Pengolahan Data Penjualan Buku menggunakan Metode Klasifikasi ABC (Diagram pareto) untuk Mengidentifikasi Kategori Buku yang Banyak Diminati Pembaca (Studi Kasus: PT. Elex Media Komputindo) Ahman Sutardi1, Endang Budiasih2 1
Program Studi Teknik Komputer Politeknik Telkom, Bandung 2 Fakultas Sains Institut Teknologi Telkom, Bandung 1
[email protected],
[email protected]
Abstrak Artikel ini difokuskan untuk mengetahui kategori buku PT Elex Media Komputindo penerbitan tahun pertama antara 1988 hingga 2011 yang memiliki angka penjualan tertinggi atau sangat diminati para pembaca di Wilayah Jawa Barat. Metode yang digunakan adalah metode Klasifikasi ABC atau dikenal juga sebagai Diagram Pareto. Pengolahan data penjualan ini menggunakan Microsoft Excel terhadap 177 kategori buku. Hasil dari pengolahan difokuskan untuk mengetahui dan memberi masukan kepada pengambil keputusan dalam pembelian atau pengadaan buku-buku yang akan dijual pada periode mendatang. Artikel menyajikan tahapan-tahapan; tahap pertama menggambarkan pentingnya mengetahui kategori buku yang secara historical memiliki angka penjualan tertinggi, tahap kedua mempertimbangkan pentingnya menggunakan data empiris untuk menentukan kebijakan dalam pengadaan stok buku-buku yang akan dijual pada periode penjualan ke depan, dan tahap terakhir adalah pengolahan data penjualan. Dapat disimpulkan bahwa ketegori buku yang memiliki angka penjualan tertinggi(berkontribusi 97% terhadap jumlah total angka penjualan) berjumlah 35 dari 177 kategori yang ada. Kategori buku yang memiliki angka penjualan sedang dan rendah (berkontribusi 3% terhadap jumlah total angka penjualan) berjumlah 142 dari 177 kategori buku. Kata kunci: kategori buku, angka penjualan tertinggi, metode klasifikasi ABC, pengadaan buku berkategori “A”. Komposisi 20% - 80% ini dikenal 1. Pendahuluan juga dengan Hukum Pareto. Pembelian yang dilakukan oleh minimarket, Sementara itu 40% dari jumlah item supermarket dan hypermarket selalu menganut pola berikutnya adalah item-item yang berkontribusi pembelian yang sesuai dengan analisis penjualan sekitar 15% terhadap angka penjualan atau pada bulan-bulan sebelumnya[1]. Artinya berkategori “B”, dan sisanya sebesar 40% dari perusahaan besar yang item produknya sangat jumlah item adalah item yang berkontribusi sekitar banyak ini menggunakan historical data untuk 5% terhadap angka penjualan atau berkategori “C”. melakukan perencanaan kebutuhan produk di masa [2]. mendatang. Metode ini berguna dalam mengelompokkan Paper ini dibangun untuk memperkenalkan item-item produk yang biasanya memiliki volume penggunaan metode klasifikasi ABC dengan cara yang besar ke dalam kelompok fast moving, mengolah data penjualan buku yang diterbitkan PT. medium moving, dan slow moving, serta dead stock. Elex Media Komputindo menggunakan Microsoft Dengan menerapkan metode ini pada data Excel, sehingga diperoleh informasi kategori buku penjualan yang telah terjadi pada periode tertentu, apa saja yang memiliki angka penjualan tertinggi akan membantu para pengambil keputusan dalam atau termasuk ke dalam kelompok fast moving. pengadaan produk yang akan dijual pada masa Hasil dari pengolahan data penjualan ini ditujukan mendatang. Pada kenyataannya, pendekatan masa sebagai