ABSTRAK Ratnodiyanto, Yohanes. 2015. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Internet Sebagai Perangkat Hybrid Learning materi Alat Optik. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Dr. H. Wartono, MPd., (2) Dra. Endang Purwaningsih, M.Si. Abstrak : Berdasarkan hasil observasi, pembelajaran alat optik memerlukan pemahaman konsep optika geometris mengenai pemantulan dan pembiasan sangat kuat, kesulitan guru mengkaji kemampuan awal siswa dan kurangnya sarana kontrol untuk kegiatan pembelajaran di luar kelas. Penelitian ini bertujuan menunjukkan desain produk bahan ajar berbantuan internet yang sesuai dan layak dikembangkan sebagai perangkat hybrid learning materi Alat Optik.Penelitian ini menggunakan desain penelitian dan pengembangan 4D menurut Thiagarajan (1974). Subyek penelitian yaitu siswa kelas X MIA 3 SMAN 5 Malang. Data yang diambil adalah kelayakan dari segi materi dan media melalui angket serta berupa tanggapan siswa dan guru melalui angket.Tanggapan ahli menunjukkan bahan ajar berbasis internet sangat layak dari segi media dan layak dari segi materi. Angket tanggapan siswa menunjukkan bahwa mayoritas siswa memberi tanggapan positif terhadap penggunakan bahan ajar berbasis internet sebagai penunjang pembelajaran alat optik.
Kata Kunci: Bahan ajar berbasis Internet, hybrid learning, alat optik
ABSTRACT Ratnodiyanto, Yohanes. 2015. The Development Of Internet Based Teaching Materials As A Set Of Hybrid Learning On Optical Instruments. Unpublish Thesis. Study Program of Physics Education, Physics course, State University of Malang. Advisors: (1) Dr. H. Wartono, MPd, (2) Dra. Endang Purwaningsih, M.Si. Key Words: internet based teaching materials as a set of hybrid learning, optical instrument Abstract : Based on observations, optical instruments requires an understanding of learning concepts of geometric optics of the reflection and refraction is very strong, the difficulty teachers assess students' prior knowledge and lack of control means for learning activities outside the classroom. Aim of this study indicate product design internet-assisted instructional materials appropriate and feasible to be developed as a hybrid device Optical learning materials. This study uses a design research and development, according Thiagarajan 4D (1974). Research subjects are students of class X MIA 3 SMAN 5 Malang. The data taken is the feasibility in terms of material and media through questionnaires and responses in the form of students and teachers through questionnaires. Expert feedback indicates that Internet-based teaching materials are very decent in terms of media and feasible in terms of material. Results of the questionnaire responses of students in smallscale trials showed that the majority of students showed positive responses to the use of internet-based teaching materials as supporting the learning of optical devices.
Berdasarkan hasil wawancara dengan 3 guru fisika SMAN 5 Malang didapatkan pembelajaran alat optik memerlukan pemahaman konsep optika geometris mengenai pemantulan dan pembiasan sangat kuat. Ditambah guru mengalami kesulitan untuk melakukan kajian terhadap kemampuan siswa bila hanya dilakukan di kelas secara langsung, sehingga guru belum mampu mengetahui secara jelas kemampuan awal peserta didik sebelum menginjak materi alat optik. Selain itu guru mengalami kesulitan kegiatan penugasan di luar kelas dikarenakan kurangnya sarana kontrol, pengawasan dan pengumpulan tugas. Dari empat guru fisika tersebut hanya dua yang menggunakan media e-mail dan facebook kelas sebagai sarana penugasan kepada siswa sedangkan dua guru lain belum menggunakan sarana internet sebagai media pembelajaran. Pada saat ini sudah banyak dikembangkan media pembelajaran penunjang seperti e-learning. E-learning digunakan sebagai sarana bantu guru dan siswa untuk mempermudah kegiatan pembelajaran terutama ketika pembelajaran dilakukan di luar jam tatap muka. E-learning ini juga dapat digunakan sebagai media belajar utama ataupun penunjang pembelajaran kelas bergantung pada model pembelajaran dan materi ajar.
