Aceh Jangan Biarkan Terjadinya Zina Oleh : Rachmad Yuliadi Nasir Rabu, 08 Januari 2014 21:37
KOPI, JAKARTA - Seseorang protes bahwa Zina itu nikmat, untuk apa dilarang. Untuk apa Kamu urusin zina, masih banyak urusan lain. Lihat kasus korupsi para pejabat, pengusaha, penguasa, pegawai negeri dan swasta serta petinggi parpol.
Masalah lendir (zina) untuk apa diributin, kalau suka sama suka, terus Anda mau apa? Enak saja kalian bicara begitu! Memangnya seperti hewan, kumpol kebo (kerbau), tidak nikah. Kalian ingin kena azab dari langit, bila terus berzina. Ayo pikirkanlah dengan matang. Jangan pikir setengah matang, nanti masuk angin.
Godaan terus saja datang, 2 orang pasangan pria dan wanita datang kepada seorang kadi/qadi/kahdi (tukang nikah), minta dinikahkan. Sang kadi berpendapat daripada pasangan ini berzina maka lebih baik dinikahkan saja.
Pernikahan telah terjadi antara Nurlina dan Abdurrahman alias Cantoi/doe, secara sirri dan ternyata nikahnya tidak sah. Bagaimana mau sah pernikahan ini, saksi tidak ada, wali nikah keluarga juga tidak ada.
Siapa yang bilang nikah ini sah? Para pendukung sang kadi Abu Lib/Thalib (lurah Balohan) bertanya pada Setan, “Apakah nikah ini sah,” “Oh tentu saja sah” ujar para setan.
Yang penting Nikah, “kakak khan janda, bisa menikahkan dirinya sendiri.” Aturan dari mana itu? Orang-orang yang tidak jelas telah memberi fatwa yang sesat kepada Lina.
Kalangan liberal malah ada yang masuk kamar berdua antara pria dan wanita. kemudian sang pria menikahkan diri sang wanita tanpa saksi dan tanpa wali nikah keluarga. Wali nikahnya tentu saja SETAN.
Pertanyaan pertama adalah apa tujuan Anda menikah? Apakah untuk senang-senang mengumbar hawa nafsu atau untuk membentuk suatu keluarga yang sakinah? Bagaimana kalau pernikahan Nurlina untuk senang-senang saja dan hura-hura yang penting “Happy.”
1/6
Aceh Jangan Biarkan Terjadinya Zina Oleh : Rachmad Yuliadi Nasir Rabu, 08 Januari 2014 21:37
Menurut ketua MPU (MUI) Sabang, Teungku M.Yakop Shaleh, bahwa, “Nikah itu adalah persoalan serius menyangkut syariat bukan sekedar main-main seperti orang yang berpacaran.” Syarat sah sebuah pernikahan harus dipenuhi jangan diabaikan oleh Lina. Ini melanggar Syariat Islam. Dosa besar dan HARAM.
Pernikahan Lina yang pertama kandas ditengah jalan karena ada pihak ketiga (wanita lain) yang mengotori pernikahannya. Nikah yang kacau sejak tanggal 26 Desember 1997. Dan akhirnya hasil sidang pada 17 Maret 2010, berujung pada perceraian dengan terbitnya putusan Mahkamah Syariah Sabang.
Coba perhatikan tentang kacaunya nikah ini (5 Mei 2012) tanpa saksi, dan tanpa wali nikah keluarga. Tentu saja tidak sah pernikahan ini. Nikah juga tidak lapor atasan, Sebagai PNS yang pernah kerja di bagian hukum pemda Sabang, Lina malah melanggar hukum.
Seorang janda yang bernama NURLINA alias Amoy alias Nadine Angelique (41 tahun) dan Abdurrahman alias cantoi alias doe (34 tahun) telah menikah sirri dengan wali hakim kadi liar. Dan pernikahanan ini tanpa ada dua orang saksi dan terjadi pada tanggal 5 Mei 2012.
Cantoi/doe sudah mempunyai seorang istri dan dua orang anak perempuan. Sang Istri tidak tahu suaminya menikah lagi secara sirri dan istri Cantoi saat itu lagi hamil anak ketiga yaitu laki-laki? Sang Istri tahu pada bulan November 2012 bahwa Cantoi/doe telah menikah lagi.
