AGRESI DI MEDIA SOSIAL FACEBOOK DITINJAU DARI KONFORMITAS DAN REGULASI DIRI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Dosen Pembimbing: Dr. Mustadin M. Si.
Disusun oleh: Denisa Apriliawati NIM 10710068
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015
i
AGRESI DI MEDIA SOSIAL FACEBOOK DITINJAU DARI KONFORMITAS DAN REGULASI DIRI Denisa Apriliawati NIM. 10710068 INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konformitas dan regulasi diri terhadap agresi di media sosial Facebook. Subyek yang diteliti berjumlah 99 (N = 99), merupakan masyarakat umum yang tergabung dalam kelompok Forum Binangun Kulonprogo (FBKP). Alat ukur yang digunakan adalah skala mengenai agresi di media sosial Facebook yang didasarkan pada teori mengenai agresi elektronik menurut David-Ferdon dan Hertz (2009), skala konformitas yang diturunkan dari teori konformitas menurut Bordens dan Horowitz (2008), dan skala regulasi diri menurut Zimmerman (2000). Metode yang digunakan adalah kuantitatif korelasional. Data dianalisis menggunakan analisis regresi dua prediktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis mayor diterima dan hipotesis minor ditolak. Terdapat pengaruh yang signifikan dari konformitas dan regulasi diri terhadap agresi di media sosial Facebook (p<0,05; R = 0,431; R2 = 18,6%). Sedangkan konformitas sebagai variabel tunggal diketahui tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresi di media sosial Facebook (p>0,05; R= 0,084; R2 = 0,7%). Regulasi diri diketahui berpengaruh secara signifikan terhadap agresi di media sosial Facebook (p<0,05; R= 0,401; R2 = 16,1%). Variabel regulasi diri dapat digunakan sebagai prediktor agresi di media sosial Facebook dengan rumus prediksi Y = 42,304 – 0,281 (X) Kata kunci: Agresi di media sosial Facebook, Konformitas, Regulasi Diri, Facebook, Agresi Elektronik
ii
SOCIAL MEDIA FACEBOOK AGGRESSION IN TERMS OF CONFORMITY AND SELF-REGULATION Denisa Apriliawati NIM. 10710068 ABSTRACT
This study aims to understand how conformity and self-regulation influence social media Facebook aggression. The amount of the participants are 99 (N=99). Participants were public community those are members of Forum Binangun Kulonprogo (FBKP). The scales used were social media Facebook aggression scale that was based on theory of electronic aggression by David-Ferdon and Hertz (2009), conformity scale that was derived from conformity theory by Bordens and Horowitz (2008), and self-regulation scale that was derived from Zimmerman (2000). The method used was correlational quantitative. Data was analyzed using two predictors regression analysis. The result showed that major hypothesis was accepted and a minor hypothesis was rejected. There was significant influence of conformity and self-regulation to social media Facebook aggression (p<0,05; R = 0,431; R2 = 18,6%). Whereas conformity as a single variable did not have significant influence on social media aggression (p>0,05; R= 0,084; R2 = 0,7%). Self-regulation was known significantly influenced social media Facebook aggression (p<0,05; R= 0,401; R2 = 16,1%). Self-regulation can be used as a predictor of social media Facebook aggression by using prediction formula Y = 42,304 – 0,281 (X). Key Words: Social Media Facebook Aggression, Conformity, Self-Regulation, Facebook, Electronic Aggression
iii
MOTTO
“Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk ke dalam surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam goncangan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang bersamanya : Bilakah datang pertolongan Allah? Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amatlah dekat.” (QS. Al Baqarah : 214)
“…Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Al Imran : 146)
vii
Halaman Persembahan
Untuk Simbah yang darinya kurasakan kasih sayang mengalir tak putusputus Untuk Lina, bersamanya kulalui segala macam kesulitan, bersamanya pula kumendapat semangat untuk bangkit tegak berdiri Dan untuk lelakiku, bersemangat!! Bersama atau tidak bersama semoga semuanya adalah yang terbaik. Meski mimpi kita masih “tumbuh tua bersama”
viii
KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah S.W.T. yang atas kehendak-Nya peneliti dapat menyelesaikan karya ini. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad S.A.W., semoga kita dapat meneladani kemuliaan sifat beliau. Laporan penelitian skripsi ini merupakan hasil dari sebuah perjalanan dalam mengkaji “Agresi di Media Sosial Facebook Ditinjau dari Konformitas dan Regulasi Diri”. Terselesaikannya laporan ini tentunya tidak lepas dari bantuan serta dukungan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti hendak mengucapkan terima kasih kepada; 1. Bapak Prof Dudung Abdurrahman, M.Hum sebagai dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memudahkan dan melapangkan proses penelitian untuk skripsi ini. 2. Bapak Oman Fathurrohman, M.Ag sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memudahkan dan melapangkan proses penelitian untuk skripsi ini. 3. Bapak Andy Dermawan, M.Ag sebagai Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memudahkan dan melapangkan proses penelitian untuk skripsi ini. 4. Bapak Zidni Imawan M, M.Si sebagai Ketua Program Studi Psikologi UIN Sunan Kalijaga yang telah memudahkan proses penelitian untuk skripsi ini.
ix
5. Bapak Dr. Mustadin, M. Si., Bapak Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan caranya telah membuat saya termotivasi. Saya sungguh belajar banyak dari Bapak, semoga Allah senantiasa merahmati Bapak dan keluarga. 6. Ibu Nuristighfari Masri Khaerani, MA., selaku Dewan Penguji I Skripsi yang telah memberikan kritik, saran, masukan dan membimbing peneliti sehingga memudahkan peneliti dalam menyusun skripsi ini 7. Terimakasih kepada Ibu Hj. Maya Fitria, M. Si selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dewan Penguji II Skripsi yang selama ini telah banyak membantu saya dari awal perkuliahan hingga tiba saatnya saya harus lulus dari prodi Psikologi tercinta. 8. Segenap Dosen Prodi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora yang telah banyak membagikan ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada peneliti. 9. Segenap karyawan dan staff Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, khususnya pak Kamto yang sangat membantu kelancaran skripsi ini. 10. Simbah, Lina, Lek Ong, Lek No, Bulek Desti, Bulek Ti, atas dukungannya yang tak putus-putus. 11. Lelakiku, Wahyu Prasetya, S. T. Kita tidak bisa memastikan masa depan, namun untuk 5 tahun terakhir ini dan semoga seterusnya, tiada kata lain kecuali syukur karena telah menjadi bagian dari dirimu. 12. Sahabat Titian Pelangiku, Mbak Dina, Mbak Ikoh, Panggih, Tiah, Eli (diurutkan dari yang paling tua), semoga persahabatan ini bisa kita jaga sampai tua.
x
13. Teman-teman kelas B, Lithud, Vira, Numbreng, Dongsaeng, Fajar, Rofik, Mundzir, Wizu, Fixi, semuanya terimakasih atas keceriaan yang kalian bawa selama ini. 14. Teman-teman angkatan 2010, yang ingin rasanya saya sebutkan semua di sini, terimakasih untuk tahun-tahun yang berharga ini, semoga langkah kita adalah lompatan yang bagus ke masa depan yang cerah. 15. Semua pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin bisa disebutkan satu persatu. Semoga Allah S.W.T. membalas kebaikan kalian. Akhir kata, semoga karya sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan khazanah psikologi pada khususnya dan ilmu pengetahuan pada umumnya. Peneliti menyadari masih banyak kekurangan, maka saran dan kritik sangat peneliti harapkan.
Yogyakarta, 9 Februari 2015 Peneliti,
Denisa Apriliawati NIM. 10710068
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................................................................................... i Intisari ....................................................................................................................ii Abstract ..................................................................................................................iii Halaman Surat Pernyataan Keaslian Penelitian ..............................................iv Halaman Persetujuan ..........................................................................................v Halaman Pengesahan ..........................................................................................vi Halaman Motto ...................................................................................................vii Halaman Persembahan ......................................................................................vii Kata Pengantar ....................................................................................................ix Daftar Isi ..............................................................................................................xii Daftar Tabel .......................................................................................................xvi Daftar Gambar .................................................................................................xviii Lampiran- Lampiran .......................................................................................xix
BAB I. Pendahuluan ............................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 21 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 21 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 22 E. Keaslian Penelitian ..................................................................................... 23 xii
BAB II. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 30 A. Agresi di Media Sosial Facebook .............................................................. 30 1.
Definisi Agresi di Media Sosial Facebook ............................................. 30
2.
Aspek-Aspek Agresi di Media Sosial Facebook .................................... 34
3.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Agresi ............................................ 37
4.
Tipe-tipe Agresi di Media Sosial Facebook ........................................... 41
B. Konformitas ............................................................................................... 45 1.
Definisi Konformitas .............................................................................. 45
2.
Aspek-aspek Konformitas ...................................................................... 47
3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konformitas ................................... 48
4.
Jenis-jenis Konformitas .......................................................................... 52
C. Regulasi Diri .............................................................................................. 53 1.
Definisi Regulasi Diri ............................................................................. 53
2.
Aspek-aspek Regulasi Diri ..................................................................... 55
3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Regulasi Diri .................................. 57
4.
Tahap-tahap Regulasi Diri...................................................................... 58
D. Hubungan antara Konformitas, Regulasi Diri dan Agresi di Media Sosial Facebook ........................................................................................................... 59 E. Hipotesis..................................................................................................... 65 BAB III. Metode Penelitian .................................................................................. 66
xiii
A. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................................. 66 B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................... 66 C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................. 68 D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 70 E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur .......................................................... 77 F.
Metode Analisis Data ................................................................................. 78
Bab IV. Hasil dan Pembahasan ............................................................................. 81 A. Orientasi Kancah ........................................................................................ 81 B. Persiapan Penelitian ................................................................................... 83 1.
Proses Perijinan ...................................................................................... 83
2.
Persiapan Alat Ukur ............................................................................... 83
3.
Penyusunan Alat Ukur untuk Penelitian ................................................ 96
C. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 98 D. Hasil dan Analisis Data ............................................................................ 101 1.
Deskripsi Data Penelitian ..................................................................... 101
2.
Kategorisasi Subyek Penelitian ............................................................ 104
3.
Uji Asumsi ............................................................................................ 106
4.
