Budiman, Deddy 2015. Sanitation and Flies Density Overview in Some High School Canteens at Manado. Faculty of Public Health Thesis, Sam Ratulangi University Supervisor I : dr. Woodford B.S Joseph, MSc Supervisor II : Prof. Dr. Ir Odi Roni Pinontoan, MS
ABSTRACT
This research is the High School (SMA) is one which falls within the scope Adiwiyata program based on the Regulation of the Minister of Environment No. 5 Year 2013.Selain it, High School (SMA) also includes coverage Development Program Student by Minister of Environment Regulation 39 of 2008, regarding Sanitation canteen in the city of Manado which makes researchers interested in conducting similar studies. This Research is to describe the canteens sanitation and density of flies on several high school in manado. This Reserch Method uses descriptive Research on observation with Cross Sectional design. Sample in this research consist of 15 canteens of the entire population of the canteen at several high school in manado. The variables studied in this research are basic sanitation canteen and density of flies. The Results showed that basic sanitation is not eligible in high school canteen. In terms of facilities, only providing clean water is classified as eligible. Thus the density of flies by the sample schools, the highest density of flies was found in SMA N 9 Manado, While The average number of flies population that found from the highest population of flies density, 10.08 (%) was found in SMA N 2 Manado and the lowest, 8.70 (%) was found in SMA N 9 Manado. The conclusion is expected that the institution in this case the school in order to improve sanitation in the canteen such as sewage treatment, latrines, and waste procesing, so that there are no other types of flies that can thrive in these places.
Keywords : Sanitation, Canteen, Flies Density
1
perkembangbiakan bibit penyakit lewat
Pendahuluan Asal kata Higiene dan Sanitasi berasal
vector (Blum).
dari bahasa Yunani yang artinya “Sehat &
Sekolah Menengah Atas (SMA)
Bersih”, dan jika kita terjemahkan lebih luas
merupakan salah satu yang termasuk dalam
maka dapat dibuat kesimpulan bahwa “Kita
cakupan
bisa
selalu
berdasarkan peraturan menteri lingkungan
bersih”.Personel hygiene is the way of
hidup nomor 39 tahun 2008. Selain itu,
keeping to yourself, clean and healthty, and
Sekolah
Menengah
Atas
Sanitation is the way of keeping to place
termasuk
dalam
cakupan
clean and tidy. Higiene adalah tata cara
program adiwiyata berdasarakan peraturan
untuk memelihara diri agar bersih dan sehat,
menteri lingkungan hidup nomor 5 tahun
dan Sanitasi merupakan tata cara untuk
2013. Demikian SMA di Kota Manado
menjaga agar lingkungan tetap bersih dan
menjadi bagian didalamnya yaitu mengenai
terpelihara dengan baik (Sihite, 2008).
sanitasi kantin sekolah yang termasuk dalam
sehat
dikarenakan
kita
Beberapa penelitian yang menunjang
program
pembinaan
(SMA)
siswa
juga
pelaksanaan
kegiatan pembinaan siswa untuk penyehatan
yaitu oleh Ardhiana menyebutkan bahwa
jasmani dan kesehatan lingkungan sekolah.
sarana sanitasi dasar dan tingkat kepadatan
Perihal sanitasi kantin diseluruh
lalat dikantin SMA kecamatan medan barat
Indonesia yang masih belum memenuhi
kota medan masih belum memenuhi syarat,
syarat kesehatan serta masih meragukannya
karena dari 8 kantin di 8 SMA, hanya satu
sanitasi kantin yang ada di kota manado,
yang
membuat peneliti tertarik untuk melakukan
memenuhi
syarat
dalam
hal
pengelolaan sampah (Ardhiana, 2011).
penelitian yang serupa.
Derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4
Sebagaimana diketahui bahwa lalat
(empat) faktor yaitu : lingkungan, perilaku,
merupakan salah satu vektor penyakit pada
pelayanan kesehatan dan keturunan. Dari
system pencernaan yang memiliki tempat
keempat
faktor
perindukan ditempat-tempat sampah, bahwa
lingkungan mempunyai peranan yang sangat
ada hubungan antara sarana tempat sampah
besar
lainnya
dengan kejadian diare pada balita. Ada 75%
terhadap peningkatan derajat kesehatan, oleh
responden yang memiliki personal hygiene
sebab itu kantin sekolah pun perlu di
kurang baik memiliki balita dengan riwayat
perhatikan sanitasi dasarnya dalam menekan
diare (Mafazah,2013).
faktor
disamping
perilaku
dan
faktor-faktor
2
Musca domestica atau lalat rumah
dengan rancangan cross sectional. Populasi
yang sering disebut housefly merupakan
pada penelitian ini adalah limabelas kantin
salah satu spesies serangga yang banyak
dari beberapa sampel SMA di kota Manado
terdapat di seluruh dunia. Lalat jenis inilah
diambil dengan kriteria sebagai berikut :
yang sebagian besar berada sekitar rumah.
Kantin sekolah memiliki sarana sanitasi,
Di bidang keseahtan, lalat jenis ini dianggap
Didalam kantin sekolah terdapat proses
sebagai
karena
masak-memasak dan Kantin sekolah ramai
beberapa
dikunjungi oleh siswa-siswi pada sekolah
pengganggu
merupakan
vektor
manusia mekanis
penyakit (Fotedar, 2000). Tujuan
penelitian
tersebut. adalah
Untuk
Variabel
yang
diteliti
dalam
penelitian ini adalah Sanitasi dasar kantin
mengetahui syarat sanitasi dasar pada kantin
dan Tingkat kepadatan lalat.
di beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA)
Data yang diperlukan dalam penelitian
di kota Manado, Serta menidentifikasi dan
ini yaitu data primer dan data sekunder. Data
membandingkan tingkat kepadatan populasi
primer
lalat terhadap Jamban, Sampah, dan Saluran
metode observasi, wawancara, checklist,
Pembuangan Air Limbah (SPAL) pada
serta pengukuran terhadap tingkat kepadatan
kantin dibeberapa Sekolah Menengah Atas
lalat. Data sekunder diperoleh dari instansi
(SMA) dikota Manado.
yang berhubungan dengan penelitian ini.
Manfaat penelitian adalah Sebagai
diperoleh
Instrument
dengan
pengumpulan
menggunakan
data
yang
bahan masukan bagi pengelolah kantin
digunakan dalam penelitian ini adalah
sekolah, dalam peningkatan sanitasi kantin
lembar check list, dan fly grill untuk
sekolah dan dalam hal pengendalian lalat di
mengukur tingkat kepadatan lalat.
kantin
sekolah,
bahan
Setelah penelitian selesai dilakukan,
sektor
nantinya data-data yang diperoleh akan
kesehatan, sektor pendidikan dan sektor
diolah. Setiap sampel yang diperoleh dari
lainnya yang terkait pada umumnya dalam
check list akan diberikan kode (coding
rangka meningkatkan sanitasi kantin sekolah
sheet). Untuk data yang diperoleh dari check
di kota manado.
list akan direkap dan di sajikan dalam
METODE PENELITIAN
bentuk tabel. Dan untuk data pengukuran
masukkan
serta
bagi
Penelitian
ini
Sebagai
pemerintah,
mengunakan
jenis
kepadatan lalat akan di cari rata-rata. Setelah
penelitian survei deskriptif pada observasi
memperoleh hasil rekap dan rata-rata. 3
Setelah memperoleh hasil rekap dan rata-
sebesar
rata dari pengukuran tersebut maka data
sebanyak 5 pemilik kantin berpendapat tidak
akan dimasukkan ke dalam laporan (entry
mudah untuk memperoleh air utama.
data)
Tabel 1 juga menunjukkan bahwa diperoleh
HASIL DAN PEMBAHASAN
kualitas fisik, air bersih yang dipergunakan
Penilaian fasilitas sanitasi kantin
tidak
33,33
berasa,
persen
tidak
responden
berbau
dan
atau
tidak
sekolah dianalisa berdasarkan Kepmenkes
berwarna. Hasil yang sama juga diperoleh
RI
1098/MENKES/SK/VII/2003
bahwa 100 persen responden atau 15
tentang persyaratan sanitasi kantin. Berikut
pemilik kantin berpendapat jarak air dari
hasil penelitian berbagai variabel fasilitas
sumber pencemaran yaitu lebih dari 10
sanitasi kantin yang dijabarkan, sebagai
meter.
