Adaptation Of an Overseas
Student
Based on true events
Arum Sekar Ratrie 071511433049 Sociology, FISIP
Daftar Isi Kata Pengantar……………………………………………………………………2 Latar Belakang…………………………………………………………………….4 Isi…………………………………………………………………………………6 Bab 1…………………………………………………………………….11 Bab 2…………………………………………………………………….19 Bab 3…………………………………………………………………….24 Bab 4…………………………………………………………………....30 Bab 5…………………………………………………………………….39 Bab 6………………………………………………………………….…45 Bab 7…………………………………………………………………….49 Bab 8…………………………………………………………………….53 Bab 9…………………………………………………………………....72 Kesimpulan dan Saran Daftar Pustaka
1|Adaptation
of an Overseas Student
Kata Pengantar Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia sehingga penyusunan buku “Adaptation of an Overseas Student” dapat diselesaikan dengan baik. Buku ini disusun sebagai hasil pemahaman beserta analisis pengalaman penulis mengenai proses adaptasi sebagai mahasiswa perantau yang dikaitkan dengan teori-teori Psikologi Sosial yang nantinya juga digunakan
sebagai
bahan
pertimbangan
untuk
menentukan nilai akhir penulis dalam mata kuliah terkait. Terima kasih kepada semua pihak yang telah turut berperan dan memberikan bantuan baik dalam
2|Adaptation
of an Overseas Student
bentuk pemikiran, dukungan, maupun waktu dan tenaga sehingga buku ini dapat terbit dengan sukses. Buku ini tidak lepas dari segala kekurangan, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca untuk penyempurnaan buku ini di kemudian hari.
Surabaya, Juni 2016
Penyusun
3|Adaptation
of an Overseas Student
Latar Belakang Mahasiswa merupakan individu yang beralih pendidikan dari jenjang SMA ke tingkat pendidikan perguruan tinggi, sedangkan mahasiswa perantau berarti individu yang beralih pendidikan dari jenjang SMA ke tingkat pendidikan perguruan tinggi dengan pergi meninggalkan daerah asal menuju daerah lain. Mahasiswa perantau belajar di daerah baru untuk menempuh studi demi mendapatkan gelar sarjana. Tidak hanya itu, mereka juga akan menemukan berbagai keterampilan dan pengalaman lain selama menjalani proses di perantauan, baik itu di lingkungan pergaulan, tempat tinggal dan dunia perkuliahan. Kehidupan
baru
yang
dihadapi
mahasiswa
perantau dihadapkan kepada berbagai situasi yang 4|Adaptation
of an Overseas Student
variatif, masalah dalam menghadapi kebudayaan dan orang baru, menghadapi emosi yang tidak stabil dan menjalani konflik dengan orang lain dan sebagainya. Berdasarkan
deskripsi
singkat
mengenai
kehidupan mahasiswa perantau diatas, proses adaptasi kehidupan mahasiswa perantau yang mempengaruhi hubungan sosial, akademik, dan personal seperti apa saya alami sendiri merupakan hal yang sangat menarik untuk dikaji dan ditelaah lebih dalam, oleh sebab itu, dengan
disertai
analisis
psikologi
sosial,
saya
mengangkat tema ini sebagai bahan kajian saya.
5|Adaptation
of an Overseas Student
Satu Hal-hal yang Ditemukan di Kehidupan Perantauan
Anak
remaja
yang
memutuskan
untuk
melanjutkan pendidikan tinggi di luar dari daerah asalnya pada umumnya akan menemukan berbagai hal baru yang sebelumnya belum pernah ditemukan di daerah asalnya. Telah disebutkan bahwa akan terjadi banyak peristiwa baru serta banyak hal akan ditemukan pasca ditempuhnya kehidupan baru di tanah asing, yaitu tanah perantauan. Mereka akan akrab dengan kemajemukan yang terdapat dalam lingkungan tempat tinggal baru mereka yang dimiliki oleh setiap individu di lingkungannya.
6|Adaptation
of an Overseas Student
Hal-hal yang lazimnya ditemui oleh setiap mahasiswa perantauan adalah sebagai berikut, a. Kebudayaan Perbedaan budaya disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perbedaan kondisi geografis, mulai dari lokasi daerah setempat yang berbeda antara tempat tinggal asal, misalnya, di daerah asal saya, yaitu Batam cenderung mengadopsi budaya dari suku Minang dan Batak, mulai dari cara penggunaan bahasa dengan nada bicara yang meninggi dan penggunaan kata panggilan “kau” dalam kehidupan pertemanan. Hal tersebut antara lain disebabkan karena letak geografis Pulau Batam sendiri masih berdekatan dengan Pulau Sumatera khususnya
Sumatera
Barat
dan
mendominasinya
penduduk pendatang yang berasal dari Sumatera Utara.
7|Adaptation
of an Overseas Student
Bahasa Indonesia tetap dijadikan sebagai bahasa ibu di kota Batam. Berbeda
halnya
dengan
keadaan
di
Surabaya, meskipun, terdapat kesamaan seperti hal nya kesamaan dalam nada berbicara yang cenderung meninggi, namun, dalam segi bahasa, masyarakat Surabaya sudah dominan menggunakan bahasa Jawa ngoko dalam keseharian dan menggunakan bahasa Indonesia untuk momen-momen tertentu saja. Ciri khas yang saya temui terkait panggilan akrab dengan teman, arek Suroboyo memiliki sapaan unik, yaitu “cuk” dan “koen”. Kekuranglembutan masyarakat Surabaya dalam berinteraksi salah satunya disebabkan karena suhu udara yang relatif tinggi, sehingga, berimplikasi langsung dalam tindakan masyarakat yang kemudian berproses menjadi kebiasaan dan akhirnya menjadi budaya.
8|Adaptation
of an Overseas Student
b. Diferensiasi dalam individu Anak remaja yang memilih untuk menimba ilmu di perguruan tinggi yang berada di luar tempat tinggalnya akan dihadapkan pada lingkungan baru yang di dalamnya terdiri dari berbagai macam latar belakang yang berbeda dari dirinya. Variasi suku, agama, dan daerah asal akan ditemukan oleh mahasiswa perantau dalam lingkungan baru yang meliputi lingkungan kampus, indekos, serta lingkungan pergaulan. Surabaya, khususnya Universitas Airlangga telah mengenalkan saya dengan kemajemukan bangsa Indonesia. Saya berinteraksi dan bekerja sama dengan teman-teman yang berbeda latar belakang dengan saya, ada yang berasal dari Medan, Sumenep, Kediri,
9|Adaptation
of an Overseas Student
Pematang Siantar, Palangkaraya, Bontang, dan masih banyak lagi. c. Tempat hidup yang baru Menyandang
status
sebagai
mahasiswa
perantau, realitas yang harus diterima oleh mahasiswa perantau adalah tempat hidup yang baru yang drastis berbeda
dengan
tempat
hidup
di
daerah
asal.
Kenyamanan yang disuguhkan di tempat hidup yang baru berbeda dengan kenyamanan yang disuguhkan oleh rumah sendiri. Mahasiswa perantau harus mampu menelan realitas kehidupan yang satu ini.
10 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Dua Problematika yang Dihadapi oleh Mahasiswa Perantau
Setelah menemukan hal-hal baru di daerah baru yang menjadi
tanah
tujuan
perantau,
mahasiswa
menghadapi berbagai gejolak problem yang berkaitan langsung dengan hal yang ia temui terhadap dirinya sendiri. Problematika tersebut terdiri dari problematika internal dan eksternal. Problematika internal meliputi gejolak yang terjadi di dalam diri sendiri, sedangkan problematika eksternal meliputi permasalahan yang
11 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
terjadi
di
luar
diri
individu.
Problema
tersebut
disebabkan oleh berbagai faktor. Problematika yang dialami oleh mahasiswa perantau, pada umumnya, tidak jauh dari jangkauan konteks akan hal-hal yang telah ditemukan. Berikut merupakan problematika yang lazimnya dialami oleh mahasiswa perantau. a. Problematika Internal
Emosi yang tidak stabil Salah satu problem yang dihadapkan oleh
mahasiswa-mahasiswa
perantau
kebanyakan
adalah
ketidakstabilan emosi yang terjadi di dalam dirinya. Emosi adalah reaksi yang ditunjukkan mengenai suatu kejadian, terdapat banyak jenis emosi, diantaranya adalah takut, senang dan sedih.
12 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Kehidupan mandiri yang jauh dari keluarga serta terbatasnya fasilitas di tanah perantauan berelevansi terhadap kondisi emosi mahasiswa perantau dalam menjalani aktivitas kesehariannya. Mahasiswa perantau pada masa awal menjalani kehidupannya di perantauan akan mengalami perasaan sedih yang berlanjut hingga beberapa bulan setelah menetap di perantauan, alasan saya sedih adalah karena rindu dengan ibu beserta keluarga saya di rumah. Kehangatan beserta dukungan nyata dari keluarga saya menahan saya untuk tetap memantapkan langkah di Surabaya. Selain itu, para mahasiswa perantau juga mengalami ketakutan-ketakuan yang meliputi dengan ketakutan
dalam
berinteraksi
13 | A d a p t a t i o n
dengan
masyarakat
of an Overseas Student
setempat, ketakutan untuk tinggal sendiri dan ketakutan akan lingkungan tempat tinggal sekitar.
Stres dan Depresi
Stres
merupakan
mengalami
kondisi
ketegangan
secara
dimana psikis
seseorang dan
dapat
mempengaruhi kinerja seseorang, bahkan stres dapat membuat
produktivitas
menurun,
rasa
sakit
dan
gangguan-gangguan mental, sedangkan depresi adalah suasana hati yang buruk dan berlangsung selama kurun waktu tertentu, ketika mengalami depresi kita akan merasa sedih berkepanjangan, putus harapan, tidak punya
motivasi
untuk
beraktivitas,
kehilangan
ketertarikan pada hal-hal yang dulunya menghibur dan menyalahkan diri sendiri.
