ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 11, No. 1, Januari 2011 ADAPTASI SISTEM MSL DENGAN BIOMINERAL UNTUK MENGOPTIMUMKAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KILANG MINYAK GUNA AIR IRIGASI Oleh: Tamad, Joko Maryanto dan Ismangil Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto ABSTRAK
Berdasarkan hasil penelitian Hibah Bersaing XVII tahun I didapatkan bahwa kombinasi, masing-masing 25%, zeolit, BF dan arang diaktifkan dengan inokulasi Pseudomonas dan Bacillus 109 UPK/kg bahan sebagai pengisi MSL efektif menurunkan cemaran pada limbah cair industri kilang minyak UP VI Balongan Indramayu. Sebagai tindak lanjut pada tahun II dilakukan penelitian dengan tujuan adaptasi sistem MSL dan mengoptimumkan limbah cair sebagi air irigasi. Jenis air yang digunakan adalah: kontrol/air irigasi setempat, lagun 1, lagun 9, penyaringan MSL lagun 1, penyaringan MSL lagun 9, ½ penyaringan MSL lagun 1 + ½ air irigasi, dan ½ penyaringan MSL lagun 9 + ½ air irigasi. Pemanfaatan sistem MSL selama tiga bulan dengan debit 1 l/menit masih efektif menurunkan kadar cemaran limbah cair. pH dan kadar logam berat air limbah tidak melampaui baku mutu. Sistem MSL meningkatkan pH, DHL dan nyata menurunkan kadar logam berat air limbah. Air limbah tidak mempengaruhi pH dan DHL tanah selama 3 bulan pertanaman, tidak berpengaruh terhadap komponen padi, tetapi penyaringan MSL memperbaiki komponen jagung dan kedelai setara dengan kontrol, bahkan cenderung lebih baik. Kandungan logam berat kedelai irigasi air limbah (Pb: 2,5-6,5 ppm; Cd: 0,7-1,3 ppm) di atas baku mutu (1,0 ppm; 0,5 ppm). Penyaringan dan pencampuran air limbah meningkatkan kadar P kedelai (0,45%; kontrol 0,3%), dan menurunkan kadar logam berat Pb (0,5 ppm dibanding 6,5 ppm) dan Cd (0,3 ppm dibanding 1,3 ppm). Penyaringan dan pencampuran air limbah efektif menurunkan kadar logam berat terakumulasi dalam kedelai di bawah baku mutu. Kata kunci: MSL, biomineral, logam berat
ABSTRACT
Based on the previous research in the first year, showed that the combination of 25% of zeolite, rock phosphate, graphite activated and andisol innoculated 10 9 cfu/kg material with Pseudomonas dan Bacillus as a filler of MSL could decrease the pollutant of liquid waste from Petroleum Refinery UP VI Balongan, Indramayu. In the second year, the following research was focused in adaptation of MSL system and optimation the liquid waste as irrigation water. The kind of water used were: the control (local irrigation water), lagoon 1, lagoon 9, filtration MSL lagoon 1, filtration MSL lagoon 9, ½ filtration MSL lagoon 1 + ½ irrigation water and ½ filtration MSL lagoon 9 + ½ irrigation water. The MSL system can decrease the concentration of pollutan in the waste water in three months with debite 1 L per minutes. The pH and the heavy metal concentration of waste water still under the hazardous level. The waste water could not affect the pH and Electrical Conductivity in 3 months, the growth and yield of paddy, however, the MSL filtration can improve the growth of corn and soybean equivalent wit control, even tend to be better. The heavy metal of waste water irrigation (Pb: 2.5-6.5 ppm; Cd: 0.7-1.3 ppm) was over the standard quality (1.0 ppm; 0.5 ppm). The filtration and the combination of waste water could increase the P concentration of soybean (0,45%; control 0,3%) and reduce the heavy metal of Pb (0.5 ppm compare to 6.5 ppm) and Cd (0.3 ppm compare to 1.3 ppm). The filtration and the combination of waste water could reduce the concentration of heavy metal accumulated in soybean below the standard quality. Key words:MSL, biomineral, heavy metal
PENDAHULUAN
cair yang dihasilkan oleh PT Pertamina
Jenis limbah cair yang dihasilkan
(Persero) UP-VI Balongan Indramayu
oleh kilang minyak berupa oily strom
melalui inlet disalurkan pada lagoon area
water dan non oily water (PT Pertamina
seluas 11,57 hektar, yang terdiri atas 18
(Persero) UP-VI Balongan, 2004). Limbah
lagun. Sebelum limbah cari masuk ke
100
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 11, No. 1, Januari 2011 lagun 1, pada saluran inlet dipasang
keberadaan
beberapa instrument penyaring, dengan
organik. Selain itu teknik bioremoval lebih
pengisi ijuk. Perpindahan limbah cair dari
baik
lagun 1 ke 2 dan seterusnya diatur dengan
dibandingkan
pintu air.
