Agar Hidup, Allah yang Ngurus (Jurus 5 Us)
Agar Hidup Allah yang Ngurus (Jurus 5 Us) Cetakan I, Januari 2012 Cetakan II, Februari 2012 Cetakan III, Maret 2012 Cetakan IV, Mei 2012 Cetakan V, Januari 2013
Penulis Abdullah Gymnastiar Editor Rashid Satari Desainer/Layouter Agus Anwar
Diterbitkan oleh SMS Tauhiid Jl. Gegerkalong Girang No.30F Bandung 40154 Telp./Fax. 022-2002282
Pengantar Penerbit
K
ita seringkali dilanda rasa khawatir akan hidup kita sendiri. Khawatir rezeki tak tercukupi, khawatir tak bisa makan esok hari, khawatir gaji tak memadai, dan lain sebagainya. Padahal sebenarnya manusia tak perlu khawatir tentang semua itu jika manusia meyakini dengan sunguh-sungguh bahwa Allah Swt yang akan mengurus hidup mereka. Bukankah, sejak manusia tumbuh sebagai janin di dalam rahim ibunya, kemudian ia dilahirkan dan tumbuh besar, seluruhnya itu adalah berlangsung dalam pemeliharaan-Nya. Sayang, semakin tumbuh besarnya ma3
nusia, mereka semakin dihantui dengan segala ketakutan tentang hidupnya. Itu disebabkan tipisnya keyakinan kepada Allah Swt. Oleh karena itu, penting bagi setiap kita untuk senantiasa mengokohkan keyakinan terhadap Allah Swt. Se hingga kita terhindar dari segala kegelisahan yang disebabkan urusan dunia. Di dalam buku ini diuraikan lima hal yang menjadi wujud keyakinan kita terhadap Allah Swt. Sesungguhnya keyakinan yang kokoh kepada Allah Swt akan menjadi energi bagi manusia sehingga mereka bisa menjalani kehidupan dunia dengan penuh optimis dan semangat, sebelum akhirnya meraih kemenangan di akhirat. Bandung, Januari 2013 Penerbit 4
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
Daftar Isi Pengantar Penerbit — 3 1. Hati Harus Tulus — 15 2. Ibadah Harus Bagus — 20 3. Hidup Harus Lurus — 34 4. Ikhtiar Harus Serius — 43 5. Tobat Terus Menerus — 56
5
Jurus 5 Us
Agar Hidup Allah yang Ngurus
S
esungguhnya kekuasaan A llah Swt sangat luas tiada berbatas. Dia telah menciptakan segala nya. Dia-lah pula yang mengatur, memelihara dan mengurus semuanya. Baik segala apa yang ada di langit, di bumi, maupun yang ada di antara ke duanya. Pada hakikatnya, segala ke perluan manusia itu diurus olehAllah Swt. Hanya saja manusia seringkali mengambil pilihan keliru yang menyebabkan dirinya sendiri menjauh dari pemeliharaan Allah Swt. 7
Saudaraku yang dirahmati oleh Allah, apabila hidup kita diurus oleh Allah Swt maka semua permasalahan kita akan mendapatkan jalan keluar. Segala kebutuhan kita akan tercukupi, tidak kekurangan dan tidak pula berlebihan. Karena sesungguhnya Allah Swt adalah Dzat Yang Maha Mengatur dan Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dialah pula Yang Maha Memiliki terhadap diri kita. Mari kita tafakuri perjalanan diri kita di masa lalu. Khususnya saat dahulu ketika kita masih di dalam rahim ibu. Ketika kita baru punya jantung saja. Kita bahkan belum memiliki otak. Organ-organ tubuh lainnya pun seperti tangan, kaki dan lain-lain belum ada. Namun, apakah rezeki sudah ada untuk kita? Allah Swt telah ciptakan rezeki untuk diri kita melalui perantara ibu kita. 8
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
Sehingga kemudian jadilah tulang, daging, tangan, kaki, kuku, kulit dan lain sebagainya yang semakin melengkapi tubuh kita. Renungkanlah hal ini, meskipun otak dan tubuh kita belum sempurna benar, namun Allah Swt telah melimpahkan rezeki-Nya kepada kita. Demikianlah apabila kita diurus oleh Allah Swt. Mari, sekali lagi kita merenungi masa lalu kita, yaitu saat kita masih bayi. Apakah bayi punya banyak tenaga, punya ilmu, punya pengalaman? Jawabannya adalah tidak, atau belum. Akan tetapi, apakah bayi punya rezeki? Punya! Allah Swt mendatangkan rezeki untuk bayi berupa air susu ibu. Se hingga ia bisa bertahan hidup, tumbuh, berkembang dan sehat. Hebatnya lagi, apabila sang ibu tidak bisa memberikan air susu karena suatu alasan kesehatan 9
misalnya, maka Allah Swt memberikan air susu sapi sebagai rezeki untuknya. Bayi di Jakarta dan sapi di Lembang misalnya. Pada akhirnya mereka tetap bisa bertemu. Bayi bisa memperoleh air susu sapi meski sapi tersebut berada jauh dari tempatnya berada. Mari renungkan, dalam hal ini, siapakah yang menghampiri siapa, apakah bayi yang menghampiri sapi ataukah sebaliknya? Tentu tidak ada siapa yang menghampiri siapa. Mereka berada di tempatnya masing-masing. Namun, air susu sapi itu akhirnya bisa sampai kepada sang bayi. Setelah menempuh sekian jauh jarak dan sekian banyak tangan dan tempat. Dari kandang peternakan, tempat pemerahan, koperasi, pabrik, toko grosir, mini market, dapur, lalu kamar sang bayi. Atas izin Allah Swt, rezeki telah menghampiri sang bayi. 10
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
Kita sudahi nostalgia kita dengan masa-masa bayi. Sekarang kita lompat ke waktu tadi pagi. Makanan yang kita nikmati pada sarapan pagi tadi bila kita tafakuri, berapa langkah kita menuju makanan kita itu, dan berapa puluh ribu langkah makanan itu datang kepada kita? Beras dari satu tempat di sebelah barat sana. Lauk pauknya dari selatan dan utara. Bumbu-bumbunya dari sebelah timur kita. Kesemuanya itu telah menempuh jarak yang sangat jauh untuk bisa sampai kepada meja makan dan piring di hadapan kita. Hebatnya lagi, peristiwa itu tidak hanya terjadi pagi tadi saja, melainkan telah berlangsung bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun lamanya di dalam hidup kita. Inilah satu bukti dari sekian banyak bukti bahwa Allah Swt menjadikan rezeki datang 11
