ANALISIS PENGARUH PERSEPSI KEMUDAHAN DAN PERSEPSI KEMANFAATAN TERHADAP SIKAP KEPADA WEB DAN DAMPAKNYA PADA NIAT MEMBELI SECARA ONLINE (STUDI KASUS: ONLINE STORE HYPERMART; PT. MATAHARI PUTRA PRIMA, TBK.)
Afrida Nur Pertiwi Bina Nusantara University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530, Indonesia, (021) 53696969,
[email protected]
Brata Wibawa Djojo Bina Nusantara University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530, Indonesia, (021) 53696969,
[email protected]
ABSTRACT This research aims to know the significance of the influence of Perceived Ease of Use and Perceived Usefulness on Attitude Toward Web and its impact to Online Purchase Intention in Hypermart, PT. Matahari Putra Prima, Tbk. Data analysis method is using Structural Equation Modeling (SEM) by Partial Least Square WarpPLS 3.0 program. The respondents of this research are the users from Hypermart online store. Research results show that Perceived Ease of Use and Perceived Usefulness influence significantly to Attitude Toward Web, and Attitude Toward Web also influence significantly to Online Purchase Intention. The implications of this research, so that Hypermart can be able to increase and develop the existing online store in order to attract more people as customers to use the Hypermart online store for online shopping. In conclusion, PT. Matahari Putra Prima, Tbk can be able to improve services and complementary products that sold on the Hypermart online store, so it will be make the customer willingness to use Hypermart online store. (ANP) Keyword: Perceived ease of use, perceived usefulness, attitude toward web, online purchase intention
*Working Paper 1
2
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh persepsi kemudahan dan persepsi kemanfaatan terhadap sikap kepada web dan dampaknya pada niat membeli secara online yang dilakukan pada online store Hypermart, PT. Matahari Putra Prima, Tbk. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis Structural Equation Modeling (SEM) dan dengan menggunakan program Partial Least Square WarpPLS 3.0. Responden dalam penelitian ini adalah pengguna online store Hypermart. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa persepsi kemudahan dan persepsi kemanfaatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap kepada web dan sikap kepada web juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap niat membeli secara online. Simpulannya, agar PT. Matahari Putra Prima, Tbk dapat meningkatkan pelayanan dan melengkapi produk yang dijual pada online store Hypermart, sehingga akan lebih banyak pelanggan yang ingin menggunakan online store Hypermart. (ANP) Kata Kunci: Persepsi Kemudahan, Persepsi Kemanfaatan, Sikap Kepada Web, Niat Membeli Secara Online.
PENDAHULUAN Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan teknologi yang cukup pesat telah menjadikan teknologi sebagai bagian dari sarana pendukung berbagai aktivitas. Mulai dari pelaku bisnis, bidang akademis, pemerintahan maupun para profesional sekarang telah menggunakan teknologi untuk mendukung kinerja dari aktivitas mereka. Hal tersebut telah terlihat bahwa sekarang sudah banyak perusahaan mulai dari yang kecil sampai perusahaan besar telah menggunakan teknologi informasi sebagai sarana penunjang kinerja perusahaan tersebut untuk dapat mencapai tujuan perusahaan yang diinginkan secara maksimal. Internet juga merupakan bagian dari teknologi informasi dan sekarang ini sudah bukan lagi sebagai media jejaring sosial untuk saling berbagi informasi saja, tapi juga sebagai media transaksi bagi konsumen di pasar global dan menjadi retailer yang mendominan dimasa depan. Berbelanja di internet menjadi alternatif bagi konsumen karena dirasa lebih nyaman