Judul Nama NIM
: Pembentukan Portofolio Optimal dengan Menggunakan Model Markowitz Pada Saham Indeks IDX30 di Bursa Efek Indonesia. : Desak Gede Sinta Putri Pracanda : 1306205098
Abstrak
Investasi merupakan salah satu kegiatan yang terdapat dalam pasar modal yang memiliki tujuan mendapatkan keuntungan maksimal dari penanaman modal tersebut. Perkembangan investasi di Indonesia ditandai dengan semakin maraknya perusahaan sekuritas yang memberikan fasilitas serta ilmu berkaitan dengan investasi saham yang bertujuan untuk membentuk calon investor muda. Risiko merupakan hal yang harus diperhatikan investor dalam berinvstasi. Risiko tidak dapat dihilangkan tetapi dapat diminimalkan dengan diversifikasi (portofolio). Pembentukan portofolio optimal dilakukan agar investor mendapatkan return tertentu dengan risiko yang terbaik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui saham-saham apa saja yang dapat masuk ke dalam portofolio optimal serta proporsi dana masing-masing saham tersebut yang dibentuk dengan model Markowitz. Penelitian ini dilakukan pada Indeks IDX30 di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar dalam Indeks IDX30 periode Agustus 2015-Juli 2016. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 25 perusahaan dengan metode pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui metode observasi non partisipan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis portofolio dengan pendekatan model Markowitz. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 30 saham terdapat 6 buah saham yang dapat masuk ke dalam portofolio optimal bentukan Model Markowitz dengan proporsinya masing-masing yaitu sebesar 9.57 persen saham ADHI, 28.92 persen saham BBCA, 6.20 persen saham LPKR, 18.99 persen saham SCMA, 25.38 persen saham TLKM, dan 10.94 persen saham UNVR.
Kata kunci: saham, portofolio optimal, model Markowitz
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………….................... HALAMAN PENGESAHAN.............................................................. PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... KATA PENGANTAR ......................................................................... ABSTRAK ........................................................................................... DAFTAR ISI........................................................................................ DAFTAR TABEL................................................................................ DAFTAR GAMBAR ........................................................................... DAFTAR LAMPIRAN........................................................................ BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
Halaman i ii iii iv v vi viii ix x
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.............................................. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian ...................................... 1.3 Tujuan Penelitian......................................................... 1.4 Kegunaan Penelitian.................................................... 1.5 Sistematika Penulisan.................................................. KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN SEBELUMNYA 2.1 Landasan Teori............................................................ 2.1.1 Pasar Modal ................................................ 2.1.2 Investasi...................................................... 2.1.3 Pengertian Saham ....................................... 2.1.4 Indeks Harga Saham Gabungan ................. 2.1.5 Return Saham ............................................. 2.1.6 Risiko Saham.............................................. 2.1.7 Diversifikasi ............................................... 2.1.8 Portofolio Saham ........................................ 2.1.9 Portofolio Optimal Berdasarkan Model Markowitz....................................... 2.2 Penelitian Sebelumnya ............................................... METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian......................................................... 3.2 Lokasi Penelitian ......................................................... 3.3 Objek Penelitian .......................................................... 3.4 Identifikasi Variabel.................................................... 3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian.................... 3.6 Jenis dan Sumber Data ................................................ 3.6.1 Jenis data .................................................... 3.6.2 Sumber data ................................................ 3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ...... 3.8 Metode Pengumpulan Data ......................................... 3.9 Teknik Analisis Data................................................... HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum ........................................................
1 11 12 12 13 15 15 17 18 20 21 22 24 26 27 28 36 36 36 36 36 41 41 41 42 42 43 44
4.1.1 Bursa Efek Indonesia.................................... 4.1.2 Indeks IDX30 ............................................... 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ........................................... 4.2.1 Hasil portofolio optimal dengan model markowitz ......................................... SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan...................................................................... 5.2 Saran............................................................................
54 54
DAFTAR RUJUKAN ........................................................................ LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................
