ADA APA DENGAN GEOGRAFI MANUSIA?
Oleh: Hastuti
J u rusan Pendidikan Geografi, FISE U NY
Abstrak Geografi mengatami dinamika dalam menggambarkan muka bumi sebagai tempat dan ruang bagi manusia metangsungkan kehidupannya mutai dari identifikasi secara sederhana hingga menggunakan model pencatatan dan sketsa kemudian memanfaatkan a/at bantu seperti peta, citra radar, statistik, matematika, dan Sistem tnformasi Geografi. Dalam pengembangan geografi sesuai untuk menje/askan fenomena muka bumi da/am konteks kek/n/an setrtng dengan proses perkembangan itmu dan teknotogi. Geografi sebagai ilmu sintetik tentu saja memandang fenomena geosfer dengan pendekatan keruangan, kelingkungan dan kewitayahan dengan orientasi pada pemecahan masatah sebagai pertimbangan pengambil kebijakan untuk kesejahteraan umat manus�a. Ketika meno/ak deterministik, geografi metetakkan manusia sebagai faktor t.:tama menawarkan posibilism kemudian probabilisme mengandung unsur hubungan timbal batik antara a/am dan manusia datam struktur, po/a dan proses pada tempat dan waktu tertentu di muka bumi kemudian menekankan kajian antropocentris. Antropocentris menekankan manusia sebagai pusat perhatian geografi, ini sebagai awal semakin berkembangnya devisi geografi manusia. Di Indonesia, ketika geografi dikembangkan mulai dari SO sampai perguruan tinggi seolah kurang konsisten karena terbagi da/am devisi terpisah, yaitu datam ranah itmu a/am dan ranah itmu humaniora. Perhatian lebih serius masih diperlukan agar geografi manusia dapat memberikan kontribusi pada pengembangan geografi sebagai itmu dan pemecahan persoalan manusia di muka bumi ini. Kata k u nci: geografi, m a n usia, geografi man usia
Pendahuluan
Obj3k studi geografi adalah perbedaan dan persa maan geosfer meli puti a l a m, m a n usia dan li ngkunga n nya. Dil ihat dari objek studi geografi
II
Ada Apa dengan Gcogmfi Manusin?
termas u k konsorsium i l m u a la m dan sosial. Di I ndonesia geografi dikem bangkan dalam konsorsium berbeda. Un iversitas Indonesia (UI) dan Universitas Gajah Mada {UG M) mengembangkan geografi dalarr. konsorsium ilmu alam. Un iversitas manta n I K I P yang menghasilkan guru geografi sekolah menengah ke bawa h, maka geografi d ikembangka n di bawah faku ltas yang menaungi kajian h uman iora. Geografi dalam konsorsium i l m u humaniora menjadi pilihan sebagian universitas mantan I K I P meru n ut pada orientasi output lem baga pendidikan tinggi. Output sebagai pengnjar di sekolah menenga h ke bawah tersebut !ebih sesuai mengingat geografi secara garis besar di seko!ah menengah dan sekolah dasa r termasuk dalam rumpun mata pelajara n I PS ( l l m u Pengeta huan Sosial). Pada era kemajuan i l m u dan teknologi, perdebatan geografi terus berlangsung mengiringi d i namika perkem bangan ilmu. Perdebatan u ntuk pengembangan geografi agar memi!iki kemampuan merespon secara kondusif. Perdebatan d i pe rl u ka n sepanjang tidak menga nca m eksistensi geografi u ntuk berkontribusi pada pemecaha n persoa lan keman usiaan dan peningkatan kesejahteraa n u mat m a n usia. l ronisnya d i tengah gem p itanya i!mu sosial j ustru gau ng geografi manusia kian sayu p terdengar. Geografi manusia k u rang mendapat perhatian u ntuk dikembangkan dalam naungan pure science secara mandiri. Untuk perkemba ngan i l m u masih d iperlul