masukan dalam pengambilan keputusan mendatang dengan cara mempelajari historical pengadaan stok buku untuk penjualan pada periode data, banyak digunakan oleh perusahaanmendatang. perusahaan yang berurusan dengan penyediaan item produk. Bahkan, sebuah perkumpulan di Amerika 2. Teori dan Metodologi Serikat bernama The American Production and Inventory Control Society (APICS) menjadikan Metode klasifikasi ABC membantu untuk proses peramalan sebagai prosedur obyektif dengan mengetahui item-item produk yang memiliki menggunakan data yang dikumpulkan setiap waktu kontribusi terbesar terhadap angka penjualan. [3]. Metode ini menyatakan bahwa dari jumlah item Permasalahan yang sering dihadapi oleh para produk yang pernah terjual dalam periode tertentu, manajer persediaan dan manajer penjualan buku di 20%-nya adalah item-item yang berkontribusi PT Elex Media Komputindo untuk wilayah Jawa sekitar 80% terhadap angka penjualan atau Barat adalah dalam hal menentukan kategori buku ISSN: 2088-8252
181
apa yang harus disediakan sehingga bisa dijual dengan angka penjualan yang tinggi pada periode mendatang. Sering terjadi angka penjualan jauh lebih kecil dari angka persediaan. Hal ini terjadi salah satunya karena para manajer tersebut kurang memanfaatkan dan mengolah data historis untuk penentuan kebijakan penyediaan produk yang akan dijual. Berdasarkan permasalahan yang ada pada kondisi tersebut, maka dirumuskan dan diajukan penyelesaian permasalahan sebagai berikut. 1. Bagaimana menggunakan metode klasifikasi ABC untuk menentukan kategori buku apa saja yang cenderung terjual dengan angka penjualan tertinggi pada periode penjualan mendatang. 2. Bagaimana mengolah data historis penjualan menggunakan Microsoft Excel sehingga meneger persediaan dan manajer penjualan bisa memahami proses pengolahan data secara bertahap dan terhidar dari kesalahan perhitungan jika dilakukan secara manual. 3. Tinjauan Pustaka
b.
c.
d.
e.
Dalam pengolahan data penjualan dengan menggunakan metode klasifikasi ABC dan Ms. Excel ini, tidak terlepas dari teori yang mendasari sebagai berikut. 3.1 Pengertian dan Kegunaan Persediaan Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal atau barang-barang yang masih dalam proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang masih menunggu untuk digunakan dalam suatu proses produksi[4]. Ada tiga jenis persediaan yang berlaku umum di perusahaan, yaitu [5]: 1. persediaan bahan mentah/ baku (raw material), 2. persediaan dalam proses (work in process), dan 3. persediaan bahan jadi (finished good) penelitian ini membahas persediaan jenis ketiga. Persediaan yang dilakukan oleh perusahaan memiliki beberapa kegunaan, diantaranya adalah sebagai berikut [6]. a. Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya barang. Jika barang yang dipesan terlambat datang sedangkan proses produksi berjalan terus, maka persediaan akan dikeluarkan dan dipakai untuk keperluan produksi. Hal ini akan terus berlangsung sampai barang yang dipesan datang. Untuk pemasok yang nakal dama arti tidak menepati waktu pengiriman pemesanan barang, maka dapat digunakan taktik ‘memperpanjang masa perkiraan datangnya barang,’ sehingga persediaan yang dilakukan lebih besar daripada yang dilakukan terhadap pemasok yang baik. 182
f.
