ABSTRAK
Sainul
ABSTRACT
Arifin. 2017. Hubungan Kerapatan Mangrove Dengan Populasi Gastropoda Di Kampung Gisi Kabupaten Bintan. Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I: Diana Azizah, S.Pi, M.Si Dan Pembimbing II: Susiana, S.Pi, M.Si.
Sainul Arifin. 2017. Relationship With population density of mangrove gastropods in Gisi Bintan regency. Faculty of Marine Sciences and Fisheries. Maritime University of Raja Ali Haji. Supervisor I: Diana Azizah, S.Pi, M.Si And Supervisor II: Susiana, S.Pi, M.Sc.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 - Januari 2017 di Kampung Gisi Kabupaten Bintan. Hasil penelitian Julianto 2016 ditemukan 4 jenis mangrove yaitu rhizophora apiculata, rhizophora mucronata, sonneratia alba, dan xylocarrpus granatum dan tergolong dalam 4 family gastropoda yang tersusun atas 6 spesies gastropoda. kondisi mangrove pada stasiun 1 dan 2 memiliki nilai kerapatan dengan kategori jarang, total kerapatan mangrove pada stasiun 1 dan 2 memiliki nilai <1000 ind/ha yaitu 945 dan 798 ind/ha. Kerapatan mangrove pada stasiun 3 yaitu 1322 ind/ha dengan kategori sedang. Nilai kepadatan gastropoda tertinggi yaitu pada stasiun 3 dengan nilai total kepadatan yaitu 15111 indvidu/ha. Nilai total kepadatan gastropoda yang terendah pada stasiun 2 yaitu 9778 indvidu/ha. Sedangkan pada stasiun 2 memiliki nilai total kepadatan yaitu 10000 individu/ha. Hubungan kerapatan mangrove dengan populasi gastropoda memiliki hubungan kuat dengan nilai koefisien korelasi sebesar 96.2 %.
This research was conducted in June 2016 - January 2017 in Gisi Bintan regency. Julianto research results in 2016 found four species of mangrove is Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Sonneratia alba, and xylocarrpus granatum and belong to the family of gastropods 4 is composed of six species of gastropods. mangrove conditions at stations 1 and 2 have a density value of the rare category, the total density of mangroves at stations 1 and 2 have a value <1000 ind / ha ie 945 and 798 ind / ha. Mangrove density at station 3 is 1322 ind / ha in the medium category. Gastropods highest density value at station 3 with a total value of density is 15111 ind / ha. The total value of the lowest density of gastropods at station 2 is 9778 ind / ha. While on station 2 has a total value of density that is 10 000 ind / ha. Relations with the population density of mangrove gastropods have a strong relationship with a correlation coefficient of 96.2%. Keywords: Gisi Village, Population gastropods, mangrove density, A. Latar Belakang
Kata Kunci: Kampung Gisi, Populasi Gastropoda, Kerapatan mangrove, wilayah
Kampung
Gisi
yang
terletak
merupakan di
Desa
Tembeling Kabupaten Bintan dengan
dibandingkan dengan stasiun lain diduga
luas wilayah desa 20,2 Km2. Memiliki
dipengaruhi
hutan mangrove yang terhitung cukup
mangrove yang masih alami dan belum
luas. Hutan mangrove di Kampung Gisi
terdapat aktivitas manusia. Dari hasil
pada tahun 2013 masih tergolong dalam
tersebut
kondisi baik karena belum banyaknya
perubahan
aktivitas
sangat mempengaruhi kehidupan biota
manusia
yang
berlebihan
(Hafiz, 2013).
oleh
dapat
kondisi
dikatakan
kondisi
hutan
hutan
bahwa mangrove
gastropoda.
Gastropoda
telah
lama
Berdasarkan
kondisi
diatas,
dimanfaatkan oleh masyarakat Kampung
maka perlu dilakukan penelitian untuk
Gisi maupun maysrakat dari kawasan
mengetahui
lain, sebagai bahan makanan untuk
ekosistem mangrove terhadap populasi
dikonsumsi,
gastropoda.
karena
gastropoda
ini
hubungan
kerapatan
sangat mudah didapat. Pratiwi (2014), B.
Perumusan Masalah
1.
