ACT I Kelahiran Sang Legenda
~Kelahiran Sang Legenda~
Bab I “hOLLOW WORLD” Unknown timelapse In a strange galaxy
S
eluruhnya hitam, hitam tak kenal wajah
terang. Gulita tak berujung. Diantara halauan kabut galaksi yang berputar-putar mengelilingi luasnya kehitaman. Di alam nan jauh di luar sana, sebuah galaksi yang jaraknya berjuta-juta tahun cahaya dari galaksi bumi, dengan nama Au Valinor. Awal mulanya, Au Valinor tentu hanya berupa ruang hampa beserta kehitaman yang memenuhi segalagalanya, tidak ada ruang lingkup dan masih sepenuhnya kosong. Tak mengenal cahaya, Au Valinor hanya tampak sebatas sabuk hitam yang menunggu waktunya di angkasa jauh. Tetapi layaknya seperti bumi diciptakan, Sang roh pencipta, Eul'Mara berpikir bahwa tidak ada gunanya sebuah galaksi tanpa adanya ruang lingkup dan
2
~Kelahiran Sang Legenda~ kehidupan yang memenuhinya. Maka dengan segala kuasa yang ia miliki, Eul'Mara berkata demikian, "Ruang dan waktu akan memenuhi tempat yang hampa ini, Kehidupan akan terjadi dan waktu akan berjalan. Jadilah, Tata Surya!". Maka seketika itu juga, kabut-kabut misterius yang muncul dari seluk-beluk angkasa yang luas saling mengelilingi dan berputar-putar layaknya seperti roda yang berputar. Ketika halauan energi tersebut mulai pudar, maka tampaklah bayangan samarsamar yang berada di tengah-tengah galaksi, ialah sebuah bangunan menara raksasa hingga tampak sebagai tiang penyangga angkasa. Menara raksasa yang memenuhi Au Valinor itu diberi nama oleh sang roh pencipta itu sendiri dengan sebutan Midrasil. Begitulah alam kehidupan mula-mula lahir dari antara kegelapan yang mengangkasa. Saat itu juga, waktu telah berjalan sebagaimana seharusnya, hampir identik dengan alur waktu di galaksi bumi. Jika sebelumnya hari-hari di bumi kita kenal dengan sebutan, hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu, maka di dalam sistem hari-hari Midrasil terkenal sedikit lebih berbeda. Tujuh hari dalam seminggu, dengan masingmasing harinya diberi sebutan, hari Sendas sebagai hari Senin, Seldas sebagai hari Selasa, Radas sebagai hari Rabu, dan seterusnya dengan nama Kadas, Judas, Sabdas, dan terakhir hari ketujuh yaitu Midas. Dan bukan hanya itu
3
~Kelahiran Sang Legenda~ saja, dari nama hari saja sudah berbeda, dan selanjutnya jumlah bulan dalam periode satu tahun, berbeda pula. Di galaksi bumi terdiri dari dua belas bulan yang berbeda-beda dalam jangka waktu satu tahun. Namanama bulan yang umumnya dikenal sebagai, bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, dan Desember. Namun, dalam tata surya Midrasil, hanya dikenal dengan enam macam bulan yaitu, bulan Early Dawn yang terdiri dari enam puluh satu hari sebelum masa transisi ke bulan berikutnya, bulan Lightstar dengan masa harinya hanya enam puluh hari, lalu ada bulan Hearthstar dengan masa hari sama seperti Early Dawn, dan kemudian masuk ke masa tiga bulan terakhir dalam pergantian tahun, yaitu bulan Morning Star, Skymoon, dan bulan terakhir yaitu Last Dawn, dengan masa harinya berturut-turut adalah enam puluh hari, enam puluh satu hari, dan enam puluh hari. Jika ditotalkan dalam satu tahun, maka akan terdapat 363 hari eksak, dengan enam bulan dalam revolusi satu tahun. Menara Midrasil telah lahir sebagai pusat dari kehidupan di alam semesta ini, tetapi mubazir namanya jika belum ada kehidupan yang menghuninya. Jika menara tersebut merupakan sumber dari kehidupan alam di Au Valinor, maka pasti harus ada yang namanya bibit kehidupan yang tertanam disana. Belum selesai pekerjaan Eul’Mara sebagai pencipta segalanya, maka ia pun dengan seluruh
4
~Kelahiran Sang Legenda~ kekuasaannya yang mutlak, menciptakan ruang lingkup kehidupan di sekitar menara Midrasil, ditandai dengan terdapatnya enam tiang di sekeliling menara yang masingmasing ujung tiangnya terdapat sebuah kumpulan gas dan energi yang tebal dan besar yang disebut dengan nama Eon, atau dalam bahasa orang awam, awan. Awan-awan tersebut masing-masing diberi nama layaknya seperti sebuah peliharaan yaitu, Aerie, Maxilon, Vamali, Avalon, Sandarion, dan Ondarion. Keenam Eon atau awan yang terdapat di sekeliling menara kehidupan yang ditakdirkan untuk dilingkupi oleh manusia pertama. Hampir selesai pekerjaannya, tetapi meskipun begitu masih ada sesuatu yang tampak janggal di mata sang pencipta itu. Entah kenapa seperti masih ada yang kurang lengkap dengan kreasinya di Au Valinor. Sang roh pencipta merenung sejenak selama beberapa waktu, dan walaupun ia tampak hanya berdiam diri selama beberapa menit, sebenarnya sudah beratus-ratus tahun telah berlalu selama renungannya itu. Namun, setelah dua ribu tahun lamanya Eul’Mara berdiam diri, saatnya tiba untuk ia melahirkan sesuatu yang amat besar dalam sejarah alam semesta. Ia melihat bahwa di alam semesta itu semuanya tampak seperti tak berwarna, yang terlihat hanya hitam belantara yang melayang-layang di angkasa. Maka itu, Eul'Mara berkuasa kembali, "Bagaikan cahaya api yang menyinari hari pertama, dan sinar perak yang menerangkan hari terakhir. Terbitlah, Matahari dan Bulan!".
