Hubungan Tingkat Pengetahuan (I Komang Yulitridana)
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DENGAN MINAT MASYARAKAT DALAM MENGIKUTI SENAM KESEHATAN JASMANI DI DUSUN SENDEN 2 SELOMARTANI KALASAN YOGYAKARTA
1,2,3
I Komang Yulitridana2, Andri Purwandari3, Haerul Anwar1 Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Wira Husada Yogyakarta Email:
[email protected]
ABSTRACT Background: Health is a prosperous state physically, mentally and socially, not simply does not have a disease. It is important for the society to always stay healthy. One of several ways to stay healthy is by doing exercises regularly. Some of the society does not realize the importance of physical exercises for their bodies. Therefore, the society interest needs to be improved in order to stay healthy. Objective: To find out the relationship between society knowledge level and society interest in joining physical exercises in Senden 2 Selomartani Kalasan Yogyakarta. Method: This is a quantitative research. The method used in this study is analytical descriptive and uses cross sectional approach. The population of the research is adult to elderly people who live in Senden 2 Selomartani Kalasan Yogyakarta. The data collection technique used is purposive sampling, with total 84 people. The data collection instrument is questioners and to analyze the data uses Kendall’s tau. Results: The result of this study shows that the analysis bivariate value using kendall’s tau formulation shows that the knowledge level is fairly related to society interest in joining physical exercises r=0,412 with significance of 0,000 (p<0,05). Conclusion: There is a relationship between society knowledge level and society interest in joining physical exercises in Senden 2 Selomartani Kalasan Yogyakarta. Keywords: Knowledge level, Interest, Physical
PENDAHULUAN
Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat dari peningkatan taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH). Badan kesehatan dunia WHO bahwa penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, balitanya tinggal 6,9% yang menyebabkan jumlah penduduk lansia terbesar di dunia1. Seiring meningkatnya derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk akan berpengaruh pada peningkatan UHH di Indonesia. Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2011, pada tahun 2000-2005 UHH adalah 66,4 tahun (dengan persentase populasi lansia tahun 2000 adalah 7,74%), angka ini akan meningkat pada tahun 20452050 yang diperkirakan UHH menjadi 77,6 tahun (dengan persentase populasi lansia tahun 2045 adalah 28,68%). Begitu pula dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi peningkatan UHH. Pada tahun 2000 UHH di Indonesia adalah 64,5 tahun (dengan persentase populasi lansia adalah 7,18%). Angka ini meningkat menjadi 69,43 tahun
35
MIKKI Vol 05/No.01/Februari/2017
pada tahun 2010 (dengan persentase populasi lansia adalah 7,56%) dan pada tahun 2011 menjadi 69,65 tahun (dengan persentase populasi lansia adalah 7,58%)2. Menurut Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), sehat adalah keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan sosial bukan hanya sekedar tidak adanya penyakit maupun cacat. Kesehatan sebagai perwujudan potensi manusia intrinsik dan ekstrinsik melalui tingkah laku yang diarahkan oleh tujuan hidup, perawatan diri yang kompeten, dan hubungan dengan orang lain yang memuaskan, dengan penyesuaian yang dilakukan untuk mempertahankan integritas struktural dan harmoni dengan lingkungan3. Kesehatan bagi masyarakat sangat penting untuk selalu dijaga, salah satu cara untuk menjaga kesehatan yaitu dengan melakukan olahraga secara teratur. Ada beberapa macam dan jenis olahraga yang baik untuk kesehatan, salah satunya yaitu dengan senam kesehatan. Senam sehat mempunyai banyak sekali manfaat bagi kesehatan tubuh diantaranya yaitu untuk kebugaran tubuh, menggerakkan semua anggota tubuh, meringankan tubuh, dan terhindar dari berbagai macam penyakit seperti penyakit hipertensi atau darah tinggi, penyakit jantung dan lain-lain. Upaya peningkatan kesehatan sesungguhnya dapat dilakukan oleh setiap orang melalui kegiatan sederhana dan murah. Disamping pengaturan makan, penggunaan olahraga merupakan usaha sederhana dan murah untuk meningkatkan kesehatan. Memelihara kesehatan sangat penting, tentunya pada usia lanjut karena Indonesia memiliki usia lanjut dengan jumlah yang sangat besar4. Angka harapan hidup di Yogyakarta rata-rata 74,2 tahun, untuk laki-laki 75 tahun dan wanita 65 tahun. Peningkatan umur harapan hidup ini dipengaruhi oleh multi faktor yang dalam hal ini kesehatan menjadi salah satu yang berperan penting di dalamnya. Peran pengaruh kesehatan ditunjukkan dari semakin menurunnya angka kematian, perbaikan sistem pelayanan kesehatan dan perbaikan gizi di masyarakat. Transisi demografi yang ditunjukkan dengan peningkatan jumlah kelompok usia lanjut ini juga membawa konsekuensi meningkatnya penyakit-penyakit degeneratif di provinsi DIY5.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik6 dengan pendekatan Desain Cross Sectional7. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah Purposive Sampling6. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan Korelasi Kendall’s Tau Non Parametric6.
HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Dusun Senden 2 merupakan salah satu dusun yang ada di desa Selomartani Kalasan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas wilayah dusun Senden 2 yaitu sebelah Utara Desa Bimomartani, Selatan dusun Senden I, Barat Dusun Timur, Timur Desa Tamanmartani. Jumlah Kepala Keluarga (KK) di dusun Senden 2 yaitu 162 KK dengan jumlah jiwa 465. Penduduknya sebagian besar merupakan kelompok usia dewasa.
36
Hubungan Tingkat Pengetahuan (I Komang Yulitridana)
2. Karakteristik Responden a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No.
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase (%)
1
perempuan
51
60,7
2
laki-laki
33
39,3
Total
84
100,0
Sumber data: Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dari 84 responden yaitu 51 (60,7%) berjenis kelamin perempuan dan 33 (39,3%) berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan besarnya jumlah tersebut dapat disimpulkan bahwa perempuan lebih mendominasi dibandingkan laki-laki. b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Responden Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur No.
Umur
Frekuensi
Persentase (%)
1
21-60 tahun
82
97,6
2
> 60 tahun
2
2,4
Total
84
100,0
Sumber data: Data Primer, 2016
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa distribusi responden berdasarkan umur dari 84 responden yaitu 82 (97,6%) berusia 21-60 tahun dan 2 (2,4%) berusia >60 tahun. Berdasarkan besarnya jumlah tersebut dapat disimpulkan bahwa dewasa lebih mendominasi dibandingkan lansia. c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No.
Pendidikan
Frekuensi
Persentase (%)
1
SD
13
15,5
2
SMP
17
20,2
3
SMA
47
56,0
4
D3
2
2,4
5
S1
5
6,0
Total
84
100,0
Sumber data: Data Primer, 2016
37
MIKKI Vol 05/No.01/Februari/2017
Berdasarkan Tabel 3 distribusi responden berdasarkan pendidikan dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan responden yang tertinggi yaitu S1 dan pendidikan terendah yaitu SD. Responden dengan pendidikan terbanyak yaitu SMA sebanyak 47 responden (56,0%), sedangkan responden yang memiliki pendidikan D3 sebanyak 2 responden (2,4%). Berdasarkan besarnya jumlah tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pendidikan responden yaitu SMA. 3. Distribusi Responden a. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Senam Kesehatan Jasmani di Dusun Senden 2 Selomartani Kalasan. No.
Tingkat Pengetahuan
Frekuensi
Persentase (%)
1
Kurang
9
10,7
2
Cukup
7
8,3
3
Baik
68
81,0
Total
84
100,0
Sumber data: Data Primer, 2016
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 84 responden di Dusun Senden 2 Selomartani Kalasan didapatkan bahwa sebagian besar masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 68 (81,0%) dan kategori cukup sebanyak 7 (8,3%). b. Distribusi Responden Berdasarkan Minat Tabel 5 Minat Masyarakat Dalam Mengikuti Senam Kesehatan Jasmani di Dusun Senden 2 Selomartani Kalasan. No.