14 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
b. Problematika Eksternal
Konflik dengan orang lain Manusia merupakan mahkluk yang tidak bisa
hidup sendiri dan hukum tersebut juga berlaku bagi kehidupan saya di perantauan, sebagai mahasiswa yang baru selesai menempuh semester satu, saya telah menemukan kelompok-kelompok tertentu yang dibentuk berdasarkan solidaritas antar suku, memiliki kesamaan tujuan dan memiliki kesamaan daya juang. Proses interaksi dan kerjasama yang terjalin hingga saat ini kadangkala tidak selalu berjalan mulus dan tidak sesuai dengan ekspektasi saya. Perbedaan pendapat
dan
perselisihan
terkadang
mewarnai
kehidupan sosial saya. Perselisihan dan konflik yang terjadi merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari, namun, konflik bisa diminimalisir. 15 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Konflik yang terjadi dalam kehidupan sosial mahasiswa baru merupakan hal yang lumrah terjadi pada sebagian besar mahasiswa karena setiap individu yang berada dalam lingkup kehidupan kita merupakan bagian dari dunia yang saling ketergantungan antara satu dengan yang lain serta memiliki pribadi yang berbedaberbeda.
Culture Shock Kekagetan
merupakan
kondisi
budaya dimana
atau
culture
seseorang
shock
mengalami
perubahan nilai budaya yang umumnya terjadi ketika seseorang berpindah ke lingkungan yang baru. Saya dulu mengalami keterkejutan budaya akibat ketidakpahaman saya dengan Bahasa Jawa sehingga menyebabkan berbagai kesalahan penafsiran dalam komunikasi atau miscommunication.
Mahasiswa
16 | A d a p t a t i o n
baru
juga
akan
of an Overseas Student
mengalami fenomena ini juga, namun, dengan kadar serta pengalaman yang berbeda.
Kondisi Lingkungan yang tidak kondusif
Mahasiswa baru yang jauh dari kenyamanan dan terbatas fasilitas sangat mendambakan lingkungan perantauan yang kondusif. Hal tersebut harus dipenuhi guna membuat mahasiswa perantau betah dan bertahan untuk tetap tinggal. Ketika saya menjalani kehidupan mahasiswa baru yang merantau dari kota Batam dan Surabaya, pada awalnya saya tinggal di sebuah indekos yang sangat sepi yang tidak ada jalinan interaksi antar penghuni kos. Saya yang masih rentan dengan emosi yang down, tinggal di tempat seperti itu merupakan sebuah bumerang bagi diri saya. Lingkungan sepi yang tidak memungkinkan adanya dukungan psikologis dari penghuni kos karena 17 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
tidak terjalin komunikasi satu sama lain meningkatkan keinginan saya untuk kembali ke daerah asal saya. Hal yang sama mungkin juga terjadi bagi sebagian mahasiswa perantau karena pada hakikatnya manusia merupakan mahkluk sosial yang tidak bisa hidup
sendiri
yang
membutuhkan
uluran
tangan
sesamanya untuk meringankan bebannya.
18 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Tiga Dampak yang ditimbulkan oleh Problematika Berdasarkan berbagai peristiwa yang terjadi dalam hidup perantauan saya, berikut merupakan dampak yang ditimbulkan problematika,
meningkatkan
keeratan
hubungan
antar
sesama anggota kelompok, contohnya yaitu ketika teman saya marah karena saya jarang mengontaknya, oleh karena ekspresi dari teman saya yang marah sebab saya tidak mengabarinya, kemudian, saya mengevaluasi diri saya dan memperbaiki tindakan saya yang mengecewakan
19 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
teman saya dan akibatnya, kami menjadi lebih akrab dan hubungan berjalan dengan baik.
keretakan
hubungan antar individu
yang
berkonflik. Terkadang, kita tidak bisa memaksa ekspektasi kita agar seseorang tetap bersama dengan kita, ketika saya dengan salah seorang kakak tingkat saya mengalami suatu permasalahan, hubungan kami menjadi aneh dan berbeda, namun, ketika saya sadari bahwa jalan keluar setelah konflik itu terjadi adalah sebuah perpisahan, saya tidak lagi memusingkan hal tersebut, setelah saya minta maaf kepadanya, tetapi, sikapnya tetap dingin
terhadap
saya
yang
saya
lakukan
selanjutnya adalah sesekali menyapanya saja lewat chat. Saya pernah membaca sebuah buku karya Stephen Chbosky, salah satu kutipan favorit dan
20 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
saya jadikan sebagai bahan pelajaran berbunyi “things change and friends leave, but, life doesn‟t stop for anybody.”
Perbedaan budaya membentuk sikap yang toleran
Saya adalah perantau dari kota Batam yang menetap untuk sementara waktu di Surabaya dan dalam perjalanan hidup saya di kota perantauan ini, saya melihat pribadi saya yang lebih menghormati perbedaan, seperti perbedaan kepercayaan dan kebudayaan yang saya temui di dalam diri teman-teman saya dengan diri saya dan perbedaan norma aturan di kota ini juga membuat saya menjadi pribadi yang memaklumi perbedaan selama masih dalam konteks positif. Masih banyak pengalaman dan pelajaran hidup yang saya dapatkan, seperti, pernah suatu kali di hari 21 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Senin, dosen saya berkata “simpati dan empati kita memang sudah tertanam di dalam diri kita, tetapi, masalahnya, itu diasah atau tidak?”, kemudian di kelas saya sontak tenggelam dalam pikiran saya. Segala hal yang pernah saya alami dan lakukan, baik itu hal yang benar maupun yang salah sekalipun mengarah pada suatu kesimpulan bahwa perkataan yang disebutkan oleh dosen saya tersebut adalah benar. Simpati dan empati yang telah dikaruniakan kepada kita, jika, tidak diasah dengan melakukan perbuatan baik bagi sesama, maka, kedua molekul tersebut akan menumpul dan akhirnya menghilang dari diri kita, kita akan menjadi pribadi yang egois dan tidak peka terhadap orang lemah dan lingkungan sekitar kita. Saya bersyukur karena saya termasuk mahasiswa yang tidak perpaku kepada problema yang saya hadapi, 22 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
namun, tetap menyampingkan keegoisan saya dan mengulurkan
tangan
saya
kepada
mereka
yang
membutuhkan, dengan menjadi pribadi yang penuh dengan simpati dan empati, kita menjadi manusia yang tidak buta akan realitas dan membuat hidup lebih bermakna.
Surabaya
memberikan
saya
banyak
kesempatan untuk melatih skill simpati dan empati saya. Massive thanks to you, Surabaya!
23 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Empat Berbagai Faktor Penghambat yang Mempengaruhi Adaptasi
Problema internal yang meliputi stres, depresi dan emosi yang tidak stabil serta problema eksternal yang meliputi culture shock, lingkungan tinggal yang tidak kondusif dan konflik antar individu. Problematika yang mewarnai kehidupan baru di tanah perantauan tidak serta merta terjadi begitu saja. Berbagai problema tersebut dapat terjadi dengan berbagai macam faktor pengaruh pula. Perselisihan antar teman bisa disebabkan karena perbedaan pendapat serta keegoisan.
Faktor
pengaruh
24 | A d a p t a t i o n
yang
menyebabkan
of an Overseas Student
problema tersebut terbagi menjadi dua jenis, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Penjelasan yang lebih lanjut dapat diketahui lewat penjabaran setelah kalimat berikut. a) Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan Manusia terdiri dari berbagai jenis tipe kepribadian dan setiap individu yang ditemui merupakan pribadi yang unik, artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab problematika yang terjadi, sebab dalam menjalani hubungan sosial misalnya, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Sebagai contoh, ketika berlangsung acara hajatan di lingkungan tempat 25 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
tinggal, tentu perasaan setiap warganya akan berbedabeda, ada pihak yang merasa terganggu karena berisik, tetapi, ada pula yang merasa terhibur. b) Pola interaksi dengan pihak lain yang kurang sehat Kesulitan
adaptasi
atau
problematika
yang
dihadapi oleh mahasiswa perantau mengenai kehidupan sosial dapat disebabkan karena pola interaksi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kolompok yang mengalami gangguan. dipengaruhi
Dalam oleh
mekanismenya, pikiran
dan
interaksi
sosial
perasaan
yang
mengakibatkan munculnya beberapa fenomena, seperti jarak sosial, perasaan simpati dan antipati, intensitas, dan frekuensi interaksi. Sikap ini dapat pula diartikan sebagai perasaan kagum atau senang terhadap orang lain ketika
26 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
salah satu pihak melakukan sebuah tindakan ataupun terjadi interaksi di antara keduanya dan antipati muncul karena adanya perbedaan penafsiran terhadap sesuatu sehingga menimbulkan perasaan yang berbeda dengan pihak lain. Pengalaman saya pada semester kemarin, saya mengalami konflik yang cukup menekan dan menguras pikiran, mental dan waktu saya. Teman seperantauan saya mendiamkan saya secara tiba-tiba, kemudian, ketika saya tanyakan latarbelakang permasalahannya, lalu, dia menjelaskan bahwa saya sudah lebih sibuk dan tidak punya waktu untuk bertukar kabar dengannya dan saya pun menanggapi hal itu dengan minta maaf kepada teman saya serta memperbaiki sikap saya yang membuatnya tidak nyaman.
27 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Berdasarkan testimoni pengalaman yang pernah saya alami diatas dapat disimpulkan bahwa pikiran kita yang misalnya terlalu fokus pada kuliah mengakibatkan jarak sosial dengan sahabat baru kita dan hal ini perlu untuk diingat agar tidak terulang di kemudian hari.
c) Perbedaan sistem nilai Pasca menjalani kehidupan di lingkungan baru, kadangkala, kita akan mengalami berbagai hal yang berbeda seperti, kota yang berbeda, tempat tinggal yang berbeda, kuliner daerah yang berbeda, dan demikian pula dengan sistem nilai di daerah tempat tinggal kita yang baru pun berbeda pula, misalnya, dulu sewaktu tinggal di Batam, tidak peduli ketika ada seseorang sedang duduk di sekitar pinggir jalan, saya yang ingin melewati jalan tersebut langsung berjalan begitu saja tanpa ada tegur 28 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
sapa yang terjalin, tetapi, hal tersebut tidak berlaku lagi semenjak kepindahan saya ke Surabaya, saya dituntut untuk lebih peka dan tanggap dengan lingkungan. Saya harus mengikuti sistem nilai yang ada guna bertahan dan terhindar dari masalah.
