Jurnal Program Studi Sejarah STKIP PGRI Sidoarjo GENTA Vol. 2 No. 2, September 2014 ISSN : 2337-9707
SEJARAH PERKEMBANGAN ORGANISASI FATAYAT NAHDLATUL ULAMA’ DI KECAMATAN TANGGULANGIN KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2008-2013 (ORGANIZATIONAL DEVELOPMENT HISTORY FATAYAT NAHDLATUL ULAMA’ IN SIDOARJO DISTRICT TANGGULANGIN YEAR 2008-2013) Elis Erviana
[email protected] Widjijanto Fatikhul Amin Abdullah Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sidoarjo Jl. Jenggala Kotak Pos 149 Kemiri Sidoarjo Abstrak Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama merupakan Organisasi yang dihimpun oleh perempuan muda yang bertujuan membangun generasi yang berkualitas dalam pendidikan agamanya. Studi ini membahas bagaimana sejarah perkembangan organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama’ di Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo tahun 2008-2013. Perkembangan organisasi keagamaan ini membawa manfaat bagi perempuan muda Kecamatan Tanggulangin. Sumbersumber utama dari kajian ini terdiri dari artikel di majalah, surat kabar dan arsip Fatayat Nahdlatul Ulama, buku-buku referensi yang relevan, sumber lisan dari hasil wawancara, dokumentasi foto, dan data-data dari hasil penelitian secara langsung. Permasalahan dari studi ini adalah bagaimana peran wanita di dalam organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama dalam mempertahankan organisasinya di Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo. Dalam Organisasi ini perempuan berperan untuk memperjuangkan agama dan membangun kuwalitas generasi pemudi yang berpedoman pada Al-Qur’an. Mengenai hal ini peranan wanita dalam masyarakat sangat penting untuk diketahui bagaimana mereka berperan, karena keterlibatannya dalam kehidupan umum diperlukan untuk memajukan masyarakat. Melihat kehidupan di masa sekarang yang semakin maju dan modern tentu menjadi faktor pemicu bagi perkembangaan remaja di masa sekarang, apabila kurangnya pembekalan ilmu agama sebagai pedoman kehidupan. Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama Tanggulangin merupakan salah satu bukti adanya jihad suatu agama, yang sampai pada saat ini masih berkembang secara baik. Kecamatan Tanggulangin terkesan memiliki kebudayaan yang kental dengan keagamaan. Isi pembahasan akan dijelaskan pada penelitian ini. Kata Kunci: Tanggulangin, Fatayat NU, Perempuan Muda.
281
Jurnal Program Studi Sejarah STKIP PGRI Sidoarjo GENTA Vol. 2 No. 2, September 2014 ISSN : 2337-9707
Abstract Fatayat organization Nahdlatul Ulama is an organization that is collected by a young woman who aims to build a generation of quality in religious education. This study discusses how the historical development Fatayat organization Nahdlatul Ulama' in the district of Sidoarjo Tanggulangin 20082013. The development of this religious organization brings benefits to young women Subdistrict Tanggulangin. The main sources of this study consists of articles in magazines, newspapers and archives Fatayat NU, reference books relevant, oral sources from interviews, photo documentation, and data from the research directly. The problem of this study is how the role of women within the organization Fatayat NU in maintaining the organization in the district of Sidoarjo Tanggulangin. In this organization to fight for the role of women religious and build kuwalitas young generation guided by the Qur'an. On the role of women in society is very important to know how they play a role, because his involvement in public life is necessary to advance the public. Seeing life in the present more advanced and modern certainly be a trigger factor for teenage development in the present, when the lack of religious knowledge as a guide debriefing life. Fatayat organization Nahdlatul Ulama Tanggulangin is one proof of the existence of a religious jihad, which until today is still developing well. Subdistrict Tanggulangin has impressed with a strong religious culture. The contents of the discussion will be described in this study. Keywords: Tanggulangin, Fatayat NU, Female Young.
