PENGARUH PENERAPAN METODE DISKUSI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENINGKATAN BERFIKIR KREATIF MAHASISWA DALAM SETUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Penelitian terhadap Mahasiswa Semester I Universitas Subang)
Ade Nawawi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Subang
ABSTRACT The learning process of Islamic religion education in universitas Subang is one of the uniwanted subject matters by the students because of certain reason. one of the reaseon is that the conventional way of teaching so that it is monotonous thing in the classroom. that’s why it is needed a better method to change this situation. Discussion method is one of the way that can be applicable to use it. discussion method in teaching learning process of the education of Islamic religion will be focused on this research. from this it will be known the motivation of the students, the creative thinking of the students to explore, and it can enhance the will of the students actively to accept the subject matter. The theory and the concept used to analyze this condition use two theories namely discussion method of Suryosubroto and learning motivation to encrease the creative thinking of Robert S. Slavin. The method used in this research is quantitative method, and it is hoped it will be measured the influence of discussion method against the motivation and the increasing and creative thinking of the students. the analysis used is normality test, regression, and correlation. From the research it shows that the application of discussion method and the motivation of the students at once give the significant and positive contribution to increase the thinking of the students in Islamic study. it can be proved through determination coeficient calculation the variable of discussion method in application against the improvement of creative thinking with 55,9%. Beside that, determination coefisient the variable of study motivation against the creative thinking with 64,8%. It shows that the optimal thinking capability of the students will be depended on the discussion method and the motivation. From the result of the coeficient calculation it can be seen that the discussion method and the motivation against the increasing thinking capability of the students of Islamic study has medium correlation. It can be seen from the correlation coeficient with 0,077% and 0,192%. Keyword : Penerapan Metode Diskusi, Motivasi, dan Peningkatan Kreatif
PENDAHULUAN Dalam proses pembelajaran ada banyak komponen yang dilibatkan yang dapat menunjang keberhasialan. Suatu pembelajaran tidak hanya tergantung pada pengajar semata, akan tetapi juga melibatkan pengajar (dosen), mahasiswa, juga sarana dan prasarana penunjang serta meteri yang disampaikan. Peranan metode atau cara dalam penyampaian materi perkuliahan akan menentukan output atau keberhasilan dari sasaran yang ingin dicapai. Metode diskusi adalah salah satu cara
yang efektif untuk meningkatkan kualitas berfikir mahasiswa. Melalui sistem motode diskusi mahasiswa akan terstimulansi untuk berfikir kreatif. Proses pengajaran pendidikan agama Islam adalah satu mata kuliah yang kurang diminati oleh mahasiswa, karena beberapa alasan. Pertama dilihat dari sisi materi, mahasiswa beranggapan bahwa materi pendidikan agama bersifat statis, artinya mereka sudah mendapatkan materi ini sejak mahasiswa berada di lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Sehingga ketika mahasiswa mendapatkan
JIA Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UNSUB – Edisi 11 /2013
41
