Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 Sitti Fatimah1, Hilmiyah2 1
Puskesmas Bulupoddo, 2Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan Email :
[email protected] ABSTRAK
Latar belakang : Penanggulangan HIV/ AIDS dapat dilakukan dengan memperkuat promosi kesehatan (promkes) pencegahan, memperluas konseling dan tes HIV, perawatan, dukungan dan pengobatan. Penanggulangan melalui Serosurvey dilakukan untuk menjangkau kelompok risiko tinggi terkena penularan HIV/ AIDS dan IMS dengan tujuan peningkatan pengetahuan komprehensif dan mengetahui prevalensi penderita HIV/ AIDS. Di Kabupaten Sinjai telah dilakukan Serosurvey dilakukan pada kelompok Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), Waria dan Nelayan. Prevalensi HIV/ AIDS di Kabupaten Sinjai sampai Bulan Agustus Tahun 2014 3,43% kasus. Serosurvey kembali akan dilakukan pada bulan September 2014 dengan sumber dana APBD Kabupaten Sinjai. Metode : Wawancara responden Kuesioner terstruktur Pengambilan spesimen darah Pemeriksaan laboratorium. Hasil : Penanggulangan HIV/ AIDS melalui serosurvey tahun 2012 Total 114 Specimen responden ditemukan dari kelompok nelayan (prevalensi HIV 1,9%, dari kelompok WBP CD4 1.680 (prevalensi HIV = 2,4%). Terdapat Nelayan 39,6%, WBP 10,2 % dan Waria 16,7% menyatakan pernah menderita PMS. Hasil serosurvey di bulan September 2014 akan menyusul. Kesimpulan: Berdasarkan Hasil serosurvey didapatkan bahwa ada 2 orang (prev 1,75%) menderita HIV dan berisiko menjadi AIDS pada kelompok WBP dan Nelayan (Pelaut). Saran: : cara efektif penanggulangan transmisi seksual dengan penggunaan kondom. Peningkatan KIE pada kelompok berisiko (Nelayan, WBP dan Waria) mencegah penularan ke orang lain. Serosurvey tetap harus dilakukan sebagai skrining HIV/ AIDS tapi lebih baik jika pemeriksaan dipstick dilanjutkan dengan pemeriksaan Elisa/virology sebagai gold standar tes HIV. Kata kunci : Penanggulangan HIV/ AIDS, Serosurvey, Kab. Sinjai Keyword : 223
PENDAHULUAN Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit disebabkan oleh virus HIV (Human lmmunodeficiency Virus) mudah menular dan mematikan. Virus tersebut merusak sistem kekebalan tubuh manusia,
dengan akibat
menurunnya/ hilangnya daya tahan tubuh, sehingga mudah terjangkit dan meninggal karena penyakit infeksi, kanker dan lain-lain. Tujuan Millenium
Development
Goals (MDG)
yang
ke-6
terkait
dengan
pengendalian HIV dan AIDS yaitu penyebaran dan mulai menurunkan jumlah kasus baru HIV dan AIDS serta menwujudkan akses terhadap pengobatan AIDS bagi semua yang membutuhkan pada Tahun 2015 dengan upaya-upaya pokok yang diharapkan berjalan adalah memperkuat promosi kesehatan (promkes) pencegahan, memperluas konseling dan tes HIV, perawatan, dukungan dan pengobatan. Data epidemic AIDS Global (UNAIDS 2012) bahwa terdapat 34 juta orang dengan HIV di seluruh dunia. Sebanyak 50% diantaranya perempuan dan 2,1 juta anak berusia kurang dari 15 tahun. Di Asia Tenggara terdapat kurang lebih 4 juta orang dengan HIV. Menurut laporan Perkembangan HIV/ AIDS Searo 2011 sekitar 1,3 juta orang (37%) perempuan terinfeksi HIV. Berdasarkan data prevalensi kasus AIDS di Indonesia sampai bulan Maret Tahun 2014 22.82% , propinsi Sulawesi Selatan prevalensi kasus 21,20% (Ditjen PP&PL Kemenkes RI), penderita HIV Kab. Sinjai sampai Bulan Agustus Tahun 2014 sebanyak 3,43% kasus (Dinkes Kab.Sinjai, 2014). Sampai saat ini penanggulangan AIDS di Indonesia masih dititikberatkan pada upaya perubahan perilaku dari kelompok populasi melalui serangkaian kegiatan
komunikasi,
