EFEK PERUBAHAN UKURAN DIAMETER HEADER KNALPOT TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN AKSELERASI PADA SEPEDA MOTOR 4 TAK
ABSTRAK Oleh: Aji Pranoto1 1
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin IST AKPRIND Yogyakarta Email
[email protected]
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek perubahan ukuran diameter header knalpot terhadap konsumsi bahan bakar dan akselerasi kendaraan pada motor 4 tak dengan silinder tunggal kapasitas silinder 110 cc. Populasi penelitian ini adalah semua sepeda motor dengan silinder tunggal kapasitas volume silinder 100 cc sampai dengan 110 cc proses kerja 4 tak. Sedangkan sampel yang digunakan adalah sepeda motor merk Suzuki type Smash, karena sesuai dengan populasi yang digunakan. Data diambil dengan cara merubah-rubah diameter header knalpot dengan ukuran 20 mm, 24 mm dan 26 mm dengan panjang header knalpot dikontrol sama. Instrument yang dipakai ada 2 macam yaitu untuk mengambil data konsumsi bahan bakar digunakan gelas ukur, tachometer, stopwatch. Pengukuran untuk mengambil data dilakukan 4 kali dengan waktu 1 menit pada tiap-tiap diameter header knalpot. Sedangkan untuk mengambil data akselerasi digunakan alat stopwatch dan meteran. Pengukuran untuk mengabil data dilakukan 4 kali dengan jarak lintasan 400 meter. Sedangkan hasil pengumpulan data dianalisa dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada diameter header knalpot ketiga ukuran diameter header knalpot diatas terdapat efek perubahan diameter header knalpot terhadap konsumsi bahan bakar, dimana semakin besar diameter header knalpot semakin boros pemakaian bahan bakar. Sedangkan semakin kecil diameter semakin hemat pemakaian bahan bakar. Efek diameter header knalpot terhadap akselerasi kendaraan didapatkan bahwa untuk diameter header knalpot yang kecil dan besar memberikan efek buruk pada akselerasi kendaraan, dan terdapat ukuran tertentu pada diameter header knalpot yang memberikan efek akselerasi yang baik yaitu diameter header 24 mm. Kata kunci: Diameter header knalpot, Konsumsi bahan bakar,Akselerasi A. PENDAHULUAN Banyak cara untuk meningkatkan tenaga, akselerasi dan menghemat konsumsi bahan bakar pada kendaraan. Pada dasarnya tenaga yang besar akan mempengaruhi kecepatan dan akselerasi pada suatu kendaraan. Selama ini banyak yang melakukan modifikasi untuk meningkatkan tenaga motor diantaranya memperbesar volume silinder, mempertinggi kompresi, memperbanyak semprotan bahan bakar, mempertinggi tinggi angkat nok dan lain-lain yang semua itu banyak resiko dan biaya yang tidak sedikit. Resiko yang akan terjadi bahan bakar akan boros, komponen tidak terjamin keawetannya, knocking/detonasi
(ngelitik) pada mesin, kerusakan komponen yang bergerak serta kerusakan-kerusakan lain yang dapat terjadi sewaktuwaktu dengan modifikasi yang salah. Secara sederhana dan ini banyak orang mengabaikan cara meningkatkan tenaga mesin, torsi, akselerasi dan menghemat konsumsi bahan bakar adalah masalah saluran gas buang. Bila ditelusuri lebih jauh tentang saluran gas buang (knalpot) banyak bermanfaat terutama untuk meningkatkan tenaga mesin dan kecepatan kendaraan serta menghemat bahan bakar. Menurut A Graham Bell (1981) dalam bukunya Four stroke tuning dikatakan bahwa dengan memasang saluran gas buang jenis tertentu akan dapat meningkatkan tenaga mesin sampai 30% dan menambah irit bahan bakar sebesar 20%. Sementara itu Goodheart Willcox (1972) desain knalpot yang tidak diperhitungkan dengan baik dapat mempengaruhi penurunan tenaga mesin sampai 4 hp. Bosch (1996) dalam bukunya Automotive Handbook aliran gas buang tergantung dari luas penampang, densitas (kerapatan), diameter