Menghilangkan risiko dari material yang dipesan tidak baik. Jika barang yang dipesan cacat, rusak atau ditolak (reject), maka persediaan dapat digunakan sambil menunggu barang yang baik dikirimkan. Barang yang dipesan hendaknya mencapai kualitas yang diinginkan. Jika tidak sesuai dengan kualitas yang disepakati, maka perusahaan dapat menolak barang dengan alasan tidak sesuai dengan spesifikasi yang ada dalam kontrak. Untuk menumpuk barang-barang yang dihasilkan secara musiman. Ini berlaku bagi produk-produk pertanian. Karena sifatnya musiman, maka ketika musim panen, persediaan dilakukan dalam jumlah besar, Sedangkan jika tidak musim, maka persediaan yang besar tadi dikeluarkan. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan. Pada akhirnya, persediaan memiliki kegunaan untuk mempertahankan agar produksi terus berjalan. Jika produksi berhenti, maka stabilitas operasi perusahaan akan terganggu. Mencapai penggunaan mesin yang optimal. Persediaan pun diperlukan untuk mencapai penggunaan mesin agar optimal. Karena jika tidak ada barang, maka mesin akan idle. Dalam kondisi tidak ada barang yang masuk, maka persediaan menjadi wajib hukumnya untuk dikeluarkan. Memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi. Jaminan perusahaan ini menjadi penting, disebabkan karena image konsumen terhadap perusahaan. Jika tidak ada jaminan barang jadi selalu tersedia, maka konsumen tidak akan pernah loyal dengan barang kita tersebut.
Persediaan itu perlu diawasi sehingga diperlukan pengawasan persediaan. Secara fungsional, pengawasan persediaan adalah suatu kegiatan untuk menentukan tingkat atau komposisi dari persediaan part, bahan baku, dan barang jadi/ produk, sehingga perusahaan dapat melindungi kelancaran produksi serta kebutuhan-kebutuhan pembelanjaan perusahaan dengan efektif dan efisien [7]. Tujuan pengawasan persediaan pada intinya adalah [8]: a. menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan, b. menjaga supaya pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar sehingga biaya yang timbul tidak terlalu besar, dan c. menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena akan berakibat pada biaya pemesanan yang semakin besar.
3.2 Metode Klasifikasi ABC Salah satu metode yang sering digunakan dalam analisis kebutuhan persediaan adalah metode ISSN: 2088-8252
klasifikasi ABC atau dikenal juga dengan diagram Pareto 20/80. Metode klasifikasi ABC didasari oleh penemuan Vilfredo Pareto yang menemukan suatu hukum yang kemudian dikenal sebagai hukum Pareto. Dengan menggunakan namanya sendiri – atau mungkin merupakan penghargaan masyarakat atas penemuannya sehingga dinamakan hukum Pareto – Vifredo Pareto berhasil membuktikan bahwa dari harta kekayaan yang tersebar di Italia, sebagian besar hanya dimiliki oleh sekelompok kecil dari populasi penduduk disana. Atau dengan menggunakan angka persentasi, di Italia, 80% harta kekayaan hanya dimiliki oleh 20% jumlah penduduk[9]. Yang mengagumkan adalah ketika hukum ini juga berlaku untuk setiap kondisi atau aktivitas yang terjadi dalam kehidupan manusia sehari-hari. Berarti, setiap orang sebenarnya telah lama melakukan hal-hal yang berhubungan dengan hukum Pareto ini. Dari berbagai situasi dan kondisi yang berbeda, sebetulnya mereka melakukan pola kehidupan yang sama sesuai dengan hukum Pareto. Bukan hanya dalam aktivitas pekerjaan di kantor atau perusahaan, tetapi juga dalam aktivitasaktivitas kehidupan di rumah, di sekolah, di pasar, atau dimana pun, selalu saja ada yang berpola sama dengan hukum ini. Ambil contoh misalnya kegiatan yang terjadi di masyarakat. Sehari-hari kita mengganti pakaian yang kotor sehabis digunakan, dengan pakaian baru. Ketika kita membuka lemari, di dalamnya banyak pakaian bersih yang siap kita pilih. Apabila kita cermati, dari sekian banyak pakaian yang ada di lemari pakaian, tidak semuanya kita pilih untuk digunakan. Bahkan, ada