Ketua MPU (MUI) Sabang berkata, “Tidak bagus Lina merebut suami orang lain.” Orang MPU (MUI) Sabang berkata,”Lina sudah cerai pada Maret 2010, mengapa tidak nikah resmi dan mengapa harus nikah sirri, pasti ada yang ditutup-tutupi.”
Lina menikah dengan menutup-nutupi pernikahan dari wali nikah yang sah. Saya sebagai wali nikah yang sah bagi Nurlina baru belakang hari tahu bahwa Lina sudah menikah, kurang lebih 8 bulan lamanya.
2/6
Aceh Jangan Biarkan Terjadinya Zina Oleh : Rachmad Yuliadi Nasir Rabu, 08 Januari 2014 21:37
Kelanjutannya Saya pikir berjalan mulus berdasarkan informasi yaitu sudah nikah lagi, ada Wali hakim dan sudah melangsungkan pesta pernikahan. Saat itu Saya tidak ada keinginan untuk kembali ke Aceh.
Semuanya serba kebetulan sekali. Allah SWT menunjukan kekuasaan-Nya bahwa ada persoalan serius tentang tidak sahnya sebuah pernikahan. Pada bulan Juni 2013, ada rencana riset/penelitian yang harus Saya kerjakan di Aceh. Ketika Saya pulang ke Sabang dari Jakarta (28 Juli 2013, tiba di Sabang 4 Agustus 2013) dan ternyata banyak kejanggalan dalam pernikahan ini.
Dari adik ibu tahu pernikahan ini setelah 8 bulan Cantoi/doe dan Lina nikah secara tidak sah yaitu pada bulan Januari 2013, setelah pulang dari Mekkah. Di surat nikah selembar kertas hanya ada tanda tangan sang kadi liar tanpa saksi. Tentu saja adik ibu marah dan mengatakan, “Tidak sah nikah tanpa saksi dan wali keluarga.”
lina berpendapat bahwa sebagai janda bisa nikah sendiri tanpa wali. Pertengahan bulan November 2013, Saya baru mengetahui bahwa lina Nikah tidak sah karena tidak ada saksi dan tidak ada wali nikah keluarga. Ampunilah dosa Kami…Yaa Rabbi.
Pada hari Senin, 9 Desember 2013, Saya jalan kaki ke kantor Mahkamah Syariah Sabang, Di sana Saya bertanya, ” kalau Janda apa bisa nikah langsung tanpa wali? dan apa harus ada saksi?”
Pendapat Mahkamah Syariah Sabang bahwa,” Janda kalau mau nikah bisa menentukan calon suaminya tanpa persetujuan walinya (untuk dilamar/dipinang) sedangkan anak gadis kalau mau nikah harus ada persetujuan walinya. Untuk melangsungkan pernikahannya maka janda tersebut tetap harus pakai wali nikah yang kuat (Bapak kandung atau saudara laki-lakinya) serta dua orang saksi. Bila janda nikah tidak ada wali keluarga dan tidak ada saksi maka nikahnya tidak sah.”
“Anak perempuan kalau menikah wajib ada 2 orang saksi dan wajib ada wali nikah dari keluarganya seperti bapak kandung dan saudara laki-lakinya, mahar, ijab kabul dan lainnya sebagai syarat sah sebuah pernikahan.” ujar ketua MPU (MUI) Sabang.
3/6
Aceh Jangan Biarkan Terjadinya Zina Oleh : Rachmad Yuliadi Nasir Rabu, 08 Januari 2014 21:37
Menurut pendapat Dinas Syariat Islam Sabang bahwa nikah ini juga tidak sah karena tidak ada saksi dan tidak ada wali nikah keluarga. Bagaimana bisa sah nikah ini karena tanpa saksi dan tidak ada wali nikah keluarga.
Hasil konsultasi kepada Kepala MPU-Majelis Permusyawaratan Ulama (MUI) Sabang, Tgk.M.Yakop Shaleh, pada hari Jumat, 27 Desember 2013, bahwa, “Nikah lina tidak sah karena tidak ada saksi.” Ada juga yang berpendapat bahwa Nikah sirri tidak sah yang dimuat di surat kabar lokal Aceh, ketika adik ibu kasih kepada Lina, koran tersebut tidak dibaca tetapi dilipat.