Bagaimana
penelitian didapati bahwa kepadatan gastropoda yang didapat berkisar 10000 ind/ha
- 60000
ind/ha.
kondisi
kerapatan
Kepadatan hutan mangrove
yang ada di
gastropoda terendah berada pada stasiun Kampung Gisi dengan adanya III
yaitu
sebesar
40000
ind/ha aktivitas
Sedangkan
kepadatan
masyarakat
dalam
gastropoda memanfaatkan hutan mangrove ?
tertinggi berada pada stasiun I yaitu 2.
Bagaimana
kondisi
populasi
sebesar 60000 ind/ha. Untuk stasiun II, gastropoda yang ada di Kampung kepadatan gastropoda sebesar 50000 Gisi ind/ha
dengan
tingkat
dengan
adanya
aktivitas
kepadatan masyarakat dalam memanfaatkan
gastropoda
pada
stasiun
I
tinggi gastropoda
dan
pengaruh
perubahan
kondisi
mangrove
hutan
sebagai
tempat
hidupnya?
lingkungan
dilakukan
gastropoda, serta mengetahui bagaimana pengelolaan gastropoda dan hubungan
Berdasarkan permasalahan dan kondisi
kerapatan mangrove dan kelimpahan
di
penelitian
atas
perlu
mengenai
hubungan antara kerapatan mangrove
antara kerapatan mangrove terhadap kelimpahan gastropoda yang ada di sekitar Kampung Gisi, Kecamatan Teluk Bintan dan pengelolaan gastropoda.
dengan kelimpahan gastropoda yang ada
METODE PENELITIAN
di Kampung Gisi, Desa Tembeling, A.
Waktu dan Tempat Penelitian
Kabupaten Bintan. Penelitian ini dilaksanakan pada C.
Tujuan Penelitian bulan Juli 2016 sampai Januari 2017.
1.
Mengetahui
tingkat
kerapatan Sedangkan lokasi penelitian bertempat
mangrove yang ada di Kampung di Kampung Gisi Desa Tembeling Gisi Kabupaten Bintan, dan Laboratorium 2.
Mengetahui populasi gastropoda Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan yang ada di Kampung Gisi UMRAH .
3.
Mengetahui bagaimana hubungan antara
kerapatan
mangrove
dengan populasi gastropoda yang ada di Kampung Gisi.
D.
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini
diharapkan dapat menjadi sarana informasi berupa data mengenai
Gambar 12. Peta Lokasi Penelitian
1.
akan dilakukan pada saat terjadinya
Metode Pengumpulan Data
surut
di
perairan
agar
dapat
pengambilan
sampel
Sebelum melakukan pengumpulan mempermudah data, dilakukan survey atau pengamatan terutama yang ada dibagian akar dari lapangan yang meliputi kawasan hutan mangrove. Pengambilan data gastropoda mangrove
Kampung
Gisi,
Desa dilakukan dengan mendirikan plot 10 ×
Tembeling. Data yang digunakan adalah 10
m2
untuk
mengamati
biota
data primer yang diperoleh dengan gastropoda yang dijadikan juga sebagai melakukan
pengukuran
dan plot
pengamatan
pohon
mangrove,
pengambilan sampel secara langsung dimana pada plot tersebut terdapat sub seperti sampel gastropoda yang ada di plot ukuran 1m×1m yang diletakkan sekitar mangrove, parameter perairan, untuk mengamati dan mengidentifikasi dan substrat. sedangkan data sekunder biota gastropoda (Talib, 2008 dalam yang diambil adalah data kerapatan Lina, 2015). Jumlah transek pada setiap mangrove
di
Kampung
Gisi
Desa stasiun adalah 3 transek, dengan jumlah
Tembeling (Julianto, 2016) dan Data plot pada 1 transek adalah 3 plot dan sekunder yang digunakan lainnya seperti jumlah sub plot pada 1 transek adalah 15 peta
serta
keadaan
umum
lokasi sub plot. Contoh transek penyamplingan
penelitian. gastropoda 2.
yang
digunakan
Penyamplingan Biota diperlihatkan pada Gambar 12. Gastropoda
10 m Penyamplingan atau pengambilan sampel
gastropoda akan dilakukan
sebanyak tiga kali dalam satu minggu dengan pertimbangan waktu penelitian yang terbatas. Waktu penyamplingan
10 m
1m 1m
Gambar
13.
Plot
penyamplingan
K = Kepadatan gastropoda (ind/m2)
gastropoda
ni = Jumlah individu (ind) 3.