Uji Hipotesis ......................................................................................... 110
E. Pembahasan .............................................................................................. 112 BAB V. Penutup ................................................................................................. 127
xiv
A. Kesimpulan .............................................................................................. 127 B. Saran ......................................................................................................... 128 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 130 LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.Blueprint Skala Agresi di Media Sosial Facebook .................................. 72 Tabel 2. Distribusi aitem skala agresi di media sosial Facebook .......................... 72 Tabel 1.Blueprint Skala Konformitas ................................................................... 74 Tabel 2. Distribusi aitem skala Konformitas......................................................... 74 Tabel 5.Blueprint Skala Regulasi Diri .................................................................. 76 Tabel 6. Distribusi aitem skala Regulasi Diri ....................................................... 76 Tabel 7. Daftar Aitem Terpakai dan Aitem Gugur pada Skala Agresi di Media Sosial Facebook .................................................................................................... 90 Tabel 8. Daftar Aitem Terpakai dan Aitem Gugur pada Skala Konformitas........ 92 Tabel 9. Daftar Aitem Terpakai dan Aitem Gugur pada Skala Regulasi Diri ...... 95 Tabel 10. Distribusi Aitem pada Skala Agresi di Media Sosial Facebook untuk Pengambilan Data Penelitian ................................................................................ 97 Tabel 11. Distribusi Aitem pada Skala Konformitas untuk Pengambilan Data Penelitian ............................................................................................................... 97 Tabel 12. Distribusi Aitem pada Skala Regulasi Diri untuk Pengambilan Data Penelitian ............................................................................................................... 98 Tabel 13. Deskripsi Data Penelitian .................................................................... 101 Tabel 14. Rumus Norma Tiga Kategori .............................................................. 104
xvi
Tabel 15. Kategorisasi Skor Agresi di Media Sosial Facebook .......................... 104 Tabel 16. Kategorisasi Skor Konformitas ........................................................... 106 Tabel 17. Kategorisasi Skor Regulasi Diri .......................................................... 106 Tabel 18. Hasil Uji Normalitas KS-Z ................................................................. 108 Tabel 19. Hasil Uji Linearitas106 ....................................................................... 109 Tabel 20. Tabel Uji Hipotesis Anareg 2-Prediktor ............................................. 110 Tabel 21. Pengaruh masing-masing prediktor terhadap kriterium ...................... 111
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Status F di media sosial Path.................................................................. 8 Gambar 2. Contoh tanggapan pengguna media sosial terhadap kasus F....... .......... 9 Gambar 3. Contoh Perilaku Agresi di Media Sosial Facebook..................... ........... 10 Gambar 4. Contoh agresi di media sosial Facebook dalam interaksi sebuah Grup................................................................................................... ........... ........... 12 Gambar 4. Bagan hubungan antara konformitas, regulasi diri dan agresi di media sosial Facebook.................................................................................. ....................... 65
xviii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Print Out Skala untuk Try Out Lampiran 2. Print Out Skala untuk Ambil Data Lampiran 3. Validitas Skala: Professional Judgement Lampiran 4. Validitas Skala: Hasil FGD Lampiran 5. Tabulasi Data Reliabilitas Lampiran 6. Reliabilitas Ketiga Skala Lampiran 7. Tabulasi Data Penelitian Lampiran 8. Uji Asumsi Lampiran 9. Uji Hipotesis Lampiran 10. Surat Izin Penelitian Lampiran 11. Screenshoot Proses Pengambilan Data
xix
Bab I Pendahuluan
A.
Latar Belakang Masalah
Keberadaan media elektronik memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Cepatnya revolusi teknologi berpengaruh sangat signifikan terhadap cara manusia hidup dan berinteraksi satu sama lain. Dengan difasilitasi kemajuan teknologi, manusia mampu untuk menjalin komunikasi secara luas dan mendunia, mendapat kemudahan berkomunikasi dengan keluarga maupun teman sebaya, dan bahkan membuat interaksi sosial yang mungkin akan sulit bila dilakukan secara langsung (David-Ferdon & Hertz, 2009). Berkembangnya teknologi internet merupakan salah satu revolusi teknologi informasi yang paling berhasil selama ini. Internet ditinjau dari sudut pandang bahasa, merupakan singkatan dari istilah Interconnected Network. Internet merupakan sistem komunikasi global yang menghubungkan komputerkomputer dan jaringan-jaringan di seluruh dunia tanpa mengenal batas territorial, budaya dan hukum untuk menyebarkan dan memperoleh informasi (Rahayu & Aminudin, 2013). Sejarah internet dimulai ketika pada tahun 1962 Licklider dari MIT (Massachusetts Institute of Technology) mengembangkan konsep “Galactic Network”. Enam tahun kemudian Licklider memulai proyek DARPA (Defense Advanced Researched Project Agency) yang pada tahun 1969 mengembangkan
1
2
ARPANET (Advance Research Agency Network) dengan tujuan membuat jaringan antar komputer untuk pertahanan (Leiner, et. al., 2009). ARPANET merupakan cikal bakal internet yang dikenal saat ini. Teknologi internet pun kemudian berkembang hingga sekarang dan fungsinya tidak lagi sekedar untuk pertahanan. Penggunaannya pun semakin meluas. Hingga tahun 2013 saja, jumlah pengguna internet di dunia mencapai lebih dari 2,3 milyar jiwa (Rahayu & Aminudin, 2013). Ada berbagai macam fasilitas yang bisa dinikmati di internet. Salah satu yang berkembang sangat pesar akhir-akhir ini adalah media sosial. Media sosial/ SNS (Social Networking System) merupakan layanan berbasis web yang memungkinkan individu untuk; 1) membuat profil publik atau semi publik menggunakan sistem terbatas, 2) menentukan user yang akan berbagi hubungan dengan mereka, 3) menampilkan dan menjelajahi daftar koneksi mereka dan koneksi yang dibuat oleh user lain di yang ada dalam sistem yang sama. Aturan koneksi/ hubungan ini mungkin akan berbeda-beda di tiap situsnya (Boyd & Ellison, 2008). Media sosial memulai sejarahnya di tahun 1997 ketika untuk pertama kalinya situs SixDegrees.com diluncurkan dan memungkinkan penggunanya menciptakan profil mereka, mendaftar siapa saja teman mereka dan dimulai pada tahun 1998, menjelajahi daftar pertemanan mereka. Sejak saat itu muncullah situssitus media sosial yang kemudian menjadi tren di kalangan pengguna internet, misalnya saja Ryze.com (sebuah situs media sosial di bidang bisnis), LinkedIn, Friendster, My Space, Youtube dan Facebook (Boyd & Ellison, 2008).
3
Menurut Kemenkominfo (Anonim, 2014), dari 63 juta (dalam artikel lanjutannya dinyatakan 82 juta—pen.) masyarakat Indonesia yang mengakses internet, 95%-nya merupakan pengguna media sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional
Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP),
Selamatta Sembiring menyatakan, media sosial yang paling banyak diakses di Indonesia adalah Facebook dan Twitter. Di belakang mereka menyusul Line, Google+ dan LinkedIn. Media sosial yang menjadi bahasan utama penelitian ini adalah Facebook. Facebook, semenjak kemunculannya pada tahun 2004, telah menjadi fenomena tersendiri di kalangan pengguna internet. Jumlah penggunanya secara global sudah mencapai 1,28 Milyar akun, sepertujuh dari populasi manusia di dunia. Di Indonesia sendiri, Facebook merupakan media sosial dengan pengguna paling banyak. Tercatat pada bulan Juni 2014 ini, jumlah pengguna Facebook yang berasal dari Indonesia sebanyak 69 juta akun (Anonim, 2014). Facebook menurut Ahn (2011) dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan self esteem, kepuasan hidup, serta modal sosial lain seperti keterlibatan dalam masyarakat dan kepercayaan sosial (social trust). Meskipun Ahn (2011) menilai bahwa Facebook atau sosial media lainnya bukanlah media yang paling efektif untuk mengembangkan modal sosial pada individu. Pengaruh ini dapat muncul karena individu membawa faktor psikologis, sosial dan emosi ke dalam komunitas online mereka. Sehingga hal apapun yang diunggah seseorang ke media sosial akan memberikan dampak kepada orang lain yang berada dalam lingkaran media sosial yang sama.
4
Facebook juga merupakan media sosial yang sangat menunjang kegiatan akademik, khususnya di perguruan tinggi. Hal ini karena Facebook memiliki fiturfitur yang mendukung diskusi secara online (melalui “group”), fitur untuk berinteraksi melalui aktivitas “chatting”, fitur “pemberitahuan” yang bisa tersambung ke perangkat ponsel penggunanya, dan bahkan fitur berbagi dokumen. Fitur-fitur tersebut sangat bermanfaat terutama bagi kegiatan belajar mengajar secara online (Patrio & Yulianto, tanpa tahun). Bagi sebagian kalangan, keberadaan Facebook juga dapat dimanfaatkan bagi sarana pengembangan bisnis terutama bisnis online. Menurut Gemilang (2011) manfaat Facebook dalam dunia bisnis online adalah sebagai media promosi dan komunikasi antara pebisnis dengan calon konsumennya. Selain itu Facebook merupakan pasar yang luas bagi para pebisnis online, sehingga hal ini tentunya bermanfaat bagi peningkatan penjualan. Penggunaan Facebook juga memungkinkan individu menjalin relasi dengan orang-orang yang biasanya sulit untuk ditemui di dunia nyata. Misalnya saja dengan tokoh tertentu, kawan lama, atau bahkan orang baru dari belahan dunia lain. Tidak jarang, pertemuan di Facebook menjadi pemicu bagi pertemuan selanjutnya di dunia nyata. Facebook juga memperkecil jarak antar orang, karena melalui Facebook bisa diketahui aktivitas-aktivitas yang sedang/ telah dilakukan oleh teman. Bahkan dengan adanya Facebook, pelaku kejahatan dapat tertangkap, seperti aksi pencurian yang pernah terjadi di Queenstown, Selandia Baru (Zubair, 2010).
5
Sayangnya, meski media sosial Facebook seharusnya dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang bernilai positif bahkan mampu mengembangkan modalitas individu, ternyata masih banyak dimanfaatkan penggunanya untuk melakukan aktifitas-aktifitas yang negatif. Salah satunya adalah perilaku agresi di media sosial Facebook, yang mana merupakan salah satu media komunikasi elektronik. Perilaku agresi di media elektronik ini oleh David-Ferdon dan Hertz (2009) diistilahkan sebagai agresi elektronik. Agresi elektronik merupakan tindakan menyakiti orang lain secara sengaja dengan tujuan melukai menggunakan media elektronik. Bentuk agresi ini bisa berupa tindakan menyakiti secara verbal (misalnya mengejek, berbohong, berkata kasar, memaki melalui komentar, dll.) yang dilakukan melalui e-mail, chat room, pesan singkat, website (termasuk blog), SMS dan lain-lain (DavidFerdon & Hertz, 2009). Agresi melalui media elektronik ini mengalami pertumbuhan yang cukup mengkhawatirkan meski belum seumum agresi secara langsung. Pada tahun 2000 saja dilaporkan 6% pengguna internet berumur
10-17 tahun pernah menjadi
korban pelecehan secara online (yang didefinisikan sebagai ancaman atau perilaku ofensif lainnya). Pada tahun 2005 persentase ini meningkat sebesar 50% menjadi 9% (David-Ferdon & Hertz, 2009). Perilaku agresi di media sosial sendiri tercatat memiliki presentase yang cukup besar. Lenhart dan kawan-kawan (2011) dalam laporannya menyatakan bahwa meski sebagian besar remaja berperilaku baik di media sosial, tetap saja ada pengecualian. Sejumlah 88% remaja melaporkan pernah menyaksikan remaja
6
lain berperilaku kasar dan jahat di media sosial, dan bahkan 12%-nya mengatakan mereka menyaksikan tindak kekerasan itu secara berkala. Kemudian diketahui juga bahwa 50% remaja dalam survey yang dilakukan berdasarkan pengamatan selama 12 bulan itu pernah mengalami kekerasan di media sosial. Sejumlah 25% remaja diketahui melakukan konfrontasi langsung sebagai dampak konflik yang terjadi di media sosial, 13% mengaku menjadi takut pergi ke sekolah, dan bahkan 8% remaja melakukan perkelahian sebagai kelanjutan dari apa yang terjadi di media sosial. Bentuk agresi di media sosial ini ada bermacam-macam. Salah satunya adalah kekerasan dalam berpacaran/ hubungan secara online (cyber-dating bullying). Pelaku agresi ini lazimnya adalah laki-laki, meski ada juga sebagian kecil perempuan yang melakukan kekerasan dalam berpacaran secara online. Perilaku kekerasan dalam berpacaran secara online yang biasa dilakukan adalah menggunakan akun media sosial pasangan tanpa permisi, menuliskan hal-hal yang jahat mengenai pasangannya di media sosial dan mengunggah foto-foto nakal pasangan ke media sosial (Zweig, et. al., 2013). Selain itu, bentuk perilaku agresi lain yang biasa dilakukan di media sosial adalah Flaming. Flaming menurut Nitin dan kawan-kawan (2012) didefinisikan sebagai serangan secara verbal yang bertujuan untuk melukai seseorang atau organisasi tertentu dalam komunikasi berbasis komputer. Flaming dicirikan dengan pemakaian kata-kata yang tidak senonoh, penggunaan kata-kata yang cabul dan penghinaan.
