ABSTRACT Dafri. 2011. The Contribution of the Leadership of School Principal and Teacher’s Achiement Motivation toword the Job Discipline of SMA’s Teachers in Batang Kapas Pesisir Selatan District. Thesis. Post Graduate Program of Padang State University. Based on the preliminary observation, it is foun that job discipline of SMA’S teachers the Distric of Batang Kapas, Pesisir Selatan was relatively low, it was assumed that the job discipline was influenced by low leadership of school principal and teacher achievement motivation. Propused the goal of this research was to find the contribution of the leadership of school principal and teacher’s achiement motivation toword job discipline of SMA’S teacher s in Batang Kapas Pesisir Selatan. Three hypotheses have been in this research. They are : (1) contribution of the leadership of school principal toward teacher’s achievement motivation toward teacher’s job discipline, (2) contribution of the teacher’s achievement motivation toward teacher’s job discipline, and (3) there is a contribution of the leadership of school principal and teacher’s job discipline. The co Rrelation and regression techniques were applietd in analyzing the data of the research. This research invplved 55 respondent out of 131 population, the were the teacher of SMA in Batang Kapas Pesisir Selatan. They were collected by means of qustionaires and used stratified proportional random sampling technique. The result of data analysis shows that : (1) there is a significant contribution (8,5%) of the leadership of school principal toward teacher’s job discipline, (2) there is a significant contribution (14,6%) of the teacher’s achiement motivation toward teacher’s job discipline, and (3) there is a significant (18,8%) of the leadership of shool principal and teacher’s achievement motivation collectively toward teacher’s job discipline. Based on the research, it is concluded that the leadership of school principal and teacher’s achievement otivation are two pontential predictors. It means that the job discipline of SMA’s teachers in Batang Kapas Pesisir Selatan could be improved trough the leadership of school principal and teacher’s achievement
i
ABSTRAK Dafri, 2011. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi terhadap Disiplin Kerja Guru SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Tesis Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Berdasarkan pengamatan di lapangan terlihat kurangnya Disiplin Kerja Guru SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Hal ini dikhawatirkan akan berkontribusi pada peningkatan mutu pendidikan yang akhirnya akan berkontribusi pencapaian tujuan pendidikan. Faktor-faktor yang diduga berkontribusi Disiplin Kerja Guru adalah Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk menguji kebenarannya. Penelitian bertujuan untuk mengungkapkan kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi terhadap Disiplin Kerja Guru. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah : 1) Kepemimpinan Kepala sekolah berkontribusi terhadap Disiplin Kerja Guru, 2) Motivasi Berprestasi berkontribusi terhadap Disiplin Kerja Guru, 3) Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi secara bersama-sama berkontribusi terhadap Disiplin Kerja Guru. Populasi penelitian ini adalah guru SMA di Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan yang berjumlah 131 orang dan sampel penelitian 55 orang, diambil dengan mengunakan teknik stratified proportional randam sampling, dengan mempertimbangkan strata tingkat pendidikan dan masa kerja. Instrument penelitian yang digunakan untuk pengambilan data adalh angket berskala likert yang telah diuji kesahihan dan keandalannya. Hasil analisis data menunjukan bahwa Kepemimpinan Kepala Sekolah berkontibusi terhadap Disiplin Kerja Guru SMA sebesar 8,5% dengan tingkat pencapaian cukup dan Motivasi Berprestasi berkontribusi terhadap Disiplin Kerja Guru SMA sebesar 14,6 dengan tingkat pencapaian kurang, serta Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi secara bersama-sama berkontribusi terhadap Disiplin Kerja Guru SMA sebesar 18,8% dengan tingkat pencapaian cukup. Berdasarkan hasil analisis data tersebut di atas, disimpulkan bawa Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi, adalah dua predictor yang potensial, dengan pengertian bahwa Disiplin Kerja Guru SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan dapat ditingkatkan melalui Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi guru-guru.
ii
SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Karya tulis saya, tesis dengan judul, kontribusi kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap disiplin kerja guru SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik di universitas negeri Padang maupun di perguruan tinggi lainnya. 2. Karya tulis ini murni gagasan, penelitian dan rumusan saya sendiri, tanpa bantuan tidak sah dari pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing. 3. Di dalam karya tulis ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang telah ada ditulis atau dipublikasikan orang, kecuali dikutip secara tertulis dengan jelas dan di cantumkan pada daftar rujukan. 4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran pernyataan ini, saya bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh dari karya tulis ini, serta sangsi lainya dengan norma dan ketentuan hokum yang berlaku.
Padang 19-05-2011 Saya yang menyatakan
DAFRI NIM 51349
iii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim, puji syukur penulis ucapkan pada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi terhadap Disiplin Kerja Guru SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Tesis ini dibuat dalam rangka penyelesaian studi dan persyaratan untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Dalam penyelesaian penelitian dan penulisannya, penulis mendapatkan bimbingan dan bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada : 1. Ibuk. Nurhizrah Gistituati, M.Pd, Ed.D, selaku pembimbing I 2.
Bapak Dr. H. Nasrullah Azis, selaku pembimbing II
3. Bapak Prof. Dr. Kasman Rukun M.Pd, tim Penguji 4. Bapak Dr. Yahya M.Pd, tim Penguji 5. Bapak Prof. Dr. Gusril M.Pd, tim Penguji 6. Bapak kepala Dinas Pendidikan 7. Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Bayang 8. Rekan-rekan Mahasiswa Program pascasarjana Universitas Negeri Padang pada khususnya Mahasiswa Program Studi Administrasi Pendidikan yang tidak penulis sebutkan satu persatu.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih tak terhingga untuk yang mulia almarhum ayahanda Kamarudin yang telah mendidik penulis selama hayatnya dan kepada ibunda tercinta Nurbaiti. Selanjutnya untuk Istri Astuti Handayani serta putri Aliffia iv
Dafhanda, Nikita Aulia Dafhanda tersayang, yang selama ini terabaikan kasih sayang yang harus mereka terima, namun selalu memberi bantuan dan semangat dalam perkuliahan hingga penyelesaian tesis ini. Akhirnya penulis memohon kepada Allah SWT, semoga tesis ini bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya dan bagi penulis sendiri pada khususnya.
Painan Penulis
DAFRI NIM 51349
v
DAFTAR ISI ABSTRACT ………………..… ………………………………………………..
i
ABSTRACT ………………….…….. ……………………………………….....
ii
SURAT PERNYATAAN ………………………………………………………
iii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….
iv
DAFTAR ISI ..…………………………………………………………………..
vi
DAFTAR TABEL .………………………………………………………………
viii
DAFTAR GAMBAR ..………………………………………………………….
x
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… . ….
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………………………………………………… …….
1
B. Identifikasi Masalah …………………………………………………….
4
C. Pembatasan Masalah …………………………………………………….
9
D. Perumusan Masalah ………………………………………………..........
10
E. Tujuan Penelitian ……………………………………………………….
11
F. Manfaat Penelitian ………………………………………………………. 11 BAB II KAJIAN PUTAKA A. Landasan Teori .………………………………………………………….. 12 1. Disiplin Kerja Guru .…………………………………………………
12
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah .…………………………………… . 17 3. Motivasi Berprestasi .………………………………………………… 23 B. Kerangka Pemikiran ...………………………………………………….
27
C. Hipotesis Penelitian …………………………………………………….
30
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian.………………………………………………….
31
B. Populasi dan Sampel …………………………………………………...
31
C. Definisi Operasional ……………………………………………………
35
vi
D. Instrumen Penelitian ……………………………………………………
36
E. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………..
42
F. Teknik Analisis Data ……………………………………………………
42
BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ………………………………………………………. ….
45
B. Pemeriksaan Persyaratan Analisis …………………………………. …..
51
C. Pengujian Hipotesis ……………………………………………………… 54 D. Pembahasan ……………………………………………………………....
64
BAB V. KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ………………………………………………………………
70
B. Implikasi Hasil Penelitian ……………………………………………….
71
C. Saran-saran ………………………………………………………………
72
DAFTAR RUJUKAN …………………………………………………………..
73
Lampiran-lampiran ………………………………………………………………
76
vii
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1. Keadaan Populasi Penelitian ……..………………………………………………… 31 2. Penyebaran Populasi berdasarkan Strata …..……………………………………..... 32 3. Hasil Perhitungan Sampel …………………..……………………………………… 34 4. Penyebaran Anggota Subjek Sampel ………..……………………………………. . 34 5. Kisi-kisi Instrumen Penelitian sebelum ujicoba... ………………………………… .. 37 6. Kisi-kisi Instrumen Penelitian setelah ujicoba …...…………………………………. 39 7. Rangkuman Analisis Keandalan Instrumen ………...………………………………. 40 7a. Rentangan Kategori Ketercapaian Variabel …………………………………….. 42 8. Distribusi Frekuensi Data Disiplin Kerja Guru (Y) …………………………………. 44 9. Tingkat Pencapaian Responden setiap Indikator Disiplin Kerja guru ………………. 45 10. Distribusi Frekuensi Data Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) …………………… 46 11. Tingkat Pencapaian Responden setiap Indikator Kepemimpinan Kepala Sekolah X1)………………………………………………………………………….. 47 12. Distribusi Frekuensi Data Motivasi Brprestasi Guru (X2) …………………….......... 48 13. Tingkat Pencapaian Responden setiap Indikator Motivasi Berprestasi Guru(X2) . …..49 14. Rangkuman Hasil Uji coba Normalitas data Disiplin Kerja Guru, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Berprestasi Guru ……………………………………….. 50 15. Rangkuman Analisis Homogenitas Variansi Kelompok …………………………… 50 16. Rangkuman Hasil Uji Indepedensi Antar vaariabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Motivasi Berprestasi Guru (X2) ……………………………… … 51 17. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dengan Disiplin Kerja Guru (Y) ……………………………………………………. 52 18. angkuman Analisis Regresi Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap Disiplin Kerja Guru (Y) ……………………………………………………………... 53 19. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Motivasi Berprestasi (X2) terhadap Disiplin Kerja Guru (Y) ……………………………………………………………... 55 20. Rangkuman Analisis Regresi Motivasi Berprestasi (X2) terhadap Disiplin Kerja Guru (Y) ……………………………………………………………… 55 viii
21. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Ganda variable Kepemimpinana Kepala Sekolah (X1) dan Motivasi Berprestasi (X2) terhadap Disiplin Kerja Guru (Y) ………………………………………………………. …………………… 57 22. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Kepemimpinana Kepala Sekolah (X1) dan Motivasi Berprestasi (X2) terhadap Disiplin Kerja Guru (Y) .... …………………… 58
23. Kontribusi Kepemimpinana Kepala Sekolah (X1) dan Motivasi Berprestasi (X2) terhadap Disiplin Kerja Guru (Y) …. …………….. ………………………….. 60 24. Rangkuman Analisis Korelasi Parsial ………………………………………………... 60
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar :
Halaman
1. Faktor-faktor yang diduga berkontribusi terhadap Disiplin Kerja Guru (Y) ………
5
2. Kerangka Hubungan Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Motivasi Berprestasi (X2) terhadap Disiplin Kerja Guru (Y) ………………………………..
29
3. Histogram Disiplin Kerja Guru …………………………………………………….
45
4. Histogram Kepemimpinan Kepala Sekolah ………………………………………..
46
5. Histogram Motivasi Berprestasi Guru ……………………………………………...
48
6. Regresi Linear Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Disiplin Kerja Guru (Y) ..
54
7. Regresi Linear Motivasi Berprestasi (X2) dan Disiplin Kerja Guru (Y) ……………
56
8. Regresi Linear Kepemimpinan Kepala Sekolah(X1) dan Motivasi Berprestasi (X2) terhadap Disiplin Kerja Guru (Y) ………………………………………..…………
x
56
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran :
Halaman
1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian …………………………………………………… 76 2. Instrumen Uji Coba ………………………………………………………………
77
3. Instrumen Penelitian ……………………………………………………………… 95 4. Data Penelitian dan deskripsi data ……………………………………………….. 108 5. Distrbusi frekuensi data Disiplin Kerja Guru (Y) ………………………………… 110 6. Uji Coba Normalitas ……………………………………………………………… 113 7. Uji Homogenitas ………………………………………………………………….. 115 8. Korelasi dan Regresi Sederhana Variabel X1, X2, dan Y.………………………..
116
9. Korelasi dan Regresi Ganda variable X1, X2, dan Y …………………………… 118 10. Surat Ketearangan Penelitian
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan salah satu komponen penting dalam proses pendidikan yang ikut berperan dalam usaha pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM). Peran guru dalam pendidikan tidak hanya sebatas dalam pembelajaran, tetapi sebagai informator, organisator, motivator, fasilitator, mediator, inisiator, dan evaluator. Untuk mencapai tujuan pendidikan sangat di butuhkan guru yang mempunyai potensi, rasa pengabdian yang tinggi dan bertanggung jawab yang besar dalam melaksanakan tugas profesinya. Moh. Uzer Usman (2007:7) menyatakan ”bahwa tugas guru sebagai profesi meliputi, mendidik,
mangajar
mengembangkan
dan
nilai-nilai
melatih”. hidup.
Mendidik Mengajar
berarti berarti
meneruskan
dan
meneruskan
dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan pada siswa. Memahami uraian di atas, terlihat betapa besarnya peran guru dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Guru memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian, akhlak, mentalitas, moral anak dalam menyiapkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) serta mensejahterakan masyarakat untuk kemajuan negara dan bangsa. Dengan demikian, dapat dikatakan tercapainya tujuan pendidikan di sekolah sangat di pengaruhi oleh guru dalam melaksanakan tugas profesinya. Kenyataan inilah yang mengharuskan guru memiliki disiplin kerja yang tinggi dalam melaksanakan peran dan fungsinya,
2
karena guru adalah toko yang menjadi panutan bagi para perserta didik dan lingkungannya. Menurut Undang-Undang NO.14 Tahun 2005 (pasal 1), tugas guru adalah ”pendidik profesional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta didik”. Oleh sebab itu bagaimanapun baiknya sarana birokrasi tetapi proses tidak berjalan dengan baik, maka mutu pendidikan sulit untuk meningkat. Turunnya prestasi belajar murid sangat berkaitan erat dengan kualitas dan cara guru dalam mengajar. Bloom (1998:8) menyimpulkan ”bahwa hasil belajar di pengaruhi oleh kualitas pengajaran yang diberikan guru”. Masalah disiplin kerja guru erat kaitannya dengan sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanaan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Tulus Tu'u (2004:33) berpendapat disiplin sebagai berikut: 1) mengikuti dan mentaati peraturan, nilai dan hukum yang berlaku, 2) pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya kesadaran diri bawa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan dan dorongan dari luar dirinya, 3) sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah membina dan membentuk prilaku sesuai dengan nilai-nilai yang di tentukan atau diajarkan, 4) hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku, 5) peraturan-peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku.
Disiplin sangat penting bagi guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar. Dengan disiplin, guru dapat melaksanakan tugas profesinya. Guru yang kurang memiliki disiplin dalam menjalankan tugasnya tidak akan berhasil, sebab orang yang berhasil dalam bidangnya masing-masing umumnya mereka
3
memiliki kedisiplinan yang tinggi. Kenyataannya tidak semua guru dapat melaksanakan tugasnya dengan profesional. Hal ini dapat dilihat banyak guru yang malas menyusun perangkat pembelajaran, dan enggan untuk mempelajari kurikulum baru. Bahkan masih ada guru yang menganggap tugas mengajar merupakan rutinitas yang harus dilaksanakan tanpa merasakan di dalam rutinitas tersebut ada tanggung jawab mencerdaskan anak bangsa. Untuk menjadi seseorang guru yang profesional dibutuhkan guru yang memiliki disiplin kerja yang tinggi. Dengan adanya disiplin kerja guru akan bersemangat melaksanakan tugasnya, tulus penuh rasa syukur, penuh integritas, penuh pengabdian, kreatif, dan profesional dalam melaksanakan tugasnya. Berdasarkan pengamatan sementara yang telah dilakukan selama prasurvai, dengan wawancara beberapa orang guru pada SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan ditemukan, sebagian guru kurang menunjukkan disiplin kerja yang baik terutama dalam pelaksanaan pembelajaran. Fenomena lain yang ditemukan antara lain: 1) Sebagian guru terkesan disiplin kerjanya rendah, seperti sering datang terlambat kesekolah, tidak memberitahu atas ke tidak hadiran, tidak membuat persiapan mengajar, ketika lonceng berbunyi guru bukannya segera masuk kelas malahan bercerita sesama mereka untuk beberapa menit, begitu jua disaat pergantian jam pelajaran, terlambat masuk kelas, akibatnya siswa berkiliaran di luar. 2) Sebagian guru terkesan tidak mnganalisa hasil ulangan harian siswa. Penulis juga mengamati banyak Lembaran Kegiatan Siswa (LKS) di atas meja guru
4
yang belum diperiksa, ini artinya guru lebih mementingkan pemberian tugas tapi tidak mau memeriksanya. Pada hal siswa akan merasa senang jika hasil kerja diperhatikan atau dinilai secara seksama oleh guru. Dengan tidak dianalisisnya ulangan harian tersebut maka program perbaikan dan pengayaan pun juga tidak dilakukan, sedangkan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 3) Sebagian guru terkesan bahwa tugas mengajar sebagai tugas rutin untuk memperoleh gaji semata, mereka setelah mengajar di kelas lansung pulang tanpa peduli apa yang terjadi di sekolah. 4) Sebagian guru kecendrungannya memberikan tugas kepada siswa, guru sering keluar dari kelas. 5) Sebagian guru terkesan enggan menyelesaikan administrasi kelas, seperti tidak membuat program pengajaran, tidak membuat persiapan mengajar, tidak membuat Rencana Program Pembelajaran (RPP), tidak membuat buku nilai, dan tidak membuat absen siswa (agenda kelas). Dari semua fenomena yang ditemukan ternyata terdapat kesenjangan antara apa yang seharusnya di lakukan oleh guru dengan kenyataan yang ada di lapangan. Hal ini mencerminkan rendahnya disiplin kerja guru. Selama ini disiplin kerja guru kurang mendapat perhatian dari pihak terkait, kenyataan itu akan mempengaruhi peningkatan kualitas pendidikan. Apabila masalah tersebut dibiarkan terus berlanjut dan tidak segera ditanggunglangi, dikhwatirkan tujuan pendidikan tidak akan tercapai sebagaimana yang diharapkan.
5
B. Identifikasi Masalah Bertitik tolak dari latar belakang yang telah diungkapkan di atas maka guru merupakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang menunjang terlaksananya proses pembelajaran dan pendidikan dan menentukan tercapainya hasil pendidikan yang lebih baik. Untuk itu disiplin kerja guru perlu sekali di perhatikan dengan sungguh-sungguh. Disiplin kerja seseorang mencerminkan kepatuhan dan ketaatan yang telah diamanahkan bagi setiap guru sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Ada beberapa faktor yang diduga turut berhunungan dengan disiplin kerja guru merupakan bagian dari perilaku setiap individu dalam menjalankan aktivitas pekerjaan. Alex Nitisesmito (1982) berpendapat ”ada beberapa faktor yang berhubungan dengan disiplin kerja guru yaitu komitmen pada tugas dan motivasi berprestasi, tingkat pendidikan, kepemimpinan kepala sekolah, insentif, supervisi oleh pengawas, kesempatan karir, sarana dan prasarana”. Faktor-faktor tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Komitmen pada tugas
Motivasi berprestasi
Tingkat Pendidikan Sarana dan Prasarana Disiplin kerja guru
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kesempatan Karier Insentif
Supervisi oleh pengawas
Gambar 1: Faktor-faktor yang diduga berkontribusi terhadap disiplin kerja guru
6
Kepemimpinana kepala sekolah adalah ketrampilan seseorang untuk mempenggaruhi, mengerakan, dan mengarahkan orang lain dalam melaksanakan kegiatan pendidikan agar tugas yang dilaksanakan lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pendidikan. Kepemimpinan kepala sekolah yang memperhatikan bahwa dapat membangkitkan semangat guru dalam melaksanakan tugasnya. Miftah Thoha (2004:43) berpendapat ”perilaku pemimpin akan bisa di terima oleh bawahan jika para bawahan melihat perilaku tersebut merupakan sumber yang segera bisa memberikan kepuasan, atau sebagai suatu instrumen bagi kepuasan masa depan. Hal ini berkontribusi terhadap disiplin kerja guru dalam melaksanakan tugas sebagai tenaga pengajar. Fenomena dilapangan ditemui bahwa kepemimpinan kepala sekolah kurang dirasakan oleh sebagian guru, karena sikap kepala sekolah yang kurang bersahabat dengan guru, kurangnya hubungan komonikasi kepala sekolah yang mempercayakan semua urusan pada guru, dan waktu yang sedikit bersama dengan guru lantaran tugas kepala sekolah yang begitu banyak di luar. Komitmen merupakan perjanjian seseorang dengan dirinya dalam melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab sebagaimana dikemukakan oleh Piet A Sahertian (1994:44) yang megemukakan ”komitmen dalam diri seseorang untuk merasa aktif dengan rasa tanggung jawab apabila guru memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas dirinya mereka mempunyai disiplin kerja yang tinggi pula”. Dengan demikian komitmen yang tinggi yang dimiliki guru akan mendorongnya melaksanakan tugas dengan tanggung jawab yang tinggi sehingga tujuan pendidikan dapat capai sebagaimana yang diharapkan.
7
Motivasi Berprestasi bagi guru adalah dorongan yang timbul dari dalam diri, secara sadar atau tidak untuk melaksanakan tugasnya sebagai guru dalam mencapai tujuannya. Sehingga ia merasa lebih peduli, bertanggung jawab, loyal dalam disiplin pelaksanaan tugasnya sebagai guru. MC Donald yang dikutip oleh Wasty Soemanto (2006:2003) menjelaskan sebagai berikut: Motivasi adalah suatu perbuatan energi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Di dalam motivasi berprestasi terlihat ada tiga unsur penting: a) motivasi mengawali terjadi perubahan energi pada setiap diri manusia, perkembangan motivasi makin membawa perubahan pada sistim neurofisiologis yang ada pada organisme manusia, b) motivasi ditandai dengan rasa (feling) afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia, c) motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Jadi motivasi muncul dalam diri manusia akan tetapi munculnya karena adanya ransangan atau dorongan dari unsur lain.
