ANALISIS PENGARUH MOTIVASI, KEMAMPUAN MANAJERIAL, KOMPETENSI, DAN LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA USAHA PEDAGANG KAKI LIMA DI BEKASI
Wisda Apriana
[email protected] Komsi Koranti http://staffsite.gunadarma.ac.id/komsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
ABSTRACT
This study aims: To (1) analyze the effect of Motivation, Managerial Capabilities, Competencies, and Environmental simultaneously on the business performance of street vendors in Calcutta. (2) analyze the influence of motivation, ability Managerial Competence and Environment partially on the business performance of street vendors in Calcutta. Sampling study using purposive sampling technique. Methods of data collection using a subjective questionnaire distributed to 100 respondents and conduct interviews to street vendors in Calcutta. The analysis tool used is the Multiple Linear Regression Analysis, with instruction in Software SPSS 17. The results showed that (1) Motivation, Managerial Capability, Competence and Environmental simultaneously significantly affect the Performance of Merchant Street Markets in Calcutta with a significance value of 0000. (2) partially Environment has a significant effect on Business Performance Merchant Street Markets in Calcutta because of the significant value of <0.05. Motivation variable magnitude determination, Managerial Capabilities and Competencies for Business Performance, respectively 0017, 0032, 0069 with a significance value> 0.05 results showed that the effect is relatively small but not significant effect on Business Performance Merchant Street Markets in Bekasi. This means that the environment has an important role on the performance of the business of street vendors in Calcutta, as it is the whole of the conditions and processes that affect business activities.
Keywords: motivation, managerial skills, competencies, environment, business performance
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan: Untuk (1) menganalisis pengaruh Motivasi, Kemampuan Manajerial, Kompetensi, dan Lingkungan secara simultan terhadap Kinerja usaha pedagang kaki lima di Bekasi. (2) menganalisis pengaruh Motivasi, Kemampuan Manajerial, Kompetensi, dan Lingkungan secara parsial terhadap Kinerja usaha pedagang kaki lima di Bekasi. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik Purposive Sampling. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang disebar secara subjektif kepada 100 responden dan melakukan wawancara kepada pedagang kaki lima di Bekasi. Alat analisis yang digunakan adalah metode Analisis Regresi Linier Berganda, dengan menggunaka Software SPSS 17. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Motivasi, Kemampuan Manajerial, Kompetensi dan Lingkungan secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Usaha Pedagang Kaki Lima di Bekasi dengan nilai signifikansi 0.000. (2) Lingkungan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Usaha Pedagang Kaki Lima di Bekasi karena nilai signifikansi < 0.05. Besarnya determinasi variabel Motivasi, Kemampuan Manajerial dan Kompetensi terhadap Kinerja Usaha masing –masing adalah 0.017, 0.032, 0.069 dengan nilai signifikansi > 0.05 hasil ini menunjukan pengaruh yang relatif kecil tetapi pengaruh tersebut tidak signifikan terhadap Kinerja Usaha Pedagang Kaki Lima di Bekasi. Hal ini berarti lingkungan mempunyai peran penting terhadap kinerja usaha pedagang kaki lima di Bekasi, karena merupakan keseluruhan dari kondisi dan proses yang berpengaruh terhadap kegiatan usaha. Kata Kunci : motivasi, kemampuan manajerial, kompetensi, lingkungan, kinerja usaha PENDAHULUAN Semenjak terjadi krisis moneter pada tahun 1998 yang melanda Indonesia, tentu saja membawa dampak pada pereokonomian yang dialami oleh bangsa Indonesia, sebagai gambaran semakin mahalnya harga kebutuhan pokok yang dirasakan masyarakat, banyaknya masyarakat yang kehilangan lapangan pekerjaannya karena menurunnya produktivitas perusahaan, sedangkan kebutuhan yang mereka rasakan semakin mencekik memaksa mereka untuk memutar otak agar dapat mempertahankan hidupnya. Kondisi tersebut mengakibatkan adanya suatu perubahan pada peningkatan angkatan pekerja yang bekerja pada sektor formal ke informal. Diketahui bahwa pada Agustus 2009 sekitar 32,14 juta orang (30,65 persen) bekerja pada kegiatan formal dan 67,86 (69,35 persen) bekerja pada kegiatan informal. Pada Agustus 2010 diketahui sekitar 35,8 juta orang (33.06 persen) bekerja pada kegiatan formal dan 72,4 juta orang (66,94 persen) bekerja pada kegiatan informal. Pada Agustus 2011 diketahui sekitar 41,5 juta orang (37,83 persen) bekerja pada kegiatan formal dan 68,2 juta orang (62,17 persen) bekerja pada kegiatan informal. Dan pada Februari 2012 sekitar 42,1 juta orang (37,29 persen) bekerja pada kegiatan formal dan 70,7 juta orang (62,71 persen) bekerja pada kegiatan informal. Dapat disimpulkan bahwa ada kenaikan angkatan kerja pada sektor informal pada Februari 2012 sebesar 2,5 juta atau dari 62.17 persen menjadi 62,71 persen (BPS : 2012). Dalam hal ini peran sektor informal memiliki peran yang besar di negara – negara sedang berkembang (NSB) termasuk Indonesia. Sektor Informal adalah sektor yang tidak terorganisasi (unorganized), tidak diatur (unregulated), dan kebanyakan legal tetapi tidak terdaftar (unregistered). Di NSB, sekitar 30 -70 persen populasi tenaga kerja diperkotaan bekerja disektor informal (Todaro & Smith, 2003), (dalam Tri Widodo, 2010).
