AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI DENGAN MAKANAN TINGGI KOLESTEROL ACTIVITY TEST OF MURAYA LEAVES EXTRACT ON DECREASING BLOOD CHOLESTEROL TOTAL OF INDUCED HIGH CHOLESTEROL DIET RATS Yuli Sukmawati Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Sains UHAMKA Abstrak Hiperkolesterolemia merupakan keadaan yang ditandai dengan meningkatnya kadar kolesterol dalam darah. Salah satu bahan alam yang digunakan sebagai antikolesterol adalah daun kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekstrak etanol 70% daun kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) terhadap penurunan kadar kolesterol total darah tikus putih jantan yang diinduksi dengan makanan tinggi kolesterol. Penelitian mengunakan 6 kelompok perlakuan yang terdiri dari kontrol normal, kontrol negatif, kontrol positif yang diberi kolestiramin dengan dosis 216 mg/200 g BB dan 3 kelompok uji yang diberi ekstrak etanol 70% daun kemuning dengan dosis 16 mg/200 g BB, 32 mg/200 g BB dan 64 mg/200 g BB. Semua kelompok diinduksi dengan makanan tinggi kolesterol selama empat minggu kecuali kontrol normal, selanjutnya kelompok uji diberi bahan uji selama dua minggu. Pengukuran kadar kolesterol total dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada hari ke-28 dan ke-44 menggunakan metode enzimatik fotometrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol 70% daun kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) dosis 32 mg/200 g BB dan 64 mg/200 g BB dapat menurunkan kadar kolesterol total serum darah tikus putih jantan galur wistar yang sebanding dengan kolestiramin dosis 216 mg/200 g BB. Kata Kunci: Kemuning (Muraya paniculata (L) Jack.), Kolesterol Abstract Hypercholesterolemia is a condition characterized by increased levels of cholesterol in the blood. One of the natural ingredients that are used as anti-cholesterol is kemuning leaves (Murraya paniculata (L.) Jack). This study aims at determining the activity of 70% ethanol extract of kemuning leaves (Murraya paniculata (L.) Jack) on decreasing total blood cholesterol levels of male rats induced by high-cholesterol diet. The study uses 6 treatment groups consisting of normal controls, negative controls, positive controls which were given cholestyramine dose of 216 mg/200 g BW and three test groups were given 70% ethanol extract of the leaves yellow with a dose of 16 mg/200 g BW, 32 mg / 200 g BW and 64 mg/200 g BW. All groups induced by high-cholesterol diet for four weeks unless the normal controls, then the test group were given the test substance for two weeks. Measurement of total cholesterol levels done twice, on days 28th and 44th using enzymatic photometric method. The results showed that administration of 70% ethanol extract of kemuning leaves (Murraya paniculata (L.) Jack) dose of 32 mg/200 g BW and 64 mg/200 g BW can lower total cholesterol levels of blood serum of white male rats of wistar strain was proportional to the dose of cholestyramine 216 mg/200 g BW. Keywords: Murraya paniculata, cholesterol, lipid. adrenal korteks, hormon seks, prekursor asam empedu dan vitamin D(2). Peningkatan jumlah kolesterol dalam darah yang melebihi batas normal atau yang disebut dengan hiperkolesterolemia merupakan faktor penyebab utama terbentuknya aterosklerosis. Aterosklerosis adalah suatu kondisi dimana kolesterol bertumpuk membentuk plak pada dinding pembuluh darah arteri. Plak aterosklerotik ini dapat mempersempit lumen pembuluh darah
PENDAHULUAN Kolesterol merupakan zat alamiah dengan sifat fisik berupa lemak tetapi berumus steroida, terdapat di dalam jaringan dan lipoprotein plasma dalam bentuk kolesterol bebas atau gabungan dengan asam lemak rantai panjang sebagai ester kolesterol(1). Kolesterol adalah komponen esensial membran struktural semua sel dan komponen utama sel otak dan saraf, berperan dalam pembentukan sejumlah steroida seperti hormon-hormon
1