1. Latar Belakang
Generasi muda memiliki potensi dan kedudukan yang sangat penting. Hal ini tampak dari aktivitas yang mereka lakukan, baik di lingkungan keluarga, sekolah, kampus, maupun masyarakat umum. Topik pembahasan tentang remaja menempati rating tertinggi dalam kategori riset yang berkaitan dengan masalah kemasyarakatan dan prioritas utama dalam pendidikan1. Kaum remaja merupakan potensi bangsa yang tidak ternilai harganya karena mereka 1
Muhammad Al-Zuhaili, Menciptakan Remaja Dambaan Allah, (Bandung: AlBayan PT Mizan Pustaka, 2004), hlm. 21.
282
Jurnal Program Studi Sejarah STKIP PGRI Sidoarjo GENTA Vol. 2 No. 2, September 2014 ISSN : 2337-9707
pada umumnya mempunyai kekuatan fisik yang tangguh sehingga menjadi tumpuan harapan umat sebagai aset bangsa yang akan mewarisi cita-cita perjuangan dalam berbagai lapangan kehidupan, yaitu sosial, agama, ekonomi, politik, dan sebagainya 2. Penyimpangan dan kerusakan yang terjadi dalam masyarakat menjadi pengaruh yang dominan dalam diri individu. Untuk mengantisipasi hal tersebut, syariat Islam telah membuat lembaga-lembaga yang menjalankan amar ma’ruf nahi munkar. Mengajak pada kebaikan dan mencegah kemungkaran harus ditegakkan dalam lingkungan pribadi dan masyarakat, baik secara umum maupun khusus. Hal tersebut untuk menjamin agar nasehat yang disampaikan dapat terarah, mewujudkan suasana lingkungan yang baik dan kondusif, serta membangun masyarakat mandiri. Sehingga, bangsa dan negara dapat bertanggung jawab untuk mewujudkan pendidikan dan pengarahan yang baik, benar, dan rasional3. Dengan tujuan tersebut kebijaksanaan dalam usaha yang telah dilakukan dapat terlihat dari adanya kegiatan Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama yang pada saat ini masih berkembang di daerah Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo. Kegiatan tersebut telah memberikan manfaat dan peran bagi para perempuan muda untuk menghadapi masa depan. Fatayat Nahdlatul Ulama sebagai salah satu organisasi di bawah naungan Nahdlatul Ulama yang menangani aktifitas perempuan muda keberadaannya sangat dibutuhkan oleh Nahdlatul Ulama, mengingat organisasi ini cukup menjadi media untuk menyosialisasikan program-programnya di kalangan generasi muda. Melihat suatu kondisi zaman modernisasi global pada saat ini, maka akan lebih baik ketika kegiatan tersebut masih dilestarikan oleh para perempuan muda, guna mengarahkan suatu kebaikan dan juga untuk menambah wawasan ilmu tentang keagamaan, memperkuat pedoman agama 2
M. Amin Syukur, dkk, Teologi Islam Terapan: Upaya Antisipasif Terhadap Hedonisme Kehidupan Modern, (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 23), hlm. 173.
3
Muhammad Al-Zuhaili, Ibid, hlm. 95.
283
Jurnal Program Studi Sejarah STKIP PGRI Sidoarjo GENTA Vol. 2 No. 2, September 2014 ISSN : 2337-9707
dalam menjalani kehidupan, sebagai pedoman untuk generasi perempuan muda dalam menyongsong masa depan. Wanita mempunyai beban yang berat, melestarikan generasi. Karena di pundaknya terdapat kelunakan naluri, AlQur’an selalu menghimbau kaum wanita agar berperangai yang baik dan ikhlas dalam beramal, agar Allah senantiasa mencurahkan pertolongan kepadanya dalam melahirkan generasi baru4. Dengan berpedoman pada Al-Qur’an dan menumbuhkan ajaran agama secara benar dalam kehidupan untuk para perempuan muda wajib diberi kekuatan iman, dan melestarikan adanya organisasi keagamaan yang telah berkembang pada saat ini, seperti Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama yang masih berjalan dengan baik di Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo. Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama merupakan sebagian dari golongan faham Nahdlatul Ulama. Pada awal berdirinya Nahdlatul Ulama merupakan organisasi sosial keagamaan sebagaimana tercantum dalam anggaran dasar organisasi, yaitu ingin mempertahankan dan mengembangkan Islam secara murni dan konsekuwen dengan memegangi madzhab empat yaitu, Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali5. Kegiatan Fatayat berupaya memperjuangkan tradisi pengamalan dan pemahaman ajaran Islam yang sesuai dengan budaya Indonesia. Nahdlatul Ulama berusaha untuk mengembangkan sayapnya sampai ke daerah di Indonesia, Nahdlatul Ulama mengambil kebijaksanaan untuk membentuk badan yang melibatkan para generasi mudanya, termasuk Organisasi Fatayat. Dalam hal tersebut, tentunya memiliki konsep kegiatan guna mempertahankan eksistensinya. Sebagai organisasi kepemudaan yang
4
Abu Iqbal al-Mahalli, Muslimah Modern: Dalam Bingkai Al-Qur’an dan AlHadits. (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000), hlm. 11.