merubah
Berdasarkan hasil analisis
padatan
dari
teknik pH
terlarut
dan
pengendapan
kemampuannya cemaran,
zat bila
dalam sehingga
limbah cair pada lagun 18, terlihat bahwa
menurunkan konsentrasi logam beratnya
semua parameter berada di bawah baku
(Suhendrayatna, 2001). Bahan organik
mutu (Tim Faperta UNSOED, 2007).
biasanya mempunyai sifat kebioremovalan
Namun penggunaan limbah padat (sedimen
yang baik.
lagun) dan limbah cair dari lagun 1, 9, dan
Suhendrayatna (2001) menyatakan
18 sebagai media tanam dan pengairan
bahwa, proses bioremoval melibatkan
tanaman
mekanisme penyerapan pasif
budidaya
yang
dicobakan,
(passive
beberapa tanaman tidak tumbuh normal,
uptake) dan penyerapan aktif (active
bahkan beberapa tanaman (padi) mati, dan
uptake).
ditunjukan adanya akumulasi beberapa
disebut dengan istilah proses biosorpsi.
logam berat (Cd, Hg dan Pb) pada jaringan
Dalam biosorpsi logam berat terikat pada
tanaman.
Sehingga tim menyarankan
dinding sel mikroba akibat: (1) pertukaran
untuk diteliti pengelolaan limbah cair
ion (Na, Ca dan Mg) dengan ion logam
untuk menurunkan kandungan cemaran,
berat, dan (2) pengomplekan ion logam
khususnya logam berat tersebut (Tim
berat oleh gugus karbonil, amino, thiol,
Faperta UNSOED, 2007).
hidroksi, fosfat, dan hidroksi-karboksil.
Istilah passive uptake sering
Teknik pengolahan limbah secara
Kedua proses ini bersifat bolak-balik,
biologi yang umum ialah penggunaan
cepat, dan berlangsung pada sel hidup dan
mikroba dengan tujuan mengurangi tingkat
sel mati dari suatu biomassa.
keracunan senyawa organik dan logam berat
pada
lingkungan.
Penyerapan aktif (Active uptake)
Pendekatan
adalah penggunaan ion logam secara
pengelolaan ini mengacu pada teknik
simultan untuk pertumbuhan mikroba dan
bioremediasi.
ini
penumpukan ion logam ke dalam sel.
sebagai
Pengendapan logam berat dilakukan oleh
pendekompos zat pencemar dan proses ini
mikroba sebagai hasil metabolisme dan
dikenal dengan bioremoval.
Bioremoval
ekresinya. Proses ini dipengaruhi oleh pH,
lebih efektif dibandingkan dengan teknik
suhu, kekuatan ikatan ionik dan cahaya
penukaran ion dan osmosis balik dalam
(Suhendrayatna, 2001).
