Maka tidak mengherankan kalau 90 persen
ATBM. Mereka memang memiliki usaha
dari jumlah penduduk di Desa Pakumbulan
sendiri atau hanya sebagai pekerja membuat
bekerja dengan keahlian membuat kain tenun
tenun ATBM.
Ada Sajadah, Tas, atau Lampu Hias
REPRO INTERNET
Kain tenun berbahan akar wangi dibuat untuk sajadah. Sepotong lembar sajadah cantik itu baru
secara tekstur kasar, namun hasil tenun akar
saja dikemas dengan bungkus berlabel dan
wangi beraroma sangat wangi. Kelebihan
siap dilempar ke pasar. Sajadah yang satu ini
dari tenun akar wangi itu, papar Imron yang
memang beda dari sajadah-sajadah lainnya
juga Ketua Paguyuban Perajin Tenun ATBM
yang lazim terbuat dari bahan kain serupa
itu, adalah mampu dibuat anekaproduksi. ”Ya,
karpet dengan rajutan benang wol. Sajadah
bukan hanya untuk pembuatan sajadah, tapi
buatan perajin tenun di Pakumbulan
ini
bisa dipakai bahan pembuatan tas, macam-
berbahan akar wangi yang kini lagi ngetred
macam kerajinan, seperti lampu hias, tirai, dan
dan sangat disukai oleh para konsumen.
sebagainya,” terang Imron.
wangi
Lantas apa yang menjadi kendala bagi para
–dalam bahasa asingnya disebut; Vetiveria
perajin kain tenun dari serat akar wangi tersebut?
zizanioides— yang sangat kreatif itu, awalnya
Dengan lugas Imron mengatakan bahwa kendala
dimotori Imron Mina bin Kamsari. Dengan
utamanya harga bahan baku akar wangi yang
kain tenun akar wangi, Imron pun membuat
fluktuatif. Jika musim penghujan, akar wangi
sajadah dengan aneka motif, bentuk, dan
berharga Rp 10 ribu per kilogramnya. Tetapi
warna. ”Sajadah dari akar wangi ini memang
kalau musim penghujan, akar wangi bisa naik
sangat disukai pembeli, khususnya konsumen
mencapai Rp 15 ribu per kilogramnya.
Karya
kain
tenun
dari
akar
dari Arab Saudi,” kata Imron.
Selain itu, para perajin tenun akar wangi,
Kenapa sajadah akar wangi digemari
sangat bergantung pada kapasitas produksi
konsumen? Imron menjelaskan bahwa kendati
akar wangi yang didatangkan dari Kabupaten
Potret Sisikmelik Kabupaten Pekalongan
59
REPRO INTERNET
Produk lain dari tenun akar wangi berupa tas cantik. sama dengan seorang pengusaha asal Malaysia keturunan Irak. Dari buyer inilah, REPRO INTERNET
Produk tenun dari akar wangi dijadikan kap lampu. Garut.
Padahal
permintaan
konsumen,
khususnya dari negara-negara Timur Tengah
selembar sajadah karya Imron bisa terjual dengan harga 400 real atau kalau dikurskan dengan rupiah sebesar Rp 1 juta. Padahal untuk selembar sajadah yang sama di pasar lokal hanya dipatok harga Rp 40 ribu.
terhadap produk sajadah terus meningkat
Bagi Imron, produk-produknya yang sudah
dari tahun ke tahun. Untuk bahan baku ini,
diekpor ke Malaysia itu, memang telah diberi
seluruh perajin yang ada dalam paguyuban
merek dengan produk Malaysia dan merek
yang dikomandani Imron, setiap pekannya
Turki. ”Itulah yang harus diketahui oleh
memerlukan bahan baku akar wangi sebanyak
konsumen bahwa sajadah akar wangi itu
enam ton. Dan, kapasitas produksi seluruh
bukan sebenarnya bukan bikinan Malaysia
pejarin setiap bulan mampu menghasilkan
atau Turki, tapi buatan asli orang Kabupaten
sajarah akar wangi sebanyak 12.000 lembar
Pekalongan,” jelas Imron yang belum lama ini
sajadah.
menerima penghargaan sebagai Best Prize
Mengenai pasar di negara-negara Timur Tengah, Imrom memang melakukan kerja
in Catagori Pabric and Tekstils dalam ajang Inacraft Award 2012 di Jakarta.
Curug: Spesialis ATBM Sutera Curug adalah sebuah desa yang masuk
kawasan sentra perajin tenun ATMB khusus
wilayah teritorial pemerintahan Kecamatan
akar wangi, maka Curug juga dikukuhkan
Tirto. Nah, selain Pakumbulan, Kecamatan
sebagai sentra perajin tenun ATBM khusus
Buaran
kain sutera.