menghampiri kita. Allah Swt menjamin rezeki kita. Allah Swt menciptakan kita lengkap dengan rezeki kita. Di dalam salah satu ayat Al Quran, Allah Swt berfirman, “Dan tidak ada suatu binatang melata (makhluk Allah yang bernyawa) pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rizkinya.” (QS. Huud [11]: 6). Jadi sahabatku, kita tidak diperintahkan untuk mencari rezeki. Karena kata “mencari” itu adalah antara ada dan tiada. Melainkan kita diperintahkan untuk menjemput rezeki. Mengapa “menjemput”? Karena jika mencari itu antara ada dan tiada, sedangkan menjemput itu pasti ada, hanya saja belum tentu bertemu saat itu juga. Analoginya adalah seperti seorang ibu yang menjemput anaknya di blok M, sedangkan anaknya ternyata ada di 12
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
blok C. Anaknya ada, hanya saja saat itu belum bisa bertemu. Begitupun dengan rezeki kita. Boleh jadi kita menjemput rezeki, tapi kita menjemput di tempat yang tidak semestinya, sehingga kita tidak bertemu dengan rezeki kita itu. Seperti seseorang yang menjemput rezeki di tempat yang haram, maka orang tersebut sejatinya tidak akan bertemu dengan rezekinya. Jikapun ia menemukannya, itu adalah semu dan tidak akan memberikan manfaat sejati baginya. Sehingga, jangan heran jika banyak orang yang kemudian terjerumus ke dalam jeruji besi karena dia menjemput rezeki ke tempat yang salah atau dengan cara yang salah. Demikianlah Allah Swt telah menjamin rezeki seluruh makhluk di alam raya 13
ini. Bahkan binatang-binatang yang tak berakal pun tetap hidup, tumbuh kuat dan besar. Apalagi manusia yang telah dilengkapi dengan akal pikiran. Seekor cicak yang hidupnya menempel di din ding saja dijamin rezekinya meskipun makanannya adalah nyamuk yang jelas-jelas binatang bersayap yang leluasa terbang ke sana kemari. Nampak seolah tidak adil, namun adakah cicak yang tidak terpenuhi rezekinya? Paparan tersebut di atas memberikan gambaran kepada kita betapa indah dan mudahnya hidup ini apabila kita diurus oleh Allah Swt. Ada lima jurus yang bisa membuat segala kebutuhan dan permasalahan hidup kita diurus oleh Allah Swt. Berikut ini pemarapannya.
14
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
Hati Harus Tulus
1
D
alam salah satu haditsnya, Rasulullah Saw bersabda,“Sungguh, dalam jasad ada sekerat daging. Jika ia baik, akan baik seluruh jasad. Sebaliknya jika buruk, seluruh jasad akan menjadi buruk. Sekerat daging itu adalah qolbu (hati).” (HR. Bukhari dan Muslim) Saudaraku, jadikanlah hati kita se nantiasa tulus dalam setiap amal perbuatan yang kita lakukan. Jadikanlah ia hanya tertuju kepada Allah Swt. Segala amal perbuatan yang dilakukan, hanya bertujuan mendapat perhatian dan ridha Allah Swt. Karena jika amal perbuatan yang kita lakukan tidak berdasar ketulusan mengharap ridha Allah 15
melainkan mengharapkan pujian manusia, maka rusaklah nilai atau kualitas dari amal yang kita lakukan itu. Amalnya akan sia-sia belaka meskipun apa yang dilakukan itu adalah kebaikan. Demikian pula dalam menjemput rezeki. Jagalah hati agar senantiasa tulus dalam menjemputnya. Niatkan bekerja itu sebagai ibadah kepada Allah Swt. Jangan risaukan rezeki, karena sesungguhnya hal itu sudah diatur oleh Allah, sebagaimana beberapa contoh yang diulas di bagian awal buku ini. Kewajiban kita adalah berupaya, bekerja sebagai wujud penghambaan kita kepada-Nya. Jangan takut tidak memperoleh rezeki, tapi takutlah tidak punya syukur kalau sudah mendapat rezeki. Jangan takut tidak memperoleh rezeki, tapi takutlah tidak punya sabar ketika rezeki kita ditunda. Jangan pula takut tidak memper16
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
oleh rezeki, tapi takutlah tidak punya ridha ketika Allah Swt mengambilnya kembali. Oleh karena itu, janganlah gentar menghadapi hidup ini, sedahsyat apapun masalah yang kita hadapi, sesulit apapun masalah ekonomi yang kita alami, Allah Swt sudah tahu apa masalah kita. Allah Swt akan memberikan pertolongan-Nya kepada kita. Seperti ketika kita masih berada di dalam rahim ibu atau di saat kita bayi dahulu, Allah Swt akan memberikan jalan keluar kepada kita. Jika hati kita tulus dan bersih, A llah Swt berfirman,“Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan jalan keluar dari setiap kesulitan, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan, barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (QS. Ath Thalaaq [65]: 2-3). 17
Jika kita sudah yakin bahwa Allah Swt yang menjamin rezeki kita maka kita tidak akan pernah ketergantungan kepada makhluk-Nya. Kita juga tidak akan bekerja dengan mencari pujian, sanju ngan dan penghargaan dari sesama manusia. Karena manusia tidak pernah bisa memberikan rezeki kepada sesamanya. Manusia hanyalah perantara atau jalan semata. Pemberi rezeki itu tetaplah Allah Swt. Seperti contoh saat kita bayi dahulu. Orang tua bukanlah yang memberikan rezeki kepada kita. Mereka hanyalah perantara saja atas rezeki yang datang dari kasih sayang Allah Swt kepada kita. Oleh karena itu, jika kita ingin rezeki kita diurus oleh Allah, lepaskanlah hati kita dari unsur-unsur keinginan dipuji dan disanjung oleh manusia. Tetapkanlah niat kita dalam mencari rezeki itu hanya karena Allah Swt semata. Laku18
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
kanlah hal yang benar dan baik bukan karena ingin dilihat, dipuji, disanjung dan dibalasbudi oleh orang lain. Lakukanlah hal yang benar dan baik hanya karena mengharapkan ridha Allah Swt, niscaya Allah mengetahui segala apa yang terbersit di dalam hati kita. Berharaplah imbalan hanya dari Allah Swt semata, niscaya Allah memberikannya. Jika Allah Swt berkehendak untuk menyegerakan rezeki kita, maka tidak ada sesuatu apapun dan makhluk apapun yang bisa menghalang-halanginya. Allah Swt berfirman, “..dan jikalau Allah menghendaki kebaikan (rezeki) untukmu maka tidak ada yang dapat menghalangi-Nya, Kebaikan itu diberikan oleh-Nya kepada orang yang dikehendaki dari hamba-hamba-Nya. Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pe nyayang “. (QS. Yunus [10]: 107). 19