Pada
menggunakan
kaitannya
dengan
teknik
mikroba
kepekaan
terhadap 101
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 11, No. 1, Januari 2011 Salah satu Teknik bioremoval adalah
kilang minyak dan 2) mengoptimumkan
Multi Soil Layering (MSL). MSL adalah
potensi limbah cair kilang minyak hasil
sistem pengelolaan limbah cair yang
penyaringan sebagai air irigasi.
tersusun dari tanah (kandungan bahan
METODE PENELITIAN
organik tinggi sebagai sumber mikroba),
1. Adaptasi Sistem MSL
mineral (zeolit dan/batuan fosfat), dan
Adaptasi
sistem
MSL
dengan
arang yang disusun seperti pola susunan
biomineral meliputi pengkondisian selama
batu bata dalam tembok yang dilengkapi
30 hari terdiri atas 20 hari penyaringan
dengan
untuk
dengan air limbah yang diencerkan dua
Ketiga bahan
kali, 10 hari penyaringan dengan limbah
pipa
pengudaraan
memperoleh oksigen.
Pada adaptasi sistem MSL dengan
tersebut berperan berbeda tetapi bekerja
asli.
pada laka (site) dan bahan yang sama.
biomineral
Sistem
untuk
penjenuhan dan debit penyaringan. Tolok
meningkatkan fungsi tanah yang banyak
ukur yang diamati terdiri atas: pH, DHL, P
mengandung mikroba untuk pengolahan
dan logam berat (Cd, Pb, As dan Hg) air
air limbah sebelum dilepas ke badan
limbah.
perairan. Sistem MSL dapat menurunkan
2. Percobaan Tanaman
MSL
dikembangkan
juga
ditentukan
lama
kadar BOD dan COD sampai dengan 90-
Limbah cair hasil penyaringan sistem
99%, total nitrogen sebesar 70-90% dan
MSL dengan biomineral digunakan sebagai
total fosfat sebesar 80-95% dalam kondisi
air irigasi padi sawah kultivar IR-64,
aerasi optimum (Luanmance et al, 1999;
jagung kulivar Pioneer 18 dan kedelai
Wakatsuki et al, 1999).
kultivar Lokon. Tanaman tersebut ditanam
Berdasarkan hasil penelitian Hibang
dalam pot dengan tanah Inceptisol sebobot
Bersaing XVII tahun I didapatkan bahwa
6 kg/pot setara kering mutlak. Air yang
kombinasi, masing-masing 25%, zeolit,
digunakan sebagai perlakuan terdiri atas:
BF, arang diaktifkan dan andisol dengan
1) air irigasi yang biasa digunakan petani
inokulasi Pseudomonas dan Bacillus 109
(kontrol), 2) air limbah dalam lagun 1 asli,
UPK/kg bahan sebagai pengisi MSL
3) lagun 9 asli, 4) penyaringan MSL lagun
efektif menurunkan cemaran pada limbah
1, 5) penyaringan MSL lagun 9, 6)
cair industri
sebagian
kilang minyak UP
VI
air
irigasi
dan
sebagian
Balongan Indramayu. Sebagai tindak lanjut
penyaringan MSL lagun 1 dan 7) sebagian
pada tahun II dilakukan penelitian dengan
air irigasi dan sebagian penyaringan MSL
tujua: 1) adaptasi sistem MSL dengan
lagun 9. Tolok ukur yang diamati terdiri
biomineral sebagai penyaring limbah cair
atas: komponen tanah (pH dan DHL),
102
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 11, No. 1, Januari 2011 tanaman dan kadar P serta logam berat
dengan debit 1 l/menit, pH dan P limbah
(Cd, Pb, As dan Hg) yang terkandung
cair indsutri
dalam biji.
Balongan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 1. DHL dan logam berat limbah
Setelah penggunaan sistem MSL
kilang minyak UP
Indramayu
disajikan
VI pada
cair disajikan pada Gambar 2.
