Jurnal Biology Science & Education 2014
Kapraja sangadji
ABSTRAK MODEL CIPP UNTUK EVALUASI PENGEMBANGAN KTSP PADA JENJANG PENDIDIKAN PERSEKOLAHAN (Sebuah Kajian Teoritik )
Kapraja Sangadji, Dosen Prodi Pendidikan Biologi IAIN, Ambon 082117778893, E-mail:
[email protected]
Sejarah pendidikan kita di Indonesia mencatat bahwa kurikulum yang diberlakukan adalah kurikulum terpusat. Namun era otonomi saat ini memberikan kewenangan berbeda yaitu kurikulum harus dikembangkan oleh sekolah atau yang lebih dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, dimana saat sekarang Sekolah harus melengkapi beberapa komponen kurikulumnya sendiri. Dengan kurikulum seperti ini diharapkan terbangunnya suatu kemandirian dan profesionalisme di tingkat persekolahan. Ditilik lebih lanjut, bahwa perbedan prosedur dan proses pengembangan KTSP dalam mengembangkan kurikulum ini, sesuai dengan pandangan yang dikemukakan oleh Hamid (2008) yaitu, “perbedaan ini bukan disebabkan oleh penerapan model kurikulum berbasis kompetesi tetapi lebih disebabkan penggunaan pendekatan standar dalam pendidikan dan oleh kewenangan satuan pendidikan dalam pengembangan KTSP”. Dengan asumsi ini, seyogyanya penting dilakukan suatu evaluasi terhadap permasalahan yang terkait dengan bagaimana para pengembang KTSP ditingkat persekolah dapat memahami ide pengembangan kurikulum yaitu apakah pokok-pokok pikiran yang dimaksudkan dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI) dan beberapa ketentuan pengembangan KTSP. Model evaluasi CIPP dimungkinkan dapat digunakan untuk kepentingan ini. Kata Kunci: KTSP, evaluasi, model CIPP CIPP MODEL FOR EVALUATION OF THE DEVELOPMENT OF SECONDARY SCHOOLING AT KTSP (A STUDY OF TEORITIK) The history of our education in Indonesia noted that the curricula in force is a centralized curriculum. But the era of autonomy currently gives different authority i.e. the curriculum should be developed by the school or better known as the Educational unit level Curriculum, which is now the school must complete some components of the curriculum it self. With a curriculum like this is expected of harmonious an independence BIOLOGI SEL (vol 3 no 1 edisi jan-jun 2014 issn 2252-858x)
Page 1
Jurnal Biology Science & Education 2014
Kapraja sangadji
and professionalism at the level of schooling. Further, the views that the different procedure and the development process in developing this curriculum KTSP, in accordance with the views expressed by Hamid (2008), is the different this is not caused by application of model competency-based curriculum but more due to the use of a standard approach in education and by the authority of the educational units in developing KTSP. With this assumption, it is wise to do a critical evaluation of problems related to how the developers KTSP of the present schooling can understand the idea of curriculum development is does the mind trees referred to in the standards of competence of graduates (SKL), the contents of the Standard (SI) and some provisions development KTSP. CIPP evaluation of possible models can be used for these purposes. Keywords: KTSP, model evaluation, CIPP Kenyataan pendidikan dan proses
Seyogyanya
kondisi
ini
dapat
pembelajaran yang berjalan selama ini
diminimalisir dengan mewujudkan pola
tidaklah demokratis. Dapat dilihat dimana
pembelajaran dan pendidikan demokratis
peserta didik tidak diberi ruang untuk
yang dimulai dengan mengubah salah satu
berimajinasi dan berkreasi. Peserta didik
komponen penting pendidikan,
cenderung hanya menjadi obyek dan
evaluasi. Evaluasi tidak cukup lagi hanya
diposisikan menjadi manusia yang tidak
menagih daya ingat, tetapi harus juga
tahu apa-apa sehingga harus dijejali sesuai
menggali
kemauan guru sehingga berbagai metode
dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas.