A = Luas petak
Identifikasi Gastropoda Identifikasi Gastropoda
pengambilan contoh (m2)
jenis
dilakukan
dengan 2) Sedangkan untuk mengukur
melihat bentuk cangkang, warna, corak
dan
cangkang.
jumlah Setiap
jenis
ditemukan
kepadatan relatif dihitung
putaran
menggunakan rumus :
yang
dicocokkan Kepadatan Relatif
karakteristik morfologinya dengan panduan
buku
dan
(Dharma,
1988
,
gambar
http://www.
∑
(2)
seashellhub. com/Indonesiahtml , KR = Kepadatan Relatif
http://www. marinespesies. 3 org). a)
ni = Jumlah individu
Rumus Pengukuran Kepadatan Gastropoda (Brower dan Zar dalam Adamy 2009):
1) Kepadatan gastropoda dihitung dengan menggunakan rumus :
ƩN = Total seluruh individu (Brower dkk. 1990)
4. Pengukuran
Parameter
Perairan Kepadatan Jenis a)
Suhu Pengukuran
(1)
suhu
dilakukan dengan menggunakan Multi Tester (YK-2005 WA), pengukuran
suhu
dilakukan
bersamaan dengan pengukuran.
sehingga
Pengukuran
langsung dilakukan di lapangan.
suhu
dilakukan
pengukuran
dapat
dengan: e) b)
Salinitas
Substrat
Pengambilan
contoh
substrat
Salinitas diukur dengan
dilakukan dengan sekop sedalam 30 cm.
menggunakan Salt Meter (YK-
Sampel subtrat yang diambil ± 200gr
31SA).
(Indah, 2008). Kemudian sampel yang
Prosedur penggunaan
telah diambil dimasukkan ke dalam
alat adalah sebagai berikut :
wadah yang telah di beri label per c)
Derajat
Keasaman
(pH)
Air
stasiun. Pengambilan sampel substrat yang dilakukan pada 1 transek sebanyak
Derajat Keasaman (pH)
3 sampel yaitu pada pada setiap plot
menggunakan
diambil 1 contoh substrat kemudian di
alat multi tester (YK-2005WA).
gabungkan menjadi 1 sampel untuk
Prosedur pengukuran pH dengan
mewakili 1 transek.
diukur
dengan
multi
tester
adalah
sebagai HASIL DAN PEMBAHASAAN
berikut: B. d)
Jenis tumbuhan mangrove di
Oksigen Terlarut (DO) Kampung Gisi Kabupaten Bintan Alat
yang
digunakan
Berdasarkan dari hasil penelitian
untuk menganalisa kadar oksigen
yang dilakukan oleh Julianto (2016) di
terlarut adalah DO meter. DO
Kampung Gisi Kabupaten Bintan di
meter umumnya bersifat portable
jumpai 4 jenis mangrove. Adapun hasil perhitungan komposisi jenis pohon dan
kerapatan dapat dilihat pada Tabel 2
stasiun lain dengan nilai total kerapatan
berikut :
798 ind/ha.
Berdasarkan
dari
Mengacu KEPMEN LH
hasil
No.201 Tahun 2004 bahwa tingkat
di Kampung
kerapatan mangrove pada stasiun II
Gisi Kabupaten Bintan, mangrove yang
dalam kategori jarang karena memiliki
ditemukan terdiri dari empat jenis yaitu
nilai kerapatan kurang <1000.
pengamatan mangrove
Rhizophora
apiculata,
mucronata,
Sonneratia
Rhizophora alba,
dan
Stasiun III memiliki kerapatan yang
paling
tinggi
dengan
nilai
Xylocarrpus granatum. Mangrove yang
kerapatan total adalah 1322 ind/ha.
paling banyak dijumpai pada setiap
Mengacu pada KEPMEN LH.201 Tahun
stasiun dengan nilai persentase berkisar
2004 menyatakan bahwa stasiun III
antara 60-77 % adalah jenis Rhizopora
memiliki
apiculata. Sedangkan jenis yang paling
sedang yaitu ≥1000 - <1500.
kerapatan
dalam
kategori
jarang dijumpai adalah jenis Xylocarpus C. Gastropoda granatum
dengan persentase berkisar 1.
antara 1%-5%. Total kerapatan pada stasiun
Identifikasi Jenis Gastropoda Jenis
gastropoda
yang
adalah 945 ind/ha. Mengacu pada
ditemukan di lokasi pengamatan yang
KEPMEN LH No. 201 Tahun 2004
ada di Kampung Gisi Desa Tembeling.
bahwa tingkat kerapatan pada ekosistem
Ditemukan 6 jenis gastropoda, dari hasil
mangrove stasiun I termasuk dalam
pengamatan atau identifikasi ditemukan
kategori Jarang yaitu <1000.
