Agar Tunas Itu Tumbuh Berkembang Panduan Penggunaan Seri Tunas Integritas
Agar Tunas Itu Tumbuh Berkembang Panduan Penggunaan Seri Tunas Integritas ISBN: 978-602-9488-07-6 Penanggung Jawab : Supervisi : Penyusun : Ilustrasi : Desain :
Dedie A. Rachim Sandri Justiana Ryfavie Damani Bowie Zakti Erix
Diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Jl. H.R. Rasuna Said Kav C-1 Jakarta Selatan 12920 http://www.kpk.go.id
Cetakan 1 : Jakarta, 2012
Buku ini boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya, diperbanyak untuk tujuan pendidikan serta non-komersial lainnya, dan bukan untuk diperjualbelikan.
Sepatah Kata Pimpinan KPK Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua
P
enulis dan mengilustrasi buku untuk anak endidikan Antikorupsi untuk anak usia dini, bertujuan membiasakan perilaku-perilaku baik sejak dini. Hal tersebut diawali dengan menanamkan nilai-nilai kasih sayang (Pedagogy of Love), memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar anak, seperti makanan sehat dan bergizi, pembelajaran yang ramah anak, serta nilai-nilai dasar pembentuk karakter anak, seperti jujur, peduli, disiplin, mandiri, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani, dan adil. Semua itu dibangun melalui proses internalisasi dan konstruktif. Dalam upaya menjalankan amanah UU No. 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal 13 c, yang berbunyi “Dalam melaksanakan tugas pencegahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang melaksanakan langkah atau upaya pencegahan menyelenggarakan program Pendidikan Antikorupsi pada setiap jenjang pendidikan”, KPK telah menerbitkan seri buku bacaan anak Tunas Integritas. Buku tersebut merupakan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menginternalisasi dan membangun karakter antikorupsi kepada anak sejak dini. Ini merupakan awal dari serangkaian upaya yang dilakukan secara terus menerus hingga ke jenjang pendidikan berikutnya.
Untuk melengkapi penerbitan seri buku Tunas Integritas, KPK menerbitkan buku “Agar Tunas Itu Tumbuh Berkembang, Panduan Penggunaan Seri Tunas Integritas”. Kami berharap penerbitan buku panduan ini dapat memandu guru dan orangtua dalam membentuk jati diri dan karakter antikorupsi yang kuat pada diri anak sehingga dapat menjadi pejuang antikorupsi di masa mendatang. Jangankan korupsi, kepikiranpun tidak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb. a.n Pimpinan KPK
Abraham Samad Ketua
v
Petunjuk Penggunaan Buku Panduan 1. Saat mempelajari panduan ini, pastikan Anda juga membuka Seri Tunas Integritas yang bersangkutan. Seri Tunas Integritas terdiri atas 6 buah buku, yaitu: Buku 1: Byur!, berisi kisah-kisah fabel. Buku 2: Hujan Warna-Warni, berisi kisah-kisah fantasi. Buku 3: Ya, Ampun!, menghimpun beberapa dongeng. Buku 4: Wuuush!, merupakan kumpulan kisah bergenre fiksi realistik kontemporer. Buku 5: Ini, Itu?, berisi kumpulan kisah interaktif. Buku 6: Ungu, Di Mana Kamu?, adalah buku aktivitas.
Akan Anda temukan tinjauan umum tentang masing-masing buku, yang mengulas genre, kosakata baru, fakta menarik, Keluarga Kumbi, serta hal-hal lain yang penting dari buku tersebut. Berikutnya, Anda dapat mempelajari sinopsis setiap cerita, bahan diskusi, dan kemungkinan pengembangannya, untuk persiapan sebelum membaca bersama anakanak.
2. Seri Tunas Integritas ditargetkan untuk pembaca anak-anak berusia 4-9 tahun. Rentang itu cukup luas, dan karena setiap anak unik dan memiliki kecepatan perkembangan sendiri, maka panduan ini bersifat umum. Sebagai orangtua atau guru yang
vi
mengenal tahap perkembangan anak-anak sendiri, Andalah yang akan menyesuaikan cara Anda menggunakan Seri Tunas Integritas bersama mereka. Secara umum, anak-anak usia prasekolah tentu masih membutuhkan bantuan orangtua atau guru dalam memahami sebuah cerita. Sementara, anakanak kelas 1-3 SD sudah dapat membaca sendiri dengan atau tanpa bantuan. Kisah-kisah dengan kerumitan beragam dalam seri ini memungkinkan anak-anak membacanya berulang-ulang dan setiap kalinya mendapatkan pemaknaan baru. 3. Jika ada kosakata baru dan fakta menarik dalam buku, sediakanlah waktu untuk menjelaskannya kepada anak-anak. Anda dapat mengajak anak-anak melihat kamus dan membaca buku rujukan yang berkaitan. 4. Bahan diskusi dan pengembangan untuk setiap cerita merupakan pemantik gagasan, yang disusun berdasarkan paradigma bahwa anak-anak itu cerdas dan membutuhkan cukup tantangan untuk meningkatkan kemampuan membaca mereka. Anda dapat menerapkan bahan diskusi dan pengembangan itu secara langsung atau membuat yang baru, tergantung pada kebutuhan dan respons anak-anak.
Daftar Isi Sepatah Kata Pimpinan KPK v
Buku 1 Byur! 25
Petunjuk Penggunaan Buku Panduan vi
Buku 2 Hujan Warna-Warni 31
Pendahuluan viii
Buku 3 Ya, Ampun! 36
Buku yang Baik untuk Anak 1
Buku 4 Wuuush! 42
Seberapa Pentingkah Respons Anak 6 Respons Anak 7 Peran Orangtua dan Guru 8 Contoh Penerapan Seri Tunas Integritas dalam Kegiatan Praliterasi di Sekolah 10 Dramatisasi Cerita dari Seri Tunas Integritas 12
Buku 5 Ini, Itu? 48
Mendongeng dan Membacakan Buku 13 Mengemas 9 Nilai Integritas dalam Cerita 15
Buku 6 Ungu, Di Mana Kamu? 52 Tanya-Jawab 53 Daftar Pustaka 56 Semua Bisa Berintegritas, Semua Bisa Berantas Korupsi 57 Tentang Penulis 58
Literasi Visual untuk Tunas Integritas 17 Cerita Latar dan Keluarga Kumbi 19 Cerita Latar 19 Keluarga Kumbi 21 Berkegiatan Bersama Keluarga Kumbi 24
vii
Pendahuluan
M
enulis dan mengilustrasi buku untuk anak tidaklah mudah. Mengemas buku agar dapat benar-benar mereka nikmati selalu menjadi tantangan serius bagi kreator buku anak. Jika kita ingin buku kita dibaca dan dinikmati anak-anak maka kita harus menyediakan apa yang mereka butuhkan dan sukai, bukan cuma apa yang dibutuhkan dan disukai orangtua atau guru mereka. Terkadang kedua hal itu bisa beriringan dan sebuah buku berhasil menarik perhatian anak, sekaligus orang dewasa di sekitarnya. Namun, sering orang dewasa menginginkan dan menyukai buku-buku yang “mendidik” anak-anak mereka. Sementara, anak-anak ingin membaca demi kesenangan. Dikotomi antara bacaan didaktis dan bacaan hiburan pun muncul karena tampaknya sulit mengemas pengajaran yang cenderung berat dalam format bacaan ringan menghibur. Atau, bacaan ringan dan menghibur sebetulnya sudah sarat pesan moral, tetapi tidak eksplisit. Dan itu kurang memuaskan orangtua dan pendidik karena khawatir anak-anak tidak dapat menangkapnya. Kita perlu ingat, anak-anak adalah makhluk cerdas. Mereka dapat memaknai teks dan visual dengan cara mereka sendiri jika orang dewasa memberi mereka kesempatan. Namun untuk membuat mereka mau membaca, tentu saja sebuah buku harus menarik. Pesan moral hendaknya disampaikan melalui pengalaman
viii
dan perubahan sikap karakter, bukan berupa petuah langsung dari tokoh tertentu dalam cerita. Dengan prinsip itulah Seri Tunas Integritas ini diciptakan. Seri ini diharapkan dapat menghilangkan dikotomi tersebut, dan menanamkan nilai-nilai integritas dengan cara menghibur. Anak-anak usia 4-9 tahun yang menjadi pembaca target seri ini akan mendapatkan pengalaman berbeda dalam membaca dan menikmati buku. Namun, bukan berarti peran orangtua dan guru tidak diperlukan lagi. Justru sebaliknya, peran ini semakin dibutuhkan untuk mengembangkan Seri Tunas Integritas dalam diskusi yang hangat dan menstimulasi respons positif anak-anak. Pada buku panduan ini Anda akan mendapati wawasan umum tentang Buku yang Baik untuk Anak, pentingnya Respons Anak, perbedaan antara Mendongengkan dan Membacakan Buku, cara Mengemas 9 Nilai Integritas dalam Cerita, Literasi Visual untuk Tunas Integritas, Cerita Latar dan Keluarga Kumbi, dan panduan penggunaan setiap cerita dalam Seri Tunas Integritas. Namun pada akhirnya, sebagai orangtua atau guru, Anda yang paling mengenal anak-anak Anda. Panduan ini berfungsi sebagai pemantik ide, selanjutnya Andalah yang akan mengembangkan dan menghidupkan Seri Tunas Integritas di rumah atau ruang kelas Anda. Selamat bersenang-senang.
Buku yang Baik untuk Anak
B
uku yang baik pada prinsipnya adalah buku yang dapat dinikmati anak Anda. Anak-anak sebaiknya dibebaskan memilih sendiri pada rak buku bagian anak di toko buku atau perpustakaan. Apa yang dipilihnya adalah yang dibutuhkannya. Namun, sebagai orangtua atau guru, Anda tentu akan merekomendasikan buku-buku yang baik bagi mereka. Terutama ketika mereka bingung memilih satu atau dua saja di antara lautan buku. Beberapa pertimbangan di bawah ini akan memudahkan Anda membantu anak-anak memilih.
Usia dan Tingkat Kemampuan Baca Anak
Usia 0-4, bayi-prasekolah. “Pembaca” termuda ini belajar rata-rata sembilan kata baru per hari. Buku untuk mereka dirancang untuk dibacakan oleh orang dewasa. Teks harus pendek, konkret, dan merangsang indra, biasanya berima dan berirama. Pada usia 3-4 tahun, anak mulai memahami metafora sederhana, jelas, dan berkaitan dengan perasaan dan pengindraan. Misalnya, “ada ayam berkukuruyuk di dalam perutku” untuk menggambarkan rasa lapar. Tetapi mereka belum mengerti bahwa kata-kata dapat memiliki banyak arti dalam konteks berbeda.
Sebagai pembaca target, anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok menurut usia dan tingkat kemampuan mereka membaca. Pembagian ini merupakan perata-rataan, untuk memudahkan orangtua dan guru menjodohkan mereka dengan bacaan yang cocok. Akan ada anak-anak dengan kemampuan lebih tinggi atau lebih rendah ketimbang usianya.
1
Usia 5-6, Taman Kanak-Kanak. Peningkatan perbendaharaan kata di usia ini luar biasa. Kata-kata baru mereka kuasai sering dengan mendengar sekali saja (sebuah proses yang disebut fast mapping, pemetaan cepat). Saat memasuki sekolah dasar nanti, mereka sudah menguasai sekitar 14.000 kata. Di usia ini juga, mereka sudah memahami unsur dasar narasi: awal, tengah, dan akhir. Mereka senang mendengarkan cerita, mengulang cerita yang mereka hafal, dan terlibat aktif ketika dibacakan orangtua atau guru. Mereka memahami alur cerita, hubungan sebab akibat, dan menggunakan ilustrasi untuk memperkirakan apa yang akan terjadi. Setting yang hidup, karakter dinamis, dan topik menarik adalah komponen penting untuk kelompok usia ini. Cerita juga dapat disampaikan dengan dengan rima dan pengulangan kata yang segar. Usia 6-8, Kelas 1 – 3 SD. Disebut juga pembaca pemula. Mereka mulai membaca sendiri, memahami makna, memperkaya kosakata, dan semakin lancar membaca. Karena itu, Anda tidak perlu menahan diri dalam memperkenalkan kata yang jarang digunakan. Jauh lebih baik memberikan sedikit tantangan ketimbang menyajikan bacaan di bawah kemampuan baca mereka. Akuisisi kosakata memang melambat di usia sekolah dasar, tetapi masih merupakan proses yang luar biasa efisien. Sepanjang masa sekolah, dari SD hingga SMP, perbendaharaan anak akan berlipat ganda, mencapai lebih dari 30.000 kata.
2
Usia 9-11, Kelas 4 – 6 SD. Pada usia ini, anak-anak sudah memiliki keluwesan kosakata untuk memahami beragam humor. Buku untuk mereka mengandung kalimat-kalimat lebih panjang, tema dan alur lebih rumit. Mereka dapat menangkap unsur-unsur samar pada tokoh cerita seperti motivasi dan keunikan sifat. Di usia ini, mereka mengalami banyak perubahan besar secara fisik, kognitif, emosional, dan sosial. Kesadaran mereka akan perbedaan gender meningkat. Dengan kematangan daya nalar dan kemampuan analisis kritis, mereka mengembangkan minat terhadap masalah-masalah sosial dan budaya. Usia 11-14, Kelas 6 SD – SMP. Kemampuan berpikir abstrak yang dimiliki anakanak usia ini membuat mereka mampu menikmati plot rumit dengan subplot, serta memahami elemen sastra seperti ironi, analogi, idiom, sarkasme, dan alegori. Tema dan teknik penulisan yang digunakan untuk novel dewasa bisa diterapkan pada bukubuku untuk mereka, tetapi fokus tetap pada masalah-masalah yang relevan dengan praremaja dan remaja. Usia ini adalah masa penuh tantangan, tekanan, pertanyaan, konflik, dan drama. Meskipun permasalahan remaja sekilas tak ada bedanya dengan yang dialami orang dewasa, mereka memiliki cara pandang dan prioritas berbeda. Hormon pertumbuhan memberi mereka tambahan isu tersendiri.
3
Minat dan Ketertarikan Anda mengenal anak-anak Anda, apa yang mereka sukai, apa yang mereka ingin ketahui, dan apa yang mungkin akan membuat mereka tertarik. Carilah buku-buku yang sesuai dengan kecenderungan mereka. Namun, tidak ada salahnya sesekali memberikan bukubuku di luar zona ketertarikan itu untuk memperluas daerah petualangan mereka dalam membaca.
Penghargaan, Best Seller, dan Rekomendasi Buku-buku dalam kategori ini mungkin bisa lebih dulu Anda pertimbangkan. Tetapi kriteria dalam pemberian penghargaan, label best seller, dan rekomendasi belum tentu sejalan dengan kriteria Anda sendiri. Dan banyak buku bagus tidak diikutkan dalam ajang kontes atau kompetisi apa pun.