materi kuliah ini, mereka terkesan tidak memiliki ketertarikan lebih. Kedua, metode yang disampaikan cenderung monoton. Metode diskusi adalah salah satu alternatif untuk bisa merubah ketertarikan minat mahasiswa terhadap mata kuliah ini. Melalui metode diskusi yang bersifat buttomup akan menstimulasi fenomena-fenomena keagamaan yang mereka jalankan sehari-hari, sehingga permasalahan yang mungkin muncul dapat secara bersama mereka diskusikan dan mereka pecahkan bersama. Akan tetapi dalam kenyataannya, proses pembelajaran untuk mata kuliah pendidikan agama Islam ini melalui materi diskusi masih kurang mendapat perhatian, sehingga mampu menumbuhkan minat belajar mahasiswa. Tentu saja hal ini terkait dengan beberapa permasalahan di lingkungan Universitas Subang sebagai berikut: Cara atau proses belajar mengajar yang diselenggarakan memiliki kecenderung bersifat konvensional. Artinya, proses pembelajaran bersifat one way communication (hanya bersifat satu arah). Sedangkan yang ideal adalah bagaimana proses penyelenggaraan pengajaran dilakukan dengan dua arah, yaitu metode two way communication. Proses pembelajaran pendidikan agama Islam di Universitas Subang dalam kenyataannya lebih banyak bersifat konvensional, sehingga mahasiswa memiliki kecenderungan untuk tidak berfikir kreatif. Metode diskusi yang dikembangkan kurang direspon mahasiswa dengan antusias. Persoalan utama yang mendukung mereka berperilaku demikian adalah karena keterbatasan mahasiswa dalam mengakses berbagai sumber informasi yang tepat. Akses mahasiswa untuk mendapat buku-buku berkualitas yang juga terbatas. Proses metode diskusi ini selain memerlukan keberanian untuk berdebat, tentu harus distimulus oleh daya dukung kemampuan pengetahuan dan kemampuan intelektual yang memadai. Mayoritas mahasiswa yang berasal dari daerah yang berbeda, dan bertempat tinggal di wilayah yang jauh dari sumber informasi, memperparah keadaan mereka. Kemampuan individu mahasiswa yang berbeda-beda tersebut menumbuhkan budaya belajar yang statis. Budaya belajar yang statis di kalangan mahasiswa di Universitas Subang, tentu saja diindikasikan berpengaruh besar terhadap upaya proses pembelajaran yang dilakukan oleh dosen. Proses dari suatu kegiatan belajar ini akan menyangkut input atau asupan yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan, sehingga sampai kepada
output yang merupakan capaian dari pembelajaran materi pendidikan agama Islam. Budaya belajar yang statis tidak menumbuhkan kreatifitas berfikir mahasiswa. Ada kecenderungan mahasiswa hanya mendapat materi saja dari dosen sehingga mahasiswa hanya mendapat pelajaran, bukan pengetahuan. Kondisi ini tidak akan mampu menstimulus cara berfikir mahasiswa untuk lebih kreatif, memiliki daya inovasi dan ide-ide cemerlang untuk dikembangkan. Budaya belajar akan saling terkait dengan keberadaan tidak saja mahasiswa akan tetapi juga keberadaan dosen pengajar. Keberadaan dosen harus benar-benar berkompeten di bidangnya. Dosen yang tidak memiliki kompetensi tentu tidak akan membuat mahasiswa memiliki pengetahuan lebih. Kompetensi dosen akan terkait dengan keahlian dan daya nalar, serta pemahaman yang utuh mengenai suatu bidang keilmuan. Kondisi eksisting pengajar mata kuliah pendidikan agama Islam di Universitas Subang mayoritas memang sesuai dengan bidang keilmuannya. Hanya saja, kesesuaian bidang ilmu yang digeluti tidak akan menjamin bahwa dosen yang bersangkutan akan memiliki suatu metode keterampilan yang memadai dalam proses penyampaian ilmunya. Itu artinya, diperlukan keahlian khusus untuk bisa memberikan pendidikan yang baik. Softskill merupakan kemampuan yang harus dimiliki seorang pengajar. Softskill dalam pengajaran merupakan keahlian khusus yang menjadi bagian integral bagaimana mahasiswa mendapatkan suatu pemahaman dari mata kuliah pendidikan agama Islam. Keahlian yang seyogyanya juga ikut difasilitasi oleh lembaga, seperti pendidikan dan pelatihan dalam kenyataannya tidak pernah diselenggarakan atau difasilitasi oleh lembaga. Alhasil kompetensi tenaga pengajar pendidikan agama Islam berada pada kondisi yang bisa dikategorikan sangat standar. Berfikir kreatif merupakan ajang aktualisasi diri dari mahasiswa maupun dosen untuk berekspresi, memberikan keleluasaan bagi dosen dan mahasiswa untuk mengembangkan konsep berfikir di ranah mimbar akademis. Motivasi belajar menjadi bagian yang memberi ruh spirit dari upaya proses pembelajaran itu sendiri. Tanpa adanya motivasi, apakah itu yang dimiliki oleh dosen maupun mahasiswa maka alhasil optimalisasi yang diharapkan dari capaian tujuan pendidikan agama Islam tidak akan pernah terealisasikan.