60
yang
telah
ditetapkan
sebagai
Potret Sisikmelik Kabupaten Pekalongan
REPRO INTERNET
Seorang perajin sedang menenun kain sutera. Begitu pula, para perajin tenun ATBM Curug memeroleh perhatian khusus dari Pemkab Pekalongan untuk terus dikembangkan sebagai wilayah sentra perajin kain sutera. Untuk itu, melalui Dinas Koperasi UMKM Kabupaten Pekalongan, sejumlah perajin tenun sutera di Curug mendapat bantuan ATBM dari pemerintah. Memang, sejak lama kawasan Curug cukup dikenal sebagai penghasil karya batik sutera
REPRO INTERNET
yang berkualitas dan boleh dibilang batik
Salah satu motif kain sutera yang siap dijadikan pakaian.
berkelas karena harganya lumayan mahal
pesanan kolega saya,” ujar Farhad, 48 tahun,
dibandingkan dengan batik-batik biasa. Harga
warga Surabaya yang selama ini dikenal
yang mahal ini tentunya diimbangi dengan
sebagai pedagang batik berkelas.
kualitas yang bagus dan sangat mewah.
Bagi
Farhad,
batik-batik
sutera
yang
Biasanya, batik produk Curug banyak
dibelinya dari perajin batik di Pekalongan,
diminati oleh kalangan pebisnis papan atas,
di antaranya diambilnya dari perajin di
para pejabat, dan seterusnya. Harga selembar
wilayah Curug. “Batik sutera Pekalongan
batik sutera buatan Curug termurah Rp 1,5
yang paling terkenal adalah motif jlamprang
juta dan paling tinggi berharga sekitar Rp
dan batik motif klasik lainnya seperti motif
20 juta per potong atau per busana (kemeja)
Jawa Hokokai. Itu pun motif-motif hasil
jadi. “Saya memang sering kulakan batik
repro bukan batik asli yang pernah dibuat di
sutera dengan kualitas bagus untuk melayani
zamannya,” terang Farhad.
Potret Sisikmelik Kabupaten Pekalongan
61
Soal kualitas yang diimbangi dengan
berbagai jenis dan motif batik sutera klasik
harga yang lumayan tinggi, memang tidak
full tulis dengan bahan kain katun primis
membuat para penyuka kain batik untuk
serta pewarnaan alami menggunakan bahan
tidak membelinya. “Yang namanya senang
dari daun ketapang.
atau hobi dan ingin memakai batik sutera
Kualitas batik sutera khas Curug yang
khas Pekalongan memang tidak bisa diukur
mampu menjadi salah satu produk andalan
dengan uang. Makanya sampai sekarang ada
bagi Kabupaten Pekalongan setidaknya men
saja pembelinya,” imbuh Farhad.
cerminkan bahwa budaya bangsa Indonesia,
Di antara sekian banyak perajin, salah
khususnya masyarakat Pekalongan terhadap
satu gerai batik sutera berkualitas bagus
batik yang ditekuni sejak ratusan tahun silam,
yang disuguhkan oleh perajin di Curug,
benar-benar dapat dipercaya. Demikian pula,
yakni batik sutera produk “Anitha Batik”.
pengakui Persatuan Bangsa Bangsa (PBB)
Gerai yang berada di Jalan Dahlia No. 500
melalui Unesco (United Nations Educational,
Curug, Kecamatan Tirto ini menyuguhkan
Scientific and Cultural Organization) terhadap
batik berkelas yang dibuat dengan ATBM.
tradisi budaya batik adalah asli Indonesia, pada
Produsen ini menawarkan pada konsumen
2 Oktober 2009 tidak bisa terbantahkan.
BILA JINS JADI PRODUK ANDALAN
humas pemkab pekalongan
Produk-produk celana jins yang sangat digemari konsumen.
Sejumlah potensi yang ada di Kabupaten
pertenunan atau tekstil yang sejak lama
Pekalongan oleh banyak orang, selama ini
menjadi produk andalan Kota Santri itu.
hanya dikenal sebagai daerah pembuat
Tidak banyak, memang yang mengetahui
batik pesisir atau sarung palekat. Selain itu
kalau Kabupaten Pekalongan ternyata juga
masyarakat luar pun –hanya mengenal usaha
sebagai daerah produsen pakaian jins yang tak
62
Potret Sisikmelik Kabupaten Pekalongan
kalah berkualitas dibanding dengan daerah-
Kepedulian bupati tersebut juga dibarengi
daerah lain yang menjadi sentra industri
dengan akan dibangun pusat grosir pakaian
pakaian berbahan kain denim tersebut.
jins di Kota Santri itu.
