NON DELIVERABLE FORWARD TRANSACTION ANALYSIS METHOD IN THE CASH SETTLEMENT ACCOUNT OF INCOMEOUTCOME INVESTORS ON STANDARD CHARTERED BANK
Sisca Ayu Wulandari Undergraduate Program, Economy Faculty, 2010 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Keywords: Non Deliverable Forward, Cash Settlement
ABSTRACT The movement of foreign exchange (forex) experienced a significant movement to attract some private actors to enter the foreign exchange market. Basically, investors invest only for investment purposes. But with the progress of the age is given several alternatives for investors to invest their money in the form of forward contracts. The aim in writing this paper is to investigate the characteristics of the transactions Non-Deliverable Forward (NDF), and to determine the method of calculation of Cash Settlement in investors' profit-loss account at Standard Chartered Bank. Non-Deliverable Forward transactions where the transaction is calculated using the method of Cash Settlement in which the calculation of earnings - income derived from foreign investors of the contract price with the price of foreign exchange now. Where the forward contract period is is seven days to one year.
1
ABSTRAKSI Pergerakan kurs valuta asing (valas) mengalami pergerakan yang cukup signifikan sehingga menarik beberapa kalangan tertentu untuk memasuki pasar valuta asing. Pada dasarnya investor hanya menanamkan modalnya untuk kepentingan investasi. Tetapi dengan kemajuan zaman investor diberikan beberapa alternatif untuk menanamkan modalnya dalam bentuk kontrak forward. Tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari transaksi Non Deliverable Forward (NDF), dan untuk mengetahui perhitungan dengan metode Cash Settlement di dalam memperhitungkan laba- rugi investor pada Bank Standard Chartered.
Transaksi Non Deliverable Forward dimana transaksi ini dihitung dengan menggunakan metode Cash Settlement dimana perhitungan laba – rugi investor didapat dari selisih dari harga kontrak dengan harga valuta asing sekarang. Dimana jangka waktu kontrak forward ini adalah 7 hari sampai dengan 1 tahun. Kata Kunci : Non Deliverable Forward, Cash Settlement
PENDAHULUAN Banyak bisnis yang dapat dilakukan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Tentu semuanya bertujuan untuk mendapatkan nilai tambah atau keuntungan di kemudian hari. Seseorang menyimpan uangnya di Bank dengan harapan mendapatkan bunga dari simpanannya itu. Secara umum, tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai tindakan investasi. Untuk melakukan investasi harus ada unsur ketersediaan dana kemudian komitmen mengikatkan dana tersebut pada obyek investasi (bisa tunggal atau portofolio) untuk beberapa periode di masa mendatang. Oleh karena itu dengan kemajuan teknologi dan informasi para investor banyak ditawarkan alternatif investasi yang lebih beragam salah satunya dalam bentuk perdagangan valuta asing (foreign exchange). Pada saat ini kurs valuta asing (valas) mengalami pergerakan yang cukup signifikan sehingga menarik beberapa kalangan tertentu untuk memasuki di dalam pasar valuta asing tersebut. Hal ini disebabkan persaingan bisnis yang membuat perusahaan harus mencari pasar baru dan sumber daya baru yang lebih murah yang mengakibatkan terjadinya perdagangan antar negara dan relokasi industri ke negara lain yang dinilai mempunyai sumber daya yang lebih murah dibanding negara asalnya. Transaksi forward merupakan transaksi yang dilakukan di luar bursa atau dikenal dengan istilah Over The Counter (OTC) Market. Karena dilakukan di luar bursa maka features dari transaksi yang berlangsung adalah kesepakatan pihak – pihak yang melakukan transaksi. Berbeda dengan transaksi yang dilakukan di bursa, dimana produk yang diperdagangkan diatur sepenuhnya oleh bursa, maka transaksi Over The Counter (OTC) ini mempunyai sifat yang sangat fleksibel. 2
Para investor yang menanamkan modalnya dalam bentuk kontrak forward yang salah satu jenisnya yaitu transaksi Non Deliverable Forward (NDF) dimana transaksi ini dihitung dengan menggunakan metode Cash Settlement dimana perhitungan laba / rugi investor didapat dari selisih antara harga kontrak dengan harga spot yang sudah dikonversi berdasarkan mata uang yang ditransaksikan. Dimulainya transaksi Non Deliverable Forward (NDF) karena banyaknya permintaan dari investor asing yang ingin melakukan lindung nilai atas investasinya di Indonesia. Permintaan tersebut semakin meningkat dengan dibatasinya akses ke pasar domestik serta ketatnya likuiditas rupiah di pasar luar negeri.