penyamak(7). Tanin berkhasiat antioksidan, serta memiliki aktivitas antikanker dan efek perlindungan terhadap penyakit jantung(8). Saponin merupakan senyawa aktif permukaan, bersifat larut dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter(7). Saponin mampu menurunkan konsentrasi kolesterol serum darah dengan mengikat dan mencegah absorbsi asam empedu(9). Kumarin larut dalam alkohol, kloroform, eter dan larutan alkali hidroksida, senyawa kumarin dan turunannya memiliki aktivitas biologis diantaranya sebagai antikoagulan darah, antioksidan, antibiotik dan juga menghambat efek karsinogenik(10). Sebelumnya telah dilakukan penelitian mengenai aktivitas infus daun kemuning dengan konsentrasi 5% dan 15% yang diberikan secara oral sebanyak 1 ml setara dengan 50 mg/200 g BB dan 150 mg/200 g BB tikus selama 2 minggu mampu menurunkan kadar kolesterol total secara bermakna pada tikus putih jantan galur wistar yang diberi diet tinggi lemak(11). Selanjutnya juga telah dilakukan penelitian aktivitas antikolesterol daun kemuning yang diekstraksi dengan pelarut etanol 30% dosis 315 mg/kg BB setara dengan 63 mg/200 g BB tikus dapat menurunkan kadar kolesterol total(12). Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap aktivitas ekstrak etanol 70% daun kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) terhadap penurunan kadar kolesterol dengan dosis yang telah ditentukan menggunakan hewan uji tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi dengan makanan tinggi kolesterol dengan parameter pengukuran kadar kolesterol total darah, menggunakan metode enzimatik fotometrik. Untuk mengekstraksi daun kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) digunakan metode maserasi dengan cairan penyari etanol 70%.
sehingga aliran darah terganggu dan menurunkan elastisitas pembuluh darah tersebut(3). Aterosklerosis dapat menyerang seluruh arteri di tubuh, tetapi yang paling berat konsekuensinya bila menyerang arteri koroner dan otak(4). Penyempitan arteri koroner menyebabkan aliran darah ke jantung berkurang atau terhenti sama sekali yang dapat menyebabkan iskemia miokardium dan penyulit-penyulitnya. Jika aliran darah ke otak yang terpengaruh akan terjadi stroke(5). Untuk menurunkan kadar kolesterol total darah yang tinggi, cara yang paling penting adalah mengubah gaya hidup dan pola makan. Penggunaan obat perlu dipertimbangkan jika usaha mengubah gaya hidup dan pola makan sudah dicoba dan gagal(4). Selama ini, pengobatan yang dilakukan untuk menurunkan kadar kolesterol adalah dengan menggunakan obat sintetik. Obat sintetik umumnya memiliki efek samping dan dikontraindikasikan untuk wanita hamil dan penderita gangguan fungsi ginjal dan hati, serta harganya mahal dan tak terjangkau masyarakat menengah ke bawah. Upaya alternatif yang dapat dilakukan adalah melalui penggunaan obat dari bahan alam yang memiliki harga terjangkau, mudah diperoleh dan efek sampingnya kecil. Salah satu bahan alam yang dimanfaatkan secara empiris oleh masyarakat dalam menurunkan kadar kolesterol darah yang tinggi adalah daun kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack). Selain itu daun kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) juga digunakan untuk mengatasi infeksi saluran kemih, diare, mengobati sakit gigi, melangsingkan tubuh dan menghaluskan kulit(6). Daun kemuning mengandung flavonoid, tanin, saponin dan kumarin(6) yang diduga dapat menurunkan kadar kolesterol darah dan mencegah terbentuknya plak aterosklerotik. Flavonoid merupakan senyawa fenol yang banyak ditemukan di alam, bersifat larut dalam air dan dapat diekstraksi dengan etanol 70% dan aseton. Flavonoid merupakan inhibitor yang kuat terhadap peroksidasi lipid sehingga melindungi lipid membran terhadap reaksi yang merusak, menurunkan agregasi trombosit sehingga mengurangi pembekuan darah. Tanin memiliki rasa sepat, higroskopis, larut dalam air, tidak larut dalam pelarut organik nonpolar seperti kloroform, benzena, dapat diekstraksi dengan air panas atau campuran etanol air, berkhasiat sebagai bahan
METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di Labororium Farmasi, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka dan di Laboratorium Biologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, pada bulan Maret sampai Juli 2006. A. Bahan 1. Bahan uji Daun kemuning segar (Murraya paniculata (L.) Jack) diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Obat dan Rempah (BALITRO) dan telah dideterminasi oleh