JIA Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UNSUB – Edisi 11 /2013
42
Motivasi akan menjadi unsur dominan yang memberi spirit bagi mahasiswa dalam menuntut ilmu. Motivasi positif akan melahirkan dan membangun budaya belajar yang positif, sehingga mahasiswa akan terinspirasi dan terdorong untuk dapat berfikir kreatif. Motivasi yang muncul pada siswa maupun dosen sebenarnya saling terkait. Motivasi yang berasal dari dalam (intrinsik) dan motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik) diri maupun dosen mata kuliah pendidikan agama Islam. Waktu yang diterapkan untuk pembelajaran mata kuliah pendidikan agama Islam juga perlu dipertimbangkan. Selama ini, jam mata kuliah pendidikan agama Islam terlalu siang atau bahkan terlalu sore. Hal ini berpengaruh terhadap konsentrasi siswa untuk bisa berfikir lebih jernih. Salain itu, sarana dan prasarana penunjang proses pembelajaran tidak membuat mahasiswa dan dosen nyaman dalam menjalani kegiatan proses belajar mengajar di Universitas Subang. Penerapan metode diskusi yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran PAI sekiranya akan mampu membangun tidak saja cara berfikir mahasiswa, akan tetapi mampu membangun karakter mahasiswa yang berakhlakul karimah. Karakter mahasiswa yang terbangun akan berdampak positif terhadap lembaga. Dampak positif tersebut diidentifikasi sebagai daya kritis mahasiswa terhadap proses dan kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di Universitas Subang. Selama ini, sikap yang ditunjukkan oleh mahasiswa, cenderung bersifat statis dan memiliki kecenderungan menerima saja proses studi yang terjadi, apakah itu menyangkut dosen, waktu belajar, sarana dan prasarana penunjang, materi perkuliahan, dan hal lainnya yang menyangkut kegiatan belajar mengajar, sekalipun dalam proses itu mahasiswa dirugikan. Penelitian ini diharapkan mampu memotret dan memberikan gambaran yang jelas bagi pelaksanaan motivasi melalui metodologi diskusi selama mahasiswa menempuh studi di Universitas Subang yang pada akhirnya memberikan input berkaitan dengan teknik dan strategi motivasi, yang tidak saja hanya ada dalam kegiatan belajar mengajar, akan tetapi model diskusi di dalam dan di luar kelas (intra dan ekstra kurikuler) RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, diidentifikasi pernyataan masalah bahwa peningkatan berfikir kreatif mahasiswa belum maksimal hal itu diduga antara lain karena motivasi belajar belum optimal dan penerapan
metode diskusi belum epektif. Sesuai dengan pernyataan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh penerapan metode diskusi terhadap peningkatan berfikir kreatif mahasiswa semester I dalam studi pendidikan agama Islam di Universitas Subang ? 2. Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap peningkatan berfikir kreatif mahasiswa semester I dalam studi pendidikan agama Islam di Universitas subang ? 3. Bagaimana pengaruh penerapan metode diskusi dan motivasi belajar terhadap peningkatan berfikir kreatif mahasiswa semester I dalam studi pendidikan agama Islam di Universitas Subang ? 4. Bagaimana hubungan penerapan metode diskusi dengan motivasi belajar ? KERANGKA PEMIKIRAN Diskusi kelas atau kelompok pada dasarnya bukanlah model pembelajaran yang sebenarnya (true learning models), tetapi merupakan prosedur atau strategi mengajar yang bermanfaat dan banyak dipakai sebagai bagian langkah (sintaks) dari banyak model pembelajaran yang lain. Tetapi yang perlu dipahami, bahwa diskusi merupakan titik sentral dalam semua aspek pembelajaran, maka diskusi dikelas atau kelompok merupakan pendekatan yang berbeda dalam suatu pembelajaran. Atas alasan demikian diskusi kelas atau kelompok merupakan salah satu bagian penting dalam suatu proses pembelajaran. Dengan kata lain, interaksi dosen dengan mahasiswa, mahasiswa dengan mahasiswa dalam proses pembelajarn sangat ditentukan oleh bagaimana proses diskusi dikelas dioptimalisasi. Dengan diskusi kelas ini dosen dapat merubah beberapa pola komunikasi yang tidak produktif yang menjadi ciri kebanyakan kelas pada saat ini. Konsep dan teori yang dipergunakan untuk menganalis kondisi ini dipergunakan teori, yaitu pertama penerapan metode diskusi dari Suryosubroto dan kedua motivasi belajar dalam upaya peningkatan berfikir kreatif dari Robert E Slavin. Menurut Suryosubroto Metode diskusi dalam proses pembelajaran adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana dosen memberi kesempatan kepada para mahasiswa (kelompokkelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat
JIA Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UNSUB – Edisi 11 /2013
43
kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah. 1 Dari pendapat yang telah dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode diskusi merupakan cara penyajian atau penyampaian materi pembelajaran yang melibatkan mahasiswa untuk membahas masalah yang bersipat problematis untuk mencapai solusi dan kesimpulan berdasarkan kesepakatan bersama. Penerapan metode diskusi dalam peroses pembelajaran yang bersifat problematis, juga bermanfaat untuk melatih mahasiswa mengembangkan keterampilan berkomunikasi dan berani mengemukakan gagasan. Sedangkan menurut Robert E Slavin motivasi belajar ialah keinginan atau dorongan dalam diri siswa untuk belajar dan mengembangkan semua potensi dirinya seoptimal mungkin sebagai hasil interaksinya dengan faktor luar melalui proses pembelajaran disekolah dengan tanggung jawab terhadap tugas, kedisiplinan dalam waktu, perhatian dalam materi pelajaran, keinginan menjadi yang terbaik, kehadiran tatap muka dan kesiapan untuk belajar. 2 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud dengan motivasi belajar mahasiswa dalam tesis ini adalah sesuatu yang mendorong mahasiswa untuk melakukan kegiatan belajar, baik dorongan itu berasal dari dalam diri sendiri yaitu berupa pengetahuan, pengalaman, dan pendidikan mahasiswa, maupun dari luar diri mahasiswa, seperti orang tua, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, kondisi sosial ekonomi, dosen, temen, dan metode belajar. Mengutip pendapat Guilford, Fuad Nashori dan Rachmy Diana Mucharam berfikir kreatif ialah kemampuan untuk menciptakan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. kreativitas itu meliputi, yaitu :3 1. Kelancaran berfikir (fluency of thinking) yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang secra cepat. Dalam kelancaran berfikir yang ditekankan adalah kuantitas, bukan kualitas. 1
2. Keluwesan (flexibility) yaitu kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertayaan-pertayaan yang berpariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbedabeda, mencari alternatif atau arah yang berbeda-beda, dan mampu menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran. Orang yang kreatif adalah orang luwes yang berfikir. Mereka dengan mudah dapat meninggalkan cara berfikir lama dan menggantikan cara berfikir yang baru. 3. Elaborasi (Elaboration) yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan atau memperinci detil-detil dari suatu objek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi menarik. 4. Keaslian (Originality) yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik (unusual) atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan peningkatan berfikir kreatif ialah kemampuan seseorang yang ditampakan melalui sikap, perilaku pada kemampuannya dalam melahirkan gagasangagasan orsinil dengan cepat dan lancar yang gagasan-gagasan tersebut berbeda dari yang sudah ada serta bersifat konstruktif atau memberi manfaat. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory research. Metode ini bertunjukan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa yakni pengaruh penerapan metode diskusi dan motivasi belajar terhadap peningkatan berfikir kreatif mahasiswa semester I dalam studi pendidikan agama Islam di Universitas Subang . Dalam penelitian ini penerapan metode diskusi difungsikan sebagai variabel independen dengan notasi statistic, dan motivasi belajar difungsikan sebagai variabel independen dengan notasi statistic, sedangkan peningkatan berfikir kreatif difungsikan sebagai variabel dependen dengan notasi statistic. Yang menjadi jenis data dalam penelitian ini berupa sumber data baik yang tertulis, tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai. Sumber data utama ini dipergunakan untuk
Suryosubroto B, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hlm. 179. 2 Robert E Slavin, Educationl Psyhiology Theory and Practice , (Boston : Allyn and Bacon, 1994), hlm. 347. 3 Fuad Nashori dan Rachmy Diana Mucharam, Mengembangkan Kreativitas dalam Prespektif Psikologi Islam, (Jogjakarta : Menara Kudus, 2002), cet. ke-2, hlm. 43-44. JIA Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UNSUB – Edisi 11 /2013
44
memecahkan masalah-masalah.4 Jenis data merupakan jawaban atas pertayaan penelitian yang diajukan terhadap masalah yang dirumuskan dan tujuan yang telah ditetapkan. 5 Oleh karena itu, sesuai dengan rumusan penelitian yang telah ditetapkan, yang menjadi jenis data dalam penelitian adalah pengaruh penerapan metode diskusi dan motivasi belajar terhadap peningkatan berfikir kreatif mahasiswa semester I dalam studi pendidikan agama Islam di Universitas subang. Sumber data didasarkan atas jenis data yang telah ditentukan. Pada tahapan ini ditentukan sumber primer dan sumber sekunder. 6 Yang menjadi sumber data primer kuantitatif adalah populasi dan sampel yaitu yang berkaitan dengan kegiatan pengaruh penerapan metode diskusi dan motivasi belajar terhadap peningkatan berfikir kreatif mahasiswa semester I dalam studi pendidikan agama Islam di Universitas Subang. Sedangkan yang menjadi sumber data sekunder kualitatif, meliputi dokumen-dokumen, laporanlaporan kegiatan pembelajaran, buku-buku yang dipandang relevan dengan masalah yang diteliti, dan juga termasuk hasil wawancara dari dosendosen PAI yang ada di lingkungan Universitas Subang. Tabel 1 Data Mahasiswa Semester I Fakultas Ilmu Adminmistrasi Universitas Subang No 1. 2. 3.