Review dan Resensi Membaca review/resensi yang objektif tentang sebuah buku akan sangat membantu. Plus minus sebuah buku biasanya dikupas tuntas, dan Anda mendapatkan gambaran lengkap isi buku tanpa harus membelinya terlebih dulu.
Kriteria Praktis untuk Menilai Buku Anak Di toko, buku-buku dijual dalam kemasan plastik rapat (cling wrap), sehingga Anda hanya dapat mengamati sampulnya. Tetapi biasanya ada sampel terbuka untuk Anda cermati, atau kalau tidak, sebagai calon pembeli, Anda berhak meminta kemasan buku dibuka. Pada awalnya, Anda mungkin tertarik pada judul, ilustrasi, dan nama penulisnya. Selanjutnya, cermatilah:
4
Fisik
Buku anak untuk usia dini harus terbuat dari bahan berkualitas. Karena buku akan sering dibuka anak, sebaiknya sampulnya keras dan bagian dalamnya dari kertas yang cukup tebal, agar buku awet dan tak mudah robek. Perhatikan pula penjilidannya. Meskipun tak ada barang awet di tangan anak-anak yang penuh semangat, setidaknya buku yang dijilid dengan baik akan lebih tahan lama.
Ilustrasi
Desain perwajahan.
Buku yang baik memperhatikan komposisi gambar, warna, dan tipografi (desain huruf). Ada anggapan bahwa buku anak harus ramai gambar, penuh warna, dan teks besar-besar. Sisi negatif dari anggapan itu adalah komposisi yang terabaikan. Banyak buku anak terkesan asal mencolok. Padahal justru untuk anak-anak yang memerlukan stimulasi visual, perwajahan buku harus didesain artistik dan menarik. Tema
Anak-anak membutuhkan tema-tema yang bervariasi. Pemahaman tentang hidup dan kehidupan akan berkembang jika bacaan mereka juga luas. Tidak melulu tentang keceriaan seharihari, pengetahuan umum, dan pelajaran perilaku, mereka juga membutuhkan kisah-kisah kehidupan yang menyentuh, menyemangati, membuka wawasan, dan mengilhami. Anak-anak harus diberi kesempatan membaca buku-buku yang merangsang mereka berpikir dan memaknai sendiri.
Ilustrasi adalah gambar yang bercerita secara visual dan artistik, dan seharusnya menampilkan tidak hanya apa-apa yang sudah dinyatakan dengan kata-kata. Dan anak-anak adalah pembaca visual yang ulung. Sayangnya ada kekhawatiran di kalangan orang dewasa tentang kemampuan anak memaknai ilustrasi. Akhirnya banyak buku anak dibuat dengan gambar yang terlalu mudah dicerna, kurang menantang, atau dibubuhi teks penjelasan terlalu banyak. Buku anak yang baik adalah yang menghargai potensi bawaan anak dalam memaknai visual. Teks
Buku yang baik menggunakan bahasa yang baik. Kalimat-kalimat yang tersusun baik menghasilkan kejelasan dan keindahan. Buku anak sering menggunakan sedikit kata tetapi bukan berarti miskin kosa kata. Pada buku anak yang dirancang dengan baik, teks tidak menjajah ilustrasi, dan ilustrasi tidak membeo teks. Keduanya bekerja sama secara harmonis mengantarkan kisah yang kaya dan imajinatif.
5
Seberapa Pentingkah Respons Anak?
A
nak-anak usia prasekolah umumnya membutuhkan mediasi orang dewasa untuk membacakan dan menjelaskan isi cerita. Proses ini disebut emotional referencing (Moschovaki, Meadows, Pellegrini, 2007); yaitu, ketika anak-anak menggunakan konsepsi yang disampaikan oleh orang dewasa untuk mengembangkan pengertian mereka terhadap cerita. Misalnya, anak akan melihat reaksi orang dewasa untuk mengetahui apakah tokoh cerita sedang gembira atau sedih, terkejut, atau marah. Anak juga mengetahui ketegangan atau plot cerita dari penuturan yang disampaikan lewat gestur, intonasi, atau dramatisasi. Ada beberapa hal yang dapat membantu anak untuk membangun konsep pemahaman, empati terhadap tokoh cerita, atau keterlibatan terhadap cerita. Di antaranya adalah: 1. Gestur; mimik muka, gerak tangan, dan bahasa tubuh orang dewasa ketika membacakan buku. 2. Intonasi; irama, tempo, dan jeda, volume, yang menggambarkan karakter dan tokoh, juga muatan emosi dalam cerita (apakah cerita tersebut sedih, gembira, atau menegangkan). 3. Komentar sisipan penutur saat cerita dibacakan membantu pemahaman anak dan mengembangkan emosinya. Penting diketahui, bahwa proses mediasi ini tentu tidak meniadakan subjektifitas anak. Ketika dibacakan, anak tidak menjadi objek yang pasif, melainkan subjek yang aktif mengembangkan konsep cerita dengan bantuan orang dewasa, sang penutur cerita. Karenanya, read aloud sebaiknya tidak dimaknai sebagai “orang dewasa membacakan cerita kepada anak,” melainkan proses ko-konstruksi, yaitu anak dan orang dewasa bersama-sama membangun sebuah konsep tentang cerita yang dibaca. Kegiatan read aloud seharusnya mampu mengembangkan kemampuan kognitif dan afektif anak, dan cara yang optimal untuk mengembangkan kemampuan ini adalah tidak mencekoki mereka dengan komentar dan pemahaman orang dewasa. Melainkan, anak sebaiknya dipancing dan dibiarkan untuk merespons cerita dengan kemampuan kognitif dan emosi mereka.
6
Respons Anak Salah satu bentuk reaksi anak terhadap cerita adalah dengan langsung bertanya, berkomentar, atau mendramatisasi unsur cerita secara spontan saat cerita dibacakan. Selain reaksi spontan anak, yang biasanya disampaikan secara verbal, orang dewasa juga dapat meminta anak merespons cerita melalui kegiatan psikomotorik atau motorik. Semua metode respons ini setidaknya mengembangkan potensi anak dalam hal berikut. 1. Potensi kognitif, yang berkembang dalam: • Usulan alternatif anak terhadap jalan cerita. • Kritik anak terhadap penokohan, atau plot. • Anak merefleksikan tokoh cerita dan memadukannya dengan pengalaman pribadinya. • Pengulangan/imitasi, atau pertanyaan terhadap kata-kata atau topik yang menarik. 2. Potensi afektif, yang berkembang dalam: • Empati anak terhadap tokoh cerita. • Kemampuan anak untuk mengenali muatan emosi dalam cerita. Kedua potensi tersebut akan berkembang dengan optimal apabila penutur cerita memberikan ruang dan waktu kepada anak untuk bertanya, menanggapi, berkomentar, dan menirukan narasi, atau memperagakan gerak sesuai dengan jalan cerita. Selain respons verbal, penutur cerita, terutama guru, dapat memadukan respons psikomotorik dan motorik untuk mengembangkan potensi kognitif dan afektif dengan kegiatan praliterasi di rumah atau di sekolah. Pemaparan berikut akan menjelaskan lebih jauh tentang kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan respons anak.
7
Peran Orangtua dan Guru Sekali lagi, cerita dikembangkan secara ko-konstruktif oleh penutur cerita, bersamasama dengan anak. Peran orang dewasa, dalam hal ini biasanya orangtua atau guru, adalah untuk memfasilitasi, dan tidak mendikte pemahaman anak. Namun adakalanya anak merespons dengan reseptif dan pasif. Hal ini tentunya wajar. Meskipun tidak mengekspresikan respons melalui banyak komentar atau pertanyaan, anak telah mengembangkan konsepsi tentang cerita dalam benaknya. Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mengembangkan respons anak adalah: 1. Bacalah buku yang akan dibacakan terlebih dulu. Buatlah rencana; mana kalimat yang akan diberi penekanan, dibaca dengan intonasi tertentu, dan mana kalimat tertulis yang akan diubah menjadi percakapan/ungkapan langsung. Tentunya rencana ini bersifat fleksibel. Anda dapat memodifikasinya sesuai dengan respons anak. 2. Sebelum mulai membaca, ajak anak untuk mengamati judul cerita dan gambar sampul (depan dan belakang). Di buku Tunas Integritas ini, judul cerita terdiri atas kata-kata sederhana yang akrab di telinga anak. Minta anak untuk membuat hubungan antara judul dan ilustrasi di sampul buku untuk menebak isi buku. Beberapa pertanyaan yang bisa diajukan misalnya: “Siapa ya, kira-kira yang diceritakan oleh buku ini? Oh, mungkin para binatang. Oh, ini seperti putri di istana. Mereka sedang apa ya? Hm ... anak-anak ini berdiri di perempatan dengan bingung. Kenapa ya, mereka? Yuk, coba kita baca ceritanya (Catatan: beberapa anak mungkin tak sabar ingin segera membuka buku. Ini wajar. Seandainya anak menunjukkan minat seperti itu, Anda bisa segera mulai membacakan cerita). 3. Di halaman daftar isi, tak ada salahnya Anda jeda sejenak dan memperhatikan ikon cerita yang tercantum di sana. Anda bisa menawarkan kepada anak, cerita mana yang ingin didengarnya terlebih dulu.
8
4. Pada saat membacakan cerita, Anda bisa jeda sesaat sebelum membuka halaman baru, untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk mengamati ilustrasi dengan lebih cermat. 5. Cerita latar disajikan untuk mengajak anak berpikir dan berperan aktif saat cerita dibacakan. Ajaklah anak untuk mengamati keluarga kumbi di setiap halaman buku. Minta anak untuk menghitung berapa jumlah, warna mereka, dan menebak apa yang sedang mereka lakukan. 6. Pesan moral dapat disampaikan secara implisit. Orang dewasadapat meminta anak untuk merefleksi cerita ke dalam pengalaman keseharian mereka. Pertanyaan seperti, “Pernahkah kamu mengalaminya?” “Bagaimana perasaanmu?” “Seandainya temanmu melakukannya, apa yang akan kamu lakukan?” dapat dilontarkan untuk meminta anak berpikir lebih jauh. 7. Pilihlah saat yang tepat. Penelitian membuktikan bahwa saat sebelum anak tidur di malam hari adalah saat yang tepat untuk membacakan buku. Di sekolah, Anda bisa menciptakan “Saat Tenang” atau “Pojok Buku” sebagai bagian dari rutinitas seharihari. Dengan menciptakan waktu khusus, anak akan terbiasa dan tahu apa yang dilakukan saat buku dibacakan. Setelah melakukan semua itu, adakalanya anak memberikan respons yang tidak kita harapkan. Anak memiliki karakter yang beragam. Sebagian anak mungkin gampang teralihkan perhatiannya. Sebagian mungkin banyak berbicara dan mendominasi temantemannya, sedangkan yang lain mungkin tidak ekspresif serta lebih nyaman mengamati teman-temannya. Perlu diingat bahwa anak merespons cerita sesuai dengan pemahaman pengalaman mereka yang unik. Cara mereka merespons pun beragam, sesuai karakter.
9
Dengan respons yang beragam itu, orangtua dan guru sebaiknya tidak melakukan beberapa hal berikut: 1. Berpesan kepada anak untuk mendengarkan dengan diam selama buku dibacakan. Tentu saja Anda bisa meminta anak untuk memperhatikan cerita dengan saksama. 2. Mencemooh, mengejek, atau menyalahkan komentar anak. 3. Membacakan cerita dengan buru-buru. Seandainya Anda sedang sibuk atau letih, mintalah waktu kepada anak untuk beristirahat terlebih dahulu. Sering orangtua tertidur sebelum cerita selesai mereka bacakan. 4. Sebaliknya, janganlah menahan ketika anak ingin buru-buru membalik halaman buku. Biarkan anak mengatur ritme pembacaan cerita. Sebaiknya, amati di bagian mana anak suka menikmati gambar/narasi lebih lama. Pahami selera anak. 5. Menyimpulkan pesan moral dalam cerita. 6. Menjadikan cerita sebagai alat untuk menasihati, misalnya dengan kata-kata, “Nah, makanya, kamu juga jangan begitu. Nanti, …” 7. Memaksa anak untuk menjawab pertanyaan secara verbal. Reaksi non-verbal seperti bahasa tubuh dan mimik muka dapat dijadikan patokan untuk mengetahui emosi dan respons anak ketika dibacakan cerita. Reaksi gerak dan emosional perlu dipertimbangkan untuk menentukan, misalnya, apakah kita perlu meneruskan cerita segera, atau menunda membuka halaman selanjutnya.
10
Contoh Penerapan Seri Tunas Integritas dalam Kegiatan Praliterasi di Sekolah Banyak orang beranggapan bahwa anak belajar menulis melalui kegiatan menyalin hurufhuruf. Kegiatan ini tentu baik untuk melatih kemampuan motorik halus mereka, namun daya cipta dan kreativitas tidak terstimulasi dalam kegiatan ini. Kegiatan menggambar, adalah salah satu kegiatan pramenulis yang sering dipandang sebelah mata. Padahal, kegiatan menggambar dalam pendidikan anak usia dini tidak hanya berperan untuk meningkatkan krativitas dan kecerdasan visual anak, melainkan juga berfungsi sebagai media untuk mengekspresikan ide melalui rangkaian kata yang ditulis anak. Misalnya, anak dapat diminta untuk menjelaskan gambar atau adegan yang dibuatnya dengan kata-kata yang ditulisnya di dekat gambar tersebut. Dalam tahap belajar menulis, tulisan ciptaan anak tentu tidak harus akurat. Anak akan menjelaskan tulisan itu secara verbal kepada orang dewasa. Seri Tunas Integritas menawarkan keragaman tema yang dapat dikembangkan anak melalui kegiatan menggambar dan menulis. Melalui kegiatan ini, anak tentu bebas menginterpretasi sesuai pemahaman masing-masing. Biasanya, cerita atau gambar ciptaan anak akan bergeser jauh dari cerita aslinya. Tentu ini sah-sah saja. Tujuan kegiatan interpretasi cerita melalui gambar adalah untuk mengembangkan kreativitas dan daya cipta, bukan menguji pemahaman anak terhadap cerita. Lagipula, interpretasi terhadap satu cerita tidaklah tunggal.