informasi dan edukasi kepada para pekerja seks di mana mereka bekerja (NAC, 2010). Kebijakan dan Program HIV/ AIDS dilaksanakan secara luas dan komprehensif serta diarahkan untuk mewujudkan akses universal, yaitu pelayanan kesehatan terkait dengan HIV/ AIDS minimal dimanfaatkan oleh 80% dari populasi kunci dengan hasil akhir yang diharapkan dari berbagai kebijakan ini adalah penurunan prevalensi HIV hingga 0,5% pada Tahun 2015. Strategi penanggulangan HIV/ AIDS menurut KPA bertujuan mencegah dan mengurangi risiko penularan HIV, meningkatkan kualitas hidup ODHA, serta mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat HIV/ AIDS pada individu, keluarga dan masyarakat, agar individu dan masyarakat menjadi produktif dan bermanfaat untuk pembangunan. Strategi dan rencana Tahun 2014 adalah 80% populasi kunci terjangkau oleh program yang efektif dan 60% populasi kunci berperilaku aman, dengan strategi sebagai berikut:
1. Meningkatkan dan memperluas cakupan seluruh upaya pencegahan 2. Meningkatkan dan memperluas cakupan perawatan, dukungan dan pengobatan 3. Mengurangi dampak negatif dari epidemi dengan meningkatkan akses program mitigasi sosial 4. Penguatan kemitraan, sistem kesehatan masyarakat, meningkatkan koordinasi antara pemangku kepentingan dan mobilisasi penggunaan sumber daya di semua tingkat, mengembangkan intervensi structural penerapan perencanaan, prioritas dan implementasi program berbasis data Berdasarkan strategi tersebut, maka perlu dilakukan langkah konkrit dalam upaya penanggulangan HIV/ AIDS baik berupa kegiatan penyuluhan maupun kegiatan serosurvey guna mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat dan besaran masalah
sehingga dapat
dilakukan perencanaan, pemantauan dan evaluasi penanggulangan HIV & AIDS. Salah satu upaya penanggulangan HIV/ AIDS yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sinjai adalah kegiatan Serosurvey
METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode wawancara terstruktur dan metode experimental melalui serosurvey
HASIL DAN PEMBAHASAN Serosurvey yang dilakukan oleh Program HIV/ AIDS Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai bekerjasama dengan RSUD Kabupaten Sinjai sebagai Voluntary counseling and testing (VCT) / layanan konseling dan test sukarela (KTS) dengan jumlah responden 114 orang yang terdiri dari kelompok WBP (Lapas) sebanyak 49 orang, Kelompok nelayang 53 orang dan kelompok Waria 12 orang, diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 1. Distribusi responden yang diperiksa pada serosurvey menurut jenis kelamin kab sinjai 2012 Jenis Kelamin LakiYang % Laki diperiksa WBP(Lapas) 45 1 Klp Nelayan 47 2 Waria 12 3 104 Total Sumber : Data Diolah No
Total
Perempuan % 91.8 88.7 10.0 91.2
4 6 0 10
8.2 11.3 0 8.8
49 53 12 114
% 100 100 100 100
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa distribusi responden yang diperiksa Tahun 2012 menurut jenis kelamin adalah distribusi responden kelompok laki-laki lebih tinggi sebanyak 104 (91.2%) dari pada perempuan sebanyak 10 (8.8%). Tingkat pengetahuan yang didapat dari serosurvey dapat dilihat pada tabel 2 berikut: Table 2. Distribusi pengetahuan responden pada serosurvey kab Sinjai 2012 No
Pengetahuan
Pemahaman ttg AIDS Ya Tidak Bisa diobati 2 Bisa Tidak Pernah dengar ttg 3 HIV Pernah Tidak Pernah dengar ttg 4 AIDS Pernah Tidak Cara Pencegahan 5 Hindari sex bebas Periksa rutin Tidak tahu Cara Penularan 6 Berhub. Sex Sex Bebas Suntikan Tidak tahu Sumber : Data diolah
Kelompok Nelayan
WBP
waria
Total
1
16.3 83.7
26.4 73.6
50 50
24.6 75.4
49 51
83.0 16.9
0 100
59.6 40.3
46.9 53.1
64.1 35.8
100 0
60.5 39.5
61.2 38.8
66.0 34.0
100 0
67.5 32.5
10.2 0 89.8
24.5 1.9 73.6
91.7 0 8.3
25.4 0.9 73.7
0 10.2 0 89.8
3.8 15.1 7.5 73.6
0 41.7 50 8.3
1.8 15.8 8.8 73.7
Tabel 2 dapat dilihat secara deskriptif bahwa pemahaman tentang AIDS dari total responden dengan jawaban tidak tahu sebesar 75.4%, pengetahuan tentang bisa diobati antara bisa diobati 59% dan tidak bisa diobati 40.3% tidak terlalu bermakna. Untuk pengetahuan tentang pernah mendengar HIV sebesar 60% dan AIDS sebesar 67%, yang tidak pernah mendengar masing-masing sebesar 39,5 dan 32.5% dan untuk cara pencegahan dan penularan yang menjawab tidak tahu sebanyak 73.7%.
