Elys dan Daulat – Upaya Meningkatkan Hasil Belajar…
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Pada Pokok Bahasan Ragam Hias Di Kelas VII SMP Negeri 2 Lubuk Pakam T.A 2012/2013 Elys Rismawati Hutabarat dan Daulat Saragi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memberikan salah satu solusi guna meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan ragam hias di SMP Negeri 2 Lubuk Pakam. Peningkatan hasil belajar siswa dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan 2 siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII-9 dengan jumlah 37 siswa. Setiap siklus terdiri dari Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan/Observasi, dan Refleksi. Hasil-hasil penelitian yang diperoleh adalah hasil belajar pada tiap siklus terjadi peningkatan, yaitu pada pre tes yang diperoleh sebesar 37,83% yang tuntas dengan jumlah siswa 13 orang dan nilai rata-rata 74,13 dengan siwa yang belum tuntas sebayak 24 siswa yakni 62,16%. Mengalami peningkatan pada Siklus I nilai rata-rata kelas mencapai 76,12 dengan siswa yang tuntas belajar sebanyak 20 siswa atau 54,05 %, dan 17 siswa yang belum tuntas yakni 45,94%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan mencapai 83,11, siswa yang mengalami tuntas belajar sebanyak 35 siswa atau 94,59%, serta siswa yang belum tuntas sebanyak 2 siswa yakni 5,40%. Dengan demikian terjadi rata-rata peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran sebesar 28,38%. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan ragam hias siswa di kelas VII-9 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam. Kata Kunci: Hasil belajar, Pendekatan Contextual Learning, Ragam Hias.
Teaching
and
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kesiapan sumber daya manusia dalam mengikuti dan mengendalikan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu pendidikan, diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang terampil, kreatif dan aktif sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Salah satu penyebab lambatnya peningkatan kualitas pendidikan adalah proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan for mal, diharapkan tidak hanya menghasilkan siswa yang terampil tetapi juga menghasilkan sumber daya manusia yang berkompetensi dibidangnya, khususnya pada pelajaran seni rupa. Ornamen Batak Toba sebagai salah satu jenis karya seni rupa harus ditingkatkan efektivitas pembelajarannya guna meningkatkan kreativitas siswa dalam berkarya. Pembelajaran Ornamen Batak Toba sebagai salah satu budaya lokal merupakan tugas dan tanggungjawab guru untuk mendidik siswa agar memiliki wawasan
1
Elys dan Daulat – Upaya Meningkatkan Hasil Belajar…
budaya kedaerahan. Usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan, oleh karena itu pemilihan berbagai metode, strategi, pendekatan serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Kegiatan belajar mengajar yang sering dijumpai yakni masih berpusat pada guru dan kurang adanya partisipasi dari siswa, siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa akan belajar jika diberikan tugas dan latihan saja oleh guru. Berdasarkan keadaan itu penulis tertarik untuk mengkaji penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran seni rupa pokok bahasan ragam hias. Dengan penerapan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) keaktifan dan pemahaman siswa akan lebih bertambah, serta pengertiannya lebih cepat dicapai. Kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menarik dan tidak bosan karena siswa dapat berpartisipasi secara langsung, sehingga siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran yang selalu dikaitkan dengan kehidupan nyata yang disimulasikan, dengan mengaitkan informasi dengan pengetahuan yang dimiliki siswa. Siswa dapat menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan, menggali, dan berdiskusi. Dengan demikian hasil belajar ragam hias siswa diharapkan juga dapat ditingkatkan. Atas dasar pemikiran di atas, maka peneliti tertarik melakukan Penelitian Tindakan Kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran seni budaya khususnya seni rupa pokok bahasan ragam hias dengan menetapkan judul: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Contextual Teaching And Learning Pada Pokok Bahasan Ragam Hias Di Kelas VII SMP Negeri 2 Lubuk Pakam T.A 2012/2013. Rumusan masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar ragam hias Batak Toba di kelas VII SMP Negeri 2 Lubuk Pakam T.A 2012/2013 ? ” Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan ragam hias Batak Toba dengan penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning di kelas VII SMP Negeri 2 Lubuk Pakam T.A 2012/2013. KAJIAN PUSTAKA Hasil Belajar Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu “hasil” dan “belajar”. Hasil merupakan akibat dari yang ditimbulkam karena berlangsungnya suatu proses kegiatan, sedangkan belajar adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengamatan individu dalam interaksi dengan lingkungan.