pakaian yang hampir tidak pernah kita sentuh setiap membuka lemari untuk berganti pakaian. Dari sejumlah pakaian kita yang ada di lemari pakaian, hanya ada sebagian kecil pakaian saja yang sering kita gunakan, selebihnya dalam jumlah besar adalah pakaian-pakaian yang hanya menjadi penghuni setia lemari pakaian kita dalam waktu yang cukup lama, alias tidak pernah dikenakan. Hal serupa berlaku untuk koleksi kaset kita. Kaset yang sering kita putar hanyalah sebagian kecil dari banyak kaset yang merupakan koleksi kita. Juga terjadi pula terhadap buku-buku yang ada dalam rak buku kita. Hanya beberapa buku saja yang sering kita baca dari sekian banyak buku yang kita miliki[10]. Demikian juga ketika kita hendak berkunjung ke suatu tempat dengan banyak alternatif jalan yang kita lalui, hanya sedikit pilihan jalan yang sering kita lintasi untuk sampai ke tempat yang biasa kita tuju, dibanding dengan banyaknya alternatif jalan yang tersedia. Dari total jalan yang memungkinkan untuk dilalui, kemungkinan hanya 20% saja jalan yang sering kita gunakan untuk mencapai tujuan, selebihnya yang 80% tidak pernah terinjak kaki kita atau kendaraan kita[11]. Dalam dunia kerja, hukum Pareto ini sudah sering digunakan, bahkan menjadi alat yang baku di ISSN: 2088-8252
beberapa perusahaan ketika menentukan dan mengelompokkan unsur-unsur penggerak laju usaha yang paling menguntungkan dari segi bisnis. Misalnya ketika menentukan beberapa langgananlangganan yang berkontribusi besar terhadap omzet perusahaan. Juga ketika menentukan sebagian salesman-salesman yang menghasilkan sebagian besar penjualan produk. Atau ketika menentukan beberapa produk-produk yang sangat laku terjual di antara sekian banyak item produk yang tersedia di gudang penyimpanan. Semuanya berpola atau mengikuti ketentuan hukum Pareto. Satu lagi, jika Anda sudah terbiasa dengan menggunakan email (surat elektronik) dalam tugas sehari-hari, maka bisa dipastikan bahwa setiap surat elektronik yang masuk ke kotak surat Anda, tidak semuanya akan Anda baca, bahkan dari sekian banyak surat, hanya sebagian kecil saja yang Anda perlu baca [12]. 3.3. Diagram Pareto Diagram Pareto yang menggambarkan secara jelas hubungan antara penyebab dan akibatnya atau antara asset dengan kegunaannya, juga antara sumber daya dan manfaatnya, ditunjukkan dalam Gambar 1.
Gambar 1. Diagram Pareto 3.4. Prinsip Pareto (Pareto Principle) Setelah Vifredo Pareto menemukan konsep 20-80 atau 20% dari populasi penduduk menguasai 80% kekayaan di Italia, muncul nama M. Juran sebagai doktor yang membedah lebih lanjut penemuan Pareto. M. Juran lebih mengedepankan suatu konsep yang dia namakan Prinsip Pareto (Pareto Principal), bahwa ada beberapa objek vital, dan banyak objek yang remeh temeh (vital few and trivial many). Prinsip ini sejalan dengan Hukum Pareto untuk menunjukkan bahwa selalu ada kelompok objek yang sedikit, tetapi mendominasi total konntribusinya. Sementara banyak objek yang temeh temeh (trivial) yang berkontribusi sedikit tehadap hasil. Prinsip ini juga yang kemudian menggeser komposisi 20-80 yang tidak selamanya tepat. Karena kadang suatu objek yang diteliti menunjukkan komposisi lain seperti 15-85, 10-90, 5-95, atau mungkin juga 20-95, 15-95, 40-60, 30-70 dan seterusnya. Namun, Hukum pareto atau Prinsip Pareto ini setidaknya bisa menunjukkan bahwa dari sekian banyak objek (aktivitas, input, asset, sumber 183
daya, barang dan objek lainnya) ada suatu kelompok kecil objek vital yang sangat signifikan dominasinya terhadap hasil (kinerja, performa, output, manfaat, pemakaian, pengeluaran, dan sebagainya). Selanjutnya setelah mengetahui mana objek yang vital, dan mana yang remeh temeh, kita akan melakukan tindak lanjut untuk mengambil keputusan atau kebijakan yang tepat, sehingga memberikan manfaat yang lebih, baik untuk diri sendiri, perusahaan, dan tentu saja untuk orang lain [13]. 4.