56 60
BAB V
44 45 45 45
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kegiatan yang terdapat dalam pasar modal yang memiliki tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dari penanaman modal
yang dilakukan baik dengan berinvestasi saham, obligasi
maupun surat berharga lainnya. Investasi hampir sama dengan menabung yang bertujuan agar dana dapat digunakan pada masa yang akan datang. Selain dapat memenuhi kebutuhan di masa depan dengan keuntungan yang diperoleh, berinvestasi juga dapat membuat nilai aset terlindung dari inflasi. Menurut Hartono (2014:7) investasi dapat berupa investasi langsung dengan langsung membeli aktiva keuangan suatu perusahaan, dapat dengan melalui perantara atau dengan cara lain, dan investasi tidak langsung dengan melakukan pembelian saham di perusahaan investasi yang sudah handal dalam berinvestasi dan memiliki portofolio aktiva perusahaan lain. Perkembangan investasi di Indonesia dapat dilihat dari jumlah perusahaan yang mengeluarkan saham (emiten), saham yang beredar, transaksi yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan investasi di Indonesia juga ditandai dengan semakin maraknya perusahaan sekuritas yang memfasilitasi dan mengajak masyarakat Indonesia untuk mulai mengenal saham dan mengajarkan segala hal terkait dengan saham dengan tujuan untuk membentuk calon investor muda dan dengan adanya calon investor maupun investor yang sudah terbentuk diharapkan dapat membantu dalam membangun pertumbuhan perekonomian di Indonesia
menjadi lebih baik dari sebelumnya dengan kegiatannya dalam berinvestasi di pasar modal. Perusahaan sekuritas di Indonesia saat ini berjumlah 115 yang antara lain seperti BNI securities, Danareksa, Kresna securities, Philip securities, KDB Daewoo securities, OSO securities, Panin securities, Reliance securities, Sinarmas securities, Sucorinvest securities, Trimegah securities, Valbury securities, UOB Kayhian securities, Indo Premier securities dan lainnya (www.sahamok.com). Pasar modal merupakan tempat memperdagangkan efek-efek yang disebut dengan bursa efek. Pasar modal (capital market) merupakan pasar keuangan yang memperdagangkan setiap surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan yang terdiri atas surat pengakuan utang, surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi, bukti right (right issue), dan waran (warrant) (Triandaru dan Budisantoso, 2009:279). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa pasar modal merupakan suatu tempat berlangsungnya kegiatan investasi yang memperjual-belikan efek-efek yang diterbitkan oleh perusahaan emiten. Saham dalam investasi sangat diminati dari yang lainnya karena memberikan return memuaskan. Triandaru dan Budisantoso (2009) mendefinisikan bahwa secara sederhana saham sebagai tanda kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan yang berwujud selembar kertas. Pemilik saham mendapatkan keuntungan berupa laba perusahaan yang disebut dengan dividen dan jika perusahaan mengalami kerugian, maka pemilik saham pun juga akan menanggung risiko tersebut. Saham yang digunakan dalam investasi ini merupakan saham biasa (common stock) yang
diperjual-belikan di bursa, khususnya BEI (Zalmi Zubir,2011:2). Analisis mengenai saham dilakukan oleh investor yang dilihat dari data historis, maupun dengan teknik-teknik analisis yang dilakukan oleh investor untuk menilai saham yang akan dibeli untuk tujuan investasi tersebut yang diharapkan akan memberikan keuntungan atau return yang sesuai dengan harapan investor di masa depan atau sering juga disebut dengan return harapan (expected return). Selain menganalisis mengenai return harapan yang akan diterima investor pada masa yang akan datang, investor juga harus menganalisis mengenai risiko yang akan diterima ketika melakukan investasi di pasar modal. Risiko merupakan suatu hal yang harus diperhatikan oleh investor dalam berinvestasi. Selain return, risiko dapat juga berarti probabilitas penyimpangan yang terjadi antara return harapan dibandingkan