2
Elys dan Daulat – Upaya Meningkatkan Hasil Belajar…
Dalam interaksi belajar mengajar, guru perlu mengetahui hasil yang dicapai oleh siswa dalam setiap belajar, agar guru dapat mengetahui kemampuannya dalam mentransfer ilmu kepada siswa. Hasil berkaitan dengan apa yang telah dicapai seseorang melalui apa yang telah dikerjakannya, berarti hasil belajar berkaitan dengan sesuatu yang diperoleh seseorang setelah belajar mengajar misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, perubahan sikap, keterampilan dan lain sebagainya. Menurut Sudjana, (2009:22) dalam bukunya” Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar” menyatakan: Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang dicapai dapat berupa ilmu pengetahuan, sikap, keterampilan dan sebagainya sesuai dengan kemampuannya. Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa dalam mata pelajaran seni budaya pada pokok bahasan menggambar ragam hias. Pengertian Pendekatan Contextual Teaching and Learning Menurut Sanjaya (2008:255) Contextual Teaching and Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Kunandar (2009:293) Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang beranggapan bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah, artinya belajar itu akan lebih bermakna jika anak ”bekerja” dan ”mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya, bukan sekadar ”mengetahuinya”. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pembelajaran dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning adalah suatu pendekatan atau strategi yang bukan dilakukan dengan sistem mentransfer pengetahuan dari guru kepada siswa, tetapi bagaimana siswa mampu memaknai apa yang dipelajarinya di lingkungan. Pengertian Ragam Hias Ragam hias sering disebut juga dengan ornamen, kata ornamen berasal dari bahasa latin ornare, yang berarti menghiasi. Menurut Gustami dalam Sunaryo, (2009:9) Ornamen adalah komponen produk seni yang ditambahkan atau sengaja dibuat untuk tujuan sebagai hiasan. Jadi, berdasarkan pengertian tersebut ornamen merupakan penerapan hiasan pada suatu produk. Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya akan menjadi pola yang diulang-ulang dalam suatu karya kerajinan atau seni. Karya ini dapat berupa tenunan, tulisan pada kain (misalnya batik), songket, ukiran, atau pahatan pada kayu/batu, dan lain-lain. Ragam hias dapat distilasi (stilir) sehingga bentuknya bervariasi. Menurut Azizmaan (2012) dalam bloknya menyatakan, Ragam hias Indonesia mempunyai makna khusus yakni memiliki arti simbolik dan kekuatan batin yang mendalam. corak/gaya dalam seni ornamen yakni:
3
Elys dan Daulat – Upaya Meningkatkan Hasil Belajar…
1).Ornamen Primitif adalah Ornamen yang diciptakan pada zaman purba dengan ciri-ciri goresan spontan, tegas, kaku, dengan komposisi biasanya berderet, sepotong-sepotong, berselang-seling, dan sering dijumpai penyusunan secara terpadu. 2). Ornamen Klasik adalah seni ornamen yang telah mencapai puncak perkembanganya, memiliki struktur motif dan pola yang tetap dengan susunan, irama yang telah baku dan sulit untuk dirobah dalam bentuk lain. 3). Ornamen Tradisional adalah ragam hias yang berkembang ditengah-tengah masyarakat secara turun-temurun, dan tetap digemari dan dilestarikan, Ornamen Tradisional merupakan pembauran dari seni klasik atau seni primitif. 4). Ornamen Modern atau Kontemporer adalah karya seni ornamen yang merupakan hasil kreasi atau ciptaan seniman baru dan lepas dari kaidah-kaidah tradisi, klasik, atau primitif. Dapat disimpulkan bahwa ornamen Batak Toba memiliki corak/ gaya seni yang tergolong dalam Ornamen Tradisional, dengan pembuatan ragam hias yang dikembangkan oleh masyarakat secara turun-temurun. Indonesia merupakan sebuah negara yang memiki banyak suku, setiap suku memiliki ornamennya masing-masing. Salah satu suku yang mendiami Indonesia adalah suku Batak. Oranamen dalam bahasa Batak Toba disebut dengan Gorga. Gorga Batak adalah kesenian ukir ataupun pahat yang biasanya terdapat pada bagian luar (eksterior) rumah adat Batak dan alat kesenian (gendang, serunai, kecapi). Gorga dapat disebut sebagai corak atau motif yang tidak hanya dipahat/diukir tapi juga dilukis. Ornamen atau Gorga juga mempunyai bentuk atau pola dasar yang sama dengan pola dasar ragam hias yakni : 1) Gorga motif manusia, 2) Gorga motif hewan (hoda-hoda, boraspati), 3) Gorga motif khayalan atau raksasa (Jenggar, Gaja Dompak, Singa-singa, Ulu Paung), 4) Gorga Motif Tumbuh-tumbuhan ( sitompi, Dalihan Natolu, Simeol-meol, Hariara Sundung di langit, Si Jonggi,Simarogunogung), 5) Gorga bentuk Geometris ( Ipon-ipon, Iran-Iran), 6) Gorga Motif Kosmos atau alam ( Simataniari, desa Na Ualu). Julyster dalam jurnal vol 5 no:2, 40: 2008. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penjelasan hasil penelitian ini berdasarkan tindakan pada setiap siklus pembelajaran. Penelitian yang dilakukan dengan tes, yaitu tes menggambar ragam hias dengan Pendekatan contextual teaching and learning. Penelitian ini diuji keberhasilan menggambar ragam hias yang dilakukan sebanyak satu pretest dan dua siklus, hasil tes dibandingkan dengan hasil sebelumnya untuk melihat perubahan tingkatan hasil capaian belajarnya. Hasil kerja siswa tersebut yang nantinya akan dijadikan sebagai data hasil belajar. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian meliputi kegiatan pelaksanaan PTK yaitu perencanaan, tindakan, observasi, refleksi. Pelaksanaan penelitian ini direncanakan 2 (dua) siklus. Adapun tahapannya adalah : Siklus I
4
Elys dan Daulat – Upaya Meningkatkan Hasil Belajar…
a. Perencanaan 1. Menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2. Guru mempersiapkan alat dan media yang digunakan. 3. Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru saat mengajar b. Pelaksanaan Tindakan 1. Melakukan apersepsi untuk mengarahkan siswa memasuki kompetensi dasar yang akan dibahas. 2. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3. Menjelaskan materi pembelajaran yang akan diajarkan serta menjelaskan tahapan-tahapan pembuatan ragam hias. 4. Guru menuntun siswa merancang motif ornamen. 5. Siswa berlatih membuat motif ornamen Batak Toba dengan mencontoh motif ornamen Batak Toba. 6. Siswa mengembangkan motif hias dengan teknik peniruan serta melakukan stilasi sehingga tercipta pola-pola yang variatif dan inovatif sesuai dengan ekspresi masing-masing individu. 7. Menbentuk kelompok belajar guna menambah pengetahuan siswa dalam mengembangkan dan menemukan bentuk baru dalam menggambar ragam hias Batak Toba 8. Guru mengajukan pertanyaan guna mengetahui apakah siswa sudah mengerti. 9. Peneliti membimbing proses latihan siswa dalam menggambar ragam hias. 10. Siswa melakukan tahapan finishing pada gambar ragam hias yang dibuat siswa. 11. Penilaian proses dan karya. c. Pengamatan Kegiatan pengamatan, tindakan ini dilaksanakan untuk mengamati proses pembelajaran di kelas secara langsung yakni aktivitas siswa saat belajar dengan acuan lembar observasi yang telah disediakan. Agar informasi yang diperoleh lebih akurat, maka peneliti dibantu guru kelas pada saat mengobservasi. d. Refleksi Kegiatan refleksi dilakukan untuk melihat perkembangan pelaksanaan dan membuat kesimpulan mengetahui kekurangan atau kelebihan peserta didik selama pembelajaran menggambar ragam hias menggunakan Pendekatan contextual teaching and learning. Hal ini dilakukan dengan mengevalusi tindakan yang telah dilakukan serta menentukan langkah selanjutnya. pelaksanaan siklus II dilakukan apabila pada siklus I belum bisa memenuhi target. Siklus II Pelaksanaan siklus II dilaksanakan karena pada siklus I belum bisa memenuhi target. Seperti pada siklus I, siklus kedua ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. a. Perencanaan Tahap perencanaan pada siklus II diawali dengan identifikasi masalah berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Masalah–masalah yang timbul pada siklus I ditetapkan alternatif pemecahan masalahnya dengan harapan tidak terulang pada siklus II nantinya. b. Pelaksanaan Tindakan 1. Melakukan apersepsi untuk mengarahkan siswa memasuki kompetensi dasar yang akan dibahas. 2. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
5
Elys dan Daulat – Upaya Meningkatkan Hasil Belajar…
3.