5
Selamet Efendi Yusuf, Dinamika Kaum Santri: Menelusuri Jejak dan Pergolakan Internal NU. (Jakarta: CV Rajawali, 1983), hlm. 48.
284
Jurnal Program Studi Sejarah STKIP PGRI Sidoarjo GENTA Vol. 2 No. 2, September 2014 ISSN : 2337-9707
bernaung di bawah Nahdlatul Ulama, dalam konsep kegiatannya juga harus mengacu pada asas dan perjuangan Nahdlatul Ulama. Apalagi Fatayat Nahdlatul
Ulama
merupakan
organisasi
yang
menjadi
pokok
dari
pengembangan umat dalam rangka mewujudkan atau merealisasikan programprogramnya6. Dengan demikian dari adanya pembahasan latar belakang di atas, urgensi kajian ini semakin terasa jika dilihat dari sudut sasaran yang dituju, yaitu anak dan remaja7. Penelitian ini dimulai sejak tahun 2008 karena pada tahun ini tepat saat pergantian pengurus Pimpinan Anak Cabang Fatayat Nahdlatul Ulama Tanggulangin periode 2008 hingga 2013. Banyak kemajuan yang telah di dapatkan dari tahun ketahun, salah satunya adalah semakin bertambahnya jama’ah pengikut Organisasi Fatayat NU. Penelitian ini lebih fokus pada peranan pemudi dalam Organisasi Fatayat NU di Kecamatan Tanggulangin. Aktivitas dan manfaat kegiatan ini diwujudkan untuk kepentingan dalam mencapai kehidupan dunia dan akhirat. Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai bahan kajian sebagai berikut. Bagaimana profil Fatayat Nahdlatul Ulama Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo tahun 2008-2013?, Bagaimana perkembangan Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama dalam membangun generasi perempuan muda yang berpedoman pada agama, di Kecaamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo tahun 2008-2013?, Apa aktivitas dan manfaat Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama di Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoaarjo tahun 2008-2013? Adapun dengan melihat rumusan masalah tersebut tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut. Untuk mengidentifikasi kegiatan Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama dalam membangun generasi perempuan muda yang berpedoman pada agama di Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo.
6
Sudirman Tebba, Orde Baru: Perubahan Politik dan Keagamaan. (Yogya: Tiara Wacana, 1993), hlm. 7. 7
M. Amin Syukur, dkk, Op. Cit, hlm.162.
285
Jurnal Program Studi Sejarah STKIP PGRI Sidoarjo GENTA Vol. 2 No. 2, September 2014 ISSN : 2337-9707
Untuk menganalisis aktivitas Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama Kecamatan Tanggulangin. Untuk menjelaskan manfaat kegiatan Fatayat bagi para pemudi dalam pendidikan di Kecamatan Tanggulangin. Hasil penelitian tentang Sejarah Perkembangan Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama Di Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo Tahun 2008-2013 yaitu, melalui aktivitas Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo telah mencapai kualitas pemudi yang baik. Perkembangan pada tahun 2008 hingga 2013 menunjukkan efisiensi pelaksanaan dan peningkatan kualitas dalam pembekalan ilmu agama Islam yang baik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah. Dalam implementasinya metode sejarah terbagi menjadi empat tahap yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi.
