ISSN: 2407-2095
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DIKJAS ORKES MATERI LARI ESTAFET PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SDN MADYOPURO VI KECAMATAN KEDUNG KANDANG KOTA MALANG Fajar Surya Hutama Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember
Abstrak Pembelajaran Dikjas Orkes merupakan bagian integral dari proses pendidikan di SD. Dikjas Orkes bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani dalam menumbuhkan rasa sportivitas. Hal ini menunjukkan bahwa Dikjas Orkes dapat diposisikan setara dengan ilmu pengetahuan yang lain. Pembelajaran Dikjas Orkes yang cenderung mengarah pada pendidikan olahraga mengakibatkan tujuan dari Dikjas Orkes untuk menanamkan sikap senang peserta didik dalam berolahraga dan menjaga kesehatan tubuhnya akan sulit tercapai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Dikjas Orkes pada materi lari estafet di kelas IV SDN Madyopuro VI Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau memaparkan permasalahan mendesak yang terjadi pada masa kini. Metode yang
19
Pelaksanaan Pembelajaran Dikjas Orkes Materi Lari Estafet Pada Peserta Didik Kelas IV SDN Madyopuro VI Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, dokumentasi, dan wawancara. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa (1) guru Dikjas Orkes di SDN Madyopuro VI dalam melaksanakan pembelajaran pada materi lari estafet tidak membuat RPP yang seharusnya perlu dipersiapkan guna memberi arah yang jelas dalam melaksanakan pembelajaran pada peserta didik; (2) guru tidak melaksanakan evaluasi, sehingga tidak dapat diketahui sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru; dan (3) berdasarkan pelaksanaan pembelajaran Dikjas Orkes secara keseluruhan dapat dinyatakan bahwa pelaksanaan pembelajarannya masih berpola pendidikan olahraga.
Kata kunci: Pembelajaran Dikjas Orkes Materi Lari Estafet. Pendahuluan Sekolah merupakan tempat untuk menuntut ilmu. Di sekolah para peserta didik diajarkan untuk selalu berbuat baik dan belajar banyak tentang hal-hal yang belum diketahuinya. Pengertian tersebut mengisyaratkan bahwa di sekolah para peserta didik akan belajar mengenai berbagai macam ilmu yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupannya. Salah satu ilmu yang bermanfaat tersebut adalah ilmu dalam bidang pendidikan jasmani. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menyatakan bahwa mata pelajaran pendidikan jasmani berbunyi “Pendidikan Jasmani dan Olahraga”, namun pada istilah yang mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berbunyi lain yakni “Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Dikjas Orkes)”. Perubahan dari mata pelajaran Pendidikan Olahraga menjadi Pendidikan Jasmani dan Olahraga dan selanjutnya menjadi Dikjas Orkes tanpa dibarengi dengan pengembangan wawasan dan peningkatan kemampuan guru Dikjas Orkes dalam
20
Fajar Surya Hutama pembelajaran peserta didik, dapat mengakibatkan guru tetap menyajikan pembelajaran seperti biasanya yang cenderung mengarah kepada Pendidikan Olahraga, sehingga tujuan dari Dikjas Orkes untuk menanamkan sikap senang peserta didik dalam berolahraga dan menjaga kesehatan tubuhnya akan sulit tercapai. Selain permasalahan di atas, juga tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak guru Dikjas Orkes yang bukan berasal dari lulusan yang berlatar belakang pendidikan jasmani dan kesehatan ataupun olahraga sebagaimana seharusnya, sehingga kompetensi profesional guru menjadi hal yang dipertanyakan. Hal tersebut juga ditambah dengan banyaknya sekolah yang tidak memiliki sarana dan prasarana