Menjelaskan materi pembelajaran yang akan diajarkan serta menjelaskan tahapan-tahapan pembuatan ragam hias. 4. Guru menuntun siswa merancang motif ornamen. 5. Siswa berlatih membuat motif ornamen Batak Toba dengan mencontoh motif ornamen Batak Toba. 6. Siswa mengembangkan motif hias dengan teknik peniruan serta melakukan stilasi sehingga tercipta pola-pola yang variatif dan inovatif sesuai dengan ekspresi masing-masing individu. 7. Menbentuk kelompok belajar guna menambah pengetahuan siswa dalam mengembangkan dan menemukan bentuk baru dalam menggambar ragam hias Batak Toba. 8. Guru mengajukan pertanyaan guna mengetahui apakah siswa sudah mengerti. 9. Peneliti membimbing proses latihan siswa dalam menggambar ragam hias. 10. Siswa melakukan tahapan finishing pada gambar ragam hias yang dibuat siswa. 11. Penilaian proses dan karya. c. Pengamatan Kegiatan pengamatan, tindakan ini dilaksanakan untuk mengamati proses pembelajaran pada siklus II di kelas secara langsung yakni aktivitas siswa saat belajar dengan acuan lembar observasi yang telah disediakan. Agar informasi yang diperoleh lebih akurat, maka peneliti dibantu guru kelas pada saat mengobservasi. d. Refleksi Kegiatan ini dilaksanakan pada akhir pertemuan. Tahap ini mengemukakan kembali secara rinci segala sesuatu yang terjadi di kelas selama pertemuan siklus II. Jika pada tahapan siklus masih ditemukan banyak siswa yang belum mencapai hasil belajar maka dilaksanakan siklus selanjutnya, namun jika telah memenuhi tujuan yang diinginkan maka tidak perlu dilakukan tindakan pada siklus selanjutnya, dengan kata lain pembelajaran dianggap selesai. Alat Pengumpul Data Alat pengumpul data pada penelitian ini adalah tes dan observasi. 1. Tes Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah Tes. Tes yang diberikan berupa tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test). Sebelum diberikannya perlakuan, siswa terlebih dahulu diberikan tes, kemudian setelah diberikan perlakuan siswa diberikan tes kembali untuk mengetahui apakah pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar menggambar Ragam Hias Batak Toba siswa. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menggambar Ornamen Batak Toba pada kertas A4. 2. Observasi Observasi dilakukan untuk mengamati seluruh kegiatan dan perubahan yang terjadi pada saat dilakukannya tindakan. Observasi yang dilakukan berupa pengumpulan data selama proses pembelajaran berlangsung, dibantu oleh observer yaitu guru seni budaya. Adapun perannya yaitu melakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan CTL dan perubahan yang terjadi pada saat dilakukan tindakan. Hasil observasi ini diserahkan kembali kepada peneliti untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian pembelajaran.
