PERANCANGAN KAWASAN ROADSIDE STATION DI NAGARI KOTOBARU, KABUPATEN TANAH DATAR Abdul Hadi, Elfida Agus, Desy Aryanti Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Jl. Sumatra, Ulak Karang, Padang, 25133, Indonesia E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Kawasan Roadside Station di Nagari Kotobaru dirancang sebagai bentuk tanggapan dalam menciptakan lingkungan perjalanan yang aman, nyaman, unik, dan ruang hidup yang memamerkan individualitas daerah. Roadside Station merupakan bentuk penyelesaian permasalahan dalam mengatasi kemacetan sekaligus mempromosikan kebudayaan daerah baik berupa kerajinan daerah, makanan daerah, adat istiadat, apapun yang khas dan bermutu dari daerah tersebut. Pendekatan desain Roadside Station dengan menempatkan pengguna tujuan istirahat dan tujuan wisata sebagai pengguna utama serta memberikan fasilitas yang memadai dalam menunjang kelancaran perjalanan para pengguna. Komponen utama dari Roadside Station adalah rest area dan lokalitas daerah yang menjadi daya tarik sehingga mendorong masyarakat untuk datang dan istirahat sekaligus melestarikan ciri khas dari daerah yang dilaluinya. Kata Kunci: Roadside Station, michi no-eki, rest area, lokalitas daerah
THE DESIGN OF ROADSIDE STATION AREA IN NAGARI KOTOBARU, KABUPATEN TANAH DATAR Abdul Hadi, Elfida Agus, Desy Aryanti Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Jl. Sumatra, Ulak Karang, Padang, 25133, Indonesia E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstract The roadside station in nagari kotobaru designed as the response to create safe , comfortable road traffic environment, unique, lively spaces that showcased the individuality of a region. Roadside Station solves congestion problems while promoting regional culture, such as regional crafts, regional foods, tradition, distinctive and quality of the area. The roadside station design approach is to facilitate users who want to rest and who want to travel in support of good traffic. A major component of roadside station is rest area and regional culture that became the attraction that encouraged the community to come and rest at once preserve characteristic of regions in its path. Key Words: Roadside Station, michi no-eki, rest area, lokalitas daerah
PENDAHULUAN Indonesia adalah negara terluas, jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya dan berada pada peringkat ke-2 di Asia. Banyaknya pulau-pulau yang ada di Indonesia, menjadikan negara ini sebagai negara yang memiliki masyarakat majemuk yang tercermin dari semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Masyarakat majemuk berarti masyarakat yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, budaya, agama, ras, dan bahasa. Kemajemukan ini merupakan indentitas negara yang harus tetap dijaga dan dilestarikan agar terus dapat diturunkan ke generasi berikutnya. Sebagai bentuk dalam melestarikan budaya, dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah-satunya adalah dengan mengkombinasikan ide untuk mengantisipasi dan melestarikan budaya tersebut yang dikembangkan sebagai tujuan wisata ke dalam ruang yang disebut sebagai tempat istirahat ketika lelah dalam berkendaraan. Fasilitas yang dibutuhkan tersebut dikenal sebagai Roadside Station. Tidak hanya sebatas tempat untuk istirahat atau rest area, Roadside Station juga dimaksudkan sebagai tempat untuk mempromosikan individualitas daerah. Di negara asal berdirinya Roadside Station yaitu di Jepang, fasilitas tersebut sudah lebih dikenal sebagai lokasi pilihan untuk berwisata. Lebih dari sekitar 1000 Roadside Station berdiri di Jepang dengan karakteristik individualitas daerah yang beragam. Mulai dari seni budaya yang diperlihatkan melalui pentas seni, pasar tradisional yang menyediakan sayur, buah, daging khas daerah yang disajikan lansung dari daerah tersebut, hingga kerajinan tangan dan sejarah daerah yang ditampilkan melalui museum dan masih banyak lagi. Roadside Station pada umumnya bisa diterapkan pada daerah manapun. Jika di Propinsi Sumatera Barat maka daerah yang dapat difungsikan sebagai tujuan Roadside Station ini adalah Kotobaru. Daerah tersebut merupakan salah satu kawasan yang ideal untuk dibangunnya fasilitas ini. Berada pada jalur Antar Sumatera, dan khususnya merupakan daerah pertemuan dari Kota Padang ke Kota Bukittinggi atau sebaliknya. Hingga dengan keuntungan tersebut akan mendatangkan keuntungan yang besar bagi perkembangan dan popularitas daerah Kotobaru. Rumusan masalah yang menjadi acuan pada perencanaan ini yaitu :