Geografi d i kem bangkan oleh beberapa ahli dengan latar belakang ilmu yang berva riasi, seja k Ratzel yang a h l i bota ni, kem udian Sauer dengan latar belakang sosiologi memiliki pel uang u ntuk mengkaji tentang m u ka bumi, dan kem udian menerbitkan exemplar yang d ijadikan acuan penge m ba nga n teori geografi. Ketertarikan para ahli denga n latar belakang disipl i n l a i n biasa terjadi dalam perja lanan pengemba ngan i l m u . Mengapa harus menghara pkan i nterest dari ahli disiplin lain bila a h l i denga n lata r 170
Geomedia, Volume 5, Nomor 2, Oktober 200 7
belakang disiplin yan g sa m a juga ada, ini terkait dengan sem a k i n ku rangnya perhatia n u ntuk kajian d a n pengembanga n i l m u . Apa b i l a geografi m a n usia m a m pu men u nj uk ka n peran nya sesuai denga n pnnstp-pnnstp pengem bangan i l m u u nt u k kemasla hatan m a n usia m a ka i l m u akan semakin mem i l i k i ken i:3caya a n . l l m u da pat d i bedakan
dalam
tiga cabang, yak n i i l m u alam, i l m u
hayat (biologi) d a n i l m u sosia! (Suriasuma ntri, 1990). G eografi termasuk dalam ilmu alam dan llmu sosia l . Kes u l ita n analisis di hada pi geografi dengan objek materia l yang ada karena masing-masing dike m ba ngka n dengan fi losofi dan pa rad igma ya ng berbeda teruta ma keti ka terjadi nya revolusi kua ntitatif. Geografi sebagai ilmu s pesifik tenta ng geosfer dalam kaj i a n i l m u sosial leb i h meneka nkan kegiatan m a n usia
sebagai aspe k pokoknya .
Konsep i n i sesua i dengan 'antropocentris ' pada sisi pengembanga n pure
science geografi yang cenderung ke i l m u alamiah. Dalam penge m ba nga n i l m u d ituntut spesialisasi a ga r i l m u m a m pu memberikan kontribusi ya ng sem a k i n berarti d a n menda l a m , meskipun kerja sa ma a nta r berbagai d isiplin i l m u sering d i perl ukan u ntuk pemecahan berbagai persoa l a n yang kian kompleks. Geografi tid a k perl u lagi h anya berkutat u ntuk mem perdebatka n ked u d u ka n geografi dalam struktur keil mu a n , teta pi lebih d itek a n ka n u ntuk mencari format penge m ba ngan ilmu sebagai ilmu ya ng spesifi k. Geografi yang d iperkena l ka n oleh Herodotus, Stra bo, H u m bolt, R itter dan D a rwin d ia nggap berpa ham "determinis lingkunga n (environmental determinism)", menem patkan geografi denga n d i ka itkan faktor lokasi dalam h u b u ngan nya secara kesel uruhan di permukaan b u m i . Brunhess yang menolak determi n istik, meletakkan m a n usia sebagai faktor utam a karena alam menawarkan kemu ngkinan yan g melahirkan probab il isme menga n d u n g u ns u r h u b un ga n tim bal balik a ntara alam d a n m a n usia dalam struktur, pola da n proses d i m u ka bumi menu rut tem pat d a n waktu , fokus kaj i a n human emancipation, dan geografi bersifat antropocentris (Johnston , 2000; Peet, 1998; Kitchin dan Tate, 2000}. Geografl m a n usia seharusnya da pat sejajar denga n i l m u yang memiliki o byek kaj i a n m a n usia, bahl�an lebih u nggul karena spesifikasi yan g d i m i l i ki. A h l i geografi m a n usia memiliki kekuatan latar belal�ang penguasaan informasi fenomena m u ka bumi secara komprehensif. Sementara itu kehidu pa n m a n usia d i m u ka b u m i yang m uncul sebagai landscape tida k dapat d i pisahkan a ntara unsur man usia dengan a l a m . Ketajaman berpikir 171
II
II
Ada Apa dengan Geografi Manusini'