daripada berbelanja di toko sesungguhnya (Yulihasri, Md Aminul Islam & Ku Amir, 2011). Di Indonesia, perkembangan internet juga sudah cukup pesat. Perusahaan besar maupun kecil dari semua kalangan industri telah berinvestasi dalam menggunakan aplikasi internet. Internet telah menjadi bagian penting bagi perusahaan untuk memberikan informasi produk dan menawarkan penjualan langsung kepada pelanggan mereka. Namun, volume penjualan secara online masih relatif rendah dibandingkan penjualan secara tradisional (Rong-An Shang, Yu-Chen & Shen L, 2005). Aktivitas transaksi bisnis secara online dikenal dengan istilah e-Commerce (McLeod & Schell Jr, 2008). E-commerce merupakan aktivitas perdagangan elektronik yang mencakup proses pembelian, penjualan, transfer atau pertukaran produk layanan atau informasi yang dilakukan melalui jaringan komputer dan menggunakan internet (Turban E, 2012). Salah satu bentuk e-commerce adalah B2C (business to consumer) yaitu penjualan yang melibatkan perusahaan dengan konsumen secara langsung tanpa melalui perantara (Sutomo D, 2012). Dengan begitu perusahaan sekarang banyak yang memanfaatkan e-commerce dengan cara membuat online store dan melayani transaksi jual beli pada online store tersebut. Online store merupakan toko online yang menggunakan website dan media komunikasi untuk menjual atau menawarkan produk melalui internet. Di Indonesia yang terjadi adalah orang – orang lebih memilih untuk berbelanja langsung di toko sebenarnya atau toko fisik dibandingkan dengan belanja di online store. Untuk itu, online store harus dibuat semenarik mungkin untuk membuat orang menjadi tertarik mengunjungi online store tersebut. Selain itu, kemudahan dalam menggunakan sistem yang ada pada online store juga harus diperhatikan perusahaan agar pengguna tidak mengalami kesulitan saat ingin belanja melalui online store. Sehingga akhirnya orang-orang akan pelan-pelan beradaptasi menggunakan teknologi yang sudah disediakan dan beralih menggunakan online store untuk berbelanja dan tidak perlu lagi datang ke toko sebenarnya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sikap penerimaan terhadap teknologi yaitu, persepsi pengguna terhadap kemanfaatan dan kemudahan penggunaan teknologi sebagai suatu tindakan atau sikap yang memiliki alasan dalam
3
konteks pengguna teknologi, sehingga alasan tersebut menjadikan tindakan atau sikap orang tersebut sebagai tolak ukur dalam penerimaan sebuah teknologi. Persepsi Kemanfaatan merupakan variabel yang paling signifikan dan paling penting yang mempegaruhi sikap, minat berperilaku dan berperilaku didalam menggunakan teknologi dibandingkan dengan variabel lainnya (Jogiyanto, 2008). Persepsi Kemanfaatan merupakan sebuah tingkat kepercayaan seseorang bahwa penggunaan dari sistem akan memudahkan berbagai pekerjaan dan meningkatkan kinerja seseorang sehingga pekerjaan bisa dilakukan dengan lebih cepat (Yea Lin, Fang & Chung Tu, 2010)). Menurut Davis, 1989 (dalam Sutomo D, 2012) persepsi kemudahan penggunaan merupakan tingkat kepercayaan seseorang bahwa dalam menggunakan suatu sistem atau teknologi maka akan terbebas dari kesulitan. Pengguna akan menunjukan sikap yang positif pada layanan yang diberikan oleh online store jika pengguna telah merasakan kemudahan dan manfaat dalam menggunakan online store tersebut dan akan berdampak pada niat pengguna untuk melakukan transaksi secara online. Namun Lui dan Jamieson, 2003 (dalam Sutomo D, 2012) menyatakan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan efek langsung antara persepsi kemudahan penggunaan dan niat untuk bertransaksi. Hypermart merupakan salah satu perusahaan yang menggunakan e-commerce dengan mulai menggunakan online store atau toko online untuk memasarkan