7
Bentuk agresi lain yang juga lazim adalah cyberbullying. Menurut Rahayu (2012) cyberbullying mulai marak terjadi di kota Yogyakarta dan Magelang. Berdasarkan data yang diperoleh dari sejumlah siswa SMP dan SMU di dua kota tersebut, 28% siswa diketahui mengalami cyberbullying. Media utama yang digunakan untuk melakukan bentuk agresi tersebut adalah media sosial (33%) dan SMS (33%). Perilaku yang diterima para korban berupa olok-olokan dan ejekan. Tidak hanya itu, sebanyak 32% siswa juga mengaku pernah melakukan cyberbullying. Media yang digunakan adalah jejaring sosial (media sosial/ SNs) dengan alasan sekedar main-main saja. Secara khusus, Kurniawati (2012) telah meneliti perilaku agresi di media sosial Facebook. Perilaku agresi di media sosial Facebook, menurut Kurniawati (2012), adalah perilaku agresi secara verbal yang memanfaatkan fitur-fitur jejaring sosial tersebut untuk menyakiti orang lain menggunakan bahasa yang sama-sama dipahami oleh pelaku maupun orang yang dituju. Alasan melakukan agresi di Facebook adalah; tidak ingin menyakiti secara langsung; lebih cepat dan praktis; mengurangi rasa sakit dibanding bertemu langsung; orang yang dituju tahu tanpa harus bertemu langsung; hanya bisa ditemui di Facebook; menghindari konflik fisik; agar banyak orang lain tahu; lebih bebas mengungkapkan perasaan; tidak mau bertemu secara langsung; orang yang dituju lebih kuat di dunia nyata; bermasalah di Facebook, dibalas di Facebook; dan orang yang diserang tidak tahu sehingga tidak bisa membalas. Tujuan dari perilaku agresi ini yaitu untuk menyakiti di ruang publik sehingga mendapatkan respon dari orang lain.
8
Salah satu contoh kasus agresi di media sosial Facebook adalah peristiwa terungkapnya status seorang mahasiswi Fakultas Hukum mengenai masyarakat Yogyakarta. Peristiwa ini dimulai ketika mahasiswi berinisial F tersebut menyerobot antrian (versi beberapa pemberitaan)/ mengantri pada jalur mobil (versi F sendiri) ketika hendak membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) di salah satu SPBU di Yogyakarta. Akibat dari tindakannya tersebut F mendapatkan sorakan dari masyarakat yang mengantri pada lajur antrian motor. F pun menumpahkan kekesalaannya di media sosial yang berujung pada tersebarnya status yang dia buat. Status itu memuat kata-kata ofensif seperti “bangsat dan tolol” yang ditujukan bagi masyarakat Yogyakarta (Widianto, 2014).
Gambar 1. Status F di media sosial Path
Ungkapan perasaan hati di media sosial ini berbuntut panjang karena status yang diunggah F di media sosial itu menyebar secara luas. F pun mendapat kecaman dari pengguna media sosial lain terutama Facebook. Sayangnya, berdasarkan observasi penulis, netizen (istilah bagi pengguna internet secara umum—pen.) terpancing dan malah menuliskan hal-hal yang bisa dikategorikan ke dalam agresi.
9
Gambar 2. Contoh tanggapan pengguna media sosial terhadap kasus F. Berdasarkan gambar di atas, bisa dikategorikan beberapa respon masyarakat sebagai agresi yang dilakukan secara massal untuk menanggapi perilaku seseorang di media sosial. Agresi ini, sebagaimana yang bisa dilihat dari
10
gambar di atas, mengandung unsur menyerang (memaki, merendahkan) dengan tujuan menyakiti (ada unsur ancaman seperti dalam kalimat “mending diusir saja dari jogja” dan “siap-siap nyawanya terancam dijogja” pada gambar di atas). Perilaku agresi juga dapat dijumpai di status-status Facebook. Biasanya status ini merupakan tanggapan atas peristiwa yang terjadi di dunia nyata. Contohnya dapat diamati melalui gambar-gambar berikut:
Gambar 3. Contoh Perilaku Agresi di Media Sosial Facebook Gambar di atas merupakan agresi secara verbal melalui media sosial Facebook oleh seorang laki-laki kepada perempuan. Status di atas mengandung unsur makian, pelecehan (penggunaan kata lonthe (pelacur)), dan ancaman (Ruwet tak pancal raimu (Ribut saya tendang muka kamu). Status di atas juga menyuratkan alasan menggunakan media sosial Facebook untuk melakukan agresi, yaitu pada kalimat “#Misuh ng fb wae nglabrak wonge pekewuh” (Memaki di FB saja, melabrak orangnya serba salah).
11
Kasus agresi di media sosial Facebook selain dapat dijumpai di status dan komentar juga dapat terjadi di fasilitas grup atau kelompok. Facebook Group merupakan wadah bagi pengguna Facebook untuk berdiskusi dalam sebuah kelompok tertentu yang bisa kita ciptakan atas dasar kesamaan ketertarikan, profesi, asal, dan lain-lain (Anonim, 2012). Semua member media sosial Facebook bisa bergabung dalam sebuah grup hanya jika memperoleh undangan atau izin dari administrator untuk menjadi anggota grup tersebut. Sebuah grup akan berjalan baik jika anggotanya saling melakukan interaksi dan berdiskusi. Tidak jarang, dampak dari interaksi ini adalah munculnya ketegangan yang memicu perilaku agresi. Salah satu hal yang mendasari dibuatnya sebuah grup di Facebook adalah kesamaan daerah asal atau daerah tempat tinggal. Misalnya saja grup Bantul (https://www.Facebook.com/groups/19736087927), Gunung Kidul Facebook Community/ GKFC (https://www.Facebook.com/ groups/ gunugkidulfc/), Gunung Kidul Menyatu Bagi Sesama (GKMBS) (https:// www.Facebook.com/ groups/ 474409102627875),
Yogyakarta
ngayogyakartahadiningrat)
dan
(https:// Kulon
www.Facebook.com/
Progo
groups/
(https://www.Facebook.com/
groups/ forumbinangunkulonprogo). Di dalam forum kelompok Facebook yang sudah disebutkan di atas muncul berbagai macam interaksi antar anggotanya. Dari interaksi yang muncul tidak jarang juga terdapat interaksi yang mengarah kepada perilaku agresi di media sosial Facebook. Biasanya agresi ini muncul sebagai reaksi atas unggahan tulisan yang bersifat kontroversial. Agresi ini lebih sering muncul di kolom komentar daripada di kolom status. Hal ini mungkin terjadi
12
karena dalam sebuah grup di Facebook terdapat administrator yang berfungsi menyaring kualitas unggahan seseorang. Wewenang administrator ini akan lebih sulit diterapkan pada kolom komentar karena banyaknya komentar yang dapat diunggah dalam satu harinya. Di bawah ini beberapa contoh hasil pengamatan perilaku agresi di media sosial Facebook melalui fasilitas grup atau kelompok.
13
Gambar 4. Contoh agresi di media sosial Facebook dalam interaksi sebuah Grup Fenomena agresi di media sosial ini tentunya perlu untuk semakin diwaspadai. Meski berdasarkan penjelasan di atas kasus agresi di media sosial belum sebanyak agresi di dunia nyata, akan tetapi tetap saja ada dampak-dampak negatif yang perlu diwaspadai. Misalnya saja kasus bullying secara online yang mengakibatkan
seorang
remaja
wanita
depresi
dan
bunuh
diri
(http://news.liputan6.com / read/ 659896/ hannah-bunuh-diri-akibat-dibully-dandiminta-mati-di-dunia-maya). Tidak hanya itu, perilaku agresi di media sosial juga bisa menimbulkan kerugian bagi pelaku. Misalnya saja kasus pedagang sate yang memposting foto bernada fitnah dan melecehkan salah satu calon presiden pada pemilu 2014. Kasus itu berakhir dengan dilaporkannya pelaku agresi ke polisi. (http:// www.republika.co.id/ berita/ nasional/ umum/ 14/ 10/ 31/ neagewbullying- tukang- satai- pelajaran- baik- dalam- penggunaan- media-sosial). Bahkan kasus F yang dijelaskan di atas pun berujung pada tuntutan hukum. Kasus-kasus di atas mengundang ketertarikan peneliti untuk menggali faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap kemunculan agresi di media sosial
14
Facebook. Sebuah studi yang dilakukan pada 100 mahasiswa sastra di Universitas 17 Agustus Surabaya menyatakan bahwa agresi secara verbal dipengaruhi oleh konformitas dan kematangan emosi. Kedua variabel tersebut diketahui memberikan sumbangan efektif terhadap agresifitas verbal sebesar 26,6%, yang mana kematangan emosi memberikan sumbangan yang lebih besar daripada konformitas.