dengan pengga m baran, penjelasan, a nalisis tentang fenomena a pa, bagaimana, dan mengapa m a n usia terkait dengan a lam menjadi . instrum en kekuatan geografi m a n usia. Geografi m a n usia mengkaji secara komprehensif tentang m a n usia meliputi a pa, baga i m a na , dan mengapa terkait m u ka bumi melalui pencatatan. identifikasi, pengga m ba ran, ana lisis, dan penafsiran. Fenomena landscape kem u d i a n d apat diga m ba rkan dengan meli hat lokasi, karakteristik, hubu nga n, peru bahan, dan keu n i ka n yang ada sehingga m a m pu d ibedaka n dala m ruang tertentu. U nsur-unsu r ruang denga n segala dinamika ya ng ada berkaita n denga n aspek fisik d a n aspek m a n usia. Melalui kajian geografi d i ha ra pkan mampu mema hami tentang variasi u ns u r a pa saja yang berada d i suatu ruang serta dapat memahami dan menjelaskan tentang h u bungan ya ng ada di masa lalu, masa sekarang dan prediksi masa de pa n. Kajian tentang h u bunga n ma n usia denga n alam dalam perspektif geografi menjad i penti ng ketika ma n usia denga n ilm u dan teknologi m a m p u rntenguasai dan memanfaatka n m uka bumi u ntuk keseja htera a n nya. Proporsi l
1 72
Geomedia, Volume 5, Nomor 2, Oktober 200 7
Pasoa Revolusl Kuantitatlf dan Pendekatan Geografl Manusia
Terjadinya revolusi kuantitatif dengan paham positivistik ya ng banyak digandrungi i l m u alam juga mel a nda geograf i dalam analisis nya ke ara h nomothetik. Ve rif ikasi kebe na ran pasca revolusi kuantltatif menu ntut pem buktian mel a l u i kua ntifikasi sehi ngga geografi denga n objek geosfer sering terjebak di dalam nya (Kitc hin dan Tate, 2000). Pa paran fenomena geografi ditu ntut u ntuk d iterjemahkan dal a m verifikasi k u antitatif ka rena pendE!katan k u antitatif dia nggap lebih da pat menjelaskan dan mengana lisa rangkaian fenomena geosfer meskipun cenderung kurang sesuai apabila harus menje laskan fenomena a ntroposfer. Pasca revolusi kuantitatif, model pendekatan kual itatif dianggap kura ng sesuai untuk pem a paran dan pe mecahan masalah geosfe r. Meskipun teori geograf i sampai saat ini masih diyakini sebagai sebuah kebenaran, tetapi justru d iperoleh dengan model verifikasi kual itatif (Kitc hin dan Tate, 2000). Pe rilaku dan aktifitas m a n us ia tidak seiuruhnya d apat diu ngkap seca ra gamblang dengan penjelasan kuantitatit. Hal ini mendorong ilmu yang terkait dengan kajian men usia m ulai menge m bangkan pendekatan yang d ihara pkan mampu mem beri penjelasan te ntang m a n usia. Geografi manusia untuk mengga m ba rkan m u ka bumi dengan paham siste m atis, regional, deskriptif dan ana litik aga r mampu menjawab permasalahan m u ka bumi ya ng berva riasi meru paka n ran gkaian kerja geografi secara ideografi k h ingga nomotetik (Johnston, 2000). Sebagai ilmu, geografi ma n usia me mil iki ciri kei l muan yang terangkum dalam ontologi, episte mologi dan aksiologi untuk menjawab tentang apa, baga imana penge m ba ngan i l m u nya, dan manfaat yang dapat d i kembangkan (Suriasumantri, 1990; Suh aryono, 1994). Mes kipun masih bel u m tu ntas dalam penerapan nya dan mengalami kesulitan, namun ada kese pakatan geografi dengan pe ndekatan spatial, kelingk ungan dan pendekata n kewilayahan (Suharyono, 1994). Kom binasi pendekata n kua ntitatif dan kualitatif da pat d ipadukan sesuai de ngan o bje k materi a l geograf i yan g me madukan a ntara fenomena alam dan m a n usia dengan segala peradaba n dan perilaku serta aktifitasnya. U paya menemuk a n va riasi model pe ndekatan tersebut menjadi tanta nga n yang perlu mendapat perhatian dalam pengembangan geografi sebaga i i l m u ya ng khas yak n i kemampuan me madukan secara selaras a nta r fenomena geosfer. Geograf i dalam r u m p u n i l m u sosial 173
II
II
Ada Apa dengan Geografi Manusia?