Melayu S.P Hasibuan (1996) mengemukakan ”seseorang yang memiliki motivasi berprestasi, akan dapat mendorong semangat, menegakkan disiplin, meningkatkan suasana hubungan kerja yang baik. Guru yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan lebih berdisiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dari pada guru yang memiliki motivasi rendah”. Fenomena yang ada di lapangan memperlihatkan kurangnya Motivasi Berprestasi dari kalangan guru, seperti kurangnya inisiatif guru untuk meningkatkan mutu, proses belajar mengajar, sehingga pelaksanaan tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Jika ada siswa yang bermasalah dalam proses belajar, ada kecendrungan guru kurang merasa bertanggung jawab melakukan pembinaan. Ada diantara guru yang sibuk berbisnis diluar sehingga tugas sebagai guru di sekolah jadi
8
terabaikan. Ada ditemukan guru yang acuh dengan tugas, ada pula guru yang menghindari tugas tambahan karena merasa tidak ada pengaruhnya terhadap Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) dan kenaikan pangkat. Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh seorang guru diduga berpengaruh terhadap Disiplin Kerja Guru. Yang merupakan kemampuan peningkatan dan keterampilan guru dengan keinginan dan permintaan masyarakat agar dapat memberikan pelayanan dan keteladanan yang memuaskan masyarakat dalam hal ini peserta didik dan orang tua siswa. Oleh karena itu guru selalu di arahkan secara terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan mutu pelayanannya, guru
yang
memiliki
kualifikasi
pendidikan
yang
tinggi
biasanya
akan
memperlihatkan disiplin kerja yang tinggi pula. Kenyataan di lapangan pada umumnya tingkat ke disiplinan kerja guru relatif kurang dalam proses belajar mengajar. Disiplin kerja guru juga di pengaruhi oleh insentif yang diterimanya. Insentif merupakan imbalan-imbalan yang diterima guru, baik berbentuk material maupun non material. Insentif yang diberikan benar akan dapat memberikan semangat pada guru dalam bekerja”. Begitu juga dengan guru di sekolah, apabila gaji , insentif diterima sesuai dengan beban pekerjaan yang dilakukan dan gaji tersebut dapat memenuhi kebutuhan hidupnya maka hal ini akan mendorong untuk berkerja dengan baik, sehingga diduga disiplin kerja juga akan baik. Kenyataannya masih ada guru yang sibuk mencari tambahan seperti berjualan di sekolah, melalui baju-baju, menjual alas
9
kasur, bahkan ada yang terang-terrangan membuka warung jajan siswa, sehingga siswa belanja di warung tersebut. Yang menjadi masalah kadang-kadang guru tersebut mempercepat jam istirahatnya dengan tujuan melayani siswa yang antri jajan, begitu juga jadi sering terlambat masuk kelasnya. Jadi guru melaksanakan tugasnya sekedar untuk memenuhi target kehadiran di sekolah. Supervisi oleh pengawas diduga mempengaruhi terhadap disiplin kerja guru, karena akan meningkatkan kemampuan profesional guru dan guru akan dapat lebih baik dalam melaksanakan tugasnya. Kenyataanya jarang sekali sekolah SMA Negeri di Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan yang di kunjungi Pengawas SMP/SMA apabila dalam supervisi sekolah, kecuali kalau ada sertifikasi guru. Orang yang memiliki suatu karir tertentu biasanya akan berhasil baik bila ia mencintai kerjanya dengan penuh hati. Artinya, ia akan berbuat apapun agar karirnya berhasil baik. Sarana dan prasana diduga mempengaruhi terhadap disiplin kerja guru. Sebab seseorang dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan atau tugas tertentu di perlukan peralatan yang dapat membantu kelancaran pelaksanaan tugas tersebut, baik scara lansung maupun tidak lansung. Begitu juga halnya dengan guru, apabila tersedia sarana dan prasarana yang memadai, maka akan mempermudah pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga menimbulkan semangat dan gairah guru dalam melaksanakan pekerjaannya. Kenyataan di lapangan bahwa sarana dan prasarana guru tidak memadai, seperti kurang tersedianya alat peraga, buku-buku perpustakaan, ruangan tempat shalat bagi siswa dan WC siswa yang tidak mencukupi.
10
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dan banyak faktor yang diduga berkontribusi pada disiplin kerja guru antara lain: Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Berprestasi, tingkat pendidikan, Insentif, Supervisi oleh pengawas, Sarana prasarana. Mengingat banyak faktor yang diduga terkait dengan disiplin kerja guru, karena lebih mempertimbangkan faktor-faktor yang dianggap urgen permasalahannya berdasarkan hasil prasurvei yang telah dilakukan. Oleh karena itu penelitian hanya di batasi pada dua faktor saja yaitu kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi. Alasan peneliti untuk melakukan penelitian tentang kontribusi kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi terhadap Disiplin Kerja Guru SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan adalah di dasarkan pada pentingnya disiplin kerja guru SMA untuk menghasilkan para lulusan yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. SMA D. Perumusan Masalah Penelitian ini berfokus pada Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berpretasi terhadap Disiplin Kerja Guru pada Sekolah SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Berdasarkan hal tersebut, maka masalah dalam penelitian ini dapat menggungkapkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah Kepemimpinan Kepala Sekolah berkontribusi terhadap Disiplin Kerja Guru SMA Negri di Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan?
11
2. Apakah Motivasi Berprestasi berkontribusi terhadap Disiplin kerja guru SMA Negri di Kecamatan Batang kapas Kabupaten Pesisir Selatan? 3. Apakah Kepemimpnan Kepal Sekolah dan Motivasi Berprestasi secara bersama-sama berkontribusi terhadap Disiplin Kerja Guru SMA Negri di Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menggungkapkan: 1. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah
terhadap Disiplin Kerja Guru
SMA Negri di Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. 2. Kontribusi Motivasi Berprestasi terhadap Disiplin Kerja Guru SMA Negri di Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. 3. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi secara bersama-sama terhadap Disiplin Kerja Guru SMA Negri di Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan.
F. Manfaat Penelitian Hal penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk : 1. Guru pada umumnya dan khususnya guru-guru SMA Negri di Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, sebagai bahan masukan untuk dapat meningkatkan Disiplin Kerja Guru dalam proses belajar mengajar agar tercapai pendidikan yang berkualitas.
12
2. Kepala Sekolah di Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, sebagai bahan pemikiran dalam melakukan Kepemimpinan sehingga dapat memberikan Motivasi Berprestasi kepada guru untuk lebih
bersungguh-
sungguh meningkatkan Disiplin Kerja Guru di sekolah . 3. Pengawas Sekolah di Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, sebagai bahan pemikiran untuk melakukan pembinaan dan pelaksanaan Kepemimpinan dan Motivasi Berprestasi untuk meningkatkan Disiplin Kerja Guru. 4. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Selatan, sebagai bahan dalam mengambil langkah kebijakkan untuk melakukan pembinaan terhadap Disiplin Kerja Guru SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. 5. Peneliti sebagai data awal untuk melakukan penelitian yang komperhensif dan dapat mengaplikasikan ilmu yang di peroleh selama mengikuti perkulihan sekaligus merupakan salah satu syarat untuk memenuhi gelar Megister Pendidikan. 6. Peneliti berikutnya sebagai bahan rujukan dengan kajian yang sama.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori Dalam kajian teori ini secara berturut-turut dijelaskan tidak hanya pengertian tentang tiga hal yang menjadi variabel, yaitu Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Berprestasi sebagai variabel bebas dan Disiplin Kerja Guru sebagai variabel terikat. 1. Disiplin Kerja Guru SMA a. Pengertian Disiplin Kerja Guru Untuk mendapat pemahaman yang mendalam tentang disiplin kerja, berikut ini akan diuraikan beberapa pengertian menurut beberapa ahli. Menurut Tulus Tu'u (2004:31) mengemukakan sebagai berikut: Disiplin sebagai ketaatan terhadap peraturan dan norma kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara yang berlaku, yang di laksanakan secara sadar dan ikhlas lahir bathin, sehingga timbul rasa malu terkena sangsi dan rasa takut terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku tersebut di ikuti berdasarkan dan keyakinan bahwa hal itulah yang benar, dan ke insyafan bahwa hal itu bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Pada sisi lain, disiplin adalah alat untuk menciptakan perilaku dan tata tertib manusia sebagai kelompok masyarakat. Oleh sebab itu, disiplin berarti hukuman atau sangsi yang berbobot mengatur dan mengendalikan perilaku.(GDN 1996:29). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja merupakan kebutuhan seseorang dalam mentaati, mematuhi peraturan dari organisasi, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, seperti kesedian mematuhi secara sadar setiap peraturan yang berlaku di dalam organisasi kerja dan juga berupaya melaksanakan setiap pekerjaan sebagaimana yang seharusnya. Disiplin kerja pada dasarnya merupakan gabungan dari kata disiplin yang dikaitkan dengan tugas seorang individu dalam pekerjaan. Anwar Prabu Mangkunegar dikutip oleh Tu'u (2000:129) mengatakan disiplin mendorong orang
14
bertanggung jawab dalam bekerja dan mengikuti aturan yang berlaku. Disiplin menyadarkan orang untuk menghargai dan memelihara aturan yang ada dilingkungannya. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja merupakan kepatuhan seseorang dalam mematuhi peraturan dari organisasi, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, seperti kesediaan mematuhi secara sadar setiap peraturan yang berlaku di dalam organisasi kerja dan juga melaksanakan setiap pekerjaan sebagaimana yang seharusnya. b. Pentingnya Disiplin Kerja Disiplin diperlukan oleh siapapun dan dimana pun. Hal itu di sebabkan dimanapun seseorang berada, disana selalu ada peraturan atau tata tertib. Jadi manusia mustahil manusia hidup tanpa disiplin. Manusia memerlukan disiplin dalam hidupnya dimanapun berada. Apabila manusia mengabaikan disiplin, akan menghadapi banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, perilaku hidupnya tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku di tempat manusia berada dan yang menjadi harapan. Tulus Tu'u (2004:37) menyatakan sebagai berikut: 1) dengan disiplin muncul kesadaran diri seseorang, 2) tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah menjadi kurang kondusif, disiplin memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib, 3) dibiasakan dengan norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin, 4) kesadaran penting norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan kesuksesan seseorang.
Jika dikaitkan dengan tugas guru dalam pembelajaran, guru berhadapan dengan sejumlah peserta didik dengan berbagai macam latar belakang, sikap, dan
15
potensi yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap kebiasaannya dalam mengikut pembelajaran dan berperilaku di sekolah. Oleh sebab itu, pengaruh guru akan lebih fantas lagi, bila selain mengajar dan mendidik melalui kata-kata, juga memberi teladan hidup yang baik dan disiplin. Karena kata-kata diperkuat oleh sikap dan perbuatan, sebaliknya juga sikap dan perbuatan diperbuat oleh kata-katanya. Ada pribahasa asing mengatakan Action speaks lauder than words. Artinya perbuatan berbicara, lebih nyaring di bandingkan kata- kata. Disini kita memahami ungkapan bahwa guru itu digugu dan ditiru. Digugu artinya dipercaya apa yang diajarkan, dikatakan, dan diperbuatnya. Sebab itu guru patut di tiru dan di teladani. E. Mulya (2005:141) menyimpulkan pentingnya disiplin guru dalam melaksanakan tugas, karena guru harus mampu membantu peserta didik mengembangkan pola perilaku untuk dirinya, membantu peserta didik meningkatkan standar perilakunya, dan mengunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk menegakan disiplin. Menurut Malayu Hasibuan (2002:193) disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku. Darmodiharjo (1982:89) menyatakan bahwa disiplin adalah sikap mental yang mengandung kerelaan hati untuk mengetahui semua ketentuan peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggungjawab. Sinungan (2003:135) menyatakan bahwa disiplin adalah sikap kejiwaan dari seseorang atau sekelompok orang yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala aturan atau keputusan yang telah ditetapkan. Atmosudirjo (1979:96) menyatakan disiplin sebagai suatu bentuk ketaatan dan pengendalian diri yang rasional, penuh kesadaran, tidak emosional dan taat tampa pamrih, dan Moenir (1987:87) menyatakan kesadaran
16
merupakan faktor utama, sedangkan keteladanan dan ketaatan peraturan-peraturan merupakan faktor penguat dalam kedisiplinan seseorang. Poerwadarminta dalam Anoraga (2001:46) menyatakan disiplin dapat diartikan sebagai latihan-latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya sesuai menurut tata tertib. Jasin (1989:302) mengatakan disiplin adalah kemampuan dari dalam dan dari luar diri seseorang untuk mengendalikan diri dengan sukarela, sadar dan konsisten untuk menerima tata nilai lingkungan dalam menentukan perilakunya baik sebagai individu maupun sebagai anggota lembaga. Supriyadi (1989:32) menyatakan disiplin sangat diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga, karena dipergunakan sebagai alat untuk menggerakan personil agar setiap pekerjaan berjalan dengan lancar. Hilman dan Raymon (1992:321) disiplin dapat dinyatakan sebagai suatu keadaan atau kondisi dalam suatu lembaga yang ada keteraturan dan anggota-anggota lembaga berperilaku serta bersikap sesuai dengan standar perilaku yang dapat menerima dalam upaya pencapaian tujuan lembaga. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa, pentingnya disiplin kerja adalah agar guru dapat menjalankan dan melaksanakan seluruh kebijakan dan aturan sekolah yang telah dibuat sesuai dengan norma-norma sehingga tercapainya pembelajaran yang efektif dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Guru Veithzal Rivai (2004) menyatakan sebagai berikut: Disiplin kerja guru dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan
17
dengan sifat seseorang, seperti motivasi kerja, semangat kerja, dan inisiatif kerja. Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari lingkungan seperti tingkat kesejahteraan, kepemimpinan kepala sekolah, ketegasan, pengawasan dan insentif. Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa disiplin kerja guru adalah sikap sadar yang mencerminkan ketaatan, kepatuhan, keteladanan, untuk melaksanakan pekerjaan dengan penuh pengendalian dan rasa tanggung jawab dalam menjalankan segala aturan yang telah ditetapkan. Adapun yang menjadi indikator disiplin kerja adalah: 1) tepat waktu dalam penunaian tugas, 2) sadar terhadap kepentingan tugas, 3) taat pada peraturan, 4) dan bertanggung jawab atas tugas yang diemban. 2. Kepemimpinan Kepala Sekolah a. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah Banyak pengertian kepamimpinan yang di kemukakan oleh para ahli, antara lain: menurut Burhanuddin (1994:63) kepemimpinan merupakan ”usaha yang di lakukan oleh seseorang dengan segenap kemampuan untuk mempengaruhi, mendorong, mengarahkan dan mengerakan orang-orang yang dipimpin supaya mereka mau bekerja dengan penuh semangat dan kepercayaan dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi”. Selanjutnya Segala (2004:135) kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi, memotivasi, mengajak dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai
tujuan.
Koontz
(1980)
dalam
Wahjosumidjo
(2005:103)
mengemukakan ”kepemimpinan secara umum merupakan pengaruh, seni atau proses mempengaruhi orang lain, sehingga mereka dengan penuh kemauan berusaha kearah tercapainya tujuan organisasi”.
18
Menurut Sondang (1985:24) kepemimpinan merupakan kemampuan dan ketrampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja untuk mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya untuk berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku positif ia memberikan sumbangsih nyata dalam pencapaian tujuan organisasi”. Robinson
(1996)
dalam
Hamzah
(2007:55)
mendefenisikan
kepemimpinan adalah kemempuan untuk mempengaruhi sesuatu kelompok agar tercapainya tujuan yang diharapkan. Melayu (2003:170) bahwa kepemimpinan merupakan cara seorang dalam memimpin, mempengaruhi perilaku bawahannya agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan sebuah lembaga. Menurut Wahjosumidjo (1994) kepemimpinan merupakan proses dalam mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam usahanya mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Timpe (2000) kepemimpinan adalah kegiatan mencoba untuk mempengaruhi orang dengan berhasil agar berusaha mencapai sasaran yang telah di tetapkan. Robert G. Owens (1991:132) mengartikan kepemimpinan sebagai keterlibatan yang dilakukan secara sengaja untuk mempengaruhi perilaku orang sebagaimana dikemukakan berikut: leadership involves intentionally exercising influence on the behavior of others people”. Hal ini senada dikemukakan oleh Billick, B. Dan Peterson, J.A. (2001:2), ” Leadership can be defined as the ablity to influence the behavior and action of others to achieve an intended purpose”. Danim (2003:71) mengemukakan kepemimpinan kepala sekolah adalah ketrampilan seseorang untuk mempengaruhi, mengerakkan, membimbing, dan memotivasi orang
19
lain dalam melaksanakan kegiatan pendidikan agar tugas yang dilaksanakan lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pendidikan. Kemudian
Agustiar
(2002:9)
menjelaskan
istilah
kepemimpinan
(leaderhsip) adalah ”proses untuk mempengaruhi orang lain sehingga orang lain itu secara ikhlas atau sukarela, bersedia melakukan, mengikuti, menuruti, atau tidak melakukan, tidak mengikuti, atau tidak menuruti sebagaimana yang diinginkan oleh pihak pimpinan”. Sudarman Danim (2010:6) mendefinisikan kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasikan dan memberi arahan kepada individu atau kelompok lain yang bergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah Suryadi dan Tilar (dalam Jamaludin Idris 2005:11) mengemukakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor utama menentukan prestasi sekolah. Wahjosumidjo (2005:349) mengemukakan bahwa ”keberhasilan suatu sekolah terletak pada efisien dan efektifitas kepemimpinan kepala sekolah”. Maka seorang kepala sekolah dapat melaksanakan kepemimpinannya dengan baik apabila dijalankan sesuai dengan fungsinya. Fungsi kepemimpinan itu berhubungan lansung dengan situasi sosial dalam kehidupan organisasi/kelompok masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam bukan diluar situasi tersebut. Menurut Hadari Nawawi (1993:74) Fungsi kepemimpinan itu memiliki dua dimensi, (1) berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau
20
aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinnya, (2) berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok organisasi. Kepala sekolah sangat penting dalam mengerakan kehidupan sekolah agar tujuan sekolah dapat dicapai : menurut Wahjosumidjo(2001) ada dua hal yang perlu di perhatikan yaitu: 1. Kepala Sekolah berperan sebagai kekuatan sentral dalam mengerakan kehidupan sekolah, 2.
Kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsinya demi keberhasilan sekolah, serta memiliki kepedulian kepada staf dan siswa. Kepala sekolah selaku pemimpin di harapkan mempunyai kemampuan
dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya secara efektif sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai secara optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Nawawi Bahwa kepemimpinan efektif akan terwujud apabila dijalankan sesuai dengan fungsinya yaitu : 1) fungsi instruktif, 2) fungsi konsultif, 3) fungsi partisipatif, 4) fungsi delegasi dan, 5) fungsi pengendalian. Fungsi instruktif adalah kemampuan untuk mengerakan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah dengan baik. Fungsi konsultif dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik yang dapat digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan. Fungsi partisipasi adalah usaha pemimpin mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik keikutsertaan keputusan
maupun
melaksanakannya.
Fungsi
delegasi
adalah
memberikan
pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui
21
persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pemimpin. Fungsi pengendalian dapat diwujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi dan pengawasan. Dari kelima fungsi kepemimpinan diatas dikemukakan oleh Nawawi (2000) Fungsi pokok kepemimpinan kepala sekolah yaitu : (a) merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan, dan mengawasi seluruh kegiatan pendidikan yang diselengarakan di sekolah. (b) mewujudkan hubungan manusiawi yang harmonis dalam rangka membina dan mengembangkan kerjasama antar personil agar seluruhnya bergerak ke arah pencapaian tujuan melalui kesedian melaksanakan tugas masing-masing secara efesien dan efektif. (c) mewujudkan pendayagunaan setiap personil secara tepat agar mampu melaksanakan tugastugasnya secara maksimal dalam proses belajar mengajar di sekolah. Agar guru dan personil sekolah memaksimalkan kemampuan dalam kemauannya dalam mencapai tujuan sekolah, maka kepala sekolah dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya harus, kepala sekolah harus mampu melakukan perbuatan yang melahirkan kemauan untuk bekerja dengan penuh semangat dan percaya diri terhadap guru, staf, dan siswa, dengan cara : 1) meyakinkan, berusaha agar para guru, staf dan siswa percaya bahwa apa yang dilakukan adalah benar, 2) membujuk, berusaha meyakinkan para guru, staf, dan siswa bahwa apa yang dikerjakan adalah benar. Wahjosumidjo (2005) mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin seharusnya dalam pratik sehri-hari selalu berusaha memperhatikan dan
22
mempratikan delapan fungsi kepemimpinan di dalam kehidupan sekolah-sekolah, yaitu sebagai berikut: 1. Kepala Sekolah harus arif, bijaksana, adil, dan memperlakukan bawahannya sama, tidak ada diskriminasi dan dapat menciptakan semangat kebersamaan. 2. Kepala Sekolah harus memberikan sugesti atau saran kepada bawahannya, sehingga dengan saran tersebut dapat memelihara bahkan meningkatkan semangat, rela berkorban, rasa kebersamaan dalam melaksanakan tugas masing-masing. 3. Kepala Sekolah bertanggung jawab untuk memenuhi atau menyediakan dukungan yang di perlukan oleh para guru, staf, dan siswa, baik berupa dana, peralatan, waktu, bahkan suasana yang mendukung. 4. Kepala Sekolah berperan sebagai katalisator, dalam arti mampu menimbulkan dan mengerakan semnagat para guru, staf dan siswa dalam pencapaian tugas yang telah di tetapkan. 5. Kepala Sekolah harus dapat menciptakan rasa aman di dalam lingkungan sekolah. 6. Penampilan Kepala Sekolah harus selalu dijaga integritasnya, selalu terpecaya, dihormati baik sikap, perilaku maupun perbuatannya. 7. Kepala Sekolah harus selalu membangkitkan semangat, percaya diri terhadap para guru, staf dan siswa. 8. Kepala Sekolah di harapkan selalu dapat menghargai apapun yang di hasilkan oleh mereka yang menjadi tanggung jawab.