Penemuan serosurvey dan VCT dapat dilihat pada tabel 3 berikut: Tabel 3.Penderita HIV/ AIDS yang ditemukan di Kab.Sinjai Melalui kegiatan Serosurvei HIV/ AIDS dan Rumah sakit : No
Tahun
1 2 3 4
2011 2012 2013 2014
Penemuan Serosurvey RSUD(VCT) 1 1 0 2 1 3 0 8
Jumlah 2 2 4 8
Sumber : Data diolah Dari tabel 3 menunjukkan penemuan kasus HIV/ AIDS pada saat dilakukan VCT ditemukan 5 (75%) lebih banyak dari pada saat serosurvey 2 (25%). Distribusi penderita HIV/ AIDS berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada grafik1. Grafik 1. Distribusi Penderita HIV AIDS Berdasarkan Jenis Kelamin di Kab.Sinjai Tahun 2011 s/d Agustus 2014 5 4 3
laki-laki
2
perempuan
1 0 2011
2012
2013
2014
Dari Grafik 1 menunjukkan distribusi penderita HIV/ AIDS pada kelompok laki-laki lebih tinggi dari pada kelompok wanita pada Tahun 2011 s.d. Tahun 2013, sedangkan Tahun 2014.distribusi penderita HIV/ AIDS lebih banyak pada jenis kelamin perempuan. Dari cara penularan HIV/ AIDS dapat lihat pada grafik 2. Grafik 2. Distribusi Kasus HIV AIDS Berdasarkan Cara Penularan di Kab.Sinjai Tahun 2011 s/d Mei 2013 6 4
Homo/bisek Heteroseksual
2
IDU's 0 Kasus
Grafik 2 menunjukkan distribusi kasus penularan melalui hubungan heteroseksual terbanyak 6(75%) sedangkan homo/biseksual dan IDU’s masing 1(12,5%)
KESIMPULAN Penanggulangan HIV/ AIDS melalui serosurvey yang dilakukan di Kabupaten Sinjai dengan hasil : 1. Peningkatan Pengetahuan responden tentang HIV/ AIDS bagi kelompok yang beresiko terutama pada kelompok nelayan dan WBP 2. Promosi kesehatan pencegahan, memperluas konseling dan tes HIV 3. Peningkatan penemuan Prevalence Penderita HIV/ AIDS 2011 s/d 2014 masing-masing 0.9, 1.3, 1.8 dan 3,43 4. Penemuan penderita lebih banyak di RS saat VCT daripada serosurvey. Saran : 1. Diperlukan Peningkatan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) untuk mencegah penyebaran dan penularan penyakit HIV/ AIDS 2. VCT/ konseling dan testing sukarela (KTS) yang bermutu dan terpercaya. 3. Layanan VCT harus sudah terlatih dan kompeten 4. Pembentukan VCT di wilayah/Puskesmas yang penderita HUV/AIDS tinggi 5. Perencanaan anggaran serosurvey
REFERENSI
Ditjen PP & PL Kemenkes RI. (2014). Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia. Jakarta Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan Masyarakat. Buku Panduan Tesis UGM. Jogjakarta Kebijakan AIDS Indonesia CHPMI. (2014). Kebijakan HIV dan AIDS. Jakarta Kemenkes. (2013). Rencana Aksi Nasional Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) Indonesia 2013-2017. Jakarta Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat / Ketua Komisi Penanggulangan AIDS, (1994) Strategi Nasional Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia.Jakarta Komisi Penanggulangan AIDS. (2014). Strategi dan Program Penanggulangan HIV dan AIDS
Mariati & Akhirani. (2012). Serosurvey HIV/ AIDS Pada Nelayan, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan Nelayan di Kabupaten Sinjai Propinsi Sulsel. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51. (2013). Pedoman Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Anak. Jakarta Panduan Artikel Hibah Penelitian. Tatacara Penulisan Artikel Hibah Kompetitif Dikti. (Diakses 14 Agustus 2014)