Sebagai salah satu contoh dari angkatan pekerja pada sektor informal adalah pedagang kaki lima atau biasa dikenal dengan nama PKL. Jenis pekerjaan tersebut penting dan relatif luas dalam sektor informal (Bromley, 1991). Menurut pandangan Bromley, (dalam Mulyanto, 2007) pekerja Pedagang Kaki Lima merupakan jawaban terakhir yang berhadapan dengan proses urbanisasi yang berangkai dengan migrasi desa ke kota yang besar, pertumbuhan penduduk yang pesat, pertumbuhan kesempatan kerja yang lambat disektor industri dan penyerapan teknologi yang padat modal, serta keberadaan tenaga kerja yang berlebihan. Pedagang Kaki Lima merupakan salah satu jenis usaha yang mempunyai keunggulan tersendiri salah satunya dalam hal ini pemilik merangkap sebagai manajer Perusahaan yang bekerja sendiri dan memiliki gaya manajemen sendiri (merangkap semua fungsi manajerial seperti perencanaan, pengorganisasian pengawasan, penilaian). Pedagang Kaki Lima juga dalam pengelolaannya mungkin tidak memiliki kemampuan manajerial yang handal tetapi mungkin hanya berdasarkan pengalaman saja. Namun dalam menjalankan suatu usaha kecil pasti kita berkeinginan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal (profit), melalui pencapaian kinerja atau keberhasilan mencapai tujuan dan hasil yang dapat dirasakan oleh para pedagang kaki lima. Kinerja dalam menjalankan fungsinnya tidak berdiri sendiri, tetapi hubungannya dengan kepuasan kerja dan tingkat imbalan, dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan dan sifat – sifat individu. Oleh karena itu, menurut model partner – lawyer (Donnely, Gibson and Ivancevich : 1994), kinerja individu pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor – faktor (a) harapan mengenai imbalan, (b) dorongan, (c) kemampuan, kebutuhan dan sifat, (d) persepsi terhadap tugas, (e) imbalan internal dan eksternal, (f) persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja. Dengan demikian pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu : (1) lingkungan, (2) kemampuan, dan (3) keinginan, yang dikutip dari Ardiana (2010). Berdasarkan hal di atas, maka penelitian ini difokuskan pada analisis pengaruh motivasi, kemampuan manajerial, kompetensi dan lingkungan terhadap kinerja usaha pedagang kaki lima di bekasi. Dengan demikian rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh motivasi, kemampuan manajerial, kompetensi dan lingkungan secara simultan dan parsial terhadap kinerja usaha pedagang kaki lima di Bekasi?. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh motivasi, kemampuan manajerial, kompetensi dan lingkungan secara simultan dan parsial terhadap kinerja usaha pedagang kaki lima di Bekasi.