Ibadah Harus Bagus
J
ika kita bertemu dengan perma salahan, jangan dulu memikirkan masalahnya. Karena sesungguhnya Allah Swt telah mengetahui masalah kita. Bukankah masalah itupun datang dan terjadi karena izin-Nya. Contohnya adalah perut. Allah Swt tahu kita memiliki perut karena Dialah yang menciptakan kita. Allah Swt pun mengetahui jika kita akan merasakan lapar, makanya didatangkanlah makanan kepada kita sejak kita kecil hingga sekarang. Demikian juga jika kita sudah tua. Ketika kita tidak bisa 20
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
menyuapkan makanan ke dalam mulut kita sendiri, maka kita akan disuapi. Jika sudah tidak bisa disuapi, maka diinfus. Dan, apabila sudah tidak bisa diinfus, berarti dikubur karena itu tanda sudah selesailah jatah kita di dunia. Sedangkan selama kita masih hidup di dunia, jatah rezeki kita terus mengalir hadir bersama kita. Oleh karenanya, setiap kita me ngalami suatu permasalahan yang menurut kita sangat berat, periksalah ke dalam diri kita sendiri, apakah ibadah kita sudah bagus atau belum. Karena ternyata, kita lebih banyak me lakukan ibadah seenak diri kita sendiri, sekehendak kita sendiri. Hawa nafsu seringkali mendominasi diri kita saat kita menunaikan ibadah. Sebagai contoh, coba perhatikan shalat yang kita lakukan. Sering kali 21
kita lakukan shalat secara tergesa-gesa disebabkan pekerjaan atau hal lain yang menurut kita penting. Sehingga jangankan untuk memaknai setiap bacaan shalat, karena apa yang ada di dalam benak kita sejak takbiratul ikhram hingga salam adalah urusan-urusan duniawi kita sendiri. Tidak heran, kita seringkali lupa rakaat, lupa tahiyyat awal, tertukar bacaan. Kalaupun kita membaca bacaan, kita baca dengan terburuburu, padahal bacaan di dalam shalat itu adalah doa. Padahal shalat adalah komunikasi langsung kita dengan-Nya. Jika membaca doa pun, kita sering kali membacanya seperti orang yang takut tertinggal kereta. Meski kita hafal bacaannya, namun cara kita membacakannya seolah kita ingin segera mengakhirinya. Kita membacanya tergesa-gesa. Padahal, bila kita hen22
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
dak meminta bantuan kepada sesama manusia, meminjam uang misalnya, kita berbicara kepadanya dengan pe nuh sopan santun, perlahan-lahan dan penuh tata krama. Atau, jika kita memohon ampunan kepada-Nya pun kita membacakannya dengan terburuburu, seolah tidak punya lagi waktu. Padahal jika kita meminta maaf kepada sesama manusia, maka kita akan mela kukannya dengan cara yang sangat hati-hati dan dengan sungguh-sungguh. Di dalam Al Quran, Allah Swt berfirman, “Dan, tidaklah Aku ciptakan jin dan Manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku”. (QS. Adz Dzariyat [51]: 56). Simaklah firman-Nya ini. Selain dalam bacaan-bacaan shalat, dalam dzikir setelah shalat saja pun kita mengucapkannya tergesa-gesa, tidak mengucapkannya dengan sungguh23
sungguh sebagai pujian kita untukNya. Padahal firman-Nya di atas adalah penegasan bahwasanya Allah Swt menghendaki setiap apa yang kita lakukan di dalam hidup ini adalah bentuk ibadah kita kepada-Nya. Ada ibadah mahdhah (ibadah yang murni hubungan hamba dengan Allah Swt secara langsung) dan ada ibadah ghair mahdhah (ibadah yang di sam ping sebagai hubungan hamba de ngan Allah, juga merupakan hubungan atau interaksi antara hamba dengan makhluk lainnya.). Sekilas kita ulas penjelasan mengenai dua jenis ibadah ini.
Pertama, Ibadah Mahdhah. Seperti telah disebutkan di atas bahwasanya ibadah Mahdhah adalah ibadah yang telah ditetapkan Allah tentang tingkat, tata cara dan perin24
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
cian-perinciannya. Ibadah yang te lah ditentukan syarat dan rukunnya. Pelaksanaannya diperintahkan dalam Al Quran, dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw, atau yang dilaksanakan oleh sahabat dan dibenarkan oleh nabi Saw. Ibadah ini pun merupakan ibadah yang sifatnya adalah hubungan langsung dan khusus antara seorang hamba dengan Allah Swt. Ibadah jenis ini memiliki beberapa prinsip, diantaranya adalah, a. Harus berdasarkan dalil perintah. Baik itu yang bersumber dari Al Quran maupun As Sunnah. Jadi, ibadah ini bukanlah ranah atau otoritas akal atau logika. b. Pelaksanaannya harus sesuai de ngan contoh dari Rasulullah Saw. Karena pengutusan Rasul itu memiliki tujuan, seperti yang difirmankan 25
oleh Allah Swt, “Dan apa saja yang dibawakan Rasul kepada kamu maka ambillah, dan apa yang dilarang, maka tinggalkanlah..”(QS. Al Hasyr [59] : 7). Rasulullah Saw juga memberikan penjelasan tentang pelaksanaan ibadah mahdhah, “Shalatlah kamu seperti kamu lihat aku shalat.” (HR. Bukhari). c. Bersifat di luar jangkauan akal pikiran. Maksudnya adalah bahwa ibadah jenis ini bukanlah ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu. Adapun akal hanya berfungsi untuk memahami rahasia di baliknya. d. Berdasarkan pada ketaatan. Artinya, bahwa yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan ibadah jenis ini adalah kepatuhan atau ketaatan. Hamba wajib mengimani dan meya 26
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
kini apa yang diperintahkan Allah kepadanya. Ia wajib meyakini bahwa perintah tersebut semata-mata adalah untuk kebaikan dirinya, dan bahwa salah satu misi utama diutusnya Rasul adalah untuk diteladani Contoh ibadah jenis ini adalah seperti wudhu, shalat, zakat, shaum, dan haji.
