1
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RISK MANAGEMENT COMMITTEE DAN SEPARATE RISK MANAGEMENT COMMITTEE PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN BURSA EFEK INDONESIA Oleh : A.M. Kusnadi Universitas Janabadra Yogyakarta
[email protected] Ketut Mangku Universitas Janabadra Yogyakarta
[email protected] Kholifah Fil Ardi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ABSTRACT
This research aims to analyze the factors the affect Separate Risk Management Committee and Risk Management Committee. Factors used include: independent commissioners, board size, frequency of commissioners meeting, the board of education background commissioner, auditor reputation, financial reporting risks, profitability, its complexity, leverage and firm size. This research used a sample of 156 non-financial companies listed in the Indonesia Stock Exchange at 2012 to 2013. Technique of sampling using purposive sampling method. This research uses logistic regression test in hypothesis testing. The result of this research find the educational background of the main commissioners and leverage significant effect on the RMC and SRMC, then to the size of the board, auditor reputation, and financial reporting risks affect the RMC but does not affect the SRMC, where as for independent commissioners, meeting frequency of the board of commissioners, profitability, the complexity of the company, and the size of the company does not have a significant effect on the RMC and SRMC. Keywords: Commissioner, Board Size, Financial Reporting Risk, Corporate Complexity, Leverage. PENDAHULUAN
nisikan sebagai ancaman dan tantangan
1. Latar Belakang Masalah
yang dihadapi perusahaan dalam mencapai
Pengelolaan risiko yang baik meru-
tujuan. Pengelolaan risiko disebut dengan
pakan unsur penerapan good corporate
manajemen risiko. Pentingnya pengelolaan
governance. Institute Of Internal Auditor
risiko memunculkan sebuah Risk Mana-
Research Foundation – IIARF (2003)
gement Committee (RMC). RMC di Indone-
dalam Pratika (2011). Risiko bisnis didefi-
sia mulai menunjukkan peningkatan dengan
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
E-ISSN 2503 - 2968
2
adanya Peraturan Bank Indonesia No.8/4/
bahwa semakin independen, ahli dan rajin
PBI/2006 tentang pembentukan komite
dewan komisaris, cenderung
pemantau risiko untuk Bank Umum sebagai
SRMC. Selain itu, ukuran perusahaan,
salah satu penerapan Good Corporate
kompleksitas
Governance. Namun, peraturan ini hanya
penggunaan kantor akuntan publik (KAP)
mewajibkan perusahaan finansial yang Go
yang
Public untuk membentuk RMC sedangkan
berpengaruh positif dan signifikan pada
pada perusahaan non-finansial Go Public
pembentukan
masih bersifat sukarela.
bertentangan
Penelitian
Subramaniam
et
operasi
tergabung
membentuk
organisasi,
dalam
RMC.
Big
Four
Penelitian
dengan
dan
ini
pene-litian
al.
Subramaniam et al. (2009). Penelitian
(2009) menemukan bahwa RMC cenderung
Yatim (2009) juga menemukan bahwa
berada pada perusahaan yang memiliki
komite audit yang independen, mempunyai
CEO independen dan memiliki ukuran
ukuran yang besar, dan memiliki ketekunan
dewan yang besar. CEO independen dan
yang tinggi berhubungan positif dengan
ukuran dewan berpengaruh positif dan
pembentukan RMC.
signifikan terhadap keberadaan RMC dan
Penelitian pada 156 perusahaan non
SRMC. Sebaliknya kompleksitas berpe-
finansial tentang keberadaan RMC dan
ngaruh negatif terhadap SRMC. Namun
SRMC
penelitian Andraini & Januarti (2010)
perusahaan
menunjukkan bahwa ukuran dewan tidak
memiliki SRMC. Dari perusahaan tersebut
berpengaruh terhadap pembentukan RMC.
51,28% perusahaan jasa, 32,05% perusaha-
Sebaliknya ukuran perusahan berpengaruh
an manufaktur, 8,97% perusahaan pertani-
positif dan signifikan terhadap pembentukan
an, dan 7,69% perusahaan pertambangan.
RMC. Penelitian Yatim (2009) menyatakan
Dari data tersebut perlu dikaji faktor –
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
menunjukkan
bahwa
76,92%
memiliki RMC dan 10,26%
E-ISSN 2503 - 2968
3
faktor yang mempengaruhi keberadaaan
kepentingan antara pemilik dan manajer
RMC dan SRMC pada perusahaan non
memunculkan asimetri informasi, yaitu
finansial.
keadaan dimana salah satu pihak menerima
2. Rumusan Masalah
kandungan informasi yang berbeda dengan
Rumusan masalah dalam penelitian
pihak
lainnya
atau
ada
ketimpangan
ini adalah: apakah komisaris independen,
distribusi informasi antara principal dan
ukuran dewan, frekuensi rapat komite
agent. Dampak asimetri informasi ini
dewan komisaris, latar belakang pendidikan
menimbulkan dua permasa-lahan yang
komisaris utama, reputasi auditor big four,
disebabkan
oleh
risiko pelaporan, profitabilitas, komplek-
mengawasi
dan
sitas perusahaan, leverage, ukuran per-
terhadap tindakan yang dilakukan oleh
usahaan
agent (Jensen & Meckling, 1976).
berpengaruh
terhadap
risk
management committee dan separate risk
sulitnya
principal
melakukan
kontrol
2. Manajemen Risiko
management committee?
Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang terjadi akibat sebuah
LANDASAN TEORI prosessedang berlangsung atau kejadian 1. Teori Keagenan (Agency Theory) yang akan datang. Risiko diartikan sebagai Agency theory adalah teori tentang suatu keadaan ketidakpastian, yang terjadi konflik kepentingan antara pihak pemilik dalam keadaan yang tidak dikehendaki modal atau investor (principal) dengan sehingga menimbulkan suatu kerugian. manajer (agent). Konflik ini muncul Risiko juga sebagai kemungkinan terjadikarena manager pengelola dan pengambil nya penyimpangan yang tidak menyenangkeputusan atas nama pemilik perusahaan kan terhadap hasil aktivitas dibandingkan mempunyai kepentingan lain selain medengan
yang
diharapkan
(Elliott
&
maksimalkan nilai perusahaan. Perbedaan EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
E-ISSN 2503 - 2968
4
Vaughan, 1972). Risiko bisnis tidak bisa
pembentukan
dihilangkan
dapat
untuk Bank Umum sebagai salah satu
untuk
penerapan Good Corporate Governance.
risiko dari kegiatan bisnis
Terdapat dua macam RMC yang dapat
dikelola. mengelola disebut
sepenuhnya
Proses
tetapi
perusahaan
dengan
pemantau
risiko
risiko.
diterapkan di perusahaan yaitu RMC yang
Menurut Jorison (2001) dalam Wulandari
berdiri sendiri dan RMC yang bergabung
(2012) keberhasilan suatu perusahaan
dengan komite audit. RMC yang berdiri
tergantung
perusahaan
sendiri lebih efisien dan memiliki kualitas
mengelola risiko bisnis dengan efisien
pengendalian internal lebih baik daripada
dan efektif. Fungsi dari manajemen risiko
RMC yang terintegrasi dengan komite
adalah untuk menemukan dan meng-
audit
evaluasi potensi kerugian yang akan
2006; Turpin & DeZoort,
dihadapi
Ratnawati 2013).
pada
manajemen
komite
cara
perusahaan (Djojosoedarso,
2003 dalam Wulandari, 2012).
