istilah teknis mohon dapat dianalogikan dengan penjelasan sederhana.
Untuk informasi lebih lanjut akan dilaunching di website aipssa dan dapat diakses mulai tanggal 2 Maret 2015. Kontak lebih lanjut dapat menghubungi duo dwi: 1. Sdr. Dwiko Permadi (
[email protected]) 2. Sdr. Dwi Poedjiastutie (
[email protected]) A.n. Dep. Riset & Akademik
27
Dari Alumni
PEKERJAAN DI BALIK LAYAR Oleh Budi Susila*)
Setelah menyelesaikan sekolah di Curtin, saya kembali lagi bekerja di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sesuai dengan perjanjian ikatan dinas yang telah saya tandatangani sebelum berangkat dulu. Saya kebetulan ditempatkan di bagian yang mengatur segala macam prosedur perpajakan. Salah satunya adalah prosedur pengisian laporan pajak wajib pajak perorangan (disebut Surat Pemberitahuan Tahunan atau SPT Tahunan). Untuk mempermudah pelaporan bagi Wajib Pajak, dirancanglah sistem pengisian SPT lewat internet.
*) Budi Susila adalah PhD lulusan Curtin University, pegawai Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan RI
Saya teringat pengalaman pengisian SPT ini waktu di Perth. Pendaftaran melalui internet dilakukan dengan lancar tanpa biaya. Pada musim pengisian SPT, saya mengunduh programnya, kemudian mengisi data diri. Setelah terkonfirmasi dengan sistem informasi perpajakan ATO (DJP-nya Australia), maka terpampanglah semua data saya. Yang terutama adalah jumlah penghasilan yang saya peroleh beserta Pajak Penghasilan yang sudah dipotong, bahkan nama dan nomor rekening saya pun sudah ada di situ. Saya tinggal mengkonfirmasi apakah datanya sudah benar, dan kemudian meng-klik ‗ya‘ atau ‗tidak‘ untuk pertanyaan-pertanyaan yang diajukan ATO antara lain apakah saya ada penghasilan yang belum masuk ke sistem itu dan juga apakah ada klaim biaya yang saya laporkan. Setelah selesai mengkonfirmasi, maka SPT siap di-submit lewat komputer. Tiga minggu kemudian, uang kelebihan pajak sudah masuk ke rekening. Tahun-tahun berikutnya, ketika saya mempunyai dua pekerjaan part-time, dua-duanya (baik jumlah penghasilan maupun jumlah pajak yang dipotong) sudah terpampang dengan manisnya di internet, sehingga saya tinggal meng-klik ‗ya‘, dan tidak lama kemudian uang kelebihan pajak sudah muncul di bank saya. Kembali ke perancangan SPT di tempat kerja yang sekarang, untuk mengadopsi tata cara seperti di Australia, ternyata tidak mudah, karena banyak ‗pekerjaan di balik layar‘ yang harus dilakukan. Misalnya membuat sistem agar perusahaan pemberi kerja melaporkan lewat jaringan internet semua nama karyawan, jumlah penghasilan, dan jumlah pajak yang dipotong. Kemudian, sistem untuk melakukan pembayaran ke bank untuk kekurangan pajak dan membayarkan kelebihan pajak lewat rekening bank melalui internet. Yang juga penting adalah memberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) kepada semua orang yang bekerja pada suatu perusahaan. Lalu, pencocokan semua data itu dalam suatu sistem. Terakhir yang sangat penting adalah membudayakan WP agar melakukan kewajiban pengisian SPT melalui internet. Sebuah pekerjaan besar, ternyata! Yang ingin saya sampaikan adalah bahwa sesuatu yang tampaknya sederhana (seperti pengisian dan pelaporan SPT lewat internet), ternyata memerlukan pekerjaan di balik layar yang cukup besar. Sayangnya, banyak pengambil kebijakan di Indonesia yang maunya tampak gagah tapi menggampangkan pekerjaan di balik layar. Misalnya pembuatan KTP elektronik yang berbiaya sangat besar tapi kemudian tidak sukses, entah karena apa. Atau menghimbau pekerja naik kereta tapi ternyata moda angkutan sambungan di stasiun kereta belum memadai (hingga mengundang ratusan tukang ojek untuk mencari penumpang). Contoh lain adalah pembuatan berbagai macam kartu (kartu sehat, kartu pintar) tapi tidak didukung basis data yang kuat sehingga mengakibatkan pemborosan. Moral of the story? Kalau boleh saya anjurkan kepada rekan-rekan calon pemimpin: kalau Anda ingin membuat suatu program (entah nanti entah sekarang), perlu dipikirkan dulu matang-matang, kegiatan apa yang diperlukan di balik layar agar semuanya berjalan lancar. Pencitraan dan quick wins memang penting, tapi keberhasilan program lebih penting lagi, karena menyangkut dana yang besar dan berkaitan dengan hajat hidup orang banyak!
