ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAMPAK INVESTASI SEKTOR KONSTRUKSI BIDANG PARIWISATA TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAH TANGGA: ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI INDONESIA 2008
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI DEPARTEMEN ILMU EKONOMI PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
DIAJUKAN OLEH FIFI ULID KHOIRO TAUFIQO NIM: 041211131127
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin, kasih sayang dan pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Dampak Investasi Sektor Konstruksi Bidang Pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto dan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga: Analisis Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008“. Skripsi ini disusun sebagai salah satu prasyarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga. Dalam proses penulisan skripsi, penulis mendapatkan dukungan, dorongan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu, terutama kepada: 1. Orang tua penulis, ibu Siti Khotimah dam bapak Asfa’i yang senantiasa memberikan berbagai dukungan baik berupa doa, saran, moril dan materil; 2. Dra. Ec. Dyah Wulansari, M.Ec.Dev., Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama mengerjakan skripsi; 3. Dr. Rudi Purwono, S.E., M.SE selaku dosen wali yang telah memotivasi; 4. Prof. Dr. Hj. Dian Agustia, S.E., M.Si., Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis; 5. Dr. Muryani, Dra.Ec.M.Si., MEMD selaku Ketua Departemen Ilmu Ekonomi;
vi SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6. Ni Made Sukartini, S.E., M.Si., MIDEC selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan berserta sekretaris, seluruh staf pengajar dan staf administrasi; 7. Keluarga besar penulis, Mbak Ita, Mas Imam, Mas Dana, Dek Faqih, Salwa, dan Haikal; 8. Sahabat penulis, Mbak Vanny, Mbak Vicky, Mbak Dian, Mbak Firda, Mbak Junita, Mbak Claudia, Mbak Anisa, Mila, Dinni, Lisa, Agistya, Bety, Gathut, Nashuha, Rety, Izza, Marina, Silvia, Rizqa, Sulih, Azzahra, Nining, Endah, Lila dan Putri Nira; 9. Keluarga KKN, Alvin, Putri, Satrio, Dita, Endah, Genda, Hafizh, Mila dan Mas Yanuar; 10. Teman-teman Himakerta, Aubmo, KopMEP, dan AcSES; 11. Keluarga Ekonomi Pembangunan 2012, Aisyah, Dila, Yuli, Esti, Silka, Diana, Iim, Sarah, Dian, Eka, Chan,Rachma, Haura, Ayu, Nia, Novita, Prista, Tria, Isma, Lila, Rachman, Elza, Citra, Ariandita dan seluruh teman EP 2012 yang tidak dapat disebutkan satu persatu; 12. Teman dan Pihak yang telah membantu, namun tidak dapat saya sebutkan seluruhnya. Terima kasaih atas dukungan untuk menyelesaikan skripsi.
Surabaya, Oktober 2016 Penulis,
Fifi Ulid Khoiro Taufiqo
vii SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA PROGRAM STUDI : EKONOMI PEMBANGUNAN DAFTAR NO. : ………………………………..
ABSTRAK SKRIPSI SARJANA EKONOMI NAMA : FIFI ULID KHOIRO TAUFIQO NIM : 041211131127 TAHUN PENYUSUNAN : 2016
JUDUL : Dampak Investasi Sektor Konstruksi Bidang Pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto dan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga: Analisis Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008
ISI: Sektor konstruksi berdampak besar terhadap perekonomian Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak investasi sektor konstruksi yang dilakukan pemerintah terhadap pendapatan faktor produksi, golongan rumah tangga dan output sektor produksi, serta dampak terhadap produk domestik bruto dan distribusi pendapatan rumah tangga. Data yang digunakan adalah data SNSE Indonesia tahun 2008 dengan teknik analisis pengali neraca dan structural path analysis (SPA). Hasil analisis menunjukkan bahwa investasi sektor konstruksi bidang pariwisata mampu meningkatkan pendapatan faktor produksi, golongan rumah tangga, sektor produksi serta produk domestik bruto, tetapi mengakibatkan distribusi pendapatan rumah tangga semakin timpang, karena manfaat terbesar diterima oleh kelompok rumah tangga kaya seperti golongan atas di kota, sedangkan kelompok rumah tangga miskin seperti buruh tani menerima manfaat terkecil.
Kata Kunci: Distribusi Pendapatan Rumah Tangga, Investasi Bidang Pariwisata, Produk Domestik Bruto, Sektor Konstruksi, Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE)
viii SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS OF AIRLANGGA UNIVERSITY STUDY PROGRAMME: DEVELOPMENT ECONOMICS LIST No :………………………………….. ABSTRACT THESIS OF ECONOMICS BACHELOR NAME : FIFI ULID KHOIRO TAUFIQO NIM : 041211131127 YEAR OF DISPOSITION : 2016
TITTLE : Impact of Construction Sector Investment in Tourism Field to Gross Domestic Product and Household Income Distribution: Analysis Social Accounting Matrix Indonesia 2008
CONTENT : The construction sector has an impact to economic condition in Indonesia. The purpose of this study was to analyze the impact of construction sector investment by the government in tourism field on income production factor, household and output production sector, also the impact to gross domestic product and the household income distribution. This study Using SAM Indonesia 2008 data with analysis technique multiplier matrix and structural path analysis (SPA). The analysis showed that construction sector investment in tourism field were able to increase the income of the production factor, household, production sector and gross domestic product, but in household distribution income, tourism investment makes the distributions more unbalanced, because the bigger benefit is received by a group of wealthy households as upper class in the city, while poor households such as farm workers receive the smaller benefit.
Keywords: Household Income Distribution, Tourism field Investment, Gross Domestic Product, Construction Sector, Social Accounting Matrix (SAM)
ix SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................. iv DECLARATION ................................................................................................... v KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi ABSTRAK ......................................................................................................... viii ABSTRACT ......................................................................................................... ix DAFTAR ISI .......................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1 1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................9 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................9 1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................10 1.5 Sistematika Penulisan .............................................................................10 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................12 2.1. Landasan Teori ......................................................................................12
x SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.1.1.Investasi ......................................................................................12 2.1.2.Konsep Pendapatan Nasional .....................................................14 2.1.3.Distribusi Pendapatan .................................................................16 2.1.4 Sistem Neraca Sosial Ekonomi ..................................................19 2.2. Penelitian Sebelumnya...........................................................................26 2.3. Model Analisis .......................................................................................33 2.4. Kerangka Berpikir .................................................................................36 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .............................................................38 3.1. Pendekatan Penelitian ............................................................................38 3.2. Identifikasi Variabel ..............................................................................38 3.3. Definisi Operasional Neraca dalam SNSE dan Variabel .......................40 3.4. Jenis dan Sumber Data...........................................................................42 3.5. Prosedur Pengumpulan Data..................................................................43 3.6. Teknik Analisis ......................................................................................44 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................58 4.1. Gambaran Umum Penelitian..................................................................58 4.1.1. Kondisi Umum Perekonomian Indonesia berdasarkan SNSE 2008Tahun 2008 .............................................................58 4.1.2.Distribusi Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Berdasarkan SNSE Tahun 2008 ................................................61 4.1.3. Sektor Konstruksi dalam SNSE Tahun 2008 ............................62 4.2. Hasil dan Pembahasan ...........................................................................64 4.2.1.Implikasi Injeksi pada Sektor Konstruksi ..................................64
xi SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4.2.1.1.Dampak total Injeksi pada Sektor Konstruksi terhadap Pendapatan Faktor Produksi, Pendapatan Golongan Rumah Tangga dan Output Sektor Produksi .................65 4.2.2.Rincian Jalur Dampak Injeksi pada Sektor konstruksi terhadap Faktor Produksi dan Golongan Rumah Tangga .........................78 4.2.3.Dampak Injeksi pada Sektor Konstruksi terhadap PDB ............84 4.2.4.Dampak Injeksi pada Sektor Konstruksi terhadap Distribusi Pendapatan Golongan Rumah Tangga .......................................87 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ................................................................................................91 5.2. Saran ......................................................................................................93 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................94 LAMPIRAN ..........................................................................................................97
xii SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Investasi Sektor Konstruksi Bidang Pariwisata oleh Pemerintah Tahun 2011, 2012, 2013 dan Proyeksi 2015 (dalam miliar rupiah) ..................6 Tabel 1.2 Multiplier Pendapatan Rumah Tangga ....................................................7 Tabel 2.1 Kerangka Dasar SNSE Indonesia ..........................................................24 Tabel 2.2 Penelitian Sebelumnya ...........................................................................31 Tabel 3.1 Klasifikasi Tenaga Kerja Berdasarkan SNSE ........................................40 Tabel 3.2 Klasifikasi Rumah Tangga Berdasarkan SNSE .....................................41 Tabel 4.1 Dampak Total Injeksi pada Sektor Konstruksi Terhadap Pendapatan Faktor Produksi ..................................................................65 Tabel 4.2 Dampak Total Injeksi pada Sektor Konstruksi Terhadap Pendapatan Rumah Tangga.......................................................................................72 Tabel 4.3 Dampak Total Injeksi pada Sektor Konstruksi Terhadap Output Sektor Produksi .................................................................................................75 Tabel 4.4 Dampak Injeksi pada Sektor Konstruksi Terhadap PDB .......................85 Tabel 4.5 Perhitungan Koefisien Gini Sebelum Dilakukan Injeksi pada Sektor Konstruksi..............................................................................................88 Tabel 4.6 Perhitungan Koefisien Gini Setelah Dilakukan Injeksi pada Sektor Konstruksi..............................................................................................89
xiii SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pertumbuhan PDB Indonesia Tahun 2001-2014 (dalam persen) .........1 Gambar 1.2 Ketimpangan Distribusi Pendapatan Tahun 2010-2014......................2 Gambar 2.1 Hubungan Investasi Publik dengan Investasi Swasta ........................13 Gambar 2.2 Kurva Lorenz......................................................................................18 Gambar 2.3 Diagram Modular SNSE ....................................................................22 Gambar 2.4 Transaksi Antar Blok dalam SNSE ....................................................26 Gambar 2.5 Kerangka Berpikir ..............................................................................36 Gambar 3.1 Jalur dalam SPA .................................................................................54 Gambar 3.2 Dampak Langsung dari Jalur (i, j) ......................................................55 Gambar 3.3 Dampak Langsung dari Jalur (i, x, y, j) ..............................................55 Gambar 3.4 Pengaruh Total dari Jalur (i, x, y, j) ...................................................55 Gambar 3.5 Pengaruh Global dari Seluruh Jalur Utama yang Menghubungkan Sektor i dan j ......................................................................................56 Gambar 4.1 Jalur Dasar Sektor Konstruksi terhadap Tenaga Kerja Produksi Penerima Upah dan Gaji di Kota .........................................79 Gambar 4.2 Jalur Dasar Sektor Konstruksi terhadap Faktor Produksi Bukan Tenaga Kerja .......................................................................................81 Gambar 4.3 Jalur Dasar Sektor Konstruksi terhadap Golongan Atas di Kota .......83 Gambar 4.4 Jalur Dasar Sektor Konstruksi Terhadap Buruh Tani ........................84
xiv SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Indonesia Tahun 2008 Dimensi 54 x 54 ................................................................................97 Lampiran 2. Tabel Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Indonesia Tahun 2008 (13 x 13) ............................................................................................99 Lampiran 3. Tabel Total Pendapatan dan Pengeluaran menurut Golongan Rumah Tangga Tahun 2008 ........................................................................100 Lampiran 4. Tabel Rata-rata Pendapatan dan Pengeluaran Pekerja menurut Golongan Rumah Tangga Tahun 2008 ...........................................101 Lampiran 5. Tabel Pengali Neraca (Ma) ..............................................................102 Lampiran 6. Dekomposisis Pengali Sektor Konstruksi .......................................108 Lampiran 7. Stuctural Path Analysis (SPA) Sektor Konstruksi terhadap Faktor Produksi dan Institusi Rumah Tangga ............................................110 Lampiran 8. Perhitungan Proyeksi Investasi Bidang Pariwisata Tahun 2015 Mengacu pada Nesparnas Tahun 2013 ...........................................111
xv SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah proses peningkatan pendapatan perkapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang disertai dengan perubahan sistem kelembagaan. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi antara lain pemerataan distribusi pendapatan, stabilitas ekonomi, dan pertumbuhan ekonomi yang dapat dilihat dari pendapatan nasional dan output produksi nasional yang meningkat serta adanya perubahan struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional menuju struktur ekonomi modern yang bertumpu pada sektor indutri dan jasa.
Sumber: BPS, 2015 Gambar 1.1 Pertumbuhan PDB Indonesia Tahun 2001-2014 (dalam persen) Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun 2001 hingga 2014 dapat dilihat pada Gambar 1.1, tahun 2001 pertumbuhan ekonomi 3,64 persen dan cenderung
1 SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2
mengalami peningkatan hingga tahun 2008, tetapi tahun 2009 mengalami penurunan yang cukup tajam akibat krisis global hingga mencapai 4,63 persen, selanjutnya tahun 2010 dan 2011 kembali meningkat sejumlah 6,22 dan 6,49 persen. Pada tahun berikutnya, pertumbuhan ekonomi sedikit mengalami penurunan hingga tahun 2014 mencapai 5,06 persen.
Sumber: BPS, 2015 Gambar 1.2 Ketimpangan Distribusi Pendapatan Tahun 2010-2014 Pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum tentu diiringi dengan distribusi pendapatan yang merata antara penduduk yang berpenghasilan tinggi, sedang, dan rendah. Distribusi pendapatan yang tidak merata menyebabkan ketimpangan pendapatan yang dapat memicu kemiskinan. Berdasarkan Gambar 1.2, perbandingan ketimpangan distribusi pendapatan antara golongan atas dengan golongan bawah terlihat jelas. Tahun 2010, 20 persen penduduk berpenghasilan tinggi memperoleh distribusi pendapatan 45,47 persen dan terus meningkat hingga tahun 2014, 20 persen penduduk berpenghasilan tinggi memperoleh distribusi pendapatan sebesar 48,27 persen, sebaliknya tahun 2010, 40 persen penduduk
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 3
berpenghasilan rendah memperoleh distribusi pendapakan lebih sedikit yaitu sebesar 18,05 persen dan rata-rata pada tahun-tahun selanjutnya terus mengalami penurunan hingga tahun 2014 sebesar 17,12 persen, dapat disimpulkan bahwa distribusi pendapatan paling tinggi diterima oleh golongan berpenghasilan tinggi, sedangkan pendapatan paling rendah diterima oleh golongan berpenghasilan rendah, sehingga hal ini menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan. Dalam mencapai tujuan pembangunan diperlukan peningkatan produk domestik bruto dan output sektor produksi disertai dengan pemerataan distribusi pendapatan,
juga pertumbuhan ekonomi
yang berkesinambungan,
yaitu
pertumbuhan yang berlangsung dalam jangka panjang yang berdasar investasi, serta kegiatan swasta dan publik yang saling melengkapi. Menurut Soegijoko (1997) dalam Sari (2006: 1). Pembangunan dapat dilihat dari berbagai segi salah satunya adalah pembangunan sektoral melalui kegiatan pertanian, industri dan jasa sesuai dengan potensi wilayah. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan garis pantai lebih dari 81.000 km memiliki 17.508 pulau, serta dihuni 300 lebih suku bangsa menyimpan potensi sumberdaya pariwisata yang sangat besar dan beragam untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata yang menarik dan menjadi tujuan utama wisatawan. Pariwisata melibatkan hampir semua sektor ekonomi baik industri yang berkarakter pariwisata seperti hotel dan restoran, atau industri yang tidak berkaitan langsung seperti pertanian. Pariwisata merupakan sektor jasa dengan tingkat pertumbuhan paling pesat di dunia. Peningkatan jumlah destinasi dan investasi dalam pembangunan pariwisata, dapat mendorong pariwisata sebagai
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 4
penggerak utama sosio-ekonomi suatu negara sehingga berdampak pada peningkatan penerimaan devisa, penciptaan lapangan pekerjaan, kesempatan membuka usaha baru serta pembangunan infrastruktur. Menurut data statistik tahun 2014 bidang pariwisata menghasilkan devisa mencapai Rp 118 triliun atau berada pada urutan keempat setelah komoditas minyak dan gas bumi, batu bara dan kelapa sawit (Kemenpar, 2015). Pariwisata tidak hanya sebagai sumber devisa, melainkan juga sebagai faktor dalam menentukan lokasi industri, perkembangan daerah miskin sumber daya alam dan memberi dampak bagi negara dari sisi nilai sosial maupun ekonomi. Pariwisata berkembang pesat sesuai dengan perbaikan kondisi ekonomi, oleh karena itu sangatlah penting, mengembangkan perekonomi pada daerah destinasi wisata baru untuk menarik wisatawan (Pendit, 2002: 32-33). Investasi bidang pariwisata manjadi salah satu kunci dalam pengembangan destinasi pariwisata, sehingga dapat meningkatkan daya tarik destinasi wisata dan daya saing baik di dalam negeri maupun internasional, juga sebagai pendorong pengembangan industri pariwisata yang berdampak pada meningkatnya partisipasi pengusaha lokal dalam industri pariwisata nasional dan memperluas keragaman dan daya saing produk dan jasa pariwisata. Pemerintah sebagai salah satu stakeholder, memiliki peranan dalam pengembangan sarana dan prasarana untuk meningkatkan bidang pariwisata salah satunya melalui investasi, sebagai upaya memperluas pangsa pasar pariwisata baik bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara.
Investasi
sangat
penting
dilakukan
karena
keberhasilan
pembangunan suatu negara dipengaruhi oleh pola, struktur dan sumber investasi.
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 5
Investasi pemerintah dalam kaitannya dengan sektor pariwisata fokus pada investasi fisik berupa konstruksi (bangunan bukan tempat tinggal, bangunan olahraga, rekreasi, hiburan, seni dan budaya dan infrastruktur), mesin dan peralatan, alat angkutan serta barang modal lainnya juga perbaikan yang dilakunan guna meningkatkan kapasitas barang modal atau memperpanjang umur pemakaian barang modal tersebut. (Nesparnas, 2014: 35). Investasi pada bidang konstruksi penting karena laju pertumbuhan sektor konstruksi pada tahun 2014 mencapai 6,97 persen lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen dan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan PDB sebesar 9,88 persen (Kementerian BUMN, 2015), sehingga investasi pada sektor konstruksi merupakan salah satu langkah dalam mendorong pembangunan ekonomi yang pro-growth, pro-job, dan pro-poor. Kementerian pekerjaan umum (2010). Melakukan pemetaan rencana lima tahunan (2010-2014) investasi pada sektor konstruksi, jika diklasifikasi dengan IO 2005 terdiri dari tiga jenis yaitu, (1) jalan, jembatan dan pelabuhan; (2) bangunan dan instalasi listrik, gas, air minum seta komunikasi; (3) Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal. Dari ketiga jenis investasi pada sektor konstruksi tersebut, lebih dari 50 persen dialokasikan pada jalan, jembatan dan pelabuhan atau secara rinci terdiri dari proyek transportasi air, transportasi darat, transportasi laut, rel kereta api, jembatan dan jalan tol. Neraca pariwisata nasional (2014: 35), menjelaskan bahwa investasi pada jalan, jembatan dan pelabuhan atau yang menerima alokasi terbesar dari investasi sektor konstruksi, merupakan bagian dari investasi bidang pariwisata, sehingga penelitian ini fokus pada
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 6
investasi sektor konstruksi bidang pariwisata yang terdiri dari jalan, jembatan dan pelabuhan serta infrastruktur lain yang termasuk dalam bidang pariwisata, seperti bangunan bukan tempat tinggal serta bangunan olahraga, rekreasi, seni dan budaya. Dalam jangka panjang investasi sektor konstruksi bidang pariwisata merupakan bentuk dari akumulasi modal sekaligus peningkatan teknologi yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan nasional. Dalam jangka pendek investasi sektor konstruksi bidang pariwisata dipercaya mampu mendorong pertumbuhan atau pemulihan ekonomi. Menurut Okviyanto (2011: 7-6), ketika terjadi krisis pemerintah diberbagai negara menjadikan belanja di bidang infrastruktur atau konstruksi sebagai stimulus bagi perekonomian, karena pekerjaan sektor kontruksi membutuhkan banyak bahan baku yang diproduksi oleh sektor-sektor lain dalam perekonomian, sehingga investasi sektor konstruksi bidang pariwisata akan menggerakkan aktivitas perekonomian pada sektor lain. Tabel 1.1 Investasi Sektor Konstruksi Bidang Pariwisata Oleh Pemerintah Tahun 2011, 2012, 2013 dan Proyeksi 2015 (dalam Miliar Rupiah)
No
Jenis Barang Modal Konstruksi: 1 Bangunan Bukan Tempat Tinggal Bangunan OR, rekreasi, hiburan, seni 2 & budaya 3 Infrastruktur Jumlah Sumber: Nesparnas, 2011-2013
SKRIPSI
Investasi Pemerintah Bidang Pariwisata 2011 2012 2013 2015 3,85
5,88
9,22
9,67
13,85 9,53 27,23
17,1 11,5 34,48
24,99 13,89 48,1
25,75 14,54 50,5
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 7
Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa investasi sektor konstruksi bidang pariwisata yang dilakukan pemerintah pada sektor kontruksi dari tahun 2011 hingga proyeksi di tahun 2015 terus mengalami peningkatan. Peningkatan investasi sektor konstruksi pada bidang pariwisata disebabkan antara lain oleh pengembangan wisata dengan konsep halal dan kebijakan ekonomi jilid VI, yaitu pengembangan infrastrukstur di kawasan ekonomi khusus (KEK), di sepuluh destinasi wisata baru yang meliputi Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Tanjung Lesung (Banten), Tanjung Klayang (Bangka Belitung), Danau Toba (Sumatra Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Morotai (Maluku Utara) dan Kepulauan Seribu (Jakarta). Tabel 1.2 Multiplier Pendapatan Rumah Tangga No 1 2 3 4 5 6 7 8
Deskripsi Buruh Tani Pengusaha Pertanian Golongan Bawah di Desa Bukan Angkatan Kerja di Desa Golongan Atas di Desa Golongan Bawah di Kota Bukan Angkatan Kerja di Kota Golongan Atas di Kota Sumber: SNSE, 2008
Multiplier 0,033 0,166 0,133 0,042 0,113 0,186 0,060 0,192
Tabel 1.2 mendeskripsikan multiplier pendapatan pada golongan rumah tangga berdasarkan SNSE, dapat di ketahui bahwa rumah tangga dengan penghasilan rendah, yaitu buruh tani memiliki multiplier paling sedikit dengan nilai 0,033, sedangkan rumah tangga dengan pendapatan tinggi, yaitu golongan atas di kota memiliki multiplier paling banyak dengan nilai 0,192, sehingga ketika
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 8
investasi sektor konstruksi terus meningkat seperti yang telah dijelaskan pada Tabel 1.1, dapat menyebabkan distribusi pendapatan tidak merata karena yang akan memperoleh manfaat terbesar yaitu, golongan rumah tangga yang juga memiliki multiplier besar. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak investasi sektor konstruksi bidang pariwisata terhadap output sektor produksi, pendapatan rumah tangga dan faktor produksi yang selanjutnya digunakan untuk menganalisis peningkatan jumlah PDB dan distribusi pendapatan rumah tangga. Studi empiris mengenai dampak investasi sektor konstruksi bidang pariwisata terhadap perekonomian telah banyak dilakukan, salah satunya oleh Klytchnikova dan Dorosh (2014). Studi empiris tersebut bertujuan untuk menganalisis dampak peningkatan investasi pada bangunan hotel terhadap tenaga kerja dan mengetahui dampak peningkatan jumlah pengeluaran wisatawan terhadap pendapatan regional. Simulasi yang digunakan adalah: (1) Investasi pada bangunan hotel sebesar 2.080.000 US Dollar dan (2) Peningkatan pengeluaran wisatawan sebesar 960.067 US Dollar. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada wilayah penelitian, tujuan penelitian, dimensi SNSE yang digunakan dan simulasi yang digunakan. Penelitian ini melihat dampak investasi yang dilakukan pemerintah sebesar Rp 50,5 Miliar pada sektor konstruksi, terhadap produk domestik bruto dan distribusi pendapatan rumah tangga di negara Indonesia dengan menggunakan SNSE 2008.
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 9
1.2 Rumusan Masalah 1) Bagaimanakah dampak total injeksi pada sektor konstruksi terhadap pendapatan faktor produksi, pendapatan golongan rumah tangga dan output sektor produksi? 2) Bagaimanakah rincian jalur dampak injeksi pada sektor konstruksi terhadap faktor produksi dan distribusi pendapatan rumah tangga? 3) Bagaimanakah dampak injeksi pada sektor konstruksi terhadap PDB? 4) Bagaimanakah dampak injeksi pada sektor konstruksi terhadap distribusi pendapatan rumah tangga?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1) Menghitung dan menganalisis dampak total injeksi pada sektor konstruksi terhadap pendapatan faktor produksi, pendapatan golongan rumah tangga dan output sektor produksi 2) Menghitung dan menganalisis rincian jalur injeksi pada sektor konstruksi terhadap faktor produksi dan distribusi pendapatan rumah tangga 3) Menghitung dan menganalisis dampak injeksi pada sektor konstruksi terhadap PDB 4) Menghitung dan menganalisis dampak injeksi pada sektor konstruksi terhadap distribusi pendapatan rumah tangga
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 10
1.4 Manfaat Penelitian 1) Bagi penulis, diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan SNSE 2) Bagi Pemerintah, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan saran dalam investasi dan perencanaan pembangunan di sektor konstruksi, sehingga lebih efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan output sektor produksi dan pemerataan distribusi pendapatan rumah tangga 3) Bagi masyarakat, diharapkan dapat memberikan gambaran, manfaat dan peran investasi pada sektor konstruksi terhadap perekonomian, sehingga masyarakat dapat berperan dalam pembangunan konstruksi atau infrastruktur pariwisata.