(Nurtjahyo & Matulessy, 2013). Kematangan emosi, dalam
penelitian yang dilakukan oleh Guswani dan Kawuryan (2011), juga diketahui berpengaruh secara signifikan terhadap agresi di kalangan mahasiswa. Bahkan sumbangan efektifnya sangat besar, yaitu sebesar 82%. Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi agresi secara umum yaitu dorongan (instigation), impellance dan hambatan. Dorongan merupakan situasisituasi yang kemudian menimbulkan keinginan untuk melakukan agresi (misalnya stressor dan provokasi). Impellance adalah faktor situasional yang akan secara psikologis mendorong seseorang untuk melakukan agresi (misalnya potensi trait agresifitas yang sudah ada dalam diri seseorang). Sedangkan hambatan (inhIibition) merupakan faktor situasional yang secara psikologis menghambat keinginan seseorang melakukan agresi. Salah satu inhibitor dalam proses munculnya agresi adalah regulasi diri (Denson, DeWall & Finkel, 2012). Perilaku agresif pada remaja (khususnya remaja perkotaan) ditengarai dipengaruhi oleh tiga hal yakni intensitas menonton adegan kekerasan di televisi, faktor personal dan faktor situasional (Widiastuti, 2002). Intensitas menonton adegan kekerasan diukur berdasarkan durasi dan frekuensi menonton. Sementara itu yang dimaksud dengan faktor personal adalah sikap dan emosi, serta yang
15
dimaksud dengan faktor situasional adalah lingkungan masyarakat, lingkungan keluarga dan provokasi (serangan dari luar). Kecenderungan seseorang untuk melakukan agresi menurut Yang dan An (2013) dapat diprediksi melalui identifikasi terhadap faktor-faktor demografis tertentu yang meliputi jenis kelamin, kedudukan dalam kelas sosial, status minoritas rasial, dan skor IPK. Selain itu variabel lain yang dapat digunakan untuk memprediksi kecenderungan perilaku agresi seseorang adalah hubungan sebaya, pencarian rasa (sensation seeking), kebosanan, impulsivitas dan ketertarikan akan adegan-adegan kekerasan dalam film. Perilaku agresi elektronik (khususnya internet) secara khusus sangat dipengaruhi oleh kemudahan menyembunyikan identitas saat melakukan komunikasi. Tidak seperti agresi langsung yang dengan mudah kita ketahui pelakunya, agresi di media internet cenderung lebih susah dilacak, bahkan terkadang korban perilaku agresi tidak tahu dengan siapa dia berinteraksi (DavidFerdon & Hertz, 2009). Hal ini didukung oleh hasil sebuah penelitian yang melaporkan bahwa antara 13% hingga 46% korban agresi online remaja tidak mengetahui identitas pelaku agresi. Bahkan 22% pelaku agresi tidak mengetahui identitas korban agresi (Kowalsky & Limber, 2007 dalam David-Ferdon & Hertz, 2009). Penulis kemudian memilih dua buah variabel yang diasumsikan berpengaruh secara signifikan terhadap agresi di media sosial Facebook. Kedua buah variabel tersebut adalah konformitas dan regulasi diri. Konformitas didefinisikan sebagai proses pengaruh sosial yang melibatkan modifikasi perilaku
16
dalam menanggapi tekanan dari pihak lain baik itu yang bersifat nyata maupun khayalan. Pengaruh sosial dalam konformitas dibedakan menjadi dua yaitu pengaruh sosial informatif dan pengaruh sosial normatif. Pengaruh sosial informatif adalah pengaruh sosial yang dihasilkan dari respon seseorang ketika menanggapi informasi yang didapat dari orang lain. Sedangkan pengaruh sosial normative adalah kondisi di mana seseorang merubah perilaku sebagai respon atas norma yang berlaku (Bordens & Horowitz, 2008). Konformitas menurut Tang, Wu dan Sun (2013), dapat diamati pada perilaku individu di media sosial seperti Facebook, Twitter dan Flickr. Sebagai contoh Tang, Wu dan Sun menjabarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Bond dan kawan-kawan yang melaporkan bahwa seseorang akan cenderung ikut memberikan hak pilih politiknya ketika orang tersebut mengetahui bahwa temannya juga melakukan hal yang sama. Contoh lain yang diberikan adalah hasil penelitian Bakshy yang menyatakan bahwa individu akan cenderung menge-klik sebuah iklan apabila orang lain melakukannya. Dalam kedua perilaku di atas, tidak ada tekanan sosial yang dialami pelaku konformitas. Namun,pelaku konformitas merasa harus mengikuti perilaku tersebut sehingga bisa dikatakan pelaku mengalami tekanan yang bersifat khayal. Dalam sebuah studi yang dilakukan Putri (2013), konformitas bersamaan dengan identitas sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku agresi pada supporter sepakbola. Hal ini dibuktikan dengan sumbangan efektif keduanya terhadap perilaku agresi sebesar 15%. Hasil serupa juga ditunjukkan oleh studi yang dilakukan oleh Nurtjahyo dan Matulessy (2013). Berdasarkan
17
penelitian yang dilakukan pada 100 orang mahasiswa Sastra diketahui konformitas bersamaan dengan kematangan emosi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas verbal. Sumbangan efektif yang diberikan keduanya terhadap agresivitas verbal adalah sebesar 26,6%. Meski demikian, pada kedua riset di atas, konformitas sebagai variabel tunggal diketahui tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresi. Hasil penelitian yang berbeda dikemukakan oleh Anggaraningtyas, Lilik dan Nugroho (2013), berdasarkan penelitian siswa kelas XI SMK Muhammadiyah Boyolali, konformitas diketahui memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecenderungan agresi. Peran konformitas dalam studi ini adalah sebagai moderator coping stress dan persepsi pola asuh otoriter untuk mempengaruhi kecenderungan perilaku agresi. Pembuktian konformitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresi ditinjau dari nilai F sesudah moderasi (9,108) yang lebih besar daripada nilai F sebelum dimoderasi (8,411). Penelitian mengenai pengaruh konformitas terhadap agresi juga telah dilakukan oleh Sloan dan kawan-kawan (2009). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa konformitas terhadap sebuah kelompok memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecenderungan agresi diri. Kesimpulan tersebut dibuktikan melalui sebuah studi eksperimen pada sekelompok mahasiswa psikologi. Peserta penelitian akan dibagi ke dalam beberapa kelompok dan diberi tugas untuk menyetrum diri mereka sendiri sebagai metode pengukuran self aggression. Kemudian diketahui bahwa kelompok yang diberi perlakuan konformitas cenderung lebih banyak memberikan setruman dari pada kelompok
18
lain.
Pengaruh ini akan langsung berkurang drastis ketika dalam sebuah
kelompok terdapat anggota kelompok yang berperan sebagai dissenter (pembangkang). Menurut Sloan dan kawan-kawan (2009), menutip pendapat Cialdini dan Goldstein, konformitas dapat muncul atas dasar tiga faktor pendukung. Pertama tujuan yang jelas untuk berperilaku sesuai dengan situasi yang ada. Kedua, keinginan untuk berafiliasi yang mendorong seseorang berperilaku konformis karena adanya kebutuhan untuk diterima kelompok dan terlibat dalam kelompok. Serta terakhir adalah motif pengembangan diri yang mendorong seseorang berperilaku konformis karena adanya keyakinan bahwa konsep dirinya sangat tergantung akan penilaian orang lain dalam kelompok. Dari penelitian yang sudah dijabarkan di atas, peneliti meyakini bahwa konformitas merupakan variabel yang signifikan dalam mempengaruhi agresi. Dalam konteks online menurut Tang, Wu dan Sun (2013), konformitas bisa muncul karena seseorang melihat sebagian besar orang menunjukkan perilaku tertentu di media sosial (seperti mengeklik iklan dan opini politik). Pada dasarnya tidak ada tekanan yang nyata dari mayoritas yang menuntut individu untuk melakukan hal serupa. Hanya saja jika dikaitkan dengan penjelasan Sloan dan kawan-kawan (2009), hal tersebut bisa terjadi karena ada faktor pendorong yang muncul sebagai motif individu untuk melakukan perilaku konformis, yaitu keinginan untuk berafiliasi. Keinginan ini menggambarkan bagaimana seorang individu memiliki hasrat yang kuat untuk terlibat dan diterima dalam sebuah
19
kelompok sehingga individu itu akan melakukan apa yang dilakukan oleh mayoritas agar dianggap bagian dari kelompok. Variabel lain yang diasumsikan berpengaruh terhadap agresi di media sosial Facebook adalah regulasi diri. Baumeister dan Vohs (2007) mendefinisikan regulasi diri sebagai kapasistas organisme untuk mengabaikan dan mengubah responnya. Proses ini biasanya dicirikan dengan kecenderungan orang untuk membatasi dorongan-dorongan yang tidak diinginkan dengan tujuan mengontrol respon yang muncul di awal-awal. Regulasi bermakna mengubah, khusunya mengubah kebiasaan atau kondisi agar sesuai dengan standar kehidupan seperti tujuan atau idealisme. Sedangkan menurut Bandy dan Moore (2010), regulasi diri merupakan proses sadar maupun asadar yang akan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengontrol responnya. Ada dua proses regulasi diri, yakni regulasi secara kognitf dan secara sosio-emosional. Regulasi diri secara kognitif merupakan tahapan saat anak/ remaja mampu merefleksikan dirinya, membuat perencanaan dan berpikir ke depan. Fungsi regulasi diri secara kognitif adalah untuk mengontrol pikiran dan perilaku. Regulasi diri secara sosio-emosional merupakan kemampuan untuk mengendalikan respon baik itu emosi maupun perilaku pada saat menghadapi situasi tertentu. Kemampuan meregulasi diri pada anak-anak dan remaja awal merupakan tanda peralihan dari kerentanan menuju kompetensi. Anak-anak/ remaja dengan regulasi diri yang baik akan lebih mampu untuk berpikir sebelum bertindak serta mengontrol hasrat mereka. Anak/ remaja dengan regulasi diri yang rendah
20
memiliki resiko yang lebih besar untuk mengalami penolakan sebaya, permasalahan sosial, kenakalan bahkan obesitas (Bandy & Moore, 2010). Studi yang dilakukan Eniola (2007) terhadap kelompok tunanetra menunjukkan bahwa agresi sangat dipengaruhi oleh regulasi diri. Pemberian perlakuan berupa training regulasi diri dan training kematangan emosi terbukti dapat menunurunkan perilaku agresif pada remaja tunanetra. Hal ini dibuktikan dengan skor F sebesar 16,43. Artinya nilai agresi pada kelompok regulasi diri dan kematangan emosi secara signifikan lebih rendah dari pada kelompok kontrol. Regulasi diri bekerja seperti sumber energi. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh DeWall dan kawan-kawan (2006) membuktikan bahwa regulasi diri berperan sangat penting dalam menghambat agresi. Dalam penelitian tersebut, sejumlah orang dihadapkan pada situasi yang stressful dan menuntut regulasi diri, yakni diberikan rangsangan kenikmatan berupa makanan enak namun diberi perintah untuk tidak memakannya. Selanjutnya mereka dihadapkan pada situasi tidak menyenangkan berupa pemberian kritikan pedas akan essay yang mereka buat. Di akhir acara mereka dihadapkan pada botol saus pedas. Mereka kemudian diminta untuk menakar seberapa banyak saus pedas untuk diberikan kepada pengkritik yang digambarkan sebagai orang-orang yang tidak menyukai makanan pedas. Hasilnya adalah orang-orang yang sejak awal dihadapkan pada situasi stressful dan diharuskan meregulasi diri, cenderung memberi saus pedas lebih banyak. Hal ini membuktikan bahwa situasi stressful dan regulasi diri yang lemah akan mendorong munculnya agresi (DeWall, et. al., 2006).