Langkah-Langkah Pengolahan Data
Tahapan proses pengolahan data untuk menghasilkan informasi kategori buku yang memiliki angka penjualan tertinggi dan berpeluang terjual kembali pada periode mendatang adalah [14]: a. Siapkan data penjualan dalam format Excel, terdiri dari kolom pertama: Kategori Buku; kolom kedua: Jumlah buku terjual. Jika data mentah masih terdiri dari kolom-kolom yang kompleks, penggunaan menu Insert VipotTable untuk menyederhanakannya menjadi kolom yang diminta. b. Urutkan (sorting) kategori buku secara menurun berdasarkan angka penjualannya, sehingga kategori buku pada uturan teratas adalah kategori buku yang memiliki angka penjualan tertinggi. c. Jumlah total seluruh penjualan untuk semua kategori. Jumlah total ini terletak pada sel setelah baris terakhir pada kolom Jumlah buku terjual d. Tentukan kolom berikutnya yang berisi angka persentasi (%) kontribusi penjualan terhadap jumlah total penjualan untuk masing-masing kategori buku e. Tentukan kolom berikutnya yang berisi persentasi kumulatif penjualan, sehingga angka persentasi pada baris terakhir berangka 100%. f. Buat kolom berikutnya dan hitung persentasi setiap kategori buku. Setiap kategori buku akan memiliki angka persentasi yang sama. Jumlah kategori buku pada data penjualan yang diproses ini ada 177 kategori, maka persentasi untuk setiap kategori buku adalah1/177 atau 0.56%. g. Buat kolom berikutnya dan hitung persentasi kumulatif kategori buku, sehingga angka presentasi pada baris terakhir berangka 100%. h. Pada kolom persentase kumulatif kategori buku tersebut cari angka persentasi yang menunjukkan angka 20% yang akan bersesuaian dengan angka sekitar 80% pada kolom persentase kumulatif kontribusi penjualan. Akan didapatkan kategori buku yang terkelompokkan pada “A” (kelompok kategori buku yang memilki angka penjualan 184
tertinggi) yaitu mulai dari baris kedua sampai baris dimana angka 20% pada kolom persentasi kumulatif kategori buku berada. Demikian juga angka 60% pada kolom persentase kumulatif kategori buku akan bersesuaian dengan angka sekitar 95% pada kolom persentasi kumulatif kontribusi penjualan akan menghasilkan item-item berkategori “B”(kelompok kategori buku yang memiliki angka penjualan sedang), mulai baris setelah item-item berkategori “A”. Dan sisanya ke bawah adalah kelompok “C” (kelompok kategori buku yang memiliki angka penjualan rendah). 5.
Hasil dan Pembahasan Dari hasil pengolahan data diperoleh hasil sebagai berikut: TABEL 1 HASIL YANG DIPEROLEH DARI PENGOLAHAN DATA PENJUALAN DENGAN METODE KLASIFIKASI ABC
Kontr Item (%)
Kum Kontr Item (%)
29
0,56
1
51
0,56
1
7,1
58
0,56
2
417.584
6,7
65
0,56
2
REMAJA PUTRI
405.361
6,5
71
0,56
3
ANAK
311.596
5,0
76
0,56
3
206.782
3,3
80
0,56
4
123.175
2,0
82
0,56
5
107.660
1,7
83
0,56
5
79.933
1,3
85
0,56
6
54.437
0,9
85
0,56
6
46.642
0,7
86
0,56
7
46.493
0,7
87
0,56
7
41.838
0,7
88
0,56
8
40.130
0,6
88
0,56
8
39.701
0,6
89
0,56
9
39.352
0,6
89
0,56
10
39.159
0,6
90
0,56
10
DISNEY
37.973
0,6
91
0,56
11
GRAFIK
37.232
0,6
91
0,56
11
33.004
0,5
92
0,56
12
29.685
0,5
92
0,56
12
29.391
0,5
93
0,56
13
28.178
0,4
93
0,56
14
26.381
0,4
94
0,56
14
25.852
0,4
94
0,56
15
24.963
0,4
94
0,56
15
Kategori Buku
Jml
Kontr Jual (%)
REMAJA PUTRA
1.817.157
29,0
KOMIK M&C
1.392.950
22,2
PRIA DEWASA
443.164
OBRAL
REFERENSI / PENDIDIKAN Group Of Magazine MOTIVASI & INSPIRASI SHONEN STAR NAKAYOSHI SAINS & REFERENSI APLIKASI PERKANTOR AN SELF DEVELOPME NT INTERNET WANITA DEWASA BUKU MEWARNAI Non Kompas Gramedia
SUMBER DAYA MANUSIA ENTERPRENE URSHIP SOFTWARE EDUKASI SHONEN MAGZ PEMASARAN REFERENSI LAINNYA PENDIDIKAN ANAK
Kum Jual (%)
ISSN: 2088-8252
BISNIS
23.984
0,4
95
0,56
16
MOTIVASI
23.490
0,4
95
0,56
16
Pendidikan
19.271
0,3
95
0,56
17
19.042
0,3
96
0,56
18
18.077
0,3
96
0,56
16.014
0,3
96
0,56
MERCHANDI SING PSIKOLOGI ANAK PUZZLE KECIL BUKU CERITA NOVEL FANTASI TRUE STORY STICKER PUZZLE PEMROGRAM AN KOMIK LEVEL PEMASARAN, PENJUALAN & IKLAN KESEHATAN UMUM PUZZLE MEDIUM
13.737 13.614 13.590
0,2 0,2 0,2
97 97 97
0,56 0,56 0,56
45
100
0,56
45
0,0
100
0,56
46
PERBANKAN
410
0,0
100
0,56
46
18
HOROR
380
0,0
100
0,56
47
19
SAHAM
370
0,0
100
0,56
47
19
DISNEY CLAASIC
300
0,0
100
0,56
48
SASTRA
270
0,0
100
0,56
49
PSIKIATRI
251
0,0
100
0,56
49
225
0,0
100
0,56
50
154
0,0
100
0,56
50
20 20
0,2
97
0,56
21
11.426
0,2
97
0,56
21
10.727
0,2
98
0,56
22
9.285
0,1
98
0,56
23
8.714
0,1
98
0,56
23
0,1
98
0,56
24
0,1
98
0,56
24
INVESTASI
7.321
0,1
98
0,56
25
6.164
0,1
98
0,56
25
5.732
0,1
98
0,56
26
5.484
0,1
98
0,56
27
SOFTWARE
5.460
0,1
99
0,56
27
KAMUS
5.378
0,1
99
0,56
28
INVESTASI, KEUANGAN & MODAL
5.182
0,1
99
0,56
28
HARDWARE
5.064
0,1
99
0,56
29
FIKSI
4.967
0,1
99
0,56
29
SISTEM OPERASI
4.944
0,1
99
0,56
30
UTILITY
4.774
0,1
99
0,56
31
KARTU KWARTET
4.079
0,1
99
0,56
31
MANAJEMEN
3.870
0,1
99
0,56
32
POOH
3.680
0,1
99
0,56
32
FENG SHUI
3.589
0,1
99
0,56
33
FOTOGRAFI
3.485
0,1
99
0,56
33
3.364
0,1
99
0,56
34
3.248
0,1
99
0,56
34
3.111
0,0
100
0,56
35
CD BISNIS
2.935
0,0
100
0,56
36
HUMANIORA
2.902
0,0
100
0,56
36
KEBIJAKAN ORIENTAL
2.542
0,0
100
0,56
37
ROMANCE
2.390
0,0
100
0,56
37
BOARD BOOK
2.078
0,0
100
0,56
38
HANALALA
1.967
0,0
100
0,56
38
GAME
1.580
0,0
100
0,56
39
KOMIK
1.381
0,0
100
0,56
40
UMUM
1.336
0,0
100
0,56
40
KESEHATAN ANAK
1.256
0,0
100
0,56
41
JARINGAN
1.100
0,0
100
0,56
41
VCD EDUKASI
1.099
0,0
100
0,56
42
PUZZLE
1.053
0,0
100
0,56
42
1.033
0,0
100
0,56
43
1.010
0,0
100
0,56
44
811
0,0
100
0,56
44
ISSN: 2088-8252
0,56
0,0
12.697
Fold Book
100
426
7.502
KEPEMIMPIN AN PAKET CD PENDIDIKAN
0,0
543
8.439
KESEHATAN & PENYEMBUH AN ALTERN Referensi Manajemen KARTU PINTAR
650
UTILITAS
LAIN - LAIN
PEMOGRAMA N KEUANGAN PIBADI DISNEY MOVIE
KOMP & MULTIMEDIA SOFTWARE BISNIS
WINNIE THE POOH DISNEY STANDAR CARACTER
Tampak pada kolom Persentasi Kumulatif Kontribusi Item terdapat angka 20% pada kategori buku ke-35 yaitu NOVEL FANTASI yang bersesuaian dengan angka 97% pada Persentasi kumulatif Penjualannya. Kategori buku pada baris pertama, yaitu Remaja Putra hingga Novel Fantasi adalah kategori buku yang termasuk kelompok A, yaitu kategori yang memiliki angka penjualan tertinggi (berkontribusi 97%) terhadap angka penjualan. Adapun 35 kategori buku yang memiliki angka penjulan tertinggi adalah: TABEL 2 KATEGORI BUKU YANG BERKONTRIBUSI 97% TERHADAP ANGKA PENJUALAN
No
Kategori Buku
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Remaja Putra Komik M & C Pria Dewasa Obral Remaja Putri Anak Referensi/ Pendidikan Group Of Magazine Motivasi & Inspirasi Shonen Star Nakayoshi Sains & Referensi Aplikasi Perkantoran Self Development Internet Wanita Dewasa Buku Mewarnai Non Kompas Gramedia Disney Grafik Sumber Daya Manusia Entrepreneurship Software Edukasi Shonen Magz 185
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 6.
Pemasaran Referensi Lainnya Pendidikan Anak Bisnis Motivasi Pendidikan Merchandising Psikologi Anak Puzzle - Kecil Buku Cerita Novel Fantasi
Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pengolahan data penjualan buku dapat diidentifikasi bahwa terdapat 35 dari 177 kategori buku yang berkontribusi 97% terhadap angka penjualan di penerbit PT. Elex Media Komputindo untuk distribusi di wilayah Jawa Barat. 35 kategori buku ini termasuk ke dalam kelompok A atau fast moving. Sementara ada 142 dari 177 kategori buku yang berkontribusi 3% terhadap angka penjulan dan termasuk ke dalam kelompok B dan C atau medium moving dan slow moving. Setelah mendapatkan informasi kategori buku yang paling menentukan dalam angka penjualan, para manajer persediaan dan manajer penjualan Di PT Elex Media Komputindo dapat mengambil kebijakan terhadap buku-buku dalam kelompok tersebut. Karena buku-buku ini merupakan penyumbang terbesar terhadap angka penjualan dan tentu saja omzet penjualan, maka beberapa kebijakan harus diterapkan terhadap kategori buku ini, yaitu sebagai berikut. a. Pengawasan secara rutin, sedemikian sehingga ketersediaan buku-buku tersebut tetap terjaga. Tidak ada kekosongan buku di gudang penyimpanan. b. Menentukan stok pengaman yang memadai, sehingga apabila terjadi lonjakan pembelian oleh konsumen, maka tidak mengalami kekurangan persediaan. c. Membangun sistem informasi yang tepat untuk mengendalikan buku-buku tersebut, sehingga mampu memberikan sinyal ketika persediaan hampir menipis. d. Merancang layout penyimpanan produk di gudang sedemikian rupa sehingga buku-buku tersebut akan mudah diakses karena kategori buku tersebut memiliki frekuensi penjualan yang tinggi. e. Memastikan bahwa nilai sediaan di gudang sebagaian besar harus didominasi oleh bukubuku ini. f. Mempertahankan service ratio (rasio pelayanan) sebesar 95% atau lebih g. Membatasi back order (pemesanan yang tidak terpenuhi) di bawah 10% dari jumlah pesanan. 186
Demikian juga kelompok kategori buku yang hanya berkontribusi sedikit terhadap angka penjualan. Kelompok ini terbagi menjadi dua kelompok lagi, yaitu kelompok buku yang terjual sedang dan buku-buku yang kurang laku terjual. Untuk kelompok ini, para manajer di perusahaan setidaknya akan menerapkan kebijakan sebagai berikut. a. Mengantisipasi agar ketersediaan buku-buku ini tidak melebihi ketersediaan buku-buku pada kelompok 20%. b. Memperhitungkan stok pengaman yang tidak terlampau banyak, bahkan untuk kategori buku yang sangat jarang laku, stok pengaman tidak diperlukan sama sekali. c. Memperhitungkan secara cermat nilai persediaan buku-buku ini karena buku-buku ini bisa menjadi dead stock (stok mati).
Daftar Pustaka [1] [2]
[3] [4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
Royan, Frans M.(2005): Sun Tzu: Creating Distribution Strategy. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Sutardi, Ahman dan Budiasih, Endang (2007): Sediakan dan Hitung Stock agar Tak Kehilangan Konsumen.Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo, hlm:71 Fogarty.(1991):Production & Inventory Management. Cincinnati, Ohio: South-Western Publishing Co. Ma’arif, M. Syamsul.(2003): Manajemen Operasi. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, hl m: 276 Ma’arif, M. Syamsul.(2003): Manajemen Operasi. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, hlm: 276 Ma’arif, M. Syamsul.(2003): Manajemen Operasi. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, hlm:276-277 Ma’arif, M. Syamsul.(2003): Manajemen Operasi. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, hlm:278 Ma’arif, M. Syamsul.(2003): Manajemen Operasi. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, hlm:278 Sutardi, Ahman.(2010):Pareto Plus. Mahasiswa Tidak Memble Siap Ambil alih Kekuasaan Nasional. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media Komputindo, hlm: 9 Sutardi, Ahman.(2010):Pareto Plus. Mahasiswa Tidak Memble Siap Ambil alih Kekuasaan Nasional. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media Komputindo, hlm: 9-10 Sutardi, Ahman.(2010):Pareto Plus. Mahasiswa Tidak Memble Siap Ambil alih Kekuasaan Nasional. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media Komputindo, hlm: 10-11 Sutardi, Ahman.(2010):Pareto Plus. Mahasiswa Tidak Memble Siap Ambil alih Kekuasaan Nasional. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media Komputindo, hlm: 11 Sutardi, Ahman.(2010):Pareto Plus. Mahasiswa Tidak Memble Siap Ambil alih Kekuasaan Nasional. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media Komputindo, hlm: 12-13 Sutardi, Ahman (2007): Sediakan dan Hitung Stock agar Tak Kehilangan Konsumen. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo
ISSN: 2088-8252