LANDASAN TEORI 2.1
Valuta Asing
2.1.1
Pengertian Valuta Asing Valuta Asing atau yang disingkat dengan ‘Valas’ dapat diartikan sebagai mata uang yang dikeluarkan dan digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. (Heli Charisma Berlianta 2006 : 3) Transaksi valuta asing dapat diartikan sebagai kesepakatan atau perjanjian antara dua pihak untuk mempertukarkan mata uang yang dimilikinya. 2.1.2
Faktor yang Mempengaruhi Pasar valuta asing mengalami peningkatan pesat pada awal dekade tahun 1970an. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan ini antara lain : 1. Pergerakan nilai tukar valuta asing (valas) Pada saat nilai tukar mengalami pergerakan yang cukup signifikan sehingga menarik bagi beberapa kalangan tertentu untuk memasuki di dalam pasar valuta asing 2. Bisnis yang semakin mengglobal Dengan persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus mencari pasar baru dan sumber daya baru yang lebih murah. Hal ini menyebabkan terjadinya perdagangan antar negara dan relokasi industri ke negara lain. 3. Tujuan perusahaan untuk melakukan perdagangan valuta asing Pada awalnya perusahaan melakukan transaksi valas hanya untuk membayar kewajiban dalam bentuk valas. Tetapi semakin lama tujuan ini berkembang dengan mencoba memperoleh laba dari transaksi valas, dan pada akhirnya berkembang untuk meminimalkan risiko yang ada. 4. Perkembangan telekomunikasi yang pesat Dengan adanya sarana telepon, faksimile, dan lain – lain maka memudahkan para pelaku pasar untuk berkomunikasi sehingga transaksi dapat mudah dilakukan. 5. Perkembangan perangkat teknologi komputer yang pesat Dengan berkembangnya perangkat teknologi komputer yang semakin canggih memudahkan penyelesaian dan administrasi transaksi yang dilakukan. 3
6. Terbentuknya produk valuta asing baru Produk baru yang berdasarkan pada transaksi valas mulai berkembang baik dari perbankan maupun perusahaan pialang. 7. Keuntungan yang diperoleh Keuntungan yang diperoleh di pasar valas yang meningkat sehingga membuat banyak pihak tertarik untuk memasuki di pasar valas ini. 2.1.3 Hal yang disepakati di dalam melakukan transaksi valuta asing 1. Mata uang yang dipertukarkan 2. Jumlah yang akan dipertukarkan (diperjualbelikan) 3. Kurs (Exchange Rate) 4. Tanggal Penyerahan (Value Date) 5. Cara Penyerahan Valuta
2.2
Pengertian Bursa Valuta Asing Suatu jenis perdagangan atau transaksi yang memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya yang melibatkan pasar uang utama di dunia selama 24 jam secara berkesinambungan. 2.2.1
Karakteristik Perdagangan Valuta Asing Tidak ada suatu keseragaman yang terjadi di dalam pasar valuta asing. Dengan adanya transaksi diluar bursa perdagangan (over the counter) sebagai pasar tradisional dari perdagangan valuta asing, banyak sekali pasar valuta asing yang saling berhubungan satu sama lainnya dimana mata uang yang berbeda diperdagangkan.