produknya dan termasuk dalam jenis e-commerce B2C (Business to Consumer). Online store Hypermart diresmikan pada tanggal 12 Desember 2012. Dengan menggunakan online store Hypermart, maka diharapkan pelanggan Hypermart akan mendapatkan kemudahan dalam berbelanja secara online dan bermanfaat karena dapat berbelanja tanpa perlu datang langsung ke gerai-gerai Hypermart. Layanan yang diberikan diantaranya, berbagai promo-promo menarik dan juga pengiriman secara langsung diantar dua jam setelah proses check out dihari yang sama, informasi mengenai harga dan lainnya. Banyak juga pilihan cara untuk membayar barang belanjaan yang sudah dipesan di online store hypermart, yaitu diantaranya dengan COD, transfer bank maupun kartu kredit. Dengan begitu diharapkan dapat bermanfaat bagi pelanggan karna dapat menghemat waktu mereka dalam berbelanja. Namun sejauh ini transaksi pada online store Hypermart masih belum begitu banyak. Berdasarkan informasi yang diterima dari sumber yang merupakan Customer Support dari online store Hypermart bahwa terhitung sampai akhir tahun 2013 jumlah pengguna online store Hypermart yang telah melakukan registrasi menggunakan email dan nomor hi-card telah mencapai lebih dari 3000 orang. Tetapi dalam seminggu pesanan yang masuk kurang lebih hanya 30 hingga 40 pesanan. Pesanan tersebut merupakan pesanan yang dilakukan oleh user account atau pengguna online store Hypermart yang telah melakukan registrasi. Namun jumlah itu belum sebanding dengan banyaknya pengguna yang telah registrasi di online store Hypermart, karna yang terjadi adalah masih sedikitnya orangorang yang beralih menggunakan online store dan lebih memilih untuk belanja langsung di toko sebenarnya. Penelitian ini dilakukan karena ingin mengetahui apakah online store Hypermart telah dirasakan bermanfaat oleh pengguna online store Hypermart dan juga apakah kemudahan dari berbelanja di online store Hypermart ini telah dirasakan oleh pengguna serta bagaimanakah sikap pengguna terhadap online store Hypermart jika telah merasakan kemudahan dan kemanfaatannya. Selain itu, apakah sikap pelanggan kepada web yang ditunjukan oleh pengguna dapat mempengaruhi pengguna online store Hypermart untuk membeli produk secara online atau tidak.
Technology Acceptance Model (TAM) TAM atau Technology Acceptance Model pertama kali diperkenalkan oleh Davis pada tahun 1989. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sikap dalam penerimaan terhadap teknologi yaitu, persepsi pengguna terhadap kemanfaatan (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan IT (perceived ease of use) sebagai suatu tindakan yang beralasan dalam konteks pengguna teknologi, sehingga alasan seseorang dalam menilai manfaat dan kemudahan penggunaan IT menjadikan tindakan atau sikap orang tersebut sebagai tolak ukur dalam penerimaan sebuah teknologi.
4
Gambar 1 Technology Acceptance Model (TAM) (Davis et al., 1989) Sumber: (Ramayah, T & Ignatus Joshua, 2005)
TAM merupakan teori-teori yang sering digunakan untuk meneliti penerimaan teknologi (Davis, 1989). Tujuan utama dari TAM lebih dikhususkan untuk menjelaskan perilaku para pengguna teknologi, tujuan dari TAM adalah untuk mendirikan dasar penelusuran pengaruh faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap, dan tujuan pengguna teknologi (Hausman & Skiepe, 2008). Dalam penelitian ini penulis menggunakan Persepsi kemudahan (perceived ease of use), persepsi kemanfaatan (perceived usefulness), sikap kepada web (attitude toward web) dan niat membeli secara online (online purchase intention) sebagai variabel yang ingin diteliti dan telah disesuaikan dengan latar belakang penelitian serta tujan penelitian. Eksternal variabel berada diluar ruang lingkup penelitian ini.