2
Lembaga Herbarium Bogoriense, kemudian dibuat menjadi ekstrak kering. 2. Hewan uji Hewan yang digunakan adalah tikus putih jantan galur wistar yang berumur ± 3 bulan dengan berat badan 160-200 gram yang diperoleh dari Laboratorium Biologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 3. Bahan Lain a. Bahan pembanding Bahan yang digunakan sebagai pembanding adalah Questran produksi PT. Bristol-Myers Squibb yang mengandung kolestiramin (5 gram Questran mengandung 4 gram kolestiramin) b. Pakan hewan uji Makanan standar untuk hewan uji adalah pakan CP511 produksi PT. Charoen Pokphand Indonesia. c. Bahan penginduksi hiperkolesterolemia Bahan penginduksi untuk masingmasing tikus terdiri dari (13): Kuning telur bebek 2 ml Air rebusan lemak daging kambing 1 ml (150 mg/ml) Air minum yang mengandung Propiltiourasil 0,01% d. Bahan penetapan kadar kolesterol Bahan yang digunakan untuk penetapan kadar kolesterol yaitu reagen kit kolesterol dari Human Gesselschaft fur Biochemica und Diagnostica mbH. B. Cara Kerja 1. Pembuatan ekstrak etanol 70% daun kemuning Daun kemuning segar dicuci bersih lalu ditiriskan dan dikeringkan. Simplisia yang sudah kering diserbuk dengan bantuan mesin penggiling dan diayak dengan pengayak no.20 sehingga diperoleh serbuk. Selanjutnya dimaserasi dengan etanol 70% dan didiamkan selama 3 hari sambil sesekali diaduk. Setelah itu disaring pelarut diuapkan dengan rotary evaporator pada tekanan rendah dan suhu tidak lebih dari 500C hingga diperoleh ekstrak kental dan pekat tetapi masih dapat mengalir. Selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 40C selama 7 hari sehingga diperoleh ekstrak kering. 2. Persiapan hewan uji Sebelum dilakukan pecobaaan hewan uji diaklimatisasi terlebih dahulu selama 1 minggu. Pada tahap ini dilakukan pengamatan keadaan umum dan penimbangan berat badan setiap hari sehingga diperoleh tikus yang sehat.
Makanan dan minuman standar diberikan setiap hari. 3. Pelaksanaan percobaan Penelitian menggunakan 24 ekor tikus putih jantan galur wistar yang dibagi dalam 6 kelompok perlakuan dan masing-masing kelompok terdiri dari 4 ekor. keenam kelompok tersebut terdiri dari : kontrol normal yang hanya diberi pakan standar, kontrol negatif yang diberi pakan standar dan bahan penginduksi hiperkolesterolemia selama 4 minggu, kontrol positif yang diberi pakan standar, bahan penginduksi hiperkolesterolemia selama 4 minggu, kemudian dilanjutkan pemberian Questran dosis 216 mg/200 g BB selama 2 minggu dan tiga kelompok uji yang masing-masing diberi pakan standar, bahan penginduksi hiperkolesterolemia selama 4 minggu dan bahan uji dengan dosis berturut-turut 64 mg/200 g BB, 32 mg/200 g BB dan 16 mg/200 g BB. Bahan uji diberikan secara peroral dengan mengggunakan sonde lambung selama 2 minggu. 4. Pengambilan darah tikus Pengambilan darah tikus dilakukan 2 kali, yaitu pertama pada hari ke-29 sehari setelah pemberian makanan penginduksi hiperkolesterolemia selama 4 minggu dan kedua pada hari ke-44 sehari setelah diberikan ekstrak daun kemuning selama 2 minggu. 5. Pengukuran kadar kolesterol total serum darah tikus Kadar kolesterol total diukur dengan metode enzimatik fotometrik atau Cholesterol Oxidase Phenol Aminophenazone (CHODPAP) menggunakan pereaksi kit dan fotometer klinik. 6. Tekhnik analisis data Data persentase penurunan kadar kolesterol total yang diperoleh dianalisa secara statistik, untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan signifikan antar kelompok perlakuan. Uji pendahuluan dengan uji Kolmogrov-Smirnov untuk melihat normalitasnya dan uji levene untuk melihat homogenitas variabelnya. Jika didapat hasil distribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan uji parametrik dengan uji Anova satu arah untuk mengetahui apakah ada perbedaan kadar kolesterol pada tiap-tiap kelompok perlakuan. Kemudian dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Difference) untuk mengetahui letak perbedaan tersebut.