Kedua, Ibadah Ghair Mahdhah. Yaitu ibadah yang syarat dan rukunnya tidak ditentukan secara mutlak. Tidak mutlak karena pelaksanaannya tidak terikat waktu, rukun (cara pelaksana an), maupun kuantitasnya. Sebagaimana ibadah mahdhah, ibadah ghair mahdhah pun memiliki beberapa prinsip, diantaranya adalah, a. Dilaksanakan berdasarkan tidak adanya dalil yang melarang. Selama tidak ada larangan dari A llah 27
Swt dan dari Rasulullah Saw, bahkan yang ada adalah anjuran untuk menunaikannya. b. Pelaksanannya tidak harus sesuai dengan contoh Rasulullah Saw. Oleh karenanya dalam ibadah jenis ini tidak dikenal istilah “bid’ah”. Jika pun ada yang menyebutkan bahwa segala yang tidak dicontohkan Rasul Saw dalam ibadah jenis ini, maka bid’ahnya adalah bid’ah hasanah. Sedangkan bid’ah di dalam ibadah jenis pertama (Mahdhah) bid’ahnya adalah dhalalah. c. Rasional. Ibadah jenis ini baik-buruk nya, untung-ruginya, atau manfaat atau madharatnya, dapat diukur oleh akal atau logika. Sehingga jika menurut logika, buruk, merugikan, dan madharat, maka tidak boleh dilaksanakan. 28
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
Contoh ibadah jenis ini adalah belajar atau menuntut ilmu, tersenyum, berbakti pada orang tua, berbuat baik kepada tetangga, dan lain sebagainya. Jika shalat kita bagus, dzikir kita bagus, sikap kepada tetangga bagus, sikap kepada lingkungan bagus, maka rezeki tidak akan sulit menghampiri kita. Mungkin ada yang bertanya, seseorang ibadahnya bagus namun mengapa rezekinya segitu-segitu saja? Camkanlah bahwasanya rezeki itu tidak harus banyak atau melimpah ruah. Rezeki itu yang terpenting adalah cukup. Untuk apa rezeki banyak tapi tidak pernah cukup? Ketika kita ingin membangun masjid, rezeki kita cukup, maka terlaksana. Kita ingin menghajikan orang tua dan keluarga, rezeki kita cukup, maka terlaksana. Kita ingin membangun sekolah, rezeki kita cukup, juga terlaksana. Se29
dangkan jika rezeki kita banyak, tapi tidak pernah cukup untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan kita, maka rezeki yang banyak itu tidak ada artinya. Allah Swt berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya A llah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah [2]: 153). Oleh karenanya, baguskanlah ibadah kita, niscaya Allah Swt akan memudahkan pertolonganNya untuk kita. Sesungguhnya Allah Swt menyaksikan shalat di awal waktu kita. Dia melihat sujud di sepertiga malam terakhir kita. Dia mendengar dan melihat segala doa dan dzikir kita. Orang-orang yang tidak beriman dan dzalim saja mendapat rezeki, bagaimana mungkin kita yang me lakukan sujud, berdzikir, berdoa dan meminta kepada-Nya tidak diberi?! 30
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
Datangnya pemberian Allah Swt, kepada kita tidak harus sama persis dengan keinginan atau permintaan kita. Karena keinginan atau permintaan kita ini lebih sering dilatarbelakangi hawa nafsu. Tidaklah penting keinginan dan permintaan kita terpenuhi. Hal yang terpenting adalah apa yang terjadi itu merupakan yang terbaik menurut Allah Swt. Buktinya adalah dahulu saat kita masih berada di dalam rahim ibu kita, segalanya berlangsung dengan baik dan benar jika Allah Swt yang mengurus kita. Maka dari itu, baguskanlah ibadah kita, supaya Allah Swt mengurus dan memudahkan hidup kita. Tunaikanlah shalat di awal waktu. Penuhilah panggilan adzan dengan segera, karena itu hakikatnya adalah panggilan A llah Swt kepada kita untuk bersujud kepada-Nya. 31
Jika anda adalah seorang ayah atau ibu, ketika anda memanggil anak anda namun dia malah berleha-leha dan menunda-nunda untuk menghampiri anda, maka apakah yang anda rasakan? Tentu itu bukanlah suatu kepatutan. Apalagi jika peristiwa itu terjadi berkenaan dengan panggilan Allah Swt terhadap hamba-hamba-Nya. Padahal, tidak semata-mata Dia memanggil hamba-hamba-Nya kecuali adalah untuk kebaikan mereka sendiri. Supaya rezeki mereka menjadi mudah dan supaya jalan keluar atas segala permasalahan hidup mereka datang lebih cepat. Sahabatku, Allah Swt berfirman, “Hanya kepada-Mu lah Kami me nyembah dan hanya kepada-Mu lah kami memohon pertolongan.” (QS. Al Fatihah [1]: 5).
32
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
Ayat ini menjelaskan bahwa hendaknya ibadah didahulukan ketimbang mengajukan permintaan kepada-Nya. Meskipun pada hakikatnya Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang, Dia tak pernah berhenti melimpahkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya, baik dipinta ataupun tidak. Janganlah ragu akan jaminan Allah Swt terhadap rezeki kita. Baguskanlah dzikir kita, shalat kita, munajat kita, amal-amal kita. Sesungguhnya semua itu disaksikan oleh Allah Swt, dan Dia Maha Baik, Maha Pemberi. Dia memberi kepada kita lebih dari apa yang kita duga dan dari jalan yang tidak disangka-sangka.