Model Penelitian
Gambar 2 Model Penelitian Sumber: (Peneliti, 2014)
Persepsi Kemudahan (Perceived Ease Of Use) Menurut Davis, 1989 (dalam Sutomo D, 2012), Persepsi kemudahan penggunaan yang dirasakan atau perceived ease of use merupakan tingkat dimana seseorang yakin bahwa dengan menggunakan sistem tertentu akan bebas dari rasa kesulitan. Berasal dari definisi kemudahan yang berarti bebas dari segala kesulitan (Radner & Rothschild, 1975) (dalam Mamdouh T, 2013). Persepsi kemudahan adalah apakah pengguna menemukan bahwa sangat mudah untuk mencari produk yang dia inginkan untuk berbelanja secara online, untuk membuat keputusan untuk membeli, melakukan transaksi dan sampai dengan tahap after sales service (Rong-An Shang, Yu-Chen Chen & Lysander Shen, 2005). Ketika pengguna merasakan kemudahan, mereka akan lebih menyukai atau lebih memilih untuk membeli produk tersebut secara online. Persepsi kemudahan akan mempengaruhi sikap dan niat pengguna untuk berbelanja secara online (Rong-An Shang, Yu-Chen Chen & Lysander Shen, 2005). Untuk itu, maka rancangan hipotesisnya adalah: H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi kemudahan terhadap sikap kepada web pada online store Hypermart.
5
Persepsi Kemanfaatan (Perceived Usefulness) Menurut Davis et al. (1989) (dalam Sutomo, 2012), dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tersebut dapat meningkatkan kinerjanya dalam melakukan sesuatu. Sedangkan menurut (Yea Lin, Fang & Chung Tu, 2010) persepsi kemanfaatan merupakan sebuah tingkat kepercayaan seseorang bahwa penggunaan dari sistem akan memudahkan berbagai pekerjaan sehingga pekerjaan bisa dilakukan dengan lebih cepat. Menurut Jogiyanto (2008) persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) merupakan konstruk atau variabel yang paling signifikan dan penting yang mempengaruhi sikap (attitude), minat berperilaku (behavioral intention), dan berperilaku (behavior) di dalam menggunakan teknologi dibandingkan dengan konstruk yang lainnya. Berdasarkan definisi tersebut, dapat diartikan persepsi kemanfaatan merupakan suatu konstruk yang paling mempengaruhi sikap, minat, dan prilaku dalam menggunakan teknologi dan suatu sistem teknologi informasi terbukti bermanfaat apabila dapat meningkatkan kinerja penggunanya dan pengguna akan memanfaatkan sistem teknologi informasi tersebut. Persepsi kemanfaatan dalam berbelanja online adalah, dimana pengguna percaya bahwa ketika mereka berbelanja online, mereka dapat mencari dan membandingkan produk, mendapatkan informasi dan mendapatkan harga yang lebih murah sehingga mereka akan melakukan transaksi lebih banyak (RongAn Shang, Yu-Chen Chen & Lysander Shen, 2005). Ketika pengguna merasakan bahwa online store ini bermanfaat atau berguna, maka mereka akan mau berbelanja online. Dalam hal ini pengguna mempercayai atau merasakan dengan menggunakan online store Hypermart telah membantu dan meningkatkan produktivitas mereka atau dengan kata lain pengguna mempercayai penggunaan online store Hypermart telah memberikan manfaat terhadap kegiatan berbelanja mereka. Untuk itu, maka rancangan hipotesisnya adalah: H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi kemanfaatan terhadap sikap kepada web pada online store Hypermart. Sikap Kepada Web (Attitude Toward Web) Menurut Oxford Advances Learner Dictionari (Ramdhani, 2008), attitude atau sikap merupakan cara menempatkan atau membawa diri, merasakan, jalan pikiran dan perilaku. Menurut Allport dalam (Sarwono, 2009), sikap merupakan bentuk proses yang ada pada diri seseorang yang mengalami pengalaman individu dan mengarahkan atau menentukan respon terhadap berbagai situasi atau objek. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan suatu reaksi yang dirasakan dalam diri setiap individu yang mengarahkan untuk menentukan respon kepada suatu objek atau situasi tertentu. Sikap kepada web merupakan sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi. Sikap belanja online dapat di gambarkan sebagai kondisi psikologis dari para konsumen (Zhang, 2002) dan sikap konsumen dalam berbelanja online dianggap sebagai faktor utama yang mempengaruhi online shopping (Michael, 1998) (dalam Mamdouh T., Malek M., Ayed M. & Khaldoon H., 2013). Sikap mempunyai tiga komponen yang saling mempengaruhi satu sama lain, diantaranya kognitif, afektif dan komponen yang berkaitan dengan perilaku atau behavioral, Banaji & Heiohetz (dalam Bernstein, 2010). Untuk itu, maka rancangan hipotesisnya adalah: H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap kepada web terhadap niat membeli secara online pada online store Hypermart.