4 family gastropoda yang teridentifikasi
Kerapatan
mangrove
pada
stasiun II merupakan kerapatan yang tergolong paling rendah dibandingkan
atas 6 spesies gasropoda yang ditemukan pada 3 stasiun pengamatan.
1. Kepadatan
Dan
Kepadatan
C. Parameter Kualitas Perairan Parameter
Relatif Gastropoda
kualitas
komponen
perairan
Adapun kepadatan gastropoda pada
merupakan
masing- masing stasiun penelitian di
keberlangsungan kehidupan biota pada
Kampung Gisi didapat hasil sebagai
suatu
berikut.
kualitas perairan yang diukur dalam
Tabel 4. Kepadatan dan Kepadatan
penelitian ini berupa parameter fisika-
Relatif
kimia yang terdiri dari salinitas, oksigen
Sumber : Data Primer
terlarut (DO), derajad keasaman (pH),
perairan.
penting bagi
Adapun
parameter
suhu dan jenis substrat. Hasil dari a) Kepadatan pengukuran
parameter
perairan
di
Kepadatan merupakan jumlah Kampung Gisi adalah sebagai berikut. individu yang ditemukan dalam suatu Tabel 5. Data Pengukuran Kualitas air wilayah dengan satuan luas tertentu. Total kepadatan gastropoda pada stasiun I bernilai 10000 ind/ha. Kepadatan total
St asi un
gastropoda yang ada pada stasiun II sebesar 9778 ind/ha. Kepadatan total yang didapat pada stasiun III merupakan
I I
Ratarata I
a) Kepadatan Relatif Gastropoda Kepadatan relatif tertinggi pada
II
stasiun I, II dan III adalah jenis Cherithidae obtusa dan kepadatan relatif terendah adalah jenis Terebralia sp .
II III
nilai kepadatan tertinggi dengan nilai 15111 ind/ha..
Ul an ga n
II III
Ratarata III
I
Parameter Perairan S u h u 30 .5 30 .3 30 .2 30 .3 27 .2 30 .8 30 .6 29 .5 30 .5
Sali nita s 31. 9 31. 8 31. 4 31. 7 31. 9 32. 6 32. 5 32. 3 32. 6
p H
D O
7.6
5.9
7.5
5.8
7.6
5.9
7.6
5.9
7.8
6.0
7.6
5.9
7.7
5.9
7.7
6.0
7.7
6.0
Sub stra t Pasi r Berl ump ur
Pasi r Berl ump ur
Pasi
30 33. .5 2 30 33. III .6 2 Rata – 30 33. rata .5 0 28 Baku ≤ Mutu 34 32 Sumber : Data Primer II
7.6
5.8
7.6
5.9
7.6
5.9
78,5
>5
r Berl ump ur
salinitas (KEPMEN LH no 51 tahun 2004) untuk perairan mangrove adalah 33-34 %o. 3. Derajat Keasaman (pH) Derajat
Keasaman
atau
pH
perairan mangrove yang diukur pada 1. Suhu
ketiga stasiun penelitian didapat nilai pH
Berdasarkan hasil pengukuran di berkisar
7.5-7.8.
Berdasarkan
hasil
lokasi penelitian pada tiga stasiun pengukuran pH pada tiga stasiun yang didapat suhu perairan berkisar antara ada bahwa pH yang didapat masih 27.2 – 30.8 C dengan rata-rata suhu o
dikategorikan normal sesuai dengan o
yaitu 30.1 C. Berdasarkan baku mutu baku mutu (KEPMEN LH no 51 tahun (KEPMEN LH no 51 tahun 2004) 2004) yaitu 7-8,5. kondisi suhu pada perairan mangrove 4. Oksigen Terlarut (DO) masih
dalam kategori normal untuk Hasil
pengukuran
Oksigen
mendukung kehidupan dari gastropoda. terlarut di Kampung Gisi didapat nilai 2. Salinitas
DO dengan kisaran 5.8-6.0 mg/L. Dalam
Pengukuran salinitas pada ketiga KEPMEN
LH
(2004)
kandungan
stasiun didapat nilai salinitas berkisar oksigen terlarut untuk biota perairan antara 31.4 – 33.4 %o
. Salinitas adalah
>5 mg/L. Oleh karena itu
tertinggi terletak pada stasiun III dengan kondisi DO perairan yang ada di nilai salinitas 33.2 %o. dan nilai salinitas Kampung Gisi masih dalam kategori terendah pada stasiun I yaitu 31.4 %o. sangat
baik sehingga
masih
dapat
Kisaran salinitas ini masih mendukung mendukung kehidupan gastropoda karena baku mutu perairan.
kehidupan
organisme
mendekati 1. Mengacu pada Santoso
5. Substrat Hasil pengukuran jenis substrat
(2004)
yang
menyatakan
jika
r
pada stasiun I, II, III yang didapat yaitu
mendekati 1 atau -1 maka terjadi
pasir berlumpur.
hubungan linier yang sangat kuat antara
A. Hubungan Kerapatan Mangrove Terhadap Populasi Gastropoda
variable Y dan X. Sedangkan jika nilai r mendekati 0 maka terjadi hubungan
Berdasarkan hasil perhitungan
yang sedikit antara variable Y dan X.
regresi linier untuk mengetahui besarnya hubungan kerapatan mangrove terhadap populasi gastropoda dapat dilihat pada
analisis
regresi
linier
sederhana antara kerapatan mangrove
Tabel 6.
dengan
kepadatan
gastropoda
menghasilkan persamaan Y = 10.846x +
Tabel 6. Regresi Linier Hubungan kerapatan mangrove dan populasi gastropoda
548.62 artinya setiap kenaikan kerapatan mangrove 1 satuan akan meningkatkan
SUMMARY OUTPUT
kepadatan gastropoda sebesar 10.846
Regression Statistics Multiple R 0.9716683 R Square 0.944139286 Adjusted R Square 0.888278572 Standard Error 1008.413425 Observations
Hasil
3
atau kerapatan mangrove sebanyak 1000 satuan meningkatkan kepadatan kepiting bakau
sebesar
10.846
individu.
Koefisien determinasi yang diperoleh
Hubungan kerapatan mangrove 20000
dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi
Populasi
15000
r = 0.972 atau 97.2 % yang berarti
10000
populasi gastropoda memiliki hubungan
y = 10.846x + 548.62 R² = 0.9441
5000
kuat dengan kerapatan mangrove, hal ini 0
dikarenakan nilai korelasi koefisien r
0
500
1000
Kerapat
1500
adalah 0,142 artinya pengaruh kerapatan
Cherithidae
obtusa
dengan
nilai
mangrove terhadap kepadatan kepiting
kepadatan berkisar antara 2889 – 3778
bakau sebesar 14,2%.
ind/ha dan untuk jenis gastropoda yang memiliki tingkat kepadatan yang rendah
KESIMPULAN DAN SARAN adalah jenis A. Kesimpulan
Terebralia sp dengan
tingkat kepadatan berkisar antara 222 -
Jenis mangrove yang di jumpai
444 ind/ha.
di Kampung Gisi Kabupaten Bintan
Hubungan kerapatan mangrove dengan
terdiri dari 4 jenis mangrove yaitu
populasi gastropoda memiliki hubungan
Rhizophora
apiculata,
Rhizophora
kuat
mucronata,
Sonneratia
alba,
sebesar 96.2 %.
Xylocarrpus tertinggi
granatum.
