ABSTRAK Nurfitri Wulandari Maksud. 2015. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Prestasi Belajar Anak Tunadaksa di Sekolah Luar Biasa Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan s1 Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I dr. Zuhriana K Yusuf, M.kes dan Pembimbing II Ns. Abd Wahab Pakaya, S.kep, MM. Prestasi belajar anak yang baik ditentukan dari dua faktor yaitu faktor dari dalam diri dan dari luar diri siswa, faktor dari dalam diri siswa di pengaruhi oleh kecerdasan, minat, bakat, dan motivasi belajar. Dan faktor yang dapat mempengaruhi dari luar yaitu dukungan keluarga, dukungan sosial, dan interaksi di dalam lingkungan sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu hubungan dukungan keluarga dengan prestasi belajar anak tunadaksa di sekolah luar biasa Kota Gorontalo. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi analitik dengan rancangan Cross Sectional. Dengan jumlah populasi 22 orang dan menggunakan teknik pengumpulan sampel total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan metode angket dan observasi menggunakan uji statistik fisher exact test (p=0.000). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dukungan keluarga pada anak Tunadaksa, mengidentifikasi prestasi belajar pada anak Tunadaksa, dan menganalisis Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Prestasi Belajar Pada Anak Tunadaksa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Prestasi Belajar Pada Anak Tunadaksa dengan nilai p=0,000 dengan taraf nilai ≤ 0,05. Dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini menunjukkan dukungan keluarga yang kurang sebesar 59,1% dan prestasi belajar yang kurang sebesar 59,1%. Diharapkan bagi keluarga yang memiliki anak tunadaksa dapat memberikan dukungan penuh untuk dapat meningkatkan prestasi belajar pada anak Tunadaksa untuk dapat berprestasi lebih baik. Kata Kunci Daftar Pustaka
: Dukungan Keluarga, Prestasi Belajar, Anak Tunadaksa : 32 (2000-2015)
Pendahuluan Masa kanak-kanak adalah masa yang terindah dalam hidup dimana semua terasa menyenangkan serta tiada beban. Namun tidak semua anak dapat memiliki kesempatan untuk menikmati semua hal tersebut, hanya karena mereka “berbeda” dari anak kebanyakan lainnya. Setiap anak yang lahir di dunia dilengkapi dengan kondisi yang berbeda-beda, ada yang lahir dengan kondisi normal namun ada juga anak yang lahir dengan kondisi yang tidak normal berupa mempunyai kekurangan, baik itu berupa cacat tubuh maupun mental. Anak berkebutuhan khusus adalah mereka yang membutuhkan pendidikan dan pelayanan khusus terkait dengan kekhususan yang dimiliki, yaitu kelaianan fisik, emosional, mental, sosial atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa, agar mereka dapat berkembang dengan optimal sesuai dengan potensi kemanusiaan, menyatakan bahwa anak-anak yang lahir dengan kondisi fisik atau tunadaksa harus mengalami banyak hal yang berbeda dalam hidupnya, adapun beban yang diterima anak tunadaksa juga lebih berat daripada anak normal lainnya Anggraeni (2008)1. Menurut Musrifah (2014)2, Istilah tunadaksa berasal dari kata tuna yang berarti rugi atau kurang dan daksa yang berarti tubuh. Anak tunadaksa adalah anak yang memiliki kelainan tubuh baik fisik maupun sistem persyarafan otak yang mempengaruhi organ motorik otot maupun kondisi kesehatan. Prestasi belajar tidak lepas dari beberapa faktor penyebab. (Yunika, 2011)3 menyatakan bahwa masalah prestasi belajar ini dapat disebabkan oleh masalah pribadi (kesehatan, psikoligis) dan sosial (keluarga, sekolah, teman). Bahwa selain faktor sekolah, rumah, dan pribadi, faktor budaya juga turut mempengaruhi munculnya prestasi belajar pada siswa. Dukungan keluarga merupakan salah satu bentuk dari terapi keluarga, melalui keluarga berbagi masalah kesehatan bisa muncul sekaligus bisa diatasi. Menurut Astuti, (1998)4 menyatakan bahwa ada empat dukungan keluarga yaitu : dukungan instrumental meliputi penyediaan jasmaniah seperti pelayanan bantuan finansial dan material, dukungan informasional meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab bersama termasuk memberikan solusi dari masalah, dukungan penilaian meliputi pertolongan pada individu untuk memahami kejadian dengan baik dan juga strategi koping yang dapat digunakan, dukungan emosional memberikan individu perasaan nyaman dan merasa dicintai. Untuk menumbuhkan minat pada prestasi dibutuhkan adanya motivasi berprestasi yang tinggi untuk mencapai suatu keberhasilan. Salah satu yang paling berperan penting pada anak berkebutuhan khusus yaitu motivasi yang diberikan oleh keluarga.