23
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan kepemimpinan kepala sekolah adalah proses mempengaruhi, mengerakkan, mengarahkan, dan membimbing orang lain yang dipimpin dalam satu kelompok atau organisasi sehingga mereka mau melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan organisasi yang sudah di tetapkan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa indikator yang menunjukkan kepemimpinan kepala sekolah terlihat prilaku kepala sekolah dalam kegiatan 1) mempengaruhi guru, 2) menggerakan guru, 3) mengarahkan, dan 4) membimbing guru dalam upaya pencapaian tujuan-tujuan pendidikan di sekolah. 3. Motivasi Berprestasi a. Pengertian Motivasi Berprestasi Terry, George R. (1990:130) berpendapat ”motivasi dapat diartikan mengusahakan supaya seseorang dapat menyelesaikan pekerjaan dengan semangat karena ia ingin melaksanakannya”. Hamzah B. Uno. (2007:3) ”Motivasi atau motif, yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat”. Brantas (2009:101) berpendapat ”Motivation atau motif, antara lain: 1) kebutuhan (need), 2 desakan (urge), 3) keinginan (wish), 4) dorongan (driv)”. Sardiman (1986:75) mengemukakan ”motivasi adalah serangkain usaha untuk menyediakan kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu”. Jadi motivasi itu dapat diransang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Mulyasa
24
(2003:76) mengemukakan motivasi adalah keinginan yang mengerakkan atau mendorong atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu. Melayu S.P. Hasibuan (1996:95) mendefenisikan ”motivasi adalah pemberian daya pengerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan”. Saul W. Gellerman (1984:154) menyatakan ”motivasi berprestasi adalah memungkinkan orang lebih realitis terhadap diri sendiri dan terhadap prestasi mereka cari”. Djaali (2008:109) mengemukakan ”motivasi berprestasi dapat diartikan dorongan untuk mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya yang mengacu kepada standar keunggulan”. Handoko (2000:110) mengungkapkan motivasi adalah suatu keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
b. Jenis Motivasi Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhannya akan sesuatu, dengan adanya motivasi dalam diri seseorang guru mereka akan berusaha secara maksimal melakukan sesuatu pekerjaan dengan segenap kemampuannya. Ada dua jenis motivasi yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik”. E. Mulyasa (2003:120) mengemukakan sebagai berikut: Motivasi intrinsik adalah motivsi yang datang dari dalam diri seseorang misalnya pegawai melakukan suatu kegiatan karena ingin menguasai suatu ketrampilan tertentu yang di pandang akan berguna dalam pekerjaan. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari lingkungannya di luar diri seseorang, misalnya pegawai bekerja karena ingin mendapat hadiah dari pimpinannya. Motivasi instrinsik pada umumnya lebih
25
menguntungkan karena biasanya dapat bertahan lebih lama. Motivasi intrinsik muncul dari dalam diri pegawai, sedangkan motivasi ekstrinsik dapat diberikan oleh pimpinan dengan jalan mengatur kondisi dan situasi yang tenang dan menyenangkan.
Winardi (2001:85) menjelaskan sebagai berikut: Orang-orang yang termotivasi untuk berprestasi memiliki tiga macam ciriciri umum sebagai berikut: 1) selalu mengerjakan tugas-tugas dengan kesulitan yang berat, 2) menyukai situasi-situasi dimana kinerja mereka timbul karena upaya-upaya mereka sendiri, bukan faktor lain seperti kemujuran, dan 3) menginginkan lebih banyak umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan yang berprestasi rendah.
Menurut McClelland yang dikutip oleh Gelleman, Saul W. (1984) menyatakan sebagai berikut: Karakteristik orang yang memiliki motivasi berprestasi antara lain: a) cendrung menuntut dirinya berusaha keras, b) gemar mengatasi kesulitan, c) bertanggung jawab, d) lebih menyukai aktivitas yang memberikan umpan balik yang cepat dan tepat, e) realitis terhadap diri dan terhadap prestasi yang mereka cari, f) menyatu dengan tugas, g) mempunyai sifat optimis dalam bekerja, dan h) berusaha menyelesaikan tugas sebaikbaiknya.
Djaali (2008:109) menyatakan sebagai berikut : Karakteristik individu yang motivasi berprestasinya tinggi antra lain: 1) menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas hasilnya dan bukan atas dasar untung untungan, nasib, atau kebetulan, 2) memilih tujuan yang realitis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu mudah dicapai atau terlalu besar resikonya, 3) mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menetukan baik atu tidaknya hasil pekerjaan, 4) senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain, 5) mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik, 6) tidak tergugah untuk sekedar mendapat uang, status atau keuntungan lainnya.
26
Menurut pendapat beberapa para ahli, dapat penulis simpulkan bahwa motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang kuat untuk mengerjakan suatu pekerjaan dengan usaha yang optimal agar dapat mencapai hasil yang terbaik sehingga menimbulkan dalam diri individu. Yang di jadikan indikator motivasi berprestasi dalam penelitian ini adalah: 1) menyukai pekerjaan menantang/sulit, 2) senang bekerja mandiri, 3) konsekuen dalam melakukan tugas, 4) mau bekerja keras, 5) dan keingingan untuk berhasil.
B. Kerangka Pemikiran 1. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Disiplin Kerrja Guru Kepemimpinan Kepala sekolah sangatlah penting untuk mempengaruhi dan mengerakkan guru dalam melaksanakan tugasnya, sehingga dapat terlaksanan dengan baik, dan disiplin kerja guru juga akan menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Suryadi dan Tilar dalam Jamaludin Idris (2005:11) menyatakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor utama yang menentukan prilaku organisasi sekolah. Menurut Kumbal yang dikutip Sahertian (2000) ada delapan hal yang diharapkan guru dari atasan, 1) rasa aman dan hidup layak, 2) kondisi kerja yang menyenangkan, 3) rasa diikut sertakan, 4) perlakuan yang wajar dan jujur, 5) rasa mampu, 6) pengakuan dan penghargaan atas prestasi, 7) ikut ambil bagian dalam pembentukan kebijakkan sekolah, 8) memperoleh kesempatan untuk mempertahankan self respect.
27
Tavip Yeni (2007) dari hasil penelitiannya kontrbusi Kepemimpinan sebesar 7,5% yang sangat signifikan terhadap Disiplin Kerja Guru SMKN sekota Bukittinggi. Dengan demikian diyakini bahwa semakin baik kepemimpinan kepala sekolah maka cenderung semakin baik disiplin kerja guru. Dengan kata lain, kepemimpinan kepala sekolah memberikan kontribusi terhadap disiplin kerja guru. 2. Kontribusi Motivasi Berprestasi terhadap Disiplin Kerja Guru. Motivasi berprestasi adalah dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang baik secara sadar untuk lebih optimal mengerjakan tugas dengan tujuan tertentu. Keinginan untuk mencapai tujuan baik secara individu maupun organisasi akan mendorong seseorang untuk berperilaku melakukan sesuatu. Ini berarti dirinya termotivasi oleh kenyataan untuk mencapai tujuannya. Salah satu motivasi yang penting adalah kebutuhan untuk berprestasi ( need for achievement ), yaitu keinginan seseorang untuk bekerja dengan baik dan mencapai hasil yang maksimal baik untuk dirinya maupun organisasinya. Motivasi berprestasi membuat orang cendrung menuntut dirinya untuk berusaha lebih keras, agar pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan baik. Orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan berusaha maksimal melakukan pekerjaannya, sungguh-sungguh, bersemangat, penuh tanggung jawab dapat dilaksanakan dengan baik. Guru yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan cendrung melaksanakan tugas semaksimal mungkin untuk meraih prestasi yang tinggi. Dengan Motivasi Berprestasi tersebut disiplin kerja akan meningkat. Dari hasil penelitian
28
Gusniati menyimpulkan motivasi berprestasi berkontribusi sangat signifikan terhadap Disiplin Kerja Guru sebesar 13,2%. Ini berarti apabila motivasi berprestasi baik maka disiplin kerja guru akan cendrung menjadi lebih baik. Wismayul Efni (2004) tentang kontrbusi Pelaksanaan Supervisi dan Motivasi Berprestasi terhadap Disiplin Kerja Guru SMKN 2 Bukittinggi: dari hasil penelitiannya ditemukan bahwa tingkat disiplin kerja guru sangat signifikan dan berkontribusi sebesar 37,2%. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa disiplin kerja guru juga dipengaruhi oleh supervisi, sedangkan disiplin itu sangat erat kaitannya dengan salah satu ciri komitmen. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa salah satu faktor penting dalam meningkatkan disiplin kerja guru adalah motivasi berprestasi. Berdasarkan uraian di atas Motivasi Berprestasi diyakini berkontribusi terhadap Disiplin Kerja Guru.
3. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi secara bersama-sama terhadap disiplin kerja guru. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus mampu mengarahkan, membimbing, mengerakakan, membina, memberikan teladan, memberikan dorongan terhadap bawahannya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Semakin baik kepala sekolah dalam menjalankan peranannya sebagai seorang pemimpin, diduga akan dapat meningkatkandisiplin kerja guru. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik (faktor eksternal) dibarengi pula dengan motivasi berprestasi ( faktor internal), tentu akan menghasilkan semangat kerja dan rasa tanggung jawab yang tinggi sehingga disiplin kerja guru semakin menjadi lebih baik. Dari hasilpenelitian di
29
atas diduga bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi secara bersama-sama perpengaruh terhadap disiplin kerja guru. Kerangka hunbungan ketiga variabel tersebut dapat terlihat seperti Gambar 2 berikut ini. rx1 y Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) Rx1x2y Disiplin Kerja Guru ( Y ) Motivasi Berprestasi (X2)
rx2y
Gambar 2. Kerangka Hubungan Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (XI) dan Motivasi Berprestasi (X2) terhadap Disiplin Kerja Guru (Y)
C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran di atas hipotesis penelitian ini di rumuskan: a. Kepemimpinan Kepala Sekolah berkontribusi terhadap Disiplin Kerja Guru. b. Motivasi Berprestasi berkontribusi terhadap Disiplin Kerja Guru. c. Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi secara bersama-sama berkotribusi terhadap DisiplinKerja Guru.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah korelasional, metode ini dipilih karena mempunyai beberapa ciri, diantarnya adalah pupulasi cukup besar. Jenis penelitian korelasi dipilih karena penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan besarnya kontribusi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Penelitian ini menempatkan variabel penelitian atas dua kelompok yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Sebagai variabel bebas adalah Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi, sedangkan varibel terikatnya adalah Disiplin Kerja Guru SMA Negri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SMA Negri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan baik yang bersatus Pegawan Negri Sipil yang masih aktif maupun guru honorer pada tahun pembelajaran 2009/2010 dengan jumlah guru 131 orang dengan rincian populasi dan penyebarannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
31
Tabel 1. Keadaan Populasi Penelitian No. Nama Sekolah 1. SMA I Batang Kapas 2. SMA 2 Batang Kapas Jumlah
Jumlah Guru 65 orang 66 orang 131 orang
2. Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian dilakukan dengan proporsi strata dan secara acak (stratified proportional random sampling). Teknik ini menghasilkan sampel dengan memperhatikan proporsi setiap strata populasi dan memberi peluang yang sama kepada semua anggota populasi untuk dipilih menjadi sample yang
representatif.
Sample
diperoleh
melalui
empat
tahap
yaitu:
1)
mengindentifikasi strata, dalam populasi berdasarkan jenjang pendidikan dan masa kerja. 2) penentuan proporsi masing-masing strata. 3) penentuan jumlah sampel, dan 4) pemilihan subjek yang akan dijadikan sampel. a) Identifikasi Strata Karakteristik populasi dipertimbangkan atas faktor-faktor yang diduga berpengaruh kepada variabel yang diterliti yaitu: 1) tingkat pendidikan, 2) masa kerja. Tingkat pendidikan dibedakan atas Sarjana (S1), bukan Sarjana (Non S1). Masa kerja guru dibedakan atas 15 tahun kebawah, dan lebih dari 15 tahun. Alasan ditetapkannya jenjang pendidikan dan masa kerja serta sebagai strata populasi untuk mengambil sampel adalah karena kedua strata tersebut diduga berpengaruh terhadap kinerja guru.
32
No.
1. 2.
Tabel 2. Penyebaran Populasi berdasarkan Strata Pendidikan dan masa dinas Sekolah <S1 ≥ S1 ≥ 15 th < 15th ≥ 15 th < 15 th SMA N 1 Batang 2 3 36 24 Kapas SMA N 2 Batang 2 2 45 17 Kapas Jumlah 4 5 81 41
Jumlah 65 66 131
Berdasarkan populasi dari tabel strata pendidikan dan masa kerja guru, maka ditentukan proposi dari masing-masing strata seperti terlihat dibawah ini: 1). Strata untuk tingkat pendidikan ≥ S1 = 122 orang p1 =122 = 0,93 131 < S1 = 9 orang q1 = 1 – 0,93 = 0,07 2). Strata masa kerja 85 = 0,65 131
≥15 tahun = 85 orang
p2 =
< 5 tahun = 46 orang
q2 = 1 – 0,65 = 0,35
b. Menentukan Ukuran Sampel Untuk menentukan ukuran sampel, digunakan rumus Cochran (1993). Ditentukan keterwakilan populasi pada taraf kepercayaan 95% dengan kekeliruan sebesar 5%. Perhitungan sampel untuk masing-masing karakteristik populasi penelitian. Perhitungan ini dilakukan dengan menggunakan rumus: Cochran (1991:85) yaitu: no =( t2 , p , q)/ d2 Rumus koreksi: n = no/(1+ no/N) Keterangan:
33
no: sample sebelum dikoreksi n sample penelitian N : populasi penelitian T: taraf kepercayaan dalam penelitian ini ditetapkan 95% dan karena itu z = 1.96 p : proporsi kelompok dalam strata q : (1-p) d : besarnya kekeliruan dalam hal ini adalah 5 %
1) Perhitungan sampel menurut strata pendidikan no1 = t2. p1 . q1 = (1.96)2 . 0,07 . 0.93 = 3.8416 . 0.07 . 0.93 = 25.01 d2 (0,1)2 0,01 n1 = no1 =25,01 = 25.01 = 25.01 = 25.01 = 21.19 1+ no1-1 1+25,01-1 1+24.01 1+0,18 1,18 N 131 131 2) Perhitungan sampel menurut masa kerja no2 = t2 . p2 . q2 = 1.96 . 0,65 . 0,35 = 3.8416 . 0,65 . 0,35 = 87.40 0. 01 d2 (0,1)2 n2 = no2
= 87,40
=
87,40
= 87,40
= 87.40 =
52,65 1+no2 -1 N
1 + 87,40 -1 131
1 = 86,40 131
1 + 0,66
1,61
Hasil perhitungan sampel dengan memakai rumus di atas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3. Hasil perhitungan sampel
34
No. Strata
p
q
no
n
1.
Pendidikan
0,93
0.07
25.01
21,19
2.
Masa Kerja
0,65
0,35
87,40
52,65
c. Menentukan Subjek Sampel Persentase sampel ditentukan oleh perbandingan jumlah sampel yang terbesar dengan jumlah populasi seperti: n akhir = n terbesar x 100% = 52,65 x 100% = 40,19 = 40 % N 131 Tabel 4. Penyebaran Anggota Sampel Penelitian Nama sekolah
Pendidikan
SMAN 1 Batang Kapas
≥ S1 < S1 ≥ S1
SMAN 2 Batang Kapas
< S1 Jumlah
Masa kerja
60 ≥ 15 < 15 5 ≥ 15 < 15 62 ≥ 15 < 15 4 ≥ 15 < 15 131
36 24 2 3 45 17 2 2
Sampel Pembulatan 40 % 14,40 15 9,60 10 0,80 1 1,20 2 18,00 18 6,80 7 0,80 1 0.80 1 55
C. Definisi Operasional 1. DisiplinKerja Guru Disiplin kerja guru (Y) dalam penelitian ini adalah suatu sikap sadar mencerminkan ketaatan, kepatuhan dan konsekuen dalam mengerjakan tugas dengan penuh pengendalian dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Hal ini akan ditunjukkan oleh:
1) ketepatan waktu dalam penunaian tugas, 2) kesadaran
terhadap pentingnya tugas, 3) ketaatan pada peraturan yang ada, dan 4) bertanggung jawab atas tugas yang diemban.
35
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas yang di lakukan Kepala Sekolah terhadap guru dalam mempengaruhi, menggerakan, mengarahkan, dan membimbing secara efektif dan efisien. Kepemimpinana Kepala Sekolah di ukur melalui persepsi guru tentang perilaku Kepala Sekolah . Indikator Kepemimpinan Kepala Sekolah Meliputi Cara: 1) mempengaruhi, 2) menggerakan, 3) menggarahkan, dan 4) membimbing guru-guru. 3. Motivasi Berprestasi Motivasi Berprestasi ( X2) adalah dorongan dari dalam diri guru mengerjakan tugas mereka dalam mencapai tujuan dan prestasi kerja akan diperoleh
melalui
penelitian
di
lapangan,
melalui
pengukuran
angket.
Indikatornya adalah 1) Suka pekerjaan menantang/sulit, 2) senang bekerja mandiri, 3) konsekuen dalam melakukan tugas, 4) mau bekerja keras, dan 5) ingin berhasil. D. Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen Instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data menge-nai ketiga variabel penelitian ini adalah angket model skala Likert dengan lima alternatif jawaban, yaitu: sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RG), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) dan selalu (SL), sering (SR), kadangkadang (KD), jarang (JR), tidak pernah (TP). Sesuai dengan sifat kuesioner, maka
36
bobot item pernyataan positif diberi skor 5,4,3,2,1. Pernyataan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5. 2. Penyusunan Instrumen Penyusunan instrumen penelitian
dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut: 1) pembuatan kisi-kisi instrumen, 2) menyusun butir-butir pernyataan berdasarkan indikator, 3) melakukan diskusi dan konsultasi dengan pembimbing, dan 4) melakukan uji coba untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas instumen yang disusun. Butir-butir pernyataan/pertanyaan yang telah disusun sesuai dengan kisi-kisi iinstrumen dianalisis secara rasional dan dikonsulatasikan dengan dosen pembimbing agar diperoleh kesahihan konstruktif butir sesuai dengan konsep. Untuk memudahkan responden memahami pernyataan yang telah disusun, penyusunan kuesioner memperhatikan faktor kemudahan pengisian, dengan cara: 1) menghindari pernyataan yang membingungkan, 2) menghindari kata-kata abstrak, dan 3) tidak menggunakan kata-kata yang menimbulkan antipati. Selanjutnya untuk memperoleh intsrumen yang sahih dan handal, dilakukan uji coba. Prosedur pelaksanaan uji coba adalah sebagai berikut: 1) penentuan responden uji coba, 2) pelaksanaan uji coba, dan 3) analisis hasil uji coba instrumen. Sebelum dilakukan analisis butir dan reliabilitas instrumen, terlebih dahulu dilakukan analisis rasional untuk melihat kesesuaian instrumen dengan indikator serta ketepatan dalam menyusun instrumen dari aspek yang diukur. Untuk menganalisis Instrumen digunakan program Monas Versi 12.@2009. Kisikisi instrumen dapat dilihat pada Tabel 5.
37
Tabel 5. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian sebelum ujicoba No 1
Variabel Disiplin Kerja Guru (Y)
a. b. c. d.
2
Kepemimpinan a. b. Kepala c. Sekolah (X1) d.
3
Motivasi Berprestasi (X2)
a. b. c. d. e.
Indikator Tepat waktu dalam penunaian tugas Sadar terhadap kepentingan tugas Taat pada peraturan Bertanggung jawab atas tugas yang diemban Jumlah Mempengaruhi Guru Menggerakan Guru Mengarahkan Guru Membimbing Guru Jumlah Suka pekerjaan menantang/sulit Senang bekerja mandiri Konsekuen dalam melakukan tugas Mau bekerja keras Ingin berhasil Jumlah
Nomor Butir 1-8
Banyak Butir 8
9-19 20-27 28-40
11 8 13
1-10 11-22 23-30 31-40 1-10 11-20 21-30 31-36 37-40
40 10 12 8 10 40 10 10 10 6 4 40
Penyusunan butir-butir pernyataan instrument berdasarkan kepada kajian teori dari setiap variable penelitian dan berpedoman pada cara penyusunan butir angket yang baik. Butir-butir pernyataan yang sudah disusun sesuai dengan kisikisi instrument dianalisis secara rasional dan dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan diujicobakan.
3. Uji-coba instrumen Sebelum digunakan sebagai alat pengumpul data, angket terlebih dahulu diujicobakan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas dari buti-butir peryataan instrumen yang telah disusun. Prosedur pelaksanaan ujicoba isntrumen akan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1) penentuan responden uji-coba, 2) pelaksanaan uji-coba, dan 3) analisis hasil uji coba.
38
a. Penentuan Responen Uji-coba Responden yang menjadi subyek uji-coba isntrumen diambil dari anggota populasi di luar yang telah terpilih menjadi sampel responden penelitian. Pengambilan
responden
uji-coba
dilakukan
secara
acak
dengan
mempertimbangkan proporsi masing-masing strata yang terdapat dalam populasi. Jumlah respondenj uji-coba ditetapkan sebanyak 30 orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden yang menjadi sampel penelitian. b. Pelaksanaan Uji-coba Pelaksanaan ujiu-coba akan dilakukan pada tanggal 2 Maret 2011 setelah selesai seminar proposal dan mendapat izin dari pembimbing. Angket diberikan secara langsung pada responen yang terpilih untuk ujicoba. Setelah selesai diisi oleh responden, segera dikumpulkan. c. Analisis Hasil Uji-coba Intrumen penelitian Analisis terhadap data hasil uji-coba dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas) dan kehandalan (reliabilitas). 1) . Pemeriksaan kesahihan Instrumen (validity) Hajar (1996) mengemukakan, validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan dari suatu instrumen. Untuk menguji apakah instrumen dinyatakan valid atau sahih dilakukan dalam bentuk validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (construci validity). Validitas isi mengukur seberapa jauh isi instrumen mewakili secara representatif semua jenis, proporsi dan ranah isi karakteristik yang akan diukur. Validitas konstruk untuk menguji seberapa jauh butir-butir
instrumen dapat mencerminkan
pengukuran terhadap konstruk, abstraksi ideal dari karakteristik variabel yang diukur.