11
Contoh penerapan isi buku Tunas Integritas: 1. Sayap Mini Remi (dalam buku Ya Ampun!) Setelah membaca buku, tanyakan kepada anak, seandainya mereka hidup di Negeri Peri, mereka ingin memiliki sayap pendek atau panjang? Mengapa? Seandainya mereka hidup di Negeri Peri, apakah mereka ingin membantu memetik beri atau ceri? Mana yang lebih mereka suka? Lalu pasangkan anak dengan temannya, satu kelompok terdiri atas dua orang. Secara berhadap-hadapan, minta anak untuk menceritakan dan membandingkan pilihannya itu. Beri waktu lima hingga sepuluh menit. Setelah selesai, minta semua anak untuk menghadap ke papan tulis. Beri contoh proses menggambar (Anda bisa berpura-pura berpikir ketika menggambar di papan tulis, misalnya dengan berkata, “Hm … kalau Ibu akan lebih memilih sayap pendek. Atau … atau sayap panjang ya? Kalau sayapnya panjang, ibu bisa terbang lebih tinggi. Ah, tapi ibu lebih suka buah beri. Nah, ini gambar ibu dengan sayap pendek. Sekarang, ibu mau terbang memetik beri. Nah, ibu sudah sampai di kebun beri. Ini pohon berinya.” Lalu Anda bisa menggambar semak-semak yang dipenuhi oleh buah beri). Satu hal yang penting adalah menanamkan kepada anak bahwa menggambar tidak identik dengan hasil yang bagus atau mirip aslinya. Sedapat mungkin, jauhkan penghapus dari anak ketika menggambar. Anda bisa mencontohkan proses itu; bahwa Anda pun bisa berubah pikiran dan mengembangkan cerita saat menggambar. Gambar Anda pun tidak sempurna dan tidak mirip ilustrasi dalam cerita Sayap Mini Remi. Anda pun dapat menambahkan tokoh-tokoh lain dalam gambar Anda. Anak biasanya suka menggambar anggota keluarga; ayah, ibu, nenek, tetangga, atau temanteman sekolah. Setelah menggambar selesai, Anda bisa meminta anak-anak untuk menuliskan beberapa kata di samping gambar mereka, misalnya; re-mi, pe-ri, mi-ni, be-ri, ce-ri. 2. Cerita-cerita di buku Interaktif bisa dimodifikasi, terutama di kelas Sekolah Dasar. Mintalah anak untuk membuat alternatif alur cerita dan alternatif sekuel cerita. Tentunya anak bisa menambahkan beberapa tokoh yang relevan dengan alur baru itu.
12
Dramatisasi Cerita dari Seri Tunas Integritas Dramatisasi cerita menggabungkan respons afektif dan kognitif dalamkegiatan psikomotorik dan motorik. Kegiatan ini tak hanya penting di kelas PAUD, tetapi juga sekolah dasar. Semakin besar usia anak, semakin besar kontribusi yang dapat dia berikan dalam merencanakan drama. Dalam proses itu, ajaklah anak untuk mengenal tahapantahapannya; menentukan durasi drama, cara mengadaptasi cerita bergambar ke dalam skenario, menentukan peran, kostum, latar, musik pengiring, dan sebagainya.
13
Mendongeng dan Membacakan Buku
P
ada Seri Tunas Integritas, Anda akan menemukan kisah-kisah yang cocok untuk didongengkan dan kisahkisah yang lebih baik dibacakan saja. Terkadang dua kegiatan itu tanpa disadari akan menyatu. Pada awalnya Anda membacakan buku, lalu terbawa suasana mulai mengembangkannya sendiri dan Anda mendongeng. Ada perbedaan mendasar antara mendongeng dan membacakan buku. Dan Anda bebas memilih sesuai dengan potensi Anda kisah-kisah mana yang hendak didongengkan dan mana yang dibacakan.
Membacakan Buku
Mendongeng
Membacakan cerita menjadikan buku/teks tertulis sebagai lokus interaksi penutur dan pendengar, dengan modifikasi ke bahasa lisan seperlunya.
Mendongeng adalah kegiatan menuturkan kembali sebuah cerita (bisa bersumber dari cerita tertulis atau tradisi lisan), dan memodifikasinya dalam bahasa lisan yang interaktif.
Membacakan cerita bertujuan mendekatkan anak dengan teks dan ilustrasi dalam sebuah buku. Anak diajak memperhatikan keindahan bahasa tulis dan gambar dengan lebih dekat.
Inti dari kegiatan mendongeng adalah sejauh mana Anda bisa memodifikasi sebuah cerita dengan intonasi, gestur, dan dramatisasi untuk memikat pendengar.
Alat peraga yang relevan tentu dapat digunakan dalam kegiatan membacakan buku. Namun karena perhatian anak akan terfokus kepada buku, keberadaan alat peraga ini tidak mutlak.
Mendongeng membutuhkan alat peraga seperti boneka tangan/jari, kostum, dan lain-lain.
Membacakan buku bisa dilakukan hampir oleh siapa saja. Buku menjadi kekuatan Anda. Tentu Anda harus membaca buku dengan menarik, namun Anda tak harus memeragakannya dengan dramatis.
Sebagian orang mungkin berpendapat bahwa kemampuan mendongeng berkaitan dengan kemampuan teatrikal seseorang, jadi hanya orang-orang tertentu saja yang dapat melakukan ini di depan banyak orang.
Buku-buku yang baik untuk dibacakan adalah buku yang memiliki narasi yang indah (misalnya berima), atau yang memiliki ilustrasi yang artistik. Cerita dalam kategori ini temponya lebih lambat (berpusat pada satu kejadian pada satu waktu).
Cerita yang cocok untuk didongengkan adalah cerita dengan plot sederhana, alur dan tempo yang dinamis (misal, terjadi dalam rentang waktu yang panjang dan memiliki ketegangan /suspense), serta ditunjang dengan karakter tokoh-tokoh yang menarik. Cerita-cerita rakyat, fabel, dan dongeng memenuhi kriteria ini.
14
Mengemas 9 Nilai Integritas dalam Cerita
Jujur
K
omisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia meyakini bahwa korupsi yang terjadi di negeri ini dikarenakan pelakunya kehilangan nilainilai integritas.Kehilangan bisa berarti pada suatu saat dulu, ketika mereka masih kecil, sesungguhnya mereka memiliki nilai-nilai itu secara fitrah. Kehilangan juga berarti ada faktor-faktor dari luar yang membuat nilai-nilai itu terkikis atau tercerabut. Dalam perkembangannya, faktor-faktor itu juga mengancam keluarga tempat tumbuh kembang anak-anak generasi penerus. Diperlukan tindakan proaktif untuk mempertahankan nilai-nilai integritas dalam keluarga, dan secara khusus menanamkannya pada anak-anak sejak dini. Sembilan nilai integritas itu adalah:
Peduli Mandiri Disiplin Tanggungjawab Kerja Keras Sederhana Berani Adil 15
Secara manunggal, kesembilan nilai itu adalah padanan positif untuk antikorupsi. Karena kata korupsi begitu spesifik mengarah pada perilaku aparatur negara yang merugikan negara, maka dengan mudahnya setiap orang yang bukan aparatur negara dan tidak merugikan negara menyatakan dirinya antikorupsi. Namun bibit-bibit korupsi dapat tumbuh tanpa terasa dalam keseharian siapa saja di mana saja. Dan pada gilirannya, menjalar pada diri anak-anak yang meniru lingkungan sekitarnya. Itulah sebabnya tidak ada kata Korupsi dan Antikorupsi dalam kisah-kisah seri Tunas Integritas. Penanaman 9 nilai integritas akan lebih mengakar dan luas jika topik yang diangkat adalah hal-hal yang dekat dengan karakter keseharian. Bahkan setiap nilai tidak berdiri sendiri dalam sebuah cerita. Kita tidak bisa berbicara tentang kejujuran tanpa menyinggung keberanian, misalnya untuk mengakui kesalahan dan memikul tanggung jawab. Kita tidak bisa memisahkan kepedulian dengan sikap adil dan sederhana. Kemandirian juga menuntut kerja keras dan disiplin. Dalam Seri Tunas Integritas, sesungguhnya nilainilai itu bisa ditemukan di setiap cerita dan visualnya, walaupun tidak disebutkan secara eksplisit. Pada Buku 2, misalnya, dalam kisah Kota Oncom, Andi dan Bowo terkesan hanya mengkhayalkan kota idaman mereka. Adakah nilai-nilai itu di sana? Perhatikan bahwa mereka adalah anak-anak penjaja gorengan. Anda tentu tahu, seperti apa kehidupan orang-orang kecil seperti mereka pada kenyataannya. Tetapi itu tidak membuat mereka takut bermimpi. Mimpi dapat menjadi motivasi bagi mereka untuk maju. Tetapi mereka tidak melupakan tugas. Pada waktunya, mereka bangkit dan kembali bekerja. Ada kerja keras, tanggung jawab, disiplin, jujur, dan mandiri dalam kisah ini.
16
Contoh lain, masih dari buku yang sama, adalah komik Hujan Warna-Warni. Dari kisah fantasi ini, Anda dapat memetik nilai-nilai positif. Benarkah tindakan si adik membukakan pintu untuk makhluk tak dikenal? Bagaimana di kehidupan nyata, bolehkah dia membukakan pintu bagi orang tak dikenal? Apakah itu disebut berani? Kemandirian dan tanggung jawab seperti apa yang diharapkan dari anak saat ditinggal sendiri? Ketika Anda mendiskusikan nilai-nilai integritas bersama anak-anak, peluang untuk berbeda pendapat pasti ada. Dengarkan pendapat mereka. Pengalaman dan referensi mereka yang masih terbatas tentu memengaruhi cara pandang mereka. Dengan bijak, bukalah wawasan mereka lebih luas lagi dengan pengalaman Anda. Namun, pada akhirnya, pesan dan nilai-nilai akan terserap lebih efektif melalui pemahaman akan plot cerita. Kita tidak bisa berharap dengan sekali dibacakan, dengan sekali diskusi, mereka akan selalu tahu bagaimana berperilaku. Tetapi kisah yang menarik dan berkesan akan menetap dalam benak mereka selamanya. Dan suara menyenangkan serta kedekatan yang Anda berikan memegang peranan penting untuk menjadikan kisah-kisah dalam Seri Tunas Integritas lebih menarik lagi.
17
Literasi Visual untuk Tunas Integritas
L
iterasi sering diartikan secara sempit dengan keberaksaraan atau melek huruf. Tetapi literasi fungsional tidak hanya itu. Selain dapat membaca dan menulis, seseorang harus dapat pula memanfaatkan kemampuan itu untuk memenuhi tuntutan lingkungannya, dan meningkatkan taraf hidupnya. Lebih jauh, ada literasi visual, yaitu kemampuan menginterpretasi, menegosiasi, dan membuat pemaknaan dari informasi yang disampaikan dalam bentuk visual. Ini didasari gagasan bahwa gambar dapat “dibaca” dan makna dapat dikomunikasikan melalui proses membaca. Pada Seri Tunas Integritas, setiap buku diilustrasi oleh ilustrator yang berbeda sehingga gaya dan cara berkomunikasi mereka pun berbeda-beda. Variasi penting untuk anak-anak agar kemampuan itu terasah. Kepekaan terhadap bentuk, nuansa warna, sudut pandang, detail, dan keindahan akan memberinya pengayaan melebihi yang dia dapatkan dari teks semata.
18
Pada setiap halaman, berilah kesempatan kepada anak untuk mengamati ilustrasi. Anda dapat mengajak anak-anak mengamati rumah-rumah keluarga tupai dalam cerita Kue Santan Kenari (Byur!); ragam batik dan tenun dalam cerita Kerjakan Segera, Putri! (Ya Ampun!); atau makhluk-makhluk dalam Puisi Rajarima, (Hujan Warna-Warni); lalu membandingkannya dengan keadaan di dunia nyata. Anda dapat mengajak anakanak menggambar rumah, motif batik, dan makhluk baru dari imajinasi mereka. Bebaskan mereka. Mengapa Hujan Warna-Warni tidak full-color, dan berkebalikan dengan judulnya? Karena anak-anak diundang untuk menuangkan warna pilihan mereka sendiri.
Dan mengapa Keluarga Kumbi berbeda-beda di setiap buku? Karena berbeda itu boleh. Anak-anak pasti mempunyai perbedaan dengan rekan-rekan mereka. Apakah itu? Banggakah mereka dengan perbedaan itu? Dapatkah anak-anak mengenali mereka satu demi satu meskipun berbeda gaya? Ada karakter yang khas dan tetap dalam setiap sosok Kumbi. Anak-anak akan mengenalinya. Demikian, ilustrasi dapat bercerita ribuan kata yang tak tertulis. Sama halnya, teks satu dua baris pun dapat memercikkan ide-ide visual dalam benak anak-anak, ketika Anda membawakannya secara memukau.
19
Cerita Latar dan Keluarga Kumbi Cerita Latar
Antena
kepala
dada perut
kaki
sayap luar
Bagan tubuh kumbang skarab
Fakta: Ukuran kumbi skarab bervariasi, dari yang paling kecil 1 mm, sampai yang paling besar 6 cm.
20
Kekuatan buku cerita bergambar terletak pada ilustrasi. Di samping ilustrasi utama, ini juga dapat dilakukan lewat ilustrasi yang menjadi background story, yaitu cerita tersendiri yang terlepas dari cerita utama. Adanya kisah latar belakang ini dapat membantu meningkatkan rentang perhatian anak-anak usia dini yang biasanya masih rendah. Seri Tunas Integritas melakukannya lewat sekelompok serangga kecil yang muncul nyaris di setiap halaman. Mereka menyebut diri sebagai Keluarga Kumbi. Di samping menikmati cerita utama, anakanak akan senang mengamati perilaku anggota keluarga Kumbi, menduga-duga kegiatan yang mereka kerjakan, serta membangun empati terhadap mereka. Karena rasa ingin tahu anak-anak yang sedemikian besar, tak urung akan ada pertanyaan: Siapa keluarga Kumbi sebenarnya? Kumbi itu binatang apa? Tentu saja Keluarga Kumbi adalah tokoh fiktif, rekaan para konseptor buku Tunas Integritas. Walaupun demikian, mereka didasarkan pada hewan yang benar-benar ada di dunia nyata, yaitu kumbang. Seperti yang dikatakan Kumbi Wer di awal buku Byur!, mereka termasuk keluarga Scarabaeoidea, sehingga kumbang ini disebut juga kumbang skarab. Namun sebutan yang lebih sering dilekatkan kepada mereka adalah kumbang tahi atau kumbang kotoran. Dung beetle, demikian penutur bahasa Inggris menyebutnya. Mengapa mereka mendapatkan nama itu? Jawabannya sederhana saja: karena mereka hidup dari kotoran hewan lain. Ketika hewanhewan makan, ada bagian-bagian makanannya yang lewat tanpa tecerna. Inilah yang menjadi makanan kumbang skarab. Umumnya mereka lebih menyukai kotoran hewan pemakan tumbuhan saja (herbivora) seperti sapi, gajah, kuda. Sebagian lainnya mengonsumsi kotoran hewan pemakan segala. Namun ada juga kumbang skarab yang makanannya jamur dan daun/kayu lapuk.