Niat Membeli Secara Online (Online Purchase Intention) Minat berprilaku atau behavioral intention to use adalah keinginan atau niat seseorang untuk melakukan sesuatu atau berprilaku tertentu (Jogiyanto, 2008). Sedangkan Menurut Gardner dan Amoroso (2004), minat berprilaku adalah ukuran dimana seseorang berniat untuk melakukan prilaku atau sikap tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat berperilaku merupakan indikator bagi individu yang akan melakukan suatu contohnya berbelanja online, oleh karena itu minat berberperilaku (behavioral intention) akan menunjukkan penggunaan teknologi yang sesungguhnya (actual technology use). Niat pembelian secara online dapat di artikan sebagai suatu keadaan dimana konsumen mau atau bersedia dan bermaksud untuk melakukan transaksi online (Pavlou, 2003). Niat membeli juga dapat diartikan sebagai niat konsumen untuk membangun hubungan secara online dan melakukan transaksi dengan
6
pengecer di web (Zwass, 1998) (dalam Kwek Choon L, Dazmin, Tan Hoi P, Kay Hooi K, Padzil H, 2010).
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif, tujuannya adalah untuk menguji hipotesis yang sebelumnya telah dirumuskan pada formulasi masalah (Sugiyono, 2013)Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskrptif-asosiatif yakni penelitian dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih serta mendefinisikan pengaruh atau hubungan antara variabel independen, intervening dan dependen. Penelitian ini menggunakan metode survei dan menggunakan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Penelitian survei mempunyai tujuan untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau maupun saat ini, tentang keyakinan, pendapat karakteristik, perilaku, hubungan variabel dan untuk menguji beberapa hipotesis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu, teknik pengumpulan data dengan wawancara atau kuesioner (Sugiyono, 2013). Hasil penelitian ini dikumpulkan satu kali pada waktu tertentu yang disebut dengan crosssectional, yaitu penelitian yang dilakukan dimana hanya sekali mengambil data pada periode tertentu untuk menjawab pertanyaan penelitian atau hipotesis penelitian (Sugiyono, 2013). Jenis data yang digunakan merupakan data kuantitatif yang telah diukur dengan menggunakan skala likert, dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak ukut untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau peryataan (Sugiyono, 2013). Mernurut sumber data, data yang digunakan merupakan data primer-sekunder yakni data penelitian diperoleh secara langsung dari responden yang bersangkutan yang dikumpulkan melalui survei dengan menggunakan kuesioner, selain itu pengumpulan data dilakukan melalui literatur serta jelajah situs untuk mengumpulkan informasi lain yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini, sampel diambil secara tidak acak (nonprobability sampling) dan menggunakan teknik purposive sampling atau pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu dan sampel diambil dari sumber yang dianggap paling mengerti tentang apa yang menjadi topik dalam penelitian ini (Sugiyono, 2013). Untuk itu sampel yang digunakan merupakan pengguna online store Hypermart yang telah registrasi pada online store Hypermart, karena pengguna online store Hypermart yang telah registrasi dianggap mengerti tentang online store yang dibahas pada penelitian ini. Dari 100 kuesioner yang disebarkan, berhasil kembali sebanyak 78 kuesioner. Kuesioner disebar selama 12 hari, dimulai dari tanggal 10 Januari 2014 dan kuesioner diambil kembali pada tanggal 21 Januari 2014. Peneliti hanya menyebar 100 kuesioner disebabkan berdasarkan pertimbangan karena jangka waktu penelitian yang singkat dan juga dalam 2 minggu, pengguna online store Hypermart yang mengakses online store Hypermart untuk melakukan pemesanan tidak melebihi 100. Untuk itu karena penelitian dilakukan hanya dalam jangka waktu yang singkat, maka peneliti menetapkan tingkat kepercayaan sebesar 90% dan memiliki tingkat kesalahan sebesar 10% (α = 0.1). Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan analisa Stuctural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan program Partial Least Square (PLS) untuk menguji hubungan antar valiabel. Dalam penelitian ini, aplikasi PLS yang digunakan adalah WarpPLS 3.0.