2. Pembahasan A. Sejarah Berdirinya Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama’ di Kecamatan Tanggulangin Latar belakang berdirinya Fatayat Nahdlatul Ulama’ sebenarnya tidak lepas dari faktor pendidikan khususnya pendidikan untuk anak – anak perempuan dan keagamaan. Baik pendidikan formal maupun non formal. Namun demikian, selain menyangkut soal pendidikan, ketika itu juga untuk memberikan perhatian dengan menggalang kerja sama unsur- unsur kepemudaan Islam lain. Fatayat Nahdlatul Ulama didirikan pada tanggal 7 rajab 1369 Hijriyah yang bertepatan dengan 24 April 1950 oleh tiga serangkai wanita, Murtasiyah dari Surabaya, Khuzaimah Mansur dari Gresik, dan Aminah mansur dari Sidoarjo. Kiprah para pemudi Nahdlatul Ulama’ yang terhimpun pada Fatayat NU sudah demikian besar. Pada tahun 1954, saat muslimat membicarakan perkawinan di bawah umur dan pemberantasan buta huruf, banyak perempuan muda aktifis NU terlibat juga, secara intensif. Dan cabang Sidoarjo merupakan salah satu cabang perintis berdirinya Fatayat NU dengan semangat itulah, 10 tahun kemudian setelah mendapat instruksi dan sosialisasi tentang organisasi yang menaungi para pemudi NU maka pada tahun 1964 secara aklamasi terpilihnya 286
Jurnal Program Studi Sejarah STKIP PGRI Sidoarjo GENTA Vol. 2 No. 2, September 2014 ISSN : 2337-9707
seorang pemudi asal desa Ketapang bernama Zahro menjadi Ketua PAC Fatayat NU Kecamatan Tanggulangin dengan masa bhakti 1964 – 1968, karena PAC Fatayat NU di Tanggulangin pada waktu itu masih baru dan karena pada masa itu kondisi politik dan keamanan bangsa kita sedang diuji oleh gerakan PKI. Maka masih banyak kesulitan untuk membentuk PR (Pimpinan Ranting), sampai berakhirnya masa kepemimpinan beliau. Pada tahun 1968 di adakan konferensi PAC Fatayat NU pertama dan Zahro kembali menjadi ketua untuk masa periode 1968 – 1972 dan periode inilah Fatayat NU mulai di kenal oleh para remaja putri di ranting – ranting. Pemegang estafet kepemimpinan PAC Fatayat NU Kecamatan Tanggulangin dipegang oleh Fauziah, seorang pemudi dari Desa Kludan periode tahun 1972 – 1976. Pada periode inilah banyak pimpinan ranting terbentuk. Karena keberhasilannya maka beliau terpilih kembali untuk periode 1976 – 1980, kepemimpinan Fauziyah berlanjut untuk periode 1980 – 1984 entah belum ada kader yang mampu untuk memimpin PAC Fatayat NU atau ada faktor lain sehingga Fauziyah memimpin kembali PAC Fatayat NU untuk periode tahun 1984 – 1988. Dan dilanjutkan pada periode berikutnya yaitu tahun 1988 – 1992, dan periode inilah Fauziyah harus berakhir dengan diadakannya konferensi PAC Fatayat NU yang akhirnya muncul seorang kader dari Desa Ngaban bernama Sholichah yang meneruskan tampuk pimpinan PAC Fatayat NU periode tahun 1992 – 1996 namun ditengah perjalanan yaitu pada tahun 1993 telah terjadi sesuatu yang mengakibatkan harus diadakannya konferensi luar biasa dan kemudian terpilihlah Mufarochah seorang kader dari Wates Kedensari yang memimpin PAC Fatayat NU Kecamatan Tanggulangin periode tahun 1993 – 2001. Fatayat NU semakin berkembang dan dikenal masyarakat sebagai organisasi wadah pemudi NU. Setelah kepemimpinan Mufarochah berakhir pada tahun 2001 kemudian terpilihlah Hj. Juwariyah pemudi asal desa Banjarpanji yang memimpin PAC Fatayat NU periode tahun 2001 – 2005 kemudian setelah masa periode beliau berakhir diadakanlah konferensi periodik ke 10 terpilihlah seorang kader dari Banjarpanji juga yaitu