Kumbang ini tersebar di seluruh dunia. Ada yang hidup di padang pasir, ada pula di yang di hutan belantara. Ada yang di negara tropis, ada pula yang di negara empat musim. Hanya di benua Antartika hewan ini tidak dijumpai. Di luar masalah makanannya yang mungkin membuat sebagian orang mengernyitkan hidung, kumbang skarab adalah serangga yang luar biasa. Betapa tidak. Mereka adalah tim-pembersih alami. Mereka mendaur-ulang benda yang dianggap menjijikkan menjadi unsur hara di dalam tanah. Dengan demikian, mereka berperan besar dalam menyuburkan tanah. Dengan penciumannya yang tajam, mereka segera sampai ke sumber makanan begitu ada hewan yang membuangnya. Kumbang skarab juga kuat. Ia mampu mengangkat atau mendorong bulatan kotoran sampai berpuluh-puluh kali lipat dari berat tubuhnya. Bulatan kotoran ini lalu ia kuburkan di suatu tempat untuk dikonsumsi belakangan, atau untuk cadangan makanan bagi telur dan larvanya nanti. Maka mereka turut membersihkan lingkungan, hama penyebar penyakit seperti lalat pun menjauh. Di samping itu, ketersediaan rumput sebagai pakan ternak atau hewan lain meningkat karena permukaan tanah tak tertutup kotoran. Karena perannya ini, Kumbang skarab termasuk serangga yang bermanfaat bagi manusia. Keberadaannya dipertahankan. Sebagian negara seperti Australia dan New Zealand pernah mengimpor jenis kumbang skarab yang lebih tangguh untuk mengatasi kotoran hewan di negara itu. Di sejumlah tempat di Afrika, bahkan ada rambu-rambu jalan yang mengingatkan agar pengemudi kendaraan tidak melindas kumbang skarab. Juga ada rambu yang mengingatkan untuk tidak melindas kotoran gajah, karena berkemungkinan besar banyak kumbang skarab di dalamnya. Mengingat peran besar kumbang pekerja keras ini, layaklah mereka menjadi ikon bagi gerakan Tunas Integritas. Jika kumbang skarab menyumbang peran dalam membuat kondisi tanah yang kondusif bagi pertumbuhan tunas tanaman, maka seri Tunas Integritas ini berusaha memberikan kondisi yang kondusif bagi anak-anak Indonesia untuk tumbuh dengan nilai-nilai integritas tertanam di dalam diri mereka.
Fakta: Tidak semua kumbang skarab berwarna gelap. Ada juga yang berwarna metalik mengilap, atau berwarna cerah.
Fakta: Selain menggunakan penciuman, kumbang skarab juga mengandalkan polarisasi cahaya bulan untuk menentukan arah.
21
Keluarga Kumbi
S
epuluh anggota keluarga Kumbi dapat dilihat di halaman belakang setiap buku. Dari tingkah laku mereka di halaman-halaman itu, anak bisa menerka sifat masing-masingnya yang unik. Setiap kumbi punya kelebihan dan kekurangan. Tidak ada kumbi yang sempurna. Anak-anak bisa mengidentifikasikan dirinya kepada salah satu kumbi ini. Berikut ini keterangan tentang kesepuluh Kumbi tersebut. Sebaiknya orangtua atau guru tidak menyampaikan data-data ini begitu saja. Ajak anak berdiskusi. Pancing tanggapan mereka tentang kelakuan Kumbi tertentu.
1. Kumbi Wer
Kumbi berwarna jingga ini paling peduli terhadap Kumbi lain. Dia risau kalau-kalau nanti ada saudaranya yang kelaparan karena sibuk tidur. Dia prihatin kalau ada saudaranya yang salah jalan. Sayangnya, dia terlalu cerewet, kehadirannya pun dianggap gangguan bagi Kumbi lain.
22
2. Kumbi Rak
3. Kumbi Emu
Dengan warna hijau tentara, Kumbi ini paling gagah di antara semua Kumbi. Kalau mau, dia bisa mengangkut makanan ke sarang sepuluh kali lebih banyak dari Kumbi lain. Ya, kalau mau. Sayangnya dia tidak selalu mau. Dia sibuk berlatih mengangkat beban untuk menambah kekekaran tubuhnya. Ciri-cirinya tentulah badan yang kekar. Berat badannya hanya dapat disaingi Kumbi Emu
4. Kumbi Tuk
Hobi Kumbi Emu hanya satu: makan! Walaupun begitu, Kumbi merah jambu ini tidak pelit. Dia bersedia berbagi dengan saudara-saudaranya. Tentu saja jika masih ada yang tersisa. Tak jarang yang terjadi adalah sebaliknya, Kumbi Emu menyambar makanan Kumbi lain. Biasanya yang jadi korban adalah Kumbi Tuk yang tertidur.
Jika ditanyakan Kumbi manakah yang paling bisa dipercaya, pastilah para Kumbi menunjuk Kumbi Tuk. Dia pandai menjaga rahasia. Sayangnya Kumbi abu-abu ini sangat pengantuk. Tiap sebentar dia tertidur. Alhasil, jarang sekali dia berhasil membawa bulatan kotoran ke sarang. Kalau tidak dibantu Kumbi Ong, tentulah dia akan kurus kering dan kelaparan.
5. Kumbi Ong
Kumbi Ong sangat ringan tangan menolong saudarasaudaranya. Siapa pun, di mana pun, kapan pun, Kumbi berwarna cokelat ini akan siap sedia. Namun, tugasnya sendiri jadi sering terbengkalai. Untunglah ada Kumbi Jan.
6. Kumbi Jan
7. Kumbi Kut
Kumbi Jan penyelamat bagi semua Kumbi. Saat yang lain teralihkan dari pekerjaan, Kumbi Jan tetap konsisten mengerjakan tugas. Dia jarang bermain dan berkumpul dengan saudara-saudaranya, sehingga sering “ketinggalan berita”. Kumbi hijau ini juga pemalu. Hanya dengan Kumbi Kut dia bisa dekat.
8. Kumbi Ole
Kumbi Kut sangat penakut.
Bunyi gemerisik daun saja bisa membuatnya terlonjak. Dia juga tidak berani bersaing memperebutkan bulatan kotoran. Namun percayalah, sifat jujur sudah melekat dalam dirinya, bukan karena dia takut akan ancaman Kumbi Ole. Meskipun Kumbi lain juga berwarna-warni, hanya Kumbi Kut yang sering dipanggil sesuai warnanya: Ungu.
9. Kumbi Rob
Kumbi yang satu ini paling menjaga kebersihan. Kulitnya yang berwarna merah marun mengilap sempurna. Antenanya melentik cantik. Kumbi Ole enggan sekali mendorong-dorong bulatan kotoran. Dia kini sedang melatih diri untuk beralih memakan jamur atau kayu lapuk saja. Kumbi Ole selalu berusaha menghindari Kumbi Rob dan Kumbi Hil.
10. Kumbi Hil
Sebenarnya Kumbi Rob termasuk Kumbi yang cukup rajin. Sayangnya dia ceroboh, pekerjaannya sering tidak beres. Di mana ada Kumbi Rob, pasti ada “kecelakaan”. Dia sering pula salah jalan. Warna kuning tubuhnya sering tertutupi serpihan daun, kotoran, dan lainlain. Kumbi Rob sering menjadi sasaran keusilan Kumbi Hil.
Paling pintar di antara saudaranya, Kumbi Hil juga paling jahil. Dia sering memakai kepintarannya untuk mengerjai saudarasaudaranya. Namun dia juga mengakui perbuatannya dan meminta maaf. Sebenarnya Kumbi Hil berwarna biru, tetapi kadang dia menyamar.
23
Berkegiatan Bersama Keluarga Kumbi
K
eluarga Kumbi sebagai cerita latar juga memenuhi aspek kognitif dari bacaan Tunas Integritas. Anak-anak dapat diminta menghitung serangga yang ada, mengenali nama-nama mereka, memperkirakan bentuk interaksi mereka dengan tokoh cerita utama, dan lain-lainnya. Dengan melibatkan keluarga Kumbi, banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan orangtua/guru bersama anak-anak. Ajak anak-anak mendiskusikan sifat masing-masing Kumbi yang baik dan yang buruk. Tanyakan Kumbi yang paling mereka sukai, tanyakan yang paling mirip dengan sifat mereka. Orangtua/guru juga dapat mendorong anak untuk membuat karakter Kumbi-nya sendiri. Pancing anak untuk mengeluarkan idenya tanpa dibatasi. Minta anak memberi tokoh Kumbinya sifat dan nama. Persilakan anak memberi nama dengan tiga huruf, empat huruf, atau dengan angka. Bebaskan mereka.
Contoh kegiatan: 1. Ada Kumbi yang selalu mengantuk (Kumbi Tuk) di mobil-mobilan Dido. Temukan dia! 2. Kumbi warna apa yang selalu memegang pengeras suara (Kumbi Wer)? Temukan dia! 3. Aduh, apa yang dilakukan Kumbi Hil di pohon durian? 4. Ada Kumbi yang selalu membawa makanan. Sedang apakah dia di dalam cerita Bukan Barang Bekas?
24
Buku 1
Byur! Kosakata Baru barakuda, bergemuruh, condong, deras, enggan, kenari, koral, lampion, lega, lugu, mendidih, mengernyit, menghalangi, menyamping, meriah, meringis, takjub, tersendat.
Fakta Menarik
$PWFSQEG
K
isah-kisah yang ada pada buku ke-1 Tunas Integritas ini bergenre fabel. Watak dan perilaku yang biasanya dimiliki manusia, dilekatkan pada hewan-hewan yang menjadi tokoh cerita. Osyi (dalam Adakah Keranjang untuk Osyi) selalu lupa mengembalikan barang pinjaman,sedangkan Bimo (Hati-Hati, Bimo!) sok berani. Saat bersuka cita, Fufu menjadi lalai. Sementara, Tulitel mengabaikan prosedur kerja yang diajarkan Ma Tupua. Dari keempat kisah ini anak-anak bisa melihat konsekuensi dari suatu sikap yang diambil. Tanpa kalimat menggurui, kepada anak-anak diperlihatkan cara mengatasi persoalan atau memperbaiki kesalahan. Lewat puisi Permen Adik, kepada anak-anak diperkenalkan tentang menghormati hak milik orang lain.
1. Jika sedang terancam, ikan buntal menggelembungkan dirinya sampai bulat dan besar untuk menakut-nakuti lawannya. 2. Merentangkan tangan akan membantu kita mempertahankan keseimbangan. 3. Makanan yang ditutup dalam keadaan panas lebih mudah basi.
Sedang Apakah Kumbi …? 1. Satu Kumbi muncul di halaman awal. Siapa dia? Cocokkan dengan glosarium di halaman akhir buku ini. Kumbang ta-… apakah yang dia maksud? 2. Dapatkah anak-anak mengenali para Kumbi yang berada di terowongan di bawah lantai rumah Osyi? 3. Hitung jumlah Kumbi yang hadir dalam puisi Permen Adik. Sedang apa mereka? 4. Apakah kesepuluh Kumbi muncul di buku Byur! ini?
25
ngan, Jangan-ja dak mau ti an em -t karena teman ranjang mkan ke embalikan g meminja en m aku belum arang mereka? barang-b
Adakah Keranjang untuk Osyi Wortel di kebun Osyi sudah saatnya dipanen. Osyi kesulitan membawa wortelnya. Hewan-hewan lain tidak mau meminjami keranjang. Mungkin itu karena kesalahan Osyi sendiri yang sering lupa mengembalikan barang pinjaman. Karena itu, Osyi segera meminta maaf sambil mengembalikan barang-barang itu.
Bahan Diskusi Lega rasanya. Semua barang pinjaman sudah dikembalikan.
Osyi mencari di
gudang.
Oh, ya ampun!
an-teman Ada barang tem njamnya. yang pernah dipi
1. Coba lihat ke sekelilingmu, adakah barang kepunyaan teman yang belum kamu kembalikan? 2. Adakah janji yang belum kamu penuhi? 3. Mengapa Osyi memberi teman-temannya wortel? 4. Kalau ada barang atau janji yang belum orang lain penuhi terhadapmu, apakah kalian mengingatkan orang itu atau tidak? Kalau iya, mengapa? Kalau tidak, mengapa? 5. Bagaimana caramu mengingat janji, tugas, atau hal lainnya? Apakah menandai di kalender atau menuliskan di buku diari?
Pengembangan Drama, menggambar, origami wortel, mencocokkan barang-barang yang ada di gudang Osyi dengan pemiliknya, mengunjungi perpustakaan dan meminjam buku di sana
26
Fufu dan Si Pencuri Fufu senang sekali ketika mendapat oleh-oleh dari Om Okto. Namun, pintu depan yang masih terbuka membuat Barakuda Si Pencuri leluasa masuk. Tidak suka Barakuda mengambil barang-barang mereka, Fufu memberanikan diri menggertak Si Barakuda. Kekuatan yang dimiliki Fufu berhasil membuat Si Pencuri kabur.
Bahan Diskusi 1. Ikan jenis apakah Fufu, dan apa kekuatan besarnya? 2. Tindakan berani apakah yang pernah kamu lakukan? Apakah menyingkirkan kecoak/ulat yang membuat Mama menjerit?
g! t laut kerin an rumpu jak. sambil mak fu tidak dia membaca Asyiknya k apalah Fu Ta i. . rg ak pe en h Papa ngguh Tak apala ral Putih su ndirian. t buatan Ko g penuh se Rumput lau sekanton fu makan Fu g an Jarang-jar
3. Indahnya dunia kalau semua orang baik. Apakah semua orang di dunia ini baik? Bagaimana menurutmu? 4. Apakah orang jahat selalu bertampang seram? Bagaimana menurutmu?
Pengembangan Drama, menggambar, mencari tahu cara pertahanan ikan-ikan lain, origami ikan
“Fufu!” Papa memanggil. “Ini Om Okto, teman Papa, kamu tidak perlu takut.”
Oh, leganya hati Fufu. Ap alagi Om Ok membawaka to nnya oleh-o leh “Rumput kering Koral laut Putih!” Fufu suka sekali.
27
Hati-hati, Bimo Seperti biasa, Bimo ingin bermain dan menangkap ikan di sungai. Walaupun semalam turun hujan dan arus sungai sedang deras, Bimo tetap nekad menyeberang. Bimo merasa sudah besar, dan dia merasa dirinya pemberani. Ternyata berani saja tidak cukup, Bimo pun tercebur dan nyaris hanyut.
eraih asil m r o berh enjulu h, Bim m a g rl n u on ya Syuk ngai. g poh ke su caban
Bahan Diskusi
1. Mengapa arus sungai menjadi deras sehabis hujan? 2. Mengapa Bimo menyeberang dengan merentangkan tangan? 3. Menurutmu, apa arti berani? 4. Kapan hendaknya kita merasa takut/berani?
.!” huk.. k... U atuk. “Uhu atuk-b rb te Bimo
harus tetap gi, Bimo ras la kup. ak de ak cu d d ti ti i ga i sini. i saja s sun beran ikan d u aru p ta a la k a ya g k rn an ti saja Oh, te n men . Nan in da erma ti-hati bali b berha n kem ani. a k a ber .” dia em gp ang n n a e s eru ngub ena Ak ers . o. “ ub nan Bim gik n i ka nya m la k a ha um i ka sa t? eng ,” g kut na bia t m ii era u n D ak sa b ir. i sa aka kt ak .D era ma ing t ida h p id t la a a t a m u d ya iny eng gai ke “Ak et kak n men sun suk pa in k us ma ing Ar nga rjala n. imo imo api me tas be ga B B n i a g ir n et lan at ki k ara n. T Bimo edu Ka Sek ika . nk an. yak endat gka Am ban tan rs n t e e a t r a me dap hny bil ter gka sam Lan
28
Pengembangan
Menggambar, permainan kesetimbangan: meniti balok, berjalan di atas batu-batu besar, berlari zigzag menghindari rintangan
Permen Adik Kakak mengambil satu permen dari atas meja, tanpa minta izin pemiliknya, yaitu Adik. Adik pun sedih dan menangis. Padahal dia sudah berencana memberi kakaknya masing-masing satu permen. Kakak menjadi malu sendiri.