(Collier, 1993; Ruigrok
et
1998
al.,
dalam
4. Proporsi Dewan Komisaris Independen
3. Komite Manajemen Risiko (Risk Management Committee - RMC)
Dalam
two
tier
system,
ada
RMC merupakan salah satu dari
pemisahan antara peran pengawas (dewan
empat komite yang dibentuk oleh dewan
komisaris) dan peran pelaksana (dewan
komisaris untuk meringankan tugas dan
direksi). Dewan komisaris merupakan
fungsi dewan komisaris. Tugas
bagian dalam struktur organisasi yang
adalah mengawasi pelaksanaan
RMC manaje-
menjalankan
fungsi monitoring untuk
men risiko di perusahaan. Sampai saat ini,
menciptakan good corporate governance.
hanya
Selain itu, dewan komisaris juga terkadang
perusahaan
finansial
yang
di-
wajibkan untuk membentuk RMC melalui
memberi masukan dan
peraturanBI No.8/4/PBI/2006 yang berisi
dewan direksi agar perusahaan berjalan
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
nasehat pada
E-ISSN 2503 - 2968
5
sebagaimana mestinya. Namun, dewan
kan
komisaris dalam perusahaan terkadang
dengan tetap memperhatikan efektivitas
gagal
monitoring
dalam pengambilan keputusan. Jumlah
terhadap direksi (Kusuma, 2001 dalam
dewan direksi dan dewan komisaris dalam
Yuliandri, 2010 dan Setyarini, 2011).
suatu
menjalankan
fungsi
Keberadaan dewan komisaris independen dalam perusahaan telah
dengan
dewan
kompleksitas
perusahaan
perusahaanberbeda-beda. yang
besar
dapat
Jumlah memberi
diatur
keuntungan atau kerugian dalam per-
dalam Bursa Efek Indonesia melalui per-
usahaan (Indrayati, 2010). Jumlah anggota
aturan BEI dalam pencatatan efek No. 1-A
dewan komisaris setidaknya harus lebih
yang menyatakan bahwa perusahaan yang
besar atau paling tidak sama dengan
listing di BEI harus memiliki komisaris
jumlah anggota dewan direksi, karena
independen
secara
jumlah anggota dewan komisaris lebih
proporsional sebanding dengan jumlah
sedikit dibandingkan dengan jumlah dewan
saham
direksi. Oleh karenanya ada kemungkinan
yang
yang
jumlahnya
yang dimiliki pemegang saham minoritas
shareholders).
(bukan
controlling
anggota
dewan
komisaris
mendapat
Dengan demikian, setiap
tekanan psikologis jika ada perbedaan
perusahaan yang listing di BEI disyaratkan
pendapat diantara kedua pihak tersebut
memiliki
(Indrayati, 2010). Ukuran dewan komisaris
independen
jumlah minimal
dewan 30%
komisaris dari
total
berdampak pula pada kualitas keputusan
anggota dewan komisaris.
dan kebijakan yang dibuat dalam rangka
5. Ukuran Dewan Komisaris
mengefektifkan
Menurut pedoman umum Good Corporate Governance Indonesia, jumlah
pencapaian
tujuan
organisasi (Syakhroza, 2004). 6. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris
anggota dewan komisaris harus disesuai-
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
E-ISSN 2503 - 2968
6
Rapat dewan komisaris merupakan
bahwa anggota dewan yang memiliki latar
proses yang dilalui oleh dewan komisaris
belakang pendidikan ekonomi dan bisnis
dalam pengambilan keputusan tentang
berkemampuan
kebijakan perusahaan. Rapat oleh dewan
mengambil
komisaris dilakukan untuk mengawasi
akhirnya efektivitas kinerja RMC sangat
kebijakan yang diambil oleh dewan direksi
dipengaruhi
dan implementasinya (Waryanto, 2010).
pendidikan anggota komisaris. Menurut
Keefektifan dewan komisaris dipengaruhi
Utomo (2012), latar belakang pendidikan
oleh faktor-faktor seperti frekuensi meeting
anggota komisaris merupakan salah satu
dewan komisaris dan perilaku anggota
faktor
dewan
kinerja RMC, baik RMC yang bergabung
komisaris
dalam
pelaksanaan
lebih
baik
keputusan
oleh
yang
bisnis.
latar
mempengaruhi
meeting, seperti kehadiran, persiapan, dan
dengan komite audit
partisipasi anggota dalam meeting (Yatim,
terpisah atau berdiri sendiri.
2009).
8. Reputasi Auditor Auditor
7. Latar Belakang Pendidikan Komisaris Utama
independen
Pada
belakang
efektifitas
maupun
merupakan
yang
dalam
terpisah
yang
lembaga dari per-
Perbedaaan latar belakang pendidiusahaan namun kan
menyebabkan
perbedaan
kunci persepsi
yang
pada
merupakan salah satu
dalam
akhirnya
pengawasan
eksternal
perusahaan. Hal ini karena mempengaruhi
seluruh
kebijakan
yang
diambil
auditor
dan dituntut
keputusan
dari
akan
untuk selalu independen, baik
dalam independen in fact atau independen in
perusahaan serta mempengaruhi masukan appereance sehingga data akuntansi yang yang
diberikan
pada
dewan
direksi. dihasilkan oleh auditor merupakan data
Bahkan Kusumastuti, dkk (2007) dalam yang benar-benar bisa dipercaya. Selain Suhardjanto
dkk
(2012)
menyatakan
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
E-ISSN 2503 - 2968
7
itu, data akuntansi yang dihasilkan oleh
dalam data akuntansi (Koroses & Horvat,
auditor
baik
2005 dalam Subramaniam et al., 2009).
lebih dipercaya oleh investor dari pada
Tingginya proporsi asset piutang usaha
auditor diluar big four. Auditor dari KAP
akan meningkatkan risiko piutang tak
yang termasuk dalam big four cenderung
tertagih dan persediaan yang tinggi juga
memiliki
akan meningkatkan risiko barang rusak
kliennya,
yang
memiliki
reputasi
hubungan yang baik dengan sehingga
mempengaruhi
auditor
dapat
klien untuk bertindak
sesuai dengan praktek terbaik (Carson,
dan barang usam serta rawan terjadi pencurian. 10. Profitabilitas
2002 dalam Andraini, 2010). Auditor big
Setiap perusahaan didirikan untuk
four juga akan mendorong kliennya untuk
mendapatkan profit sehingga profit pada
meningkatkan
umumnya digunakan sebagai alat untuk
internal
(Cohen
kualitas et
pengendalian
al., 2004
dalam
mengukur keberhasilan perusahaan dan
Kusuma, 2012).
mengukur kinerja keuangan
9. Risiko Pelaporan Keuangan
Menurut Taures (2010) dalam Kusuma
Perusahaan
dengan
proporsi
asset
(2012)
tingkat
perusahaan.
profitabilitas
adalah
dalam bentuk piutang dan persediaan yang
indikator bagaimana perusahaan dapat
besar cenderung memiliki risiko pelaporan
menghasilkan laba dengan memanfaatkan
keuangan yang tinggi (Subramaniam et
sumberdaya yang dimilikinya. Semakin
al.,2009). Selain itu, perusahaan cenderung
besar asset yang digunakan perusahaan
memperketat pengawasan risiko apabila
untuk menghasilkan laba, semakin besar
memiliki proporsi asset piutang usaha
tuntutan para pemegang saham pada
dan
manajemen untuk menghasilkan laba yang
persediaan
yang
tinggi. Hal ini
karenaakan meningkatkan ketidakpastian
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
pantas
sesuai
dengan
asset
yang
E-ISSN 2503 - 2968
8
digunakan. Oleh yang
karenanya, perusahaan
memiliki
cenderung
profitabilitas
tinggi
perusahaan. Sumberdaya digunakan dalam
risiko
atas
kegiatan operasi untuk menghasilkan laba.
pemanfaatan
asset
Semakin besar sumberdaya yang dimiliki
menghadapi
penggunaan
dan
besar sumberdaya yang dimiliki oleh
yangtinggi.
oleh perusahaan, semakin besar skala/
11. Kompleksitas Perusahaan
ukuran perusahaan (Setyarini,2011). Oleh
Kompleksitas perusahaan berhubungan
erat
dengan segmen
Menurut
Subramaniam
et
al.
karenanya perusahaan akan menghadapi
bisnis.
risiko
bisnis
(2009)
konsekuensi dari penggunaan aktiva yang
tingkat kompleksitas suatu perusahaan
besar.
dipengaruhi oleh jumlah segmen bisnis
13. Leverage
yang
tinggi
sebagai
yang dimiliki perusahaan. Kompleksitas
Perusahaan dengan leverage tinggi
perusahaan yang tinggi akan meningkatkan
cenderung memiliki risiko going concern
risiko bisnis yang tinggi (Setyarini,2011),
yang tinggi (Subramaniamet al., 2009).
sehingga
Dalam
perusahaan
dengan
jumlah
fungsi
pengawasan,
kreditor
segmen bisnis yang tinggi cenderung
sebagai pihak pemberi hutang cenderung
menghadapi risiko bisnis yang tinggi.
menuntut
12. Ukuran Perusahaan
pengendalian internal yang lebih baik.