TINJAUAN PUSTAKA Pedagang Kaki Lima Menurut (Buchari alma,2011) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan pedagang kaki lima ialah orang (pedagang - pedagang) golongan ekonomi lemah, yang berjualan barang kebutuhan sehari - hari, makanan atau jasa dengan modal yang relatif kecil, modal sendiri atau modal orang lain, baik berjualan di tempat terlarang ataupun tidak. Istilah kaki lima diambil dari tempat di tepi jalan yang lebarnya lima kaki (5 feet). Tempat ini umumnya terletak ditrotoar, depan toko dan tepi jalan. Ciri – ciri Pedagang Kaki Lima (a)Kegiatan usaha, tidak terorganisir secara baik.(b) Tidak memiliki surat izin usaha.(c)Tidak teratur dalam kegiatan usaha, baik ditinjau dari tempat usaha maupun jam kerja.(d)Bergerombol di trotoar, atau tepi - tepi jalan protokol, di pusat - pusat di mana banyak
orang ramai. (e)Menjajakan barang dagangannya sambil beteriak, kadang - kadang berlari mendekati konsumen, (Buchari Alma,2011). Motivasi Motivasi merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinnya, sehingga terdapat perbedaan dalam kekuatan motivasi yang ditunjukan oleh seseorang dalam menghadapi situasi tertentu dibandingkan dengan orang lain yang menghadapi situasi yang sama (Siagian,1997:137 (dalam Mulyanto,2007)). Kemampuan Manajerial Kemampuan manajerial adalah kemampuan untuk mengelola usaha seperti perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengawasan dan penialaian (Siagian, 1997 (dalam Mulyanto 2007)). Adapun fungsi manajemen yang digunakan para PKL, sebagai berikut: (a)Perencanaan,(b)Pengambilankeputusan,(c)Penganggaran,(d)Pengorganisasian,(e) pengkoordinasian, (f)Pengawasan. Kompetensi Kompetensi atau kemampuan didefinisikan oleh Mitrani (1995) ,(dalam I.D.K.R. Ardiana, I.A. Brahmayanti, Subaedi, 2010) adalah sebagai dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan atau pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil (and underlying charactheristic: of an individual which causally related to effective or superior performance in job), ketidaksamaan dalam kompetensi - kompetensi inilah yang membedakan seseorang pelaku unggul dari perilaku yang berprestasi rata - rata. Untuk mencapau kinerja sekedar cukup atau rata - rata, diperlukan kompetensi batas (threshold competemcies) atau kompetensi essensial. Lingkungan Lingkungan bisnis adalah segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas dalam suatu lembaga organisasi atau perusahaan (Nedi Nugroho, 2011). Dalam kerangka manajemen modern, organisasi dipandang sebagai sebuah sistem terbukaebuah organisasi dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan di mana organisasi berada. Kinerja Usaha Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi tersebut bersifat profit oriented atau non oriented yang dihasilkan selama satu periode waktu. Secara lebih tegas Armstrong dan Baron mengatakan kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi ekonomi (Armstrong dan Baron, 1998) Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Ardiana (2010) mengungkapkan, bahwa kinerja individu pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor : (1) Harapan mengenai imbalan; (2) Dorongan; (3) Kemampuan, kebutuhan dan sifat; (4) Persepsi terhadap tugas; (5) Imbalan internal dan eksternal; dan (6) Persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja.Dengan demikian, kinerja pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu: (1) kemampuan, (2) keinginan dan (3) lingkungan. METODOLOGI PENELITIAN Data Peneltian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner sebanyak 100 responden kepada pedagang kaki lima di Bekasi
Variabel Operasional Variabel operasional dalam penelitian ini terdiri dari 1 variabel dependen (Y) yaitu kinerja usaha dan 4 variabel independen (X) yaitu motivasi, kemampuan manajerial, kompetensi dan ligkungan. Berikut indikator dari masing – masing variabel yang dapat dilihat pada tabel 1.1 Tabel 1 Variabel Operasional Variabel
Definisi Operasional
Motivasi
Aktivitas perilaku yang bekerja dalam usaha memenuhi kebutuhan - kebutuhan yang diinginkan. Motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan seseorang dalam mengejar suatu tujuan, motivasi erat dengan kepuasan dan perfomansi pekerjaan
a) Kebutuhan akan berprestasi b) Bekerja keras c) Meningkatkan kesenangan pribadi. d) Percaya diri.
Kemampuan untuk mengelola usaha seperti perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengawasan, dan penilaian.
a) Perencanaan b) Pengorganisasia n. c) Pengawasan d) Penilaian (evaluasi)
(X1)
Kemampuan Manajerial (X2)
Lingkungan (X4)
Kinerja (Y)
Segala sesuatu yang mempengaruhi aktivitas bisnis dalam suatu lembaga organisasi atau perusahaan.
Hasil kerja yang dapat dicapai oleh sesorang atau kelompok orang dalam oraganisasi dan merupakan sarana penentu dalam suatu proses untuk mencapai tujuan .
Metode Pengumpulan Data
Indikator
a) Pelanggan b) Lokasi c) Pemasok
a) Hasil penjualan b) Keuntungan
Sumber
Farhah Farhatul Ula (2011).
Aditya Fitri Siregar (2009)
R.M. Moch. Wispandono (2010)
Lestari (Kuisioner Pengaruh Orientasi Wirausaha Terhadap Kinerja UMKM Eksportir Kerajinan Keramik di Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat).
Pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah dengan cara wawancara dan kuesioner, yaitu dengan penyebaran kuesioner kepada responden guna memperoleh informasi yang akurat Hipotesis H1 = Motivasi, Kemampuan Manajerial, Kompetensi dan Lingkungan secara simultan berpengaruh terhadap kinerja usaha H2 = Motivasi, Kemampuan Manajerial, Kompetensi dan Lingkungan secara parsial berpengaruh terhadap kinerja usaha Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.Penulis menggunakan alat analisis ini untuk mengetahui hubungan linier yang terjadi antara variabel independen dengan variabel dependen.Teknik analisis dengan regresi linier berganda harus di uji validitas dan reliabilitas datanya, harus melakukan uji normalitas (untuk mengetahui data tersebut normal atau tidak).Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan program SPSS. Persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai berikut : Y=a+
Dimana : Y = Variabel dependen (Kinerja Usaha) X = Variabel independen : Motivasi ( Lingkungan (X4) a = Konstanta , , = Koefisien regresi
+
+
), Kemampuan Manajerial (
), Kompetensi(
),
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah pedagang kaki lima di Bekasi yang berjumlah 100 responden. Setelah diidentifikasi ternyata memiliki karakteristik yang dapat dilihat tabel 2 di bawah ini:
Jenis Kelamin Laki – laki Perempuan Total
Tabel 2 Jenis Kelamin Responden Frekuensi Persentase 62 62% 38 38% 100 100%
Berdasarka tabel 2 di atas diperoleh informasi yang dilihat dari identitas responden berdasarkan jenis kelamin, menunjukan bahwa diagram jenis kelamin responden dari 100 pedagang kaki lima didapat 62 orang dengan persentase 62% diduduki responden dengan jenis kelamin laki – laki dan sebanyak 38 orang dengan persentase 38% diduduki responden dengan jenis kelamin perempuan. Jika dilihat dari karakteristik usia usaha , mayoritas usia usaha dalam penelitian ini diduduki usia usaha< 5 tahun.seperti terlihat pada tabel 3 di bawah ini: Tabel 3 Usia Usaha Usia Usaha < 5 tahun 5- 10 tahun >10 tahun Total
Frekuensi 39 27 34 100
Persentase 39% 27% 34% 100%
Berdasarkan tabel 3 diperoleh informasi yang dilihat dari identitas responden berdasarkan Usia Usaha yang hasilnya menunjukan responden yang terbesar diduduki dari usia usaha < 5 tahun sebanyak 39 orang dengan persentase 39%. Selanjutnya diduduki responden dari usia usaha > 10 tahun sebanyak 34 orang denga persentase 34%. Dan yang terakhir diduduki responden dari usia usaha 5 – 10 tahun sebanyak 27 orang dengan persentase 27%. Jika dari karakteristik daerah usaha, dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini :
Daerah Usaha Bekasi Barat Bekasi Selatan Bekasi Timur Bekasi Utara Total
Tabel 4 Daerah Usaha Frekuensi 41 39 10 10 100
Persentase 41% 39% 10% 10% 100%
Berdasarkan tabel 4 di atas diperoleh informasi yang dilihat dari identitas responden berdasarkan daerah usaha yang hasilnya menunjukan bahwa responden terbesar diduduki responden yang berasal dari daerah Bekasi Barat sebanyak 41 orang dengan persentase 41%. Selanjutnya diduduki responden yang berasal dari daerah Bekasi Selatan sebanyak 39 orang dengan persentase 39%. Dan kemudian diduduki responden yang berasal dari daerah Bekasi Timur dan Utara sebanyak masing - masing 10 orang dengan persentase 10%. Jika dilihat dar karakteristik pendidikan terakhir, dapat dilihat tabel 5 dibawah ini: Tabel 5 Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir SD SMP SMA
Frekuensi 40 31 25
Persentase 40% 31% 30%
Sarjana Lainnya Total
3 1 100
3% 1% 100%
Berdasarkan tabel 5 di atas diperoleh informasi yang dilihat dari identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir, yang menunjukan bahwa responden yang terbesar diduduki responden yang berpendidikan SD sebanyak 40 orang dengan persentase 40 %, selanjutnya yang kedua diduduki responden yang berpendidikan SMP sebanyak 31 orang dengan persentase 31%, kemudian yang ketiga diduduki responden yang berpendidikan SMA sebanyak 25 orang dengan persentase 25%, keempat diduduki responden yang berpendidikan sarjana sebanyak 3 orang dengan persentase 3%, dan yang terakhir diduduki responden yang berpendidikan lainnya sebanyak 1 orang dengan persentase 1%. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa tepat alat ukur mampu melakukan fungsi. Alat ukur yang dapat digunakan dalam pengujian validitas suatu kuesioner adalah angka hasil korelasi antar skor pernyataan dan skor keseluruhan pernyataan responden terhadap informasi dalam kuesioner, dimana suatu indikator dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel . Dalam uji validitas ini diberikan kepada 30 responden di luar sampel penelitian, namun masih dalam populasi dengan α = 0.05, maka diperoleh r tabel = 0.361 . perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS 17 for Windows. Hasil nilai korelasi (r) seperti terlihat pada tabel 6.
Variabel
Motivasi (X1)
Kemampuan Manajerial (X2) Kompetensi (X3)
Lingkungan (X4)
Kinerja
Item M1 M2 M3 M4 M5 M6 K1 K2 K3 KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 L1 L2 L3 L4 L5 KU1
Tabel 6 Hasil Uji Validitas Nilai Nilai r Tabel Kesimpulan Kolerasi (r) (N = 30, α = 0.05) 0.602 0.361 Valid 0.841 0.361 Valid 0.793 0.361 Valid 0.660 0.361 Valid 0.768 0.361 Valid 0.702 0.361 Valid 0.657 0.361 Valid 0.670 0.361 Valid 0.828 0.361 Valid 0.747 0.361 Valid 0.755 0.361 Valid 0.632 0.361 Valid 0.653 0.361 Valid 0.541 0.361 Valid 0.571 0.361 Valid 0.664 0.361 Valid 0.690 0.361 Valid 0.890 0.361 Valid 0.645 0.361 Valid 0.935 0.361 Valid
Usaha(Y)
KU2
0.877
0.361
Valid
Berdasarkan hasil perhitungan kolerasi product moment pada setiap item pertanyaan di atas menunjukan bahwa r hitung > r tabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini valid (Duwi Priyatno, 2008) . Hal ini berarti pertanyaan pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner dapat digunakan dalam pengambilan data. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau kontruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS, yang akan memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistic alpha (α) untuk suatu kontruk atau variabel dikatakan reliabel apabila Cronbach Alpha > 0.06 (Ghozali, 2006). Hasil ini seperti terlihat pada tabel 7 Tabel 7
No
1 2. 3. 4. 5.
Hasil Uji Reliabiltas Instrumen Cronbac Minimal h’s Cronbach’s Alpha Alpha yang disyaratkan Motivasi 0.821 0.06 KemampuanManajerial 0.667 0.06 Kompetensi 0.683 0.06 Lingkungan 0.736 0.06 Kinerja Usaha 0.766 0.06 Variabel
Kesimpulan
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas tersebut menunjukan bahwa nilai Cronbach Alpha > 0.06 pada masing – masing variabel . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kuesioner tersebut memiliki konsistensi dan kehandalan yang baik, dan kuesioner ini dapat dinyatakan reliabel. Koefisien determinasi 1. Determinasi secara Simultan Berdasarkan uji koefisien determinasi di atas diketahui besarnya R Square yaitu sebesar 0,224 atau 22.4%. Hal ini menunjukan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (Motivasi, Kemampuan Manajerial, Kompetensi dan Lingkungan) terhadap variabel dependen (Kinerja Usaha) sebesar 22.4 % sedangkan sisanya 77.6% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dan dijelaskan ke dalam penelitian ini.