dalam, kecepatan aliran dan panjangnya. Thomas Krist (1990) dalam bukunya Mekanika Fluida Gas mengatakan bahwa penurunan tekanan pembuangan di dalam knalpot saat melakukan langkah buang berakibat penurunan kerugian daya mesin antara 12-13%. Sedangkan Ibnu Sambodo (1997), Wawan Cakra (2008) dalam penelitiannya mengatakan bahwa desain saluran gas buang harus disesuaikan dengan volume silinder, jumlah silinder dan karakter sirkuit kendaraan. Pada konstruksi knalpot terdapat dua saluran utama yaitu header dan muffler. Header adalah komponen bagian depan knalpot yang langsung berhubungan dengan kepala silinder yang berfungsi untuk menjaga tekanan pembuangan, sedangkan muffler terdapat dibagian belakang knalpot yang berfungsi untuk mereduksi suara yang dikeluarkan saat pembuangan. Konstruksi header untuk mesin 4 tak dan 2 tak sangat berbeda karena menyangkut masalah proses kerja mesin itu sendiri. Sedangkan header sendiri merupakan saluran gas buang yang berfungsi untuk menahan dan menyalurkan tekanan pembakaran saat terjadi pembuangan. Ukuran diameter header yang salah akan berakibat menurunnya tenaga mesin, torsi, akselerasi dan boros konsumsi bahan bakar. Bila ukuran pipa header terlalu kecil maka akan membuat aliran gas buang sulit keluar sehingga akan terjadi back pressure (tekanan balik), yang pada akhirnya akan menyebabkan gas buang yang harusnya terbuang malah akan masuk lagi kedalam silinder. Apabila gas buang masuk ke silinder akan berakibat campuran bahan bakar didalam silinder tercampur dengan gas bekas pembakaran yang pada akhirnya berakibat tidak sempurna pembakaran dan kerusakan mesin. Sedangkan apabila diameter header terlalu besar akan berakibat penurunan tekanan saat pembuangan, seperti dijelaskan di depan bahwa penurunan tekanan akan berakibat penurunan daya mesin. Dari sini sudah jelas bahwa terdapat hubungan matematis antara besarnya diameter header knalpot terhadap tenaga mesin, torsi dan konsumsi bahan bakar. Namun demikian kajian tentang ukuran diameter yang sesuai sampai saat ini masih belum banyak diteliti. Padahal
hal ini bila ditemukan akan berakibat pada efisiensi pada kendaraan dimana tenaga dan torsi yang dihasilkan akan besar serta bahan bakar akan hemat. Efek antara diameter header knalpot dengan naiknya tenaga mesin dan keiritan bahan bakar sangat perlu untuk dikaji karena dapat dipergunakan untuk keperluan optimasi dalam meningkatkan tenaga mesin. Optimasi disini maksudnya adalah mencari kondisi yang maksimal antara diameter header knalpot, agar diperoleh tenaga mesin, torsi dan keiritan bahan bakar yang baik. Sedangkan untuk mendapatkan suatu konstruksi yang ideal pada suatu knalpot/saluran gas buang terutama pada headernya (pipa saluran) perlu diadakan eksperiment sejauh mana pengaruhnya terhadap tenaga mesin. Pengaturan diameter header (pipa saluran) suatu knalpot pada kendaraan sangat berpengaruh terhadap aliran gas buang. Oleh karena itu masalah ini harus segera dikaji untuk diketahui jawabannya sehingga model-model modifikasi yang sekarang lagi banyak dapat diketahui efek yang ditimbulkannya pada mesin kendaraannya. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah yang akan dipecahkan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh efek besarnya diameter header knalpot terhadap akselerasi kendaraan pada sepeda motor 4 tak. 2. seberapa besar pengaruh efek diameter header knalpot terhadap konsumsi pada sepeda motor 4 tak. Efek diameter header yang dimaksud adalah ukuranukuran diameter header knalpot berbagai variasi ukuran yang akan diujicobakan untuk dapat mengkaji data pengaruhnya terhadap tenaga mesin, akselerasi dan konsumsi bahan bakar.