Prodi Ilmu Administrasi Negara Ilmu Administrasi Bisnis Ilmu Administrasi Keuangan D3 Jumlah
Populasi 79 Orang 24 Orang 19 Orang
Sampel 38 Orang 12 Orang 10 Orang
122 Orang
60 Orang Sumber : Bagian Akademik FIA UNSUB 2012. Pengumpulan data disusun dalam berbagai tahapan kegiatan yang meliputi setudi eksplorasi,
4
merancang dan menyusun usulan penelitian, serta pengumpulan data. Tahap studi eksplorasi merupakan reinforcemenet terhadap pengalaman sebelumnya dalam melihat fenomena kegiatan strategi pengaruh penerapan metode diskusi dan motivasi belajar terhadap peningkatan berfikir kreatif mahasiswa dalam studi pendidikan agama Islam di Universitas Subang. Studi eksplorasi merupakan penjajagan lebih lanjut dari informasi-informasi dan minat yang meneliti dalam masalah ini. Dalam hal ini dipertimbangkan apakah pengaruh penerapan metode diskusi dan motivasi terhadap peningkatan berfikir kreatif mahasiswa dalam studi pendidikan agama Islam di Universitas Subang menarik untuk diteliti. Tahap merancang dan menyusun usulan penelitian adalah tahapan yang terkait dengan penyusunan proposal tentang pengaruh penerapan metode diskusi dan motivasi belajar terhadap peningkatan berfikir kreatif mahasiswa dalam studi pendidikan agama Islam di Universitas Subang. Bentuk pengukur angket ini menggunakan pernyataan dan di dalam menanggapi pernyataan tersebut subjek memilih salah satu lima alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan subjek yanmg sebenarnya. Katagori alternatif lima jawaban yang digunakan adalah Selalu (SL) , Sering (SR), Kadang-kadang (K), Pernah (P), dan Tidak Pernah (TP), berdasarkan Skala Likert. Angket untuk pengumpulan data dalam penelitian ini terlampir. Sebelum kuesioner diberikan kepada responden, terlebih dahulu dilakukan uji coba soal untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Selanjutnya dilakukan uji Reliabilitas. PEMBAHASAN Dari temuan empiris ini, dapat dikatakan bahwa penerapan metode diskusi dan motivasi belajar mahasiswa baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan berfikir kreatif mahasiswa dalam studi pendidikan agama Islam di Universitas Subang. Dengan demikian, hipotesis penelitian ini dapat diterima sebagai berikut : 1. Ditemukan pengaruh penerapan metode diskusi terhadap peningkatan berfikr kreatif mahasiswa semester I dalam studi pendidikan agama Islam di Universitas Subang sebanyak 55,9 %. Ini artinya bahwa penerapan metode diskusi yang di laksanakan oleh mahasiswa semester I universitas subang berkontribusi terhadap peningkatan berfikir kreatif. Hal ini
Lexi J Meleong, Metedologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 112. 5 Cik Hasan Bisri, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi Bidang Ilmu Agama Islam, (Jakarta : Logos, 1999), cet. ke-2, hlm. 58. 6 Ibid., hlm.59. JIA Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UNSUB – Edisi 11 /2013
45
menunjukan bahwa hampir setengah dari peningkatan berfikir kreatif mahasiswa semester I Universitas Subang dipengaruhi oleh hasil penerapan metode diskusi yang mereka peroleh. Setengahnya lagi ditentukan oleh faktor lain, seperti ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan, kesiapan mahasiswa, dukungan dosen, dan lain sebagainya. 2. Ditemukan pengaruh motivasi belajar terhadap peningkatan berfikir kreatif mahasiswa semester I dalam studi pendidikan agama Islam di Universitas Subang sebanyak 64,8%. Artinya motivasi belajar yang dilaksanakan oleh mahasiswa semester I Universitas Subang berkontribusi terhadap peningkatan berfikir kreatif. Hal ini menunjukan bahwa hampir setengah dari peningkatan berfikir kreatif mahasiswa semester I universitas Subang ditentukan oleh faktor yang berasal dari dalam sendiri (Intrinsik) seperti pengetahuan, pengalaman, dan pendidikan mahasiswa, maupun dari luar diri mahasiswa (ekstrinsik) seperti orang tua, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, kondisi sosial ekonomi, dosen, temen dan metode belajar. 