33
Hidup Harus Lurus
A
llah Swt, berfirman, “Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Yaitu) jalan orangorang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al Fatihah [1]: 6 - 7). Ayat tersebut di atas menjelaskan bahwasanya kita harus mencari ilmu supaya bisa mengetahui apa saja halhal yang disukai dan tidak disukai Allah Swt Apa yang disukai oleh-Nya, maka kita lakukan. Sedangkan apa yang tidak disukai oleh-Nya, maka kita tinggalkan. Adapun perkara rezeki, Allah Swt sudah mengaturnya untuk kita. 34
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
Tentang kejujuran misalnya. Antara jujur dan tidak jujur, Allah Swt menyukai yang pertama. Namun, bisa jadi kebanyakan orang menyukai yang kedua. Apabila kita jujur, mungkin ada orang lain yang jadi tidak suka kepada kita. Akan tetapi, karena Allah Swt suka pada sikap jujur kita, maka ditanamkanlah oleh-Nya rasa tenang, aman, kekuatan dan keteguhan di dalam hati kita. Sehingga kita tetap kokoh dan tidak merasa takut saat tidak disukai oleh sesama manusia yang tidak menyukai sikap jujur kita. Akan tetapi, ketika kita tidak jujur, mungkin manusia akan menyukai kita. Namun, karena Allah Swt tidak ridha terhadap sikap yang tidak jujur, maka ditanamkanlah oleh-Nya rasa cemas, was-was, resah dan gelisah di dalam hati kita. Jika sudah seperti ini, maka 35
segala kesenangan materiil yang kita peroleh dari ketidakjujuran, tidak akan berarti apa-apa bila ada gelisah di da lam diri kita. Kita akan terus-menerus tertekan dari dalam diri sendiri. Bahkan, tidak dihina oleh sesama manusia pun, kita akan merasa tersiksa. Banyak pelaku ketidakjujuran yang kemudian merasakan akibat perbuatannya secara langsung di dunia. Seperti dengan hukuman penjara misalnya. Namun, hukuman-hukuman semacam ini mestinya ditafakuri dan disyukuri. Karena hukuman seperti ini adalah merupakan cara Allah Swt menegur dan mengingatkan si pelaku sehingga ia mau untuk memperbaiki diri. Karena orang yang beruntung adalah orang yang melakukan kesalahan kemudian diingatkan sehingga ia mengetahui jalan perbaikan. Seda 36
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
ngkan orang yang rugi adalah orang yang melakukan kesalahan namun tidak mendapat peringatan, sehingga ia semakin tenggelam dalam kesalahan. Lebih rugi lagi orang yang berada di dalam kesalahan kemudian berakhir hidupnya sebelum sempat memperbaiki dirinya. Contoh lainnya, membicarakan keburukan orang lain. Ini adalah perbuatan yang hampir lazim terjadi di seluruh lapisan masyarakat kita. Padahal ini adalah salah satu perbuatan yang tidak disukai Allah Swt. Membi carakan keburukan orang itu bukanlah hal yang mengenakkan. Pelaku perbuatan seperti ini, ketika baru saja membicarakan keburukan orang lain, maka kondisi hatinya seketika itu juga tidak enak. Penuh prasangka negatif, kecurigaan, iri dan dengki. Itu baru dari 37
aspek dalam. Dari aspek luar, raut muka pelaku perbuatan ini pun seketika itu akan berubah jadi tidak mengenakkan. Demikian pula dengan kalimat-kalimat yang diucapkannya. Sebaliknya dengan apa yang terjadi dengan orang yang membicarakan kebaikan orang. Saat melakukan hal itu, keadaan hati si pelaku akan baik karena berisi hal-hal yang positif tentang orang yang dibicarakannya. Raut mukanya cerah dan sumringah. Ucapan-ucapannya pun berisi kebaikan dan optimisme. Contoh berikutnya adalah me rokok. Jika kita mencoba bertanya, apakah Allah Swt suka terhadap perbuatan merokok? Sesungguhnya A llah Swt suka terhadap segala hal yang memberikan manfaat dan kebaikan. Madu misalnya. Coba perhatikan, berbagai Allah Swt menjelaskan di dalam 38
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
Al Quran tentang manfaat yang bisa diperoleh dari madu. Tulisan-tulisan yang terkait atau menerangkan tentang madu pun, pasti berisi manfaat atau kebaikan. Se perti memberikan kesehatan, kekuatan, dan meningkatkan imunitas tubuh. Allah Swt berfirman, “…Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An Nahl [16]: 69). Akan tetapi, sebaliknya dengan rokok. Pada kemasannya saja terdapat tulisan bahwa rokok menyebabkan kangker, serangan jantung, impotensi, ganggauan kehamilan dan janin. Bah39
kan pada beberapa kemasan rokok disebutkan bahwa ia menyebabkan kematian. Jadi barang apa sebenarnya ini? Tentunya ini adalah barang yang tidak benar dan tidak baik. Ada sebuah cerita anekdot tentang pemilik pabrik rokok dengan karyawannya. Sang pemilik pabrik beserta anak-anaknya dan keluarganya adalah orang yang bukan perokok. Hal ini menimbulkan tanda tanya pada salah seorang karyawannya sehingga ia bertanya mengapa bosnya itu bersama keluarganya tidak merokok padahal dia memiliki pabriknya. Dengan santai sang bos menjawab bahwa tentu saja dia tidak mau merokok, rokok itu hanya bagi orang-orang yang tidak bisa baca dan tidak bisa berpikir. Meski cerita di atas bersifat anek dot atau gurauan, namun ada be40
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
narnya juga. Rokok itu sudah jelasjelas ditegaskan bisa memberikan dampak negatif sedemikian berat, namun masih banyak saja orang yang mengkonsumsinya. Sudah diberikan tulisan peringatan pada kemasannya, bahkan ada juga yang dilengkapi de ngan gambar menyeramkan, masih banyak saja orang yang membelinya. Saudaraku, tidak pernah ada kata terlambat selama nyawa masih dikan dung badan. Segera jauhilah berbagai hal yang mengundang ketidaksukaan dari Allah Swt. Sesungguhnya Dia tidak menyukai hal-hal yang menimbulkan keburukan. Waktu yang kita miliki ini tidaklah banyak, sangat sayang jika harus sia-sia karena perbuatanperbuatan yang tidak bermanfaat dan tidak disukai oleh-Nya. Bahkan, bisa-bisa kita terjerumus kepada sikap 41
kufur nikmat karena mengisi nikmat waktu dan kesempatan kita dengan perbuatan-perbuatan seperti di atas. Na’udzubillahimindzalik. Padatkanlah aktifitas harian kita den gan kebaikan dan perbuatan yang disukai oleh-Nya, teladanilah bagaimana perilaku teladan kita, Nabi Muhammad Saw. Niscaya Allah Swt akan mengurus kita. Dia akan memudahkan rezeki kita, dan Dia akan mempercepat jalan keluar atas segala problematika hidup kita. Insya Allah!