pembelajaran
menekankan
Evaluasi adalah terkait dengan kreativitas
kreativitas dan kritis, seperti cara belajar
dan eksperimen/praktik yang dilakukan di
siswa aktif atau problem based learning,
kelas,
sulit berhasil karena cara evaluasinya
portofolio adalah ditujukan untuk melihat
yang belum sesuai. Selama ini anak
hasil kerja siswa, bukan yang diingat
cenderung ditagih daya ingatnya. Alhasil,
siswa. Dan jika ingin melihat kreativitas
gurupun
peserta didik, tidak perlu soal pilihan
sibuk
yang
memberikan
berbagai
bagaimana
maka
Tes
anak
evaluasi
berproses
menggunakan
masukan yang harus dihafalkan. Murid
ganda.
tidak pernah diajar untuk belajar, tetapi
mengembangkan materi yang diterima di
cenderung berlatih menjawab tes.
kelas. Misalnya berikan satu kata untuk
BIOLOGI SEL (vol 3 no 1 edisi jan-jun 2014 issn 2252-858x)
lebih
yakni
ditekankan
pada
Page 2
Jurnal Biology Science & Education 2014
Kapraja sangadji
dijadikan satu karangan atau satu bentuk untuk dijadikan gambar utuh. Intinya, membangun
sesuatu
dengan
bahan
terbatas dan eksplorasi. Permasalahan ini memerlukan suatu jembatan yang mampu untuk menyingkap tirai dilema yang dialami para stakeholder utama pendidikan yaitu para kepala sekolah
dan
guru
untuk
memahami
bagaimana tuntutan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI) dan
PEMBAHASAN Ruang Lingkup Evaluasi KTSP di Tingkat Persekolahan
beberapa ketentuan pengembangan KTSP terutama prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang harus diwujudkan pada proses pembelajaran dikelas.
KUALITAS KEHIDUPAN MASYARAKAT MASA KINI
KUALITAS KEHIDUPAN MASYARAKAT MASA DEPAN E V A L U A S I
KUALITAS YANG HARUS DIKEMBANGKAN
E STANDAR KOMPETENSI V STANDAR ISI LULUSAN A BIOLOGI SEL (vol 3 no 1 edisi jan-jun 2014 issn 2252-858x) L U A S I KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Page 3
Jurnal Biology Science & Education 2014
Kapraja sangadji
NASIONAL
M A S Y A R A K A T
SATUAN PENDIDIKAN Gambar 1 Proses Pengembangan Kurikulum (disadur dari Hamid, 2008)
Gambar sebuah
tersebut
gambaran
memberikan
bahwa
kebijakan
menjadi pedoman pengembangan suatu kurikulum.
pengembangan kurikulum di Indonesia
Dalam tulisan ini secara khusus
diatur dalam dua jenjang yaitu jenjang
akan menguraikan evaluasi dalam konteks
nasional dan jenjang satuan pendidikan.
ruang lingkup bagaimana pengembang
Kebijakan ini mengimplikasikan bahwa
kurikulum di tingkat sekolah mampu
bagian-bagian terpenting secara nasional
menterjemahkan dan memahami SKL, SI
dianggap
patokan
dan
seluruh
Kurikulum untuk kemudian dituangkan
harus
pengembangan
menjadi
kurikulum
di
Prinsip-prisip
wilayah Indonesia, haruslah ditentukan
dalam
secara nasional. Oleh karena itu dalam
pelaksanaan
diagram
analisis
Terdapat banyak pengertian berkaitan
kebutuhan masyarakat untuk menentukan
dengan evaluasi, hal ini sangat tergantung
kualitas
dikembangkan
kepada kepentingan dilakukannya suatu
pada
evaluasi, berikut pengertian evaluasi yang
dinyatakan
yang
kurikulum
harus
dilakukan
bahwa
tingkat
bentuk
silabus
Pengembangan
dan
pembelajaran
rencana (RPP).
nasional. Hal ini sesuai dengan pengertian
diungkapkan oleh Stufflebeam yaitu, “
standar
dalam
Berpusat pada potensi, perkembangan,
literatur bahwa standar bukan kurikulum
kebutuhan, dan kepentingan peserta
tetapi merupakan bagian penting yang
didik dan lingkungannya.
dan
gerakan
standar
BIOLOGI SEL (vol 3 no 1 edisi jan-jun 2014 issn 2252-858x)
Page 4
Jurnal Biology Science & Education 2014
Kurikulum
dikembangkan
Kapraja sangadji
Kurikulum
dikembangkan
atas
berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
memiliki
untuk
teknologi dan seni berkembang secara
agar
dinamis, dan oleh karena itu semangat dan
menjadi manusia yang beriman dan
isi kurikulum mendorong peserta didik
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
untuk
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
secara
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
pengetahuan, teknologi, dan seni.