39
Untuk menghitung tingkat kesahihan dari setiap butir pernyataan dilakukan dengan mencari korelasi antara skor butir dengan skor total, kemudian dikoreksi dengan rumus Guilford. Untuk itu digunakan bantuan Program Monas Versi 12@2009. Suatu butir dinyatakan sahih atau valid bila nilai koefisien korelasinya (ryx) positif, serta p< 0,05, kemudian butir tersebut dinyatakan ‘OK’. Sebaliknya jika suatu butir nilai koefisien korelasinya (ryx) negatif, atau p> 0,05, kemudian butir tersebut dinyatakan ‘Gugur’. Hasil Analisis butir dirangkum pada Tabel 6. Tabel 6. Kisi-kisi Instrumen Penelitian setelah Ujicoba No 1
Variabel Disiplin Kerja Guru (Y)
Indikator a. Tepat waktu dalam penunaian tugas b. Sadar terhadap kepentingan tugas c. Taat pada peraturan d. Bertanggung jawab atas tugas yang diemban Jumlah
Butir Ujicoba 8
Butir Gugur 1
Butir Sahih 7
11
1
10
8 13
0 1
8 12
40
3
37
2
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
a. Mempengaruhi Guru b. Menggerakan Guru c. Mengarahkan Guru d. Membimbing Guru Jumlah
10 12 8 10 40
2 1 2 0 5
8 11 6 10 35
3
Motivasi Berprestasi (X2)
a. Suka pekerjaan menantang/sulit b. Senang bekerja mandiri c. Konsekuen dalam melakukan tugas d. Mau bekerja keras e. Ingin berhasil Jumlah
10
2
8
10 10
1 2
9 8
6 4 40
1 0 6
5 4 34
2). Pemeriksaan Keandalan Instrumen (reliability)
40
Pendapat Kerlinger yang dikutip oleh Margono (1997) mengemukakan bahwa reliabilitas pengukuran lebih mudah dengan memperhatikan 3 aspek dari alat ukur yaitu: 1) kemantapan, 2) ketepatan, dan 3) homogenitas. Suatu instrumen dikatakan mantap apabila menghasilkan pengukuran yang tidak berubah-ubah setelah dilakukan berulang kali. Untuk itu instrumen akan diperiksa dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach. Teknik ini menurut Hajar (1996) paling tepat untuk menguji reliabilitas instrumen yang masing-masing butirnya mempunyai lebih dari satu alternatif jawaban. Analisis keandalan instrument ini dilakukan dengan bantuan program komputer Monas Versi 12@2009. Kriteria yang digunakan untuk untuk menguji keandalan instrumen menggunakan kriteria sebagai berikut: a). Bila koefisien keandalan (rtt) dengan harga probabilitas keliru (p) lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05, maka instrumen penelitian dinyatakan andal. b). Bila koefisien kendalan (rtt) dengan harga probabilitas keliru (p) lebih besar dari
taraf signifikansi 0,05, maka instrumen penelitian
dinyatakan tidak andal. Rangkuman hasil analisis keandalan instrument tercantum pada Tabel 7. Tabel 7. Rangkuman Analisis Keandalan Instrumen Variabel
rtt
p
Keterangan
Disiplin Kerja Guru (Y) Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) Motivasi Berprestasi Guru (X2)
0,958 0,964 0,946
<0,001 <0,001 <0,001
Andal Andal Andal
E. Teknik Pengumpulan Data.
41
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 10 s/d 14 Maret 2011 memberikan angket pada guru-guru yang terpilih menjadi sampel penelitian. Langkah-langkah yang ditempuh adalah menemui 55 orang guru sebagai responden secara langsung pada sekolah yang menjadi lokasi penelitian, menyerahkan instrumen dan mengumpulkan kembali setelah diisi. F. Analisis Data Data penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi. Analisis data dilakukan dengan bantuan program komputer Monas Versi 12@2009. Langkah-langkah analisis sebagai berikut: 1. Deskripsi Data Untuk mengetahui gambaran data dari masing-masing variabel, data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Selanjutnya juga dikemukakan tentang skor mean (nilai rerata), median, modus, dan standar deviasi. Untuk mengetahui tingkat ketercapaian responden pada masing masing variabel digunakan rumus sebagai berikut: Skor rata-rata TP =
x 100% Skor maksimun ideal
TP = tingkat pencapaian variabel Tingkat pencapaian untuk masing-masing variabel diperlukan untuk mengetahui gambaran pencapaian responden secara kuantatif pada masing-masing variabel. Kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat pencapaian responden digunakan kualifikasi yang dikemukakan Sudjana (1982) seperti pada Tabel 7a.
Tabel 7a. Rentang Kategori Ketercapaian Variabel
42
No
Rentang Persentase
1 2 3 4 5
90 80 65 55 0
- 100 % - 89 % - 79 % - 64 % - 54 %
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali
2. Pemeriksaan Persyaratan Analisis Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap persyaratan analisis. Sudjana (1986) mengemukakan persyaratan analisis yang harus dilakukan sebagai berikut: a. Uji normalitas data menggunakan teknik Chi Kuadrat. Pengujian normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b. Uji homogenitas populasi menggunakan teknik Chi Kuadrat Bartlett. Pengujian homogenitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari kelompok populasi yang homogen atau tidak. c. Uji linearitas garis regresi dengan teknik regresi sederhana. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah data membentuk garis regresi linier. d. Uji independensi variabel-variabel bebas diperlukan untuk mengetahui apakah antara variabel X1 an X2 tidak berkorelasi signifikan, atau independen.
3. Pengujian Hipotesis
43
a. Hipotesis 1 dan 2 dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi sederhana dengan Uji-t dan Uji-F. b. Hipotesis 3 dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda dengan Uji F. Untuk memeriksa peluang pengembangan prediksi secara kondisional menggunakan teknik korelasi partial.
44 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Uraian berikut menyajikan deskripsi data tiga variabel ukur, yaitu Disiplin Kerja Guru (Y), Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), dan Motivasi Berprestasi Guru (X2). 1. Disiplin Kerja Guru (Y) Berdasarkan butir-butir instrumen Disiplin Kerja guru yang berjumlah 37 butir, maka secara ideal skor minimal yang dapat dicapai adalah 37 dan skor maksimal 185. Dari jawaban responden diperoleh skor terendah 115 dan skor tertinggi 151, skor ratarata 134,8, median 135,31, modus 136,38, dan simpangan baku 7,395 (Lampiran 5). Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa selisih skor rata-rata, median dan modus tidak melebihi satu simpangan baku. Ini berarti bahwa distribusi frekuensi data Disiplin Kerja guru cenderung normal. Sesuai dengan yang dikemukakan Agus Irianto (1998) bahwa selisih nilai rata-rata, jika median dan modus tidak melebihi satu simpangan baku maka data tersebut cenderung berdistribusi normal. Distribusi frekuensi data dan histogram Disiplin Kerja Guru tersaji pada Tabel 8 dan Gambar 3 . Tabel 8. Distribusi Frekuensi Data Disiplin Kerja Guru (Y) Klas Interval 150-156 143-149 136-142 129-135 122-128 115-121 Total
fo 1 6 20 18 6 4 55
%fo 1.82 10.91 36.36 32.73 10.91 7.27 100.00
fk 1 7 27 45 51 55
%fk 1.82 12.73 49.09 81.82 92.73 100.00
4 45 20
200 F r 166 e k 122 u e n 8 s i 4
18
6
6 4
1 0 118
125
132 139 146 15 53 Skor Teengah Kelas Interrval
Gambar 3.. Histogram m Disiplin Kerja K Guru u Tabel 8 menunjuk kan bahwa ddata Disiplinn Kerja guruu yang beradda pada kelaas intterval rata–rrata adalah 32,73%, ddi atas kelass interval raata– rata 49,09%, dan di d baawah skor raata–rata 18,18%. Tingkaat pencapaiaan skor Disiiplin Kerja guru g termasuuk kaategori cukupp (72,86% skor s ideal). Tabel 9. Tiingkat Penccapaian Respon setiap Indikator I D Disiplin Kerjja Guru % Tiingkat Indikatorr Skor RataR K Kategori r rata Pencapaian Ideal Tepat wak ktu menunaiikan tugas 35 31,2 3 899,1 Baik Sadar terh hadap kepen ntingan 50 19,2 1 38,4 S Sangat tugas K Kurang Taat padaa aturan 40 36,2 3 900,4 Baik Bertangguung jawab atas tugas 60 48,2 4 800,4 Baik Keseluruh han Disiplin n Kerja Guruu 185 134,8 722,8 C Cukup G SMA Negeri di Kecamatan K Batang B Kapaas, Secara umum Disiiplin Kerja Guru Kaabupaten Peesisir Selatann dalam hall tepat wakttu menunaikkan tugas, saadar terhadaap keepentingan tuugas, taat paada aturan, bertanggung b g jawab atas tugas sudahh cukup baikk. Naamun jika diilihat perind dikator ada tiiga indikatorr yang sudahh baik yaitu tepat wakttu meenunaikan
tugas, taat pada
atturan,
berttanggung jaw wab atas tuugas, dan sattu
ind dikator yang g masih sanngat kurang yaitu sadar terhadap keepentingan tugas. t Hal inni daapat dimaknaai bahwa kettaatan, keteppatan dan berrtanggung jaawab guru teerhadap tugaas, beelum atas kessadaran send diri, tapi munngkin takut pada p pimpinnan.
4 46 2. Kepemimp pinan Kepala Sekolah (X X1 ) Berdassarkan butir pernyataan instrumen Kepemimpin K nan Kepala Sekolah yanng beerjumlah 35 butir, maka skor ideal m minimum yaang dapat diicapai adalahh 35 dan skoor maaksimum 1775. Dari jawaaban respondden diperoleeh skor terenndah 76 dan skor tertingggi 16 61. Skor rataa-rata 130,76 64, median 134, modus 135,44 dann simpangann baku 19,2771 (lihhat lampirann 5). Hasil perhitungan p b selisiih skor rataa-rata, mediaan tersebut menunjukan bahwa daan modus tiddak melebihii satu simpanngan baku. Ini berarti bbahwa distrib busi frekuennsi daata kepemim mpinan kepalla sekolah ccenderung normal. Unntuk mengettahui sebaraan freekuensi dataa dan histogrram Kepemimpinan Kep pala Sekolahh dapat dilihat pada Tabel 10 0 dan Gambaar 4. Tabel 10 0. Distribusii Frekuensi Data Kepemimpinan Kepala K Sekolah( X1) Klas Intervaal 154-166 141-153 128-140 115-127 102-114 89-101 76- 88 Total
fo 6 12 1 19 1 8 4 4 2 55 5
%fo 10.91 21.82 34.55 14.55 7.27 7.27 3.64 100.00
9 19
20 F r e k u e n s i
fk 6 18 37 45 49 53 55
16 12 12 8
8 4
6 4
4
2
0 82
95
1108 121 134 4 147 160 Skkor Tengah Kelass Interval
Gambar 4.. Histogram m Kepemimp pinan Kepalla Sekolah
%fk 10.91 32.73 67.27 81.82 89.09 96.36 100.00
47 Tabel
10
menunjukan bahwa data Kepemimpinan Kepala Sekolah yang
berada pada kelas interval rata–rata adalah 34,55%, di atas kelas interval rata–rata 32,73%, dan
di bawah kelas interval rata–rata 32,73%. Tingkat pencapaian
Kepemimpinan Kepala Sekolah termasuk kategori cukup (74,72% dari skor ideal). Hasil ini menunjukan bahwa secara umum Kepemimpinan Kepala Sekolah SMA Negeri di Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan dalam hal mempengaruhi, menggerakan, mengarahkan, membimbing guru sudah cukup. Tabel 11. Tingkat Pencapaian Respon setiap Indikator Kepemimpinan Kepala Sekolah Indikator Mempengaruhi guru Menggerakan guru Mengarahkan guru Membimbing guru Keseluruhan Kepemimpinan Kepala Sekolah
Skor Ideal 40 55 30 50 175
Ratarata 32,3 43,5 16,0 38,9 130,8
% Tingkat Pencapaian 80,9 79,0 53,4 77,9 74,7
Kategori Baik Cukup Kurang Cukup Cukup
Dilihat secara perindikator, maka ada satu indikator yang sudah baik, dua indikator yang cukup dan satu indikator yang kurang (lihat table 11). Hal ini dapat dimaknai bahwa mempengaruhi guru baik, menggerakan guru, membimbing guru cukup, dan mengarahkan guru kurang karena kepemimpinan kepala sekolah kuarang optimal. 3. Motivasi Berprestasi Guru (X2) Berdasarkan butir-butir pernyataan instrumen Motivasi Berprestasi Guru yang berjumlah 34 butir, maka skor ideal yang mungkin dapat dicapai adalah minimal 34 dan maksimal 170. Dari jawaban responden, diperoleh skor terendah 91 dan skor tertinggi 132. Skor rata-rata adalah 104,873; median 104,08, modus 102,57, dan simpangan baku 7,293. (lihat lampiran 5 )
4 48 Hasil perhitungan p tersebut menunjukan bahwa b selisiih skor rataa-rata, mediaan daan modus terrsebut tidak melebihi m satuu simpangann baku, makaa distribusi frekuensi f data Motivasi Berpprestasi Guru u cenderungg normal. Untuk U mengeetahui distrib busi frekuennsi daata dan histoogram Motiivasi Berpreestasi Guru,, dapat dilihhat pada Taabel
12 daan
Gaambar 5 . Tabell 12. Distribusi Frekuen nsi Data Mootivasi Berp prestasi Gurru (X2) Klas Intervval fo %fo Fk %fk 126-132 1 1.82 1 1.82 119-125 1 1.82 2 3.64 112-118 7 12.73 9 16.36 105-111 17 30.91 26 47.27 4 98-104 25 45.45 51 92.73 91-97 4 7.27 55 100.00 1 Total 55 100.00
28 F r e k u e n s i
25
24 20
17
16 12 7
8 4
4 1
1
0 94
101
108 115 122 2 129 Skkor Tengah Kelass Interval
Gambar 5 : Histogram Motivassi Berprestaasi Guru Tabel 12
menuunjukan bahw wa data Mootivasi Berprrestasi Guruu yang beradda
nterval rata–rrata adalah 45,45%, di atas kelas innterval rata– –rata 47,27% %, paada kelas in daan
di bawah
kelas interval rataa–rata 17,277%.
Tingkkat pencapaaian Motivaasi
Beerprestasi Guru G termasuuk kategori kurang (61,7% skor iddeal). Ini berarti b bahw wa seccara umum Motivasi berprestasi guru g SMA Negeri N di Kecamatan K Batang B Kapaas, Kaabupaten Peesisir Selatann dalam hal suka pekerjjaan sulit/meenantang, seenang bekerj rja maandiri, konsekwen dalam m bertugas,, mau bekerrja sendiri, dan d ingin berhasil masiih
49 Tabel 13. Tingkat Pencapaian Respon setiap Indikator Motivasi Berprestasi Guru Indikator
Skor Ideal
Ratarata
% Tingkat Pencapaian
Kategori
Suka pekerjaan sulit/menantang Senang bekerja mandiri
40 45
35,6 14,4
89,0 32,1
Konsekuen dalam bertugas Mau bekerja keras Ingin berhasil Keseluruhan Motivasi Berprestasi guru
40 25 20 170
22,3 20,4 12,1 104,9
55,8 81,5 60,6 61,7
Baik Kurang sekali Kurang Baik Kurang Kurang
Jika dilihat perindikator yang sudah baik ada dua indikator yang sudah baik yaitu suka pekerjaan sulit/menantang, mau bekerja sendiri, dan ada tiga indicator yang kurang yaitu senang bekerja mandiri, konsekwen dalam bertugas, ingin berhasil (lihat gambar 13). Hal ini biasa dimaknai bahwa indikator yang masih kurang perlu ditingkatkan karena merupakan faktor penting dalam melaksanakan pekerjaan dalam upaya mencapai tujuan. B. Pemeriksaan Persyaratan Analisis Sudjana (1996) menyatakan bahwa persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk penggunaan teknik analisis korelasi dan regresi adalah (1) data bersumber dari sampel yang ditetapkan secara acak, (2) data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, (3) kelompok populasi mempunyai varians yang homogen, (4) antar variabel bebas tidak berkorelasi secara signifikan (independen), dan (5) garis hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat membentuk garis linear. 1. Data Bersumber dari Sampel yang Dipilih Secara Acak Prosedur pengambilan sampel secara acak telah dilakukan sewaktu pemilihan anggota sampel dengan menggunakan teknik sampling.
stratified proportional random
50 2. Uji Normalitas Data Pengujian normalitas dilakukan dengan analisis Chi Kuadrat (χ2) terhadap data Disiplin Kerja guru, Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Motivasi Berprestasi Guru. Hasil pengujian normalitas terhadap ketiga variabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 14, sedangkan perhitungannya secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 6. Tabel 14. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Disiplin Kerja Guru, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Berprestasi Guru Variabel
χ2 hitung
p
Disiplin Kerja Guru (Y) Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) Motivasi Berprestasi Guru(X2)
13,074 16,521 6,747
0,320 0,143 0,805
Keterangan Normal Normal Normal
Tabel 14 di atas memperlihatkan bahwa probabilitas keliru (p) ketiga χ2 pengujian normalitas tersebut lebih besar dari taraf signifikansi yang digunakan (α=0,05). Jadi p>α. Ini berarti bahwa ketiga variabel ukur di atas memiliki data yang berdistribusi normal. Dengan demikian persyaratan normalitas data untuk analisis korelasi dan regresi sudah terpenuhi.
3. Uji Homogenitas Pengujian homogenitas ditujukan pada kelompok populasi yang tersebar pada 4 kelompok populasi berdasarkan pertimbangan strata latar belakang pendidikan, dan masa kerja guru. Analisis homogenitas variansi kelompok-kelompok ini dilakukan dengan menggunakan teknik Chi kuadrat (χ2) Bartlett. Lihat Tabel 15 dan Lampiran 7. Tabel 15. Rangkuman Analisis Homogenitas Variansi Kelompok Kelompok populasi Strata
Banyak Kelompok
(χ2)
p.
Keterangan
4
3,265
0,738
Homogen
51 Tabel 15 memperlihatkan dua analisis χ2 memiliki p>α (0,05), maka dapat dinyatakan bahwa variansi data antar kelompok-kelompok populasi tidak berbeda secara signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel penelitian berasal dari populasi yang homogen. Maka salah satu persyaratan untuk analisis pengujian hipotesis telah pula terpenuhi. 4. Uji Independensi Antar Variabel Bebas (X1 dan X2) Uji persyaratan lain yang perlu dipenuhi untuk analisis korelasi dan regresi ganda adalah uji independensi antar variabel bebas yang gunanya untuk memastikan tidak terjadi pembauran (kontaminasi) dalam kontribusi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari analisis korelasi antar variabel (lihat Lampiran 9) diperoleh angka koefisien korelasi seperti terangkum pada Tabel 16. Tabel 16. Rangkuman Hasil Uji Independensi Antar variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah(X1) dan Motivasi Berprestasi Guru (X2) Hubungan Antarvariabel X1 dengan X2
Koefisien Korelasi 0,244
p 0,070
Keterangan Independen
Pada Tabel 13 dapat terlihat bahwa koefisien korelasi X1 dan X2 dengan p>α (0,05). Ini berarti bahwa variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah tidak berkorelasi secara signifikan dengan variabel Motivasi Berprestasi Guru atau independen. 5. Uji Linearitas Garis Regresi. Bila kedua variabel bebas hendak digabungkan dalam analisis regresi ganda, maka garis hubungan masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat harus merupakan garis linear. Pengujian linearitas garis regresi yang dimaksud dilaporkan sekaligus sewaktu pengujian hipotesis pertama dan kedua dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana.
52 C. Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis Pertama Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Kepemimpinan Kepala Sekolah berkontribusi terhadap Disiplin Kerja guru”. Untuk menguji hipotesis ini dilakukan analisis korelasi dan regresi sederhana. Rangkuman hasil analisis korelasi dapat dilihat pada Tabel 17
dan
penghitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 8 . Tabel 17.Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Disiplin Kerja Guru Hubungan
Koefisien Korelasi (r)
Koefisien Determinasi (r2)
P
0,291
0,085
0,029
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dengan Disiplin Kerja Guru (Y)
Hasil perhitungan pada Tabel 17 menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Disiplin Kerja guru adalah sebesar = 0,291 dengan
p<α (0,05). Berdasarkan hasil perhitungan ini dapat dijelaskan bahwa
Kepemimpinan Kepala Sekolah berkorelasi signifikan dengan Disiplin Kerja guru, dan bentuk hubungannya positif dengan koefisien determinasi = 0,085. Selanjutnya, untuk mengetahui bentuk hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dengan Disiplin Kerja guru (Y), apakah hubungan itu besifat prediktif atau tidak, maka dilakukan analisis regresi sederhana. Dari hasil analisis pada lampiran 8, diperoleh persamaan regresi Ŷ=120,204+0,112X1. Kemudian persamaan ini diuji keberartian dan kelinierannya dengan uji F melalui Anova Regresi. Rangkuman hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 18 .
53
Tabel 18. Rangkuman Analisis Regresi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Disiplin Kerja Guru Sumber Regr.Linear Res. Linear Tuna Cocok Kekeliruan Total
JK 249.853 2702.924 14.222 2688.702 2952.777
dk 1 53 1 52 54
Hasil penghitungan pada Tabel 18
RJK 249.853 50.999 14.222 51.706
F 4.899 0.275 -
P 0.029 0.608 -
menunjukkan bahwa FHitung = 4,899
dengan p=0,029. Jadi p<α(0,05). Ini berarti bahwa model persamaan garis regresi Ŷ=120,204+0,112X1 signifikan. Kemudian uji linearitas menunjukkan Fhitung = 0,275 dengan p=0,608. Jadi p>α(0.05). Hal ini menunjukkan garis regresi tersebut berbentuk garis linear. Ternyata persamaan regresi tersebut adalah signifikan dan linear untuk memprediksi Disiplin Kerja guru berdasarkan skor Kepemimpinan Kepala Sekolah. Ini berarti bahwa semakin baik kepemimpinan kepala sekolah, maka cenderung diikuti oleh membaiknya disiplin guru. Daya prediksi model regresi yang ditemukan di atas ditentukan oleh koefisien arah sebesar 0,112. Ini berarti bahwa setiap peningkatan kepemimpinan kepala sekolah sebesar 1 skala akan berkontribusi terhadap peningkatan Disiplin Kerja guiru sebesar 0,112 skala. Sementara nilai Disiplin Kerja guru sudah ada sebesar 120,204 skala tanpa kepemimpinan kepala sekolah. Sebagai contoh, misalkan seorang guru memberikan skor Kepemimpinan Kepala Sekolah sebesar 100 skala, maka Disiplin Kerja guru selanjutnya dapat dapat diprediksi sebesar 100x0,112+120,204=131,404. Contoh ini dapat dijelaskan secara grafis melalui gambar 6.
54
140
Disiplin Kerja Guru (Y)
120 100 80 60 40 20 0 0
20
40
60
80
100
120
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
Gambar 6. Regresi Linear Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Disiplin Kerja Guru (Y) Setelah memahami serangkaian analisis di atas, dapat diyakini bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan “Kepemimpinan Kepala Sekolah berkontribusi terhadap Disiplin Kerja guru” telah teruji pada taraf kepercayaan 95%. Selanjutnya, dapat diinterpretasikan bahwa faktor Kepemimpinan Kepala Sekolah memiliki daya prediksi yang sangat signifikan terhadap Disiplin Kerja guru. Kontribusi
Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap
Disiplin Kerja guru
SMA
Negeri Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan sebesar 0,085 atau 8,5%.
2. Hipotesis Kedua Hipotesis kedua yang diajukan melalui penelitian ini adalah “Motivasi Berprestasi Guru berkontribusi terhadap Disiplin Kerja guru”. Untuk
menguji
hipotesis ini, dilakukan analisis korelasi dan regresi sederhana. Rangkuman hasil analisis korelasi Motivasi Berprestasi Guru dengan Disiplin Kerja guru dapat dilihat pada Tabel 19 dan penghitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 8.