Tabel 2.1 Mata Uang Yang Diperdagangkan di Bursa Valuta Asing No Mata Uang ISO Kode 4217 Simbol 1 Amerika USD $ Serikat 2 Eropa EUR € 3 Jepang JPY ¥ 4 Inggris GBP £ 5 Swiss CHF 6 Australia AUD $ 7 Indonesia IDR Rp 8 Canada CAD $ 9 Selandian NZD $ Baru 10 Singapura SGD $ 11 Hongkong HKD $ 12 Korea KRW 4
13 14 15 16
Norwegia China Swedia Denmark
NOK CNY SEK DKK
-
(Sumber : http://www.ortax.org)
2.3
Dasar Hukum Bank Indonesia sejauh ini sudah mengatur ketentuan dan peraturan yang berhubungan dengan transaksi berjangka yaitu diantaranya : 1. UU No.8 tahun 1995 Tentang Pasar Modal. 2. Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 1995 Tentang Penyelenggaraan di Bidang Pasar Modal. 3. Undang – Undang No.32 / 1997 Tentang Pelaksanaan Perdagangan Berjangka. 4. PP No.9 / 1999 Tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi. 5. Surat Edaran Bank Indonesia 03/13/DSM Tanggal 13 Juni 2001 Mengenai Pelaporan Lalu Lintas Devisa. 6. Peraturan Bank Indonesia No.3/3/PBI/2001 Tentang Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing Oleh Bank Diatur Mengenai Pembatasan Kegiatan Transaksi Derivatif yang Dilakukan Oleh Bank di Indonesia. 2.4
Kontrak Forward 1. Pengertian Kontrak Forward Kontrak forward adalah suatu kontrak dalam bentuk valuta asing dimana tanggal penyerahan (Value Date) tiga hari kerja atau lebih setelah tanggal kesepakatan transaksi (Deal Date) dengan kurs yang telah ditetapkan. 2.
Pengertian Transaksi Non Deliverable Forward Transaksi Non Deliverable Forward adalah transaksi forward dimana penyelesaian transaksinya menggunakan metode Cash Settlement. (Heli Charisma Berlianta 2006 : 131) 3. Pengertian Forward Foreign Exchange Contracts dan Forward Rate Agreement Forward Foreign Exchange Contracts adalah suatu perjanjian di antara bank dengan pihak lain untuk mempertukarkan satu jenis mata uang dengan jenis mata uang lainnya pada waktu tertentu di masa yang akan datang, tingkat kurs, tanggal penyerahan, dan jumlah yang dipertukarkan ditetapkan pada saat perjanjian. Forward Rate Agreement (FRA) adalah suatu kontrak di antara bank dengan nasabahnya atau dengan bank lain yang memungkinkan lindung nilai secara forward untuk pergerakan tingkat suku bunga. 2.4.4
Jenis Forward Ada 4 macam jenis kontrak forward yaitu :
1. Currency Forward 5
Currency forward contract banyak digunakan oleh perusahaan untuk mengelola risiko valuta asing. Biasanya, perusahaan multinasional yang menggunakannya, karena mereka beroperasi pada lebih dari satu negara, sehingga terekspos terhadap risiko valas. Dalam currency forward contract, maka suatu pihak wajib untuk membeli atau menjual mata uang tertentu dengan nilai tukar tertentu, dalam jumlah tertentu, di tanggal yang sudah ditentukan di masa depan. Kontrak ini terjadi secara over the counter dan dapat di-customized sesuai dengan kebutuhan. 2.
Equity Forward Dalam equity forward contract, maka suatu pihak wajib membeli atau menjual instrumen ekuitas ataupun indeks saham pada waktu tertentu di masa depan. Jenis kontraknya yaitu saham tertentu, portofolio maupun indeks. 3.
Commodity Forward Commodity forward adalah kontrak dengan underlying assets berupa komoditas seperti minyak, metal, jagung, dan lainnya. Kontrak ini memungkinkan suatu pihak untuk membeli atau menjual komoditas dengan harga tertentu di masa depan. Jadi, kontrak ini mengantisipasi terjadinya perubahan harga di masa depan. Untuk produsen, kontrak ini bermanfaat dalam mengurangi risiko jika harga komoditas menguat di masa depan. 4.
Bond Forward Bond forward hampir serupa dengan equity forward, hanya saja obligasi punya jatuh tempo, sehingga kontrak forward pasti kadaluarsanya sebelum tanggal jatuh tempo. Obligasi yang umum dijadikan bond forward adalah T-bills yang dikeluarkan Depkeu AS. Pada kontrak ini, satu pihak sepakat untuk membeli T-bills pada harga yang telah ditentukan saat ini, pada masa depan, sebelum tanggal jatuh tempo T-bills tersebut.