Bahan Diskusi Ada perm
1. Kakak yang mana yang mengambil permen Adik? 2. Siapa yang menghibur Adik? 3. Apa yang kamu lakukan dengan uang sakumu? Membeli makanan? Menabung? 4. Apakah uang sakumu sama/berbeda dari adik/ kakakmu? Samakah kebutuhan kalian?
PERMEN
ADIK
en di atas meja, empat bu ah jumlah nya Dibungku s aneka wa rna, pasti enak rasanya Permen itu kepunyaa n adikku, dia manis dan lugu Kalau cum a diambil satu, tentu Adik tak tahu Jadi ayo ta k usah ragu , segera mas ukkan ke sa ku! Tapi Adik tiba-tiba da tang, tentu saja aku tak te nang
Pengembangan Membacakan puisi berdua, membuat puisi, menggambar
Dia b erkata riang Perm , en pu tih in Yang i untu hijau k Kak u n ak tuk M Yang omo kunin g untu Dan y k Waw ang ji a n g ga … Eh, m ana y ang ji Mam ngga aaa… ? ! Mana perm en jin gga? Ups! Aku m ering karen is, a Adik jadi m enan gis!
29
Kue Santan Kenari Akan ada pesta meriah di hutan Tupavil. Semua tupai sibuk mempersiapkan, termasuk Ma Tupua. Ma Tupua akan menghidangkan masakannya yang terkenal, kegemaran Ratu Tutu Payi: kue santan kenari. Saat Ma Tupua harus ke klinik karena merasa kurang enak badan, Ma Tupua meminta tolong Tulitel untuk mengaduk santan yang tengah dipanaskan di panci. Tetapi Tulitel ingin bermain bersama teman-temannya. Tugas dari Ma Tupua pun dia tinggalkan. Akibatnya, santan pun basi dan Ma Tupua dibuat malu.
Keesokan harinya... Dengan bangga Ma Tupua mempersemb ahkan kuenya ke hada Ratu. Eh, kenapa semu pan a warga tupai mengern yitkan hidung? Ma Tupu semakin heran ketik a a Ratu Tutu Payi men olak kue yang dibawany a. “Tupua, kenapa kuem u berbau basi?” tany a Ratu Tutu Payi.
Bahan Diskusi 1. Apakah tugasmu di rumah? Merapikan tempat tidur sendiri? Menutup gorden? 2. Apakah kamu pernah pilek? Bagaimana rasanya?
Tulitel bersama Tumara dan Tumita melihat-lihat persiapan pesta di hutan Tupavil. “Meriah sekali ya, pesta ratu tahun ujar Tumita.
ini,”
“Benar, banyak hiasan dan banyak makanan,” kata Tulitel. “Ma Tupua akan Ratu,” membuat kue santan kenari untuk sambung Tulitel dengan bangga. “Waaah... asyik sekali, aku sangat suka kue santan kenari!” sambut Tumara dengan mata berbinar. “Apalagi buatan Ma Tupua!” seru Tumita.
30
3. Biasanya kamu tertarik suatu makanan karena aromanya ataukah karena rupanya? 4. Sebutkan makanan yang aromanya sangat khas.
Pengembangan Menggambar, belajar memasak sederhana seperti memasak agar/jeli, mengenali bermacam-macam bau dengan mata tertutup, mengecap makanan dengan hidung tertutup
Buku 2
Hujan Warna-Warni Kosakata Baru budaya, imajinasi, impian, kapsul, masa depan, masa lalu, menteri, nusantara, oncom, rima, sekarang
Fakta Menarik
B
$PWFSQEG
uku kedua seri Tunas Integritas bergenre fantasi. Fantasi adalah salah satu jenis fiksi yang mengetengahkan fenomena aneh dan ajaib sebagai komponen utama dalam tema, plot, atau setting-nya. Dari judulnya, Hujan Warna-Warni, nuansa ajaib dan imajinatif sudah terasa. Berisi sebuah puisi dan tiga buah cerita, buku ini akan mengajak anak-anak membebaskan imajinasi mereka. Dalam Puisi Rajarima, anak-anak diajak menjenguk sebuah negeri yang dihuni makhluk bukan manusia dan huruf-huruf yang hidup. Dalam Kota Oncom, setting dan tokoh realistis, namun ada kota masa depan yang dibayangkan. Sebuah kota yang serba teratur dan rapi mungkin terkesan seperti utopia, tetapi bukan hal mustahil untuk dicapai. Dalam Hujan Warna-Warni—satu-satunya komik dalam Seri Tunas Integritas untuk memperkenalkan anak-anak pada panel-panel yang mewakili urutan plot cerita—ada penggabungan dunia realistis dan makhluk-makhluk fantasi dari dunia fantasi. Dalam Tamu dari Masa Depan, anak-anak diperkenalkan dengan konsep waktu: masa lalu, sekarang, dan masa depan. Apa yang terjadi di masa depan jika kita melakukan sesuatu di masa sekarang.
1. Huruf vokal yang terdiri dari a, i, u, e, o, ternyata sangat penting untuk membentuk kata. Tanpa vokal kita sulit melafalkan kata-kata. 2. Hujan menyuburkan tanaman dan memberi minum hewan-hewan. Di dunia nyata, air hujan tidak berwarna tetapi dapat membiaskan pelangi. 3. Perjalanan waktu, misalnya orang dari masa depan kembali ke masa sekarang, merupakan konsep yang sulit dipahami bahkan oleh orang dewasa.
Sedang Apakah Kumbi …? 1. Di halaman awal tampak Kumbi Tuk sedang tidur dan bermimpi berjalan-jalan di sebuah planet di luar bumi. Bantal kesayangan tidak lupa ia bawa. Oh, apa yang akan dilakukan Kumbi Hil dengan jarum besar itu? Apakah ia hendak memecahkan balon mimpi Kumbi Tuk. Dan datanglah Kumbi Alien dengan pesawat luar angkasa. Apa yang akan terjadi? 2. Keluarga Kumbi muncul di setiap cerita dalam buku ini. Apa yang sedang mereka lakukan di Negeri Kata dan di Kota Oncom? 3. Di komik Hujan Warna-Warni, ada Kumbi Kembar yang tidak termasuk dalam 10 karakter Keluarga Kumbi. Demikian juga Kumbi Alien di dalam kisah Tamu dari Masa Depan. Anda dan anak-anak dapat memberi mereka nama dan sifat sendiri.
31
Semuanya ini gara-gara A! Dia tak mau lagi membuat rima! Katanya, dia bosan berada di belakang kata-kata! Apa yang harus kulakukan, Menteri Budaya?
Puisi Rajarima
Tentu saja, A! Kau tak akan bisa bila berkata-kata, apa ! hanya sendiri saja
Rajarima adalah penyair Negeri Kata. Dia sedang berduka karena tidak dapat membuat puisi ceria. Pasalnya, huruf A pergi meninggalkannya karena merasa bosan berada di belakang kata-kata. Penduduk ikut bersedih. Menteri Urusan Budaya pun datang untuk menanyakan masalahnya. Namun, sebelum Menteri bertindak, A datang lagi, menyadari bahwa jika dia sendirian tidak dapat membentuk kata dan huruf-huruf lain pun jadi kurang berarti tanpanya. Negeri Kata kembali ceria
Bahan Diskusi Menteri Urusan Bud aya pergi ke rumah Rajar
Ada apa, Rajarima? Orang-orang telah menantimu sejak lama . Apa yang membuat mu berduka?
ima.
1. Dari ilustrasi, tampak Negeri Kata adalah negeri yang dihuni makhluk-makhluk berbeda dengan kita. Makhluk apa saja yang ada di sana? 2. A pergi karena bosan, apakah kau pernah merasa bosan? Apa yang kaulakukan jika merasa bosan? 3. Apa yang membuat A kembali ke rumah Rajarima? 4. Apa yang terjadi jika bukan A yang menghilang, tetapi huruf vokal lain? 5. Adakah huruf A pada namamu, bagaimana kalau diganti huruf hidup lain?
Pengembangan Mengadaptasi cerita menjadi drama, membuat puisi bebas, mencari kata-kata yang mempunyai rima sama dengan nama anak, mewarnai, dan menggambar
32
Kota Oncom Andi dan Bowo adalah anak-anak yang membantu orangtua mereka berjualan comro sepulang sekolah. Sambil beristirahat mereka mencoret-coret tanah untuk menciptakan kota idaman di masa depan. Nusantara 2050 atau Kota Oncom pun berdiri. Segalanya serba teratur, aman dan nyaman. Tetapi pada akhirnya Andi dan Bowo harus kembali ke dunia nyata.
Bahan Diskusi 1. Comro itu makanan khas daerah mana? Pernahkah mencicipi? Apa makanan khas daerahmu? 2. Bagaimana kota impianmu? 3. Mengapa Andi dan Bowo berjualan? Adakah temanmu yang membantu orangtuanya dengan berjualan? 4. Lihat, bagaimana kota impian Andi dan Bowo membuka dan melipat lagi! Seperti kota dari kertas!
Pengembangan
Menggambar kota impian, menulis puisi, mengobrol dengan topik“seperti apa aku kalau sudah sebesar ayah/ibu?”, secara berkelompok membuat kota impian dari kotak susu, korek api, dan lain-lain.
33
Hujan Warna-Warni Kumbi Kembar harus berteduh di sebuah rumah ketika hujan warna-warni turun. Tetapi tanpa mereka sadari, tetesan hujan ajaib itu membuat tubuh mereka membesar, sebesar kakak beradik penghuni rumah. Kedua pihak sama-sama terkejut, tetapi kemudian bisa saling menerima. Kumbi Kembar mengajak anakanak bermain. Si adik yang sedang bosan menyambut gembira, tetapi si kakak merasa ngeri dengan kotoran besar yang dibawa Kumbi Kembar. Benar saja, setelah mereka bermain, rumah menjadi berantakan
Bahan Diskusi 1. Pernahkah kau ditinggal sendirian di rumah? Bagaimana perasaanmu? 2. Mengapa tidak boleh sembarangan membuka pintu rumah untuk orang yang tidak dikenal? 3. Mengapa anak-anak dalam cerita membiarkan Kumbi Kembar masuk? 4. Bagaimana kira-kira perasaanmu jika dapat bermain bersama kumbang raksasa?
Pengembangan Bercerita tentang pengalaman sendirian di rumah, menulis puisi tentang perasaan, mengamati serangga dan menggambar serangga raksasa
34
Tamu dari Masa Depan Seorang anak dari masa depan muncul di kamarku. Katanya, air bersih di masa itu sulit didapat. Penduduk minum kapsul air yang dijatah. Air bisa habis suatu saat jika saat ini kita tidak dapat berhemat.
Bahan Diskusi 1. Apa sumber air bersih di rumahmu? Bagaimana cara menghemat air? 2. Apakah kita perlu berhemat untuk minum dan memasak?
“Namak u Datang Geometri. dari ta hun 21 50.” t tangan ku send iri. Ow “Papa , sakit! mar Aku tid ak berm “Lalu ak ah karena ak u berse impi. u mbuny terlalu bany ak m i di dalam mesin akan kapsul waktu, air.” Ia m dan m uncul di engeluh. sini.” Kucubi
3. Mengapa kita perlu banyak minum air bening?
Pengembangan Membuat pesawat angkasa luar dari kertas; menggambar marka hemat air untuk dipasang di dekat kran-kran air; melakukan pencatatan berapa gelas air yang diminum anak setiap hari dalam 3-4 hari, dan kemudian membicarakan hasilnya.
“Mesin wa ktu Tapi Geom ? Kapsul air?” Ak u tertaw etri meng a geli. “Di masa angguk de pa Karena, di pan, air segar sud sti. Ia bercerita. ah masa kin i orang me langka sekali. mbuang air suka-s uka.” “Pada Sangat tid 2150, setiap orang ak enak,” lanjut Ge hanya mendapatk ometri. an tiga bu tir kapsul Geometr “Kamu beruntun Aku segera air mematik i menunjuk air yan g, air masih berlim setiap hari. an keran pah begin . Geometr g tumpah ruah i.” dari i mengacu ngkan jem bak mandi. pol, memu ji.
“Eh, aku harus pulan g. Mesin waktu tidak bisa lama-lama menunggu.” Geometri menyalamiku . Lalu ia masuk ke dalam mesin waktu. “Terima kasih untuk air minumnya,” katany a. Lalu lenyap dari panda ngan. Aku berpikir, agar tidak kekurangan air segar di masa depan, kita harus berhemat dari sekarang.
35
Buku 3
Ya Ampun! Kosakata Baru Belel, gaun, mini, prosesi, serbuk, tenun
Fakta Menarik
K
$PWFSQEG
isah dongeng biasanya identik dengan makhluk dongeng seperti peri, kurcaci, raja dan keluarganya, dengan latar kerajaan. Umumnya, kisah dongeng mengikuti semacam pakem tertentu; putri yang cantik, lemah, namun teraniaya, lalu diselamatkan oleh pangeran yang tampan. Atau ibu tiri, saudara tiri, nenek sihir, dan semua tokoh jahat yang berwajah buruk rupa. Keanggunan, kebaikan, kemuliaan biasanya akan mengalahkan kezaliman, kedengkian, dan keburukan. Buku Ya Ampun! berisi dua kisah putri dan dua kisah peri yang tinggal di kerajaan yang sama. Tokoh-tokoh dalam buku ini menghindari stereotipe di atas dan memberikan alternatif terhadap figur kisah dongeng yang dikenal anak-anak. Putri Rara, misalnya, tidak suka memakai gaun putri yang anggun. Putri Ela juga tidak bersikap sebagaimana layaknya seorang putri. Dia tidak suka menenun. Puisi Ya Ampun, Antre dong! menggambarkan semua tokoh cerita ini bertemu dan berusaha tertib mengantre. Judul buku, Ya Ampun! diambil dari puisi ini dan sekaligus menggambarkan kekesalan Kumbi Wer terhadap Kumbi Ole, yang sibuk berdandan, dan bukannya bekerja, di beberapa halaman buku ini.
36
1. Di masa lalu, di Indonesia juga terdapat kerajaankerajaan. Tentu kehidupan keluarga kerajaan di Indonesia ini berbeda dengan yang biasa dikisahkan di buku-buku dongeng. 2. Menenun bukan hanya pekerjaan orang dewasa. Di beberapa tempat di Indonesia, misalnya Nusa Tenggara, anak-anak belajar menenun sejak berusia dini.