28
Kolom Teknologi/Science
Separuh Hati Pengembangan Renewable Energy di Indonesia By: Hendrix Setyawan *) Indonesia memiliki potensi sumberdaya energi terbarukan yang secara kuantitas besar dan jenis sumber daya yang beragam. Ironisnya, Indonesia yang seharusnya mampu mandiri energi malah tergantung dengan impor energi. Sebagai negara berkembang, ketersediaan energy di Indonesia adalah salah satu modal dasar percepatan pembangunan dan industri. Akan tetapi, ketersediaan energy perkapita Indonesia berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Kebutuhan net energi dalam negeri selama ini dipasok dari produksi dalam negeri dan sebagian dari impor, yang pangsanya cenderung meningkat. Komponen terbesar dari impor energi adalah minyak bumi dan BBM. Produksi dan konsumsi minyak mentah Indonesia dapat dilihat pada Gambar 1.
*) Hendrix Setyawan adalah kandidat PhD di University of Western Australia.
Gambar 1: Produksi dan konsumsi minyak mentah Indonesia, Sumber: Hasan, et al [1]
Gambar 1 menunjukkan sejak tahun 2004, pemenuhan kebutuhan energy di Indonesia, pada khususnya minyak bumi, tidak lagi dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. Dampak nyata dari kondisi ini adalah kenaikan impor BBM yang membebani APBN setiap tahunnya. Dampak langsung ke masyarakat adalah pengurangan subsidi yang dilakukan pemerintah untuk menyehatkan APBN membuat BBM semakin mahal. Hal ini berdampak langsung ke perekonomian dengan kenaikan harga dan multiplier efek lainnya. Porsi terbesar dari suplai energy Indonesia, 75% berasal dari sumber daya tidak terbarukan. Hal ini menimbulkan banyak kehawatiran dengan semakin menipisnya cadangan minyak dunia. Dilain fihak, penggunaan energy terbarukan sampai Tahun 2009 hanya 3% terutama berasal dari hydropower, geothermal, angin, and matahari.