1.5 Sistematika Penulisan BAB 1: Pendahuluan Bab ini berisi uraian alasan serta permasalahan yang menjadi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan penelitian. BAB 2: Tinjauan Pustaka Bab ini berisi uraian landasan teori dan penelitian sebelumnya, untuk membangun model analisis dan kerangka berfikir.
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 11
BAB 3: Metode Analisis Bab ini berisi uraian pendekatan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, prosedur pengumpulan dan pengolahan data, serta teknik analisis yang digunakan dalam penelitian. BAB 4: Hasil dan Pembahasan Bab ini berisi uraian gambaran umum objek penelitian, hasil pengolahan data dan pembahasan yang akan menjawab permasalahan yang diangkat dalam penelitian. BAB 5: Simpulan dan Saran Bab ini berisi uraian simpulan dan saran yang diajukan peneliti berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan.
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi Investasi adalah kegiatan penanaman modal pada berbagai sektor ekonomi yang dilakukan oleh swasta maupun pemerintah dengan tujuan memperoleh manfaat pada masa yang akan datang. Dalam ilmu ekonomi makro investasi memegang dua peranan penting yaitu mempengaruhi permintaan agregat dan siklus
bisnis
selanjutnya
mengarah
pada
akumulasi
modal,
sehingga
meningkatkan output potensial dan pertumbuhan ekonomi negara dalam jangka panjang (Samuelson, 2004: 137-138). Berdasarkan Teori Harrod-Domar, investasi mempunyai peran penting dalam perekonomian suatu negara, karena investasi mampu menciptakan pendapatan dan meningkatkan kapasitas produksi melalui penambahan stok modal (Todaro, 2012:136-137). Menurut karakteristik investasi dibedakan menjadi investasi publik dan investasi swasta. Investasi publik adalah investasi yang dilakukan oleh negara atau pemerintah untuk mengembangkan sarana dan prasarana guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Investasi publik ini bersifat non profit dan bersumber dari dana APBD dan APBN. Manfaat investasi publik adalah mendorong mobilitas perekonomian dan meningkatkat kesejahteraan masyarakat, sedangkan investasi swasta adalah investasi yang dilakukan oleh pribadi dan perusahaan, dengan tujuan mendapat laba. Bila swasta sudah mampu (diluar hal strategis) dan
12 SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 13
kebutuhan masyarakat sudah terpenuhi, seharusnya investasi BUMN dan BUMD harus ditarik atau dijual ke masyarakat, karena tugas pemerintah (negara) adalah mengatur dan memfasilitasi bukan menjadi pelaku bisnis (Noor, 2009:12-13).
Sumber: Noor, 2009 Gambar 2.1 Hubungan Investasi Publik dan Investasi Swasta Gambar 2.2 mendeskripsikan bahwa investasi dapat dilakukan oleh pemerintah sebagai penyelenggara negara dan pihak swasta. Investasi publik dan swasta memiliki hubungan saling melengkapi, jika investasi publik meningkat akan mendorong pengembangan investasi swasta dan sebaliknya, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pendapatan. Investasi di bidang pariwisata adalah pembentukan modal yang dilakukan oleh sektor -sektor ekonomi dengan tujuan mendukung kegiatan pariwisata secara langsung maupun tidak langsung. Investasi di bidang pariwisata dilakakukan oleh produsen penghasil produk barang dan jasa, yaitu pemerintah pusat, pemerintah
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 14
daerah, BUMN, BUMD, swasta (termasuk rumah tangga). Investasi di bidang pariwisata yang dilakukan pemerintah hanya investasi fisik berupa mesin dan peralatan, alat angkutan, barang modal lainnya serta konstruksi. Pemerintah tidak melakukan investasi barang modal bangunan hotel, bangunan restoran bangunan lainnya serta akomodasi (Nesparnas, 2014: 34).
2.1.2 Pendapatan Nasional Mankiw (2007: 29) mengemukakan bahwa pendapatan nasional mungukur jumlah pendapatan yang diperoleh seluruh masyarakat di dalam suatu perekonomian. Salah satu cara untuk mengukur pendapatan nasional yaitu dengan menghitung seluruh nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut serta warga negara asing atau disebut dengan produk domestik bruto (PDB). Menurut Sukirno (2006: 45), terdapat tiga pendekatan untuk menghitung PDB salah satunya pendekatan pendapatan, dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan ( upah, sewa, bunga dan laba) yang diterima rumah tangga dalam satu periode tertentu sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan. Y=r+w+i+p Pendapatan nasional mencakup ukuran-ukuran pendapatan lain yang saling terkait dengan PDB. Keterkaitan dari ukuran-ukuran pendapatan alternatif tersebut dimulai dari : (Mankiw, 2007: 28-30)
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 15
1.Gross Domestik Product (GDP) atau produk domestik bruto, yaitu dengan menjumlahkan nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit, atau barang dan jasa akhir yang dihasilkan seluruh unit ekonomi dalam suatu negara. 2.Gross National Product (GNP) atau Produk Nasional Bruto (PNB), yaitu mengukur pendapatan nasional yang diperoleh dari penduduk suatu negara. Cara menghitung PDB yaitu dengan menambah penerimaan dari faktor produksi (upah, laba, dan sewa) dari seluruh dunia dan mengurangi pembayaran dari pendapatan faktor produksi ke seluruh dunia. GNP dapat dirumuskan sebagai berikut GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri 3. Net National Product (NNP) atau Produk Nasional Neto, dengan menjumlahkan barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat dalam periode tertentu setelah dikurangi dengan penyusutan (depresiasi). NNP dapat dirumuskan sebagai berikut: NNP = GNP – Depresiasi 4. Net National Income (NNI) atau Pendapatan Nasional Neto, yaitu jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat setelah dikurangi pajak tidak langsung. NNI dapat dirumuskan sebagai berikut: NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung 5. Personal Income (PI) atau pendapatan perseorangan, yaitu jumlah pendapatan yang diterima rumah tangga setelah dikurangi laba ditahan, asuransi, jaminan sosial, pajak perseorangan, dan ditambah transfer payment. PI dapat dirumuskan sebagai berikut:
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 16
PI = (NNI + Transfer Payment) – (Laba ditahan + Asuransi + Jaminan Sosial + Pajak Perseorangan) 6. Disposable Income(DI) atau pendapatan disposable, yaitu pendapatan yang siap dibelanjakan oleh penerimanya setelah melakukan kewajiban membayar pajak kepada pemerintah. DI dapat dirumuskan sebagai berikut: DI = PI – Pajak Langsung
2.1.3 Distribusi Pendapatan Distribusi pendapatan adalah pembagian pendapatan nasional diantara anggota masyarakat yang berasal dari semua aktivitas ekonomi yang dilakukannya sendiri, jadi setiap anggota masyarakat medapatkan pembagian pendapatan nasional berdasar peranannya pada aktivitas ekonomi secara keseluruhan (Rosyidi, 2006:144). Pendapatan nasional yang tinggi merupakan indikator pertumbuhan ekonomi, namun untuk mengatasi masalah kemiskinan tidak cukup memacu pada pertumbuhan ekonomi saja, karena dapat menyebabkan ketimpangan pendapatan, sehingga makna pertumbuhan ekonomi akan hilang jika distribusi pendapatan tidak merata. Perbedaan pendapatan terjadi karena perbeadan kepemilikan sumberdaya dan faktor produksi, sehingga masyarakat yang memiliki lebih banyak sumber daya dan faktor produksi juga memperoleh pendapatan yang lebih banyak. Ketimpangan pendapatan merupakan distribusi pendapatan nasional yang tidak merata diantara berbagai rumah tangga dalam suatu negara. Terdapat beberapa media atau alat untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 17
pendapatan salah satunya, Koefisien Gini (Gini Ratio). Koefisien Gini adalah ukuran ketimpangan pendapatan yang berkisar dari 0 (kemerataan sempurna) sampai dengan 1 (ketimpangan sempurna). Koefisien Gini termasuk salah satu ukuran yang memenuhi empat kriteria yaitu (1) prinsip anomitas: ukuran ketimpangan tidak tergantung pada siapa yang berpendapatan lebih tinggi artinya, tidak perlu tergantung dengan apa yang kita yakini sebagai masyarakat yang lebih baik. Baik itu orang kaya maupun orang miskin; (2) prinsip independensi skala: ukuran ketimpangan tidak tergantung pada ukuran
perekonomian
atau
cara
mengukur
pendapatan
artinya,
tidak
mempermasalahkan mata uang yang digunakan untuk mengukur, dan tidak mempermasalahkan kondisi perekonomian secara rata-rata kaya atau miskin, karena untuk mengukur ketimpangan diperlukan sebaran pendapatan bukan besarannya; (3) prinsip independensi penduduk: ukuran ketimpangan tidak didasarkan jumlah orang yang menerima pendapatan. Contoh, perekonomian China tidak boleh dikatakan lebih merata atau lebih timpang dibandingkan perekonomian Vietnam hanya karena China memiliki jumlah penduduk lebih banyak dibandingkan Vietnam.; (4) Prinsip transfer: prinsip ini mengasumsikan semua pendapatan yang lain konstan. Jika orang kaya mentransfer sejumlah pendapatan ke orang miskin, maka distribusi pendapatan yang baru menjadi lebih merata (Todaro, 2012: 258-259). Koefisien Gini diukur secara grafis dengan membagi bidang yang terletak diantara garis pemerataan sempurna dan kurva Lorenz dengan bidang yang terletak dibagian kanan garis pemerataan dalam diagram Lorenz. Semakin tinggi
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 18
nilai koefisien semakin tinggi pula tingkat ketimpangan distribusi pendapatan, sebaliknya semakin rendah nilai Koefisien Gini semakin merata pula distribusi pendapatan (Todaro, 2012:257). Gambar 2.2 bidang A menunjukkan besarnya ketimpangan distribusi pendapatan, sedangkan Koefisien Gini adalah rasio antara bidang A dengan total bidang segitiga BCD, jika semua titik terletak pada garis diagonal artinya daerah yang diarsir bernilai nol dapat dikatakan bahwa pendapatan terdistribusi secara merata dengan sempurna, sehingga angka koefisien sama dengan nol. Sebaliknya, jika hanya satu pihak yang menerima seluruh pendapatan, maka luas daerah yang diarsir sama dengan luas segitiga BCD, sehingga Koefisien Gini bernilai satu. Dapat disimpulkan, bahwa distribusi pendapatan semakin merata jika, Koefisien Gini mendekati nol (0) dan distribusi pendapatan dikatakan semakin tidak merata jika, Koefisien Gini mendekati satu (1).
Sumber: Todaro, 2012 Gambar 2.2 Kurva Lorenz
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 19
Kriteria ketimpangan pendapatan berdasarkan Koefisien Gini adalah sebagai berikut: Lebih kecil dari 0,4
: tingkat ketimpangan rendah.
Antara 0,4-0,5
: tingkat ketimpangan moderat.
Lebih tinggi dari 0,5
: tingkat ketimpangan tinggi.
Rumus umum Koefisien Gini dijelaskan pada persamaan di bawah ini GR = 1-
................................................ (2.1)
Sumber: Laksani (2010) dalam Rifai (2012) Keterangan : GR : Koefisien Gini fpi
: frekuensi penduduk dalam kelas pendapatan ke-i
Fci
: frekuensi kumulatif dari total pendapatan dalam kelas pendapatan ke-i
Fci-1 : frekuensi kumulatif dari total pendapatan dalam kelas pendapatan ke (i-1)
2.1.4Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) 2.1.4.1 Kerangka Konseptual SNSE Sistem neraca sosial ekonomi merupakan kerangka data yang disajikan dalam bentuk matriks, yang memberikan gambaran mengenai kondisi ekonomi, sosial masyarakat. Sebagai suatu sistem kerangka data yang komprehensif dan terintegrasi, SNSE mencakup berbagai data ekonomi dan sosial secara konsisten karena menjamin keseimbangan transaksi dalam setiap neraca. SNSE bersifat modular karena dapat menghubungkan berbagai variabel ekonomi dan sosial, sehingga keterkaitan antar variabel-variabel dapat diperlihatkan dan diidentifikasi
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 20
(BPS, 2010: 1). Defourny dan Thorbecke (1984: 111) mendefinisikan social accounting matrix (SAM) sebagai suatu sistem keseimbangan umum, seluruh jaringan dapat ditelusuri melalui transmisi pengaruh yang dapat diidentifikasi melalui jalur struktural. SAM dapat menjelaskan karakteristik yang saling terkait dari suatu sistem ekonomi antar sektor produksi, distribusi pendapatan (distribusi nilai tambah yang dihasilkan oleh sektor produksi ke faktor produksi) dan distribusi pendapatan antar institusi. SNSE memiliki beberapa fungsi diantaranya mengukur kinerja ekonomi dan sosial suatu negara seperti: produk domestik bruto (PDB), distribusi pendapatan dan pola pengeluaran rumah tangga. Data SNSE merupakan perluasan dari tabel IO, tebel I-O merupakan uraian statistik dalam bentuk matriks yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan antar sektor ekonomi dalam suatu wilayah pada periode tertentu. SNSE merupakan suatu sistem pendataan yang relatif baik karena (1) SNSE merangkum seluruh aktivitas transaksi ekonomi yang terjadi di suatu perekonomian untuk sebuah kurun waktu tertentu, dengan demikian SNSE dapat dengan mudah memberikan gambaran umum mengenai perekonomian suatu wilayah
atau negara; (2) SNSE memotret struktur sosial-ekonomi di suatu
perekonomian, dengan demikian SNSE dapat memberikan gambaran tentang pertumbuhan ekonomi (sektoral) dan distribusi pendapatan di perekonomian tersebut. Menurut Hartono dan Resosudarmo (1998: 1-2) SNSE merupakan alat analisis yang penting, karena (1) analisis dengan menggunakan SNSE dapat menunjukkan dengan baik dampak dari suatu kebijakan ekonomi terhadap
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 21
pertumbuhan sektoral dan distribusi pendapatan, dengan demikian dapat diketahui dampak dari suatu kebijakan ekonomi terhadap hal tersebut; (2) analisis dengan SNSE relatif sederhana, dengan demikian penerapannya dapat dilakukan dengan mudah di berbagai negara. SNSE mememiliki beberapa asumsi yaitu (1) keseragaman, setiap sektor melakukan produksi dari satu input tunggal dan menghasilkan satu output tunggal; (2) kesebandingan, hubungan antara input dan output di dalam sektor merupakan fungsi linier; (3) Penjumlahan, dampak total dari sektor produksi merupakan penjumlahan dari setiap sektor; (4) Ekses kapasitas, sisi penawaran selalu dapat merespon perubahan sisi permintaan (Sari, 2006: 30). Rifai (2011: 61-62) menjelaskan bahwa model SAM memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah (1) SAM bersifat mikro dapat menjelaskan keterkaitan antar kelompok sosial-ekonomi, sementara model ekonometrika bersifat agregat dan tidak menangkap keterkaitan antar sektor; (2) dibandingkan dengan model I-O, SAM mampu menjelaskan distribusi pendapatan diantara kelompok faktor produksi dan pendapatan dari masing-masing faktor produksi ditransmisikan ke institusi seperti rumah tangga perusahaan dan pemerintah; (3) dibandingkan model I-O, SAM dapat menghitung multiplier menurut faktor produksi dan institusi. Selain memiliki kelebihan, Okviyanto (2011: 51-52) mengemukakan bahwa model SAM juga memiliki kelemahan yaitu (1) model SAM bersifat statis atau hubungan transaksi dalam model hanya berlaku pada waktu tertentu, waktu dimana angka-angka transaksi diukur; (2) data pada model SAM dihitung
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 22
berdasarkan harga berlaku pada tahun transaksi dicatat, sehingga model SAM tidak dapat menangkap pengaruh perubahan harga terhadap perekonomian; (3) Sifat linear SAM menyebabkan mengabaikan perubahan dan teknologi. Gambar 2.3 menjelaskan ada tiga bentuk hubungan antara sub-sistem dalam menganalisis distribusi pendapatan rumah tangga beserta aspeknya. Bentuk pertama adalah struktur produksi dirinci berdasar kegiatan atau sektor-sektor ekonomi. Kedua, pendapatan (nilai tambah) dari setiap sektor dirinci menurut balas jasa yang dibayarkan kepada setiap faktor produksi. Ketiga, distribusi pendapatan rumah tangga yang dianalisis melalui kepemilikan faktor-faktor produksi oleh berbagai kelompok rumah tangga, distribusi laba yang dibagikan dan transfer dari pemerintah kepada rumahtangga.
Sumber: BPS, 2008 Gambar 2.3 Diagram Modular SNSE
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 23
Menurut West (1993) dalam Utama dan Mahadewi (2012: 124) SAM sangat tepat untuk memecahkan masalah pariwisata yang saling berhubungan dari waktu ke waktu, analisis input-output belum mampu memecahkan persoalan dampak pariwisata karena hanya mengukur hubungan produsen dengan produsen dan tidak menyertakan aktivitas ekonomi lain yang dilakukan oleh pemerintah dan sektor publik lainnya.
2.1.4.2 Kerangka Dasar SNSE dan Klasifikasi Sosial Accounting Matrix (SAM) atau Sistem neraca sosial ekonomi (SNSE) merupakan sebuah matriks yang merangkum neraca sosial dan ekonomi secara menyeluruh. Kumpulan-kumpulan neraca (account) tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok neraca-neraca endogen dan kelompok neraca-neraca eksogen. Secara garis besar kelompok neraca-neraca endogen dibagi dalam tiga blok: blok neraca-neraca faktor produksi, blok neraca-neraca institusi dan blok neraca-neraca sektor (aktivitas) produksi. Ketiga blok tersebut selanjutnya akan disebut sebagai blok faktor produksi, blok institusi dan blok sektor produksi. Neraca eksogen terdiri variabel-variabel yang digunakan sebagai alat kebijakan oleh pemerintah atau variabel yang sulit dikontrol (diluar jangkauan model), meliputi neraca pemerintah, neraca kapital, pajak dan neraca luar negeri (Melati, 2011: 38). Setiap neraca dalam SAM disusun dalam bentuk baris dan kolom. Vektor baris menunjukkan perincian penerimaan, sedangkan vektor kolom menunjukkan perincian pengeluaran. Untuk kegiatan yang sama, jumlah baris sama dengan
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 24
jumlah kolom, dengan kata lain jumlah penerimaan sama dengan pengeluaran. Tabel 2.1 menjelaskan susunan SAM atau SNSE secara sederhana, untuk setiap baris. Kolom 5 merupakan penjumlahan kolom 1, 2, 3 dan 4, demikian pula untuk setiap kolom. Baris 5 merupakan penjumlahan baris 1, 2, 3 dan 4. Jumlah penerimaan sama dengan pengeluaran, maka baris 5 merupakan transpose dari kolom 5. Tabel 2.1 Kerangka Dasar SNSE Indonesia Pengeluaran Neraca Endogen Faktor Produksi 1 N Faktor e r Produksi a c a P e n e r i m a a n
E n d o g e n
Institusi
Sektor Produksi
Neraca Eksogen
Total
1
0
T21 Alokasi 2 pendapatan faktor ke institusi
3
Institusi 2
0
Sektor Produksi 3 T13 Alokasi nilai tambah ke faktor produksi
T22
Neraca Eksogen 4 X1 Pendapatan faktor produksi dari luar negeri X2
Transfer Antar Institusi T32
0
T33
Transfer dari luar negeri X3
Penerimaan domestic L2
Penerimaan antara L3
Ekspor dan Investasi L4
Tabungan pemerintah dan swasta Y2'
Impor dan Pajak tidak Langsung Y3'
Transfer Lainnya Y4'
Total Input
Total pengeluaran lainnya
0
L1 Alokasi 4 pendapatan faktor ke luar negeri Y1' 5
Distribusi Pengeluaran faktor
Distribusi pengeluara n institusi
Total 5 Y1 Distribusi pendapatan faktorial Y2 Distribusi Pendapatan Institusional Y3 Total output menurut sektor produksi Y4 Jumlah Penerimaan Eksogen
Sumber: BPS, 2008 Dalam tabel SAM di atas terdapat matriks T, matriks X, matriks L dan matriks Y. Matriks T merupakan matriks transaksi antar blok dalam neraca endogen. Matriks
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 25
X menunjukkan pendapatan neraca endogen dari neraca eksogen. Matriks L menunjukkan pengeluaran neraca endogen untuk neraca eksogen. Matriks Y merupakan pendapatan total dari neraca endogen, sedangkan matriks Y´ merupakan pengeluaran total dari neraca endogen. Sebagai salah satu submatriks dari SAM, matriks T menggambarkan transaksi penerimaan dan pengeluaran, dengan lingkup yang lebih sempit dalam neraca endogen. Submatriks T13 menunjukkan transaksi antar sektor produksi dengan faktor produksi (tenaga kerja, mesin, dll) contoh, upah dan gaji yang diterima oleh pekerja dari sektor produksi. Submatriks T21 menunjukkan transaksi antar faktor produksi dengan institusi (pemerintah, rumah tangga dan perusahaan) contoh, pajak penghasilan yang dipungut pemerintah dari para pekerja. Submatriks T22 menunjukkan transaksi antar institusi contoh, subsidi pupuk oleh pemerintah kepada rumah tangga tani. Gambar 2.4 menguraikan bahwa di dalam matriks transaksi T terdapat transaksi antar blok yang berbeda, dimana tanda panah menunjukkan aliran uang (cash flow). Submatriks T32 menunjukkan transaksi antar institusi dengan sektor produksi, dengan kata lain menunjukkan uang yang dibayarkan pihak institusi ke sektor produksi untuk membeli barang dan jasa yang dikonsumsi. Submatriks T33 menunjukkan transaksi antar sektor produksi. Selain submatriks-submatriks tersebut, SNSE juga mencatat submatriks transaksi ekonomi di sektor perbankan dan transaksi ekonomi dengan pihak luar negeri, maka didalam matriks transaksi T terdapat transaksi antar blok yang berbeda seperti T13, T12, T32 dan yang terjadi didalam blok yang sama seperti T22dan T33.
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 26
Sumber: Pyatt dan Round, 1985 Gambar 2.4 Transaksi Antar Blok Dalam SNSE
2.2 Penelitian Sebelumnya Klytchnikova dan Dorosh (2014) melakukan penelitian tentang dampak investasi bidang pariwisata pada bangunan hotel terhadap perekonomian regional di negara Panama, penelitian tersebut betujuan untuk mengetahui dampak peningkatan investasi bidang pariwisata terhadap tenaga kerja dan mengetahui dampak peningkatan jumlah pengeluaran wisatawan terhadap pendapatan regional dalam penelitian ini fokus menganalisis Provinsi Panama, Provinsi Bocas del Toro, Provinsi Chiriqui dan Negara Panama (nasional). Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah SAM untuk Panama tahun 2003, dengan dimensi matriks 28 x 28 yang terdiri dari 12 neraca sektor produksi, 7 neraca institusi, 7 neraca faktor produksi dan 2 neraca eksogen yaitu investasi dan neraca injeksi (jumlah pengeluaran wisatawan).