Besar
kecilnya
perusahaan
perusahaan
Konsekuensinya,
untuk
memiliki
perusahaan
dengan
umumnya dihitung dari jumlah aktiva yang
leverage tinggi akan memiliki tuntutan
dimiliki oleh perusahaan (Subramaniam et
kuat untuk membentuk RMC agar risiko
al.,
going concern terawasi.
2009).
Ukuran
perusahaan
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah total aktiva untuk
menggambarkan seberapa
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
E-ISSN 2503 - 2968
9
1. Proporsi Komisaris Dengan Keberadaan SRMC
Independen RMC dan
2. Ukuran Dewan Komisaris Dengan Keberadaan RMC Dampak
positif
dari
besarnya
Semakin tinggi proporsi dewan ukuran dewan bagi perusahaan adalah komisaris
independen
dalam
dewan perusahaan
mengandalkan dewan untuk
komisaris akan cenderung menyediakan mengelola pengawasan yang lebih besar
sumberdaya
yang
dimiliki
pada perusahaan secara lebih baik. Ukuran
aktivitas manajemen risiko perusahaan dewan yang besar dapat memberikan (Yatim,
2009
dalam
Kusuma sumberdaya
yang
besar
bagi
dewan
al.,
2009).
2012).Penelitian Chen et al. (2009) mekomisaris nyebutkan bahwa
(Subramaniamet
komisaris independen Sebaliknya dampak buruk dari besarnya
berpengaruh
positif
dan
signifikan ukuran
terhadap
pembentukan
komite
masalah Menurut Yatim
dewan
adalah
meningkatnya
audit. dalam
hal
koordinasi
dan
(2010) semakin indekomunikasi. Penelitian Chen et al. (2009)
penden, ahli dan rajin dewan komisaris menemukan
bahwa
ukuran
berpengaruh
positif
dan
dewan
cenderung membentuk RMC yang berdiri signifikan
sendiri (SRMC). Sedangkan Andraini & terhadap Januarti
(2010)
menemukan
pembentukan
komisaris
audit.
bahwa Namun penelitian
proporsi
komite
independen
Andraini & Januarti
tidak (2010) serta Ratnawati (2013) menemukan
berpengaruh terhadap pembentukan RMC. bahwa Berdasarkan
penjelasan
tidak
terdapat
pengaruh
tersebut pembentukan RMC dan SRMC terhadap
dirumuskan hipotesis sebagai berikut: ukuran H1(a): Proporsi komisaris berpengaruh terhadap RMC. H1(b): Proporsi komisaris berpengaruh terhadap SRMC.
independen keberadaan independen keberadaan
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
dewan.Berdasar
penjelasan
tersebutdapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
E-ISSN 2503 - 2968
10
H2(a): Ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap keberadaan RMC. H2(b): Ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap keberadaan SRMC. 3. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris Dengan Keberadaan RMC dan SRMC Tingkat keefektifan dewan komisaris sangat dipengaruhi oleh frekuensi
dapat dikembangkan hipotesis sebagai berikut: H3(a): Frekuensi Rapat Dewan Komisaris berpengaruh terhadap Keberadaan RMC. H3(b): Frekuensi Rapat Dewan Komisaris berpengaruh terhadap Keberadaan SRMC. 4. Latar Belakang Pendidikan Komisaris Utama Dengan Keberadaan RMC dan SRMC
rapat. Jika frekuensi rapat dewan komisaris
Perbedaaan
latar
belakang
pertahunnya rendah maka akan berdampak
pendidikan akan menyebabkan perbedaan
pada
persepsi
berkurangnya
pengawasan
dan
yang
pada
mempengaruhi
untuk meningkatkan efektivitas dewan
keputusan
komisaris adalah meningkatkan frekuensi
perusahaan serta mempengaruhi masukan
rapat dewan komisaris (Cotter et al., 1998
pada dewan direksi. Kusumastuti dkk.
dalam
(2007) dalam Suhardjanto dkk. (2012)
Setyarini
(2011)
frekuensi
rapat
berpengaruh
2008).
Penelitian
menemukan dewan
terhadap
bahwa
komisaris
diambil
dan dalam
menyatakan bahwa anggota dewan yang memiliki
latar belakang pendidikan
RMC
ekonomi dan bisnis memiliki kemampuan
independen. Sedangkan Rahmat et al.
lebih baik dalam mengambil keputusan
(2009)
(2012)
bisnis. Oleh karena itu, anggota komisaris
menemukan bahwa frekuensi rapat tidak
yang memiliki latar belakang pendidikan
memiliki pengaruh terhadap Financial
yang baik cenderung memiliki kesadaran
Distressed. Berdasar penjelasan tersebut
akan
dalam
struktur
yang
kebijakan
akan
pelaporan atas risiko rinci. Salah satu cara
Juwitasari,
seluruh
akhirnya
Wulandari
pentingnya
pengelolaan
sehingga terdorong untuk EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
risiko
membentuk
E-ISSN 2503 - 2968
11
RMC.Penelitian
Suhardjanto
menemukan
bahwa
pendidikan
komisaris
berpengaruh risiko.
latar
terhadap
Penelitian
(2012) belakang
utama
tidak
pengungkapan
tersebut
independen yang berada diluar perusahaan. Investor lebih
percaya
pada
data
akuntansi yang dihasilkan oleh auditor yang
memiliki
reputasi
yang baik
didukung
(Praptitorini & Januarti, 2007 dalam
penelitian Suhardjanto &Afni (2009) dan
Pratika 2011). KAP yang termasuk dalam
Suhardjanto & Miranti (2009). Sedangkan
kelompok Bigfour akan
penelitian Sudiartana (2011) menemukan
kliennya untuk meningkatkan kualitas
bahwa latar belakang pendidikan anggota
pengendalian internal (Cohen et al., 2004).
dewan berpengaruh positif pada luasnya
Peningkatan kualitas pengendalian internal
pengungkapan
Berdasar
oleh KAP Bigfour akan berdampak pada
penjelasan tersebut dirumuskan hipotesis
pembentukan komite baru oleh perusahaan.
sebagai berikut:
Pernyataan
H4(a) : Latar Belakang Pendidikan Komisaris Utama berpengaruh pada Keberadaan RMC. H4(b) : Latar Belakang Pendidikan Komisaris Utama berpengaruh pada Keberadaan SRMC.
penelitian Yatim (2009) bahwa perusahaan
sukarela.
5. Reputasi Auditor Dengan Keberadaan RMC dan SRMC Salah satu kunci
pengawasan
tersebut
mendorong
didukung
oleh
yang laporan keuangannya diaudit oleh KAP Bigfour cenderung membentuk RMC independen
atau
berdiri
sendiri.
Perusahaan
yang
memiliki
auditor
eksternal yang termasuk dalam golongan
eksternal dari suatu perusahaan adalah
Bigfour
auditor. Auditor berperan sebagai
kualitas pengendalian internalnya. Dari
ketiga
untuk
menengahi
pihak konflik
kepentingan antara principal dan agent karena
auditor
merupakan
akan
uraian tersebut
berusaha
dapat
meningkatkan
dirumuskan
hipotesis sebagai berikut :
lembaga
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
E-ISSN 2503 - 2968
12
H5(a): Reputasi berpengaruh RMC . H5(b): Reputasi berpengaruh SRMC.