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan
posisi
mengembangkan
sentral kompetensinya
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan
kompetensi
mengikuti tepat
dan
memanfaatkan
perkembangan
Pengembangan
ilmu
kurikulum
dilakukan dengan melibatkan pemangku
peserta didik disesuaikan dengan potensi,
kepentingan
perkembangan,
menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan,
dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan
kebutuhan
lingkungan.Beragam dan Terpadu
dalamnya
(stakeholders)
kehidupan, kehidupan
untuk
termasuk
di
kemasyarakatan,
Kurikulum dikembangkan dengan
dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena
memperhatikan keragaman karakteristik
itu, pengembangan keterampilan pribadi,
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang
keterampilan
serta jenis pendidikan, tanpa membedakan
sosial,
agama, suku, budaya dan adat istiadat,
keterampilan
serta status sosial ekonomi dan gender.
keniscayaan.
Kurikulum meliputi substansi komponen
Menyeluruh dan Berkesinambungan
muatan wajib kurikulum, muatan lokal,
berpikir,
keterampilan
keterampilan akademik,
vokasional
Substansi
kurikulum
dan
merupakan
mencakup
dan pengembangan diri secara terpadu,
keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
serta disusun dalam keterkaitan dan
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang
kesinambungan yang bermakna dan tepat
direncanakan
antarsubstansi.
berkesinambungan
Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
pendidikan.
dan
disajikan
secara
antarsemua
jenjang
Belajar Sepanjang Hayat
BIOLOGI SEL (vol 3 no 1 edisi jan-jun 2014 issn 2252-858x)
Page 5
Jurnal Biology Science & Education 2014
Kurikulum
diarahkan
kepada
b.
Kapraja sangadji
Menentukan tingkat pemahaman dan
proses pengembangan, pembudayaan dan
keterampilan para pengembang KTSP
pemberdayaan
mengenai
peserta
didik
yang
berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-
pengembangan KTSP c.
unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi
manusia seutuhnya.
Menentukan
tingkat
keberhasilan
pengembangan dokumen KTSP d.
dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
prinsip-prinsip
Menentukan
tingkat
pelaksanaan
tingkat
keberhasilan
KTSP e.
Menentukan KTSP
Seimbang antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah Kurikulum dikembangkan dengan
Berdasar pada tujuan diatas, maka evaluasi ini difokuskan pada tingkat keberhasilan
pengembangan
dokumen
memperhatikan kepentingan nasional dan
KTSP di tingkat sekolah, hal ini ditujukan
kepentingan daerah untuk membangun
untuk
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
KTSP sudah dikembangkan sesuai dengan
bernegara.
dan
ide kurikulum (khusus dalam memahami
kepentingan daerah harus saling mengisi
pengertian SKL dan kedudukan SKL
dan memberdayakan sejalan dengan motto
dalam
Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka
pemahaman SI yang meliputi kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
dasar, struktur krikulum, beban belajar,
Kepentingan
Adapun
pengembangan
dokumen
KTSP
dan
kalender pendidikan, SK dan KD mata
terhadap
pelajaran) dan prinsip pengembangan
pengembang kurikulum di tingkat sekolah
kurikulum. Dokumen kurikulum KTSP
adalah untuk
adalah rencana satuan pendidikan tersebut
a.
Menentukan tingkat pemahaman para
untuk
pengembang KTSP mengenai ide
pendidikan bagi peserta didik.
kurikulum
menjadi
apakah
tujuan
dilakukannya
yang
nasional
menentukan
evaluasi
yang
ditingkat nasional
dikembangkan
mengembangkan
pengalaman
Karakteristik pembuatan dokumen KTSP ini memberikan kesempatan pada setiap satuan pendidikan mengembangkan
BIOLOGI SEL (vol 3 no 1 edisi jan-jun 2014 issn 2252-858x)
Page 6
Jurnal Biology Science & Education 2014
Kapraja sangadji
pemikiran kependidikannya bahkan boleh
dengan langkah berikutnya, agar dapat
berbeda dari satuan pendidikan lain di
memperoleh hasil yang lebih maksimal
daerahnya, ini sesuatu yang istimewa.
dalam evaluasi yang dilakukan.