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 27
Data simulasi yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari neraca satelit pariwisata Panama tahun 2008 dan simulasi yang digunakan adalah sebagai berikut (1) Investasi pada hotel sebesar 2.080.000 US Dollar dan (2) Peningkatan pengeluaran wisatawan (domestik dan mancanegara) sebesar 960.067 US Dollar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari simulasi 1: Pada Provinsi Bocas del Toro meningkatkan jumlah kamar hotel sebesar 597 kamar dan meningkatkan jumlah pekerja sebesar 1.389 orang, Provinsi Chiriqui meningkatkan jumlah kamar hotel sebesar 339 kamar dan meningkatkan jumlah pekerja sebesar 560 orang, Provinsi Panama meningkatkan jumlah kamar hotel sebesar 7.074 kamar dan meningkatkan jumlah pekerja sebesar 26.145 orang sedangkan pada negara Panama meningkatkan jumlah kamar hotel sebesar 8.857 kamar dan meningkatkan jumlah pekerja sebesar 29.574 orang. Simulasi 2: menunjukan peningkatan belanja wisatawan meningkatkan jumlah pendapatan Provinsi Panama sebesar 9.392 juta US Dollar, Provinsi Bocas del Toro sebesar 165 juta US Dollar, Provinsi Chiriqui sebesar 1.036 juta US Dollar dan pendapatan negara Panama meningkat sebesar 14.005 juta US Dollar. Dari deskripsi hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Provinsi Panama berkontribusi lebih besar dalam perekonomian, dibanding Provinsi Bocas del Toro dan Provinsi Chiriqui. Haryanto
(2012)
melakukan
penelitian
tentang
dampak
investasi
infrastruktur transportasi terhadap penyerapan tenaga kerja sektor ekonomi dan distribusi pendapatan masyarakat di Provinsi Jawa Barat. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh investasi infrastruktur transportasi terhadap pendapatan sektoral, distribusi pendapatan serta ketenagakerjaan, dengan menggunakan SNSE
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 28
Jawa Barat tahun 2010 berdimensi 80 x 80 yang terdiri dari 9 neraca faktor produksi, 15 neraca institusi, 25 neraca sektor produksi, margin perdagangan pengangkutan, 25 neraca komoditi dan 5 neraca eksogen (neraca kapital, pajak tidak langsung, subsidi, luar negeri dan pemerintah). Simulasi yang digunakan adalah investasi transportasi sebesar Rp 20,95 triliun terhadap sektor produksi dan pendapatan rumah tangga di Provinsi Jawa barat. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) total sektor produksi mengalami peningkatan dan sektor yang menerima manfaat paling besar adalah industri kertas, percetakan, alat angkutan dan barang dari logam sebesar Rp 8.421,66 miliar; (2) ketimpangan pendapatan semakin tinggi antara kelompok rumah tangga miskin dan kaya di perkotaan maupun pedesaan. Kelompok rumah tangga golongan atas memperoleh manfaat sebesar Rp 3.931,37 miliar sedangkan kelompok rumah tangga golongan rendah di desa, industri, bukan pertanian memperoleh manfaat paling kecil yaitu sejumlah Rp 351,72 miliar; (3) menyerap tenaga kerja sejumlah 17.942 orang, penyerapan tenaga kerja terbesar pada sektor tanaman pangan dengan penambahan pekerja sebanyak 4.549 orang. Incera dan Fernandez (2015) pernah meneliti dampak pariwisata terhadap distribusi pendapatan dan pembangunan ekonomi regional di Spanyol, penelitian tersebut bertujuan untuk meneliti dampak pengeluaran wisatawan domestik dan mancanegara terhadap pendapatan pekerja, nilai tambah sektor produksi dan produk domestik bruto. Untuk memajukan ekonomi regional diharapkan bahwa rumah tangga berpendapatan rendah lebih terlibat dalam kegiatan ekonomi yang berbasis pariwisata, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 29
menggunakan alat analisis SAM untuk Spanyol tahun 2008 dengan dimensi matriks 38 x 38 yang terdiri dari, 29 neraca sektor produksi, 5 neraca sektor institusi (perusahaan non finansial, perusahaan finansial, pemerintah, rumah tangga dan organisasi nirlaba), 2 neraca sektor faktor produksi (tenagakerja dan modal) dan 2 neraca eksogen yaitu investasi/tabungan dan neraca injeksi (jumlah konsumsi wisatawan). Simulasi yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah jumlah konsumsi wisatawan yang bersumber dari neraca satelit pariwisata Spanyol tahun 2008, simulasi dilakukan sebanyak tiga kali yaitu: (1) jumlah pengeluaran wisatawan domestiksebesar 1.891.101 Euro; (2) jumlah pengeluaran wisatawan mancanegara sebesar 451.484 Euro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada simulasi 1: memungkinkan terjadi peningkatan produk domestik bruto sebesar 2.559.261 Euro, peningkatan pendapatan pekerja sebesar 983.589 Euro dan peningkatan output sektor produksi sebesar 1.290.665 Euro. Sedangkan, pada simulasi 2: memungkinkan terjadi peningkatan produk domestik bruto sebesar 544.668 Euro, peningkatan pendapatan pekerja sebesar 230.677 Euro dan peningkatan output sektor produksi sebesar 250.335 Euro, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah konsumsi wisatawan domestik lebih berperan dalam meningkatkan perekonomian Spanyol. Akkemik
(2012)
melakukan
penelitian
tentang
peran
wisatawan
mancanegara terhadap perekonomian Turki. Tujuan penelitian tersebut untuk meneliti dampak pengeluaran wisatawan mancanegara terhadap produk domestik bruto, output sektor produksi dan tenaga kerja di negara Turki. Analisis yang
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 30
digunakan dalam penelitian tersebut adalah SAM untuk Turki tahun 1996 dan 2002 dengan dimensi matriks 27 x 27 yang terdiri dari 19 neraca sektor produksi, 2 neraca faktor produksi (tenaga kerja dan modal), 3 neraca institusi (rumah tangga,
perusahaan
dan
pemerintah)
dan
3
neraca
eksogen
yaitu,
tabungan/investasi, import dan neraca injeksi (belanja wisatawan mencanegara). Simulasi yang digunakan adalah jumlah belanja wisatawan mancanegara tahun 1996 dan 2002 berdasarkan neraca satelit pariwisata Turki tahun 1996 dan 2002, simulasi dilakukan dua kali yaitu, (1) jumlah pengeluaran wisatawan mancanegara tahun 1996 sebesar 1.295 juta Lira dan (2) jumlah belanja wisatawan mancanegara tahun 2002 sebesar 1.881 juta Lira. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari simulasi 1: jumlah belanja wisatawan mancanegara tahun 1996 sebesar 1.295 juta Lira, memungkinkan peningkatan output sektor produksi sebesar 279,072 juta Lira, meningkatkat produk domestik bruto sebesar 131,658 juta Lira dan meningkatkan jumlah pekerja sebesar 117.983. dan dari simulasi 2: jumlah belanja wisatawan mancanegara tahun 2002 sebesar 1881 juta Lira berdampak pada peningkatan output sektor produksi sebesar 5.262 juta Lira, meningkatkan produk domestik bruto sebesar 3031,5 juta Lira dan meningkatkan jumlah pekerja sebesar 130.541.
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Tabel 2.2 Penelitaian Sebelumnya No
Penulis
1.
Klytchnik ova dan Dorosh (2014)
2.
Haryanto (2012)
Tujuan Penelitian Mengetahui dampak investasi pariwisata terhadap perekonomian regional
Metode
Hasil penelitian
Perbedaan
SNSE
Menganalisis pengaruh investasi infrastruktur transportasi terhadap pendapatan sektoral, distribusi pendapatan serta ketenagakerjaan di Provinsi Jawa Barat
SNSE
Simulasi 1: (Investasi pada bangunan hotel sebesar 2.080.000 US Dollar): 1. Negara yang Memungkinkan terjadi peningkatan jumlah kamar hotel pada Provinsi Bocas del Toro diteliti sebesar 597 kamar dan menciptakan 1.389 pekerjaan, Provinsi Chiriqui jumlah kamar 2. Dimensi SNSE hotel meningkat sebesar 339 kamar dan menciptakan 560 lapangan kerja. Provinsi yang digunkan Panama jumlah kamar hotel meningkat sebesar 7.074 kamar dan menciptakan 26.145 3. Simulasi yang lapangan kerja sedangkan pada, Negara Panama jumlah kamar hotel meningkat digunakan sebesar 8.857 kamar dan menciptakan 29.574 lapangan kerja. dalam penelelitian Simulasi 2: (Peningkatan pengeluaran wisatawan sebesar 960.067 US Dollar). Memungkinkan terjadi peningkatan pendapatan pada Provinsi Panama sebesar 9.392 juta US Dollar, Provinsi Bocas del Toro sebesar 165 juta US Dollar, Provinsi Chiriqui sebesar 1.036 juta US Dollar dan pendapatan Negara Panama meningkat sebesar 14.005 juta US Dollar. Simulasi: (Investasi infrastruktur ransportasi sebesar Rp.20.95 triliun) 1. Tahun Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Pada sektor produksi yang menerima manfaat penelitian terbesar adalah industri kertas, percetakan, alat angkutan dan barang dari logam 2. Ruang lingkup sebesar Rp.8.421,66 miliar; dan dimensi (2) ketimpangan pendapatan semakin tinggi antara kelompok rumah tangga golongan SNSE yang atas dengan golongan rendah di perkotaan maupun pedesaan. Kelompok rumah tangga digunkan golongan atas memperoleh manfaat sebesar Rp.3.931,37 miliar sedangkan kelompok 3. Simulasi yang rumah tangga golongan rendah memperoleh manfaat paling kecil yaitu sejumlah digunakan Rp.351,72 miliar; dalam (3) menyerap tenaga kerja sejumlah 17.942 orang, penyerapan terbesar pada sektor penelelitian tanaman pangan dengan penambahan tenaga kerja sebanyak 4.549 orang. 4. Wilayah Penelitian
31 SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
No 3
4.
Penulis
Tujuan Penelitian Incera dan Meneliti dampak Fernandez pengeluaran (2015) wisatawan domestik dan mancanegara terhadap, pendapatan pekerja, nilai tambah sektor produksi dan produk domestik bruto. Akkemik Meneliti dampak (2012) pengeluaran wisatawan mancanegara terhadap produk domestik bruto, output sektor produksi dan tenaga kerja di negara Turki
Metode
Hasil penelitian
Perbedaan
SNSE
Simulasi 1: (peningkatan jumlah pengeluaran wisatawan domestiksebesar 1.891.101 1. Negara yang Euro): diteliti Memungkinkan terjadi peningkatan, produk domestik bruto sebesar 2.559.261 Euro, 2. Dimensi SNSE peningkatan pendapatan pekerja sebesar 983.589 Euro dan peningkatan output sektor yang digunkan produksi sebesar 1.290.665 Euro. 3. Simulasi yang digunakan Simulasi 2: (peningkatan jumlah pengeluaran wisatawan mancanegara sebesar dalam 451.484 Euro): penelelitian Memungkinkan terjadi peningkatan PDB sebesar 544.668 Euro, peningkatan pendapatan pekerja sebesar 230.677 Euro dan peningkatan output sektor produksi sebesar 250.335 Euro.
SNSE
Simulasi 1: (peningkatan jumlah pengeluaran wisatawan mancanegara tahun 1996 1. Negara yang sebesar 1295 juta Lira): diteliti memungkinkan terjadi peningkatan output sektor produksi sebesar 279,072 juta Lira, 2. Dimensi SNSE peningkatan PDB sebesar 131,658 juta Lira dan mencipkatan 117.983 pekerjaan. yang digunkan 3. Simulasi yang Simulasi 2: (peningkatan jumlah pengeluaran wisatawan mancanegara tahun 2002 digunakan sebesar 1881 juta Lira: dalam Memungkinkan terjadi peningkatan output sektor produksi sebesar 5262 juta Lira, penelelitian peningkatan PDB sebesar 3031,5 juta Lira dan menciptakan 130.541 pekerjaan.
32 SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 33
2.3 Model Analisis 2.3.1 Dampak Total Injeksi Model dalam penelitian ini disusun berdasarkan SNSE. Menurut Pyatt dan Round, 1985: 189, untuk menganalisis dampak total dari injeksi, menggunakan model persamaan sebagai berikut: ΔY = (I-A)-1 ΔX = Ma.ΔX ........................................................................................... (2.2) Keterangan: ΔY = Dampak yang diberikan neraca eksogen terhadap neraca endogen Ma= Matriks pengali neraca endogen yang menunjukkan pengaruh perubahan sebuah sektor terhadap sektor lainnya setelah melalui keseluruhan sistem SNSE ΔX= Perubahan neraca eksogen berupa injeksi yang diberikan pemerintah pada sektor konstruksi
2.3.2Stuctural Path Analysis (SPA) Rincian jalan dampak injeksi dianalisis menggunkaan Structural Path Analysis dapat ditulis sebagai berikut: (Defourny dan Thorbecke, 1984: 120-123) a.Pengaruh Langsung. ID (i → j) = aij ................................................................................................................................... (2.3) Keterangan:
ID (i → j) = pengaruh langsung dari kolom i ke baris j aij
= kekuatan
dari pengaruh transmisi sektor i ke
sektor j
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 34
b.Pengaruh Total IT (i → j) = ID (i → j) Mp ............................................................................... (2.4) Keterangan:
IT (i → j) = pengaruh total dari kolom i ke baris j ID (i → j) = pengaruh langsung dari kolom i ke baris j Mp
= multiplier sepanjang jalur p
c.Pengaruh Global IG (i → j) = Maji =
Keterangan:
=
Mp ................ (2.5)
IG (i → j) = pengaruh global dari kolom i ke baris j Maji
= elemen ke (j,i) pada matriks multiplier Ma
IT (i → j) = pengaruh total dari kolom i ke baris j ID (i → j) = pengaruh langsung dari kolom i ke baris j Mp
= multiplier sepanjang jalur p
2.3.3 Produk Domestik Bruto Dampak simulasi injeksi terhadap produk domestik bruto (PDB) diformulasikan sebagai berikut: Y = r + w + i+ p .............................................................................................(2.6) Keterangan: Y
= Pendapatan nasional
r
= Rent/sewa
w
= Wage/ upah
i
= Interest
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 35
p
= Profit/laba
2.3.4 Distribusi Pendapatan Rumah tangga Untuk menghitung dampak injeksi terhadap distribusi pendapatan rumah tangga menggunakan rumus umum Koefisien Gini dijelaskan pada persamaan di bawah ini GR = 1-
................................................ (2.7)
Sumber: Laksani (2010) dalam Rifai (2012) Keterangan : GR : Koefisien Gini fpi
: frekuensi penduduk dalam kelas pendapatan ke-i
Fci
: frekuensi kumulatif dari total pendapatan dalam kelas pendapatan ke-i
Fci-1 : frekuensi kumulatif dari total pendapatan dalam kelas pendapatan ke (i-1)
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 36
2.5 Kerangka Berpikir Latar Belakang Sektor konstruksi berdampak besar bagi perekonomian
Teori 1.Investasi 2.Pendapatan Nasional 3.Distribusi Pendapatan 4 SNSE
Investasi di Sektor konstruksi semakin meningkat Ketimpangan distribusi pendapatan meningkat
Penelitian terdahulu
Model Analisis 1. Dampak total injeksi 2. SPA 3. PDB 4. Distribusi Pendapatan
Hasil olah data SNSE 2008
Simulasi injeksi Rp 50,5 Miliar pada sektor konstruksi
Hasil Simulasi
Dampak Terhadap:
Dampak perekonomian:
1.Faktor Produksi 2.Rumah tangga 3.Sektor Produksi
1.Produk domestik bruto 2.Distribusi pendapatan RT
Rekomendasi kebijakan/ Saran Gambar 2.5 Kerangka Berpikir
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 37
Gambar 2.5 menunjukkan kerangka berpikir pada penelitian ini. Kerangka berfikir dimulai dengan peran sektor konstruksi dalam perekonomian Indonesia yang dinilai memiliki potensi besar, sehingga pemerintah melakukan langkah strategis dengan meningkatkan investasi di sektor konstruksi, lebih dari 50 persen investasi sektor konstruksi dilokasikan pada jalan, jembatan dan pelabuhan atau menurut nesparnas masuk dalam bidang pariwisata, namun investasi pada sektor konstruksi yang semakin meningkat menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan. Teori yang digunakan untuk membangun model adalah teori investasi, pendapatan nasional, distribusi pendapatan dan SNSE serta dari penelitian terdahulu. Dampak injeksi yang dilakukan pemerintah pada sektor konstruksi akan dianalisis menggunakan dampak total injeksi, SPA, PDB, dan distribusi pendapatan rumah tangga. Dari perhitungan SNSE disimulasi dengan memberikan injeksi sebesar Rp 50,5 miliar pada sektor konstruksi, kemudian dilihat dampak terhadap faktor produksi, rumah tangga dan sektor produksi, serta digunakan untuk mengetahui dampak terhadap perekonomian berupa produk domestik bruto dan distribusi pendapatan rumah tangga, hasil identifikasi ini digunakan untuk melihat rumah tangga mana saja yang mendapatkan pembagian distribusi pendapatan terkecil dan terbesar yang menyebabkan ketimpangan, selanjutnya akan dibahas rekomendasi kebijakan atau saran berdasarkan temuan dalam penelitian ini.
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif menggunakan data SNSE. Analisis dilakukan dengan menggunakan teknik matematis berupa matriks pengali neraca dan dekomposisi matriks yaitu matriks pengali transfer, matriks pengali lompatan terbuka (open loop) dan matriks pengali lompatan tertutup (close loop). Semua teknik matematis dalam penelitian ini menggunakan program Microsoft office excel untuk melakukan agregasi dan mengolah data, sedangkan untuk menganalisis jalur structural keterkaitan antar neraca menggunakan program MATS (Matrix Accounts Transformation System).
3.2 Identifikasi Variabel Tabel matriks SNSE dalam penelitian ini berukuran 54 x 54 (Lampiran I). Menurut Daryanto dan Hafizrianda (2010; 125) dalam SAM Indonesia terdiri dari empat neraca utama yaitu, faktor produksi, neraca institusi, neraca sektor produksi, dan neraca eksogen. 1.
Variabel dalam neraca faktor produksi, termasuk didalamnya adalah tenaga kerja dan modal. Secara baris, neraca ini memperlihatkan penerimaan yang berasal dari upah dan sewa, juga menggambarkan pendapatan remitance dan pendapatan modal. Secara kolom menunjukkan revenue yang didistribusikan ke rumah tangga sebagai pendapatan tenaga kerja, distribusi ke perusahaan,
38 SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 39
keuntungan yang bukan dari perusahaan, serta keuntungan perusahaan setelah dikurangi pembayaran pemerintah. 2.
Variabel dalam neraca institusi, mencakup rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah. Penerimaan rumah tangga berasal dari pendapatan faktor-faktor produksi serta berbagai macam bentuk transfer pendapatan diantaranya dari rumah tangga itu sendiri, pemerintah, perusahaan (berupa asuransi), dan dari luar negeri. Sementara itu pengeluaran rumah tangga ditujukan untuk konsumsi barang-barang dan pajak pendapatan, serta sebagian dimasukan untuk saving dalam neraca modal. Pada perusahaan, penerimaan berasal dari keuntungan yang diperoleh sebagian dari transfer, sedangkan pengeluaran berupa pembayaran pajak dan transfer. Untuk pemerintah, penerimaan berasal dari pajak dan transfer pendapatan dari luar negeri, sedangkan pengeluaran berupa subsidi, konsumsi barang dan jasa serta transfer ke rumah tangga.
3.
Variabel dalam neraca sektor produksi, mendefinisikan tentang transaksi pembelian bahan-bahan mentah, barang-barang antara dan sewa untuk memproduksi suatu komoditas. Secara kolom, semua transaksi tersebut merupakan pengeluaran yang meliputi permintaan antara, upah, sewa, dan value added dari pajak. Sedangkan pada baris, semua transaksi dianggap sebagai penerimaan yang meliputi penjualan domestik, subsidi ekspor dan pendapatan.
4.
Variabel dalam neraca eksogen, yang memuat neraca modal dan transaksi luar negeri atau rest of the world. Dari sisi penerimaan (secara baris) berupa
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 40
pemasukan dalam bentuk tabungan rumah tangga, swasta dan pemerintah sedangkan dari sisi pengeluaran (secara kolom) berupa investasi. 5.
Variabel Sektor kontruksi sektor konstruksi, meliputi konstruksi bangunan tempat tinggal bangunan, bukan tempat tinggal, prasarana pertanian, jalan, jembatan, pelabuhan, bangunan untuk instalasi listrik, gas dan air, komunikasi serta bangunan lainya.
3.3 Definisi Operasional Neraca dalam SNSE dan Variabel Definisi operasional adalah mendefinisiakan neraca dalam SNSE dan variabel yang telah diidentifikasi agar dapat dioperasionalkan, sebagai berikut: 1.
Neraca faktor produksi, menunjukkan pendapatan dan pengeluaran dari tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tabel 3.1 Klasifikasi Tenaga Kerja Berdasarkan SNSE Klasifikasi SNSE Pertanian Produksi
Tata Usaha
Kepemimpinan
Deskripsi Buruh tani dan petani pemilik lahan Operator alat berat, tukang batu, tukang kayu dan buruh kasar pada sektor-sektor yang menyediakan input bagi sektor konstruksi Pekerjaan di perusahaan konstruksi, pekerjaan pada sektor yang menyediakan input bagi sektor konstruksi dan penjual bahan baku konstruksi Manajer perusahaan konstruksi, arsitek, insinyur sipil, teknisi, manajer, profesional dan teknisi pada sektor konstruksi yang menyediakan input bagi sektor konstruksi.
Sumber: BPS, 2008
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 41
tenaga kerja terdiri dari pertanian serta non pertanian, penerima upah dan gaji atau bukan penerima upah dan gaji, di desa maupun di kota, juga bukan tenaga kerja/modal dalam satuan miliar rupiah dengan kode 1 sampai 17. 2. Neraca institusi, mencakup pendapatan dan pengeluaran dari perusahaan, pemerintah dan rumah tangga pertanian dan bukan pertanian. Tabel 3.2 Klasifikasi Rumah Tangga Berdasarkan SNSE Klasifikasi Buruh Tani
Pengusaha Pertanian
Golongan Bawah
Bukan Angkatan Kerja Golongan Atas
Deskripsi Petani yang tidak memiliki lahan dan menggarap lahan yang bukan miliknya Pemilik lahan pertanian yang berkerja sendiri maupun yang memperkerjakan orang lain Pengusaha konstruksi skala kecil, buruh konstruksi, pekerja bergaji rendah dan buruh di sektor yang menyediakan input bagi sektor konstruksi Penerima pensiun dan penerima transfer (penerima tanpa balas jasa) Pengusaha konstruksi skala besar, pekerja bergaji tinggi, arsitek, insiyur sipil, teknisi dan profesional yang berkerja pada sektor yang menyediakan input bagi sektor konstruksi
Sumber: BPS, 2008 Rumah tangga pertanian dikelompokkan menjadi buruh dan pengusaha pertanian, sedangkan rumah tanggga bukan pertanian di desa maupun di kota dikelompokkan menjadi golongan bawah, bukan angkatan kerja, serta golongan atas dalam satuan miliar rupiah yang berkode 18 sampai 26. Pemerintah dengan kode 27 dipindahkan ke neraca eksogen, karena pemerintah
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 42
memberikan pengaruh perubahan kepada neraca endogen berupa investasi di sektor konstruksi 3. Neraca sektor produksi, merupakan neraca yang menjelaskan pendapatan dan pengeluaran dari 22 sektor produksi dalam satuan miliar rupiah dengan kode 28 sampai 49. Sektor produksi meliputi sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor industri, sektor konstruksi, sektor perdagangan dan sektor jasa. Sektor konstruksi, yang akan diberikan injeksi terdapat dalam neraca sektor produksi dengan kode 41. 4. Neraca eksogen, merupakan neraca yang menguraikan pendapatan dan pengelauran pada neraca eksogen dengan satuan miliar rupiah yang terdari (1) komoditi impor dengan kode 50; (2) pemerintah dengan kode 27; (3) neraca kapital dengan kode 51; (4) pajak tidak langsung dengan kode 52; (5) subsidi dengan kode 53; dan (6) luar negeri dengan kode 54. 5. Injeksi merupakan perubahan pada neraca eksogen, pada penelitian ini yang mengalami perubahan adalah investasi yang dilakukan oleh pemerintah sebesar Rp 50,5 miliar pada sektor konstruksi yang berdasar pada proporsi investasi bidang pariwisata dalam neraca pariwisata nasional (Nesparnas)
3.4
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
tersebut terdiri dari data utama dan data penunjang. Data utama yang digunakan dalam penelitian ini berupa data dalam tabel SNSE Indonesia tahun 2008 yang bersumber dari BPS. Data penunjang yang digunakan pada penelitian ini terdiri
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 43
dari: (1) tabel pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2001-2014, tabel ketimpangan distribusi pendapatan tahun 2010-2014 yang bersumber dari BPS; (2) tabel jumlah investasi bidang pariwisata yang bersumber dari neraca satelit pariwisata nasional (Nesparnas); (3) data penunjang atau data yang berhubungan dengan pokok bahasan dan permasalahan dari penelitian yang bersumber dari studi literatur/studi pustaka.
3.5
Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menghimpun dan menganalisis buku, laporan dan dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis maupun elektronik berupa teks, gambar, dan angka dari sumber BPS, Kementerian pariwisata dan neraca satelit pariwisata nasional. Semua data ditabulasi ke dalam perangkat lunak Microsoft office excel dan ditampilkan dalam bentuk tabel atau gambar sesuai dengan kebutuhan. Setelah data terkumpul, prosedur selanjutnya adalah pengolahan data. Data utama dalam penelitian ini adalah data SNSE Indonesia tahun 2008. Data SNSE 105 x 105 diagregasi menjadi 54 x 54, karena tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan neraca eksogen berupa investasi yang dilakukan pemerintah terhadap faktor produksi, golongan rumah tangga dan sektor produksi dengan ketentuan sebagai berikut: 1.
menggabungkan neraca komoditi domestik (baris/kolom 54 sampai 77) kepada neraca sektor produksi (baris/kolom 28 sampai 51), sehingga menjadi 24 baris/kolom saja;
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 44
2.
menggabungkan margin perdagangan (baris/kolom 52) kepada perdagangan (baris/kolom 42);
3.
menggabungkan margin pengangkutan (baris/kolom 53), sektor angkutan darat (baris/kolom 45), sektor angkutan udara, air dan komunikasi (baris/kolom 46) serta jasa penunjang angkutan dan pergudangan menjadi satu sektor produksi yaitu pengangkutan dan komunikasi (baris/kolom 45);
4.
menggabungkan neraca impor (baris/kolom 78-101) menjadi satu kolom/baris saja, yaitu (kolom/baris 50);
5.
memindahkan variabel pemerintah (baris/kolom 27) ke neraca eksogen. Setelah melakukan agregasi, data SNSE siap diolah berdasarkan model dengan melakukan perhitungan pengali neraca dan dekomposisi pengali yang terdiri dari pengali transfer (Ma1), pengali open loop (Ma2), dan pengali closed loop (Ma3).
3.6
Teknik Analisis Terdapat beberapa tahap untuk menganalisis tujuan dari penelitian ini. (1)
Menghitung dampak total dari injeksi pada sektor konstruksi untuk mengetahui perubahan pada pendapatan faktor produksi, rumah tangga dan sektor produksi; (2) untuk mengetahui rincian jalan dampak injeksi pada sektor konstruksi terhadap faktor produksi dan distribusi pendapatan rumah tangga menggunakan SPA; (3) perubahan pendapatan faktor produksi dijadikan acuan untuk mengetahui perubahan PDB; dan (4) perubahan pendapatan pada golongan rumah tangga dihitung menggunakan Koefisien Gini.