return sebenarnya. Ketika return yang diharapkan investor lebih kecil dibandingkan risiko yang akan diperoleh maka investor akan mengalami kerugian. Seorang investor harus benar-benar memperhatikan hubungan antara return dan risiko dalam investasi saham ataupun obligasi, dan dapat memilih dengan baik saham atau obligasi mana yang memberikan return tertentu dengan tingkat risiko yang rendah (Tandelilin, 2010:101). Risiko yang timbul dalam berinvestasi memang tidak dapat dihindari tetapi bisa diminimalkan dengan cara membentuk suatu portofolio untuk diversifikasi. Portofolio merupakan kumpulan dari beberapa aset yang dipilih dari berbagai macam sektor dengan tujuan untuk meminimalkan risiko yang terdapat dalam portofolio tersebut. Pembentukan portofolio yang baik akan sangat berguna bagi para
investor
dengan
mengkombinasikan
saham-saham
sehingga
akan
menghasilkan return yang maksimal. Misalkan saja dalam suatu portofolio terdapat saham A, dan saham B. Ketika Saham A menghasilkan return aktual yang lebih tinggi dan risiko yang rendah sedangkan saham B memiliki risiko yang lebih tinggi dan return aktual yang rendah dari saham A, pada saat itulah fungsi dari membentuk suatu portofolio berguna dimana risiko yang tinggi dari saham B, sudah terkompensasi dengan return aktual dari saham A. Untuk meminimalkan risiko, investor disarankan untuk melakukan diversifikasi (portofolio) agar risiko dari satu aset ke aset lainnya saling terkompensasi dan tidak terlalu berpengharuh secara signifikan terhadap keuntungan investor (Tandelilin, 2010:115). Tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan dari masing-masing saham yang membentuk portofolio. Semakin rendah koefisien korelasi antar saham dalam portofolio tersebut maka semakin efektif penurunan deviasi standarnya (Husnan dan Pudjiastuti, 1993:20). Markowitz (1952 dan 1959) dalam Mokta (2013) memberikan asumsi utama dalam analisis portofolio. Menurutnya pada dasarnya investor menghindari dengan adanya risiko. Investor yang rasional akan memilih untuk memegang portofolio yang efisien dengan memaksimalkan keuntungan yang diharapkan untuk tingkat risiko tertentu atau meminimalkan risiko untuk tingkat return tertentu. Ada nasihat Markowitz mengenai diversifikasi portofolio adalah “Janganlah menaruh semua telur ke dalam satu keranjang”. Dalam nasihat tersebut, Markowitz ingin menjelaskan jika kita menanamkan seluruh modal yang kita miliki ke dalam satu saham, kemungkinan terjadinya kerugian yang besar itu
sangat tinggi. Sebaiknya para investor melakukan diversifikasi portofolio pada suatu titik tertentu untuk meminimalkan kerugian yang akan diperoleh di masa depan (Tandelilin, 2010:117). Diversifikasi risiko dalam berinvestasi adalah hal yang sangat penting bagi investor karena dapat meminimalkan risiko tanpa mengurangi return yang dihasilkan (Hartono, 2015:337). Investor dapat menggunakan dua cara dalam melakukan diversifikasi (portofolio), yaitu dengan cara diversifikasi random (naif), dan dengan cara Markowitz (Tandelilin, 2010:202). Diversifikasi random disini dapat diartikan bahwa investor dapat mengambil beberapa saham dari berbagai sektor dengan acak tanpa memperhatikan return dari sekuritas sehingga membentuk suatu portofolio. Tetapi, dengan pembentukan acak seperti ini, tidak menghasilkan portofolio yang optimal. Untuk diversifikasi yang lebih optimal dibandingkan dengan diversifikasi random dapat menggunakan model Markowitz. Menurut Hartono (2015), metode mean-variance dari Markowitz menunjukkan bahwa sekuritas-sekuritas yang mempunyai korelasi lebih kecil dari +1 akan menurunkan risiko portofolio. Semakin banyak sekuritas yang dibentuk kedalam portofolio, semakin kecil risiko portofolio. Diversifikasi akan menghilangkan efek dari varian, tetapi efek kovarian masih tetap ada. Portofolio yang didiversifikasikan dengan baik yang terdiri dari banyak saham, serta efek dari kovarian akan menjadi lebih penting dibandingkan dengan efek dari varian masing-masing saham itu sendiri (Hartono, 2015:342). Menurut Septyanto dan Kertopati (2014) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa penambahan jumlah saham dalam satu portofolio secara terus menerus akan