Tingkat Pengetahuan
Frekuensi
Persentase (%)
1
Rendah
6
7,1
2
Sedang
8
9,5
3
Tinggi
70
83,3
Total
84
100,0
Sumber data: Data Primer, 2016
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa minat masyarakat dalam mengikuti senam kesehatan jasmani yang ada di Dusun Senden 2 Selomartani Kalasan dengan kategori rendah sebanyak 6 responden (7,1%), sedangkan dengan kategori tinggi sebanyak 70 responden (83,3%). Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki minat yang tinggi dalam mengikuti senam kesehatan jasmani.
38
Hubungan Tingkat Pengetahuan (I Komang Yulitridana)
c. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Dengan Minat Tabel 6 Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dengan Minat Masyarakat Dalam Mengikuti Senam Kesehatan Jasmani di Dusun Senden 2 Selomartani Kalasan Yogyakarta Tingkat Pengetahuan
Minat Rendah
Sedang
Total
Tinggi
F
%
F
%
F
%
F
%
Kurang
5
6,0
3
3,6
1
1,2
9
10,7
Cukup
1
1,2
3
3,6
3
3,6
7
8,3
Baik
0
0,0
2
2,4
66
78,6
68
81,0
Total
6
7,1
8
9,5
70
83,3
84
100,0
P-value
r
0,000
0,412
Sumber data: Data Primer, 2016 Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mempunyai tingkat pengetahuan kategori baik dengan minat yang tinggi sebanyak 66 orang (78,6%), sedangkan pengetahuan kategori baik dengan minat rendah sebanyak 0 orang (0,0%).
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 84 responden di Dusun Senden 2 Selomartani Kalasan didapatkan bahwa sebagian besar masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 68 (81,0%) dan kategori cukup sebanyak 7 (8,3%). Sedangkan minat masyarakat dalam mengikuti senam kesehatan jasmani yang ada di Dusun Senden 2 Selomartani Kalasan dengan kategori rendah sebanyak 6 responden (7,1%), sedangkan dengan kategori tinggi sebanyak 70 responden (83,3%). Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki minat yang tinggi dalam mengikuti senam kesehatan jasmani. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui beberapa pancaindra manusia, yakni indra penglihatan (mata), pendengaran (telinga), penciuman (hidung), rasa (mulut), dan raba (kulit). Pengetahuan masyarakat dalam penelitian ini adalah masyarakat mampu mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan senam kesehatan jasmani dan tujuan serta manfaat senam kesehatan jasmani. Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam menimbulkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang8. Latar belakang pendidikan dari responden salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahun. Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa dari 84 responden sebagian besar berpendidikan SMA sebanyak 47 responden (56,0%). Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, akan semakin mudah menerima pengetahuan. Pada penelitian ini juga melaporkan bahwa pengetahuan baik yang didapatkan dipengaruhi oleh beberapa
39
MIKKI Vol 05/No.01/Februari/2017
faktor, seperti media massa, buku, pengalaman, penyuluhan dari puskesmas, usia dan lingkungan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan umumnya dibagi menjadi beberapa tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang. Sumber informasi yang diperoleh dari berbagai sumber maka seseorang cenderung mempunyai pengetahuan yang luas. Pengetahuan tentang senam kesehatan jasmani yang didapatkan oleh responden berasal dari berbagai sumber seperti buku, media massa, penyuluhan atau pendidikan melalui kerabat. Adanya informasi baru mengenai suatu hal dari media massa memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. Seseorang yang lebih sering terpapar media massa, sering membaca buku dan mengikuti penyuluhan akan memperoleh informasi lebih banyak dibanding orang yang tidak terpapar media massa, buku dan tidak mengikuti penyuluhan kesehatan. Ini berarti, informasi yang didapatkan dari luar mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang8. Pengetahuan yang baik mengenai senam kesehatan jasmani akan sangat mempengaruhi minat masyarakat dalam mengikuti senam. Masyarakat dengan pengetahuan yang baik diharapkan dapat menimbulkan kesadaran pada masyarakat akan pentingnya melakukan senam, sehingga masyarakat dapat mengikuti senam secara teratur. Kesadaran akan tumbuh pada masyarakat untuk mengikuti dan melakukan senam kesehatan jasmani jika warga mempunyai pengetahuan yang baik. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan meningkatkan untuk mencari pengetahuan dengan berbagai cara seperti banyak membaca, aktif mengikuti penyuluhan, dan aktif mencari informasi dari media massa, dan lingkungan. Masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah cenderung memiliki wawasan dan pemahaman yang kurang tentang senam kesehatan jasmani. Sesuai dengan teori, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin baik tingkat pengetahuannya9. Informasi adalah seorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak akan memberikan pengetahuan, sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Media elektronik lebih efektif untuk mendapatkan informasi dibandingkan dengan media cetak. Tingginya akses internet dalam memperoleh informasi tentu saja dapat menambah pengetahuan masyarakat, Sehingga dapat dikatakan bahwa informasi dari internet atau elektronik itu dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa dengan banyak mencari informasi di media elektronik salah satunya tentang senam kesehatan jasmani, pengetahuan seseorang menjadi bertambah dan mendapatkan informasi baru dari hal-hal yang belum diketahuinya. Masyarakat akan senantiasa berusaha mengaplikasikan apa yang didapatkannya10. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar minat masyarakat dalam mengikuti senam kesehatan jasmani yaitu tinggi (83,3%). Ada beberapa faktor yang meningkatkan minat masyarakat dalam mengikuti senam kesehatan jasmani seperti penyuluhan dari tenaga kesehatan dan tingkat pendidikan. Sebagian besar tingkat pendidikan responden yaitu SMA (56,0%). Dengan adanya penyuluhan dan tingkat pendidikan yang tinggi dapat meningkatkan minat masyarakat dalam mengikuti senam kesehatan jasmani.
40
Hubungan Tingkat Pengetahuan (I Komang Yulitridana)
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat11. Minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri. Minat merupakan dorongan dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan, dan lamakelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya12. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat antara lain: motivasi, belajar, bahan pelajaran dan sikap pengajar, keluarga, teman pergaulan, lingkungan, hobi, media massa, dan fasilitas. Media massa dapat mempengaruhi minat seseorang karena dengan melihat dan mendengar orang akan tertarik dan merasa senang. Semakin banyak informasi yang didapatkan maka akan semakin tinggi minat masyarakat dalam mengikuti senam kesehatan jasmani. Selain informasi, dukungan juga mempengaruhi minat responden karena dukungan dari keluarga, teman pergaulan sangat berpengaruh dalam menentukan minat seseorang dalam mengikuti senam kesehatan jasmani13. Dari hasil analisis data menggunakan teknik Korelasi Kendall’s Tau Non Parametric dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 21.0 For Windows diperoleh koefisien korelasi () sebesar 0,412 dengan p-value 0,000. P-value < 0,05, berarti ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan masyarakat dengan minat masyarakat dalam mengikuti senam kesehatan jasmani. Harga koefisien korelasi () yang bertanda positif tersebut menunjukkan bahwa arah hubungan antara tingkat pengetahuan dengan minat masyarakat dalam mengikuti senam kesehatan jasmani merupakan hubungan yang positif, semakin baik tingkat pengetahuan masyarakat semakin tinggi pula minat masyarakat dalam mengikuti senam kesehatan jasmani. Sedangkan untuk keeratan hubungan kedua variabel menunjukkan hubungan yang cukup erat atau sedang dengan nilai 0,40 - 0,59914, dibuktikan pada nilai correlation coeffecient dengan koefisien determinasi sebesar 0,412. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dapat mempengaruhi minat seseorang dalam mengikuti senam kesehatan jasmani, namun ada faktor lain yang dapat mempengaruhi minat masyarakat seperti pendidikan, pekerjaan, umur, dan status ekonomi9. Dukungan keluarga sangat di butuhkan untuk meningkatkan minat dalam melakukan senam kesehatan jasmani untuk meningkatkan kesehatan. Seseorang akan senang jika ada dukungan dari orang terdekatnya. Bila diperhatikan tingkat pengetahuan masyarakat tentang senam kesehatan jasmani, maka ada kecenderungan semakin baik pengetahuan seseorang semakin tinggi minatnya dalam melakukan senam kesehatan jasmani. Hubungan antara pengetahuan dengan minat yaitu pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat seseorang terhadap sesuatu hal yang diketahuinya. Dengan pengetahuan yang baik tentang senam minat akan tumbuh sehingga akan lebih giat lagi melakukan senam kesehatan jasmani. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mempunyai tingkat pengetahuan kategori baik dengan minat yang tinggi sebanyak 66 orang (78,6%), sedangkan pengetahuan kategori baik dengan minat rendah sebanyak 0 orang (0,0%).
