Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Menggunakan Pendekatan Laba-Rugi (Income Statement Approach) dan Nilai Tambah (Value Added Statement) Berdasarkan Rasio ROA, ROE, LBAP, NPM dan BOPO Agung Purnama Aziz, Mohammad Heykal, S.E, M.Si Universitas Bina Nusantara, Jln. Daan mogot km.11 komp.departemen agama no.45 kedaung kali Angke Cengkareng Jakarta barat 11710,
[email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja keuangan perbedaan perbankan syariah menggunakan pendekatan laba rugi (income statement approach) dan nilai tambah (value added Statement approach) yang diukur menggunakan rasio keuangan ROA, ROE, LBAP, NPM dan BOPO. Objek yang digunakan adalah laporan keuangan pada periode tahun 2010– 2014 dari Bank Syariah Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank syariah BRI, Bank Syariah BNI, Bank Syariah Mega Indonesia dan Bank Panin Syariah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata rasio keuangan ROA, ROE, LBAP, NPM tedapat perbedaan yang signifikan antara Income Statement Approach dan Value Added Statement, sedangkan pada rasio BOPO tidak terdapat perbedaan dan bila dilihat secara keseluruhan tingkat profitabilitas menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara Income Statement Approach dan Value Added Statement. Oleh sebab itu, ada baiknya Bank Syariah bersedia menerbitkan Value Added Statement sebagai tambahan laporan keuangan yang diterbitkan. Karena Value Added Statement memberikan informasi berkaitan dengan pendistribusian bagi hasil yang diperoleh bank. Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Perbankan Syariah, Laba-Rugi, Nilai Tambah
PENDAHULUAN Perbankan syariah merupakan perluasan jasa perbankan bagi masyarakat yang membutuhkan dan menghendaki pembayaran imbalan yang tidak didasarkan pada sistem bunga, melainkan atas dasar prinsip syariah sebagaimana terdapat pada syariah Islam. Masyarakat sebagai pihak yang paling berperan dalam pengguna jasa perbankan pada umumnya memiliki pengaruh terhadap berbagai bentuk pelayanan yang diberikan oleh bank untuk menarik simpati masyarakat khususnya yang memliki prinsip syariah islam dalam penerapannya. Perbankan syariah mempunyai potensi dan
peluang yang lebih besar dalam peranannya sebagai sumber pembiayaan bagi hasil perekonomian dan kemajuan Indonesia dimasa mendatang. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada periode tertentu mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Kepercayaan pemilik dana terhadap bank merupakan faktor yang sangat membantu dan mempermudah pihak manajemen bank untuk menyusun perencanaan strategi bisnis yang baik. Berisi latar belakang, kajian pustaka, rumusan masalah, dan tujuan penelitian. Peneliti menggunakan rasio keuangan ROA, ROE, LBAP, NPM dan BOPO dalam analisa laporan keuangan untuk mempermudah proses pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Dalam laporan nilai tambah terdapat aspek revaluasi sebagai komponen laporan nilai tambahnya yang perlu di ukur menggunakan rasio ROA, ROE, LBAP dan BOPO. Karena dalam revaluasi tersebut mempengaruhi nilai aktiva dan total nilai tambah yang berasal laba bersih dalam laporan nilai tambah tersebut, sehingga perlunya rasio yang tepat untuk mengukur kinerja keuangan dari laporan nilai tambah. Sedangkan rasio NPM digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba di tinjau dari total pendapatannya.