AuditorBig four terhadap keberadaan AuditorBig four terhadap keberadaan
H6(b): Risiko Pelaporan Keuangan berpengaruh terhadap Keberadaan SRMC. 7. Profitabilitas Dengan RMC dan SRMC Menurut Horne
6. Risiko Pelaporan Keuangan Dengan Keberadaan RMC dan SRMC Dalam
teori
agensi,
laporan
Keberadaan
&
Wachowicz
(2009) profitabilitas adalah rasio yang menghubungkan
antara
laba
dengan
keuangan merupakan salah satu alat untuk
penjualan dan investasi yang mengindikasi
meringankan konflik kepentingan antara
efektivitas
principal
keseluruhan. Perusahaan yang memiliki
dan
agent sehingga laporan
operasi
keuangan sebaiknya dilaporkan secara
tingkat
rutin agar
mengungkap
principal dapat mengawasi
profitabilitas
perusahaan
secara
rendah cenderung
informasi
lebih
banyak
kinerja agentagar sesuai dengan kontrak
(Taures, 2001 dalam Kusuma 2012).
kerja.
(2013)
Penelitian Aljifri & Hussaney (2007)
pelaporan
dalam Anisa (2012) dan Siswanto (2013)
keuangan berpengaruh terhadap keber-
menemukan bahwa tingkat profitabilitas
adaan RMC. Namun penelitian Subrama-
berpengaruh positif pada pengungkapan
niam et al. (2009),
(2011),
risiko.
Sedangkan penelitian Elzahar
Andraini & Januarti (2010) menemukan
(2012)
dalam
bahwa risiko pelaporan keuangan tidak
menemukan bahwa tingkat
berpengaruh terhadap keberadaan RMC.
tidak berpengaruh pada pengungkapan
Berdasar penjelasan tersebut dirumuskan
risiko.Dari penjelasan tersebut dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
hipotesis sebagai berikut:
H6(a): Risiko Pelaporan Keuangan berpengaruh terhadap Keberadaan RMC.
H7(a): Profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap Keberadaan RMC.
Penelitian
Ratnawati
menemukan bahwa
risiko
Pratika
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Mubarok
(2013) profitabilitas
E-ISSN 2503 - 2968
13
H7(b): Profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap Keberadaan SRMC.
Pratika (2011), Setyarini (2011), Andraini
8. Kompleksitas Perusahaan Dengan Keberadaan RMC dan SRMC
al.
& januarti (2010), serta Subramaniam et (2009)
menemukan
kompleksitas bisnis Menurut Subramaniam et
bahwa
perusahaan tidak
al. signifikan terhadap keberadaan RMC.
(2009) bahwa tingkat kompleksitas suatu Berdasar penjelasan tersebut dirumuskan perusahaan dipengaruhi
oleh
jumlah hipotesis sebagai berikut:
segmen bisnis yang dimiliki perusahaan.
2011). Oleh sebab itu, perusahaan dengan
H8(a): Kompleksitas Perusahaan berpengaruh terhadap Keberadaan RMC. H8(b): Kompleksitas Perusahaan berpengaruh terhadap Keberadaan SRMC.
kompleksitas tinggi memerlukan penge-
9. Leverage dengan RMC dan SRMC
Kompleksitas perusahaan yang tinggi akan meningkatkan
lolaan
risiko bisnis (Setyarini,
manajemen
risiko
yang
baik.
Leverage
adalah
bersumber
bahwa semakin kompleks segmen bisnis
perusahaan untuk
perusahaan,
memerlukan
diluar sumber dana modal atau ekuitas
pengawasan dan perhatian yang lebih
(Suwito & Herawati, 2005). Perjanjian
besar untuk mengelola risiko-risiko yang
kontrak hutang memicu manajemen untuk
akan muncul dan mempersiapkan strategi
meningkatkan
yang
risiko
informasi keuangan perusahaan. Hal ini
tersebut. Penelitian tersebut menemukan
untuk memperlihatkan kinerja positif pada
bahwa terdapat
kreditur, sehingga memperoleh suntikan
tepat
untuk
menangani
pengaruh positif dan
digunakan
membiayai asetnya
kualitas pengungkapan
signifikan antara kompleksitas operasi
dana
organisasi terhadap pembentukan RMC.
pembayaran
Namun
memiliki proporsi liabilitas jangkapanjang
penelitian
Ratnawati
(2013),
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
atau
utang
yang
Penelitian Yatim (2009) membuktikan
semakin
dari
dana
penjadwalan
kembali
hutang. Perusahaan yang
E-ISSN 2503 - 2968
14
lebih besar memiliki risiko
keuangan
dan risiko informasi (KPMG, 2001).
lebih besar (Goodwin & Kent, 2006).
Perusahaan
Perusahaan yang memiliki leverage tinggi
memiliki tuntutan kuat untuk membentuk
cenderung memiliki risiko going concern
RMC yang bertujuan mengawasi berbagai
lebih tinggi (Subramaniamet al., 2009).
risiko. RMC dinilai lebih efektif dalam
Kreditor sebagai pihak pemberi pinjaman
pengawasan
cenderung menuntut pengendalian internal
tersebut
lebih baik dan mekanisme pengawasan
berikut:
yang ketat sehingga tuntutan lebih besar
H10(a): Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap keberadaan RMC. H10(b): Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap keberadaan SRMC.
bagi perusahaan untuk memiliki RMC
dengan ukuran besar akan
risiko. Berdasar penjelasan
dirumuskan
hipotesis
sebagai
atau SRMC agar berfungsi secara efektif dalam
pengawasan
risiko.
Dengan
demikian dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
METODE PENELITIAN 1. Obyek Penelitian Populasi dalampenelitian ini adalah
H9(a): Leverage keberadaan H9(b): Leverage keberadaan
berpengaruh RMC. berpengaruh SRMC.
terhadap
perusahaan non perbankan yang telah
terhadap
listing atau yang telah GoPublic di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2012 – 2013.
10. Ukuran Perusahaan (Size) dengan RMC dan SRMC Semakin
aktiva,
Sampel dalam penelitian ini adalah
penjualan dan kapitalisasi pasar, semakin
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
besar
ukuran perusahaan. Selain itu
Indonesia yang memenuhi kriteria tertentu.
semakin
besar
semakin
Sampel diambil dengan metode purposive
dihadapi termasuk
sampling yaitu pemilihan sampel dengan
keuangan, operasional, reputasi, peraturan
menetapkan kriteria-kriteria tertentu yang
besar
risiko
besar
total
2. Teknik Pengambilan Sampel
perusahaan,
yang
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
E-ISSN 2503 - 2968
15
ditetapkan oleh peneliti. Kriteria tersebut
Data
yang
digunakan
dalam
adalah sebagai berikut :
penelitian ini adalah data sekunder yang
a. Perusahaan non finansial yang terdaftar
diambil dari Anual Report perusahaan non
di BEI periode 2012-2013. b. Perusahaan
non
finansial dalam kurun waktu antara tahun
finansial
yang
2012 – 2013 dan terdaftar di Bursa Efek
mempublikasikan laporan keuangannya
Indonesia. Selanjutnya teknik
secara lengkap.
pulan data dalam penelitian ini mengguna-
c. Perusahaan
memiliki
data lengkap
yang dibutuhkan dalam penelitian dari
pengum-
kan teknik dokumentasi. 4. Variabel Penelitian Operasional
dan
Definisi
tahun 2012 sampai 2013. a. Variabel Dependen d. Perusahaan yang penyajian laporan 1) Risk
Management
Committee
keuangannya dalam satuan rupiah. (RMC) e. Perusahaan yang diaudit oleh KAP 2) Separate
Risk
Management
Bigfour Committee (SRMC) Tabel 1. Prosedur Pemilihan Sampel No 1
Uraian Perusahaan non finansial go public terdaftar di BEI 2 Laporan tahunan (annual report) atau Laporan Keuangan tidak lengkap 3 Functional currency bukan dalam rupiah (Rp) 4 Informasi tentang variabel tidak tersedia 5 Tidak diaudit oleh Big Four 6 Jumlah Sampel per tahun Jumlah seluruh sampel untuk tahun 2012 – 2013 (n)
2012 502
2013 502
RMC dan SRMC diukur dengan menggunakan
12
14
28
25
perusahaan
9
10
mengungkap
375
375
78
78
dengan
variabel
nilai
satu
yang
dummy,
(1) memiliki
keberadaan
untuk atau RMC
maupun SRMC dan nol (0) untuk perusahaan yang tidak memiliki atau
156
3. Jenis dan Pengumpulan Data
mengungkap
keberadaan
RMC
maupun SRMC (Subramaniam et al., 2009).