No.
berikut :
Dengan
demikian
berdasarkan
penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
A. Penyediaan Air Bersih
sebagian besar kantin di beberapa SMA Kota
Manado
menunjukkan
bahwa
penyediaan air bersih pada kantin di beberapa
SMA
Kota
Manado
dapat
dikategorikan baik atau memenuhi syarat sanitasi dasar. B. Sarana Pembuangan Tinja (Jamban)
Berdasarkan
Tabel
1,
diperoleh
data
penyediaan air bersih pada kantin di beberapa SMA Kota Manado, menunjukkan bahwa
66,67
persen
responden
atau
sebanyak 10 pemilik kantin berpendapat air utama diperoleh dengan mudah dan sisanya 4
Pada
Tabel
2,
diperoleh
data
sarana
pada kantin di beberapa SMA Kota Manado
pembuangan kotoran (jamban/toilet) pada
dapat dikategorikan baik atau memenuhi
kantin di beberapa SMA Kota Manado
syarat sanitasi dasar.
menunjukkan bahwa seluruh kantin atau 100 persen responden menjawab telah membuat lubang/septic
tank
untuk
C. Pengolahan Sampah
menampung
Distribusi sarana pengolahan sampah
kotoran, dengan kualitas toilet yang tidak
pada kantin di beberapa SMA Kota Manado,
berbau dan tidak dapat dijamah serangga
dapat dilihat pada Tabel 3.
atau hewan lainnya, letak toilet tidak berhubungan langsung dengan dapur dan ruang makan, serta tidak menggunakan jamban jenis leher angsa.
Pada aspek
ketersediaan air bersih dan alat pembersih, diperoleh bahwa 66,67 persen responden atau sebanyak 10 pemilik kantin menjawab telah disediakan, sedangkan sebesar 33,33 persen responden atau sebanyak 5 pemilik kantin mengaku toilet tersedia air bersih dan alat pembersih yang cukup.
Lantai toilet
pada 14 kantin atau 93,33 persen responden diketahui dibuat dengan jenis lantai yang
Pada Tabel 3, diperoleh distribusi responden
kedap air, tidak licin dan bersih, dan hanya 1
menurut aspek ketahanan tempat sampah
kantin atau 6,67 persen yang membuat lantai
diketahui sebesar 53,33 persen responden
toilet yang tidak kedap air dan licin.
atau sebanyak 8 pemilik kantin membuat
Berdasarkan uraian diatas diketahui
tempat sampah dari bahan yang kuat dan
bahwa sebagian besar responden memberi
tidak mudah bocor, sisanya sebesar 46,67
jawaban yang menunjuk pada suatu tindakan
persen responden atau sebanyak tujuh
dari
pemilik kantin membuat tempat sampah dari
keenam
aspek
penilaian
pembuangan tinja (toilet) dengan standar sanitasi.
sarana
yang sesuai
bahan yang tidak kuat dan mudah bocor.
Oleh karena itu,
Pada aspek pemakaian plastik untuk
secara keseluruhan penilaian sarana toilet
membuang sisa makanan, diperoleh sebesar 5
86,67 persen responden atau sebanyak 13
Pada
aspek
waktu
pembuangan
pemilik kantin membuang sisa makanan
sampah, diketahui seluruh responden atau
dengan menggunakan plastic, sedangkan
sebesar
sisanya yang sebesar 13,33 persen atau
membuang sampah tidak pernah melebihi 24
sebanyak
jam.
dua
pemilik
kantin
tidak
menggunakan plastik melainkan dengan
100
Pada
menggunakan sisa-sisa karton/dos.
persen
aspek
responden
ketersediaan
selalu
tempat
pengumpulan sampah, diketahui bahwa
Pada ketersediaan tempat sampah,
93,33 persen responden atau sebanyak 14
diperoleh bahwa 53,33 persen responden
pemilik
atau 8 pemilik kantin tidak menyediakan
pengumpulan sampah yang terlindungi dari
tempat sampah terutama ditempat yang
serangga, tikus dan hewan lainnya. Sisanya
memproduksi sampah, selebihnya yaitu
sebesar
sebesar 46,67 persen responden atau 7
sebanyak
pemilik kantin menyedikan tempat sampah.
menyediakan tempat pengumpulan sampah.