a. Bagaimana mengembangkan Roadside Station dengan layanan sarana dan prasarana yang aman, nyaman dan mudah diakses? b. Bagaimana mengatasi sirkulasi ruang luar untuk aksesibilitas transportasi dan sirkulasi ruang dalam bagi pengguna dalam melakukan aktifitas? c. Bagaimana menciptakan Roadside Station yang mampu menampung berbagai kegiatan sehingga terintegrasi dengan baik dan benar? d. Bagaimana menentukan bentuk atau penampilan bangunan yang dapat mencerminkan lokalitas daerah hingga menjadi daya tarik? METODE PENELITIAN Metode pembahasan dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu menguraikan dan menjelaskan data kualitatif, kemudian dianalisa untuk memperoleh suatu kesimpulan. Pengumpulan data diperoleh dengan cara : a. Survey Site Melakukan survey terhadap site yang dipilih, baik secara fisik maupun nonfisik. b. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dan observasi lapangan. c. Studi Literatur Melakukan studi literatur dan studi pustaka mengenai citywalk serta pendekatan arsitektural yang dipakai. d. Studi Banding Melakukan studi tentang kawasan dengan fungsi dan tema yang sama yang sudah ada sebelumnya di luar Kota Padang. e. Analisis Data Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa. Kesimpulan dari hasil analisa dan studi literatur serta studi banding kemudian akan menghasilkan sebuah pendekatan konsep berdasarkan data, permasalahan, potensi dan studi yang telah dianalisa. f. Hasil Pendekatan konsep yang didapat dari analisis data kemudian diolah hingga menghasilkan konsep perencanaan dan perancangan dengan menerapkan ilmu- ilmu arsitektur. Dari konsep kemudian akan dihasilkan gambar prarencana. 1
HASIL DAN PEMBAHASAN Data dan Analisa Tapak 1. Lokasi Tapak Kawasan Roadside Station berada di Nagari Kotobaru, Kabupaten Tanah Datar memiliki luas ±4Ha. Kabupaten Tanah Datar merupakan daerah agraris, lebih dari 70% penduduknya bekerja pada sector pertanian, baik pertanian pangan, perkebunan, perikanan, maupun peternakan. Secara geografis wilayah Kabupaten Tanah Datar terletak di tengahtengah Provinsi Sumatera Barat, yaitu pada 00º17" LS - 00º39" LS dan 100º19" BT – 100º51" BT.
4. Timur : Lahan Hijau 2. Potensi dan Permasalahan Site Kawasan permindo memiliki beberapa potensi yang dapat meningkatkan kualitas kawasan diantaranya : 1. Site berada pada jalur lintas Sumatera, mengakibatkan jalan ini selalu dilewati banyak kendaraan. 2. Akses menuju site mudah dicapai dengan kondisi jalan yang memadai. 3. View site didukung oleh keindahan Gunung Merapi dan Gunung Singgalang. 4. Kawasan berada pada titik pertemuan Kota Bukittingi dengan Kota Padang. Selain beberapa potensi yang ada, kawasan Roadside Station juga memiliki beberapa permasalahan yang dapat mengganggu aktivitas di sekitar kawasan seperti : a. Penerangan sekitar site masi kurang. b.
Gambar 1 : Peta Administrasi Kab. Tanah Datar Sumber : http://peta-kota.blogspot.com
SITE
Gambar 2 : Peta Lokasi Site Sumber: https://www.bing.com/mapspreview
a. Lokasi : Jl. Sutan Syahrir, Kabupaten Tanah Datar, Kec. X Koto, Nagari Kotobaru b. Luas Site : ±4Ha c. Fungsi : Retail Center d. KLB : 3.5 e. KDB : 60/40 f. Lahan : Batasan Site 1. Utara : Lahan Hijau 2. Selatan : Jalan Lintas Sumatera 3. Barat : Pemukiman Warga
Tingkat kemacetan hari tertentu.
tinggi pada hari-
c. Tidak tersedia lahan parkir yang memadai, sehingga banyak kendaraan yang parkir sembarangan.d. Area pedestrian dijadikan sebagai tempat berjualan. d. Penempatan bangunan atau retail yang tidak sesuai dengan garis sempadan. e. Sering terjadi cross antara pejalan kaki dan kendaraan bermotor karena kondisi masing-masing jalur yang tidak memadai. Konsep 1. Konsep Tapak a. Filosofi Konsep tapak menggunakan tiga unsur penting yang ada pada Roadside Station yaitu; refresh, community, information.
community
information
refresh
Gambar 3 : Peta Lokasi Site Sumber:Analisa Pribadi 2016
2
d. Lansekap
Tapak dibagi kedalam tiga zoning tersebut hingga menghasilkan hubungan antar gedung yang saling terkoneksi.
Site memiliki total ruang terbuka yang luas bagi pengguna, area tersebut sebagian besar difungsikan sebagai taman.
community
information
refresh
Gambar 7 : Lansekap Sumber:Analisa Pribadi 2016
Gambar 4 : Orientasi Bangunan Sumber:Analisa Pribadi 2016
b.
e. Tata Parkir
Orientasi Bangunan
Tata parker menggunakan pola linear, guna mendapatkan jumlah parker kendaraan yang banyak.
Orientasi bangunan berdasarkan analisa tapak terhadap jalan utama, fasad bangunan dapat dilihat secara keseluruhan saat memasuki kawasan. Hal ini mempermudah pengguna untuk mengakses tujuan mereka.
Kendaraan Roda empat Kendaraan Roda dua
Kendaraan Roda empat Bus
Gambar 8 : Tata Parkir Sumber:Analisa Pribadi 2016 2. Gambar 5 : Orientasi Bangunan Sumber:Analisa Pribadi 2016
c.