Sedang Apakah Kumbi …? 1. Di Gaun Putri Rara: Nakal sekali Kumbi Hil! Kumbi Ole disemprot olehnya. Kumbi Ole kelabakan membersihkan tubuhnya. Lihat, Kumbi Hil tidak hanya mengganggu Kumbi Ole. Dia juga berusaha menyemprot Kumbi Rak. Kumbi Tuk sampai bangun dan tertawa terpingkal-pingkal dibuatnya. 2. Di Serbuk Ajaib Flo: Serbuk ajaib mengenai Kumbi Tuk yang tertidur, dan Kumbi Tuk bermimpi bisa terbang! Kumbi Rak dan Kumbi Hil pun datang tergopoh-gopoh ingin mendapatkan percikan serbuk itu.
Gaun Putri Rara Putri Rara tidak suka memakai gaun. Padahal, dia harus mengikuti gaun putri untuk menghadiri acara penting kerajaan. Karenanya, Putri Rara bersembunyi, lalu berpura-pura sakit supaya dia diijinkan untuk tidak menghadiri upacara itu. Namun ternyata hanya berada di dalam kamar dan disuapi bubur itu tidak menyenangkan. Putri Rara pun memutuskan untuk mengatakan semuanya kepada ratu dan raja. Ternyata semua masalah ada jalan keluarnya.
Aku tid ak mau pergi ke acar a peno batan.
Tapi ka tidak de mu mam. Kepala ku sakit.
?
Bahan Diskusi 1. [Kepada anak perempuan] Manakah yang lebih kamu sukai; memakai rok atau celana panjang? Mengapa? 2. Apakah kamu suka memanjat pohon seperti Putri Rara? Apakah memanjat pohon itu hanya perbuatan anak laki-laki? 3. Permainan apa yang hanya bisa dilakukan oleh anak laki-laki? Apa yang hanya bisa dimainkan anak perempuan? Perbuatan apa yang bisa dilakukan oleh anak laki-laki dan perempuan? 4. Bagaimana seandainya kamu menjadi Putri Rara? Apakah kamu juga akan berbohong supaya tidak harus datang ke acara kerajaan? 5. Bagaimana menurut kamu tentang perbuatan Putri Rara? Apakah berbohong itu baik?
Ayo!
Menjadi pu tri itu melela hkan. Aku harus memakai rok panjang. Wajahku dip ulas bedak tebal. Bibirku har us terlihat Bibi Inang merah. bilang, wa jahku tak bo Uh, bibirku leh tampak jadi terasa pucat! tebal. Pipiku pun gatal-g atal.
Pengembangan Menulis naskah drama/menggambar/membuat komik dengan tokoh putri Rara dan anggota kerajaan lainnya, menggambar rumah dan gaun Putri Rara
Bagaimana kalau begini? Kaos longg ar ini lebih nyaman dip Jins belel ini akai. enak untuk Aku bisa me berlari. lompat dan berguling-gu ling sesuka hat i.
37
ini? imana , baga an Flo! Aduh bohong nya. tahu ke semua sti akan laskan pa je in en Ol rus m Nenek Flo ha
Serbuk Ajaib Flo rbuk tar se engan g eri p an ck, p , dia sed mah Itu Ja ru ya n a! ke h ak A p uk . Tam an serb ajaib rk ganta men Olin. ek Nen
la!
Blab
i perg dang Dia . lin se ek O n madu kan a ip ! Nen Jack ngantark k menit ku. me untu ya pada n esan berp uk ajaib serb
i Aikne j! jnioefi
Serbuk ajaib Flo sudah habis. Padahal, masih ada dua hari lagi sebelum Jack mengantar serbuk ajaib baru. Ini semua gara-gara Flo malas berjalan. Dia menggunakan serbuk ajaib itu untuk pergi ke mana-mana. Untung saja Jack mengantar serbuk ajaib untuk Nenek Olin. Flo bisa mengambil serbuk itu sedikit saja. Akankah Nenek Olin mengetahuinya?
Bahan Diskusi 1. Apa yang seharusnya dilakukan Flo agar tidak berbohong? 2. Apakah kamu punya saran tentang apa yang harus dilakukan Flo agar serbuknya tidak cepat habis lebih cepat? 3. Apakah kamu ingin punya serbuk ajaib yang bisa membuatmu terbang? Seandainya ya, ingin ke manakah kamu pergi?
saja, il sedikit mengamb Kalau Flo n tahu. n tidak aka Nenek Oli
4. Siapa tokoh favoritmu di cerita ini?
Pengembangan Membuat naskah drama, membuat “serbuk ajaib Flo” dari biji-bijian yang diwarnai dan disusun berselangseling di dalam toples kaca kecil
38
Kerjakan Segera, Putri! Putri Ela tak suka menenun, tetapi dia harus melakukannya. Semua anak perempuan di kerajaan belajar menenun, dan Putri Ela terus menunda-nunda. Akhirnya, ketika semua anak sudah menyelesaikan tenunan dan asyik bermain, Putri Ela harus menenun sendiri saja!
Bahan Diskusi
Putri E
la!
1. Pekerjaan apakah yang paling kamu benci, tetapi harus kamu lakukan? 2. Seandainya ada teman yang suka menunda-nunda pekerjaan, misalnya membuat PR, apa yang akan kamu katakan kepadanya? 3. Berikan contoh pekerjaan yang tidak boleh ditundatunda.
Pengembangan Membuat naskah drama dari cerita Putri Ela
Iya, iya. Te nang saja, Bunda. Nanti tenu nan itu ak an jadi jug a. Kalau tiba saatnya. Dua ming gu masih lama.
39
Sayap Mini Remi
! utnya sana. dan mereb ak cepat. ut di l pung ci muncu dan berger i sini, lin d k, il ke ki b u um en na. ah, Am ! Sebel dah, m atas sa ang ke baw Cepat rbang ren u sibuk di at terb te al . Remi g lain terl a tak semp di tanah n ak Peri ya pasti merek ng terser t ya Sudah emungu m untuk
Remi tak bisa ikut memetik buah ceri karena sayapnya yang pendek tak bisa membantunya terbang tinggi. Jadi Remi hanya bisa membantu memetik beri di kebun Kakek Beri. Namun Remi tak seharusnya berkecil hati, karena dia bisa membantu kerajaan peri dengan caranya sendiri!
Bahan Diskusi
g Nah, ceri yan tercecer itu terkumpul sudah. , Berkat Remi jadi panen ceri berlimpah!
1. Seandainya kamu tinggal di negeri peri, apakah kamu ingin mempunyai sayap pendek atau panjang? 2. Apakah kamu pernah melihat buah ceri dan beri? Warnanya apa? Mana yang lebih kamu sukai? 3. Coba hitung buah beri di halaman 2 cerita Sayap Mini Remi! Coba hitung juga buah ceri di sana. Mana yang lebih banyak? 4. Ada berapa peri di halaman 1 dan 2 itu? 5. Seandainya kamu bertemu Remi, apa yang akan kamu katakan kepadanya saat dia sedih ingin punya sayap panjang?
Huh, Remi benci musim semi, saat buah ceri menggantung ranum di pohon-pohon tinggi. Sedangkan Remi hanya bisa memeti k beri, dari semak di halaman Kakek Beri.
Sayap Mini
Remi
40
Pengembangan Membandingkan aroma, bentuk, dan rasa buah beri dan ceri; mencari gambar pohon ceri dan pohon beri dan membandingkan mana yang lebih tinggi; membuat naskah drama dari cerita Remi
Ya Ampun, Sabar Dong! Nenek Olin merintih, “Aduh, jempol Nenek terasa perih!” Ups, siapa yang berani mengin jak kaki
Ya Ampun, Sabar Dong! Semuanya ingin bersalaman dengan ratu dan raja segera. Mereka berhimpitan, berdesakan, hingga tak ada yang bisa berjalan maju. Untung ada Putri Rara yang mengatur antrean. Kalau tertib, semuanya bisa berjalan lancar.
Nenek Olin? Guci serbuk Jack bergoyang-go yang. Badannya terayun ke sana kemari tak keruan. Perutnya mual. Wajahnya tegang . Flo terdorong ke tepi. Kakinya pegal, karena terus berjala n sejak pagi. Sehingga dia tak kuat mendesak maju lagi. Sementara itu, peri-peri bersaya p panjang terus berjuang untuk mendapatkan tempat terdepan. “Aku dulu! Aku dulu!” seru mereka . Sayap mereka saling bertautan.
Antre!
Bahan Diskusi 1. Siapa yang kamu kenali di puisi ini? Mana Nenek Olin? Mana Remi, Flo, Putri Rara, Putri Ela? 2. Lihatlah keluarga Kumbi. Bisakah mereka mengantre dengan baik?
“Ooiii! Antreee!” Itu suara Putri Rara. kebisingan. Teriakannya langsung membungkam nya cukup untuk semua! “Makanan telah terhidang. Jumlah akan!” berdes perlu tak Jadi, mengatur barisan. Bisik-bisik terdengar. Orang-orang Kakek Beri menyusul Nenek Olin terdepan. Lalu Remi, ian. kemud . Flo berikutnya, lalu Jack dan gucinya g mereka. Para peri bersayap panjang di belakan tiba di meja hidangan! hingga , tenang Antrean maju dengan
3. Apakah kamu pernah melihat orang antre berdesakdesakan? Di mana? 4. Apa yang harus kita lakukan agar antrean tertib? 5. Di mana saja kamu pernah mengantre? 6. Seandainya ada orang yang tidak tertib mengantre, apa yang akan kamu katakan/lakukan terhadapnya?
Pengembangan Menggambar antrean yang tertib: bisa berupa deretan orang atau binatang; menggambar atau menulis pengalaman pribadi ketika mengantre.
41
Buku 4
Wuuush! Fakta Menarik
EG
$PWFSQ
G
enre buku keempat dari Seri Tunas Integritas adalah fiksi realistik kontemporer, atau sering disingkat sebagai genre realistik. Artinya, meskipun kisah-kisah dalam buku ini fiktif, kejadian yang diangkat bersifat realistik, dapat dialami siapa saja dalam kehidupan nyata. Tampaknya genre ini paling sering ditemui anak di samping cerita binatang. Bisa jadi itu karena tema keseharian dianggap lebih mudah ditulis, lebih mudah dipahami anak, dan karenanya sering sekali digunakan untuk menyampaikan pesan moral. Namun perlu dipahami,jika sebuah cerita dijadikan alat menggurui dan berceramah, maka plot akan mudah ditebak dan tidak ada lagi keasyikan membacanya. Dalam buku keempat ini, ada kisah tentang akibat terlalu banyak makan, inisiatif membantu ibu yang sedang sakit, puisi tentang keinginan yang tidak selalu dituruti, menentukan pilihan dan sikap, dan kepedulian terhadap kelestarian flora dan fauna di alam bebas. Judul Wuuush! diambil dari cerita latar Keluarga Kumbi, saat Kumbi Rob tanpa sengaja menyalakan kipas angin dan menerbangkan mereka ke cerita-cerita lain di dalam buku.
Kosakata Baru camilan, jeruk purut, kemasan, lirih, mantra, meleleh, menyeruput, merajuk, monster, mual, taman bacaan, spageti
42
1. Jika kita makan cepat-cepat, biasanya kita dapat menghabiskan makanan lebih banyak, tetapi jika kita makan lambat-lambat, makanan yang masuk lebih sedikit. Itu karena saat perut diisi dengan cepat, tak ada waktu untuk mencerna dan rasa lapar tidak segera terpuaskan. Sebaliknya, jika lambung diberi waktu untuk mencerna, rasa lapar segera berkurang. Yang terbaik adalah makan dengan porsi normal dan dengan kecepatan normal. 2. Pasar Kaget adalah pasar yang muncul pada hari tertentu saja dan di tempat yang bukan peruntukannya, misalnya di lapangan, tepi jalan raya, dan di perumahan. Pasar Kaget awalnya hanya terbentuk di sekitar kantor-kantor saat hari gajian dan di lapangan olah raga, tetapi pertumbuhannya di beberapa daerah demikian pesat. Anda dan anakanak dapat mengamati Pasar Kaget terdekat dan mendiskusikan banyak hal.
Sedang Apakah Kumbi …? 1. Di halaman depan, Kumbi Rob tanpa sengaja menyalakan kipas angin, dan berhamburanlah keluarganya. Di mana saja mereka mendarat? 2. Dalam Rencana Aji, Kumbi Ole terkena tetesan air hujan dari atap yang bocor. Untuk Kumbi pesolek tentu saja itu menjengkelkan. Apalagi ada yang menertawakannya. 3. Dalam Monster DurDur, Kumbi Hil beraksi lagi dengan kejahilannya. Siapa yang menjadi korbannya kali ini?
Secukupnya Saja Aldo membawa bermacam-macam makanan ke sekolah, dan dalam porsi yang banyak. Saat istirahat, dia enggan berbagi dan mencoba menghabiskan semuanya sendiri. Akibat makan terlalu banyak dirasakan oleh Aldo saat itu juga. Perut mual dan kepala pusing. Aldo belajar dari konsekuensi yang menyertai perbuatannya.
Bahan Diskusi 1. Pernahkah kamu merasakan sakit perut akibat kekenyangan? 2. Menurutmu, apa yang seharusnya Aldo lakukan? 3. Berbagi saat kita mempunyai banyak makanan mungkin mudah, tetapi bagaimana jika kita hanya punya sedikit makanan dan ada teman-teman yang meminta?
Pengembangan Drama; membuat daftar makanan yang disuka dan tidak disuka, membandingkan hasilnya dengan teman-teman; merencanakan hari khusus berbagi bekal dan makan bersama di kelas
43
Susu untuk Ibu Sepulang sekolah, Leo mendapati Ibu sedang tidur karena sakit. Dia ingin melakukan sesuatu untuk Ibu. Diingat-ingatnya apa yang dilakukan Ibu saat dia sendiri sakit. Dan Leo menemukan jawabannya. Membuatkan susu untuk Ibu. Leo membeli susu kemasan kecil di warung dengan uang tabungannya sendiri. Lalu dia menuangkan susu, air termos, dan gula. Leo tidak tahu bahwa susu kental sudah mengandung gula.
dilakukan Ibu Apa lagi yang akan lemari dapur, saat Leo sakit? Di makanan tersimpan bahan pi, aneka macam. Teta . Leo tak bisa
memasaknya
kalau Ah ya, bagaimana hangat? segelas
susu
Bahan Diskusi 1. Mengapa Ibu tetap senang meskipun susu untuknya terlalu manis? 2. Pernahkah kamu melakukan sesuatu untuk Ibu ketika Ibu sakit? 3. Menurutmu apa yang terjadi jika tangan Leo tersiram air termos yang panas? Apakah dia menyesal telah membantu Ibu? 4. Bagaimana kalau ternyata Ibu Leo tidak suka susu?
Pengembangan Drama, praktik membuat susu sendiri didampingi orangtua, membuat kartu ucapan “semoga lekas sembuh” untuk keluarga atau teman yang sedang sakit, membuat puisi tentang pengalaman sakit
Hm…
Kening
Ibu
. sedikit angat
lebih h Ya, Ibu
44
g sakit!
meman
Ke Pasar Kaget Di Pasar Kaget, bermacam-macam barang dijual. Tak heran jika anak-anak menginginkan segala hal menarik yang dilihatnya. Tetapi Ayah dan Ibu tidak membolehkan mereka membeli ini itu dengan alasan yang masuk akal.