B. KAJIAN PUSTAKA DAN METODE 1. Proses Kerja Mesin dan Diagram Katup Pada Mesin 4 Tak Motor atau mesin adalah suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi gerak. Energi panas itu berasal dari proses pembakaran yang ada di dalam mesin. Untuk melakukan proses pembakaran, mesin harus melakukan empat tahap atau langkah, baik 4 tak maupun 2 tak. Ke-empat langkah itu adalah sperti gambar dibawah ini:
Gambar 01. Prinsip Kerja Motor 4 Langkah (Bosch: 1996, 375)
Pada motor 4 langkah ada diagram pembukaan dan penutupan katup. Waktu pembukaan dan penutupan katup isap dan katup buang dapat dilihat seperti gambar di bawah ini. KATUP MASUK TERBUKA 12°
TMA
KATUP BUANG TERTUTUP 13° LANGKAH HISAP
LANGKAH KOMPRESI
LANGKAH BUANG LANGKAH PEMBAKARAN KATUP MASUK TERTUTUP 44°
TMB
KATUP BUANG TERBUKA 51°
Gb 02. Diagram Katup Pada Motor 4 tak (Pedoman Service Suzuki Smash: 2002) Hasil kerja katup tersebut terdapat overlap katup. Overlap katup adalah kondisi katup masuk dan katup buang sama-sama dalam keadaan terbuka. Overlap katup pada motor 4 langkah pada dasarnya sama dengan langkah pembilasan pada motor 2 langkah. Fungsi overlap katup ini adalah untuk membersihkan sisa-sisa pembakaran agar ruangan di dalam silinder terisi gas baru secara homogen. Langkah pembilasan yang kurang baik diakibatkan oleh kurang lancarnya gas buang yang keluar. Hal tersebut menyebabkan gas buang yang seharusnya keluar dari dalam silinder akan masuk lagi dan ini yang disebut dengan “tekanan balik”. Akibatnya campuran bahan bakar yang terjadi di dalam silinder tidak akan homogen, dimana gas baru tercampur dengan sisa gas buang sehinggga atom-atom dan partikel yang tercampur menjadi tidak sempurna lagi yang menyebabkan tenaga mesin menjadi turun. 2. Gelombang Tekanan Gas Buang dan Kerugian Daya Mesin Gelombang tekanan yang dimaksud di sini adalah perubahan tekanan suara tiba-tiba dalam instalansi dimana kecepatan aliran berubah mendadak yang disebabkan oleh pemasukan aliran udara dengan cepat (Thomas Krist: 159). Frekuensi gelombang tekanan ditentukan oleh panjang dan ukuran besar diameter dan halusnya pipa gas buang sampai daerah ekspansi pertamanya. Penting sekali menentukan daerah dan panjang pipa agar gelombang tekanan negatif sampai pada lubang pengeluaran selama periode terakhir dari langkah pengeluaran untuk menyedot sisa gas buang. Sifat gelombang tekanan ini sama dengan gelombang suara yang merambat pada sebuah pipa. Kecepatan rambat gelombang tersebut ditentukan oleh temperature dan tekanan gas yang terbuang. Kecepatannya sekitar 510,54 m/det pada gas panas
(Graham Bell:17). Disamping gelombang tekanan yang mempengaruhi dalam aliran gas buang tersebut ada beberapa komponen yang sangat berpengaruh terhadap aliran gas buang, diantaranya adalah volume gas, dan penurunan tekanan. 3. Efek antara Diameter Header Knalpot dengan Daya Mesin dan Konsumsi Bahan Bakar Pada saluran pembungan kendaraan, gas yang keluar akan mengalami hambatan-hambatan. Semakin besar diameter header knalpot tersebut maka akan semakin besar pula hambatan yang akan terjadi. Demikian juga kalau diameter header tersebut terlalu kecil maka akan terjadi tekanan balik (back pressure) yang menyebabkan gas sisa pembakaran masuk lagi ke ruang bakar yang pada akhirnya mempengaruhi efisiensi volumetric mesin sehingga tenaga mesin menurun. Adanya hambatan dan tekanan balik ini akan menyebabkan aliran gas buang tidak lancar. Akibatnya akan mempengaruhi hilangnya tekanan total yang akan keluar pada waktu proses pembakaran. Keadaan yang demikian ini akan menyebabkan kondisi proses pembuangan yang lambat dan tidak stabil karena gesekan yang terlalu besar. Selanjutnya akan berakibat terjadinya penurunan pada tenaga mesin. Berdasarkan kerangka berpikir di atas dapat diduga bahwa besarnya diameter header knalpot berpengaruh terhadap tenaga mesin. Dalam hal ini kalau diameternya kecil maka tenaga mesin akan turun karena terjadi tekanan balik demikian juga jika diameternya terlalau besar maka akan menyebabkan kerugian tekanan. Berdasarkan pernyataan tersebut penelitian ini dilakukan untuk memperoleh diameter optimal dari header knalpot yang dapat mempengaruhi tenaga mesin. Kendaraan yang menggunakan knalpot berdiameter header besar dan atau terlalu kecil selain menjadikan tenaga mesin turun juga akan menyebabkan pemakaian bahan bakar yang boros. Hal ini disebabkan pada saat katup overlap yang mana seharusnya gas sisa pembakaran keluar dengan lancer maka akan terjadi hambatan. Sehingga sisa gas buang yang seharusnya keluar akan tetap berada di dalam silinder. Kalau hal ini terjadi maka campuran udara dan bahan bakar di dalam silinder tidak akan tercampur dengan baik, sisa gas yang seharusnya keluar akan ikut campur dengan gas baru sehingga dapat diduga tenaga mesin turun dan pemakaian bahan bakar akan boros. Bahan bakar boros ini diakibatkan karena campuran yang seharusnya homogen tidak terjadi sehingga pembakaran tidak mecapai titik maksimal. Kalau ini dibiarkan akan mengakibatkan konsumsi bahan bakar yang sangat boros. Kerangka berfikir di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin kecil diameter akan menyebabkan konsumsi bahan bakar boros karena tekanan balik dan semakin besar diameter akan mengakibatkan kerugian tekanan yang pada akhirnya konsumsi bahan bakar akan boros juga. Jadi terdapat diameter tertentu yang paling optimal yang mempengaruhi konsumsi bahan bakar.