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 45
3.6.1 Pengali Neraca dengan Analisis Invers Leontief Berdasarkan Tabel 2.1 skema agregatif SNSE dapat dirumuskan sebuah persamaan matriks sebagai berikut: Y = T + X................................................................................................ (3.1) Matriks T merupakan matriks transaksi antar blok dalam neraca endogen yang dapat dituliskan dibawah ini
T=
............................................................................... (3.2)
Distribusi pendapatan dalam neraca endogen dapat dirinci sebagai berikut: 1. Jumlah pendapatan Faktor Produks: Y1 = T13 + X1........................................................ (3.3) 2. Jumlah pendapatan Institusi : Y2 = T21 + T22 + X2......................................................... (3.4) 3. Jumlah pendapatan Sektor Produksi : Y3 = T32 + T33 + X3 .......................... (3.5) Sedangkan pengeluaran dalam neraca endogen dapat dirinci menjadi: 1.Jumlah pengeluaran Faktor produksi : Y’1 = T21 + L1 .................................. (3.6) 2.Jumlah pengeluaran Institusi : Y’2 = T22 + T32 + L2 ...................................... (3.7) 3.Jumlah Pengeluaran Sektor Produksi : Y’3 = T13 + T33 + L3 ........................ (3.8) Semua elemen pada setiap submatiks Tij dibagi dengan nilai total kolom ke-j pada matriks T, sehingga diperoleh sub matriks Aij atau nilai kecenderungan pengeluaran rata-rata. Elemen Aij dapat ditulis sebagai berikut: Aij = TijYj-1atau Tij = AijYj ...................................................................................................... (3.9) Dimana:
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 46
Aij
: submatriks A pada baris ke-i dan kolom ke-j
Tij
: submatriks T untuk neraca endogen pada baris ke-i dan kolom ke-j
Yj-1 : matriks diagonal yang elemen-elemennya merupakan nilai-nilai total kolom yang terdapat pada vektor kolom Yj’ Dari persamaan (3.3), (3.4), dan (3.5) dapat disusun dalam bentuk matriks sebagai berikut :
=
+
.............................................................(3.10)
Di mana: Aij =
matriks koefisien pengeluaran rata-rata
Xi =
vektor matriks dari penjumlahan baris dalam sub matrik Ti4 (Ai4 Y4), untuk i= 1, 2, 3.
Y1 =
matriks jumlah pendapatan faktor produksi
Y2 =
matriks jumlah pendapatan institusi
Y3 =
matriks jumlah pendapatan sektor produksi Jika persamaan (3.1) dibagi dengan Y, maka diperoleh
Y/Y = T/Y + X/Y ...........................................................................................(3.11) Karena dalam persamaan (3.9), A = T/Y maka persamaam (3.11) diuraikan menjadi: I
= A + X/Y
I–A
= X/Y
(I – A) Y
=X
Y
SKRIPSI
= (I – A)-1 X .......................................................................(3.12)
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 47
Jika Ma = (I – A)-1, maka Y= MaX ....................................................................................(3.13) Dari persamaan (3.10), dapat ditulis secara matematis sebagai berikut: Y1 = A13 Y3 + X1 .........................................................................................(3.14) Y2
= A22 Y2 + (A21 Y1 + X2) = (I – A22)-1 A21 Y1 + (I-A22)-1 X2 = A*21 Y1 + (I-A22)-1 X2 ........................................................................(3.15)
Y3
= A33 Y3 + (A32 Y2 +X3) = (I – A33)-1 A32 Y2 + (I – A33)-1 X3 = A*32 Y2 + (I – A33)-1 X3
................................................................................................... (3.16)
Dalam uraian matematis pengali neraca, matriks A merupakan matriks yang berisi koefisisen-koefisien yang menunjukkan pengaruh langsung dari perubahan yang terjadi pada sebuah sektor terhadap sektor lainnya. Adapun Ma adalah matriks pengali yang menunjukkan pengaruh global dari perubahan sebuah sektor terhadap sektor lainnya setelah melalui keseluruhan sistem dalam SNSE.
3.6.2 Dekomposisi Pengali Pyatt dan Round (1985: 162), melakukan dekomposisi terhadap matriks accounting Multiplier Ma, dimana hasilnya dalam bentuk matematis: Ma = Ma3 Ma2 Ma1 Pengali Ma terjadi melalui beberapa tahapan yang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu Ma1, Ma2, dan Ma3. Pada persamaan (3.10), matrik A dapat ditulis sebagai berikut:
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 48
A=
=
+
Ȧ
=
+
Ä
……………………... (3.17)
Dari persaman (3.10) dan (3.17) dapat diuraikan dalam bentuk matematis sebagai berikut: Y = AY + X = ȦY + ÄY + X = (I- Ȧ)-1 ÄY + (1-Ȧ)-1 X = A*Y + (I-Ȧ)-1 X ............................................................................. (3.18) Dari persamaan (3.18), kedua sisi dikalikan dengan A* dan subtitusikan ke A*Y pada sisi kiri, sehingga menjadi persamaan baru: Y = A*2Y + (I + A*) (I - Ȧ)-1 X = (I - A*2)-1 (I + A*) (I - Ȧ)-1 X ........................................................ (3.19) Lakukan hal sama, kedua sisi persamaan (3.18) dikalikan dengan A*2 sehingga menjadi: Y = A*3Y + (I + A*2) (I - Ȧ) X = (I – A*3)-1 (I + A* + A*2) (I - Ȧ)-1 X................................................(3.20) Dari persamaan (3.20) dapat ditulis menjadi: Y
= (I – A*3)-1 (I + A* + A*2) (I - Ȧ)-1 X
Ma X = Ma3 Ma2 Ma1 X
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 49
Ma = Ma3 Ma2 Ma1.............................................................................(3.21) Persamaan (3.21) dapat ditulis dengan: Ma = I + (Ma1-I) + (Ma2-I) Ma1 + (Ma3-1) Ma2 Ma1 ...............................(3.22) Keterangan: I
= Matriks identitas
Ma
= Matriks pengali neraca
Ma1
= Matriks pengali transfer
Ma2
= Matriks pengali lompatan terbuka (open loop)
Ma3
= Matriks pengali lompatan tertutup (close loop)
3.6.2.1 Pengali Transfer (Ma1) Ma1 disebut pengali transfer, menunjukkan pengaruh dari satu blok neraca pada dirinya sendiri, yang dapat dirumuskan: Ma1 = (I – Ȧ)-1
..................................................................................(3.23)
Dimana, Ȧ=
..............................................................................(3.24)
Sehingga,
Ma1 =
..............................................(3.25)
Dengan pengali transfer (Ma1) dapat diketahui pengaruh injeksi sebuah sektor terhadap sektor lain dalam blok yang sama, setelah melalui keseluruhan
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 50
sistem dalam blok tersebut, sebelum berpengaruh terhadap blok lain. Dalam persamaan (3.25), dapat dilihat besarnya pengali transfer pada blok sektor produksi adalah (I-A33)-1, dapat diartikan misal ada injeksi pada sektor konstruksi akan berdampak pada output sektor konstruksi itu sendiri dan sektor-sektor produksi yang lain. Pada blok institusi, besarnya pengali transfer adalah (I-A22)-1, mengandung arti bahwa, misal pendapatan pengusaha pertanian meningkat, maka pendapatan pemerintah juga akan meningkat melalui penerimaan pajak. Blok faktor produksi dengan pengali transfer adalah I berarti, misalkan pendapatan petani desa meningkat hanya berpengaruh terhadap petani desa saja, tidak terhadap faktorfaktor produksi yang lain.
3.6.2.2 Pengali Open Loop (Ma2) Pengali open loop menunjukkan pengaruh langsung dari satu blok (neraca) ke blok (neraca) lain. Ma2 dapat dirumuskan menjadi: Ma2 = (I + A* + A*2) ............................................................................(3.26) = [ I + (I-Ȧ)-1 Ä + (1-Ȧ)-1Ä (I-Ȧ)-1Ä]..........................................(3.27) Dimana, A* merupakan matriks dengan: A*13 = A13 .............................................................................................(3.28) A*21 = (I – A22)-1 A21 ............................................................................(3.29) A*32 = (I-A33)-1 A32 ...............................................................................(3.30) Sedangkan sel yang lain berisi angka nol.
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 51
Ȧ=
..........................................................................(3.31)
Sehingga pengali Ma2 adalah:
Ma2 =
.....................................................(3.32)
Pengali open loop merupakan pengaruh dari satu blok ke blok yang lain aliran pendapatan terjadi dari blok sektor produksi ke blok faktor produksi, selanjutnya dari blok faktor produksi menuju blok institusi bergerak lagi menuju blok sektor produksi dan seterumya. Injeksi pada salah satu sektor dalam sebuah blok akan berpengaruh terhadap sektor lain di blok yang lain setelah melalui keseluruhan sistem dalam blok lain. Misal dilakukan injeksi berupa investasi pada sektor konstruksi berdampak pada peningkatan jumlah tenaga kerja, terbukti bahwa perubahan neraca sektor produksi menyebabkan perubahan pada nerca faktor produksi.
3.6.2.3 Pengali Close Loop (Ma3) Merupakan pengali yang menunjukkan pengaruh dari suatu blok (neraca) ke blok (neraca) lain, untuk kemudian kembali pada blok (neraca) semula. Dalam bentuk matriks Ma3 dapat ditulis sebagai berikut: Ma3 = (I - A*3)-1....................................................................................(3.33) = [ I – ( (I - Ȧ)-1 Ä (I - Ȧ)-1 Ä( I - Ȧ)-1 Ä) ]-1 .................................(3.34) Sehingga, pengali Ma3 dapat diuraikan dalam bentuk berikut:
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 52
Ma3= ............................................................................................................... (3.35)
Close Loop multiplier pada persamaan diatas menunjukkan bahwa proses pengali bekerja secara tidak langsung, yaitu dari blok neraca sektor produksi ke blok neraca faktor produksi, kemudian ke blok neraca institusi, selanjutnya kembali lagi ke blok neraca sektor produksi. Contoh
atau injeksi pada sektor produksi, akibat investasi pada sektor konstruksi, maka output sektor konstruksi akan meningkat. Untuk memenuhi output tersebut, diperlukan tambahan tenaga kerja yaitu dari blok faktor produksi, sehingga pendapatan rumah tangga juga meningkat.
3.6.3 Dampak Total Injeksi Perubahan neraca eksogen dapat dianalisis dalam bentuk shocks atau injections akibat simulasi kebijakan. Pengaruh perubahan tersebut ditransmisikan melalui matriks pengali neraca terhadap perubahan endogen, sehingga diketahui dampak perubahan terhadap output. Cara melakukan simulasi kebijakan tersebut dapat ditulis secara matematis (Pyatt dan Round: 189): ΔY = (I-A)-1 ΔX = Ma.ΔX ................................................................................................(3.36) Keterangan: ΔY = Dampak yang diberikan neraca eksogen terhadap neraca endogen
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 53
Ma = Matriks pengalineraca endogen yang menunjukkan pengaruh perubahan sebuah sektor terhadap sektor lainnya setelah melalui keseluruhan sistem SNSE ΔX = Perubahan neraca eksogen Simulasi kebijakan yang dianalisis dalam penelitian ini adalah pemberian injeksi sebesar Rp 50,5 Miliar. Injeksi ini diberikan pada salah satu sektor produksi dalam SNSE tahun 2008, yaitu sektor konstruksi. Dampak kebijakan tersebut adalah peningkatan pendapatan faktor produksi, pendapatan golongan rumah tangga, output sektor produksi, peningkatan PDB serta dampak terhadap distribusi pendapatan rumah tangga.
3.6.4 Structural Path Analysis (SPA) Structural path analysis (SPA) adalah metode yang pertama kali ditemukan oleh Defourny dan Thorbecke untuk mengidentifikasi seluruh jaringan yang berisi jalur yang menghubungkan pengaruh suatu sektor terhadap sektor lainnya (Daryanto dan Hafizrianda, 2010: 149) ada beberapa cara yang ditempuh suatu sektor untuk mentransmisikan pengaruhnya ke sektor lain. Suatu sektor bisa mengirimkan pengaruhnya secara langsung kepada suatu sektor, atau bisa juga mengirimkan pengaruhnya melalui sektor-sektor lain kemudian sampai ke sektor tujuan. Gambar (3.1a) merupakan jalur dasar dimana suatu sektor dapat mengirimkan pengaruhnya secara langsung, atau bisa juga mengirimkan pengaruhnya melalui sektor-sektor lain untuk kemudian sampai ke sektor tujuan
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 54
dan jalur untuk mengirimkan pengaruh tersebut dilalui tidak lebih dari satu kali. Sedangkan Gambar (3.1b) merupakan jalur sirkuit dimana jalur untuk mengirimkan pengaruh tersebut dilalui lebih dari satu kali. Dapat dilihat ilustrasi pada gambar sektor i mengirimkan pengaruhnya kepada sektor j melalui sektor x dan sektor y, tetapi setelah sampai sektor j pengaruh tersebut diteruskan ke sektor z dan kemuadian kembali ke sektor i, sehingga sektor i dilalui sebanyak dua kali.
Gambar 3.1 Jalur dalam SPA Menurut Defourny dan Thorbecke (1984: 120-123), didalam metodologi SPA terdapat tiga elemen penting, yaitu jalur pengaruh langsung (direct influence), pengaruh total (total influence) dan pengaruh global (global influence).
3.6.4.1 Pengaruh Langsung Menunjukkan perubahan pendapatan atau produksi j disebabkan oleh perubahan satu unit i, selama pendapatan atau produksi pada titik lain (kecuali pada jalur dasar yang dilalui dari i ke j) tidak mengalami perubahan. Ada 2 macam dampak langsung dari sektor I terhadap sektor j: a. Dampak langsung dari i ke j
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 55
ID (i → j) = aij .........................................................................................(3.37)
Gambar 3.2 Dampak Langsung dari jalur (i,j)
b. Dampak langsung dari i ke j melalui sektor-sektor lain ID (i → j) = ID (I, x, y, j) = axi ayx ajy ........................................................(3.38)
Gambar 3.3 Dampak Langsung dari jalur (i, x, y, j)
3.6.4.2 Pengaruh Total Pengaruh total (Total Influence) dari i ke j adalah perubahan dari i ke j baik melalui jalur dasar maupun sirkuit. IT merupakan perkalian antara pengaruh langsung (IT) dengan pengali jalur. IT (i → j) = ID (I → j) MP .........................................................................(3.39)
Gambar 3.4 Pengaruh Total dari jalur (i, x, y, j)
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 56
3.6.4.3 Pengaruh Global IG (i → j) = Maji =
=
Mp............................... (3.40)
Gambar 3.5 Pengaruh Global dari Seluruh Jalur Utama yang Menghubungkan Sektor i dan j
Pengaruh global (global influence) dari i ke j, mengukur keseluruhan pengaruh pada pendapatan atau output j yang disebabkan oleh satu unit parubahan i memiliki nilai yang sama dengan penjumlahan dari seluruh pengaruh total sepanjang jalur dasar i dan j.
3.6.5 Perhitungan Produk Domestik Bruto Untuk menghitung dampak investasi sektor konstruksi bidang pariwisata terhadap produk domestik bruto menggunakan pendekatan pendapatan yang diperoleh dari faktor produksi dan dapat dirinci sebagai berikut: Y = r + w + i+ p .............................................................................................(3.41)
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 57
Keterangan: Y
= Pendapatan nasional
r
= Rent/sewa
w
= Wage/ upah
i
= Interest/ bunga
p
= Profit/laba
3.6.6 Perhitungan Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pemerataan distribusi pendapatan rumah tangga. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Rifai (2012) untuk menganalisis distribusi pendapatan rumah tangga pada sistem neraca sosial ekonomi (SNSE), yaitu dengan menggunakan metode Koefisien Gini (Gini Ratio) seperti contoh pada Tabel 3.1 variabel yang digunakan adalah jumlah rumah tangga serta jumlah pendapatan rumah tangga pada blok institusi mulai dari buruh tani hingga golongan atas di kota.
GR = 1-
..............................................(3.42)
Sumber: Laksani (2010) dalam Rifai (2012) Keterangan : GR : Koefisien Gini fpi
: frekuensi penduduk dalam kelas pendapatan ke-i
Fci
: frekuensi kumulatif dari total pendapatan dalam kelas pendapatan ke-i
Fci-1 : frekuensi kumulatif dari total pendapatan dalam kelas pendapatan ke (i-1)
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Penelitian
4.1.1 Kondisi Umum Perekonomian Indonesia Berdasarkan SNSE Tahun 2008 Gambaran umum perekonomian Indonesia berdasarkan data SNSE tahun 2008 (Lampiran 2), bahwa perekonomian Indonesia terdiri dari neraca faktor produksi, neraca institusi, neraca sektor produksi dan neraca lainnya dalam skema kerangka sederhana. Dapat dilihat pendapatan faktor produksi tenaga kerja Indonesia pada tahun 2008 berjumlah Rp 2.692.617,74 miliar dan pendapatan kapital sebesar Rp 2.464.317,45 miliar, sehingga faktor produksi di Indonesia cenderung padat karya. Jumlah kedua pendapatan tersebut memberikan perkiraan produk domestik bruto (PDB) atas dasar biaya faktor (at factor costs) sebesar Rp 5.156.935 miliar, bila ditambah pajak tidak langsung neto sebesar Rp 104.048 miliar, maka PDB Indonesia pada tahun 2008 diperkirakan sebesar Rp 5.260.983,61 miliar. Penyumbang terbesar nilai tambah bruto nasional menurut klasifikasi lapangan usaha SNSE Indonesia 2008 adalah sektor perdagangan yaitu sebesar Rp 533.546,16 miliar, sedangkan penyumbang terkecil adalah sektor perhotelan sebesar Rp 26.417,81 miliar. Sektor perdagangan merupakan penyumbang nilai tambah bruto terbesar karena sebagai perantara dalam jual beli output yang dihasilkan dari sektor produksi, sedangkan perhotelan sebagai penyumbang nilai tambah bruto terkecil karena output dari sektor hotel berupa
58 SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 59
jasa kurang dibutuhkan oleh sektor-sektor lain sebagai input antara sehingga pendapatan yang diperoleh lebih kecil dibandingkan sektor lain. Faktor produksi menerima pendapatan dari berbagai sumber dan melakukan pengeluaran untuk berbagai keperluan. Pendapatan dari alokasi nilai tambah sektor produksi ke faktor produksi tenaga kerja dan faktor produksi bukan tenaga kerja sebesar Rp 5.156.935,19 miliar, faktor produksi menerima pendapatan dari sektor produksi sebagai balas jasa atas tenaga kerja dan modal yang diberikan berupa bunga, upah, laba. Pendapatan dari luar negeri sebesar Rp 8.364,71 miliar, sedangkan pengeluaran neraca faktor produksi terbesar dialokasikan ke golongan rumah tangga untuk membayar upah tenaga kerja sebesar Rp 3.477.455,21 miliar, selebihnya dialokasikan ke perusahaan. Institusi rumah tangga menerima pendapatan dari berbagai sumber dan melakukan pengeluaran untuk barbagai keperluan. Sebagian besar pendapatan institusi rumah tangga berasal dari faktor produksi, yaitu sebesar Rp 3.477.455,21 miliar, serta transfer antar institusi rumah tangga, perusahaan dan subsidi pemerintah, yaitu sebesar Rp 285.483,49 miliar dan selebinya dari transfer luar negeri ke rumah tangga. Institusi rumah tangga mengalokasikan sebagian besar dari total pendapatannya untuk konsumsi barang dan jasa domestik, yaitu sebesar Rp 2.973.367,48 miliar dan selebihnya untuk konsumsi barang dan jasa impor, tabungan dan membayar pajak pendapatan. Pendapatan institusi perusahaan pada tahun 2008 sebagian besar berasal dari faktor produksi bukan tenaga kerja, yaitu sebesar Rp 1.591.198,03 miliar dan pendapatan lainnya berasal dari transfer rumah tangga, transfer antar perusahaan,
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 60
subsidi pemerintah serta perdagangan luar negeri. Pendapatan institusi perusahaan sebagian besar dialokasikan untuk pendapatan perusahaan yang tidak dibagikan, membayar pajak pendapatan pada pemerintah dan dialokasikan ke rumah tangga yaitu sebesar Rp 869.607,53 miliar, selebihnya untuk tabungan serta dialokasikan ke luar negeri. Pendapatan institusi perusahaan paling besar berasal dari faktor produksi bukan tenaga kerja/modal karena modal sangat diperlukan dalam institusi perusaahaan untuk pembelian input yang berada di sektor-sektor produksi. Pendapatan pada Institusi pemerintah sebagian besar berasal dari pajak penghasilan perusahaan yaitu sebesar Rp 916.802,43 miliar, selebihnya berasal dari pajak tidak langsung, transfer antar pemerintah, pajak langsung rumah tangga dan transfer dari luar negeri. Dari total pendapatan yang diterima, institusi pemerintah mengalokasikan untuk belanja barang dan jasa. Pengeluaran pemerintah lainnya adalah untuk transfer dan pemberian subsidi ke rumah tangga serta tabungan pemerintah. Berdasarkan SNSE sektor produksi menerima pendapatan dari produk domestik sebesar Rp 10.175.382,48 miliar dan subsidi pemerintah sebesar Rp 199.701,98 miliar. Sektor produksi harus membayar penggunaan faktor produksi tenaga kerja dan faktor produksi bukan tenaga kerja. Sektor produksi membayar sebesar Rp 4.190.140,35 miliar untuk pengadaan input antara (intermediate input) produk domestik dan untuk pengadaan input antara produksi impor sebesar Rp 1.028.008,91 miliar.
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 61
4.1.2 Distribusi Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Berdasarkan SNSE Tahun 2008 Dalam SNSE Indonesia, institusi rumah tangga terdiri dari rumah tangga pertanian dan bukan pertanian. Rumah tangga pertanian dikelompokkan menjadi buruh dan pengusaha pertanian, sedangkan bukan pertanian masing-masing di desa serta di kota dikelompokkan menjadi golongan bawah, bukan angkatan kerja dan golongan atas. Lampiran 3 menguraikan bahwa pendapatan rumah tangga diperoleh dari berbagai sumber. Pendapatan terbesar diperoleh dari upah dan gaji sebesar Rp 2.688.905,27 miliar, selebihnya berasal dari pendapatan kapital dari balas jasa modal sebesar Rp 43.364,57 miliar, penerimaan transfer dari rumah tangga sebesar Rp 43.364,57 miliar, penerimaan transfer dari perusahaan sebesar Rp 43.085,00 miliar, penerimaan transfer dari pemerintah/subsidi sebesar Rp 199.033,92 miliar, dan penerimaan transfer dari luar negeri sebesar Rp 63.505,87 miliar. Lampiran 4 mendeskripsikan bahwa diantara delapan golongan rumah tangga dalam SNSE, rumah tangga buruh tani memiliki pendapatan perkapita terendah, yaitu Rp 3.569,67 ribu, sedangkan rumah tangga golongan atas bukan pertanian di kota mempunyai pendapatan perkapita tertinggi, yaitu sebesar Rp 30.557,49 ribu. Rumah tangga yang berada di kota memiliki pendapatan lebih tinggi dibandingkan dengan rumah tangga yang berada di desa, sehingga dapat disimpulkan bahwa distribusi pendapatan pada golongan rumah tangga belum merata, karena rumah tangga yang berada di kota memiliki pendapatan lebih tinggi. Total pengeluaran rumah tangga diperkirakan sebesar Rp 8.983.379,76 miliar. Pengeluaran rumah tangga sebagian besar dialokasikan untuk konsumsi
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 62
komoditas domestik yaitu sebesar Rp 2.973.367,48 miliar, selebihnya digunakan untuk pengeluaran transfer rumah tangga sebesar Rp 43.364,57 miliar, pengeluaran transfer untuk perusahaan sebesar Rp 35.164,37 miliar, pengeluaran transfer untuk pemerintah berupa pajak tidak langsung sebesar Rp 85.073,47 miliar, pengeluaran konsumsi untuk komoditas impor sebesar Rp 344.737,27 miliar dan tabungan sebesar Rp 325.444,11 miliar. Pengeluaran konsumsi terbesar dilakukan oleh rumah tangga golongan atas di kota, yaitu sebesar Rp 672.628,57 miliar, sedangkan pengeluaran konsumsi terkecil dilakukan oleh bukan angkatan kerja di desa yaitu sebesar Rp 158.015,28 miliar. Jika dianalisis dari rata-rata pengeluaran perkapita (Lampiran 4), pengeluaran konsumsi perkapita terbesar dilakukan oleh rumah tangga golongan atas di kota, yaitu sebesar Rp 33.221,05 ribu dan pengeluaran konsumsi perkapita terkecil adalah golongan rumah tangga buruh tani sebesar Rp 5.486,99 ribu. Tingkat konsumsi buruh tani masih sangat rendah karena pendapatan yang diterima juga rendah. Konsumsi akhir rumah tangga golongan atas di kota mencapai enam kalinya konsumsi akhir rumah tangga buruh tani.