memberikan manfaat yang semakin besar, berbeda dengan Model Markowitz yang dimana model ini meyakini bahwa penambahan saham secara terus menerus pada satu titik tertentu akan semakin mengurangi manfaat diversifikasi dan cenderung akan memperbesar tingkat risiko. Suatu portofolio dapat dikatakan sebagai portofolio yang efisien jika dapat memberikan return harapan terbesar dengan tingkat risiko tertentu. Portofolio yang efisien belum dapat dikatakan sebagai portofolio optimal. Portofolio efisien hanya memiliki satu faktor yang baik antara return harapan atau risikonya, belum keduanya. Portofolio optimal merupakan portofolio yang dibentuk dengan return harapan dan risiko yang terbaik. Pembentukan portofolio optimal dapat dilakukan dengan cara Model Markowitz (Hartono, 2014:367). Pembentukan portofolio dengan menggunakan model Markowitz adalah salah satu pendekatan yang paling banyak digunakan dalam seleksi portofolio (Solanki, 2014). Model Markowitz (1959) adalah gagasan utama yang digunakan untuk membangun portofolio optimal dalam rangka mencapai tujuan memaksimalkan return dan meminimalkan risiko (Kamil, Fei, dan Lee Kin Kok, 2006). Penelitian ini menggunakan Indeks IDX 30 yang merupakan salah satu indeks yang terdiri dari 30 saham yang konstituennya dipilih dari LQ 45 yang memiliki kinerja yang baik dan banyak digunakan dalam pembentukan portofolio saham. Tetapi karena jumlahnya 45 saham dianggap terlalu besar, BEI meluncurkan Indeks IDX 30 pada tanggal 23 April 2012 sehingga lebih mudah dalam pembentukan portofolio. Pemilihan saham dalam IDX 30 memiliki kriteria
seperti nilai transaksi, kapitalisasi pasarnya, kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan, dan lain-lain (Hartono, 2014:164). Mokta (2013) melakukan sebuah studi yang bertujuan untuk membentuk sebuah portofolio optimal dengan menggunakan model Markowitz di Bursa Efek Dhaka (DSE). Penelitian ini membentuk portofolio optimal terdiri dari 20 saham yang terpilih dari 164 saham, memberikan return sebesar 6.48 persen dan menyimpulkan bahwa model Markowitz berkinerja baik di DSE serta Bangladesh Stock Market. Penelitian lainnya dilakukan oleh Kamil, Fei, dan Lee Kin Kok, (2006) dengan menggunakan model Markowitz di Kuala Lumpur Stock Exchange (KLSE) dengan total sampel terdiri dari 15 saham yang terdaftar dalam KLSE. Secara umum, portofolio optimal yang dibentuk dalam penelitian ini terdiri dari saham AFFIN dan AMMB dengan tingkat risiko dan return sebesar 1,95 persen dan 5 persen dengan alokasi dana masing-masing sebesar 98,27 persen dan 1,7 persen . Setelah dilakukan investigasi dengan memperhitungkan aset bebas risiko (T-bill), terdapat 3 saham yang membentuk portofolio optimal dengan alokasi sebesar 0,034 persen saham AMMB, 0,075 persen saham NESTLE, 0,036 persen saham CARLBERG dan 99,854 persen pada aset bebas risiko dengan tingkat risiko hampir 0 (0,00002). Portofolio optimal dengan memperhitungkan biaya transaksi menghasilkan 3 saham yang sama dengan aset bebas risiko dengan tingkat risiko lebih tinggi yaitu sebesar 0,0538 persen. Alokasi dana masingmasing saham tersebut sebesar 1.741 persen saham AMMB, 3,592 persen saham NESTLE dan 1,829 persen saham CARLBERG. Namun demikian, dalam lindung
nilai portofolio, masing-masing saham yang dipilih telah ditetapkan sebagai patokan (benchmark) untuk membangun portofolio optimal secara keseluruhan yaitu AMMB (Am Bank Group Berhad) , AFFIN (Affin Holdings Berhad) , BAT (British American Tobacco), TANJONG (Tanjung Offshore Berhad), PUBLIK (Publik Bank Berhad) merupakan efek yang memungkinkan untuk perlu diperhitungkan dalam portofolio optimal di KLSE. Ashvinkumar (2014) melakukan penelitian untuk menilai optimalitas portofolio dengan model Markowitz pada Indeks SENSEX 30 di Bursa Efek Bombay (BSE) periode 2008-2012. Populasi terdiri dari 30 