METODE Penelitian ini pada prinsipnya adalah penelitian eksperimen dimana ingin melihat efek yang ditimbulkan pada masing-masing variabel. Variabel yang dimaksud adalah besarnya diamater header knalpot merupakan variable bebas sedangkan akselerasi kendaraan dan konsumsi bahan bakar variabel terikat. Untuk menjaring data penelitian tersebut dilakukan pengambilan dan pengujian terhadap sampel yang digunakan. Dari data hasil pengujian akan diketahui ukuran diameter yang akan memberikan efek paling bagus terhadap akselerasi mesin dan jumlah konsumsi bahan bakar. Penyajian data dilakukan dengan menggunakan grafik dan ratarata dari tiap-tiap data yang diambil. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis deskriptif kualitatif dilengkapi dengan tabel, histogram. Perhitungan dalam analisis data menghasilkan nilai pencapaian yang selanjutnya diinterprestasikan dengan kalimat yang bersifat kualitatif. Proses perhitungan nilai dilakukan dengan membandinkan antara perolehan variable yang diubah dengan diameter standart pada kendaraan tersebut.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Efek perubahan ukuran diamater header knalpot terhadap Konsumsi Bahan Bakar Grafik Putaran mesin vs konsumsi bahan bakar 20
24
26 12,3 12,5
5
5,1 5,2
13,5
7,15 7,3 7,45
1200
4000
8000
Grafik putaran mesin vs konsumsi bahan bakar
15 10 5 0 1200
4000 20
24
8000 26
2. Efek perubahan ukuran diamater header knalpot terhadap akselerasi kendaraan
waktu tempuh (detik)
Grafik diameter header knalpot vs akselerasi 12,6 12,5 12,4 12,3 12,2 12,1 12 11,9 11,8
1
2
3
Rerata
20
12,2
12,3
12,25
12,25
24
12,1
12,15
12,05
12,1
26
12,5
12,4
12,45
12,45
Grafik diamater header knalpot vs akselerasi
waktu tempuh (detik)
Pada grafik di atas dapat diketahui bahwa pada putaran 1200 Rpm, dimana merupakan putaran stasioner didapatkan hasil bahwa untuk diamater knalpot yang berdiamater 22 mm mendapatkan hasil rerata pada pemakaian konsumsi bahan bakar yaitu sebesar 5 ml tiap menitnya, diameter 24 mm mendapatkan hasil 5,1 ml tiap menit dan 26 mm mendapatkan hasil 5,2 ml sedangkan diameter knalpot standart didapatkan hasil 4 ml tiap menitnya. Bila dibandingkan dengan standartnya didapatkan hasil yang lebih boros bahan bakarnya. Dan bila melihat 3 ukuran header knalpot diatas maka ukuran diameter yang paling hemat mengkonsumsi bahan bakar yaitu sebesar 20 mm dan yang paling boros yaitu 26 mm. Pada putaran 4000 Rpm, dimana merupakan putaran sedang didapatkan hasil bahwa untuk diamater knalpot yang berdiamater 22 mm mendapatkan hasil rerata pada pemakaian konsumsi bahan bakar yaitu sebesar 7,15 ml tiap menitnya, diameter 24 mm mendapatkan hasil 7,3 ml tiap menit dan 26 mm mendapatkan hasil 7,45 ml sedangkan diameter knalpot standart didapatkan hasil 6,04 ml tiap menitnya. Bila dibandingkan dengan standartnya didapatkan hasil yang lebih boros bahan bakarnya. Dan bila melihat 3 ukuran header knalpot diatas maka ukuran diameter yang paling hemat mengkonsumsi bahan bakar yaitu sebesar 20 mm dan yang paling boros yaitu 26 mm. Pada putaran 8000 Rpm, dimana merupakan putaran tinggi didapatkan hasil bahwa untuk diamater knalpot yang berdiamater 22 mm mendapatkan hasil rerata pada pemakaian konsumsi bahan bakar yaitu sebesar 12,3 ml tiap menitnya, diameter 24 mm mendapatkan hasil 12,5 ml tiap menit dan 26 mm mendapatkan hasil 13,5 ml sedangkan diameter knalpot standart didapatkan hasil 10,5 ml tiap menitnya. Bila dibandingkan dengan standartnya didapatkan hasil yang lebih boros bahan bakarnya. Dan bila melihat 3 ukuran header knalpot diatas maka ukuran diameter yang paling hemat mengkonsumsi bahan bakar yaitu sebesar 20 mm dan yang paling boros yaitu 26 mm. Ketiga ukuran diameter header knalpot diatas terdapat efek perubahan diameter header knalpot terhadap konsumsi bahan bakar, dimana semakin besar diameter header knalpot semakin boros pemakaian bahan bakar. Sedangkan semakin kecil diameter semakin hemat pemakaian bahan bakar.