yang lengkap untuk dapat mengajarkan Dikjas Orkes dengan maksimal. Kondisi tersebut harus menjadi perhatian bagi pihak sekolah untuk menambah sarana dan prasarana yang ada dalam bidang olahraga dan tidak hanya membangun gedung belajar dalam memanfaatkan setiap jengkal tanah yang ada, karena bagaimanapun keberadaan fasilitas olaharaga juga penting untuk membantu pertumbuhan jasmani peserta didik. Pelaksanaan Dikjas Orkes di sekolah memiliki berbagai materi, sehingga bahasan dalam penelitian ini hanya difokuskan pada salah satu cabang aktivitas jasmani khususnya materi atletik yang dilakukan secara beregu yaitu lari estafet. Lari estafet/ lari sambung/ lari beranting adalah lari yang dilakukan oleh regu yang terdiri dari beberapa orang untuk menempuh seluruh jarak yang ditetapkan (2006). Dalam pelaksanaannya, setiap regu membawa tongkat yang harus dibawa berlari oleh pelari pertama, kemudian diberikan pada pelari kedua, selanjutnya diberikan pada pelari ketiga, begitu seterusnya sampai pelari terakhir yang membawa tongkat sampai melewati garis finish. Lari estafet dapat dimainkan oleh siapa saja baik pria maupun wanita dengan jumlah tiap regu adalah 4 orang, dimana
21
Pelaksanaan Pembelajaran Dikjas Orkes Materi Lari Estafet Pada Peserta Didik Kelas IV SDN Madyopuro VI Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang dalam bermain harus dipisahkan antara regu pria dan wanita, karena kemampuan fisik antara keduanya secara alamiah jelas berbeda, namun guru dapat berkreasi dan memodifikasi materi tersebut sesuai dengan kebutuhan dan tidak harus sama dengan yang seharusnya. Pemodifikasian dalam pelaksanaan lari estafet di sekolah dasar (SD) sangat dianjurkan, karena yang lebih penting adalah proses untuk menanamkan nilai-nilai positif pada peserta didik, seperti kerjasama, percaya diri, dan rasa saling percaya. Standar kompetensi (SK) untuk mata pelajaran Dikjas Orkes kelas IV dengan materi Lari Estafet berdasarkan KTSP adalah mempraktikkan gerak dasar ke dalam permainan sederhana dan olahraga serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, sedangkan kompetensi dasarnya (KD) adalah mempraktikkan gerak dasar atletik sederhana, serta nilai semangat, percaya diri dan disiplin (materi pilihan, disesuaikan dengan fasilitas dan peralatan yang tersedia). Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan pembelajaran Dikjas Orkes materi lari estafet pada peserta didik kelas IV SDN Madyopuro VI Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang?. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif (desktiptif kualitatif/ penelitian naturalistik) yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau memaparkan permasalahan mendesak yang terjadi pada masa kini. Penelitian ini hanya mendeskripsikan suatu keadaan yang sedang terjadi yaitu pelaksanaan pembelajaran Dikjas Orkes materi lari estafet pada peserta didik kelas IV di SDN Madyopuro VI Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang. Subyek pengamatan dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran Dikjas Orkes SDN Madyopuro VI yang berjumlah
22