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
E-ISSN 2503 - 2968
16
b. Variabel Independen
dummy dengan angka satu (1)
Variabel independen dalam penelitian
untuk
meliputi:
saris utama yang memiliki latar
1) Proporsi
Komisaris
Independen
(KI) yang dinyatakan persentase
yang
jumlah dewan
dalam
didapat
dari
komisaris
inde-
penden yang ada diperusahaan dibagi dengan jumlah komisaris yang
terdapat
dalam
dewan
(Subramaniam et al., 2009). KI =
perusahaan dengan komi-
belakang
komisaris utama dengan
Dewan
(UD)
diukur
dengan jumlah seluruh anggota dari dewan komisaris (Subramaniam et al., 2009).
uangan dan bisnis. 5) Reputasi Auditor (RA) menggunakan
perusahaan
(FR) diukur dengan jumlah seluruh rapat yang diselenggarakan selama satu tahun (Yatim, 2009). Belakang
menggunakan
Kantor
(KAP)
yang
tergabung dalam KAP Big Four auditor
eksternal.
Penelitian ini menggunakan variabel dummy, yaitu
perusahaan
yang menggunakan KAP Big four
& Young, angka dua (2) untuk Delloite Touche Tohmatsu, angka tiga
(3)
untuk
KPMG
Peat
Marwick, dan angka empat (4)
Pendidikan
Komisaris Utama (LBPK) diukur dengan
Publik
jasa
dengan angka satu (1) untuk Ernest
3) Frekuensi Rapat Dewan Komisaris
4) Latar
latar
belakang pendidikan selain ke-
sebagai 2) Ukuran
keuangan
atau bisnis dan angka nol (0) untuk
Akuntan
Jumlah Anggota Komisaris Independen Jumlah Anggota Dewan Komisaris
pendidikan
variabel
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
untuk Pricewaterhouse Cooper. 6) Risiko Pelaporan Keuangan (RPK) adalah risiko yang dihadapi oleh
E-ISSN 2503 - 2968
17
perusahaan saat memiliki jumlah
hutang perusahaan terhadap modal
piutang dan persediaan yang besar
maupun
aktiva.
Leverage
dalam
merupakan
pengukur
besarnya
laporan
keuangannya.
Proporsi piutang dan persediaan di
aktiva yang dibiayai dengan hutang
neraca
(Sudarmadji & Sularto, 2007).
akan
mempengaruhi
pelaporan risiko perusahaan. Oleh
10) Ukuran Perusahaan diukur dari
sebab itu, variabel risiko pelaporan
total aktiva (Sudarmadji & Sularto,
keuangan
2007).
dalam
penelitian
ini
diukur dengan cara sebagai berikut: RPK =
Piutang Usaha + Persediaan Total asset
5. Uji Kualitas Data a. Statistik deskriptif. Dalam analisis ini
7) Profitabilitas (P) diukur dengan
digunakan pengukuran nilai rata-rata
menggunakan net profit margin
(mean), standar deviasi, serta nilai
dengan rumus sebagai berikut: P = 1+
maksimum dan minimum. b. Kualitas
Laba Bersih Penjualan Bersih
data. Kualitas data
diuji
dengan model regresi logistik sebagai 8) Kompleksitas (K) adalah instrumen
berikut:
untuk mengukur jumlah segmen
1) Menilai model regresi. Model ini
bisnis yang dimiliki oleh suatu
mampu memprediksi nilai observasi
perusahaan yang diukur dengan
atau
menjumlah segmen bisnis / usaha
sesuai dengan data observasi apabila
yang dimiliki oleh perusahaan
uji
(Subramaniam et al., 2009).
Goodness
9) Leverage
adalah
rasio
yang
menggambarkan hubungan antara
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
penerimaan
Hosmer Of
model.
& Fit
Model
Lemeshow’s Test
tidak
signifikan atau nilai signifikansi lebih dari 0,05 (Ghozali, 2006).
E-ISSN 2503 - 2968
18
2) Menilai overal model fit
regression) dengan persamaan regresi
3) Menguji koefisien determinasi (R2)
logistik adalah sebagai berikut:
untuk
mengetahui
variabel
kemampuan
independen
𝑳𝑵
𝑅𝑀𝐶
1−𝑅𝑀𝐶
dalam
menjelaskan variasi perubahan dari 𝑳𝑵
= α + β1 (KI) + β2 (UD) + β3 (FR) + β4 (LBPK) + β5 (RA) + β6 (RPK) + β7 (P) + β8 (K) + β9 (LV) + β10 (UP) + ε
𝑆𝑅𝑀𝐶
1−𝑆𝑅𝑀𝐶
variabel dependen (Siswanto, 2013). 4) Uji multikolinieritas untuk menguji ada tidaknya korelasi antar variabel independen dalam model regresi.
= α + β1 (KI) + β2 (UD) + β3 (FR) + β4 (LBPK) + β5 (RA) + β6 (RPK) + β7 (P) + β8 (K) + β9 (LV) + β10 (UP) + ε
Keterangan : 𝑳𝑵
𝑹𝑴𝑪 = 𝟏−𝑹𝑴𝑪
Keberadaan RMC
Jika nilai koefisien korelasi lebih
𝑺𝑹𝑴𝑪
𝑳𝑵𝟏−𝑺𝑹𝑴𝑪 =
besar dari 0,90 maka dimungkinkan
Keberadaan SRMC
terdapat multikolinieritas sehingga
Α = Konstanta KI = Proporsi Komisaris Independen UD = Ukuran Dewan FR = Frekuensi Rapat Dewan Komisaris
variabel tersebut harus dikeluarkan dari model regresi agar hasil tidak bias. 5) Tabel klasifikasi untuk menghitung nilai estimasi yang benar dan salah (Ghozali, 2006). Tabel klasifikasi menunjukkan
ketepatan
model
mengklasifikasikan observasi. 6. Analisis Regresi Logistik dan Uji Hipotesis Penelitian analisis
regresi
ini
menggunakan
logistik
(logistic
LBPK = Latar Belakang Pendidikan Komisaris Utama RA = Reputasi Auditor
RPK = Risiko Pelaporan Keuangan P = Profitabilitas K = Kompleksitas LV = Leverage UP = Ukuran Perusahaan Ε = Error
Uji koefisien regresi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari masing-masing variabel bebas dalam model
terhadap
variabel
terikat.
Signifikasi dari koefisien regresi ini dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas (signifikansi) masing-masing variabel bebas dengan tingkat signifikansi
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
E-ISSN 2503 - 2968
19
(α).
Hipotesis
diterima
apabila
nilai
1. Hasil Statistik Deskriptif
signifikansi < 0,05 atau koefisien regresi searah dengan hipotesis.