3
(pxtxl = 30x30x15 cm ) selama tiga bulan 9
12
8
10
7 6
8 pH 6
ppm P
5 4 3
4
2
2
1
0
I
A1
A2
B1
B2
C1
C2
0
I
A1
Jenis Limbah Cair Kilang Minyak
A2
B1
B2
C1
C2
Jenis Limbah Cair Kilang Minyak
Gambar 1. pH dan kandungan P (ppm P) limbah cair kilang minyak. I = air irigasi setempat, A1 = lagun 1, A2 = lagun 9, B1 = penyaringan MSL lagun 1, B2 = penyaringan MSL lagun 9, C1 = ½ penyaringan MSL lagun 1 + ½ air irigasi, dan C2 = ½ penyaringan MSL lagun 9 + ½ air irigasi 500
7
450
6
400
5
350 300 us/mm
ppbx100
250
3
200
2
150
1
100
0
50 0
4
I
A1
A2
B1
B2
C1
C2
I
A1
A2
B1
B2
C1
C2
Jenis Limbah Cair Kilang Minyak
Jenis Limbah Cair Kilang Minyak
As
Cd
Pb
Gambar 2. Daya hantar listrik/DHL (µs/mm) dan logam berat As, Cd dan Pb (ppb atau µg/l) limbah cair kilang minyak. I = air irigasi setempat, A1 = lagun 1, A2 = lagun 9, B1 = penyaringan MSL lagun 1, B2 = penyaringan MSL lagun 9, C1 = ½ penyaringan MSL lagun 1 + ½ air irigasi, dan C2 = ½ penyaringan MSL lagun 9 + ½ air irigasi
103
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 11, No. 1, Januari 2011 Nilai pH dan P tanah pengaruh jenis
jenis limbah cair disajikan pada Gambar 4.
limbah cair indsutri kilang minyak UP VI
P dan logam berat jaringan tanaman
Balongan
pengaruh jenis limbah cair disajikan pada
Indramayu
disajikan
pada
Gambar 3. Komponen tanaman pengaruh
Gambar 5.
6,4
80 70
6,2
60
6 pH
50 us/mm 40
5,8
30
5,6
20 5,4
10
5,2
I
A1
A2
B1
B2
C1
0
C2
I
Jenis Limbah Cair Kilang Minyak
A1
A2
B1
B2
C1
C2
Jenis Limbah Cair Kilang Minyak
Gambar 3. pH dan daya hantar listrik/DHL (µs/mm) tanah akhir pertanaman padi pengaruh limbah cair kilang minyak 12
100
10
80 g/tan.
8
60
g/tan. 6
40
4
20 0
2 0 I
A1
A2
B1
B2
C1
C2
I
A2
B1
B2
C1
C2
Perlakuan Limbah Cair Kilang Minyak
Perlakuan Limbah Cair Kilang Minyak
Bks-jg
A1
Bks-pd
Tkl-jg
Malai-pd
8 6 g/tan.4
2 0
I
A1
A2
B1
B2
C1
C2
Perlakuan Limbah Cair Kilang Minyak
Plg-kdl
Biji-kdl
Gambar 4. Pengaruh limbah cair kilang minyak terhadap bobot (g) segar brangkas dan tongkol jagung per tanaman, bobot (g) segar brangkas dan malai padi per tanaman, dan bobot (g) segar polong dan bobot (g) kering biji kedelai per tanaman. 104
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 11, No. 1, Januari 2011 0,5
1,4 1,2
0,4
%P
1
0,3
ppm
0,6
0,2
0,4
0,1 0
0,8
0,2 0 I
A1
A2
B1
B2
C1
C2
I
A1
A2
B1
B2
C1
C2
Jenis Limbah Cair Kilang Minyak
Jenis Limbah Cair Kilang Minyak
As
Cd
Pbx10
Gambar 5. P (5), As, Cd dan Pb (ppm) biji kedelai pengaruh limbah cair kilang minyak Nilai pH dan kadar logam berat air limbah
tidak
melampaui
5;
Tabel
Lampiran
3).
mutu
Penyaringan air limbah dan pencampuran
(Gambar 1 dan 2; Tabel Lampiran 1 dan
dengan ½ air irigasi meningkatkan kadar P
2).
Sistem MSL meningkatkan pH dan
kedelai dibanding kontrol (0,3% dibanding
DHL air limbah (Gambar 1 dan 2).
0,45%) (Gambar 5) dan menurunkan kadar
Pengisi mineral (zeolit dan batuan fosfat)
logam berat Pb (0,5 ppm dibanding 6,5
mengandung basa-basa, antara lain Ca,
ppm) dan Cd (0,3 ppm dibanding 1,3 ppm)
yang akan meningkatkan konsentrasi ion
dibanding air limbah asli.
dan membentuk hidroksida (Sudradjat,
dan pencampuran efektif menurunkan
1997a dan b).