3
150
C. HASIL PENELITIAN
Diperoleh kadar kolesterol total pada dua kali pengambilan darah yaitu pada hari ke-29 dan pada hari ke-44, hasilnya dapat dilihat pada tabel 1.
100 50 0
Tabel 1. Kadar kolesterol total serum darah tikus setelah induksi dan setelah perlakuan
Setelah Induksi
Kolesterol total (mg/dl) Kelompok
Kontrol Nornal Kontrol Negatif
Setelah induksi (hari ke-29) 62,75 ± 5,5 120,5 ± 9,68
Setelah perlakuan (hari ke-44) 63,5 ± 5,26 109,50 ± 4,20
Kontrol Positif Uji 1 Uji 2 Uji 3
120,5 ± 6,03 117,5 ± 8,66 114,5 ± 7,33 110,25 ± 4,57
69,25 ± 4,19 63,25 ± 3,95 74 ± 7,8 74,5 ± 8,06
Kontrol Nornal Kontrol Negatif K0ntrol Positif Uji 1 Uji 2 Uji 3
51,25 ± 1,89 54,5 ± 8,85 42 ± 5,35 35,75 ± 10,24
42,55 ± 0,68 46,10 ± 4,64 36,89 ± 6,11 32,28 ± 8,38
Setelah Perlakuan
50 40 30 20 10
Penurunan kadar kolesterol Persentase (%) 8,9 ± 3,86
Uji 3
Rata-rata persentase penurunan kadar kolesterol total serum darah tikus ditransformasikan dalam bentuk diagram batang seperti terlihat pada gambar 2.
Tabel 2. Persentase penurunan kadar kolesterol total serum darah tikus
Selisih (mg/dl) 11 ± 5,6
Uji 2
Gambar 1. Diagram batang rata-rata kadar kolesterol total (mg/dl) serum darah tikus setelah pemberian makanan penginduksi hiperkolesterolemia dan setelah perlakuan dengan bahan uji
Selanjutnya dihitung persentase penurunan kadar kolesterol total antara keduanya, hasilnya dapat dilihat pada tabel 2.
Kelompok
Kontrol Kontrol Uji 1 negatif positif
0
Kontrol Kontrol negatif positif
Uji 1
Uji 2
uji 3
Gambar 2. Diagram batang rata-rata persentase penurunan kadar kolesterol total serum darah tikus
Data kadar kolesterol total setelah pemberian makanan penginduksi hiperkolesterolemia dan setelah perlakuan dengan bahan uji ditransformasikan dalam bentuk diagram batang seperti terlihat pada gambar 1.
D. PEMBAHASAN Hasil pengukuran kadar kolesterol total pada hari ke-29, diperoleh data kadar kolesterol total sebagai berikut kontrol normal dengan rata-rata 62,75 ± 5,5 mg/dl, kontrol negatif dengan rata-rata 120,5 ± 9,68 mg/dl, kontrol positif dengan rata-rata 120,5 ± 6,03 mg/dl, kelompok uji 1 dengan rata-rata 117,5 ± 8,66 mg/dl, kelompok uji 2 dengan rata-rata 114,5 ± 7,33 mg/dl dan kelompok uji 3 dengan rata-rata 110,25 ± 4,57 mg/dl. Dari data tersebut terlihat bahwa terjadi peningkatan kadar kolesterol total darah pada kelompok yang diinduksi dengan makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh dibandingkan dengan kontrol normal yang hanya diberikan
4
makanan standar. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian kombinasi kuning telur dan lemak kambing mampu menaikkan kadar kolesterol total darah. Sebagian besar kolesterol dibentuk oleh hati dari lemak jenuh, kandungan lemak jenuh banyak ditemukan pada lemak hewani seperti lemak kambing dan kuning telur. Kandungan lemak jenuh dalam lemak kambing adalah 2,5 g/100 g dan kuning telur mengandung lemak jenuh sebesar 8,17 g/100 g. Selain itu lemak kambing dan kuning telur juga memiliki kandungan kolesterol tinggi, kuning telur mengandung kolesterol sebesar 1,081 g/100g dan lemak kambing mengandung kolesterol sebesar 13 g/100 g(14). Hasil pengukuran kadar kolesterol total pada hari ke-44 menunjukkan terjadi penurunan yaitu kontrol positif dengan ratarata 69,25 ± 4,19 mg/dl, kelompok uji 1 dengan rata-rata 63,25 ± 3,95 mg/dl, kelompok uji 2 dengan rata-rata 74 ± 7,8 mg/dl dan kelompok uji 3 dengan rata-rata 74,5 ± 8,06 mg/dl. Penurunan kadar kolesterol pada kelompok uji dipengaruhi oleh senyawasenyawa yang terkandung dalam daun kemuning yaitu flavonoid, tanin, kumarin dan saponin. Flavonoid dapat menekan jumlah LDL