Hj. Muthmainnah untuk melanjutkan kepemimpinan
PAC. Fatayat NU pereode tahun 2005 – 2009. Setelah berkahirnya masa 287
Jurnal Program Studi Sejarah STKIP PGRI Sidoarjo GENTA Vol. 2 No. 2, September 2014 ISSN : 2337-9707
kepemimpinan Hj. Muthmainnah pada tahun 2009 maka diadakanlah konferensi periodik ke 11 yang menghasilkan terpilihnya Muflichah seorang kader dari desa Penatar Sewu untuk periode tahun 2009 – 2013 dan beliau terpilih kembali untuk periode tahun 2013 – 2017. Dan menjadi kegiatan andalan dari PAC Fatayat NU dari dulu sampai sekarang adalah Jam’iyah Diba’ Kubro yang dilaksnakan setiap satu bulan sekali. Demikian selayang pandang kondisi PAC Fatayat NU Kecamatan Tanggulangin. B. Lambang , Tujuan dan Cita Cita Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama Setiap organisasi atau perkumpulan mempunyai lambang sebagai simbol yang menggambarkan asas atau dasar, tujuan dan cita-cita dari organisasi tersebut. Lambang organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama dapat di uraikan sebagai berikut. 1.1. Gambar lambang Fatayat Nahdlatul Ulama
Setangkai bunga melati melambangkan niat yang suci, tegaknya bunga melati diatas dua helai daun berarti dalam setiap gerak langkahnya Fatayat NU tidak lepas dari bimbingan NU dan Muslimat NU, di dalam sebuah bintang berarti gerak langkah, Fatayat NU selalu berlandaskan perintah Allah SWT dan sunnah Rasul, delapan bintang berarti empat khalifah dan empat madzab, dilingkari oleh tali persatuan berarti Fatayat NU tidak keluar dari Ahlussunnah Wal Jama’ah, Fatayat NU adalah organisasi pemudi atau perempuan muda Islam yang berhaluan
288
Jurnal Program Studi Sejarah STKIP PGRI Sidoarjo GENTA Vol. 2 No. 2, September 2014 ISSN : 2337-9707
Ahlussunnah Waljamaah, dilukis dengan warna putih diatas warna dasar hijau berarti kesucian dan kebenaran8. Salah satu unsur penting yang harus dimiliki oleh setiap organisasi adalah tujuan dan cita – cita sesuai landasan dan asas organisasi tersebut9. Karena itu untuk mengetahui tujuan Fatayat Nahdlatul Ulama terlebih dahulu harus diketahui landasan dan asas Fatayat NU. Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama bertujuan untuk, terbentuknya pemudi atau wanita muda Islam yang bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlakul karimah, bermoral, cakap, bertanggungjawab, berguna bagi agama, nusa dan bangsa, terwujudnya masyarakat yang berkeadilan gender, terwujudnya rasa kesetiaan terhadap asas, aqidah dan tujuan NU dalam menegakkan syariat Islam10. A.
Visi dan Misi Fatayat Nahdlatul Ulama Fatayat Nahdlatul Ulama merupakan Organisasi bagi para perempuan muda yang mempunyai tujuan dan cita-cita seperti pada uraian yang telah disebutkan pada pembahasan di atas, dengan demikian organisasi ini juga mempunyai visi dan misi untuk mencapai tujuan dan cita-citanya, adapun Visi dan Misi Fatayat Nahdlatul Ulama yaitu: a. Visi Fatayat NU Penghapusan
segala
bentuk
kekerasan,
ketidakadilan
dan
kemiskinan dalam masyarakat dengan mengembangkan wacana kehidupan sosial yang konstruktif, demokratis dan berkeadilan jender. b.