Tabel 2 menunjukkan hasil statistik deskriptif dari masing-masing variabel penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Statistik Deskriptif N
Variable
Mean
Std. Deviasi
Minimum
,10532121
,250000
4,78
1,736
2
10
0
5,19
3,635
1
21
0
.36
,481
0
1
156
0
1,90
1,178
1
4
Risiko Pelaporan Keuangan
156
0
0,28060770
,187272301
,000350
,713744
Profitabilitas
156
0
0,27867628
1,704898855
,000475
21,378605
Kompleksitas Perusahaan
156
0
2,09
1,526
1
6
Leverage
156
0
0,10166752
0,110244376
,000000
,538312
Ukuran Perusahaan
156
0
21,94334
5,577845936
11,620604
30,632481
Risk Management Comitee
156
0
,77
,423
0
1
Separate Risk Management Comitee
156
0
,10
,304
0
1
Valid
Missing
Komisaris Independen
156
0
Ukuran Dewan
156
0
Frekwensi Rapat Dewan
156
Latar Belakang Pendidikan Dewan
156
Reputasi Auditor
,39895452
Maximum ,800000
Sumber: Data Diolah
2. Hasil Kualitas Data
Sedangkan hasil pengujian Hosmer &
a. Penilaian Model Regresi
Lemeshow Test untuk SRMC menun-
Langkah pertama dalam pengujian
jukkan nilai Chi-square sebesar 10,381
regresi logistik digunakan Hosmer &
dengan nilai signifikansi sebesar 0,239.
Lemeshow Test. Model dinilai layak
Oleh karena > 0,05 maka model regresi
apabila nilai signifikansi dari Hosmer &
baik untuk RMC atau SRMC layak
Lemeshow Test > . Hasil pengujian
digunakan dalam penelitian ini.
Hosmer & Lemeshow Test untuk RMC
b. PenilaianOveral Model Fit
menunjukkan nilai Chi-square sebesar 3,557 dengan signifikansi sebesar 0,895. EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Model
fit
dinilai
dengan
membandingkan nilai -2Log Likelihood E-ISSN 2503 - 2968
20
(LL) pada awal (block number = 0)
(Siswanto,
dengan nilai -2LL pada akhir (block
koefisien determinasi dapat dilihat sebagai
number = 1). Terjadi penurunan nilai -
berikut :
2LL pada awal (block number = 0) dengan nilai -2LL pada akhir (block number = 1)
2013).
Hasil
pengujian
Tabel 3.Koefisien Determinasi RMC -2 log Cox & Snell Negelkerke Step likelihood R Squqre R Square 1 130,082 ,219 ,331
menunjukkan bahwa penambahan variabel
Sumber : Output SPSS RMC
independen dalam
Tabel 4.Koefisien Determinasi SRMC -2 log Cox & Snell Negelkerke Step likelihood R Squqre R Square 1 66,857 0,208 0,429
model memperbaiki
model fit atau model yang dihipotesiskan fit dengan data. Hasil pengujian untuk
Sumber: Ouput SPSS SRMC
RMC menunjukkan bahwa nilai -2LL Tabel
3
menunjukkan
nilai
awal sebesar 168,544 sedangkan -2LL Negelkerke's R2 sebesar 0,331 atau 33,1% akhir memiliki nilai sebesar 130,082. yang berarti 33,1% perubahan variabel Penurunan nilai -2LL ini menunjukkan RMC dapat dijelaskan oleh variabelbahwa model regresi baik. Sedangkan variabel independen, dan sisanya 66,9% hasil SRMC
menunjukkan bahwa nilai dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
2LL awal sebesar 103,172 sedangkan diteliti. Tabel 4 memperlihatkan nilai 2LL akhir memiliki nilai sebesar 66,857. Negelkerke's R2 sebesar 0,429 atau 42,9% Penurunan nilai -2LL ini menunjukkan yang berarti 42,9% perubahan variabel model regresi yang baik. SRMC dapat dijelaskan oleh variabelc. Koefisien Determinasi (R2) variabel independen, sedangkan sisanya Koefisien
determinasi
digunakan 57,1% dijelaskan oleh variabel-variabel
untuk
melihat
kemampuan
variabel lain diluar variabel yang diteliti.
independen dalam menjelaskan variasi d. Multikolinieritas perubahan
dari
variabel
dependen
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
E-ISSN 2503 - 2968
21
Hasil pengujian baik dari RMC
terdapat indikasi multikolinieritas antar
maupun SRMC menunjukkan bahwa tidak
variabel independen dalam penelitian ini.
ada korelasi antar variabel independen
3. Uji Hipotesis
karena tidak ada nilai koefisien korelasi
Tabel 5 dan 6
yang lebih besar dari 0,90 sehingga tidak
hipotesis menggunakan regresi logistik.
menunjukkan hasil uji
a. Uji Hipotesis RMC Tabel 5. Variables in the Equations RMC Step 1 1
a
KI
B 3,945
S.E. 3,132
Wald 1,587
df 1
sig 0,208
Exp(B) 51,701
UD FR LBPen RA RPK Profit Komplek Leverage UP Constant
-0,300 -0,036 -1,171 0,683 -6,115 -0,188 0,028 7,448 0,057 0,504
0,151 0,060 0,527 0,264 1,591 0,211 0,169 3,038 0,050 2,006
3,948 0,356 4,937 6,692 14,766 0,794 0,027 6,010 1,285 0,063
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0,047 0,551 0,026 0,010 0,000 0,373 0,870 0,014 0,257 0,801
0,741 0,965 0,310 1,980 0,002 0,829 1,028 1716,543 1,058 1,656
a. Variable(s) entered on step1: Kl, UD, FR, LBPen, RA, RPK, Profit, Komplek, Leverage , UP
Sumber: output SPSS RMC
Berdasarkan tabel 5 dapat dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut : 𝑳𝑵
𝑅𝑀𝐶
1−𝑅𝑀𝐶
Selanjutnya dari tabel 6 dapat dirumuskan persamaan sebagai berikut :
= 0,504 + 3,945 (KI) -0,3 (UD) -0,036 (FR) -1,171 (LBPK) + 0,683 (RA) – 6,115 (RPK) – 0,188 (P) + 0,028 (K) + 7,448 (LV) - 0,057 (UP) + ε
𝑳𝑵
𝑆𝑅𝑀𝐶
1−𝑆𝑅𝑀𝐶
= -8,395 - 5,418 (KI) + 0,485 (UD) + 0,294 (FR) - 1,950 (LBPK) + 0,387 (RA) – 10,007 (RPK) – 0,792 (P) + 0,322 (K) + 15,486 (LV) + 0,160 (UP) + ε
b. Uji Hipotesis SRM
Tabel 6. Variables in the Equations SRMC Step 1
KI
B -5,418
S.E. 3,771
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Wald 2,064
df 1
Sig 0,151
Exp(B) 0,004
E-ISSN 2503 - 2968
22
1a
UD FR LBPen RA RPK Profit Komplek Leverage UP Constant
0,485 0,294 -1,950 0,387 10,007 -0,792 0,333 15,486 0,160 -8,395
0,280 0,091 0,846 0,323 3,734 2,922 0,217 4,659 0,094 3,346
2,998 10,521 5,315 1,442 7,181 0,073 2,361 11,047 2,912 6,296
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0,083 0,118 0,021 0,230 0,737 0,786 0,124 0,008 0,088 0,012
1,623 1,342 0,142 1,473 0,000 0,453 1,396 31,4884 1,174 0,000
a. Variable(s) entered on step1: Kl, UD, FR, LBPen, RA, RPK, Profit, Komplek, Leverage , UP
Sumber: output SPSS SRMC
independen tidak berpengaruh terhadap Koefisien regresi pada tabel 5 dan 6 pembentukan RMC, dan penelitian Pratika menunjukkanada atau tidaknya pengaruh (2011)
bahwa
komisaris
independen
variabel independen terhadap variabel secara statistik tidak berhubungan dengan dependen RMC dan SRMC. keberadaan RMC. 4. Pembahasan a. Proporsi Komisaris Dengan Keberadaan SRMC
Independen RMC dan
Hasil pengujian untuk variabel proporsi nunjukkan
komisaris bahwa
independen variabel
me-
proporsi
komisaris independen tidak berpengaruh signifikan
terhadap
keberadaan
RMC
maupun SRMC, sehinggga hipotesis H1(a) dan H1(b) tidak terdukung. Penelitian ini mendukung penelitian Andraini & Januarti (2010)
bahwa
proporsi
komisaris
b. Ukuran Dewan Komisaris Dengan Keberadaan RMC dan SRMC Hasil pengujian untuk variabel ukuran dewan komisaris terhadap keberadaan RMC menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap keberadaan RMC, sehingga H2(a) terdukung. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Chen
et
al.