Keistimewaan ini disebabkan karena para
Stufflebeam menyatakan bahwa
pemikir pendidikan di satuan pendidikan
tujuan terpenting dari suatu evaluasi
tersebut memiliki kebebasan yang lebih
adalahuntuk
baik
bertujuan untuk membuktikan.Sehingga
dibandingkan
sebelumnya.
pada
Keistimewaan
masa ini
juga
evaluasi
meningkatkan
yang
dilakukan
bukan
berorentasi
menantang para pemikir pendidikan di
kepada jangka panjang. Secara konsep
satuan pendidikan untuk memahami dan
empat komponen dalam evaluasi CIPP ini
memiliki kemampuan mengembangkan
mempunyai objek kajian yang berbeda.
sebuah dokumen kurikulum berdasarkan
Evaluasi konteks ditujukan untuk menilai
SKL, SI dan prinsip pengembangan
keadaan yang sedang dilakukan oleh suatu
kurikulum yang ditetapkan pemerintah
lembaga pendidikan terutama berkaitan
pusat. Oleh karena itu evaluasi terhadap
dengan kekuatan dan kelemahn yang
hal ini harus dijadikan sesuatu yang
dimiliki objek evaluasi. Sehingga evaluasi
penting
konteks tugas utamanya adalah melakukan
demi
kelanjutan
proses
pembelajaran yang baik bagi peserta
need
didik.
pertimbangan. Model
evaluasi
yang
akan
assessment
masukan
dan
memberikan
Sedangkan
(input)
ditujukan
untuk
digunakan adalah model Context, Input,
memberikan
Process,
keberhasilan pelaksanaan kurikulum yaitu
Product
(CIPP)
yang
pertimbangan
evaluasi
dikembangkan oleh Stufflebeam (1983).
dengan
Model ini dipandang sangat membantu
program/inovasi yang dapat mencapai apa
para pengambil kebijakan untuk membuat
yang diinginkan objek penelitian (dimensi
suatu
perencanaan).
keputusan
khususnya
(decision
dalam
making),
mengemukakan
terhadap
suatu
pengembangan
Evaluasi proses adalah evaluasi
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.
kurikulum yang dilakukan terhadap realita
Dan keempat langkah ini merupakan suatu
atau kegiatan yang berjalan. Komponen
rangkaian keutuhan antara satu langkah
terakhir model evaluasi CIPP adalah
BIOLOGI SEL (vol 3 no 1 edisi jan-jun 2014 issn 2252-858x)
Page 7
Jurnal Biology Science & Education 2014
Kapraja sangadji
evaluasi hasil yang ditujukan untuk
dengan pengertian SKL dan kedudukan
menentukan
mana
SKL dalam pengembangan KTSP dan
diimplementasikan
pemahaman SI meliputi kerangka dasar,
tersebut telah dapat memenuhi kebutuhan
struktur krikulum, beban belajar, kalender
objek penelitian.
pendidikan, SK dan KD mata pelajaran)
kurikulum
sampai yang
sejauh
Selanjutnya pemahaman konsep
dan prinsip pengembangan kurikulum.
CIPP ini coba diejawantahkan dalam
Evaluasi model ini akan dilakukan dengan
mengevaluasi “realita pelaksanaan dan
empat komponen evaluasi CIPP yaitu
pemahaman
di
untuk menguraikan kondisi-kondisi nyata
apakah
yang ingin diungkap dan dianalisa. Akan
tingkat
pengembangan
sekolah”
KTSP
khususnya,
dokumen KTSP sudah dikembangkan
diuraikan melalui tabel berikut.