55
Tabel 19. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Motivasi Berprestasi Guru dengan Disiplin Kerja Guru Hubungan
Koefisien Korelasi (r)
Koefisien Determinasi (r2)
P
0,383
0,146
0,004
Motivasi Berprestasi Guru(X2) dengan Disiplin Kerja Guru (Y) Hasil perhitungan pada Tabel 19
menunjukkan, bahwa koefisien korelasi
antara variabel Motivasi Berprestasi Guru dengan variabel Disiplin Kerja guru adalah 0,383 dengan p<α(0,01). Berdasarkan hasil perhitungan ini dapat dijelaskan bahwa Motivasi Berprestasi Guru berkorelasi positif dan sangat signifikan dengan Disiplin Kerja guru, dengan koefisien determinasi 0,146. Selanjutnya untuk mengetahui bentuk hubungan tersebut, apakah bersifat prediktif atau tidak, maka dilakukan analisis regresi sederhana. Dari hasil analisis diperoleh model persamaan regresi Ŷ=94,102+0,388X2. Kemudian persamaan ini diuji keberartian dan kelinearannya dengan uji F melalui Anova Regresi. Rangkuman hasil perhitungan pada Tabel 20 . Tabel 20.Rangkuman Analisis Regresi Motivasi Berprestasi Guru terhadap Disiplin Kerja Guru Sumber Regr.Linear Res. Linear Tuna Cocok Kekeliruan
JK 432.546 2520.232 0.043
dk 1 53 1
RJK 432.546 47.552 0.043
F 9.096 0.001
P 0.004 0.926
2520.189
52
48.465
-
-
Total
2952.777
54
-
-
Hasil penghitungan pada Tabel 20 di atas menunjukkan bahwa nilai FHitung = 9,096 dengan
p<α(0,01). Ini berarti
bahwa model persamaan
regresi
Ŷ=94,102+0,388X2 sangat signifikan. Kemudian uji linearitas menghasilkan F hitung =
56 0,001 dengan p=0,926. Jadi p>α(0,05). Maka persamaan
regresi tersebut adalah
linear. Ternyata persamaan regresi yang ditemukan sangat signifikan dan garis regresinya linear. Daya prediksi model regresi yang ditemukan di atas ditentukan oleh koefisien arah sebesar 0,388. Ini berarti bahwa setiap peningkatan Motivasi Berprestasi Guru sebesar 1 skala akan berkontribusi terhadap peningkatan Disiplin Kerja guiru sebesar 0,388 skala. Sementara nilai Disiplin Kerja guru sudah ada sebesar 94,102 skala tanpa kontribusi Motivasi Berprestasi Guru. Sebagai contoh, misalkan seorang guru merasakan dampak Motivasi Berprestasi Guru senilai 100 skala, maka Disiplin Kerja guru selanjutnya dapat dapat diprediksi sebesar 100x0,388+94,102=132,902. Contoh ini dapat dijelaskan secara grafis melalui gambar 7.
140
Disiplin Kerja Guru (Y)
120 100 80 60 40 20 0 0
20
40
60
80
100
120
Motivasi Berprestasi Guru (X2)
Gambar 7. Regresi Linear Motivasi Berprestasi Guru (X2) dan Disiplin Kerja Guru (Y) Dengan demikian hipotesis yang diajukan “Motivasi Berprestasi Guru berkontribusi terhadap Disiplin Kerja guru” telah teruji secara empiris pada taraf kepercayaan 99%.
57 Selanjutnya diinterpretasikan bahwa faktor Motivasi Berprestasi Guru dapat digunakan untuk memprediksi Disiplin Kerja guru. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa semakin baik Motivasi Berprestasi Guru maka semakin tinggi pula Disiplin Kerja guru tersebut. Daya prediksi Motivasi Berprestasi Guru terhadap Disiplin Kerja guru-guru SMA Negeri di Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan ditemukan sebesar 0,146 atau 14,6%.
3. Hipotesis Ketiga Hipotesis ketiga yang diuji dalam penelitian ini adalah “Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru secara bersama-sama berkontribusi terhadap Disiplin Kerja guru” Analisis untuk pengujian hipotesis ini menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi ganda. Pertama-tama dilakukan analisis korelasi ganda antara variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru dengan
Disiplin Kerja Guru.
Rangkuman hasil analisis korelasi dan uji signifikansinya dapat dilihat pada Tabel 21 dan penghitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 9 . Tabel 21 . Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Ganda variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru dengan Disiplin Kerja Guru Hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru dengan Disiplin Kerja Guru
Koefisien Korelasi (R)
Koefisien Determinasi (R2)
P
0,434
0,188
0,005
Hasil perhitungan pada Tabel 21 memperlihatkan bahwa koefisien korelasi ganda sebesar 0,434, dan koefisien determinasi sebesar 0,188 dengan p<α(0,01). Hal ini menunjukan terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan antara
58 Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru secara bersama-sama dengan Disiplin Kerja guru. Untuk mengetahui bentuk hubungan Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru secara bersama–sama dengan Disiplin Kerja guru, maka dilakukan analisis regresi ganda. Dari hasil perhitungan diperoleh persamaan regresi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru secara bersama-sama terhadap Disiplin Kerja guru, ditemukan persamaan atau model regresinya Ŷ=89+0,081X1+0,336X2. Model persamaan ini selanjutnya diuji dengan uji F melalui Anova Regresi. Hasil perhitungannya terangkum pada Tabel 22 (lihat Lampiran 9). Tabel 22. Rangkuman Analisis Regresi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru terhadap Disiplin Kerja Guru Sumber Regresi Residu Total
JK 555.200 2397.578 2952.777
dk 2 52 54
RJK 277.600 46.107
Hasil penghitungan pada Tabel 22 dengan p<α(0,01). Ini berarti bahwa
F 6.021 -
P 0.005 -
menunjukkan nilai FHitung sebesar 6,021
persamaan regresi ganda Ŷ=89+0,081X1+
0,336X2 adalah sangat signifikan. Daya prediksi model regresi yang ditemukan di atas ditentukan oleh koefisien arah X1 sebesar 0,081, dan koefisien arah X2 sebesar 0,336. Ini berarti bahwa setiap peningkatan Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) sebesar 1 skala akan diikuti oleh penambahan nilai Disiplin Kerja guru (Y) sebesar 0,081 skala, dan peningkatan Motivasi Berprestasi Guru (X2) sebesar 1 skala akan diikuti oleh penambahan nilai Disiplin Kerja guru (Y) sebesar 0,336 skala. Sebelumnya, nilai Disiplin Kerja guru sudah ada sebesar konstanta yaitu 89 skala tanpa pengaruh dari kedua prediktor tersebut. Sebagai contoh, misalkan seorang guru memberikan skor Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan skor Motivasi Berprestasi Guru, masing-masing sebesar 100
59 skala,
maka
nilai
Disiplin
Kerja
guru
itu
dapat
diprediksi
sebesar
100x0,081+100x0,336+89=130,7. Contoh ini dapat dijelaskan seperti gambar 8. 140
Disiplin Kerja Guru (Y)
120 100 80 60 40 20 0 0
20
40
60
80
100
120
Prediktor X1, dan X2
Gambar 8. Regresi Ganda Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), dan Motivasi Berprestasi Guru (X2) terhadap Disiplin Kerja Guru (Y)
Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa “Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru secara bersama-sama berkontribusi terhadap Disiplin Kerja guru” telah teruji secara empiris pada taraf kepercayaan 99%. Ini berarti bahwa model regresi ganda yang ditemukan dapat digunakan untuk meramalkan Disiplin Kerja guru-guru SMA Negeri di Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, bila skor Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru diketahui. Besarnya kontribusinya adalah 0,188 atau 18,8%. Kontribusi efektif kedua variabel terhadap Disiplin Kerja guru sebesar 18,8% itu bersumber dari Kepemimpinan Kepala Sekolah sebesar 6,1% dan dari Motivasi Berprestasi Guru sebesar 12,7%. Jelasnya lihat Tabel 23.
60 Tabel 23. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Motivasi Berprestasi Guru (X2) terhadap Disiplin Kerja Guru (Y)
Variabel X Regr.Linear Res. Linear Total
Kontr. Relatif KR% 32.509 67.491 100.000
Kontr. Efektif KE% 6.113 12.690 18.803
Selanjutnya untuk memeriksa besarnya kontribusi murni masing-masing Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru terhadap
Disiplin
Kerja guru, dapat digunakan analisis korelasi parsial. Hasil korelasi parsial dapat dilihat pada Tabel 24 dan Lampiran 9 . Tabel 24. Rangkuman Analisis Korelasi Parsial r
r2
P
r 1,y-2
0.221
0.049
0.105
r 2,y-1
0.336
0.113
0.012
Korelasi
Tabel 24 di atas memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Disiplin Kerja guru pada saat variabel Motivasi Berprestasi Guru dalam keadaan konstan, dengan koefisien korelasi sebesar 0,221 dan koefisien determinasi 0,049 dengan p>∝(0,05). Hal ini bermakna bahwa peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Disiplin Kerja guru tidak signifikan apabila Motivasi Berprestasi Guru dalam keadaan konstan atau tidak meningkat. Namun masih ada kontribusi murni sebesar 4,9%. Selanjutnya, koefisien korelasi parsial Motivasi Berprestasi Guru dengan Disiplin Kerja guru apabila variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam keadaan konstan adalah 0,336 dan koefisien determinasi 0,113 dengan p<∝(0,05) atau signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa Motivasi Berprestasi Guru berperan secara
61 signifikan terhadap Disiplin Kerja guru meskipun Kepemimpinan Kepala Sekolah konstan, dengan kontribusi murni sebesar 11,3%. Seterusnya untuk mengetahui besaran kontaminasi yang terjadi antar prediktor pada kontribusi bersama Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru dengan
Disiplin Kerja guru dilakukan proses perhitungan selisih antara
kontribusi efektif masing-masing prediktor dengan kontribusinya secara parsial. Besarnya kontribusi efektif Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Disiplin Kerja guru sebesar 6,1% sedangkan kontribusinya secara parsial sebesar 4,9%. Dengan demikian terjadi perbedaan 1,2%. Hal ini menunjukkan bahwa kontaminasi Motivasi Berprestasi Guru kepada prediktor Kepemimpinan Kepala Sekolah sebesar 1,2%. Kontaminasi ini relatif kecil dan dapat diabaikan karena kedua prediktor teruji independen. Selanjutnya kontribusi efektif Motivasi Berprestasi Guru dengan
Disiplin
Kerja guru sebesar 12,7% dan kontribusinya secara parsial sebesar 11,3%. Dengan demikian terjadi perbedaan sebesar 1,4%. Hal ini menunjukkan adanya kontaminasi Kepemimpinan Kepala Sekolah kepada prediktor Motivasi Berprestasi Guru sebesar 1,4%, namun relatif kecil dan dapat diabaikan.
D. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis deskripsi data dan tingkat pencapaian respon guruguru di SMA Negeri di Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, untuk setiap variabel yang diukur, maka dapat dijelaskan bahwa tingkat pencapaian responden tentang Disiplin Kerja dan Kepemimpinan Kepala Sekolah termasuk kategori cukup, seangkan Motivasi Berprestasi Guru termasuk kategori kurang. Temuan ini ternyata tidak jauh berbeda dari dugaan awal yang berdasarkan pengamatan pra-survei yang menyatakan bahwa Disiplin Kerja guru belum memadai sebagai mana mestinya, Kepemimpinan Kepala Sekolah cukup dan Motivasi
62 Berprestasi Guru masih kurang. Temuan penelitian ini tidak berbeda dari pengamatan awal pada pra survei, meskipun peneliti menyimpulkan awalnya dari data yang berdasar pada pengamatan kasat mata saja. Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode ilmiah dimana pengukuran menggunakan instrumen yang sahih ternyata hasilnya menunjukkan kebenaran empiris sebagai dijelaskan berikut ini. 1. Disiplin Kerja Guru Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Disiplin Kerja Guru SMA Negeri di Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan termasuk kategori sedang atau cukup. Secara rinci dapat dijelaskan bahwa indikator pertama Disiplin Kerja Guru adalah tepat waktu menunaikan tugas dengan tingkat pencapaian termasuk kategori baik; indikator kedua adalah Sadar terhadap kepentingan tugas dengan tingkat pencapaian termasuk kategori kurang; indikator ketiga adalah taat pada aturan dengan tingkat pencapaian termasuk kategori baik; dan indikator keempat adalah bertanggung jawab atas tugas dengan tingkat pencapaian termasuk kategori baik. Ternyata dari empat indikator Disiplin Kerja Guru tiga indikator sudah baik, dan satu indikator di antaranya kurang, yaitu kesadaran terhadap kepentingan tugas. Hal ini dapat dimaknai bahwa disiplin kerja yang diperlihatkan oleh guru-guru belum lagi didasarkan kepada kesadaran dari dalam diri, tetapi lebih pada faktor-faktor dari luar diri. Guru terlihat disiplin karena takut pada sanksi pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berlaku serta teguran kepala sekolah. 2. Kepemimpinan Kepala Sekolah Hasil penelitian menunjukan bahwa Kepemimpinan Kepala Sekolah SMA Negeri di Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan termasuk kategori cukup atau sedang-sedang saja. Secara rinci dapat dijelaskan bahwa indikator pertama Kepemimpinan Kepala Sekolah
adalah mempengaruhi guru dengan tingkat
pencapaian termasuk kategori baik; indikator kedua adalah memotivasi guru dengan tingkat pencapaiannya termasuk kategori cukup; indikator ketiga adalah mengarahkan
63 guru dengan tingkat pencapaiannya termasuk kategori kurang; indikator keempat adalah membimbing guru dengan tingkat pencapaian termasuk kategori cukup. Ternyata keempat indikator
Kepemimpinan Kepala Sekolah semuanya
sudah
mencapai kategori cukup, namun ada satu indikator terendah yang mencapai kurang, yaitu mengarahkan guru. Hal ini terjadi, disebabkan kepemimpinana kepala sekolah kurang optimal mengarahkan guru dalam pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar yang baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengarahkan guru itu sendiri perlu diperbaiki, sehingga tujuan dapat di laksanakan dengan baik. 3. Motivasi Berprestasi Guru Hasil penelitian ini menginformasikan bahwa Motivasi Berprestasi Guru SMA Negeri di Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan termasuk kategori kurang. Secara rinci dapat dijelaskan bahwa indikator pertama Motivasi Berprestasi guru adalah suka pekerjaan sulit/menantang dengan tingkat pencapaian termasuk kategori baik; indikator kedua adalah Senang bekerja mandiri dengan tingkat pencapaiannya termasuk kategori sangat kurang; indikator ketiga adalah konsekuen dalam bertugas dengan tingkat pencapaiannya termasuk kategori kurang; indikator keempat adalah mau bekerja keras dengan tingkat pencapaian termasuk kategori baik; dan indikator kelima adalah keinginan untuk sukses atau berhasil dalam setiap tugas, dengan tingkat pencapaian termasuk kategori kurang. Ternyata kelima indikator indikator Motivasi Berprestasi Guru tigas di antaranya masih kategori kurang, namun ada dua indikator yang sudag baik, yaitu menyukai pekerjaan yang menantang atau sulit, dan kemauan untuk bekerja keras. Hal ini dapat dilihat guru kurang mandiri, kurang konsekuen dalam melaksanakan tugas dan kurang gregetan atau antusias untuk menjadi orang yang nomor satu.
64 4. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Disiplin Kerja Guru Setelah melalui serangkaian analisis akhirnya dapat diyakini bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan “Kepemimpinan Kepala Sekolah berkontribusi terhadap Disiplin Kerja guru” telah teruji pada taraf kepercayaan 95%. Ini dapat diinterpretasikan bahwa faktor Kepemimpinan Kepala Sekolah memiliki daya prediksi yang signifikan terhadap peningkatan Disiplin Kerja guru. Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Disiplin Kerja guru SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan 0,085 atau 8,5%. Selanjutnya dapat dipahami bahwa semakin baik kepemimpinan kepala sekolah maka semakin meningkat pula Disiplin Kerja guru. Variasi yang terjadi pada peningkatan Disiplin Kerja guru, 8,5% nya disebabkan oleh kadar perbaikan atas kepemimpinan kepala sekolah. Dengan kata lain, peningkatan Disiplin Kerja guru dapat diupayakan melalui perbaikan atas prilaku kepemimpinan (leadership behavior). Prilaku kepemimpinan terunjuk melalui pendekatan persuasif yang diterapkan kepala sekolah pada saat ia melakukan mempengaruhi guru, memotivasi guru agar tekun melaksanakan tugas, mengarahkan guru agar dapat bekerjasama, membimbing guru, dan memberikan keteladanan. Pendekatan kepemimpinan inilah yang kemudian dapat menggugah hati guru untuk melaksanakan tugas-tugasnya secara lebih baik lagi, sehingga pada gilirannya akan berdampak pada peningkatan disiplin guru dalam penunaian tugas-tugasnya, sehingga mutu pendidikan dapat ditingkatkan. 5. Kontribusi Motivasi Berprestasi terhadap Disiplin Kerja Guru Dengan menempuh seangkaian prosedur analisis, dapat puila dipaham bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi “Motivasi Berprestasi Guru berkontribusi terhadap Disiplin Kerja guru” telah teruji secara empiris pada taraf kepercayaan 99%. Selanjutnya diinterpretasikan bahwa faktor Motivasi Berprestasi Guru dapat digunakan untuk memprediksi
Disiplin Kerja guru. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat
65 disimpulkan bahwa semakin baik Motivasi Berprestasi Guru maka semakin tinggi pula Disiplin Kerja guru tersebut. Daya prediksi Motivasi Berprestasi Guru terhadap Disiplin Kerja guru-guru SMA Negeri di Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan ditemukan sebesar 0,146 atau 14,6%. Temuan ini mengandung makna bahwa untuk meningkatkan Disiplin Kerja guru dapat pula dilakukan dengan meningkatkan Motivasi Berprestasi guru. Peningkatakn Motivasi Berprestasi guru bukan uapa yang mudah dilakukan, karena perubahan tersebut merupakan perubahan internal yang terjadi dalam diri guru-guru. Upaya yang mungkin dilakukan oleh pihak sekolah adalah menyediakan lingkungan kerja dan lingkungan sosial yang bernuansa spiritual, seperti penerapan tatanan kehidupan sosial yang islami. Melalui lingkungan kerja dan lingkungan sosial yang kondusif memungkinkan bertumbuh dan berkembangnya keinginan dan kemampuan guru dalam hal pelaksanaan tugas-tugasnya, mampu memotivasi diri sendiri, kepekaan dalam mengenali orang lain (empati), serta membina hubungan baik dengan orang lain. Pertumbuhan Motivasi Berprestasi guru-guru kemudiannya akan mampu menciptakan iklim kerja dan budaya yang saling membantu, mau bekerjasama, saling menghormati dan menghargai prestasi, yang pada gilirannya akan dapat menyediakan lingkungan kerja yang kondusif untuk menampilkan Disiplin Kerja guru yang lebih baik. 6. Kontribusi bersama Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru terhadap Disiplin Kerja Guru Hipotesis ketiga yang diajukan melalui penelitian ini adalah “Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru secara bersama-sama berkontribusi terhadap Disiplin Kerja guru”. Hipotesis ini juga telah teruji secara empiris pada taraf kepercayaan 99%. Ini berarti bahwa model regresi ganda yang ditemukan dapat digunakan untuk meramalkan Disiplin Kerja guru-guru SMA Negeri di Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, bila skor Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru diketahui. Besarnya kontribusi kedua prediktor tersebut
66 adalah 18,8%. Kontribusi efektif kedua prediktor terhadap Disiplin Kerja guru sebesar 18,8% itu bersumber dari Kepemimpinan Kepala Sekolah sebesar 6,1% dan dari Motivasi Berprestasi Guru sebesar 12,7%. Temuan yang berkaitan dengan pengujian hipotesis penelitian bahwa kontribusi
Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap
menunjukkan
Disiplin Kerja guru
sebesar 8,5%, kontribusi Motivasi Berprestasi Guru terhadap Disiplin Kerja guru sebesar 14,6%, sedangkan kontribusi bersama kedua variabel adalah 18,8%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru mempunyai daya prediktif sekitar 18,8% terhadap Disiplin Kerja guru. Sedangkan 81,2% linnya berasal dari faktor lain yang tidak dikaji melalui penelitian ini. Hasil analisis data dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa ketiga hipotesis telah teruji secara empiris. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Guru
merupaka dua
prediktor yang urgen untuk meningkatkan Disiplin Kerja guru.
E. Keterbatasan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini telah diusahakan dengan cermat berdasarkan metode dan prosedur yang sesuai dengan jenis penelitian ini. Namun kesempurnaan hasil merupakan hal yang tidak mudah untuk diwujudkan. Inilah hasil terbaik saat ini, walaupun dengan keterbatasan dan kelemahan yang dihadapi selama proses penelitian. Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan dan kelemahan yang tidak bisa dihindari walaupun instrumen telah dirancang dan telah diuji validitas dan realibiltasnya. Namun kesungguhan dan kebenaran respon yang diberikan oleh responden sulit dikontrol oleh peneliti, terutama dalam aspek kejujuran dan keseriusan mengisinya. Dapat saja terjadi respon terhadap butir-butir kuesioner yang diajukan tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan kemungkinan juga ada unsur
67 subjektif dalam merespon oleh responden, yang tidak dapat dipantau oleh peneliti. Karena itu, peneliti perlu menempatkan asumsi bahwa respon yang diberikan terhadap pernyataan instrumen umumnya sudah dapat memberikan gambaran yang sebenarnya sesuai dengan apa yang hendak diungkapkan melalui instrumen penelitian.
68
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
meliputi
tiga
variabel
yaitu
Kepemimpinan kepala sekolah (X1), Motivasi berprestasi (X2), dan Disiplin kerja guru (Y) SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, terlihat bahwa distribusi frekuensi data cendrung normal dan tingkat pencapaian responden berada kategori cukup baik. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kepemimpinan Kepala Sekolah berkontribusi signifikan terhadap disiplin kerja guru SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, sebesar 8.5%. Ini berarti semakin baik kepemimpinan kepala sekolah
semakin
meningkat
pula
disiplin
kerja
guru.
Hal
ini
mengisyaratkan bahwa faktor kepemimpinan kepala sekolah penting dan perlu ditumbuhkembangkan guna peningkatan disiplin kerja guru SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. 2. Motivasi berprestasi berkontribusi signifikan terhadap disiplin kerja guru SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, sebesar 14,6%. Hal ini berarti semakin baik motivasi berprestasi guru semakin tinggi pula disiplin kerja guru tersebut. Hal ini berarti motivasi berprestasi yang kondusif untuk menampilkan Disiplin Kerja guru yang lebih baik. Hal ini menunjukan bahwa motivasi berprestasi merupakan faktor penting
69
peningkatan disiplin kerja guru SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. 3. Kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi secara bersamasama berkontribusi signifikan terhadap disiplin kerja guru sebesar 18,8%. Hasil analisis ini memperlihatkan bahwa melalui peningkatan kedua variabel bebas tersebut yang urgen untuk meningkatkan disiplin kerja guru SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. 4. Keadaan disiplin kerja guru, kepemimpinan kepala sekolah, motivasi berprestasi SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan sebagai berikut: Tingkat disiplin kerja guru SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan hal ini dapat dilihat tepat waktu menunaikan tugas, sadar terhadap kepentingan tugas, taat pada aturan, bertanggung jawab atas tugas, berada pada kategori cukup (72,86% dari skor ideal). Kepemimpinan kepala sekolah SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan hal ini dapat dilihat mempengaruhi, menggerakan, mengarahkan, membimbing guru berada pada kategori cukup (74,72% dari skor ideal). Motivasi berprestasi SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan hal ini dapat dilihat suka pekerjaan sulit/menantang, senang bekerja mandiri, konsekuen dalam bertugas, mau bekerja keras, ingin berhasil berada pada kategori kurang (61,7% dari skor ideal).