(2009)
dan
Subramaniam et al. (2009) bahwa ukuran dewan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembentukan komite manajemen risiko. Dengan demikian H2(a) terdukung.
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
E-ISSN 2503 - 2968
23
Sedangkan pengujian variabel ukuran
rendahnya
dewan komisaris terhadap keberadaan
komisaris bukan menjadi pertimbangan
SRMC menunjukkan bahwa ukuran dewan
utama dewan untuk membentuk RMC.
komisaris tidak berpengaruh signifikan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
terhadap keberadaan SRMC. Penelitian ini
Meiranto (2013) bahwa
mendukung penelitian Ratnawati (2013)
pembentukan RMC tidak dipengaruhi oleh
bahwa ukuran dewan komisaris tidak
rapat Dewan Komisaris.
signifikan
Dengan
d. Latar Belakang Pendidikan Komisaris Utama Dengan Keberadaan RMC dan SRMC
c. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris dengan Keberadaan RMC dan SRMC
Hasil pengujian untuk variabel latar belakang pendidikan komisaris utama
Hasil pengujian untuk variabel
terhadap RMC dan SRMC menunjukkan
terhadap
SRMC.
demikian, H2(b) tidak terdukung.
intensitas
rapat
dewan
secara statistik
frekuensi rapat dewan komisaris terhadap
bahwa
keberadaan RMC menunjukkan bahwa
komisaris utama berpengaruh terhadap
variabel
tersebut
keberadaan
terhadap
keberadaan
tidak
berpengaruh
RMC
maupun
sehingga
latar
belakang
RMC hipotesis
pendidikan
maupun H4(a)
SRMC,
dan
H4(b)
keberadaan SRMC, sehingga hipotesis
terdukung. Penelitian ini sejalan dengan
H3(a)
penelitian Sudiartana (2011) bahwa latar
dan
H3(b)
tidak
terdukung.
Kesadaran perusahaan untuk membentuk
belakang
RMC sebagai sebuah komite yang berdiri
berpengaruh positif pada pengungkapan
sendiri berdasarkan pada risiko yang
sukarela. Hal ini karena latar belakang
dihadapi perusahaan bukan
pendidikan komisaris utama berkaitan
berdasarkan
pendidikan
anggota
dewan
tinggi rendahnya intensitas rapat dewan
dengan
komisaris.
sehingga komisaris dapat lebih memahami
Dengan
demikian
tinggi
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
dunia
bisnis
dan
keuangan
E-ISSN 2503 - 2968
24
risiko-risiko yang muncul yang akhirnya
menaikkan
mempengaruhi
diaudit oleh KAP Big four.
keberadaan
RMC
dan
SRMC.
reputasi
perusahaan
yang
f. Risiko Pelaporan Keuangan dengan Keberadaan RMC dan SRMC
e. Reputasi Auditor dengan Keberadaan RMC dan SRMC
Hasil pengujian terhadap variabel
Hasil pengujian untuk variabel
Risiko Pelaporan Keuangan menunjukkan
Reputasi Auditor terhadap keberadaan
bahwa
RMC
berpengaruh positif signifikan terhadap
menunjukkan
bahwa
Reputasi
risiko
pelaporan
keuangan
Auditor berpengaruh terhadap keberadaan
keberadaan RMC, sehingga
RMC, sehingga H5(a) terdukung. Hal ini
terdukung
karena KAP Big four mendorong klien
Keuangan tidak berpengaruh
agar meningkatkan kualitas pengendalian
keberadaan SRMC, sehingga H6(b) tidak
internal.
mendukung
terdukung. Penelitian ini menunjukkan
penelitian Yatim (2009) dan Pratika
bahwa risiko pelaporan keuangan dapat
(2011) bahwa perusahaan yang laporan
menentukan keberadaan RMC, namun
keuangannya diaudit oleh KAP Big four
tidak menentukan keberadaan SRMC. Hal
cenderung
ini karena perusahaan yang memiliki
Penelitian
Sedangkan
untuk
ini
membentuk
Reputasi
RMC.
Auditor
tidak
proporsi
tetapi
asset
Risiko
piutang
H6 (a) Pelaporan terhadap
usaha
dan
berpengaruh terhadap SRMC sehingga
persediaan tinggi cenderung memperketat
H5(b) tidak terdukung. Penelitian ini
pengawasan risiko karena memiliki risiko
sejalan
pelaporan keuangan yang lebih tinggi
dengan
penelitian
Ratnawati
(2013) bahwa reputasi auditor tidak
(Koroses
menentukan keberadaan
Subramaniam
RMC maupun
&
Horvat et
2005
al.,2009).
dalam
Meskipun
SRMC. Hal ini karena Reputasi Auditor
demikian, hal ini tidak berlaku pada
Big
SRMC karena dalam pengawasan terhadap
four
hanya
dimanfaatkan
untuk
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
E-ISSN 2503 - 2968
25
risiko pelaporan keuangan selain ada
karena perusahaan telah memiliki profit
komite RMC, perusahaan juga memiliki
besar.
komite audit yang membantu pengawasan,
h. Kompleksitas Perusahaan Dengan Keberadaan RMC dan SRMC
sehingga tidak mempengaruhi terbentukPengujian
terhadap
variabel
nya SRMC. Kompleksitas perusahaan dengan keberg. Profitabilitas dengan RMC dan SRMC
Keberadaan adaan RMC menunjukkan bahwa tidak ada
Hasil pengujian terhadap variabel
pengaruh
kompleksitas
perusahaan
Profitabilitas dengan keberadaan RMC
terhadap keberadaan RMC dan SRMC,
menunjukkan
tidak
pengaruh
sehingga H8(a) dan H8(b) tidak terdukung.
profitabilitas
terhadap
maupun
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
SRMC, sehinggaH7(a) dan H7(b) tidak
Ratnawati (2013), Pratika (2011), Setya-
terdukung.
mendukung
rini (2011), Andraini & Januarti (2010),
penelitian Mubarok (2013) bahwa tingkat
serta Subramaniam (2009) yang mene-
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
mukan bahwa kompleksitas bisnis per-
pengungkapan risiko. Selain itu, penelitian
usahaan
Siswanto (2013) juga menemukan bahwa
keberadaan RMC. Hal ini karena jumlah
tingkat profitabilitas tidak berpengaruh
segmen
terhadap risk management disclosure. Hal
menjamin semakin kompleksnya aktivitas
ini
sudah
bisnis perusahaan, sehingga tingkat risiko
memiliki profitabilitas tinggi perusahaan
yang muncul tidak begitu berpengaruh dan
tidak
tidak
Penelitian
karena
perlu
sehingga
ada
hal
ketika
RMC
ini
perusahaan
membentuk ini
dapat
komite
ini
mengganggu
kesuksesan usaha. Oleh sebab itu kecil
tidak
usaha
signifikan
yang
memerlukan
terhadap
beragam
keberadaan
tidak
RMC
maupun SRMC. i. Leverage dengan Keberadaan RMC dan SRMC
kemungkinan membentuk komite risiko EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
E-ISSN 2503 - 2968
26
Hasil pengujian leverage dengan
membentuk komite pengendalian risiko.
keberadaan
RMC
dan
SRMC
Jika perusahaan kecil membentuk komite
menunjukkan
bahwa
ada
pengaruh
maka hanya akan menambah beban bagi
leverage
dengan
keberadaan
RMC
perusahaan.
maupun SRMC, sehingga H9(a) dan H9(b) terdukung.