2. Deteminasi secara parsial Berdasarkan hasil uji determinasi di atas diketahui besarnya R Square(1) Motivasi yaitu sebesar 0,017 atau 1,7%. Hal ini menunjukan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel Motivasi terhadap Kinerja Usaha sebesar 1,7 %. (2) Kemampuan Manajerial sebesar 0,032 atau 3.2%. Hal ini menunjukan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel Kemampuan Manajerial terhadap Kinerja Usaha sebesar 3.2 %.(3) Kompetensi sebesar 0,069 atau 6.9%. Hal ini menunjukan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel Kompetensi terhadap Kinerja Usaha sebesar 6.9 %.(4) Lingkungan sebesar 0,221 atau 22.1%. Hal ini menunjukan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel Lingkungan terhadap Kinerja Usaha sebesar 22.1 % Uji Model (Goodness Of Fit) Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh Motivasi (X1), Kemampuan Manajerial (X2), Kompetensi (X3), dan Lingkungan (X4) terhadap Kinerja Usaha (Y). Berdasarkan perhitungan SPSS for Windows 17 diperoleh hasil regresi seperti yang terlihat pada tabel 8. Tabel 8 Analisis Berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
B
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
3.223
1.145
2.816 .006
X1(Motivasi)
.001
.033
.004 .042 .967
.925 1.081
X2(K.Manajerial)
.021
.038
.054 .560 .577
.875 1.142
X3 (Kompetensi)
.011
.051
.023 .218 .828
.710 1.409
X4 (Lingkungan)
.205
.050
.443 4.105 .000
.702 1.424
Sumber : Data yang diolah SPSS 17 for Windows
Y = 3.223 + 0.001 X1 + 0.021 X2 + 0.011 X3 + 0.205 X4 Berdasarkan tabel 8 di atas, hasil persamaan regresi dapat dujelaskan pengaruh masing – masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut: (1)Konstanta sebesar 3.672 artinya apabila semua variabel bebas yaitu Motivasi (X1), Kemampuan Manajerial (X2), Kompetensi (X3), dan Lingkungan (X4) nilainya adalah 0, maka Kinerja Usaha (Y) nilainya adalah 3.672;(2) Koefisien regresi variabel Motivasi (X1) sebesar 0.001 artinya apabila motivasi mengelami kenaikan 1%, maka Kinerja Usaha (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 0.1% . Koefisien bernilai positif, artinya terjadi hubungan positif antara motivasi dengan kinerja usaha, semakin bertambah motivasi maka semakin meningkat kinerja usaha; (3)Koefisien regresi variabel Kemampuan Manajerial (X2) sebesar 0.021 artinya apabila Kemampuan Manajerial
mengalami kenaikan 1%, maka Kinerja Usaha (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 2.1%. Koefisien bernilai positif, artinya terjadi hubungan positif antara kemampuan manajerial dengan Kinerja Usaha (Y). Semakin bertambah Kemampuan Manajerial maka semakin meningkat kinerja usaha; (4)Koefisien regresi variabel Kompetensi (X3) sebesar 0.011 artinya apabila Kompetensi mengalami kenaikan 1%, maka Kinerja Usaha (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 1.1%. Koefisien bernilai positif, artinya terjadi hubungan positif antara kemampuan manajerial dengan Kinerja Usaha (Y). Semakin bertambah kompetensi maka semakin meningkat kinerja usaha; (5)Koefisien regresi variabel Lingkungan (X4) sebesar 0.205 artinya apabila Lingkungan mengalami kenaikan 1%, maka Kinerja Usaha (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 20.5%. Koefisien bernilai positif, artinya terjadi hubungan positif antara kemampuan manajerial dengan Kinerja Usaha (Y). Semakin bertambah Lingkungan maka semakin meningkat kinerja usaha. Uji F (Simultan) Tabel 9 Hasil Uji F (ANOVA) ANOVAb Sum of Squares
Model 1
df
Mean Square
Regression
24.387
4
6.097
Residual
84.363
95
.888
108.750
99
Total
F
Sig.
6.865
.000a
Sumber : Data yang diolah SPSS 17 for Windows Berdasarkan tabel 9, di dapat nilai signifikansi 0.000< 0.05. hal ini menunjukan bahwa Ha di terima, artinya motivasi (X1), kemampuan manajerial (X2), kompetensi (X3) dan lingkungan (X4) secara bersama – sama berpengaruh terhadap kinerja usaha (Y) pedagang kaki lima di bekasi. Uji t (Parsial) Tabel 4.20 Hasil Uji t
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
B
Std. Error
3.223
1.145
X1(Motivasi)
.001
.033
X2(K.Manajerial)
.021
X3(Kompetensi)
.011
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
2.816
.006
.004
.042
.967
.925 1.081
.038
.054
.560
.577
.875 1.142
.051
.023
.218
.828
.710 1.409
X4(Lingkungan)
.205
.050
.443 4.105
.000
.702 1.424
Sumber : Data yang diolah SPSS 17 for Windows Berdasarkan hasil uji t di atas, diperoleh nilai signifikan;(1) Motivasi sebesar 0.967 dimana 0.967 > 0.05 sehingga Ha ditolak. Artinya variabel motivasi, mempunyai pengaruh yang relatif kecil karena diperoleh nilai signifikan 0.967 > 0.05 tetapi dapat dikatakan bahwa secara stastistik pengaruh tersebut tidak signifikan;(2) Kemampuan Manajerial sebesar 0.577 dimana 0.577 > 0.05 sehingga Ha ditolak. Artinya variabel kemampuan manajerial, mempunyai pengaruh yang relatif kecil karena diperoleh nilai signifikan 0.577 > 0.05 tetapi dapat dikatakan bahwa secara stastistik pengaruh tersebut tidak signifikan;(3)Kompetensi sebesar 0.828 dimana 0.828 > 0.05 sehingga Ha ditolak. Artinya variabel kompetensi, mempunyai pengaruh yang relatif kecil karena diperoleh nilai signifikan 0.828 > 0.05 tetapi dapat dikatakan bahwa secara stastistik pengaruh tersebut tidak signifikan;(4) Lingkungan sebesar 0.000 dimana 0.000 < 0.05 sehingga Ha diterima. Artinya variabel lingkungan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja usaha pedagang kaki lima di Bekasi. Interpretasi Hasil Penelitian Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Usaha Melalui hasil perhitungan uji-t yang telah dilakukan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.967 . Dengan demikian Ha ditolak, dimana nilai signifikansi > 0.05 dan nilai determinasi 1.7%, pengujian ini menunjukan bahwa motivasi mempunyai pengaruh yang relatif kecil tetapi secara statistik pengaruh tersebut tidak signifikan terhadap kinerja usaha. Hal ini berarti bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap kinerja usaha pedagang kaki lima di Bekasi. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian oleh Mulyanto (2007) yang menguji pengaruh motivasi dan kemampuan manajerial terhadap kinerja usaha pedagang kaki lima yang menetap di Kota Surakarta dengan hasil bahwa motivasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja usaha. Pengaruh Kemampuan Manajerial Terhadap Kinerja Usaha Kemampuan manajerial menunjukan bahwa ada pengaruh yang relatif kecil terhadap kinerja usaha, tetapi tidak signifikan secara statistik terhadap kinerja usaha pedagang kaki lima di Bekasi. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t diperoleh nilai determinasi 3.2% dan nilai signifikansi 0.577 > 0.05, hasil ini kurang sesuai dengan penelitian oleh Mulyanto ( 2007) yang menguji pengaruh motivasi dan kemampuan manajerial terhadap kinerja usaha pedagang kaki lima menetap di Kota Surakarta dengan hasil analisis kemampuan manajerial mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja usaha. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Usaha Hasil analisis menunjukan bahwa kompetensi mempunyai pengaruh relatif kecil tetapi secara statistik pengaruh tersebut tidak signifikan terhadap kinerja usaha, dari hasil perhitungan diperoleh nilai determinasi 6.9% dan nilai signifikan sebesar 0.828 > 0.05. Dengan demikian Ha ditolak, artinya kompetensi mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kinerja usaha pedagang kaki lima di Bekasi. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian oleh Ardiana (2010) yang menguji Kompetensi SDM UKM dan Pengaruhnya terhadap Kinerja UKM di Surabaya
dan Elimawati Rombe (2007) yang menguji Pengaruh Komitmen dan Kompetensi terhadap Kinerja Pengusahaa UKM dikota Palu, dengan hasil kompetensi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja UKM di Surabaya dan UKM di Kota Palu. Pengaruh Lingkungan terhadap Kinerja Usaha Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap kinerja usaha, dari hasil perhitungan diperoleh nilai signifikan 0.000 < 0.05. Dengan demikian Ha diterima, artinya lingkungan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja usaha pedagang kaki lima di Bekasi. Hasil ini sesuai dengan penelitian oleh (Wispandono, 2010) yaitu menguji Pengaruh lingkungan bisnis terhadap kinerja pengrajin industri Batik di Kabupaten Bangkalan dengan hasil Lingkungan berpengaruh signifikan terhadap kinerja industri batik di Kabupaten Bangkalan KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan (1)Motivasi, Kemampuan Manajerial, Kompetensi dan Lingkungan secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Usaha Pedagang Kaki Lima di Bekasi dengan nilai signifikansi 0.000;(2)Lingkungan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Usaha Pedagang Kaki Lima di Bekasi karena nilai signifikansI < 0.05. Besarnya determinasi variabel Motivasi, Kemampuan Manajerial dan Kompetensi terhadap Kinerja Usaha masing –masing adalah 0.017, 0.032, 0.069 dengan nilai signifikansi > 0.05 hasil ini menunjukan pengaruh yang relatif kecil tetapi pengaruh tersebut tidak signifikan terhadap Kinerja Usaha Pedagang Kaki Lima di Bekasi. Saran (1)Motivasi, Kemampuan Manajerial, dan Kompetensi yang ada pada pedagang kaki lima perlu ditingkatkan , peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan – pelatihan, khursus, belajar sendiri dan mengikuti program pembinaan UMKM yang diadakan pemerintah;(2)Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kinerja usaha pedagang lima, misalnya seperti karakteristik kewirausahaan, komitmen dan lain sebagainya yang perlu dikaji lebih lanjut dalam mengembangkan penelitian. Subjek yang digunakan untuk penelitian selanjutnya lebih bervariasi dan memiliki karakteristik yang berbeda atau sejenis. DAFTAR PUSTAKA
Alma. Buchari. 2011. Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta. Anoraga. Pandji. 2009. Manajemen Bisnis. Jakarta : Rineka Cipta. Ardiana, 2010. “Kompetensi SDM UKM dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja UKM di Surabaya”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 12, No. 1, Maret 2010 : 42 – 55 Ariwibowa, Risky Novianto. 2011. Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada CV. Karya Mina Putra Rembang Devisi Kayu). Skripsi. Universitas Diponegoro Semarang. Fahmi. Irham. 2011. Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung : Alfabeta. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Cetakan IV. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Geoffrey G. Meredith, et al. Kewirausahaan : Teori dan Praktik Ed. 5. Hal 5-6.