70
B. Implikasi Hasil penelitian di atas menyatakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap disiplin kerja guru SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, berkontribusi signifikan, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama terhadap disiplin kerja guru SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi secara statistik berkontribusi positif dan signifikan terhadap disiplin kerja guru SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Ini berarti bahwa disiplin kerja guru dapat ditingkatkan melalui kepemimpinan dan motivasi berprestasi yang baik. Temuan peneliti ini juga berimplikasi bahwa kepemimpinan kepala sekolah kurang efektif, akan berakibat terhadap disiplin kerja guru. Untuk itu prilaku yang diterapkan oleh kepala sekolah dalam memimpin sebuah sekolah harus sesuai dengan peranan seorang pemimpin yang baik, yaitu mempengaruhi guru, menggerakkan guru agar tekun melaksanakan tugas, mengarahkan guru agar dapat bekerja sama, dan membimbing guru. Begitu pula halnya dengan Motivasi Berprestasi akan berperan dalam peningkatan disiplin kerja guru, karena Motivasi Berprestasi tetap harus ditingkatkan. Jika Motivasi Berprestasi guru menurun akan berimplikasi, tidak maksimalnya guru dalam melaksanakan tugasnya, yang pada
71
akhirnya akan berdampak negatif pada mutu pendidikan. Dengan menyadari hakekat ini, diharapkan guru bisa memotivasi dirinya untuk bisa melaksanakan tugas dengan baik, adanya keinginan berhasil, dibarengi dengan disiplin kerja guru yang tinggi agar hasil yang diinginkan bisa tercapai dengan baik. Kedisiplinan guru dalam menjalankan tugas-tugasnya tidak bisa terlepas dari tanggung jawab kepala sekolah. Karena dengan disiplin kerja guru, bisa tepat waktu menunaikan tugas, sadar akan kepentingan tugas, taat pada aturan dan tanggung jawab atas tugas. Temuan peneliti ini juga berimplikasi jika kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi berprestasi terhadap disiplin kerja guru tidak diperhatikan oleh pihak-pihak terkait dengan baik maka dikhawatirkan Disiplin Kerja Guru dalam menjalankan tugas sesuai kemauan masing-masing guru tanpa ada acuan yang jelas oleh guru itu sendiri. Penelitian ini menemukan bahwa variabel-variabel yang diteliti yaitu Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi, baik secara sendirisendiri maupun secara bersama-sama memberi kontribusi yang signifikan terhadap Disiplin Kerja Guru SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Oleh karena itu kedua faktor ini perlu diperhatikan untuk meningkatkan Disiplin Kerja Guru. Dalam peningkatan Kepemimpinan Kepala Sekolah, hal ini dapat dilakukan dengan mempengaruhi, menggerakkan, mengarahkan dan membimbing guru dalam melaksanakan tugas dengan disiplin. Pelaksanaan tugas ini
72
Kepemimpinan Kepala Sekolah yang harus diterapkan dalam mempengaruhi guru dengan mengunakan cara yang baik atau dengan cara persuasif sehingga guru dalam bekerja penuh rasa senang, ikhlas, tanggung jawab, sebagai amanah, yang di berikan oleh pemerintah. Maka semakin baik Kepemimpinan Kepala Sekolah semakin baik pula Disiplin Kerja Guru SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Begitu juga dengan Motivasi Berprestasi akan berkontribusi dalam peningkatan Disiplin Kerja Guru SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Hal ini Motivasi Berprestasi tetap harus diperhatikan karena Motivasi Berprestasi sangat perlu ditingkatkan untuk mencapai tujuan pendidikan dan mutu pendidikan. Sebagai tenaga pendidik yang mempunyai Motivasi Berprestasi perlu ditumbuh kembangkan hal ini sesuai dengan tuntutan zaman teknologi yang begitu berkembang dengan cepat. Sebaliknya seorang tenaga pendidik yang kurang memiliki Motivasi Berprestasi nantinya tidak bisa merasakan kemajuan teknologi yang berkembang dengan pesat yang dapat memberikan kontribusi Disiplin Kerja Guru SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Kedisiplinan para guru dalam menjalankan tugas-tugasnya tidak bisa terlepas dengan adanya rasa tepat waktu dalam penunaian tugas, tanggung jawab, untuk mencapai tujuan yang telah terencana dengan baik. Sebaliknya akan menimbulkan implikasi yang negatif sehingga akan berpengaruh pada mutu pendidikan.
73
Dari hasil analisis penelitian memberikan kontribusi terhadap Disiplin Kerja Guru SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Hal ini berimplikasi, bahwa guru di SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan dalam Disiplin Kerja Guru dapat ditingkatkan melalui Kepemipinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi.
C. Saran-saran Berdasarkan temuan dari implikasi penelitian, dikemukakan saran sebagai berikut: 1.
Guru sebaiknya memahami begitu pentingnya disiplin kerja dalam mencapai tujuan yang terencana mulai dari awal proses pelaksanaan pembelajaran yang di berikan kepada peserta didik. Seorang guru harus mampu mengimplementasikan disiplin kerja, disiplin kerja dengan penuh rasa tanggung jawab, dan dedikasi yang tinggi dalam melakukan suatu pekerjaan dengan profesional masing-masing agar peserta didik mutu menjadi meningkat sesuai yang kita harapkan kedepannya disiplin kerja guru SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan akan terlaksana lebih baik.
2.
Kepala sekolah hendaknya dapat menjadi seorang pemimpin yang bisa mempengaruhi bawahannya, menggerakkan, mengarahkan dan dapat memberikan bimbingan kepada guru melalui pendekatan persuasif yang benar-benar diperlukan oleh guru, sehingga guru menjadi terbantu dalam melaksanakan tugasnya. Kepemimpinan merupakan kegiatan mencoba
74
untuk mempengaruhi orang dengan berhasil agar berusaha mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Jika semua ini terlaksana dengan baik, maka diharapkan disiplin kerja guru SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan akan lebih baik. 3.
Pengawas
Sekolah
Kabupaten
Pesisir
Selatan
perlu
peningkatan
Pembinaan Kepala Sekolah agar kualitas kepemimpinan Kepala Sekolah baik,
serta
memberikan
memonitor masukan
dan tentang
mempengaruhi, motivasi
menggerakkan,
berprestasi
dalam
dan usaha
peningkatan kualitas SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan melalui kerjasama kepala sekolah. 4.
Kepala Dinas Pendidikan Pesisir Selatan sebagai bahan masukan diharapkan untuk dapat menyusun program dan kebijakan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Pesisir Selatan, dan SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas khususnya memerlukan kualitas kepemimpinan kepala sekolah perlu kiranya di programkan suatu diklat kepemimpinan kepala sekolah dan mengadakan fit and proper tes bagi calon kepala sekolah akan dingkat, sehingga akan terjaring calon kepala sekolah potensial. Disamping itu, untuk peningkatan kualitas kepala sekolah SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas dan kuantitas motivasi berprestasi agar para lulusan SMA Negeri Kecamatan Batang Kapas itu nantinya dapat diterima perguruan tinggi yang akreditasinya sangat memuaskan.
75
5.
Untuk peneliti selanjutnya yang tertarik tentang Disiplin Kerja Guru, disarankan supaya mengkaji berbagai variabel lain yang diduga turut mempengaruhi Disiplin Kerja Guru, sehingga diperoleh gambaran yang komprehensif dan lengkap mengenai kontribusi berbagai faktor terhadap Disiplin Kerja Guru. Demikian pada gilirannya hasil kajian tersebut dapat dipergunakan sebagai masukan oleh guru-guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran yang dilakukan disekolah.
76
DAFTAR RUJUKAN Alex Nitisesmito. 1982. Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia Prajudi Atmosudirjo. (1979). Beberapa Pandangan Umum Tentang Pengambilan Keputusan. Jakarta : Pustaka Bradjaguna Bloom B. S. 1956. Taxonomy of Education objective Book I Cognitive Domain Brantas. 2009. Dasar Dasar Manajemen. Bandung : Alfabet Sudarman, Danim. 2003 Motivasi Kepemimpinan dan efektifitas kelompok Jakarta : Rineka Cipta Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara E. Mulyasa. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Remaja Rosdakarya Gellerman Saul W. 1984. Motivasi Dan Produktivitas. Jakarta : Pustaka Binaan Pressindo Gallerman, Soul.W. (1985). Manajemen dan Bawahan. Jakarta : Pustaka Bimantara Presindo Gusniati. 2010. Kontribusi Komitmen dan Motivasi Berprestasi Terhadap Disiplin Kerja Guru Sekolah Dasar Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Padang : Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang Jamaluddin Idris. 2005. Analisis Kritis mutu Pendidikan. Banda Aceh: Taufiqiyah Sa'adah Hadari Nawawi, 1993, Kepemimpinan Yang Efektif. Yokyakarta: Gajah Mada Universitas Press Hamzah B. Uno. (2007). Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara Melayu, Hasibuan, 1994. Manajemen dan Organisasi. Jakarta Bumi Aksara ----------------------, 2003. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivtas. Jakarta: Bumi Aksara Koontz, Harold. Et.al, (1984), Management, a System and Contigency Analysis of Managerial Function. Yokyo : Mcgraw Hill, Kogakusha
77
Martoyo Susilo, (1987), Pengetahuan Dasar Manajemen dan Kepemimpinan. Yokyakarta : BPE Miftah Thoha. 2004. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta : Grafindo Perssada Mintorogo Antonius, (1996), Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta : STIALAN Moh. Uzer Usman. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya Hadari Nawawi, (2000), Kepemimpinan yang Efektif. Jogyakarta : Gaja Mada Universitas Press Hadari Nawawi dan Martini. 1993. Kepemimpinan Yang Efektif. Yokyakarta : Gajah Mada Nana Sudjana. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo Agustiar Syah Nur, (1995), Memahami Beberapa Konsep Kepemimpinan ( makalah). Padang : IKIP Padang Piet A. Sahertian. 1994. Profil Pendidikan Profesional. Yogyakarta : Andi off Set Sardiman. 1996. Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Grafindo Persada Sudarman Danim. 2010. Kepemimpinan Pendidikan. Bandung : Alfabeta Suharsimi Arikonto. 1993. Organisasi Dan Administrasi. Jakarta : Grafindo Persada Sondang P. Siagian. (1993). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : BA S. P. Melayu Hasibuan. (1994). Sumber Daya Manusia, Dasar dan Kunci Keberhasilan. Jakarta : CV. Mas Agung ----------------------------. 1996. Organisasi Dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara Daulat Tampubolon. P. 2001. Perguruan Tinggi Bermutu. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Terry George R. 1990. Prinsip Prinsip Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara
78
Timpe A.Dale. 1993. Kinerja. Terjemahan Sofyan Cikmat. Jakarta : Gramedia Tulus Tu,u. 2004 Peranan Disiplin Pada Prilaku Dan Prestasi Siswa. Jakarta : Garamedia Widiasarana Indonesia Veithzal Rivai. 2004. Manajemen Sumberdaya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta : Grafindo Persada Wahjosumidjo. (2002). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Tinjauan Teoritis dan Permasalahannya. Jakarta : Raja Grafindo Persada Winardi. 2001. Motivasi Dan Pemotivasi Dalam Manajemen. Jakarta : Grafindo Persada Wismayul Efni 2004. Kontribusi Supervisi Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Disiplin Kerja Guru SMKN 2 Bukittinggi. Padang : Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang W.J.S, Poerwadarmita. (1985). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
79
Tabel 5. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian sebelum ujicoba
No 1
Variabel Disiplin Kerja Guru (Y)
a. b. c. d.
Indikator Tepat waktu dalam penunaian tugas Sadar terhadap kepentingan tugas Taat pada peraturan Bertanggung jawab atas tugas yang diemban
Nomor Butir 1-8
Banyak Butir 8
9-19 20-27 28-40
11 8 13
Jumlah 2
Kepemimpinan a. Mempengaruhi Guru Kepala b. Menggerakan Guru Sekolah (X1) c. Mengarahkan Guru d. Membimbing Guru
40 1-10 11-22 23-30 31-40
Jumlah 3
Motivasi Berprestasi (X2)
a. Suka pekerjaan menantang/sulit b. Senang bekerja mandiri c. Konsekuen dalam melakukan tugas d. Mau bekerja keras e. Ingin berhasil Jumlah
10 12 8 10 40
1-10 11-20 21-30
10 10 10
31-36 37-40
6 4 40
80
Lampiran 1. Instrumen Ujicoba Batang Kapas, Maret 2011 Kepada Yth Bapak/Ibu/Sdr Guru SMA Negeri 1 dan 2 Kecamatan Batang Kapas Di Batang Kapas Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatu Sebagaimana yang dituntut dalam penulisan tesis, bahwa mahasiswa diharuskan melakukan penelitian dalam penyelesaian penulisan yang dijalankan. Untuk memperoleh data penelitian tersebut, peneliti harus menyusun dan memberikan instrument penelitian kepada Bapak/Ibu Guru. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati penulis mohon kepada Bapak/Ibu untuk dapat membantu peneliti dalam hal ini untuk mengisi instrument yang sudah ada ditangan Bapak/Ibu saat ini. Pengisian instrument ini tidak ada tidak ada kaitannya dengan DP3 atau kegiatan administrative lainya. Penelitian ini semata-mata hanyalah untuk keperluan dalam menyelesaikan Program
studi
(S2)
Administrasi
Pendidikan.
Program
Pascasarjana di Universitas Negeri Padang. Tesis ini berjudul: Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi terhadap Disiplin Kerja Guru SMA Negeri di Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Oleh sebab itu jawablah semua pernyataan ini dengan spontan dan sejujurnya sesuai dengan apa adanya tanpa ada resiko apapun terhadap Bapak/Ibu. Terima Kasih. Wasalam Peneliti DAFRI
81
Petunjuk Pengisian Instrumen Penelitian Bacalah pernyataan terlampir dengan teliti, kemudian tentukan jawaban yang Bapak/Ibu saudara anggap sesuai dengan cara menyilang (X) salah satu jawaban yang tersedia. Hasil Penelitian tidak memunculkan profil individual. Terdapat dua alternatif jawaban : SL = Selalu, SR = Sering, KD = Kadang-kadang, JR = Jarang, TP = Tidak Pernah, SS= Sangat Setuju, S = Setuju, RG = Ragu-ragu, TS = Tidak Setuju, STS = Sangat Tidak Setuju Isilah Kolom-kolom dibawah ini dengan jawaban sesuai dengan kondisi/keadaan Bapak/Ibu sekarang dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf a atau b di bawah ini ! Pendidikan Terakhir :
a. Sarjana (S1) b. Di bawah Sarjana (< S1)
Guru di kelas
:
a. X b. XI c. XII
Tempat Sekolah
:
a. Kecamatan Batang Kapas b. Kabupaten Pesisir Selatan
Contoh Pengisian Instrumen : No
Pernyataan
1.
Saya berusaha mencari cara yang efektif dalam melaksanakan tugas
Alternatif jawaban SL
SR
KD
JR
TP
S
RG
TS
STS
X 2
Saya merasa senang selesai bekerja dapat pujian darai atasan
SS X
Akhirnya, terima kasih atas kesedian dan kerjasama yang telah bapak/Ibu berikan kepada peneliti.
82
Bagian 1. Butir-Butir Instrumen Disiplin Kerja Guru (Y) No Pernyataan
SL
SR KD JR
a. 1
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
2 3
4
5
6 7 8
b. 9 10 11 12
13
14
15
16
Tepat waktu menunaikan tugas Saya memulai kegiatan pembelajaran di kelas tepat pada waktunya Saya menyelesaikan setiap pekerjaan sesuai dengan waktu yang sudah direncanakan Saya mengerjakan semua pekerjaan yang diserahkan pimpinan kepada saya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan Saya menyelesaikan materi pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Saya merasa tidak nyaman bila ada guru yang terlambat keluar dari ruangan ketika pergantian jam pelajaran tiba giliran saya Saya mengakhiri proses pelaksanaan pembelajaran setelah waktunya Saya bekerja tanpa menunggu perintah dari kepala sekolah Saya tidak akan meninggalkan tugas di dalam kelas sebelum watktunya Sadar terhadap kepentingan tugas Saya merasa perlu memberikan perhatian yang lebih banyak kepada siswa yang kurang berprestasi dalam belajar Saya bekerja tanpa menunggu perintah pimpinan Saya merasa berkewajiban memberikan nasehat kepada siswa sesuai dengan peraturan sekolah Saya merasa wajib membahas masalah-masalah belajar yang menyangkut di dalam bersama guru lain Saya mengajar tidak semata-mata untuk mematuhi peraturan sekolah melainkan untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang pendidik Menyadari keterbatasan saya di bidang studi yang saya asuh, saya bersedia mengikuti studi lanjutan Saya perlu mengembalikan lembaran jawaban siswa yang sudah saya koreksi sebagai motivasi siswa untuk memperbaiki cara belajarnya Saya tetap melayani siswa yang merasa kesulitan
TP
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
83
17 18
19
c. 20 21 22 23
24 25 26 27
dalam memahami pelajarannya, meskipun diluar jam mengajar Saya merasa perlu mengajar, dengan menggunakan media pembelajaran Apabila ada murid yang tidak mengikuti ulangan harian, saya memberikan kesempatan kepada murit tersebut Saya membuat program remedial agar materi pembelajaran dapat dituntaskan siswa Taat pada aturan Saya membuat rencana program pembelajaran setiap tahun tanpa ditagih oleh kepala sekolah Saya memberi contoh etika dan moral yang baik kepada siswa untuk diteladani Saya mengembalikan hasil pekerjaan rumah kepada siswa karena membutuhkan umpan balik Saya memberitahukan secara tertulis kepada kepala sekolah bila berhalangan datang ke sekolah Saya menghadiri rapat guru berdasarkan undangan kepala sekolah Saya menekankan kepada siswa perlunya sopan santun di kelas Saya taat pada peraturan sekolah, sebab kepala sekolah juga taat pada peraturan sekolah Saya datang ke sekolah walaupun badan kurang sehat
d. 28
Bertanggung jawab atas tugas Saya mengadakan studi banding dengan guru di sekolah lain untuk kemajuan belajar siswa
29
Saya menjelaskan kembali, apabila ada siswa yang tidak puas dengan nilai yang di berikan Saya menegur siswa yang menggangu proses belajar mengajar Saya mengingatkan ke pada rekan guru untuk mematuhi peraturan sekolah Saya akan berusaha mencarikan jalan keluar untuk kesulitan yang di hadapi Saya memberikan dorongan kepada siswa belajar dengan baik Saya membuat rencana pembelajaran sebelum mengajar Saya menjelaskan kembali materi belum di pahami siswa
30 31 32 33 34 35
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
84
36 37 38 39 40
Saya menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab saya menyelesaikannya Seberat apapun rintangan dan kesulitan yang terjadi saya optimis untuk berhasil Saya berusaha memperkecil kesalahan dalam bekerja Saya tetap bekerja walaupun kepala sekolah tidak ada di sekolah Saya melatih siswa menjaga kebersihan dan kenyamanan ruang kelas
SL
SR KD
JR
TP
RG
TS
STS
SR KD
JR
TP
RG
TS
STS
SR KD
JR
TP
SS SL
S
SS SL
S
Bagian 2. Butir-Butir Instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah (XI) No a. 1