Hasil yang sama juga didapati pada
kantin
13,33 dua
Aspek
menyediakan
persen pemilik
penilaian
tempat
responden
atau
kantin
tidak
sanitasi
sarana
aspek bahan pembuatan tempat sampah,
pengolahan sampah yang dijabarkan diatas,
yang mendapati 80 persen responden atau
dapat dilihat pada aspek ketahanan tempat
sebanyak 12 pemilik kantin membuat tempat
sampah dan ketersediaan tempat sampah
sampah dengan bahan yang tidak kedap air
perbedaannya tidak signifikan. Ada dua
dan terbuka, sisanya sebesar 20 persen
aspek yang menunjukkan syarat sanitasi
responden atau sebanyak tiga pemilik kantin
tidak terpenuhi, yaitu pada ketersediaan
membuat tempat sampah dengan bahan
tempat sampah dan bahan pembuatannya.
kedap air dan tertutup.
Meskipun demikian, secara keseluruhan
Pada
ketersediaan
tempat
menunjukkan kantin di beberapa SMA Kota
pembuangan sementara, diperoleh bahwa
Manado telah cukup melakukan pengolahan
93,33 persen responden atau sebanyak 14
sampah sesuai dengan standar sanitasi yang
pemilik
tempat
ditentukan, sehingga dapat dikategorikan
mudah
cukup memenuhi syarat sanitasi dasar.
kantin,
menyediakan
pembuangan
sementara
yang
dikosongkan.
Hanya satu pemilik kantin
atau 6,67 persen responden yang tidak menyediakannya. 6
pemilik
D. Saluran Pembuangan Air Limbah
kantin
berpendapat
saluran
pembuangannya kedap air dan tertutup,
(SPAL)
sehingga
tidak
dihinggapi
oleh
lalat,
serangga, tikus dan tidak menjadi tempat berkembang biaknya bibit penyakit dan vektor. Sedangkan sisanya yang sebesar 46,67 persen atau sebanyak 7 pemilik kantin, saluran pembuangannya tidak kedap air dan terbuka yang mudah dihinggapi oleh lalat, serangga, tikus sehingga menjadi tempat berkembang biaknya bibit penyakit dan vektor. Pada aspek bau yang ditimbulkan, diketahui bahwa saluran pembuangan pada Pada
Tabel
4,
distribusi
86,67 persen responden atau sebanyak 13
responden menurut aspek kelancaran air
pemilik kantin, tidak menimbulkan bau.
limbah
Sisanya
diketahui
diperoleh
bahwa
80
persen
yaitu
sebesar
13,33
persen
responden atau sebanyak 12 pemilik kantin
responden atau sebanyak dua pemilik kantin,
berpendapat air limbah mengalir dengan
saluran pembuangannya menimbulkan bau.
lancar, sisanya sebesar 20 persen responden
Berdasarkan uraian aspek penilaian
atau sebanyak 7 pemilik kantin berpendapat
sanitasi sarana SPAL yang dijabarkan diatas,
air limbah tidak mengalir dengan lancar.
dapat dilihat ada dua aspek yang perbedaan
Berdasarkan kelancaran air limbah yang
antara jumlah responden yang telah sesuai
dijabarkan
syarat sanitasi dengan yang tidak sesuai
tersebut,
dapat
disimpulkan
bahwa sebagian besar responden telah
signifikan,
memenuhi
perbedaannya tidak signifikan. Hal ini
syarat
sanitasi
pengolahan
sampah.
ada
dua
aspek
yang
menunjukkan sebagian besar reponden telah
Hasil sama diperoleh pada aspek saluran
dan
pembuangan
dan
melakukan
tempat
pengolahan
sampah
sesuai
dengan standar sanitasi yang ditentukan,
perkembangbiakan vektor, yaitu sebesar
walaupun
53,33 persen responden atau sebanyak 8
signifikan perbedaannya, sehingga syarat 7
ada
dua
aspek
yang tidak
sanitasi sarana SPAL dapat dikategorikan
Pada aspek pembuangan air bekas
cukup dan/atau baik.
cuci tangan, diperoleh bahwa sebesar 86,67 persen atau sebanyak 13 pemilik kantin, menyatakan air bekas cuci tangan melewati
E. Tempat Mencuci Tangan Distribusi tempat mencuci tangan
saluran pembuangan. Sisanya sebesar 13,33
pada kantin di beberapa SMA Kota Manado,
persen responden atau sebanyak 2 pemilik
dapat dilihat pada Tabel 5.
kantin, menyatakan air bekas cuci tangan tidak melewati saluran pembuangan. Berdasarkan
uraian
aspek
tempat
mencuci tangan yang dijabarkan diatas, dapat dilihat sebagian besar reponden telah melakukan pengolahan tempat mencuci tangan sesuai dengan standar sanitasi yang ditentukan, sehingga dapat disimpulkan telah memenuhi syarat santasi. F. Tempat Mencuci Peralatan Distribusi tempat mencuci peralatan Pada Tabel 5, diperoleh distribusi responden
pada kantin di beberapa SMA Kota Manado,
menurut aspek ketersediaan air bersih,
dapat dilihat pada Tabel 6.
ketersediaan air mengalir, dan ketersediaan alat pembersih dan pengering, diketahui menghasilkan persentase yang sama yaitu sebesar 86,67 persen
responden atau
sebanyak 10 pemilik kantin menyediakan air bersih yang mengalir dan alat pembersih pengering untuk mencuci tangan. Sisanya sebesar sebanyak
13,33 5
persen
responden
atau
pemilik
kantin
tidak
menyediakan air bersih, air yang mengalir, dan alat pembersih pengering. 8
Pada Tabel 7, diperoleh distribusi responden
menyediakan bak pencuri yang terdiri dari
menurut aspek ketersediaan air bersih,
tiga bilik/bak pencuci, sedangkan sebesar
diketahui bahwa sebesar 93,33 persen
46,67 persen
responden atau sebanyak 14 pemilik kantin
pemilik kantin, tidak menyediakan bak
menyediakan air bersih yang mengalir. 6,67
pencuri yang terdiri dari tiga bilik/bak
persen
pencuci. Berdasarkan jumlah bak mencuci
responden
atau
sebanyak
satu
responden atau sebanyak 7
pemilik kantin tidak menyediakan air bersih
peralatan,
yang mengalir.
sebagian besar responden telah cukup
Pada ketersediaan sabun, diperoleh
dapat
disimpulkan
bahwa
memenuhi syarat sanitasi.
bahwa seluruh responden atau 100 persen responden
menyediakan
sabun
untuk
G. TINGKAT KEPADATAN LALAT
mencuci, sehingga dapat disimpulkan telah
Tingkat Kepadatan Populasi Lalat Pada
memenuhi syarat santasi.
Jamban
Distribusi responden menurut bahan pembuat tempat mencuci perlengkapan, diketahui bahwa sebesar 93,33 persen responden atau sebanyak 14 pemilik kantin yang
menyatakan
tempat
mencuci
perlengkapannya terbuat dari bahan yang kuat, aman dan halus. Sisanya sebesar 6,67 persen
responden
pemilik
kantin
atau
yang
sebanyak tempat
satu
mencuci
perlengkapannya tidak terbuat dari bahan yang kuat, aman dan halus. Berdasarkan bahan
pembuat
tempat
mencuci
perlengkapan, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden telah memenuhi
Pada Tabel 8, diketahui total kepadatan
syarat sanitasi.
populasi lalat pada jamban diperoleh 154
Pada jumlah bak mencuci peralatan,
ekor dengan rata-rata populasi 10,27 per
diperoleh bahwa sebesar 53,33 persen
kantin yang terdistribusi keberbagai jenis
responden
lalat. Jumlah kepadatan lalat jenis Lalat
atau
8
pemilik
kantin 9
Rumah yaitu 48 ekor dengan rata-rata
Rumah yaitu 67 ekor dengan rata-rata
populasi 3,20 per kantin. Jenis Lalat Hijau
populasi 4,46 per kantin. Jenis Lalat Hijau
berjumlah 43 ekor dengan rata-rata populasi
berjumlah 74 ekor dengan rata-rata populasi
2,46
4,93
per
kantin,
jenis
Lalat
Daging
per
kantin,
jenis
Lalat
Daging
berjumlah 52 ekor dengan rata-rata populasi
berjumlah 70 ekor dengan rata-rata populasi
3,46 per kantin, dan jenis Lalat Buah
4,66 per kantin, dan jenis Lalat Buah
berjumlah 11 dengan rata-rata populasi 0,73
berjumlah 59 dengan rata-rata populasi 3,93
per kantin.