Misi Fatayat NU
8
Arsip Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama, Peraturan Dasar Dan Peraturan Rumah Tangga Fatayat NU. (Sidoarjo: Pimpinan Cabang. 2010), hlm. 11.
9
Veitzal Rivai, dkk, Pemimpin Dan Kepemimpinan Dalam Organisasi. (Jakarta: Rajawali, 2013), hlm. 52. 10
Arsip Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama, Peraturan Dasar Dan Peraturan Rumah Tangga Fatayat NU. (Sidoarjo: Pimpinan Cabang, 2010), hlm. 11.
289
Jurnal Program Studi Sejarah STKIP PGRI Sidoarjo GENTA Vol. 2 No. 2, September 2014 ISSN : 2337-9707
Membangun kesadaran kritis perempuan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan jender. Visi dan misi diatas adalah untuk mencapai tujuan dan harapan dalam mempertahankan organisasinya. Sedangkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Fatayat Nahdlatul Ulama berpedoman kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia11. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama berideologi Pancasila12. B. Peranan Wanita dalam Memperjuangkan Agama Di Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama. Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama merupakan organisasi perempuan muda, yang dimana lingkungan aktifitasnya adalah tentang keagamaan dalam Islam. Dalam organisasi ini perempuan berperan untuk memperjuangkan agama dan membangun kuwalitas generasi pemudi yang berpedoman pada Al-Qur’an. Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama bersifat keagamaan, kemasyarakatan, dan kekeluargaan, dalam hal ini pemudi Fatayat NU mempunyai tujuan untuk meningkatkan peranan wanita Indonesia dalam segala bidang kehidupan, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam Islam telah menetapkan bahwa peran utama wanita adalah sebagai Ibu dan pengatur rumah tangga, tetapi di lingkungan masyarakat, peran utama wanita ini mempunyai andil yang besar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan kuwalitas generasi yang baik 13.
11
Agus Mulyana, loc. Cit., hlm. 52.
12
Arsip Fatayat Nahdlatul Ulama, Selayang Pandang Fatayat NU. (Jakarta: Transformatika, 2007), hlm. 1. 13
Siti Muslikhati, Feminisme dan Pemberdayaan Perempuan dalam Timbangan Islam. (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), hlm. 130.
290
Jurnal Program Studi Sejarah STKIP PGRI Sidoarjo GENTA Vol. 2 No. 2, September 2014 ISSN : 2337-9707
Karena posisinya sebagai anggota masyarakat inilah, maka keterlibatannya dalam kehidupan umum atau publik, juga diperlukan dalam rangka memajukan masyarakat14. Islam menetapkan hukum yang sama antara pria dan wanita dalam masalah kewajiban berdakwah (amar ma’ruf nahi munkar), kewajiban menuntut ilmu, serta kewajiban menunaikan ibadah – ibadah ritual (mahdhah)15. Mengenai pembahasan bab ini peran perempuan dalam organisasi Fatayat NU dalam memperjuangkan agama dapat di sebutkan diantaranya adalah, membentuk pemudi atau wanita muda Islam yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, cakap, dan bertanggungjawab serta berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Mewujudkan rasa kesetiaan terhadap asas, akidah dan tujuan Nahdlatul Ulama dalam menegakkan syariat Islam. Mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata, serta di ridhai Allah SWT. Menghimpun dan membina pemudi atau wanita muda Islam dalam Organisai Fatayat NU. Meningkatkan mutu pengetahuan yang bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negara. Meningkatkan peranan wanita Indonesiadalam segala bidang kehidupan beragama, bernegara, dan bermasyarakat. Mempertinggi budi (al-akhlaq, al-karimah) dalam kehidupan sehari - hari. Dalam syiar agama yaitu menjalankan kegiatan dan menjalin kerjasama yang menunjang syiar keagamaan dan kesejahteraan masyarakat. Meningkatkan
kuwalitas
generasi
pemudi
yang
Islami
dan
membina
persahabatan dengan organisasi lain terutama organisasi pemuda dan wanita. Tugas dan peranan tersebut sejalan dengan kehendak Allah ketika Dia berdialog dengan para malaikat saat Dia menciptakan manusia pertama kali 16. Tugas khalifah yang pokok adalah memakmurkan bumi, merawat, dan 14
Siti Muslikhati, loc. cit.