29
Gambar 2. Sumberdaya dan kapasitas terpasang sumber energy terbarukan Indonesia, Sumber:
Gambar 2 menunjukkan sumberdaya dan kapasitas energy terpasang Indonesia Tahun 2005, yang menunjukkan bahwa pemanfaatan energy terbarukan masih sangat kecil. Tenaga air contohnya, yang pemanfaatannya tertinggi dari data diatas, hanya dimanfaatkan 5% dari sumber daya yang tersedia. Peluang pemanfaatan sumberdaya terbarukan berdasarkan ketersediaan sumberdayanya sangat besar untuk mengurangi ketergantungan penyediaan energy di Indonesia dari bahan non-terbarukan. Akan tetapi peran pemerintah Indonesia untuk mendorong penggunaan bahan baku terbarukan masih sangat minim dengan belum adanya kebijakan yang memprioritaskan penggunaan energy terbarukan. Prioritas penggunaan energi terbarukan di Indonesia sangat minim yang disebabkan minimnya dukungan kebijakan dari pemerintah. Table 1 menunjukkan target dan kebijakan yang diambil di beberapa negara untuk mendukung perkembangan renewable energi. Menurut Buku Putih Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi Tahun 2025, rekomendasi kebijakan yang direncanakan adalah: 1. Meningkatkan dukungan iptek pada kelompok usaha kecil, menengah dan koperasi, terutama di bidang material dan manufaktur. 2. Mempermudah akses bagi dunia usaha/industri ke fasilitas penyedia IPTEK, termasuk pemanfaatan kapasitas untuk peningkatan keterampilan tenaga kerja. 3. Menajamkan prioritas kegiatan litbang pada sektor energi. 4. Mengembangkan atau memperkuat hubungan antara industri besar dan industri kecil dan menengah, khususnya yang berdampak pada peningkatan penguasaan IPTEK. 5. Menyusun skema insentif untuk mempercepat difusi IPTEK khususnya dari hasil litbang dalam negeri bidang energi 6. Meningkatkan dukungan IPTEK untuk menunjang daya saing sektor produksi energi, serta sektor yang berpotensi untuk memberikan dampak ekonomi yang luas. 7. Meningkatkan peran lembaga penelitian, pengembangan dan rekayasa sebagai mitra dunia usaha/industri untuk mengembangkan kemampuan inovasi pelaku usaha/industri, serta mendorong pembangunan kelembagaan iptek di daerah. 8. Mempersiapkan prasarana untuk pengembangan HKI, standar mutu, keamanan produksi dan lingkungan, serta membina sumber daya manusia dan memberdayakan organisasi profesi ilmiah.
30
Tabel 1. Target Penggunaan Energi Terbarukan dan Kebijakan yang diambil di beberapa negara, Sumber Retreview Australia, 2015
Country/Region Renewable Energy Target
China
Canada European Union France
Germany
India
Japan Republic Korea
of
Spain
United Kingdom
United States of America
Policy/Mechanism
15% ‘non-fossil fuel’ energy by 2020, targeting 420 GW Renewable energy portfolio standard, of hydro, 50 GW of solar, PV subsidies, and FiTs for solar, wind 200 GW of wind, 30 GW of and biomass. biomass Clean energy tax incentives, provincial targets and policies 20% final energy from Each member state negotiates domestic renewables by 2020 targets to contribute to EU wide targets. 23% final energy from FiTs indexed for inflation.Periodic renewables by 2020 renewable power project tenders Competitive tendering for all new projects larger than 5 MW, transitioning 45% share of electricity away from FiTs. Installation caps will generation from renewables apply with reduced support for onshore by 2035 wind and PV and a self-generator surcharge to cover network fees. 20% electricity FiT, tax incentives, capital subsidies and consumption of final energy renewable power purchase obligations from renewables by 2020; and certificate trading scheme. 20 GW of solar by 2020 FiTs funded by consumer surcharge, tax 28 GW of solar by 2020 incentives. 11% of final energy from Increasing annual renewable energy renewables by 2030 targets, FiTs and portfolio standards. In 2012, Spain temporarily suspended 20% of final energy from FiTs. A new formula to calculate returns renewables by 2020 for renewable projects has recently been released. Renewable Energy Obligation 15% of final energy from transitioning to Contracts for Difference renewables by 2020 reverse auction mechanism in 2017. State based targets, e.g. California aiming for 33% of Renewable Energy Portfolio Standards, renewables in final energy federal and state tax incentives and by 2020. New York aiming public/private programs. for 30% of final energy from renewables by 2015. 31