sesuai dengan ide kurikulum (berkenaan Tabel 1. Evaluasi Model Konsep CIPP Jenis Evaluasi Ranah Evaluasi 1. Evaluasi Menguraikan pemahaman guru terhadap ide Konteks kurikulum dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum Menguraikan kompetensi yg harus dimiliki guru dalam menyusun silabus dan RPP Menguraikan apa yang menjadi kebutuhan guru dalam membuat silabus dan RPP sehingga sesuai dengan ide kurikulum dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum Melihat apakah SKL, SI dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menjadi pertimbangan dalam menyusun silabus dan RPP oleh guru 2. Evaluasi Input
3. Evaluasi Proses
4. Evaluasi Hasil
Memberikan suatu rancangan sebagai pertimbangan untuk dapat membantu pengembang/guru yang didasarkan pada hasil evaluasi konteks dalam menyusun dokumen KTSP yang sesuai dengan ide kurikulum dan prinsip-prinsip peng. Kurikulum Menguraikan faktor-faktor diluar ide kurikulum dan prinsip-prinsip peng. Kurikulum yang telah mempengaruhi pengembangan dokumen KTSP Menguraikan proses yang dilakukan guru dalam mengimplementasikan rancangan pembelajaran dikelas Menguraikn kemungkinan-kemungkinan faktor lain yang muncul yang dapat mempengaruhi implementasi rancangan pembelajaran dikelas Menguraikan ketercapaian dalam proses
BIOLOGI SEL (vol 3 no 1 edisi jan-jun 2014 issn 2252-858x)
Keterangan Pada tahap ini diperlukan pemahaman yang utuh dari pengembang KTSP di sekolah terhadap Ide Kur. Dan prinsip peng. Kurikulum.
Tahap ini lebih kepada melihat sejumlah pertimbangan yang mungkin dapat diberikan kepada pengembang KTSP di sekolah
Tahap ini adalah menganalisis proses implementasi di kelas
Tahap
ini
melihat Page 8
Jurnal Biology Science & Education 2014 implementasi dan menganalisis kesesuaiannya dengan ide kurikulum dan prinsip-prinsip peng. Kurikulum Melihat tingkat ketercapaian hasil disesuaikan dengan kebutuhan siswa
KESIMPULAN Pemaparan di atas pada dasarnya adalah untuk mencoba menjembatani halhal
yang
dimungkinkan
untuk
keadaan
proses
memperbaiki
pembelajaran kita hari ini yang masih tetap terjebak pada rutinitas lama, yang pada
akhirnya
dapat
memandekkan
kreativitas peserta didik dan pendidik sendiri.
Dan
solusi
terbaik
adalah
membangun kembali pemahaman guru terhadap tuntutan dari ide kurikulum dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang dimuat dalam Permen nomor 22 dan 23 tahun 2006. Disamping
itu
hal
terpenting
adalah perlunya dilakukan suatu evaluasi, yang
secara
nyata
ditujukan
untuk
mendapat hasil terbaik sesuai dengan citacita pendidikan nasional. Apapun model evaluasi yang dipakai, maka hal utama dalam
evaluasi
adalah
tidak
hanya
memperhatikan dimensi hasil tetapi harus juga mengutamakan dimensi proses. DAFTAR PUSTAKA Agus Wahyudi. Anomali Pendidikan. Tersedia (oline):
Kapraja sangadji apakah terdapat suatu kesenjangan antara kenyataan dengan kebutuhan peserta didik
http://www.unisosdem.org/klipin g_detail.php?aid=7126&coid=1& caid=52 Bernadette Robinson (2002). The CIPP Approach to Evaluation. Tersedia: (online) http://hub.col.org2002/collit/att0073/01-The CIPP-approach.doc Daniel L. Stufflebeam (1971). The Relevance of the CIPP Evaluation Model for Educational Accountability.http://eric.ed.gov/ ERICDocs/data/ericdocs2sql/cont ent storage01/0000019b/80/3b/1a/ef/. pdf. Daniel L. Stufflebeam, et.al., (2003). The CIPP Model for Evaluation. Tersedia: (online) http://www.wmich.edu/evalctr/pu bs/CIPP-ModelOregon1003.pdf+author:Stufflebeam+intitl e:The+CIPP+model+for+evaluati on http://www.docstoc.com/docs/2997546/Ba han-Cetak-POLAPEMBINAANIMPLEMENTASI-KTSP Hasan Hamid 2008. Evaluasi Kurikulum. PT Remaja Rosda Karya. Bandung Hasan Hamid 2008. Evaluasi Pengembangan KTSP: Suatu Kajian Konseptual. Makalah pada Seminar Internasional Dan Lokakarya, SPs-PK UPI Bandung Hermana 2008. Evaluasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
BIOLOGI SEL (vol 3 no 1 edisi jan-jun 2014 issn 2252-858x)
Page 9
Jurnal Biology Science & Education 2014
Kapraja sangadji
Makalah pada Seminar Internasional dan Lokakarya, SPs-PK UPI Bandung
BIOLOGI SEL (vol 3 no 1 edisi jan-jun 2014 issn 2252-858x)
Page 10