3. Dengan demikian ditemukan pengaruh penerapan metode diskusi dan motivasi belajar terhadap peningkatan berfikir kreatif mahasiswa semseter I dalam studi pendidikan agama Islam sebanyak 42 %. Ini menunjukan bahwa penerapan metode diskusi dan motivasi belajar berpengaruh terhadap peningkatan berfikir kreatif mahasiswa. 4. Adanya hubungan antara penerapan metode diskusi dengan motivasi belajar terhadap peningkatan berfikir kreatif mahasiswa. hal ini dapat dilihat besaran koefisien korelasi sebesar 0,077 % dan 0,192 %. Ini menunjnukan keduanya secara bersamaan mempengaruhi peningkatan berfikir kreatif mahasiswa dalam studi pendidikan agama Islam semester I di Universitas Subang, KESIMPULAN Dari uraian di atas berdasarkan data yang ditemukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Penerapan metode diskusi berpengaruh terhadap peningkatan berfikir kreatif
mahasiswa dalam studi pendidikan agama Islam di Universitas Subang. 2. Motivasi belajar berpengaruh terhadap berfikir kreatif mahasiswa dalam studi pendidikan agama Islam di Universitas Subang 3. Penerapan metode diskusi dan motivasi belajar secara bersamaan berpengaruh terhadap peningkatan berfikir kreatif mahasiswa dalam studi pendidikan agama Islam di Universitas Subang. 4. Penerapan metode diskusi berhubungan positif dengan motivasi belajar dalam studi pendidikan agama Islam di Universitas Subang.
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. 1986. Metode Khusus Pendidikan Agama Islam. Jakarta : PT Bima Aksara. Ali, Muhamad. 2004. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung :Sinar Baru Algesindo. AM, Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Anonimus,
2006. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Fokus Media.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Edisi Revisi. Jakarta : Bumi Aksara. Azhari, Akyas. 1996. Psikologi Pendidikan. Semarang : Dina Utama Semarang. Azra, Azyumardi. 2001. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru. Jakarta : Kalimah. B, Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta. Bahri, Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : Rineka Cipta.
JIA Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UNSUB – Edisi 11 /2013
46
Bisri, Cik Hasan. 1999. Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi Bidang Ilmu Agama Islam. Jakarta : Logos. Daradjat, Zakiah. 1996. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta : Bumi Aksara. DEPAG RI. 2005. Al-Qurqn dan Terjemaah. Jakarta : PT Syamil Cipta Media. Depdikbud. 1994. Metodik Khusus Pengajaran IPS Sekolah Dasar.Jakarta : Depdikbud. Echol, Jon. 1987. Kamus Ingris Indonesia. Jakarta : Gramedia. Faisal Jalal dan Didi Supriadi. 2001. Reformasi Pendidikan dalam KonsteksOtonomi Daerah. Yogyakarta : Karya Nusa. Hakim, Thursan. 2000. Belajar Secara efektif. Jakarta : Puspa Swara. Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Hasibun dan Mujiono. 1986. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Hasibun, dan Moedjiono. 2008. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Latif,
Abdul. 2006. Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung : Pustaka Bani Quraisy.
Louis, Ma’luf. 2001. al Munjid fi al Lughah. Jakarta : Mutiara. Masnur dkk. 1992. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.Malang : Jemmars. Maulana, Ahmad. dkk. 2004. Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta : Absolut. Meleong, Lexi J. 2004. Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. Moedjiono dan Dimyati. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdikbud. Moedjiono. 2002. Proses Belajar Mengajar. jakarta : PT Remaja Rosdakarya. Muhaimin dkk. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya : CV Citra Media. Muhaimin dkk. 2001. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung : Rosda Karya. Munandar, SC Utami. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.
Kreativitas.
Nashar. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam KegiatanPembelajaran. Jakarta : Delia.
Hoornby, As. 1974. Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English.London : Oxford University Press.
Nashori, Fuad dan Rachmy Diana Mucharam. 2002. Mengembangkan Kreativitas dalam Prespektif Psikologi Islam. Jogjakarta : Menara Kudus.
Hawadi, Reni Akbar. dk. 2001. Jakarta :Grasindo.
I L Pasaribu dan B Simanjuntak. 1989. Proses Belajar Mengajar.Bandung : Tarsito. Izzan, Ahmad. 2007. Metodologi Ilmu Tafsir. Bandung : Tafakur. Kamdhi, JS. 1995. Diskusi yang Efektif. Yogyakarta : Kanisius. Kartono, Kartini. 1990. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung : Mandar Maju.
Nasution, S. 2011. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.Peter Salim dan Yenny. 1991. Kamus Besar Indonesia Kontemporer. Jakarta : Modern English. Nata,
Abuddin Nata. Pendidikan Grasindo.
2001. Islam.
Paradigma Jakarta :
Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
JIA Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UNSUB – Edisi 11 /2013
47
Nggermanto, Agus. 2003. Quantum Quotitent Kecerdasan Quantum.Bandung : Nuansa.
Solso, Robert L. dkk. 2005. Cognitive Psychology. Boston : Pearson.
NK, Rostiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudjana,
Nana.1988. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung : Alfabet.
Parera, Jos Daniel. 1984. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta : Erlangga.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Poerwadarminta, WJS. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta.
Sudjana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bina Baru Algesiado.
Praja, Juhaya S. 1995. Filsafat Hukum Islam. Bandung : Pusat PenerbitanUniversitas LPPMUniversitas Islam Bandung.
Sudjiono, Anas. 2002. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Raja GeafindoPersada.
Purwanto, Ngalim. 1998. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung : Albeta.
R, A Tabrani. 1994. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Sabri, M Alisuf. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya.
Sulaiman,
Semi, M Atar. 2008. Terampil Berdiskusi dan Berdebat. Bandung : Titian Ilmu. Semiawan, Cony R. dkk. 2002. Dimensi Kreatif dalam Filsafat Ilmu. Bandung : Remaja Rosda Karya. Shaleh, Abdur Rachman. 2005. Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka LP3S Indonesia. Slameto. 1988. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Bina Aksara. Slavin, Robert E. 1994. Educational Psyhiology Theory and Practice. Boston : Allyn And Bacon. Sodikin, Abuy. 2004. Metodologi Studi Islam. Bandung : Insan Mandiri.
Fatiyah Hasan. 1993. Sistem Pendidikan Versi Al Ghazaly, terj. FathurRahman, Syamsuddin Asyrafi. Bandung, PT Al Ma’arif.
Sumantri dan Permana. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Departemen P dan K. Dikti. PGSD. Suryabrata, Sumadi. 1995. Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Suryabrata, Sumardi. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali. Sutrisno. 2005. Revolusi Pendidikan di Indonesia. Yogyakarta : Ar-Ruzz. Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya. Syakur, Nico. 1988. Pengalaman dan Motivasi Beragama. Yogyakarta : Kanisius. Tadjab. 1994. Ilmu Jiwa Pendidikan. Surabaya : Karya Arbitama.
JIA Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UNSUB – Edisi 11 /2013
48
Tafsir, Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam. Bandung :PT Remaja Rosdakarya. Tafsir, Ahmad. 2011. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Taniredja, Tukiran , Efi Miftah Faridli, Sri Harmianto. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung : Alfabeta. Usman, Moh Uzer. 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya. Winarno. 1988. Pengantar Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Witheringto. 1991. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bulan Bintang. Zein, Moh. 1995. Metodologi Pengajaran Agama. Yogyakarta: AK Group. Zuhairi dan Abdul Ghofir, 2004. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Malang : UM Press. Zuhairini dkk. 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya : Usaha Nasional.
JIA Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UNSUB – Edisi 11 /2013
49
JIA Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UNSUB – Edisi 11 /2013
50