ba nya l' m en ge m ba ngka n teori sosial meliputi kependudukan, kebudayaa n d a n peri laku yang men yo roti tentang proses ekonomi, proses sosia l , proses po l itik d a n proses psikologi. Dasa r penge m ba nga n geografi sebagai i l m u ya ng meneka nkan aspek kegiatan manusia d i m u ka b u m i de11ga n aspek geosfer ( lithosfer, hid rosfer, atmosfer, biosfer) sebaga i tem pat kegiatan m a n usia merupakan waca na kerangka acuan untuk meletakkan geografi sebaga i i l m u sosial. Adopsi d a n aplikasi teori-teori sosial u ntuk a n a l isis d a n pengembanga n geografi d i h a ra pkan l e b i h menguatka n geografi sebagai i l m u sosial. D i harapkan denga n pend ekata n khas geografi d apat secara d i n a m is menjawa b persoa l a n sosial sesuai d i n a m i ka ya n g terjadi pada perke m ba nga n sosial di masyarakat. Geografi b u ka n d ic i ri k a n oleh materi ya ng d i kaji d a n perta nya a n tenta ng a pa itu geografi, melainkan oleh cara menjawab perta nya a n (Suta nto, 2000). Baga i m a n a suatu persoa l a n da pat d ijawa b m e l a l u i l a ngkah d a n pendekata n geografi sehingga d apat memapa rk a n sol usi atas fe nomena tersebut akan m enjad i k a n geografi memil iki a rti penti ng. La ngkah yang perlu d i perhati ka n a d a la h menca ri jawa ban atas permasa lahan yang k i a n kompleks denga n m etode d a n pendekata n khas geografi. D i n a m i ka keh i d upa n m a n usia d i m u ka b u m i merupakan objek studi m e n a r i k d a n terus berkembang sehingga memerl u ka n i n ovasi aga r d a l a m a p l i kasi d a n penge m banga n geografi sebagai i l m u sosial d enga n tetap berpega n g pada metode d a n pendeKata n geografi tidak m enga l a m i ketertingga l a n. Geografi m a n usia juga mengenal positivisme u ntuk memastika n keben a ra n sebagai kata l isator terjad i nya berbaga i peruba h a n tata kerja geografi denga n pengu m p u l a n data serta pengukuran objek m ate ria l d a n pengujian h ipotesis mema nfaatka n statistik, m atematik d a n kom puter, sistem informasi geografi u ntuk menjelaskan kausa l itas d a n verifikasi, bukan seked a r m en gidentifi kasi m u ka bumi. Menge n a l H u m a n istik meru pak a n s u m ber pengeta huan subyektivitas d a n i n d ividual dengan menekan ka n ha kekat kebe n a ra n pada pemikira n m a n usia sesuai denga n a ktivitasnya. Pendekata n h u ma nistik meneka nk a n idea l isme, pragmat1k, fenomenologi d a n eksistensial is m enga n d u n g m a k n a sem u a yang ada d i m u ka bumi mempunya i ka ita n sebab a ki bat ba ik secara l a ngsung ata upun tidak langs ung. Teori yang d i ba n gu n pada a l i ra n ini merupa k a n teori yan g bersifat su byektif d a n mendasa rkan pemikiran individ u seh i ngga melah i rkan para d igma yang a mbigu a nta ra percaya d a n t id a k percaya 1 74
Geomedia, Volume 5, Nomor 2, Oktobcr 200 7
denga n kara kteristik. Pengeta h ua n terga ntu ng pada pe nelitian praktis dan ben"1a nfaat serta filsafat menda l a m , mengena l i d a n m e m a ha m i o byek dasa r �engeta h u a n seca ra praktis, dan eksistensia l is merupakan filsafat dekat denga n fa h a m m a rxisme m e m berika n perhatian pera n i n d ividu dalam keh i d u pa n masyara kat. Pende katan struktu ra l is menjelaska n fenomena ya ng bersifat a ntropocentris d itera pkan d a l a m kaj i a n i l m u ya ng bersifat sosiologi mendasarkan ba hwa sosiologi m e m ba h as feno menologi m a n usia sebaga i s u byek sosia l , bukan atas semua o bye k di m u ka b u m i . Pendekata n stru ktu ra l is d a l a m geografi m e m berikan sum ba nga n pe nelitia n terka it fe nomena sosial di suatu tem pat, lokasi ata u rua ng. Dalam m e m bangun teori geografi man usia d i pe rl u kan kriteria kebe n a ran ya ng utu h , terpa d u , benar a pa b i l a d iuj i , fungsional dalam ru ang d a n wa ktu, ya k n i koherensi, korespondensi dan pragm atisme. Pendekata n kua ntitatif rea l itas ta m p i l dalam kua ntitas, seda ngkan d a l a m pendekata n k u a l itatif real itas a kan mela h i rkan a l i ran materia lisme, i je a l isme,
dan
n aturalisme.