Metode Penelitian 3.1
Obyek Penelitian Pada penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah Bank Standard Chartered adalah sebuah Bank Internasional yang berasal dari Inggris yang telah mengembangkan jaringan internasional yang meliputi lebih dari 1.700 cabang di lebih dari 70 negara di dunia yang tersebar di Asia Pasifik, Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika, Eropa, Australia, dan Amerika. Bank Standard Chartered Indonesia memiliki 13 cabang di 6 kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, dan Bali yang ditunjang lebih dari 15.000 ATM Bersama untuk memudahkan nasabahnya dalam melakukan transaksi perbankan. 3.2
Data / Variabel yang Digunakan Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan variabel yaitu kontrak forward. Dimana kontrak forward merupakan salah satu jenis produk perbankan 6
yang dapat diperdagangkan dalam bentuk mata uang asing dimana sebelum melakukan transaksi seorang investor harus mengetahui berapa kurs forward yang akan terjadi selama kontrak disepakati. Jangka waktu kontrak dari 7 hari sampai dengan 1 tahun. 3.3
Metode Pengumpulan Data
1.
Riset Kepustakaan (Library Research) Riset kepustakaan ini dilakukan dengan mempelajari sejumlah literatur berupa buku yang relevan dengan permasalahan ini, yaitu mencari teori maupun data sekunder yang mendukung dalam penulisan skripsi ini. 2.
Riset Lapangan (Field Research) Adalah untuk mendapatkan data maupun informasi langsung dari sumbernya baik berupa keterangan praktis maupun dalam bentuk lainnya. a.Wawancara(Intervie) Yaitu dengan menanyakan langsung kepada pihak – pihak Bank yang menangani suatu operasi yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini. 3.4
Alat Analisis yang Digunakan Alat analisis yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini yaitu : Metode Cash Settlement dimana metode ini khusus digunakan untuk menghitung laba / rugi investor dalam melakukan transaksi Non Deliverable Forward karena transaksi ini mempunyai beberapa pertimbangan dan metode ini merupakan pilihan yang baik pada saat penyelesaian transaksi.
Hasil dan Pembahasan 4.5.1
Karakteristik Transaksi Non Deliverable Forward yaitu : 1. Transaksi ini membuat beberapa pihak yang dihambat atau ditutup aksesnya ke pasar valuta asing untuk melakukan transaksi forward biasa dapat melakukan transaksi forward seperti yang diiginkan. Dengan menggunakan sarana Non Deliverable Forward maka pihak tersebut masih dapat melakukan transaksi forward dan memanfaatkan keuntungan dari adanya transaksi forward tersebut. 2. Risiko Gagal Bayar (Settlement Risk) lebih kecil. Jadi transaksi yang menggunakan penyelesaian transaksi Cash Settlement tidak melakukan perpindahan dana pokok transaksi tetapi hanya perpindahan selisih harga kontrak forward dengan harga valuta tersebut sehingga risiko gagal bayarnya lebih kecil karena melibatkan jumlah uang yang lebih sedikit. 3. Tidak memerlukan perpindahan valuta yang dilarang transaksinya. Dalam transaksi Non Deliverable Forward tidak diperlukan perpindahan dana valuta yang dilarang untuk diperdagangkan. Pembayaran dilakukan dengan valuta lawan transaksinya. 4. Tidak ada risiko dana tersebut berpindah ke negara lain atau risiko perpindahan negara. 7
5. Di beberapa negara transaksi Non Deliverable Forward tidak terkena pajak.
4.5.2
Pertimbangan Penyelesaian dari Transaksi Non Deliverable Forward ada 3 yaitu : 1. Keamanan Pertimbangan yang paling utama adalah keamanan dalam menyelesaikan transaksi karena cara yang paling relatif yaitu dengan melakukan transfer valuta. 2. Praktis, Efisien, dan Cepat Cara penyelesaian transaksi yang lebih praktis dan cepat. Hal ini akan menghemat waktu dan tenaga. 3. Murah Cara penyelesaian transaksi yang berbiaya murah. Dengan melakukan transfer akan memerlukan biaya yang relatif lebih murah.