Pernyataan Mempengaruhi Guru Kepala sekolah memberikan keteladanan yang baik, kepada guru tentang cara berperilaku yang baik Kepala sekolah mengajak guru untuk memperhatikan sebagai kondisi social siswa Kepala sekolah mengajak guru-guru meningkatkan perhatiannya terhadap tugas Kepala sekolah mengajak guru untuk berdiskusi bila terdapat masalah-masalah yang harus di selesaikan Kepala sekolah mengajak guru bermusayawarah untuk mengambil suatu kebijakan Kepala sekolah terlibat dalam kegiatan menegakkan disiplin sekolah Kepala sekolah mempercayakan guru untuk menyusun program sekolah Kepala sekolah mengajak seluruh warga sekolah untuk selalu peduli dengan keberhasilan lingkungan Kepala sekolah berpegang teguh pada peraturan yang berlaku
10
Kepala sekolah menegur guru melaksanakan tugas dengan baik
b. 11
Mengerakan Guru Kepala sekolah menyediakan kebutuhan pembelajaran guru agar lebih melakukan tugas Kepala sekolah memberikan penghargaan bagi guru yang memiliki prestasi baik Kepala sekolah memberi dukungan moral bagi guru mengembangkan profesionalisme
2 3 4 5 6 7 8 9
12 13
yang
tidaka
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SS
S
RG
TS
STS
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
85
14 15 16
17 18 19
20
21 22
c. 23
24
25
26 27 28
29 30
d. 31 32 33
Kepala sekolah memberi kesempatan bagi guru yang mengikuti kegiatan pengembangan profesi Kepala sekolah menyediakan waktu untuk mengikuti kegiatan pembinaan peserta didik Kepala sekolah memberikan tugas kepada guru sesuai dengan kemampuan masing-masing agar menjalankan tugas Kepala sekolah memberikan tugas bagi guru memiliki professional dalam melaksanakan tugas Kepala sekolah mendukung program yang saya tawarkan untuk memajukan sekolah Ide serta usulan guru-guru dalam rapat di pertimbagkan kepala sekolah dalam pengambilan keputusan Kepala sekolah mengerakan guru untuk mengembangkan media pembelajaran yang menarik minat siswa Kepala sekolah mengerakan guru untuk selalu melanjutkan pendidikan dan pelatihan Kepala sekolah mengerakan guru untuk mengembangkan karir Mengarahkan Guru Kepala sekolah memberikan arahan yang jelas kepada guru sebelum guru membuat program tahunan/semester Guru yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik, mendapat arahan dari kepala sekolah agar lebih baik lagi Kepala sekolah mengarahkan guru untuk mengembangkan program pengajaran berdasarkan kompetensi Kepala sekolah turut ambil bagian dalam kegiatan sosial di sekolah Kepala sekolah memberikan nasehat bagi guru yang bermasalah dalam PBM Kepala sekolah memberikan arahan kepada guru sebelum melaksanakan kegiatan baru agar berjalan lebih efektif Kepala sekolah memberikan arahan yang jelas dalam pencapaian program sekolah Kepala sekolah mengajak guru untuk memperhatikan berbagai kondisi social siswa Membimbing Guru Kepala sekolah membimbing guru dalam menyusun program semester Kepala sekolah membimbing guru dalam menyusun program tahunan Saya dibimbing kepala sekolah dalam menyusun rencana pembelajaran
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KDK
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
KD
JR
TP
SL SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
86
34 35 36
37 38
39
40
Kepala sekolah membimbing guru dalam menmenyusun rencana pembelajaran Kepala sekolah membimbing guru yang tidak dapat menyusun program dengan baik Kepala sekolah memberikan bimbingan khusus kepada guru yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran Kepala sekolah membimbing guru untuk meningkatkan kerjasama dengan guru Kepala sekolah memberikan bimbingan bagi guru baru yang belum mampu beradaptasi dengan baik
Kepala sekolah membimbing guru tentang cara menyajikan pelajaran yang dapat menarik minat siswa Kepala sekolah membimbing guru dalam mengatasi siswa yang bermasalah
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
KD
Bagian 3. Butir-Butir Instrumen Motivasi Berprestasi No Pernyataan a. 1 2 3 4
5 6 7 8 9
Suka mengerjakan pekerjaan menantang Saya berusaha mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran sebelum awal sekolah Saya berusaha mencari imformasi untuk mendapatkan system pembelajaran yang sukses Saya berusaha member nilai siswa secara komprehensif agar siswa puas Saya merevisi rencana pelaksanaan pembelajaran kedepannya untuk meningkatkan mutu pendidikan Saya saling memberi masukan masalah pembelajaran dengan guru senior Saya berusaha menyelesaikan setiap pekerjaan meskipun terasa sulit Saya banyak membaca buku-buku sumber untuk lebih menguasai materi pembelajaran Saya menyusun program pembelajaran sesuai dengan standar kompetnsi dan kompetensi dasar Saya mengerjakan semua pekerjaan yang diserahkan pimpinan kepada saya
10
Saya menyelesaikan setiap pekerjaan sesuai dengan rencana
b. 11
Senang bekerja mandiri Saya berusaha tidak meninggalkan
tugas,
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
87
12 13
14 15
16 17 18
19 20
c. 21
22 23
24
25
26
27 28
walaupun ada kepentingan dalam keluarga Aturan-aturan dalam menjalankan tugas saya, saya selesaikan sesuai dengan rencana kerja Saya berusaha agar dapat menyelesaikan materi pembelajaran yang sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Saya mencari berbagai alternative pemecahan masalah dalam pembelajaran Saya berusaha menepati jadwal mengajar meskipun ada kepentingan pribadi yang bersamaan waktunya Saya merasa mempunyai tanggung jawab lebih terhadap tugas Saya akan tetap melaksanakan tugas saya walaupun dengan gaji kecil Sudah merupakan pekerjaan rutin bagi saya oleh sebab itu perlu membuat persiapan dalam proses pembelajaran Untuk lebih menguasai pekerjaan, saya mencari berbagai sumber relevandalam pelaksanaan ugas Dalam kesulitan memecahkan masalah, saya berusaha maksimal menuntaskan masalah tersebut Konsekwen dalam tugas Saya merasa perlu memberikan perhatian yang lebih banyak kepada siswa yang kurang berprestasi dalam belajar Saya merasa berkewajiban memberikan nasehat kepada siswa sesuai dengan peraturan sekolah Saya merasa wajib membahas masalah-masalah belajar yang menyangkut di dalam bersama guru lain Saya mengajar tidak semata-mata untuk mematuhi peraturan sekolah melainkan untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang pendidik Menyadari keterbatasan saya di bidang studi yang saya asuh, saya bersedia mengikuti studi lanjutan Saya melayani siswa yang merasa kesulitan dalam memahami pelajarannya, meskipun diluar jam mengajar Saya mengajar, selalu membuat media pembelajaran Saya membuat program tahunan setiap awal tahun pelajaran
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
88
29 30
Saya membuat program remedial untuk melampaui standar ketuntasan minimum siswa Saya mempersiapkan semua keperluan yang di butuhkan sebelum mengajar
d. 31
Mau kerja keras Saya melakukan petunjuk yang ada
32
Saya berusaha mengkaji buku-buku penunjang yang relevan dengan materi bidang studi yang saya ajarkan Saya menggikuti pelajaran yang terdapat dalam standar Kompetensi Nasional Saya berhati-hati dalam melaksanakan tugas yang di berikan kepada saya Saya membuat rencana program pembelajaran setiap tahun Saya bekerja dengan baik apabila saya diserahi tanggung jawab
33 34 35 36
e. 37
38 39 40
pekerjaan
sesuai
dengan
Ingin berhasil Saya berusaha mengevaluasi cara mengajar saya, agar dapat ditingkatkan lagi untuk masa yang akan dating Saya menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab saya tepat pada waktunya Sebelum memberikan pelajaran kepada siswa, saya terlebih dahulu mempelajarinya Saya menyukai pekerjaan yang penuh tantangan
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
RG
TS
STS
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SS
S
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
PROGRAM ANALISIS STATISTIK
ANALISIS INSTRUMEN (ANGKET) MONAS Versi 12 (c)2009, Dr.H.Nasrullah Aziz Universitas Negeri Padang ═════════════════════════════════════════════════════ Peneliti Lembaga Tgl. Analisis File Rekaman
: DAFRI : AP-PASCASARJANA UNP : 4-03-2011 : DAF1.DAT
Nama Variabel: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (X1) Banyak Butir : 40 Banyak Resp. : 30 ═════════════════════════════════════════════════════
RANGKUMAN ANALISIS BUTIR INSTRUMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (X1) ════════════════════════════════════ Butir ryx rpq p Status ──────────────────────────────────── 1 0.786 0.769 0.000 Ok 2 0.579 0.559 0.000 Ok 3 0.596 0.579 0.000 Ok 4 0.679 0.659 0.000 Ok 5 0.691 0.668 0.000 Ok 6 0.802 0.782 0.000 Ok 7 0.224 0.199 0.077 Gugur 8 0.574 0.553 0.000 Ok 9 0.479 0.452 0.000 Ok 10 0.221 0.176 0.078 Gugur 11 -0.176 -0.216 0.205 Gugur 12 0.648 0.617 0.000 Ok 13 0.767 0.749 0.000 Ok 14 0.832 0.816 0.000 Ok 15 0.634 0.608 0.000 Ok 16 0.643 0.621 0.000 Ok 17 0.818 0.802 0.000 Ok 18 0.428 0.398 0.012 Ok 19 0.587 0.567 0.000 Ok 20 0.835 0.819 0.000 Ok 21 0.355 0.315 0.035 Ok 22 0.611 0.576 0.000 Ok 23 0.802 0.782 0.000 Ok 24 0.574 0.553 0.000 Ok 25 -0.103 -0.134 0.182 Gugur ────────────────────────────────────
RANGKUMAN ANALISIS BUTIR INSTRUMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (X1) ════════════════════════════════════ Butir ryx rpq p Status ──────────────────────────────────── 26 -0.155 -0.180 0.198 Gugur 27 0.460 0.435 0.001 Ok 28 0.597 0.570 0.000 Ok 29 0.523 0.500 0.000 Ok 30 0.541 0.516 0.000 Ok 31 0.675 0.648 0.000 Ok 32 0.706 0.680 0.000 Ok 33 0.845 0.829 0.000 Ok 34 0.719 0.697 0.000 Ok 35 0.771 0.749 0.000 Ok 36 0.779 0.757 0.000 Ok 37 0.688 0.664 0.000 Ok 38 0.816 0.798 0.000 Ok 39 0.802 0.782 0.000 Ok 40 0.574 0.553 0.000 Ok ═════════════════════════════════════
RANGKUMAN ANALISIS KEANDALAN INSTRUMEN (ANGKET) INSTRUMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (X1) TEKNIK ALPHA CRONBACH ════════════════════════════════════════════════ Banyak butir sahih Banyak responden Jumlah variansi butir Variansi total
: M = 35 : N = 30 : Σσ²i = 44.069 : σ²t = 688.740
Koefisien keandalan : rtt = 0.964 Probabilitas keliru : p = 0.000 ════════════════════════════════════════════════
PROGRAM ANALISIS STATISTIK
ANALISIS INSTRUMEN (ANGKET) MONAS Versi 12 (c)2009, Dr.H.Nasrullah Aziz Universitas Negeri Padang ═════════════════════════════════════════════════════ Peneliti Lembaga Tgl. Analisis File Rekaman
: DAFRI : AP-PASCASARJANA UNP : 4-03-2011 : DAF2.DAT
Nama Variabel: MOTIVASI BERPRESTASI (X2) Banyak Butir : 40 Banyak Resp. : 30 ═════════════════════════════════════════════════════
RANGKUMAN ANALISIS BUTIR INSTRUMEN MOTIVASI BERPRESTASI (X2) ═════════════════════════════ Butir ryx rpq p Status ───────────────────────────── 1 0.392 0.352 0.023 Ok 2 0.520 0.497 0.000 Ok 3 0.148 0.112 0.101 Gugur 4 0.416 0.389 0.016 Ok 5 0.247 0.187 0.070 Gugur 6 0.320 0.281 0.046 Ok 7 0.506 0.483 0.000 Ok 8 0.403 0.362 0.020 Ok 9 0.803 0.785 0.000 Ok 10 0.719 0.698 0.000 Ok 11 0.760 0.738 0.000 Ok 12 0.774 0.754 0.000 Ok 13 0.597 0.556 0.000 Ok 14 0.536 0.506 0.000 Ok 15 0.414 0.378 0.016 Ok 16 0.551 0.507 0.000 Ok 17 0.247 0.211 0.070 Gugur 18 0.331 0.296 0.043 Ok 19 0.727 0.705 0.000 Ok 20 0.467 0.441 0.000 Ok 21 0.693 0.670 0.000 Ok 22 0.645 0.617 0.000 Ok 23 0.535 0.508 0.000 Ok 24 0.698 0.672 0.000 Ok 25 -0.090 -0.123 0.178 Gugur ─────────────────────────────
RANGKUMAN ANALISIS BUTIR INSTRUMEN MOTIVASI BERPRESTASI (X2) ═════════════════════════════ Butir ryx rpq p Status ───────────────────────────── 26 0.748 0.730 0.000 Ok 27 0.171 0.138 0.094 Gugur 28 0.647 0.609 0.000 Ok 29 0.700 0.666 0.000 Ok 30 0.662 0.633 0.000 Ok 31 0.581 0.533 0.000 Ok 32 0.633 0.605 0.000 Ok 33 0.890 0.882 0.000 Ok 34 0.696 0.666 0.000 Ok 35 0.109 0.062 0.114 Gugur 36 0.535 0.508 0.000 Ok 37 0.795 0.773 0.000 Ok 38 0.610 0.582 0.000 Ok 39 0.520 0.482 0.000 Ok 40 0.619 0.578 0.000 Ok ══════════════════════════════
RANGKUMAN ANALISIS KEANDALAN INSTRUMEN (ANGKET) INSTRUMEN MOTIVASI BERPRESTASI (X2) TEKNIK ALPHA CRONBACH ═══════════════════════════════════════════════ Banyak butir sahih Banyak responden Jumlah variansi butir Variansi total
: M = 34 : N = 30 : Σσ²i = 20.923 : σ²t = 255.564
Koefisien keandalan : rtt = 0.946 Probabilitas keliru : p = 0.000 ═══════════════════════════════════════════════
PROGRAM ANALISIS STATISTIK
ANALISIS INSTRUMEN (ANGKET) MONAS Versi 12 (c)2009, Dr.H.Nasrullah Aziz Universitas Negeri Padang ═════════════════════════════════════════════════════ Peneliti Lembaga Tgl. Analisis File Rekaman
: DAFRI : AP-PASCASARJANA UNP : 4-03-2011 : DAF3.DAT
Nama Variabel: DISIPLIN KERJA GURU (Y) Banyak Butir : 40 Banyak Resp. : 30 ═════════════════════════════════════════════════════
RANGKUMAN ANALISIS BUTIR INSTRUMEN DISIPLIN KERJA GURU (Y) ════════════════════════════ Butir ryx rpq p Status ──────────────────────────── 1 0.544 0.519 0.000 Ok 2 0.445 0.423 0.006 Ok 3 0.586 0.569 0.000 Ok 4 0.425 0.397 0.013 Ok 5 0.270 0.233 0.062 Gugur 6 0.588 0.546 0.000 Ok 7 0.707 0.677 0.000 Ok 8 0.689 0.675 0.000 Ok 9 0.667 0.632 0.000 Ok 10 0.548 0.516 0.000 Ok 11 0.644 0.627 0.000 Ok 12 0.496 0.462 0.000 Ok 13 0.633 0.600 0.000 Ok 14 0.699 0.682 0.000 Ok 15 0.803 0.789 0.000 Ok 16 0.769 0.753 0.000 Ok 17 0.668 0.646 0.000 Ok 18 0.215 0.149 0.080 Gugur 19 0.824 0.810 0.000 Ok 20 0.651 0.623 0.000 Ok 21 0.789 0.769 0.000 Ok 22 0.895 0.885 0.000 Ok 23 0.746 0.720 0.000 Ok 24 0.552 0.517 0.000 Ok 25 0.453 0.421 0.004 Ok ────────────────────────────
RANGKUMAN ANALISIS BUTIR INSTRUMEN DISIPLIN KERJA GURU (Y) ════════════════════════════ Butir ryx rpq p Status ──────────────────────────── 26 0.772 0.756 0.000 Ok 27 0.367 0.344 0.031 Ok 28 0.137 0.079 0.105 Gugur 29 0.616 0.586 0.000 Ok 30 0.586 0.565 0.000 Ok 31 0.648 0.633 0.000 Ok 32 0.675 0.653 0.000 Ok 33 0.710 0.695 0.000 Ok 34 0.868 0.853 0.000 Ok 35 0.798 0.782 0.000 Ok 36 0.575 0.537 0.000 Ok 37 0.486 0.462 0.000 Ok 38 0.410 0.384 0.018 Ok 39 0.698 0.677 0.000 Ok 40 0.610 0.589 0.000 Ok ════════════════════════════
RANGKUMAN ANALISIS KEANDALAN INSTRUMEN (ANGKET) INSTRUMEN DISIPLIN KERJA GURU (Y) TEKNIK ALPHA CRONBACH ═══════════════════════════════════════════════ Banyak butir sahih Banyak responden Jumlah variansi butir Variansi total
: M = 37 : N = 30 : Σσ²i = 24.418 : σ²t = 361.085
Koefisien keandalan : rtt = 0.958 Probabilitas keliru : p = 0.000 ═══════════════════════════════════════════════
Lampiran 4. Instrumen Penelitian Batang Kapas, Maret 2011
Kepada Yth Bapak/Ibu/Sdr Guru SMA Negeri 1 dan 2 Kecamatan Batang Kapas Di Batang Kapas Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatu Sebagaimana yang dituntut dalam penulisan tesis, bahwa mahasiswa diharuskan melakukan penelitian dalam penyelesaian penulisan yang dijalankan. Untuk memperoleh data penelitian tersebut, peneliti harus menyusun dan memberikan instrument penelitian kepada Bapak/Ibu Guru. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati penulis mohon
kepada Bapak/Ibu untuk dapat
membantu peneliti dalam hal ini untuk mengisi instrument yang sudah ada ditangan Bapak/Ibu saat ini. Pengisian instrument ini tidak ada tidak ada kaitannya dengan DP3 atau kegiatan administrative lainya. Penelitian ini semata-mata hanyalah untuk keperluan dalam menyelesaikan Program studi (S2) Administrasi Pendidikan.
Program Pascasarjana di Universitas
Negeri Padang. Tesis ini berjudul: Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi terhadap Disiplin Kerja Guru SMA Negeri di Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Oleh sebab itu jawablah semua pernyataan ini dengan spontan dan sejujurnya sesuai dengan apa adanya tanpa ada resiko apapun terhadap Bapak/Ibu. Terima Kasih. Wasalam Peneliti DAFRI
Petunjuk Pengisian Instrumen Penelitian Bacalah pernyataan terlampir dengan teliti, kemudian tentukan jawaban yang Bapak/Ibu saudara anggap sesuai, dengan cara menyilang (X) salah satu jawaban yang tersedia. Hasil Penelitian tidak memunculkan profil individual. Terdapat dua alternatif jawaban : SL = Selalu, SR = Sering, KD = Kadang-kadang, JR = Jarang, TP = Tidak Pernah, SS= Sangat Setuju, S = Setuju, RG = Ragu-ragu, TS = Tidak Setuju, STS = Sangat Tidak Setuju Isilah Kolom-kolom dibawah ini dengan jawaban sesuai dengan kondisi/keadaan Bapak/Ibu sekarang dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf a atau b di bawah ini ! Pendidikan Terakhir :
a. Sarjana (S1) b. Di bawah Sarjana (< S1)
Guru di kelas
:
a. X b. XI c. XII
Tempat Sekolah
:
a. Kecamatan Batang Kapas b. Kabupaten Pesisir Selatan
Contoh Pengisian Instrumen : No
Pernyataan
1.
Saya berusaha mencari cara yang efektif dalam melaksanakan tugas
Alternatif jawaban SL
SR
KD
JR
TP
S
RG
TS
STS
x 2
Saya merasa senang selesai bekerja dapat pujian darai atasan
SS x
Akhirnya, terima kasih atas kesedian dan kerjasama yang telah bapak/Ibu berikan kepada peneliti.
Bagian 1. Butir-Butir Instrumen Disiplin Kerja Guru No Pernyataan
SL
SR KD JR
a 1
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
2 3
4
5 6 7
b. 8 9 10 11
12
13
14
15
16 17
Tepat waktu menunaikan tugas Saya memulai kegiatan pembelajaran di kelas tepat pada waktunya Saya menyelesaikan setiap pekerjaan sesuai dengan waktu yang sudah direncanakan Saya mengerjakan semua pekerjaan yang diserahkan pimpinan kepada saya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan Saya menyelesaikan materi pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Saya mengakhiri proses pelaksanaan pembelajaran setelah waktunya Saya bekerja tanpa menunggu perintah dari kepala sekolah Saya tidak akan meninggalkan tugas di dalam kelas sebelum watktunya Sadar terhadap kepentingan tugas Saya merasa perlu memberikan perhatian yang lebih banyak kepada siswa yang kurang berprestasi dalam belajar Saya bekerja tanpa menunggu perintah pimpinan Saya merasa berkewajiban memberikan nasehat kepada siswa sesuai dengan peraturan sekolah Saya merasa wajib membahas masalah-masalah belajar yang menyangkut di dalam bersama guru lain Saya mengajar tidak semata-mata untuk mematuhi peraturan sekolah melainkan untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang pendidik Menyadari keterbatasan saya di bidang studi yang saya asuh, saya bersedia mengikuti studi lanjutan Saya perlu mengembalikan lembaran jawaban siswa yang sudah saya koreksi sebagai motivasi siswa untuk memperbaiki cara belajarnya Saya tetap melayani siswa yang merasa kesulitan dalam memahami pelajarannya, meskipun diluar jam mengajar Saya merasa perlu mengajar, dengan menggunakan media pembelajaran Saya membuat program remedial agar materi pembelajaran dapat dituntaskan siswa
TP
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SR KD
JR
TP
SL
c.