Perusahaanyang
memiliki SIMPULAN DAN SARAN
proporsi liabilitas jangka panjang lebih Penelitian
untuk
mengetahui
besar memiliki risiko keuangan yang lebih faktor-faktor yang mempengaruhi RMC besar (Goodwin & Kent, 2006). Hal ini dan SRMC pada perusahaan non keuangan karena semakin tinggi leverage semakin di BEI. Dari analisis dan pembahasan besar
risiko
yang
muncul
sehingga disimpulkan bahwa:
Kreditor sebagai pihak pemberi pinjaman 1. Latar belakang pendidikan dewan menginginkan pengawasan yang lebih komisaris
utama
dan
leverage
baik. berpengaruh signifikan terhadap RMC j. Ukuran Perusahaan (Size) dengan RMC dan SRMC Pengujian terhadap variabel ukuran
maupun SRMC. 2. Ukuran dewan, reputasi auditor, risiko
perusahaan dengan keberadaan RMC dan
pelaporan
keuangan
SRMC menunjukkan bahwa tidak ada
terhadap
RMC
pengaruh
mempengaruhi SRMC.
kompleksitas
perusahaan
terhadap keberadaan RMC dan SRMC, sehingga
H10(a)
dan
H10(b)
tidak
berpengaruh tetapi
tidak
3. Komisaris independen, frekuensi rapat dewan
komisaris,
profitabilitas,
terdukung. Hal ini karena perusahaan
kompleksitas perusahaan, dan ukuran
dalam pengendalian risiko masih bisa
perusahaan tidak berpengaruh signi-
dilakukan
fikan terhadap RMC maupun SRMC.
oleh
komite
lain
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
tanpa
E-ISSN 2503 - 2968
27
Penelitian ini memberikan beberapa saran untuk penelitian mendatang yaitu: (1) waktu penelitian lebih lama diperlukan agar penelitian lebih baik, (2) diharapkan memasukkan variabel lain yang dapat berpengaruh pada RMC dan SRMC, (3) menggunakan metode lain untuk dapat mendukung penelitian terdahulu.
DAFTAR PUSTAKA Aljifri, Khaled and Khaled Hussainey. 2007. The Determinants of ForwarLooking Information in Annual Reports of UAE Companies. Managerial Auditing Journal, 22(9), pp. 881-894. Alles, M.G., Datar, S.M. and Friedland, J.H.2005, Governance-Linked D&O Coverage: Leveraging The Audit Committee To Manage Governance Risk. International Journal of Disclose and Governance,2 (2), pp. 114-29. Andraini Putri dan Indira Januarti. 2010. Hubungan Karakteristik Dewan Komisaris dan Perusahaan Terhadap Pengungkapan Risk Management Committee (RMC) Pada Perusahaan Go Public Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto. Athearn, JL. 1977. Risk and Insurance. West Publishing Co.,New York.
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Bank Indonesia. 2006.Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Jakarta. Blanchard, Danielle and Dionne, Georges. 2003. Risk Management and Corporate Governance. HEC Montreal Risk Management Chair Working Paper, No.03-04. Carcello,J.V.,Hermanson, D.R. and Raghunandan, K. 2005. Factors Associated with US Public Companies' Investmentin Internal Auditing. Accounting Horizons, 19 (2), pp. 69-84. Chen, Li, A., Kilgone, and Radich, R. 2009. Audit Committee: Voluntary Formation By AXS Non-Top 500. Managerial Auditing Journal, 24(5), pp. 475-493. Citrawati, Jatiningrum. 2012. Pengaruh Corporate Governance dan Konsentrasi Kepemilikan Pada Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM). Skripsi. S1 Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Lampung. Cohen, J., Krishnamoorthy,G. and Wright, A. 2004. The Corporate Governance Mosaic and Financial Reporting Quality. Jurnal Of Accounting Literature, 23, pp. 87-125. Elliot, Curtis M, dan Vaughan Emmett J. 1972. Fundamentals of Risk and Insurance. New York: John Wiley & Sons, Inc. Gea, Fatah Sambera & Wahyu, Meiranto. 2013. Analisis Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Pembentukan Komite Manajemen E-ISSN 2503 - 2968
28
Risiko. Diponegoro Accounting, 2 (3).
Journal
Of
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Indrayati, Marta Rizki. 2010. Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris Terhadap Tingkat Konservatisme Akuntansi. Skripsi UNDIP, Semarang. Jensen, M.C. and Meckling, W.H. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3 (4), pp. 305-60. Juwitasari, Ratih. 2008. Pengaruh Independensi, Frekuensi Rapat, dan Remunerasi Dewan Komisaris Terhadap Nilai Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Tahun 2007. Tesis. Fakultas Ekonomi Program Magister Manajemem Universitas Indonesia, Jakarta. Korosec, B. and Horvat, R. 2005. Risk Reporting In Corporate Annual Reports. Economic and Business Review for Central and SouthEastern Europe, 7 (3), p. 217. KPMG (Klynveld, Peat, Marwick, Goerdeler). 2001. Enterprise Risk Management: An Emerging Model for Building Shareholder Value. KPMG. Kusuma, Chandra Setya. 2012. Dampak Karakteristik Dewan Komisaris Dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Strukturisasi Risk Management Committee. Skripsi. S1. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Jawa Tengah. EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Mubarok, Muhammad Andi. 2013. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Risiko Dalam Laporan Keuangan Interim. Skripsi. S1. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Jawa Tengah. Permatasari, Novita Dian & Djoko Suhardjanto. 2010. Pengaruh Corporate Governance, Etnis, Dan Latar Belakang Pendidikan Terhadap Environmental Disclosure:Studi Empiris Pada Perusahaan Listing di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi & Auditing, Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Pratika, Briana Dita. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberadaan Risk Management Committee terhadap Manajemen Risiko. Skripsi. S1. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Jawa Tengah. Ratnawati, Andalan Tri. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberadaan Komite Manajemen Risiko (Risk Management Committe ). Skripsi. FE Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG), Semarang. Ruigrok, W., Peck, S., Tacheva, S., Greve, P. and Hu, Y . 2006. The determinants and effects of board nomination committees. Journal of Management Governance, 10, pp. 119-48. Setyarini, Yudiati Indah. 2011. Analisis Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris dan Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan risk management committee. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Jawa Tengah. E-ISSN 2503 - 2968
29
Siswanto, Ekiana. 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Tingkat ProfitabilitasTerhadap Risk Management Disclosure. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Subramaniam, Nava, L McManus, and Jiani Zhang. 2009. Corporate Governance, Firm Characteristic, And Risk Management Committee Formation In Australia Companies. Managerial Auditing Journal. 24 (4), pp.316-339. Suhardjanto, dkk. 2012. Peran Corporate Governance Dalam Praktik Risk Disclosure Pada Perbankan Indonesia. Jurnal Akuntansi & Auditing, 9 (1), pp. 1-96 Suwito, Herawati. 2005. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan Perusahaan yang T erdaftar di BEI. SNA VIII, 1516 September 2005.
EFEKTIF Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Syakhroza, Akhmad. 2004. Model Komisaris untuk Efektifitas GCG di Indonesia. Usahawan No.05. Utomo, Dito Firmanda. 2012. Analisis Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Risk Management Committee (RMC). Skripsi. S1. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Jawa Tengah. Wulandari, Paramastri. 2012. Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Pembentukan Risk Management Committee. Skripsi. S1. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Jawa Tengah. Yatim, Puan. 2009. Karakteristik Komite Audit dan Manajemen Risiko Pada Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Malaysia. Jurnal Akuntansi, 8 (1), pp.19-36
E-ISSN 2503 - 2968