4.1.3 Sektor Konstruksi dalam SNSE 2008 Berdasarkan SNSE 2008, sektor konstruksi meliputi konstruksi bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat tinggal, prasarana pertanian, jalan, jembatan, pelabuhan, bangunan untuk instalasi listrik, gas dan air, komunikasi serta bangunan lainya. Jumlah pendapatan maupun pengeluaran pada sektor konstruksi sebesar Rp 2.463.964 miliar. Pendapatan pada sektor konstruksi
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 63
berasal dari pembelian input antara oleh sektor produksi lainnya, yaitu sebesar Rp 1.302.273,407 miliar, sektor lain yang paling banyak menggunakan output dari sektor konstruksi adalah sektor perdagangan yaitu sebesar Rp 28.211,6 miliar, karena sektor perdangan sangat membutuhkan output dari sektor konstruksi berupa jalan, jembatan dan pelabuhan untuk kelancaran pendistribusian barang, sedangkan sektor lain yang paling sedikit menggunakan output dari sektor konstruksi adalah perhotelan, yaitu sebesar Rp 32,87 miliar karena pada sektor perhotelan dihitung berdasarkan jasa atau pelayanan yang diberikan bukan dari bangunan yang ada. Pendapatan lain berasal dari institusi pemerintah, yaitu sebesar Rp 17.135,068 miliar dan berasal investasi sebesar Rp 1.144.105,97 miliar, investasi tersebut berasal dari swasta maupun pemerintah. Pendapatan sektor konstruksi digunakan untuk berbagai pengeluaran, seperti pengeluaran untuk alokasi nilai tambah ke faktor produksi sebesar Rp 427.655,07 miliar, faktor produksi yang menerima nilai tambah terbesar adalah faktor produksi bukan tenaga kerja/modal, yaitu sebesar Rp 226751,2 miliar, faktor produksi bukan tenaga kerja/modal menerima nilai tambah terbesar karena sektor konstruksi merupakan sektor padat modal. Faktor produksi yang mendapatkan nilai tambah terkecil merupakan faktor produksi tata usaha, penjualan dan jasajasa bukan penerima upah dan gaji di desa, karena pembagunan konstruksi lebih banyak dilakukan di kota. Pengeluaran untuk pembelian input antara dari sektor lain sebesar Rp 1.858.749,84 miliar, sektor konstruksi paling banyak melakukan pengeluaran untuk pembelian output industri kertas, percetakan, alat angkutan dan barang dari
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 64
logam yaitu sebesar Rp 217.801,12 miliar, karena output dari sektor industri kertas, percetakan, alat angkutan dan barang dari logam, berupa alat-alat logam, mesin penggerak dan alat ukur yang sangat dibutuhkan sebagai input sektor konstruksi, sedangkan sektor lain yang paling sedikit menggunakan output dari sektor konstruksi adalah industri permintalan, tekstil, pakainan dan kulit yaitu hanya sebesar Rp 515,5 miliar, karena output dari sektor tersebut berupa benang, kapuk, rajutan, permadani dan kulit bukan merupak input bagi sektor konstruksi. Pengeluaran untuk membeli input yang berasal dari luar negeri sebesar Rp 153.572,91 miliar dan pengeluaran untuk pajak tidak langsung sebesar Rp 23.986,6 miliar.
4.2
Hasil dan Pembahasan
4.2.1 Implikasi Injeksi pada Sektor Konstruksi Implikasi injeksi pada sektor konstruksi dianalisis melalui matriks pengali dan dekomposisi pengali. Analisis dekomposisi pengali digunakan untuk menunjukkan proses pengali secara jelas, sehingga dapat menguraikan keterkaitan antar neraca endogen dalam model SNSE akibat adanya injeksi pada neraca eksogen. Beradasarkan besaran pengali SNSE dapat diketahui sektor yang sebaiknya mendapat alokasi investasi, agar berdampak terhadap peningkatan produk domestik bruto dan pemerataan distribusi pendapatan rumah tangga. Untuk mengukur jumlah investasi sektor konstruksi bidang pariwisata yang dilakukan oleh pemerintah digunakan data pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang diturunkan dari data produk domestik bruto (PDB) tahun 2016.
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 65
Dalam pemahaman PDB, PMTB juga dimaksud sebagai investasi, mengacu pada nesparnas tahun 2013, total investasi bidang pariwisata yang dilakukan oleh pemerintah sebesar 0,25 persen selanjutnya pemerintah mengalokasikan pada sektor konstruksi sebesar 15,86 persen, sehingga investasi bidang pariwisata yang dilakukan oleh pemerintah pada sektor konstruksi, yaitu sebesar Rp 50,5 miliar.
4.2.1.1 Dampak Total Injeksi pada Sektor Konstruksi terhadap Pendapatan Faktor Produksi, Pendapatan Golongan Rumah Tangga dan Output Sektor Produksi Koefisien pengali Ma, adalah nilai yang menunjukkan pengaruh global yang ditransmisikan dari suatu sektor terhadap sektor lain akibat adanya injeksi. Pengaruh global terjadi melalui banyak tahapan, proses serta keterkaitannya dapat diuraikan menggunakan dekomposisi pengali. Dekomposisi pengali dibagi menjadi tiga komponen, yaitu: (1) pengali transfer (Ma1-1), yang menunjukkan pengaruh dari satu blok neraca pada dirinya sendiri. Pada penelitian ini, pengali transfer menunjukkan nilai dari dampak injeksi pada sektor konstruksi terhadap output sektor produksi saja karena matriks pengali transfer hanya menunjukkan pengaruh pada blok yang sama; (2) pengali open loop [(Ma2-I) Ma1], menunjukkan pengaruh langsung dari satu blok neraca ke blok neraca lain. Dampak pengali open loop hanya bersifat sementara karena hanya menunjukkan pengaruh dari satu blok neraca tertentu ke blok neraca yang lain. Pengali open loop juga disebut dampak jangka menengah. Dalam penelitian ini pengali open loop menunjukkan nilai dari dampak kebijakan injeksi di sektor konstruksi terhadap faktor produksi dan rumah tangga karena matriks pengali open loop
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 66
menunjukkan pengaruh pada blok yang lain; (3) pengali close loop [(Ma3-I) Ma2 Ma1], menunjukkan pengaruh dari suatu blok neraca ke blok neraca lain, kemudian kembali pada blok neraca semula. Pengali Close loop dapat dianggap sebagai dampak arus balik. Pada penelitian ini, pengali close loop menunjukkan dampak injeksi pada sektor konstruksi terhadap faktor produksi dan rumah tangga kemudian kembali pada sektor produksi. Pengali close loop disebut juga dampak jangka panjang. Lampiran 6 menguraikan dekomposisi pengali sektor kontruksi pada neraca faktor produksi, institusi dan sektor produksi. Pada neraca faktor produksi terlihat bahwa yang menerima pengali terbesar dari injeksi pada sektor konstruksi adalah bukan tenaga kerja/modal dengan nilai pengali sebesar 0,638, dengan pengali open loop dan pengali close loop masing-masing berkontribusi sebesar 0,395 dan 0,243, kemudian penerima pengali terbesar di urutan kedua adalah tenaga kerja produksi, operator alat angkutan, manual serta buruh kasar penerima upah/gaji dikota sebesar 0,136, sedangkan yang menerima pengali terkecil adalah kepemimpinan, ketatalaksanaan, militer, profesional dan teknisi bukan penerima upah dan gaji di desa yaitu, sejumlah 0,005, dengan pengali open loop dan pengali close loop masing-masing 0,003 dan dan 0,001. Pada golongan rumah tangga, terlihat bahwa rumah tangga yang memiliki nilai pengali terbesar adalah rumah tangga bukan pertanian golongan atas dikota sebesar 0,192, selanjutnya rumah tangga yang menerima manfaat terbesar kedua adalah rumah tangga golongan bawah dikota dengan nilai pengali sebesar 0,186, sedangkan rumah tangga buruh pertanian menerima pengali terkecil dengan
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 67
jumlah 0,033, dengan pengali open loop dan pengali close loop masing-masing 0,013 dan 0,020. Pada neraca sektor produksi, sektor yang memiliki nilai pengali terbesar adalah sektor konstruksi itu sendiri, yaitu 2,021 dengan pengali transfer dan pengali close loop masing-masing sebesar 1,001 dan 0,020, selanjutnya penerima pengali terbesar kedua adalah industri kertas, percetakan, alat angkutan dan barang dari logam dan industri sebesar 0,646, sedangkan perhotelan menerima pengali terkecil dengan jumlah 0,007, dengan pengali open loop dan close loop masing-masing 0,003 dan 0,004. Dampak total injeksi yang dikeluarkan pemerintah pada sektor konstruksi dapat dilihat melalui matriks pengali. Matriks pengali dapat menunjukkan perubahan neraca eksogen berupa injeksi sebesar Rp 50,5 miliar pada sektor konstruksi terhadap perubahan neraca endogen berupa pendapatan faktor produksi, pendapatan golongan rumah tangga dan output sektor produksi. Dampak terhadap pendapatan faktor produksi dapat dilihat melalui baris neraca faktor produksi dan kolom konstruksi, dampak terhadap pendapatan golongan rumah tangga dilihat melalui baris neraca institusi golongan rumah tangga dan kolom sektor konstruksi, sedangkan dampak terhadap output sektor produksi dilihat melalui baris neraca sektor produksi dan kolom sektor konstruksi. Tabel 4.1 menguraikan dampak total injeksi dari pemerintah berupa investasi sektor konstruksi bidang pariwisata terhadap pendapatan faktor produksi. Dampak (keuntungan) total yang diterima oleh faktor produksi akibat injeksi yang dilakukan pemerintah sebesar Rp 50,5 miliar pada sektor konstruksi
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 68
adalah Rp 67,73 miliar. Tenaga kerja yang menerima peningkatan pendapatan tertinggi adalah tenaga kerja produksi penerima upah dan gaji dikota (kode 6), selanjutnya tenaga kerja produksi penerima upah dan gaji di desa (kode 5) dan tenaga kerja tata usaha penerima upah dan gaji di kota (kode 10), sedangkan tenaga kerja yang menerima peningkatan pendapatan terkecil adalah tenaga kerja kepemimpinan bukan penerima upah dan gaji di desa (kode 15), selanjutnya tenaga kerja pertanian penerima upah dan gaji di kota (kode 2) dan tenaga kerja pertanian bukan penerima upah dan gaji di kota (kode 4). Tenaga kerja pertanian di kota mendapatkan manfaat terkecil karena lahan pertanian di kota sangat sedikit, sehingga pendapatan yang diperoleh dari output produksi juga sedikit. Tenaga kerja sektor konstruksi paling banyak berasal dari tenaga kerja produksi, operator, alat angkutan, manual dan buruh kasar karena 23,43 persen nilai tambah sektor konstruksi dialokasikan untuk tenaga kerja produksi, operator, alat angkutan, manual dan buruh kasar (kode 5-8), sesuai yang tertera dalam Tabel 3.1, yang termasuk dalam kategori tenaga kerja tersebut adalah operator alat berat, tukang batu, tukang kayu dan buruh kasar pada sektorsektor yang menyediakan input bagi sektor konstruksi, sehingga balas jasa berupa upah dan gaji yang didapat lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja lain karena, tenaga kerja tersebut terlibat langsung dalam pembangunan serta perbaikan infrastruktur dan konstruksi pada bidang pariwisata. Sebagian besar dari tenaga kerja produksi, operator alat angkutan, manual dan buruh kasar berada di kota (kode 6) mendapatkankan manfaat lebih besar, karena pembangunan infrastruktur dan konstruksi lebih banyak dilakukan di daerah kota dengan nilai
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 69
tambah balas jasa sebesar Rp 6,93 miliar atau 10,14 persen dari total perubahan pendapatan faktor produksi. Tabel 4.1 Dampak Total Injeksi pada Sektor Konstruksi terhadap Pendapatan Faktor Produksi
Faktor Produksi TenagaKerja :
Injeksi
Penerima Upah dan Gaji Pertanian
Produksi, Operator dan buruh kasar
Bukan Penerima Upah dan Gaji Penerima Upah dan Gaji Bukan Penerima Upah dan Gaji
Tata Usaha, Penjualan, Jasa-Jasa
Penerima Upah dan Gaji
Kepemimpin, Militer, Profesional dan Teknisi
Penerima Upah dan Gaji
Bukan Penerima Upah dan Gaji
Bukan Penerima Upah dan Gaji
Desa Kota Desa Kota Desa Kota Desa Kota Desa Kota Desa Kota Desa Kota Desa Kota
50,5 Miliar
Bukan Tenaga Kerja Jumlah
Kode
Perubahan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1,49 0,42 4,31 0,46 4,96 6,87 2,22 1,83 0,96 4,73 1,57 2,42 0,59 1,93 0,23 0,53 32,24 67,73
Tenaga kerja sektor konstruksi paling banyak berasal dari tenaga kerja produksi, operator, alat angkutan, manual dan buruh kasar karena 23,43 persen nilai tambah sektor konstruksi dialokasikan untuk tenaga kerja produksi, operator, alat angkutan, manual dan buruh kasar (kode 5-8), sesuai yang tertera dalam Tabel 3.1, yang termasuk dalam kategori tenaga kerja tersebut adalah operator alat berat, tukang batu, tukang kayu dan buruh kasar pada sektor-sektor yang menyediakan input bagi sektor konstruksi, sehingga balas jasa berupa upah dan gaji yang
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 70
didapat lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja lain karena, tenaga kerja tersebut terlibat langsung dalam pembangunan serta perbaikan infrastruktur dan konstruksi bidang pariwisata. Sebagian besar dari tenaga kerja produksi, operator alat angkutan, manual dan buruh kasar berada di kota (kode 6) mendapatkan manfaat lebih besar, karena pembangunan infrastruktur dan konstruksi lebih banyak dilakukan di daerah kota dengan nilai tambah balas jasa sebesar Rp 6,87 miliar atau 10,14 persen dari total perubahan pendapatan faktor produksi. Selain tenaga kerja produksi, operator alat angkutan manual dan buruh kasar, tenaga kerja pada tata usaha penjualan dan jasa-jasa, juga memperoleh manfaat yang cukup besar dari investasi yang dilakukan pemerintah pada sektor konstruksi. Tenaga kerja tata usaha, penjulan dan jasa-jasa (kode 9-12) memperoleh peningkatan pendapatan 14,29 persen, dari tenaga kerja tersebut penyumpang peningkatan pendapatan terbesar adalah penerima upah dan gaji di kota (kode 10) dengan jumlah Rp 4,73 miliar atau 6.98 persen dari total perubahan pendapatan pada faktor produksi, berdasar Tabel 3.1 yang termasuk dalam tenaga kerja tata usaha, penjualan dan jasa-jasa adalah Pekerjaan di perusahaan konstruksi, pekerjaan pada sektor yang menyediakan input bagi sektor konstruksi dan penjual bahan baku konstruksi. Pada Tenaga kerja sektor konstruksi paling sedikit adalah tenaga kerja kepemimpinan, ketatalaksanaan, militer, profesional dan teknisi (kode 13-16), sehingga pendapatan yang diterima akibat adanya investasi sektor konstruksi bidang pariwisata yang dilakukan pemerintah hanya meningkat sebesar 4,83 persen, yang termasuk dalam tenaga kerja tersebut adalah manajer perusahaan
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 71
konstruksi, arsitek, insinyur sipil, teknisi, manajer, profesional dan teknisi yang menyediakan input bagi sektor konstruksi. Tenaga kerja kepemimpian, ketatalaksanan, militer, profesional dan teknisi sektor konstruksi yang berada di desa (kode 15) memperoleh manfaat paling sedikit dengan jumlah peningkatan pendapatan Rp 0,23 miliar atau 0,34 persen dari keseluruhan total pendapatan pada faktor produksi, tenaga kerja golongan tersebut menerima pendapatan paling sedikit karena tenaga kerja kepemimpinan di desa tidak terlibat langsung dalam proses pembangunan infrastruktur serta konstruksi bidang pariwisata, sehingga tidak mendapatkan balas jasa dan termasuk golongan bukan penerima upah dan gaji. Seluruh faktor produksi tenaga kerja menerima dampak positif dari investasi sektor konstruksi bidang pariwisata, tetapi peningkatan pendapatan dari tenaga kerja jauh lebih kecil dari peningkatan pendapatan pada bukan tenaga kerja atau modal sebesar Rp 32,24 miliar atau 47,6 persen dari total perubahan pada faktor produksi, hal tersebut menunjukkan bahwa sektor konstruksi merupakan sektor padat modal karena lebih banyak menggunakan faktor produksi bukan tenaga kerja (modal) dibandingkan faktor produksi tenaga kerja. Tabel 4.2, menjelaskan dampak total dari injeksi terhadap pendapatan golongan rumah tangga. Dampak (keuntungan) total yang diterima golongan rumah tangga yaitu sebesar Rp 46,77 miliar. Rumah tangga yang mengalami peningkatan pendapatan tertinggi adalah rumah tangga bukan pertanian golongan atas di kota (kode 25) kemudian rumah tangga bukan pertanian golongan bawah di kota (kode 23) dan rumah tangga pengusaha pertanian (kode 19). Rumah tangga pertanian memperoleh manfaat cukup besar karena mengusahakan lahan
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 72
yang dimiliki untuk kegiatan pembangunan infrastruktur dan konstruksi yang berhubungan dengan kegiatan pariwisata sedangan rumah tangga yang memperoleh peningkatan pendapatan terkecil adalah rumah tangga buruh tani (kode 18), kemudian rumah tangga bukan pertanian serta bukan angkatan kerja di desa (kode 21) dan rumah tangga bukan pertanian serta bukan angkatan kerja di kota (kode 24). Golongan bukan angakatan kerja di desa maupun di kota mendapatkan manfaat terkecil karena tidak memperoleh balas jasa berupa upah dan gaji, hanya mengandalkan pada penerimaan pensiun dan transfer. Tabel 4.2 DampakTotal Injeksi pada Sektor Konstruksi terhadap Pendapatan Golongan Rumah Tangga
Rumah Tangga Buruh Pertanian Pengusaha Pertanian Gol Bawah Pedesaan BAK Bukan Gol Atas Pertanian Perkotaan Gol Bawah BAK Gol Atas Jumlah
Injeksi
50,5 Miliar
Kode 18 19 20 21 22 23 24 25
Perubahan 1,68 8,36 6,74 2,14 5,73 9,40 3,01 9,71 46,77
Rumah tangga yang banyak terlibat dalam pembangunan konstruksi atau infrastruktur pariwisata adalah rumah tangga bukan pertanian di kota (kode 23-25) dengan jumlah peningkatan pendapatan terbesar yaitu 47,30 persen. Rumah tangga bukan pertanian golongan atas di kota (kode 25) menerima manfaat terbesar dengan jumlah peningkatan pendapatan sebesar Rp 9,71 miliar atau 20,75 persen dari keseluruhan perubahan pada golongan rumah tangga, dalam Tabel 3.2
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 73
yang termasuk dalam rumah tangga bukan pertanian golongan atas adalah pengusaha konstruksi skala besar, pekerja bergaji tinggi, arsitek, insiyur sipil, teknisi dan profesional yang berkerja pada sektor yang menyediakan input bagi sektor konstruksi, sehingga golongan tersebut mendapatkan dampak terbesar karena berkaitan langsung terhadap pembangunan konstruksi atau infrastruktur bidang pariwisata, bahkan memiliki pengaruh besar dan memegang kendali pada proses pembangunan setelah mendapatkan instruksi dari pemerintah. Selain rumah tangga bukan pertanian di kota, rumah tangga bukan pertanian di desa (kode 20-22) juga banyak terlibat dalam pembangunan konstruksi dan infrastruktur bidang pariwisata dengan jumlah peningkatan pendapatan yaitu 31,23 persen. Rumah tangga golongan bawah di desa (kode 20) menerima manfaat sebesar Rp 6,74 miliar atau 14,4 persen dari total perubahan golongan rumah tangga. Dalam Tabel 3.2 yang termasuk dalam rumah tangga golongan bawah adalah pengusaha konstruksi skala kecil, buruh konstruksi, pekerja bergaji rendah dan buruh di sektor yang menyediakan input bagi sektor konstruksi, golongan tersebut mendapatkan dampak terbesar karena terlibat langsung terhadap pembangunan konstruksi atau infrastruktur pariwisata. Rumah tangga yang sedikit terlibat dalam pembangunan konstruksi dan infrastruktur adalah rumah tangga pertanian, hal ini dapat diketahui dengan jumlah peningkatan pendapatan yang diperoleh pada rumah tangga pertanian lebih sedikit dari peningkatan pendapatan pada rumah tangga bukan pertanian di desa dan di kota. Rumah tangga pertanian (kode 18-19) hanya memperoleh peningkatan pendapatan 21,47 persen. Rumah tangga pertanian buruh tani (kode
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 74
18) memperoleh manfaat terkecil yaitu sebesar Rp 1,68 miliar atau 3,59 persen dari total perubahan pada rumah tangga pertanian. Buruh tani mendapatkan manfaat terkecil dari investasi sektor konstruksi bidang pariwisata karena buruh tani adalah golongan pekerja yang tidak memiliki lahan dan menggarap lahan pertanian yang bukan miliknya, sehingga tidak terlibat dan tidak memiliki keterkaitan langsung dengan pembanguan infrastruktur dan konstruksi bidang pariwisata. Dampak injeksi berupa investasi sektor konstruksi bidang pariwisata oleh pemerintah terhadap output sektor produksi dapat dilihat pada Tabel 4.3. Simulasi injeksi menghasilkan dampak positif terhadap seluruh output sektor produksi. Dampak (keuntungan) total yang diterima oleh sektor produksi akibat injeksi pemerintah sebesar Rp 50,5 miliar pada sektor konstruksi adalah peningkatan output sektor produksi senilai Rp 321,322 miliar. Sektor yang mengalami peningkatan output terbesar adalah sektor konstruksi (kode 41), yaitu senilai Rp 102,06 miliar atau 31,76 persen dari total perubahan output pada sektor produksi, kemudian sektor industri kertas, percetakan, alat angkutan dan barang dari logam dan industri (kode 38), yaitu senilai Rp 32,64 miliar, sektor perdagangan (kode 42), yaitu senilai Rp 29,08 miliar, sektor industri kimia, pupuk, hasil dari tanah liat, semen (kode 39), yaitu senilai Rp 28,10 miliar dan industri makanan, minuman dan tembakau (kode 35), yaitu senilai Rp 21,32 miliar, sedangkan sektor yang mengalami peningkatan output terkecil adalah sektor perhotelan (kode 44), yaitu senilai Rp 0,36 miliar atau hanya 0,11 persen dari total perubahan output pada sektor produksi.
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 75
Tabel 4.3 Dampak Total Injeksi pada Sektor Konstruksi terhadap Output Sektor Produksi
Sektor Produksi Pertanian Tanaman Pangan Pertanian Tanaman Lainnya Peternakan dan Hasil-hasilnya Kehutanan dan Perburuan Perikanan Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak Bumi Pertambangan dan Penggalian Lainnya Industri Makanan, Minuman dan Tembakau Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit Industri Kayu & Barang Dari Kayu Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang Dari Logam dan Industri Industri Kimia, Pupuk, Hasil Dari Tanah Liat, Semen Listrik, Gas Dan Air Minum Konstruksi Perdagangan Restoran Perhotelan Angkutan Darat, udara, air dan komunikasi Bank dan Asuransi Real Estate dan Jasa Perusahaan Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lainnya Total
Injeksi
50,5 Miliar
Kode 28 29 30 31 32
Perubahan 11,57 4,04 7,23 2,98 4,99
33 34 35 36 37
6,34 6,90 21,32 3,66 7,55
38
32,64
39 40 41 42 43 44 45 46 47
28,10 2,08 102,06 29,08 6,85 0,36 15,82 6,59 7,75
48 49
7,12 6,30 321,32
Sektor konstruksi merupakan sektor yang mendapat dampak terbesar akibat injeksi sebesar Rp 50,5 miliar pada sektor konstruksi. Mengacu pada rencana pengembangan wisata dengan konsep halal, serta kebijakan ekonomi jilid VI yaitu pengembangan infrastrukstur di kawasan ekonomi khusus (KEK) di sepuluh
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 76
destinasi wisata baru serta pengembangan kegiatan pariwisata lainnya, maka perlu adanya
perbaikan
pengelolaan
di
sektor
konstruksi
yang
mendukung
pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan pariwisata baik berupa bangunan hotel dan akomodasi lainnya, bangunan restoran, bukan tempat tinggal, bangunan olahraga, rekreasi, hiburan, seni budaya serta infrastruktur (jalan, jembatan, pelabuhan). Pemerintah hanya melakukan pengelolaan pembangunan sarana dan prasaran pariwisata melalui investasi pada bangunan bukan tempat tinggal seperti kantor, bangunan olahraga, rekreasi, hiburan, seni budaya serta infrastruktur seperti jalan, jembatan dan pelabuhan, karena keterbatasan biaya. Pengelolaan dapat dilakukan dengan cara mengalokasikan anggaran investasi pembangunan saran prasarana pariwisata pada bidang strategis seperti infrastruktur, memberikan pelatihan kerja bidang konstruksi kepada tenaga kerja di desa agar pembangunan sarana prasana pariwisata yang ada di daerah dapat dikerjakan oleh masyarakat sekitar tanpa harus mengandalkan tenaga kerja dari kota serta pekerja di desa mempunyai pekerjaan lain yang dapat menambah penghasilan selain bertumpu pada sektor pertanian, hal ini sangat bermanfaat terutama saat musim tunggu panen serta melakukan pembangunan saran prasarana pariwisata di tempat wisata alam, buatan maupun religi yang memiliki potensi unggul namun belum dikembangkan. Pembangunan sarana dan prasana pariwisata dapat menarik minat wisatawanan untuk datang ke tempat wisata baik destinasi wisata baru maupun sudah dikembangkan sebelumnya dan pada akhirnya berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat karena muncul usaha-usaha dan industri baru. Untuk pengelolaan pembangunan hotel, restoran dan akomodasi
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 77
lainnya dilakukan oleh swasta karena pemerintah tidak melakukan investasi pada bagunan tersebut. Selain berdampak pada sektor konstruksi, injeksi berupa investasi sektor konstruksi bidang pariwisata oleh pemerintah juga berdampak pada sektor lain. Sektor lain yang mengalami peningkatan output cukup besar adalah sektor industri kertas, percetakan, alat angkutan dan barang dari logam (kode 38), sektor tersebut menerima dampak cukup besar karena dalam sektor tersebut meliputi peralatan yang sangat dibutuhkan dalam proses pembagunan konstruksi seperti alat-alat bagunan dari logam, mesin, alat ukur, barang eloktronik, kendaraan baik laut, darat dan udara untuk memperlancar proses pembangunan konstruksi seperti untuk mendatangkan bahan baku yang tidak bisa di dapatkan di daerah yang sedang membangun konstruksi infrastruktur pariwisata. Sektor perdagangan (kode 42) juga mengalami peningkatan output cukup besar, karena pembangunan konstruksi atau infrastruktur pariwisata di suatu wilayah, menyebabkan munculnya peluang usaha-usaha serta industri baru untuk memenuhi permintaan kebutuhan yang meningkat, selanjutnya sektor industri kimia, pupuk, hasil dari tanah liat dan semen (kode 39), sektor tersebut mengalami peningkatan output cukup besar karena meliputi barang hasil kilang minyak, barang plastik, keramik dan logam yang merupakan perlengkapan serta peralatan yang dibutuhkan dalam proses pembangunan konstruksi atau infrastruktur. Output sektor industri makanan, minuman dan tembakau (kode 35) meningkat cukup tinggi karena pembangunan konstruksi sarana prasarana pariwisata diiringi dengan munculnya industri-industri baru terutama industri
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 78
makanan dan minuman, indutri makanan dan minuman dapat berkembang pesat karena menyediakan kebutuhan primer, sedangkan sektor yang mengalami peningkatan output terkecil adalah sektor perhotelan (kode 44), output sektor perhotelan mengalami peningkatan terkecil karena peningkatan output sektor perhotelan dihitung berdasarkan pengunjung yang datang atau berdasarkan jasa bukan dari konstruksi atau bangunan hotel, serta pemerintah tidak melakukan investasi pada bangunan hotel, hal tersebut disebabkan anggaran pemerintah yang terbatas terutama anggaran pembangunan, disamping itu pemerintah berupaya memberikan peluang kepada dunia usaha dan swasta untuk berinvestasi di bidang pembagunan pariwisata. Pemerintah berharap kalangan swasta semakin sadar dan memahami pentingnya investasi di bidang pariwisata, untuk menangkap peluang dimasa depan, ketika wisatawan yang berkunjung ke Indonesia semakin meningkat. Kondisi ini sangat berbeda dengan keadaan awal pelita, dimana kemampuan swasta masih sangat terbatas, sehingga pemerintah mengambil peran yang lebih besar dalam pengembangan dan pembangunan fasilitas serta akomodasi pariwisata.