Taat pada aturan
18
Saya membuat rencana program pembelajaran setiap tahun tanpa ditagih oleh kepala sekolah Saya memberi contoh etika dan moral yang baik kepada siswa untuk diteladani Saya mengembalikan hasil pekerjaan rumah kepada siswa karena membutuhkan umpan balik Saya memberitahukan secara tertulis kepada kepala sekolah bila berhalangan datang ke sekolah Saya menghadiri rapat guru berdasarkan undangan kepala sekolah Saya menekankan kepada siswa perlunya sopan santun di kelas Saya taat pada peraturan sekolah, sebab kepala sekolah juga taat pada peraturan sekolah Saya datang ke sekolah walaupun badan kurang sehat
19 20 21
22 23 24 25
d. 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Bertanggung jawab atas tugas Saya menjelaskan kembali, apabila ada siswa yang tidak puas dengan nilai yang di berikan Saya menegur siswa yang menggangu proses belajar mengajar Saya mengingatkan ke pada rekan guru untuk mematuhi peraturan sekolah Saya akan berusaha mencarikan jalan keluar untuk kesulitan yang di hadapi Saya memberikan dorongan kepada siswa belajar dengan baik Saya membuat rencana pembelajaran sebelum mengajar Saya menjelaskan kembali materi belum di pahami siswa Saya menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab saya menyelesaikannya Seberat apapun rintangan dan kesulitan yang terjadi saya optimis untuk berhasil Saya berusaha memperkecil kesalahan dalam bekerja Saya tetap bekerja walaupun kepala sekolah tidak ada di sekolah Saya melatih siswa menjaga kebersihan dan kenyamanan ruang kelas
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
RG
TS
STS
SR KD
JR
TP
RG
TS
STS
SR KD
JR
TP
SS SL SS SL
S
S
Bagian 2. Butir-Butir Instrumen Kepemimpinan Kepala Sekolah (XI) No a. 1 2 3 4 5 6 7 8
b. 9 10 11 12 13
14 15 16
17
18 19
c. 20
Pernyataan Mempengaruhi Guru Kepala sekolah memberikan keteladanan yang baik, kepada guru tentang cara berperilaku yang baik Kepala sekolah mengajak guru untuk memperhatikan sebagai kondisi social siswa Kepala sekolah mengajak guru-guru meningkatkan perhatiannya terhadap tugas Kepala sekolah mengajak guru untuk berdiskusi bila terdapat masalah-masalah yang harus di selesaikan Kepala sekolah mengajak guru bermusayawarah untuk mengambil suatu kebijakan Kepala sekolah terlibat dalam kegiatan menegakkan disiplin sekolah Kepala sekolah mengajak seluruh warga sekolah untuk selalu peduli dengan keberhasilan lingkungan Kepala sekolah berpegang teguh pada peraturan yang berlaku Mengerakan Guru Kepala sekolah memberikan penghargaan bagi guru yang memiliki prestasi baik Kepala sekolah memberi dukungan moral bagi guru mengembangkan profesionalisme Kepala sekolah memberi insentif bagi guru yang mengikuti kegiatan pengembangan profesi Kepala sekolah menyediakan waktu untuk mengikuti kegiatan pembinaan peserta didik Kepala sekolah memberikan tugas kepada guru sesuai dengan kemampuan masing-masing agar termotivasi menjalankan tugas Kepala sekolah memberikan tugas bagi guru memiliki professional dalam melaksanakan tugas Kepala sekolah mendukung program yang saya tawarkan untuk memajukan sekolah Ide serta usulan guru-guru dalam rapat di pertimbagkan kepala sekolah dalam pengambilan keputusan Kepala sekolah memotivasi guru untuk mengembangkan media pembelajaran yang menarik minat siswa Kepala sekolah memotivasi guru untuk selalu melanjutkan pendidikan dan pelatihan Kepala sekolah memotivasi guru untuk mengembangkan karir Mengarahkan Guru Kepala sekolah memberikan arahan yang jelas kepada guru sebelum guru membuat program tahunan/semester
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KDK
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
KD
JR
TP
SL SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SS
S
RG
TS
STS
21
22 23
24 25
d. 26 27 28 29 30 31
32 33
35
35
Guru yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik, mendapat arahan dari kepala sekolah agar lebih baik lagi Kepala sekolah memberikan nasehat bagi guru yang bermasalah dalam PBM Kepala sekolah memberikan arahan kepada guru sebelum melaksanakan kegiatan baru agar berjalan lebih efektif Kepala sekolah memberikan arahan yang jelas dalam pencapaian program sekolah Kepala sekolah mengajak guru untuk memperhatikan berbagai kondisi social siswa Membimbing Guru Kepala sekolah membimbing guru dalam menyusun program semester Kepala sekolah membimbing guru dalam menyusun program tahunan Saya dibimbing kepala sekolah dalam menyusun rencana pembelajaran Kepala sekolah membimbing guru dalam menmenyusun rencana pembelajaran Kepala sekolah membimbing guru yang tidak dapat menyusun program dengan baik Kepala sekolah memberikan bimbingan khusus kepada guru yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran Kepala sekolah membimbing guru untuk meningkatkan kerjasama dengan guru Kepala sekolah memberikan bimbingan bagi guru baru yang belum mampu beradaptasi dengan baik
Kepala sekolah membimbing guru tentang cara menyajikan pelajaran yang dapat menarik minat siswa Kepala sekolah membimbing guru dalam mengatasi siswa yang bermasalah
SS
S
RG
TS
STS
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
SL
SR
KD
JR
TP
KD
Bagian 3. Butir-Butir Instrumen Motivasi Berprestasi No Pernyataan a. 1 2 3
4 5
Suka mengerjakan pekerjaan yang sulit Saya berusaha mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran sebelum awal sekolah Saya berusaha mencari imformasi untuk mendapatkan system pembelajaran yang sukses Saya merevisi rencana pelaksanaan pembelajaran kedepannya untuk meningkatkan mutu pendidikan Saya berusaha menyelesaikan setiap pekerjaan meskipun terasa sulit Saya banyak membaca buku-buku sumber untuk lebih menguasai materi pembelajaran
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
6 7
Saya menyusun program pembelajaran sesuai dengan standar kompetnsi dan kompetensi dasar Saya mengerjakan semua pekerjaan yang diserahkan pimpinan kepada saya
8
Saya menyelesaikan setiap pekerjaan sesuai dengan rencana
b. 9
Senang bekerja mandiri Saya berusaha tidak meninggalkan tugas, walaupun ada kepentingan dalam keluarga Aturan-aturan dalam menjalankan tugas saya, saya selesaikan sesuai dengan rencana kerja Saya berusaha agar dapat menyelesaikan materi pembelajaran yang sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Saya mencari berbagai alternative pemecahan masalah dalam pembelajaran Saya berusaha menepati jadwal mengajar meskipun ada kepentingan pribadi yang bersamaan waktunya Saya merasa mempunyai tanggung jawab lebih terhadap tugas Sudah merupakan pekerjaan rutin bagi saya oleh sebab itu perlu membuat persiapan dalam proses pembelajaran Untuk lebih menguasai pekerjaan, saya mencari solusi dari berbagai sumber dalam pelaksanaan tugas Dalam kesulitan memecahkan masalah, saya berusaha maksimal menuntaskan masalah tersebut
10 11
12 13
14 15
16
17
c. 18
19 20
21
22
23 24
Konsekwen dalam tugas Saya merasa perlu memberikan perhatian yang lebih banyak kepada siswa yang kurang berprestasi dalam belajar Saya merasa berkewajiban memberikan nasehat kepada siswa sesuai dengan peraturan sekolah Saya merasa wajib membahas masalah-masalah belajar yang menyangkut di dalam bersama guru lain Saya mengajar tidak semata-mata untuk mematuhi peraturan sekolah melainkan untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang pendidik Saya melayani siswa yang merasa kesulitan dalam memahami pelajarannya, meskipun diluar jam mengajar Saya membuat program tahunan setiap awal tahun pelajaran Saya membuat program remedial untuk melampaui standar ketuntasan minimum siswa
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
25
Saya mempersiapkan semua keperluan yang di butuhkan sebelum mengajar
d. 26
Mau kerja keras Saya melakukan petunjuk yang ada
27
Saya berusaha mengkaji buku-buku penunjang yang relevan dengan materi bidang studi yang saya ajarkan Saya menggikuti pelajaran yang terdapat dalam standar Kompetensi Nasional Saya berhati-hati dalam melaksanakan tugas yang di berikan kepada saya Saya bekerja dengan baik apabila saya diserahi tanggung jawab
28 29 30
e. 31
32 33 34
pekerjaan
sesuai
dengan
Ingin berhasil Saya berusaha mengevaluasi cara mengajar saya, agar dapat ditingkatkan lagi untuk masa yang akan datang Saya menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab saya tepat pada waktunya Sebelum memberikan pelajaran kepada siswa, saya terlebih dahulu mempelajarinya Saya menyukai pekerjaan yang penuh tantangan
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
RG
TS
STS
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SL
SR KD
JR
TP
SS
S
SS
S
RG
TS
STS
SS
S
RG
TS
STS
114
LAMPIRAN V. PROGRAM ANALISIS STATISTIK
DATA PENELITIAN & DESKRIPSI DATA MONAS Versi 12 (c)2009, Dr.H.Nasrullah Aziz Universitas Negeri Padang ══════════════════════════════════════════════════════ Peneliti : DAFRI Lembaga : AP-PASCASARJANA UNP Tgl. Analisis : 18-03-2011 File Rekaman : DAF.DAT Banyak Responden : 55 Banyak Rekaman :6 Label Rekaman 1 : KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (X1) Label Rekaman 2 : MOTIVASI BERPRESTASI GURU (X2) Label Rekaman 3 : DISIPLIN KERJA GURU (Y) Label Rekaman 4 : SEKOLAH: 1=SMAN1 2=SMAN2 Label Rekaman 5 : PENDIDIKAN: 1= ≥S1 2= <S1 Label Rekaman 6 : MASA KERJA: 1= ≥15 TH 2= <15 TH ══════════════════════════════════════════════════════
RANGKUMAN DATA PENELITIAN ════════════════════════════ Rekaman Resp. ──────────────────────── No. 1 2 3 4 5 6 ──────────────────────────── 1 155 102 133 1 1 1 2 137 105 132 1 1 1 3 146 117 151 1 1 1 4 81 105 128 1 1 1 5 129 102 136 1 1 1 6 135 108 138 1 1 1 7 129 100 120 1 1 1 8 126 101 120 1 1 1 9 106 98 128 1 1 1 10 133 106 136 1 1 1 11 135 102 137 1 1 1 12 76 115 124 1 1 1 13 121 99 139 1 1 1 14 137 100 144 1 1 1 15 95 102 135 1 1 1 16 129 109 140 1 1 2 17 153 107 134 1 1 2 18 125 104 135 1 1 2 19 131 100 135 1 1 2 20 155 98 136 1 1 2 21 141 110 137 1 1 2 22 129 100 115 1 1 2
115
──────────────────────────── RANGKUMAN DATA PENELITIAN ════════════════════════════ Rekaman Resp. ──────────────────────── No. 1 2 3 4 5 6 ──────────────────────────── 23 142 102 133 1 1 2 24 101 111 134 1 1 2 25 134 102 136 1 1 2 26 143 100 131 1 2 1 27 97 105 137 1 2 2 28 141 103 141 1 2 2 29 112 98 136 2 1 1 30 117 102 135 2 1 1 31 146 115 145 2 1 1 32 145 94 136 2 1 1 33 127 102 140 2 1 1 34 129 105 124 2 1 1 35 136 99 141 2 1 1 36 124 105 126 2 1 1 37 131 106 147 2 1 1 38 137 99 146 2 1 1 39 147 99 133 2 1 1 40 100 105 141 2 1 1 41 103 96 132 2 1 1 42 106 97 136 2 1 1 43 141 105 139 2 1 1 44 149 103 133 2 1 1 45 124 105 134 2 1 1 46 138 91 119 2 1 1 47 138 110 132 2 1 2 48 138 122 140 2 1 2 49 160 118 147 2 1 2 50 160 112 133 2 1 2 51 149 116 135 2 1 2 52 132 105 135 2 1 2 53 124 101 122 2 1 2 54 161 132 145 2 2 1 55 156 113 137 2 2 2 ════════════════════════════
116
L LAMPIRAN NV DISTRIBUSI FREKUEN D NSI DATA K KEPEMIMP INAN KEPA ALA SEKOLA AH (X1) ═ ════════ ════════ ═════════ ════════ ═══ Klas Intervall fo K % %fo fk %fk ─ ──────── ──────── ───────── ──────── ─── 1 154-166 6 10 0.91 6 10.91 1 141-153 12 21.82 18 8 32.73 19 34 1 128-140 4.55 37 7 67.27 1 115-127 8 14 4.55 45 5 81.82 1 102-114 4 7 7.27 49 9 89.09 4 7 7.27 53 3 96.36 89-101 76- 88 2 3 3.64 55 5 100.00 ─ ──────── ──────── ───────── ──────── ─── Total 55 100 0.00 ─ ──────── ──────── ───────── ──────── ─── Rata-rata R = 130.76 64 S Simpang baku = 19.27 71 M Median = 134.00 00 M Modus = 135.44 40 S Skor tertingg gi = 161.00 00 S Skor terenda ah = 76.00 00 ═ ════════ ════════ ═════════ ════════ ═══
19
20 F r 16 e k 12 u e n 8 s i 4
122 8 6 4
4
2
0 82
95
108 1121 134 1477 160 Skor Tenngah Kelas Intervval
HISTOGRAM H M KEPEMIMP PINAN KEPALA SEKOL LAH (X1)
117
DISTRIBUSI FREKUEN D NSI DATA M MOTIVASI BERPRESTA B ASI GURU (X2) ( ═ ════════ ════════ ═════════ ════════ ═══ Klas Intervall fo K %fo fk %fk ─ ──────── ──────── ───────── ──────── ─── 1 126-132 1 1.82 1 1.82 1 1.82 1 119-125 2 3.64 7 12.73 1 112-118 9 16.36 17 30 1 105-111 0.91 26 6 47.27 98-104 92.73 25 45 5.45 51 91- 97 4 7 7.27 55 5 100.00 ─ ──────── ──────── ───────── ──────── ─── Total 55 100 0.00 ─ ──────── ──────── ───────── ──────── ─── Rata-rata R = 104.87 73 S Simpang baku = 7.29 93 M Median = 104.08 80 M Modus = 102.57 70 S Skor tertingg gi = 132.00 00 S Skor terenda ah = 91.00 00 ═ ════════ ════════ ═════════ ════════ ═══
28 F r e k u e n s i
25
24 20
17
16 12 7
8 4
4 1
1
0 94
101
108 1115 122 1299 Skor Tenngah Kelas Intervval
HISTOGRA H M MOTIVAS SI BERPRES STASI GURU (X2)
118
DISTRIBUSI FREKUEN D NSI DATA D DISIPLIN KE ERJA GURU U (Y) ═ ════════ ════════ ═════════ ════════ ═══ Klas Intervall fo K %fo fk %fk ─ ──────── ──────── ───────── ──────── ─── 1 150-156 1 1.82 1 1.82 6 10 1 143-149 0.91 7 12.73 1 136-142 20 36 6.36 27 7 49.09 1 129-135 18 32.73 45 5 81.82 6 10 92.73 1 122-128 0.91 51 1 115-121 4 7 7.27 55 5 100.00 ─ ──────── ──────── ───────── ──────── ─── Total 55 100 0.00 ─ ──────── ──────── ───────── ──────── ─── Rata-rata R = 134.80 00 S Simpang baku = 7.39 95 M Median = 135.310 = 136.38 M Modus 80 S Skor tertingg gi = 151.00 00 S Skor terenda ah = 115.00 00 ═ ════════ ════════ ═════════ ════════ ═══
20 20 F r 16 e k 12 u e n 8 s i 4
18
6
6
4 1
0 118
125
132 1139 146 1533 Skor Tenngah Kelas Intervval
HISTOGR RAM DISIPL LIN KERJA GURU G (Y)
119
LAMPIRAN VI. PROGRAM ANALISIS STATISTIK
UJI NORMALITAS Monas Versi 12 (c) 2009: Dr.H.Nasrullah Aziz Universitas Negeri Padang ══════════════════════════════════════════════════════ Peneliti Lembaga Tanggal File Responden
: DAFRI : AP-PASCASARJANA UNP : 18-03-2011 : DAF.DAT : 55
Variabel 1 : KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (X1) Variabel 2 : MOTIVASI BERPRESTASI GURU (X2) Variabel 3 : DISIPLIN KERJA GURU (Y) ══════════════════════════════════════════════════════
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (X1) ════════════════════════════════ Klas fo fh d d² (d²)/fh ──────────────────────────────── 10 0 0.451 -0.451 0.203 0.451 9 0 1.523 -1.523 2.321 1.523 8 6 4.356 1.644 2.703 0.620 7 8 8.756 -0.756 0.572 0.065 6 18 12.414 5.586 31.209 2.514 5 12 12.414 -0.414 0.171 0.014 4 2 8.756 -6.756 45.644 5.213 3 6 4.356 1.644 2.703 0.620 2 1 1.523 -0.523 0.274 0.180 1 2 0.451 1.549 2.399 5.320 ──────────────────────────────── Total 55 55.000 --16.521 ──────────────────────────────── Chi Kuadrat = 16.521
dk = 9
p = 0.143
Distribusi datanya normal. ════════════════════════════════
120
LAMPIRAN VI. MOTIVASI BERPRESTASI GURU (X2) ════════════════════════════════ Klas fo fh d d² (d²)/fh ──────────────────────────────── 10 1 0.451 0.549 0.301 0.668 9 1 1.523 -0.523 0.274 0.180 8 5 4.356 0.644 0.415 0.095 7 5 8.756 -3.756 14.108 1.611 6 14 12.414 1.586 2.517 0.203 5 13 12.414 0.586 0.344 0.028 4 13 8.756 4.244 18.012 2.057 3 2 4.356 -2.356 5.551 1.274 2 1 1.523 -0.523 0.274 0.180 1 0 0.451 -0.451 0.203 0.451 ──────────────────────────────── Total 55 55.000 --6.747 ──────────────────────────────── Chi Kuadrat = 6.747
dk = 9
p = 0.805
Distribusi datanya normal. ════════════════════════════════
DISIPLIN KERJA GURU (Y) ════════════════════════════════ Klas fo fh d d² (d²)/fh ──────────────────────────────── 10 0 0.451 -0.451 0.203 0.451 9 1 1.523 -0.523 0.274 0.180 8 6 4.356 1.644 2.703 0.620 7 6 8.756 -2.756 7.596 0.867 6 20 12.414 7.586 57.555 4.636 5 12 12.414 -0.414 0.171 0.014 4 3 8.756 -5.756 33.132 3.784 3 3 4.356 -1.356 1.839 0.422 2 3 1.523 1.477 2.180 1.431 1 1 0.451 0.549 0.301 0.668 ──────────────────────────────── Total 55 55.000 --13.074 ──────────────────────────────── Chi Kuadrat = 13.074
dk = 9
p = 0.320
Distribusi datanya normal. ════════════════════════════════
121
LAMPIRAN VII PROGRAM ANALISIS STATISTIK
UJI HOMOGENITAS Monas Versi 12 (c) 2009: Dr.H.Nasrullah Aziz Universitas Negeri Padang ═════════════════════════════════════════════════════ Peneliti Lembaga Tanggal File Responden
: DAFRI : AP-PASCASARJANA UNP : 18-03-2011 : DAF.DAT : 55
Var. Klasifikasi A : PENDIDIKAN: 1= ≥S1 2= <S1 Var. Klasifikasi B : MASA KERJA: 1= ≥15 TH 2= <15 TH Variabel Terikat Y : DISIPLIN KERJA GURU (Y) ══════════════════════════════════════════════════════ TABEL STATISTIK DASAR ═════════════════════════════════════ _ Kelompok N Σx Σx² X Sd. ───────────────────────────────────── A1B1 33 4444 600462 134.667 7.912 A1B2 17 2279 306293 134.059 6.950 A2B1 2 276 38186 138.000 9.899 A2B2 3 415 57419 138.333 2.309 ───────────────────────────────────── Total 55 7414 1002360 134.800 7.395 ═════════════════════════════════════
TABEL HITUNG CHI KUADRAT BARTLETT ═════════════════════════════════════ Kelompok dk Sd² dk.(Sd²) dk.log(Sd²) ───────────────────────────────────── A1B1 32 62.604 2003.333 57.491 A1B2 16 48.309 772.941 26.944 A2B2 2 5.333 10.667 1.454 ───────────────────────────────────── Jumlah 50 2786.941 85.889 ───────────────────────────────────── Chi Kuadrat = 3.265 p = 0.738 Homogen ═════════════════════════════════════
122
LAMPIRAN VIII. PROGRAM ANALISIS STATISTIK
KORELASI & REGRESI SEDERHANA (SIMPLE CORRELATION & REGRESSION) Monas Versi 12, (c)2009: Dr.H.Nasrullah Aziz Universitas Negeri Padang ══════════════════════════════════════════════════════ Peneliti : DAFRI Lembaga : AP-PASCASARJANA UNP Tanggal : 18-03-2011 File : DAF.DAT Responden : 55 Var. Bebas X : KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (X1) Var. Terikat Y : DISIPLIN KERJA GURU (Y) ══════════════════════════════════════════════════════ Koefisien Garis Regresi Linear ──────────────────────────────── Beta(ß) 0 = 120.204 Beta(ß) 1 = 0.112 Kekeliruan Estimasi = 7.141 Koef. Korelasi (r) = 0.291 Koef. Determinasi (r²) = 0.085 SIGNIFIKANSI MODEL REGRESI X1 TERHADAP Y ══════════════════════════════════════ Sumber JK dk RJK F p ────────────────────────────────────── Regr.Linear 249.853 1 249.853 4.899 0.029 Res. Linear 2702.924 53 50.999 ────────────────────────────────────── Total 2952.777 54 ══════════════════════════════════════ LINEARITAS GARIS REGRESI X 1 TERHADAP Y ══════════════════════════════════════ Sumber JK dk RJK F p ────────────────────────────────────── Regr.Linear 249.853 1 249.853 4.899 0.029 ────────────────────────────────────── Tuna Cocok 14.222 1 14.222 0.275 0.608 Kekeliruan 2688.702 52 51.706 ────────────────────────────────────── Total 2952.777 54 ══════════════════════════════════════ ** Model Regresinya Signifikan Garis Regresinya Linear
123
LAMPIRAN VIII. ══════════════════════════════════════ PROGRAM ANALISIS STATISTIK
KORELASI & REGRESI SEDERHANA (SIMPLE CORRELATION & REGRESSION) Monas Versi 12, (c)2009: Dr.H.Nasrullah Aziz Universitas Negeri Padang ══════════════════════════════════════════════════════ Peneliti : DAFRI Lembaga : AP-PASCASARJANA UNP Tanggal : 18-03-2011 File : DAF.DAT Responden : 55 Var. Bebas X : MOTIVASI BERPRESTASI GURU (X2) Var. Terikat Y : DISIPLIN KERJA GURU (Y) ════════════════════════════════════════════════════ Koefisien Garis Regresi Linear ────────────────────────────────── Beta(ß) 0 = 94.102 Beta(ß) 1 = 0.388 Kekeliruan Estimasi = 6.896 Koef. Korelasi (r) = 0.383 Koef. Determinasi (r²) = 0.146 SIGNIFIKANSI MODEL REGRESI X2 TERHADAP Y ══════════════════════════════════════ Sumber JK dk RJK F p ────────────────────────────────────── Regr.Linear 432.546 1 432.546 9.096 0.004 Res. Linear 2520.232 53 47.552 ────────────────────────────────────── Total 2952.777 54 ══════════════════════════════════════ LINEARITAS GARIS REGRESI X2 TERHADAP Y ══════════════════════════════════════ Sumber JK dk RJK F p ────────────────────────────────────── Regr.Linear 432.546 1 432.546 9.096 0.004 ────────────────────────────────────── Tuna Cocok 0.043 1 0.043 0.001 0.926 Kekeliruan 2520.189 52 48.465 ────────────────────────────────────── Total 2952.777 54 ══════════════════════════════════════ ** Model Regresinya Sangat Signifikan Garis Regresinya Linear
124
LAMPIRAN IX. ══════════════════════════════════════ PROGRAM ANALISIS STATISTIK
KORELASI & REGRESI GANDA (MULTIPLE CORRELATION & REGRESSION) Monas Versi 12 (c) 2009: Dr.H.Nasrullah Aziz Universitas Negeri Padang ══════════════════════════════════════════════════════ Peneliti Lembaga Tanggal File Responden
: DAFRI : AP-PASCASARJANA UNP : 18-03-2011 : DAF.DAT : 55
Var. Bebas X1 : KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (X1) Var. Bebas X2 : MOTIVASI BERPRESTASI GURU (X2) Var. Terikat Y : DISIPLIN KERJA GURU (Y) ══════════════════════════════════════════════════════
MATRIKS KORELASI ANTAR VARIABEL ═════════════════════════════ X 1 2 Y ───────────────────────────── 1 1.000 0.244 0.291 p 0.000 0.070 0.029 2 p
0.244 1.000 0.383 0.070 0.000 0.004
Y p
0.291 0.383 1.000 0.029 0.004 0.000
═════════════════════════════
KOEFISIEN GARIS REGRESI ═════════════════════════════════ Beta(ß) 0 = 89.000 Beta(ß) 1 = 0.081 Beta(ß) 2 = 0.336 Kekeliruan Estimasi = 6.790 Koef. Korelasi (R) = 0.434 Koef. Determinasi (R²)= 0.188
125
LAMPIRAN IX. SIGNIFIKANSI MODEL REGRESI ═══════════════════════════════════════ Sumber JK dk RJK F p ─────────────────────────────────────── Regresi 555.200 2 277.600 6.021 0.005 Residu 2397.578 52 46.107 ─────────────────────────────────────── Total 2952.777 54 ═══════════════════════════════════════ ** Model regresinya sangat signifikan ═══════════════════════════════════════
KOMPOSISI KONTRIBUSI VARIABEL BEBAS ══════════════════════════════ Variabel Kontr. Relatif Kontr. Efektif X KR% KE% ────────────────────────────── 1 32.509 6.113 2 67.491 12.690 ────────────────────────────── Total 100.000 18.803 ══════════════════════════════
RANGKUMAN ANALISIS KORELASI PARSIAL ══════════════════════════════ Korelasi r r² p ────────────────────────────── r 1,y-2 0.221 0.049 0.105 r 2,y-1
0.336
0.113
0.012
══════════════════════════════