42
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
Ikhtiar Harus Serius
A
llah Swt berfirman, “Dan, orangorang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benarbenar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan, sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik “.(QS. Al Ankabuut [29]: 69). Banyak sekali urusan di dunia ini yang seolah nampak berat untuk dilakukan sehingga manusia tidak menyanggupinya. Padahal yang sebenarnya hadir adalah hanya masalah mau bersungguh-sungguh atau tidak. Karena 43
ternyata banyak sekali hal yang seolah nampak mustahil terjadi, bisa terjadi karena kesungguhan. Sebagai contoh, shalat Tahajud. Me ngapa shalat ini seolah-olah hal yang sangat berat untuk dilakukan? Sebenarnya bukan shalatnya yang berat tapi karena kesungguhan kita yang tidak ada. Jika kita sungguh-sungguh, maka mudah saja Tahajud itu dilaksanakan. Jika Tahajud itu hanyalah rencana yang dilontarkan bibir belaka, maka itu akan menjadi satu hal yang sangat berat dilakukan. Akan tetapi, jika rencana shalat Tahajud itu tak hanya diucapkan, me lainkan diniatkan di dalam hati dengan penuh kesungguhan, maka mudah saja pada sepertiga malam terakhir ia terbangun kemudian mendirikan shalat, dengan izin Allah Swt.
44
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
Terlebih, sesungguhnya Allah Swt Maha Mengetahui isi hati manusia. Allah Swt berfirman, “Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi, dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan. Dan A llah Maha Mengetahui segala isi hati.” (QS. At Taghaabun [64]: 4). Orang yang memiliki kesungguhan niat untuk menunaikan shalat Tahajud, ia pasti akan terbangun di malam hari dengan sebab apa saja. Dan, itu terjadi atas izin Allah Swt karena Dia mengetahui isi hatinya. Dia mengetahui kesungguhannya. Contoh lainnya adalah shaum Senin – Kamis. Banyak yang mengira bahwa ini sangatlah berat dilakukan. Sesungguh nya bukan berat atau tidak, melainkan adakah kesungguhan atau tidak untuk melakukannya. Karena ternyata, ba 45
nyak orang yang bisa menunaikannya dengan rutin setiap minggu. Demikian juga dengan shalat tahajud, banyak orang yang rutin menunaikannya hampir setiap malam. Bahkan ada juga yang bisa di setiap malam. Jika kita punya niat yang sungguhsungguh, maka Allah Swt akan memudahkan supaya niatnya itu terwujudkan. Kita mendekat kepada Allah satu jengkal, Allah mendekat kepada kita satu depa. Kita mendekat kepada-Nya satu depa, Dia mendekat kepada kita satu hasta. Kita mendekat kepada-Nya dengan berjalan, Dia seolah-olah memburu kita. Ada satu kisah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya. Kisah ini diriwayatkan dari sahabat Abu Sa’id bin Malik bin Sinan Al Khudri. Ia men46
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
ceritakan bahwasanya Rasulullah Saw pernah menyampaikan satu kisah di zaman dahulu, yaitu kisah seorang laki-laki kejam yang telah melakukan pembunuhan terhadap 99 orang. Suatu hari, si pelaku pembunuhan ini merasa sangat menyesal atas perbuatannya itu. Dia pun mencari-cari orang yang paling berilmu dengan maksud menceritakan kisahnya dan mencari tahu cara menjadi orang yang baik. Hingga ia pun berjumpa dengan orang ia cari. Sayangnya, orang yang ditemui nya itu ternyata tidak memiliki keilmuan yang cukup untuk memberikan jawaban yang kuat. Ia menyatakan bahwa perbuatannya itu tidak akan diampuni oleh Allah Swt . Karena mendengar yang tidak mengenakkan hatinya, si pelaku pun terpancing amarahnya. Lantas ia membunuh orang alim yang ia temukan 47
itu. Sehingga genap 100 orang korban yang dibunuhnya. Kemudian, si pelaku ini melakukan perjalanan pencariannya. Hingga di suatu tempat ia bertemu dengan seorang alim. Dia pun menceritakan maksud dan segala apa yang telah dialaminya. Ia mengutarakan keinginannya untuk bertaubat dan menjadi orang baik. Orang alim ini menjelaskan bahwa sanya si pelaku masih memiliki kesempatan yang sangat lebar untuk memohon ampun dan bertaubat kepada Allah Swt asalkan dilakukan dengan penuh kesungguhan. Orang alim itupun memberikan nasehat kepadanya supaya ia menjauhi teman-temannya sesama pelaku dosa, juga agar ia meninggalkan negerinya yang lebih banyak dihuni oleh para pelaku dosa, kemudian berpindah ke negeri lain yang baik penghuninya. 48
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