saham dan terpilih sampel sebanyak 14 saham. Pada olahan data harian, Oil & Gas, AUTO, dan FMCGD merupakan saham yang paling mendukung untuk portofolio. Pada olahan data bulanan, portofolio saham yang terbentuk atas FMCG dan AUTO berkinerja baik. Diversifikasi memungkinkan kesempatan untuk investasi tumbuh dengan volatilitas minimum. Efek berperilaku berbeda dari satu sama lain dalam pasar yang sama berdasarkan kondisi kinerja, industri atau sektor sendiri, faktor nasional dan internasional dan sebagainya. Chandra dan Hapsari (2013) melakukan pembentukan portofolio optimal menggunakan model Markowitz di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Indeks LQ 45 periode 2008 – 2012. Dari 45 saham, terpilih 17 saham sebagai sampel penelitian. Dari 17 saham, terbentuk 14 saham yang dapat menjadi anggota portofolio optimal dengan proporsi dana masing-masing sebesar 1,1 persen saham AALI (PT Astra Agro Lestari Tbk), 0,8 persen saham ASII (PT Astra Internatiomal Tbk), 15,9 persen saham BBCA (PT Bank Central Asia Tbk), 6,6
persen saham BBNI (PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk), 9,2 persen saham BBRI (PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk), BDMN 2,3 persen saham (PT Bank Danamon Indonesia Tbk), 10,1 persen saham BMRI (PT Bank Mandiri (Persero) Tbk), 8,3 persen saham INDF (PT Indofood Sukses Makmur Tbk), 2,8 persen saham ISAT (PT Indosat Tbk), 1,8 persen saham PGAS (PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk), 5,3 persen saham PTBA (PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk), 0,9 persen saham TINS (PT Timah (Persero) Tbk), 9,5 persen saham TLKM (PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk), dan 25,4 persen saham UNVR (PT Unilever Indonesia Tbk) dengan return portofolio sebesar 2,5 persen yang memiliki RAR (risk adjusted return) tertinggi sebesar 0,634060 dari yang lainnya. Sugiharta (2013) melakukan penelitian mengenai pembentukan portofolio optimal berdasarkan volume perdagangan di Bursa Efek Indonesia pada saham Indeks LQ45 periode 2006-2011 dengan menggunakan model Markowitz. Pembentukan portofolio dalam penelitian ini dilakukan dengan mengelompokkan saham-saham yang ada pada indeks LQ45 menjadi 2 kelompok yaitu high trading volume (kumpulan saham-saham yang memiliki trading volume di atas median) dan low trading volume (kumpulan saham-saham yang memiliki trading volume di bawah median). Penelitian ini menyimpulkan bahwa pada kategori portofolio high trading volume, portofolio 1 sesuai untuk investor yang bersifat risk averse dan moderate yang terdiri dari saham perusahaan BBRI dan ENRG memberikan tingkat risiko sebesar 0,108 persen dan return sebesar 0,12 persen dengan proporsi dana masing-masing sebesar 85 persen saham BBRI dan 15 persen saham ENRG,
serta portofolio 2 sesuai untuk investor yang bersifat no-risk averse yang terdiri dari saham perusahaan TLKM (PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk) dan ENRG (PT Energi Mega Persada Tbk) memberikan tingkat risiko sebesar 0,34% dan return sebesar 0,25% dengan proporsi dana masing-masing sebesar -23% untuk saham TLKM dan 123% untuk saham ENRG. Portofolio kategori low trading volume, portofolio 12 terdiri dari saham BBCA (PT Bank Central Asia (Persero) Tbk), ASII (PT Astra International Tbk) dan UNTR (PT United Tractor Tbk) yang sesuai untuk investor yang bersifat risk averse memberikan tingkat risiko sebesar 0,016% dan return sebesar 0,13% dengan proporsi dana masingmasing sebesar 82,6 persen saham BBCA, 56,8 persen saham ASII, dan -39,5 persen saham UNTR. Portofolio 13 sesuai untuk investor bersifat no-risk averse yaitu saham BBCA (PT Bank Central Asia Tbk), BDMN (PT Bank Danamon Tbk), UNTR (PT United Tractor Tbk) yang memberikan tingkat risiko sebesar 0,032 persen dan return sebesar 0,25 persen dengan proporsi dana masing-masing sebesar 120,2 persen saham BBCA, -101,7 persen saham BDMN, dan 81,5 persen saham UNTR. Portofolio 11 sesuai untuk investor bersifat moderate yaitu saham BBCA, ASII, dan BDMN yang dapat memberikan tingkat risiko dan return sebesar 0,018 persen dan 0,16 persen dengan proporsi dana masing-masing sebesar 92,10 persen saham BBCA, 33,64 persen saham ASII, dan -25,7 persen saham BDMN. Natalia, Darminto dan Endang (2014) melakukan pembentukan portofolio dengan menggunakan model Markowitz pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012. Penelitian ini menggunakan