Tujuan Pengembangan 1. Mengembangkan bahan ajar berbantuan internet sebagai perangkat hybrid learning mampu membantu siswa memahami penerapan konsep optika geometris dalam alat optik 2. Mengembangkan bahan ajar berbantuan internet sebagai perangkat hybrid learning untuk membantu guru dalam menganalisis pengetahuan awal siswa dan sarana kontrol kegiatan siswa di luar pembelajaran tatap muka 3. Menguji kelayakan bahan ajar berbantuan internet sebagai perangkat hybrid learning materi alat optik dalam kegiatan pembelajaran.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan berupa seperangkat materi yang disusun secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan memungkinkan siswa untuk belajar. Menurut National Center for Vocational Education Research
Ltd/National Center for Competency Based Training, bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. (Danu Aji Nugraha, dkk, 2013) Metode Dalam penyusunan media pembelajaran e-learning berbantuan Moodle ini, dilakukan kegiatan model pengembangan menurut Thiagarajan(1974), yakni 4D-Model yang terdiri dari pembatasan (define), perencanaan (design), pengembangan (develop), dan penyebarluasan (disseminate).Uji coba produk yang dilaksanakan adalah validasi produk oleh ahli dan uji pada kelompok kecil. Uji ini dimaksudkan untuk memperoleh data kelayakan dari bahan ajar e-learning berbantuan moodle yang dikembangkan secara keseluruhan. Validasi oleh Dosen mengenai kualitas produk dan materi yang telah dikembangkan. Kemudian dilanjutkan uji lapangan untuk menentukan keefektifan perubahan-perubahan yang telah dilakukan pada uji ahli dan menentukan apakah produk dapat dilakukan pada lingkungan yang lebuh luas. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dari validator berupa nilai persentase dari angket, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya bahan ajar yang digunakan, sedangkan data kualitatif adalah tanggapan yang diberikan oleh validator yang berupa komentar maupun saran tentang bahan ajar yang dikembangkan. Instrument pengumpulan data berupa angket pertanyaan tertulis untuk mendapatkan informasi dari responden (Arikunto, 2009).
Hasil dan Pembahasan Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, yaitu pengembangan bahan ajar berbantuan Moodle sebagai penunjang pembelajaran alat optik yang telah dilaksanakan di SMAN 5 Malang. Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk dalam bidang pendidikan yaitu bahan ajar berbantuan Moodle beruapa website dan buku panduan guru materi alat optik kelas X. Bahan ajar yang dikembangkan adalah bahan ajar berbantuan Moodle. Bahan ajar ini berupa website dengan template Moodle yang telah diupload
dengan free hosting gnomio.com dengan isi materi alat optik, forum diskusi dan tugas penilaian berupa soal tes. Produk e-learning yang dikembangkan merupakan hasil pengembangan dari Moodle 2.7. Pada e-learning terdapat 2 bagian utama, yaitu resources dan activities. Resources berisi sumber belajar berupa materi dalam berbagai format, sedangkan activities berisi fasilitas kegiatan yang dapat dilakukan siswa. Berdasarkan hasil analisis angket validasi ahli didapatkan persentase 98,88% atau memenuhi kriteria valid dan tidak perlu revisi. Beberapa kriteria yang belum mendapat nilai sempurna disarankan untuk melakukan revisi kecil. Berdasarkan hasil analisis angket pendapat siswa dapat diketahui bahwa seluruh siswa pada uji coba skala kecil memberikan tanggapan dengan kriteria sangat baik. Kriteria sangat baik diperoleh apabila skor tanggapan berada diantara 9-10. Rerata jumlah skor menunjukkan angka 9 yang berarti rerata tanggapan siswa pada uji coba skala kecil berada pada kriteria sangat baik. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil pengembangan dan hasil penelitian kesimpulan penelitian sebagai berikut: 1. Hasil desain produk final telah disesuaikan saran ahli baik dosen dan guru dan audience yaitu siswa. Produk akhir bahan ajar berbantuan Moodle sebagai penunjang pembelajaran alat optic berisi materi bacaan, video, animasi, penugasan, forum diskusi dan ujian akhir alat optik. 2. Hasil akhir buku panduan guru berisi hasil identifikasi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Penilaian, panduan mengoperasikan Moodle dan Lembar Kegiatan Siswa. 3. Produk final bahan ajar berbantuan Moodle dan buku panduan guru telah divalidasi ahli dengan kriteria layak dari segi materi dan sangat layak dari segi media. Berdasarkan hasil angket guru dan siswa, penggunaan bahan ajar berbantuan mendapatkan tanggapan positif. 4. Ciri bahan ajar berbantuan Moodle yang layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran sebagai berikut : a. Materi yang disampaikan berkaitan dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
b. Mempunyai cakupan materi yang luas dan dalam c. Media yang digunakan sesuai dengan cakupan materi d. Kemudahan teknis pengopreasian bahan ajar e. Kemudahan pemahaman Bahasa oleh pengguna
A. Saran Berdasarkan simpulan yang dikemukakan di atas, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1. Guru diharapkan meningkatkan kemampuan pengelolaan bahan ajar berbantuan Moodle agar fungsi bahan ajar dapat dioptimalkan. 2. Bahan ajar dikembangkan lebih baik pada penelitian selanjutnya untuk mengukur ranah afektif dan psikomotorik. 3. Pengembangan produk selanjutnya hendaknya dilengkapi statistik pengunjung dan rekap jumlah kunjungan agar dapat mengetahui keaktifan siswa membuka e-learning.
DAFTAR RUJUKAN
Haryanto.2013.
“Teori
Yang
Melandasi
Pembelajaran
Konstruktivistik”.