5
~Kelahiran Sang Legenda~ Maka, terciptalah benda penerang yaitu Matahari yang menyinari pagi sampai sore hari, dan Bulan yang menerangkan malam hari. Suatu elemen yang sangat fundamental dalam semesta. Dan sekarang tibalah saatnya, sebab ia sudah merencanakan penciptaan ajaib ini. Sebuah momen kehidupan yang tak akan pernah bisa dilepaskan dari sejarah awal dunia, awal terciptanya kehidupan, dan setiap telinga yang mendengarnya akan bergetar, ketika suara nyaringnya ia lepaskan ke hitam belantara, "Arus kehidupan akan mengalir sampai akhir waktu, hewan-hewan udara akan memenuhi langit, hewan-hewan air akan mengoyak lautan, hewan-hewan darat akan menggoyangkan daratan, dan dua kaum manusia pertama. Jadilah lautan beserta hewan-hewan laut, langit beserta hewan-hewan udara, daratan beserta hewan-hewan darat, dan manusia-manusia yang akan bernaung di dalamnya." Semenjak itu juga, terpenuhilah tiap-tiap Eon dengan sumber kehidupan yang berbeda-beda jenisnya. Variasi spesies makhluk hidup berkelana di hamparan daratan yang masih luas tak berujung. Hewan-hewan bersayap saling mengepak-kepak sayapnya melaju tinggi di udara yang menderukan hati. Hewan-hewan berkaki empat yang menghentakhentakkan kaki mereka itu ke atas tanah permukaan. Tumbuh-tumbuhan hijau kecil dan besar menghiasi keramaian dalam tiap awan tersebut. Ladang hijau yang
6
~Kelahiran Sang Legenda~ menyejukkan hati, dan cerahnya langit biru bagaikan lautan samudra yang amat luas tak berujung. Bahkan di timpunan udara pun mengalir suatu nafas kehidupan yang tak pernah pudar. Alunan udara yang tertiup deras mengarungi luasnya dunia dari barat ke timur, dan dari utara hingga ke selatan. Permukaan tanah bahkan bergetar kuat ketika makhluk-makhluk raksasa yang buas dan liar menapakkan kaki mereka ke atas tanah. Pegunungan alami seolah-olah tampak menjadi batasan pemisah wilayah, sebab jarak pegunungan itu yang terbentang luas dan panjang. Keindahan alam Midrasil seakan-akan tak tertandingi oleh alam manapun, pepohonan hijau yang menari-nari riang di hamparan dataran hijau, rerumputan yang selalu berdansa-dansa, kicauan burung-burung kecil yang berterbangan dengan rapi di atas udara bagaikan sayupan melodi. Semerbak cahaya yang berwarna-warni bersinar cerah di belakang air terjun. Gunung-gunung yang tingginya menyentuh langit, bahkan jika ada seseorang yang berhasil mendaki hingga ke puncak gunung itu, maka pandangan matanya sanggup mengarungi betapa luas dan indahnya dunia yang mereka tinggali itu. Kini, Au Valinor mulai dipenuhi oleh kehidupan yang seharusnya telah menghuni semenjak waktu silam. Dengan seluruh kuasanya ia telah menciptakan bahkan dari elemen yang terkecil sekalipun hingga yang paling berkepentingan sekalipun. Tetapi diantara seluruh ciptaannya, hanya satu yang paling mulia daripada yang
7
~Kelahiran Sang Legenda~ lainnya, yaitu manusia, sebuah ras yang paling umum ditemukan dalam kehidupan semesta. Eul'Mara menciptakan manusia serupa gambarannya dan fisiknya yang akan berkuasa atas seluruh ciptaannya di Midrasil. Dari ras manusia itu terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan, dan semua itu ia ciptakan dengan penuh kasih sayang. Namun bukan hanya itu saja, Ia juga melahirkan dua keturunan manusia pertama yang akan menapakkan kedua kakinya pertama kali di tanah kehidupan, yaitu kaum Astari (Kaum selatan) dan Iskari (kaum utara). Kaum Astari dilahirkan di awan Avalon, sedangkan Kaum Iskari dilahirkan di awan Vamali. Ia menempatkan kedua manusia pertama itu yang tertua dari kaumnya, di sebuah tempat yang berjauhan