Epistemologi
adalah
cara
mem peroleh
pengeta h u a n secara benar ya ng d a pat d i l a k u ka n mela l u i dedu ktif dan ind u ktif. Kebenaran mela l u i ded u ktif rasional yaitu pe m be n a ra n ya ng mena ri k silogisme d a ri u m u m ke hal kh usus, denga n la ndasan teori ya ng releva n u ntu k mem peroleh ja1va ba n sementara atas suatu kebe n a ra n . l n d u ktif e m p i ris yaitu pem benara n yc. ng dita rik d a ri penga l a m a n ya ng kh usus ke u m u m . Pem benara n trad isional yaitu kohe rentisisme atau konsistensi bahwa sesuatu d ia n gga p benar bila m e m p u nya i h u bu nga n d 3nga n ses uatu terda h u l u ya ng diangga p benar. D i d a l a rn kaj i a n geografi juga d i kena l id iografi k, nomotetik dan behaviora l . ldiografik m e m perhatikan pada hal ya n g bersifat k h u sus denga n cenderung menjelaskan deskriptif. N omoteti k mem perhati kan h a l ya ng u m u m d a n berusa ha m enjelaskan h u b u nga n kausalitas m e l a l u i verifi kasi. Behavioral m e m pe rhati kan l1a l u m u m d a n berusa h a m e m pe rk i ra kan denga n pred iksi kua ntitatif. Saat i n i kesepakatan tenta ng pendekatan geografi m a n usia mema nfaatkan pendekata n geografi ya ng mencirikan kerangka kerja geografi meli puti pendekata n keruanga n , keli ngkunga n dan kewilaya l1an (Joh nston , 2000). Pendekatan keruangan menyangk u l pol a , proses dan stru ktu r d ikaitka n denga n di mensi waktu maka a nal isisnya bersifat horizontal mel lputl; pola d a ri sebaran gejala tertentu m u ka b u m l (Spat/a/ Pattern), keterkaitun ata u h u bu ngan a nta r gejala (Spatial System), perkemba nga n
1 75
Ij
II
Ada Apa dengan Geografi M�t1USi'i.l
atau perubah a n gejala (Spatial Proces s ) Ana lisisnya menekan ka n pada variasi distribusi d a n lokasi d ari berbagai gejala atau l\elompok gejala m u ka bumi. Faktor yang menyebabka n pola distri busi keruanga n berbeda detpat d i u bah sedemikian rupa sehingga d istribusi nya menjad i lebih efektif merupa kan pangka l kajian geografi. Geografi denga n pendekatan ya ng digu nal\an diharapkan ma :npu berperan d a l a m membuat perencanaan dan pengembanga n u ntuk mewujudkan kesejahtera a n man usia sela ras denga n a la m . Dalam l i ngkup yang l u as pende kata n kerua ngan mel i p uti proses kerua nga n, struktur keruanga n , pola kerua nga n, interaksi keruangan, orga n isasi kerua nga n, asos1as1 kerua nga n , kompa rasi keruanga n , dan kecenderungan perkembangan keruangan (Yun us, 2005). Pendekatan kel i ngku nga n sebagai studi interaksi a ntara organisme hidup denga n lingkunga n ciisebut sebagai ekologi suatu el\osistem . lnteraksi kehidupan man usia denga n faktor fisisnya membentuk sistem keruangan mengh ubungkan region dengan region lainnya d ikaji d a l a m geografi. Pendekatan kelingkungan adalah metode u ntuk mendekati, menelaah d a n mengana lisa suatu gejala ata u sesuatu masalah dengan m enerapkan konsep d a n prinsip ekologi. Pendekatan ini merupakan a n a l isis h ub ungan a ntar va riabel m a n usia d engan variabel lingkunga n . Panda nga n d a n telaah ekologi diara h ka n pada h u bu nga n a ntara m a n usia sebagai m a k h l u k hidup dengan l i ngkungan a lam, sebagai contoh dalam pendekatan ekologi bahwa suatu pe mukiman ditinjau sebagai suatu bentu k ekosistem hasil interaksi penyeba ran dan a ktivitas m a n usia dengan lingkunga n a la m nya. Pendekatan kewilaya h a n merupakan kombinasi a ntara ana lisa kerua nga n dan a n a lisa kel ingkungan seri ng d is ebut a n a l isa kom pleks wilayah . Karakter geografi menjadi berbeda dengan disiplin i l m u lain yan g secara tegas mengelompok pada i l m u yang m emfol\uskan perhatian pada u ns u r alam d a n kelompok i l m u yang memfokuskan kajian pada m a n usia dengan segnla perilaku d a n a ktifitasnya. Geografi m a n usia memfokuskan perhatian pada pola dan proses ya ng meneka n kan interaksi m a nusia denga n l ingkunga nnya (Johnston, 2000). .