41
MIKKI Vol 05/No.01/Februari/2017
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hubungan tingkat pengetahuan dengan minat masyarakat dalam mengikuti senam kesehatan jasmani di Dusun Senden 2 Selomartani Kalasan Yogyakarta, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Masyarakat RT 02 Dusun Senden 2 Selomartani Kalasan Yogyakarta memiliki pengetahuan baik tentang senam kesehatan jasmani. 2. Masyarakat RT 2 Dususn Senden 2 Selomartani Kalasan Yogyakarta memiliki minat yang tinggi dalam mengikuti senam kesehatan jasmani. 3. Terdapat hubungan dengan tingkat sedang antara tingkat pengetahuan masyarakat dengan minat masyarakat dalam mengikuti senam kesehatan jasmani di Dususn Senden 2 Selomartani Kalasan Yogyakarta.
SARAN
1. Bagi STIKES Wira Husada Yogyakarta Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan terkait senam kesehatan jasmani agar dapat digunakan untuk bahan acuan penelitian yang akan datang dan bahan bacaan bagi institusi pendidikan. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut terkait faktor-faktor yang mempengaruhi minat seperti keluarga, teman pergaulan, lingkungan, hobi, fasilitas, kesadaran dan motivasi masyarakat dalam mengikuti senam kesehatan jasmani atau menambah variabel penelitian, sehingga didapatkan hasil yang lebih bermanfaat untuk menambah referensi tentang kesehatan. 3. Bagi Masyarakat Masyarakat perlu mempertahankan tingkat pengetahuan yang dimiliki dan minat yang tinggi dalam mengikuti senam kesehatan jasmani, sehingga dapat meningkatkan kebugaran serta terhindar dari berbagai macam penyakit. 4. Bagi Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatan dapat menciptakan kegiatan-kegiatan yang baru yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
RUJUKAN
1. Badan Pusat Statistik. 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia. Badan Pusat Statistik; Jakarta-Indonesia dalam www.bappenas.go.id/.../Proyeksi_Penduduk_ Indonesia_2010-2035.pdf. Diakses pada tanggal 09 April 2016. 2. Kementerian Kesehatan RI. 2013. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia dalam www.depkes.go.id/download.php?file=download/.../buletin/buletin...pdf. Diakses pada tanggal 09 April 2016. 3. Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 4. Kushartanti, W. 2015. Manfaat Senam Bagi Kesehatan dalam http://staff.uny.ac.id/ sites/default/files/tmp/MANFAAT%20SENAM.pdf. Diakses tanggal 23 November 2015.
42
Hubungan Tingkat Pengetahuan (I Komang Yulitridana)
5. Dinkes DIY. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2011 dalam www.depkes.go.id/.../profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia. Diakses tanggal 07 Oktober 2015. 6. Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 7. Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika. 8. Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta. 9. Notoatmodjo, S. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta. 10. Notoatmodjo, S. 2010. Konsep dan Penerapan Ilmu Keperawatan. Jakarta: Rhineka Cipta. 11. Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rhineka Cipta. 12. Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Mengajar Di Sekolah Dasar. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 13. Katampunge, Meiske. 2013. Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar dalam http://meiske-katampuge.blogspot.com/2013/07/faktor-faktor-yang-mempengaruhiminat_7.html. Diunduh pada tanggal 8 Oktober 2015. 14. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
43