4.5.3
Perhitungan Kurs Forward dan Penyelesaian Transaksi dengan Metode Cash Settlement Tabel 4.1 Kurs Mata Uang Asing Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.09/KM.11/2010 Tanggal 8 Maret 2010, Masa Berlaku : 8 Maret 2010 – 14 Maret 2010. Mata Uang Amerika Serikat (USD) Euro (EUR) Canada (CAD) Inggris (GBP) Jepang (JPY) Swiss (CHF) Hongkong (HKD) Singapura (SGD) Selandia Baru (NZD) Norwegia (NOK) China (CNY) Denmark (DKK)
Satuan 1 1 1 1 100 1 1 1 1 1 1 1
Nilai 9.294,75 12.679,34 8.950,00 14.017,23 10.468,48 8.665,14 1.197,32 6.625,19 6.473,61 1.573,78 1.361,64 1.703,55
Swedia (SEK)
1
1.299,66
Arab Saudi (SAR)
1
2.478,48
(Sumber : http://www.ortax.org)
8
Kasus 1 : (Penetapan kurs forward dalam kontrak USD/IDR dimana kurs pasar lebih tinggi dari kurs forward yang disepakati dalam transaksi) Pada tanggal 8 Maret Investor melakukan transaksi Non Deliverable Forward dengan Bank Standard Chartered. Transaksinya adalah Investor membeli USD/IDR 1.000.000 dengan tanggal penyerahan valuta (value date) 1 bulan yang akan datang (Tanggal 8 April). Berapa kurs forward yang harus diberikan oleh SCB kepada Investor dengan penyelesaian transaksi menggunakan metode Cash Settlement? Ket : Bunga Rp 1 bulan : 15% Bunga $ 1 bulan : 5% Kurs Rp/$ Spot : Rp.9294,75/$ Jawab : Pada tanggal 8 April, pokok pinjaman rupiah dan bunga yang harus dibayar oleh investor adalah sebagai berikut : $1.000.000 x Rp9.294,75 = Rp9.294.750.000 Rp9.294.750.000 + (30/360 x 0.15 x Rp9.294.750.000) = Rp9.410.934.375 Pokok deposito $ dan bunga yang diterima investor adalah… $1.000.000 + (30/360 x 0.05 x $1.000.000) = $1.004.166,67 Rasio Rp9.410.934.375 terhadap $1.004.166,67 menghasilkan… Rp9.410.934.375 = Rp9.371,88 $1.004.166,67 Jadi, kurs forward yang harus diberikan kepada investor yaitu sebesar Rp9.371,88 Diasumsikan : apabila pada saat tanggal valuta (tanggal penyerahan valuta) kurs pasar valuta asing USD/IDR 9.500 maka penyelesaian Non Deliverable Forward akan mengikuti prosedur berikut ini : 1. Apabila penyelesaian transaksi dilakukan dengan cara biasa (physical delivery) maka pada saat tanggal valuta investor akan menerima USD 1.000.000 dari Bank Standard Chartered hanya dengan membayar IDR sebesar $1.000.000 x 9.371,88 = Rp9.371.880.000 2. Apabila USD yang diterima tersebut (sebesar $1.000.000) langsung dijual ke pasar valas maka investor akan menerima kembali IDR dari pasar valas tersebut sebesar $1.000.000 x Rp9.500 = Rp9.500.000.000,3. Sehingga investor mempunyai keuntungan karena transaksi forward yang dilakukannya dengan SCB sebesar Rp9.500.000.000 – Rp9.371.880.000 = Rp128.120.000,4. Sebaliknya apabila dilihat dari sisi Bank Standard Chartered, maka pada saat tanggal valuta ia harus menyediakan dana USD sebesar $1.000.000 untuk diserahkan kepada investor. Untuk menyediakan dana tersebut diasumsikan SCB membelinya dari pasar valas pada tanggal valuta dengan harga pasar saat itu yaitu Rp9.500, sehingga untuk menyediakan dana USD tersebut SCB mengeluarkan IDR sebesar $1.000.000 x Rp9.500 = Rp9.500.000.000,5. Setelah dana $1.000.000 diserahkan kepada investor, maka SCB menerima IDR dari investor. Besarnya IDR yang diterima sesuai dengan kurs saat 9