Lina tidak boleh berhubungan suami istri (zina) dengan cantoi/doe, haram hukumnya, dosa besar. lina harus melakukan “TOBAT” yaitu tidak berzina lagi dan menyesali atas “PERBUATAN ZINA” yang telah dilakukannya. Pihak keluarga harus memberi tahu dan menasehatinya termasuk orang tua domisili dan atasan kerja Lina di bagian Perpustakaan dan Arsip pemda Sabang.
“Semua hotel, losmen dan sejenisnya yang ada di Sabang, Banda Aceh dan provinsi Aceh khususnya dan Indonesia umumnya, tidak boleh menerima pasangan (zina) ini tidur dikamar berdua pasangannya karena nikahnya tidak sah,” kata Tgk.M.Yakop Shaleh, kepala MPU (MUI) Sabang, pada hari Sabtu, 28 Desember 2013.
Pasangan lainnya kalau mau tidur berdua dengan pasangannya di hotel harus nikah dahulu dan menunjukan surat nikah yang sah kepada pihak pengelola hotel/penginapan, agar terhindar dari perzinaan.
Bila tetap berhubungan suami istri (ZINA) antara Lina dan cantoi/doe maka dosa ditanggung mereka berdua. Saya sebagai wali nikah yang sah untuk lina menyatakan pernikahan ini tidak sah dan batal demi hukum. Pernikahan ini sudah selesai dan harus cerai, mereka berdua tidak boleh bepergian berdua kemana-mana karena yang ketiga adalah SETAN.
Dalam nikah sirri yang umum ada juga 2 orang saksi dan wali nikah. Yang menjadi masalah adalah bila nikah tanpa saksi dan tanpa wali keluarga. Nikah seperti ini jelas-jelas tidak sah. Pemerintah harus segera turun tangan dengan menangkap dan memasukan ke dalam penjara
4/6
Aceh Jangan Biarkan Terjadinya Zina Oleh : Rachmad Yuliadi Nasir Rabu, 08 Januari 2014 21:37
tukang nikah liar seperti ini.
Pemerintah harus mencopot dan memecat geucik/lurah Balohan yang bertindak sebagai qadi liar yang menikahkan Lina-cantoi/doe tanpa saksi dan tanpa wali keluarga pada 5 Mei 2012.
Kapolres Sabang harus menangkap geucik/lurah balohan, abu lib (Thalib). Saya sebagai wali nikah yang sah bagi Nurlina merasa keberatan atas perbuatan lurah tersebut yang mengakibatkan orang lain berzina. Sudah banyak pasangan yang dinikahkannya tanpa saksi dan tanpa wali keluarga. Ini dosa besar.
Sesuai pendapat MPU (MUI) Sabang maka nikah tanpa saksi dan tanpa wali keluarga nikahnya tidak sah-HARAM. Coba perhatikan, rupanya kadi liar seperti Abu Lib sudah tahunan menikahkan orang lain tanpa saksi dan tanpa wali keluarga.
Ini sama saja namanya dengan Zina. Ribuan orang atau puluhribuan orang lain di Aceh telah melakukan Zina gara-gara nikahnya tidak sah. Syarat sah suatu pernikahan tidak terpenuhi.
Sungguh keterlaluan perbuatan lurah Balohan Sabang, Abu lib/Thalib ini. Bagi anda-anda semuanya yang ada di Sabang dan Aceh khususnya dan telah dinikahkan secara tidak sah oleh qadi liar abu lib dan qadi-qadi liar lainnya maka harus segera menikah ulang secara resmi.
Bagaimana dengan nasib pasangan yang menikah tanpa saksi dan tanpa wali keluarga, mereka telah berzina karena nikahnya tidak sah akibat perbuatan kadi liar Abu Lib dan kadi liar lainnya. Mereka semuanya harus melakukan TOBAT, jangan minum obat air aren/ijuk/kolangkaling, itu memabukan, haram hukumnya.
Saat Gempa Bumi dan Tsunami melanda Aceh pada 26 Desember 2004, dari korban sebesar 500.000 jiwa maka ada ribuan pasangan di Aceh yang berzina telah meninggal dunia gara-gara nikahnya tidak sah.
5/6
Aceh Jangan Biarkan Terjadinya Zina Oleh : Rachmad Yuliadi Nasir Rabu, 08 Januari 2014 21:37
Sungguh miris sekali. Azab apa lagi yang akan diturunkan dari langit ke ACEH bila banyak orang berzina karena nikahnya tidak sah. Jangan ada lagi zina di Aceh, hindarilah zina karena zina merupakan perbuatan keji dan terkutuk.
6/6