Tema-Tema Geografi Manusia Geografi d a l a m kajiannya memperhatikan tenta ng tema-tema ya:1g dijadikan pedo m a n u ntuk me ngkaji fenomena m u ka b u m i. Ada l i m a tema d a l a m geografi yaitu: areal differen tiation, landscape, man-environmen-.:, 1 76
Geomedia, Volume 5, Nomor 2, Oktober 2007
spatial distribution, d a n geometric. D a ri lima tema tersebut areal differen tiation masih teta p menjadi tema uta ma d a l a m penelitian-penel iti a n geografi. Tema-tema penelitian ya ng l a i n sebe na rnya merupakan subord i n as in ya . Tema bentang l a h a n teta p merupaka n te ma ya ng penting, teta pi b u ka n l a h m erupakan tem a unggu la n . Tema i n i me nja d i tema yang ba nyak m u n c u l di ka la ngan geografiwa n Amerika k h usus nya pada
kelo m po k Berkeley schooL Kelompo k i n i memisa h ka n/membedakan a ntara b e ntang lahan a l a m/fisis dan b u daya (physical and cultura l lan dscape), d a n kemudian mempe l ajari i nteraksi a ntara kedu anya. Sebaga i m a n a yang d i ke m u ka ka n Haggett ( 1984), bahwa sebenarnya geografi da pat disebut sebagai i l m u tenta ng ekologi m a n usia yang menjelaskan h u bu nga n anta ra l i ngku nga n fisis dengan distri busi a ktivitas m a n usia. Teka n a n pada studi denga n tema m a n usia-l ingkungan adalah terikat pada wi laya h te rtentu, seh i ngga menga ra h kepada geografi regionaL Te ma ini n a m pa knya banyak disukai teruta ma dalam rangka studi penge m ba n ga n w i laya h d enga n sebuta n l a i n a n a l isis spasia ljkeruanga n . Ada l i m a ko nsep kunci ya ng berhu bu nga n dengan tem a i n i yaitu location, distance, space, accessibility, dan spatial interaction. Tema Geometric merupakan tema tertua d i bandi ngkan ya ng l a i n , tetapi relatif banyak d iti ngga l ka n . Na m u n sejak ta h u n 1950 m u l a i meningkat, terutama pernyataa n yan g d i berikan oleh Haggett ( 1984) sehingga tem a i n i m enjadi sangat penting. Pada dasa rnya ke l i m a tem a itu, d i dalam penelitian geografi sa l i ng m engisi, jadi tidak sepen u h nya berdiri sen d i ri terlepas d a ri yang lain (exclucive) m eskipun tidak menyatu seluruhnya (inc/ucive). Perl u d i keta h u i , bahwa d ia ntara l i m a tema tersebut, tem a yang perta m a ba nyak digu nakan sebag&i pangkal tolak penelitian d a l a m studi geografi. Da pat d ijelaskan m enge n a i d u a konsep ya ng m enja d i perhatian geografi, perta ma tenta n g baga i m a n a (how) kita ha rus melakukan d a l a m m e m pelajari fenomena, k h ususnya untuk operasional isasi m engenai deskripsi d a n eksplanasi. Kedu a tenta ng a pa (what) yang ha rus di pelaj a ri; h a l i n i memberi identifikasi wilaya h (domain) objek d a n peristiwa-peristiwa ( e ven ts) baga i m a n a d eskri psi d a n exp lanasi ha rus d i l a k u k a n . Bila konsep perta ma merupa ka n metode d a l a m geografi, konsep ked ua adalah sasaran atau objek su bsta ntif stud i geografi. Areal Differentiation (AD) atau Diferensiasi Area (DA) dapat diartikan perbed a a n a ntar arGa. Perbedaan a rea dengan region, sering digunakan 1 77
II
II
Ada Apa dengan Gcogmfi Manusia?