HASIL DAN BAHASAN Profil Responden Responden yang mengakses online store Hypermart dalam penelitian ini dapat dibagikan berdasarkan jenis kelamin, usia dan pekerjaan.
7
Tabel 1 Responden yang Mengakses Online Store Hypermart variabel Jenis Kelamin
Usia
Pekerjaan
Kategori Laki – laki Wanita
% 35 % 65 %
≤ 25 ≥ 25 – 35 ≥ 35 – 45 ≥ 45 – 55 ≥ 55
18 % 51 % 25 % 5% 1%
Mahasiswa Karyawan Wiraswasta Ibu Rumah Tangga
12 % 69 % 13 % 6%
Analisis Data Dalam analisis SEM-PLS ada evaluasi Measurement Model (Outer Model) dan Structural Model (Inner Model), Measurement model digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas suatu indikator yang diuji, sedangkan Structural Model digunakan untuk menguji signifikansi parameter yang dirumuskan dalam hipotesis. Uji validitas pada measurement model meliputi convergent validity dengan kriteria nilai faktor loading sebesar > 0,5 dan nilai Average Variance Extracted (AVE) > 0,5. Selain itu, discriminant validity dengan kriteria cross loading setiap korelasi konstruk dengan indikatornya lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya. Uji Reliabilitas pada measurement model yaitu dengan kriteria dilihat dari composite reliability ≥ 0,70 dan cronbach alpha coefficient ≥ 0,70. Berdasarkan hasil yang telah diolah menggunakan program WarpPLS 3.0, dari 28 indikator yang diuji terdapat 27 indikator yang memenuhi kriteria convergent validity dan discriminant validity, untuk itu ke 21 indikator tersebut dapat dinyatakan valid, sedangkan 1 indikator tidak digunakan karena tidak memenuhi kriteria convergent validity dan dinyatakan tidak valid. Setelah itu, setiap konstruk sudah reliabel dengan nilai composite reliability dan cronbach alpha ≥ 0,70. Setelah semua data dinyatakan valid dan reliabel, berikutnya dilanjutkan ke stuctural model yang meliputi uji kecocokan (Model Fit Indices), path coefficient, dan Coefficient of determination (R2). Uji kecocokan (Model Fit Indices) memiliki 3 indeks pengujian dan masing masing memiliki kriteria yaitu, Average Path Coefficient (APC) dengan P-value < 0.1, Average R-Squared (ARS) dengan Pvalue < 0.1 dan Average Variance Inflation Factor (AVIF) < 5. Berdasarkan hasil yang telah diolah dengan menggunakan program WarpPLS 3.0, menujukan nilai APC memiliki P-value <0.001, ARS memiliki P-value < 0.001 dan AVIF memiliki nilai tidak lebih besar dari 5 yaitu 2,920. Dengan begitu menunjukan bahwa ketiga kriteria ini memenui syarat dan dapat dinyatakan bahwa model sudah fit dengan data dan model dapat digunakan. Selanjutnya dilanjutkan dengan melakukan uji hipotesis terhadap path coefficient untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel yang diuji dengan membandingkan nilai p-value dengan tingkat kesalahan 10% (α = 0.1). Nilai p-value didapat dari hasil output dimana hasilnya signifikan dan dinyatakan memiliki hubungan jika nilainya lebih kecil dari alpha 0.1. Dibawah ini merupakan hasil hipotesis yang diperoleh:
8