populasi seluruh saham yang terdaftar di BEI tahun 2012 dan terdapat 9 saham yang masuk menjadi portofolio optimal dalam penelitian ini. Sembilan (9) saham tersebut yaitu saham AISA (PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk), DLTA (PT Delta Djakarta Tbk), ICBP (PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk), INDF (PT Indofood Sukses Makmur Tbk), MLBI (PT Multi Bintang Indonesia Tbk), MYOR (PT Mayora Indah Tbk), ROTI (PT Nippon Indosari Corpindo Tbk), SKLT (PT Sekar Laut Tbk) dan ULTJ (PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Co Tbk) dengan expected return portofolio sebesar 0,948 persen dan risiko portofolio sebesar 1,292 persen. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya disertai dengan adanya hasil-hasil penelitian dari berbagai indeks yang menggunakan model Markowitz sebagai pembentukan portofolio optimalnya, maka peneliti mengambil judul “Pembentukan Portofolio Optimal dengan Menggunakan Model Markowitz Pada Saham Perusahaan yang Terdaftar di Indeks IDX30”.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Saham-saham apa saja yang dapat dimasukan ke dalam portofolio optimal menggunakan model Markowitz pada kelompok saham IDX30 periode Agustus 2015- Juli 2016?
2) Berapakah proporsi dana yang dicapai oleh saham yang masuk ke dalam portofolio optimal menggunakan model Markowitz pada kelompok saham IDX30 periode Agustus 2015- Juli 2016?
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Untuk mengetahui saham-saham yang dapat dimasukan ke dalam portofolio optimal menggunakan model Markowitz pada kelompok saham IDX30 periode Agustus 2015- Juli 2016 2) Untuk mengetahui masing-masing proporsi dana yang diperoleh oleh saham-saham yang masuk ke dalam portofolio optimal model Markowitz pada kelompok saham IDX30 periode Agustus 2015- Juli 2016
1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini terbagi atas 2 bagian yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis yaitu sebagai berikut. 1) Kegunaan Teoritis Dapat memberikan bukti empiris bagi penelitian selanjutnya terkait penelitian tentang portofolio optimal dengan menggunakan model Markowitz pada saham yang terdaftar di Indeks IDX30 periode Agustus 2015- Juli 2016.
2) Kegunaan Praktis Dapat memberikan informasi bagi para investor dalam menentukan pilihan berinvestasi pada saham dalam portofolio optimal yang dibentuk dengan menggunakan model Markowitz pada saham yang terdaftar di Indeks IDX30 periode Agustus 2015- Juli 2016.
1.5 Sistematika Penulisan Bab I
Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang masalah dari penelitian yang dilakukan, kemudian dapat dirumuskan ke dalam pokok permasalahan, terdapat tujuan penelitian serta kegunaan penelitian Pada akhir bab ini disampaikan sistematika penulisan.
Bab II
Kajian Pustaka dan Penelitian Sebelumnya Bab ini menyajikan teori-teori untuk mendukung pokok permasalahan yang terkait dengan portofolio optimal dan terdapat hasil penelitian sebelumnya untuk memperkuat penelitian ini.
Bab III
Metode Penelitian Bab ini menyajikan metode penelitian yang mencakup lokasi dan objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan teknik analisis data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini.
Bab IV
Data Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini menyajikan data berupa gambaran umum perusahaan, diskripsi dan pembahasan hasil penelitian dari model yang digunakan, yang akan menjadi jawaban dari permasalahan penelitian ini.
Bab V
Simpulan dan Saran Bab ini menyajikan simpulan dari pembahasan penelitian serta saran untuk peneliti selanjutnya.