Bahan Diskusi 1. Pernahkah kamu sangat menginginkan sesuatu tetapi orangtuamu melarang atau tidak mau membelikannya? Apa alasan mereka? Apakah kamu memaksa? Bagaimana perasaanmu? 2. Sewaktu ke Pasar Kaget, catatlah apa saja yang dijual di sana! Bagaimana pedagang menawarkan dagangannya? 3. Buatlah puisi tentang keramaian Pasar Kaget di lingkunganmu.
Pengembangan Bermain peran pedagang dan pembeli di Pasar Kaget, praktikkan tawar-menawar, menggambar Pasar Kaget
Ke Pasa
r Kaget
Hari in i ka Dor! Eh mi sekeluarg a ke pa co sa Hihihi… pooot… eh kaget… r kaget. bukan kaget… Disebu seperti t pasar it kaget! kaget k u. arena h anya ad Aku, ka a di ha ka ri Ming Mainan k, dan adikku gu. ,m se Pakaian akanan, dan nang sekali. hewan pun be pelihara rwarna Wow! B -w anyak s an diju ekali ya arni. al di sin ng ingin i. kami b eli. “ Tidak, Cika. Le mari pa “ Tidak, k “A Nia. Bo aianmu suda nak aya Ayah te h sesak nekam m warn rsenyu u suda .” a-wa m-seny um me rni? Rama, it h banyak.” u juga ndeng ti ar Ibu s ibuk m dak.” enolak . Aku, Ibu Kak W api I pelit, sem ajah ka Rama, d bu m m emb ua dilara i pasti s an Nia ce eri u eper ng. T mbe ang t a pada k senan i jeruk p rut. urut g! Ta peng . ks emis tua p enang! Ibu m inca ng. Lima embeli k u b Sand ungkus e-kue u nt a p Juga ljepithija epes ika uk camil sebu ahpa uuntukB n untuk an agar k lauk iIpat yung ami m , r lipat ,agar mengga akan sia iang. ntiya kam Oh, r i ngsu ng. takke upan d huja ya Ib nanla ahusan ub Kam g. lume i teta Hany ukan pe riang p lit m a me . sena Kam e m la n i me man g dan ke beli bara inkan ce g ke r n n m y g ang at. ya luarg a sed meski ng tepa t. Ib erha na y u hemat ang heba . t. Eh, t
45
Rencana Aji
melulu!” kata Aji lagi. diperbanyak. Masa novel “Seharusnya n komik, yuk!” belika kita uang “Sebagian ,” bantahku. hendak “Kak Tias bilang, uang
komik
ditabung
tahu. “Kak Tias tidak perlu k bakal laris.” untung karena komi Taman bacaan juga rnya.
Kupikir, Aji ada bena Tapi...
kan “Tidak apa-apa, kita mencuri,” kata Aji.
tidak
Bahan Diskusi
“Tidak, dong. Peminjam kan tidak cuma butuh buku, tapi juga tempat membaca yang
Aji mempunyai rencana hendak menggunakan uang taman bacaan untuk membeli komik. Masalahnya, Kak Tias belum tentu setuju dengan rencana itu. Jadi Aji hendak melakukannya diam-diam. Iwan yang mengetahui rencana itu menjadi bimbang. Di satu sisi, dia juga senang membaca komik dan Aji membeli komik toh juga demi taman bacaan agar laris. Di sisi lain, Iwan merasa ada yang salah dengan rencana Aji, tetapi dia juga agak takut dengan Aji. Iwan harus memilih. Dan nurani menuntunnya membuat keputusan yang tepat.
nyaman. Lihat tuh karpetnya bolong-bolong. Kita
perlu mengganti karpet dan rak. Malah kalau cuaca panas, kipas angin juga diperlukan.”
1. Menurutmu, apa yang terjadi jika Iwan ikut melaksanakan rencana Aji?
Aku terdiam. Melaksanakan rencana Aji, atau menyerahkan semua uang kepada Kak Tias?
Aduh,
2. Pernahkahkamu mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan? Apakah kamu berbicara dengan orangtuamu dan meminta pertimbangan mereka?
bingung.
melamun, Wan?”
“Kamu Kak Tias tersenyum
.
Aku memandang
Tiba-tiba, aku tahu
Kak Tias.
pilihan terbaik. danya rencana itu. Tapi kukatakan juga, anak-anak selalu menanyakan komi k baru.
Kuceritakan kepa
Aku dan Aji sang membaca
at suka
komik.
3. Kalau kamu menjadi Iwan, apa yang harus kamu lakukan jika Kak Tias tidak ada untuk diajak berbicara? 4. Selain menyediakan komik, adakah cara lain untuk membuat taman bacaan ramai dikunjungi?
Pengembangan Membuat puisi tentang perasaan bingung, takut, atau marah; menggambar perpustakaan atau taman bacaan;meminjam buku di perpustakaan atau taman bacaan terdekat untuk mendapatkan pengalaman
46
Monster DurDur Sudah dua musim, seluruh pohon durian di sebuah desa tidak lagi berbuah. Konon karena Monster DurDur menghilang. Dengan segala cara penduduk mencari monster itu, walaupun tidak ada yang tahu seperti apa bentuknya. Anak-anak pun tak ketinggalan berusaha. Hafil menggunakan mantra pemanggil Monster DurDur. Ketika monster itu akhirnya muncul, barulah penduduk mengerti bahwa yang berperan dalam pembuahan durian adalah kawanan kelelawar. Sayangnya kelestarian kelelawar pun mulai terancam.
MONSTE R DURDUR
Anak-an ak tidak mau ketin ggalan. Di kebun durian, Ha fil, Ayma dan Jatmi n, ko merap al pemang gil Mons ter DurD ur. Entah dari mana Hafil me ndapatk itu. Begin an mant ra i bunyiny a: “Gatrem gatrem. Dur Dur Gatrem Du r Dur gatre m.”
mantra
Bahan Diskusi 1. Mencari referensi tentang kelelawar dan mendiskusikan fakta-fakta ilmiah tentang hewan ini. 2. Dibyo mempunyai pengetahuan lebih banyak ketimbang teman-temannya. Menurutmu, apa sebabnya? 3. Apa yang harus dilakukan penduduk untuk melestarikan kawanan kelelawar?
Malam itu, pen duduk dikejutk an di kebun. Mereka aneh berbondong-bon dong keluar rum Tampak bayanga ah. n hitam berkeleb atan di antara pepohonan. “Monster DurD ur !” seru mereka.
bunyi-bunyian
datang
“Mantra kita berh
asil!” kata Hafil.
Pengembangan
“Kami yang mem Ia menggamit anggilnya.” Ayman dan Jatm iko. Orang-orang bahu mereka. dewasa menepu k .
Berterima kasih
Drama, menggambar kelelawar dan buah-buahan yang dibantu pembuahannya oleh kelelawar, membuat origami kelelawar, dan membuat puisi tentang kelelawar
47
Buku 5
Ini, Itu? Fakta Menarik 1. Di persimpangan jalan, terutama yang ramai dilalui orang, seharusnya ada marka penunjuk jalan, agar orang dari luar daerah tidak salah arah. Namun kenyataannya tidak selalu ada marka. Memperhatikan marka jalan itu sangat penting, namun menanyakan arah jalan kepada pengguna jalan lain juga sama pentingnya.
$PWFSQEG
B
uku Interaktif mengajak anak untuk mengambil keputusan tentang sikap tokoh, Pilihan ini menentukan akhir cerita. Setiap cerita memiliki sedikitnya dua pilihan yang dilematis; haruskah sang tokoh bersikap jujur, atau tertib, atau menuruti keinginannya? Judul “Ini, Itu?” menggambarkan kebingungan ini. Keluarga Kumbi pun digambarkan ikut kebingungan!
Kosakata Baru asisten, berantakan, curam, lolos, meliuk-liuk, menanjak, merah jambu, oleng, panti asuhan, perempatan, pesawat tempur, ponsel, SIM, tempe mendoan.
48
2. Sering kita menyimpan barang-barang, berharap suatu saat ada manfaatnya. Tetapi kemudian barang itu menumpuk tak pernah terpakai, terlupakan, rusak, dan akhirnya dibuang juga. Anak-anak juga demikian dengan mainan mereka. Barangkali kita bisa memulai kebiasaan menyumbangkan barangbarang selagi masih layak pakai.
Sedang Apakah Kumbi …? 1. Ada Kumbi yang selalu mengantuk (Kumbi Tuk) di mobil-mobilan Dido. Temukan dia! 2. Kumbi warna apa yang selalu memegang pengeras suara (Kumbi Wer)? Temukan dia! 3. Di Chacha Harus Tahu, Kumbi Tuk tertidur di tengah jalan. Kumbiapa yang mencoba membangunkan Kumbi Tuk? 4. Ada Kumbi yang selalu membawa makanan. Sedang apakah dia di Bukan Barang Bekas?
Mobil-Mobilan Dido Dido ingin sekali membeli mobil-mobilan yang bisa berubah menjadi tank dan pesawat tempur. Hampir semua teman-temannya di sekolah sudah memilikinya. Namun mobil itu terlalu mahal. Meminta uang dari ibu yang berjualan tahu isi dan mendoan, Dido tak tega. Sementara itu, uang tabungannya tak cukup. Satusatunya cara adalah mengumpulkan uang kembalian dari pembelian terigu tiap minggu. Kebetulan Wak Rudi, pemilik warung langganan Ibu, memberi diskon. Ibu tak perlu tahu. Tetapi, itu artinya Dido akan membohongi ibu. Bisakah Dido melakukannya?
Pengembangan Menggambar mobil-mobilan atau mainan favorit; membuat celengan dari kaleng permen bekas, lalu menghiasnya; membuat puisi tentang menabung; menulis lanjutan cerita Dido
Dido m
asuk ke dalam ka mar dan Hanya du membu a puluh ka dom ribu. Tid petnya. ak cuku p untuk mobil-m membe obilan pe li sa wat tem Ah, yang pur. penting punya m obil baru , pikir Di do. Mobil tru k yang di jual di pa sar bagu s juga.
Bahan Diskusi 1. Apakah kamu mempunyai uang tabungan? Seberapa sering kamu menabung? 2. Mana yang lebih kamu sukai, membuka tabungan secepatnya untuk membeli barang yang kamu inginkan, atau menunda agar uang terkumpul lebih banyak agar kamu bisa membeli barang yang lebih bagus? 3. Apa yang akan kamu lakukan seandainya hanya kamu yang tidak mempunyai barang yang dimiliki oleh hampir semua teman-temanmu di sekolah? Apakah kamu akan merasa sedih?
“Cuma truk, kok ,” kata Dido akh irnya. “Wah, keren!” seru Beben. Tapi itu cuma truk plastik, kata Dido dalam hat Warnanya ora i. nye dan merah jambu, seperti anak kecil. Say mainan ang, tak ada lagi warna yang lain “Yuk, kita main . perang-peran gan ! Pura-puranya ini truk pengan , gkut senjata,” kata Beben lagi Sekarang, sem . uanya ada. Mo bil ambulans, tempur, tank pesawat perang, dan truk pengangkut sen jata. SELESAI
4. Seandainya kamu bertemu dengan Dido, apa yang akan kamu katakan kepadanya? 5. Ibu Dido berjualan tempe mendoan dan tahu isi, dan Dido rajin membantu Ibu berbelanja. Apa yang kamu lakukan untuk membantu Ibu, Ayah, atau Nenek/Kakek di rumah?
49
Bukan Barang Bekas Hatta bertugas mengkoordinir sumbangan dari temantemannya di sekolah untuk panti asuhan di dekat rumahnya. Namun ketika matanya tertumbuk pada robot-robotan milik Dani, dia bimbang. Robot mainan itu sudah lama dia inginkan! Sebetulnya bisa saja diamdiam dia mengambil robot itu, dan menggantinya dengan robot mainan miliknya sendiri yang sudah patah kakinya. Toh, anak-anak panti asuhan itu tak akan tahu. Lagipula, anak-anak itu akan senang dengan sumbangan apapun, termasuk mainan yang sudah rusak. Yang penting kan masih bisa dimainkan. Haruskah Hatta berbohong?
Benar sa ja. Robot itu men jad
i sumbe
r keribut
an.
Bahan Diskusi 1. Pernahkah kamu ke panti asuhan? Bersama siapa? Apakah kamu pernah bermain dengan anak-anak di sana? 2. Seandainya kamu diminta untuk menyumbang untuk panti asuhan, barang apa yang paling ingin kamu berikan kepada anak-anak di sana? Apa kira-kira yang mereka butuhkan? 3. Saat bermain bersama teman, kadang-kadang kamu ingin sesuatu barang yang sedang dimainkan oleh temanmu. Apa yang kamu lakukan; menunggu hingga mainan itu tak terpakai, bertanya apakah kamu boleh meminjamnya, atau langsung merebutnya dari tangannya? 4. Permainan di sekolahmu mungkin hanya sedikit, tetapi yang menggunakannya banyak sekali. Bagaimana agar kamu dan teman-temanmu mendapatkan giliran untuk bermain?
Pengembangan
A mend ku tak se nan ap Anak atkan ma g inan -anak rusak in Mere . ka ak i juga be git an kalau mend lebih sen u. a a ng p atk yang masi an maina h bag n us. SELE
SAI
50
Menggambar robot-robotan atau boneka favorit, berkunjung ke panti asuhan dan menyumbangkan mainan yang masih layak untuk anak-anak di sana, menulis lanjutan cerita Hatta
Chacha Harus Tahu Chacha harus pergi untuk menonton film bersama teman-temannya, tetapi ayah dan ibu belum pulang dari pasar. Chacha harus pergi secepatnya, namun bagaimana caranya? Kak Reza bisa mengantarnya dengan motor, tetapi Chacha tahu Kak Reza belum mempunyai SIM. Pak Asep, tukang ojeg langganan, bisa mengantarnya, tetapi Pak Asep terlalu hati-hati di jalan. Chacha bisa menyusul teman-temannya menonton film kalau Pak Asep bisa menembus kemacetan di jalan dengan mengendarai motor secara ugal-ugalan. Apakah Pak Asep akan memenuhi permintaan Chacha?
Bahan Diskusi
Pengembangan Membuat daftar (berupa gambar atau kata-kata) kebutuhkan saat membonceng motor, atau berkendara dengan mobil; menulis lanjutan cerita Chacha; membuat puisi dengan judul “Ini, Itu?”
“Tetap i apa?” desak Ka Nuri m k Reza. emang nggak ke sana jauh, te ramai se tapi jala “Chach kali,” te n a mau gas Ch men acha. Sudah jam 9.50 elepon Pak As ep ke saja.” tik “Cepat a Pak As ya, Pak ep da tang! Asep!” saat du kata Ch duk di acha boncen gan.