15
Ibid., hlm. 131.
16
Irfan Supandi, Dahsyatnya Menjadi Ibu Rumah Tangga. (Surakarta: Jajar Laweyan, 2011), hlm. 50.
291
Jurnal Program Studi Sejarah STKIP PGRI Sidoarjo GENTA Vol. 2 No. 2, September 2014 ISSN : 2337-9707
menghidupkannya kepengurusan bumi beserta isinya menjadi tanggungjawab umat manusia17. Sebagai akibat laju modernitas dalam berbagai aspek kehidupan, kini umat manusia menghadapi sebuah fakta global bahwa mereka tidak dapat hidup dalam keterasingan pada masa kini dan mendatang. Komunikasi global, transportasi global, ekonomi global, semua itu telah melahirkan kecenderungankecenderungan baru dalam gaya hidup, pola makan minum, hingga pakaian, perabot rumah tangga hingga kendaraan bermotor, dan bahkan dalam kehidupan agama-agama. Hanya dengan memahami apa yang terjadi kini, kita dapat berspekulasi tentang kemungkinan-kemungkinan masa depan termasuk masa depan agama dan agama masa depan18. Wanita memiliki peran dan pengaruh dalam memperkaya masyarakat, dan memiskinkannya, menerangi hidup atau menggelapkannya, membahagiakan pria atau menyengsarakannya. Wanita terbaik dengan demikian bukanlah wanita yang menyandang gelar kesarjanaan tertinggi, atau yang bapaknya termasuk hartawan atau tinggal di istana atau rumah mewah, bukan pula yang memiliki pesona dan kecantikan yang sangat menarik, juga bukan yang menguasai sejumlah bahasa dunia. Akan tetapi wanita terbaik dalam pandangan Aisyah adalah wanita alumni madrasah kenabian yang mempelajari kaidah-kaidah tauhid dan keimanan, memegang teguh moralitas Islam, baik di rumah, di jalan, di sekolah, di tempat kerja dan disegala tempat, juga yang tidak mengenal ucapan cabul maupun jawaban tak senonoh atas pertanyaan apa pun19.
17
Ibid., hlm. 52.
18
Zakiyuddin Bhaidawy, Dialog Global dan Masa Depan Agama. (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2001), hlm. 166.
19
Ramadhan Hafiz, The Colour of Women: Mengungkap Misteri Wanita. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm. 250.
292
Jurnal Program Studi Sejarah STKIP PGRI Sidoarjo GENTA Vol. 2 No. 2, September 2014 ISSN : 2337-9707
C. Manfaat Organsasi Fatayat NU Setiap Organisasi yang dibentuk oleh badan lembaga OrganisasiOrganisasi selalu mempunyai usaha, tujuan, peranan, tugas, peraturan, visi, misi dan manfaat pada akhirnya. Adapun manfaat kegiatan Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama adalah, mendapatkan pengalaman tentang bagaimana berorganisasi, senantiasa ingat kepada agama Allah untuk terus berjuang mengamalkan ilmu yang dimiliki, melatih kerjasama dalam kepemimpinan, mendapatkan wawasan ilmu agama yang lebih luas. Mampu menghadapi masa depan sebagai
generasi yang Islami di era globalisasi dan modernisasi,
membangun sikap dan sifat yang beraklakhul karimah, bertanggungjawab dalam segala urusan, meningkatkan kualitas iman dan taqwa, dan menyambung tali persaudaraan terhadap sesama. Membentuk wanita muda Islam yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur dan menjunjung tinggi agama, menghimpun dan membina pemudi dalam Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama, meningkatkan mutu pengetahuan yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Melalui aktivitas Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama Kecamatan Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo telah mencapai kualitas nilai pemudi