6
Elys dan Daulat – Upaya Meningkatkan Hasil Belajar…
Analisis Data Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif data dan analisis persentase. 1. Analisis Kualitatif Data Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif. Misalnya untuk melihat persentase keberhasilan siswa. Untuk mengukur tingkat atau presentase pemahaman siswa terhadap materi berupa hasil tes praktik siswa yang dilakukan dengan menggunakan rumus: Skor angka yang diperoleh DS =
100%
(Arikunto, 2010)
Skor maksimal Keterangan: DS = Daya Serap Kriteria: 0% ≤ DS < 75% (disebut belum tuntas) 75% ≤ DS > 100% (disebut tuntas) 2. Analisis persentase Analisis data ini dilakukan untuk mengetahui berhasil atau tidak tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini. Hal ini dilihat dari seberapa persen keberhasilan yang dicapai, hal ini dilihat dari aktivitas belajar. Dengan rumus Jumlah siswa yang mengalami perubahan NA =
x 100% Jumlah siswa keseluruhan
NA: nilai akhir 3.
Menganalisis Hasil Observasi
Hasil observasi yang telah dilakukan observan dikembalikan kepada peneliti untuk dianalisis. Untuk penilaian observasi dapat diberi nilai berdasarkan kriteria skor : SB : Sangat Baik (4) C : Cukup Baik (2) B : Baik (3) K : Kurang Baik (1) Perhitungan hasil observasi dapat dilakukan dengan\ rumus sebagai berikut: Pi =
f x 100 % n
(Sudjana, 2009 : 133)
Keterangan : Pi = Persentasi hasil pengamatan pada pertemuan ke i f = Jumlah aspek yang diamati n = Jumlah keseluruhan aspek yang diamati Keberhasilan proses pembelajaran ditentukan dengan melihat kriteria penilaian persentasi hasil pengamatan. Apabila hasil pengamatan oberservan mencapai ≥ 80 %, maka proses pembelajaran berhasil. 3.1 Kategori Tingkat Persentase Pengamatan
7
Elys dan Daulat – Upaya Meningkatkan Hasil Belajar…
Persentase Pengamatan % Kategori 90 – 100 Sangat Baik 80 – 89 Baik 70 – 79 Cukup Baik 60 – 69 Kurang Baik < 60 Belum Baik (Sudjana ,2009:118)
Nilai Huruf A B C D E
Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan dengan tes, yaitu tes menggambar ragam hias dengan pendekatan CTL. Penelitian ini diuji keberhasilan menggambar ragam hiasnya dengan pendekatan CTL yang dilakukan sebanyak tiga siklus, hasil tes dibandingkan dengan hasil sebelumnya untuk melihat perubahan tingkatan hasil capaian belajarnya. Hasil kerja siswa tersebut yang nantinya akan dijadikan sebagai data hasil belajar. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dari pre tes, siklus I maupun siklus II dapat digambarkan dalam tabel berikut secara umum keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran seni budaya dan keterampilan pokok bahasan ragam hias Batak Toba di Kelas VII SMP Negeri 2 Lubuk Pakam dengan penggunaan Pendekatan Contextual Teaching And Learning , maka hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1 Data Hasil Perolehan Test Praktik Siswa Pre Test, Siklus I, dan Siklus II Jumlah Siswa Persentase No. Keterangan Pre Siklus Siklus Pre Siklus Siklus Test I II Test I II 1. Tuntas 13 20 35 37,83% 54,05 % 94,59% 2. T.Tuntas 24 17 2 62,16% 45,94% 5,40% Data tersebut diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perolehan nilai hasil belajar sebanyak 16,22% dari pre test ke siklus I, dan sebanyak 40,54% dari siklus I ke Siklus II. Dengan demikian terjadi rata-rata peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran sebesar 28,38%. Peningkatan hasil belajar siswa yang terlihat melalui perolehan pre test dan post test yang diberikan dalam proses pembelajaran di kelas VII-9 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam selama dua siklus penelitian tindakan kelas, dapat lebih jelas terlihat pada grafik berikut ini:
8
Elys dan Daulat – Upaya Meningkatkan Hasil Belajar…
94.59 %
100
Ketuntasan (%)
80 62.16% 60 40
37.83%
54.05 % 45.94 %
Tuntas Tidak Tuntas
20 5.4% 0 PreTest
Siklus I
Siklus II