1
Ahira, Anne, 2008, Perkembangan Anak Kamis 23 Maret 2015, http://www.AsianBrain.com. Musrifah, 2014, Metode Bimbingan Kemandirian Pada Anak Tunadaksa Di Sdlb Gaya Ananda Purwomartani Kalasan Sleman. 3 Kliegman Arvin, Behrman, 2000, Ilmu Kesehatan Anak Vol.1, Jakarta. ECG. 4 Astuti, 2012, Hubungan Dukungan Kelarga Dengan Anak Pra Hospitalisasi. 2
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang anak tunadaksa untuk melihat apakah terdapat “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Prestasi Belajar Pada Anak Tunadaksa”. Metode Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah analisis obervasi dengan pendekatan Cross Sectional yaitu dengan melakukan observasi atau pengukuran variabel pada suatu saat tertentu dengan harapan dapat mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel baik variabel bebas maupun variabel terikat yang dilakukan pada saat pengambilan data. Instrumen pada penelitian ini adalah kuisioner. Kuisioner adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa formulir (Setiadi,2013)5. Kuisioner yang diberikan oleh peneliti kepada responden dalam hal ini adalah orang tua yang memiliki anak tunadaksa yang berada di seklah luar biasa kota gorontalo. Kuisioner ini terdiri dari 20 pertanyaan untuk mengukur dukungan keluarga dengan skor nilai 1 jika menjawab ya, dan nilai 0 untuk menjawab tidak. Dan untuk prestasi belajar menggunakan format observasi yang dibuat sendiri dengan melihat nilai rata-rata raport baik =65-100 kurang = <65. Hasil Penelitian ini dilakukan sejak tanggal 26-29 Mei 2015 di Sekolah Luar Biasa Kota Gorontalo, dengan jumlah responden sebanyak 22 orang. Dengan teknik sampling Total Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 22 responden. Proses penelitian ini diawali dengan mendatangi Sekolah Luar Biasa Kota Gorontalo, melihat apakah ada orang tua anak Tunadaksa yang mendampingi anaknya ke sekolah. Selanjutnya, peneliti menjelaskan kepada calon responden yaitu orang tua yang memiliki anak Tunadaksa mengenai tujuan penelitian. Setelah memperoleh persetujuan peneliti meminta responden untuk bertanda tangan dilembar pernyataan bersedia menjadi responden. Peneliti kemudian melanjutkan penelitian dengan mendatangi rumah-rumah yang terdapat anak tunadaksa sesuai alamat yang telah didapatkan, selanjutnya menjelaskan kembali kepada responden mengenai tujuan dari penelitian ini. Dan meminta persetujan dari responden. Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di Sekolah Luar Biasa Kota Gorontalo Karakteristik Jumlah Presentase (n) (%) Perempuan 19 86,4 Laki-laki 3 13,6 Total
22
100
Sumber data primer 2015 5