21
Dari hasil dua buah penelitian yang sudah dijabarkan di atas, peneliti mengasumsikan bahwa regulasi diri merupakan salah satu variabel yang berperan secara signifikan terhadap agresi. Asumsi ini berlaku juga untuk definisi agresi yang dikhususkan melalui media sosial Facebook. Berdasarkan
uraian
yang
telah
dijelaskan
sebelumnya,
peneliti
bermaksud untuk meneliti lebih lanjut mengenai fenomena agresi di media sosial. Lebih lanjut peneliti ingin menggali bagaimanakah agresi di media sosial Facebook jika ditinjau dari konformitas dan regulasi diri. . B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah umum yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah Konformitas dan Regulasi Diri memiliki hubungan yang signifikan dengan Agresi di media sosial Facebook?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meneliti hubungan konformitas dan regulasi diri dengan agresi di media sosial Facebook. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan konformitas dengan agresi di media sosial Facebook serta hubungan regulasi diri dengan perilaku agresi di media sosial Facebook.
22
D.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis Penelitian mengenai hubungan konformitas dan regulasi diri dengan perilaku agresi di media sosial ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih bagi perkembangan keilmuan psikologi pada umumnya. Selain itu, peneliti juga berharap, hasil penelitian ini akan semakin memperkaya khazanah keilmuan di bidang psikologi sosial, psikologi klinis dan keilmuan psikologi yang berkaitan dengan perilaku manusia di dunia maya (internet). 2. Manfaat Praktis Secara praktis, peneliti berhadap hasil penelitian ini akan membuka wacana masyarakat mengenai perilaku agresi di media sosial Facebook serta faktor-faktor yang menyebabkannya. Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi: a. Pengguna media sosial Penelitian ini ditujukan untuk memberikan masukan kepada pengguna jejaring sosial Facebook agar lebih bijak dalam berperilaku secara online mengingat apa pun yang ditulis di media sosial bisa berdampak pada kehidupan nyata. Utamanya agar menghindari perilaku agresi di media sosial yang bisa merugikan baik itu merugikan diri sendiri maupun orang lain. b. Praktisi psikologi dan peneliti selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu pemantik riset di bidang perilaku manusia yang berkaitan dengan teknologi informasi. Seiring
23
dengan kemajuan teknologi, perilaku manusia tidak bisa lepas dari penggunaan dan pemanfaatan teknologi tersebut. Sehingga peneliti berharap hasil penelitian ini bisa menjadi referensi bagi penelitian mengenai perilaku manusia (khususnya agresi) di media sosial dengan segala kelebihan dan kekurangan yang ada.
E.
Keaslian Penelitian
Hubungan antara agresi dan konformitas telah diteliti oleh Nurtjahyo dan Matulessy (2013) dalam laporannya yang berjudul “Hubungan Kematangan Emosi dan Konformitas terhadap Agresivitas Verbal”. Responden dalam penelitian ini adalah 100 orang mahasiswa Fakultas Sastra Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif yang menggunakan metode analisis regresi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kematangan emosi dan konformitas secara bersamaan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap agresivitas verbal mahasiswa. Sumbangan efektif yang diberikan kedua variabel tersebut terhadap agresivitas verbal adalah 26,6 %. Sumbangan terbesar diberikan oleh variabel kematangan emosi. Sedangkan variabel konformitas secara parsial terbukti tidak signifikan mempengaruhi agresivitas verbal karena taraf signifikansinya sebesar 0,181. Penelitian ini mendasarkan studinya pada teori mengenai agresi menurut Myers; Baron dan Bryne; Sears, dan kawan-kawan. dan Moore dan Fine. Sedangkan dasar teori bagi konformitas adalah menurut Myers,
24
Aseh dan Feldman. Peneliti tidak menjelaskan secara spesifik teori milik siapa yang digunakan untuk membangun instrument penelitiannya. Penelitian lain yang menjelaskan hubungan antar dua variabel ini juga telah dilakukan oleh Putri (2013) dalam “Hubungan antara Identitas Sosial dan Konformitas dengan Perilaku Agresi pada Suporter Sepakbola Persisam Samarinda”. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif pada 75 orang supporter Persisam Samarinda yang diambil menggunakan teknik accidental sampling. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori mengenai konformitas menurut Sears dan teori mengenai perilaku agresi menurut Deaux. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan hubungan yang sangat signifikan antara identitas sosial dan konformitas dengan perilaku agresi. Dasar dari kesimpulan ini adalah besar nilai F = 6,367 dengan p = 0,003 dengan sumbangan efektif kedua variabel tersebut sebesar 15% terhadap agresi. Anggaraningtyas, Lilik dan Nugroho (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Hubungan antara Koping Stress dan Persepsi Pola Asuh Otoriter dengan Kecenderungan Perilaku Agresi pada Remaja yang Dimoderasi oleh Konformitas Teman Sebaya pada Siswa Kelas XI Siswa SMK Muhammadiyah 4 Boyolali”, telah membuktikan bahwa konformitas merupakan moderator yang signifikan bagi hubungan antara koping stress dan persepsi pola asuh otoriter ddengan kecenderungan perilaku agresi. Penelitian ini menggunakan teori mengenai agresi yang dikemukakan oleh Medinus dan Johnson serta Sarwono. Sedangkan untuk variabel konformitas, penelitian ini menggunakan teori milik Sears dan kawan-
25
kawan, serta Turner. Studi ini merupakan studi populasi karena menggunakan keseluruhan populasi sebagai sampel penelitian, yaitu siswa-siswa dari kelas XI SMK Muhammadiyah 4 Boyolali sebanyak 8 kelas. Data dikumpulkan menggunakan skala yang dibuat berdasarkan teori yang sudah dikemukakan di atas. Jenis skala yang digunakan adalah skala Likert. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai F sesudah dimoderasi lebih besar daripada nilai F sebelum dimoderasi (9,108 > 8,411). Artinya konformitas memiliki peran yang signifikan terhadap kecenderungan perilaku agresi. Sloan dan rekannya (2009) dalam penelitian yang berjudul “Group Influences on Self-Aggression: Conformity and Dissenter Effect” telah menguji pengaruh konformitas dan keberadaan dissenter terhadap perilaku self aggression. Studi ini merupakan penelitian eksperimen yang diikuti total 164 peserta mahasiswa S1. Self-Aggression Paradigm (SAP) diukur menggunakan jumlah setruman yang dipilih peserta untuk diaplikasikan pada diri mereka dan Self Aggression Behavior scale of the Life History of Aggressionn Questionaire. Cara pengukuran ini sebelumnya telah digunakan oleh Berman dan Walley; Berman dan kawan-kawan; McKloskey dan Berman; serta Sloan dan kawan-kawan. Sedangkan konformitas diwujudkan dalam tiga kelompok perlakukan: Unanimous Group Influences; Preempting Dissenter; dan Breaking Dissenter. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa konformitas sangat berpengaruh terhadap selfaggression. Hal ini dibuktikan dengan skor agresi yang paling tinggi pada kelompok Unanimous Group Influences atau kelompok yang diberi induksi konformitas, yakni sebesar 56% pesertanya memilih menyetrum sebanyak 20 kali
26
karena ada anggota kelompok sebelumnya yang memilih jumlah setruman tersebut. Pengaruh ini akan berkurang ketika dalam sebuah kelompok ada peserta yang berperan sebagai dissenter atau pembangkang. Studi mengenai hubungan regulasi diri dan agresi telah dilakukan Eniola (2007). Eniola (2007) telah mengkaji hubungan ini dalam sebuah penelitian yang berjudul “The Influence of Emotional Intelligence and Self-Regulation Strategies on Remediation of Aggressive Behaviours in Adolescent with Visual Impairment”. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menguji pengaruh Self Regulation Training (SRT) dan Emotional Intellegence Training (EIT) terhadap perilaku agresi pada mahasiswa dengan gangguan penglihatan. Desain eksperimen yang digunakan adalah 3 X 2 X 2 factorial pre-test-post-test eksperimental control group design. Jumlah subyek dalam penelitian ini adalah 48 remaja dengan keterbatasan visual, yang dibagi ke dalam tiga kelompok yang masingmasing tersiri dari 16 orang. Penelitian ini menggunakan skala agresi yang diturunkan dari teori agresi milik Buss dan Perry. Sementara itu, regulasi diri diwujudkan dalam sebuah pelatihan regulasi diri yang didasarkan pada teori regulasi diri Karoly. Hasil penelitian ini menunjukkan SRT dan EIT memberikan pengaruh yang signifikan berupa penurunan perilaku agresi pada kelompok eksperimen yang lebih besar jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Penelitian kedua mengenai hubungan regulasi diri dan agresi dilakukan oleh DeWall
dan kawan-kawan (2006) dalam laporannya yang berjudul
“Violence restrained: Effects of self-regulation and its depletion on aggression”. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan dalam lima
27
tahapan. Tujuannya adalah untuk menguji pengaruh regulasi diri terhadap perilaku agresi. Pengukuran agresi dilakukan dengan metode saus pedas. Metode sebelmnya telah digunakan oleh Lieberman dan kawan-kawan; Kirkpatrick dan kawan-kawan; dan Webster. Teori mengenai regulasi diri yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian ini merupakan teori mengenai regulasi diri yang dijabarkan oleh Baumeister. Jumlah subyek dalam penelitian ini adalah 32 orang (eksperimen I), 39 orang (eksperimen II), 31 orang (eksperimen III), 78 orang (eksperimen IV), dan 87 orang (eksperimen V). Semua subyek dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan kapasitas regulasi diri berpengaruh terhadap agresi. Dengan catatan harus ada peristiwa pemicu sebelumnya. Jika tidak ada faktor pemicu maka penurunan kapasitas regulasi diri tidak akan berpengaruh terhadap agresi. Peneliti meyakinkan bahwa penelitian berjudul “Agresi di Media Sosial Facebook Ditinjau dari Konformitas dan Regulasi Diri” ini asli, bukan merupakan karya tiruan, dan belum pernah diteliti sebelumnya dengan penjabaran sebagai berikut: 1. Keaslian Tema Tema penelitian ini adalah perilaku agresi yang dilakukan di media sosial. Tema ini berbeda dengan lima penelitian di atas dan cenderung masih jarang dieksplorasi oleh peneliti-peneliti psikologi sebelumnya. Penelitian ini juga menghubungkan perilaku agresi dengan konformitas dan regulasi diri yang mana belum pernah diteliti secara bersamaan sebelumnya.