dengan harapan hubungan yang jauh hendak memicu berkobarnya api kerinduan agar bisa saling bertemu satu sama lain di lain waktu. Kedua manusia pertama itu masing-masing diberi nama. Aerin sebagai manusia pertama dari kaum Astari, dengan saudara darahnya Giraak, manusia pertama dari kaum Iskari. Dua ras pertama yang memenuhi dunia Midrasil. Kaum Astari, ialah kaum yang paling bijak dan adil dari antara segalanya, dan kaum Iskari, yakni kaum yang paling kuat dan berjiwa keras. Dua kaum yang saling memiliki perbedaan masing-masing, maupun dari dalam ataupun dari luar. Tetapi diantara seluruh perbedaannya, hanya ada satu hal
8
~Kelahiran Sang Legenda~ yang sama-sama menjadi ciri khas kedua kaum tersebut. Suatu hal yang tak mungkin bisa didapat dari jenis yang lain, bahkan manusia sendiri, yaitu keabadian/immortality. Tentu saja, mereka tetap mengalami proses dari awal lahir menjadi bayi, hingga tumbuh terus menerus menjadi anak-anak, remaja, dan dewasa, namun tidak akan pernah mengalami masa tua. Seolah-olah terpandang sempurna dari yang lainnya, tetapi bagaimanapun juga tetap terkandung sebuah ketidaksempurnaan atau flaw dalam diri mereka. Lebih mudahnya penggambaran seperti ini, Mereka kebal terhadap umur panjang, namun mereka tetap rentan terhadap yang lainnya seperti terjerat penyakit mematikan, meninggal akibat luka kritis, dan lainnya. Itulah sebuah karunia yang dapat dicurahkan kepada mereka. “Abadi tetapi tetap fana.” "Kalian adalah ciptaanku yang paling sempurna, kalian serupa dengan gambaranku, aku adalah kalian dan kalian adalah aku. Pergilah dan bertambah banyaklah kaum-mu dan sebarlah kepada keturunanmu sebuah kepercayaan bahwa aku, Eul'Mara adalah sang pencipta. Aku meninggalkan Midrasil ini kedalam tangan kalian, penuhilah tiap awan yang ada. Aku sudah selesai dalam menciptakan kehidupan ini, tetapi ketahuilah, bahwa aku akan selalu melihat perkembangan kalian dalam hidup ini.", janji tujuan Eul’Mara kepada kedua manusia pertama itu.
9
~Kelahiran Sang Legenda~ Postur tubuh kedua kaum itu relatif memiliki sebuah kemiripan dengan ukuran tubuhnya yang bisa dikatakan cukup tinggi, dan fitur yang paling menonjol dari kedua kaum itu adalah bagian dari telinganya. Meskipun mereka memilik banyak kemiripan, hanya satu yang benar-benar berbeda untuk bisa membedakan mana kaum Astari dan mana kaum Iskari. Bagian telinga kaum Astari berbentuk sedikit lebih panjang dan tampak berujung lancip layaknya seperti telinga ras para peri manusia (Elves), sedangkan untuk kaum saudaranya yaitu Iskari, memiliki sepasang telinga yang lebih kecil ukurannya dari telinga Astari tetapi masih memiliki kesamaan yaitu ujung telinganya yang lancip. Fitur lain lagi dari kedua kaum itu adalah warna dari kulit tubuh mereka. Kaum Astari terkenal akan kulitnya yang terang dan secerah biji mutiara. Lain halnya dengan kaum Iskari, dengan warna kulitnya yang tampak sedikit pudar warnanya dari kulit Astari membuat mereka sering merasa terdiskriminasi. Lebih mudahnya jika membayangkan bahwa warna kulit Astari itu berwarna terang, dan kulit Iskari berwarna sedikit pucat. Bahasa yang lebih kerennya seperti Lightmen, dan Palemen. Suara nyaring yang dikirimkan oleh sang roh pencipta itu bergema di telinga kedua manusia bersaudara itu, dan di dalam hati mereka masing-masing berlayar-layar suatu tekad yang bulat agar suatu hari nanti, mereka bisa bertemu satu sama lain untuk menjalin hubungan diplomatik antara kaum Astari dan Iskari. Aerin dan Giraak pun segera melaksanakan beberapa seri ekspedisi terhadap berbagai kawasan dunia.
10