Yogyakarta. Artikel UNY Marpanji
Eko-
Zyainuri.2012.
“Penerapan
E-Learning
Moodle
Untuk
Pembelajaran Siswa Yang Melaksanakan Prakerin”. Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Vokasi UNY Rahmaniyah Anna, Munzil Arief, Dermawan Afandy.2011. “Pengembangan ELearning Pada Materi Hidrokarbon Dan Minyak Bumi Kelas X Semester 2”. Malang. Jurnal Kimia Um 2011 Nugraha, Danu Aji, Achmad Binadja, Supartono. 2013. “Pengembangan Bahan Ajar Reaksi Redoks Berivisi Sets, Berorientasi Konstruktivistik”. Semarang. Jurnal Unnes Sutirman. 2011. “Pengembangan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kewirausahaan Di Smk Kelompok Bisnis Manajemen”. Yogyakarta. Jurnal UNY Triluqman, Heri dan Sukirman. 2013. “Pengembangan Sistem Pembelajaran Online Berbasis Moodle Di Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan Univeristas Negeri Semarang”. Semarang. Jurnal Unnes Efendi, Leo Adhar. 2012. “Pembelajaran Matematika Dengan Metode Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Smp”. Bandung. Jurnal Penelitian Pendidikan, 2012 UPI Munir, Muhammad dan Prabowo, Korniawan. 2011. “E-learning Berbasis Multimedia Sebagai Multimedia Center Dengan CMS Joomla Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Bagi Siswa Kelas X Jurusan TKJ Di SMKN 1 Bantul”. Yogyakarta. Jurnal FT 2011, UNY
Saliman dkk. 2013. “Pemanfaatan Hasil Penelitian Ipteks Berupa Media Pembelajaran Interaktif Pada Pembelajaran Kearsipan Di Smk Administrasi Perkantoran. Yogyakarta. Lumbung Pustaka UNY, Artikel. 2013 Smith, Judith J., & Greene, H. Carol. 2013. Pre-Service Teachers Use E-learning Technologies to Enhance Their Learning. Journal of Information Technology Education: Research, (Online), 12 (1): 121-140, (http://www.jite.org/documents/Vol12/JITEv12ResearchP121140Smith1223.pdf), diakses 5 Oktober 2014. Rohendi, Dedi. 2012. Developing E-Learning Based on Animation Content for Improving Mathematical Connection Abilities in High School Students. IJCSI International Journal of Computer Science Issues, (Online), 9 (1): 2-5, (www.IJCSI.org), diakses 5 Oktober 2013 Hermawan. E. ejournal.unesa.ac.id/article/1177/44/article.pdf online diakses Sabtu,11 Oktober 2014 Kementrian Pedidikan dan Kebudayaan. 2013. “Model Pembelajaran Penemuan”. Online www.google.docs diakses jum’at, 31 oktober 2014 Satria, Romi. 2006. Sistem Elearning Berbasis Model Motivasi Komunitas Dan Penerapannya Untuk Elearning. Jakarta. Public.Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah LIPI. Artikel 2006. (Online) diakses (http://teknodik.files.wordpress.com/2007/08/romimodelmotivasikomunitas-15juli2006.pdf) 12 November 2013. Thiagarajan, S. D. S Semmel, & Semmel M.I..1974. Instruktional Development for Training Teachers of Exceptional Children; A Sourcebook. Bloomington, Indiana: The Centre For Innovation In Teaching The Handicapped Indiana University. Aguirre S. & J Quemada. 2012. e-learning systems support of collaborative agreements: a theoretical model. Educational Technology & Society Journal, 15 (4):279–295.
Alhabahba MM, AA Ziden, AA Albdour & BT Alsayyed. 2012. e-learning the new paradigm of education: factorial analysis. International Journal of Humanities and Social Science, 2 (4):105-10 Chan. 2012. An innovative learning approach: integrate peer-to-peer learning into blended learning. International Journal of Global Education 1 (1):1925 Hake RR. 1998. Interactive-engagement vs traditional methodsz; a six- thousandstudent survey of mechanic test data for introductory physics courses. American Journal of Physics. 66 (1):64-74 Yazdi M. 2012. e-learning sebagai media pembelajaran interaktif berbasis teknologi informasi. Jurnal Ilmiah Foristek 2 (1):143-152 Zyainuri & E Marpanaji. Penerapan e-learning Moodle untuk pembelajaran siswa yang melaksanakan prakerin. Jurnal Pendidikan Vokasi 2 (3):410-426 Wijaya M. 2012. Pengembangan model pembelajaran e-learning berbasis web dengan prinsip e-Pedagogy dalam meningkatkan hasil belajar. Jurnal Pendidikan Penabur 19 (11):20-37 Soekartawi, A Haryono & F Librero. 2002. Greater learning opportunities through distance education: experiences in indonesia and the philippines. Journal at' Southeast Asian Education 3 (2):283-320