28
2. Keaslian Teori Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena menggunakan teori agresi elektronik menurut David-Ferdon dan Hertz (2009). Teori ini ecara khusus mengerucutkan wilayahnya pada bentuk perilaku agresi yang terjadi di media elektronik. Para peneliti sebelumnya lebih banyak menggunakan teori agresi yang lebih umum seperti teori agresi yang diutarakan oleh Myer. Sedangkan untuk konformitas, peneliti menggunakan teori konformitas menurut Bordens dan Horowitz (2008). Teori ini berbeda dengan tiga penelitian terdahulu yang menggunakan teori konformitas menurut Sears. Teori mengenai regulasi diri yang digunakan mengacu pada teori Zimmerman (2000). Teori ini cukup umum digunakan, namun dari segi alat ukur akan berbeda karena penelitian ini menggunakan alat ukur yang dibangun sendiri. 3. Keaslian Metode Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan metode analisis regresi dua prediktor. Selain itu alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur yang dibuat sendiri oleh peneliti. Alat ukur ini akan mengalami serangkaian tahapan sebelum bisa digunakan, yaitu tahapan validasi dan tahapan try-out untuk mencari besar reliabilitasnya serta untuk melakukan seleksi aitem. Alat ukur yang digunakan diturunkan dari teori agresi elektronik menurut David-Ferdon dan Hertz (2009), teori konformitas menurut Bordens dan Horowitz (2008) dan teori regulasi diri menurut Zimmerman (2000).
29
4. Keaslian Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah masyarakat umum Daerah Istimewa
Yogyakarta
pengguna
media
sosial
Facebook.
Untuk
mempermudah proses sampling, populasi penelitian ini lebih dikhususkan lagi menjadi masyarakat Yogyakarta pengguna media sosial Facebook yang tergabung dalam sebuah grup diskusi. Penelitian dengan populasi sejenis ini belum pernah digunakan oleh peneliti sebelumnya. Kebanyakan subyek penelitian terdahulu adalah mahasiswa atau remaja pelajar.
126
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan analisis hasil penelitian maupun pembahasan pada bab sebelumnya mengenai “Agresi di Media Sosial Facebook Ditinjau dari Konformitas dan Regulasi Diri” pada subyek penelitian yang merupakan anggota dari grup Facebook FBKP peneliti dapat menyimpulkan bahwa: 1.
Konformitas dan regulasi diri secara bersamaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap agresi di media sosial Facebook. Besar pengaruh keduanya terhadap agresi di media sosial Facebook adalah sebesar 18,6%. Sementara itu sisanya merupakan pengaruh dari variael-variabel di luar konformitas dan regulasi diri.
2.
Sebagai variabel tunggal, konformitas diketahui tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap agresi di media sosial Facebook. Sehingga meskipun seorang individu memiliki skor konformitas yang tinggi belum tentu individu tersebut akan melakukan agresi di media sosial Facebook. Regulasi diri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemunculan agresi di media sosial Facebook. Besar pengaruh regulasi diri terhadap agresi di media sosial Facebook adalah 16,1%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar regulasi diri. Selain itu regulasi diri juga dapat digunakan untuk meramalkan peluang skor agresi di media sosial Facebook dengan rumus: Y = 42,304 – 0,281 (X)
126
127
B. Saran Setelah didapatkan kesimpulan dari hasil penelitian ini, maka peneliti memiliki beberapa saran yang ditujukan bagi: 1. Pengguna media sosial Facebook anggota FBKP (subyek) Mengetahui bahwa perilaku agresi di media sosial Facebook sangat dipengaruhi oleh regulasi diri, maka peneliti menyarankan bagi subyek agar lebih meningkatkan kemampuan tersebut supaya di masa depan tidak terjadi hal-hal yang diinginkan yang merupakan dampak negatif dari perilaku agresi di media sosial Facebook. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan regulasi diri adalah dengan cara senantiasa mengatur dan bertumpuan pada tujuan hidup. Hidup yang tidak terarah akan cenderung membuat kita melenceng dari jalan yang seharusnya dilalui sehingga bisa jadi kita akan tergoda untuk melakukan hal-hal yang bersifat negatif. Selain itu kita diharapkan juga melatih kesadaran akan pengaturan tindakan kita sehari-hari. Sehingga diharapkan kita dapat mengontrol perilaku kita, terutama perilaku secara online agar terhindar dari hal-hal yang secara normative negatif. Tentunya tidak lupa untuk selalu melakukan evaluasi atau penilaian atas tindakan-tindakan yang telah dilakukan agar ke depannya perilaku online kita bisa memberikan manfaat yang besar baik itu bagi diri sendiri maupun orang lain.
128
2. Peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan tema ini disarankan untuk menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak agar bisa mewakili populasi. Sehingga dengan begitu diharapkan kualitas penelitian yang dilakukan akan lebih baik. Selain itu dalam proses pengambilan data secara online hendaknya peneliti selanjutnya mempertimbangkan penggunaan alat ukur yang lebih reliabel. Hal ini bisa diantisipasi dengan mempersiapkan jumlah aitem yang lebih banyak dan pengujian yang dilakukan pada jumlah subyek yang lebih besar. Peneliti
selanjutnya
juga
diharapkan
lebih
mempertimbangkan
kelebihan dan kelemahan pengambilan data secara online serta hambatanhambatan apa saja yang mungkin muncul dalam proses ini. Setelah itu peneliti selanjutnya juga diharapkan mampu menerapkan strategi yang lebih baik untuk mengatasi kelemahan dan kelebihan tersebut terutama dengan cara menggunakan metode pendekatan yang lebih intens (misalnya dengan menjanjikan hadiah yang lebih menarik) dan menyusun alat ukur yang singkat namun tetap valid dan reliabel. Hal ini dimaksudkann guna menarik perhatian calon responden dan mengantisipasi kemunculan rasa jenuh dan lelah pada saat mengisi skala secara online. Terakhir, peneliti menyarankan agar disertakan peran inhibitor factor untuk menguji pengaruh konformitas terhadap agresi di media sosial Facebook. Mengingat konformitas secara tunggal tidak berpengaruh terhadap
129
agresi di media sosial Facebook, maka peneliti menyarankan perlunya mengakomodir kemungkinan munculnya inhibitor factor seperti anonimitas. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menyadari bahwa penelitian mengenai agresi di media sosial Facebook ditinjau dari konformitas dan regulasi diri ini jauh dari kata sempurna. Sehingga hal tersebut semoga menjadi bahan evaluasi
bagi
peneliti-peneliti
selanjutnya.
Meski begitu peneliti
tetap
mengharapkan bahwa hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan untuk semakin memahami fenomena agresi di media sosial terutama Facebook.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A. (2011). A Short Description of Social Networking Websites And Its Uses. International Journal of Advanced Computer Science and Applications, 2, 124-127. Ahn, J. (2011). The Effect of Social Network Sites on Adolescents’Social and Academic Development: Current Theoriesand Controversies. Journal of The American Society for Information Science And Technology, 62,1435–1445. Anderson, C. A. & Huesmann L. R. (2003). Human Aggression: A Social Cognitive View. In Hogg, M.A. and Cooper, J. (Eds.). The Sage Handbook of Social Psychology. Thousand Oaks, CA: Sage Publications Inc. Anggaraningtyas, Y, Lilik, S. & Nugroho, A. A. (2013). Hubungan antara Koping Stres dan Persepsi Pola Asuh Otoriter dengan Kecenderungan Perilaku Agresi pada Remaja yang dimoderasi oleh Konformitas Teman Sebaya pada Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 4 Boyolali. Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa, 1. 1-10. Anonim. (2012). Pengertian Profil, Page, dan Grup di Facebook. Retrieved Oktober 2, 2014 on http://www.pakaronline.com/facebook/pengertianprofil-page-dan-group-di-facebook/. Anonim. (2013). Hannah Bunuh Diri Akibat Dibully dan Diminta Mati di Dunia Maya. Retrieved January 29, 2015 on http :/ /news.liputan6.com/ read/ 659896/ hannah- bunuh – diri – akibat – dibully – dan – diminta - matidi-dunia-maya. Anonim. (2014). Kominfo: Pengguna Internet di Indonesia 63 juta Orang. Retrieved August 30, 2014 on http://kominfo.go.id /index.php/ content/detail/3415/Kominfo+%3A+Pengguna+Internet+di+Indonesia+6 3+Juta+Orang/0/berita_satker#.VAFABXCIV5x. Anonim. (2014). Pengguna Facebook di Indonesia Naik 6%. Retrieved August 25, 2014 on http:// www.tempo.co /read/news/ 2014/06/29/ 072588907/ Pengguna-Facebook-di-Indonesia-Naik-6-Persen. Anonim. (2015). Penduduk dan Tenaga Kerja. Retrieved January 6, 2015 on http://www.kulonprogokab.go.id/v21/penduduk-dan-tenagakerja_15_hal. 130
131
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Jilid II. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2013). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bandy, T. & Moore, K. (2010). Assessing Self-Regulation: A Guide For Out-OfSchool Time Program Practitioners. Washington, D. C: Child Trends. Baumeister, R. F. & Vohs, K. D. (2007). Self Regulation, Ego Depletion & Motivation. Social & Personality Psychology Compass, 1, 1-13. Berger, A. (2011). Self Regulation: Brain, Cognition and Development. Washington DC: American Psychological Association. Boeree, C. G. (2010). Personality Theories. Muzir, I. R. (Terj.). Yogyakarta: ArRuzz Media. Bordens, K. S. & Horowitz, I. A. (2008). Social Psychology 3rdEdition. USA: Preload Press. Boyd, D. M. & Ellison, N. B. (2008). Social Network Sites: Definition, History and Scholarship. Journal of Computer-Mediated Communication, 13, 210-230. Carver, C. S. & Scheier, M. F. (2011). Self Reagulation of Action and Affect. In Vohs, K. D. & Baumeister, R. F. (Eds.). Handbook of Self Regulation: Research, Theory and Application 2nd Edition. New York: The Guilford Press. Cohen, L., Manion, L. & Morrison, K. (2007). Research Methods In Education 6th Edition. New York: Routledge. David-Ferdon C. & Hertz MF. (2009). Electronic Media and Youth Violence: A CDC Issue Brief for Researchers. Atlanta (GA): Centers for Disease Control. Denson, T. F., DeWall, C. N. & Finkel, E. J. (2012). Self Control and Aggression. Psychological Science, 21, 20-25.2 DeWall, C. N., Baumeister, R. F., Stillman, T. F. & Gailliot, M. T. (2006). Violence restrained: EVects of self-regulation and its depletion on aggression. Journal of Experimental Social Psychology, 43, 62-76.