perjanjian transaksi forward yang dilakukan yaitu Rp9.371,88 jadi besarnya IDR yang diterima adalah $1.000.000 x Rp9.371,88 = Rp9.371.880.000 6. Sehingga SCB mengalami kerugian karena transaksi forward yang dengan investor, besarnya kerugian dari SCB adalah Rp9.500.000.000 – Rp9.371.880.000 = Rp128.120.000,7. Karena cara penyelesaian transaksi yang digunakan adalah Cash Settlement maka yang dilakukan adalah SCB membayar kepada investor valuta rupiah (IDR) sebesar Rp128.120.000 sebagai pengakuan / realisasi kerugian oleh SCB dan sekaligus pengakuan / realisasi keuntungan investor. 8. Asumsi : Pembayaran dalam valuta rupiah (IDR) tidak dapat dilakukan karena adanya pembatasan. Untuk mengatasi pembatasan tersebut maka pembayaran SCB kepada investor dilakukan dengan valuta USD. Jumlah USD yang harus dibayar SCB kepada investor adalah sebesar Rp128.120.000 / Rp 9500 = USD 13.486,31 9. Jadi untuk menyelesaikan transaksi Non Deliverable Forward tersebut maka SCB cukup membayar kepada investor dengan valuta USD sebesar USD 13.486,31.
No 1
2
3
No 1
2
3
Tabel 4.2 Penyelesaian Transaksi USD/IDR Dilihat dari Sisi Investor Keterangan Investor Apabila penyelesaian dilakukan dengan USD 1.000.000 cara biasa (physical delivery). Rp9.371,88 Rp9.371.880.000 Apabila USD yang diterima langsung USD 1.000.000 dijual ke pasar valuta asing. Rp9.500 Rp9.500.000.000 Keuntungan yang diperoleh dari Rp9.500.000.000 transaksi NDF. Rp9.371.880.000 Rp128.120.000 Tabel 4.3 Penyelesaian Transaksi USD/IDR Dilihat dari Sisi Bank Keterangan Bank Apabila USD dibeli dari pasar valuta USD 1.000.000 asing. Rp9.500 Rp9.500.000.000 Menerima IDR dari investor sesuai USD 1.000.000 dengan kurs forward yang telah Rp9.371,88 disepakati. Rp9.371.880.000 Kerugian yang dialami dari transaksi Rp9.500.000.000 NDF. Rp9.371.880.000 Rp128.120.000
x = x = – =
x = x = – =
Penyelesaian transaksi dengan metode Cash Settlement adalah Bank Standard Chartered (SCB) harus membayar kepada investor valuta IDR sebesar 10
Rp128.120.000. Jika pembayaran dilakukan dalam bentuk valuta USD maka yang harus dibayar Bank kepada investor adalah Rp128.120.000 Rp 9.500 =USD13.486,31 Kasus 2 : (Penetapan kurs forward dalam kontrak USD/IDR dimana kurs pasar lebih rendah dari kurs forward yang disepakati dalam transaksi) Pada tanggal 15 Maret Investor melakukan transaksi Non Deliverable Forward dengan Bank Standard Chartered. Transaksinya adalah Investor membeli USD/IDR 1.000.000 dengan tanggal penyerahan valuta (value date) 1 bulan yang akan datang (Tanggal 15 April). Berapa kurs forward yang harus diberikan oleh SCB kepada Investor dengan penyelesaian transaksi menggunakan metode Cash Settlement? Ket : Bunga Rp 1 bulan : 15% Bunga $ 1 bulan : 5% Kurs Rp/$ Spot : Rp.9188/$ Jawab : Pada tanggal 