Setiadi, 2013, Konsep Dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Berdarakan tabel 4.1 diatas karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin sebagian besar yaitu pada perempuan atau ibu yang berjumlah 19 orang (86,4%). Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Responden Di Sekolah Luar Biasa Kota Gorontalo Karakteristik Jumlah (n) Responden (%) 25-40 tahun 12 54.5 >40 tahun 10 45.5 Total 22 100 Sumber data primer 2015 Berdasarkan tabel diatas karakteristik Responden Berdasarkan golongan usia sebagian besar yaitu pada usia 25-40 tahun yaitu berjumlah 12 orang (54,5%). Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Di Sekolah Luar Biasa Kota Gorontalo Karakteristik Jumlah Presentase (n) (%) PT 2 9,1 SMA 12 54,5 SMP 7 31,8 SD 1 4,5 Total 22 100 Sumber data primer 2015 Berdasarkan tabel 4.3 diatas karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir didapatkan sebagian besar memiliki tingkat pendidikan terakhir yaitu SMA berjumlah 12 orang (54,5%). Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Sekolah Luar Biasa Kota Gorontalo Karkteristik n % Bekerja 13 86.4 Tidak 9 13.6 Bekerja Total 22 100 Sumber data primer 2015 Berdasarkan tabel 4.4 diatas karakteristik responden berdasarkan pekerjaan sebagian besar responden bekerja 13 responden (86,4%). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil Dukungan Keluarga pada Anak Tunadaksa di Sekolah Luar Biasa Kota Gorontalo pada tabel 4.5: Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga Pada Anak Tunadaksa Di Sekolah Luar Biasa Kota Gorontalo Kategori Baik Kurang
n 9 13
% 40,9 59,1
Total
22
100
Sumber data primer 2015 Berdasarkan tabel 4.5 diatas karakteristik responden berdasarkan dukungan keluarga didapatkan sebagian besar responden memiliki dukungan keluarga dalam kategori kurang berjumlah 13 orang (59,1%). Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan hasil prestasi belajar pada anak Tunadaksa di Sekolah luar biasa Kota Gorontalo seperti pada tabel 4.6: Tabel 4.6 Distribusi responden Berdasarkan Prestasi Belajar Pada Anak Tunadaksa Di Sekolah Luar Biasa Kota Gorontalo Kategori n % Baik 9 40,9 Kurang 13 59,1 Total 22 100 Sumber data primer 2015 Berdasarkan tabel 4.7 diatas Karakteristik responden berdasarkan prestasi belajar anak didapatkan sebagian besar anak dalam kategori kurang yaitu berjumlah 13 orang (59,1%). Analisis hubungan untuk mengetahui apakah ada Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Prestasi Belajar Pada Anak Tunadaksa Di Sekolah Luar Biasa Kota Gorontalo hasil analisis sebagai berikut: Tabel 4.7 Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Prestasi Belajar Pada Anak Tunadaksa Di Sekolah Luar Biasa Kota Gorontalo Prestasi belajar Total
Dukungan keluarga
Baik n
Baik Kurang Total
%
Kurang n
%
n
%
8 36,4%
1
4,5%
9
40,9%
1
12 54,5% 13
59,1%
4,5%
𝜒2 𝜌 Value
0.000
9 40,9% 13 59,1% 22 100,0%
Sumber data primer 2015 Dari tabel 4.7 diatas menunjukkan hasil analisis hubungan dukungan keluarga dengan prestasi belajar pada anak tunadaksa di Sekolah Luar Biasa Kota Gorontalo, dimana dari 22 responden didapatkan bahwa dukungan keluarga dalam kategori baik prestasi belajar baik (36,4%) dan prestasi belajar kurang (4,5%), sedangkan dukungan keluarga dalam kategori kurang prestasi belajar baik (4,4%) dan prestasi belajar kurang (54,5%).
Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan uji statistik fisher’s exact test diperoleh p value = 0,000 yang berarti lebih kecil dari α = 0,05 dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan prestasi belajar pada anak tunadakasa. Pembahasan Tabel 4.5 menunjukkan distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga di Sekolah Luar Biasa Kota Gorontalo, dari 22 orang yang menjadi responden didapatkan bahwa tingkat dukungan keluarga dalam kategori baik sebanyak 9 orang (40,9%), dan dalam kategori kurang sebanyak 13 orang (59,1%). Menurut asumsi peneliti dari hasil presentase diatas jumlah siswa yang mempunyai dukungan keluarga baik lebih sedikit dibandingkan jumlah siswa yang kurang. Hal ini disebabkan karena orang tua yang jarang menemani anaknya untuk belajar atau membantu anak di sekolah maupun dirumah. Anak tunadaksa memerlukan bantuan psikis maupun psiko karena mereka memiliki kekurangan fisik dimana anak-anak ini perlu untuk diperhatikan. Dari kurangnya dukungan keluarga disebabkan karena orang tua yang belum mampu memahami keadaan anaknya, dan orang tua yang menganggap anaknya mampu mengatasi masalah sendirian tanpa bantuan orang tua. Baik anak-anak yang normal maupun yang memiliki kebutuhan khusus memerlukan dorongan dalam proses pembelajaran atau pun pergaulan di dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu responden yang memiliki dukungan keluarga yang kurang lebih banyak dari dukungan keluarga yang baik berjumlah 13 orang (50,1%). Berdasarkan jawaban yang diperoleh dari responden menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua acuh tak acuh terhadap anaknya,kurang memberikan perhatian serta tidak mau memberikan kebebasan penuh kepada anaknya untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu, ada beberapa orang tua yang kurang membangun komunikasi dengan anak tunadaksa didalam rumah, dikarenakan adanya kesibukan masing-masing di luar rumah. Hal ini menuntut adanya kontak secara langsung yang dapat diwujudkan dalam bentuk dukungan orang tua pada anaknya. Orang tua yang memberikan dukungan pada anaknya dalam belajar akan mampu meningkatkan semangat anak agar dapat belajar lebih giat, belajar dengan sungguh sungguh, dan tidak mudah putus asa jika menghadapi kesulitan dalam belajar, dukungan keluarga adalah dukungan antar keluarga yang bersifat sportif yang dapat berupa bantuan langsung yang berkesinambungan dan terus menerus sepanjang kehidupan. Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebagian besar anak memiliki prestasi belajar kurang yaitu berjumlah 13 orang (59,1%) berdasarkan hasil observasi raport nilai akhir pada anak tunadaksa yang dilihat dari hasil akhir yang didapatkan di semester terakhir, diperoleh nilai rata-anak tunadaksa kurang dari 65 berjumlah 13 orang dan nilai 65-100 berjumlah 9 orang. Selain itu berdasarkan keterangan guru, sebagian besar anak tunadaksa yang memiliki prestasi belajar kurang dikarenakan karena kurangnya perhatian dalam pembelajaran di dalam kelas, kurang mengerjakan tugas, dan kurangnya kepercayaan diri dari anak tunadaksa tersebut. Ada pula anak yang memiliki prestasi kurang, namun menonjol di bidang ekstrakulikuler, seperti mengikuti lomba pramuka sampai ke tingkat nasional, di bidang olahrga anak tunadaksa di
sekolah luar biasa Kota Gorontalo juga mengikuti lomba balap kursi roda sampai ke tingkat nasional, lomba baca puisi, serta desain grafis yang mendapatkan juara satu di tingkat Provinsi Gorontalo dan juara dua di tingkat nasional mewakili sekolah luar biasa Kota Gorontalo. Dalam penelitian ini masih banyak anak yang memiliki prestasi belajar yang kurang. Hal ini didapatkan dari hasil observasi peneliti pada anak tunadaksa dimana anak tunadaksa tersebut mengalami kecacatan fisik sehingga kurangnya rasa percaya diri, serta masih lambatnya penerimaan pelajaran, dan interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari maupun di sekolah yang mempengaruhi kurangnya prestasi belajar anak tunadaksa di sekolah luar biasa kota gorontalo. Untuk dapat mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, diperlukan adanya perhatian dari dalam diri siswa (internal) dan dari luar diri siswa (eksternal), faktor-faktor