4.2.2 Rincian Jalur Dampak Injeksi pada Sektor Konstruksi terhadap Faktor Produksi dan Golongan Rumah Tangga Pembahasan analisis matriks pengali digunakan untuk melengkapi dalam melihat dampak total injeksi pada sektor konstruksi terhadap faktor produksi dan golongan rumah tangga, maka dapat dianalisis melalui identifikasi jalur atau disebut structural path analysis (SPA) dengan menggunakan software MATS.
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 79
Dalam mengidentifikasi SPA, neraca asal harus sektor produksi, karena sektor produksi merupakan asal mula dari semua produk yang diperjual belikan di pasar. Jalur yang diuraikan dalam pembahasan ini difokuskan pada jalur yang memiliki GE terbesar serta berhubungan dengan perubahan PDB dan distribusi pendapatan golongan rumah tangga, yaitu dari sektor konstruksi ke tenaga kerja produksi penerima upah dan gaji di kota, bukan tenaga kerja/modal, rumah tangga golongan atas di kota dan buruh tani. GE menggambarkan pengaruh keseluruhan yang disebabkan oleh perubahan pada sektor konstruksi. Jalur injeksi pada sektor konstruksi melewati neraca faktor produksi, neraca institusi, maupun neraca sektor produksi.
Pertambangan dan penggalian lainya
Sektor Konstruksi
Industri kertas, percetakan, alat angkutan dan barang dari logam
GE = 0,14
TK Produksi penerima upah & gaji di kota
Industri kimia, pupuk, hasil dari tanah liat dan semen Gambar 4.1 Jalur Dasar Sektor Konstruksi terhadap Tenaga Kerja Produksi Penerima Upah dan Gaji di Kota Gambar 4.1 menguraikan jalur dasar sektor konstruksi terhadap tenaga kerja produksi penerima upah dan gaji di kota, jalur dasar tersebut memiliki GE terbesar dari 16 tenaga kerja, yaitu 0,14, yang berarti injeksi sektor konstruksi sebesar satu satuan akan berdampak pada peningkatan pendapatan tenaga kerja
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 80
sebesar 0,14 kali. Jumlah 16 tenaga kerja pada faktor produksi, yang menikmati manfaat terbesar dari injeksi Rp 50,5 miliar pada sektor konstruksi adalah tenaga kerja produksi penerima upah dan gaji di kota, hal tersebut dikarenakan tenaga produksi di kota berkaitan langsung dengan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata seperti pekerja operator alat berat, tukang batu, tukang kayu, buruh kasar dan menyedia input. Sebelum pendapatan tenaga kerja produksi penerima upah dan gaji di kota meningkat akibat injeksi pada sektor konstruksi, maka terlebih
dahulu
dampak
peningkatan
pendapatan
diserap
oleh
sektor
pertambangan dan penggalian lainnya, sektor industri kertas, percetakan, alat angkutan dan barang dari logam serta sektor industri kimia, pupuk, hasil dari tanah liat dan semen. Hal ini disebabkan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata membutuhkan bahan baku pasir dari sektor pertambangan, bahan bangunan dari logam, mesin, kendaraan, alat elektronik dan alat ukur dari industri kertas, percetakan, alat angkutan dan barang logam serta semen dan batu bata dari industri kimia, pupuk, hasil dari tanah liat, dan semen. Berdasarkan Gambar 4.2, Selain tenaga kerja produksi penerima upah dan gaji di kota, ada faktor produksi yang menerima manfaat lebih besar dan memiliki nilai GE tertinggi diatara faktor produksi yang lain yaitu, faktor produksi bukan tenaga kerja/modal hal tersebut dikarenakan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata merupakan padat modal, dengan GE sebesar 0,64, artinya bahwa setiap sektor konstruksi meningkat sebesar satu satuan akan meningkatkan faktor produksi bukan tenaga kerja/modal sebesar 0,64 kali.
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 81
Industri kimia, pupuk, hasil dari tanah liat dan semen Kehutanan dan perburuan
GE = 0,64
Pertambangan dan penggalian lainnya Sektor Konstruksi
Industri kayu dan barang dari kayu
Bukan TK/ Modal
Real estate dan jasa perusahaan Bank dan asuransi
Industri kertas, percetakan, alat angkutan dan barang dari logam Gambar 4.2 Jalur Dasar Sektor Konstruksi terhadap Faktor Produksi Bukan Tenaga Kerja Dampak dari sektor konstruksi ke faktor produksi bukan tenaga kerja/ modal didistribusikan melalui sektor kehutanan dan perburuan, sektor industri makanan, minuman dan tembakau, sektor industri kayu dan barang dari kayu, sektor industri kertas, percetakan, alat angkutan dan barang dari logam, sektor industri kimia, pupuk, hasil dari tanah liat dan semen, bank dan asuransi serta real estate dan jasa. Sektor-sektor tersebut terlebih dahulu menyerap peningkatan
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 82
pendapatan dari injeksi di sektor konstruksi sebesar Rp 50,5 miliar, karena sektorsektor tersebut berkaitan langsung dengan pembangunan sarana dan prasaran pariwisata seperti penyedia bahan baku bangunan serta penyedia jasa seperti akuntan dan notaris. Gambar 4.3, menguraikan jalur rumah tangga yang menerima manfaat terbesar dari injeksi pada sektor konstruksi, yaitu golongan atas di kota. Peningkatan pendapatan rumah tangga golongan atas di kota yang berasal dari injeksi pada sektor konstruksi mengalir melalui perantara tenaga kerja produksi penerima upah dan gaji di kota, tenaga kerja produksi bukan penerima upah dan gaji di kota, tenaga kerja tata usaha penerima upah dan gaji di kota, tenaga kerja kepemimpinan penerima upah dan gaji di kota, bukan tenaga kerja/modal serta tenaga kerja kepemimpinan bukan penerima upah dan gaji di kota, dengan nilai GE 0,19 dapat diartikan bahwa setiap kenaikan sebesar satu satuan pada sektor konstruksi akan berpengaruh pada pendapatan rumah tangga golongan atas di kota sebesar 0,19 kali. Rumah tangga golongan atas di kota menerima manfaat terbesar dari injeksi yang dilakukan pemerintah di sektor konstruksi, karena telah disebutkan pada Tabel 4.2, faktor produksi bukan tenaga kerja, tenaga kerja faktor produksi penerima upah dan gaji di kota, tenaga kerja tata usaha penerima upah dan gaji di kota serta tenaga kerja kepemimpinan penerima upah dan gaji di kota merupakan faktor produksi yang menerima manfaat terbesar dari injeksi pada sektor konstruksi, karena faktor-faktor produksi tersebut sangat berpengaruh dan berkaitan langsung terhadap pembangunan sarana dan prasana pariwisata seperti
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 83
pekerja konstruksi, penyedia bahan baku konstruksi, pengawas, kuli batu, tukang kayu, insinyur dan arsitek, sehingga rumah tangga golongan atas di kota mendapatkan manfaat terbesar dari investasi sektor konstruksi bidang pariwisata yang dilakukan oleh pemerintah. Tenaga Kerja Produksi Penerima Upah dan Gaji di Kota
GE = 0,19
Tenaga Kerja Produksi Bukan Penerima Upah dan Gaji di kota
Sektor Konstruksi
Tenaga Kerja Tata Usaha Penerima Upah dan Gaji di Kota
Golongan Atas di Kota
Tenaga Kerja Kepemimpinan Penerima Upah dan Gaji di Kota Bukan Tenaga Kerja
Tenaga Kerja Kepemimpinan Bukan Penerima Upah dan Gaji di Kota Gambar 4.3 Jalur Dasar Sektor Konstruksi terhadap Rumah Tangga Golongan Atas di Kota Gambar 4.4, menguraikan jalur rumah tangga yang menerima manfaat terkecil dari injeksi pada sektor konstruksi, yaitu buruh tani. Peningkatan pendapatan buruh tani yang berasal dari injeksi pada sektor konstruksi mengalir
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 84
melalui perantara tenaga kerja produksi penerima upah dan gaji di desa, dengan nilai GE 0,033 dapat diartikan, bahwa setiap kenaikan sebesar satu satuan pada sektor konstruksi akan berpengaruh pada pendapatan buruh tani sebesar 0,033 kali. Buruh tani menerima manfaat terkecil dari injeksi pada sektor konstruksi karena tenaga kerja produksi penerima upah dan gaji di desa, yang berperan sebagai perantara dari sektor konstruksi merupakan faktor produksi yang menerima dampak tidak terlalu besar, karena dalam pembangunan sarana dan prasarana pariwisata tenaga kerja produksi di kota dengan keunggulan yang dimiliki seperti skill dan pengalaman mendapatkan peran yang lebih dibanding dengan tenaga kerja produksi di desa, sehingga sumbangan dari tenaga kerja produksi penerima upah dan gaji di desa terhadap buruh tani rendah.
GE = 0,033 Sektor Konstruksi
TK Produksi penerima upah & gaji di desa
Buruh Tani
Gambar 4.4 Jalur Dasar Sektor Konstruksi terhadap Rumah Tangga Buruh Tani
4.2.3 Dampak Injeksi pada Sektor Konstruksi terhadap PDB Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu negara dalam periode tertentu adalah melalui produk domestik bruto (PDB), baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan. Harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan harga konstan
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 85
digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun, secara teori untuk menghitung PDB ada tiga pendekatan salah satunya melalui pendekatan pendapatan, yaitu jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi. Peranan pariwisata dalam PDB menurut penggunaan (sisi demand) dapat diidentifikasi melalui porsi investasi untuk pengembangan dan pembanguna pariwisata. Besarnya PDB sejalan dengan nilai output yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi, demikian juga dengan investasi sektor konstruksi bidang pariwisata akan memberi dampak pada perubahan PDB. Dalam kaitanya dengan perekonomian nasional, sektor konstruksi bukanlah sektor yang porsinya terhadap PDB mengalami pertumbuhan yang pesat dari waktu ke waktu layaknya sektor manufaktur. Tabel 4.4 Dampak Injeksi pada Sektor Konstruksi terhadap PDB Nilai Awal
Perubahan
Tenaga Kerja
2.694.324,9
35,49
Modal
2.470.975,0
32,24
Total PDB
5.165.299,9
67,73
Persentase Perubahan
0,0013%
Karena asumsi dalam penelitian ini yang berubah hanyalah harga, sedangkan kuantitas tetap, maka perubahan pada neraca faktor produksi menandakan adanya kenaikan pendapatan, sehingga dalam memperkirakan PDB, digunakan jumlah pendapatan neraca yang bersangkutan sebagai pembanding, yaitu neraca faktor produksi (Rifai, 2012).
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 86
Tabel 4.4 menunjukkan dampak injeksi pada sektor konstruksi Rp 50,5 miliar terhadap peningkatan produk domestik bruto. Hasil perhitungan menunjukkan PDB mengalami peningkatan sebesar Rp 67,73 miliar atau 0,0013 persen dari nilai PDB awal yang bernilai Rp 5.165.229,9 miliar. Nilai PDB awal merupakan PDB Indonesia tahun 2008 berdasarkan SNSE Indonesia tahun 2008 yang terdiri dari penjumlahan faktor produksi tenaga kerja Indonesia pada tahun 2008 berjumlah Rp 2.694.324,9 miliar dan pendapatan kapital sebesar Rp 2.470.975 miliar, sehingga PDB Indonesia tahun 2008 diperkirakan sebesar Rp 5.165.299,9 miliar. Injeksi pada sektor konstruksi hanya meningkatkan PDB sebesar Rp 67,73 miliar atau 0,0013 persen dari nilai PDB awal. Hal tersebut dikarenakan berdasar hasil SPA pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 bahwa, jalur awal yang berasal dari sektor konstruksi menuju jalur tujuan faktor produksi terlebih dahulu melalui sektor produksi, dengan demikian yang terlebih dahulu merasakan dampak injeksi adalah sektor produksi. Hal ini sejalan dengan pendapat Ofori (1990), bahwa hampir semua sektor dalam perekonomian membutuhkan output dari sektor konstruksi dan output dari sektor lain banyak dipakai oleh sektor konstruksi sebagai bahan baku, kemudian sektor konstruksi memberikan kontribusi yang signifikan terhadap produk domestik bruto. Penelitian Syrquin dan Chenery (1989) juga menyebutkan sektor konstruksi berdampak positif terhadap produk domestik bruto, namun
tidak
pernah meningkat tajam. Semakin besar pendapatan perkapita suatu negara semakin besar pula kontribusi sektor konstruksi terhadap PDB.
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 87
Pemerintah dapat melakukan pembangunan infrastrukstur sarana dan prasaran pariwisata yang padat modal serta tenaga kerja untuk meningkatkan PDB, seperti menggunakan pekerja di bidang konstruksi yang berasal dari daerah yang sedang dilakukan pembangunan tanpa harus mengandalkan pekerja dari kota, agar pendapatan pekerja bidang konstruksi yang ada di desa seperti kuli bangunan, penyedia bahan baku, insinyur, kontraktor dan arsitek juga mengalami peningkatan pendapatan, serta melakukan penanaman modal pada destinasi wisata baru dan melakukan perbaikan pada konstruksi/infrastruktur bidang pariwisata yang memiliki potensi untuk dikembangkan dan dapat menarik minat wisatawan. Pariwisata yang berkembang sangat berdampak pada kondisi perekonomian warga sekitar, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan PDB.
4.2.4 Dampak Injeksi pada Sektor Konstruksi terhadap Distribusi Pendapatan Golongan Rumah Tangga Ada beberapa cara untuk mengukur distribusi pendapatan pada golongan rumah tangga akibat injeksi pada sektor konstruksi mengacu pada penelitian rifai (2012) salah satunya melalui Koefisien Gini (Gini Ratio), dengan cara mengalikan antara proporsi penduduk berdasarkan SNSE tahun tertentu dengan proporsi pendapatan setelah dilakukan injeksi. Tabel 4.5 menganalisis distribusi pendapatan rumah tangga sebelum dilakukan injeksi, dengan jumlah rumah tangga 57.716.100 jiwa dan jumlah pendapatan rumah tangga sebesar Rp 3.826.445 miliar hasil perhitungan menunjukan Koefisien Gini (Gini Ratio) senilai 0,258 atau termasuk tingkat ketimpangan rendah.
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 88
Tabel 4.5 Perhitungan Koefisien Gini sebelum dilakukan Injeksi pada Sektor Konstruksi Gol Rumah Tangga
Jumlah RT
Proporsi Penddk (fp)
% kum (Fp)
Jml Pendptn
Proporsi Pendptn
%kum Pendptn (fc)
Fc+Fc-1
Fp* (Fc+Fc1)
Buruh Tani
7.367.966
0,1277
0,1277
176.757
0,0462
0,0462
0,0462
0,0059
Pengusaha Pertanian
16.020.714
0,2776
0,4052
731.563
0,1912
0,2374
0,2836
0,0787
Gol.Bawah di desa
9.122.381
0,1581
0,5633
494.234
0,1292
0,3665
0,6039
0,0955
BAK di desa
3.306.788
0,0573
0,6206
173.152
0,0453
0,4118
0,7783
0,0446
Gol.atas di desa
3.922.657
0,0680
0,6886
468.455
0,1224
0,5342
0,9460
0,0643
Gol.bawah di kota
9.360.179
0,1622
0,8507
710.495
0,1857
0,7199
1,2541
0,2034
BAK di kota
3.591.039
0,0622
0,9129
243.905
0,0637
0,7836
1,5035
0,0935
GOL.atas di kota
5.024.376
0,0871
1
827.883
0,2164
1
1,7836
0,1553
57.716.100
3.826.445
GR = 1-0,7412=0,2588
0,7412
Tabel 4.6 menunjukkan nilai Koefisien ini setelah dilakukan injeksi pada sektor konstruksi sebesar Rp 50,5 miliar, dengan jumlah rumah tangga mengacu pada SNSE Indonesia 2008, yaitu sejumlah 57.716.100 jiwa dan jumlah pendapatan meningkat sebesar Rp 46,77 miliar, tetapi hasil perhitungan memperlihatkan bahwa setelah adanya injeksi Koefisien Gini menjadi 0,273, meskipun masih termasuk kelompok ketimpangan rendah, namun Koefisien Gini meningkat senilai 0,015 berarti distribusi pendapatan pada golongan rumah tangga semakin timpang ketika ada injeksi pada sektor konstruksi. Distribusi pendapatan golongan rumah tangga semakin timpang setelah dilakukan injeksi pada sektor konstruksi sebesar Rp 50,5 miliar karena, manfaat terbesar dari injeksi diterima oleh kelompok rumah tangga kaya seperti golongan atas di kota sedangkan yang
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 89
menerima manfaat terkecil adalah kelompok rumah tangga miskin seperti buruh tani. Rumah tangga golongan atas menerima manfaat terbesar karena menerima pendapatan dari sektor konstruksi melalui perantara faktor-faktor produksi yang juga menerima peningkatan pendapatan cukup tinggi setelah dilakukan injeksi salah satunya faktor produksi bukan tenaga kerja/modal, sedangkan buruh tani menerima pendapatan dari sektor konstruksi hanya melalui satu faktor produksi yaitu tenaga kerja produksi penerima upah dan gaji di desa, sehingga buruh tani menerima peningkatan pendapatan terkecil karena pendapatan dari konstruksi terlebih dahulu diserap oleh tenaga kerja produksi penerima upah dan di desa. Tabel 4.6 Perhitungan Koefisien Gini setelah dilakukan Injeksi pada Sektor Konstruksi Gol Rumah Tangga
Jumlah RT
Proporsi Penddk (fp)
% kum (Fp)
Jml Pendptn
Proporsi Pendptn
%kum Pendptn (fc)
Fc+Fc-1
fp* (Fc+Fc-1)
Buruh Tani
7.367.966
0,1277
0,1277
1,68
0,036
0,036
0,036
0,005
16.020.714
0,2776
0,4052
8,36
0,179
0,215
0,251
0,07
9.122.381
0,1581
0,5633
6,74
0,144
0,359
0,574
0,091
3.306.788
0,0573
0,6206
2,14
0,046
0,405
0,764
0,044
3.922.657
0,0680
0,6886
5,73
0,122
0,527
0,932
0,063
9.360.179
0,1622
0,8507
9,40
0,201
0,728
1,256
0,204
3.591.039
0,0622
0,9129
3,01
0,064
0,793
1,521
0,095
5.024.376
0,0871
1
9,71
0,208
1
1,793
0,156
Pengusaha Pertanian Gol.Bawah di desa BAK di desa Gol.atas di desa Gol.bawah di kota BAK di kota GOL.atas di kota
57.716.100
46,77
GR = 1-0,727=0,273
0,727
Hal ini sejalan dengan penelitian Haryanto (2012) yang menunjukkan bahwa investai di sektor konstruksi menyebabkan ketimpangan semakin tinggi,
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 90
karena golongan atas menerima manfaat terbesar sedangkan golongan bawah menerima manfaat terkecil. Penelitian Rifai (2012), juga menjelaskan bahwa investasi di sektor konstruksi menyebabkan distribusi pendapatan rumah tangga semakin tidak merata, tenaga kerja bukan pertanian lebih banyak menerima manfaat dibanding tenaga kerja pertanian, karena tenaga kerja sektor konstruksi berasal dari luar tenaga kerja pertanian. Kebijakan yang dapat dilakukan agar injeksi pada sektor konstruksi berdampak pada pemerataan distribusi pendapatan rumah tangga adalah melakukan redistribusi pendapatan dari pemilik modal (bukan tenaga kerja) kepada tenaga kerja produksi di desa, pemilik modal ikut serta dalam pengembangan destinasi wisata yang ada di daerah/pedesaan, pemerintah memberikan pelatihan kepada buruh tani tentang ketrampilan bekerja pada sektor konstruksi agar tidak hanya bertumpu pada sektor pertanian, menggunakan tenaga kerja produksi desa dalam pengembangan dan pembangunan sarana prasarana pariwisata, membangun tempat olah raga, hiburan seni dan budaya di desa serta membangun infrastruktur (jalan, jembatan dan pelabuhan).
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Dampak total injeksi pada sektor konstruksi
terhadap pendapatan faktor
produksi menunjukkan bahwa faktor produksi yang mengalami peningkatan pendapatan terbesar adalah bukan tenaga kerja/modal, kemudian tenaga kerja produksi penerima upah dan gaji di kota, sedangkan yang mengalami peningkatan pendapatan terkecil adalah tenaga kerja kepemimpinan bukan penerima upah dan gaji di desa. Dampak injeksi pada sektor konstruksi terhadap golongan rumah tangga menunjukkan bahwa rumah tangga yang mengalami peningkatan pendapatan tertinggi adalah rumah tangga golongan atas di kota, sedangkan rumah tangga yang mengalami peningkatan pendapatan terkecil adalah buruh tani. Pada sektor produksi, menunjukkan bahwa sektor yang mengalami peningkatan output tertinggi adalah sektor konstruksi sedangkan yang mengalami peningkatan output terkecil adalah perhotelan. 2) Structural Path Anlysis (SPA) menguraikan rincian jalur dampak injeksi pada sektor konstruksi terhadap faktor produksi yang menerima peningkatan pendapatan tertinggi, yaitu bukan tenaga kerja/modal mengalir melalui jalur sektor kehutanan dan perburuan, sektor industri makanan, minuman
91 SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 92
dan tembakau, sektor industri kayu dan barang dari kayu, sektor industri kertas, percetakan, alat angkutan dan barang dari logam, sektor industri kimia, pupuk, hasil dari tanah liat dan semen, bank dan asuransi serta real estate dan jasa, kemudian tenaga kerja produksi penerima upah dan gaji di kota juga mengalami peningkatan pendapatan yang tinggi, dengan melalui jalur sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri kertas, percetakan, alat angkutan dan barang dari logam serta sektor industri kimia, pupuk, hasil dari tanah liat dan semen. Rumah tangga yang mengalami peningkatan pendapatan tertinggi adalah rumah tangga golongan atas di kota dengan jalur yang dilalui adalah tenaga kerja produksi penerima upah dan gaji di kota, tenaga kerja produksi bukan penerima upah dan gaji di kota, tenaga kerja tata usaha penerima upah dan gaji di kota, tenaga kerja kepemimpinan penerima upah dan gaji di kota, bukan tenaga kerja/modal serta tenaga kerja kepemimpinan bukan penerima upah dan gaji di kota, sedangkan golongan rumah tangga yang menerima peningkatan pendapatan terkecil yaitu buruh tani dengan jalur yang dilalui adalah tenaga kerja produksi penerima upah dan gaji di desa. 3) Injeksi pada sektor konstruksi berdampak pada perubahan PDB sebesar Rp 67,73 miliar atau hanya 0,0013 persen dari nilai PDB awal. Hal tersebut dikarenakan jalur awal yang berasal dari sektor konstruksi menuju jalur tujuan faktor produksi terlebih dahulu melalui sektor produksi, dengan demikian yang terlebih dahulu merasakan dampak injeksi adalah sektor produksi
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 93
4) Injeksi pada sektor konstruksi mengakibatkan distribusi pendapatan rumah tangga semakin timpang, ketimpangan meningkat senilai 0,273, karena manfaat terbesar dari injeksi diterima oleh kelompok rumah tangga kaya ,seperti golongan atas di kota sedangkan yang menerima manfaat terkecil adalah kelompok rumah tangga miskin seperti buruh tani
5.2
Saran Saran yang perlu diperhatikan agar injeksi pada sektor konstruksi dapat
meningkatkan pendapatan faktor produksi, rumah tangga, output sektor produksi, PDB dan pemerataan distribusi pendapatan rumah tangga adalah: 1) Pemerintah mengajak pihak swasta untuk ikut serta melakukan penanaman modal pada destinasi wisata baru dan melakukan perbaikan pada tempattempat wisata yang memiliki potensi untuk dikembangkan terutama yang berada di desa, sehingga dapat menarik minat wisatawan. Pariwisata yang berkembang sangat berdampak pada kondisi perekonomian warga sekitar. 2) Pemerintah perlu melakukan redistribusi pendapatan dari pemilik modal kepada tenaga kerja produksi, agar sektor konstruksi selain padat modal, juga padat karya. 3) Pemerintah perlu mengadakan pelatihan kerja di bidang konstruksi bagi buruh tani, agar dalam pembangunan sarana dan prasana pariwisata tidak hanya mengandalkan tenaga kerja produksi dari kota, harus melibatkan masyarakat langsung, buruh tani harus diprioritaskan terlibat dalam pengadaan proyek.