12,6 12,4 20 12,2
24
12
26
11,8 1
2
3
Rerata
Pengambilan data pada saat pengukuran akselerasi dilakukan dengan mengukur panjang lintasan sepanjang 200 meter. Supaya tidak terjadi bias pada hasil penelitian maka pengendara sepeda motor diambil satu orang. Data diambil dari kendaraan diam (kecepatan nol) sampai menempuh jarak 200 meter membutuhkan waktu berapa dan Alat penunjang untuk pengambilan data yaitu stopwatch untuk mengukur waktu tempuh, sedang kecepatan maksimal tidak diambil (diabaikan). Pengukuran akselerasi yang ditunjukkan pada grafik diatas dapat dilihat bahwa untuk diamater header knalpot 20 mm akselerasi kendaraan didapat waktu ratarata sebesar 12,25 detik, diameter 24 mm didapat hasil engukuran sebesar 12,10 detik lebih cepat 0,15 detik dari diameter header 20 mm dan lebih cepat 0,35 dari diameter 26 mm, diameter header knalpot 26 mm didapat hasil pengukuran sebesar 12,45 detik lebih lambat 0,20 detik dari ukuran header 20 mm dan 0,35 detik dari ukuran header 24 mm. Sedangkan knalpot standart yang mempuyai diameter header 22 mm didapat hasil akselerasi rata-rata sebesar 13,10 detik. PEMBAHASAN Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa perubahan diameter header knalpot dapat memberikan efek pada konsumsi bahan bakar, hal ini dapat dilihat dari data yang sudah dicantumkan diatas. Diameter header knalpot yang kecil memberikan efek konsumsi bahan bakar yang lebih hemat pada tiap menitnya dan pemakian bahan bakar akan lebih meningkat seiring dengan putaran mesin. Diameter header knalpot yang besar memberikan efek pada konsumsi bahan bakar yang semakin boros dan ini terjadi pada tiap putaran mesin baik stasioner, kecepatan sedang dan tinggi. Borosnya pemakian bahan bakar yang terjadi pada diameter header knalpot yang besar ini diakibatkan karena pada saat langkah penbilasan tidak terjadi efek tekanan balik (back pressure), sehingga ada sebagian bahan bakar yang seharusnya masuk ke dalam silnder ikut keluar bersamaan dengan langkah buang. Apabila dalam proses pembilasan tidak terdapat tekanan balik hal ini akan berakibat pada hilangnya bahan bakar yang seharusnya terbakar menjadi hilang dan menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi borors.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan ukuran diamater header knalpot malah memberikan efek buruk pada pemakian konsumsi bahan bakar. Seperti sudah diuraikan pada kajian teori bahwa semakin besar diameter header knalpot maka semakin besar pula penurunan tekanan, penurunan tekanan ini memberikan efek pada tekanan balik pada gelombang gas buang, bila penurunan tekanan besar maka tidak akan memberikan efek tekanan balik senhingga berakibat pada konsumsi bahan bakar semakin boros. Dengan demikian dapat diambil suatu kesimpulan bahwa semakin besar diameter header knalpot maka semakin rendah tekanan pada gelombang gas buang dan semakin rendah tekanan gelombang gas buang maka efek tekanan balik (back pressure) menjadi kecil, kecilnya efek tekanan balik akan mengakibatkan bahan bakar yang seharusnya masuk kedalam