Tabel 2 Hasil Uji Hipotesis Hipotesis H1 H2 H3
Pengaruh Antara Persepsi Kemudahan Persepsi Kemanfaatan Sikap Kepada Web
Sikap Kepada Web Sikap Kepada Web Niat Membeli Secara Online
β
R2
P-value
Keputusan
0.55 0.30 0.73
0.437 0.226 0.537
< 0.001 0.006 < 0.001
Diterima Diterima Diterima
Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat diperoleh dari H1 yang dinyatakan diterima yang artinya persepsi kemudahan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap kepada web dengan nilai β = 0.55 yang berarti semakin baik persepsi kemudahan maka akan semakin baik pula sikap kepada web pada online store Hypermart (Anggraeni & Yasa, 2012). H2 dinyatakan diterima yang berarti persepsi kemanfaatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap kepada web dengan nilai β = 0.30 yang berarti semakin baik persepsi kemanfaatan maka akan semakin baik juga sikap kepada web pada online store Hypermart (Anggraeni & Yasa, 2012). H3 dinyatakan diterima yang artinya sikap kepada web memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat membeli secara online dengan nilai β = 0.73 yang berarti semakin baik sikap kepada web yang ditunjukan oleh pengguna online store Hypermart maka akan semakin baik juga niat membeli secara online pada online store Hypermart (Anggraeni & Yasa, 2012). Dilihat dari nilai R2 sebesar 0.437 dan 0.226 berarti persepsi kemudahan dan persepsi kemanfaatan berpengaruh sebesar 43,7 % dan 22,6 % terhadap sikap kepada web pada online store Hypermart dan sisanya sebesar 33,7 % dipengaruhi oleh variabel diluar dari penelitian ini. Dilihat nilai R2 dari sikap kepada web terhadap niat membeli secara online sebesar 0.537 berarti sikap kepada web berpengaruh sebesar 53,7 % niat membeli secara online pada online store Hypermart dan sisanya sebesar 46,3 % dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Persepsi Kemudahan berpengaruh secara signifikan terhadap sikap kepada web pada online store Hypermart. Adanya pengaruh tersebut dapat disebabkan karena semakin baik Persepsi Kemudahan yang dirasakan oleh pelanggan maka akan semakin baik pula Sikap Kepada Web pada online store Hypermart. Persepsi Kemanfaatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap kepada web pada online store Hypermart. Namun pengaruhnya rendah dibandingkan dengan pengaruh persepsi kemudahan terhadap Sikap Kepada Web. Adanya pengaruh tersebut disebabkan karena semakin baik Persepsi Kemanfaatan maka semakin baik pula Sikap Kepada Web. Namun karena pengaruhnya lebih rendah maka simpulannya adalah kemanfaatan belum begitu dirasakan bagi pelanggan online store Hypermart, karena pada online store Hypermart belum memiliki variasi produk maupun informasi tentang harga, promosi dan kualitas produk yang dijual. Sikap Kepada Web berpengaruh secara signifikan terhadap niat membeli secara online pada online store Hypermart. Adanya pengaruh ini disebabkan karena semakin baik Sikap Kepada Web maka semakin mempengaruhi Niat Membeli Secara Online.