pada
dan
Kerapatan
jenis
dengan nilai koefisien korelasi
B. Saran
Rhizophora Perlu
adanya
penelitian
apiculata dengan nilai 731 ind/ha dan lanjutan kerapatan
terendah
pada
yang
lebih
mendalam
jenis mengenai pengaruh substrat dasar dan
Xylocarpus Granatum dengan nilai 23 parameter oseanografi sebagai penentu ind/ha. keberadaan gastropoda khususnya di Berdasarkan hasil penelitian gastropoda Kampung
Gisi
yang dijumpai pada setiap stasiun Kabupaten Bintan. berjumlah 6 jenis yaitu Chicoreus capucinus, Nerita lineata, Littoraria carinifera,
Cherithidae
obtusa,
Terebralia sulcata, dan Terebralia sp. Jenis
gastropoda
kepadatan
memiliki
tertinggi
adalah
tingkat jenis
Desa
Tembeling
DAFTAR PUSTAKA Bengen, D.G. 2000. Pengenalan dan pengelolaan ekosistem mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB. Boyd, C.E. 1988. Water Quality in Ponds for Aquaculture. Departement of Fisheries And Allied Aquaculture. Alabama Agricultural Experiment Station. AuburnUniversity. Brower, J.Z. Yerrold, C. Von Ende, 1990. Field and Laboratory Methods for General Zoologi : Third Edition. W.M.C. Brown Publiser United States of America. P. Hlm 160 – 162. Coles, B. 1977. The Biology of Estuarine and Coastal Waters. Academic Press Inc. London. New York. 667 hlm. Dahuri, R., 2002. Membangun Kembali Perekonomian Indonesia Melalui Sektor Perikanan dan Kelautan. LISPI:Jakarta. 235 hal. Dharma, B. 1988. Siput dan Kerang Indonesia. Cetakan pertama. Sarana Graha. Jakarta. Dharma, B. 1992. Siput dan Kerang Laut Indonesia (Indonesia Shell I). PT. Sarana Graha. Jakarta. Dharmawan, A. 1995. Studi Komunitas Moluska Di Hutan Mangrove Laguna Segara Anaka Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi.Tesis. Universitas Gadjah Madah. Yogyakarta. Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.
Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. Hafiz, I. 2013. Zonasi Ekosistem Mangrove Di Kampung Gisi, Desa Tembeling, Kabupaten Bintan. Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang. Julianto, 2016. Identifikasi Potensi Sumberdaya Mangrove Sebagai Pencadangan Kawasan Konservasi Di Kampung Gisi. Skripsi. Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan. Universitas Maritime Raja Ali Haji: Tanjungpinang. Keputusan Menteri lingkungan hidup (Kepmen LH) No. 51 tahun 2004. Baku mutu air laut untuk biota. Jakarta. Lihawa, Y. 2013. Keanekaragaman dan Kelimpahan Gastropoda Ekosistem Mangrove Desa Lamu Kecamatan Tilamuta Kabupaten Boalemo. Jurnal Skripsi. Lina. 2015. Struktur Komunitas Gastropoda Di Ekosistem Mangrove Sungai Nyirih Kecamatan Tanjungpinang Kota Kota Tanjungpinang. Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang. Macnae, W., 1968. A General Account of the Fauna of the Mangrove Swamps of Inhaca Island, Mozambique. J. Ecol. 50: 93 . 128. Miranto, A. 2013. Tingkat Kepadatan Kepiting Bakau Di Sekitar Hutan Mangrove Di Kelurahan Tembeling Kecamatan Teluk Bintan Kepulauan Riau. Skripsi. Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan. Universitas Maritim Raja Ali Haji:Tanjungpinang. Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologi. Cetakan ke2. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Odum. 1996. Dasar-dasar Ekologi.Edisi ketiga. Gajah Mada Universitas press. Yogyakarta. Pratiwi, D. 2014. Klasifikasi Dan Struktu Komunitas Gastropoda Bentik Pada Ekosistem Mangrove Di Kampung Gisi Desa Tembeling Kabupaten Bintan. Skripsi. Fakultas Ilmu Kelautan Dan Perikanan. Universitas Maritim Raja Ali Haji:Tanjungpinang. Rahayu SW. 2004. Struktur Komunitas Makrozoobenthos sebagai indikator biologis kualitas lingkungan perairan di Situ Burung, Kabupaten Bogor Skripsi. Bogor: Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor Rangan, J. 2000. Struktur dan apologi Komunitas Gastropoda pada Zona Hutan Mangrove Perairan Kulu Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Skripsi. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.. Santoso N. 2000. Pola Pengawasan Ekosistem Mangrove. Makalah Disampaikan pada Lokakarya Nasional Pengembangan Sistem Pengawasan Ekosistem Laut Tahun 2000 di Jakarta. Santoso, Singgih. 2004. SPSS Statistik Multivariat. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Susiana. 2011. Diversitas Dan Kerapatan Mangrove, Gastropoda Dan Bivalvia Di Estuari Perancak, Bali. Skripsi. Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Makassar: Universitas Hasanuddin.