per kantin. Berdasarkan uraian diatas, jenis lalat
H. Tingkat Kepadatan Populasi Lalat
yang memiliki total kepadatan populasi
Pada Sampah Tingkat kepadatan populasi lalat
terbesar pada lokasi sampah yaitu jenis Lalat
pada sampah kantin di beberapa SMA Kota
Hijau, disusul jenis Lalat Daging, jenis Lalat
Manado, dapat dilihat pada Tabel 9.
Rumah, dan jenis Lalat Buah. I. Tingkat Kepadatan Populasi Lalat Pada SPAL Tingkat kepadatan populasi lalat pada sampah kantin di beberapa SMA Kota Manado, dapat dilihat pada Tabel 10.
Pada
Tabel
9,
diketahui
total
kepadatan populasi lalat pada sampah
Berdasarkan Tabel 10, diketahui total
diperoleh 270 ekor dengan rata-rata populasi
kepadatan
18 per kantin yang terdistribusi keberbagai
populasi
lalat
pada
SPAL
diperoleh 139 ekor dengan rata-rata populasi
jenis lalat. Jumlah kepadatan lalat jenis Lalat
9,27 per kantin yang terdistribusi keberbagai 10
jenis
lalat,
sebagai
berikut
:
jumlah
dengan nilai rata-rata populasi lalat tertinggi
kepadatan lalat jenis Lalat Rumah yaitu 44
sebesar 4,93 pada jenis Lalat Hijau, dan
ekor dengan rata-rata populasi 2,93 per
terendah sebesar 3,93 pada jenis Lalat Buah.
kantin. Jenis Lalat Hijau berjumlah 37 ekor
Rata-rata populasi lalat terendah paling
dengan rata-rata populasi 2,46 per kantin,
banyak berada pada lokasi SPAL dengan
jenis Lalat Daging berjumlah
44 ekor
nilai rata-rata populasi lalat tertinggi sebesar
dengan rata-rata populasi 2,93 per kantin,
2,93 yaitu pada jenis Lalat Rumah dan Lalat
dan jenis Lalat Buah berjumlah 14 dengan
Daging. Rata-rata populasi lalat terendah
rata-rata populasi 0,93 per kantin.
sebesar 0,73 berada pada lokasi jamban pada
Uraian diatas menunjukkan jenis lalat yang
jenis Lalat Buah.
memiliki total kepadatan populasi terbesar pada lokasi SPAL yaitu jenis jenis Lalat Rumah dan Lalat Daging, diikuti jenis Lalat Hijau, dan jenis Lalat Buah. J. Tingkat
Rata-rata
Kepadatan
Populasi Lalat Setiap Kantin Berdasarkan
analisa
tingkat
kepadatan populasi lalat pada setiap lokasi yang telah dijabarkan, diperoleh rangkuman rata-rata tingkat kepadatan populasi lalat pada Tabel 11.
Berdasarkan Tabel 11, dapat dilihat rata-rata kepadatan populasi lalat yang terbesar paling banyak berada pada lokasi sampah 11
K. Tingkat Kepadatan dan Rata-rata Kepadatan Populasi Lalat Setiap Kantin Berdasarkan
analisa
tingkat
tingkat kepadatan populasi dan rata-rata
kepadatan populasi lalat pada setiap kantin
populasi lalat pada kantin di beberapa SMA
yang telah dijabarkan, diperoleh rangkuman
Kota Manado pada Tabel 12.