Grafik 1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dari hasil penelitian di lapangan ditemukan adanya kelebihan dan kekurangan pendekatan Contextual Teaching And Learning dalam mata pelajaran seni seni rupa khususnya pada pokok bahasan ragam hias Batak Toba. Adapun kelebihanya antara lain: 1. Siswa mampu membangaun dan meningkatkan kemampuannya sendiri melalui kegiatan kelompok. 2. Dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi antar sesama siswa, pada saat kelompok siswa mengerjakan desain ragam hias Batak Toba, dan saling memberikan tanggapan/ argumen dari krlompok lain mengenai pembuatan desain dan penyelesaian karya. Pada saat proses belajar mengajar berlangsung dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching And Learning selain memiliki kelebihan, pendekatan Contextual Teaching And Learning ini juga memiliki kekurangan yang ditemukan peneliti pada saat kegiatan berlangsung, adapun kekurangannya antara lain: 1. Penerapan pendekatan Contextual Teaching And Learning ini memerlukan waktu yang lama bagi siswa. 2. Guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diharapkan. 3. Masih ada siswa yang kurang mengerti dan tidak dapat mengikuti proses belajar dikarenakan setiap siswa memiliki pengalaman yang berbeda di dalam lingkungan tempat tinggalnya. Walaupun terdapat beberapa kendala dalam pendekatan Contextual Teaching And Learning namun bukan berarti kendala yang dihadapi tersebut menghambat proses belajar mengajar. Hal ini terbukti dengan aktivitas dan hasil belajar siswa menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning lebih tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan ragam hias Batak Toba dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching And Learning di kelas VII-9 SMP Negeri 2 Lubuk Pakam T. A 2012/2013.
9
Elys dan Daulat – Upaya Meningkatkan Hasil Belajar…
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian tindakan kelas ini, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Kesimpulan hasil belajar ini difokuskan pada hasil belajar yang telah dideskripsikan pada bab sebelumnya. Berdasarkan masalah penelitian, kesimpulan diperoleh dengan melihat temuan-temuan selama kegiatan penelitian berlangsung. Pada proses pembelajaran telah diterapkan pendekatan Contextual Teaching And Learning yang disenangi siswa dan menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa dalam menggambar ragam hias antara lain: 1. Penerapan pendekatan Contextual Teaching And Learning dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menggambar ragam hias Batak Toba sehingga karya siswa lebih baik. 2. Dari hasil pre tes dan post tes pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prolehan nilai hasil belajar yaitu: pada pre tes diperoleh sebesar 37,83% yang tuntas dengan jumlah siswa 13 orang dan nilai rata-rata 74,13 dengan siswa yang belum tuntas sebayak 24 siswa yakni 62,16%. Mengalami peningkatan pada Siklus I nilai rata-rata kelas mencapai 76,12 dengan siswa yang tuntas belajar sebanyak 20 siswa atau 54,05 %, dan 17 siswa yang belum tuntas yakni 45,94%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan mencapai 83,11, siswa yang mengalami tuntas belajar sebanyak 35 siswa atau 94,59%, serta siswa yang belum tuntas sebanyak 2 siswa yakni 5,40%. Dengan demikian terjadi rata-rata peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran sebesar 28,38%. Dan dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan ragam hias. 3. Penerapan pendekatan Contextual Teaching And Learning terbukti dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa dalam menggambar ragam hias Batak Toba. 4. Penerapan pendekatan Contextual Teaching And Learning ini dapat dipergunakan guru sebagai, alternatif pengajaran dalam meningkatkan hasil belajar dan mengukur keberhasilannya dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, serta memperoleh wawasan baru dalam hal penggunaan metode pembelajaran sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa. 5. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai referensi dalam memberi masukan atau evaluasi guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah. 6. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan masukan bagi peneliti sendiri untuk lebih memahami karakteristik siswa. 7. Nilai hasil kerja siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa semakin meningkat secara bertahap sesuai dengan setiap siklus yang dilakukan peneliti.