Sistem MSL nyata
kadar logam berat (Pb 0,5 ppm dan Cd 0,3
menurunkan kadar logam berat air limbah
ppm) terakumulasi dalam kedelai di bawah
(Gambar 2). Air limbah sebagai air irigasi
baku mutu. Waktu paruh Cd adalah 10-30
tidak mempengaruhi pH dan DHL tanah
tahun. Beberapa efek yang ditimbulkan
selama 3 bulan pertanaman (Gambar 3).
akibat pemajanan Pb atau Cd adalah
Air limbah tidak berpengaruh terhadap
kerusakan sistem saraf, darah, tulang,
komponen
tetapi
ginjal, liver, pernafasan, testes, imunitas
penyaringan MSL memperbaiki komponen
dan pertumbuhan (Widaningrum et al.,
jagung dan kedelai setara dengan kontrol,
2007). Dosis toleransi dalam seminggu Pb
bahkan cenderung lebih baik. Biji kedelai
50 mg/kg dan dosis mematikan Cd untuk
dengan irigasi air limbah lagun 1 dan 9
orang dewasa adalah 500 mg/kg dan efek
mengandung logam berat Pb (2,5-6,5 ppm)
dosis akan nampak bila terkonsumsi 0,043
di atas baku mutu (1,0 ppm) dan Cd (0,7-
mg Cd/kg bobot badan per hari (WHO;
1,3 ppm) di atas baku mutu (0,5 ppm)
Widaningrum et al., 2007).
padi
(Gambar
baku
(Gambar
4),
Penyaringan
105
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 11, No. 1, Januari 2011 Zeolit, batuan fosfat, arang (mineral)
(AHLs) dan molekul quinolones (cyclic
dan andisol (tanah) dengan pori mikro,
dipeptide) (Urgel dan Ramos, 2004).
KPK dan luas permukaan tinggi mampu
Wolicka dan Kowalski
menyerap bahan cemaran (logam berat,
menyatakan
karbon organik yang hidrofobik) pada aras
mempengaruhi
konsentrasi rendah. Bahan tersebut dapat
cemaran
diregenarsi dan digunakan kembali dengan
petroleum/HP) adalah aktifitas fotolitik,
pemanasan, tekanan dan pertukaran kation
pelarutan,
dengan natrium (Al-Haddad, et al., 2007).
surfaktan, oksigen, hara, suhu dan pH.
Mikrobia,
atraktif
terhadap
bahwa,
(2006)
faktor
yang
biodegradasi
(logam jerapan
berat,
bahan
hidrokarbon
koloid,
keberadaan
Fotooksidasi menyebabkan bahan cemaran
nanomolekul karena mempunyai muatan
lebih
polar,
permukaan dan afinitas biologi (Berry dan
mikrobia: glikolipid) dan kondisi aerobik
Saraf, 2005). Ikatan antara mikrobia dan
lebih
nanomolekul lain (adhesi) diperantarai
anaerobik,
oleh kakas van der Waals, elektrostatik dan
cemaran sehingga lebih mudah untuk
interaksi asam-basa (Hamadi et al., 2008).
terdegradasi secara hayati.
cepat,
surfaktan dibanding
(diproduksi pada
meningkatkan
kondisi kelarutan
Interaksi mikrobia dengan permukaan
Pola konsentrasi total logam dalam
molekul ditentukan oleh komposisi kimia
akar tanaman adalah Cu > Cr > Zn > Ni >
permukaan luar sel. Grup karboksil dan
Pb > Co. Konsentrasi logam pada daun
fosfat/fosfat
menentukan
lebih tinggi dibanding pada biji. Secara
muatan permukaan sel (Shephard et al.,
umum konsentrasi logam pada tanaman
2008).
adalah umbi bawang > daun kedelai > biji
monoester
Kolonisasi bakteri dipengaruhi oleh NADH
flagela,
dipengaruhi oleh pH, KPK, kandungan
chemotaksis, lipopolisakarida dan pili tipe
bahan organik, tekstur, dan interaksi antara
IV (Urgel dan Ramos, 2004).