secara ti mba! balik, teta pi berbed a esensi. Bahwa area maupu n region sama sama merupa ka n bagian pennukaan b u m i yang m u ngkin l uas atau sangat l uas (misal benua) atau m ungkin sernpit ba hkan sangat sempit (dusun, ruk u n teta ngga, padang gem bala). Pengertia n a rea terkait dengan studi geografi tida k memerl ukan kriteria khusus seperti region u 11tuk membedakan dengan bagian permukaan bumi d i sekitarnya. Baik a rea maupun region mem punya i batas-batas tertentu berupa batas a l a m maupu n batas buata n ya n g d itentuha n sesuai dengan l<epentinga n. J ika batas a la m dapat d i l ihat di l a pa n ga n . batas buatan ha nya d a pat dia mati d a l a m peta . Wilayah dihampiri denga n pengertian "areal differentiation " yaitu interaksi a ntar wilayah akan berkemba ng karena pada hakekatnya berbeda a ntara wilaya h satu denga n wilayah lainnya. Penyebaran tenomena tertentu (e>nalisa keruanga n ) d a n interaksi a ntara variabel m a n usia d a n l ingkunga n nya dengan analisa kelingku nga n menjadi perhatian pendekatan kevvilaya h : m populer u ntuk perenca naan pengem bangan wilayah d a n . pera ncangan wilayah rnerupaka n aspek penting dalam geografi. Konsep a rea ya ng d ibica rakan d i sini, d isebutka n denga n istilah place yaitu tem pat. D i kem ul
1 78
Gcomcdia,Volumc 5, Nomm 2, Oktobcr 200 7
ca ra u ntuk mem be ri ka n m a kna pada suatu lokasi mengenai kelebi h a n ata upun ke kura ngan diba ndingkan den gan lokasi-lokasi ya ng lai n . Lima tema geografi ya kni location, place, human environment interactions, movement, dan regions. Kelima tema ini digu nakan sebagai kerangka kerja u ntuk kajian geografi yang sebena rnya sudah mu lai di populerKan sejak tah u n 1994. Dalam mempelajari fen ome n a m u ka bumi de ngan perspektif geografi, lima tema ini menjadi pedoman sta ndard m u lai dari pe rencanaan, pemecah a n masalah hingga impli kasi ya ng d a pat disa ra nkan ole h ahli-a h li geografi . Tem a lokasi u ntuk menjawab pertanyaan dim a n a suatu fenomena bagian m u ka bumi dikaji . Lokasi meliputi lokasi absolut ya ng dikaitkan dengan garis linta ng dan garis buj ur, keberadaanya dim u ka bumi ce nderun g teta p se panjang waktu. Lokasi re latif ce n de ru n g ber u ba h-u bah dalam periode waktu terte ntu. Dalam studi geografi l okasi relatif mempu nyai makna yan g lebih pe nti ng di bandingkan de nga n l okasi a bsol ut. Pada lokasi relatif nilai-nilainya selalu dipe rba ndingka n ata u p u n dih u bu n gkan de ngan lokasi d a ri objek ya ng seje nis ata u p u n objek-objek lain di tem pat berbeda. H a l ini berarti bahwa lokasi re latif mem p u nyai makna la ngs u n g denga n jarak. Jarak mempu nyai tiga dime nsi u kuran yaitu : pertama , jara k geometris de nga n satuan u kuran kilometer, mil , yard, d a n lai n seba gai nya. Ked u a , jarak di ukur d a ri segi dime nsi wa ktu, misal nya, menit, jam, h a ri , mi nggu dan lain-lai n. Ketiga, jarak di ukur dari dimensi o ngkos, yaitu biaya ya ng h arus di ke l u a rkan u ntu k memi n d a h kan barang per-kesatu a n vol ume atau berat; demi kia n pula untuk memi ndahkan ora ng dari tempat ke tem pat lain nya. Dengan ada nya pe rbai kan sara n dan prasa ra n a transportasi, misal nya pe ningkatan kualitas jalan ata u pu n pembuata n