Sirkulasi Sirkulasi dibagi kepada dua bagian, pejalan kaki dan kendaraan. Sirkulasi menggunakan pola lansung, memperjelas dan mempertegas pencapaian menuju bangunan.
Konsep Bentuk Konsep dasar perancangan kawasan Roadside Station ini adalah menjadikan Kotobaru sebagai tujuan istirahat atau tujuan wisata bagi masyarakat, pengguna jalan dalam menikmati perjalanan mereka melalui fasilitas yang disediakan. Selain itu konsep perancangan juga mengacu kepada aksesibilitas bagi kaum disabilitas. Kawasan menghadirkan tiga poin utama sebagai acuan dalam zoning kawasan yaitu, refresh, community, information. Filosofi bentuk simetris dan berorientasi ke arah jalan utama dipakai sebagai acuan utama orientasi bangunan terhadap kawasan.
Gambar 6 : Sirkulasi Sumber:Analisa Pribadi 2016
3
Gambar 9 : Filsofi Bentuk Sumber : Analisa Pribadi,2016
Bentuk masa ini dipilih berdasarkan konsep Gunung Merapi dan Gunung Singgalang yang membentang antara kawasan. Seluruh bangunan yang berada pada kawasan memiliki konsep bentuk simetris, mulai dari bangunan utama hingga bangunan penunjang, ini menjadikan bentuk tersebut sebagai ciri khas kawasan. .
4
Pada gambar site plan yang direncanakan terlihat pembagian jalur sirkulasi manusia dan kendaraan.
Gambar 10 : Site Plan Sumber : Analisa Pribadi,2016
5
IF INTERIOR STAND TERBUKA
Gambar 11 : Blok Plan Sumber : Analisa Pribadi,2016
6
PERSPEKTIF OUTDOOR DINING ARE
PERSPEKTIF EKSTERIOR RETAIL CENTE
Gambar 12 : Perspektif Site Plan Sumber : Analisa Pribadi,2016
Gambar 13 : Perspektif FootSpa Sumber : Analisa Pribadi,2016
Gambar 14 : Perspektif Restoran Sumber : Analisa Pribadi,2016
Gambar 15 : Perspektif Mesjid Sumber : Analisa Pribadi,2016
Gambar 16 : Perspektif Retail Sumber : Analisa Pribadi,2016
7
Gambar 17 : Perspektif G. Pengelola Sumber : Analisa Pribadi,2016
Gambar 18 : Perspektif Cottage Sumber : Analisa Pribadi,2016
Gambar 17 : Perspektif G. Serbaguna Sumber : Analisa Pribadi,2016
8
TOKESIMPULAN
Setelah melakukan sejumlah evaluasi dari konsep hingga hasil desain yang dikaitkan dengan skripsi dan gambar pra rencana, maka dapat disimpulkan bahwa: a. Kawasan Roadside Station dirancang menggunakan tiga poin utama yaitu; Refresh, Community, Information. b. Kawasan dibagi menjadi tiga zona sesuai dengan konsep utama. c. Pengguna fasilitas dibagi kepada dua tujuan yaitu tujuan rest area dan tujuan wisata. d. Konsep bentuk bangunan menggunakan prinsip desain simetris. e. Kawasan Roadside Station dapat diakses oleh semua umur. f. Kawasan mengakomodasi berbagai bentuk budaya atau lokalitas daerah seperti, makanan khas, kerajinan khas, pentas seni, pasar tradisional.
REFERENSI D.K. Ching, Francis, (1996). Architecture Form, Space, and Order. Neufert, Ernst., (1996). Data Arsitek, Jilid 1. Jakarta: Erlangga Neufert, Ernst., (1999). Data Arsitek, Jilid 2. Jakarta: Erlangga Neufert, Ernst.,(2002). Data Arsitek, Jilid 2. Jakarta: Erlangga PKL di Jalan Permindo Ditertibkan. suarakampus.com. Diakses pada 09 September 2015 T. White, Edward, (1994). Site Analysis Jakarta: Intermatra http://web-japan.org/trends/ 11_ culture /pop131111.html Diakses pada 10 September 2016 http://en.wikipedia.org/wiki/roadside _station Diakses pada 10 September 2016 http://towada-city.blogspot.co.id/2015/ 05/ inakadate-rice-field-art.html Diakses pada 12 September 2016 http://www.prospera-arch.com/2015 /11/ rest-area-multifungsi-dengan-konseplocal-wisdom-km-23-klaten.html Diakses pada 12 September 2016 http://dokumen.tips/documents/lokalitasdalam-arsitektur.html Diakses pada 13 September 2016 http://www.junctionzero.com/websites/ilu marta/berita/07_memaknailokalitas.htm Diakses pada 13 September 2016 http://www.kkr.mlit.go.jp/road/english/mic hieki.html Diakses pada 13 September 2016 http://www.academia.edu/5839695/KERA GAMAN_BUDAYA Diakses pada 10 September 2016 www.archdaily.com, 2016 www.pinterest.com, 2016