Hasil dari rekomendasi kebijakan tersebut adalah dikeluarkannya PP Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional. Pada Pasal 9f disebutkan target penggunaan energi terbarukan adalah sebagai beriku: 1. Pada tahun 2025 peran Energi Baru dan Energi Terbarukan paling sedikit 23% (dua puluh tigapersen) dan pada tahun 2050 paling sedikit 31% (tiga puluh satu persen) sepanjangkeekonomiannya terpenuhi; 2. Pada tahun 2025 peran minyak bumi kurang dari 25% (dua puluh lima persen) dan pada tahun 2050 menjadi kurang dari 20% (dua puluh persen); 3. Pada tahun 2025 peran batubara minimal 30% (tiga puluh persen), dan pada tahun 2050 minimal 25% (dua puluh lima persen); dan 4. Pada tahun 2025 peran gas bumi minimal 22% (dua puluh dua persen) dan pada tahun 2050 minimal 24% (dua puluh empat persen). Model penyediaan energi menurut PP no 79 Pasal 10 adalah: 1. Meningkatkan eksplorasi sumber daya, potensi dan/atau cadangan terbukti Energi, baik dari jenis fosil maupun Energi Baru dan Energi Terbarukan; 2. Meningkatkan produksi Energi dan Sumber Energi dalam negeri dan/atau dari sumber luar negeri; 3. Meningkatkan keandalan sistem produksi, transportasi, dan distribusi Penyediaan Energi; 4. Mengurangi ekspor Energi fosil secara bertahap terutama gas dan batubara serta menetapkan batas waktu untuk memulai menghentikan ekspor; 5. Mewujudkan keseimbangan antara laju penambahan Cadangan Energi fosil dengan laju produksi 6. maksimum; dan 7. Memastikan terjaminnya daya dukung Lingkungan Hidup untuk menjamin ketersediaan Sumber Energi air dan panas bumi. Dikaji dari model dukungan pemerintah berdasarkan PP79 diatas, dukungan kongrit pemerintah dalam pengembangan energi terbarukan tidak terdefinisi dengan jelas seperti negara-negara lain pada Tabel 1. Implikasinya adalah pengembangan industry penyedia energi terbarukan tidak signifikan, penggunaan energi terbarukan juga relative kecil, serta lemahnya kemandirian energi Indonesia. Bacaan 1. Hasan, M.H., T.M.I. Mahlia, and H. Nur, A review on energy scenario and sustainable energy in Indonesia. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 2012. 16(4): p. 2316-2328. 2. Retreview Australia. 2015. https://retreview.dpmc.gov.au/appendix-e-international-renewable-energy-policies, tanggal akses 13 Maret 2015 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 tahun 2014 Tentang Kebijakan Energi Nasional 4. Buku Putih Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi Tahun 2025
32
Kuis Berhadiah Untuk memeriahkan HUT RI ke 70, AIPSSA Newsletter mengadakan kuis berhadiah masing-masing voucher makan di Warung Ade senilai $25. 1. Lomba cerita lucu, karya orisinil, maksimal 1/2 halaman, spasi 1, tema bebas. 2. Lomba foto bertema HUT RI ke 70, karya original, belum pernah dipublikasi di tempat lain, foto pemenang dipublikasikan di newsletter edisi mendatang. Hak cipta tetap dimiliki oleh fotografer pemenang/pengirim. Kirimkan karya Anda ke:
[email protected] dengan subjek: KUIS AIPSSA 1 (untuk cerita lucu) atau KUIS AIPSSA 2 (untuk foto) juga sertakan nama dan scan kartu AIPSSA Anda paling lambat tanggal 20 Agustus 2015. Terbuka untuk semua anggota AIPSSA.
Foto Pilihan
Tatapan Mata Mas Edi Wiraguna saat lomba di BBQ Welcoming AIPSSA (Credit Foto : Hendrix Setiawan)
33
Resep Keluarga AIPSSA
Salmon Asam Pedas ala Bu Aprie Oleh: Neni Mariana *) Bahan: 250 gr Salmon 150 gr tahu putih, potong-potong sesuai selera Bumbu: 1 butir bawang merah besar, iris tipis Asam jawa 1 sdm 100 gr cabe besar, haluskan Tambahkan 5-8 butir cabe rawit giling jika ingin lebih pedas Bubuk kunyit secukupnya Garam secukupnya Gula secukupnya
*) Neni Mariana adalah kandidat PhD di Murdoch University.