Fajar Surya Hutama 19 orang. Peran guru dan peserta didik tidak hanya sebagai subjek pengamatan, namun juga sebagai sumber informasi khususnya tentang pelaksanaan pembelajaran lari estafet. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, dokumentasi, dan wawancara. Metode dokumentasi digunakan untuk mencermati RPP yang digunakan oleh guru Dikjas Orkes di SDN Madyopuro VI dalam melaksanakan pembelajaran lari estafet. Metode wawancara digunakan untuk: (1) memilah-milah masalah yang sangat mendesak dalam pembelajaran yang dilaksanakan guru Dikjas Orkes dalam mengajarkan materi lari estafet; (2) untuk mengetahui tentang seputar kelemahan dan kelebihan dalam pelaksanaan pembelajaran materi lari estafet yang dilaksanakan oleh guru; dan (3) untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang guru Dikjas Orkes, misalnya masa mengajar dan pendidikan terakhirnya. Instrumen penelitian yang digunakan hanya 2 yaitu pedoman wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif untuk mengetahui proses dari jalannya pembelajaran Dikjas Orkes pada materi lari estafet, bukan pada hasil dari pembelajaran itu sendiri. Hasil Penelitian Perencanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran Dikjas Orkes pada materi lari estafet di SDN Madyopuro VI untuk peserta didik kelas IV tidak dilengkapi dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran Dikjas Orkes pada materi lari estafet ini dilaksanakan sebagai berikut:
23
Pelaksanaan Pembelajaran Dikjas Orkes Materi Lari Estafet Pada Peserta Didik Kelas IV SDN Madyopuro VI Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang 1. Pra Kegiatan Pembelajaran diawali guru dengan mengumpulkan peserta didik kelas IV SDN Madyopuro VI yang berjumlah 19 orang di lapangan sekolah. Selanjutnya peserta didik disusun ke dalam barisan tiga bersap dengan jarak antar peserta didik satu dengan peserta didik yang lain ± 1 rentangan tangan masing-masing peserta didik dan setelah barisan tertata rapi guru mengucapkan salam pembuka, kemudian memimpin berdoa. Kegiatan presensi dilakukan guru dengan bertanya pada peserta didik, adakah salah satu dari teman mereka yang tidak masuk, dan pada kesempatan tersebut semua peserta didik dapat mengikuti kegiatan. Jarak dari sekolah menuju lapangan cukup jauh (± 1 km), sehingga setelah selesai berdoa, guru memberikan arahan sesaat dan langsung mengajak peserta didik menuju lapangan. Jalan yang harus ditempuh untuk bisa sampai di lapangan cukup berliku, hal ini merupakan salah satu hambatan untuk melaksanakan pembelajaran Dikjas Orkes di SDN Madyopuro VI. Para peserta didik harus berjalan melewati jalan-jalan kecil di pematang sawah. Pada pukul 07.20 WIB peserta didik sudah berada di lapangan, sehingga peserta didik berjalan selama ± 15 menit. 2. Kegiatan Awal Sebelum memberikan materi pelajaran guru kembali menyusun para peserta didik ke dalam barisan tiga bersap. Guru mengajak para peserta didik untuk melakukan pemanasan sebelum memulai kegiatan, agar para peserta didik tidak mudah mengalami cedera. Dalam mengawali pembelajarannya, guru tidak memberikan apersepsi, namun langsung menjelaskan inti dari materi pelajaran. Guru juga tidak menyampaikan manfaat yang bisa diperoleh atau tujuan yang diharapkan dari pembelajaran yang akan dilakukan peserta didik.
24
Fajar Surya Hutama 3. Kegiatan Inti Guru memberikan informasi yang lengkap untuk jalannya kegiatan lari estafet. Sesaat setelah guru memberikan materi, guru mempersilakan para peserta didik untuk bertanya dan ada 2 pertanyaan dari peserta didik. Adapun pertanyaan dari peserta didik dan jawaban dari guru dapat diuraikan sebagai berikut: Peserta didik 1 : Pak larinya boleh belak-belok atau berliku-liku tidak pak? Guru : Begini anak-anak, kalian berlarinya cukup lurus saja, karena kalau kalian berbelak-belok nanti kalian akan kesulitan sendiri, karena nanti kalian harus memberikan tongkat yang kalian pegang kepada teman kalian dari garis start sampai garis finish. Peserta didik 2 : Pak memegang tongkatnya memakai tangan kanan atau kiri? Guru : Dalam memegang tongkat Bapak tidak memaksa, artinya jika kalian lebih suka atau enak memakai tangan kanan ya silakan kalian pegang tongkatnya dengan tangan kanan, namun jika kalian lebih enak memakai tangan kiri silakan kalian memakai tangan kiri kalian. Sebelum peserta didik melakukan lari estafet, guru mendemonstrasikan bagaimana posisi saat start, cara memegang tongkat, cara untuk memberikan tongkat pada teman yang lain dan juga cara untuk menerima tongkat tersebut dari teman yang lain, namun guru tidak mendemonstrasikan bagaimanakah sikap yang benar saat hendak mencapai garis finish. Media yang digunakan guru dalam mengajarkan materi lari estafet ini adalah tongkat estafet yang panjangnya ± 20 cm dan terbuat dari kayu yang diameternya ± 3 cm. Diawali dari sikap saat dalam posisi start, guru memberi contoh start gaya jongkok. Setelah guru memberi contoh, para
25
Pelaksanaan Pembelajaran Dikjas Orkes Materi Lari Estafet Pada Peserta Didik Kelas IV SDN Madyopuro VI Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang peserta didik yang barisannya sudah diubah menjadi 4 baris dengan tiap barisnya ada yang 5 orang dan ada 1 baris yang 4 orang. Peserta didik melakukan start gaya jongkok satu per satu dengan dibimbing oleh guru. Selanjutnya guru memperagakan cara memegang tongkat dan cara memberikannya pada teman yang selanjutnya. Satu per satu dari peserta didik yang sudah dalam posisi berdiri memperagakan cara memegang tongkat dan dalam keadaan diam memberikan tongkat tersebut pada teman yang lain, meskipun masih banyak yang salah, namun guru tetap membimbing mereka dengan sabar. Guru membuat lima titik lurus dimana jarak antara titik yang satu dengan titik yang lain ± 20 meter. Titik- titik tersebut adalah titik untuk garis start, 3 titik untuk pergantian pelari dan satu titik untuk garis finish. Setelah titik-titiknya selesai dibuat, para peserta didik langsung menata diri pada titik-titik tersebut dan kegiatan lari estafetpun mulai dilaksanakan. Para peserta didik sangat bersemangat mengikuti materi tersebut, hal ini dapat terlihat dari senyum mereka yang terus mengembang saat kegiatan sedang berlangsung. Ada 3 anak yang tidak mendapatkan tempat, sehingga setiap selesai satu kali lari, guru mengganti para pemain dan juga merotasi pemain dari satu barisan ke barisan yang lain agar tiap barisan seimbang. Metode yang digunakan guru Dikjas Orkes dalam melaksanakan pembelajaran lari estafet ini adalah metode ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi, sedangkan untuk media pembelajarannya guru hanya menggunakan tongkat yang terbuat dari kayu dengan panjang ± 20 cm dan diameter ± 3 cm. Untuk sumber belajar yang dikembangkan oleh guru agar pembelajaran yang dilaksanakan lebih bervariasi masih kurang terlihat. 4. Kegiatan Akhir/ Penutup Setelah ± 8 kali kegiatan lari estafet dilaksanakan, guru langsung menyuruh para peserta didik untuk kumpul dan
26
Fajar Surya Hutama duduk, untuk menandai bahwa kegiatan yang dilaksanakan sudah cukup. Dalam menutup kegiatan, guru tidak menyampaikan simpulan ataupun tindak lanjut, guru hanya menanyakan pada peserta didik apakah setelah kegiatan ada hal yang perlu ditanyakan (umpan balik), karena tidak ada peserta didik yang bertanya, guru mengakhiri dengan salam. Guru kemudian memberikan waktu pada beberapa peserta didik yang ingin bermain sepak bola di lapangan, karena waktu pembelajaran masih cukup lama. Tidak semua anak ikut bermain sepak bola, ada yang duduk-duduk dengan gurunya, namun ada pula yang bermain kejar-kejaran, sungguh di pagi hari itu suasananya sangat ramai dan menyenangkan. Guru mengajak para peserta didik untuk kembali ke sekolah tepat pada pukul 08.20 dan selang 15 menit semuapun sudah berada di sekolah. Tanpa diakhiri oleh guru, para peserta didik langsung membubarkan diri dan berganti baju, bersiap untuk menerima pelajaran selanjutnya. Waktu yang ada untuk pembelajaran Dikjas Orkes dalam satu minggu adalah satu pertemuan, dimana setiap pertemuan memiliki waktu dua jam pelajaran dan setiap satu jam pelajaran waktunya adalah 50 menit, sehingga total dari setiap pertemuan untuk membelajarkan mata pelajaran Dikjas Orkes adalah 100 menit. Guru dapat mengajarkan materi lari estafet ini kepada para peserta didik dengan waktu satu kali pertemuan yaitu 100 menit. Menurut guru, waktu yang terbatas bukan menjadi alasan untuk tidak dapat mencapai kompetensi minimal yang diharapkan dimiliki oleh para peserta didik. Hal tersebut bergantung dari bagaimana cara guru untuk membuat pembelajaran menjadi lebih efektif dengan menyesuaikan waktu yang ada. Jika seandainya waktu yang ada dirasa masih kurang, maka guru dapat menambah pada pertemuan selanjutnya. Evaluasi Pembelajaran
27
Pelaksanaan Pembelajaran Dikjas Orkes Materi Lari Estafet Pada Peserta Didik Kelas IV SDN Madyopuro VI Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang Pelaksanaan pembelajaran Dikjas Orkes di SDN Madopuro VI pada peserta didik kelas IV untuk hasil kelengkapan belajarnya tidak dilengkai dengan pelaksanaan evaluasi. Secara keseluruhan hasil yang didapatkan dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat dapat diterjemahkan dalam tabel berikut ini: Tabel 1. Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Dikjas Orkes “Lari Estafet” No. Uraian Ya Tidak 1. Guru membuat atau menyusun RPP 2. Pra Kegiatan a. Guru mengucapkan salam pembuka b. Guru memimpin berdoa c. Guru melakukan presensi 3.
4.
Kegiatan Awal a. Guru melaksanakan Apersepsi b. Guru memberikan informasi materi c. Guru memberikan informasi tujuan Kegiatan Inti a. Guru memberikan informasi yang lengkap untuk jalannya kegiatan lari estafet b. Guru memberikan contoh posisi tubuh saat start c. Guru memberikan contoh sikap memegang tongkat d. Guru memberikan contoh sikap saat hendak memberikan tongkat dari pelari satu ke pelari lain e. Guru memberikan contoh sikap saat hendak menerima tongkat dari pelari yang datang
28
Fajar Surya Hutama No.
5.
6. 7. 8. 9.
Uraian f. Guru mencontohkan sikap saat mencapai garis finish Kegiatan Akhir a. Guru membuat simpulan b. Guru memberi tindak lanjut c. Guru memberikan soal-soal evaluasi d. Guru melaksanakan refleksi e. Guru memberi umpan balik f. Guru mengucapkan salam penutup Guru menjelaskan dengan suara yang keras atau jelas Guru selalu melayani pertanyaan peserta didik Guru sering memberi motivasi atau penguatan pada peserta didik Guru menunjukkan ekspresi berlebihan (marah) saat peserta didik banyak melakukan kesalahan atau kegaduhan
Ya
Tidak
Pembahasan Perencanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran Dikjas Orkes materi lari estafet pada peserta didik kelas IV di SDN Madyopuro VI tidak ditunjang dengan RPP, sehingga kelengkapan mengajar guru belum lengkap. Kondisi ini membuat banyak hal-hal pokok yang seharusnya disampaikan oleh guru tidak dilaksanakan, seperti pelaksanaan apersepsi dan penyampaian tujuan pembelajaran. Hal ini harus menjadi perhatian bagi guru, karena RPP sangatlah berguna bagi guru untuk memberi arah yang jelas dalam memimpin pembelajaran pada peserta didik. Pelaksanaan Pembelajaran
29
Pelaksanaan Pembelajaran Dikjas Orkes Materi Lari Estafet Pada Peserta Didik Kelas IV SDN Madyopuro VI Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang Temuan pengamatan yang diperoleh dalam pelaksanaan pembelajaran Dikjas Orkes ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pra Kegiatan Pembelajaran Dikjas Orkes materi lari estafet tidak dilakukan guru di halaman sekolah, namun guru mengajarkan materi tesebut di lapangan sepak bola yang cukup luas, hal ini dapat menunjukkan bahwa guru Dikjas Orkes sudah cukup kreatif dan guru juga mampu memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran. Selain itu, dengan lingkungan yang baru, guru juga sudah menciptakan suasana yang baru bagi peserta didik. Hal ini sangat bermanfaat untuk menghilangkan kejenuhan peserta didik yang setiap hari selalu belajar di dalam lingkungan sekolah. Dalam pra kegiatan ini tindakan yang dilakukan oleh guru meliputi salam pembuka, doa, dan presensi, yang semuanya dilakukan saat semua peserta didik masih berada di sekolah. 2. Kegiatan Awal Kegiatan awal dilakukan guru dengan menyampaikan materi, sedangkan untuk apersepsi dan informasi tujuan tidak disampaikan oleh guru. Kondisi tersebut sebenarnya bukan merupakan masalah yang terlalu besar, namun berdasar pada kelengkapan mengajar, maka hal tersebut bisa menjadi suatu kekurangan bagi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru seharusnya memberikan apersepsi untuk membuka wawasan awal yang dimiliki oleh peserta didik terhadap materi yang akan diberikan oleh guru, sedangkan informasi tujuan berfungsi untuk memberikan informasi pada peserta didik tentang manfaat yang bisa mereka peroleh dari kegiatan yang akan mereka laksanakan. Oleh karena itu hal ini harus menjadi perhatian bagi guru dalam menjalankan pembelajaran Dikjas Orkes yang selanjutnya. 3. Kegiatan Inti
30
Fajar Surya Hutama Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah cukup efektif dengan berusaha membuat peserta didik lebih mudah dalam belajar, yang ditunjukkan guru melalui penyampaian materi yang ringkas dan juga memberi kesempatan bagi para peserta didik untuk mengungkapkan hal-hal yang belum ia mengerti dari penjelasan yang telah diberikan oleh guru. Selain itu kegiatan yang dilaksanakan oleh guru juga fokus pada kegiatan lari estafet. Hal ini sudah sejalan dengan yang diungkapkan oleh Dimyati & Mudjiono (2006) bahwa pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh guru atau instruktur dengan tujuan untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan mudah. Berdasarkan pendapat dari Ramiszoski (dalam Sagala, 2003) bahwa pembelajaran dimaksudkan sebagai suatu proses yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan belajar yang diinginkan yang direncanakan terlebih dahulu, maka pembelajaran yang dilakukan oleh guru Dikjas Orkes tersebut kurang tepat, karena guru tidak membuat RPP yang berfungsi untuk merencanakan pembelajaran yang akan dilakukan, sehingga untuk ke depan hal ini harus diperhatikan oleh guru Dikjas Orkes, agar tujuan yang diharapkan dalam pelaksanaan pembelajaran Dikjas Orkes dapat tercapai dengan maksimal. Peran guru sebagai motivator artinya guru harus selalu memotivasi para peserta didiknya untuk aktif dalam berpikir (minds on) dan aktif dalam bertindak (hands on). Peran inilah yang belum nampak pada saat pelaksanaan lari estafet di SDN Madyopuro VI, meskipun peran guru sebagai fasilitator sudah cukup baik, misalnya dengan mengajak peserta didik menuju lapangan yang secara tidak langsung mampu memberi suasana yang baru bagi para peserta didik, namun kalimat-kalimat yang berfungsi untuk memacu peserta didik senang berolahraga jarang sekali terdengar pada saat pelaksanaan pembelajaran.
31
Pelaksanaan Pembelajaran Dikjas Orkes Materi Lari Estafet Pada Peserta Didik Kelas IV SDN Madyopuro VI Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang Pelaksanaan pembelajaran Dikjas Orkes memiliki berbagai manfaat bagi peserta didik, antara lain: dapat menjadi sarana melepas ketegangan dan kejenuhan belajar, memperluas pergaulan, melatih sportivitas, membina kerja sama dalam kelompok dan lain-lain. Peran penting dari Dikjas Orkes ini dapat terlaksana dengan baik saat pembelajaran lari estafet, hal ini dapat terlihat dari senyum dan tawa para peserta didik saat melaksanakan kegiatan, seolah-olah mereka tidak memiliki beban dalam melaksanakan semua program di sekolah. Dalam hal melatih sportivitas hal ini dapat terlaksana saat pelaksanaan lari estafet dilakukan dalam beberapa kelompok, dimana yang kalah secara sportif mengakui kekalahannya dan dengan kerjasama yang baik dari setiap kelompok, maka tongkatpun bisa mencapai garis finish. Dua hal yang belum dilaksanakan oleh guru dalam mendemonstrasikan kegiatan lari estafet ini yaitu guru tidak mencontohkan posisi saat hendak mencapai garis finish dan juga guru tidak mencontohkan pelaksanaan memberi dan menerima tongkat dengan posisi berjalan. Demonstrasi yang sudah dilakukan oleh guru yaitu posisi saat start, cara memegang tongkat, cara memberi dan menerima tongkat dengan posisi di tempat. Sikap saat finish dan juga latihan memberi serta menerima tongkat dengan berjalan merupakan suatu rangkaian dari materi lari estafet yang harus diajarkan pada peseta didik, sehingga seharusnya guru tidak melewatkannya agar semua materi yang seharusnya diberikan pada peserta didik benar-benar tuntas diberikan oleh guru. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran Dikjas Orkes pada materi lari estafet ini adalah metode ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi. Hal tersebut cukup efektif untuk pembelajaran Dikjas Orkes, karena peserta didik dapat langsung mempraktikkan hal yang sudah ia dengarkan, selain itu metode ini secara tidak langsung juga dapat
32
Fajar Surya Hutama membuat peserta didik membentuk sendiri pengetahuannya tentang lari estafet. Media pembelajaran juga bermanfaat untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan belajar, namun pemilihan media yang kurang tepat, bahkan sama sekali tidak relevan (asal pilih) dapat mengurangi daya tangkap para peserta didik terhadap bahan ajar yang sedang dipelajari, hal ini dikarenakan pemilihan media yang kurang tepat bukan menambah kejelasan informasi yang diberikan, tetapi justru akan menambah kekaburan informasi yang diperoleh. Media yang digunakan guru dalam pembelajaran Dikjas Orkes ini adalah tongkat dengan panjang ± 20 cm yang terbuat dari kayu dan diameternya ± 3 cm. Penggunaan media ini dalam pelaksanaan kegiatan lari estafet sudah tepat, karena berdasarkan pendapat dari Setyosari & Sulton (2003: 72) media ini sudah memenuhi beberapa kriteria diantaranya: fleksibilitas, daya tahan, kesesuaian dengan bahan, dan efektivitas biaya. Pemanfaatan sumber belajar dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di SDN Madyopuro VI Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang masih sangat kurang. Hal ini harus menjadi perhatian guru, karena untuk mencapai tujuan belajar yang maksimal, guru seharusnya mampu mengembangkan sumber belajar dengan baik. Sumber belajar yang nampak pada saat pembelajaran berlangsung masih sangat kurang. d. Kegiatan Akhir/ Penutup Guru tidak menutup pelajaran dengan simpulan dan tindak lanjut, maka hal tersebut dapat menjadi indikator bahwa pengorganisasian kegiatan yang dilakukan oleh guru belum terlaksana dengan baik. Penyimpulan dapat bermanfaat untuk mengetahui hal-hal pokok yang bisa diterima peserta didik dari kegiatan yang sudah dilakukan, sedangkan tindak lanjut dapat
33
Pelaksanaan Pembelajaran Dikjas Orkes Materi Lari Estafet Pada Peserta Didik Kelas IV SDN Madyopuro VI Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang bermanfaat untuk semakin menguatkan pengetahuan yang diperoleh peserta didik, sehingga hal ini harus menjadi perhatian bagi guru. Pengorganisasian waktu sangat diperlukan, karena kemungkinan ada materi yang bisa selesai dalam satu kali pertemuan, namun tidak sedikit pula materi yang harus dilaksanakan dalam beberapa pertemuan. Berdasar kondisi tersebut, kurikulum harus dipahami dengan sebaik-baiknya oleh guru, apalagi dalam mata pelajaran Dikjas Orkes dalam satu minggu hanya ada 1 kali pertemuan dan setiap pertemuan hanya 2 jam pelajaran, dimana dalam 1 jam pelajaran adalah 50 menit, sehingga dari 100 menit yang ada guru benar-benar harus mampu mengorganisasikan materi dan juga waktu yang ada dengan baik. Evaluasi Pembelajaran Evaluasi pembelajaran sangat bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari pembelajaran dan juga hasil dari proses belajar peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran Dikjas Orkes di SDN Madyopuro VI tidak diakhiri dengan evaluasi, sehingga secara tidak langsung bisa dibilang bahwa guru tidak mengetahui sejauh mana keefektifan pembelajarannya, selain itu guru juga tidak akan tahu sejauh mana peserta didiknya menerima materi yang sudah diajarkan. Kondisi ini harus menjadi perhatian bagi guru, karena tanpa evaluasi pembelajaran tidak akan kita diketahui berhasil atau tidaknya proses pembelajaran yang dilaksanakan guru. Banyak hal yang bisa diperoleh dengan melakukan evaluasi, diantaranya untuk mengetahui kekurangan dari pembelajaran yang sudah dilakukan dan selanjutnya dapat digunakan sebagai jalan untuk perbaikan. Kesimpulan
34
Fajar Surya Hutama Berdasarkan paparan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Guru tidak membuat RPP dalam melaksanakan pembelajaran Dikjas Orkes pada materi lari estafet di kelas IV SDN Madyopuro VI Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang yang seharusnya perlu dipersiapkan guna memberi arah yang jelas dalam melaksanakan pembelajaran. 2. Guru tidak melaksanakan evaluasi, sehingga kelengkapan guru dalam mengajar bisa dikatakan masih kurang. 3. Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran Dikjas Orkes secara keseluruhan dapat dinyatakan bahwa pelaksanaan pembelajarannya masih berpola pendidikan olahraga. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Hendaknya guru Dikjas Orkes berkenan lebih mengenal dan mendalami metode pembelajaran yang lebih berorientasi pada pendekatan pembelajaran Dikjas Orkes, bukan pembelajaran olahraga. 2. Guru harus membuat RPP sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran, agar pembelajaran menjadi terarah dan kegiatannyapun juga tidak menyimpang dari yang diharapkan. 3. Guru hendaknya melaksanakan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari pembelajaran yang dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
35
Pelaksanaan Pembelajaran Dikjas Orkes Materi Lari Estafet Pada Peserta Didik Kelas IV SDN Madyopuro VI Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Salim, Agus. 2005. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Semarang: Tiara Wacana. Setyosari, Punaji dan Sulton, H. 2003. Rancangan Sistem Pembelajaran. Malang: Elang Mas. .... 2006. Pendidikan Jasmani untuk SD Kelas IV. Nganjuk: MGMP Penjas Nganjuk.
36
ISSN: 2407-2095
37