Unsur
logam tersebut. Tanaman dapat menyerap
pengatur kolonisasi bakteri pada akar
timbal (Pb) pada saat kondisi kesuburan
adalah komponen co/R/co/S dan loka-
dan kandungan bahan organik tanah
khusus DNA, juga karena komunikasi sel
rendah. Pada keadaan ini Pb berbentuk ion
melalui signal quorum sensing. Quorum
yang terlepas dari ikatan tanah berada
sensing
ddalam larutan tanah. Batas aman dalam
interseluler
dehidrogenase
adalah yang
sistem
I,
jagung. Ketersediaan logam dalam tanah
komunikasi
diperantarai
oleh
mikromolekul N-acylhomoserine lactones
106
sayuran Pb 0,8-2,5 ppm, Cd 0,1-1 ppm dan Cu 20-50 ppm (Kumar, et al., 2009).
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 11, No. 1, Januari 2011 Arsen anorganik bersenyawa dengan
Penyaringan dan pencampuran air limbah
oksigen, klorin atau belerang, sedangkan
meningkatkan kadar P kedelai (0,45%;
arsen organik bersenyawa dengan karbon
kontrol 0,3%), dan menurunkan kadar
dan hidrogen.
Arsen anorganik lebih
logam berat Pb (0,5 ppm dibanding 6,5
beracun dibanding arsen organik. Arsen
ppm) dan Cd (0,3 ppm dibanding 1,3
pentaoksida mudah larut dalam air dan
ppm). Penyaringan dan pencampuran air
mudah diserap tanaman, sedangkan arsen
limbah efektif menurunkan kadar logam
trioksida tidak larut dalam air tetapi mudah
berat terakumulasi dalam kedelai di bawah
larut dalam lemak.
baku mutu.
Kadmium terdapat
dalam kombinasi dengan oksigen, klorin atau belerang. lebih mudah diakumulasi
DAFTAR PUSTAKA
oleh tanaman dibanding timbal. Cd, Pb
Al-Haddad, A., E. Chmielewska and S. AlRadwan. 2007. A Brief Comparable Lab. Examination for Oil Refinery Wastewater Treatment Using the Zeolitic and Carbonaceous Adsorbents. Petroleum & Coal 49(1): 21-26.
dan Hg memiliki bahaya tinggi pada kesehatan berikatan
manusia. dengan
Merkuri karbon
(Hg)
membentuk
organomerkuri. Di dalam tanah merkuri oleh
mikrobia
mengalami
metilasi
membentuk metil merkuri yang mudah diserap oleh tanaman (Alloway, 1995). KESIMPULAN DAN SARAN Pemanfaatan sistem MSL selama tiga bulan dengan debit 1 l/menit masih efektif menurunkan kadar cemaran limbah cair. Nilai pH dan kadar logam berat air limbah tidak melampaui baku mutu. Air limbah tidak mempengaruhi pH dan DHL tanah selama 3 bulan pertanaman, tidak berpengaruh terhadap komponen padi, tetapi penyaringan MSL memperbaiki komponen
jagung
dan
kedelai.