“Rumah
1. Apakah SIM itu? Umur berapa seseorang dapat memperoleh SIM untuk mengendarai motor atau mobil? 2. Ke mana kita harus mengurus SIM? Tahukah kamu, prosedur apa saja yang harus dilakukan untuk mendapatkan SIM? 3. Menurut kamu, mengapa anak-anak di bawah umur belum boleh memiliki SIM atau mengendarai motor/ mobil? 4. Apakah kamu pernah terjebak dalam kemacetan? Mengapa kemacetan itu terjadi?
Mobil demi mob il lewat dekat seka li dengan lutut Cha Tiba-tiba, beberap cha. a sepeda motor di depan mereka Oh, ternyata sebu mundur. ah mobil van leba r tidak bisa lewa Deretan sepeda t. motor begitu sesa k dan mengambil van tersebut. Seka jalan mobil rang, semuanya tidak bisa bergerak . Seandainya saja Chacha tak mem aksa Pak Asep untu maju... seandain k terus ya juga sepeda-s epeda motor lain ikutan maju... mun tidak ikutgkin mereka suda h lolos dari pers ini sekarang. Ah, impangan pasti Nuri sudah pergi ke bioskop. Seandainya Cha cha bisa lebih saba r, ini tak akan terja di. SELESAI
5. Menurut kamu, perilaku pengendara mobil/motor apa saja yang menyebabkan kemacetan atau membuat kemacetan semakin parah? 6. Sebutkan beberapa contoh perilaku tertib lalu lintas! Mengapa kita harus tertib di jalan raya?
51
Buku 6
Ungu, Di Mana Kamu?
$PWFSQEG
B
uku keenam ini adalah buku aktivitas, berisi 16 kegiatan yang dapat dikerjakan anak-anak secara sendiri atau bersama-sama. Karena kegiatankegiatan ini bertujuan untuk melatih kemandirian, hendaknya orangtua/guru hanya mendampingi dan berperan sebagai fasilitator saja. Sebaiknya kegiatan tidak berorientasi semata-mata pada hasil. Berikan perhatian lebih besar pada proses yang dijalani anak-anak. Agar buku ini bisa dipakai banyak anak, orangtua/ guru bisa memperbanyak lembar kegiatan dengan cara memfoto kopi. Petunjuk untuk setiap kegiatan dapat dibaca langsung di kegiatan masing-masing dan sudah cukup jelas.
52
Kemungkinan pengembangan kegiatan-kegiatan ini sangat luas. Misalnya, pada kegiatan Roket Harta Karun, anak dapat diajak membuat celengan dengan bentuk-bentuk lain kesukaan mereka. Pada kegiatan Sederhana itu Mudah, ajak anak memikirkan tindakan lain yang sesuai dengan nilai sederhana. Pikirkan pula tindakan yang berlawanan. Ajak pula anak menyebutkan tindakan yang sesuai atau tidak sesuai dengan nilai-nilai integritas lainnya. Meniru kegiatan di buku keenam ini, orangtua atau guru juga bisa mengajak anak membuat kegiatan lain, misalnya membuat labirin sendiri, menyebutkan semua benda di ruang kelas yang berawalan huruf tertentu, dan sebagainya. Pada kegiatan Dapatkah Kamu Menemukanku?, ada satu benda yang sengaja tidak digambarkan di ilustrasi. Hal ini bertujuan untuk memancing daya kritis anak serta melatih konsentrasi dan kejujuran.
Tanya-Jawab 1. Benarkah Seri Tunas Integritas untuk PAUD, tampaknya bahasa dan ilustrasinya terlalu rumit untuk anakanak kecil?
Seri Tunas Integritas ditujukan untuk anak usia 4-9 tahun. Namun setiap anak mempunyai kemampuan membaca sendiri-sendiri, ada yang sudah maju, ada pula yang masih gagap dibandingkan anak lain seusianya. Ini bergantung pada kebiasaan literasi di rumah dan sekolah. Tetapi secara umum, anak-anak di usia ini memang membutuhkan mediasi orang dewasa untuk mendapatkan manfaat maksimal dari bacaan mereka.
2. Tidak ada kesimpulan dan pesan moral dalam setiap cerita, apakah saya harus membuatkan saat membacakan buku ini untuk anak-anak?
Tidak perlu. Dari diskusi dengan anak-anak, Anda akan mendapatkan respons mereka, dan menanggapi sesuai kebutuhan dalam rangka ko-konstruksi konsep dari cerita yang dibaca.
3. Bolehkah anak-anak membaca sendiri tanpa pendampingan?
Boleh. Bahkan anak-anak yang belum bisa membaca teks sudah dapat membaca visual.
4. Bolehkah anak-anak menggambari atau mewarnai buku paket?
Jika Seri Tunas Integritas itu milik umum, Anda disarankan memfotokopi dulu halaman yang diinginkan anak untuk digambari atau diwarnai.
5. Mengapa tidak ada nomor halaman dalam bukubuku Seri Tunas Integritas?
Penomoran halaman biasanya dibutuhkan untuk perujukan pada cerita/buku berhalaman banyak. Nomor halaman terkadang juga seperti memberi batasan "urutan", sementara anak-anak ingin dibebaskan memilih cerita yang dibacanya terlebih dahulu. Dengan pengoptimalan visual sebagaimana pada Seri Tunas Integritas, nomor halaman bisa ditiadakan.
6. Ketika dibacakan, anak-anak seperti tidak peduli, apa yang harus saya lakukan?
Respons tiap anak unik sesuai dengan karakternya. Anda boleh mencoba menarik perhatian mereka, namun tidak memaksa mereka untuk duduk diam dan mendengarkan.
7. Anak-anak melemparkan pertanyaan yang tidak dapat saya jawab, apa yang harus saya lakukan?
Katakan dengan jujur, Anda tidak tahu jawabannya saat ini. Tetapi Anda dapat mencari jawaban itu di buku rujukan, ajaklah anak-anak mencari bersama jika memungkinkan.
53
8. Bagaimana menanggapi komentar anak yang tidak berkaitan dengan cerita?
12. Bagaimana memastikan pesan dari kisah yang dibacakan sampai atau dipahami anak?
Meskipun sepertinya tidak berkaitan, anak sudah memberikan respons. Dengan caranya sendiri, sebetulnya ia membuat kaitan. Ucapkan terima kasih atas komentarnya, dan Anda bisa memancingnya lebih jauh untuk menemukan kaitan itu.
9. Anak saya tidak suka dibacakan, lebih suka mengarang cerita sendiri berdasarkan ilustrasi.
Sama sekali tidak masalah. Justru anak Anda sedang berkreasi.
10. Anak saya cepat bosan, cerita belum selesai dia sudah meminta buku yang lain. Bagaimana membuatnya tertarik dan tekun mendengarkan?
Ikuti kemauannya. Beri dia waktu untuk sekadar melihat-lihat buku. Amati apa yang membuatnya tertarik dan mulailah dengan itu. Dan anak Anda tidak harus selalu diam mendengarkan. Dia boleh bergerak dan berbicara untuk merespons bacaan atau hal-hal lain yang melintas dalam benaknya.
13. Bolehkah menyambung cerita yang akhirnya terbuka dengan versi sendiri?
54
Menjelang tidur mungkin menjadi waktu terbaik, namun tujuan Anda membacakan buku tentunya bukan untuk menidurkan anak, melainkan memberinya manfaat dari membaca buku. Atur dan sepakatilah jadwal tidur, bacakan buku sebelum waktu tidur tiba, dan ketika tiba saatnya harus tidur, Anda berhenti membaca, dan ia harus tidur sesuai kesepakatan.
Boleh dan bahkan disarankan.
14. Bolehkah membuat cerita sendiri berdasarkan ilustrasi yang ada?
Boleh dan bahkan disarankan.
15. Bolehkah mengganti kata-kata yang sulit dengan kata-kata yang biasa dipakai?
11. Anak saya malah tidak mau tidur jika dibacakan buku.
Melalui diskusi dan respons anak terhadapnya. Tetapi seperti dijelaskan dalam panduan, membacakan buku bukan proses menjejalkan pesan dan pemaknaan dari orang dewasa ke dalam benak anak lalu memetik hasil berupa perubahan sikapnya secara instan. Melalui interaksi yang hangat, Anda dan anak bersama-sama membangun konsep dari cerita yang dibaca.
Terlebih dulu Anda tetap menyebutkan kata sulit itu, lalu menyebutkan padanannya. Dengan demikian anak mendapatkan kosakata baru. Sebetulnya, kata sulit juga bisa dipahami anak melalui konteks kalimat.
16. Bolehkah menggunakan bahasa sendiri atau bahasa percakapan untuk menggantikan bahasa buku?
Berarti Anda menghilangkan salah satu keuntungan dari membaca buku, yaitu pengayaan berbahasa. Bahasa buku mempunyai struktur yang baik dan teratur untuk mengasah kepekaan anak dalam berbahasa. Mungkin jika Anda mendongeng, Anda dapat melakukannya dengan bahasa Anda sendiri. Tetapi ketika membacakan, bacakanlah apa yang tertulis.
17. Pada cerita interaktif, bagaimana kalau anak-anak memilih alternatif yang tidak ada di buku?
Itu bagus. Mereka bebas menjajaki hubungan sebabakibat. Jadi, pancinglah mereka untuk sampai pada kesimpulan akhir dari alternatif yang mereka pilih. Jangan lupa, setiap pilihan tentu ada konsekuensinya.
18. Bolehkah saya memperbanyak paket buku ini sendiri dengan memfotokopi atau memindainya?
Boleh, selama tidak digunakan untuk tujuan komersial.
55
Daftar Pustaka Buku
Laman Internet
Alphin, Elaine Marie, Creating Characters Kids Will Love, Writer’s Digest Books, US, 2000
http://en.wikipedia.org/wiki/Children's_literature
Bolton, Lesley & Wait, Lea, Writing Children’s Books, Adam Media, US, 2007 Bunanta, Murti, Buku, Mendongeng, dan Minat Baca, KPBA, Jakarta, 2004 Evans, Dilys, Show & Tell: Exploring the Fine Art of Children’s Books Illustration, Chronicle Books, US, 2008 Fox, Mem, Reading Magic: Why Reading Aloud to Our Children Will Change Their Lives Forever,Harcourt Inc, US, 2008 Hancock, Marjorie R., A Celebration of Literature and Response: Children Books, and Teachers in K-8 Classrooms, Merrill Prentice Hall, US, 2004 Moschovaki, E., Meadows, S. & Pellegrini, A., Teachers’ affective presentation of children’s books and young children’s display of affective engagement during classroom book reading, dalam European Journal of Psychology Education, XX11, 04, 405-420, 2007 Salisbury, Martin & Styles, Morag, Children’s Picturebooks, The Art of Visual Storytelling, Laurence King Publishing, UK, 2012 Sarumpaet, Riris K. Toha-, PedomanPenelitian Sastra Anak, Pustaka Obor, Jakarta, 2010
56
http://write4kids.com/ http://kids.nationalgeographic.com/kids/animals/ creaturefeature/dung-beetle/ http://en.wikipedia.org/wiki/Dung_beetle Saran untuk orangtua: Konten Internet dapat berubah dalam semalam, periksalah laman Internet yang Anda sarankan kepada anak-anak sebelum mereka mengunjunginya. Simpan alamat situs (bookmark), supaya anak tidak salah ketik dan sampai ke situs yang tidak diinginkan.
Semua Bisa Berintegritas, Semua Bisa Memberantas Korupsi Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan dengan tujuan mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Namun, cita-cita mulia ini belum terwujud. Salah satu penyebabnya adalah korupsi yang merajarela di negeri ini. Gara-gara korupsi, negara dirugikan. Gara-gara korupsi, pembangunan menjadi terhambat. Gara-gara korupsi, sendi-sendi dan tatanan kehidupan masyarakat rusak dan berantakan. Intinya, korupsi telah membuat rakyat sengsara dan menderita. Tidak ada pilihan lain agar Indonesia bisa mewujudkan cita-citanya: BERANTAS KORUPSI. Ini adalah cita-cita kita bersama. Maka, memberantas korupsi dari bumi Indonesia menjadi tugas bersama pula. KPK sebagai lembaga yang khusus dibentuk untuk memberantas korupsi tidak dapat bekerja sendiri. KPK memerlukan dukungan dan kerjasama dari semua pihak. Setiap elemen bangsa ini mempunyai keunikan, minat, bakat, dan kompetensi yang berbeda-beda. Apa dan siapa pun Anda: SEMUA BISA MEMBERANTAS KORUPSI. Contoh nyata peran serta masyarakat dalam pemberantasan korupsi adalah penerbitan seri TUNAS INTEGRITAS ini. Seri bacaan anak ini terbit berkat sinergi dan kerjasama apik antara KPK dan Forum Penulis Bacaan Anak (FPBA).
FPBA adalah organisasi nirlaba yang beranggotakan penulis, ilustrator, editor, desainer, penerbit, partisipan, wartawan, media, dan pemerhati bacaan anak. Sejak resmi berdiri pada 2 Mei 2010, FPBA memiliki anggota lebih dari 2.000 orang. FPBA memiliki visi terciptanya bacaan yang sehat, kreatif, dan sesuai dengan anak-anak Indonesia. Visi ini diupayakan melalui misi, antara lain: menciptakan dan memberdayakan sumberdaya di bidang tulis-menulis bacaan anak, serta menjalin kerjasama dengan media massa, pelaku bisnis penerbitan di Indonesia maupun di negara lain, dan bersinergi dengan lembaga-lembaga yang memiliki kesamaan visi. Kolaborasi KPK dan FPBA dalam penerbitan buku diawali dengan Training dan Workshop Anti Korupsi yang diikuti para kreator bacaan anak. Buku yang merupakan komitmen dan upaya para kreator bacaan anak dalam pemberantasan korupsi ini memunculkan karakter Keluarga Kumbi (dung beetle). Jika kumbang berperan besar membuat kondisi tanah kondusif bagi pertumbuhan tunas tanaman, maka KPK bersama FPBA, lewat seri Tunas Integritas ini, berusaha memberikan stimulasi bagi anak-anak Indonesia untuk tumbuh dengan nilai-nilai integritas. Mengapa? Karena kami yakin SEMUA BISA BERINTEGRITAS. Bagaimana dengan Anda?
57
Tentang Penulis
R
yvafie Damani adalah nama pena gabungan tiga penulis: Ary Nilandari, Eva Y. Nukman, dan Sofie Dewayani. Sejak pertama berkolaborasi menulis novel anak Misteri Elang Perak pada 2003, secara terpisah mereka telah menghasilkan puluhan karya sendiri. Ketiga penulis ini terus bersinergi dan berproses demi bacaan anak yang lebih baik. Kiprah terbaru Ryvafie Damani adalah mengonsep dan menyunting Seri Tunas Integritas, hasil kerja sama Komisi Pmberantasan Korupsi dan Forum Penulis Bacaan Anak. Di dalam Seri ini pula karakter Keluarga Kumbi ciptaan mereka diperkenalkan untuk pertama kalinya.