Cara Memasak: 1. Didihkan 3 gelas air beserta irisan bawang dan asam jawa, sampai muncul bau harum bawang rebus dan asam 2. Masukkan salmon, rebus sebentar sampai berubah warna. 3. Masukkan cabe halus, aduk rata. Tambahkan sedikit kunyit agar warnanya cantik. 4. Masukkan potongan tahu. Tambahkan gula dan garam sesuai selera. 5. Matikan kompor jika tahu sudah terlihat mengembang dan berwarna oranye.
AIPSSA Goes To
Margaret River Pada hari Sabtu 14 Maret 2015, Keluarga besar AIPSSA kembali mengadakan ekskursi ke Margaret River. Seperti biasa, ekskursi ini dipimpin oleh Petrus Malo Bulu. Walaupun cuaca pada hari itu diprediksi hujan dan awan mendung pun menyelimuti langit Perth, hal itu tidak menyurutkan peserta ekskursi untuk berpartisipasi. Tepat pada pukul 7 pagi bus yang dikemudikan oleh Mr. Barry meninggalkan Murdoch University dan perlahan melintasi Kinana Freeway menuju ke selatan Perth. Selama perjalanan gerimis tidak mengurangi antusias para peserta. Begitu pun Mr. Barry yang dengan semangat memandu perjalanan kali ini layaknya seorang tour guide berpengalaman. Tidak terasa beberapa saat kemudian kami sudah sampai di Australind dimana kami diajak melihat Kanguru liar. Kami sangat beruntung karena pada saat cuaca seperti ini Kanguru banyak keluar dari tempat persembunyiannya. Setelah itu kami menuju ke Busselton Jetty untuk berfoto. Walaupun gerimis tetap menyertai, para peserta tetap antusias untuk menjelajahi jetty yang panjang. Selanjutnya kami menuju ke Yallingup Reef dan Canal Rocks, Yallingup. Bebatuan yang cukup besar di tepi laut sangat mempesona para peserta. Tidak lama kemudian kami segera berfoto di tempat itu. Beruntung gerimis sudah berhenti sehingga membuat kegiatan berfoto semakin lancar dan mengasyikan.
34
Tiga puluh menit kemudian kami berangkat menuju ke Margaret River Chocloate Factory dimana di tempat itu dijual berbagai macam varian coklat dan es krim yang enak. Ditambah lagi kami dapat mencicipi coklat secara gratis dan dapat melihat proses pembuatan produk coklat mereka. Tidak terasa jam sudah menunjukkan waktu setengah dua yang artinya kami harus makan siang. Kami menuju ke taman terdekat untuk beristirahat sejenak sekaligus menikmati santap siang. Setelah makan siang perjalanan kami lanjutkan menuju ke Margaret River. Dalam perjalanan kami melewati sebuah kota kecil Cowaramup dimana mayoritas penduduknya adalah petani sehingga tidak heran banyak terlihat sapi disepanjang perjalanan. Tak lama kami sampai di Margaret River, suatu kota yang sangat menarik dan indah. Kami langsung menuju ke Voyage Estate Winery untuk mencicipi wine sekaligus melihat perkebunan anggur. Pemandangan di tempat tersebut tidak kalah indahnya sehingga menjadi tempat berfoto juga. Setelah beberapa lama tibalah saatnya untuk kembali ke Perth. Di perjalanan pulang kami juga sempat mempir ke cheese factory untuk mencicipi (dan membeli) keju sebagai oleh-oleh. Akhirnya sekitar jam 19.30 kami sampai kembali di Murdoch University. Sampai bertemu di ekskursi AIPSSA selanjutnya.
35
AIPSSA SNAPSHOTS AIPSSA ACTIVITIES
Dari BBQ AIPSSA, kegembiraan bersama keluarga besar AIPSSA
Dari kegiatan AIPSSA, diskusi kebangsaan, Margaret River trip, Rapat Pendopo Murdoch, dalam kebersamaan AIPSSA
AIPSSA 2015
Visit us on the web at www.aippsa.org