yang berasal dari dalam diri contohnya kecerdasan, minat, bakat dan motivasi. Faktor eksternal dipengaruhi oleh keluarga, sekolah, dan masyarakat. Berdasarkan Hasil analisis data dengan meggunakan uji statistik fisher’s exact test diperoleh p value = 0,001 yang berarti lebih kecil dari α = 0,05. Dari hasil tersebut dapat diinterprestasikan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan prestasi belajar pada anak tunadaksa di sekolah luar biasa kota gorontalo. Hasi penelitian menunjukkan dari 22 siswa yang mempunyai dukungan keluarga yang baik ada 9 (40,9%) responden dengan prestasi belajar yang baik sebanyak 8 siswa (36,4%) dan prestasi belajar yang kurang 1 siswa (4,5%). Dukungan keluarga yang kurang sebanyak 13 responden (59,1%) dengan prestasi belajar yang baik 1 siswa (4,5%) dan prestasi belajar yang kurang sebanyak 12 siswa (54,5%). Dari hasil penelitian sebelumnya Munir (2011)6 Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Prestasi Belajar Anak Retardasi Mental Ringan Di Sekolah Luar Biasa C Yayasan Sosial Setya Darma Surakarta, hubungan yang positif ini memiliki arti bahwa semaki tinggi dukungan keluarga semakin tinggi juga pestasi belajar anak retardasi ringan di sekolah luar biasa C YSSD Surakarta. Adapula dukungan keluarga yang baik dengan prestasi belajar yang baik sebanyak 8 responden, dimana adanya dukungan keluarga dapat mempengaruhi prestasi belajar anak tunadaksa adanya dorongan dan motivasi di dalam rumah, sehingga menimbulkan rasa keyakinan dan motivasi dari dalam diri anak untuk dapat berprestasi. Hal ini sesuai dengan Sanders (2009)7 yang menyatakan bahwa setiap orang tua mengharapkan putera-puteri mereka tumbuh menjadi anak cerdas dan ketika orang tua memperoleh kenyataan bahwa anak memiliki keterbatasan, banyak orang tua yang mengalami kecemasan akan masa depan anak-anaknya. Sementara itu ada sebagian besar dukungan keluarga baik dengan prestasi belajar kurang sebanyak 1 responden (4,5%) dimana anak tersebut memiliki dukungan keluarga tapi kurang dalam prestasi belajar, dukungan penuh oleh 6
Munir, Miftahul. 2011, Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Prestasi Belajar Anak Retardasi Mental 7 Sanders. 2009. Pengertian Prestasi Belajar Rabu 5 April 2015. http://www.google.com
keluarga diberikan seperti menemani anak untuk belajar dan membimbing anak di dalam rumah, dan mempunyai prestasi belajar yang kurang di karenakan kurangnya keaktifan di dalam kelas dan rasa tidak mau tahu terhadap proses pembelajaran sehingga mengakibatkan kurangnya prestasi belajar anak. Wibisono (2007)8 menyatakan bahwa motivasi ekstrinsik yang paling utama adalah dari orang tua atau keluarga. Hal ini dikarenakan semenjak kecil anak bersosialisasi, menerima pendidikan (pendidikan informal) pertama kalinya adalah di dalam keluarga, dan pendidikan yang diperoleh dalam keluarga ini merupakan pendidikan yang terpenting atau utama terhadap perkembangan pribadi anak. Belajar sebagai proses interaksi untuk mencapai tujuan akan lebih efektif, bila ditunjang dengan motivasi yang tinggi, baik yang berupa intrinsik maupun ekstrinsik, dan orang tua adalah hal yang signifikan dalam membangkitkan motivasi seseorang. Kesimpulan 1. Dukungan Keluarga pada anak Tunadaksa di Sekolah Luar Biasa Kota Gorontalo dengan kategori kurang sebanyak 59,1% dan dukungan keluarga yang baik sebanyak 40,9%. 2. Prestasi Belajar pada anak tunadaksa di Sekolah Luar Biasa Kota Gorontalo dengan kategori kurang sebanyak 59,1% dan Prestasi Belajar yang baik sebanyak 40,9%. 3. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan prestasi belajar pada anak Tunadaksa di Sekolah Luar Biasa Kota Gorontalo dengan nilai p value = 0,000 ≤ α = 0,05. Daftar Pustaka Abdoerrachman, dkk. 2007. Ilmu Kesehatan Anak Jilid1. Jakarta : Percetakan info medika. Ahira, Anne. 2008. Perkembangan Anak Kamis 23 Maret 2015. http://www.AsianBrain.com Alimul Hidayat, A.Aziz. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Tehnik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Astuti, Widya. 2012. Hubungan Dukungan Kelarga Dengan Anak Pra Hospitalisasi. Aqila, Smart. 2010. Metode Pembelajaran & Terapi untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta.