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Daftar Pustaka Akkemik K. Ali. 2012. Assessing the Importance of International Tourism for the Turkish Economy: A Social Accounting Matrix Analysis, Tourism Management 33: 790-801. BPS, 2008. Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2005. Jakarta: Badan Pusat Statistik. BPS. 2010. Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008. Jakarta: Badan Pusat Statistik. BPS. 2015. Laporan Perekonomian Indonesia 2015. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Daryanto, A. dan Hafizrianda, Y. 2010. Analisis Input-Output &Social Accounting Matrix untuk Pembangunan Ekonomi Daerah. Bogor: IPB Press. Defourny, J.dan E. Thorbecke. 1984. Structural Path Analysis and Multiplier Decomposition within a Social Accounting Matrix Framework. The Economic Journal 94: 111-136 Hartono, D. dan Resosudarmo, B.P. 1998. Eksistensi Matriks Pengganda dan Dekomposisi Matriks Pengganda Pyatt dan Round dari Sistem Neraca Sosial Ekonomi. Ekonomi dan Keuangan Indonesia, 46: 473-496. Haryanto, Irfan. 2012. Dampak Investasi Infrastruktur Transportasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi dan Distribusi Pendapatan Masyarakat di Provinsi Jawa Barat dalam Disertasi Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Incera, Andre.C. dan Fernandez, Melchor.F. 2015. Tourism and Income Distribution: Evidence from a Developed Regional Economy. Tourism Management 48: 11-12. Kementerian BUMN. 2015. Sektor Konstruksi tahun 2015. Jakarta: Kementerian Badan Usaha Milik Negara Kementerian Pariwisata (Kemenpar). 2015. Laporan Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Kementerian Pekerjaan Umum. 2010. Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umun Tahun 2010-2014. Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum 94 SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 95
Klytchnikova, Irina. Dan Dorosh, P. 2014. Tourism Sector in Panama. Regional Economics Impact and the Potential to Benefit the Poor. Invest pens. 4: 5983. Mankiw, N. Gregory. 2007. Makroekonomi. (Ed. Ke-6). Jakarta: Erlangga. Melati, Sekar. 2011. Analisis Dampak Kenaikan Tarif Dasar Listrik terhadap Sektor Manufaktur Indonesia Menggunakan Sistem Neraca Sosial Ekonomi dalam Tesis Universitas Indonesia. Jakarta : Universitas Indonesia. Nesparnas. 2011.Buku INeraca Satelit Pariwisata Nasional Tahun 2010. Jakarta: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Nesparnas. 2012.Buku I Neraca Satelit Pariwisata Nasional Tahun 2011. Jakarta: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Nesparnas. 2013.Buku I Neraca Satelit Pariwisata Nasional Tahun 2012. Jakarta: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Nesparnas. 2014. Buku I Neraca Satelit Pariwisata Nasional Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Noor, H.F.2009. Investasi: Pengelolaan Keuangan Bisnis dan Pengembangan Ekonomi Masyarakat. Jakarta: PT Indeks. Ofori, George. 1990. The Construction Industry Aspect of its Economics and Management. Singapore: Singapore University Press. Okviyanto, Saddam.H. 2011. Dampak Pembangunan Sektor Konstruksi Terhadap Perekonomian Indonesia: Analisa Sosial Accounting Matrix dalam Tesis Universitas Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia. Pendit, Nyoman S. 2002. Ilmu Pariwisata. (ed. Ke-7). Jakarta: PT Pradnya Paramita. Pyatt, G. dan Round, J. I. 1985. Social Accounting Matrices: A Basic for Planning. Washington, D.C: The World Bank. Rifai, A.I.A. 2012. Dampak Pembangunan Sektor Pertanian Tanaman Pangan terhadap Perekonomian Indonesia: Analisis Sistem Neraca Sosial Ekonomi dalam Tesis Universitas Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia. Rosyidi, S. 2006. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro. (ed. Rev). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 96
Samuelson, P.A. dan Nordhaus, W.D. 2004. Ilmu Makro Ekonomi. (ed. Ke-17). (Terj. Greta). Jakarta: PT Media Global Edukasi Sari, Nilam.A. 2006. Peranan Sektor Pariwisata terhadap Perekonomian Indonesia: Suatu Pendekatan Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) dalam Skripsi Institut Pertanian Bogor. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Sukirno, Sadono. 2006. Teori Pengantar Ekonomi Makro. (ed. Ke-3). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada Syrquin, Moshe dan Holis, B. Chenery. 1989. Patterns of Development, 1950 to 1983. World Bank Discussion Papers No.41. Todaro, M.P. dan Smith, S.C. 2012. Pembangunan Ekonomi. (ed. Ke-11). (Terj. Agus Dharma). (Ed. Edi dan Novietha). Jakarta: Erlangga. Utama, I.G.B.R dan Mahadewi, Ni.Made.E. 2012. Metodologi Penelitian Pariwisata dan Perhotelan. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAMPIRAN Lampiran 1. Tabel Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Indonesia Tahun 2008 Dimensi 54 x 54 Penerima Upah dan Gaji
Faktor Produksi
Pertanian
Tenaga kerja
Bukan Penerima Upah dan Gaji
Produksi, Operator Alat Angkutan, Manual dan buruh kasar
Penerima Upah dan Gaji
Tata Usaha, Penjualan, JasaJasa
Penerima Upah dan Gaji
Kepemimpinan, Ketatalaksanaan, Militer, Profesional dan Teknisi
Penerima Upah dan Gaji
Bukan Penerima Upah dan Gaji
Bukan Penerima Upah dan Gaji
Bukan Penerima Upah dan Gaji
Desa Kota Desa Kota Desa Kota Desa Kota Desa Kota Desa Kota Desa Kota Desa Kota
Bukan Tenaga Kerja Buruh Pengusaha Pertanian Golongan bawah Pedesaan Bukan angkatan kerja Golongan atas, Golongan bawah Perkotaan Bukan angkatan kerja Golongan atas
Institusi
Pertanian
Rumah tangga
Bukan Pertanian
Perusahaan
Sektor Produksi
Pertanian Tanaman Pangan Pertanian Tanaman Lainnya Peternakan dan Hasil-hasilnya Kehutanan dan Perburuan Perikanan Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak Bumi Pertambangan dan Penggalian Lainnya Industri Makanan, Minuman dan Tembakau Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit Industri Kayu & Barang Dari Kayu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
97 SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan 1
Sektor Produksi
Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang Dari Logam dan Industri
38
Industri Kimia, Pupuk, Hasil Dari Tanah Liat, Semen
39
Listrik, Gas Dan Air Minum
40
Konstruksi
41
Perdagangan
42
Restoran
43
Perhotelan
44
Pengangkutan dan komunikasi
45
Bank dan Asuransi
46
Real Estate dan Jasa Perusahaan
47
Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya
48
Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lainnya
49
Impor
50
Pemerintah
27
Neraca Kapital
51
Pajak Tidak Langsung
52
Subsidi
53
Luar Negeri
54
98 SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 2. Tabel Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Indonesia Tahun 2008 (13 x 13) (Miliar Rupiah)
I. Faktor Produksi
II. Institusi
10
11
1
2.692.617
1.707
2.694.324
Bukan Tenaga Kerja
2
2.464.317
6.657
2.470.974
Rumah tangga
3
Perusahaan
4
Pemerintah
5
2.688.905
788.549
43.364
43.085
199.033
63.505
3.826.444
1.591.198
35.164
176.469
89.692
24.176
1.916.701
85.073
650.052
181.676
2.291
1.264.033
344.939
III. Sektor Produksi
6
10.175.382
0
7
1.000.473
170.506
Domestik
8
2.973.367
277.089
4.190.140
Impor
9
344.737
17.476
1.028.008
VI. Neraca Kapital
10
325.444
VII. Pajak Tak Langsung dan Subsidi
13
Tenaga Kerja
IV. Marjin Perdagangan & Pengangkutan V. Komoditas
12
Jumlah
9
VIII. Neraca Luar Negeri
8
Subsidi
Pajak Tak Langsung
7
VII. Pajak Tak Langsung dan Subsidi
Neraca Kapital
6
VI.
Impor
5
V. Komoditas Domestik
4
IV. Marjin Perdagangan & Pengangkutan
3
Sektor Produksi
Pemerintah
III.
Perusahaan
2
II. Institusi Rumah tangga
1
Bukan Tenaga Kerja
Tenaga Kerja
I. Faktor Produksi
Pajak tak langsung
11
Subsidi
12
VIII. Neraca Luar Negeri Jumlah
13
990.598
1.170.979
199.701
10.375.084 1.170.979
1.314.139
1.487.237
194.691
41.189
1.626.103
229.473
1.545.514 237.098
107.841
344.939
240.891 5.419,6 2.694.324
91.226 2.470.974
19.293 3.826.444
56.496 1.916.701
240.891
28.699 1.264.033
1.347.755 10.375.084
1.170.979
11.412.954
1.626.103
36.683
1.585.576
1.545.514
40.474.523, 80
344.939
240.891
1.585.576
Sumber: BPS, 2010
99 SKRIPSI
11.412.954
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 3. Tabel Total Pendapatan dan Pengeluaran menurut Golongan Rumah Tangga Tahun 2008 (Miliar Rupiah) Jumlah Buruh
Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Rumah Tangga (Jiwa) 1.Upah dan Gaji 2.Pendapatan Kapital 3.Penerimaan transfer dari: -RT -Perusahaan -Pemerintah -Luar Negeri 4.Jumlah Pendapatan 5.Pembayarn pajak langsung 6.Pendapatan RT setelah pajak 7.Pembayaran transfer ke: -RT -Perusahaan -Luar negeri 8.Pendapatan disposabel 9.Pengeluaran konsumsi 10.Tabungan
Pertanian Pengusaha
Bukan Pertanian RT Gol Rendah
Pedesaan Bukan Angkatan Kerja
RT Gol Atas
RT Gol Rendah
Perkotaan Bukan Angkatan Kerja
RT Gol Atas
228.523.301,00
29.528.312,00
64.059.279,00
36.823.295,00
11.512.932,00
16.040.849,00
37.854.941,00
12.456.632,00
20.247.059,00
57.716.100,00
7.367.966,00
16.020.714,00
9.122.381,00
3.306.788,00
3.922.657,00
9.360.179,00
3.591.039,00
5.024.376,00
2.688.905,27 788.549,94
105.406,45 11.397,23
518.425,74 132.332,16
333.694,87 91.317,86
111.674,32 36.819,53
312.663,70 141.625,00
517.690,73 130.544,07
170.650,09 52.785,03
618.699,38 191.719,25
43.364,57 43.085,00 199.033,92 63.505,87 3.826.444,57
11.975,77 1.654,92 42.495,54 3.826,77 176.756,68
7.011,65 4.755,34 52.014,65 17.023,29 731.562,84
8.393,23 3.197,98 42.276,92 15.353,55 494.234,22
4.388,15 785,42 13.987,98 5.496,46 173.082,20
731,98 7.724,00 3.370,71 2.339,13 468.454,52
7.424,98 9.397,35 30.009,74 15.418,61 710.495,47
2.625,09 3.951,74 11.555,36 2.338,17 243.905,49
813,72 11.618,23 3.323,02 1.709,89 827.883,49
85.073,47
3.796,10
11.953,62
9.486,90
3.069,67
13.760,48
18.517,46
5.850,93
18.638,33
3.741.371,10
172.960,59
719.609,22
484.747,32
170.082,20
454.694,04
691.978,01
238.054,56
809.245,16
43.364,57 35.164,37 19.293,30 3.643.548,86 3.318.104,75 325.444,11
830,34 739,91 136,19 171.254,15 162.021,42 9.232,73
4.456,42 8.343,98 2.857,86 703.950,96 642.327,17 61.623,79
2.903,18 3.370,35 1.978,76 476.495,03 450.508,35 25.986,69
230,10 1.539,44 649,76 167.662,89 158.015,28 9.674,61
4.609,43 4.168,65 2.327,20 441.588,76 385.336,98 56.251,78
10.169,30 6.177,43 4.137,81 671.493,46 633.498,92 37.994,53
998,03 1.752,63 1.479,33 233.824,57 213.768,06 20.056,51
19.167,76 7.071,99 5.726,38 777.279,03 672.628,57 104.650,46
Sumber: BPS, 2010
100 SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 4. Tabel Rata-rata Pendapatan dan Pengeluaran Perkapita menurut Golongan Rumah Tangga Tahun 2008 (Ribu Rupiah) Jumlah Buruh
Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Rumah Tangga (Jiwa) 1.Upah dan Gaji 2.Pendapatan Kapital 3.Penerimaan transfer dari: -RT -Perusahaan -Pemerintah -Luar Negeri 4.Jumlah Pendapatan 5.Pembayarn pajak langsung 6.Pendapatan RT setelah pajak 7.Pembayaran transfer ke: -RT -Perusahaan -Luar negeri 8.Pendapatan disposabel 9.Pengeluaran konsumsi 10.Tabungan
Pertanian Pengusaha
Bukan Pertanian RT Gol Rendah
Pedesaan Bukan Angkatan Kerja
RT Gol Atas
RT Gol Rendah
Perkotaan Bukan Angkatan Kerja
RT Gol Atas
228.523.301,00
29.528.312,00
64.059.279,00
36.823.295,00
11.512.932,00
16.040.849,00
37.854.941,00
12.456.632,00
20.247.059,00
57.716.100,00
7.367.966,00
16.020.714,00
9.122.381,00
3.306.788,00
3.922.657,00
9.360.179,00
3.591.039,00
5.024.376,00
11.766,44 3.450,63
3.569,67 385,98
8.092,91 2.065,78
9.062,06 2.479,89
9.699,90 3.198,10
19.491,72 8.829,02
13.675,64 3.448,80
13.699,53 4.237,50
30.557,49 9.468,99
189,76 188,54 870,96 277,90 16.744,22
405,57 56,05 1.439,15 129,60 5.986,01
109,46 74,23 811,98 265,74 11.420,09
227,93 86,85 1.148,10 416,95 13.421,78
381,15 68,22 1.214,98 477,42 15.039,77
45,63 481,52 210,13 145,82 29.203,85
196,14 248,25 792,76 407,31 18.768,90
210,74 317,24 927,65 187,71 19.580,37
40,19 573,82 164,12 84,45 40.889,07
372,27
128,56
186,60
257,63
266,63
857,84
489,17
469,70
920,55
16.371,95
5.857,45
11.233,49
13.164,15
14.773,14
28.346,01
18.279,73
19.110,66
39.968,53
189,76 153,88 84,43 15.943,88 14.519,77 1.424,12
28,12 25,06 4,61 5.799,66 5.486,99 312,67
69,57 130,25 44,61 10.989,06 10.027,07 961,98
78,84 91,53 53,74 12.940,04 12.234,33 705,71
19,99 133,71 56,44 14.563,01 13.725,03 837,98
287,36 384,56 145,08 27.529,01 24.022,23 3.506,78
268,64 163,19 109,31 17.738,59 16.734,91 1.003,69
80,12 140,70 118,76 18.771,09 17.160,98 1.610,11
946,69 349,28 282,83 38.389,73 33.221,05 5.168,67
Sumber: BPS, 2010
101 SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 5. Tabel Pengali Neraca (Ma) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
1 1,0595 0,0160 0,1870 0,0198 0,0347 0,0794 0,0276 0,0287 0,0263 0,1155 0,0427 0,0649 0,0207 0,0510 0,0029 0,0073 0,5093 0,2427 0,6663 0,2624 0,1345 0,2518 0,1495 0,0546 0,2085 0,3815 0,5440 0,1424 0,2989 0,0156 0,2155 0,0963 0,0072 0,9385 0,1446 0,0533 0,4350 0,4163 0,0586 0,0420 0,7974 0,2213 0,0085 0,4278 0,1556 0,1671 0,3051 0,1758
2 0,0612 1,0163 0,1938 0,0205 0,0354 0,0809 0,0280 0,0290 0,0268 0,1175 0,0432 0,0656 0,0223 0,0538 0,0030 0,0076 0,5155 0,6288 0,2912 0,1086 0,0469 0,1373 0,2399 0,0943 0,4505 0,3827 0,5670 0,1482 0,3029 0,0154 0,2138 0,0962 0,0073 0,9941 0,1375 0,0539 0,4504 0,4123 0,0574 0,0430 0,8208 0,2071 0,0088 0,4117 0,1511 0,1745 0,3308 0,1830
3 0,0563 0,0152 1,1760 0,0187 0,0334 0,0766 0,0268 0,0279 0,0254 0,1118 0,0414 0,0631 0,0191 0,0478 0,0027 0,0070 0,4928 0,0666 0,8303 0,1628 0,1297 0,3426 0,1447 0,0527 0,2005 0,3714 0,5098 0,1346 0,2856 0,0154 0,2067 0,0937 0,0070 0,8870 0,1391 0,0510 0,4307 0,4017 0,0584 0,0404 0,7610 0,2288 0,0085 0,4253 0,1566 0,1597 0,2783 0,1708
4 0,0572 0,0154 0,1794 1,0190 0,0340 0,0782 0,0271 0,0282 0,0258 0,1139 0,0419 0,0639 0,0200 0,0497 0,0028 0,0072 0,5002 0,2344 0,6412 0,1040 0,0443 0,1299 0,2607 0,1493 0,3870 0,3743 0,5207 0,1381 0,2889 0,0150 0,2058 0,0945 0,0070 0,9197 0,1355 0,0506 0,4524 0,4009 0,0585 0,0412 0,7772 0,2246 0,0084 0,4187 0,1544 0,1673 0,2941 0,1789
5 0,0595 0,0162 0,1831 0,0195 1,0360 0,0828 0,0287 0,0297 0,0273 0,1205 0,0438 0,0668 0,0214 0,0531 0,0029 0,0077 0,5358 0,0901 0,3613 0,7592 0,1383 0,2164 0,1555 0,0568 0,2168 0,3991 0,5228 0,1435 0,3104 0,0158 0,2267 0,1050 0,0077 0,9173 0,1586 0,0591 0,4548 0,4609 0,0627 0,0438 0,8102 0,2339 0,0090 0,4454 0,1636 0,1837 0,3146 0,1891
6 0,0556 0,0150 0,1706 0,0181 0,0352 1,0819 0,0281 0,0291 0,0272 0,1205 0,0437 0,0673 0,0207 0,0518 0,0028 0,0077 0,5245 0,0724 0,3058 0,1074 0,0446 0,1315 0,8055 0,2146 0,2883 0,3915 0,4839 0,1368 0,2996 0,0141 0,2031 0,1032 0,0075 0,8997 0,1388 0,0503 0,5051 0,4360 0,0632 0,0429 0,7821 0,2664 0,0084 0,4323 0,1604 0,1892 0,3026 0,1953
7 0,0540 0,0147 0,1662 0,0177 0,0332 0,0764 1,0266 0,0275 0,0252 0,1115 0,0410 0,0628 0,0187 0,0472 0,0027 0,0069 0,4930 0,0501 0,4898 0,2417 0,2485 0,4875 0,1439 0,0524 0,1994 0,3711 0,4742 0,1305 0,2835 0,0149 0,2043 0,0974 0,0071 0,8470 0,1405 0,0508 0,4358 0,4227 0,0596 0,0399 0,7436 0,2409 0,0090 0,4198 0,1555 0,1614 0,2723 0,1707
8 0,0528 0,0143 0,1606 0,0171 0,0344 0,0803 0,0275 1,0285 0,0267 0,1187 0,0424 0,0656 0,0201 0,0507 0,0028 0,0075 0,5149 0,0487 0,2399 0,1053 0,0434 0,1271 0,7318 0,0918 0,5609 0,3845 0,4524 0,1309 0,2871 0,0140 0,1954 0,1015 0,0074 0,8599 0,1341 0,0515 0,5055 0,4246 0,0643 0,0419 0,7528 0,2649 0,0091 0,4263 0,1636 0,1874 0,2940 0,1985
9 0,0535 0,0146 0,1629 0,0174 0,0336 0,0773 0,0269 0,0278 1,0253 0,1124 0,0410 0,0628 0,0185 0,0471 0,0027 0,0070 0,5020 0,0720 0,2614 0,4340 0,0820 0,6677 0,1456 0,0530 0,2006 0,3771 0,4601 0,1304 0,2854 0,0154 0,2077 0,1000 0,0073 0,8394 0,1413 0,0555 0,4419 0,4363 0,0600 0,0405 0,7447 0,2371 0,0095 0,4246 0,1612 0,1707 0,2674 0,1770
102 SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
10 0,0506 0,0137 0,1544 0,0165 0,0328 0,0764 0,0263 0,0272 0,0252 1,1121 0,0403 0,0622 0,0185 0,0471 0,0026 0,0071 0,4903 0,0711 0,2966 0,1001 0,0413 0,1208 0,4195 0,1881 0,6612 0,3665 0,4358 0,1255 0,2713 0,0139 0,1901 0,0969 0,0070 0,8269 0,1276 0,0489 0,4824 0,4051 0,0613 0,0397 0,7217 0,2468 0,0092 0,4082 0,1568 0,1723 0,2695 0,1869
11 0,0566 0,0155 0,1732 0,0185 0,0350 0,0805 0,0280 0,0289 0,0264 0,1171 1,0425 0,0650 0,0200 0,0503 0,0028 0,0074 0,5224 0,0520 0,3205 0,6640 0,0759 0,4308 0,1514 0,0552 0,2097 0,3906 0,4914 0,1374 0,2993 0,0158 0,2190 0,1031 0,0076 0,8785 0,1515 0,0584 0,4505 0,4515 0,0618 0,0424 0,7802 0,2353 0,0093 0,4388 0,1643 0,1796 0,2913 0,1852
12 0,0475 0,0130 0,1436 0,0154 0,0318 0,0743 0,0255 0,0264 0,0244 0,1090 0,0389 1,0600 0,0176 0,0452 0,0025 0,0068 0,4772 0,0513 0,2118 0,0971 0,0397 0,1154 0,2973 0,1579 0,8994 0,3567 0,4015 0,1191 0,2575 0,0138 0,1823 0,0951 0,0068 0,7834 0,1219 0,0487 0,4815 0,3947 0,0616 0,0383 0,6895 0,2438 0,0097 0,3982 0,1572 0,1678 0,2544 0,1869