29 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Lima Faktor Penting yang Mempengaruhi Proses Adaptasi
Individu yang memutuskan untuk berpindah dari daerah
asalnya
akan
mengalami
transisi
dalam
berinteraksi dengan lingkungan dimana ia menetap dan menjalani berbagai tahap adaptasi. Berbagai jenis problema, hal menarik yaitu yang meliputi budaya dan orang baru akan ditemui. Sebagai manusia yang diberikan akal dan budi, mengambil sikap dan berperilaku yang benar sangat dituntut agar proses (tidak hanya dalam proses adaptasi
30 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
saja), melainkan juga dalam proses kehidupan dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan pengalaman yang telah saya alami, mulai dari berkenalan dengan orang baru, berorganisasi di kampus, ikut kepanitiaan, menjadi relawan kampus, hingga harus menjalani kejenuhan dalam menjalani hidup di Surabaya. Sedikit lebih seluk-beluk yang menjadi bagian adaptasi sudah saya lewati dan saat ini, saya sedang menghitung hari-hari terakhir menuju libur semester genap mulai dari tanggal 30 Juni hingga tanggal 5 September mendatang. Komponen yang harus diperlengkapi ketika harus menjalani tahap awal dalam proses adaptasi adalah sebagai berikut,
31 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
a. Keberanian Apakah keberanian itu ? Keberanian adalah sebuah kemampuan untuk mengalahkan rasa takut, menyederhanakan rasa khawatir dan menjinakkan rasa takut. Menjalani kehidupan di tanah perantauan, terkadang kita menemukan berbagai macam kendala yang membuat kita merasa terpuruk dan ragu untuk mengambil tindakan. Rasa takut adalah penghambat bagi setiap individu untuk dapat melangkah ke tahap yang lebih baik. Rasa takut yang kita alami ketika kita menjalani kehidupan di perantauan antara lain, takut berkenalan dengan orang baru, takut akan penolakan, takut untuk melakukan segalanya sendiri, takut tidak dianggap
dan
lain
sebagainya.
Pada
hakikatnya,
ketakutan-ketakutan tersebut adalah hal yang tidak perlu, oleh Karena itu, kita harus menindaklanjuti ketakutan
32 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
tersebut dengan bertindak berani seolah-olah tidak memiliki rasa takut. Salah satu kelemahan saya dan yang paling saya takutkan adalah berinteraksi dengan orang baru. Entah apa yang membuat saya begitu merasa takut, tetapi, jika saya dihadapkan dengan orang baru saya cenderung akan menutup diri, seringkali, saya merasa aneh dan memiliki pikiran-pikiran yang aneh pula di kepala saya. Perasaan aneh seperti halnya dengan ketidaknyamanan dan ingin menepi secepatnya serta pikiran aneh seperti mengenai topik apa yang harus dibicarakan, memadukan perasaan yang aneh dengan pikiran-pikiran aneh ini, bagaimana harus bertindak, bagaimana membangun percakapan yang baik dan masih banyak lagi yang saya pikirkan. Hal itu seringkali membuat saya lelah, kemudian, stres dan
33 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
hal tersebut membuat saya enggan untuk mencoba kembali untuk membangun relasi dengan orang lain. Kesimpulannya,
semakin
kita
memelihara
ketakutan dalam diri kita, semakin terpuruk diri kita. Keberanian akan membawa kita ke level yang lebih jauh dan yang kita perlukan adalah memberanikan diri kita kembali
untuk
mengambil
langkah
baru
untuk
membangun segalanya dari nol.
b. Pikiran Positif Ketika
saya
dihadapkan
pada
berbagai
persoalan pasca kepindahan saya dari rumah ke Surabaya, tidak jarang saya menemukan diri saya termenung dan tenggelam dalam pikiran-pikiran yang membutakan arah langkah yang baik. Kesendirian, keterasingan, kegundahan, kerinduan akan rumah,
34 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
keraguan dan ketakutan seringkali mengonsumsi diri saya, sehingga berakibat pada kehidupan saya sendiri. Saya menjadi pribadi seperti apa yang saya pikirkan, menjadi pemurung, tidak ramah, acuh, dan sejenisnya. Saya selalu seperti itu hingga pada suatu ketika saya tersadar kalau saya tidak bisa menjalani hidup dengan tidak bergairah setiap hari. Saya memiliki keinginan kuat untuk membangun diri dan kehidupan saya menjadi yang lebih baik. Saya mulai dengan mengambil langkah kecil, yaitu berdoa. Berdoa adalah komunikasi kita dengan Tuhan, dengan menyerahkan segala beban kita kepada pemilik kehidupan ini, Ia akan memberikan kepada kita sebuah kelegaan dari beban yang kita pikul, saya sudah mengalaminya. Sudah sangat sering. Setelah saya berdoa, saya memulai menyusun kerangka berpikir saya menjadi positif, mulai berpikir “aku bisa menjalani ini
35 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
semua”, “aku mampu”, “tidak perlu khawatir karena Tuhan besertamu”, “kamu pasti mendapatkan teman dan tidak akan sendirian lagi”, “tidak ada yang berlangsung selamanya, termasuk kesulitan ini, bertahanlah dan berjuanglah”. Setelah saya terapkan pikiran-pikiran tersebut dalam hidup saya. Kehidupan saya berangsur berubah, berkat penyertaanNya yang senantiasa memelihara saya dan kemauan saya untuk menjajaki langkah baru, akhirnya, sedikit demi sedikit kesulitan-kesulitan yang saya alami berubah menjadi sebuah sukacita yang mendamaikan hati. Saya pernah membaca sebuah artikel tentang kekuatan dari berpikir positif, kutipan dalam artikel tersebut mengatakan “The mind is everything, what you think, you become” dan ketika saya melihat sekilas tentang diri saya yang dulu, saya mengatakan
36 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
bahwa kutipan tersebut adalah benar. Ketika kita berpikir positif, maka, tindakan dan pilihan kita akan mengarah kepada kehidupan yang positif. Hebat, bukan? Jadi, hatihatilah dalam berpikir dan berpikirlah secara positif.
c. Pikiran dan hati yang terbuka Elemen ini tidak kalah pentingnya dengan komponen lainnya, melibatkan diri untuk tidak angkuh dan sombong serta membuka diri untuk mau belajar. Membuka diri berarti menerima kritik dan teguran dari orang lain, ini berguna untuk perkembangan diri kita sendiri. Belajar menerima dan menyerap segala yang baik sangat berbenefit bagi kelangsungan hidup kita di tanah rantau.
37 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
d. Bertanyalah, jangan malu Bertanya dapat membuka wawasan kita mengenai daerah baru yang kita tinggali, selain menambah wawasan, bertanya juga melatih soft skill kita untuk lebih mahir dalam berinteraksi. Kita bisa bertanya dengan siapapun, bertanya kepada satpam, teman yang kita kita temui di jalan, ibu penjual bakso, dan tukang becak sekalipun. Siapapun bisa menjadi guru kita, yang perlu dilakukan adalah bertanya. “Malu bertanya sesat dijalan.”
38 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Enam Berbagai Kegiatan yang Mengasah Kemampuan Beradaptasi di Lingkungan Kampus
Menghadapi lingkungan, kondisi dan situasi yang baru bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan. Perasaan terasing dan kesepian di lingkungan baru mewarnai kehidupan awal kita di tanah rantau, dengan demikian, mahasiswa rantau biasanya akan melakukan sesuatu untuk menghilangkan rasa keterasingan dan kesepian dalam dirinya. Mekanisme yang digunakan mahasiswa rantau
untuk
menyesuaikan
diri
pada
umumnya
ditempuh dengan berbagai cara dan dapat dilakukan di 39 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
lingkungan kampus dan lingkungan non-kampus atau diluar kampus. Mekanisme adaptasi yang ditempuh mahasiswa dalam lingkup kampus disebutkan di bawah ini sebagai berikut, a. Berkenalan
dengan
mahasiswa
satu
jurusan Cara ini merupakan cara yang paling mudah untuk dilakukan, biasanya, sesama mahasiswa satu jurusan memiliki rasa solidaritas yang sama dan terdorong untuk mengenal mahasiswa satu dengan lainnya secara menyeluruh. Kesempatan untuk mahasiswa rantau agar mendapat teman pun peluangnya lebih besar, siapa sih yang tidak ingin mengenal seluruh mahasiswa sejurusan dan seangkatan?
40 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Kilas balik dengan pengalaman saya dulu, meskipun awalnya kenalan pertamaku di Kampus Unair ini adalah seorang mahasiswa laki-laki yang berasal dari Fakultas Kedokteran Hewan, namun, saya juga memiliki kenalan pertama di lingkungan FISIP yaitu seorang mahasiswi dari jurusan Antropologi dengan angkatan yang sama dengan saya, sedangkan, seseorang yang pertama kali saya kenal dalam lingkup satu jurusan dengan saya adalah seorang mahasiswa asal Jombang. b. Ikuti kegiatan kepanitiaan Mengikuti kegiatan kepanitiaan merupakan salah satu cara pendekatan
yang bisa dilakukan oleh
mahasiswa rantau dalam rangka untuk semakin „betah‟ dan menemukan sesuatu yang bisa disukai di tempat baru.
41 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Saya mengikuti kegiatan kepanitiaan di kampus pertama kali di penghujung berakhirnya semester 1 pada bulan Desember 2015 silam dan acara tersebut merupakan sebuah kompetisi debat nasional antar universitas dengan tema sosial politik. Saya mengikuti kegiatan
kepanitiaan
beberapa
faktor,
ini
antara
dilatarbelakangi lain
untuk
dengan
menambah
pengalaman, melatih soft skill untuk berinteraksi dengan orang lain dan berorganisasi, memperluas jaringan, dan menambah wawasan saya. Benefit yang saya dapatkan selain menambah wawasan, pengalaman, jaringan, dan melatih soft skill, saya juga mendapat bonus kecil melalui kegiatan itu, salah satu nya, menikmati makanan kesukaanku, donat gratis dari sponsor, yaitu Dunkin Donuts dan berkesempatan untuk mengenal sesosok senior yang kebetulan saya kagumi! Berbagi keceriaan,
42 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
cerita dan kesusahan antar anggota di dalam kepanitiaan membuat diri saya suka dengan kampus dan mulai mampu beradaptasi. c. Berorganisasi Selain berorganisasi
menempa juga
kemampuan
menempa
setiap
soft
skill,
orang
yang
mengambil peran untuk berpikir „out of the box‟ untuk menjalankan organisasi secara maksimal. Berorganisasi merupakan salah satu pintu dari sekian banyak pintu yang dapat dimanfaatkan untuk belajar beradaptasi. d. Mengikuti proses perkuliahan dengan baik Adaptasi dapat terwujud apabila kita terbiasa mengikuti alur yang sebelumnya belum pernah kita ikuti, salah satunya adalah mengikuti proses perkuliahan dengan baik. Memiliki motivasi yang benar dalam 43 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
belajar, mengulang kembali materi yang telah dibahas di kosan, memanfaatkan perpustakaan sebagai media pendukung akademik, disiplin dalam menjalani kuliah dan mengerjakan tugas. Selama saya mampu menciptakan keseimbangan dalam kehidupan saya, proses adaptasi yang saya jalani serta akademik yang menjadi tujuan utama saya merantau dapat saya laksanakan dengan baik. Jangan pernah terbuai oleh hal-hal yang kurang bermanfaat dan jangan takut mencoba.
44 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Tujuh Adaptasi Studi Mahasiswa Rantau diluar Lingkungan Kampus Proses adaptasi yang ditempuh mahasiswa rantau tidak hanya terpaku di lingkup kampus saja, melainkan di
luar
kampus.
Lingkungan
yang
lebih
luas
menghadapkan mahasiswa rantau kepada hal-hal yang tidak ditemukan di dalam kampus. Berikut adalah mekanisme adaptasi yang dilakukan mahasiswa rantau di luar lingkup kampus. a. Hidup mandiri Menentukan
ingin
makan
apa
sendiri,
mengatur time table sendiri, mengatur diri sendiri, dan mengatur transportasi sendiri
45 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
intinya, melakukan segala sesuatu secara mandiri. b. Menerima
keberagaman
dan
berprasangka baik Hubungan
sosial
masyarakat kelangsungan
manusia
sangat hidup
dilingkungan mempengaruhi
manusia
dari
cara
bergaul, interaksi social dan menghormati satu sama lain untuk menciptakan keadaan masyarakat yang makmur dan sejahtera. e. Geluti kembali hobi Saya sangat suka dengan makanan dan kuliner adalah salah satu hobi saya dari sekian banyak hobi yang tersedia, jadi, saya akan membahas tentang makanan. Berdasarkan hasil uji coba yang diteliti oleh psikologis, dokter dan pengamat nutrisi dari salah satu 46 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
acara
televisi
ilmiah
yang
pernah
saya
tonton
menyatakan bahwa salah satu cara ampuh untuk menghibur diri dikala stress adalah makan makanan, tetapi, dengan satu syarat bahwa makanan tersebut harus mengandung karbohidrat yang tinggi hal itu dikarenakan pada saat makanan tinggi karbohidrat dikonsumsi dengan protein dan lemak, tubuh kita akan mengalirkan asam amino triptofan ke dalam otak. Triptofan akan berubah menjadi hormon serotonin, neurotransmiter yang akan memperbaiki suasana hati dan kondisi kita secara keseluruhan dalam 30 menit. Saya secara pribadi sangat
suka
dengan
indomie,
jadi,
ketika
stres
menghampiri, saya langsung memasak dua bungkus indomie sekaligus beserta dengan nasi dan telur rebus. Intinya, terkadang sebagai manusia kita merasa penat dan butuh sebuah media untuk memulihkan kondisi kita 47 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
agar kembali normal. Apapun hobi kamu, lakukanlah itu dengan baik. Demi kesehatan mental dan fisik kamu juga. You totally deserve something which makes you happy.
48 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Delapan Faktor yang mempengaruhi Prestasi Akademik
Keberhasilan dalam proses belajar yang terjadi, dilatarbelakangi oleh adanya sumber atau penyebab yang mempengaruhi berlangsungnya proses belajar mengajar itu sendiri. Faktor tersebut dapat berupa penghambat maupun pendorong pencapaian prestasi.
a. Faktor Internal Faktor ini merupakan hal-hal dalam diri individu yang mempengaruhi prestasi belajar yang dimiliki, penjabaran lebih lanjut dijelaskan di bawah ini.
49 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Keadaan fisik, meliputi sistem penglihatan dan pendengaran, kedua sistem penginderaan tersebut dianggap sebagai factor yang paling bermanfaat di antara kelima indera yang dimiliki manusia. Untuk dapat menempuh pelajaran dengan baik seseorang perlu memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan fisik yang lemah merupakan suatu penghalang yang sangat besar bagi seseorang dalam menyelesaikan program studinya. Motivasi, meliputi bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi dapat berbentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya. Jadi semakin besar motivasi yang dimiliki oleh seseorang maka dorongan yang timbul untuk berprestasi akan besar juga dan sebaliknya. 50 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Sikap mental, meliputi sikap yang benar demi bertahan di perguruan tinggi dalam mencapai akademik yang baik. Sikap yang baik tersebut merupakan sikap yang memiliki tujuan yang benar dalam belajar, memiliki minat belajar yang tinggi, ulet dalam mengerjakan tugas, percaya diri dalam menghadapi segala persoalan akademik, dan memiliki perilaku yang baik selayaknya seorang mahasiswa.
b. Faktor Eksternal Lingkungan pergaulan. Masa depan yang akan kamu ciptakan dimulai dari hari ini dan kita membutuhkan „tangan-tangan‟ lain untuk membantu kita dalam kesulitan. Jika kamu memiliki teman yang positif dan mendukung kamu untuk menjadi pribadi yang lebih
51 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
baik, maka, masa depan kamu akan selamat dan sebaliknya. Kondisi ekonomi keluarga. Kondisi ekonomi yang memadai
seseorang
lebih
berkesempatan
mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik, mulai dari buku, alat tulis, hingga, pemilihan sekolah yang baik. Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota
keluarga.
Dukungan
dari
keluarga
merupakan salah satu pemacu semangat berprestasi bagi seseorang. Dukungan dalam hal ini bisa secara langsung, berupa pujian maupun nasehat, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
52 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Sembilan Analisis Teori Psikologi Sosial dengan Kasus
Mahasiswa
rantau
adalah
seseorang
yang
memilih untuk melanjutkan studi pendidikan tinggi keluar daerah asalnya, umumnya, berumur antara 18 tahun hingga 25 tahun ke atas. Mahasiswa yang memilih merantau harus melalui proses adaptasi. Penyesuaian diri atau adaptasi adalah cara yang ditempuh seseorang dalam
rangka
untuk
menyesuaikan
diri
dengan
lingkungan sekitar demi menghindari hambatan dan kesulitan. Berdasarkan dari pengembangan pengalaman yang telah saya tempuh selama dua semester di Surabaya sebagai mahasiswa perantau, saya akan menjelaskan 53 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
hasil analisis kasus beserta relevansinya terhadap teori terkait dengan psiko-sosial. Bahan rujukan dari teori yang digali bersumber dari sebuah buku psikologi sosial yang berjudul “Handbook of Psychology: Volume 5, Personality and Social Psychology” yang disusun oleh Theodore Millon dan Melvin J. Lerner dimana menjadi bahan teori pertimbangan saya untuk menganalisis kasus yang telah dijabarkan dari “Chapter 13: Attitudes in Social Behavior.” Bahasan teori yang terdapat dalam bab ketiga belas dari handbook psikologi sosial adalah mengenai sikap seseorang dalam berperilaku sosial. Sikap yang ditunjukkan
seseorang
dalam
berperilaku
dalam
kehidupan sosial akan berimplikasi pada keberhasilan atau tidaknya seseorang dalam kehidupan sosial. 54 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Sikap
atau
attitudes
didefinisikan
sebagai
kecenderungan untuk mengevaluasi objek dengan baik maupun secara tidak baik (Bem, 1970). Sikap atau attitudes dapat mengarah kepada setiap objek yang dapat diidentifikasi di lingkungan sekitar kita, termasuk sekelompok orang, seperti sebuah kelompok etnis, berbagai isu yang kontroversial, seperti aborsi yang dilegalkan serta objek konkret, seperti tempat tinggal. Berdasarkan
pada
bab
pertama
buku
ini,
dijelaskan bahwa mahasiswa perantau akan menemukan berbagai hal mengenai kehidupan baru pasca pindah dari daerah asal, mulai dari ditemukannya kebudayaan baru, serta lingkungan baru. Menghadapi selamanya
berjalan
hal-hal lancar,
55 | A d a p t a t i o n
baru
tersebut
mahasiswa
tidak
perantau
of an Overseas Student
dihadapkan pada problematika kehidupan rantau dan proses adaptasinya.
Kadar Sikap Telah disebutkan bahwa sikap berkaitan dengan objek konkret dan lingkungan atau tempat tinggal merupakan salah satu dari objek konkret tersebut. Sebagai objek konkret, sikap manusia lingkungan mempengaruhi sikap manusia dan sikap tersebut merupakan ekspresi dari keyakinan yang dipegang, perasaan dan perilaku terkait dengan sikap objek tersebut (Zanna dan Rempel 1988). Kita dapat melihat contoh riil berdasarkan pengalaman saya yang tertuang dalam bab kelima dengan sub bahasan mengenai keadaan saya selama tinggal di sebuah indekos yang sepi pasca pindahnya saya dari Batam, berdasarkan definisi yang
56 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
dikemukakan Zanna dan Rempel, lingkungan sepi yang tidak mendukung adaptasi bagi seorang mahasiswa rantau mempengaruhi sikap mahasiswa tersebut dalam berperilaku, akibat kesepian dan tidak ada interaksi di lingkungan
barunya,
mahasiswa
tersebut
berpikir
cenderung ke arah negatif, seperti contohnya saya menjadi pribadi yang muram, dan berkesan murung. Berbeda halnya ketika saya berada dalam lingkungan kampus,
seperti
pada
saat
mengikuti
kegiatan
kepanitiaan, adanya interaksi serta kegemberiaan saya ditengah teman-teman baru memiliki dampak yang berbeda bagi saya. Tawa, senyum, dan canda dari temanteman saya membantu saya untuk bertindak lebih positif. Kesimpulannya adalah seseorang akan bertindak positif ketika kepercayaan, perasaan dan perilaku menyatakan hal mendukung berkaitan dengan objek dan 57 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
sebaliknya, seseorang akan bertindak negatif apabila kepercayaan,
perasaan
dan
perilaku
menyatakan
ketidaksukaan terkait dengan objek.
Fungsi Sikap Menurut Smith 1956, terdapat tiga fungsi sikap, yaitu sebagai berikut, -
Obyek penilaian, mengacu pada kemampuan sikap untuk merangkum atribut positif dan negatif dari objek di lingkungan kita, misalnya, berdasarkan
pada
pengalaman
disebutkan
bahwa
saya
yang
menemukan
telah dan
mengalami berbagai hal, seperti kebudayaan, teman baru, hal-hal untuk menyesuaikan diri yaitu dengan berpikiran positif, berani, pola pikir yang terbuka. 58 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
-
penyesuaian sosial dibentuk oleh sikap yang membantu kita untuk mengidentifikasi dengan orang yang kita sukai dan untuk memisahkan dari orang-orang yang tidak kita sukai, seperti contohnya ketika saya memikirkan hal-hal aneh dalam
berinteraksi
dengan
kenalan
baru.
Perasaan dan pikiran aneh yang muncul sehingga ingin segera pergi dikala berkenalan dengan seseorang pada hakikatnya merupakan sebuah tindakan penyesuaian sosial. -
eksternalisasi adalah diisi oleh sikap yang membela diri melawan konflik internal, dapat kita lihat dari tindakan saya yang memilih untuk berdoa dan bangkit dari ketidaknyamanan saya akan kondisi baru saya di perantauan. Saya memilih untuk melawan gejolak yang ada dalam
59 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
diri saya dengan mengambil langkah nyata yaitu berdoa dan mengubah pola pikir untuk bangkit supaya
tidak
selalu
terjerumus
pada
keputusasaan.
Sifat-sifat tindakan -
Pengalaman langsung dan tidak langsung Peneliti menyimpulkan bahwa sikap berdasarkan pengalaman langsung lebih meyakinkan, lebih stabil dari waktu ke waktu, lebih tahan terhadap pengaruh dan lebih mungkin untuk memprediksi perilaku. Seperti halnya berdasarkan pengalaman saya menjalani hidup menjadi anak rantau saya selalu mendasarkan tindakan saya berdasarkan apa yang telah saya alami dan hasilnya berdasarkan
pengalaman
60 | A d a p t a t i o n
yang
sebelumnya,
of an Overseas Student
tindakan yang saya ambil menjadi lebih stabil karena telah ditemukan tindakan yang terbaik untuk mengahadapi masalah-masalah. -
konsistensi evaluatif mengacu pada tingkat konsistensi diantara seluruh tindakan. Sikap yang tinggi konsistensi evaluatif menjadi lebih stabil, lebih tahan terhadap perubahan, lebih mungkin untuk mempengaruhi pengolahan informasi, dan lebih mungkin untuk memprediksi perilaku daripada sikap yang rendah konsistensi evaluatif. Contohnya, seluruh sikap yang telah saya kerahkan
seperti
berpikir
positif,
berani,
membuka hati dan pikiran dan sebagainya adalah untuk
bertahan
di
Surabaya,
sehingga,
menjadikan saya menjadi lebih stabil dan adaptif.
61 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Formasi Sikap Sikap dapat didasarkan pada kognitif, afektif dan informasi perilaku. Proses psikologis yang terlibat dalam pembentukan sikap juga dapat menyebabkan perubahan sikap. -
Sikap Kognitif yaitu sikap yang didasarkan pada konsepsi manusia sebagai rasional, pemikir yang disengaja yang mendasarkan sikap dan perilaku mereka pada informasi tentang konsekuensi positif dan negatif dari berbagai tindakan, sebagai contoh, perilaku saya dalam keseharian saya di perantauan sedikit lebih melibatkan kognitif saya dimana hal itu terlihat dari tindakan untuk
berpikir
positif,
mengikuti
proses
perkuliahan dengan baik untuk hasil akademik
62 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
yang mumpuni, dan menjaga kesehatan agar mampu terus belajar dan dapat bertahan serta tetap melanjutkan studi. -
Proses afektif adalah proses yang memprediksi sikap (yang lebih baik daripada kognisi). Tentu saja, afeksi dan kognisi seringkali (atau bahkan biasanya) konsisten satu sama lain karena proses ini saling bergantung satu sama lain, contohnya: pengetahuan (wawasan
dapat yang
mempengaruhi saya
dapatkan
perasaan tentang
kebudayaan di Surabaya memberikan perasaan kagum kepada saya dan perasaan dapat menuntun pikiran, contoh konkretnya adalah ketika saya merasa terasing dan kesepian sewaktu menjalani proses adaptasi di awal semester, perasaanperasaan yang tidak enak tersebut menuntun
63 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
pikiran saya untuk melakukan sebuah tindakan agar diri saya tidak lagi merasa kesepian dan terasing, yaitu dengan cara berpikir positif, berdoa, dsb.
64 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Relasi antara Nilai dan Ideologi dengan Sikap
Sikap dan nilai
(Rokeach, 1973) menekankan peran nilai-nilai dalam mengemudi sikap. Dia menyatakan bahwa sebuah set yang relatif kecil dari nilai-nilai sosial mendasari kebanyakan sikap, misalnya, nilai kebebasan (freedom) mendasari sebuah tindakan seseorang individu untuk bertindak sesuai dengan nilai yang dianutnya. Hal ini bertujuan agar terciptanya keseimbangan dalam kehidupan seseorang, contoh terkait dengan topik bahasan ini adalah nilai religiusitas yang saya pegang teguh mempengaruhi sikap saya dalam memanagemen emosi dan tindakan saya yang kurang stabil sewaktu pada tahap awal adaptasi.
65 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Sikap dan ideologi
Sama halnya dengan sikap yang berkorelasi dengan nilai, Sikap juga dapat mengekspresikan ideologi, yang cluster dari nilai-nilai dan sikap (Converse, 1964; McGuire, 1985). Misalnya, ideologi liberal mencakup sikap dan nilai-nilai yang mempromosikan hak-hak universal dan kebajikan.
Proses Sikap
Informasi Tindakan
Secara khusus merupakan pengetahuan tentang tindakan
masa
lalu
seseorang
menuju
target.
Pengetahuan ini bisa memengaruhi sikap melalui berbagai proses, termasuk disonansi gairah dan proses persepsi diri. Perspektif teori disonansi (Festinger, 1957), mengetahui bahwa seseorang telah bertindak 66 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
positif atau tidak baik terhadap target akan memotivasi individu untuk mengevaluasi target dengan cara yang konsisten dengan tindakan-tindakan. Perspektif teori persepsi diri (Bem, 1972) menyatakan individu secara logis menyimpulkan bahwa sikap mereka konsisten dengan tindakan mereka. Teori disonansi berhubungan dengan salah satu even yang saya alami di masa lampau khususnya pada semester satu silam. Ketika saya mengalami berbagai hal, pada suatu masa, saya akan mengevaluasi segala hal yang saya alami beserta tindakan yang saya lakukan di masa lampau dengan menitikberatkan penilaian saya berdasarkan
berhasil
atau
tidaknya
saya
dalam
menghadapi kejadian-kejadian tersebut. Setelah saya mengevaluasi segalanya, saya menilai apakah perbuatanperbuatan yang saya lakukan terhadap berbagai kejadian 67 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
yang telah terjadi tersebut positif atau negatif. Hasil evaluasi saya akan langsung diterapkan terhadap lingkungan
(objek),
hasil
dari
evaluasi
tersebut
contohnya, saya bersikap toleran terhadap perbedaan dan bersabar dalam menghadapi persoalan.
Proses Biologis
Bagaimana gen mempengaruhi sikap? Tesser (1993) mengidentifikasikan beberapa kemungkinan, termasuk intelegensi, temperamen, dan struktur sensorik. Tesser (1993) meneruskan hipotesisnya bahwa sikap yang diwariskan sangat mungkin memiliki dasar biologis yang membuat perubahan sikap yang sulit yang dapat menyebabkan
individu
untuk
mengembangkan
pertahanan psikologis untuk melindungi sikap.
68 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Sikap dan Perilaku -
Kompatibilitas Sikap dan Perilaku
Kompatibilitas pada konsistensi perilaku sikap diselidiki oleh Lord, Lepper, dan Mackie (1984). Para peneliti mengusulkan "efek khas” sehingga sikap terhadap kelompok sosial akan memprediksi perilaku individu terhadap anggota khusus dari kelompok lebih baik daripada sikap yang sama tentang memprediksi perilaku seorang anggota khusus di dalam kelompok, contohnya, saat ini, saya sudah mempunyai beberapa teman kompak. Pada hubungan pertemanan yang saya jalani, saya cenderung berteman dengan seseorang yang memiiki streotip yang sama agar hubungan pertemanan kami bisa terjalin dengan lancar dan sikap saya akan
69 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
berbeda jika saya dihadapkan pada teman lain yang memiliki streotip yang berbeda dengan saya.
Sifat Perilaku
Sifat
perilaku,
khususnya
pengendalian
atau
kesulitan mempengaruhi kekuatan dari relasi sikapperilaku. Pengendalian
diri
yang
saya
terapkan
pada
kehidupan semasa merantau agar tetap bertahan beserta kesulitan yang saya hadapi seperti rindu orang tua, konflik sosial, kaget budaya dan segala macamnya, pada dasarnya mempengaruhi kekuatan relasi sikap dan perilaku.
70 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Sifat Tindakan
Tindakan
atau
sikap
yang
didasarkan
pada
pengalaman langsung dengan obyek sikap memprediksi perilaku yang lebih baik daripada sikap yang didasarkan pada pengalaman langsung (lihat Fazio & Zanna, 1978, 1981), kemudian, Fazio, 1990, telah mengusulkan bahwa efek
dari
pengalaman
langsung
bekerja
melalui
manifestasi lain dari sikap kekuatan-yaitu, aksesibilitas sikap yang dijadikan sebagai dasar untuk tindakan karena dapat membimbing persepsi individu dalam berperilaku. Pengalaman saya yang dulunya mengalami kendala dalam berinteraksi sosial menjadi guru saya untuk membimbing persepsi saya untuk berprasangka baik kepada siapapun, sehingga, saat ini saya menjadi pribadi yang lebih percaya diri dalam berinteraksi. 71 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Sepuluh Kesimpulan dan Saran
Simpulan dalam penulisan buku ini adalah untuk memberikan
panduan
kepada
mahasiswa
rantau
berdasarkan pengalaman pribadi saya dan menganalisis serta mengkaji tindakan dan perilaku melalui sudut pandang teori-teori psikologi sosial. Disana disebutkan bahwa ada hubungan positif tindakan yang saya ambil terhadap perilaku sosial dan adaptasi saya, menjelaskan bahwa nilai dan ideologi berpengaruh terhadap tindakan sosial, setiap tindakan yang diambil dikelompokkan dalam
sifat-sifat
khusus
dalam
psikologi
dan
kompabilitas tindakan dan perilaku didasarkan pada streotipe yang melekat pada setiap individu.
72 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Saran Mahasiswa luar daerah banyak mengalami kesulitan dalam berbagai hal ketika memasuki daerah yang baru dan asing sebelumnya serta kesulitan dan hambatan dalam proses penyesuaian diri di lingkungan yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Keterlibatan masyarakat setempat dan usaha dari mahasiswa
tersebut
juga
sangat
penting
dalam
membantu proses adaptasi bagi warga pendatang khususnya mahasiswa yang berasal dari luar daerah. Saling mendekatkan diri dan mengakrabkan diri dengan mahasiswa yang berasal dari daerah lain, berpikiran positif, bertindak berani, berpikiran terbuka, menggeluti hobi, mengikuti kegiatan kuliah, berprasangka baik dan menjaga sikap adalah solusi yang dapat di tempuh untuk
73 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
menghindari kesalahpahaman persepsi akibat perbedaan budaya di lingkungan baru.
74 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Daftar Pustaka Millon, Theorodore dan Lerner, Melvin. J 2003: Handbook of Psychology, Volume 5 “Personality and
Social
Psychology”,
“Chapter
13:
Attitudes and Social Behavior.
75 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
The English Version Of The Book
76 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Chapter One The Things Which Commonly be Found while Study Overseas
Teenagers who decide to continue their higher study outside their homeland usually will find new things which they haven‟t received before, it would be wonderful things and it would be the undesired ones, however, most of the people who are in the same pace receive both of those things. From the statements above we know that there will be many things happen while living overseas. For an instance, they will become “friends” with diversity which included in their new place from each person they meet. Things which are commonly be found while study overseas will be mentioned below.
77 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
a. Cultures Differentiation of culture can be caused by many factors, such as differences in geographical conditions which we can observe from the place where they live are different from their homeland. The culture from Batam, my homeland adopt cultures from tribal Minang and Batak, for example by simply using a word “kau” which mostly used by the Bataknese but we say it in Minang‟s accent that the vowels of “au” from the word “kau” change into “o”, so it turns into “ko”, Batam people love to greet each other by calling “ko” and it has been an obligation for us to great each other with “ko”, if you broke the rules by simply call them “kamu”, you will automatically be bullied by them. The reason why Batam have to engage 78 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
with Batak and Minang cultures is because the geographic location of Batam and Padang is not really far and societies in Batam are mostly Bataknese and if you visit Batam, you may ask the local about the Bataknese area, then you will get an answer „Batu Aji‟ from them. Although Bataknese and Minang are majority, Bahasa Indonesia is still used as the official language in everyday life in Batam. Unlike in Surabaya, I find something different in this city, especially the culture. While Batam used “ko” as nicknames to greet one another, Surabaya has also its nicknames. “Cuk” and “koen” are the unique nicknames from Surabaya. Suroboyoan mostly use Boso Jowo Ngoko to interact in daily life, they use Bahasa Indonesia only in special occasion.
79 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
b. Differentiation of ethnicity, religion and region among individuals Teenagers who choose to study at the college who are outside their homes will be exposed to a new environment in which consists of a wide variety of backgrounds different from themselves. Variations ethnicity, religion, and homelands will be found by the students in a new environment which includes the campus environment, a home stay, and milieu. Surabaya, especially Airlangga University has introduced me to the plurality of the Indonesian nation. I interact and cooperate with friends of different backgrounds with me, they were from Medan, Madura, Kediri, Siantar, Palangkaraya, Bontang, and much more. c. New environment
80 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
While study overseas, realities that must be accepted by students are a new life that is drastically different from their home. Convenience which is presented in the new place is different from the convenience of their home. Students who study overseas must be able to swallow the reality of life on this one.
81 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Chapter two Problematic Faced by Students Overseas After finding new things in a new area which is the goal of student overseas, students have to face the problems related directly to what he encountered on itself. These problems consists problems of internal and external. Problematic includes internal turmoil within ourselves, while the external problems covering the problems that occur outside the individual. These problems are caused by various things. Problems which are experienced by students while study overseas, generally, not far from the reach context of the things that have been found. Here are the problems that commonly experienced by students.
82 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
a. Internal Problematic
Emotion One of the problems faced by students are
mostly emotional instability that is going on inside them. Emotions are reactions shown of an incident, there are many kinds of emotions, such as fear, joy and sorrow. Living independently away from families and has limited facilities on overseas has a correlation of the emotional condition of students in carrying out daily activities. Students while living their lives in the early day on overseas will experience a feeling of sadness that persists until a few months after settling in the new city. The reason I was sad because I missed with my family and my mother at home. The warmth along with my
83 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
family and the support of my family prevented me from giving up to continue my study in Surabaya. In addition, the students also experience fear fears such as the fear of interacting with the local community, the fear of living alone and the fear surrounding neighborhoods.
Stress and depression Stress
is
a
condition
where
a
person
experiences tension psychologically and can affect a person performance, even stress can make productivity decreased, pain and disturbances of mental, whereas depression is a bad mood and lasts for a certain period. When depressed we feel prolonged sad, hopeless, unmotivated to move, lose interest in things that were once entertaining and blame themselves.
External problematic 84 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Conflicts with others Humans are creatures who can‟t live alone and
the same thing also applies to my life on overseas, as a student who had just finished taking the first semester, I have found certain groups were formed based on solidarity among tribes, have a common goal and have a common struggle. The process of interaction and cooperation that exists to this day sometimes does not always run smoothly and does not correspond to my expectations. Disagreements and conflicts are coloring my social life. Disputes and conflicts is something that cannot be avoided, however, conflict can be minimized. The conflict in the social life of new students is common in most of the student‟s life for each individual because each of us is in the same world and we support
85 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
on each other and each of us has a different point of view.
Culture Shock The culture shock is a condition where a person
experiences changes in cultural values which generally occur when one moves to a new environment. I first experienced
the
culture
shock
due
to
my
misunderstanding with the Java language, leading to misinterpretation
in
communication
or
miscommunication. New students will also experience this phenomenon as well, however, with different levels and experience.
Environmental conditions are not conducive Overseas students away from the comfort and
limited
facilities
overseas
crave
a
comfortable
environment. This must be fulfilled, in order to make the
86 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
students feel like they‟re at their home and to be able to keep moving. When I live the life of a new student who migrated from the city of Batam to Surabaya, at first I lived in a very quiet home stay which there is no interaction between the residents. I was still in the very low mood had to stay in the place like that, then, it became as it is a boomerang for me. Quiet environment which there was no psychological support from the residents increases my desire to return to Batam. The same thing may also occur for some students because overseas students are also social creature whom cannot live alone and need another helping hand to ease the burden.
87 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Chapter three The impact of the Problems
Based on the events that occurred in my life while study overseas, following are the impact of the problems,
improving the relationship between fellow members of the group, for example, when my friend was upset because I rarely contacted her and because of the expression of my friend was upset, then, I evaluate myself and improve my actions which made her disappointed, we become more familiar and the relationship is going well.
rift
between
individuals
in
conflict.
Sometimes, we cannot force our expectations for someone to stay with us, when I and my senior 88 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
faced some problems, our relation with each other became strange and different, however, when I realized that the way out after the conflict that happens is a separation, I no longer worry about it, after I apologized to him, however, he was still cold to me and what I do next was only addressed him a chat occasionally. I once read a book by Stephen Chbosky, one of my favorite quotes and made it as a teaching tool to me, it says "things change and friends leave , but , life does not stop for anybody.”
Different cultures shaping tolerant attitude. I am a student who study outside my homeland, Batam and settle for temporal time in Surabaya. As I continue my journey in Surabaya, I can see how far I grow, I become a person who can
89 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
respect differences, such as differences in beliefs and cultures which I encounter inside of my friends and differences in governance norms in the city also made me become a person who understand the difference as long as it is a positive context. There are still many experiences and life lessons that I get, like, once upon a time on a Monday, a professor said "sympathy and empathy are already embedded within us, but, the thing is, you sharpened it or not?", then, while I was still getting course in my class, I suddenly drowning in my mind. I look back and realize that everything that I've ever experienced and do, whether it's the right thing or the wrong lead to a conclusion that the word which was mentioned by my lecturer is valid.
90 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Sympathy and empathy that was given to us, if we are not be honed by being kind for others, then, the two molecules will become blunt and eventually disappeared from ourselves, we will become a person who is selfish and insensitive to the poor and the environment around us. I am grateful that I become one of those students who do not focused to the problems that I face through, however, I still put aside selfishness and giving my hand to those in need, to become a person who is full of sympathy and empathy, we become humans who are not blind to the reality and make life more meaningful. Surabaya gives me plenty of opportunity to practice the skill of my sympathy and empathy. Massive thanks to you, Surabaya !
91 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Chapter four Various Inhibiting Factors Affecting Adaptation The internal problems that which includes stress, depression and emotional instability and external problems
which
include
culture
shock,
living
environment that is not conducive and conflicts between individual. Various problems can occur with a variety of factors influence anyway. Disputes between friends can be caused due to disagreements and selfishness. Factors which are influence that may cause problems are divided into two types, namely, internal factors and external factors. Further explanation can be known after the following sentences.
92 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
a. Individual differences, including differences in the ideologies and feelings Humans
consist
of
various
types
of
personalities and every individual are unique, everyone has their own ideology and feeling which is different from one another. Differences ideologies and feelings in reality which occurs may be a factor of a problem, for example in undergoing social relationships, someone is not always has the same idea with the group. For example,
during
a
celebration
event
in
the
neighbourhood, the feeling of every citizen will be different, there are those who feel disturbed because it is noisy, but, some are amused. b. The pattern of interaction with others Adaptation difficulties or problems faced by the overseas student about social life can be caused by the interaction
93 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
patterns between individuals and individual, individual and groups, and those with impaired groups. In the mechanism, social interaction is influenced by the thoughts and feelings that led to the emergence of some phenomena, such as social distance, feelings of sympathy and antipathy, intensity, and frequency of interaction. This attitude can also be interpreted as a sense of wonder or delight in other people when one party commits an act or an interaction between them and antipathy
arise
because
of
differences
in
the
interpretation of something that raises a different feeling with others. My experience in the semester yesterday, I experienced conflict fairly pressing and draining my mind, mental and time. My friend keep a distance from me all of a sudden, and then, when I check the
94 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
background of the problem, then, he explained that I had been more busy and did not had no time to catch up with him and then I responded by apologizing to my friend and
improve
my
attitude
which
makes
him
uncomfortable. Based on the testimony of the experience I have ever experienced, it can be concluded that if our minds are too focused on college then, it will impacted on our social distance with our new friends and it is important to remember to prevent this problem happen in the future.
The difference in value systems After we move in to a new environment,
sometimes, we will experience a variety of different things such as, a different city which completely strange, culinary in the new area doesn‟t fit our taste, and so do
95 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
with the value system in the area where we live is too different , example, while living in Batam, it doesn‟t matter not to greet someone who is sitting around the edge of the road, but, the situation is change, when I move to Surabaya, whenever I wanted to pass through these roads, I cannot just immediately walked away without greet the person on the edge of the street, but, I required to be more sensitive and responsive to the environment . I must follow the existing value system in order to survive and avoid problems.
96 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Chapter five Important Components which Affects Adaptation Process Individuals who decide to move from their home areas will transition to interact with the environment in which they lived and undergoing various stages of adaptation. Different types of problems, it is interesting that covering culture and new people will be found. As humans who have the intellect and mind, take a stand and act right is required for the process (not only in the process of adaptation), but also in the life process in order to run well. Based on the experience I have experienced, from acquainted with new people, to be an committee of an event on campus, participate in committees,
97 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
volunteering campus, to have to undergo saturation in living in Surabaya, and today, I'm counting the last days to the holiday start the second semester of 30th June to 5th of September. Components that should be equipped when it should undergo early stage in the process of adaptation is as follows, a. Courage What is courage? Courage is an ability to overcome fear, anxiety and simplify fear. Living a life on the overseas, sometimes we find a wide range of obstacles that make us feel worse and hesitate to take action. Fear is a barrier for individuals to be able to step up to a better stage. The fear that we experience when we go through life overseas, among others, fear acquainted with new people, fear of rejection, afraid to
98 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
do everything by ourselves, fear to not be considered and so forth. In essence, these fears are unnecessary and servile. Therefore, we must follow up these fears by acting boldly as if it has no fear. One of my weaknesses and I feared most was interacting with new people. I wonder what makes me so scared, but, if I meet with new people, I tend to close myself, often, I felt strange and had strange thoughts in my head anyway. A strange feeling as well as the inconvenience and I wish to step aside immediately and I have some weird thoughts about topics which have to be talked about, a strange feeling blends with strange thoughts, how to act, how to build a good conversation and much more. It often makes me tired, then, stress and it makes me reluctant to try again to build relationships with others.
99 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
In conclusion, the more we maintain fear in us, we will be getting worse. Courage will bring us to a further level and what we need is to take new steps to build everything from the new beginning.
100 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
b. Positive thinking When I faced many problems after I move from Batam to Surabaya, often, I find myself pensive and immersed in thoughts which blind me of a good move. Loneliness, isolation, anxiety, longing for home, doubts and fears often consumes me and affects my own life. I became a person like what my thoughts build. I become morose, unfriendly, different, and so on. I always act like it until at some point I realized that I could not live with those ways every day. I have a strong desire to build myself and to build my life better. I started by taking small steps, namely prayer. Prayer is my communication with God, to cast all my burdens to the Owner of this life, He gives me a “pain” relief from the burden I bear, I've experienced it. It has been very often. After I prayed, I started making a framework
101 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
thinking to be positive, by started thinking "I could live it all", "I can", "do not need to worry because the Lord is always be with you", "you definitely get a friend and will never be alone again", "nothing lasts forever, including the difficulty of this, hang in there and fight." After, I apply those thoughts in my life. My life has gradually changed, thanks to God that have kept me and my willingness to explore new step, finally, little by little the difficulties I experienced turned into a joy that reconcile hearts. I once read an article about the power of positive thinking, quotations in the article says "The mind is everything, what you think, you become" and when I catch a glimpse of my old self, I can say that the quote is correct. When we think positively, then, actions and our choices will lead to a positive life. Terrific, is not it? So, be careful in thinking and think positively.
102 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
c. Mind and an open heart This element is no less important than other components. Committing ourselves to not haughty and arrogant and open ourselves to learn everything. Opening ourselves means to accept criticism and rebuke from others, it is useful for the development of self. Learn to accept and absorb all of that is good beneficial to our survival in the overseas. d. Ask Asking can open our insights about the new area in which we live, in addition to increasing knowledge, soft skills training also can be done by asking somebody. We can ask anyone, such as the security guard, our friends who we met on the road, the meatball sellers, and pedicab drivers. Anyone can be our
103 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
teacher, all you need to do is to ask. "If you are shy of asking questions, you will get lost in your way."
104 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Chapter six Adaptation Study of Overseas Students in Campus Environment Facing environmental conditions and the new situation are not something easy to do. Feelings of isolation and loneliness in the new environment make us sad somehow. Overseas students will usually do something to relieve the isolation and loneliness. The mechanism which is used to adjust by the overseas students are generally by various ways and can be done on campus and non - campus environments or outside the campus. Adaptation mechanisms taken by students within the campus mentioned below as follows,
105 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
a. Acquainted with the students of the same major This method is the easiest way to do. Usually, students of the same major have the same sense of solidarity and passionate to know each other thoroughly. Opportunities for overseas students in order to get greater chances to get a new friend is huge, who does not want to know all the students of the same major? Flashbacks to my experience that I‟ve been through, though, the first acquaintance I met in Airlangga University is a male student who came from the Faculty of Veterinary Medicine, however, I also have a first acquaintance in the neighborhood FISIP who is a student of Anthropology, whereas, the first person I
106 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
know in the same scope major with me was a student from Jombang.
107 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
b. Become a committee of an event on campus Following the activities of the committees is one approach that can be done by overseas students in order to become more 'at home' and find something to „fall in love‟ with the new place. I follow the activities of the committees on campus for the first time at the end of the 1st semester in December 2015 and the event was a national debate competition among universities with socio-political themes. I follow the activities of the committees is because I was motivated by several factors, such as, to add new experience, training soft skills to interact with others and to organize, expand the network and add my insights. The benefits which I get besides to find new insight, experience, networks, and train soft skills, I also got a little bonus through these activities, some of the
108 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
bonuses are enjoying my favorite food which is some free donuts from the sponsor, the Dunkin Donuts and to have the opportunity to get to know a senior whom I admire! Share the joy, stories and distress among members in the committees make myself like the campus and began to be able to adapt. c. Become a member of an organization or community In addition to forging the capability soft skills, organizational also forge everyone taking part to think 'out of the box' in order to run the organization better. Being active on an organization or community is one of the doors from many doors that can be used to learn to adapt. d. Be discipline on your course
109 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Adaptation can be achieved if we are accustomed to follow the path that has not been previously we follow, one of the path we have to follow is to be discipline on our course. Having the right motivation in learning, by repeating material already in the boarding, use the library as a medium of academic support, college and discipline in carrying out the task. As long as I am able to create a balance in my life, I went through a process of adaptation and academic that became my main goal. I want to keep everything in balance. Never be swayed by things that are less useful and do not be afraid to try.
110 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Chapter seven Adaptation Study of Overseas Students outside the Campus Environment
The adaptation process is taken by students overseas are not just focus on the scope of campus, but also outside the campus. The wider environment exposes students to experience things that are not found in the campus. Here are the adaptation mechanisms that overseas students do outside the scope of the campus.
Independent life Eat by yourself, set the time table by yourself,
self-regulating, and arrange your own transport, the point is you do everything independently, without your parent‟s help, but, it your friend kind enough, you will have a company.
111 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Receive diversity and assume good faith Human
social
relations
community
environment greatly affects the survival of mankind on how to get along. Social interaction and respect for each other create a state of prosperous societies.
112 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Chapter eight Factors which affecting the Academic Achievement The success in the learning processes that happen is caused by the factors which impacting the process of learning itself. Such factors may include the pro factors and the contra factors, both of those factors are affecting the academic achievement of a student. a. Internal factors These factors are things within the individual that influence achievement. The further explanation described below, The physical body, including hearing and vision systems, both of sensing system is considered as the most beneficial factor of the five senses of human beings. To be able to take lessons with well someone
113 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
needs to pay attention and maintain his health. Weak physical body is a huge barrier for a person in completing the program of study. Motivation, encompassing form of encouragement which arises in a person consciously or unconsciously to perform an action with a particular purpose. Motivation can be shaped efforts that can cause a person motivated to do something because they want to achieve the goals they want. So, the greater the motivation of a person, the urge arises to excel will be great as well and vice versa. Mental attitude, covering the right attitude in order to survive in the college in achieving good academic. A good attitude is an attitude that has the correct destination in learning, have a high learning interest, tenacious in doing the task, confident in the face of all
114 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
academic problems, and have good manners should a student.