Baharuddin, dkk. 2012. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta D. Misbach, 2014. Seluk-Beluk Tunadaksa Dan Strategi Pelaksanaanya. Yogyakarta : Java Litera. 8
Wibisono A.N, 2014, Keseteraan Hak Pilih Untuk Penyandang Disibilita, Jakarta.
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC. Fauzia.R, 2010. Hubungan Antara Penerimaan Orang Tua Dan Konsep Diri Dengan Motivasi Berprestasi Remaja Penyandang Tunadaksa. Hidayati, S. 2011. Hubungan Dukungan Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII MTs AlMukarromin Wadak-Kidul Duduksampeyan Gresik. Kliegman Arvin, Behrman. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Vol.1. Jakarta. ECG. Milyawati, Lia. 2008. Dukungan Keluarga Pengetahuan dan Persepsi Ibu Serta Hubungannya Dengan Strategi Koping Pada Anak Dengan Gangguan Autism Specturm Disorder (Asd). Mohammad Efendi, 2008. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta : Bumi Aksara. Muhaibin. 2012. Hubungan Antara Nilai Ujian Nasional Dengan Prestasi Belajar. Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakaya Munir, Miftahul. 2010. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Prestasi Belajar Anak Retardasi Mental. Musrifah. 2014. Metode Bimbingan Kemandirian Pada Anak Tunadaksa Di Sdlb Gaya Ananda Purwomartani Kalasan Sleman. Musyawarah. 2013. Keterlibatan Orang Tua Dalam Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Di SLB X Kota Makassar. Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : P.T Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran.
Penelitian
Ilmu
Sambas, ali muhidin. 2011. Panduan praktis memahami penelitian. Pustaka Setia. Setiadi, 2013. Konsep Dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Sholihah, Nikmatus. 2013. Penerapan Strategi Self-Management Untuk Meningkatkan Disiplin Belajar Pada Siswa Tunadaksa Cerebral Palcy Kelas IV Sdlb-D Ypac. Sugiyono, (2008). Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Suharsaputra, (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Tindakan. Bandung : PT. Refika Aditama. Sunartoms. 2009. Pengertian http://www.google.com
Prestasi
Belajar
Rabu
5
April
2015.
Supartini, Yupi. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. EGC. Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC. Susilo, C. 2012. Hubungan dukungan keluarga dengan interaksi sosial pada anak autis usia 6-15 tahun di Kota Denpasar Provinsi Bali. Tekhnik Analisis Data. Penerbit Salemba Medika. Jakarta. Wahyui, D.H. 2012. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia Di Posyandu Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo. Wibisono A.N. 2014. Keseteraan Hak Pilih Untuk Penyandang Disibilitas. Jakarta Widiatmoko, F. 2014. Korelasi Peran Orang Tua Dengan Pencapaian Prestasi Belajar Anak Autis Di SLB Kabupaten Pemekasan. Wiguna, Tjhin. 2009. Retardasi Mental Senin 14 Mei 2015. Wirdanengsih, 2012. Pandangan Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus.