ANALISIS PERAN DARI TANAMAN LIDAH MERTUA (SANSEWERI0 DAN TANAMAN SRI REJEKT (AGLAONEMA) DALAM MENURUNI(AN MIKROBA UDARA RUANG KELAS JKL POLTEKKES KEMEIYKES PONTIANAK Eka Puspita Sari, Aryanto Purnomo dan Khayan Poltekkes Kemenkes Pontianak, Jurusan Kesehatan Lingkungan,
E-mail: Ekapuspita3
83
@gmail.com
Abstrak Anelisis Peran dari Tanaman Lidah Mertua (sansevieria) dan Tanaman sri Rejeki (aglaonema) dalam Menurunkan Mikroba udara Ruaug Kelas JKL
Poltekkes Kemenlres Pontianah Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu {qrusi experimen) yaitu penelitian yang mendekati percobaan sungguhan. Penelitian ini menggunakan tanaman Lidah Mertua dan Sri Rejeki serta kombinasi dari kedua tanaman yang diletakkan di masing-masing ruang kelas untuk dapat mengarbsorbsi mikroba udara. Sebagai pembandingnya telah disiapkan I ruang tanpa tanaman (sebagai kontrol). Sampel yang diambil sebanyak 4 ruang kelas dan dilakukan 6 kali pengulangan, Hasil uji statistik diketahui bahwa pada kepadatan mikroba di udara pada kondisi ruang tanpa tanaman (kontrol) memiliki perbedaan yang signifikan dengan ruang yang diberi tanaman Lidah Mertua (F0,000), tanaman Sri Rejeki (f0,001) dan kombinasi tanaman Lidah Mertua dan Sri Rejeki (p0,000). Hasil pengukuran kualitas mikroba udara setelah diberi fanaman Lidah Mertua tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan perlakuan kombinasi tanarnan Lidah Mertua dan Sri Rejeki (p1,000). Sementara kualitas mikroba udara ruangan setelah diberi tanaman Sri Rejeki memiliki perbedaan yang signifikan dengan semua variasi perlakuan lainnya.
Kata Kunci: Jumlah mikroba udara, Tanarnan Lidah Mertua, Tanaman Sri Rejeki
Abstracfi Analyze The' Role of Lidah Mertua (Sansevieria) and Sri Rejeki (Aglaonema) in Reducing Microbial Air Class Room JKL Poltekkes Kemenkes Pontianalc This study was aquasi-experimental research (quasi experimental) research that apprcaches a real experiment. This research uses Lidah Mertua and Sri Rejeki as well as a combination of the two plants were placed in each class room to be absorb the air microbial. As a comparison has been prepared I room without planfs (as a control). Samples taken as many as four classrooms and do 6 repetitions. Results of statistical test known that the densrty of air microbes at room which its conditions without plants (control) had a significant difference with the space given Lidah Mertua (p :0.000), Sri Rejeki (p:0.001) and the combination of Lidah Mertua aud Sri Rejeki (p:0.000). The results of measurements of microbial quality of air after the plants are given Lidah Mertua did not have significant differences with combination treatment plants and Sri Rejeki and Lidah Mertua (p :1.000). While the quality of indoor air mimobes after the plants are given Sri Rejeki has significant differences with all other treatments variations. Keywords: Amount of microbialair, Lidah Mertua, Sri Rejeki
Udara merupakan zat yang paling penting setelah air dalam memberikan kehidupan di permukaan bumi ini. Selain memberikan oksigen, udara juga berfrrngsi sebagai alat
media penyebaran penyakit
pada
manusla
(Chandra,2006).
penghantar suara dan bunyi-bunyian, pendingin
Kandungan udara didalam dan di luar ruangan akan berbeda- Tingkat pencemaran di dalam flrangan oleh mikoba di pengaruhi oleh
benda-benda yang panas, dan dapat menjadi
faktor-faktor seperti laju ventilasi, padatnya 69
Eka, dkh Analisis Peran dari Tanoman...
medianya yang diletakkan pada cawan petri dengan jarak 2
x
petriny4 ukuran yang ruang kelas dijadikan sampel seluas 56 cnr'. Hasil uji pendahuluan yang dilakukan pada hari Rabu tanggal 7 Januari 2015 yang menggunakan sampel ruang kelas Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltelkes Kemenkes Pontianak bahwa kemampuan yang dimiliki dari masing-masing tanaman antara lain, tanaman lidah mertua (Sonsevieria) mampu m€nyerap milroba sebanyak 34,5138 unit CFU/m3 dengan jumlah daun sebanyak 10 helai daun, sedangkan tamman sri rejeki (Aglaonema) mampu menyerap mikroba sebanyak 11,5046 unit CFU/m'dengan jumlah daun sebanyak 14 helai 1 meter setiap
daun.
Hasil observasi ewal mengenai penyakit
di
data
lingkungan Poltekkes Kemenkes
Pontianak diketahui adanya gangguan kesehatan berupa penyakit Sick Building Syndrome (SBS), penyakit pernapasan pada mahasiswa dan tenaga
pengajar seperti influenza, batuk, pilek, asma dan sesak napas.
Berdasarkan uraian
di
atas, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian guna dimiliki pada tiap masing-masing tanaman dalam mengetahui seberapa besar potensi yang
mengurangi tingkat mikroba udara ruang.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi expertmen) yaitu penelitian yang mendekati percobaan sungguhan dengan mengadakan kontrol untuk mengetahui kemampuan tanaman Merrua (Sonsevieria) dan Sri Rejeki (Agloonema) dalam
Lidah
menurunkan mikroba udara ruang kelas JKL Poltekkes Kemenkes Pontianak.
Populasi yang drgunakan oleh peneliti adalah tanaman Lidah Mertua (Sansevieria) dan Sri Rejeki (Aglaonema).
Besamya sampel jumlah ruangan yang diperlukan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus di bawah ini (Hanafiah,2005).
(t-L)(r-1)>1s
Dimana:
1-jumlah pengulangan
t:jumlah
perlakuan
Jumlah sampel kelas yang digunakan dalam penelitian adalah 4 ruang kelas yang dilakukan penelitian selama 6 kali pengulangan
sehingga didapatkan
24
sampel.
7l
Rumus
perhitungan diatas digunakan untuk mengetah ui jumlah sampel kelas yang akan diperiksa karena penelitian ini menggunakan 3 variasi I kontrol dan 6 kali pengulangan pada setiap variasi.
Dengan adanya
6 kali pengulangan
maka
penelitian dilakukan selama 6 hari pada 4 ruang kelas JKL.
Data diperoleh dari hasil
penelitian
langsung mengenai kemampuan tanaman Lidah Mertua dan Sri Rejeki dalam menurunkan
mikroba udara ruang. Sebelum dilakukan pengambilan sampling luas ruansan diukur terlebih dahulu , dicari luas kelas yang ukurannya sama, kemudian dilakukan pengambilan sampling mikroba udara ruang
sebelum dib€ri perlakuan
dengan
menggunakkan plating techniqw (perhitungan cawan) dengan bantuan media agar yaog diletakkan pada 5 titik pengambilan sampling selama 30 menit yaitu pada tiap-tiap sudut dan di tengah ruargan . Lalu setelah itu diinkubasi lx24 jam kemudian dilakukan perhitungan dengan bantuan colony countef, Setelah selesai, tanaman diletakkan di masing-masing mangair kelas dengan jumlah daun yang sama dan didiamkan selama 24 jam, lalu dilakukan pengambilan sampling dengan menggunakan metode yang sama. Pengambilan sampling dilakukan pada wakfu yang sama yaitu pukul 08.30 WIB dengan keadaan ruang kelas yang digunakan untuk kegiatan belajar. Data hasil pemeriksaan sampel dari laboratorium dianalisis dengan membandingkan
antara hasil sampel yang sebelum mendapat perlakuan dengan hasil setelah perlakuan. Perlakuan dalam hal ini ialah sampel ruangan diberi tanaman Lidah Mertua (Sans*ieria) dan Sri Rejeki (Aglaonema) yang dibiarkan selama lx24 jam untuk rentang waktu penyerapan mikroba udara. Hasil analisis data dibandingkan Nilai Ambang Batas (NAB) angka kuman mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1405/ MENKES/SK/)il2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri yaitu angka kuman kurang dari 700 koloni/m3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata tiap variasi tanaman dilakukan uji statistik one way Anova dengan program komputer Analisi uji Annova peneliti menggunakan nilai s : 0,05.
72
Sanitsrian, Volume
8 Nomor
l' Aprit 2016' hlm'69 - 78 Kemenkes Pontianak setelah perlakuan dengan
HASIL
menggunakan tanaman lidah mertua terlihat tidak stabil.
Kontrol
Berikut graflk yang menunjukkan angka
densitas kepadatan atau densitas rnikroba di ruangan kelas pada kondisi kontrol.
Gambar 1.
€ g
Grafik
Perlakuan kedua dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan 10 helai daun tanaman Sri ne3eti di dalam ruang kelas JKL D-III tingfut I
PontianakTahun 2015
pngambilan sampling selama 30 menit pada titik pengambilan samPling.
Kepadatan Mikroba Pada Kondisi Kontrol di Ruang I(elas JKL Poltekkes Kemsnkes
330
tg
Perlakuan Tanaman Sri Rejeki (Aglaonema)
32o
pottekkes Kemenkes Fontianak
Gambar3.
{tr e1n
ES;;; zeo HE aE
280 z7o
€^ .!
Pangutangan
st
Berdasarkan grafik di atas, kepadatan mikroba pada kondisi kontrol mengalami penurunanpada pengulangan kelima.
Lidah
tanaman
5
Gralik Penurumn
Kepadatan Mikroba Pada Perlakuan Tanaman Sri Rejeki di Ruang Kelas JI(L Poltekkm Kemenkes Pontianak Tahun 2015
400
t23456
Perlakuan
dengan
trt
roo
,1l
EE 2@ EIJ
H- 1oo
cr
0
3456
Mertua
(Sawevierta)
Berikut grafik yang
Berdasarkan grafik di atas, penunrnan kepadatan rpenggambarkan
kecenderungan penurunan kepadatan mikroba sebelum dan setelah perlakuan tanaman lidah
mikroba setelah perlakuan tanaman Sri Rejeki kecenderungan penurunan dari pengulangan kedua hingga keenam.
terjadi
mertua.
Perlakuan Kombinasi Tanaman Lidah Gambar2.
-
Grafik Penurunan
Kepadatan Mikroba Pada Perlakuan Tanamanlidah Mertua di Ruang I(elas .[KL Poltekkes Kemenkes PontianakTahun 2015
350
q E
;It g15o # =
D-III tingkat II B
Berikut grafik yang
10o
S€telah
Perlakmn
so
3 4 5
12
6
Peogulargan
Berdasarkan tabel
di
kelas JKL
Poltekkes
5
titik
pengambilan sampling.
200
mikroba
Lidah Mertua dan Sri Rejeki di dalam ruang
Kemenkes Pontianak dengan sampling selama 30 menit pada
300
'E c 6o
Perlakuan pertama dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan 10 helai daun tanaman
pengambilan
i2sp E U
Mertua dan Sri Rejeki
di
atas,
pnurunan kepadatan
ruang kelas
JKL
Foltekkes
menggambarkan
kecenderungan penurunan kepadatan mikroba sebelum dan sctclah perlakuan kombinasi tanaman Lidah Mertua dan Sri Rejeki,
Eka, dkk, Analisis Perqn dqri Tanamqn... 73
Gambar 4.
Grafik Penurunan
Kepadatan Perlakuan Komtrinasi Tanaman Lidah Mertua dan Sri Rejeki di Ruang Kelas JKL Poltekkes Kemenkes Pontianak Tahun 2015
Berdasarkan grafik di atas, penurunan kepadatan mikroba setelah perlakuan tanaman Sri Rejeki terjadi kecenderungan penurunan dari pengulangan pertama hingga keenam tidak
Mikroba Pada
stabil.
Rekapitulasi Hasil Pengukuran Kualitas Mikroba Berikut ditampilkan tabel hasil pengukuran kualitas mikroba udara pada masing-masnig perlakuan, yaitu meliputi perlakuan dengan tanaman Lidah Mertua" Sri Rejeki dan
400
IE
ll
g^
300
d!
-!
l-l ll,L
E€ 2oo 6=
HO E
100
6o
Tabel
l.
Kontro,
;::iiil", 123456
kombinasi (Lidah Mertua dan Sri Rejeki).
Distribusi Frekuensi Kepadatan Mikroba Udara Pada Masing-masing Perlakuan di Kelas JKL Poltekkes Kemenkes Pontianak Tahun 2015
Pengulangan
Ruang
{Hari}
Ruang Ruang
Ruang
I II
lll
Ruang IY Ruangl RuangII Ruang III RuanglV
U III
Ruang I Ruang II Ruang lll
RuangIV
w
Ruangl Ruang
V
II
Ruang
III
Ruang
IV
I II III
Ruang Ruang Ruang Ruang IV Ruang I Ruang II
VI
Ruang
: : =
I
,
SUX{rF = Sumber: Data Primer, 2015
III
IV
Suhu
fcr 29,7 29,9
Kelembaban (%t
28,8
29
74,5
28 28,6
64,1
28
69,0 74,0
2E 29.3 28.7 28 28,1 28,5 28
28,9
28,5 28,2 28,8 28,7
62,3
74,0 71,4 96,5 69,2
69.8 71,7 74.6 69,s
68,0
692 7L,l
29,1
72,2
28,5 28,3
71.5 68,4
?8,5
65,6
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa ratarata kepadatan mikroba udara terendah adalah pada pengulangan hari keempat yaitu sebanyak 202.647 CFU/m3.
Jumlah Mikroba
(Lux) 79,6 68,3 74,4 68,8
28,9
Pencahayaan
Rata-
377 253 168 t63 434 196 33s 156 237 277 342 180 656 232 6t1 200 242 26s 290 132 zls r89 362 t4t 242 268 290 130 2t5 175 362 121 167 248 156 l5t 320 t7t 285 t25 280 2s7 228 129 475 238 ls8 l3g
rata
Densitas Kepadatan Mikroba (Cf,'U/m3)
N
Rata-
rata
192 295,504 224.256 190,384
228,928
'i7,
182.208 7<
323,536
259.588
210,?4 270.976 233.600
I8I,75
309,52
212,284
154,176 220,752 164,688 173-5
313.024
202.647
l5 1.84 204,4AA
141,328
173,75
289,664
2A2.94
176,368
199,728 146
lga,5
300,176 150,672
277.984 18t,184
222,504
74
Sanitarlan, Volume 8 Namor I, April20l6, hlm.69 -
Gambar 5.
Gr*fik Penurunan
Densitas Kepadatan Mikroba Pada Semua
Tabel3. Hasil Uji Anova Perbedaan Yariasi
Perlakuan di Ruang Kelas JI(L Poltekkes Kemenkes Pontianak Tahun 2015
Kualitas Mikroba Udara di Ruang Kelas JKL Poltekkes Kemenkes
350
Perlakuan Tanaman
o
Perlakuan {D
zoo
Mean
(J)
Dilfereuce
lidatl
13295"1313-
,000
71142667'
,00t
to
mertua Sri Rejeki
I
Korrlrol
kombinas
]'
r33,736000
,000
-132-957333'
41.514667'
000 m5
,n8667
lp00
i lidah m€rfu&
12345
Sri Reieki
kofitrd
Berdasarkan gra.fik di atas, diketahui bahwa semua perlakuan tanaman mampu mgnururtkan kepadatan mikroba dibandingkan kondisi kontrol. Kepadatan mikroba udara terendah
cenderung pada nrangan kelas
2
Sri Reieki kombioas
Lidah mertua
i tidatt mertu&-
Sri Rcieki
dengan
menggunakan kombinasi tanaman Lidah Mertua dan Sri Rejeki pada pengulangan hari keempat.
Hal ini terjadi
sic.
Pertekucn
2so
-t 150 to t* Eq c
Terhadap
Pontianak Tahun 2015 N
E$o
d !'
7B
J
Sri Rejeki
karena masing-masing dari
ini memang dapat menyerap mikroba udara ruang namun jika kedua tanaman dikombinasikan akan lebih baik efektivitas penurunan mikroba udaranya dibandingkan dengan hanya masinglmasing perlakuan tanaman
tanaman pada masing'masing ruang kelas.
Perbedaan Jumlah Mikroba dengan Variasi Perlakuan Tanaman
Hasil perbedffm rata-rata kepadatan mikroba di ruang kelas JKL Poltekkes Kemenkes Pontianak diolah dengan menggunakan uji statistik One-WayAnava.H*sil pengujian nor-malitas data menggunakan uji KolmogorovSmirnov menunjukkan bahwa data sampel udara
berasal dari populasi yang berdistibusi normal.
Kombina 4
si tidalr
mertuaSri Rejeki
kontol
-7t,442667-
.mt
tidah mertua kombinas i lidah mertuaSri Rei€ki
61,514667'
,00J
62,293733-
,005
kontrol lidatr merfila Sri Rcjeki
-r33.736000'
.000
-,774667
t,000
-62293333"
,005
di atas, diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara berbagai variasi perlakuan tanaman (Lidah Mertua Sri Rejeki dan Berdasarkan tabel
kombinasi keduanya) terhadap kualitas mikroba
udara
di
ruangan Poltekkes
Kemenkes
Pontianak.
Berikut hasil uji Bonferonni untuk melihat perbdaan pada masing-masing perlakuan.
Tabel4.
Variabel
Ilasil Uji
Bonferonni Perbedaan Perlakuan Masing-masing Terhadap Kualitas Mikroba Udara di Ruang Kelas JKL Poltekkes Kemenkes Pontianak Tahun 2Ol5
Uji
Variasi Perlakuao-
of Square
Mean
Sum
72498,217
Sie.
Square 24166,072 750,630
15012,603
Kualitns
Mikroba
T"t t
3?510,820
Sumber; Data Primer, 2015
Berdasar}an tabel di atas, diketahui bahwa pada kepadatan mikroba udara pada kondisi
di
kontrol memiliki perbedaan yang signifikan
Eka, dkk, Analisis Perqn dcri Tcnaman... 7S
dengan sefirua variasi perlakuan, baik dengan perlakuan tanaman Lidah Mertua (p{,000), tanaman Sri Rejeki (p=0,001) dan kombinasi tanaman Lidah Mertua dan Sri Rejeki (p=0,000). Hasil pengukuran kualitas mikroba udara setelah perlakuan tanaman Lidah Mertua tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan perlakuan kombinasi tanaman Lidah Mertua dan Sri Rejeki (p:1,000), demikian juga sebaliknya. Sementara kualitas mikroba udara nrangan pasca perlakuan dengan menggunakan tanaman Sri Rejeki memiliki perbedaan yalrrg signifikan dengan semua variasi perlakuan lainnya
Perbedaan Jumlah Milcoba Sebelum dan Scsudah Pcrlakuan Lidah Mertua
Tsbel 5. Uji T Perhedaan Jumlah Mikroba Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Tanaman Lidah MertuaDi Ruang Kelas JKL Poltekkes Kemenkes PontianakTahpn 2015 Variabel
Uji
Sebelum-sesudah
t
sig.
Mean Difference
11,853
Mertua
di
atas? diperoleh nilai
p:0.000 sehingga ada perbedaan jumlah
mikroba yang signifikan antara sebelum dan sesudah perlakuan tanaman Lidah Mertua.
Perbedaan Jumlah Mikroba Sebelum dan Sesudah Perlakuan Sri Rejeki
Uji T
Perbedaan Jumlah Mikroba Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Tanaman Sri Rejeki Di Ruang Kelas JKL Polteklres Kemenkes Pontianak Tahun 2015
Variahel
Uji
Sebelum-sesudah
Uji T
Perbedaan Jumlah Mikroba Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Kombinasi Tanaman Lidah Mertua dan Sri Rejeki Di Ruang Kelas JKL Poltekkes Kemenkes Pontianak Tahun 2015
Yariahcl
Uji
t
[lean
SiA
Ilifference
Sehelum-sesudah 9,113 133,736000
0.000
perlakuan kombinasi tanaman Lidah Mertut dsn Sri
=Rui"ki
,,,
Sumbec Data Primer, 2015
-
-
,,,
di atas, diperoleh nilai sehingga ada perbedaan jumlah mikroba yang signifikan antara sebelum dan Berdasarkan tabel
p0.000
sesudah perlakuan kombinasi tanaman Lidah Mertua dan Sri Rejeki.
PEMBAIIASAFI
Sumber: Data Primsr, 2015
Tabel6.
Tatrel T.
13?,"957333 0.000
perlakuan tanaman Lidah
Berdasarkan tabel
Perbedaan Jumlah Mikroba Sebelum dan Sesudah Perlakuan Kombinasi Lidah Mertua Dan Sri Rejeki
t
Mean Difference
4,918
11,442667
sig. 0.002
perlakuan tanaman Sri Rejeki Sumber: Data Primer. 20t5
Berdasarkan tabel di atas, diperoteh nilai p0.002 sehingga ada perbedaan jumlah
mikroba yang signifikan antara sebelum dan sesudah perlakuan tanaman Sri Rejeki.
Perbedasn Jumlsh Mikroba Pada Ruang Kelas Tanpa Tanaman Dengan Kelas Yang Iliberi Tanaman Lidah Mertua Diketahui dari hasil uji t terlihat bahwa ada perbedaan amara jumlah mikroba pada ruang kelas tanpa tanaman dengan kelas yang diberi tanaman Lidah Mertua adalah sebesar 732,95. Hasil uji statistik didapatkan nilai p =
0,000 maka dapat disimpulkan terdapat yang signifikan antara jumlah
perbedaan
mikroba pada ruang kelas tanpa tanaman dengan
jumlah mikroba pada r.uang kelas kelas yang diberi tanaman Lidah Mertua. Setiap helai daun tanaman Lidah Mertua
terdapat senyawa aktif pregnane glycoside, yaifirzat kompleks yang mefigandung gula yang ditemukan pada beberapa tumbuhan, Zat ni mampu menurunkan pupulasi mikroba di udara. Mikroba udara sebagian besar juga merupakan
polutan, sebab bersifat patogenik
dapat
menimbulkan penyakit (Linggq 200S). Pada tabel hasil menunjukkan rata-rata penurunafl jumlah mikroba pada ruang kelas tanpa tanaman deugan ruang kelas yang diberi
tanaman Lidah Mertua. Pada tabel tersebut terlihat bahwa jumlah rutfl-ratz rnikroba mengalami penurunan sebesar 132,96
CfUl#-.
76 Sanitarian, llolume
B
Nomor I, April20I6, hlm.69 - 78
Perbedaan Jumlah Mikroha Pada Ruang Kelas Tanpa Tanaman Dengan Kelas Yang Diberi Tanaman Sri Rejeki Diketaliui dari hasil uji t terlihat bahwa ada perbedaan antara jumlah mikroba pada ruang kelas knpa tanaman dengan kelas yang diberi tanaman Sri Rejeki adalah sebesar 71,44. Hasil uji statistik didapatkan nilai p:0.001 atau kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifrkan terhadap jumlah mikroba pada ruang kelas yang tidak diberi tanaman dengan kelas yafiE diberi tanarnan Sri Rejeki. Tanaman Sri Rejeki merupakan tanaman hias yaog mampu mengatasi berbagai polutan deugan s€nyawa phytochemical. Pltytoehemical adalah senyawa-senyawa kimia, seperti beta karoten yang secara alamiah terkandung di dalam tanaman. PhytochemicalSn Rejeki dilepaskan saat fotosintesa dan memiliki efek anti bakteri, menekan pertumbuhan spora jamur dan bakteri merugikan. Hasil penelitian Associated Landscape Cantractor of America, ditemukan bahwa phytoc-hemical mampu menekan populasi bakteri dan spora jamur merugikan hingga 50-60%. Selain ttu, pltytochemical juga mengurangi rusa sakit, membantu konsentrasi, menghilangkan rasa lelah dan mengurangi tekanan mental (Kadir,2010). Pada tabel hasil menunjirkkan rata-rata penurunan jumlah milaoba pada ruang kelas tanpa tanaman dengan ruang kelas yang diberi tanaman Sri Rejeki. Pada tabel tersebut terlihat bahwa jumlah rata-rata mikroba mengalami penunman sebesar 71,45 CFU/m3'. Dilcetahui suhu r:ata-rata 28,550C dengan
kelembaban 69,56 s/o. Hal ini menunjukkan bahwa suhu dan kelembaban berada di titik optimum bagi pertumbuhan mikroba mesofilik sehingga penurunan jumlah mikroba di ruangan tersebut henar dipengaruhi oleh daya absorbsi tanaman Sri Rejeki.
Perbedaan Jumlah Mikroba Pada Ruang Kelas Tanpa Tanaman Dengan Kelas Yang Diberi Kombinasi Dari Tanaman Lidah Mertua Dan Tanaman Sri Rejeki Diketahui dari hasil uji t terlihat bahwa ada pertedaan antara -iumlah mikroba pada
ruang kelas tanpa tanaman dengan kelas yang diberi kombinasi tanaman Lidah Mertua dan Sri Rejeki adalah sebesar 133,13. Hasil uji statistik
p : 0,000 atau kurang dari 0,05. Maka dapat disimpulkan terdapat
didapatkan nilai
perbedaan yang signifrkan terhadap jumlah milaoba pada ruang kelas yang tidak diberi tanaman dengan kelas yang diberi kombinasi tanaman Lidah Mertua dan tanaman Sri Rejeki.
Penurunan tedadi karena adanya kemampuan daya absorbsi tanaman Lidah
Mertua dan Sri Rejeki
terhadap
mikootganisme. Hal ini didukung dari data pengukuian suhu ratil-ruta tercatat 28,480C merupakan suhu optimum bagr pertumbuhan mikroba mesofilik. Sementara nta-rata kelembaban sebesar 7 4,26oh.
Perbedaan Jumlah Mikroba Pada Ruang Kelas Yang Diberi Tanaman Lidah Mertua, Kelas Yang Diberi Tanaman Sri Rejekidan Kelas Yang Diberi Kombinasi Kedua Tanaman Lidah Mertual)an Sri Rejeki Berdasarkan hasil Uji Anova perbedaan variasi prlakuan tanaman terhadap kualitas mikroba udara di ruangan kelas JKL Poltekkes Kemenkes Pontianak di peroleh nilai p:0,000 sehinggaada perbedaan yang signifikan zntzra jumlah mikroba pada ruang kelas yang diberi
tanaman Lidah Mertua dengan kelas yang diletakkan tanaman Sri Rejekiserta kelas yang diberi kombinasi dari kedua tanaman tersebut. Pada tabel hasil, diketahui bahwa pada kepadatan mikroba di udara pada kondisi konffol rnemiliki perbedaan yang signifikan dengan semua variasi perlakuan, baik dengan perlakuan tanaman Lidah Mertua (p:0,000), tanaman Sn Rejeki (p0,001) dan kombinasi tanaman Lidah Mertua dan Sri Rejeki (p:0,000). Hasil pengukuran kualitas mikroba udara setelah perlakuan tanaman Lidah Mertua tidak memiliki perbedaan yang signifrkan dengan perlakuan kombinasi tanaman Liddl Mertua dan Sri Rejeki (p1,000), demikian juga sebaliknya.Sementara kualitas mikroba udara ruangan pasca perlakuan dengan menggunakan tanaman Sri Rejeki memiliki perbedaan yang signifikan(p=0,005) dengan semua variasi perlakuan lainnya. Perbedaan efektivitas tanaman ini terjadi dikarenakan tanaman Lidah Mertua proses ftanspirasinya lebih cepat dibandingkan tanaman
Sri Rejeki.
Kecepatan transpirasi
sangat
berpengaruh terhadap aktivitas mikroba" proses
transpirasi akan melepas ion negatif dalam jumlah banyaklon negatif adalah sumber energi bagi makhluk hidup. Dalam proses transpirasi,
7E
Sanitarian, Volume
I Nomor l' Aprit 2016' hlm'69
-
78
DAFTAR PUSTAKA Chandra, Budiman, 2007 - Pengcnlar Kesehstan Lingkurugan' Jakarta: EGC Kadir, eUaut. 2010. Aglaanema Pesorya Sang Ratu Daun' Yoryakarta: LilyPublisher
Keputusan Menteri Kesehatan
RI
No.1405/MENKES/5Kfifr/2002 tentang Persyaratan Lingh,mgan Keria Perlcantoran dan Indus*i Jakarta: Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Lingga, l,anny. 2008. Sansevieria. Ialcarf:: W' Gramedia Pustaka Utama Peraturan Menteri Kesehatan RI No.I077/ MENKES/PENY|I0 I I tentang
Pedoman l'enyahalan {Jdara dalam Ruang Rumah- Jakarta: Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Lily; Rendr4 Septa; Santosa" Pudjiastuti, Happy, Ratnq 1998, Krnlitas lJdata
nitim fuMng. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi DePartemen
Pendidikan dan KebudaYaan Waluyo, Lud, 2005, Mifuobiologi Lingla*tgon' Malang: MuhammadiYah UniversitY
Wulandri, Evi, 2013- Faktor Ymg Berlrubwtgan Dengan 11rgsYqf,CIalt
di Udsa Pada Rumah Bandarhuia Kota Kelurahan Susun Streptococcrc
zAfi. Universitas Negeri
Senaron Talnm
Sernarang:
Semarang