METODE PENELITIAN Penulisan ini menggunakan metoda studi kepustakaan yang merupakan segala usaha yang dilakukan oleh penulis untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Adapun data yang dilakukan melalui studi pustaka yang dilakukan dengan mengkaji buku-buku litelatur, jurnal, dan makalah untuk memperoleh landasan teoritis yang komprehensif tentang bank syariah umum serta mengeksplorasi laporan-laporan keuangan dari bank berupa laporan tahunan. Adapun media internet yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi perkembangan bank adalah www.bi.co.id serta dari web setiap perusahaan perbankan syariah yang diteliti yaitu dari Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah, Bank Mega Syariah dan Bank Panin Syariah. Metoda analisis yang digunakan pada penulisan ini adalah dengan menggunakan statistik deskriptif dan analisis uji beda t-test (independent sample t-Test) dengan penggunaan software spss 22.00 yang merupakan spss yang baru diterbitkan, dengan harapan data yang akan diteliti akan lebih akurat dan mennjadi data yang diharapkan oleh peneliti dalam penyelesaian pengambilan kesimpulan nantinya dalam penulisan ini. Uji beda t atau Independent sample t-test digunakan untuk menguji tingkat signifikan pengaruh variabel-variabel secara individual (partial). Apabila t hitung yang diperoleh lebih besar dari t Tabel berarti t hitung signifikan artinya hipotesis diterima. Sebaliknya apabila t hitung yang diperoleh lebih kecil dari t tabel berarti t hitung tidak signifikan artinya hipotesis ditolak. Selain itu pengujian ini bisa dilakukan dengan melihat p-value dari masing-masing variabel. Apabila p-value < 5% maka hipotesis diterima dan apabila p-value > 5% maka hipotesis ditolak (Ghozali, 64:2013).
HASIL DAN BAHASAN Berdasarkan hasil analisis data diatas didapatkan bahwa: Hasil analisis pada hipotesis pertama menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio ROA antara income statement approach dan value added approach pada tahun 2010 sampai dengan 2014 karena tingkat signifikansi ROA < 0,05 sehingga menerima H1. Selain itu berdasarkan analisis deskriptif terhadap ROA selama periode penelitian, dari dua pendekatan tersebut, secara kuantitatif Value Added Approach memiliki rasio ROA yang lebih tinggi walaupun terdapat selisih kecil dibandingkan dengan Income Statement Approach. Rasio ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan, sehingga semakin tinggi nilai ROA mengindikasikan bahwa bank telah mempunyai tingkat keuntungan yang besar dalam memanfaatkan aset yang dimiliki. Hasil analisis pada hipotesis kedua menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio ROE antara income statement approach dan value added approach pada tahun 2010 sampai dengan 2014 karena tingkat signifikansi ROE < 0,05 sehingga menerima H2. Selain itu berdasarkan analisis deskriptif terhadap ROE selama periode penelitian, dari dua pendekatan tersebut secara kuantitatif Value Added Approach memiliki rasio ROE yang lebih tinggi walaupun terdapat selisih kecil dibandingkan dengan Income Statement Approach. Rasio ROE merupakan indikator penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran deviden, sehingga semakin tinggi ROE maka semakin tinggi pula laba yang diperoleh perusahaan sehingga rentabilitas bank semakin baik. Hasil analisis pada hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio perbandingan laba bersih dengan aktiva produktif antara income statement approach dan value added approach pada tahun 2010 sampai dengan 2014 karena tingkat signifikansi perbandingan laba rugi dengan aktiva produktif < 0,05 sehingga menerima H3. Selain itu berdasarkan analisis deskriptif terhadap perbandingan laba bersih dengan aktiva produktif selama periode penelitian, dari dua pendekatan tersebut secara kuantitatif Value Added Approach memiliki rasio perbandingan laba bersih dengan aktiva produktif yang lebih tinggi walaupun terdapat selisih kecil dibandingkan dengan Income Statement Approach. Hasil analisis pada hipotesis keempat menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio NPM antara income statement approach dan value added approach pada tahun 2010 sampai dengan 2014 karena tingkat signifikansi NPM < 0,05 sehingga menerima H4. Rasio NPM digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih ditinjau dari sudut operating incomenya, sehingga semakin tinggi rasio NPM suatu bank menunjukkan hasil yang semakin baik. Hasil analisis pada hipotesis kelima menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio BOPO antara income statement approach dan value added approach pada tahun 2010 sampai dengan 2014 karena tingkat signifikansi BOPO > 0,05 sehingga menolak H5. Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya, sehingga rasio yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil
Tabel 4.9 Independent Samples Test Untuk kelima analisis perbedaan Kinerja Variabel
Sig (2 Tailed)
Keterangan
Kesimpulan
ROA
0,043
P<0,05
Berbeda
ROE
0,013
P<0,05
Berbeda
NPM
0,002
P<0,05
Berbeda
LBAP
0,001
P<0,05
Berbeda
BOPO
1,000
P>0,05
Tidak Berbeda
Sumber: data sekunder dengan SPSS 22.00
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Wahyuni Wiranti (2013) yang juga meneliti tentang ISA dan VAS dengan mengambil objek penelitian Bank Syariah Mandiri (BSM). Dalam penelitian Wahyuni hanya menggunakan empat variabel yaitu ROA, ROE, NPM dan BOPO, sedangkan dalam penelitian ini ditambahkan variabel laba bersih dengan aktiva produktif. Secara kuantitatif keempat variabel yang telah dibuktikan oleh Wahyuni juga memperoleh hasil yang sama yaitu antara ISA dan VAS mempunyai perbedaan dimana rasio yang diperoleh dengan ISA lebih rendah daripada menggunakan VAS. sedangkan rasio BOPO tidak terbukti mempunyai perbedaan yang signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan value added approach diketahui perolehan nilai tambah (laba) ke-6 Perbankan Syariah yang diuji tahun 2010-2014 lebih besar jika dibandingkan perolehan laba bersih yang menggunakan income statement approach seperti yang tertera pada Tabel 4.10. Perbedaan nilai yang begitu besar ini disebabkan adanya perbedaan konsep kepemilikan dan konsep teori dalam akuntansi yang digunakan. Dari hasil interpretasi tersebut, dapat disimpulkan adanya perbedaan penerapan teori yang digunakan dalam Laporan Laba Rugi dan Laporan Nilai Tambah. Laporan Laba Rugi menggunakan Entity Theory (ET) yang menekankan pendapatan operasi utamanya untuk dibagihasilkan dan hanya dikhususkan untuk pemilik modal, sedangkan Laporan Nilai Tambah menggunakan Syariah Enterprise Theory (SET) yang lebih menerapkan prinsip keadilan dimana nilai tambah akan didistribusikan kepada semua pihak yang terlibat dalam menghasilkan nilai tambah tersebut. Adanya perbedaan penerapan teori yang digunakan dalam income statement approach dan value added approach menyebabkan hasil analisis kinerja keuangan (ROA, ROE, perbandingan laba bersih dengan aktiva produktif / LBAP, dan NPM) menunjukkan hasil yang berbeda secara signifikan. Untuk rasio BOPO tidak dibuktikan adanya perbedaan secara signifikan karena pendapatan operasional dan biaya operasional dalam value added approach bersifat tetap seperti yang diperlakukan dalam income statement approach. Sehingga perolehan nilai tambah (laba) dengan menggunakan value added approach menunjukkan hasil yang lebih esar dibandingkan dengan laba yang diperoleh dengan menggunakan income statement approach.
SIMPULAN DAN SARAN Kinerja keuangan yang diwakili oleh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), perbandingan laba bersih dengan aktiva produktif (LBAP) dan Net Profit Margin (NPM) pada tahun 2010-2014 menunjukkan antara income statement approach dan value added approach terdapat perbedaan yang signifikan. Walaupun secara kuantitatif besarnya keempat rasio tersebut pada income statement approach dibawah value added approach. Kinerja keuangan yang diwakili rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) pada tahun 2010-2014 menunjukkan antara income statement approach dan value added statement approach tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini dikarenakan pendapatan operasional dan biaya operasional dalam value added statement approach bersifat tetap seperti yang diperlakukan dalam income statement approach. Secara keseluruhan tingkat profitabilitas (rasio ROA, ROE, LBAP dan NPm) perbankan syariah yang diukur dengan menggunakan income statement approach dan value added approach mempunyai perbedaan yang signifikan. Menurut hasil penulisan ini besarnya rasio yang diperoleh dengan income statement approach lebih rendah dibandingkan dengan value added approach. Terkait dengan signifikan perbedaan kinerja keuangan perbankan syariah berupa perhitungan rasio antara laba rugi (Income Statement Approach) dan nilai tambah (Value Added Statment Approach) hasil yang didapat adalah : Terdapat perbedaan antara income statement approach dan value added approach, perhitungan rasio yang diwakili oleh tingkat signifikansi ROA = 0,043 atau < 0,05 sehingga menerima H1, tingkat signifikansi ROE = 0,013 atau < 0,05 sehingga menerima H2, tingkat signifikansi LBAP = 0,002 atau < 0,05 sehingga menerima H3 dan tingkat signifikansi NPM = 0,001 atau < 0,05 sehingga menerima H4, sedangkan BOPO = 1.000 atau > 0,05 sehingga menolak H5 maka dengan itu Value Added Statement atau VAS lebih mengutamakan prinsip keadilan dalam mendistribusikan nilai tambah kepada pemilik modal, karyawan, kreditor, dan pemerintah (Triyuwono 120:2010). Sehingga dalam penulisan ini diperoleh nilai tambah (laba) yang lebih tinggi dibandingan dengan laba yang diperoleh berdasarkan income statement approach. Perbedaan tersebut merupakan signifikan kinerja keuangan perbankan syariah yang berupa perhitungan rasio yang digunakan pada pendekatan laba rugi (income statement approach) dan Nilai Tambah (value added approach)
REFERENSI Beck, Thorsten, Asli Demirgüç-Kunt, and Ouarda Merrouche. (2013)
Journal of Banking &
Finance 37.2 Ewa Karmimski. (2009). The Levy, Economic Institute Working Paper. El Moussawi, Chawki, and Hassan Obeid. (2011). International Management Review 7.1 Ghozali, Imam. (2013). “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.Semarang. Badan Penerbit Undip. Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, and Scott Holmes, 2010. Accounting Theory, 7th Ed. John Wiley & Sons, Inc. Ismail. (2011). Bank dan lembaga keuangan syariah. Kencana. Jakarta
M. Amrullah Reza. (2014). “Analisis perbandingan kinerja keuangan perbankan syariah menggunakan income statment dan value added statement”. IIUM Journal of Economics and Management 9, volume 2 no. 4 (2014). Muhammad dan Dewi. (2009). “Pengantar Akuntansi Syari’ah dan management perbankan”, Jakarta. Salemba Empat. Nurhayati, Sri dan Wasilah. (2009). “Akuntansi Syariah di Indonesia”. Jakarta. Salemba Empat. Sekaran, U. (2011). Research Methods For Busines Metodologi Penelitian Untuk Bisnis Buku I Edisi 4. Jakarta. Penerbit Salemba Empat. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeda. Triyuwono, Iwan dan Moh. As’udi, (2010), “Akuntansi Syariah Memformulasikan Konsep Laba dalam Konteks Metafora Zakat”. Jakarta. Salemba Empat. Wahyuni Waranti. (2013). “Analisis komperatif kinerja keuangan bank syariah berdasarkan income statement approach dan value added approach pada bank mandiri di indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol 32 No.1 :1-12. Wiroso. (2011). Akuntansi transaksi syariah. Ikatan Akuntansi Indonesia Yaya, Shahul Hameed. (2004). Objectives and Characteristics of Islamic Accounting: Percepation of Muslim Accounting Academician in Yogyakarta, Indonesia. International Conference Pan Pacific. Kuala Lumpur.
RIWAYAT PENULIS Agung Purnama Aziz Jakarta, 3 Juni 1993 Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara budang Akuntansi pada 2015. Penulis aktif di organisasi lingkungan sebagai ketua, pada organisasi perfilman (produksi film) sebagai finance/keuangan.