teroksidasi dan perkembangan inflamasi di dinding arteri pada lesi aterosklerotik, menghambat aktivasi platelet dan agregasi serta menghambat aktivitas enzim 3-hidroksi3-methylglutaryl (HMG) CoA reduktase sehingga mengurangi jumlah sintesis kolesterol(15). Tanin dapat menyebabkan penurunan efisiensi dalam mengubah nutrisi yang diserap oleh tubuh menjadi substansi yang baru, menghambat enzim lipase serta mengurangi jumlah kolesterol dan lemak darah(16). Efek hipokolesterolemik dari tanin disebabkan oleh kemampuannya sebagai antioksidan, yang menghambat inisiasi dan propagasi dari radikal bebas yang mendorong terbentuknya LDL teroksidasi(8). Efek lainnya dikaitkan dengan penghambatan HMG-KoA reduktase, enzim yang diperlukan untuk sintesa kolesterol(17). Saponin mampu menurunkan konsentrasi kolesterol serum darah dengan mengikat dan mencegah absorbsi asam empedu sehingga siklus enterohepatiknya terputus. Akibatnya jumlah asam empedu yang kembali ke hati sedikit, absorbsi asam empedu yang rendah memaksa meningkatnya metabolisme kolesterol dalam hati(9).
Mekanisme kerja dari saponin mirip dengan pembanding yang digunakan yaitu kolestiramin. Selanjutnya dilakukan perhitungan persentase penurunan dari data kadar kolesterol total pada hari ke-29 dan hari ke-44, hasilnya adalah kontrol negatif menunjukkan persentase penurunan dengan rata-rata 8,9 ± 3,86, kontrol positif menunjukkan persentase penurunan dengan rata-rata 42,55 ± 0,68, kelompok uji 1 menunjukkan persentase penurunan dengan rata-rata 46,1 ± 4,46, kelompok uji 2 menunjukkan persentase penurunan dengan rata-rata 36,89 ± 6,11 dan kelompok uji 3 menunjukkan persentase penurunan dengan rata-rata 32,38 ± 8,38. Data persentase penurunan kadar kolesterol total dianalisa secara statistik, untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan signifikan antar kelompok perlakuan. Uji pendahuluan dengan Uji Kolmogrov-Smirnov untuk melihat normalitasnya, diperoleh kesimpulan bahwa data terdistribusi normal (p = 0,350) > 0,05. Dilanjutkan dengan Uji Levene untuk melihat homogenitas data, diperoleh kesimpulan data homogen (p = 0,124) > 0,05. Analisa dilanjutkan dengan uji ANOVA untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang bermakna atau tidak pada setiap kelompok perlakuan dengan ketentuan p<0,05. Berdasarkan uji ini diketahui bahwa terdapat perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan (p = 0,000) < 0,05. Selanjutnya untuk mengetahui letak perbedaan tersebut dilakukan uji LSD. Berdasarkan uji LSD kontrol negatif berbeda bermakna (p<0,05) dengan semua kelompok perlakuan, maka dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol 70% daun kemuning pada dosis 16 mg/200 g BB, 32 g/200 g BB dan 64 mg/200 g BB mempunyai efektifitas yang dapat menurunkan kadar kolesterol total. Selanjutnya hasil uji LSD tidak menunjukkan perbedaan bermakna (p>0,05) antara kontrol positif terhadap kelompok uji 1 dan uji 2, tetapi menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,05) terhadap kelompok uji 3. Sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak etanol 70% daun kemuning dosis 32 mg/200 g BB dan 64 mg/200 g BB memberikan efektivitas penurunan kadar kolesterol total yang sama dengan kolestiramin dosis 216 mg/200 g BB, tetapi memberikan efektivitas yang berbeda dengan kolestiramin pada dosis 16 mg/200 g BB.
5
Hasil uji LSD antar kelompok uji 1 terhadap kelompok uji 2 dan uji 3 menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 70% daun kemuning dengan dosis 64 mg/200 g BB menyebabkan penurunan kadar kolesterol total lebih baik dibandingkan dosis 16 mg/200 g BB dan 32 mg/200 g BB.
7. Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerbit ITB, Bandung. Hal 57-83, 157, 191193. 8. Gulcin, I. Zuber, H. Mahfuz, E. dan Hassan, Y. 2010. Radical Scavenging and Antioxidant Activity of Tannic Acid. Arabian Journal of Chemistry. No.3. Hal 43-53. 9. Sidhu, G.S. dan D.G. Oakenfull. 1986. A Mechanism for The Hypocholesterolaemic Activity of Saponins. British Journal of Nutrition. No 55. Hal 643-649. 10. Mirunalini, S. dan M. Krishnaveni. 2011. Coumarin: A Plant Derived Polyphenol With Wide Biomedical Applications. International Journal of PharmTech Research. Vol 3. No 3. Hal 1693-1696. 11. Utami, P.I. 2003. Pengaruh Infusa Daun Kemuning ( Murraya paniculata (L. ) Jack. ) Terhadap Kadar Lipid Plasma Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Wistar yang Diberi Diet Tinggi Lemak. Pharmacy. Vol 1. No 7. Hal 7-11. 12. Sari, I.P. dan S. Pramono. 2004. Efek Ekstrak Etanolik Daun Kemuning (Murraya paniculata Jack) Terhadap Kolesterol Darah Tikus Putih Jantan Diet Tinggi Lemak dan Hispatologi Hepar, Jantung dan Aorta. Gerbang Inovasi. No 19. Hal 44-46. 13. Juwairiyah, S. 2006. Uji Efek Ekstrak Etanol 70% Daun Salam (Syzigium polyanthum (wight) Walp.) Terhadap Penurunan Kadar LDL (Low Density Lipoprotein) Kolesterol pada Tikus Putih yang Diinduksi oleh Makanan Tinggi Kolesterol. Uhamka. Jakarta 14. Sediaoetama, A.D. 1989. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Penerbit Dian Rakyat. Jilid II. Hal 119. 15. Peluso, M.R. 2006. Flavonoids Attenuate Cardiovascular Disease, Inhibit Phosphodiesterase, and Modulate Lipid Homeostasis in Adipose Tissue and Liver. Experimental Biology and Medicine. No 231. Hal 1287-1299.
E. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistik, dapat disimpulkan bahwa: 1. Ekstrak etanol 70% daun kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack) dosis 16 mg/200 g BB, 32 mg/200 g BB dan 64 mg/200 g BB dapat menurunkan kadar kolesterol total serum darah tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi dengan makanan tinggi kolesterol secara bermakna (p<0,05 terhadap kontrol negatif). 2. Ekstrak etanol 70% daun kemuning dosis 32 mg/200 g BB dan 64 mg/200 g BB memberikan efektivitas penurunan kadar kolesterol total yang sama dengan kolestiramin dosis 216 mg/200 g BB (p>0,05 terhadap kontrol positif). DAFTAR PUSTAKA 1. Tjay, T.H dan Kirana, R. 2008. Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya. Edisi VI. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hal 135, 288-289, 569, 574, 580. 2. Murray, R.K. Darryl, K.G dan Victor W.R. 2006. Biokimia Harper. Penerjemah dr. Brahm U. Pendit. Edisi 27. EGC, Jakarta. Hal 128, 225-229, 239-246. 3. Ganiswarna, S.G. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi VI. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Hal 364-368, 373-377. 4. Laker, M. 2006. Seri Family Doctor : Memahami Kolesterol. PT Gaya Favorit Press. Jakarta. Hal 1, 13, 29-31, 40, 60, 66. 5. Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi II. EGC. Jakarta. Hal 288-289, 346, 564. 6. Sulaksana, J. dan Dadang, I. 2005. Kemuning dan Jati Belanda Budidaya dan Pemanfaatan untuk Obat. Penebar Swadaya, Jakarta. Hal 11-12, 19-20.
6
16. Chung, K.T. Huang, Y.W. dan Lin, Y. 1998. Tannins and Human Health, a Review. Critical Reviews in Food Science and Nutrition. Vol 38. Hal 421-464. 17. Chang, J.J. Tso-Hsiao, C. dan Jung-Yaw L. 2001. The in vitro Inhibitory
Effect of Tannin Derivatives on 3Hydroxy-3-MethylglutarylCoenzyme A Reductase on Vero Cells. Pharmacology. Vol 62. Hal 224-228.
7