Kandungan logam berat kedelai irigasi air limbah (Pb: 2,5-6,5 ppm; Cd: 0,7-1,3 ppm)
Alloway, B.J. 1995. Heavy Metals in Soils. Blackie Academic and Professional. London, pp. 7-39. Berry, V. and R.F. Saraf. 2005. SelfAssembly of Nanoparticles on Live Bacterium: An avenue to fabricate Electronic Devices. In Chemical and Biomolecular Engineering Research and Publications. Papers in Nanotechnology. University of Nebraska, Lincoln. 18p. Hamadi, F., H. Latrache, H. Zahir, A. Elghmari, M. Timinouni and M. Ellouali. 2008. The Relation Between Escherichia coli Surface Functional Groups Compotition and Their Physicochemical Properties. Brazilian J. of Microbiology 33:1015. Kumar, A.V.A., N. A. Darwish and N. Hilal. 2009. Study of Various Parameters the Biosorption of Heavy Metals on Activated Sledge. World Applied Sciences Journal 5: 32-40
di atas baku mutu (1,0 ppm; 0,5 ppm). 107
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 11, No. 1, Januari 2011 Luanmanee, S, T. Attanandana, B. Saitthiti, C. Panichajakul and T. Wakatsuki. 1999. Efficiency of the Multi Soil Layering with Various Organic Material Components on Domestic Wastewater Treatment. Faculty of Life and Enviromental Science Shimane University. Japan. PT Pertamina (Persero) UP-VI Balongan. 2004. Masterplan Lingkungan: Komitmen Meningkatkan Kualitas Lingkungan. PT Pertamina (Persero) UP-VI Balongan Indramayu. Shephard, J., A.J. McQuillan, and P.J. Bremer. 2008. Mechanisms of Cation Exchange by Pseudomonas aeruginosa PAO1 and PAO1 wbpL, a Strain with a Truncated Lypopolyshaccaride. Applied and Environmental Microbiology 74(22): 6980-6986. Sudradjat, A. 1997a. Fosfat, hal. 13-166. Dalam S. Suhala, dan M. Arifin, penyunting. Bahan Galian Industri. Puslitbang Teknologi Mineral. Bandung. Sudradjat, A. 1997b. Zeolit, hal. 167185. Dalam S. Suhala, dan M. Arifin, penyunting. Bahan Galian Industri. Puslitbang Teknologi Mineral. Bandung. Suhendrayatna. 2001. Heavy Metal Bioremoval by Microorganisms. Department of Applied Chemistry and Chemical Engineering Faculty of Engineering, Kagoshima University, Japan. 1: 21-40.
108
Tim Peneliti Faperta UNSOED. 2007. Studi Pemanfaatan Limbah Cair Industri Kilang Minyak dalam Laguna untuk Budidaya Pertanian di PT Pertamina (Persero) Unit Pengolahan VI Balongan Indramayu. Laporan Akhir Penelitian. Kerjasama Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan Indramayu dengan Fakultas Pertanian UNSOED, Purwokerto. Urgel, M.E. and J.L. Ramos. 2004. Cell Density-Dependent Gene Contributes to Efficient Seed Colonization by Pseudomonas putida KT2440. Applied and Environmental Microbiology 70(9): 5190-5198. Wakatsuki, T, S. Luanmanee, T. Masunaga and T. Attanandana. 1999. High Grade on-Site Treatment of Domestic Wastewater and Polluted River Water by Multi Soil layering Method. Faculty of Life and Environ. Sci. Shimane Univ. Japan. Widaningrum, Miskiyah dan Suismono. 2007. Bahaya kontaminasi logam berat dalam sayuran dan alternatif pencegahan cemarannya. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian, 3: 16-27. Wolicka, D. and W. Kowalski. 2006. Biotransformation of Phosphogypsum in PetroleumRefining Wastewaters. Polish J. Environ. Stud. 15(2): 355-360.
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 11, No. 1, Januari 2011 Lampiran 1. PP 85 tahun 1999 baku mutu limbah B3
109
ISSN: 1411-8297 Agronomika Vol. 11, No. 1, Januari 2011 Lampiran 2. Baku mutu logam berat terpilih limbah cair industri kilang minyak (FEPA, 1991) Logam (ppm) Logam (ppm) As 1,0 Pb 0,5 Hg 0,02 Cd 1,0
Lampiran 3. Batas minimum logam berat (ppm) Jenis Logam Pb Cd Co Cr Ni Cu Mn Zn
Keterangan:
110
1)
Tanah1) 100 0,5 10 2,5 20 60-125 1500 70
Air2) 0,03 0,05-0,1 0,4-0,6 0,5-1 0,2-0,5 2-3 5-10
Tanaman3) 50 5-30 15-30 5-30 5-30 20-100 100-400
Beras/Tepung4) 1,0 0,5 10 40
= Ministry of Population and Environmental of Indonesia and Delhouse University, Canada (1992); 2) = Pemerintah RI (1990); 3) = Alloway (1995); 4) = Dirjen POM (1989).