Berdasarkan Tabel 12, dapat dilihat
pada jenis Lalat Buah. Rata-rata populasi
rata-rata kepadatan populasi lalat yang
lalat terendah menurut lokasi kantin yaitu
tertinggi yaitu sebesar 11,07 pada jenis Lalat
sebesar 6,5 berada pada kantin 12, dan
Daging, dan terendah yaitu sebesar 5,60
tertinggi yaitu 11,75 berada pada kantin 7. 12
Berdasarkan asal sekolah, diperoleh
bersih,
sarana
pembuangan
kotoran
jumlah rata-rata kepadatan populasi lalat
(jamban/toilet), saluran pembuangan air
tertinggi yaitu 43,50 berada pada kantin di
limbah (spal), tempat mencuci tangan, dan
SMA
tempat mencuci peralatan. Fasilitas sanitasi
9,
sedangkan
jumlah
rata-rata
kepadatan populasi lalat terendah yaitu
yang
29,75 berada pada kantin di SMA 7. Bila
sanitasi, yaitu pengolahan sampah.
dilihat dari rata-rata populasi lalat per kantin,
diperoleh
rata-rata
cukup/kurang
memenuhi
syarat
Jenis lalat yang diidentifikasikan ada
kepadatan
pada lingkungan kantin, yaitu : Lalat Rumah
populasi lalat tertinggi yaitu sebesar 10,08
(Musca
domestica),
Lalat
Hijau
pada kantin di SMA 2, dan terendah yaitu
(Calliporidae), Lalat Daging (Sarcophaidae),
sebesar 8,70 pada kantin di SMA 9.
dan Lalat Buah (Drosopilla). Lokasi yang
Rata-rata kepadatan populasi lalat
paling banyak menarik perhatian lalat yaitu
menurut kantin yang berada di SMA Kota
pada lokasi tempat sampah, dengan jenis
Manado, diperoleh jenis lalat dengan rata-
lalat yang mendominasi ialah Lalat Hijau.
rata kepadatan populasi lalat tertinggi pada
SARAN
SMA 1, yaitu sebesar 11,25 pada jenis Lalat
Berdasarkan hasil penelitian tentang
Rumah, pada SMA 2 sebesar 12,7 pada jenis
gambaran sanitasi dan tingkat kepadatan
Lalat Hijau, pada SMA 7 sebesar 14,7 pada
lalat pada kantin dibeberapa sekolah di kota
jenis Lalat Daging, dan pada SMA 9 sebesar
manado,
10,4 pada jenis Lalat Buah.
beberapa hal sebagai berikut: Diharapkan
KESIMPULAN DAN SARAN
kepada kepada pihak institusi dalam hal ini
KESIMPULAN
pihak sekolah, agar dapat meningkatkan
Berdasarkan hasil dan pembahasan
sarana
maka
sanitasi
penulis
pada
menyarankan
kantin
seperti
tentang syarat sanitasi pada kantin di
menyediakan tempat mencuci tangan pada
beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) di
setiap tempat yang memproduksi sampah,
Kota Manado tahun 2015, maka dapat
Sebaiknya pihak yang bertanggung jawab
ditarik kesimpulan, sebagai berikut : Kantin
pada kantin bias melakukan kerja sama
di beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA)
dengan
di Kota Manado telah memenuhi syarat
mengontrol
atau
sanitasi. Fasilitas sanitasi yang memenuhi
pengolahan
sampah
syarat sanitasi, antara lain: penyediaan air
mengendalikan 13
pihak
sekolah,
agar
mengawasi sehingga dan
dapat terhadap dapat
menekan
berkembangbiaknya vektor seperti lalat. Dan Diharapkan kepada semua pihak atau setiap individu
agar
bias
menyadari
betapa
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. DAFTAR PUSTAKA
ibu dan Kejadian Diare. Jurnal
Ardhiana, R. 2011. Gambaran Sanitasi Dasar Kantin dan Tingkat Kepadatan Lalat Pada Kantin Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kecamatan Medan Barat Kota Medan Tahun 2011.
Kesehatan Masyarakat vol.8, Nomor
Sihite R.2008. Sanitation & Hygiene.Jakarta
Fotedar, R. 2000. Vector Potensial of
kantin Dan Tingkat Kepadaatan
Houseflies
(M.domestica)
2, hal.176-182
:SIC Jakarta. Hal 5 Rorong, Lady. Gambaran Sanitasi Dasar
Lalat
in
Transmission of Vibrio cholera in
Menengah
India. Acta Tropica.
Kecamatan
Mafazah, L., 2013.
Pada
Kantin
Atas Tumpaan
Sekolah
(SMA)
Kabupaten
Minahasa Selatan Tahun 2014
Ketersediaan Sarana
Sanitasi Dasar, Personal Hygiene
14
Di