132
Dunn, H. B., Austin, Stephen F. & Allen, C. A. (2005). Rumors, Urban Legends And Internet Hoaxes. Proceedings of the Annual Meeting of the Association of Collegiate Marketing Educators. Edosomwan, S., Prakasan, S. K., Kouame, D., Watson, J. & Seymor, T. (2011). The History of Social Media and its Impact on Business. The Journal of Applied Management and Entrepreneurship. 16. Egebark, J. & Ekstrom, M. (2011). Like What You Like or Like What Others Like? Conformity and Peer Effects on Facebook. IFN Working Paper, 886, 1-26. Eniola, M. S. (2007). The Influence of Emotional Intelligence and Self-Regulation Strategies on Remediation of Aggressive Behaviours in Adolescent with Visual Impairment. Ethno-Med, 1, 71-77. Feldman, R. S. (2011). Understanding Psychology 10th Edition. New York: McGraww-Hill. Gackenbach, J. & Von Stackelberg, H. (2007). Self-Online: Personality and Demographic Implication. In Grackenbach, J. (ed.). (2007). Psychology and the Internet: Intrapersonal, Interpersonal, and Transpersonal Implications. California: Academic Press. Geen, R. G. (2001). Human Aggression 2nd Edition. Philadelphia: Open University Press. Gemilang, D. A. (2011). Peran Facebook sebagai Media Komunikasi Bisnis Online (Studi Deskriptif Kualitatif Peran Facebook sebagai Media Komunikasi Bisnis Online) (Skripsi). UPN Veteran Jawa Timur. Guswani, A. M. & Kawuryan, F. (2011). Perilaku Agresi Mahasiswa Ditinjau dari Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi Pitutur,1, 86-92. Hoyle, R. H. (2010). Personality and Self Regulation. In Hoyle, R. H (Ed.). Handbook of Personality and Self Regulation. West Sussex: Blackwell Publishing, Ltd. Kassin, S., Fein, S. & Markus, H. R. (2011). Social Psychology. Wadsworth: Cengage Learning. Keltner, D., Capps, L., Kring, A. M., Young, R. C. & Heerey, R. A. (2001). Just Teasing: A Conceptual Analysis and Empirical Review. Psychological Bulletin, 127, 229-248.
133
Klein-Menting, S. (2014). The Role of Group Conformity and Anonymity within the Social Media: Using the Example of Flaming. Enschede NL: University of Twente. Kowalsky, R. M. & Limber, S. P. In David-Ferdon C. & Hertz MF. (2009). Electronic Media and Youth Violence: A CDC Issue Brief for Researchers. Atlanta (GA): Centers for Disease Control. Kurniawati,F. D. (2012). Pola-pola Perilaku Agresi di Situs Jejaring Sosial Facebook pada Mahasiswa Universitas Negeri Malang (Skripsi), Malang: Jurusan Psikologi Universitas Negeri Malang. Leiner, B. M., Kahn, R. E., Postel, J., Cerf, W. G., Kleinrock, L., Roberts, L. G., Clark, D. D., Lynch, D. C. & Wolff, S. (2009). A Brief History of the Internet. Computer Communication Review, 39, 22-31. Lenhart, A., Madden, M., Smith, A., Purcell, K., Zickuhr, K. & Reinie, L. (2011). Teens, Kindness and Cruelty on Social etwork Cites: How Americans Teens Navigate the New World of “Digital Citizenship”. Washington, D. C: Pew Research Centers Internet and American Life Project. Mahon, J. E. (2008). Two Definition of Lying. International Journal of Applied Philosophy, 22, 221-230. Malamuth. N. M. & Addison, T. (2003). Integrating Social Psychological Research on Aggression Within an Evolutionary-based Framework. In Fletcher, G.J.O. and Clark, M. S (Eds.). Blackwell Handbook of Social Psychology: Interpersonal Processes. Malden: Blackwell Publishers, Ltd. Manstead, A. S. R. & Hewstone, Miles (Eds.). (1996). The Blackwell Encyclopedia of Social Psychology. Oxford: Blackwell Publishers, Ltd. Mocking [Def. 2]. (n.d.). In Merriam Webster Online, Retrieved September 8, 2014, from http://www.merriam-webster.com/dictionary/Mocking. Myers, D. G. (2010). Social Psychology 10th Edition. New York: The McGrawHill Companies, Inc. Nitin, J., Srivastava, A., Dwivedi, A., Sood, K., Gupta, M. & Shandil, P. (2012). Behavioural Responses and Proclivity of Facebook Users Towards Flaming. Issues in Information Systems, 13, 25-39. Nurtjahyo, A. & Matulessy, A.. (2013). Hubungan Kematangan Emosi dan Konformitas terhadap Agresivitas Verbal. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, 2, 223-231.
134
Patrio, L. & Yulianto, K. (tanpa tahun). Pemanfaatan Facebook Untuk Menunjang Kegiatan Belajar Mengajar Online Secara Mandiri. Putri, K. R. A. (2013). Hubungan antara Identitas Sosial danKonformitas dengan Perilaku Agresi padaSuporter Sepakbola Persisam Putra Samarinda. eJournal Psikologi, 1, 241-253. Rahayu, F. S. (2012). Cyberbullying Sebagai Dampak Negatif Penggunaan Teknologi Informasi. Journal of Information Systems, 8, 22-31. Rahayu, M. & Aminuddin, A. (2013). Kajian Kebahasaan terhadap Peristilahan Internet. Epigram, 10, 7-11. Rude [Def. 1]. (n.d.). In Merriam Webster Online, Retrieved September 8, 2014, from http://www.merriam-webster.com/dictionary/Rude. Ruhban, A. (2013). Kontrol Diri dan Intensitas Penggunaan Facebook pada Remaja. Jurnal Online Psikologi, 01, 629-641. Sloan, P. A., Bermann, M. E., Zeigler-Hill, V. & Bullock, J. S. (2009). Group Influences on Self-Aggression: Conformity and Dissenter Effects. Journal of Social and Clinical Psychology, 28, 535-553. Suseno, M. N. (2012). Modul Praktikum Statistika: Revisi I. UIN Sunan Kalijaga: Laboratorium Psikologi. Tang, J., Wu, S. & Sun, J. (2013). Confluence: Conformity Influence in Large Social Network. Chicago: ACM. Taylor, S. E., Peplau, L. A. & Sears, D. O. (2006). Social Psychology 12th Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc. Threat [Def. 1]. (n.d.). In Merriam Webster Online, Retrieved September 8, 2014, from http://www.merriam-webster.com/dictionary/Threat. Utami, F. N. H. & Silalahi, B. Y. (2013). Hubungan Antara Identitas Sosial dan Konformitas pada Anggota Komunitas Virtual Kaskus Regional Depok. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil), 5, 93-98. Widianto, W (Ed.). (2014). Florence Mahasiswa S2 yang Hina Warga Yogya Dilaporkan ke Polisi. Retrieved August 30, 2014 from http://www.tribunnews.com/regional/2014/08/28/florence-mahasiswa-s2yang-hina-warga-yogya-dilaporkan-ke-polisi.
135
Widiastuti, W. (2002). Dampak Adegan Kekerasan di Televisi terhadap Perilaku Agresif Remaja Perkotaan. Jurnal Penelitian UNIB, 8, 140-143. Wiggins, J. A., et. al. (1994). Social Psychology 5th Edition. San Fransisco: McGraw-Hill Inc. Wulandari, I. (2014). Bullying Tukang Satai Pelajaran Baik dalam Penggunaan Media Sosial. Retrieved January 29, 2015 on http:/ / www. republika. co. id / berita/ nasional/ umum/14/10/31/ neagew-bullying - tukang-sataipelajaran- baik- dalam-penggunaan-media-sosial. Yang, H. & An, D. (2013). Examination of Personal and Socio-Behavioral Characteristic as Predictors of Aggressive Behavioral Tendencies of University Student. College Student Journal, 41-52. Zhao, H., Lin, W. & Liu K. J. .. (2011). Behavior Dynamics in Media-Sharing Social Networks. Cambridge: Cambridge University Press. Zimmerman, B. J. (2000). Attaining Self Regulation: A Social Cognitive Perspective. In Boekaerts, Monique, Pintrich, Paul R., and Zeidner, Moshe (Eds.). Handbook of Self Regulation. Oxford: Academic Press. Zubair, A. (2010). Fenomena Facebook : Keterlibatan TeknologiKomunikasi dalam PerkembanganKomunikasi Manusia. Jurnal ASPIKOM, 1, 60-70. Zweig, J. M., Dank, M., Yahner, J. & Lachman, P. (2013). The Rate of Cyber Dating Abuse among Teens and How It Relates to Other Forms of Teen Dating Violence. Journal of Youth and Adolescence, 42, 1063-1077.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Print Out Skala untuk Try Out
Lampiran 2. Print Out Skala untuk Ambil Data
Lampiran 3. Validitas Skala: Professional Judgement
Lampiran 4. Validitas Skala: Hasil FGD
Lampiran 5. Tabulasi Data Reliabilitas
Lampiran 6. Reliabilitas Ketiga Skala
A. Agresi di Media Sosial Facebook 1. Sebelum seleksi
Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 51
100.0
0
.0
51
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .872
48
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00001
40.92
234.234
.496
.867
VAR00002
41.27
238.563
.428
.869
VAR00003
40.82
232.268
.534
.867
VAR00004
40.73
235.683
.307
.870
VAR00005
41.12
240.306
.251
.871
VAR00006
41.33
240.947
.306
.870
VAR00007
40.06
236.536
.317
.870
VAR00008
40.63
239.238
.247
.871
VAR00009
40.76
234.384
.563
.867
VAR00010
40.94
239.856
.297
.870
VAR00011
40.57
235.810
.246
.872
VAR00012
39.71
246.012
-.040
.878
VAR00013
41.10
236.090
.386
.869
VAR00014
40.82
235.548
.266
.871
VAR00015
40.84
230.095
.510
.866
VAR00016
40.82
233.348
.472
.867
VAR00017
40.98
232.900
.580
.866
VAR00018
41.20
238.801
.321
.870
VAR00019
40.12
249.786
-.155
.879
VAR00020
40.82
234.668
.370
.869
VAR00021
40.24
244.064
.062
.873
VAR00022
40.59
231.967
.550
.866
VAR00023
40.16
229.055
.434
.868
VAR00024
39.75
233.274
.418
.868
VAR00025
40.67
232.667
.390
.869
VAR00026
40.73
232.723
.467
.867
VAR00027
40.86
225.081
.705
.863
VAR00028
40.45
224.693
.553
.865
VAR00029
40.92
231.194
.570
.866
VAR00030
41.16
237.575
.394
.869
VAR00031
40.04
241.718
.128
.873
VAR00032
40.22
235.013
.307
.870
VAR00033
40.69
232.060
.574
.866
VAR00034
40.86
235.801
.495
.868
VAR00035
40.27
240.083
.122
.875
VAR00036
40.53
241.374
.146
.873
VAR00037
41.08
237.754
.416
.869
VAR00038
40.55
236.053
.339
.870
VAR00039
41.14
234.481
.612
.867
VAR00040
39.92
243.074
.044
.876
VAR00041
41.14
236.281
.481
.868
VAR00042
41.27
241.763
.252
.871
VAR00043
39.90
241.210
.166
.872
VAR00044
40.18
241.148
.193
.872
VAR00045
40.43
231.010
.478
.867
VAR00046
40.51
234.295
.382
.869
VAR00047
39.27
240.723
.107
.875
VAR00048
40.04
233.998
.345
.870
2. Sesudah seleksi Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 51
100.0
0
.0
51
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .904
32
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00001
22.92
169.794
.545
.900
VAR00002
23.27
174.683
.409
.902
VAR00003
22.82
168.548
.557
.899
VAR00004
22.73
169.563
.400
.902
VAR00006
23.33
175.147
.409
.902
VAR00007
22.06
173.816
.265
.904
VAR00009
22.76
171.784
.505
.900
VAR00013
23.10
170.890
.455
.901
VAR00015
22.84
166.695
.529
.900
VAR00016
22.82
168.028
.564
.899
VAR00017
22.98
168.740
.627
.899
VAR00018
23.20
174.001
.356
.902
VAR00020
22.82
172.348
.314
.903
VAR00022
22.59
169.567
.510
.900
VAR00023
22.16
168.055
.370
.903
VAR00024
21.75
170.194
.403
.902
VAR00025
22.67
168.267
.430
.902
VAR00026
22.73
169.363
.468
.901
VAR00027
22.86
161.721
.757
.895
VAR00028
22.45
159.933
.642
.897
VAR00029
22.92
167.554
.597
.899
VAR00030
23.16
172.455
.460
.901
VAR00032
22.22
170.813
.325
.904
VAR00033
22.69
169.900
.518
.900
VAR00034
22.86
173.161
.427
.901
VAR00037
23.08
172.914
.468
.901
VAR00038
22.55
171.613
.366
.902
VAR00039
23.14
170.841
.618
.899
VAR00041
23.14
171.521
.539
.900
VAR00045
22.43
168.410
.457
.901
VAR00046
22.51
171.135
.364
.903
VAR00048
22.04
171.878
.289
.904
B. Konformitas 1. Sebelum Seleksi Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 51
100.0
0
.0
51
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .737
24
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00001
34.55
65.293
.116
.739
VAR00002
34.94
61.336
.375
.722
VAR00003
34.55
66.373
-.008
.754
VAR00004
35.12
63.186
.250
.731
VAR00005
34.84
61.895
.359
.723
VAR00006
34.73
61.003
.436
.718
VAR00007
34.78
62.613
.325
.726
VAR00008
34.61
60.763
.417
.719
VAR00009
34.76
60.864
.448
.717
VAR00010
35.02
61.140
.390
.721
VAR00011
34.67
61.187
.408
.720
VAR00012
35.47
66.174
.064
.741
VAR00013
34.80
61.121
.480
.717
VAR00014
35.31
62.140
.362
.723
VAR00015
35.43
64.970
.103
.742
VAR00016
34.35
62.873
.207
.735
VAR00017
34.65
60.753
.403
.719
VAR00018
35.41
63.767
.219
.733
VAR00019
34.14
65.241
.075
.745
VAR00020
34.43
59.930
.521
.712
VAR00021
33.29
67.292
-.029
.748
VAR00022
34.37
60.318
.490
.714
VAR00023
34.84
63.175
.284
.728
VAR00024
33.88
63.026
.194
.736
2. Sesudah Seleksi Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 56
100.0
0
.0
56
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .783
13
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00002
17.70
31.415
.379
.772
VAR00005
17.57
31.122
.449
.765
VAR00006
17.41
31.483
.391
.771
VAR00007
17.55
32.215
.338
.775
VAR00008
17.37
29.911
.536
.756
VAR00009
17.54
31.671
.372
.772
VAR00010
17.75
32.227
.283
.781
VAR00011
17.37
30.384
.499
.760
VAR00013
17.61
31.879
.396
.770
VAR00014
18.04
32.362
.298
.779
VAR00017
17.37
30.493
.459
.764
VAR00020
17.20
31.143
.414
.768
VAR00022
17.09
30.483
.515
.759
C. Regulasi Diri 1. Sebelum seleksi Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 51
100.0
0
.0
51
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .860
48
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00001
121.10
281.130
.253
.859
VAR00002
121.53
279.734
.333
.857
VAR00003
121.22
270.813
.639
.852
VAR00004
121.45
287.293
.019
.864
VAR00005
122.51
290.815
-.070
.866
VAR00006
121.82
275.908
.386
.856
VAR00007
121.61
275.643
.372
.856
VAR00008
120.51
284.295
.205
.859
VAR00009
121.14
282.081
.254
.859
VAR00010
122.65
284.993
.094
.862
VAR00011
121.33
283.227
.215
.859
VAR00012
121.24
278.744
.346
.857
VAR00013
121.16
276.615
.514
.855
VAR00014
121.45
276.173
.491
.855
VAR00015
121.14
280.041
.360
.857
VAR00016
121.12
272.346
.476
.854
VAR00017
121.49
271.255
.530
.853
VAR00018
121.29
283.252
.202
.859
VAR00019
121.06
275.536
.546
.854
VAR00020
121.25
265.754
.656
.850
VAR00021
122.02
275.020
.328
.857
VAR00022
121.12
275.266
.387
.856
VAR00023
122.75
293.194
-.151
.865
VAR00024
121.96
268.038
.502
.853
VAR00025
121.27
276.843
.447
.856
VAR00026
120.98
278.780
.346
.857
VAR00027
121.47
276.014
.341
.857
VAR00028
121.71
267.132
.568
.852
VAR00029
121.80
277.481
.271
.859
VAR00030
121.65
265.313
.551
.852
VAR00031
120.78
283.373
.205
.859
VAR00032
120.76
281.024
.411
.857
VAR00033
122.14
283.201
.153
.861
VAR00034
121.55
273.853
.372
.856
VAR00035
122.49
272.495
.409
.855
VAR00036
122.00
283.040
.169
.860
VAR00037
121.00
284.160
.195
.859
VAR00038
122.12
277.346
.266
.859
VAR00039
121.14
280.601
.323
.858
VAR00040
121.25
277.674
.273
.859
VAR00041
121.02
272.260
.394
.856
VAR00042
122.43
286.090
.042
.864
VAR00043
121.06
280.416
.329
.857
VAR00044
121.35
280.353
.292
.858
VAR00045
121.65
294.873
-.179
.868
VAR00046
120.94
268.216
.557
.852
VAR00047
121.45
273.293
.566
.854
VAR00048
121.76
276.784
.298
.858
2. Sesudah seleksi Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 51
100.0
0
.0
51
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .888
28
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
VAR00002
72.98
174.060
.337
.886
VAR00003
72.67
166.627
.664
.880
VAR00006
73.27
170.723
.400
.885
VAR00007
73.06
169.616
.420
.884
VAR00012
72.69
174.340
.301
.887
VAR00013
72.61
172.203
.488
.883
VAR00014
72.90
171.770
.470
.884
VAR00015
72.59
175.807
.286
.887
VAR00016
72.57
169.050
.446
.884
VAR00017
72.94
166.336
.575
.881
VAR00019
72.51
170.975
.540
.883
VAR00020
72.71
162.492
.682
.878
VAR00021
73.47
170.054
.336
.887
VAR00022
72.57
168.370
.472
.883
VAR00024
73.41
164.127
.525
.882
VAR00025
72.73
171.323
.474
.883
VAR00026
72.43
172.290
.396
.885
VAR00027
72.92
171.034
.344
.886
VAR00028
73.16
164.255
.565
.881
VAR00030
73.10
162.650
.553
.881
VAR00032
72.22
174.973
.427
.885
VAR00034
73.00
170.200
.344
.887
VAR00035
73.94
171.736
.292
.888
VAR00039
72.59
174.207
.355
.886
VAR00041
72.47
168.294
.388
.886
VAR00043
72.51
174.855
.321
.886
VAR00046
72.39
163.043
.631
.879
VAR00047
72.90
170.050
.520
.883
Lampiran 7. Tabulasi Data Penelitian
Lampiran 8. Uji Asumsi
A. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Agresi di Media Sosial Facebook N Normal Parameters
a
Regulasi Diri
99
99
99
20.77
20.10
76.78
10.244
5.265
14.659
Absolute
.118
.134
.058
Positive
.118
.059
.051
Negative
-.059
-.134
-.058
1.176
1.337
.575
.126
.056
.895
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Konformitas
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
B. Uji Linearitas ANOVA Table Sum of Squares Agresi di Media
Between
Sosial Facebook * Groups
(Combined) Linearity
Mean df
Square
F
Sig.
2609.639
24
108.735
1.049
.421
73.106
1
73.106
.705
.404
2536.533
23
110.284
1.063
.405
7674.017
74
103.703
10283.657
98
Konformitas Deviation from Linearity Within Groups Total
ANOVA Table Sum of Squares Agresi di Media
Between
Sosial Facebook * Groups
(Combined)
5165.848
Linearity
1656.953
Mean df
Square 50
103.317
F
Sig.
.969
.544
1 1656.953 15.541
.000
Regulasi Diri Deviation from Linearity Within Groups Total
3508.895
49
71.610
5117.808
48
106.621
10283.657
98
.672
.916
Lampiran 9. Uji Hipotesis
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
Konformitas
a
b
Method . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Agresi di Media Sosial Facebook
Model Summary
Model
R
1
.084
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.007
-.003
10.260
a. Predictors: (Constant), Konformitas
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
73.106
1
73.106
Residual
10210.551
97
105.263
Total
10283.657
98
F
Sig. a
.695
.407
t
Sig.
a. Predictors: (Constant), Konformitas b. Dependent Variable: Agresi di Media Sosial Facebook
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Konformitas
Std. Error 24.065
4.089
-.164
.197
Coefficients Beta
-.084
5.886
.000
-.833
.407
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Coefficients
Std. Error
Beta
24.065
4.089
-.164
.197
Konformitas
t
-.084
Sig.
5.886
.000
-.833
.407
a. Dependent Variable: Agresi di Media Sosial Facebook
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
Regulasi Diri
a
b
Method . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Agresi di Media Sosial Facebook
Model Summary
Model
R
1
.401
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
.161
.152
9.431
a. Predictors: (Constant), Regulasi Diri
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1656.953
1
1656.953
Residual
8626.703
97
88.935
10283.657
98
Total
a. Predictors: (Constant), Regulasi Diri b. Dependent Variable: Agresi di Media Sosial Facebook
F 18.631
Sig. .000
a
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Regulasi Diri
Coefficients
Std. Error
Beta
42.304
5.079
-.281
.065
t
-.401
Sig.
8.330
.000
-4.316
.000
a. Dependent Variable: Agresi di Media Sosial Facebook
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
Konformitas, Regulasi Diri
b
Method . Enter
a
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Agresi di Media Sosial Facebook
Model Summary
Model
R
1
.431
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.186
.169
9.337
a. Predictors: (Constant), Konformitas, Regulasi Diri
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1913.938
2
956.969
Residual
8369.718
96
87.185
10283.657
98
Total
a. Predictors: (Constant), Konformitas, Regulasi Diri b. Dependent Variable: Agresi di Media Sosial Facebook
F 10.976
Sig. .000
a
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 50.116
6.781
Regulasi Diri
-.300
.065
Konformitas
-.313
.182
a. Dependent Variable: Agresi di Media Sosial Facebook
Coefficients Beta
t
Sig.
7.390
.000
-.430
-4.595
.000
-.161
-1.717
.089
Lampiran 10. Surat Izin Penelitian
Lampiran 11. Screenshoot Proses Pengambilan Data
Keterangan: screenshoot skala (atas) dan tanggapan (bawah) untuk try out
Keterangan: (atas) skala pengambilan data (bawah) tanggapan pengambilan data
Keterangan: pengumuman pemenang oleh admin
Keterangan: Contoh pesan pribadi yang dikirimkan peneliti