silinder menjadi terbuang pada saat langkah pembilasan ikut pada gas buang, hilangnnya bahan bakar yang seharusnya masuk kesilinder akan berakibat borosnya bahan bakar. Apabila diameter header semakin kecil juga mengaibatkan boros bahan bakar hal ini dapat dilihat dari tabel data dimana semakin kecil diameter header akan mengaibatkan kurang lancarnya aliran gas buang sehingga akan berakibat pada efek tekanan baik yang besar, tekanan balik yang besar akan mengaibatkan gas buang yang seharusnya tebuang kembali lagi kesilinder sehingga akan mempengaruhi pembakaran, campuran bahan bakar yang tercemar berakibat pada tidak homogen sehingga bahan bakar menjadi boros. Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa perubahan diameter header knalpot dapat memberikan efek pada akselerasi kendaraan, hal ini dapat dilihat dari data yang sudah dicantumkan diatas. Diameter header knalpot yang kecil dan yang paling besar memberikan efek akselerasi yang lambat. Sedangkan knalpot standartnya memberikan efek akselerasi lebih lambat. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa diameter header knalpot yang kecil dan besar memberikan efek buruk pada akselerasi kendaraan, dan terdapat ukuran tertentu pada diameter header knalpot yang memberikan efek akselerasi yang baik yaitu diameter header 24 mm. Hal ini kalau sejalan dengan pendapat (Thomas Krist ; 1990) bahwa penurunan tekanan pada gelombang suara pada suatu pipa dipengaruhi oleh panjang pipa dan diameter pipa. Semakin besar diameter pipa semakin besar penurunan tekanan sehingga akan mengakibatkan hilangnya tekanan pada langkah pembilasan yang berakibat pada penurunan akselerasi kendaraan. Diameter header semakin kecil juga mengaibatkan akselerasi lambat hal ini dapat dilihat dari tabel data dimana semakin kecil diameter header akan mengaibatkan kurang lancarnya aliran gas buang sehingga akan berakibat pada efek tekanan baik yang besar, tekanan balik yang besar akan mengaibatkan gas buang yang seharusnya tebuang kembali lagi kesilinder sehingga akan mempengaruhi pembakaran, campuran bahan bakar yang
tercemar berakibat pada tidak homogen sehingga akselerasi menjadi lambat. D. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas secara mendalam didepan, maka penelitian ini menyimpulkan sebagai berikut 1. Terdapat efek yang nyata antara besarnya diameter header knalpot dengan konsumsi bahan bakar dimana semakin besar diamater header knalpot semakin banyak konsumsi bahan bakar yang diperlukan (boros) 2. Besarnya diameter header knalpot terhadap akselerasi kendaraan memberikan efek yang tidak linier dimana diameter header yang kecil akselerasi kendaraan menjadi lambat demikian juga pada diameter header yang besar. Pada kecepatan akselerasi kendaraan terdapat ukuran diameter header tertentu yang memberikan hasil terbaik yaitu ukuran diameter 24 mm. DAFTAR PUSTAKA A Graham Bell, 1981, “Four Stroke Tuning”. Maitland New South Wales Bosch, 1996, “ Automotive Handboo,’’. Robert Bosch gmbH, Stuttgart. Faisal S. Dasuki, 1977, “ Honda Motor Bakar Bensin,”. PT. Astra International Inc. Jakarta Goodheart-Willcox, 1972, “Automotive encyclopedia,”. South Holland, Illinois Ibnu Sambodo, , 2008,” Rancangan Desain Knalpot Pada Motor Road Race”, Hasil Penelitian, Yogyakarta. Nakoela Soenarta and Shoichi Furuhama, 1985, “ Motor Serba Guna”, PT. Pradnya Paramitha. Jakarta Thomas Krist, 1992, “ Mekanika Fluida”. Erlangga. Jakarta ---------------, 1993, “Majalah Motor dan Mobil no IX/9-22 Agustus 1993”. Jakarta