10
Elys dan Daulat – Upaya Meningkatkan Hasil Belajar…
Saran Berdasarkan penelitian ini, penulis perlu memberikan saran – saran sebagai berikut: 1. Pendekatan Contextual Teaching And Learning dapat dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa dalam menggambar ragam hias Batak Toba. 2. Aspek-aspek yang menentukan Pendekatan Contextual Teaching And Learning adalah kemampuan keterampilan siswa, memudahkan berbagai penjelasan, membantu siswa memahami dengan jelas jalannya suatu proses dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Hasil penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning dapat di informasikan kepada siswa guna memotivasi siswa untuk terus mengembangkan kemampuannya. 4. Guru perlu melakukan pendekatan untuk memberikan motivasi sehingga terbentuk rasa percaya diri. Dan dapat mengunakan Pendekatan Contextual Teaching And Learning sebagai alternatif pengajaran dalam meningkatkan hasil belajar dan mengukur keberhasilannya dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, serta memperoleh wawasan baru dalam hal penggunaan metode pembelajaran sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa. 5. Inovasi pembelajaran yang memacu pembelajaran berbasis siswa perlu dikembangkan guna meningkatkan kualitas pembelajaran. Untuk mengembangkan kreativitas siswa, keterampilan bertanya, mengemukakan pendapat, dan menumbuhkan antusias siswa memerlukan banyak latihan dan bimbingan dalam pembelajaran. 6. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menyusun format proses tahapan terencana dan sistematis, dan dapat dipergunakan untuk semua materi bidang studi di sekolah menengah pertama. 7. Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan atau evaluasi guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah. Kepala sekolah juga hendaknya mengadakan pelatihan tentang penggunaan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi,dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT.Bumi Aksara. Dimyanti dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah.S.B, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Jhonson, Elaine. B. Contextual Teaching And Learning. Terjemahan Setiawan Ibnu. 2007. Bandung: Mizan Media Utama.
11
Elys dan Daulat – Upaya Meningkatkan Hasil Belajar…
Kunandar. 2009. Guru Profesional Implementasi Kurkulum Tingkat satuan Pendidikan(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Lestari, Dian. 2012. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menggambar BuahBuahan Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Di Kelas Vii Smp It Al-Fityan School Medan. FBS - Unimed, Medan. Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Group. Sinurat, Julyster. S. 2008.Penerapan Ornamen Batak Toba pada Gereja Paroki Santo Mikhael Pangururan. Jurnal Seni Rupa FBS. VOL. 5,(2)37-45. Sirait, Baginda, dkk. 1980. Laporan Penelitian Pengumpulan dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara. Pemerintah Daerah Tingkat 1 propinsi Sumatera Utara. Siska, Arnitha. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning(CTL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMK Karya Pendidikan Balige T.P 2010/2011.FBS – Uni med, Medan. Sudijono, Anas. 2006 .Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT.Raja Grafindo Persada. Sudjana, Nana.2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Sulastianto, Harry. 2008. Seni Budaya untuk kelas IX sekolah menengah pertama. Bandung: Grafindo media utama. Sulastianto, Harry. 2008. Seni Budaya untuk kelas VII sekolah menengah pertama. Bandung: Grafindo media utama. Sunaryo, Aryo. 2009. Ornamen Nusantara Kajian Khusus Tentang Ornamen Indonesia. Semarang. Effhar Offset semarang. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. http://batakworld.blogspot.com/2012/07/rumah-adat-batak-toba.html diakses tgl 29 oktober 2012 jam 13:44 WIB http://senirupaunimed.wordpress.com/2009/03/13/seni-ornamen/ tanggal 23 oktober 2012 jam 10.45 WIB.
diakses
pada
http://naimarata.com/wp-content/uploads/2010/11/gorga-batak.jpg diakses tgl 12 November 2012 jam 09:30 WIB http://www.diciamis.comkhas-batik-ciamisan.php diakses tgl 12 November 2012 jam 09:14 WIB
12
Elys dan Daulat – Upaya Meningkatkan Hasil Belajar…
http://ajilbab.commotifmotif-batik-geometri.htm diakses tgl 12 November 2012 jam 09:14 WIB http://pskkm.blogspot.com/p/jenis-jenis-tulisan-khat.html diakses tgl 12 November 2012 jam 09:14 WIB http://yogaparta.wordpress.com/2009/06/18/mengenal-ornamen/. diakses tgl 12 November 2012 jam 09:14 WIB http://www.azizmaany.com/2012/08/index.php/artikel/seni-rupa/149-bentuk-ragamhias. diakses pada tanggal 23 oktober 2012 jam 11.00 WIB.
13