Kalangan masyarakat konsumen, tentunya
Bukan cuma itu, bupati secara lisan
hanya tahu kalau produksi pakaian jins, ya
dalam setiap kesempatan memperbolehkan
di kawasan Bandung, Jawa Barat. Industri-
kepada seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS)
industri pakaian jadi berupa celana, jaket,
di lingkungan Pemkab Pekalongan untuk
kemeja, dan lainnya yang berbahan kain jins
mengenakan celana jins pada Hari Jumat dan
yang dibuat oleh para pengusaha pakaian
Sabtu. “Kebijakan ini kami lakukan untuk
di Kabupaten Pekalongan bahkan mampu
semakin
menembus pasar mancanegara.
unggulan di Kabupaten Pekalongan yang
Sentra industri jins tersebut terdapat di kawasan Bojong, Kedungwuni, dan Kecamatan
mengembangkan
produk-produk
salah satunya adalah usaha konveksi pakaian jins,” tutur bupati.
Doro. Para produsen jins, di Kedungwuni kini
Tak pelak, kebijakan yang dilontarkan
jumlahnya mencapai 21 perusahaan yang
bupati tersebut disambut penuh suka cita dan
bergerak di bidang pencucian jins (jeans
rasa kegembiraan dari para pengusaha jins
wash) dan sebanyak 238 perusahaan yang
yang ada di Kabupaten Pekalongan. “Kebijakan
bergerak di bidang konveksi jins.
Bapak Bupati itu sungguh memihak pada
Melihat kondisi riil seiring dengan denyut
rakyat, karena selama ini produk-produk
pekembangan usaha pakaian jins, Bupati
andalan kabupaten, di antaranya pakaian jins,
Pekalongan, Drs. H. Amat Antono M.Si
belum banyak dikenal masyarakat luar,” kata
mengajak kepada seluruh pengusaha pakaian
salah satu pengusaha jins asal Desa Pakis Putih,
jins untuk terus mengembangkan produksi.
Kecamatan Kedungwuni, Domo, 46 tahun.
REPRO INTERNET
Pemasaran celana jins mampu menembus pasar luar pulau dan mancanegara
Potret Sisikmelik Kabupaten Pekalongan
63
REPRO INTERNET
REPRO INTERNET
Produk celana jins anak-anak juga mendapat respon cukup bagus di pasaran.
Salah satu model celana pendek jins anak-anak dengan gambar bordir yang menarik.
Domo memaparkan, industri jins di wilayah
Pengusaha
asal
Pekajangan,
Kecamatan
Kabupaten Pekalongan mulai berkembang
Kedungwuni itu, memang spesialis membuat
sejak 22 tahun silam atau era 1990-an. Di
celana jins untuk konsumen perempuan.
Kedungwuni sendiri, menurut Domo, setiap
Dengan mempekerjakan 30 karyawan, Chasnoto
pengusaha jins memutuhkan bahan baku
mampu melempar produk-produknya di pasar
paling sedikit sebanyak 900 potong untuk
domistik dan pasar luar pulau.
sekali produksi. Dan, bahan bakunya adalah kain jins atau
Melihat kenyataan konkret terhadap prospek usaha pakaian jins tersebut, tokoh masyarakat
biasa disebut kain wafel dan brata. Rata-rata
Kabupaten
Pekalongan,
Hj.
Nur
Balistik
dari satu pengusaha jins mampu memproduksi
S.IP., M.Si., berharap bahwa industri jins di
1.440 potong celana jins per pekan. Untuk
Kota Santri ke depan akan menjadi produk
bahan baku ini, Domo dan sejumlah pengusaha
unggulan yang benar-benar mampu bersaing
jins lainnya masih mendatangkan dari Kota
di pasar grosir. ”Trend naiknya omset dan terus
Bandung dan Kota Bogor.
meningkatnya pangsa pasar, setidaknya akan
Pengusaha pakaian jins dari Kedungwuni
membuat industri-industri pakaian jins lebih
yang tergolong sukses, H. Bajuri bin Yahya
dikenal oleh masyarakat konsumen,” tutur Nur.
mengatakan, prospek pasar industri pakaian
Menurut perempuan yang kini menjabat
jins di Kabupaten Pekalongan masih sangat ber
sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Peka
peluang dan terbuka lebar. Bajuri sendiri rata-
longan itu, yang perlu dipikirkan secara serius
rata memerlukan 150.000 yard bahan baku kain
tentungan soal pengembangan model atau
jins untuk dijadikan 150 ribu potong pakaian
desain pakaian. Selain itu, kata Nur, yang tak
jadi. Dan, omsetnya pun kini benar-benar luar
kalah pentingnya bagaimana meminimalisir
biasa, yakni tak kurang dari Rp 4,5 miliar.
air limbah buangan dari proses pencucian
Selain Bajuri, pengusaha pakaian jins yang juga tergolong berhasil adalah H. Chasnoto.
64
kain jins tersebut, sehingga tidak mengganggu lingkungan hidup. Potret Sisikmelik Kabupaten Pekalongan