115 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
b. External factors Circumstances or situations from outside which can make a change of one self. Environmental association. Your future will be created starting from today and we need the 'hands' of others to help us in trouble. If you have friends who are positive and encourage you to become a better person, your future will be safe, and vice versa. The economic condition of the family. Economic conditions were adequate person more opportunity to get better education facilities, books, stationery, until, the selection of a good school. Parent’s support and the atmosphere of the relationship between family members. Support from family is one of the outstanding spirits for
116 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
someone. Support in this case can be directly, in the form of praise and advice, either directly or indirectly.
117 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Chapter nine Analysis Theory of Social Psychology Overseas student is someone who chooses to continue higher education studies outside the region of origin, generally, aged between 18 years to 25 years and above. Students who choose to migrate must go through a process of adaptation. Adjustment or adaptation is the way in which a person in order to adapt to the surrounding environment in order to avoid obstacles and difficulties. Based on the development experience have I had traveled for two semesters as a student in Surabaya, I will explain the results of the analysis of the case and its relevance to the theory associated with psycho-social. Reference material excavated from a social psychology book entitled "Handbook of Psychology: 118 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Volume 5, Personality and Social Psychology" drawn by Theodore Millon and Melvin J. Lerner which I use as considerations to analyze the cases is from "Chapter 13: Attitudes in Social Behavior." Discussion of the theory contains in the thirteenth chapter of the handbook of social psychology is about one's attitude in social behavior. Attitude that indicated a person to behave in social life will impact on the success or failure of a person's in social life. Attitude or attitudes is defined as the tendency to evaluate the object properly or improperly (Bem, 1970). Attitudes can lead to any object that can be identified in the environment around us, including a group of people, as an ethnic group, a variety of controversial issues, such as abortion legalized and concrete objects, such as a place to stay.
119 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Based on the first chapter of this book, it is explained that the student who study overseas will find a variety of things about the new life after moving out of the area of origin, ranging from the discovery of a new culture and a new environment. Facing these new things do not always easy, student in overseas are faced with the problems of life and the process of adaptation.
Attitude content It has been mentioned that the attitude with
regard to concrete object and the environment or a place to stay is one of the concrete object. As a concrete object, the attitude of the human environment affects human behavior and attitudes are an expression of the belief held, feelings and behaviors associated with the object attitudes (Zanna and Rempel 1988). We can see real example based on my experience as stated in the
120 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
fifth chapter said that while staying in a homestay after I left from Batam, based on the definition by Zanna and Rempel, a quiet environment that does not support the adaptation for a student in overseas affects the attitude of these students in the taking an attitudes, as a result of loneliness and no interaction in the new environment, these students tend to think negatively, like for example, I became personally somber and moody. Unlike the case when I was in a campus environment, such as when to follow the activities of a committee, as well as their interactions gives me pleasure. Laughter, smiles, and jokes from my friends helped me to act more positively. The conclusion is that someone will act positively when beliefs, feelings and behavior declare support associated with the object and vice versa,
121 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
someone will act negatively when beliefs, feelings and behaviors expressed disassociated with the object.
122 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
function of attitude According to Smith, 1956, there are three functions of attitude, which is as follows, Object appraisals, refer to the ability of attitudes to summarize the positive and negative attributes of the objects in our environment, for example, based on the experience that has been mentioned that I find and experience a variety of things, such as cultures, new friends, things to adjust to that with positive thinking, bold, open mindset. Social adjustment shaped by attitudes that help us to identify with people we like and to separate from people we do not like, such as for example when I think of strange things in interacting with new acquaintances. Strange feelings and thoughts that appeared so eager to go when acquainted
123 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
with someone in essence is an act of social adjustment. Externalization is filled by the attitude defend themselves against internal conflict, we can see from the action I chose to pray and I will rise from the inconvenience of my new conditions overseas. I chose to fight the turmoil that is inside of me by taking concrete steps are praying and change mindsets to rise so do not always fall in despair. Characteristics of Attitudes Experience
of
direct
and
indirect.
The
researchers concluded that attitudes based on direct experience is more convincing, more stable over time, more resistant to the effects and are more likely to predict behavior. As is the case in
124 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
my experience living overseas became a child I always base my actions based on what I have experienced and the results based on previous experience, action I take to be more stable because it has found the best action to confront the problems. Evaluative consistency refers to the degree of consistency among all the action. High attitude evaluative consistency becomes more stable, more resistant to change, are more likely to affect the processing of information, and are more likely to predict behavior rather than attitudes low evaluative consistency. For example, the whole attitude that I muster as positive thinking, bold, open hearts and minds and so are to survive
125 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
in Surabaya, thus, makes me become more stable and adaptive.
attitude formation Attitudes can be based on the cognitive, affective and behavioral information. The psychological processes involved in the formation of attitudes can also cause a change in attitude. Cognitive Process the attitude that is based on a conception of man as a rational thinker deliberate basing their attitudes and behavior on the information about the positive and negative consequences of various actions, for example, my behavior in my daily life overseas a little more involving cognitive me where it it looks out of action for positive thinking, follow the lecture is well qualified for academic results, and maintain
126 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
the health to be able to continue to learn and be able to survive and continue studies. Affective Process is a process that predicts affective attitude (which is better than cognition). Of course, affect and cognition are often (or even usually) be consistent with one another as this process depend on each other, for example: knowledge can affect feelings (insights I get about culture in Surabaya gives a feeling of awe to me and feelings can lead the mind , concrete example is when I feel isolated and lonely when they undergo a process of adaptation in the beginning of the semester, feelings uneasy lead turned my mind to perform an action to be myself no longer feel lonely and alienated, ie. by positive thinking, praying, etc.
127 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
The relation between the value and ideology with Attitude
Attitudes and values
(Rokeach, 1973) emphasizes the role of values in driving attitude. He stated that a relatively small set of social values underlie most of the attitude , for example, the value of freedom underlying an act of an individual to act in accordance with the values espoused. It aims to create a balance in one's life, examples related to the topic of this discussion is the value I hold dear religiosity affect my attitude in managing emotions and actions are less stable during the early stages of adaptation.
Attitudes and ideology Similarly, attitudes correlate with values,
attitudes can also express an ideology, that cluster of values and attitudes (Converse, 1964; McGuire, 1985).
128 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
For example, liberal ideology includes attitudes and values that promote universal rights and virtues.
Measures Information In particular is the knowledge of one's past
actions towards this target. This knowledge can affect attitudes through various processes, including dissonance arousal
and
self-perception
process.
Perspective
dissonance theory (Festinger, 1957), knowing that someone is positive or not either of the targets will motivate individuals to evaluate targets in a manner consistent with actions. Perspective theory of selfperception (Bem, 1972) states the individual is logically conclude that their attitude is consistent with their actions. Dissonance theory relates to one of the events that I have experienced in the past, especially in the first
129 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
half of the past. When I experience things, at one time, I will evaluate all the things that I experienced along with the actions that I have done in the past with focus my assessment is based on my success or failure in the face of these events. After I evaluate everything, I judge whether the deeds that I do with the events that have occurred are positive or negative. The results of my evaluation will be directly applied to the environment (objects), the results of the evaluation for example, I am tolerant of differences and be patient in dealing with problems.
Biological Process
How do genes affect attitudes? Tesser (1993) identified several possibilities, including intelligence, temperament and sensory structures. Tesser (1993) forward the hypothesis that the attitude inherited very likely have a
130 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
biological basis which makes a change stances that may cause the individual to develop psychological defenses to protect attitude.
Attitudes and Behavior
Compatibility Attitudes and Behavior
Compatibility on the consistency of attitudes behavior was investigated by Lord, Lepper, and Mackie (1984). The researchers proposed a "typical effects" so that attitudes toward social groups will predict the behavior of individuals to a special member of the group is better than the same attitude about predicting the behavior of a special member in the group, for example, at this time, I've had some friends compact. In friendships that I live, I tend to be friends with someone who coined streotype the same so that our friendly relations can be established
131 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
smoothly and my attitude would be different if I was faced with another friend who has streotype different with me.
Nature Behavior
The nature of the behavior, especially controlling or difficulties affecting the strength of the attitude-behavior relationships. Self-control that I apply to go abroad during the life to survive along with the difficulties I face as longs parents, social conflicts, culture shock and all that stuff, basically affects the power relations attitudes and behavior.
Nature of Attitudes Attitudes that are based on direct
experience with the object attitudes predict behavior better than the attitude that is based on direct experience (see Fazio & Zanna, 1978, 1981),
132 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
then, Fazio, 1990, has proposed that the effect of direct
experience
working
through
the
manifestation another of the attitude of the powernamely, accessibility attitude that serve as the basis for action because it can guide the individual perception of behaving.
133 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Chapter ten Conclusion and Recommendation
The conclusions in this book is to provide guidance to students overseas based on my personal experience and analyze and assess the actions and behavior through the viewpoint of social psychology theories. I have mentioned that there is a positive relationship action when behaving on social behavior and
adaptation,
explaining
that
the
values
and
ideological influence on social action, attitudes which is used in daily basis is grouped in specific nature of psychology and compatibility actions and behaviors are based on streotype which attached to each individual.
134 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
Suggestion Students outside the region experienced many difficulties in various ways when entering a new area and the previous foreign as well as difficulties and obstacles in the process of adjustment in an environment that has a different
cultural background.
Local
community involvement and efforts of these students are also very important in helping the process of adaptation to the immigrant population, especially students who come from outside the area. Become mutually closer and familiarizing themselves with students who come from other regions, positive thinking, brave, open-minded, cultivate hobbies, take part in lectures, assume good faith and maintain the attitude is a solution that can be traveled in order to avoid misunderstandings perception due to cultural differences in new environment.
135 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student
136 | A d a p t a t i o n
of an Overseas Student