13 0,0504 0,0138 0,1529 0,0164 0,0321 0,0740 0,0258 0,0266 0,0243 0,1079 0,0396 0,0608 1,0171 0,0442 0,0025 0,0066 0,4805 0,0498 0,2647 0,1813 0,1800 0,8150 0,1396 0,0507 0,1919 0,3629 0,4300 0,1232 0,2717 0,0148 0,1960 0,0969 0,0070 0,7974 0,1327 0,0510 0,4332 0,4214 0,0588 0,0384 0,7086 0,2436 0,0096 0,4103 0,1565 0,1594 0,2463 0,1675
14 0,0467 0,0127 0,1416 0,0151 0,0310 0,0722 0,0249 0,0258 0,0237 0,1060 0,0378 0,0583 0,0171 1,0439 0,0024 0,0066 0,4643 0,0538 0,3032 0,0947 0,0389 0,1128 0,1838 0,1083 0,9410 0,3476 0,3980 0,1166 0,2497 0,0138 0,1790 0,0917 0,0066 0,7684 0,1191 0,0484 0,4642 0,3795 0,0601 0,0372 0,6735 0,2330 0,0097 0,3907 0,1551 0,1608 0,2473 0,1817
15 0,0567 0,0154 0,1739 0,0186 0,0348 0,0801 0,0278 0,0288 0,0263 0,1165 0,0424 0,0648 0,0199 0,0501 1,0028 0,0073 0,5191 0,0568 0,3845 0,6053 0,0794 0,4167 0,1507 0,0549 0,2088 0,3885 0,4948 0,1373 0,2979 0,0157 0,2177 0,1020 0,0075 0,8811 0,1500 0,0576 0,4482 0,4455 0,0614 0,0422 0,7789 0,2342 0,0092 0,4374 0,1634 0,1773 0,2902 0,1836
16 0,0478 0,0130 0,1444 0,0154 0,0321 0,0749 0,0257 0,0266 0,0247 0,1104 0,0392 0,0606 0,0179 0,0460 0,0025 1,0069 0,4816 0,0436 0,2147 0,0980 0,0401 0,1165 0,3584 0,0983 0,9090 0,3601 0,4039 0,1198 0,2597 0,0138 0,1828 0,0957 0,0069 0,7879 0,1230 0,0497 0,4850 0,3962 0,0624 0,0387 0,6938 0,2469 0,0098 0,4022 0,1595 0,1709 0,2602 0,1899
17 0,0176 0,0048 0,0539 0,0058 0,0112 0,0258 0,0089 0,0093 0,0085 0,0378 0,0137 0,0211 0,0063 0,0160 0,0009 0,0024 1,1665 0,0198 0,1243 0,0720 0,0293 0,1016 0,1052 0,0406 0,1492 0,8340 0,1529 0,0432 0,0937 0,0049 0,0666 0,0328 0,0024 0,2823 0,0451 0,0172 0,1557 0,1397 0,0204 0,0135 0,2473 0,0817 0,0031 0,1400 0,0531 0,0572 0,0915 0,0611
18 0,0697 0,0184 0,2248 0,0236 0,0375 0,0848 0,0294 0,0305 0,0282 0,1222 0,0457 0,0687 0,0253 0,0592 0,0033 0,0081 0,5376 1,0514 0,2625 0,1156 0,0514 0,1507 0,1593 0,0585 0,2256 0,3971 0,6695 0,1663 0,3299 0,0164 0,2329 0,0966 0,0076 1,1268 0,1460 0,0572 0,4293 0,4224 0,0544 0,0458 0,9015 0,1797 0,0083 0,4155 0,1460 0,1779 0,3794 0,1803
103 SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
19 0,0588 0,0158 0,1866 0,0198 0,0338 0,0771 0,0270 0,0284 0,0256 0,1125 0,0419 0,0636 0,0196 0,0486 0,0028 0,0070 0,4940 0,0451 1,2250 0,1032 0,0446 0,1307 0,1459 0,0531 0,2025 0,3728 0,5481 0,1391 0,2888 0,0157 0,2099 0,0902 0,0068 0,9275 0,1394 0,0508 0,4267 0,3818 0,0576 0,0410 0,7805 0,2189 0,0078 0,4331 0,1576 0,1577 0,2866 0,1712
20 0,0612 0,0167 0,1873 0,0201 0,0374 0,0861 0,0298 0,0308 0,0283 0,1250 0,0450 0,0687 0,0224 0,0555 0,0031 0,0080 0,5590 0,0480 0,2352 1,1123 0,0474 0,1408 0,1613 0,0589 0,2250 0,4146 0,5317 0,1482 0,3227 0,0164 0,2381 0,1101 0,0081 0,9340 0,1686 0,0646 0,4677 0,4865 0,0650 0,0457 0,8364 0,2335 0,0092 0,4613 0,1703 0,1976 0,3292 0,2005
21 0,0536 0,0145 0,1639 0,0175 0,0330 0,0769 0,0263 0,0271 0,0258 0,1136 0,0421 0,0649 0,0206 0,0500 0,0027 0,0071 0,4913 0,0409 0,2066 0,0999 1,0415 0,1255 0,1441 0,0529 0,2037 0,3677 0,4648 0,1292 0,2903 0,0127 0,2012 0,1036 0,0072 0,8234 0,1519 0,0398 0,4394 0,4567 0,0627 0,0390 0,7414 0,2776 0,0085 0,4024 0,1375 0,1493 0,3042 0,1606
22 0,0474 0,0130 0,1422 0,0153 0,0310 0,0715 0,0250 0,0258 0,0233 0,1041 0,0381 0,0586 0,0154 0,0410 0,0024 0,0063 0,4667 0,0391 0,1854 0,0929 0,0380 1,1120 0,1352 0,0490 0,1840 0,3541 0,3958 0,1168 0,2594 0,0149 0,1879 0,0947 0,0069 0,7584 0,1237 0,0515 0,4284 0,4103 0,0574 0,0371 0,6768 0,2413 0,0101 0,4033 0,1586 0,1567 0,2188 0,1643
23 0,0577 0,0155 0,1763 0,0187 0,0369 0,0861 0,0294 0,0305 0,0288 0,1280 0,0458 0,0709 0,0225 0,0559 0,0030 0,0082 0,5514 0,0488 0,2278 0,1131 0,0469 0,1381 1,1621 0,0598 0,2272 0,4112 0,4985 0,1421 0,3157 0,0142 0,2078 0,1082 0,0079 0,9319 0,1456 0,0538 0,5311 0,4557 0,0670 0,0454 0,8133 0,2865 0,0086 0,4523 0,1691 0,2068 0,3311 0,2097
24 0,0495 0,0135 0,1499 0,0161 0,0314 0,0733 0,0252 0,0257 0,0231 0,1032 0,0395 0,0603 0,0152 0,0404 0,0024 0,0064 0,4680 0,0384 0,1908 0,0937 0,0384 0,1140 0,1358 1,0490 0,1847 0,3486 0,4205 0,1228 0,2673 0,0126 0,1931 0,0985 0,0065 0,8069 0,1230 0,0355 0,4782 0,4227 0,0542 0,0372 0,7098 0,2434 0,0075 0,3819 0,1324 0,1523 0,2162 0,1597
25 0,0444 0,0122 0,1330 0,0143 0,0306 0,0716 0,0246 0,0255 0,0235 0,1055 0,0371 0,0574 0,0167 0,0433 0,0024 0,0066 0,4610 0,0415 0,1795 0,0936 0,0380 0,1097 0,1377 0,0498 1,1849 0,3450 0,3694 0,1122 0,2413 0,0137 0,1736 0,0919 0,0066 0,7384 0,1157 0,0494 0,4735 0,3771 0,0617 0,0367 0,6537 0,2361 0,0104 0,3874 0,1585 0,1617 0,2407 0,1865
26 0,0013 0,0004 0,0040 0,0004 0,0008 0,0019 0,0007 0,0007 0,0006 0,0028 0,0010 0,0016 0,0005 0,0012 0,0001 0,0002 0,0123 0,0020 0,0078 0,0043 0,0015 0,0075 0,0090 0,0036 0,0116 1,1106 0,0112 0,0032 0,0069 0,0004 0,0049 0,0024 0,0002 0,0209 0,0033 0,0013 0,0116 0,0103 0,0015 0,0010 0,0182 0,0061 0,0002 0,0103 0,0039 0,0043 0,0067 0,0045
28 0,1482 0,0335 0,6292 0,0628 0,0342 0,0776 0,0285 0,0293 0,0281 0,1242 0,0588 0,0847 0,0171 0,0459 0,0043 0,0074 0,5420 0,0919 0,5611 0,1574 0,0921 0,2452 0,1620 0,0627 0,2374 0,4018 2,2954 0,1626 0,3018 0,0137 0,1726 0,1033 0,0079 0,7554 0,1216 0,0466 0,3983 0,4703 0,0594 0,0540 1,2002 0,1988 0,0083 0,4591 0,1732 0,1755 0,2375 0,1711
104 SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
29 0,1917 0,0398 0,4207 0,0300 0,0408 0,0783 0,0273 0,0266 0,0301 0,1122 0,0435 0,0634 0,0163 0,0426 0,0041 0,0068 0,6013 0,0927 0,4387 0,1495 0,0785 0,2049 0,1538 0,0570 0,2134 0,4412 0,3690 2,1386 0,2502 0,0137 0,1493 0,1197 0,0107 0,6554 0,1060 0,0433 0,3800 0,5848 0,0508 0,0915 0,8438 0,1717 0,0073 0,4035 0,2158 0,1492 0,2078 0,1713
30 0,1457 0,0363 0,3038 0,0338 0,0415 0,0848 0,0287 0,0317 0,0342 0,1336 0,0683 0,0982 0,0171 0,0463 0,0029 0,0068 0,6313 0,0814 0,3569 0,1518 0,0661 0,1866 0,1742 0,0660 0,2552 0,4617 0,4741 0,1566 2,2624 0,0123 0,1626 0,0901 0,0076 1,0414 0,1041 0,0416 0,3625 0,3962 0,0611 0,0561 1,4814 0,1740 0,0080 0,4618 0,1809 0,1804 0,2008 0,1653
31 0,1058 0,0389 0,1828 0,0233 0,0433 0,0642 0,0260 0,0242 0,0291 0,1054 0,0433 0,0631 0,0124 0,0363 0,0056 0,0066 0,7807 0,0684 0,2589 0,1293 0,0521 0,1511 0,1498 0,0567 0,2164 0,5649 0,2735 0,1463 0,1639 1,8611 0,1149 0,0783 0,0079 0,4944 0,0869 0,0348 0,4080 0,3274 0,0452 0,0733 0,8844 0,1399 0,0062 0,3781 0,1439 0,1403 0,1615 0,1505
32 0,0998 0,0519 0,1857 0,0352 0,0293 0,0669 0,0223 0,0247 0,0259 0,1128 0,0588 0,0843 0,0130 0,0362 0,0025 0,0061 0,7878 0,0771 0,2637 0,1256 0,0503 0,1514 0,1601 0,0622 0,2406 0,5704 0,3070 0,0980 0,1735 0,0114 2,0451 0,0832 0,0067 0,5952 0,0877 0,0370 0,3253 0,3745 0,0516 0,0510 1,2790 0,1504 0,0068 0,3792 0,1552 0,1532 0,1689 0,1374
33 0,0207 0,0056 0,0630 0,0067 0,0340 0,0672 0,0120 0,0123 0,0163 0,0791 0,0180 0,0274 0,0094 0,0374 0,0012 0,0032 0,9637 0,0245 0,1360 0,0862 0,0310 0,1024 0,1364 0,0504 0,1775 0,6911 0,1779 0,0520 0,1095 0,0063 0,0773 2,2199 0,0040 0,3293 0,0541 0,0213 0,2413 0,2017 0,0265 0,0308 0,3327 0,0961 0,0040 0,1914 0,0751 0,0782 0,1079 0,0889
34 0,0399 0,0108 0,1209 0,0129 0,1494 0,1720 0,1575 0,0990 0,0289 0,1242 0,0544 0,0727 0,0210 0,0474 0,0211 0,0075 0,6536 0,0457 0,2499 0,2133 0,0784 0,1923 0,2604 0,0759 0,2562 0,4776 0,3388 0,1032 0,2101 0,0161 0,1463 0,1087 1,8415 0,6205 0,1049 0,0471 0,4164 0,5038 0,0538 0,1267 0,8743 0,1935 0,0080 0,5405 0,1570 0,1737 0,2059 0,1978
35 0,0767 0,0193 0,2498 0,0250 0,0515 0,1061 0,0393 0,0399 0,0290 0,1238 0,0586 0,0846 0,0141 0,0425 0,0031 0,0069 0,6266 0,0552 0,2918 0,1380 0,0573 0,1633 0,1850 0,0650 0,2367 0,4568 0,7250 0,3003 0,2196 0,0116 0,2256 0,0889 0,0079 2,6353 0,0931 0,0376 0,3416 0,3938 0,0542 0,0532 1,2392 0,1595 0,0074 0,3981 0,1767 0,1619 0,1847 0,1503
36 0,0345 0,0090 0,0969 0,0101 0,0527 0,1497 0,0390 0,0397 0,0230 0,1132 0,0425 0,0630 0,0116 0,0374 0,0022 0,0064 0,6613 0,0346 0,1737 0,1121 0,0396 0,1174 0,2056 0,0667 0,2131 0,4788 0,2445 0,1044 0,2328 0,0094 0,1029 0,1082 0,0066 0,4681 2,5193 0,0312 0,3255 0,4748 0,0788 0,0434 0,8795 0,1403 0,0080 0,3800 0,1653 0,1379 0,1499 0,1312
37 0,0423 0,0128 0,1096 0,0121 0,0824 0,1224 0,0768 0,0598 0,0270 0,1188 0,0503 0,0735 0,0136 0,0402 0,0039 0,0085 0,7041 0,0410 0,2039 0,1473 0,0534 0,1461 0,2064 0,0666 0,2365 0,5106 0,2734 0,0958 0,1690 0,2604 0,1172 0,1000 0,0070 0,5100 0,0963 2,2454 0,3802 0,4442 0,0634 0,0498 1,0514 0,1574 0,0068 0,5026 0,1784 0,1607 0,1723 0,1630
105 SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
38 0,0241 0,0065 0,0724 0,0077 0,0392 0,1184 0,0343 0,0302 0,0207 0,1080 0,0398 0,0582 0,0100 0,0351 0,0025 0,0088 0,5832 0,0275 0,1409 0,0939 0,0326 0,1002 0,1728 0,0579 0,1941 0,4219 0,2001 0,0658 0,1256 0,0124 0,0873 0,1819 0,0061 0,3718 0,0692 0,0376 2,4392 0,3953 0,0569 0,0384 0,8356 0,1183 0,0062 0,3613 0,1327 0,1371 0,1270 0,1227
39 0,0295 0,0076 0,0841 0,0084 0,0442 0,1012 0,0351 0,0247 0,0198 0,0994 0,0344 0,0490 0,0106 0,0382 0,0028 0,0068 0,7068 0,0296 0,1556 0,1005 0,0364 0,1099 0,1615 0,0559 0,1919 0,5099 0,2074 0,1343 0,1290 0,0083 0,0887 0,3712 0,0149 0,3853 0,0662 0,0259 0,2580 2,1790 0,0436 0,0353 0,6856 0,1162 0,0055 0,3333 0,1163 0,1083 0,1297 0,1106
40 0,0221 0,0059 0,0665 0,0070 0,0326 0,0653 0,0161 0,0158 0,0173 0,0835 0,0207 0,0306 0,0110 0,0397 0,0018 0,0055 0,9426 0,0252 0,1400 0,0879 0,0322 0,1061 0,1384 0,0510 0,1846 0,6764 0,1834 0,0638 0,1131 0,0065 0,0796 0,3338 0,0056 0,3398 0,0555 0,0221 0,2352 0,4773 1,7180 0,0320 0,3634 0,1001 0,0043 0,2010 0,0868 0,0921 0,1120 0,0838
41 0,0296 0,0082 0,0853 0,0091 0,0982 0,1360 0,0439 0,0361 0,0191 0,0937 0,0310 0,0479 0,0116 0,0382 0,0046 0,0103 0,6384 0,0332 0,1656 0,1334 0,0425 0,1134 0,1862 0,0597 0,1922 0,4621 0,2291 0,0800 0,1432 0,0590 0,0988 0,1255 0,1367 0,4221 0,0725 0,1494 0,6463 0,5564 0,0412 2,0211 0,5758 0,1356 0,0072 0,3133 0,1304 0,1534 0,1409 0,1248
42 0,0364 0,0099 0,1099 0,0117 0,0380 0,0917 0,0297 0,0386 0,0464 0,2119 0,1489 0,2093 0,0151 0,0527 0,0034 0,0090 0,5986 0,0405 0,1979 0,1690 0,0419 0,1595 0,2160 0,0865 0,3664 0,4374 0,3061 0,0951 0,1954 0,0133 0,1342 0,1076 0,0107 0,5735 0,1149 0,0506 0,4315 0,4614 0,0896 0,1004 3,5320 0,1949 0,0110 0,5188 0,2829 0,2990 0,1898 0,2110
43 0,0837 0,0221 0,2357 0,0253 0,0374 0,0858 0,0306 0,0339 0,0545 0,2295 0,1147 0,1959 0,0162 0,0479 0,0030 0,0081 0,5799 0,0626 0,2987 0,1667 0,0563 0,1862 0,2135 0,0874 0,3626 0,4260 0,6124 0,1694 0,6852 0,0126 0,2479 0,0896 0,0070 1,1565 0,1228 0,0417 0,3768 0,3912 0,0581 0,0459 1,0070 2,1536 0,0082 0,3958 0,1642 0,1641 0,2114 0,1588
44 0,0569 0,0149 0,1613 0,0173 0,0293 0,0669 0,0249 0,0265 0,0414 0,2120 0,0402 0,0764 0,0147 0,0479 0,0025 0,0110 0,7310 0,0463 0,2280 0,1106 0,0444 0,1427 0,1804 0,0714 0,2772 0,5298 0,4226 0,1169 0,4558 0,0097 0,1656 0,0686 0,0053 0,8357 0,0875 0,0315 0,2960 0,2935 0,0461 0,0350 0,7089 0,1480 1,9368 0,3057 0,1223 0,1299 0,1723 0,1208
45 0,0300 0,0080 0,0903 0,0095 0,0553 0,1184 0,0589 0,0748 0,0330 0,1551 0,0341 0,0517 0,0127 0,0471 0,0025 0,0079 0,6523 0,0341 0,1760 0,1142 0,0432 0,1261 0,2156 0,0679 0,2418 0,4730 0,2497 0,0844 0,1560 0,0095 0,1074 0,1148 0,0083 0,4707 0,0803 0,0313 0,3717 0,5531 0,0543 0,0632 0,4894 0,1459 0,0087 2,6454 0,1585 0,1471 0,1594 0,2904
46 0,0269 0,0073 0,0817 0,0087 0,0227 0,0556 0,0168 0,0182 0,0469 0,2223 0,0242 0,0379 0,0145 0,0712 0,0023 0,0063 0,8747 0,0326 0,1666 0,0936 0,0343 0,1251 0,1713 0,0698 0,2736 0,6302 0,2300 0,0677 0,1434 0,0082 0,1001 0,0638 0,0053 0,4308 0,0694 0,0277 0,3247 0,2610 0,0454 0,0415 0,4032 0,1330 0,0090 0,2924 2,5586 0,1544 0,1565 0,1560
106 SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
47 0,0246 0,0067 0,0743 0,0079 0,0278 0,0677 0,0176 0,0186 0,0221 0,1302 0,0239 0,0585 0,0122 0,0590 0,0022 0,0166 0,8440 0,0283 0,1496 0,0861 0,0322 0,1069 0,1569 0,0604 0,2419 0,6074 0,2079 0,0629 0,1301 0,0099 0,0919 0,0637 0,0110 0,3912 0,0687 0,0307 0,3127 0,2674 0,0416 0,1300 0,3787 0,1248 0,0077 0,2761 0,1646 2,0934 0,1476 0,1951
48 0,0524 0,0138 0,1666 0,0175 0,0388 0,1043 0,0288 0,0337 0,0604 0,2405 0,0422 0,0733 0,1356 0,2474 0,0083 0,0218 0,5757 0,0521 0,2642 0,1327 0,0623 0,2330 0,2200 0,0899 0,4388 0,4238 0,4893 0,1215 0,2731 0,0127 0,1713 0,1047 0,0121 0,7664 0,1117 0,0437 0,4867 0,4549 0,0590 0,0532 0,7190 0,1982 0,0086 0,3839 0,1549 0,1742 2,2443 0,1680
49 0,0291 0,0078 0,0873 0,0092 0,0449 0,1170 0,0306 0,0377 0,0399 0,2024 0,0337 0,0560 0,0154 0,0561 0,0035 0,0134 0,6013 0,0343 0,1667 0,1040 0,0359 0,1169 0,2056 0,0727 0,2600 0,4365 0,2400 0,0841 0,1506 0,0111 0,1039 0,1123 0,0062 0,4494 0,0962 0,0314 0,5957 0,4733 0,0588 0,0359 0,5146 0,1394 0,0078 0,2883 0,1174 0,1492 0,1592 2,0997
107 SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 6. Dekomposisi Pengali Sektor Konstruksi (Ma2I).Ma1
(Ma3-I). Ma2.Ma 1
Ma
Desa
0,004
0,026
0,030
Kota
0,001
0,007
0,008
Desa
0,006
0,079
0,085
Kota
0,001
0,008
0,009
Desa
0,082
0,016
0,098
Kota
0,098
0,038
0,136
Desa
0,031
0,013
0,044
Kota
0,023
0,013
0,036
Desa
0,007
0,012
0,019
Kota
0,038
0,055
0,094
Desa
0,011
0,020
0,031
Kota
0,017
0,031
0,048
Desa
0,002
0,009
0,012
Kota
0,015
0,024
0,038
Desa
0,003
0,001
0,005
Kota
0,007
0,003
0,010
0,395
0,243
0,638
Dampak Injeksi terhadap Neraca Lain
I
Ma1 -I
Faktor Produksi Tenaga Kerja: Penerima Upah dan Gaji Pertanian Bukan Penerima Upah dan Gaji Produksi, Operator Alat Angkutan, Manual dan buruh kasar
Tata Usaha, Penjualan, JasaJasa
Kepemimpinan, Ketatalaksanaan, Militer, Profesional dan Teknisi
Penerima Upah dan Gaji Bukan Penerima Upah dan Gaji Penerima Upah dan Gaji Bukan Penerima Upah dan Gaji Penerima Upah dan Gaji Bukan Penerima Upah dan Gaji Bukan Tenaga Kerja
Institusi Rumah Tangga: Buruh
Pertanian Pedesaan
0,013
0,020
0,033
Pengusaha Pertanian Gol Bawah Desa BAK di Desa
0,065
0,100
0,166
0,085
0,048
0,133
0,022
0,020
0,042
Gol Atas Desa Gol Bawah Kota BAK di Kota
0,053
0,061
0,113
0,116
0,070
0,186
0,034
0,026
0,060
Gol Atas Kota
0,094
0,098
0,192
0,285
0,177
0,462
Bukan Pertanian
Perkotaan
Perusahaan Sektor Produksi
108 SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lanjutan 1 Pertanian Tanaman Pangan
0,004
0,225
0,229
Pertanian Tanaman Lainnya
0,017
0,063
0,080
Peternakan dan Hasil-hasilnya
0,006
0,138
0,143
Kehutanan dan Perburuan
0,052
0,007
0,059
Perikanan
0,002
0,097
0,099
Pertambangan Batubara, Biji Logam dan Minyak Bumi
0,078
0,048
0,126
Pertambangan dan Penggalian Lainnya
0,133
0,003
0,137
Industri Makanan, Minuman dan Tembakau
0,009
0,413
0,422
Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit
0,006
0,066
0,072
Industri Kayu & Barang Dari Kayu
0,124
0,025
0,149
Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang Dari Logam dan Industri
0,421
0,226
0,646
Industri Kimia, Pupuk, Hasil Dari Tanah Liat, Semen
0,352
0,204
0,556
Listrik, Gas Dan Air Minum
0,012
0,030
0,041
1,001
0,020
2,021
Perdagangan
0,214
0,362
0,576
Restoran
0,018
0,118
0,136
Perhotelan
0,003
0,004
0,007
Angkutan Darat, udara, air dan komunikasi
0,110
0,203
0,313
Bank dan Asuransi
0,054
0,076
0,130
Real Estate dan Jasa Perusahaan
0,069
0,084
0,153
Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan, Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya
0,004
0,137
0,141
Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lainnya
0,036
0,089
0,125
Konstruksi
1
109 SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 7. Structural Path Analysis (SPA) Sektor Konstruksi terhadap Faktor Produksi dan GolonganRumah Tangga
Path
Global Efeect
Direct Effect
Path Multiplier
Total Effect
Cum %
0,003
% of Global Effect 8,7
0,033
0,001
2,189
41, 6, 25
0,002
2,537
0,006
2,9
2,9
41, 8, 25
0,002
2,426
0,004
1,9
4,8
41, 10, 25
0,002
2,513
0,005
2,6
7,4
0,002
2,410
0,006
3,0
10,4
41, 16, 25
0,002
2,392
0,004
2,0
12,4
41, 17, 25
0,007
2,641
0,019
9,8
22,2
0,002
3,996
0,007
5,4
53,1
41,38,6
0,003
5,178
0,014
10,0
63,0
41,39,6
0,002
4,646
0,009
6,3
69,3
0,002
4,360
0,009
1,4
35,3
41,34,17
0,003
4,304
0,014
2,2
37,5
41,37,17
0,003
5,243
0,013
2,1
39,6
41,38,17
0,008
5,526
0,045
7,0
46,6
41,39,17
0,011
4,904
0,054
8,5
55,1
41,46,17
0,001
5,913
0,007
1,0
56,1
41,47,17
0,003
4,803
0,014
2,2
58,3
41, 5, 18
41, 14, 25
41,34,6
41,31,17
0,192
0,136
0,638
8,7
110 SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 8. Perhitungan Proyeksi Investasi Bidang Pariwisata Tahun 2015 Mengacu pada Nesparnas 2013.
1.
PMTB
PMTB
Proporsi Investasi
Investasi Pariwisata
Investasi Pariwisata
2013
2015
Pariwisata
2013
2015
2654375
3020065
4.22%
121296,57
127446,74
2. Proporsi Investasi Pariwisata Swasta Pemerintah
99.75% 0.25%
2013 121297 120993 303,241
2015 127446,74 127128,12 318,61
Proporsi 15.86% 57.14% 25.92%
2013 48,1 173,3 78,6
2015 50,5 182,05 82,58
1.08%
3,3
3,44
100%
303.24
318,61
3. Konstruksi Mesin & Peralatan Alat Angkutan Barang Modal Lainnya Investasi Pemerintah
111 SKRIPSI
DAMPAK INVESTASI SEKTOR ....
FIFI ULID KHOIRO T