yang baik. Perkembangan pada tahun 2008 hingga 2013 menunjukkan efisiensi pelaksanaan dan peningkatan kualitas dalam pembekalan ilmu agama Islam yang baik. Strategi dakwah dalam Organisasi Fatayat NU yang di berikan kepada para jama’ah menunjukkan kualitas yang baik, dengan menggunakan metode dan teknik yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat di era globalisasi dan modernisasi untuk saat ini. Ajakan dan seruan yang disajikan oleh pendakwah yaitu mengajak untuk bertauhid kepada Allah SWT dan patuh kepada ajaran-Nya demi kepentingan dan kemaslahatan hidup mereka secara abadi. Kedudukan wanita di Kecamatan Tanggulangin telah terbukti memiliki peran tersendiri, khususnya di Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama. Peranan wanita dalam Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama menumbuhkan semangat jiwa wanita yang
293
Jurnal Program Studi Sejarah STKIP PGRI Sidoarjo GENTA Vol. 2 No. 2, September 2014 ISSN : 2337-9707
mampu membangun masyarakat, bangsa, dan negara yang sejahtera dunia dan akhirat. DAFTAR RUJUKAN Al-Mahalli, Abu Iqbal. 2000. Muslimah Modern: Dalam Bingkai Al-Qur’an Dan Al-Hadits, Yogyakarta: Mitra Pustaka. A’la, Abd. 2006. Pembaruan Pesantren, Yogyakarta: Pustaka Pesantren. Al-Zuhaili, Muhammad. 2004. Menciptakan Remaja Dambaan Allah, Bandung: Al-Bayan PT Mizan Pustaka. An-Nashir, Muhammad Hamid, 2004. Menjawab Modernisasi Islam: Membedah Pemikiran Jamaludin Al-Afghani Hingga Islam Liberal, Jakarta: Darul Haq. Bhaidawy, Zakiyuddin, 2001. Dialog Global dan Masa Depan Agama, Surakarta: Muhammadiyah University Press. Fauzi, Imron, 2012. Manajemen Pendidikan ala Rasulullah, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Hafiz, Ramadhan, 2007. The Colour of Women: Mengungkap Misteri Wanita, Jakarta: Amzah. Hasyim, Wahid. 1985. Mengapa Memilih NU, Jakarta: Inti Sarana Aksara. Ilahi, Wahyu, 2010. Komunikasi Dakwah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Khalafallah, Muhammad Ahmad. 2008.Masyarakat Muslim Ideal, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Mulyana, Agus, dkk, 2011. Pendidikan Ahlusunnah Waljama’ah dan ke-Nuan, Tangerang: Jelajah Nusa. Muslikhati, Siti, 2004. Feminisme dan Pemberdayaan Perempuan dalam Timbangan Islam, Jakarta: Gema Insani Press. Rivai, Veitzal, dkk. 2013. Pemimpin Dan Kepemimpinan Dalam Organisasi, Jakarta: Rajawali.
294
Jurnal Program Studi Sejarah STKIP PGRI Sidoarjo GENTA Vol. 2 No. 2, September 2014 ISSN : 2337-9707
Supandi, Irfan, 2011. Dahsyatnya Menjadi Ibu Rumah Tangga, Surakarta: Jajar Laweyan. Suryana, Toto, dkk. 1997. Pendidikan Agama Islam: Untuk Perguruan Tinggi, Bandung: Tiga Mutiara. Syukur, Amin, dkk. 2003.Teologi Terapan Islam: Upaya Antisipasif Terhadap 51 Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Hedonisme Kehidupan Modern,
Mandiri.
Yusuf, Slamet Efendi. 1983. Dinamika Kaum Santri: Menelusuri Jejak Dan Pergolakan Internal NU, Jakarta: CV Rajawali. Zahro, Ahmad. 2004. Tradisi Intelektual NU: Lajnah Bahtsul Masa’il 1926 – 1999, Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara.
Sumber Lain: Arsip Fatayat Nahdlatul Ulama, 2007. Selayang Pandang Fatayat NU, Jakarta: Transformatika.
Arsip Organisasi Fatayat Nahdlatul Ulama, 2010. Peraturan Dasar Dan Peraturan Rumah Tangga Fatayat NU, Sidoarjo: Pimpinan Cabang.
Redaksi Website www. Fatayat.or.id.
295