15 April, pokok pinjaman rupiah dan bunga yang harus dibayar oleh investor adalah sebagai berikut : $1.000.000 x Rp9.188 = Rp9.188.000.000 Rp9.188.000.000 + (30/360 x 0.15 x Rp9.188.000.000) = Rp9.302.850.000 Pokok deposito $ dan bunga yang diterima investor adalah… $1.000.000 + (30/360 x 0.05 x $1.000.000) = $1.004.166,67 Rasio Rp9.302.850.000 terhadap $1.004.166,67 menghasilkan… Rp9.302.850.000 = Rp9.264,25 /$ $1.004.166,67 Jadi, kurs forward yang harus diberikan kepada investor yaitu sebesar Rp9.264,25 Diasumsikan : apabila pada saat tanggal valuta (tanggal penyerahan valuta) kurs pasar valuta asing USD/IDR 9.057 maka penyelesaian Non Deliverable Forward akan mengikuti prosedur berikut ini : 1. Apabila penyelesaian transaksi dilakukan dengan cara biasa (physical delivery) maka pada saat tanggal valuta investor akan menerima USD 1.000.000 dari Bank Standard Chartered hanya dengan membayar IDR sebesar $1.000.000 x 9.264,25 = Rp9.264.250.000 2. Apabila USD yang diterima tersebut (sebesar $1.000.000) langsung dijual ke pasar valas maka investor akan menerima kembali IDR dari pasar valas tersebut sebesar $1.000.000 x Rp9.057 = Rp9.057.000.000,3. Sehingga investor mempunyai kerugian karena transaksi forward yang dilakukannya dengan SCB sebesar Rp9.264.250.000 – Rp9.057.000.000 = Rp207.250.000,4. Sebaliknya apabila dilihat dari sisi Bank Standard Chartered, maka pada saat tanggal valuta ia harus menyediakan dana USD sebesar $1.000.000 untuk diserahkan kepada investor. Untuk menyediakan dana tersebut diasumsikan SCB membelinya dari pasar valas pada tanggal valuta dengan harga pasar saat itu yaitu Rp9.057, sehingga untuk 11
menyediakan dana USD tersebut SCB mengeluarkan IDR sebesar $1.000.000 x Rp9.057 = Rp9.057.000.000,5. Setelah dana $1.000.000 diserahkan kepada investor, maka SCB menerima IDR dari investor. Besarnya IDR yang diterima sesuai dengan kurs saat perjanjian transaksi forward yang dilakukan yaitu Rp9.264,25 jadi besarnya IDR yang diterima adalah $1.000.000 x Rp9.264,25 = Rp9.264.250.000,6. Sehingga SCB mengalami keuntungan karena transaksi forward yang dilakukannya dengan investor, besarnya keuntungan dari SCB adalah Rp9.264.250.000 – Rp9.057.000.000 = Rp207.250.000,7. Karena cara penyelesaian transaksi yang digunakan adalah Cash Settlement maka yang dilakukan adalah Investor membayar kepada Bank Standard Chartered (SCB) valuta rupiah (IDR) sebesar Rp207.250.000 sebagai pengakuan / realisasi kerugian oleh investor dan sekaligus pengakuan / realisasi keuntungan SCB. 8. Asumsi : Pembayaran dalam valuta rupiah (IDR) tidak dapat dilakukan karena adanya pembatasan. Untuk mengatasi pembatasan tersebut maka pembayaran investor kepada SCB dilakukan dengan valuta USD. Jumlah USD yang harus dibayar investor kepada SCB adalah sebesar Rp207.250.000 = USD 22.882,85. Rp9.057/$ 9. Jadi untuk menyelesaikan transaksi Non Deliverable Forward tersebut maka investor cukup membayar kepada SCB dengan valuta USD sebesar USD 22.882,85.