Glueck W. F., dan Jauch, L.R. 1999, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, alih Bahasa : Murad dan AR. Henry Sitanggang, edisi ke-tiga, Erlangga, Jakarta. H. Handari Nawawi, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Indriantoro, Nur dan Bambang S, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyayakarta : BPFE-UGM. James A. F. Stoner, R. Edward Freeman, Daniel R. Gilbert, 1996, Manajemen, Prenhelindo, Jakarta. Kae E. Chung & Leon C. Meggis on, 1981, Orgazational Behavior : Developing Managerial Skills, Harper & Row, Publisher, New York. Hlm.136. Dalam Faustino Cardoso Gomes, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, Andi. Hlm. 177. Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. edisi Bahasa Indonesia. alih bahasa : Hendra Teguh, Ronny A. Rusli dan Benyamin Molan, PT Prenhallindo. Jakarta. Lyle M. Spencer, JR. Phc. And Signe M. Spencer, 1993, Competence At Work Models For Superior Performance, John Wiley & Sons, Inc. USA. Mc Clelland, David C. 1961. The Achieving Society. New York : A Division of Macmillan Publishing Co., Inc. Meredith G. Geoffrey. 1996. Kewirausahaan : Teori dan Praktik. Jakarta : Pustaka Binaman Presindo. Michael Amstrong, 1994, Performance Management, Kogan Page London. Mulyanto. 2007. “ Pengaruh Motivasi dan Kemampuan Manajerial Terhadap Kinerja Usaha Pedagang Kaki Lima Menetap (suatu survey pada Pusat Perdagangan dan Wisata di Kota Surakarta)”,. BENEFIT, Vol 11, No. 1, Juni 2007 : 73-86. Musselman A. Vernon. John H. Jackson. 1984. Introduction to Modern Business. Penerjemah Kusuma Wiriadisastra. USA : Prentice Hall, Inc. Nurhajijah, Fajharin. 2010. Pendidikan Entrepreneurship Pada Masyarakat Lokal Dalam Mencapai Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Entrepreneur Sukses Produk Makanan di Desa Sanan Blimbing Malang). Skripsi. Universitas Islam Negeri. Pierce II, J. A., dan Robinson Jr., R. B. 1997. Manajemen Strategic Formulasi, Implementasi Dan Pengendalian, alih bahasa : Agus Maulana, Binarupa Aksara, Jakarta. Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar Statistical Product and Service Solution. PT. Mediakom: Jakarta. Puspopranoto. Sawaldjo. 2006. Manajemen Bisnis. Jakarta PPM. Robbins, Stephen P. 1993. Organizational Behavior Concept, Controversies and Applications. New Jersey : Prentice Hall International Inc. Robert L. Mathis & John H. Jackson, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Santoso Soeroso, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit ; Suatu Pendekatan Sistem, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hlm. 69. Scarborough, Norman M., Thomas W. Zimmerer. 1993. Effetive Small Business Management 4 th ed. New York : Mac_Millan Publ. Company. Siagian, P. Sondang.1997. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta. Siregar, Aditya Fitri. 2009. Pengaruh Pengetahuan Akuntansi dan Kepribadian Wirausaha Terhadap Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Jasa di Kota Medan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Skinner, Stephen J.. Ivancevich, John M. 1992. Business For the 221 st Century. Home Wood : Irwin. Suryana. 2006. Kewirausahaan . Jakarta : Salemba Empat. Ula, Farhah Farhatul. 2011. Pengaruh Konsep Diri, Motivasi Berwirausaha, dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Universitas Gunadarma. Skripsi. Universitas Gunadarma. Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta:Nuha Medika. Wispandono, R.M. Moch. 2010. “ Pengaruh Lingkungan Bisnis Terhadap Kinerja Pengrajin Industri Batik di Kabupaten Bankalan”. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol. 1, No. 2, Oktober 2010.