jalan tem bus serta muncul nya alat-alat a n gkuta n baru seperti , bus, truk, colt, se rta a lat a n gkuta n lai n , menimbulkan per u ba h a n jaral� dalam a rti relatif dari lokasi-lokasi di hubungkan oleh jal ur-jalur pe rhubu ngan itu. Tema tem pat te rkait a ntara lain denga n kaji a n ada a pa, me nga pa, dan bagai r:n a n a de ngan tem pat te rsebut. Di kaitka n denga n kara kte ristik manusi a d a n fisik se hi ngga menimbulkan satu fenomena tertentu . Kara kteristik fis1 k te rm as u k di da lamnya mengen ai pegu nun ga n, dataran ti n ggi , s u n gai , ta n a h , batuan, pantai , be lantara, datara n rendah disamping ada nya kara kteristi k ma nusia . Kara kteristi k man usia melip uti ide d a n 1 79
II
II
Ada Apa dcngan Geografi lv!anusta'l
gagasan yan g mem unculkan fenomena tertentu d i kaitkan denga n karakte ristik fisik d i depa n . Karakteristik rn a n usia i n i m u ncui sebagai fenomena peruba h a n l i ngkunga n , m unculnya bangu n a njged u n g-ged u ng, fasilitas jalan, pem e n u ha n kebutu han papan, pa nga n , d a n sandang serta kebutuhan l a i n . Sesuai denga n c i pta rasa d a n karsa m a n usia dengan 1-
Gcomcdia, \' olumc 5, Nomor 2, Oktober 20 07
l a i n-la i n . Tema-tem a geografi d a pat d ijadikan kerangka kerja d a l a m setiap kajian fe nomena m uka b u m i d engan bingkai geografi. Dinam ika peru ba han tema-tem a ini aka 'l terus berkembang sesuai denga n perke mbangan i l m u dan sem a k i n kompleksnya perm asa l a h a n tenta ng fe nomena geografi. Penutup
Geografi m a n usia merupakan cabang i l m u geografi, m e m i l i k i obyek material ya ng m e neka n ka n tenta ng perilaku d a n a ktifitas m a n usia di m uka bumi. Tanta nga n ya ng d i perlukan adalah meni ngkatkan kinerj a para tokoh dalam i nstitusi ya ng kond usif agar geografi m a nusia da pat berpera n u ntu k menjawa b permasa lahan terka it dengan a pa, d i m a n a , kena pa, dan bagaimana relasi m a n us ia d engan alam dengan fokus kajian tenta ng m a n usia d a l a m ruang dan tem pat di m u ka b u m i masa lalu, masa sekarang, dan m asa depan.
Daftar
Pustaka
Hagget, Peter. 1984. Geography: A Modern Synthesis. New York: Harper a nd Row. Johnston, R.J. 2000. Philosophy and Human Geography: An Introduction to Comtemporary Approach . London: Edward Arnold. Joh nston, R.J. 2000. The Dictionary of Human Gegraphy. Oxford : Brasil Blackwe l l . Kitc h i n R o b a n d N icholas J. Tate. 2000. Conducting Research in Human Geography: Theory, Methodology and Practice. Singapore: Ad dison Wes l ey Longman, Singa pore ( Pte) Ltd. Peet, Richard . 1998. Modern Geographycal Thought. USA: B lackwell Pub!i3her. Suharyono. 1994. Pengantar Filsafat Geografi. Jaka rta: Dirjen Pendidikan Tingg i Depd i knas. S utanto. 2000. Geografi dan Permasalahannya di Indonesia. M ajalah Geosfer Vol . 2 No. 1 h i m 34 - 42. Yogya karta.
181
II
II
Ada Apa dengan Geogmfi Manu�ia?
Surias u m a ntri. 1990. Filsafat 1/mu Sebuah Pengantar Popu/er. J a k a rta: Pusta ka S i n a r Hara pa n . Y u n us,
H a d i Sabari. 2 005. Metode Penelitian Geogra fi Ma rJusia, Pendekatan dan Perma salahan Penelitia n . Sem i n a r Pend ekata n d a n M etode Pe n e l it i a n Geografi ta nggal 28 8pril 2 005. Yogya ka rta: Fa k u ltas G e ografi U G M .
1 82