No 1
2
3
No 1
2
3
Tabel 4.4 Penyelesaian Transaksi USD/IDR Dilihat dari Sisi Investor Keterangan Investor Apabila penyelesaian dilakukan dengan USD 1.000.000 cara biasa (physical delivery). Rp9.264,25 Rp9.264.250.000 Apabila USD yang diterima langsung USD 1.000.000 dijual ke pasar valuta asing. Rp9.057 Rp9.057.000.000 Kerugian yang dialami dari transaksi Rp9.264.250.000 NDF. Rp9.057.000.000 Rp207.250.000 Tabel 4.5 Penyelesaian Transaksi USD/IDR Dilihat dari Sisi Bank Keterangan Bank Apabila USD dibeli dari pasar valuta USD 1.000.000 asing. Rp9.057 Rp9.057.000.000 Menerima IDR dari investor sesuai USD 1.000.000 dengan kurs forward yang telah Rp9.264,25 disepakati. Rp9.264.250.000 Keuntungan yang diperoleh dari Rp9.264.250.000 transaksi NDF. Rp9.057.000.000 Rp207.250.000
x = x = – =
x = x = – =
12
Penyelesaian transaksi dengan metode Cash Settlement adalah investor harus membayar kepada Bank Standard Chartered (SCB) valuta IDR sebesar Rp207.250.000. Jika pembayaran dilakukan dalam bentuk valuta USD maka yang harus dibayar investor kepada Bank adalah Rp207.250.000 = USD 22.882,85. Rp9.057
Kesimpulan dan Saran 5.1
Kesimpulan
Pada hakikatnya transaksi Non Deliverable Forward (NDF) sama dengan transaksi forward biasa yang membedakan hanya perhitungan laba / rugi. Untuk transaksi Non Deliverable Forward (NDF) yang dihitung adalah selisih dari harga kontrak forward dengan harga valuta asing sekarang. Karena adanya hambatan penyelesaian transaksi yang disebabkan adanya peraturan dari satu negara maka pembayarannya dilakukan dalam valuta pasangannya. Dalam hal kurs pasar saat tanggal valuta lebih tinggi dari kurs transaksi forward maka pembeli akan menerima dana dari penjual valas. Sedangkan hal kurs pasar saat tanggal valuta lebih rendah dari kurs transaksi forward maka penjual akan menerima dana dari pembeli valas. Dari bab pembahasan sebelumnya penulis menggunakan 4 (empat) kasus diantaranya kasus 1 dengan kontrak USD/IDR dengan kurs pasar lebih tinggi dari kurs forward dimana investor mendapatkan keuntungan sebesar Rp128.120.000 dan Bank Standard Chartered (SCB) mengalami kerugian sebesar Rp128.120.000, jika pembayaran dalam bentuk valuta USD maka Bank harus membayarkan keuntungan kepada investor sebesar USD 13.486,31. Dalam kasus 2 dengan kontrak USD/IDR dengan kurs pasar lebih rendah dari kurs forward dimana investor mengalami kerugian sebesar Rp207.250.000 dan SCB mendapatkan keuntungan sebesar Rp207.250.000, jika pembayaran dalam bentuk valuta USD maka investor harus membayarkan keuntungan kepada SCB sebesar USD 22.882,85.
5.2
Saran
Karena transaksi Non Deliverable Forward (NDF) termasuk transaksi derivatif dan sifatnya seperti ‘speculation’ dengan memanfaatkan harga kurs valas yang terjadi maka seorang investor sebaiknya memiliki kemampuan memprediksi harga kurs di masa yang akan datang yang didukung oleh data mengenai harga kurs di pasar valas apakah harga kurs valas tersebut mengalami kenaikan atau penurunan. Jadi transaksi Non Deliverable Forward bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk berinvestasi dalam bentuk valuta asing dengan memanfaatkan selisih dari harga kurs valas yang terjadi.
Daftar Pustaka 13
Adnan Husnan, 2001. Dasar – Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: YKPN. Dian Ediana Rae, 2008. Transaksi Derivatif dan Masalah Regulasi Ekonomi di Indonesia. Jakarta : PT Gramedia. Heli Charisma Berlianta, 2006. Mengenal Valas. Yogyakarta: UGM Press.
Hermansyah, 2005. Hukum Perbankan Nasional Indonesia Edisi 1, Cetakan 1. Jakarta: Kencana.
Jose Rizal Joesoef, 2008. Pasar Uang dan Pasar Valas. Jakarta: Salemba Empat.
Rahmad Hakim dan Rahmad Suryo, 2009. Panduan Menjadi Forex Trader. Jakarta: PT Ele Media Komputindo.
14