Saran Berkaitan dengan persepsi kemudahan yang dirasakan oleh pengguna online store Hypermart, dalam hal ini yang harus diperbaiki adalah melengkapi produk yang dijual di online store Hypermart dan juga menyediakan kualitas produk yang lebih baik dari pada di toko sesungguhnya. Berkaitan dengan persepsi kemanfaatan, dalam hal ini yang harus diperbaiki adalah memperbanyak variasi produk yang dijual dan memberikan informasi yang lebih lengkap mengenai produk, harga produk dan informasi mengenai promosi yang diadakan. Berkaitan dengan sikap kepada web, dalam hal ini yang harus diperbaiki adalah ketersediaan informasi yang lengkap dan juga cara bertransaksi yang mudah. Selain itu, hal lain yang harus diperbaiki adalah lebih meningkatkan pelayanan dan kemudahan dalam
9
menggunakan online store Hypermart sehingga akan menimbulkan niat pelanggan untuk membeli secara online di online store Hypermart.
REFERENSI Choon Ling, Kwek., Teck Chai, Lau., Hoi Piew, Tan. (2010). The effect of Shopping Orientations, Online Trust and Prior Online Purchase Experience toward Customer’s Online Purchase Intention. International Business Research, Vol. 3 No. 3. Malaysia. Davis, Fred D. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use and User Acceptance of Information Technology. Management Information Systems Research Center, University of Minnesota. MIS Quarterly, Vol. 13, No. 3. Desmita. (2011). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hausman, Angela V. & Siekpe, Jeffrey S. (2009). The effect of web interface features on customer online purchase intentions. Journal of business Research, 62:5-13. United States. Hypermart Online Store. (2014). Hypermart, https://shop.hypermart.co.id/hypermart/
diakses
22
Januari
2014
dari
Hypermart. (2014). Hypermart Website, diakses 28 Januari 2014 dari http://www.hypermart.co.id/ Jogiyanto. (2008). Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta: Andi. Latan, H. & Ghozali, I. (2012). Partial Least Squares Konsep, Metode dan Aplikasi menggunakan program WarpPLS 2.0 untuk Penelitian Empiris. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro. MPP.
(2012). PT Matahari Putra http://www.mataharigroup.co.id/
Prima,
Tbk,
diakses
28
Januari
2014
dari
Muhaimin. (2002). Paradigma Pendidikan Islam Upaya Meningkatkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Prof Dr. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta. Ramayah, T & Ignatius, J. (2005). Impact of perceived usefulness, perceived ease of use and perceived enjoyement on Intention to shop online. Malaysia : University Sains Malaysia Riduwan & Kuncoro, E. A. (2007). Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: Alfabeta. Rizwan,Muhammad., et. al. (2013). a compresive model to check the adoption of online shopping in Pakistan. International journal of research in computer application & management, Volume 3. Shang, Rong-An., Chen, Yu-Chen., & Shen, Lysander. (2005). Extrinsic versus intrinsic motivation for consumers to shop on-line. Information & Management 42: 401-413. Sutomo, Devi. (2008). Pengaruh Perceived Ease Of Use, Perceived Usefulness dan Perceived Risk terhadap Intention to Transact Pada Toko Online di Surabaya. Surabaya. Wu, Guohua. (1999). Perceived Interactivity and Attitude toward Website. Annual Conference ofAmerican Academy of AdvertisingAlbuquerque, New Mexcio Yamin, S. & Kurniawan, H. (2011). Generasi Baru Mengolah Data Penelitian dgn Partial Least Square Path Modeling. Jakarta: Salemba Infotek. Yamin, S., Rachmach, L. A. & Kurniawan, H. (2011). Structural Equation Modeling: Belajar Lebih Mudah Teknik Analisis Data Kuesioner dengan Lisrel-PLS. Soft Cover ed. Jakarta: Salemba Empat.
10
Yulihasri, Islam, Md. Aminul., Ku Daud, Ku Amir. (2011). Factors that Influence Customers’ Buying Intention on Shopping Online. International Journal of Marketing Studies, Volume 3.
RIWAYAT PENULIS Afrida Nur Pertiwi lahir di kota Jakarta pada 16 April 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang School of Business Management, dengan bidang e-business pada tahun 2014.