Si pelaku inipun mematuhi nasehat orang alim itu. Ia pun bertaubat dengan sungguh-sungguh dan penuh penyesalan atas apa yang pernah dilakukannya di masa lalu. Kemudian, ia pun pergi meninggalkan negerinya sesuai dengan nasehat orang alim itu. Namun, di te ngah perjalanan ternyata ajal kematian datang menjemputnya, saat ia belum sampai ke negeri manapun. Kematiannya itu membuat malaikat pemberi adzab bersegera ingin membawanya agar bisa segera menjatuhkan adzab kepadanya. Namun, malaikat pemberi rahmat melarangnya karena menilai bahwa orang tersebut sudah mau bertaubat. Kemudian, untuk mendapatkan jawaban, diukurlah apa yang telah dilakukan oleh orang itu karena Allah Swt Maha Tahu apa yang telah dilakukan olehnya. Setelah 49
dilakukan pengukuran, ternyata orang tersebut lebih dekat satu langkah ke arah golongan orang-orang yang bertaubat. Maka, Allah Swt mengampuni dosa-dosanya. Kisah ini memberikan pelajaran bahwa sebesar atau sebanyak apapun dosa yang telah dilakukan, jika mau bertaubat dengan taubat yang sungguhsungguh, maka Allah Swt akan memberikan jalan untuk bertaubat. Dan, Allah pun akan menerima taubatnya sehingga diampunilah segala dosa-dosanya. Maka dari itu, kesungguhan adalah hal yang sangat penting. Seseorang tidak akan pernah bisa membaca Al Quran apabila tidak ada kesungguhan untuk mempelajarinya. Allah Swt berfirman, “Jika engkau telah bersungguhsungguh, maka bertawakkallah kepada
50
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
llah..” (QS. Ali ‘Imran [3]: 159), niscaya A Allah Swt akan membimbing kita. Cara Allah Swt membimbing kita pun bermacam-macam. Ketika seseorang hadir di dalam sebuah majlis ilmu, itu bukanlah suatu kebetulan, melainkan Allah Swt yang telah mengaturnya. Ada yang duduk-duduk di depan televisi, kemudian dia memin dah-mindahkan channel hingga sampai kepada channel yang sedang memutar program kajian ke-Islaman. Itu seperti kebetulan, padahal bukan. Allah Swt yang telah mengaturnya. Contoh lain, ada juga yang tibatiba mendapat selebaran yang isinya nasehat kebaikan, atau tiba-tiba melihat sebuah buku milik temannya lalu ia membacanya dan mendapat ilmu darinya. Seolah-olah itu semua adalah kebetulan, padahal tidak demikian. 51
Allah Swt akan memberikan jalan dan bimbingan kepada orang-orang yang sungguh-sungguh. Ada satu cerita lagi. Tentang seseorang yang terlilit utang sekian banyak dan masih juga belum bisa meluna sinya. Ia memohon sedemikian rupa kepada A llah Swt agar dia diberikan jalan keluar untuk menyelesaikan utangnya. Tiada henti-hentinya ia berdoa, hingga seperti setengah memaksa. Bahkan burung yang keluar dari sarangnya pun dapat rezekinya. Kemudian, ia keluar dari rumahnya. Ketika orang itu berjalan, tak diperkirakan sebelumnya, sebuah mobil menye rempet dirinya hingga ia jatuh terje rembab. Seketika itu yang terpikir di dalam benaknya adalah utangnya akan bertambah lagi karena mungkin beban biaya obat yang akan ia hadapi. 52
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
Tiba-tiba si pengendara itu turun dari mobil dan menghampirinya, kemudian membopongnya sembari berbisik bahwa segala beban pengobatan akan ditanggung. Namun, saat si pengendara tidak melihat ada luka-luka serius di tubuhnya, ia melihat bahwa orang yang diserempetnya itu nampak bingung memikirkan sesuatu. Terungkaplah ketika itu bahwa ia bingung untuk melunasi utang-utangnya yang banyak dan sudah jatuh tempo. Seketika itu si pengen dara mengatakan kepadanya bahwa ia yang akan melunasi utang-utangnya asalkan ia tidak memperpanjang peritiwa saat itu apalagi hingga dilaporkan kepada yang berwajib. Betapa terkejutnya ia mendengar hal itu. Ternyata perantara rezeki Allah Swt itu datang melalui musibah yang sama sekali tidak pernah terpikir oleh 53
nya. Mungkin gara-gara sedikit kurang sopan doa yang dilakukannya. Tapi, yang terpenting adalah keyakinannya dan keteguhan hatinya untuk hanya meminta kepada Allah Swt sehingga Allah pun memberikan jalan keluar untuknya. Rezeki yang datang dari jalan yang tak pernah disangka-sangka. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Ibn Majah, Rasulullah Saw bersabda,“Allah Swt berfirman, “Aku adalah berdasarkan kepada sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Aku bersamanya ketika dia mengingati-Ku. Apabila dia mengingati-Ku dalam dirinya, niscaya Aku juga akan mengingatinya dalam diri-Ku. Apabila dia mengingati-Ku di majlis, niscaya Aku juga akan mengingatinya di dalam suatu majlis yang lebih baik daripada mereka. 54
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
Apabila dia mendekati-Ku dalam jarak sejengkal, niscaya Aku akan mendekatinya dengan jarak sedepa. Apabila dia mendekati-Ku sedepa, niscaya Aku akan mendekatinya dengan jarak sehasta. Apabila dia datang kepada-Ku dalam keadaan berjalan seperti biasa, niscaya Aku akan datang kepadanya seperti berlari-lari kecil.”
55
Tobat Terus Menerus
K
etika seseorang mengendarai mobil. Kemudian hujan sangat deras dan pembersih atau kipas kaca tidak berfungsi maka ia pun dilanda gelisah dan khawatir. Mengapa ia gelisah dan khawatir, apakah karena tidak ada jalan ataukah karena tidak melihat jalan? Rasa gelisah dan khawatir itu tentulah bukan karena tidak ada jalan, melainkan karena ia tidak bisa melihat jalan. Lalu , apa yang harus ia lakukan, apakah memikirkan jalan ataukah membersihkan kaca dulu? Tentu saja jawabannya adalah yang kedua. Nah, seperti itulah taubat. 56
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
Dalam salah satu haditsnya, Rasulul lah Saw bersabda, “Barang siapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah akan menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar, dan untuk setiap kesempitannya kelapangan, dan Allah mengarunianya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya“. (HR. Ahmad). Ketika kita merasa bahwa rezeki kita susah, maka yang harus segera kita lakukan adalah memeriksa ke dalam diri kita. Karena sesungguhnya yang menjadi penghalang bertemunya kita dengan rezeki adalah adanya suatu penghalang bernama dosa-dosa. Demikian pula de ngan jalan keluar bagi masalah-masalah kita. Sebenarnya jalan keluar itu sudah ada, sebagaimana rezeki kita itu juga sudah ada. Namun, kita akan sulit me nemukannya karena suatu penghalang yang bernama dosa. 57
Mungkin kita tak jarang melihat orang-orang yang banyak melakukan dosa namun banyak pula harta kekayaannya. Orang seperti ini adalah orang yang dimudahkan keduniawiannya, akan tetapi sesungguhnya dia tidak pernah memiliki ketenangan di dalam dirinya. Perusahaan di mana-mana, rumah dan vila di berbagai tempat, mobil mewahnya berderet-deret. Namun, dia terus-menerus dihantui oleh rasa gelisah dan kekhawatiran. Lalu, apa yang harus kita lakukan jika ingin sungguh-sungguh bertaubat? Ada beberapa syarat agar taubat kita diterima Allah Swt. Syarat pertama, penyesalan. Taubat adalah penyesalan. Semakin besar rasa penyesalan seorang pelaku dosa, itu adalah bagaikan sedang diperas se-
58
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
gala kotoran-kotoran dosa dari dirinya hingga benar-benar habis dan kering. Syarat kedua, memohon ampunan atas kesalahan dan dosa yang telah dilakukan. Sebagai contoh adalah nabi Adam AS. Beliau diturunkan dari tempat tertinggi ke tempat yang rendah, dari situasi yang serba ada menjadi situasi yang serba kekurangan, dari kedekatan dengan keluarga menjadi berjauhan. Ini terjadi sebagai hukuman atas perbuatan keliru yang beliau lakukan yaitu melanggar larangan Allah Swt. Lalu bagaimana kemudian nabi Adam AS. bisa menemukan jalan keluar atas bebagai masalahnya itu? Langkah pertama yang beliau lakukan adalah bertaubat. Nabi Adam AS. berdoa, “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi 59
rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang me rugi.” (QS. Al A’raf [7]: 23). Karakter orang yang bertaubat adalah bahwa dirinya tidak melihat kesalahan yang dilakukan orang lain terhadap dirinya. Tapi yang dia lihat adalah dirinya yang telah berbuat dzalim terhadap dirinya sendiri. Seperti pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah nabi Adam AS itu. Beliau telah ditipu oleh iblis, akan tetapi beliau tidak menyalahkan iblis atas perbuatan salah yang beliau lakukan. Beliau juga tidak menyalahkan Hawa yang telah menemaninya makan buah yang dilarang oleh Allah Swt. Pelajarilah juga kisah nabi Yunus AS. Ketika itu beliau merasa tidak sabar menghadapi pembangkangan yang dilakukan kaumnya terhadap kebenaran yang beliau bawa, hingga akhirnya be60
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
liau pergi meninggalkan mereka. Beliau melakukan perjalanan dengan menum pang sebuah kapal, mengarungi lautan. Di tengah lautan luas, kapal yang mereka tumpangi diterjang topan badai hingga kapal itu terancam karam. Para penumpang kapal sepakat bahwa kapal harus dikurangi bebannya, dan mereka bersepakat akan mengundi siapa di antara mereka yang akan dilemparkan ke lautan. Maka, setelah melakukan beberapa kali pengundian, nama Nabi Yunus AS. lah yang keluar. Beliaupun akhirnya dilempar ke tengah lautan yang gelap gulita. Tak cukup sampai di sana, beliau kemudian ditelan oleh seekor ikan paus yang besar. Ketika berada di dalam perut paus inilah kemudian keyakinan Nabi Yunus AS. kembali menguat. Sehingga, di dalam suasana yang gelap dan pengap, 61
beliau bertaubat seraya berdoa kepada Allah Swt sebagaimana diabadikan di dalam Al Quran. Allah Swt berfirman, “Dan (ingatlah) kisah Dzun Nun (Yunus) ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya atau menyulitkannya, maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, “Bahwa tidak ada tuhan (yang berhak di sembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzalim”. Maka, Kami telah memperkenankan do’anya dan menyelamatkannya da ripada kedukaan. Dan, demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. Al Anbiyaa[21]: 87- 88). Nabi Yunus AS. tidak menyalahkan umatnya, tidak juga beliau menyalahkan orang-orang yang melemparkannya ke dalam lautan. Beliau pun tidak 62
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
menyalahkan ikan paus yang telah me nelannya. Beliau fokus kepada dirinya sendiri yang telah keliru melakukan kesalahan, kemudian memohon ampunan kepada Allah Swt. Nabi Adam AS. dan Nabi Yunus AS kemudian diberikan oleh Allah Swt suatu ketenangan di dalam dirinya dan diberikan jalan keluar atas permasalahan yang dihadapinya. Syarat ketiga, tekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosanya. Ada keseriusan di dalam diri untuk tidak mengulangi perbuatan dosa setelah bertaubat. Syarat keempat adalah Hijrah. Maksudnya adalah orang yang bertaubat hendaknya berpindah dari perbuatan salahnya kepada kebenaran. Bila ada orang yang terbiasa membicarakan keburukan orang atau menghina orang, 63
hendaklah ia berhenti dari perbuatannya itu dan membiasakan diri hanya mengucapkan hal-hal kebaikan. Orang yang terbiasa minum minuman keras, hendaklah ia berhanti dari kebiasaan buruknya itu dan membiasakan diri untuk memberi, berderma kepada orang lain tentu saja dengan makanan atau minuman yang halal. Demikianlah orang yang benarbenar bertaubat, ia akan berhenti dan meninggalkan kebiasaan melakukan perbuatan buruk, kemudian berpindah kepada kebiasaan melakukan perbuatan baik. Pindah dari lingkungan yang buruk, kepada lingkungan yang kondusif untuk memperbaiki diri. Makin kuat hijrahnya, makin bagus taubatnya, makin tenang hatinya, makin terbuka jalan keluar dari semua permalahan hidup yang ia hadapi. 64
Agar Hidup, Allah yang Ngurus, Jurus 5 Us,
Betapa manusia selalu melakukan kesalahan demi kesalahan. Itu memang tabiat dari manusia. Namun, karena Maha Pengasih dan Maha Pengampunnya Allah Swt, Allah terus membuka pintu taubat-Nya. Oleh karena itu, semoga kita tergolong sebagai manusia yang bertaubat dengan sungguh-sungguh atas segala kesalahan-kesalahan kita dan senantiasa sadar untuk tidak me ngulanginya kembali. Sehingga A llah Swt mengurus kita, semakin melimpahkan kebaikan bagi kita. Demikianlah lima jurus supaya hidup kita diurus oleh Allah Swt. Semoga kita diberikan kekuatan untuk melakukannya di dalam keseharian hidup kita. Sehingga rezeki semakin dimudahkan, dan semakin dipercepat pula jalan keluar bagi kita atas segala problematika kehidupan. Amin.[] 65